OLEH
KELOMPOK III (MAKSI 1):
1. DWI ASTUTI HARDIANTI (0013 04 21 2016)
2. RIZKY AMALIAH YAHYA (0016 04 21 2016)
3. NURMAWADDAH
(0017 04 21 2016)
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya yang begitu besar, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
harapan dapat bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita terhadap ilmu
pengetahuan dalam hal ini kaitannya dengan Akuntansi Keuangan.
Dalam membuat makalah ini,dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami
miliki, kami berusaha mencari sumber data dari berbagai sumber informasi, terutama
dari media internet dan media lainnya.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu per satu, yang sangat membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kami berharap akan adanya masukan yang
membangun sehingga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun
pengguna makalah ini.
Akhirulkalam kami mengucapkan semoga Allah SWT membimbing kita semua
dalam naungan kasih dan sayang-Nya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Makassar, 20 Oktober 2016
PENYUSUN,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
IFRS merupakan Standar Internasional dan rerangka kerja dalam rangka
standar
akuntansi
global
yang
berkualitas,
untuk
2.
3.
4.
5.
Akhir-akhir ini, IFRS menjadi hot issue bagi akuntansi, top manajemen
perusahaan-perusahaan yang sudah Go Public dan para akademisi serta para
auditor yang melakukan auditing terhadap laporan keuangan perusahaanperusahaan yang sudah menerapkan IFRS tersebut dalam pelaporan
keuangannya.
Di Indonesia sendiri standar akuntansi yang berlaku dan berterima
umum adalah PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). Standar
akuntansi yang ada di Indonesia saat ini belum mengadopsi penuh standar
akuntansi international (IFRS). Standar akuntansi yang digunakan di Indonesia
masih mengacu pada US GAAP (United Stated Generally Accepted
Accounting Standard), namun dalam beberapa pasal sudah dilakukan
harmonisasi terhadap IFRS.
Seiring dengan perkembangan kegiatan ekonomi dan globalisasi
menuntut adanya suatau standard akuntansi internasional yang dapat diterima
dan dapat dipahami secara internasional, oleh karena itu muncullah suatu
standard internasional yaitu IFRS. Dimana tujuan dari konvergensi ini adalah
agar
informasi
keuangan
yang
dihasilkan
dapat
diperbandingkan,
kuliah
Akuntansi Keuangan,
penulis
juga
ingin
manambah
wawasan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Konvergensi IFRS
perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang
diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar.
Terdapat 3 tahapan dalam melakukan konvergensi IFRS di Indonesia,
yaitu:
1.
2.
Tahap Persiapan Akhir (2011), dalam tahap ini dilakukan penyelesaian terhadap
persiapan infrastruktur yang diperlukan. Selanjutnya, dilakukan penerapan
secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS.
3.
2.3.
saat ini belum menyeluruh (Full adoption), melainkan baru sebagian saja
(Harmonisasi). Hal tersebut terlihat dari standar akuntansi di Indonesia yang saat
ini masih mengacu pada US GAAP (United Stated Generally Accepted
Accounting Standard). Namun, Indonesia pada saat ini masih dalam proses
menuju penerapan IFRS secara menyeluruh melalui proses konvergensi PSAK ke
IFRS.
Menurut
Dewan
Standar
Akuntansi
Keuangan
(DSAK),
tingkat
2.
gunakan.
Adopted; Program konvergensi PSAK ke IFRS telah dicanangkan IAI pada
Desember 2008. Adopted maksudnya adalah mengadopsi IFRS namun
3.
4.
5.
sebagai berikut.
1. Pendekatan basis prinsip (principle-based approach) adalah pendekatan yang
menempatkan penekanan lebih besar pada penafsiran dan penerapan prinsipprinsip, dengan fokus khusus pada semangat prinsip yang diterapkan.
Pendekatan ini menetapkan/mengatur IFRS hanya pada prinsip prinsip
utamanya sehingga tidak memiliki standar-standar yang spesifik untuk
industri. Kalaupun terdapat standar mengenai kontrak asuransi (IFRS 4
Insurance contract), standar tersebut tidak mengatur entitas asuransi, tapi
entitas apapun yang memiliki kontrak asuransi. US-GAAP dan SAK kita
10
sebelumnya yang berbasis pengaturan (rule based) lebih detail dan kompleks
juga memiliki standar-standar berbasis industry, misalnya adalah standar
mengenai pengakuan pendapatan. Di IFRS, pengakuan pendapatan hanya
diatur pada 2 standar, yaitu IAS 18 Revenue dan IAS 11 Construction
Contracts. Sementara itu, standar akuntansi di US, misalnya memiliki sekitar
100 standar yang di dalamnya berisi pengakuan pendapatan yang berbedabeda pada tiap industri. Jadi, dimungkinkan hasil yang berbeda untuk
substansi ekonomi yang sama dalam industri yang berbeda (IASB, 2009).
2. Pendekatan standar yang memerlukan penilaian substansi transaksi dan
evaluasi, apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
Karakteristik ini menekankan substansi dari transaksi dan evaluasi yang
mencerminkan realitas ekonomi, contohnya di dalam IAS 38, juga PSAK 19
(revisi 2010) disebutkan bahwa aset tidak berwujud tidak lagi memiliki
maksimum umur manfaat. Perusahaan harus menilai berapa umur eknomis
aset tidak berwujud. Bahkan, apabila perusahaan tidak bisa melihat batas akhir
kapan manfaat ekonomis aset tidak berwujud tersebut berakhir, perusahaan
dapat membuatnya menjadi aset tidak berwujud dengan umur manfaat tak
terbatas. Aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas
diperlakukan sama seperti goodwill, yakni dikenai uji penurunan nilai setiap
tahun dan tidak diamortisasi.
3. Pendekatan yang berfokus pada kebutuhan untuk penilaian profesional dalam
hal penyelesaian berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas diperlakukan
sama seperti goodwill, yakni dikenai uji penurunan nilai setiap tahun dan tidak
diamortisasi. Karakteristik ini menunjukkan bahwa penilaian profesional
merupakan hal yang terpenting dalam penyelesaian masalah akuntansi. Hal ini
dikaitkan dengan penentuan umur ekonomis suatu aset tidak berwujud, yang
berdasarkan kriteria dan faktor yang diterima secara umum.
4. Pendekatan pada penggunan yang lebih besar nilai wajar (fair value) sebagai
dasar pengukuran penekanan 2 arah untuk memperoleh pengukuran yang
dapat diandalkan. Kriteria ini berlawanan dengan PSAK yang dianut
sebelumnya, di mana penilaian aset haruslah berdasarkan harga perolehan
(historical cost).
11
2.5.
cenderung dilarang.
Reklasifikasi dari dan ke FVTPL, dilarang.
Reklasifikasi dari L&R ke AFS, dilarang.
Tidak ada lagi extraordinary items.
12
disebut
mempersiapkan
dengan
Gugus
implementasi
Tugas
IFRS
IFRS
mulai
dari
yang
fase
bertanggung
jawab
penilaian,
desain,
13
Untuk lebih detailnya berikut tahapan perancangan dan penerapan IFRS Telkom:
14
15
Telkom terlibat aktif menjadi Tim Kerja Koordinasi BUMN untuk Antisipasi
Penerapan IFRS ke dalam SAK Indonesia, salah satu wujudnya adalah
menjadi narasumber dan pengajar untuk workshop penerapan SAK Indonesia
Baru (IFRS) untuk BUMN;
Telkom memberikan jasa pendampingan konvergensi SAK Indonesia-IFRS
kepada salah satu BUMN di Indonesia dan ini merupakan langkah awal untuk
membantu proses konvergensi di BUMN-BUMN lainnya;
Telkom menjadi pembicara utama dalam Seminar IFRS untuk Auditor dengan
tema Internal Auditors Need to Know IFRS Conversion pada tanggal 11-13
April 2011 di Bandung; dan secara rutin melakukan sosialisasi dan workshop
atas implementasi IFRS ke Anak Perusahaan Telkom.
Sejak 2008, diperkirakan sekitar 80 negara mengharuskan perusahaan
yang telah terdaftar dalam bursa efek global menerapkan IFRS dalam
mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangannya.
Laporan keuangan menurut IFRS:
Catatan laporan keuangan harus disajikan dengan urutan sebagai berikut:
16
Umur. Jika
entitas
memiliki
umur
terbatas,
buat
catatan
umur
organisasi/perusahaan.
17
18
19
20
21
22
23
24
25
2.6.
2.7.
26
27
Keuangan,
serta
meningkatkan
kemampuan
pengajar
dengan
laporan
keuangan
akan
meningkat
karena
lebih
banyak
28
Negara. Hal ini terjadi karena IASB sebagai standard setter dari IFRS memiliki
anggota yang sebagian besar adalah negara maju.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
29
Konvergensi
IFRS
diselenggarakan
dalam
rangka
meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Akhiruddin. 2011. Konvergensi IFRS di Indonesia (Online). Jurnal.
http://20207082.student.gunadarma.ac.id/ diakses, 17 Oktober 2016.
30
31