Anda di halaman 1dari 16

RESUME BAB III

“INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS (IFRS)”


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Dosen Pengampu: Fahri Ali Ahzar, SE., M.Si.

Disusun Oleh:
Akuntansi Syariah 7B
Kelompok 3

1. Rahmanisa Alvia Kusuma (175221079)


2. Avita Nnada Galih Adiatama (175221140)
3. Aggita Nur Arifah (175221150)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
TAHUN 2020
A. Pengertian IFRS
International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah standar
akuntansi internasional yang disusun oleh International Accounting Standards
Board (IASB) yang awal terbentuknya bernama International Acounting
Standards Committe (IASC). Sebelum berganti nama menjadi IASB, IASC
terlebih dahulu mengeluaran standar akuntansi yaitu International Accounting
Standards (IAS). IAS diterbitkan antara tahun 1973 sampai dengan 2001. Proses
penyusunan IAS 9 mengalami perubahan subtansial dengan adanya
restrukturisasi IASC menjadi IASB pada tahun 2001 (Lestari, 2011).
Menurut Gamayuni (2009) IFRS merupakan suatu upaya untuk
memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang
terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan. Dengan menerapkan IFRS
berarti laporan keuangan disajikan dengan prinsip akuntansi yang sama,
sehingga mempermudah proses konsolidasi pelaporan keuangan perusahaan
multinasional dengan cabang-cabang perusahaannya yang berada pada negara
yang berbeda. Penerapan IFRS dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan
dan pengambilan keputusan, serta kepastian dan konsistensi dalam interpretasi
informasi akuntansi.
International Financial Reporting Standard (IFRS) bertujuan memberikan
kumpulan standar penyusunan laporan keuangan perusahaan di seluruh dunia.
Perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas tinggi, dapat
diperbandingkan dan transparan yang digunakan oleh investor di pasar modal
dunia maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder).
Menurut Paul Pacter (2017) penggunaan IFRS sudah mencapai 150
negara yang terdiri dari 44 negara di Europa, 23 negara di Afrika, 13 negara di
Timur tengah, 33 negara di Asia dan 37 negara di Amerika. Dan IFRS memiliki
misi untuk menjadikan standar yang transparan, memperkuat akuntabilitas
ekonomi yang terinformasi, berkontribusi dalam efisiensi ekonomi dengan
membantu investor dalam mengidentifikasi suatu perusahaan
B. Sejarah IFRS

International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah


standar, interpretasi, dan kerangka yang diadopsi oleh badan penyusun
standar akuntansi internasional yang dikenal dengan International
Accounting Standards Board (IASB). Beberapa standar yang membentuk
IFRS dulunya dikenal dengan nama International Accounting Standards
(IAS). IAS diterbitkan oleh suatu badan yang dikenal dengan International
Accounting Standards Committee (IASC) pada kurun waktu antara tahun
1973-2001. Hingga Maret 2002, IASC telah menerbitkan 41 IAS dan 34
SIC (Standing Interpretations Committee) Interpretations. Beberapa di
antaranya telah diubah atau diganti oleh IASB. Standar yang masih tersisa
dipandang sebagai payung bagi IFRS.
IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan
oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar akuntansi
ini disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar
Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC),
Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi
Internasional (IFAC).
Sepanjang tahun 1999-2000, IASC melakukan restrukturisasi
(dengan mengubah konstitusi, strategi, struktur dan nama). IASC
berkeinginan untuk menjadi badan akuntansi yang lebih independen dan
profesional. Pada Maret 2001, IASC Trustees mengaktifkan Part B dari
IASC Constitution yang baru dan menetapkan non-profit Delaware
corporation yang diberi nama International Accounting Standards
Committee Foundation untuk mengawasi IASB. Pada April 2001, IASB
yang baru mengambil alih tanggung jawab IASC dalam menetapkan
International Accounting Standards.
IASB berkeinginan untuk membentuk satu standar pelaporan
keuangan global yang berkualitas. Selama pertemuan pertamanya, badan
yang baru tersebut mengadopsi IAS dan SIC (Standing Interpretation
Committee) yang ada. IASB terus mengembangkan standar yang disebut
dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). Jadi IFRS
termasuk standar dan interpretasi yang disetujui oleh IASB serta IAS dan
SIC interpretations yang diterbitkan berdasarkan konstitusi sebelumnya.
Upaya melakukan konvergensi standar akuntansi pada prinsipnya
merupakan usaha untuk menghilangkan perbedaan. Upaya ini
diwujudkan melalui kerjasama antara IASB, badan penentu standar
nasional dan kelompok kelompok yang juga menginginkan solusi dalam
mengatasi berbagai persoalan akuntansi dan pelaporan (choi : 2010) .
Setiap negara pada dasarnya memiliki lembaga pembuat standar
pelaporan keuangan tersendiri. Indonesia memiliki Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) yang mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK), Amerika Serikat memiliki Generally Accepted
Accounting Principles (GAAP) yang keluarkan oleh Financial
Accounting Standard Board (FASB) dan Uni Eropa memiliki
International Accounting Standard (IAS) yang dihasilkan oleh
International Accounting Standard Board (IASB). Penggunaan standar
pelaporan oleh masing-masing Negara memungkinkan terjadinya
perbedaan dan jarang pula menimbulkan kendala ketika terjadi interaksi
satu sama lain. Salah satu kekhawatiran yang muncul adalah adanya
perbedaan nilai sehingga sulit dibandingkan. Permasalahan ini diduga
dapat berujung pada terhambatnya kegiatan pelaku bisnis secara
internasional karena sulitnya pengambilan keputusan. (Fitriami dan
Titan : 795).
C. Tujuan IFRS

Dalam suatu perusahaan ataupun menjalankan bisnis, standar atau


pengaturan mengenai keuangan sangatlah dibutuhkan untuk internal
maupun eksternal , maka dari itu standar menjadi kewajiban bagi suatu
perusahaan untuk mengelola laporan keuanganya. Adapun tujuan standar
akuntansi IFRS di Indonesia adalah untuk memperkenalkan perusahaan
ke pasar modal dunia.
Mantan sekretaris Treasury Lawrence Summer mengidentifikasi
bahwa satu-satunya inovasi paling penting membentuk pasar modal
adalah gagasan mengenai prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.
Dia kemudian mengatakan bahwa kita memerlukan prinsip akuntansi
yang sama secara internasional. (Kieso, Weygandt, Warfield, 2007)
Menurut Gamayuni(2009) mengungkapkan bahwa tujuan IFRS
adalah memastikan bahwa laporan keuangan interim perusahaan untuk
periode-periode yang dimasukkan dalam laporan keuangan tahunan,
mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
1. Menghasilkan transparansi bagi para pengguna dan dapat
dibandingkan sepanjang perioode yang disajikan.
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang
berdasarkan pada IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para
pengguna.
D. Struktur IFRS
International Financial Reporting Standards comprise: Standar
Pelaporan Keuangan Internasional terdiri dari:
1. International Financial Reporting Standards (IFRS) "standards
issued after 2001 Standar Pelaporan Keuangan Internasional
(IFRS)-standar yang dikeluarkan setelah tahun 2001
2. International Accounting Standards (IAS) "standards issued before
2001 Standar Akuntansi Internasional (IAS)-standar yang
diterbitkan sebelum 2001
3. Interpretations originated from the International Financial
Reporting Interpretations Committee (IFRIC)"issued after 2001
Interpretasi berasal dari interpretasi Pelaporan Keuangan
Internasional Komite (IFRIC)-diterbitkan setelah tahun 2001
4. Standing Interpretations Committee (SIC) "issued before 2001
Interpretasi Berdiri Komite (SIC)-diterbitkan sebelum 2001
5. Framework for the Preparation and Presentation of Financial
Statements Kerangka Kerja Persiapan dan Penyajian Laporan
Keuangan
E. Susunan IFRS
Susunan  IFRS meliputi :
1. Penyajian
2. Laporan keuangan
3. Pengakuan pendapatan
4. Biaya penggajian
5. Biaya pinjaman
6. Pajak penghasilan
7. Investasi pada perusahaan asosiasi
8. Persediaan
9. Aktiv tetap
10. Aktiva tidak berwujud
11. Sewa
12. Pensiun
13. Penggabungan usaha
14. Kurs valuta asing
15. Opera sisegmen
16. Kejadian setelah tanggal neraca
F. Manfaat Penerapan IFRS
Harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan keuangan telah di
anggap sebagai suatu hal yang mendesak yang harus dilakukan oleh
setiap negara termasuk Indonesia sebagai negara berkembang. Menurut
Marsini Purba dalm bukunya yang berjudul “ International Financial
Reporting Standards”, manfaat utama yang diperoleh dari harmonisasi
standar akuntansi dan pelaporan keuangan adalah adanya pemahaman
lebih baik atas laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan yang
berasal dari berbagai negara. Hal ini memudahkan perusahaan menjual
sahamnya secara lintas negara atau lintas pasar modal. Selain itu
memberikan efisiensi dalam penyusunan laporan keuangan yang
menghabiskan banyak dana dan sumber dana setiap tahunnya dan juga
dapat menambah kepercayaan investor asing terhadap laporan keuangan
perusahaan-perusahaan nasional.
Membuat perubahan ke IFRS, artinya mengadopsi bahasa
pelaporan global, yang akan membuat perusahaan dimengerti oleh global
market (pasar dunia). The Big-4 Accounting Firm mengatakan bahwa
banyak dari perusahaan-perusahaan yang telah mengadopsi IFRS
mengalami kemajuan yang signifikan dalam rangka memenuhi maksud
mereka memasuki pasar modal dunia. Dengan Indonesia mengadopsi
penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak
memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan
berdasarkan IFRS. Adopsi penuh IFRS diharapkan memberi manfaat:
1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan
menggunakan SAK yang dikenal secara internasional.
2. Meningkatkan arus investasi global.
3. Menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan
menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Menurut ketua tim implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI), Dudi M Kurniawan yang dimuat harian Kompas tanggal 6 Mei
2010 mengatakan bahwa dengan mengadopsi IFRS Indonesia akan
mendapatkan tujuh manfaat sekaligus.
1. Meningkatkan kualitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
2. Mengurangi biaya SAK.
3. Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
5. Meningkatkan transparansi keuangan.
6. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang
penghimpunan dana melalui pasar modal.
7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
G. Konsep Pokok IFRS
Konsep pokok IFRS menurut kelompok kami, menyimpulkan
bahwa IFRS dijadikan standar secara global dalam menyusun laporan
keuangan perusahaan public. Adapaun 4 hal pokok yang tercantum adalah;
1. Definisi elemen laporan keuangan atau infromasi lain yang
berkaitan. Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk
menentukan apakah transaksi tertentu harus dicatat dan
dikelompokkan ke dalam akun yang berkaitan seperti (aktiva,
hutang, modal, pendapatan, dan biaya).
2. Pengukuran dan penilaian, pedoman ini dijadikan dasar pokok untuk
menentukan nilai dari elemen laporan keuangan.
3. Pengakuan, untuk mengakui elemen laporan keuangan agar dapat
disajikan dalam laporan keuangan,
4. Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan, elemen ini dijadikan
untuk menentukan jenis infromasi dan bagaiaman informasi itu
disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan.
H. Ciri Utama IFRS
IFRS mempunyai 3 ciri utama, yaitu:
1. Principle based, mengatur hal-hal pokok yang dalam standar, dan
prosedur dan kebijakan detail diserahkan kepada pemakai. Dimana
standar mengatur prinsip pengakuan sesuai suibtansi ekonomi.
Kelebihan pendekatan ini akan dapat menghindari dibuatnya
perjanjian atau transaksi mengikuti peraturan dalam konsep
pengungkapan.
2. Nilai wajar, berguna untuk meningkatkan relevansi infromasi
akuntansi untuk mengambil keputusan. Dalam poin ini informasi nilai
wajar lebih relevam dan menunjukkan nilai terkini.
3. Pengungkapan (idsclousure), digunakan agar pengguna laproan
keuangan dapat mempertimbangkan infromasi yang relevan dan perlu
diketahui terkait dengan apa yang dicantumkan dalam laporan
keuangan dan kejadian penting.
I. Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan IFRS
1. Laporan keuangan
a. Dengan tujuan umum
b. Disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali
c. Disusun berdasarkan kebutuhan pemakai
d. Unutk tujuan khusus, (perpajakan, prospectus diluar kerangka
dasar ini)
2. Bagian proses Laporan Keuangan
a. Laporan neraca
b. Laba rugi
c. Laporan perubahan posisi keuangan
d. CALK
3. Kerangka ini berlaku untuk semua jenis perusahaan kemersial
a. Pemakai; Pemakai dan kebutuham infromasi (investor, karyawan,
pemberi jaminan, pemasok dan kreditur, pelanggan, pemerintah,
dan masyarakat
b. Infromasi yang disajikan bersifat umum
c. Manajemen menanggung tanggungjawab utama dalam
penyusunan dan penyajian LK.
4. Tujuan Laporan Keuangan
a. Memberikan infromasi yang menyangkut posisi keuangan atau
yang bersangkutan dengan keuangan.
b. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai
c. Menyediakan pengarug keuangan dr kejadian masa lalu
d. Laporan keuangan menunjukan upaya yg dilakukan manajemen
dan tanggungjawab sumber daya yg dipercaya kepadanya.
5. Posisi keuangan
a. Factor;
1) Sumber daya yang dikendalikan
2) Struktur keuangan
3) Likuiditas dan solvabilitas
4) Kemampuan beradaptsi terhadap perubahan lingkungan
b. Informasi keuangan
c. Likuiditas dan solvabilitas
6. Kinerja perusahaan
a. Profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber
daya ekonomi yg mungkin dikendaluikan di masa depan
b. Untuk memperdiksi kapasitas entitas dalam menghasilkan arus kas
dari sumber daya yang ada
c. Perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan tambahan sumber daya
7. Perubahan posisi keuangan
a. Untuk meinilai aktivitas keuangan
b. Menilai kemampuan entitas dalam memperoleh kas, dan bagaiman
entitas dalam memenuhi kebutuhannya dengan menggunakan arus
kas tsb.
8. Catatan dan skedul tambahan, berisi infromasi, pengungkapan,
infromasi segmen dan geografi serta pengaruhnya terhadapa perusahaan.
9. Asumsi, ada akrual dan kelangsungan usaha.
10. Karakteristik kualitatif, adanya unsur dapat dipahami, relevan,
matarialistis, keandalan, penyajian jujur, subtansi mengungguli bentuk,
netralitas, pertimbangan sehat, kelengkapan, dapat dibandingkan.
11. Unsur laporan keuangan- aktiva
a. Aktiva ; aktiva lancar, investasi, aktiva tetapo, aktiva tidak
berwujud, aktiva lain-lain
b. Kewajiban
c. Ekuitas
12. Pengakuan dan pengukuran dalam LK
a. Diakui jika ada manfaat yg berkaitan dengan pos akun dengan
perusahaan
b. Diukur dengan andal, atau menggunakan estimasi yg andal
c. Pendapatana diakui jika terdapat penuruana asset atau kenaikan
liabilitas
d. Konsep ,atching cost again revenue
Diukur dengan;
1) Historical cost
2) Current cost
3) Reasilable
4) Present value
13. Konsep pemeliharaan modal
a. Pemeliharaan modal keuangan, laba diperoleh jika jumlah
financial dari aktiva bersih pd akhir periode melebihi jumlah
financial dari aktiva bersih pd awal periode
b. Pemeliharaan moda fisik, laba diperoleh jika produktif fisik pd
akhir periode melibihi produktif fisik pd awal periode.

J. Perbedaan IFRS dan US GAAP


Level 1: Tujuan Laporan Keuangan:
US GAAP IFRS
-  Menyediakan informasi §  Menyediakan informasi yang menyangkut
yang berguna untuk pengambilan keputusa posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
n posisi keuangan suatu perusahaan yang
Investasi dan kredit. bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
- Menyediakan informasi §  Pengguna adalah investor, karyawan,
yang berguna untuk memprediksi jumlah, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor
waktu, dan ketidakpastian arus kas masa usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan
depan perusahaan masyarakat.
-  Menyediakan informasi tentang sumber
daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya
tersebut, dan perubahan terhadap keduanya.
Level 2: Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
US GAAP IFRS
Relevan – terdiri dari:  Relevan – terdiri dari: 
 Nilai prediksi – membantu  Nilai prediksi
pengguna memprediksi hasil dari  Nilai konfirmasi
kejadian masa lalu, saat ini dan  Materialitas
masa depan.
 Nilai umpan balik – membantu
pengguna mengkonfirmasi dan
membetulkan niilai prediksi
sebelumnya.
·         Tepat waktu – tersedia sebelum
kehilangan kapasitas untuk
mempengaruhi keputusan
Dapat dipercaya – terdiri dari:  Dapat dipercaya – terdiri dari: 
 Disajikan dengan jujur  Disajikan dengan jujur
 Netral  Netral
 Dapat diferivikasi  Substansi mengungguli bentuk
 Kehati-hatian (dimana ada ketidakpastian,
kesalahan dalam menyediakn informasi
dan menjamin adanya konservatisme.
 Kelengkapan
Dapat dibandingkan Dapat dibandingkan
Konsisten

Level 2: Element Laporan Keuangan


US GAAP IFRS
Aset  Aset 
Kewajiban Kewajiban
Ekuitas Ekuitas
Investasi pemilik Pemeliharaan modal  (diperoleh dari revaluasi
Distribusi kepada pemilik asset dan kewajiban)
Laba komprehensif Laba (Pendapatan dan keuntungan)
Pendapatan Beban (beban dan kerugian)
Keuntungan
Beban
Kerugian

Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Asumsi dasar


US GAAP IFRS
1. Kelangsungan usaha 1. Kelangsungan usaha
2. Entitas ekonomi 2. Basis akrual
3. Unit moneter
4. Periodisitas

Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Prinsip


US GAAP IFRS
1. Biaya historis 1. Biaya historis
2. Pengakuan pendapatan 2. Biaya sekarang (apa yang harus dibayar hari ini
3. Kesesuaian untuk mendapatkan aset. Ini sering diperoleh
4. Pengungkapan penuh dalam penilaian yang sama dengan nilai wajar)
3. Nilai realisasi (jumlah kas yang dapat diperoleh
saat ini jika asset dilepas
4. Nilai wajar
5. Pengakuan pendapatan
6. Pengakuan beban
7. Pengungkapan penuh

Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Kendala


US GAAP IFRS
1.      Biaya dan manfaat 1. Keseimbangan antara biaya dan
2.      Materialitas manfaat
3.      Praktik Industri 2. Tepat waktu
4.      Konservatisme 3. Keseimbangan antara karakteristik
kualitatif

Level 4 : Pengungkapan dalam Laporan posisi keuangan (neraca)


US GAAP IFRS
1.  Aset : Aset lancar dan aset tidak lancer 1.      Aset : Aset tidak lancar dan aset lancar
2. Laibilitas : Laibilitas jangka 2.      Ekuitas : Akuitas yang dapat
pendek dan laibilitas jangka panjang diatribusikan ke pemilik entitas induk dan hak
3. Ekuitas : Hak non pengendalian.
nonpengendali dan ekuitas 3.      Liabilitis : Liabilitis jangka panjang dan
yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas liabilitas jangka pendek.
induk

Level 5 : Dalam Laporan Keuangan


US GAAP IFRS
Dalam laporan keuangannya terdapat pos Dalam laporan keuangannya tidak terdapat
luar biasa pos luar biasa, tetapi diganti dengan
pendapatan komprehensif lainnya.

Level 6 : Fokus Laporan keuangan


US GAAP IFRS
Berfokus pada  Laporan Laba Rugi. Berfokus pada Laporan Posisi Keuangan
(neraca) dan Laporan Laba Rugi.

Level 7 : Pendekatan penyajian laporan keuangan konsolidasi


US GAAP IFRS
Hanya menggunakan pendekatan proporsi. Mengijinkan menggunakan 2 pendekatan
yaitu:
- Pendekatan proporsi kepemilikan
- Pendekatan nilai wajar
Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa sejumlah besar perusahaan secara


sukarela mengadopsi standard pelaporan keuangan Internasional (IFRS). Banyak
Negara yang telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan dan menggunakan IFRS
sebagai dasar standard nasional. Hal ini dilakukan untuk menjawab permintaan
investor institusional dan pengguna laporan keuangan lainnya. Banyak pro dan
kontra dalam penerapan standard internasional, namun seiring waktu, Standard
internasional telah bergerak maju, dan menekan Negara-negara yang kontra.
Indonesia harus mengadopsi standar akuntansi internasional untuk
memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham di negara ini atau
sebaliknya. SAK Indonesia direncanakan akan mengadopsi penuh IFRS tahun
2012. Hal ini diharapkan akan semakin membawa perusahaan-perusahaan di
Indonesia dapat bersaing dengan perusahaan internasional lainnya karena dengan
melakukan adopsi ini tentunya penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh
perusahaan juga akan semakin akuntabel dan transparan.

Anda mungkin juga menyukai