Diajukan untuk Melengkapi tugas dan Memenuhi Syarat Menempuh Kelulusan Kuliah
Praktik Kerja Akuntansi Program S1 Akuntansi
Universitas Setia Budi
Disusun Oleh:
Bella Anggraini
NIM: 15170203M
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2020
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Laporan Praktik Kerja Akuntansi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan sebagai
NIM : 15170203M
Adapun studi kasus yang di analisis dalam laporan ini, antara lain :
Mengetahui, Pembimbing
Ketua Program Studi S1 Akuntansi
Faiz Rahman Siddiq, SE., M.Ak. Dr. Titiek Puji Astuti, SE., M.Si., Ak., CA
NIS: 01201807161234 NIS: 01201112162152
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja akuntansi dengan judul
“Kesadaran Pajak pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II”
sebagai syarat untuk menyelesaikan magang Fakultas Ekonomi Universitas Setia Budi
dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga laporan ini akhirnya dapat
diselesaikan. Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati yang paling dalam, penulis
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih banyak kekurangan
baik isi maupun susunannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang
penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Surakarta,September 2020
Bella Anggraini
BAB I
PENDAHULUAN
Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak
1945 Amandemen pasal 23A “pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk
Indonesia merupakan salah satu negara, yang mana pendapatan utamanya bersumber dari
pajak. Salah satu jenis pajak yang dikenakan adalah pajak penghasilan final atas UMKM.
Pajak penghasilan final yang dikenakan pada UMKM bertujuan untuk memberikan
kesederhanaan, sehingga mereka para pelaku usaha tidak merasakan kesulitan dalam
memiliki maksud khusus, yaitu untuk meningkatkan kontribusi penerimaan negara yang
berasal dari sektor pajak. Hal ini selaras dengan jumlah UMKM yang ada di Indonesia
sebesar 98,8% dari total unit usaha; tenaga kerja UMKM sebesar 96,99% dari total
tanaga kerja; dan produk domestik bruto sebesar 60,3% dari PDB
(https://www.depkop.go.id).
Posisi UMKM memiliki peran vital dalam perekonomian Indonesia, di satu sisi
sebagai penggerak ekonomi dan pengentasan pengangguran, namun di sisi lain juga
sebagai sumber penerimaan negara yang potensial. Kenyataannya adalah, dengan adanya
pajak penghasilan final (tarif awal 1% dan sekarang menjadi 0,5%) tersebut justru
merugikan para pemilik UMKM. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Prihantari & Supadmi
(2015), yang menyatakan bahwa “PPh final 1% tidak menguntungkan dan pajak
penghasilan yang dikenakan dari omzet dianggap merugikan, karena omzet dan
yang memiliki penghasilan kena pajak kurang dari 8% dan memiliki kerugian fiskal yang
Kondisi pandemi COVID-19 yang mulai menyebar sejak awal 2020, seiring
perjalanan waktu menimbulkan dampak besar pada kondisi kesehatan dan sosial ekonomi
masyarakat di banyak negara, termasuk Indonesia. Krisis kesehatan yang pada akhirnya
Pajak saat ini yaitu aspek perpajakan UMKM, kesadaran pajak, insentif pajak dan pajak
atas transaksi. Untuk itu, diperlukan pola yang sistematis untuk mengubah perilaku
Instansi.
Menjalin relasi kerjasama antara Universitas Setia Budi dengan Kantor Wilayah Direktor
Jenderal Pajak Jawa Tengah II untuk membentuk lulusan Sarjana Ekonomi yang
1.3.3 Manfaat bagi Kantor Wilayah Direktor Jenderal Pajak Jawa Tengah II
a. Kantor Kantor Wilayah Direktor Jenderal Pajak Jawa Tengah II dapat menilai potensi-
potensi mahasiswa yang sedang melakukan Praktek Kerja Akuntansi sebagai langkah
Laporan Praktik Kerja Akuntansi ini diharapkan dapat menjadi reverensi dalam
pembuatan laporan Praktik Kerja Akuntansi dan evaluasi pembelajaran di program studi
TINJAUAN PUSTAKA
Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak
1945 Amandemen pasal 23A “pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk
mengumpulkan dana atau uang dari wajib pajak ke kas negara untuk membiayai
Pajak merupakan alat untuk melaksanakan atau mengatur kebijakan negara dalam
b. Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kegiatan ekspor, seperti pajak
ekspor barang.
c. Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan terhadap barang produksi dari dalam
d. Pajak dapat mengatur dan menarik investasi modal yang membantu perekonomian agar
semakin produktif.
4. Fungsi Stabilisasi
seperti untuk mengatasi inflasi, pemerintah menetapkan pajak yang tinggi, sehingga
jumlah uang yang beredar dapat dikurangi. Sedangkan untuk mengatasi kelesuan
ekonomi atau deflasi, pemerintah menurunkan pajak, sehingga jumlah uang yang beredar
Pajak tidak langsung merupakan pajak yang hanya diberikan kepada wajib pajak
bila melakukan peristiwa atau perbuatan tertentu. Sehingga pajak tidak langsung tidak
dapat dipungut secara berkala, tetapi hanya dapat dipungut bila terjadi peristiwa atau
penjualan atas barang mewah (PPnBM), di mana pajak ini hanya diberikan bila wajib
pajak berlandaskan surat ketetapan pajak yang dibuat kantor pajak. Di dalam surat
ketetapan pajak terdapat jumlah pajak yang harus dibayar wajib pajak.
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha, yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah, atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha
Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh orang perseorangan
atau badan usaha, yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan
usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
Usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah yang meliputi usaha
nasional milik negara atau swasta, usaha patungan dan usaha asing yang melakukan
PPh Final untuk pajak UMKM dikenakan pada wajib pajak pribadi dan badan
yang memiliki omzet usaha kurang dari Rp 4,8 miliar dalam satu tahun pajak. Adapun
Penurunan tarif PPh Final 1% menjadi 0,5% dari omzet, yang wajib dibayarkan setiap
bulannya. Wajib Pajak dapat memilih untuk mengikuti tarif dengan skema final 0,5%,
atau menggunakan skema normal yang mengacu pada pasal 17 Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Mengatur jangka waktu pengenaan tarif PPh
Pelaku UMKM mendapat fasilitas pajak penghasilan final tarif 0,5% (PP
wajib pajak UMKM tidak perlu melakukan setoran pajak dan pemotong atau pemungut
pajak tidak melakukan pemotongan atau pemungutan pajak pada saat melakukan
pembayaran kepada pelaku UMKM dengan syarat: Membuat realisasi PPh Final DTP
kemudahan akses informasi perpajakan. Beberapa inovasi dalam bentuk pelayanan telah
diterapkan. Salah satu inovasi tersebut yaitu aplikasi E-filling untuk mempermudah
hukum perpajakan. Bentuk penerapan langkah ini yang sedang digagas dan direncanakan
berikut:
beberapa unit organisasi yaitu; Jawatan Pajak yang bertugas melaksanakan pemungutan
terhadap barang-barang sitaan guna pelunasan piutang pajak Negara. Jawatan Akuntan
Pajak yang bertugas membatu Jawatan Pajak untuk melaksanakan pemeriksaan pajak
terhadap pembukuan Wajib Pajak Badan; dan Jawatan Pajak Hasil Bumi (Direktorat
Iuran Pembangunan Daerah pada Ditjen Moneter) yang bertugas melakukan pungutan
pajak hasil bumi dan pajak atas tanah yang pada tahun 1963 di ubah menjadi Direktorat
Pajak Hasil Bumi dan kemudian pada tahun 1965 berubah lagi menjadi Direktorat Iuran
tanggal 27 Maret 1976, Direktorat Ipeda diserahkan dari Direktorat Jenderal Moneter
kepada Direktorat Jenderal Pajak. Pada tanggal 27 Desember 1985 melalui Undang-
Undang RI No. 12 tahun 1985 Direktorat IPEDA berganti nama menjadi Direktorat Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB). Demikian juga unit kantor di daerah yang semula bernama
Inspeksi Ipeda diganti menjadi Inspeksi Pajak Bumi dan Bangunan, dan Kantor Dinas
Luar Ipeda diganti menjadi Kantor Dinas Luar PBB. Untuk mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas di daerah, dibentuk beberapa kantor Inspektorat Daerah Pajak (ItDa)
yaitu di Jakarta dan beberapa daerah seperti di Sumatera, Jawa, dan Indonesia Timur.
Inspektorat Daerah ini kemudian menjadi Kanwil Ditjen Pajak (Kantor Wilayah) seperti
2. 1942 – Djawatan Padjak dibawah Zaimubu (Djawatan Padjak, Bea Cukai dan
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang merupakan institusi penting di negara ini
dimana saat ini dipercaya mengumpulkan sekitar 80% dari dana APBN, ternyara
oleh Departemen Van Financien dengan dasar hukumnya yaitu Staatsblad 1924
serta Djawatan Padjak Hasil Bumi. Ketiganya digabungkan dan berada di bawah
Negara, pajak, lelang, bea dan cukai, pengadaan candu dan garam tetap
menggunakan Undang-Undang atau peraturan yang ada sebelumnya sampai
tanggal 31 Oktober 1945 No. B.01/01. Akhir tahun 1951 Kementerian Keuangan
Cukai dan Djawatan Padjak Bumi di bawah koordinasi Direktur Iuran Negara.
Tahun 1964 Djawatan Padjak di ubah menjadi Direktorat Pajak yang berada di
Visi:
perpajakan
Secara ringkas, struktur organisasi Ditjen Pajak dapat dibedakan atas kantor pusat
dan kantor operasional. Kantor pusat menjalankan fungsi perumusan kebijakan dan
teknis penunjang.
Gambar 1
Strukur Organisasi Direktorat Jenderal Pajak
Kantor Pusat Ditjen Pajak terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal, 14 unit direktorat,
dan 4 jabatan tenaga pengkaji. Kantor operasional di lingkungan Ditjen Pajak terdiri atas
Kantor Wilayah Ditjen Pajak (Kanwil Ditjen Pajak); Kantor Pelayanan Pajak (KPP);
Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP); serta Unit Pelaksana
Teknis (UPT). UPT terdiri dari Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
(PPDDP), Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (KPDDP), dan Kantor
Layanan Informasi dan Pengaduan (KLIP). Jumlah kantor operasional dapat dirinci
sebagai berikut:34 Kantor Wilayah, 4 KPP Wajib Pajak Besar, 29 KPP Madya, 319 KPP
dilaksanakan secara daring (online) dengan membahas issue/kasus yang terjadi di kantor
pelayanan pajak yang terkait dengan aspek perpajakan UMKM, kesadaran pajak, insentif
pajak dan pajak atas transaksi digital. Estimasi waktu pelaksanaan 1 Bulan setara 4
Minggu, 1 Kasus untuk 1 Minggu. Mahasiswa diminta untuk memberikan solusi untuk
setiap kasus yang terjadi di kantor pelayanan pajak kemudian didiskusikan dengan dosen
diakhir aktivitas magang mahasiswa membuat laporan PKA yang sudah di nilai dosen
pembimbing, dan membuat laporan 4 kasus menjadi 1 laporan PKA sesuai dengan
PEMBAHASAN
Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini memberikan dampak terhadap berbagai
sektor. Pada tataran ekonomi global, pandemi COVID-19 memberikan dampak yang
menyebutkan bahwa pandemi ini berimplikasi terhadap ancaman krisis ekonomi besar
yang ditandai dengan terhentinya aktivitas produksi di banyak negara, jatuhnya tingkat
memprediksi akan terjadi penurunan tingkat output antara seperlima hingga seperempat
Dalam situasi pandemi ini, menurut KemenkopUKM ada sekitar 37.000 UMKM
yang memberikan laporan bahwa mereka terdampak sangat serius dengan adanya
pandemi ini ditandai dengan: sekitar 56 persen melaporkan terjadi penurunan penjualan,
masalah distribusi barang, dan 4 persen melaporkan kesulitan mendapatkan bahan baku
wilayah di Indonesia. Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 9/2020 tentang
Pedoman PSBB dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19, PSBB meliputi
pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi
COVID-19 termasuk pembatasan terhadap pergerakan orang dan/atau barang untuk satu
Pembatasan tersebut paling sedikit dilakukan melalui peliburan sekolah dan tempat kerja,
distribusi, dan penjualan akan mengalami gangguan yang pada akhirnya berkontribusi
semakin dalam pada kinerja UMKM dan perekonomian nasional seperti hasil kajian
Kementerian Keuangan diatas. Tidak salah jika muncul kekhawatiran apalagi jika melihat
besarnya jumlah UMKM di Indonesia dan jumlah tenaga kerja yang terserap dalam
UMK. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi UMKM terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 61,41 persen pada tahun 2018. Tentu
kontribusi ini menunjukkan peran UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional
Indonesia. Berbagai permasalahan yang dihadapi Kantor Pelayanan Pajak saat ini yaitu
aspek perpajakan UMKM, kesadaran pajak, insentif pajak dan pajak atas transaksi. Untuk
itu, diperlukan pola yang sistematis untuk mengubah perilaku masyarakat agar sadar dan
UMKM merupakan usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang
telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Seperti diatur dalam peraturan perundang-
undangan No. 20 tahun 2008, sesuai pengertian UMKM tersebut maka kriteria UMKM
dibedakan secara masing-masing meliputi usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah.
1. Uraian Masalah
UMKM yang memberikan laporan bahwa mereka terdampak sangat serius dengan
juga semakin meluas jika dikaitkan dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial
Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 9/2020 tentang Pedoman PSBB
kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi COVID-
tempat atau fasilitas umum. Ditakutkan dengan adanya PSBB, aktivitas ekonomi
terutama produksi, distribusi, dan penjualan akan mengalami gangguan yang pada
nasional seperti hasil kajian Kementerian Keuangan diatas. Tidak salah jika
Indonesia mencapai 61,41 persen pada tahun 2018. Tentu kontribusi ini
masyarakat Indonesia sebagai fokus utama dan kedua, menjaga laju pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi global akan minus 1,1 persen dan International Monetary
Fund (IMF) yang bahkan memprediksi pertumbuhan ekonomi global akan minus
Indonesia masih akan mengalami pertumbuhan ekonomi positif sebesar 0,5 persen
dari target awal 5 persen di 2020 sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani
tahun 2020. Angka-angka tersebut, baik jumlah UMKM dan kontribusinya serta
solusi jangka pendek untuk membantu UMKM dan pekerja yang tergabung
solusi jangka panjang apalagi jika dikaitkan dengan era industri 4.0 yang
Ada beberapa solusi jangka pendek untuk tetap menjaga eksistensi UMKM.
penggunaan masker, sarung tangan, dan jarak aman antar pekerja dapat dijadikan
persyaratan bagi UMKM untuk terus menjalankan aktivitasnya. Tentu perlu ada
kerjasama dari pelaku UMKM dan pengawasan yang ketat dari instansi yang
berwenang agar protokol kesehatan ini dapat berjalan dengan baik. Dalam
konteks ini, pemerintah dapat melibatkan aparatur sipil pada kantor desa
menjalankan aktivitasnya.
2. Penundaan pembayaran hutang atau kredit untuk menjaga likuiditas keuangan
UMKM.
pembayaran cicilan hutang atau kredit bagi UMKM atau bahkan menunda proses
administrasi mendapatkan pinjaman di tengah situasi darurat ini. Hal ini dapat
dilakukan agar supaya para pelaku UMKM termasuk para pekerja tetap dapat
perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat dari total anggaran Rp. 405,1 triliun
tersebut harus transparan, jelas, dan tepat sasaran agar eksistensi UMKM dan
aktivitas perekonomian riil tetap terjaga. Selain anggaran yang telah ditetapkan,
pemerintah juga dapat mendorong sektor perbankan baik bank milik pemerintah
ataupun bank swasta untuk dapat memberikan pinjaman lunak kepada para pelaku
UMKM tentu dengan mekanisme ketat siapa saja yang berhak mendapatkan
pinjaman dengan suku bunga lunak ini. Jangan sampai pinjaman ini
memberikan setidaknya tiga stimulus bagi UMKM di masa pandemi ini guna
pinjaman, keringanan pajak UMKM enam bulan, dan transfer tunai untuk bisnis
memberikan pinjaman dengan bunga rendah (lebih rendah dari tingkat suku bunga
untuk usaha mikro) kepada usaha kecil dan menengah (UKM), menghubungkan
para pelaku UKM dengan toko-toko teknologi daring untuk membantu pemasaran
melakukan kerjasama dengan industri lokal penyedia bahan baku mentah untuk
Negeri dan Atase Industri di luar negeri untuk terus melakukan proses negosiasi
4. Kebijakan structural
tidak saja digunakan untuk menghadapi pandemi COVID-19 tapi juga era Industri
UMKM yakni pengenalan teknologi digital dan pelatihan bagi para pelaku dan
pekerja UMKM serta kebijakan panjang bagi UMKM untuk beradaptasi dengan
produk yang dihasilkan. Dalam jangka pendek, perlu adanya pendampingan bagi
daring) untuk menjual produk-produk mereka. Data dari Badan Pusat Statistik
menunjukkan bahwa pada tahun 2018 baru 3,79 juta UMKM (atau sekitar 8
Tentu situasi seperti ini dapat menjadi salah satu jalan keluar untuk meningkatkan
menghadapi era Industri 4.0 mulai dari pelatihan ulang (re-training) para pekerja
masuk desa, pelibatan dunia akademisi dan usaha besar dalam pendampingan
Cara lain yang dapat dilakukan untuk membantu UMKM bertahan dalam
situasi pandemi ini adalah dengan memanfaatkan dana Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan (TJSL) yang dimiliki oleh perusahaan swasta dan badan usaha-
badan usaha milik negara (BUMN). Pemerintah perlu mengeluarkan instruksi dan
pedoman untuk seluruh BUMN agar mengalihkan dana TJSL yang ada untuk
membantu secara langsung UMKM-UMKM yang terdampak pandemi COVID-
19. BUMN pun dapat melibatkan UMKM dalam proses produksi produk-produk
yang bisa diisi oleh para pekerja UMKM. Misalnya, BUMN yang bergerak dalam
produksi farmasi dan alat perlindungan diri (APD) seperti masker dan pakaian
medis dapat melibatkan para pekerja UMKM yang bergerak dalam bidang usaha
produksi pakaian untuk memproduksi dalam skala besar kebutuhan APD. Melihat
potensi pasar mengenai kebutuhan APD baik untuk kebutuhan domestik maupun
UMKM dalam jangka pendek. Untuk perusahaan swasta, dana TJSL juga bisa
berada. Bentuk bantuan bisa dalam bentuk bantuan langsung seperti pemberian
disalurkan ke tempat lain. Tindakan seperti ini setidaknya dalam jangka pendek
Kesadaran merupakan suatu keadaan mengerti atau mengetahui. Dalam hal ini
kesadaran wajib pajak adalah suatu keadaan dimana wajib pajak mengerti atau
mengetahui hak dan kewajiban perpajakannya. Kesadaran wajib pajak atas besarnya
peranan yang diemban sektor perpajakan sebagai sumber pembiayaan negara sangat
perusahaan negara (BUMN), royalti, retribusi, kontribusi, bea, cukai, dan yang
terakhir pajak. Salah satu sumber pendapatan negara yaitu pajak, karena menjadi
negara. Banyaknya bentuk-bentuk usaha yang ada di Indonesia, baik dari usaha
kecil, usaha menengah, maupun usaha besar merupakan salah satu bukti nyata
telah didominasi oleh kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Penerimaan pajak yang mencapai 81,54 persen dari target, penerimaan pajak
secara keseluruhan per 31 Desember 2016 mencapai Rp 1.105 triliun, atau sebesar
81,54 persen dari target penerimaan pajak APBN. Perubahan 2016 yang sebesar
Rp 1.355 triliun, target pendapatan negara dalam APBN tahun 2016 ditetapkan
sebesar Rp 1.822,5 triliun atau Rp 25,6 triliun lebih rendah dari yang diusulkan
Negara Bukan Pajak sebesar Rp 273,8 triliun (rasio penerimaan negara terhadap
PDB atau tax ratio dalam tahun 2016 sebesar 13,11 persen). Sehingga dapat
dilihat pada realisasi penerimaan negara dari sektor pajak dominan APBN dari
tahun 2007 sampai dengan RAPBN tahun 2016. Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen
Pajak) sebagai lembaga yang resmi di sektor pajak, yang kerja dan fungsinya
menampung dan mengemban penerimaan pajak dari seluruh rakyat atau seluruh
maupun manfaat, maka perlu diadakan edukasi mengenai pentingnya pajak serta
pemerintah dan pembangunan nasional maka wajib pajak tidak dirugikan karena
patuh. Kesadaran wajib pajak sangat sulit diwujudkan, sampai sekarang kesadaran
2. Solusi Masalah
masyarakat (wajib pajak khususnya) terhadap fiskus pajak. Hal ini menyebabkan
perlawanan pajak seperti tax avoidance maupun tax evasion. Maka wajib pajak
dan tidak takut terhadap sanksi yang akan diterima. Sedangkan, banyak pula
mengenai konsep ketentuan umum dibidang perpajakan, jenis pajak yang berlaku
mulai dari subjek pajak, objek pajak, tarif, perhitungan pelaporan pajak.
Pengetahuan pajak adalah informasi pajak yang dapat digunakan oleh Wajib
Pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambi keputusan, dan untuk menempuh
arah atau strategi tertentu yang berkenaan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
di bidang perpajakan.
perpajakannya. Wajib Pajak akan patuh karena mereka akan berfikir adanya snksi
membayar pajak.
Menurut Rahayu 2017 kualitas pengetahuan pajak yang baik akan sangat
maka semakin mudah pula bagi mereka untuk memahami peraturan perpajakan
dan semakin mudah pula untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Hal ini
kepatuhan wajib pajak menjadi salah satu hal yang sangat penting di seluruh
dunia karena pada umumnya wajib pajak cenderung untuk menghindari diri dari
pembayaran pajak. Hal ini bisa terjadi karena tingkat kesadaran masyarakat
terhadap kegunaan pajak masih tergolong rendah. Beberapa hal yang perlu
1. Melakukan sosialisasi
Sebagaimana dinyatakan Dirjen Pajak bahwa kesadaran membayar pajak
tentang pajak bisa diawali dari lingkungan keluarga sendiri yang terdekat,
medianya.
sistem dan administrasi yang handal dan pemanfaatan teknologi yang tepat guna.
Pajak.
saling percaya antara pemerintah dan masyarakat wajib pajak, sehingga kegiatan
pembayaran pajak akan menjadi sebuah kebutuhan dan kerelaan, bukan suatu
saling percaya.
perpajakan.
positif dan mampu menghasilkan pola pikir yang positif yang selanjutnya akan
5. Law Enforcement.
kesadaran dan kepedulian, sukarela menjadi Wajib Pajak dan membayar Pajak.
Insetif pajak merupakan suatu bentuk fasilitas perpajakan yang diberikan oleh
pemerintah kepada wajib pajak tertentu berupa penurunan tarif pajak yang bertujuan
1. Uraian Masalah
(PPh) Final PP 23 UMKM. Jumlah tersebut masih jauh dari total wajib pajak
(WP) UMKM yang melaporkan PPh pada tahun 2019 sebanayak 2,3 juta WP.
Sampai saat ini yang masuk mendaftar untuk mendapatkan manfaat PPh UMKM
sekitar 200 ribuan WP. Akan tetapi tahun kemarin WP yang membayar pajak
2. Solusi Masalah
Dalam era digitalisasi ini, budaya masyarakat mulai bergeser ke arah digitalisasi.
media digital ini. Sebagai contoh masyarakat saat ini lebih nyaman berbelanja melalui
online dibandingkan harus ke pasar atau pusat perbelanjaan. Hal ini tentunya mendorong
tumbuhnya aplikasi pedagangan online dan pedagang atau UMKM yang berdagang
melalui aplikasi online. Fenomena inilah yang dikenal dengan pasar E-commerce.
Adanya digital revolution ini mendorong tumbuhnya UMKM. Hal ini merupakan potensi
pajak yang besar. Akan tetapi jumlah keberadaan usaha tersebut baik diidentifikasi
1. Uraian Masalah
Gresik merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang
masyarakatnya telah melakukan jual beli secara online. Pelaku bisnis online di
pebisnis muda yang melirik kesempatan bisnis melalui media online. Selain itu
produk UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) melalui media online
dengan cara membekali para pelaku usaha kecil di desa yang tergabung dalam
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) agar piawai melakukan bisnis e-commerce
Gresik sudah mulai banyak namun mayoritas pebisnis online tersebut belum
mengenal dan belum mengetahui bahwa terdapat kewajiban membayar pajak atas
transaksi jual beli online. Selain itu, mayoritas pengusaha bisnis online (e-
tidak memiliki NPWP dan bukti ijin usaha. Padahal, Direktorat Jenderal Pajak
yang dipilih dalam penelitian berjumlah 4 (empat) orang yang terdiri dari ; 2 (dua)
orang pelaku e-commerce sekaligus pemilik toko online. 1 (satu) orang praktisi
Pelayanan Pajak (KPP) Gresik utara dan 1 (satu) orang akademis perpajakan e-
commerce.
adanya peraturan tentang pajak e-comerce, namun sebagai masyarakat yang sadar
peraturan tentang pajak e-comerce, namun kami membayar pajak penghasilan atas
nama pribadi bukan atas nama toko”. Menurut peneliti ketidaktahuan tersebut
pelaku e-commerce hanya sebatas Sekolah Menengah Atas sehingga wajar jika
2. Solusi Masalah
dan pengguna kartu kredit, perlunya adanya kewajiban bagi pelaku untuk
memastikan data transaksi di situs tetap ada sampai jangka waktu tertentu dan
lama, karena dari pihak otoritas setidaknya harus membentuk wadah baru serta
melatih orang - orangnya melalui pelatihan sehinnga bentuk promosi apapun yang
3. Mencari data Wajib Pajak yang melakukan usaha secara e-commerce sebenarnya
bisa lebih mudah dan valid jika dibandingkan dengan melakukan sensus pajak
yang harus mendatangi ruko atau toko satu per satu. Hal yang dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Pajak dapat mengecek secara langsung website atau situs e-
ditambah lagi biasanya tercantum nomor rekening pihak penjual yang dapat
Oleh karena itu, dalam sistem self assessment ini keberadaan basis data
perpajakan yang lengkap dan akurat sangat penting bagi Direktorat Jenderal Pajak
penyetoran dan pelaporan pajak yang dilakukan sendiri oleh Wajib Pajak sudah
benar. Apabila diketahui masih salah, maka data tersebut akan digunakan sebagai
5.1 Kesimpulan
pemerintah untuk menjaga eksistensi UMKM. Tantangan diartikan, perlu adanya solusi
jangka pendek untuk membantu UMKM dan pekerja yang tergabung didalamnya.
Peluang diartikan, solusi jangka pendek perlu dilanjutkan dengan solusi jangka panjang
apalagi jika dikaitkan dengan era industri 4.0 yang mensyaratkan ketersediaan teknologi
digital untuk mendukung aktivitas ekonomi.. Segala aktivitas masyarakat khususnya pada
bidang perekonomian telah melibatkan media digital ini. Sebagai contoh masyarakat saat
ini lebih nyaman berbelanja melalui online dibandingkan harus ke pasar atau pusat
perbelanjaan. Hal ini tentunya mendorong tumbuhnya aplikasi pedagangan online dan
pedagang atau UMKM yang berdagang melalui aplikasi online. Dalam hal ini perlunya
kesadaran wajib pajak dalam suatu keadaan dimana wajib pajak mengerti atau
mengetahui hak dan kewajiban perpajakannya. Kesadaran wajib pajak atas besarnya
peranan yang diemban sektor perpajakan sebagai sumber pembiayaan negara sangat
Dari permasalahan yang dihadapi Kantor Pelayanan Pajak saat ini yaitu aspek
perpajakan UMKM, kesadaran pajak, insentif pajak dan pajak atas transaksi. Banyak
peraturan dan tidak takut terhadap sanksi yang akan diterima. Sedangkan, banyak pula
masyarakat yang mengetahui dan memahami peraturan perpajakan tetapi mereka tetap
merupakan kunci utama dalam proses dimana wajib pajak memahami tentang perpajakan
pajak yang berlaku mulai dari subjek pajak, objek pajak, tarif, perhitungan pelaporan
pajak. Pengetahuan pajak adalah informasi pajak yang dapat digunakan oleh Wajib Pajak
sebagai dasar untuk bertindak, mengambi keputusan, dan untuk menempuh arah atau
strategi tertentu yang berkenaan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban di bidang
Andreas, D. (2017, Juli 18). tirto.id. Diambil kembali dari delapan strategi kemenkeu
tingkatkan penerimaan pajak: https://tirto.id/delapan-strategi-menkeutingkatkan-
penerimaan-pajak-csXZ
Djuniardi, Iwan. 2016. Aspek Perpajakan Transaksi E-Commerce. Makalah disampaikan
pada Paparan Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta.
Direktorat Jenderal Pajak Kementrian Keuangan. 2017. “45 Pelaku UKM Gresik Ikuti
Start BDS Pajak”. http://www.pajak.go.id/news/45-pelaku-ukm-gresik-ikuti-start-
bds-pajak. Diakses pada 6 September 2017.
Melalui www.pajak.go.id, diakses tanggal 9 September 2020
https://www.cermati.com/artikel/pengertian-pajak-fungsi-dan-jenis-jenisnya
https://www.pajak.go.id/id/struktur-organisasi
https://www.depkop.go.id,di akses pada tanggal 15 september 2020
Prihantari, G. A. P. E. D., & Supadmi, N. L. (2015). Dampak Implementasi PP Nomor 46
Tahun 2013 Ditinjau dari Perilaku Kepatuhan Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana
OECD. “SME Policy Responses.” Diakses 23 April 2020. https://read.oecd-
ilibrary.org/view/?ref=119_119680-di6h3qgi4x&title=Covid-
19_SME_Policy_Responses.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. “Perkembangan Data Usaha Mikro,
Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun 2017-2018.” Diakses 23
April 2020.
https://www.online-pajak.com/tentang-pajakpay/pajak-ukm-umkm-apa-saja-pajak-yang-
harus-dibayarkan
Rahman, Riska. “37,000 SMEs hit by COVID-19 crisis as government prepares aid.” The
Jakarta Post. 16 April 2020.
https://www.thejakartapost.com/news/2020/04/16/37000-smes-hit-by-covid-19-
crisis-as-government-prepares-aid.html.
Setyabudi, M. (2017). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, Sanksi
Pajak dan PPh Final (Implementasi PP Nomor 46 Tahun 2013) Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rahayu, Siti, 2017. Perpajakan Indonesia: Konsep & Aspek Formal Yogyakarta.
Prakoso, Aryo. 2016. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia . Repository Unej.ac.id
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-insentif-pajak-dan-contohnya/