Anda di halaman 1dari 18

KANDUNGAN PRINSIP KONSERVATISME DALAM

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BERBASIS IFRS


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Seminar Akuntansi

Diampu Oleh:
SRI DEWI WAHYUNDARU, SE., M.Si.Ak., CA

Disusun Oleh:

ANNISA NOOR FIRDAUSY

31402000190

PROGRAM S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh
(full adoption) standar akuntansi internasional atau International Financial
Reporting Standard (IFRS). Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini
mengacu pada US GAAP (United Stated Generally Accepted Accounting
Standard), namun pada beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS yang sifatnya
harmonisasi. Adopsi yang dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum
menyeluruh, baru sebagian (harmonisasi). Era globalisasi saat ini menuntut
adanya suatu sistem akuntansi internasional yang dapat diberlakukan secara
internasional di setiap negara, atau diperlukan adanya terhadap standar akuntansi
internasional, dengan tujuan agar dapat menghasilkan informasi keuangan yang
dapat diperbandingkan, mempermudah dalam melakukan analisis kompetitif dan
hubungan baik dengan pelanggan, supplier, investor, dan kreditor. Namun proses
harmonisasi ini memiliki hambatan antaralain nasionalisme dan budaya tiap-tiap
negara, perbedaan sistem pemerintahan pada tiap-tiap negara, perbedaan
kepentingan antara perusahaan multinasional dengan perusahaan nasional yang
sangat mempengaruhi proses harmonisasi antar negara, serta tingginya biaya
untuk merubah prinsip akuntansi.
Indonesia, sebagai suatu negara berkembang pun tidak ketinggalan dalam
mengadopsi IFRS. Adopsi PSAK ke IFRS pun semakin menggaung ketika IAI
mencanangkan konvergensi penuh IFRS ke PSAK pada tahun 2012. Diharapkan,
dengan adanya konvergensi ini dapat memudahan pemahaman terhadap laporan
keuangan yang dikenal secara internasional serta
dapat meningkatkan arus investasi

Proses konvergensi IFRS di Indonesia terbagi atas tiga tahap, yaitu:


1. Tahap adopsi (Tahun 2008-2010)
2. Tahap persiapan (Tahun 2011)
3. Tahap implementasi (2012)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IFRS
Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) adalah catatan
akuntansi dan standar pelaporan yang diterima secara internasional yang
dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB). IASB
adalah organisasi internasional yang bertujuan untuk merumuskan standar
akuntansi yang tinggi, dapat dimengerti, dapat diterapkan dan diterima secara
internasional. .
Banyak standar yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS yang dikenal
dengan nama sebelumnya International Accounting Standards (IAS). IAS
dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi Internasional (IASC) antara tahun
1973 dan 2001. Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru saja mengambil alih
tanggung jawab untuk menyusun standar akuntansi internasional dari IASC.
Pada pertemuan pertama, badan baru menyesuaikan IAS dan SIC yang ada.
IASB terus mengembangkan standar dan menamai standar baru atas nama
IFRS.
B. Manfaat IFRS
Adopsi SAK berbasis IFRS diharapkan:
1. Akan meningkatkan daya banding laporan keuangan;
2. Meningkatkan kualitas informasi, khususnya di pasar modal internasional;
3. Mengurangi hambatan asrus modal internasional karena interpertasi
laporan keuangan yang sama dan mengurangi perbedaan dalam ketentuan
pelaporan keuangan;
4. Menurunkan biaya pelaporan multinational corporation;
5. Menurunkan biaya analisis laporan keuangan bagi analis;
6. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan best practices.

C. Ruang Lingkup Standar Akuntansi Keuangan


Standar ini berlaku apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS untuk
pertamakalinya melalui suatu pernyataan eksplisit tanpa syarat tentang
kesesuaian dengan IFRS. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa laporan
keuangan perusahaan yang pertamakalinya berdasarkan IFRS (termasuk
laporan keuangan interim untuk periode pelaporan tertentu) menyediakan titik
awal yang memadai dan transparan kepada para pengguna dan dapat
dibandingkan sepanjang seluruh periode disajikan.

D. Konsep Dasar Standar Akuntansi Keuangan


1. Tanggal pelaporan (reporting date) adalah tanggal neraca untuk laporam
keuangan pertama yang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan
tersebut sesuai dengan IFRS
(sebagai contoh 31 Desember 2006).
2. Tanggal transisi (transition date) adalah tanggal neraca awal untuk laporan
keuangan komparatif tahun sebelumnya
(sebagai contoh 1 Januari 2005, jika tanggal pelaporan adalah 31
Desember 2006).
Pengecualian untuk penerapan retrospektif IFRS terkait dengan hal-hal
berikut:
a. Penggabungan usaha sebelum tanggal transisi.
b. Nilai wajar jumlah penilaian kembali yang dapat dianggap sebagai nilai
terpilih.
c. Employee benefits.
d. Perbedaan kumulatif atas translasi (penjabaran) mata uang asing, muhibah
(goodwill), dan penyesuaian nilai wajar.
e. Instrumen keuangan, termasuk akuntansi lindung nilai (hedging).

E. METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan ini termasuk jenis penelitian studi kasus.
Kasus yang diangkat terkait dengan dokumen Standar Akuntansi
Keuangan hasil konvergensi yang telah ditetapkan sebagai standar
penyusunan laporan keuangan perusahaan di Indonesia. Dokumen tersebut
akan diteliti tentang kandungan informasi yang mengatur metode
pelaporan keuangan baik yang mendukung maupun tidak mendukung
penerapan prinsip konservatisme. Unit analisis penelitian ini menggunakan
unit analisis berupa perlakuan akuntansi yang diatur dalam standar
akuntansi keuangan. Perlakuan akuntansi meliputi
1) identifikasi;
2) pengukuran dan penilaian;
3) pengakuan; dan
4) penyajian dan pengungkapan.

Sumber data data yang digunakan adalah dat sekunder dalam


bentuk lembaran PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) hasil
dari konvergensi dari IFRS. Data tersebut tersedia secara publik dalam
bentuk buku PSAK tahun 2011. Data dikumpulkan dengan menggunakan
metode observasi terhadap dokumen yang tersedia dengan mendasarkan
pada unit analisis yang telah ditetapkan. Metode analisis yang digunakan
adalah content analysis. Yaitu analisis terhadap kandungan informasi
standar yang terdiri sejumlah paragraf. Adapun tahapan analysis yang
dilakukan meliputi:

1) Melakukan identifikasi sejumlah pernyataan untuk digolongkan


kepada
dua komponen utama yakni komponen neraca dan komponen laba.
2) Mengidentifikasi sejumlah transaksi yang diatur dalam masing-masing
standar
3) Menilai metode dan teknik pengukuran yang distandarkan
4) Menilai metode dan teknik penilaian yang distandarkan
5) Menilai metode dan teknik pengakuan yang ditandarkan
6) Menilai metode dan teknik penyajian serta pengungkapan yang
distandarkan
7) Atas dasar tahapan 1 sampai dengan 6, melakukan analisis terhadap
aspekaspek yang dinilai dengan cara mereduksi kepada kecenderungan
perlakuan akuntansi apakah mengarah pada dukungan atau penolakan
terhadap penerapan konservatisme akuntansi
8) Melakukan proses deduksi terhadap berbagai temuan yang diperoleh
dengan mendasarkan pada teosi normatid yang berlaku di bidang
akuntansi.
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Konvergensi IFRS di Indonesia. Alasan yang
mendasarai mengapa Indonesia harus melakukan konvergensi IFRS adalah
masalah kepentingan global agar dapat meningkatkan daya informasi dari
laporan keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Di samping itu
Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia
sebagai anggota G20 forum, Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20
forum di Washington DC, 15 November 2008 secara prinsip-prinsip G20
yang dicanangkan sebagai berikut:
Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia. Pada periode 1973-
1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk Komite Prinsip-
prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi,
yang kemudian dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).
Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar
PAI 1973 dan kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia
1984 (PAI 1984). Menjelang akhir 1994, Komite standar akuntansi
memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia dengan
mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan dan
menerbitkan interpretasi atas standar tersebut. Revisi tersebut
menghasilkan 35 pernyataan standar akuntansi keuangan, yang sebagian
besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB.
Pada periode 1994-2004, ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke
IFRS, hal ini ditunjukkan Sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari
Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan International
Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar akuntansi
keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar
untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan
konsisten dengan IAS. Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan
lainnya dibuat sendiri.
Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1,
Sejak tahun 1995 sampai tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa
penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Proses revisi
dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni
1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007, dan
versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI ke X di Jakarta
ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun
2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada
tahun 2008. Namun
dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008
jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari
total 33 standar.
G. Perbandingan PSAK dengan IFRS
Jika kita bandingkan antara semua standar akuntansi yang dimiliki
Indonesia dengan IFRS, dengan jelas kita temukan perbedaan kuantitas
sebagai berikut:

PSAK IFRS

43 Standart (PSAK) 37 Standart

8 Syari’ah Standart 8 IFRS

11 Interpretation (ISAK) 29 IAS

4 Tecnical Bulletins 27 Interpretations

1 SAK ETAP (Entitas Tanpa 16 IFRIC Interpretation


Akuntabilitas Publik/UKM)

11 SIC
Di Indonesia juga terdapat standar akuntansi pemerintahan (SAP)
yang masih mengacu pada PSAK lama. Setelah integrasi PSAK dan
IFRS, SAP kemungkinan besar akan berubah.

Tidak semua standar IFRS yang disebutkan di atas sepenuhnya


diikuti dan diubah menjadi PSAK. Itulah mengapa IAI memilih
konvergensi dari para adaption dan adoption. Sedikit gambaran saja
untuk membedakan ketiga istilah tersebut saya jelaskan dalam tabel
berikut:

Perbedaan Adaption Convergence Full Adoption


Arti Adaptasi/Penyelarasan Pertemuan pada Adopsi/pemakaian
harafiah suatu titik
Standart Membuat standar Membuat standar Mentranslet
akuntansi yang benar benar baru baru dengan standar lama
mempertimbangkan menjadi standar
keadaan yang baru
berlaku
Contoh Indonesia sebelum Indonesia setelah Australia,
negara IFRS 2012 Hongkong

H. Perbedaan Spesifik antara IFRS dengan US GAAP


Perbedaan terbesar antara US GAAP dan IFRS adalah bahwa
secara keseluruhan prinsip tersebut memberikan detail yang lebih sedikit.
Panduan tentang pengakuan pendapatan, misalnya, secara signifikan lebih
kecil dari GAAP luas. IFRS juga mengandung relatif sedikit instruksi
spesifik industri.
Karena konvergensi proyek jangka panjang antara IASB dan FASB,
perbedaan spesifik antara IFRS dan GAAP telah dikurangi sampai batas
tertentu, tetapi masih terdapat perbedaan yang signifikan. Bergantung pada
industri dan masing-masing perusahaan, sebagian besar perbedaan
mungkin menghasilkan sangat berbeda Laporkan hasilnya. Fakta dan
keadaan.
Contoh:
 IFRS tidak mengizinkan Last In, First Out (LIFO).
 IFRS menggunakan metode langkah tunggal untuk write-downs
kerusakan daripada langkah kedua metode yang digunakan dalam US
GAAP, membuat write-downs lebih mungkin.
 IFRS memiliki batas probabilitas yang berbeda dan pengukuran
objektif untuk kemungkinan.
 IFRS tidak mengizinkan utang untuk pelanggaran perjanjian yang
telah terjadi harus diklasifikasikan sebagai non-arus pengabaian
kecuali kreditur diperoleh sebelum tanggal neraca.
Sejauh ini, kerangka konseptual pelaporan keuangan yang diadopsi
ke dalam buku teks kampus didasarkan pada kerangka konseptual
USGAAP. Dengan integrasi Standar Pelaporan Keuangan Internasional
(IFRS) dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), mau tidak
mau kita harus mengubah cara berpikir kita untuk mengikuti kerangka
konseptual IFRS.
Ada beberapa perbedaan dasar antara kedua standar tersebut
sebagaimana dijelaskan dalam tabel-tabel dibawah ini. Pada dasarnya
batang tubuh kerangka konseptual tersebut masih sama, yaitu level 1:
tujuan laporan keuangan, level 2: karakteristik kualitatif dan element
laporan keuangan, dan level 3: Asumsi dasar, Prinsip dan kendala.
Berikut adalah Perbedaan keduanya:

Level 1: Tujuan Laporan Keuangan:


US GAAP IFRS

Menyediakan informasi yang berguna Menyediakan informasi yang


untuk pengambilan keputusan menyangkut posisi keuangan, kinerja,
investasi serta perubahan posisi keuangan suatu
dan kredit. perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Menyediakan informasi yang berguna Pengguna adalah investor, karyawan,
untuk memprediksi jumlah, waktu, pemberi pinjaman, pemasok dan
dan ketidakpastian arus kas masa kreditor usaha lainnya, pelanggan,
depan perusahaan pemerintah dan masyarakat.

Menyediakan informasi tentang


sumber daya ekonomi, klaim terhadap
sumber daya tersebut, dan perubahan
terhadap keduanya.

Level 2: Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

US GAAP IFRS
Relevan – terdiri dari: Relevan – terdiri dari:
Nilai prediksi – membantu pengguna  Nilai prediksi
memprediksi hasil dari kejadian  Nilai konfirmasi
masa  Materialitas
lalu, saat ini dan masa depan.
Nilai umpan balik – membantu
pengguna mengkonfirmasi dan
membetulkan nilai prediksi
sebelumnya.
Tepat waktu – tersedia sebelum
kehilangan kapasitas untuk
mempengaruhi keputusan
Dapat dipercaya – terdiri dari: Dapat dipercaya – terdiri dari:
Disajikan dengan jujur  Disajikan dengan jujur
Netral  Netral
Dapat diferivikasi ketidakpastian,  Substansi mengungguli bentuk
kesalahan dalam menyediakn  Kehati-hatian (dimana ada
informasi dan menjamin adanya
konservatisme.
Kelengkapan
Dapat dibandingkan Dapat dibandingkan
Konsisten

Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Asumsi dasar

US GAAP IFRS
1. Kelangsungan usaha 1. Kelangsungan usaha
2. Entitas ekonomi 2. Basis akrual
3. Unit moneter
4. Periodisitas

Level 4 : Pengungkapan dan Penyajian Laporan Keuangan


N Perbedaan IFRS PSAK Efek
o konvergensi
1. Komponen Komponen Komponen laporan
Laporan laporan keuangan
Keuangan keuangan lengkap terdiri atas :
yang lengkap terdiri  Neraca
lengkap atas : Laporan laba rugi
 Laporan posisi  Laporan
keuangan perubahan
(neraca) ekuitas
 Laporan laba  Laporan arus kas
rugi  Catatan atas
komprehensif laporan
Laporan Keuangan
perubahan
ekuitas
 Laporan arus
kas
 Catatan atas
laporan
keuangan
 Laporan posisi
keuangan
komparatif
awal periode
dan penyajian
retrospektif
terhadap
penerapan
kebijakan
akuntansi

2. Pengungkapan Berdasar ilustrasi Berdasar PSAK:


dalam IFRS : Aset :
Laporan Aset :  Aset Lancar
posisi  Aset Tidak Aset Tidak
keuangan Lancar Lancar
(neraca)  Aset lancer Liabilitas :
Ekuitas : Liabilitas jangka
 Ekuitas yang pendek
dapat Liabilitas jangka
diatribusikan panjang
ke pemilik Ekuitas :
entitas induk  Hak
 Hak nonpengendali
nonpengendali  Ekuitas yang
Liabilitas : dapat
 Liabilitas diatribusikan
jangka panjang ke
 Liabilitas pemilik entitas
jangka pendek induk
3. Istilah Istilah minority Menggunakan istilah
minority interest (hak hak Minoritas
interest minoritas) diganti
menjadi non
controlling interest
(hak
nonpengendali)
dan disajikan
dalam Laporan
perubahan ekuitas.
4. Pos luar biasa Tidak mengenal Masih memakai
(extraordinary istilah pos luar istilah pos luar biasa
item) biasa (extraordinary item)
(extraordinary
item)
5. Penyajian Liabilitas jangka Tetap disajikan
liabilitas panjang disajikan sebagai liabilitas
jangka sebagai liabilitas jangka pendek jika
panjang yang akan akan jatuh tempo
dibiayai kembali dalam 12 bulan
meskipun perjanjian
pembiayaan kembali
sudah selesai setelah
periode pelaporan dan
sebelum penerbitan
laporan keuangan

Level 5: Pengakuan dan pengukuran – Prinsip


US GAAP IFRS
1) Biaya historis 1) Biaya historis
2) Pengakuan pendapatan 2) Biaya sekarang (apa yang harus dibayar hari ini
3) Kesesuaian untuk mendapatkan aset. Ini sering diperoleh
4) Pengungkapan penuh dalam penilaian yang sama dengan nilai wajar)
3) Nilai realisasi (jumlah kas yang dapat diperoleh
saat ini jika asset dilepas
4) Nilai wajar
5) Pengakuan pendapatan
6) Pengakuan beban
7) Pengungkapan penuh

Level 6 : Perubahan Kebijakan dan Prinsip Akuntansi dan Kesalahan


Mendasar
Efek
No Perbedaan IFRS PSAK
konvergensi
1. Perubahan Dicatat secara Sama seperti IFRS,
kebijakan retrospektif dan dicatat secara
atau dilakukan penyajian retrospektif dan
prinsip kembali terhadap dilakukan
akuntansi laba ditahan serta penyajian kembali
adanya penjelasan terhadap laba
efek kumulatif ditahan serta
perubahan pada saat adanya penjelasan
periode dilakukan efek kumulatif
perubahan perubahan pada
saat periode
dilakukan
perubahan
2. Kesalahan Konsep kesalahan Masih memakai
mendasar mendasar konsep kesalahan
(fundamental mendasar
error) dihapus dan (Fundamental
diganti dengan Prior error) yang
period error disajikan secara
(Kesalahan retrospektif.
periode lalu).
3. Perubahan Perubahan estimasi Sama seperti IFRS,
estimasi dicatat secara Perubahan estimasi
retrospektif dicatat secara
dengan cara retrospektif dengan
melakukan cara melakukan
penyesuaian atas laba penyesuaian atas
atau rugi tahun laba atau rugi tahun
terjadinya perubahan terjadinya
estimasi dan laba rugi perubahan
periode yang akan estimasi dan laba
datang jika rugi periode yang
mempengaruhi akan datang jika
keduanya. mempengaruhi
keduanya.

Level 7: Pengakuan dan pengukuran – Kendala


US GAAP IFRS

1. Biaya dan manfaat


1. Keseimbangan antara biaya dan manfaat
2. Materialitas
2. Tepat waktu
3. Praktik Industri
3. Keseimbangan antara karakteristik kualitatif
4. Konservatisme

Sebagaimana diatur dalam IAS 32 & 39 dan IFRS 7 & 9, maka secara
ringkas dapat dilihat. ada perbedaan dan persamaan IFRS dengan GAAP, yaitu
sebagai berikut:

1. IFRS dan GAAP untuk debt securities memiliki perlakuan akuntansi yang
sama
2. IFRS dan GAAP menggunakan pengujian yang sama untuk menentukan
apakah
methode equity digunakan yaitu berdasarkan pengaruh yg signifikan dg
patokan
lebih dari 20% kepemilikan.
3. Reklasifikasi securities adalah sama antar keduanya.
4. Dasar konsolidasi, IFRS dan GAAP mendasarkan pada persentasi kepemilikan
(50%)
5. IFRS dan GAAP sama dalam akuntansi untuk pemilihan Fair Value yaitu
pilihan menggunakan fair value harus dilakukan di awal pengakuan.
6. GAAP tidak mengizinkan reversal untuk beban impairment yang telah terjadi
untuk “available for sale debt and equity securities”.
7. IFRS tidak mengizinkan hal yg sama untuk “available for sale equity ”, namun
mengizinkan reversal untuk “available for sale debt securities” dan
“heldtomaturity securities”.
BAB III

KESIMPULAN

Saat ini standar akuntansi Indonesia belum sepenuhnya mengadopsi


Standar Akuntansi Internasional atau Standar Pelaporan Keuangan Internasional
(IFRS). Standar akuntansi Indonesia saat ini mengacu pada US GAAP (American
General Accepted Accounting Principles), tetapi dalam beberapa artikel,
menggunakan IFRS yang pada dasarnya seragam. Adopsi saat ini di Indonesia
tidak komprehensif, tetapi hanya sebagian (satu kesatuan).

Meski banyak keberatan, namun tekanan untuk mengadopsi IFRS juga


besar, oleh karena itu perlu dibangun jembatan untuk menyelaraskan standar
akuntansi keuangan dengan IFRS, yaitu melalui penyatuan atau bahkan integrasi
IFRS. Dengan adanya harmonisasi atau bahkan konvergensi dengan Standar
Pelaporan Keuangan Internasional diharapkan informasi akuntansi mempunyai
kualitas utama yaitu komparabilitas dan relevansi. Kualitas ini lebih mudah untuk
membandingkan laporan keuangan antar negara dan membuat keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiyanto, W. (2015). STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK).

Juanda, A. (2012). KANDUNGAN PRINSIP KONSERVATISME DALAM


STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BERBASIS IFRS.

Anda mungkin juga menyukai