Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONVERGENSI PELAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah : Akuntansi Internasional

Dosen Pengajar : Dr. Erna Lovita, Dr., SE., M.Si. AK., CA., CSRS

Disusun Oleh:
Kelompok 3:
1) 11190500160 - Ade Iklima
2) 11190500189 - Ridho Agusti
3) 11190500202 - Veni Tri Arianti
4) 11190500285 - Nisrina Dewi
5) 11190500327 - Elva Clarisa

S1 AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah dengan
judul “Konvergensi Pelaporan Keuangan Internasional” ini bisa selesai tepat pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada Ibu Dr. Erna Lovita, Dr., SE., M.Si. AK.,
CA., CSRS., selaku dosen pengajar mata kuliah Akuntansi Internasional serta teman-teman
yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jakarta, 02 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

A. Akuntansi Global dan Audit Standar ......................................................................... 3

1. Pengertian Konvergensi Internasional ........................................................................ 3


2. Keuntungan Konvergensi Internasional ...................................................................... 3
3. Kritik terhadap Standar Internasional ......................................................................... 4
4. Rekonsiliasi dan Saling Pengakuan............................................................................. 5
5. Evaluasi terhadap konvergensi internasional .............................................................. 5
B. Peristiwa Penting Dalam Sejarah Penyusunan Standar Akuntansi Internasional ..
......................................................................................................................................... 5

C. Organisasi Besar Pendukung Konvergensi Akuntansi ............................................. 8

1. International Accounting Standards Board (IASB) .................................................... 8


2. Commision of European Union (EU)........................................................................ 11
3. International Organization Of Securuties Commissions (IOSCO) ........................... 11
4. International Federation of Accountants (IFAC) ...................................................... 12
5. International Standards of Accounting and Reporting (ISAR) ................................. 13
6. Organization of Economic Cooperation and Development (OECD) ........................ 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 15

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut seorang Profesor dari Wharton School, Peggy Bishop Lane (2013), akuntansi
adalah bahasa bisnis. Akuntansi memiliki komponen “bahasa” yang eksplisit yang berupa
angka-angka yakni laporan keuangan: neraca, rugi laba, off-balance sheet, arus kas dan
perubahan modal. Pembaca akuntansi terdiri dari pihak internal: pemilik serta manajer dan
eksternal: investor, kreditur, supplier, regulator serta masyarakat. Diberbagai negara tata
bahasa dan style komunikasi umumnya disusun oleh standard setter body seperti Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) di Indonesia. Pada tingkat global, meskipun setiap negara memiliki
pakem sendiri namun umumnya mengacu kepada salah satu dari dua raksasa standard setter
body yakni International Accounting Standards Board (IASB; yang berkantor pusat di
Inggris) atau Financial Accounting Standards Board (FASB; yang berkantor pusat di
Amerika Serikat). IASB memiliki perangkat International Financial Reporting Standards
(IFRS) dan International Accounting Standard (IAS). Sedangkan FASB memiliki Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP). IASB bersifat principles based; sedangkan FASB
rules based.

Upaya harmonisasi akuntansi di seluruh dunia sebenarnya dimulai sebelum adanya


International Accounting Standards Committee (IASC) didirikan pada tahun 1973. Upaya
harmonisasi akuntansi menjadi semakin pesat pada dasawarsa 1990-an, sesuai dengan
berkembangnya globalisasi bisnis internasiional dan pasar surat berharga, serta meningkatnya
pencantuman saham oleh banyak perusahaan. Standar yang terharmonisasi bersifat
kompatibel, sehingga tidak mengandung pertentangan. Beragam perbedaan utama dalam
persyaratan dan pembuatan laporan keuangan di seluruh dunia, serta meningkatnya
kebutuhan pengguna laporan keuangan untuk membandingkan informasi dari perusahaan –
perusahaan di dunia, merupakan (dan masih menjadi) kekuatan pendorong bagi gerakan
harmonisasi akuntansi ini. Sesuai dengan rencana IASB, konvergensi standar akuntansi
internasional dan nasional mencakup penghapusan berbagai perbedaan secara perlahan
melalui upaya kerja sama antara IASB, penentu standar nasional, dan kelompok lain yang
menginginkan solusi terbaik bagi persoalan akuntansi dan persoalan. Oleh karenanya,
pemahaman yang mendasari harmonisasi dan konvergensi sangat terkait erat. Harmonisasi

1
secara umum bermakna penghapusan perbedaan antara berbagai standar yang sudah ada,
sementara konvergensi adalah bisa mencakup pembuatan standar baru yang belum tercantum
dalam standar yang sudah ada.

B. Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan antara harmonisasi dan konvergensi?
2. Bagaimana konvergensi internasional?
3. Apakah manfaat penerapan konvergensi internasional?
4. Bagaimana harmonisasi internasional?
5. Organisasi internasional yang mendukung harmonisasi internasional?
6. Apakah manfaat penerapan harmonisasi internasional?
7. Bagaimana penerapan standar akuntansi internasional?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perbedaan antara harmonisasi dan konvergensi
2. Untuk mengetahui bagaimana konvergensi internasional
3. Untuk mengetahui manfaat penerapan konvergensi internasional
4. Untuk mengetahui bagaimana harmonisasi internasional
5. Untuk mengetahui organisasi internasional yang mendukung harmonisasi
internasional
6. Untuk mengetahui manfaat penerapan harmonisasi internasional
7. Untuk mengetahui bagaimana penerapan standar akuntansi internasional

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Akuntansi Global dan Audit Standar


Gerakan harmonisasi akuntansi didorong oleh beragamnya perbedaaan utama dalam
persyaratan dan pembuatan laporan keuangan di seluruh dunia, serta meningkatnya
kebutuhan pengguna laporan keuangan untuk membandingkan informasi dari perusahaan-
perusahaan di dunia. Harmonisasi akuntansi internasional merupakan salah satu isu
terpenting yang dihadapi oleh pembuat standar akuntansi, badan pengatur pasar modal, bursa
efek, dan mereka yang menyusun atau menggunakan laporan keuangan. Standar yang
terharmonisasi bersifat kompatibel, sehingga tidak mengandung pertentangan.

1. Pengertian Konvergensi Internasional


Harmonisasi dan konvergensi berkaitan erat, meskipun harmonisasi secara umum
bermakna penghapusan perbedaan antara berbagai standar yang sudah ada, sementara
konvergensi bisa mencakup pembuatan standar baru yang belum tercantum dalam
standar yang sudah ada. Konvergensi dan harmonisasi tidak berarti bahwa standar
nasional digantikan oleh standar internasional karena keduanya dapat hidup
berdampingan.
Harmonisasi akuntansi mencakup konvergensi:
a. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan).
b. Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait dengan
penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek.
c. Standar audit.

2. Keuntungan Konvergensi Internasional


Pendukung konvergensi internasional menyatakan bahwa banyak manfaat yang
telah dirasakan dengan adanya konvergensi. Sebuah makalah baru-baru ini
berpendapat untuk "GAAP global." Di antara manfaat yang disebutkan adalah:
a. Standar laporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten
diseluruh dunia dapat meningkatkan efisiensi dalam alokasi modal. Biaya modal
akan dikurangi.

3
b. Para investor dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam berinvestasi.
Portofolio lebih bermacam-macam dan risiko keuangan dapat dikurangi.
Transparansi dan persaingan di pasar global akan lebih terjaga.
c. Perusahaan-perusahaan dapat meningkatkan strategi dalam mengambil keputusan
mengenai merger dan akuisisi area usaha.
d. Pengetahuan dan keahlian akuntansi dapat ditansfer tanpa batasan ke seluruh
dunia.
e. Ide-ide terbaik yang muncul dari aktivitas berstandar nasional dapat ditonjolkan
dalam mengembangkan standar global dengan kualitas terbaik. Sebagian argumen
mengenai konvergensi akuntansi memiliki tujuan untuk meningkatkan efisiensi
dalam operasional dan alokasi di pasar modal.

3. Kritik terhadap Standar Internasional


Proses menjadikan standar akuntansi menjadi standar internasional juga menuai
kritik. Beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar akuntansi internasional
merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Berdebat bahwa
akuntansi, sebagai ilmu sosial, memiliki fleksibilitas bawaan, kritikus menyatakan
bahwa kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi yang sangat berbeda adalah salah
satu nilai terpentingnya. Mereka meragukan bahwa standar internasional dapat cukup
fleksibel untuk menangani perbedaan latar belakang nasional, tradisi, dan lingkungan
ekonomi, dan beberapa orang berpikir bahwa internasionalisasi akan menjadi
tantangan yang tidak dapat diterima secara politik terhadap kedaulatan nasional.
Banyak dari keraguan dan ketakutan ini terus diungkapkan hari ini. Lebih jauh lagi,
ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang
berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik,
social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi
ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.

Kritikus bersikeras bahwa standar internasional tidaklah cocok untuk perusahaan-


perusahaan kecil dan menengah, terutama perusahaan yang tidak terdaftar dan tanpa
akuntabilitas public. Untuk mengatasi masalah ini, sebuah versi dari “big GAAP/little
GAAP-(prinsip akuntansi yang berlaku umum besar/kecil)” telah disusun dengan
mengacu pada standar internasional bagi perusahaan-perusahaan di seluruh dunia dan
disusun mengacu pada standar yang disederhanakan bagi perusahaan-perusahaan
lainnya.

4
4. Rekonsiliasi dan Saling Pengakuan
Dua pendekatan lainnya telah dimaksimalkan sebagai solusi yang sesuai bagi
masalah-masalah yang berhubungan dengan pengajuan laporan keuangan lintas
negara, antara lain:
a. Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan
menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan
rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan
ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan
dilaporkan.
b. Pengakuan bersama (reciprocity – timbal balik)
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima
laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara
asal.

5. Evaluasi terhadap konvergensi internasional


Pertentangan mengenai harmonisasi atau konvergensi memang tidak dapat
sepenuhnya diselesaikan. Opini-opini yang menentang harmonisasi memiliki manfaat
tersendiri. Namun, bukti-bukti terbaru menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi
akuntansi internasional mengenai akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima
secara luas sehingga kecenderungan konvergensi internasional akan terus berlanjut
atau bahkan meningkat.

Semakin banyak negara yang mulai mengadopsi IFRS secara sukarela karena
banyaknya manfaat di masa mendatang. Kemajuan dalam proses harmonisasi
pengungkapan dan audit dinilai mengesankan. Keberhasilan usaha-usaha konvergensi
terbaru yang dilakukan oleh organisasi-organisasi internasional dapat menjadi ciri
bahwa konvergensi terjadi sebagai respons alami terhadap tuntutan ekonomi.

B. Peristiwa Penting Dalam Sejarah Penyusunan Standar Akuntansi Internasional

Sekarang ini sudah banyak negara yang menerapkan standar akuntansi internasional
pada laporan keuangannya. Standar akuntansi internasional digunakan sebagai hasil dari:
a. Perjanjian internasional atau politis
b. Kepatuhan secara sukarela (atau yang didorong secara professional)
c. Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi internasional

5
Berikut ini beberapa peristiwa penting dalam sejarah penentuan standar akuntansi
internasional:

1959-Jacob Kraayenhof, mitra pendiri sebuah firma akuntan independen Eropa yang
utama, mendorong agar usaha pembuatan standar akuntansi internasional dimulai.

1961-Group d’Etudes, yang terdiri dari akuntan professional yang berpraktik,


didirikan di Eropa untuk memberikan nasihat kepada pihak berwenang Uni Eropa
dalam masalah-masalah yang menyangkut akuntansi.

1966-Kelompok Studi Internasional Akuntan didirikan oleh institute professional di


Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.

1973-Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standard


Committee-IASC) didirikan.

1976-Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for


Economic Coorporation and Development-OECD) mengeluarkan Deklarasi Investasi
dalam Perusahaan Multinasional yang berisi panduan untuk “Pengungkapan
Informasi”.

1977-Federasi Internasional Akuntan (International Federation of Accounting-IFAC)


didirikan.

1977-Kelompok Para Ahli yang ditunjuk oleh Dewan Ekonomi dan Sosial
Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan laporan yang terdiri dari empat bagian
mengenai Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan bagi Perusahaan
Transnasional.

1978-Komisi Masyarakat ropa mengeluarkan Direktif Keempat sebagai langkah


pertama menuju harmonisasi akuntansi Eropa.

1981-IASC mendirikan kelompok konsultatif yang terdiri dari organisasi nonanggota


untuk memperluas masukan-masukan dalam pembuatan standar internasional.

1984-London Stock Exchange menyatakan bahwa perusahaan yang terdaftar di

Inggris atau Irlandia harus mematuhi standar akuntansi internasional.

6
1987-Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO) menyatakan dalam
konferensi tahunannya untuk mendorong penggunaan standar yang umum dalam
praktik akuntansi dan audit.

1989-IASC mengeluarkan Draf Eksposure 32 mengenai perbandingan laporan


keuangan. Kerangka Dasar untuk Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
diterbitkan oleh IASC.

1995-Dewan IASC dan Komisi Teknis IOSCO menyetujui suatu rencana kerja yang
penyelesaiannya kemudian berhasil mengeluarkan IAS yang membentuk satu
kelompok inti standar yang komprehensif. Keberhasilan dalam penyelesaian standar-
standar ini memungkinkan Komisi Teknis IOSCO untuk merekomendasikan
pengesahan IAS dalam pengumpulan Modal lintas batas dan keperluan pencatatan
saham di seluruh pasar global.

1995-Komisi Eropa mengadopsi sebuah pendekatan baru dalam harmonisasi


akuntansi yang akan memungkinkan penggunaan IAS oleh perusahaan-perusahaan
yang melakukan pencatatan saham dalam pasar modal internasional.

1996-Komisi Pasar Modal AS (SEC) mengumumkan bahwa pihaknya


”….mendukung tujuan IASC untuk mengembangkan, secepat mungkin, standar
akuntansi yang dapat digunakan untuk menyusun laporan keuangan yang dapat
digunakan dalam penawaran surat berharga lintas batas.

1998-IOSCO menerbitkan laporan “Standar Pengungkapan Internasional untuk


Penawaran Lintas Batas dan Pencatatan Saham Perdana bagi Emiten Asing”.

2000-IOSCO menerima semua 40 standar inti yang disiapkan oleh IASC sebagai
tanggapan atas daftar keinginan IOSCO tahun 1993.

2000-IOSCO menerima, secara keseluruhan, seluruh 40 standar inti yang disusun oleh
IASC sebagai jawaban atas daftar keinginan IOSCO tahun 1993.

2001-Komisi Eropa mengusulkan sebuah aturan yang akan mewajibkan seluruh


perusahaan EU yang tercatat sahamnya pada suatu pasar yang diregulasi untuk
menyusun akun-akun konsolidasi sesuai dengan IAS selambatnya tahun 2005.

2001-Badan Standar Akuntansi Internasional (Internastiaonal Accounting Standars


Board-IASB) menggantikan IASC dan mengambil alih tanggung jawabnya per

7
tanggal 1 April. Standar IASB disebut sebagai Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS) dan termasuk didalamnya IAS yang dikeluarkan oleh IASC.

2002-Parlemen Eropa menyetujui proposal Komisi Eropa bahwa secara nyata seluruh
perusahaan EU yang tercatat sahamnya harus mengikuti standar IASB dimulai
selambat-lambatnya tahun 2005 dalam laporan keuangan konsolidasi. Negara-negara
anggota dapat memperluas ketentuan ini terhadap laporan keuangan perusahaan-
perusahaan yang tidak melakukan pencatatan saham dan perusahaan secara individu.
Dewan Eropa kemudian mengadopsi aturan yang memungkinkan hal ini tercapai.

2002-IASB dan FASB menandatangani “Perjanjian Norwalk” yang berisi komitmen


bersama terhadap konvergensi standar akuntansi internasional dan AS.

2003-Dewan Eropa menyetujui Direktif EU Keempat dan Ketujuh yang


diamandemen, yang menghapuskan ketidakkonsistenan antara direktif lama dengan
IFRS.

2003-IASB menerbitkan IFRS 1 dan revisi terhadap 15 IAS.

C. Organisasi Besar Pendukung Konvergensi Akuntansi

Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi
internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional:

a. Badan Standar Akuntansi International (IASB)


b. Komisi Uni Eropa (EU)
c. Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
d. Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
e. Kelompok Kerja Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Standar
Akuntansi dan Pelaporan Internasional (ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD)
f. Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Kelompok Kerja Pembangunan untuk
Standar Akuntansi (Kelompok Kerja OECD)

1. International Accounting Standards Board (IASB)


International Accounting Standards Board (IASB), yang tadinya bernama IASC,
merupakan badan penetapan standar independent untuk sektor pribadi yang didirikan
pada 1973 oleh organisasi akuntansi professional disembilan Negara dan

8
direkstrukturisasi pada tahun 2001. (restrukturisasi ini membuat IASC menjadi
organisasi penaung dimana IASB melakukan kerjanya). Sebelum direkstrukturisasi,
IASC mengeluarkan 41 standar akuntansi iternasional (IAS) dan kerangka kerja
dalam penyusunan dan penyampaian laporan keuangan. IASB memiliki tujuan
sebagai berikut:

a. Mengembangkan untuk kepentingan public, seperangkat standar akuntansi dunia


yang berkualitas tinggi, mudah dimengerti dan tidak sulit dilaksanakan yang
menuntut informasi berkualitas tinggi, transfaran, dan sebanding mengenai
laporan keuangan dan kondisi keuangan lainnya, guna membantu perusahaan-
perusahaan dipasar modal dunia dan pengguna lainnya dalam membuat keputusan
bisnis.
b. Memajukan penggunaan dan penerapan yang tepat dari standar-standar yang
dibuat.
c. Memperhatikan kebutuhan khusus perusahaan kecil menengah dan perkembangan
ekonomi guna memenuhi tujuan pertama dan kedua.
d. Meningkatkan kualitas konvergensi standar akuntansi disetiap negara serta standar
akuntansi international dan standar pelaporan keuangan internasional.
Selama dekade pertama IASC, standar akuntansi internasional lebih deskriptif
daripada preskriptif. Standar-standar awal ini mengkodifikasikan praktik-praktik
nasional yang serupa dan mengecualikan praktik-praktik outlier. IASC mulai
menangani masalah yang lebih sulit selama 10 tahun kedua dan menanggapi
kekhawatiran bahwa standarnya mencakup terlalu banyak perlakuan akuntansi
alternatif dan tidak cukup ketat.
IASB mencakup badan-badan berikut:
a. Pengawas
IASB memiliki 22 wali: enam dari Amerika Utara, enam dari Eropa, enam dari
kawasan Asia/Oseania, dan empat dari wilayah mana pun (“tunduk pada
penetapan keseimbangan geografis keseluruhan”). Wali amanat menunjuk
anggota dewan, Komite Interpretasi Pelaporan Keuangan Internasional, dan
Dewan Penasihat IFRS. Para wali bertanggung jawab untuk mengumpulkan dana,
dan mengawasi serta meninjau prioritas dan operasi IASB.

9
b. Dewan Pemantau
Dewan Pemantau baru-baru ini dibentuk untuk menyediakan hubungan formal
antara wali amanat dan otoritas pasar modal. Dewan Pemantau memiliki satu
perwakilan dari Komisi Eropa, dua dari Organisasi Internasional Komisi
Sekuritas, satu dari Badan Jasa Keuangan Jepang, dan satu dari Komisi Sekuritas
dan Bursa AS. Ada juga pengamat yang mewakili Basel Committee on Banking
Supervision. Dewan Pemantau menunjuk para wali dan memberikan pengawasan
atas kegiatan mereka.
c. Dewan IASB
Dewan menetapkan dan meningkatkan standar akuntansi dan pelaporan keuangan
untuk bisnis. Tanggung jawabnya termasuk “tanggung jawab penuh untuk semua
masalah teknis IASB termasuk persiapan dan penerbitan Standar Akuntansi
Internasional, Standar Pelaporan Keuangan Internasional, dan draft eksposur. . .
dan persetujuan akhir Interpretasi oleh Komite Interpretasi Pelaporan Keuangan
Internasional,” dan menyetujui agenda teknis dan pelaksanaan pekerjaannya.
Dewan terdiri dari 15 anggota, ditunjuk oleh wali untuk memberikan “Kombinasi
terbaik yang tersedia dari keahlian teknis dan keragaman bisnis internasional dan
pengalaman pasar.” Semua anggota dewan adalah karyawan IASB yang dibayar.
Hingga tiga anggota dapat bekerja paruh waktu; sisanya fulltime. Untuk
memastikan keragaman geografis, dewan biasanya akan memiliki empat anggota
dari Amerika Utara, empat dari Eropa, empat dari wilayah Asia/Oseania, satu dari
Afrika, satu dari Amerika Selatan, dan sisanya dari wilayah mana pun
(“tergantung pada pemeliharaan geografis keseluruhan keseimbangan”). Dewan
memelihara hubungan dengan pembuat standar nasional dan badan resmi lainnya
yang terkait dengan penetapan standar. (Tujuannya adalah untuk bermitra dengan
badan-badan nasional ini untuk mencapai konvergensi standar akuntansi nasional
dan internasional). Anggota diangkat untuk masa jabatan lima tahun, dapat
diperpanjang satu kali.
d. Komite Interpretasi Pelaporan Keuangan Internasional (IFRIC)
IFRIC terdiri dari 14 anggota yang ditunjuk oleh wali. IFRIC menafsirkan
“Penerapan Standar Akuntansi Internasional dan Standar Pelaporan Keuangan
Internasional dan memberikan panduan tepat waktu tentang masalah pelaporan
keuangan yang tidak secara khusus dibahas dalam IAS dan IFRS, dalam konteks

10
Kerangka IASB,” menerbitkan interpretasi konsep dan meninjau komentar publik
tentang mereka, dan memperoleh persetujuan dewan untuk interpretasi akhir.
e. Dewan Penasehat IFRS
Dewan Penasihat IFRS, yang ditunjuk oleh wali, terdiri dari “tiga puluh atau lebih
anggota, memiliki keragaman latar belakang geografis dan profesional, ditunjuk
untuk masa jabatan tiga tahun yang dapat diperbarui”. Dewan tersebut dibentuk
kembali pada tahun 2009 sehingga terdiri dari individu-individu yang mewakili
berbagai kelompok investor yang relevan dengan proses penetapan standar
akuntansi. Dewan Penasihat IFRS biasanya bertemu tiga kali setiap tahun.
Tanggung jawabnya adalah memberikan nasihat kepada dewan mengenai agenda
dan prioritasnya, menginformasikan dewan pandangan “dari organisasi dan
individu di dewan tentang proyek penetapan standar utama,” dan memberikan
“nasihat lain” kepada dewan atau wali.

2. Commision of European Union (EU)


Perjanjian Roma membentuk Masyarakat Ekonomi Eropa (EEC, kemudian
disebut Masyarakat Eropa) pada tahun 1957, dengan tujuan menyelaraskan sistem
hukum dan ekonomi negara-negara anggotanya. MEE diserap ke dalam Uni Eropa
(UE) ketika mulai ada pada tahun 1993, sebagai hasil dari Perjanjian Maastricht
(1992). Uni eropa kini beranggotakan 27 negara (Austria, Belanda, Belgia, Bulgria,
Cyprus, Denmark, Estonia, Finlandia, Hongaria, Inggris , Irlndia, Italia, Jerman,
Latvia, Lituania, Luksemburg, Malta, Perancis, Polandia, Portugis, Republik ceko,
Rummania, Sovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Yunani).

Salah satu cita-cita uni eropa adalah mencapai penggabungan pasar eropa.untuk
mencapai cita-citanya, uni eropa telah merperkenalkan intruksi dan melaksanakan
prakarsa besar untuk:

a. Meningkatkan modal untuk basis uni eropa.


b. Menetapkan kerangka hokum bersama dalam psar sekuritas derivative.
c. Mencapai satu susunan standar akuntansi bagi perusahaan-perusahaan yang
terdaftar.

3. International Organization Of Securuties Commissions (IOSCO)


Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (International Organization of
Securities Commissions-IOSCO) beranggotakan sejumlah badan regulator pasar

11
modal yang ada di lebih dari 100 negara. Menurut bagian pembukaan anggaran
IOSCO: Otoritas pasar modal memutuskan untuk bekerja bersama-sama dalam
memastikan pengaturan pasar yang lebih baik, baik pada tingkat domestic maupun
internasional, untuk mempertahankan pasar yang adil, efisien dan sehat dengan cara
sebagai berikut:
a. Saling menukarkan informasi berdasarkan pengalaman masing-masing untuk
mendorong perkembangan pasar domestic.
b. Menyatukan upaya-upaya untuk membuat standard an penhawasan efektif
terhadap transaksi surat berharga internasional.
c. Memberikan bantuan secara bersama-sama untuk memastikan integritas pasar
melalui penerapan standar yang ketat dan penegakkan yang efektif terhadap
pelanggaran.

IOSCO telah bekerja secara ekstensif dalam pengungkapan internasional dan


standar akuntansi memfasilitasi kemampuan perusahaan memperoleh modal secara
efisien melalui pasar global surat berharga. Tujuan utamanya adalah untuk
memfasilitasi proses yang dapat digunakan para penerbit saham kelas dunia untuk
memperoleh modal dengan cara yang paling efektif dan efisien pada seluruh pasar
modal yang terdapat permintaan investor. Komite ini bekerja sama dengan IASB,
antara lain dengan memberikan masukan terhadap proyek-proyek IASB.

4. International Federation of Accountants (IFAC)


Federasi Akuntan Internasional - IFAC merupakan organisasi tingkat dunia yang
memiliki 159 organisasi anggota di 118 negara, yang mewakili lebih dari 2,5 juta
orang akuntan. Didirikan tahun 1977, dimana misinya adalah untuk mendukung
perkembangan profesi akuntansi dengan harmonisasi standar sehingga akuntan dapat
memberikan jasa berkualitas tinggi secara konsisten demi kepentingan umum.

Majelis IFAC, yang bertemu setiap 2.5 tahun, memiliki seorang perwakilan dari
setiap organisasi anggota IFAC. Majelis ini memiliki suatu dewan, yang terdiri dari
para individu yang berasal dari 18 negara yang dipilih untuk masa 2.5 tahun. Dewan
ini, yang bertemu 2 kali setiap tahunnya, menetapkan kebijakan IFAC dan mengawasi
operasinya. Administrasi harian dilakukan oleh Sekretariat IFAC yang berlokasi di
New York, yang memiliki staf professional akuntansi dari seluruh dunia.

12
Pekerjaan profesional IFAC dilakukan melalui papan penetapan standar dan
kedudukannya komite. Papan pengaturan standar IFAC adalah:

a. Dewan Standar Pendidikan Akuntansi Internasional


b. Dewan Standar Audit dan Penjaminan Internasional
c. Dewan Standar Etika Internasional untuk Akuntan
d. Dewan Standar Akuntansi Sektor Publik Internasional

Komite tetap IFAC adalah sebagai berikut:

a. Panel Penasihat Kepatuhan


b. Komite Negara Berkembang
c. Komite Nominasi
d. Akuntan Profesional di Komite Bisnis
e. Panitia Praktik Kecil dan Menengah
f. Komite Auditor Transnasional Dewan Standar Audit dan Jaminan Internasional

IFAC mengeluarkan Standar Internasional tentang Audit (ISA), yang disusun


dalam kelompok-kelompok berikut:

a. Prinsip dan Tanggung Jawab Umum


b. Penilaian Risiko dan Tanggapan terhadap Risiko yang Dinilai
c. Bukti Audit
d. Menggunakan Karya Orang Lain
e. Kesimpulan dan Pelaporan Audit
f. Area Khusus

IFAC memiliki hubungan dekat dengan organisasi internasional lainnya, seperti


IASB dan IOSCO. Laporan keuangan semakin banyak perusahaan yang diaudit sesuai
dengan Standar Internasional IFAC tentang Audit. Seperti disebutkan sebelumnya,
semua audit laporan keuangan di UE harus mengikuti ISA.

5. International Standards of Accounting and Reporting (ISAR)


Ahli Standar Akuntansi Dan Pelaporan Internasional - ISAR dibentuk pada tahun
1982 dan merupakan satu-satunya kelompok kerja antar pemerintah yang dikhususkan
untuk akuntansi dan audit di tingkat perusahaan. “ISAR membantu negara-negara
berkembang dan ekonomi dalam transisi untuk menerapkan praktik terbaik dalam
transparansi dan akuntansi perusahaan untuk memfasilitasi arus investasi dan

13
pembangunan ekonomi. ISAR mencapai ini melalui proses penelitian yang
terintegrasi, pembangunan konsensus antar pemerintah, penyebaran informasi, dan
kerjasama teknis”. ISAR membahas dan menerbitkan praktik terbaik, termasuk yang
direkomendasikan oleh IASB.

ISAR adalah pendukung awal pelaporan lingkungan, dan inisiatif baru-baru ini
berfokus pada implementasi IFRS, tata kelola perusahaan, pengungkapan, pelaporan
tanggung jawab perusahaan, dan akuntansi oleh usaha kecil dan menengah. Ini juga
telah melakukan proyek bantuan teknis di sejumlah bidang, seperti reformasi
akuntansi dan pelatihan ulang di Federasi Rusia, Azerbaijan, dan Uzbekistan, dan
merancang dan mengembangkan program pembelajaran jarak jauh di bidang
akuntansi untuk Afrika yang berbahasa Prancis. Pembaruan ISAR diterbitkan dua kali
setahun.

6. Organization of Economic Cooperation and Development (OECD)


Organisasi Untuk Kerjasama Dan Pembangunan Ekonomi - OECD adalah
organisasi internasional dari 30 negara ekonomi pasar (kebanyakan industri).
Deskripsi dan analisis struktur dan regulasi pasar sekuritas sering dipublikasikan baik
sebagai publikasi OECD atau sebagai fitur khusus dalam Tren Pasar Keuangan.
Kegiatan penting adalah mempromosikan tata pemerintahan yang baik di sektor
publik dan swasta.

Dengan keanggotaannya yang sebagian besar terdiri dari negaranegara industri


yang lebih besar, OECD sering menjadi penyeimbang bagi badan-badan lain (seperti
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Konfederasi Serikat Buruh Internasional) yang
memiliki kecenderungan bawaan untuk bertindak bertentangan dengan kepentingan
anggotanya.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
“Harmonisasi” merupakan proses untuk menigkatkan kompatibilitas (kesesuaian)
praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-prkatik tersebut
dapat beragam. Gerakan harmonisasi akuntansi didorong oleh beragamnya perbedaaan utama
dalam persyaratan dan pembuatan laporan keuangan di seluruh dunia, serta meningkatnya
kebutuhan pengguna laporan keuangan untuk membandingkan informasi dari perusahaan-
perusahaan di dunia. Standar akuntansi internasional digunakan sebagai hasil dari: (1)
Perjanjian internasional atau politis, (2) Kepatuhan secara sukarela (atau yang didorong
secara professional), (3) Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi internasional.
Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi
internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional : Badan
Standar Akuntansi International (IASB), Komisi Uni Eropa (EU), Organisasi Internasional
Komisi Pasar Modal (IOSCO), Federasi Internasional Akuntan (IFAC), Kelompok Kerja Ahli
Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan
Pelaporan (International Standars of Accounting and Reporting – ISAR), bagian dari
Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan Pembangunan (United
Nations Conference on Trade and Development –UNCTAD), Kelompok Kerja dalam Standar
Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Kelompok Kerja OEDC).

15
DAFTAR PUSTAKA

Choi, Frederick. D. S. dan Gary K. Meek. 2012. International Accounting Edisi 7.

Bina Nusantara. 2020. Tantangan Ilmu Akuntansi : Konvergensi Dan Holistik. Dalam
https://maksi.binus.ac.id/2020/01/20/tantangan-ilmu-akuntansi-konvergensi-dan-
holistik/ (diakses tanggal 30 Oktober 2021)

Unknow. 2017. Akuntasi Internasional : "Standar Audit Dan Akuntansi Global". Dalam
http://prisilia-nirmala.blogspot.com/2017/05/akuntasi-internasional-standar-audit.html
(diakses tanggal 30 Oktober 2021)

16

Anda mungkin juga menyukai