Sumber: Zamzami, 20 I I
Melalui roadmap yang telah ditetapkan oleh IAI, diharapkan agar para entitas,
pemerintah Indonesia, dan setiap pelaku bisnis mampu mempersiapkannya dengan baik
selain DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) pun melakukan tanggung jawabnya.
Namun pada IFRS Conference di Tokyo lalu, Ketua IASB sebelum masa jabatannya habis,
ia mernaparkan ambisinya untuk menyelesaikan 10 program kerja pada tahun 2011. Hal
ini menunjukan bahwa beberapa perubahan besar yang sedang terjadi di IASB, mau tak
mau DSAK-IAI harus bekerja kerns lagi untuk mengejar perubahan-perubahan barn.
Selain itu, karena perubahan standar yang tidak tentu kapan, DSAK-IAI menentukan
bahwa konvergensi IFRS 2012 berarti mengadopsi IFRS per versi I Januari 2009.
Badan / Lembaga Regulator
yang Terlibat Aktif dalam
Penyusunan IFRS
Federasi Akuntan Internasional (IFAC) adalah organisasi global yang mewakili profesi
akuntansi.IFAC menetapkan dan mempromosikan standar internasional, dan mewakili
profesinya tentang masalah kebijakan publik.Menurut situs IFAC, grup ini melayani
kepentingan publik melalui advokasi, pengembangan, dan dukungan untuk organisasi
anggota kami dan lebih dari 3 juta akuntan yang penting bagi ekonomi global kita.
Poin Penting
Federasi Akuntan Internasional (IFAC) adalah asosiasi internasional untuk profesi
akuntansi.
IFAC mendukung pengembangan, adopsi, dan penerapan standar internasional berkualitas
tinggi.
IFAC terdiri lebih dari 175 anggota dan organisasi asosiasi di 130 negara dan yurisdiksi,
mewakili hampir 3 juta akuntan profesional.
Organisasi anggota IFAC termasuk Institut Akuntan Publik Amerika dan Institut Akuntan
Manajemen
kumpulan dari standar akuntansi yang dikembangkan oleh Badan Nasional Standar Akuntansi
Internasional (IASB) yang menjadi standar global untuk penyusun laporan keuangan keuangan
perusahaan public.
•Benefit Karyawan
secera komprehensif.
Implementasi
IFRS secara
Nasional
•Penggunaan IFRS dapat meningkatkan keakuratan dalam
menilai performa perusahaan yang tercermin dalam Laporan
Keuangan.
•Dapat membandingkan laporan keuangan beda negara.
Misalkan Perusahaan yang beroperasi di Indonesia dengan
Singapura.
•Konvergensi PSAK dengan IFRS dapat membawa manfaat bagi
iklim investasi di Indonesia.
Implementsi IFRS secara Global
Penerapan IFRS secara global ini masih dilaksanakan dengan bertahap bahkan
sampai sekarang. Banyak yang masih harus di revisi untuk tidak menimbulkan
ketidakadilan bagi setiap negara yang mengadobsinya. Dalam praktiknya masih
banyak sumber daya manusia yang harus diberikan edukasi tentang penerapan IFRS
disetiap negara yang ditempatinya untuk memberikan arti positif bagi negara satu
dengan negara lainnya. Untuk sekarang IFRS sangat dipengaruhi oleh aktivitas
pasar modal yang laporan keuangannya bisa kita akses dengan mudah baik untuk di
Indonesia ataupun Luar Negeri. Dan Pergerakan pasar modal pun sangat cepat
sesuai dengan berita yang tersebar di Internet.
Permasalahan IFRS secara Global
•Di China IFRS memiliki masalah dalam pembeda jurnal pembalikan penurunan nilai
asset tetap dan Sektor yang hamper dominan di China yaitu ekspor barang ke luar serta
pelatihan untuk SDM yang kurang memadai.
•Di Bangladesh penerapan IFRS menunjukan bahwa kurangnya kerangka peraturan
akuntansi dan pengaruh politik menghambat pelaksanaan IFRS di Bangladesh ini.
Kurangnya partisipasi pemangku dari pihak pemerintah untuk menerima IFRS ini
membuat banyak regulator menentang IFRS yang diterima di Bangladesh dengan
maksud yang tidak dijelaskan dengan baik.
•Di Vietnam masalah dari penerapan IFRS lebih kepada transisi dari pelaporan
berdasarkan Vietnamese Accounting Standard (VAS) ke IFRS. Penerapan transisi struktur
modal, investasi asing dan lainnya memelurkan banyak waktu bagi setiap negara yang
menerapkan IFRS ini serta perbedaan lingkungan ekonomi yang mengharuskan adanya
dalam kebijakan IFRS ini.
Kesimpulan
Adopsi IFRS secara keseluruhan sudah menjadi agenda seluruh negara di
dunia, termasuk Indonesia. Penerapan IFRS sangat berhubungan dengan
perkembangan iklim investasi di Indonesia. Jika negara Indonesia tidak
melakukan adopsi IFRS, maka negara Indonesia akan tersisih dari
perkembangan investasi internasional. Jadi adopsi IFRS secara keseluruhan di
Indonesia adalah sesuatu keharusan dan bukan pilihan.
Penerapan IFRS di Indonesia mengalami kendala dengan belum siapnya
dukungan dari sistem hukum yang berlaku di Indonesia. Padahal Ikatan
Akuntansi Indonesia sudah mencanangkan untuk melakukan adopsi IFRS
secara keseluruhan pada tahun 2012. Oleh sebab itu, penulis mengusulkan
sebuah model rerangka pemikiran sebagai landasan kerja DSAK untuk
melakukan harmonisasi IFRS di Indonesia. Melalui model tersebut, DSAK akan
melakukan adopsi IFRS secara keseluruhan dengan landasan yang kuat dan
mendapat dukungan sistem hukum secara legal. Model rumah PABUI tersebut
diharapkan dapat menjadi solusi bagi harmonisasi terlaksana ilkim investasi
yang kondusif dengan dukungan sistem hukum yang memadai.
Terima kasih