Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL

"Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Akuntansi Internasional”

Kelompok 7

Zaimi Laila : 3418015


Riyano Asbet : 3418029

Dosen Pengampu : Nini Sumarni S.E., M.Si

JURUSAN AKUTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI
TAHUN AKADEMIK 2020-2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dan puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang memberikan
kesehatan dan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Akuntansi Internasional yang berjudul “Standar Audit dan Akuntansi Global”. Shalawat dan
salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak terutama Dosen yang
mengajarkan kami bagaimana cara membuat makalah yang baik dan benar. Kami menyadari
dalam makalah ini terdapat kekurangan, karena kami masih dalam tahap pembelajaran.

Kami mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak, terutama dosen & teman-teman
kami untuk perbaikan dan penyempurnaan pada makalah ini berikutnya. Untuk itu kami
ucapkan terima kasih.

Bukittinggi, 2021

Pemakalah

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................1
BAB IPENDAHULUAN............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................3
1.3 Tujuan...................................................................................................................................3
BAB IILANDASAN TEORI......................................................................................................4
2.1 Konvergensi internasional.....................................................................................................4
2.2 Manfaat penerapan konvergensi interansional......................................................................7
2.3 Harmonisasi internasional.....................................................................................................8
2.4 Manfaat penerapan harmonisasi internasional......................................................................9
2.5 Penerapan standar akuntansi internasional..........................................................................11
2.6 Organisasi internasional yang mendukung harmonisasi internasional...............................14
BAB III PENUTUP..................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................17
3.2 Saran....................................................................................................................................17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Upaya harmonisasi akuntansi di seluruh dunia sebenarnya dimulai sebelum adanya
Komite Standar Akuntansi Internasional (IASC) didirikan pada tahun 1973. Upaya
harmonisasi akuntansi menjadi semakin pesat pada dasawarsa 1990-an, sesuai dengan
berkembangnya globalisasi bisnis internasional dan pasar surat berharga, serta meningkatka
saham oleh banyak perusahaan. Standar yang terharmonisasi bersifat kompatibel, sehingga
tidak mengandung pertentangan. Beragam perbedaan utama dalam persyaratan dan
pembuatan laporan keungan diseluruh dunia, serta meningkatnya kebutuhan pengguna
laporan keuangan untuk membandingkan informasi dari perusahaan-perusahaan di dunia,
merupakan (dan masih menjadi) kekuatan pendorong bagi gerakan harmonisasi akuntansi ini.
Sesuai dengan rencana (IASB), konvergensi standar akuntansi internasional dan nasional
mencakup penghapusan berbagai perbedaan secara perlahan melalui upaya kerja sama antara
IASB, penentu standar nasional, dan kelompok lain yang menginginkan solusi terbaik bagi
persoalan akuntansi. Oleh karenanya, pemahaman yang mendasari harmonisasi dan
konvergensi sangat terkait erat.
1.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konvergensi internasional?
2. Apakah manfaat penerapan konvergensi internasional?
3. Bagaimana harmonisasi internasional?
4. Apakah manfaat penerapan harmonisasi internasional?
5. Hambatan-hambatan dalam Harmonisasi dan Konvergensi Standar Akuntansi
Internasional?
6. Bagaimana penerapan standar akuntansi internasional?
7. Organisasi internasional yang mendukung harmonisasi internasional?
1.2 Tujuan
Tujuan dari masalah yang dibahas dalam materi ini yaitu untuk lebih memahami tentang
standar audit dan akuntansi global.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konvergensi internasional


Konvergensi dalam standar akuntansi dan dalam konteks standar internasional berarti
nantinya ditujukan hanya akan ada satu standar. Satu standar itulah yang kemudian berlaku
menggantikan standar yang tadinya dibuat dan dipakai oleh negara itu sendiri. Sebelum ada
konvergensi standar biasanya terdapat perbedaan antara standar yang dibuat dan dipakai di
negara tersebut dengan standar internasional.
Konvergensi standar akan menghapus perbedaan tersebut perlahanlahan dan bertahap
sehingga nantinya tidak akan ada lagi perbedaan antara standar negara tersebut dengan
standar yang berlaku secara internasional.
Program konvergensi IASB (International Accounting Standard Board) mengharapkan
bahwa standar akuntansi di dunia menjadi satu. IFRS sebagai standar global dalam
konvergensi tidak hanya dipatuhi dalam pengaturannya saja oleh badan penyusun standar
tetapi juga harus dipatuhi dalam penerapannya oleh para pengguna.
Jika di sekitar tahun delapan puluh hingga sembilan puluh istilah “harmonisasi” manjadi
kata yang paling sering disebut-sebut kini sudah berubah menjadi “konvergensi”.
Konvergensi ini menjadi sebuah kata yang kini menjadi populer di kalangan profesi akuntan
di dunia.
Adapun perbedaan istilah “harmoniasi” dan “konvergensi” adalah secara sederhana
program ”harmonisasi” akuntansi pada waktu itu dimaksudkan agar standar akuntansi yang
dikeluarkan oleh badan penyusunan standar di setiap negara selaras dengan International
Accounting Standard (IAS) yang ditetapkan oleh IASC (Media Akuntansi, 2005b). Tidak
perlu sama pengaturannya secara teknis, asalkan tidak saling bertentangan dalam pengaturan
maka dikatakan bahwa standar akuntansi tersebut sudah harmonis dengan IAS. Jadi, standar
akuntansi nasional dikatakan tidak harmonis dengan IAS dapat disebabkan oleh dua hal.
Pertama, apabila standar tersebut belum mengatur suatu perlakukan akuntansi, padahal
perlakukan akuntansi tersebut sudah diatur dalam IAS. Atau kedua, standar tersebut sudah
mengatur tetapi pengaturannya bertentangan dengan IAS.

4
Konvergensi Standar Akuntansi Internasional di Bebarapa Negara
Konvergensi standar akuntansi internasional telah menjadi agenda internasional. Negara-
negara di Eropa seperti Prancis, Inggris, Belanda, Jerman bahkan Uni Eropa telah
mewajibkan IFRS di implementasikan pada perusahaanperusahanan yang listing di bursa
efek mulai 1 Januari 2005, tak mau ketinggalan Australia pun mulai menerapkan IFRS pada
tangal 1 Januari 2005 lalu (Choi dan Meek: 2008: 216-219). Data dari International
Accounting Standard Board (IASB) menunjukkan saat ini terdapat 102 negara yang telah
menerapkan IFRS dengan berbagai tingkat keharusan yang berbeda-beda. Sebanyak 23
negara mengizinkan penggunaan IFRS secara sukarela, 75 negara mewajibkan penggunaan
IFRS untuk seluruh perusahaan domestik, dan empat negara mewajibkan penggunaan IFRS
untuk perusahaan domestik tertentu. Amerika Serikat awalnya dengan keras menolak
pemberlakuan standar akuntansi baru IFRS, namun ada tekanan yang luar biasa dari Uni
Eropa. Perusahaan multi nasional yang berasal dari Amerika Serikat tidak akan diizinkan
memasuki pasar Eropa jika tidak menggunakan IFRS dalam laporan keuangannya. Hal ini
menyebabkan Amerika Serikat melunak, dan melakukan peninjauan terhadap IFRS. Setelah
masa penolakan, pada November 2006 Amerika Serikat akhirnya mengumumkan akan
melakukan konvergensi IFRS pada 2009 dan adopsi penuh IFRS pada 2011.
Sebagaimana Amerika Serikat, Jepang awalnya menolak pemberlakuan IFRS. Namun,
karena dipengaruhi oleh arah pergerakan global menuju pemberlakuanIFRS, tekanan Uni
Eropa dan pengaruh kuat dari Amerika Serikat, Jepang akhirnya menetapkan konvergensi
IFRS pada 2009 dan adopsi penuh IFRS pada 2012 (Hiramatsu, 2009).
Namun untuk negara-negara di Asia, konvergensi terhadap IFRS dilakukan dengan
tingkat yang berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan kesiapan negara masing-masing
(Media Akuntansi, 2005b). Berikut disampaikan konvergesi IFRS di negara-negara Asia.
a. Malaysia
Mulai 1 Januari 2005, standar akuntansi yang dikeluarkan oleh Malaysian
Accounting Standards Board (MASB) akan berubah dari Financial Reporting
Foundation (FRF) menjadi Financial Reporting Standards (FRS). Perubahan nama
tersebut merupakan langkah awal untuk menyejajarkan stándar akuntansi Malaysia
dengan IFRS yang selanjutnya MASB akan aktif dalam penyusunan stándar akuntansi
internasional (Media Akuntansi, 2005b)

5
b. Singapura
Penggunaan International Accounting Standards (IAS) tidak menjadi masalah bagi
Singapura. Regulator negara. singa ini telah meminta perusahaan di Singapura untuk
mengikuti Singapore Reporting Standards (FRS) mulai 1 Januari 2003. Singapore FRS
sendiri diadopsi dari IAS. Oleh karena itu, Council on Corporate Disclosure and
Governance (CCDG) atau Dewan Standar Singapura mengatakan bahwa FRS tidak
berbeda jauh dengan IAS dan International Financial Reporting Standards(IFRS) yang
dikeluarkan oleh IASB. SingaporeFRS diberi penomoran sesuai dengan penomoran IAS.
IAS No.1 misalnya, diadopsi menjadi Singapore FRS No. 1. Sedangkan untuk FRS yang
diadopsi dari IFRS diberi penomoran dengan awalan 100. Sebagai contoh, IFRS nomor 1
menjadi Singapore FRS No. 101. Demikian juga dengan interpretasi SAK. CCDG
memberlakukan interpretasi yang dibuatthe Standing Interpretations Committee
(SIC).Secara efektif berlaku mulai 1 Februari 2003 sebagai interprestasi Singapore FRS
(INTFRS). Penomoran INTFRS pun mengikuti penomoran SIC. Sampai dengan April
2005, Singapura telah mengadopsi semua SAK yang dikeluarkan IASB, kecuali IAS
N0,40 tentang Investment Property. IAS ini telah direvisi oleh IASB dan efektif mulai 1
Januari 2005. Namun, CCDG menangguhkan pemberlakuan IAS ini sehingga di
Singapura berlaku efektif untuk laporan keuangan mulai tanggal 1 Januari 2007.
c. Jepang
Jepang bisa dikatakan sebagai negara paling maju di Asia. Perusahaanperusahaan
Jepang banyak beroperasi di berbagai negara dunia. Laporan keuangan sebagai salah
satu bentuk pertanggungjawaban tentu sangat penting bagi pemegang saham. Jepang
memiliki standar akuntansi yang berbeda dengan standar akuntansi internasional, dan
untuk melakukan konvergensi, Jepang bekerjasama dengan IASB. Pada tanggal 21
Januari 2005, the Accounting Standards Board of Japan (ASBJ) membuat proyek
bersama dengan IASB untuk mengurangi perbedaanperbedaan antara standar akuntansi
Jepang dan IFRS. Tahap pertama proyek ini merupakan langkah awal menuju tujuan
akhir dalam konvergensi standar internasional. Perjanjian ini merupakan lanjutan dari
perjanjian yang dibuat sebelumnya, tanggal 12 Oktober 2004. Dalam perjanjian ini,
paling tidak menyepakati lima hal. Pertama, ASB akan mengidentifikasi dan menilai
perbedaan-perbedaan yang ada pada SAK berdasarkan kerangka dasar atau filosofi dasar

6
masing-masing pihak. Kedua, ASBJ dan IASB akan mengambil tindakan sesuai dengan
kerangka dasar masing-masing pihak. Ketiga, ASBJ dan IASB akan mempertimbangkan
due process masingmasing pihak dalam membuat perjanjian. Keempat, ASBJ akan
melakukan studi untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai
perbedaanperbedaan utama antara standar akuntansi Jepang dengan IFRS.
Perbedaanperbedaan tersebut selanjutnya akan diidentifikasikan untuk didiskusikan. Dan
terakhir ASBJ dan IASB akan melakukan pendekatan parsial untuk mereview
perbedaan-perbedaan dalam masing-masing standar.
d. Hong Kong
Berdasarkan masukan yang didapat dari masyarakat, mulai 1 Januari 2005, Hong
Kong akan melakukan konvergensi dengan standar akuntansi internasional. Ini berarti
bahwa mulai tanggal tersebut, perusahaan di Hong Kong harus menerapkan standar
internasional dalam penyusunan laporan keuangannnya. Perubahan menuju standar
akuntansi internasional ini diharapkan tidak banyak menimbulkan kendala. Beberapa
kendala yang muncul diantaranya adalah penerapan Hong Kong Accounting Standard
(HKAS) No. 40 tentang Investment Property. HKAS No. 40 ini diadop dari IAS No. 40
tentang Investment Property.Standar ini meminta agar laba atau rugi atas penilaian
sebagian properti disajikan sebagai bagian dari Laporan Laba Rugi.
2.2 Manfaat penerapan konvergensi interansional

Pendukung konvergensi internasional menyatakan bahwa banyak manfaat yang telah


dirasakan dengan adanya konvergensi. Terakhir, surata kabar terkini mengusulkan adanya
“global GAAP (prinsip akuntansi berlaku umum)”, yang keuntungannya antara lain :

– Standar laporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten diseluruh
dunia dapat meningkatkan efisiensi dalam alokasi modal. Biaya modal akandikurangi.

– Para investor dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam berinvestasi.Portofolio
lebih bermacam-macam dan risiko keuangan dapat dikurangi.Transparansi dan persaingan di
pasar global akan lebih terjaga.

7
– Perusahaan-perusahaan dapat meningkatkan strategi dalam mengambil
keputusanmengenai merger dan akuisisi area usaha.

– Pengetahuan dan keahlian akuntansi dapat ditansfer tanpa batasan ke seluruh dunia.

– Ide-ide terbaik yang muncul dari aktivitas berstandar nasional dapat ditonjolkandalam
mengembangkan standar global dengan kualitas terbaik.

Sebagian argumen mengenai konvergensi akuntansi memiliki tujuan untukmeningkatkan


efisiensi dalam operasional dan alokasi di pasar modal.

2.3 Harmonisasi internasional


Harmonisasi standar akuntansi internasional berarti proses untuk meningkatkan
komparatif dari laporan keuangan yang dibuat oleh entitas pelaporan di berbagai negara
( Meek dan Saudagaran, 1990 ). Harmonisasi berarti dapat juga berarti sebagai sekelompok
negara yang menyepakati suatu standar akuntansi yang mirip, namun mengharuskan adanya
pelaksanaan yang tidak mengikuti standar harus diungkapkan dan direkonsiliasi dengan
standar yang disepakati bersama (Sadjiarto, 1999). Mogul (2003) mendefinisikan
harmonisasi standar akuntansi sebagai proses yang berkesinambungan untuk memastikan
bahwa prinsip akuntansi yang berlaku umum dirumuskan, selaras dan diperbarui dengan
praktek internasional terbaik dengan modifikasi sesuai dan mempertimbangkan kondisi
domestik.Secara sederhana pengertian harmonisasi standar akuntansi dapat diartikan bahwa
suatu negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional. Negara
tersebut hanya membuat agar standar akuntansi yang mereka miliki tidak bertentangan
dengan standar akuntansi internasional.
Harmonisasi fleksibel dan terbuka sehingga sangat mungkin ada perbedaan antara standar
yang dianut oleh negara tersebut dengan standar internasional. Hanya saja diupayakan
perbedaan dalam standar tersebut bukan perbedaan yang bersifat bertentangan. Selama
perbedaan tersebut tidak berlawanan standar tersebut tetap dipakai oleh negara yang
bersangkutan.
Program harmonisasi ini sangat didukung oleh negara-negara anggota International
Accounting Standards Committee (IASC) pada waktu itu. Program ini dalam waktu singkat

8
pun relatif mudah dipenuhi oleh para anggota IASC, termasuk Indonesia. Kemudahan ini
disebabkan karena pelaksanaan program ini relatif cukup fleksibel dalan beberapa hal.
Pertama, adanya fleksibilitas dalam pemilihan prinsip-prinsip akuntansi yang akan
digunakan dalam pengaturan di setiap negara. Sehingga di setiap negara akan memilih
prinsip-prisnisp akuntansi yang paling sesuai dengan kondisi lingkungan di negara tersebut.
Walaupun pilihan prinsip akuntansi tersebut tidak sama namun sepanjang tidak bertentangan
dengan yang diatur dalam IAS, masih dikatakan harmonis.
Kedua, bahasa pengaturan dalam standar dapat menggunakan bahasa nasional disetiap
negara dan tidak diharuskan menggunakan bahasa tertentu. Ketiga, standar akuntansi
nasional (yang harmonis dengan IAS) dapat secara efektif diterapkan dalam praktik disetiap
negara anggota IASC pada waktu itu (Media Akuntansi, 2005a).
2.4 Manfaat penerapan harmonisasi internasional

Sebuah tulisan terbaru juga mendukung adanya suatu “GAAP global” yang
terharmonisasi. Beberapa manfaat yang disebutkan antara lain:

1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa
hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara
konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2. Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih
beragam dan risiko keuangan berkurang.
3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam
bidang merger dan akuisisi.
4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard pat disebarkan dalam
mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.

Hambatan-hambatan dalam Harmonisasi dan Konvergensi Standar Akuntansi


Internasional
1. Penerjemahan Standar Internasional IFRS diterbitkan dalam bahasa Inggris. Untuk
memudahkan pemahaman pengguna standar maka IFRS perlu diterjemahkan dalam bahasa
masingmasing negara. Hal inilah yang menjadi masalah utama dalam adopsi dan penerapan
IFRS. Permasalahan ini timbul karena para penerjemah mengalami kesulitan dalam

9
memahami arti sebenarnya istilah-istilah dalam teks bahasa Inggris tersebut. Secara lebih
detail, kesulitan dalam penerjemahan itu meliputi empat hal. Pertama, penggunaan kalimat
bahasa Inggris yang panjang. Kedua, ketidakkonsistenan dalam penggunaan istilah. Ketiga,
penggunaan istilah sebagai sarana untuk menerangkan konsep yang berbeda. Dan terakhir,
penggunaan istilah yang tidak terdapat padanannya dalam terjemahan. Sebagai contoh,
penggunaan kata"shall"dan"should"dalam IFRS.
2. Ketidaksesuaian antara Stándar Internasional dan Hukum Nasional Masalah utama
lainnya adalah ketidaksesuaian antara standar internasional dengan hukum nasional.
Pertama, pada beberapa negara, standar akuntansi termasuk sebagai bagian hukum nasional,
sehingga
standar akuntansi ditulis dalam bahasa hukum sehingga harus diubah oleh dewan standar
akuntansi masing-masing negara. Kedua, ada transaksi-transaksi yang diatur oleh hukum
nasional berbeda dengan yang diatur oleh standar akuntansi internasional. Sebagai contoh,
transaksi ekuitas bagi perusahaan di Indonesia. Transaksi ini tergantung dari jenis suatu
perusahaan. Apakah berbentuk Perseroan Terbatas, Koperasi, atau yang lain. Oleh karena
hukum nasional mengakui berbagai bentuk perusahaan maka standar akuntansi ekuitas harus
mencakup berbagai bentuk perusahaan tersebut.
3. Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional Masalah selanjutnya adalah adanya
kekhawatiran bahwa standar internasional akan menjadi semakin tebal, semakin komplek,
dan rule-based approach. Kekhawatiran timbul, jangan-jangan standar akuntansi akan
mengatur secara detail setiap transaksi sehingga penyusunan laporan keuangan harus
mengikuti secara detail langkah-langkah pencatatan suatu transaksi tersebut.
4. Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional Standar akuntansi
internasional perlu dipahami secara jelas sebelum diterapkan. Hal ini tentu membutuhkan
cukup waktu bagi penyusunan laporan keuangan untuk memahami standar akuntansi.
Apabila suatu standar akuntansi sering berubah-ubah maka sangat susah bagi laporan
keuangan, auditor, dan pengguna laporan keuangan untuk memahami standar tersebut,
apalagi menerapkannya. Selain itu suatu standar akuntansi yang kompleks akan menyulitkan
pengguna standar untuk memahaminya.
5. Kurang Buku Ajar yang Berbasis IFRS Kesulitan dalam menerapkan IFRS sedikit banyak
juga dipengaruhi dari dasar pengembangan IFRS yang menggunakan "principle based"

10
bukan "rule based". Sehingga IFRS, tidak mengatur secara terinci yang nantinya akan
menyimpang dan mengarah ke "rule based". Keuntungan "principle based" antara lain
membuat aturannya menjadi cukup fleksibel sehingga dapat diterima dan diterapkan di
seluruh negara anggotanya(IAAP, 2006).
2.5 Penerapan standar akuntansi internasional

Standar akuntansi internasional digunakan sebagai hasil dari :

1. Perjanjian internasional atau politis

2. Kepatuhan secara sukarela (atau yang didorong secara professional)

3. Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi internasional

Beberapa Peristiwa penting Dalam Sejarah Penentuan Standar Akuntansi


Internasional
1959– Jacob Kraayenhof, mitra pendiri sebuah firma akuntan independen Eropa yang utama,
mendorong agar usaha pembuatan standar akuntansi internasional dimulai.

1961– Group d’Etudes, yang terdiri dari akuntan professional yang berpraktik, didirikan di
Eropa untuk memberikan nasihat kepada pihak berwenang Uni Eropa dalam masalah-
masalah yang menyangkut akuntansi.

1966– Kelompok Studi Internasional Akuntan didirikan oleh institute professional di


Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.

1973– Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standard


Committee-IASC) didirikan.

1976– Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for
Economic Coorporation and Development-OECD) mengeluarkan Deklarasi Investasi dalam
Perusahaan Multinasional yang berisi panduan untuk “Pengungkapan Informasi”.

1977– Federasi Internasional Akuntan (International Federation of Accounting-IFAC)


didirikan.

11
1977– Kelompok Para Ahli yang ditunjuk oleh Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan
Bangsa-bangsa mengeluarkan laporan yang terdiri dari empat bagian mengenai Standar
Internasional Akuntansi dan Pelaporan bagi Perusahaan Transnasional.

1978– Komisi Masyarakat ropa mengeluarkan Direktif Keempat sebagai langkah pertama
menuju harmonisasi akuntansi Eropa.

1981– IASC mendirikan kelompok konsultatif yang terdiri dari organisasi nonanggota untuk
memperluas masukan-masukan dalam pembuatan standar internasional.

1984– Bursa Efek London menyatakan bahwa pihaknya berharap agar perusahaan-
perusahaan yang mencatatkan sahamnya tetapi tidak didirikan di Inggris atau Irlandia
menyesuaikan dengan standar akuntansi internasional.

1987– Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO) menyatakan dalam konferensi
tahunannya untuk mendorong penggunaan standar yang umum dalam praktik akuntansi dan
audit.

1989– IASC mengeluarkan Draf Eksposure 32 mengenai perbandingan laporan keuangan.


Kerangka Dasar untuk Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan diterbitkan aoleh
IASC.

1995– Dewan IASC dan Komisi Teknis IOSCO menyetujui suatu rencana kerja yang
penyelesaiannya kemudian berhasil mengeluarkan IAS yang membentuk satu kelompok inti
standar yang komprehensif. Keberhasilan dalam penyelesaian standar-standar ini
menmungkinkan Komisi Teknis IOSCO untuk merekomendasikan pengesahan IAS dalam
pengumpulan Modal lintas batas dan keperluan pencatatan saham di seluruh pasar global.

1995– Komisi Eropa mengadopsi sebuah pendekatan daru dalam harmonisasi akuntansi
yang akan memungkinkan penggunaan IAS oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan
pencatatan saham dalam pasar modal internasional.

1996– Komisi Pasar Modal AS (SEC) mengumumkan bahwa pihaknya ”….mendukung


tujuan IASC untuk mengembangkan, secepat mungkin, standar akuntansi yang dapat

12
digunakan untuk menyusun laporan keuangan yang dapat digunakan dalam penawaran surat
berharga lintas batas.

1998– IOSCO menerbitkan laporan “Standar Pengungkapan Internasional untuk Penawaran


Lintas Batas dan Pencatatan Saham Perdana bagi Emiten Asing”.

1999– Forum Internasional untuk Pengembangan Akuntansi (International Forum on


Accountancy Development-IFDA) bertemu untuk pertama kalinya pada bulan Juni.

2000– IOSCO menerima, secara keseluruhan, seluruh 40 standar inti yang disusun oleh
IASC sebagai jawaban atas daftar keinginan IOSCO tahun 1993.

2001– Komisi Eropa mengusulkan sebuah aturan yang akan mewajibkan seluruh perusahaan
EU yang tercatat sahamnya  pada suatu pasar yang diregulasi untuk menyusun akun-akun
konsolidasi sesuai dengan IAS selambatnya tahun 2005.

2001– Badan Standar Akuntansi Internasional (Internastiaonal Accounting Standars Board-


IASB) menggantikan IASC dan mengambil alih tanggung jawabnya per tanggal 1
April.  Standar IASB disebut sebagai Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) dan
termasuk didalamnya IAS yang dikeluarkan oleh IASC.

2002– Parlemen Eropa menyetujui proposal Komisi Eropa bahwa secara nyata seluruh
perusahaan EU yang tercatat sahamnya harus mengikuti standar IASB dimulai selambat-
lambatnya tahun 2005 dalam laporan keuangan konsolidasi. Negara-negara anggota dapat
memperluas ketentuan ini terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang tidak
melakukan pencatatan saham dan perusahaan secara individu. Dewan Eropa kemudian
mengadopsi aturan yang memungkinkan hal ini tercapai.

2002– IASB dan FASB menandatangani “Perjanjian Norwalk” yang berisi komitmen
bersama terhadap konvergensi standar akuntansi internasional dan AS.

2003– Dewan Eropa menyetujui Direktif EU Keempat dan Ketujuh yang diamandemen,
yang menghapuskan ketidakkonsistenan antara direktif lama dengan IFRS.

13
2003– IASB menerbitkan IFRS 1 dan revisi terhadap 15 IAS.

2.6 Organisasi internasional yang mendukung harmonisasi internasional


Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi
internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
1. Badan Standar Akuntansi International (IASB)
2. Komisi Uni Eropa (EU)
3. Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4. Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
5. Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar
Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and
Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam
Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development
–UNCTAD)
6. Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan
Ekonomi (Kelompok Kerja OEDC)
Badan Standar Akuntansi Internasional
Tujuan IASB adalah :
1. Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global yang
berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang mewajibkan informasi yang
berkualitas tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan keuangan.
2. Untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut yang ketat.
3. Untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi
Internasional dan Pelaporan Keuangan Internasional kea rah solusi berkualitas tinggi.
Struktur IASB yang Baru
1. Badan wali
2. Dewan IASB
3. Dewan penasihat standar
4. Komite interpretasi pelaporan keuangan internasional (IFRIC)
Uni Eropa (Europen Union-EU)

14
Salah satu tujuan EU adalah untuk mencapai integrasi pasar keuangan eropa. Untuk
tujuan ini, EC telah memperkenalkan direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat
besar untuk mencapai pasar tunggal bagi :
1. Perubahan modal dalam tingkat EU
2. Membuat kerangka dasar hukum umum untuk pasar surat berharga dan derivatif yang
terintegrasi
3. Mencapai satu set standar akuntansi tunggal untuk perusahaan-perusahaan yang
sahamnya tercatat.
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (International Organization of Securities
Commissions-IOSCO) beranggotakan sejumlah badan regulator pasar modal yang ada di
lebih dari 100 negara. Menurut bagian pembukaan anggaran IOSCO: Otoritas pasar modal
memutuskan untuk bekerja bersama-sama dalam memastikan pengaturan pasar yang lebih
baik, baik pada tingkat domestic maupun internasional, untuk mempertahankan pasar yang
adil, efisien dan sehat:
 Saling menukarkan informasi berdasarkan pengalaman masing-masing untuk
mendorong perkembangan pasar domestic.
 Menyatukan upaya-upaya untuk membuat standard an penhawasan efektif terhadap
transaksi surat berharga internasional.
 Memberikan bantuan secara bersama-sama untuk memastikan integritas pasar
melalui penerapan standar yang ketat dan penegakkan yang efektif terhadap
pelanggaran.
IOSCO telah bekerja secara ekstensif dalam pengungkapan internasional dan standar
akuntansi memfasilitasi kemampuan perusahaan memperoleh modal secara efisien melalui
pasar global surat berharga. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi proses yang dapat
digunakan para penerbit saham kelas dunia untuk memperoleh modal dengan cara yang
paling efektif dan efisien pada seluruh pasar modal yang terdapat permintaan investor.
Komite ini bekerja sama dengan IASB, antara lain dengan memberikan masukan terhadap
proyek-proyek IASB.

15
FEDERASI INTERNASIONAL AKUNTAN (IFAC)
IFAC merupakan organisasi tingkat dunia yang memiliki 159 organisasi anggota di 118
negara, yang mewakili lebih dari 2,5 juta orang akuntan. Didirikan tahun 1977, dimana
misinya adalah untuk mendukung perkembangan profesi akuntansi dengan harmonisasi
standar sehingga akuntan dapat memberikan jasa berkualitas tinggi secara konsisten demi
kepentingan umum.
Majelis IFAC, yang bertemu setiap 2.5 tahun, memiliki seorang perwakilan dari setiap
organisasi anggota IFAC. Majelis ini memiliki suatu dewan, yang terdiri dari para individu
yang berasal dari 18 negara yang dipilih untuk masa 2.5 tahun. Dewan ini, yang bertemu 2
kali setiap tahunnya, menetapkan kebijakan IFAC dan mengawasi operasinya. Administrasi
harian dilakukan oleh Sekretariat IFAC yang berlokasi di New York, yang memiliki staf
professional akuntansi dari seluruh dunia.
KELOMPOK KERJA ANTAR PEMERINTAH PERSERIKATAN BANGSA-
BANGSA UNTUK PAKAR DALAM STANDAR INTERNASIONAL AKUNTANSI
DAN PELAPORAN (ISAR)
ISAR dibentuk pada tahun 1982 dan merupakan satu-satunya kelompok kerja antar
pemerintah yang membahas akuntansi dan audit pada tingkat perusahaan. Mandat khususnya
adalah untuk mendorong harmonisasi standar akuntansi nasional bagi perusahaan. ISAR
mewujudkan mandat tersebut melalui pembahasan dan pengesahan praktik terbaik, termasuk
yang direkomendasikan oleh IASB. ISAR merupakan pendukung awal atas pelaporan
lingkungan hidup dan sejumlah inisiatif terbaru berpusat pada tata kelola perusahaan dan
akuntansi untuk perusahaan berukuran kecil dan menengah.
ORGANISASI UNTUK KERJASAMA EKONOMI DAN PEMBANGUNAN (OECD)
OECD merupakan organisasi internasional Negara-negara industry maju yang
berorientasi ekonomi pasar. Dengan keanggotaan yang terdiri dari Negara-negara industry
maju yang lebih besar, OECD sering menjadi lawan yang tangguh terhadap badan-badan
lain (seperti PBB atau Konfederasi Internasional Persatuan Perdagangan Bebas) yang
memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan kepentingan
anggota-anggotanya.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konvergensi dalam standar akuntansi dan dalam konteks standar internasional berarti
nantinya ditujukan hanya akan ada satu standar. Satu standar itulah yang kemudian berlaku
menggantikan standar yang tadinya dibuat dan dipakai oleh negara itu sendiri. Sebelum ada
konvergensi standar biasanya terdapat perbedaan antara standar yang dibuat dan dipakai di
negara tersebut dengan standar internasional.
Harmonisasi standar akuntansi internasional berarti proses untuk meningkatkan
komparatif dari laporan keuangan yang dibuat oleh entitas pelaporan di berbagai negara
( Meek dan Saudagaran, 1990 ). Harmonisasi berarti dapat juga berarti sebagai sekelompok
negara yang menyepakati suatu standar akuntansi yang mirip, namun mengharuskan adanya
pelaksanaan yang tidak mengikuti standar harus diungkapkan dan direkonsiliasi dengan
standar yang disepakati bersama (Sadjiarto, 1999).
Harmonisasi secara umum bermakna penghapusan perbedaan antara berbagai standar
yang sudah ada, sementara konvergensi adalah bisa mencakup pembuatan standar baru yang
belum tercantum dalam standar yang sudah ada.

3.2 Saran

Demikian uraian yang dapat saya sampaikna dalam makalah ini. Sebagai manusia biasa,
tentunya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
para pembaca sangat kami nantikan demi kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya pada khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

17

Anda mungkin juga menyukai