Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
2
3
1. Stelsel Pajak.
1. Asas domisili (asas tempat tinggal). Negara berhak mengenakan pajak atas
seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya,
9
baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Asas
ini berlaku untuk Wajib Pajak dalam negeri.
2. Asas sumber. Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang
bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib
Pajak.
3. Asas kebangsaan. Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu
negara.
3. With Holding System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang
bersaangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib
Pajak.
Mardiasmo (2011: 13) mengatakan Pajak daerah dibagi menjadi dua bagian,
yaitu:
1. Pajak Provinsi, terdiri dari berikut ini; Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air
Permukaan, Pajak Rokok.
2. Pajak Kabupaten/Kota, terdiri dari berikut ini; Pajak Hotel, Pajak Restoran,
Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan
Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet,
10
Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB).
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1 angka 22 dan 23, Pajak Restoran
adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Sedangkan yang
dimaksud dengan restoran adalah fasilitas penyedia makanan atau minuman
dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin,
warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/catering.
Efektifitas
yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi. Adapun
kriteria efektivitas tersebut sebagai berikut:
Presentase Kriteria
>100% Sangat Efektif
90 – 100% Efektif
80 – 90% Cukup Efektif
60 – 80% Kurang Efektif
<60% Tidak Efektif
Kontribusi
Penelitian Terdahulu
Riady (2010) dengan judul analisis potensi penerimaan dan efektifitas pajak
penerangan jalan. Tujuan penelitian untuk menghitung dan menganalisis potensi
dan tingkat efektifitas penerimaan Pajak Penerangan Jalan pemerintah kabupaten
garut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa target Penerimaan Pajak Penerangan
Jalan yang ditetapkan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan dan Aset
( DPPKA) Kabupaten Garut belum sesuai dengan riil dari Pajak Penerangan Jalan
dan realisasi penerimaan pajak penerangan jalan melampaui potensi riil
penerimaan Pajak penerangan jalan. Memah (2013) dengan judul Efektivitas dan
Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Terhadap PAD Kota Manado.
12
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian kualitatif dengan melakukan
pengkajian data dalam bentuk deskriptif atau berbentuk uraian. Sugiyono
(2014:13-14) mengatakan penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
secara purposive dan snowboal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif.
Prosedur Penelitian
5. Pemberian saran.
13
14
Jenis Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa daftar
rincian penerimaan pajak restoran, pajak reklame, dan pajak penerangan jalan
terhadap PAD Kabupaten Minahasa Utara dari tahun 2010-2014. Di sisi lain, data
kualitatif berupa profil daerah, visi dan misi, struktur organsasi, job description,
undang-undang pajak daerah dan praturan daerah.
Sumber Data
Sumber data yang diperoleh untuk menjadi bahan analisis adalah data sekunder
dan Primer yang diperoleh dari Kantor Dinas Pendapatan Kabupaten Minahasa
Utara.
Metode Analisis
Metode Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode analisis deskriptif, dimana peneliti berusha menggambarkan kenyataan
atau keadaan-keadaan atas suatu objek dalam bentuk uraian kalimat dan data
angka berdasarkan keterangan-keterangan dari pihak-pihak yang berhubungan
langsung dengan penelitian ini. Hasil analisis tersebut kemudian diinterpretasikan
guna memberikan gambaran yang jelas terhadap permasalahan yang diajukan.
Kontribusi
15
12.000.00
2013 - 0,00%
0
16.200.00 324.00
2014 2,00%
0 0
21.060.00 421.20
2015 2,00%
0 0
24.300.00 486.00
2016 2,00%
0 0
25.500.00 497.00
2017 1,95%
0 0
26.100.00 650.00
2018 2,49%
0 0
27.000.00 850.00
2019 3,15%
0 0
Tabel diatas menunjukkan bahwa realisasi pajak yang paling tinggi ada pada
tahun 2014 pada Kabupaten Minahasa Utara, yaitu sebesar 303.835.088 dan
realisasi yang paling sedikit yaitu terjadi pada tahun 2013, yaitu hanya mencapai 0
rupiah.
200.000.00 451.414.18
2012 225,71%
0 2
300.000.00 1.331.694.36
2013 443,90%
0 3
550.000.00 892.507.90
2014 162,27%
0 4
900.000.00 677.582.76
2015 75,29%
Kab. Minahasa 0 9
Selatan 450.000.00 738.034.25
2016 164,01%
0 9
559.434.00 1.275.508.28
2017 228,00%
0 9
1.318.034.25 1.545.702.94
2018 117,27%
9 2
2.710.058.44 2.202.749.86
2019 81,28%
4 0
195.000.00 201.503.90
2012 103,34%
0 0
200.000.00 217.018.24
2013 108,51%
0 5
217.018.24 434.036.40
2014 200,00%
5 0
309.860.00 619.735.60
2015 200,01%
Kab. Minahasa 0 2
Tenggara 402.818.00 671.363.33
2016 166,67%
0 3
464.790.00 1.161.925.30
2017 249,99%
0 0
464.975.24 985.795.00
2018 212,01%
5 0
470.658.00 1.078.250.00
2019 229,09%
0 0
Tabel diatas menunjukkan bahwa realisasi pajak yang paling tinggi ada pada
tahun 2013 pada Kabupaten Minahasa Selatan, yaitu sebesar 1.331.694.363 dan
realisasi yang paling sedikit yaitu terjadi pada tahun 2016 pada kabupaten
Minahasa Utara, yaitu hanya mencapai 2.360.015.198.
87.100.00 82.049.47
2012 94,20%
0 3
95.810.00 67.911.56
2013 70,88%
0 3
200.000.00 154.194.98
2014 77,10%
0 5
107.724.96 127.284.70
2015 118,16%
Kab. Minahasa 9 1
Utara 500.000.00 462.916.70
2016 92,58%
0 1
630.700.00 559.870.00
2017 88,77%
0 8
689.532.23 631.965.00
2018 91,65%
0 0
703.970.00 457.930.00
2019 65,05%
0 0
160.000.00 93.650.00
2012 58,53%
0 0
160.000.00 170.197.25
2013 106,37%
0 1
160.000.00 151.785.00
2014 94,87%
0 0
170.197.25 241.988.00
2015 142,18%
Kab. Minahasa 1 0
Selatan 500.000.00 135.898.50
2016 27,18%
0 0
500.000.00 523.968.00
2017 104,79%
0 0
560.000.00 166.500.00
2018 29,73%
0 0
138.976.00 15.150.00
2019 10,90%
0 0
50.000.00 5.250.35
2012 10,50%
0 0
50.000.00 5.680.63
2013 11,36%
0 0
56.806.30 11.361.20
2014 20,00%
0 0
Kab. Minahasa
65.000.00 15.750.25
2015 Tenggara 24,23%
0 0
75.000.00 25.347.50
2016 33,80%
0 0
69.000.00 35.709.80
2017 51,75%
0 0
2018 86.050.00 33.980.70 39,49%
20
0 0
95.789.30 47.808.65
2019 49,91%
0 0
Tabel diatas menunjukkan bahwa realisasi pajak yang paling tinggi ada pada
tahun 2015 pada Kabupaten Minahasa Selatan, yaitu sebesar 241.988.000 dan
realisasi yang paling sedikit yaitu terjadi pada tahun 2012 pada kabupaten
Minahasa Tenggara, yaitu hanya mencapai 5.250.350.
Tahun Kabupaten Pajak Hotel Realisasi Pajak Hotel Efektivitas Pajak Hotel
400.000.00 562.014.13
2012 140,50%
0 0
600.000.00 460.246.27
2013 76,71%
0 8
600.000.00 660.116.11
2014 110,02%
0 0
600.000.00 865.181.04
2015 144,20%
Kab. Minahasa 0 8
Utara 565.595.03
2016 397,89%
142.147.937 1
245.990.00
2017 70,50%
348.900.000 0
345.790.77
2018 80,48%
429.670.000 0
300.785.90
2019 113,17%
265.780.478 0
Kab. Minahasa 4.837.200.00 4.394.767.36
2012 90,85%
Selatan 0 0
4.837.200.00 4.831.945.33
2013 99,89%
0 7
4.837.200.00 4.683.233.50
2014 96,82%
0 8
4.937.200.00 5.974.640.01
2015 121,01%
0 2
5.837.200.00 6.393.757.36
2016 109,53%
0 0
2017 5.837.200.00 6.721.935.32 115,16%
0 7
21
5.937.200.00 7.673.631.01
2018 129,25%
0 3
6.837.200.00 8.505.287.62
2019 124,40%
0 3
990.950.80 995.060.75
2012 100,41%
0 0
1.000.000.00 1.032.959.46
2013 103,30%
0 6
1.032.959.46 1.065.918.90
2014 103,19%
6 0
1.130.310.00 1.330.572.50
2015 117,72%
Kab. Minahasa 0 0
Tenggara 1.469.403.00 1.550.746.35
2016 105,54%
0 0
1.695.465.00 1.754.602.50
2017 103,49%
0 0
1.799.806.00 1.589.700.00
2018 88,33%
0 0
1.978.357.00 2.034.789.61
2019 102,85%
0 0
Tabel diatas menunjukkan bahwa realisasi pajak yang paling tinggi ada pada
tahun 2016 pada Kabupaten Minahasa Utara, yaitu sebesar 565.595.031 dan
realisasi yang paling sedikit yaitu terjadi pada tahun 2017 pada kabupaten
Minahasa Utara, yaitu hanya mencapai 245.990.000.
BAB IV
PENUTUP
2. Jumlah penerimaan pajak restoran, pajak reklame dan pajak penerangan jalan
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2010-2014 memberikan kontribusi yang baik
terhadap PAD Kabupaten Minahasa Utara.
1. Pemerintah dalam hal ini Dinas Pendapatan Kabupaten Minahasa Utara untuk
selalu berkomitmen pada target-target yang akan dicapai.
3. Penelitian ini dapat menjadi bahan acuan dalam penelitian pajak daerah lainnya
di Indonesia sehingga akan ada perubahan ke arah yang lebih baik.
22
DAFTAR PUSTAKA
[1] Memah, Edward W. 2013. Efektivitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel
Dan Restoran Terhadap PAD Kota Manado. Jurnal EMBA. Universitas Sam
Ratulangi. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/viewFile. Diakses
pada tanggal 25 Agustus 2015. Hal 871-881.
Buku
[2] Ilyas dan Burton. 2013. Hukum Pajak. Edisi keenam. Salemba Empat, Jakarta.
[8] Pontoh, Winston. 2013. Akuntansi Konsep dan Aplikasi. Halaman Moeka,
Jakarta.
[9] Siahaan. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Edisi revisi 2010. PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
[11] Waluyo. 2012. Akuntansi Pajak. Edisi keempat. Salemba Empat, Jakarta.
Skripsi
23
24
[12] Riyadi, Indra. 2010. Analisis Potensi Penerimaan dan Efektivitas Pajak
Penerangan Jalan di Kabupaten Garut. Skripsi.
http://eprints.undip.ac.id/23166/1/skripsi.pdf. Diakses tanggal 15 Agustus 2015.
Hal 28-38