Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL

“PENERAPAN IFRS DI INDONESIA, PERKEMBANGAN


KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA”

Dosen Pengampu :Zaenal Afifi, SE, M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 13
Kelas 6C

1. Novi’ati Zahroh (201712192)


2. Vera Yuniar (201712208)
3. Leli Agustina L.N (201712209)
4. Lutfi Yatin Hidayah (201712218)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Penerapan IFRS di Indonesia, Perkembangan
Konvergensi IFRS di Indonesia “ tepat waktu.Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada
Akuntansi Internasional. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Zaenal Afifi selaku
Dosen Akuntansi Internasional . Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Kudus, 8 Juni 2020

Penulis,
DAFTAR ISI

Cover    …………………………………………………………………………....……..... i

Kata Pengantar……………………………………………………………....….........…..... ii

Daftar Isi………………………………………………………….........…………. ............iii

I Pendahuluan ………………………………………………………..…..........…..…….....1

I.I Latar Belakang …………………………………………………........…………...1

I.II Rumusan Masalah ……………………………………........…………………....2

I.III Tujuan Pembahasan ………………………………......…………………… .....2

II. Pembahasan………………………………………………………………………..........3

II.1 Pengertian IFRS..........................................................………...…….................. 3

II.II Konvergensi IFRS di Indonesia………………………………....…………….. 3

II.III Proses Konvergensi IFRS diIndonesia………….................................……… 5

II.IV Rintangan dan Peluang Konvergensi IFRS di Indonesia..................................6

III. Penutup........ ……………………………………………………...…….......…….….10

IV. Daftar Pustaka...............................................................................................................11


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption)
standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting Standard (IFRS). Standar
akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini mengacu pada US GAAP (United Stated Generally
Accepted Accounting Standard), namun pada beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS yang
sifatnya harmonisasi. Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi
internasional yang dapat diberlakukan secara internasional di setiap negara, atau diperlukan
adanya harmonisasi terhadap standar akuntansi internasional, dengan tujuan agar dapat
menghasilkan informasi keuangan yang dapat diperbandingkan, mempermudah dalam
melakukan analisis kompetitif dan hubungan baik dengan pelanggan, supplier, investor, dan
kreditor. Namun, proses harmonisasi ini masih banyak menghadapi hambatan.
Teknologi informasi yang berkembang pesat membuat informasi tersedia diseluruh dunia.
Pesatnya teknologi informasi ini merupakan akses bagi banyak investor untuk memasuki pasar
modal di seluruh dunia. Hal ini tidak dapat dilakukan jika perusahaan-perusahaan masih
memakai prinsip pelaporan keuangan yang berbeda-beda. Hal itu lah yang melatarbelakangi
IFRS. Pengadobsian IFRS kedalam standar akuntansi domestik bertujuan untuk meningkatkan
kredibilitas laporan keuangan, persyaratan akan item- item pengungkapan akan semakin tinggi
sehingga nilai perusahaan akan semakin tinggi pula, manajemen akan memiliki tingkat
akuntabilitas tinggi dalam menjalankan perusahaan, laporan keuangan perusahaan menghasilkan
informasi yang lebih relevan dan akurat, dan laporan keuangan akan lebih dapat diperbandingkan
dan menghasilkan informasi yang valid untuk aktiva, hutang, ekuitas, pendapatan dan beban
perusahaan (Petreski, 2005).
IAI pada Desember 2008 telah mengumumkan rencana konvergensi standar akuntansi
lokalnya yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dengan International Financial
Reporting Standards (IFRSs) yang merupakan produk dari IASB. Rencana pengkonvergensian
ini direncanakan akan terealisasi pada tahun 2012. Dengan pencanangan tersebut timbul
permasalahan mengenai sejauh mana adopsi IFRS dapat diterapkan dalam Laporan Keuangan di
Indonesia, bagaimana sifat adopsi yang cocok apakah adopsi seluruh atau sebagian
(harmonisasi), dan manfaat bagi perusahaan yang mengadopsi khususnya dan bagi
perekonomian Indonesia pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Bagaimana perkembangan konvergensi IFRS di Indonesia?
2. Apa saja peluang dan tantangan konvergensi IFRS di Indonesia?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Memberikan pemahaman mengenai konvergensi IFRS di Indonesia.
2. Memberikan pemahaman mengenai peluang-peluang dan tantangan atas konvergensi
IFRS di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IFRS
International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan pedoman penyusunan
laporaan keuangan yang diterima secara global. Standar Akuntansi Internasional (International
Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar
Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar
Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).Sejarah terbentuknya pun cukup
panjang dari terbentuknya IASC/ IAFC, IASB, hingga menjadi IFRS seperti sekarang ini. Jika
sebuah negara menggunakan IFRS, berarti negara tersebut telah mengadopsi sistem pelaporan
keuangan yang berlaku secara global sehingga memungkinkan pasar dunia mengerti tentang
laporan keuangan perusahaan di negara tersebut berasal. Indonesia pun akan mengadopsi IFRS
secara penuh pada 2012 nanti, seperti yang dilansir IAI pada peringatan HUT nya yang ke – 51.
 Dengan mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK
tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Adopsi
penuh IFRS diharapkan memberikan manfaat :
1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK yang
dikenal secara internasional.
2. Meningkatkan arus investasi global.
3. Menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan efisiensi
penyusunan laporan keuangan.
Pengadopsian IFRS juga berlaku di Indonesia. Pengadopsian ini berlaku secara penuh
pada tahun 2012 seperti yang dilansir oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Dengan mengadopsi
IFRS, perusahaan-perusahaan di Indonesia diharapka dapat meningkatkan daya informasi dari
laporan keuangan. Selain itu, konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah
Indonesia sebagai anggota G20 forum.
Menurut Ketua Tim Implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Dudi M
Kurniawan, dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus,
yaitu:

1. Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).


2. Mengurangi biaya SAK.
3. Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
5. Meningkatkan transparansi keuangan.
6. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar
modal.
7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Indonesia sendiri memiliki tiga pilar standar akuntansi, yaitu Standar Akuntansi
Indonesia, SAK-ETAP, dan Standar Akuntansi Syariah. IFRS hanya diadopsi untuk standar
akuntansi keuangan. IFRS memiliki karakteristik, diantaranya:
a. IFRS menggunakan “Principles Base “ sehingga lebih menekankan pada intepreatasi dan
aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
b. Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi
akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
c. Membutuhkan proffesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
d. Menggunakan fair value dalam penilaian
e. Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak

B. Konvergensi IFRS di Indonesia


Akuntansi di Indonesia mulai berkembang semenjak adanya undang-undang tanam paksa
dihapuskan. Penghapusan tersebut membuka peluang pada perkembangan penanaman modal
pengusaha swasta Belanda.
Pada awal perkembangannya, akuntansi di Indonesia menganut sistem kontinental seperti
yang dianut Belanda saat itu. Sistem tersebut disebut juga dengan tata buku (Soemarso, 1992).
Sejak tahun 1950, akuntansi mulai berubah dan mengacu pada sistem akuntansi yang dianut oleh
Amerika, yaitu General Accepted Accounting Principles (GAAP).
Kemudian pada tahun 2008 pemerintah mencanangkan standar internasional, yaitu IFRS sebagai
standar akuntansi Indonesia yang baru dengan perkiraan penerapan secara penuh akan terjadi
pada tahun 2012.
Pemerintah, melalui Bapepam-LK dan Kementrian Keuangan sangat mendukung
program konvergensi PSAK ke IFRS karena hal tersebut dinilai sejalan dengan salah satu
kesepakatan pemimpin negara-negara yang tergabung dalam G20, yaitu menciptakan satu set
standar akuntansi berkualitas yang berlaku secara internasional. Konvergensi ini pun merupakan
salah satu rekomendasi dalam Report on the Observance of Standards and Codes on Accounting
and Auditing yang disusun oleh assessor World Bank yang telah dilaksanakan sebagai bagian
dari Financial Sector Assessment Program (FSAP) (BAPEPAM LK, 2010).
Pengadopsian standar akuntansi internasional kedalam standar akuntansi domestik
bertujuan menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi, persyaratan
akan item-item pengungkapan akan semakin tinggi sehingga nilai perusahaan akan semakin
tinggi pula. Manajemen akan memiliki tingkat akuntabilitas tinggi dalam menjalankan
perusahaan, laporan keuangan perusahaan menghasilkan informasi yang lebih relevan dan
akurat, dan laporan keuangan akan lebih dapat diperbandingkan dan menghasilkan informasi
yang valid untuk aktiva, hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan (Peterski, 2005).
Maka, rekomendasi konvergensi IFRS kedalam PSAK seperti yang disampaikan berbagai pihak
memang beralasan. Saat ini PSAK sedang dalam proses konvergensi penuh dengan IFRS. Oleh
karena itu, seluruh penyusunan dan pengembangan PSAK kedepan akan selalu mengacu pada
IFRS.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) membagi tingkat pengadopsian IFRS kedalam
lima tingkat, diantaranya:
1. Full Adoption, keadaan dimana suatu negara mengadopsi seluruh standar IFRS dan
menerjemahkan seluruh IFRS secara sama persis kedalam bahasa negara tersebut.
2. Adopted, dimana IFRS di suatu negara telah diadopsi namun menyesuaikan dengan
kondisi negara tersebut.
3. Piecemeal, keadaan dimana suatu negara hanya mengadopsi sebagian besar nomor IFRS,
yaitu nomor standar tertentu dan paragraf tertentu saja.
4. Referenced (konvergence), dimana IFRS digunakan sebagai referensi. Standar yang ada
mengacu pada IFRS tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan
pembuat standar.
5. Not adopted at all, dimana suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.
Program konvergensi IFRS, sesuai dengan rencana yang dicanangkan oleh IAI, dilakukan
melalui tiga tahap, yakni:
1. Tahap Adopsi, berlangsung sejak 2008 hingga 2010.
2. Tahap Persiapan Akhir Penyelesaian Infrastruktur, berlangsung pada tahun 2011.
3. Tahap Implementasi yang berlangsung pada tahun 2012.
C. Proses Konvergensi IFRS di Indonesia
Indonesia telah mengadopsi IFRS secara penuh pada tahun 2012. Dengan mengadopsi
penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi
signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Sebelum membahas lebih lanjut proses
konvergensi IFRS penulis akan memberi gambaran perbandingan antara IFRS dan PSAK
menurut IAI. Dalam melakukan konvergensi IFRS, terdapat dua macam strategi adopsi big bang
strategy dan gradual strategy:
1. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan
-tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara – negara maju.
2. Gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan
oleh negara -negara berkembang seperti Indonesia.
Di indoesia PSAK akan dikonvergensi secara penuh ke dalam IFRS melalui tiga tahapan,
yaitu tahap adopsi, tahap persiapan akhir, dan tahap implementasi. Roadmap konvergensi IFRS
dapat dilihat sebagai berikut :
a. Tahap adopsi dilakukan pada periode 2008-2011 meliputi aktivitas adopsi seluruh IFRS
ke PSAK, persiapan infrastruktur, evaluasi terhadap PSAK yang berlaku. Untuk
perkembangan konvergensi IFRS selama tahun 2009-2010 adalah sebagai berikut :
1. Jumlah PSAK yang telah disahkan dari Juni 2009‐Juni 2010 berjumlah 15 buah,
semuanya berlaku 2011 kecuali PSAK 10 berlaku 2012 namun penerapan dini
diijinkan
2. Bila asumsi ED PSAK 3 dan ED ISAK 17 disahkah dalam waktu dekat, maka
jumlah PSAK yang akan berlaku efektif 2012 adalah 15 buah dan ISAK 7 buah.
3. Jumlah PSAK yang belum disahkan dan akan berlaku 2012 sampai dengan Juni
2010 dan ISAK adalah 5 buah
4. Jumlah PSAK yang masih Non Comparable dengan IFRS adalah 8 buah
5. Jumlah PSAK yang telah dicabut dgn PPSAK dan pencabutan berlaku sejak 2010
adalah 9 PSAK dan 1 Interpretasi . Beberapa PSAK juga telah dicabut dgn
bersamaan dgn berlakunya PSAK baru sehingga total PSAK yang dicabut adalah
16 PSAK.
D. Rintangan dan peluang  konvergensi IFRS di Indonesia
a. Tantangan konvergensi IFRS\
Dalam melakukan konvergensi IFRS, tidak selamanya berjalan mudah, tapi juga ada
kendala-kendala ataupun rintangan yang dihadapi, diantaranya yaitu :
1. Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya
2.   IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS
masih dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.
3. Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dan acapkali ini tidaklah mudah.
4. Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak
metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.
5. Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.
6. Support pemerintah terhadap issue konvergensi.
b. Peluang konvergensi IFRS
Salah satu peluang Indonesia dengan mengadopsi IFRS adalah menarik investasi global.
Investasi merupakan elemen yang penting dalam kelangsungan hidup sebuah perusahaan.
Dalam era globalisasi, investasi antar negara menjadi sangat mungkin dilakukan. Hal ini
merupakan peluang bagi perusahaan-perusahaan Indonesia.\
Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki potensi yang besar sebagai lahan basah
bagi tumbuhnya perekonomian secara pesat. Jumlah penduduk serta pola konsumsi
masyarakat Indonesia pun menjadi daya tarik bagi investor global. Namun lebih jauh lagi,
keadaan perusahaan-perusahaan calon investee merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh
investor global.
Proses keputusan investasi merupakan proses pengambilan keputusan yang
berkesinambungan. Proses tersebut terdiri dari empat tahap keputusan yang berjalan terus
menerus hingga tercapai keputusan investasi yang terbaik.
1. Tahap penentuan tujuan investasi yang disesuaikan dengan masing-masing investor.
2. Tahap penentuan kebijakan untuk memenuhi tujuan investasi. Tahap ini terdiri atas
pendistribusian dana yang dimiliki.
3. Tahap pemilihan strategi portofolio, antara strategi aktif (peramalan dan pencarian
kombinasi portofolio yang baik) dan pasif (mengikuti pasar).
4. ahap pemilihan aset yang dimaksudkan dalam portofolio. Kelima, tahap pengukuran
dan evaluasi kinerja portofolio.
Tahapan yang dilalui oleh calon investor dalam melakukan investasinya tentunya
dilakukan dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan karena dari laporan
keuangan tersebut seluruh kegiatan perusahaan dan prospek perusahaan tersebut dapat
terlihat.
Namun, kualitas laporan keuangan tentunya sangat dipengaruhi oleh standar
akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan tersebut. Standar akuntansi yang
berkualitas terdiri dari prinsip-prinsip komprehensif yang netral, konsisten, sebanding,
relevan, dan dapat diandalkan yang berguna bagi investor, kreditor dan pihak lain untuk
membuat keputusan alokasi modal (SEC, 2000, dalam Roberts, et al. 2005). Untuk
menghadapi investor dari berbagai negara, sebuah perusahaan akan mendapat keuntungan
jika menggunakan standar yang digunakan secara umum dan diterima secara global, yaitu
IFRS.
Pengadopsian penuh IFRS di Indonesia akan berimbas pada peningkatan transparansi
dan akuntabilitas dunia bisnis. Dengan keterbukaan informasi yang lebih baik, Indonesia
dapat meningkatkan kepercayaan pasar internasional sehingga meningkatkan jumlah
investor.
Namun adopsi ini harus didukung dengan kesiapan berbagai profesi penunjang seperti
notaris, aktuaris, penilai, dan akuntan publik. Dengan bantuan seluruh stakeholders,
industri Indonesia dapat berdiri sejajar dengan dunia internasional.
Adopsi penuh terhadap IFRS memiliki setidaknya dua pengaruh terhadap keputusan
investasi calon investor. Pertama, dengan menggunakan IFRS maka laporan keuangan
akan lebih mudah diinterpretasikan karena menggunakan “bahasa” yang secara global
digunakan. Kedua, IFRS dapat meningkatkan kepercayaan calon investor karena laporan
keuangan disusun dengan menggunakan standar internasional.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Awalnya Indonesia menggunakan PSAK sebagai standar penyusunan laporan
keungan,namun seiring adanya globalisasi dan meningkatnya kebutuhn laporan keuangan
berbasis internasional maka Indonesia mulai mengadopsi IFRS pada tahun 2012. Hal ini
bertujuan memudahkan proses rekonsiliasi bisnis lintas Negara. Standar Akuntansi Keuangan
Indonesia perlu mengadopsi IFRS karena kebutuhan akan info keuangan yang bisa diakui secara
global untuk dapat bersaing dan menarik investor secara global.
Saat ini, adopsi yang dilakukan oleh PSAK Indonesia sifatnya adalah harmonisasi, belum
adopsi secara utuh. Adopsi ini wajib diterapkan terutama bagi perusahaan publik yang bersifat
multinasoinal, untuk perusahaan non publik yang bersifat lokal tidak wajib diterapkan.
Indonesia melakukan konvergensi IFRS disini dimaksudkan sebagai proses penyesuaian
standar akuntansi keuangan (SAK) terhadap IFRS terdapat dua macam strategi adopsi, yaitu big
bang strategy dan gradual strategy, dimana pengadopsiannya dilakukan secarabertahap Perlu
dipertimbangkan lebih jauh lagi sifat adopsi apa yang cocok diterapkan di Indonesia, apakah
adopsi secara penuh IFRS atau adopsi IFRS yang bersifat harmonisasi yaitu mengadopsi IFRS
disesuaikan dengan kondisi ekonomi, politik, dan sistem pemerintahan di Indonesia.
Kalangan akademisi khususnya bidang akuntansi harus siap terlebih dahulu terhadap
perubahan ini dengan cara melakukan penyesuaian terhadap kurikulum, silabi, dan literatur.
Penyesuaian terhadap perubahan ini memerlukan waktu dan usaha yang keras, karena
penyesuaian terhadap peraturan yang baru menyangkut banyak aspek dan bukanlah hal yang
dapat terjadi dalam waktu yang singkat. Bagi perusahaan atau organisasi, perubahan dilakukan
terutama oleh perusahaan go publik atau perusahaan multinational yang melakukan transaksi dan
berinteraksi dengan perusahaan lainnya secara international. Adopsi seutuhnya (full adoption)
terhadap IFRS, berarti merubah prinsip- prinsip akuntansi yang selama ini telah dipakai menjadi
suatu standar akuntansi berlaku secara internasional.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://adhy543.blogspot.com/2015/10/konvergensi-ifrs-di-indonesia.html?m=1
2. https://rumaishaa-wordpress-
com.cdn.amproject.org/v/s/rumaishaa.wordpress.com/2015/06/29/tahapan-penerapan-
standar-ifrs-di-indonesia/amp/?
amp_js_v=a3&amp_gsa=1&unsqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=15914073358116&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampreshare=https%3A%2F
%2Frumaishaa.wordpress.com%2f2015%2f06%2f29%2ftahapan
3. http://marioagustinusparulian.blogspot.com/2015/07/penerapan-ifrs-di-indonesia.html?=1

Anda mungkin juga menyukai