Anda di halaman 1dari 16

Perkembangan Penyusunan Standar

Akuntansi
Dosen Pengampu: Dr. Windu Mulyasari, SE., M.Si., CSRA

Kelompok

Nia Kurnia (5552190003)


Eka Septiyani (5552190007)
Selly Apriyani (5552190024)
Rizka Fitriyanti (5552190035)
Perkembangan Penyusunan Standar Akuntansi Internasional

A. Perkembangan IFRS dan IASB

Standar akuntansi internasional atau International Accounting Standards (IAS).


IAS disusun oleh International Accounting Standard Committee (IASC), organisasi
pendahulu dari IASB. IASC didirikan pada Juni 1973. Organisasi ini merupakan
kesepakatan dari lembaga akuntansi nasional yang mewakili sepuluh Negara,
yaitu Australia, Jerman, Jepang, Meksiko, Belanda, Inggris Irlandia, Kanada,
Prancis, dan Amerika Serikat. Pada tahun 2001, IASC berganti menjadi IASB.
Semua IAS yang telah diterbitkan diadopsi oleh IASB. Standard baru yang
diterbitkan oleh IASB diberi nama IFRS. Persyaratan untuk menjadi anggota IASB
adalah memiliki keahlian teknis dan memiliki pengalaman dalam bisnis
internasional.
B. Tujuan dari IASB disebutkan sebagai
berikut :
 Untuk mengembangkan satu set standar akuntansi
yang berkualitsa tinggi
 Untuk mempromosikan pengguna standar kepada
par pengguna.
 Untuk bekerja sama dengan dewan standar
nasional dri berbagai Negara untuk melakukan
konvergensi dan menjadikan IFRS sebagai standar
akuntansi yang berkualitas.
C. Lembaga Penyusun Standar Akuntansi
Internasional
International Accounting Standar Advisory Council (SAC)
Standards Commite
Foundation Standar Advisory Council (SAC) adalah
kelompok organisasi atau individu yang
Pada tahun 2001, IASC membuat memiliki kepentingan terhadap pelaporan
perjanjian dengan International keuangan. SAC termasuk salah satu lembaga
Organitation Of Security Exchange yang berpartisifasi dalam penyusunan
Commite (IOSCO), organisai ini standar. Lembaga ini dibentuk oleh
merupakan perkumpulan lembaga International Accounting Standards
pengatur pasar modal Negara-negara Commite Foundation. Anggota SAC mewakili
seluruh dunia. Isi perjanjian wilayah regional dan memiliki berbagai
keduanya menyebutkan bahwa IASB macam latar belakang, pemakai, analis,
akan menyebutkan bahwa IASB akan regulator, ddan profesi akuntansi. Peran SAC
menyelesaikan revisi standar adalah memberikan nasihat kepada IASB
akuntansi dan standar tersebut akan atas prioritas dan program kerja yang akan
digunakan oleh Negara-negara dilakukan.
anggota IOSCO.
Standar akuntansi disusun melalui proses yang dilaksanakan
secara transparan dan akuntabel. Proses tersebut disebut
sebagai due process yang memiliki komponen :
• Dewan standard yang independen;
• Proses pengenmbangan yang teliti dan kritis;
• Bekerja sama dengan investor, regulator, pelaku bisnis
utama, profesi akuntan global disetiap tahapan proses; dan
• Berusaha untuk melakukan kolaborasi dengan komunitas
dewan penyusun standar.
D. Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Di
Indonesia
SAK yang berkualitas merupakan salah satu pedoman pokok untuk menyusun dan menyajikan
laporan keuangan bagi perusahaan. Dengan adanya standar akuntansi yang baik, maka
laporan keuangan dapat menjadi lebih berguna dan menciptakan transparasi bagi
perusahaan.
Terdapat tiga tonggak sejarah yang pernah dicapai sebelumnya dalam pengembangan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia:
 Menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973. Pada masa itu
merupakan pertama kalinya IAI berhasil melakukan kodifikasi prinsip dan standar
akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam suatu buku ”Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).”
pada tahun 1973.
 Tahun 1984. Pada masa itu, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI
1973 dan kemudian mengkondifikasikannya dalam buku ”Prinsip Akuntansi
Indonesia 1984” dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi
dengan perkembangan dunia usaha.

 Tahun1994, setelah berlangsung selama 10 tahun IAI kembali melakukan revisi


total terhadap PAI 1984 dan melakukan kodifikasi dalam buku ”Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994.” IAI mengadopsi pernyataan
International Accounting Standard Committee (IASC) sebagai dasar acuan
Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.
E. Lima Standar Akuntansi Yang Berlaku Di
Indonesia

 Standar Akuntansi Keuangan IFRS


 Standar Akuntansi Entitas tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)
 Standar Akuntansi Syariah
 Standar Akuntansi Pemerintahan
 Standar Akuntansi EMKM
Lembaga Penyusunan Standar
Akuntansi Keuangan Di Indonesia
IAI didirikan di Jakarta tanggal 23 Desember 1957. Pengembangan SAK di Indonesia
telah dimulai sejak tahun 1973 dengan dibentuknya Panitia Penghimpunan Bahan-
bahan dan Struktur daripada GAAP dan GAAS. Selanjutnya pada tahun 1974
dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia yang bertugas menyusun dan
mengembangkan Standar Akuntansi Keuangan. Kemudian komite PAI tersebut pada
tahun 1994 diubah menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan. Pada kongres VIII
23-24 September 1998 di Jakarta, Komite SAK diubah kembali namanya menjadi
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) untuk masa bakti 1998–2002 dan
diberi otonomi khusus untuk menyusun dan mengesahkan PSAK dan ISAK. Ikatan
Akuntansi Indonesia pada tahun 2008 mengeluarkan keputusan untuk melakukan
konvergensi dengan IFRS yang akan diberlakukan secara efektif pada tahun 2012.
Mulai tahun 2007, DSAK melakukan proses konvergensi semua standar dengan IFRS
Proses konvergensi tersebut mengharuskan DSAK melakukan proses
pengembangan dengan tiga kategori yaitu sebagai berikut.
1. merevisi standar akuntansi yang telah ada untuk disesuaikan dengan pengaturan sesuai
dengan IFRS terbaru. Dalam proses revisi ini, nomor standar tidak berubah namunjudul
standar ada beberapa yang berubah untuk disesuaikan dengan nama IFRS.

Contoh: PSAK 16 aktiva tetap direvisi menjadi PSAK 16 Aset Tetap (revisi 2007), PSAK
22 Penggabungan Usaha direvisi menjadi PSAK 22 Kombinasi Usaha (revisi 2009),
PSAK 4 Laporan Konsolidasi direvisi menjadi PSAK 4 Laporan Konsolidasi dan Laporan
Tersendiri (revisi 2009).
2. menambahkan standar baru yang sebelumnya belum diatur dalam PSAK. Standar baru yang diterbitkan ini
ada yang menggunakan nomor baru namun ada juga yang menggunakan nomor PSAK lain yang sejenis. Untuk
itu harus hati-hati dalam melihat standar, karena tahun revisi akan mempengaruhi isi dalam standar tersebut.

Contoh: PSAK 13 Investasi diubah menjadi PSAK 13 Properti Investasi, kedua standar tersebut sangat berbeda.
PSAK 50 Akuntansi Efek (revisi 1999) direvisi menjadi PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian dan
Pengungkapan (revisi 2006), kemudian diganti lagi dengan PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian (revisi
2010).

3. mencabut PSAK yang tidak ada standarnya dalam IFRS. Pencabutan PSAK tersebut dilakukan dengan
menerbitkan PSAK baru yang otomatis menghapuskan PSAK lama atau dengan menerbitkannya Pernyataan
Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK).

Contoh: PSAK 9 Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek tidak berlaku setelah diberlakukan
PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan (revisi 2009). PSAK 17 Penyusutan tidak berlaku setelah diterbitkan
PSAK 16 Aset Tetap (revisi 2007).
Prosedur Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan

DSAK dalam Menyusun standar mengikuti prosedur baku yang disebut due
process. Proses tersebut meliputi tahapan berikut :

1. identifikasi permasalahan untuk dikembangkanmenjadi standar.

2. konsultasikan permasalahan dengan DKSAK.

3. membentuk tim kecil dalam DSAK.

4. melakukan riset terbatas.

5. melakukan penulisan awal draf.


6. pembahasan dalam DSAK.

7. peluncuran draf sebagai exposure draft (ED) dan pengedarnya.

8. public hearing

9. pembahasan tanggapan atas ED dari masukan public hearing.

10. final checking.

11. persetujuan pengesahan ED PSAK menjadi PSAK.

12. sosialisasi standar.


Dalam perkembangan penyusunan standar akuntansi dikenal dengan
dua pendekatan (Hoesada, 2008) yaitu

Principle – Based Accounting Standards:


1. Mengatur prinsip–prinsip akuntansi untuk suatu jenis transaksi, khususnya terkait dengan pengakuan
dan pegukuran, dan tidak mengatur untuk suatu jenis industri tertentu.
2. Kelebihannya :principle based system tidak atau sedikit memberi peluang untuk melakukan
kreativitas negatif atas peraturan akuntansi. Dua transaksi yang secara substansi sama akan
diperlakukan dan dicatat sama oleh dua perusahaan yang berbeda. Serta pengaturan akuntansi yang
ada berlaku untuk seluruh perusahaan.
3. Memerlukan banyak professional judgement yang menuntut kompetensi dan integritas yang tinggi,
kesiapan profesi pendukung dengan semakin dominannya fair value accounting.
4. Digunakan oleh international Accounting Standards Board (IASB).
Ruled – Based Accounting Standards:
• Mengatur secara lebih detail dan biasanya hanya berlaku untuk
suatu industri tertentu.
• Kelebihannya: lebih mudah diterapkan karena peraturannya
lebih eksplisit.
• Tidak banyak memerlukan professional judgement. Namun,
membuka peluang untuk melakukan sesuatu dengan tujuan
sempit.
• Digunakan oleh Financial Accounting Standards Board (FASB).

Anda mungkin juga menyukai