BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full
adoption) standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting
Standard (IFRS). Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini mengacu
pada US GAAP (United Stated Generally Accepted Accounting Standard), namun
pada beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS yang sifatnya harmonisasi. Era
globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi internasional yang
dapat diberlakukan secara internasional di setiap negara, atau diperlukan adanya
harmonisasi terhadap standar akuntansi internasional, dengan tujuan agar dapat
menghasilkan informasi keuangan yang dapat diperbandingkan, mempermudah
dalam melakukan analisis kompetitif dan hubungan baik dengan pelanggan,
supplier, investor, dan kreditor. Namun, proses harmonisasi ini masih banyak
menghadapi hambatan.
Teknologi informasi yang berkembang pesat membuat informasi tersedia diseluruh
dunia. Pesatnya teknologi informasi ini merupakan akses bagi banyak investor
untuk memasuki pasar modal di seluruh dunia. Hal ini tidak dapat dilakukan jika
perusahaan-perusahaan masih memakai prinsip pelaporan keuangan yang berbedabeda. Hal itu lah yang melatarbelakangi IFRS. Pengadobsian IFRS kedalam standar
akuntansi domestik bertujuan untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan,
persyaratan akan item- item pengungkapan akan semakin tinggi sehingga nilai
perusahaan akan semakin tinggi pula, manajemen akan memiliki tingkat
akuntabilitas tinggi dalam menjalankan perusahaan, laporan keuangan perusahaan
menghasilkan informasi yang lebih relevan dan akurat, dan laporan keuangan akan
lebih dapat diperbandingkan dan menghasilkan informasi yang valid untuk aktiva,
hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan (Petreski, 2005).
IAI pada Desember 2008 telah mengumumkan rencana konvergensi standar
akuntansi lokalnya yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dengan
International Financial Reporting Standards (IFRSs) yang merupakan produk dari
IASB. Rencana pengkonvergensian ini direncanakan akan terealisasi pada tahun
2012. Dengan pencanangan tersebut timbul permasalahan mengenai sejauh mana
adopsi IFRS dapat diterapkan dalam Laporan Keuangan di Indonesia, bagaimana
sifat adopsi yang cocok apakah adopsi seluruh atau sebagian (harmonisasi), dan
manfaat bagi perusahaan yang mengadopsi khususnya dan bagi perekonomian
Indonesia pada umumnya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah dalam makalah ini
yaitu :
1.
2.
C.
Tujuan
2.
Memberikan pemahaman mengenai peluang-peluang dan tantangan atas
konvergensi IFRS di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian IFRS
3.
menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan
efisiensi penyusunan laporan keuangan
Pengadopsian IFRS juga berlaku di Indonesia. Pengadopsian ini berlaku secara
penuh pada tahun 2012 seperti yang dilansir oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) .
Dengan mengadopsi IFRS, perusahaan-perusahaan di Indonesia diharapka dapat
meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan. Selain itu, konvergensi IFRS
adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum.
Menurut Ketua Tim Implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Dudi M
Kurniawan, dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat
sekaligus, yaitu:
Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).
Mengurangi biaya SAK.
Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
Meningkatkan transparansi keuangan.
Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui
pasar modal.
Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Indonesia sendiri memiliki tiga pilar standar akuntansi, yaitu Standar Akuntansi
Indonesia, SAK-ETAP, dan Standar Akuntansi Syariah. IFRS hanya diadopsi untuk
standar akuntansi keuangan. IFRS memiliki karakteristik, diantaranya:
B.
lebih dapat diperbandingkan dan menghasilkan informasi yang valid untuk aktiva,
hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan (Peterski, 2005).
Maka, rekomendasi konvergensi IFRS kedalam PSAK seperti yang disampaikan
berbagai pihak memang beralasan. Saat ini PSAK sedang dalam proses konvergensi
penuh dengan IFRS. Oleh karena itu, seluruh penyusunan dan pengembangan PSAK
kedepan akan selalu mengacu pada IFRS.
2.
Tahap Persiapan Akhir Penyelesaian Infrastruktur, berlangsung pada tahun
2011, dan
3.
C.
Indonesia telah mengadopsi IFRS secara penuh pada tahun 2012. Dengan
mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak
memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS.
Sebelum membahas lebih lanjut proses konvergensi IFRS penulis akan memberi
gambaran perbandingan antara IFRS dan PSAK menurut IAI.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada perbedaan antara IFRS dengan PSAK, oleh
karena itu dilakukan konvergensi antara PSAk dengan IFRS.
Dalam melakukan konvergensi IFRS, terdapat dua macam strategi adopsi, yaitu big
bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS
sekaligus, tanpa melalui tahapan tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh
negara negara maju. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan
secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara negara berkembang seperti
Indonesia.
Di indoesia PSAK akan dikonvergensi secara penuh ke dalam IFRS melalui tiga
tahapan, yaitu tahap adopsi, tahap persiapan akhir, dan tahap implementasi.
Roadmap konvergensi IFRS dapat dilihat sebagai berikut :
Tahap adopsi dilakukan pada periode 2008-2011 meliputi aktivitas adopsi seluruh
IFRS ke PSAK, persiapan infrastruktur, evaluasi terhadap PSAK yang berlaku. Untuk
perkembangan konvergensi IFRS selama tahun 2009-2010 adalah sebagai berikut :
Jumlah PSAK yang telah disahkan dari Juni 2009Juni 2010 berjumlah 15 buah,
semuanya berlaku 2011 kecuali PSAK 10 berlaku 2012 namun penerapan dini
diijinkan
Bila asumsi ED PSAK 3 dan ED ISAK 17 disahkah dalam waktu dekat, maka jumlah
PSAK yang akan berlaku efektif 2012 adalah 15 buah dan ISAK 7 buah.
Jumlah PSAK yang belum disahkan dan akan berlaku 2012 sampai dengan Juni 2010
dan ISAK adalah 5 buah
Jumlah PSAK yang masih Non Comparable dengan IFRS adalah 8 buah
Jumlah PSAK yang telah dicabut dgn PPSAK dan pencabutan berlaku sejak 2010
adalah 9 PSAK dan 1 Interpretasi . Beberapa PSAK juga telah dicabut dgn
bersamaan dgn berlakunya PSAK baru sehingga total PSAK yang dicabut adalah 16
PSAK.
PSAK disahkan 23 Desember 2009
PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan
PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas
PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan
Tersendiri
D.
a.
Dalam melakukan konvergensi IFRS, tidak selamanya berjalan mudah, tapi juga ada
kendala-kendala ataupun rintangan yang dihadapi, diantaranya yaitu :
1.
2.
IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS
masih dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.
3.
Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia dan acapkali ini tidaklah mudah.
4.
Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak
metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.
5.
Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.
6.
b.
Salah satu peluang Indonesia dengan mengadopsi IFRS adalah menarik investasi
global. Investasi merupakan elemen yang penting dalam kelangsungan hidup
sebuah perusahaan. Dalam era globalisasi, investasi antar negara menjadi sangat
mungkin dilakukan. Hal ini merupakan peluang bagi perusahaan-perusahaan
Indonesia.
Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki potensi yang besar sebagai lahan
basah bagi tumbuhnya perekonomian secara pesat. Jumlah penduduk serta pola
konsumsi masyarakat Indonesia pun menjadi daya tarik bagi investor global. Namun
lebih jauh lagi, keadaan perusahaan-perusahaan calon investee merupakan hal
yang sangat diperhatikan oleh investor global.
Proses keputusan investasi merupakan proses pengambilan keputusan yang
berkesinambungan. Proses tersebut terdiri dari empat tahap keputusan yang
berjalan terus menerus hingga tercapai keputusan investasi yang terbaik.
1.
tahap penentuan tujuan investasi yang disesuaikan dengan masing-masing
investor.
2.
tahap penentuan kebijakan untuk memenuhi tujuan investasi. Tahap ini terdiri
atas pendistribusian dana yang dimiliki.
3.
tahap pemilihan strategi portofolio, antara strategi aktif (peramalan dan
pencarian kombinasi portofolio yang baik) dan pasif (mengikuti pasar).
4.
tahap pemilihan aset yang dimaksudkan dalam portofolio. Kelima, tahap
pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.
Tahapan yang dilalui oleh calon investor dalam melakukan investasinya tentunya
dilakukan dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan karena dari laporan
keuangan tersebut seluruh kegiatan perusahaan dan prospek perusahaan tersebut
dapat terlihat.
Namun, kualitas laporan keuangan tentunya sangat dipengaruhi oleh standar
akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan tersebut. Standar akuntansi
yang berkualitas terdiri dari prinsip-prinsip komprehensif yang netral, konsisten,
sebanding, relevan, dan dapat diandalkan yang berguna bagi investor, kreditor dan
pihak lain untuk membuat keputusan alokasi modal (SEC, 2000, dalam Roberts, et
al. 2005). Untuk menghadapi investor dari berbagai negara, sebuah perusahaan
akan mendapat keuntungan jika menggunakan standar yang digunakan secara
umum dan diterima secara global, yaitu IFRS.
Pengadopsian penuh IFRS di Indonesia akan berimbas pada peningkatan
transparansi dan akuntabilitas dunia bisnis. Dengan keterbukaan informasi yang
lebih baik, Indonesia dapat meningkatkan kepercayaan pasar internasional sehingga
meningkatkan jumlah investor.
Namun adopsi ini harus didukung dengan kesiapan berbagai profesi penunjang
seperti notaris, aktuaris, penilai, dan akuntan publik. Dengan bantuan seluruh
stakeholders, industri Indonesia dapat berdiri sejajar dengan dunia internasional.
Adopsi penuh terhadap IFRS memiliki setidaknya dua pengaruh terhadap keputusan
investasi calon investor. Pertama, dengan menggunakan IFRS maka laporan
keuangan akan lebih mudah diinterpretasikan karena menggunakan bahasa yang
secara global digunakan. Kedua, IFRS dapat meningkatkan kepercayaan calon
investor karena laporan keuangan disusun dengan menggunakan standar
internasional.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik oleh pemakalah atas pembahasan diatas
yaitu sebagai berikut
1.
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia perlu mengadopsi IFRS karena
kebutuhan akan info keuangan yang bisa diakui secara global untuk dapat bersaing
dan menarik investor secara global.
2.
Saat ini, adopsi yang dilakukan oleh PSAK Indonesia sifatnya adalah
harmonisasi, belum adopsi secara utuh. Adopsi ini wajib diterapkan terutama bagi
perusahaan publik yang bersifat multinasoinal, untuk perusahaan non publik yang
bersifat lokal tidak wajib diterapkan.
3.
Perlu dipertimbangkan lebih jauh lagi sifat adopsi apa yang cocok diterapkan
di Indonesia, apakah adopsi secara penuh IFRS atau adopsi IFRS yang bersifat
harmonisasi yaitu mengadopsi IFRS disesuaikan dengan kondisi ekonomi, politik,
dan sistem pemerintahan di Indonesia.
4.
Kalangan akademisi khususnya bidang akuntansi harus siap terlebih dahulu
terhadap perubahan ini dengan cara melakukan penyesuaian terhadap kurikulum,
silabi, dan literatur. Penyesuaian terhadap perubahan ini memerlukan waktu dan
usaha yang keras, karena penyesuaian terhadap peraturan yang baru menyangkut
banyak aspek dan bukanlah hal yang dapat terjadi dalam waktu yang singkat. Bagi
perusahaan atau organisasi, perubahan dilakukan terutama oleh perusahaan go
publik atau perusahaan multinational yang melakukan transaksi dan berinteraksi
dengan perusahaan lainnya secara international.
5.
Adopsi seutuhnya (full adoption) terhadap IFRS, berarti merubah prinsipprinsip akuntansi yang selama ini telah dipakai menjadi suatu standar akuntansi
berlaku secara internasional.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
2.
Bagaimana kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan IFRS di
Indonesia?
3.
C.
Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
1.
Pengertian IFRS
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar
Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun
standar akuntansi.Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong
penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan
dapat diperbandingkan.
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan interim perusahaan untuk
periode-periode yang dimaksukan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung
informasi berkualitas tinggi yang: a. Menghasilkan transparansi bagi para pengguna
dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan, b. Menyediakan titik
awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS, dan c. Dapat
dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna. IFRS
merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International
Accounting Standar Board (IASB).Standar Akuntansi Internasional disusun oleh
empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB),
Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan
Federasi Akuntansi Internasional (IFAC).International Accounting Standar Board
(IASB) yang dahulu bernama International Accounting Standar Committee (IASC),
merupakan lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi.Organisasi ini
memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi
global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan.
2.
2.
3.
4.
5.
6.
pasar modal
7.
3.
akuntansi keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan
oleh IASB.(Terjadi pada periode 1984-1994).
Ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini ditunjukkan sejak tahun 1994,
telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk
menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun
standar akuntansi keuangan Indonesia.Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi
besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan
konsisten dengan IAS.Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat
sendiri.(Terjadi pada periode 1994-2004).Merupakan konvergensi IFRS Tahap 1,
Sejak tahun 1995 sampai tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun
penambahan standar baru. Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada
tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1
September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI (Cek
Lagi nanti) X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan
pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS
pada tahun 2008.Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah.Sampai akhir
tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33
standar. (terjadi pada periode 2006-2008).
B.
Standart Setter.
DSAK adalah perumus SAK yang ada di Indonesia.Pada prakteknya DSAK
mendapatkan berbagaimacam kritik. Diantaranya adalah minimnya partisipasi dari
pihak-pihak yang berkepentingan dalam setiap exposure draft hearingPSAK yang
baru akan diberlakukan. Padahal untuk dapat di cap kualitas generally accepted
accounting principle / GAAP adalah harus melewati tahapan-tahapan yang
diantaranya melibatkan seluruh stakeholeder yang terlibat. Selain itu status ketua
dan anggota DSAK yang tidak bekerja full time membuat DSAK dipandang kurang
begitu loyal dan independen. Dan yang memprihatinkan adalah belum ada satu
peraturan pun yang memberikan mandate bagi DSAK untuk mengeluarkan SAK.
2.
Kondisi perundanga-undangan yang belum tentu sinkron dengan IFRS.
Regulasi yang berkaitan dengan standar akuntansi dan pelaporan keuangan di
Indonesia tidak begitu jelas. Terdapat banyak perundang-undangan yang kurang
mendukung terhadap standar akuntansi dan pelaporan keuangan. Di dalam IAS 16,
standar internasional memperbolehkan pengukuran aktiva tetap memakai
IFRS hanyalah alat untuk mencapai kemudahan dalam berinvestasi. Yang akan
menggunakan dan mengoptimalkan alat tersebut tidak lain tidak bukan hanyalah
manusia itu sendiri meskipun akan sedikit di bantu dengan teknologi informasi. SDM
di Indonesia haruslah dapat memahami dengan baik apa itu IFRS. Tentunya SDMSDM yang berhubungan langsung dengan laporan keuangan baik praktisi,
pemerintah, hingga akademisi.
Salah satu kelemahan SDM Indonesia adalah kesulitan dalam menerjemahkan
IFRS.Jadi dalam menerjemahkan dan memahami IFRS membutuhkan waktu yang
tidak singkat.Padahal perubahan-perubahan di IFRS adalah sangat cepat, sehingga
saat IFRS yang sudah selesai diterjemahkan terkadang IFRS yang tidak lagi berlaku.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan Negara lain yang langsung mengambil teks
asli IFRS tanpa menerjemahkannya terlebih dahulu.
Indonesia sebagai negara yang memiliki nilai budaya yang berbeda dengan nilai
budaya asal IFRS dapat mempengaruhi proses pelaksanaan penerapan IFRS di
Indonesia. IFRS yang dikembangkan di negara Anglo-Saxon yang cenderung
memiliki nilai budaya indivilualisme yang tinggi dan jarak kekuasaan (power
distance) yang rendah dapat terkendala penerapannya di Indonesia yang memiliki
nilai budaya berkelompok yang tinggi dan jarak kekuasaan yang juga tinggi. Hal ini
dikhawatirkan akan mempengaruhi tingkat profesionalisme akuntan. Selain itu
penegakan aturan (Penerapan IFRS bagi perusahaan-perusaahn di Indonesia) juga
diragukan.ini dikarenakan nilai budaya rakyat Indonesia yang cenderung melihat
seseorang dengan pangkat lebih tinggi juga memiliki kekuasaan yang lebih tinggi
sehingga dapat menjadi sumber penyelewengan.
2.
d.
Register D: akuntan yang baru lulus dari fakultas ekonomi jurusan akuntansi
atau memegang sertifikat yang telah dievaluasi oleh komite ahli dan
dipertimbangkan setara dengan gelar akuntansi dari universitas negeri. (Yunus,
1990 dalam Perera dan Baydoun, 2007, p.213). Kebanyakan dari akuntan yang ada
di Indonesia adalah akuntan dengan kategori D, sehingga sumber daya manusia
untuk melaksanakan standard akuntansi secara memadai masih kurang.
4.
Nilai budaya masyarakat Indonesia yang kental dengan kolektivisme dan cenderung
memiliki jarak kekuasaan yang tinggi dapat berpengaruh terhadap lemahnya
pengembangan dan penerapan IFRS di Indonesia.Para professional dikuatirkan
bersikap pasif terhadap draft-draft eksposur karena menganggap tidak perlu
berpartisipasi dalam pembuatan standard (sebagai efek dari tingginya jarak
kekuasaan).
C.
3.
menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan
efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Daftar perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan IFRS di Indonesia:
PT Aneka Tambang Tbk adalah perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki
pemerintah dan publik dan bergerak di bidang pertambangan.Perusahaan yang
didirikan sejak 5 Juli 1968 ini memiliki kegiatan eksplorasi, penambangan,
pengolahan serta pemasaran sumber daya mineral. Bijih nikel kadar tinggi atau
saprolit, bijih nikel kadar rendah atau limonit, feronikel, emas, perak dan bauksit
adalah komoditas utama perusahaan ini. Selain itu Antam juga melayani jasa
pengolahan dan pemurnian logam mulia serta jasa geologi.
Selain beroperasi di Indonesia, ANTAM juga memiliki pelanggan di Eropa dan
Asia.ANTAM telah membentuk beberapa usaha patungan dengan mitra
internasional karena luasnya wilayah eksplorasi berlisensi perusahaan serta
sahamnya besar untuk mengembangkan tubuh bijih geologi menjadi pertambangan
yang menguntungkan.Dalam perjalanan bisnisnya, perusahaan ini menjadi
perseroan terbatas pada tahun 1968 dengan penggabungan beberapa perusahaan
pertambangan komoditas tunggal. ANTAM adalah perusahaan milik negara yang
dihasilkan dari penggabungan beberapa perusahaan pertambangan dan proyek
milik negara yaitu State General Mining Company, the State Bauxite Mining
Company, the Tjikotok State Gold Mining Company, the State Precious Metals
Company, PT Nickel Indonesia, the Diamond Project dan banyak lagi proyek di
bawah Bapetamb.
Perusahaan telah melakukan initial public offering (IPO) dan mencatatkan sahamnya
di Bursa Efek Indonesia dan 35% dijual oleh pemerintah kepada masyarakat pada
tahun 1997 demi mengumpulkan uang untuk ekspansi feronikel.Pada tahun 1999,
Antam mencatatkan sahamnya di Australia sebagai entitas asing dan kemudian
pada tahun 2002, perusahaan meningkatkan statusnya ke ASX Listing yang lebih
ketat.Pada tanggal 14 September 1974, status Perusahaan diubah dari Perusahaan
Negara ke perusahaan Milik Negara (Persero) dan dikenal sebagai Perusahaan
Perseroan (Persero) Aneka Tambang.Tujuan ANTAM diarahkan pada peningkatan
b)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Jika sebuah negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut sedang mengadopsi
bahasa pelaporan keuangan global yang akan membuat perusahaan (bisnis) bisa
dimengerti oleh pasar dunia. Namun, beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan
mengganti angka-angka di laporan keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola
pikir dan cara semua elemen di dalam perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Ashbaugh, H., dan M. Pincus. 2001. Domestic accounting standards,International
Accounting Standards, and the predictability of earnings. Journal of Accounting
Research 39: 417-434.
BEI,PerusahaanTercatathttp://www.idx.co.id/MainMenu/Education/WhatisBond/tabi
d/89/language/id-ID/Default.aspx (diakses tgl 16/03/2012)
BPS, Jumlah Perusahaan menurut Sektorhttp://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?
tabel=1&daftar=1&id_subyek=09¬ab=2 (diakses tgl 16/03/2012)
Deloitte, 2007, IFRS and Indonesian GAAP, a Comparison
http://www.iasplus.com/country/compare.htm diakses: 12 Nov 2010
Ikatan Akuntans Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat,
Jakarta.
Li, S., 2008, Does Mandatory Adoption of International Accounting Standards
Reduce the Cost of Equity Capital? Working Papers, University of Southern
California.
Perera, H., dan Baydoun, N., 2007, Convergence with International Financial
Reporting Standards: The Case of Indonesia. Advances in International Accounting
20:201-224
US GAAP adalah standar akuntansi keuangan yang digunakan di Amerika Serikat.
http://irdam.blogs.unhas.ac.id/2012/03/penerapan-ifrs-di-indonesia-manfaat-dankendala/
http://profil.merdeka.com/indonesia/a/aneka-tambang/
https://www.garuda-indonesia.com/id/id/investor-relations/about-garudaindonesia/corporate-profile/index.page