STANDARDS DI INDONESIA
Disusun oleh :
Moch. Nurhidayat Sastra
Federico Nababan
Adriel Alfa Garcia
Ricky Pardomuan Hutagalung
DAFTAR ISI 2
KATA PENGANTAR 3
BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II PEMBAHASAN 5
3.2 Saran
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Penerpan IFRS di Indonesia ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Safitri Akbari, SE., M.Ak. selaku Dosen mata
kuliah Akuntansi Keuangan Menengah yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai perkembangan dunia akuntansi di Indonesia
yang sejak bertahun-tahun lalu sudah mempersiapkan diri dalam menerapkan IFRS
sebagai standar pelaporan keuangan bagi semua perusahaan yang dalam perjalanannya
juga penerapan ini diterpa banyak pro dan kontra. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penjelasan IFRS
Sebagian besar standar yang menjadi bagian dari IFRS sebelumnya merupakan
International Accounting Standards (IAS). IAS diterbitkan antara tahun 1973 sampai
dengan 2001 oleh International Accounting Standards Committee (IASC). Banyak standar
membentuk bagian dari IFRS dikenal dengan nama lama dari Standar Akuntansi
Internasional (IAS). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih dari IASC
tanggung jawab untuk menetapkan Standar Akuntansi Internasional. IASB mengadopsi
seluruh IAS dan melanjutkan pengembangan standar yang dilakukan.
IFRS merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi yang memberikan tekanan pada
penilaian (revaluation) profesional dengan disclosures yang jelas dan transparan
mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan
tertentu. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku
bisnis di suatu negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan suatu
standar internasional yang berlaku sama di semua negara untuk mempermudah proses
rekonsiliasi bisnis. Perbedaan utama standar internasional ini dengan standar yang
berlaku di Indonesia terletak pada penerapan revaluation model, yaitu kemungkinan
penilaian aktiva menggunakan nilai wajar.
IFRS merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi berkualitas tinggi dan
kerangka akuntansi berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian profesional yang kuat
dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi,
penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait transaksi
tersebut. Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah
membandingkan informasi keuangan entitas antarnegara di berbagai belahan dunia.
Suatu perusahaan akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi IFRS
dalam laporan keuangannya. Penerapan standar akuntansi yang sama di seluruh dunia
juga akan mengurangi masalah-masalah terkait daya banding (comparability) dalam
pelaporan keuangan. Adanya kebijakan ini pihak yang paling diuntungkan sudah jelas
yaitu investor dan kreditor trans-nasional serta badan-badan internasional. Tidak
mengherankan, banyak perusahaan yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan
yang signifikan saat memasuki pasar modal global. Manfaat dari adanya suatu standar
global:
Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia
tanpa hambatan yang berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang
digunakan secara konsisten diseluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi local.
Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan
dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi. Yang
pertama berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang
berkaitan. Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah
transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal,
pendapatan dan biaya. Yang kedua adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini
digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat
terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada
tanggal neraca). Hal ketiga yang dimuat dalam standar adalah pengakuan, yaitu kriteria
yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut
dapat disajikan dalam laporan keuangan. Yang terakhir adalah penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan. Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan
jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam
laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca,
Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan.
IFRS Convergence telah membawa dunia accounting ke level baru, tiga perbedaan
mendasar, yaitu:
PSAK yang semula lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana USGAAP) berubah
menjadi Prinsiple Based. Rule based adalah manakala segala sesuatu menjadi jelas
diatur batasan batasannya. Sebagai contoh adalah manakala sesuatu materiality
ditentukan misalkan diatas 75% dianggap material dan ketentuan-ketentuan jelas
lainnya. Sedangkan IFRS menganut prinsip prinsiple based dimana yang diatur
dalam PSAK update untuk mengadopsi IFRS adalah prinsip-prinsip yang dapat
dijadikan bahan pertimbagan Akuntan / Management perusahaan sebagai dasar
acuan untuk kebijakan akuntansi perusahaan.
Disisi lain tujuan konvergensi IFRS adalah agar laporan keuangan berdasarkan PSAK
tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS dan
kalaupun ada diupayakan hanya relatif sedikit sehingga pada akhirnya laporan auditor
menyebut adanya kesesuaian dengan IFRS. Secara rinci manfaat adopsi IFRS adalah
sebagai berikut:
Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar
Akuntansi
Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).
Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar
modal secara global.
Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi
kesempatan untuk melakukan earning management
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi :
Definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan.Definisi
digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu
harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan
dan biaya.
Pengukuran dan penilaian.Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari
suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan
maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca).
PengakuanMerupakan kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan
keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan.
PenyajianPenyajian dan pengungkapan laporan keuanganKomponen keempat ini
digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut
disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat
disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa
penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan
Neraca
Basis Pengukuran
Biaya Perolehan
Biaya Kini
Nilai Sekarang
2.2 Contoh Laporan Keuangan IFRS
Seperti yang sudah dijelaskan melalui pembahasan di atas, berikut ini kami lampiran
beberapa gambar tentang pelaporan keuangan perusahaan yang sudah menggunakan
standar dari IFRS berdasarkan kerangka-kerangkanya yang juga sudah dijelaskan di atas.
2.3 Penerapan IFRS di Indonesia
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan/PSAK baru (PSAK 71, 72, dan
73) sesuai dengan ketentuan Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang akan
berlaku efektif pada 1 Januari 2020 akan berdampak luas bagi pelaporan kinerja
keuangan dari perusahaan yang tercatat di bursa saham. DSAK telah menerbitkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) baru yang mengadopsi tiga Standar
Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards (IFRS),
yaitu PSAK71 Instrumen Keuangan berlaku efektif 1 Januari 2020 yang mengadopsi IFRS
9.
keuangan.
“Ini berlaku untuk semua industri. Dampaknya untuk beberapa industri sangat
signifikan, tidak terbatas hanya pada industri ritel, kontrak konstruksi dan pengembang,
serta telekomunikasi,” paparnya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (28/3).
Sementara IFRS 9 akan mengubah metode perhitungan cadangan kerugian penurunan
nilai aset keuangan. Industri yang sangat terdampak adalah Perbankan dan perusahaan
pembiayaan. Akan tetapi IFRS 9 ini juga berdampak signifikan buat perusahaan di luar
industry keuangan yang mempunyai Piutang lebih dari setahun. IFRS 16 merubah secara
signifkan pencatatan transaksi sewa dari sisi pihak penyewa (lessee). Hal yang menjadi
tantangan penerapan IFRS 16 adalah mengumpulkan seluruh kontrak yang mengandung
“Bisa dibayangkan jika perusahaan punya ratusan kantor cabang dan punya
banyak anak perusahaan, bagaimana sulitnya mengumpulkan seluruh kontrak
mengandung sewa yang ada di seluruh unit. Belum lagi mempelajar kontrak sewa
tersebut membutuhkan waktu, apalagi jika jumlahnya ribuan dan isinya tidak seragam.
Jangan underestimate persiapan yang harus dilakukan untuk penerapan IFRS 16 atau
PSAK 73 ini,” katanya. Diungkapkannya, karena berlaku tahun 2018, Perusahaan yang
sudah harus menerapkan IFRS 15 dan 9 di Indonesia adalah yang mempunyai kewajiban
pelaporan IFRS. Salah satu contoh yang telah melakukan proses persiapannya adalah PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) karena harus melaporkan laporan keuangannya
ke The U.S. Securities and Exchange Commission (US SEC) berbasis IFRS.
produk kontrak investasi kolektif (KIK), perusahaan efek, Akuntan di KAP dan Internal OJK.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
https://blogoblokgoblok.blogspot.com/2017/04/makalah-ifrs-international-financial.html
http://tedisoepriyadi.blogspot.com/2014/09/makalah-perkembangan-penerapan-ifrs-di.html
Ankarath, Nandakumar, et al. 2012. Memahami IFRS: Standar Pelaporan Keuangan Internasional (judul asli:
Understanding IFRS Fundamental: International Financial Reporting Standards). pengalih bahasa: Priyo
Darmawan. Jakarta Barat: Indeks.
Gamayani, Rindu Rika. 2009. Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju International
Financial Reporting Standards. The Journal of Accounting and Finance: Vol. 14 No. 2., 153-166.
Mackenzie, Bruce, et al. 2011. Interpretation and Application of International Financial Reporting Standards.
New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Purba, Marisi P. 2010. International Financial Reporting Standards: Konvergensi dan Kendala Aplikasinya di
Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.