PENDAHULUAN
pajak yang berasal dari rakyat merupakan kontribusi nyata dalam menunjang
menjadikan pajak sebagai sumber penerimaan negara yang paling utama bukanlah
hal yang mudah. Masyarakat Indonesia harus mengerti pajak dan cara
dengan pajak, wajib pajak, subjek pajak, objek pajak, maupun tata cara perhitungan
pajak.
Menurut Mardiasmo (2009 : 21) Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Pajak memiliki dua fungsi, yaitu fungsi anggaran (budgeter) dan fungsi
hal ini pajak lebih difungsikan sebagai alat untuk menarik dana dari masyarakat
untuk dimasukan ke dalam kas negara. Sementara itu, fungsi mengatur (regulerend)
yang cukup pesat, hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya investor baik dari
Indonesia ini yaitu salah satunya bisnis pendidikan, persaingan antar bisnis
berbagai langkah secara berkelanjutan. Berbagai bisnis yang ada di Indonesia salah
dengan cara mengelola perpajakan dengan baik, karena perpajakan adalah salah
Pemungutan pajak merupakan perwujudan dari kewajiban dan peran serta Wajib
pihak ketiga disebut With Holding System. Melalui sistem ini administrasi perpajakan
dapat dilaksanakan dengan lebih mudah untuk dipahami oleh Wajib Pajak.
Jika PPh pasal 21 tidak dimanajemen dengan baik akan menimbukan sanksi
perpajakan sanksi PPh Pasal 21 adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan
berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan
dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi sebagai Subjek Pajak dalam negeri,
penghasilan melalui Pemotong Pajak PPh Pasal 21. Sehingga sebagai pihak yang
dipotong PPh Pasal 21, maka pihak yang memperoleh penghasilan yang dipotong
Pemotong Pajak PPh Pasal 21. Pemotong Pajak PPh 21 mempunyai kewajiban
menyetor PPH Pasal 21 ke Bank Persepsi atau kantor Pos dengan Surat Setoran
Pajak (SSP) dan melaporkan Pemotong Pajak PPh Pasal 21 ke Kantor Pelayanan
Dan Tunjangan Aparatur Sipil Negara Pada Kantor Dinas Pendidikan Dan
a. Tujuan Penelitian
Pasal 21 Atas Gaji Dan Tunjangan Aparatur Sipil Negara Terhadapa PPh 21
Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
selanjutnya.
2. Kegunaan praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak diantaranya:
a. Bagi Peneliti
membayar pajak.
c. Bagi Pembaca
sama.
II. TINJAUAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR DAN
HIPOTESIS
2.1.1 Pajak
kas Negara. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya target
triliun.
memiliki kaitan yang cukup luas seperti dapat digunakan untuk menghambat
laju inflasi. Dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kegiatan ekspor,
Nilai (PPN). Dan dapat mengatur dan menarik investasi modal yang
1. Menurut Golongan
a. Pajak Langsung
dibebankan kepada orang lain atau pihak lain. Pajak harus menjadi
(PPh).
kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidaka langsung terjadi jika
2. Menurut Sifat
a. Pajak Subjektif
(PPh).
b. Pajak Objekif
b. Pajak Daerah
diterapkan kepada setiap orang pribadi atau badan usaha yang memperoleh
sebagai berikut.
1. Objek Pajak
diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
penghasilan yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi maupun Badan
terbatas (PT) atas penyertaan modal yang disetor 25% ke atas, yang
a. Pemberi kerja
b. Bendaharawan pemerintah
c. Dana pensiun
Keuangan No 574/KMK.04/2000 jo
KMK.532/KMK.03/2002jo. KMK No.69/KMK.03/2003, jom
KMK 243/KMK.03/2003
a. Biaya Jabatan
b. Biaya Pensiun
Rp 58.500.000./tahun..
(Kawin)
58.500.000./tahun.
63.000.000./tahun.
67.500.000./tahun.
72.000.000./tahun.
(3) Tarif PTKP Tahun 2019 Penghasilan Suami
sebesar Rp 112.500.000./tahun.
sebesar Rp 117.000.000./tahun.
sebesar Rp 121.500.000./tahun.
TK/0 Rp 54.000.000
K/0 Rp 58.500.000
K/1 Rp 63.000.000
K/2 Rp 67.500.000
K/3 Rp 72.000.000
Tabel PTKP
WPS 54.000.000
No.15/PJ./2006).
No.15/PJ./2006).
2.1.4.3 Pemotongan PPh Pasal 21
kepada jasa tenaga ahli, orang pribadi subjek pajak luar negeri,
bebas.
6. Penyelenggara kegiatan
1 Pegawai tetap.
4 Penerima honorarium
5 Penerima upah.
7 Peserta Kegiatan.
Indonesia.
apa pun;
c. olahragawan;
moderator;
g. agen iklan;
j. peserta perlombaan;
anak-anaknya.
21
(deemed profit);
3 iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang
4 zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan
Pemerintah.
berikut:
PTKP.
bea siswa, dan pembayaran lain sebagai imbalan atas jasa dan kegiatan
yang jumlahnya dihitung tidak atas dasar banyaknya hari yang diperlukan
serta pegawai tidak tetap lainnya yang menerima upah harian, upah
mingguan, upah satuan, upah borongan dan uang saku harian yang
besarnya melebihi Rp 150.000 sehari tetapi dalam satu bulan takwim
bulanan, maka PPh Pasal 21 yang terutang dalam sehari adalah dengan
besarnya PTKP yang dapat dikurangkan untuk satu hari adalah sesuai
Jaminan Hari Tua yang dibayarkan sekaligus dikenakan tarif PPh final
sebagai berikut:
50.000.000.
100.000.000.
200.000.000.
dan imbalan lain yang sumber dananya berasal dari Keuangan Negara atau
Keuangan Daerah dipotong PPh Pasal 21 dengan tarif 15% dari penghasilan
bruto dan bersifat final, kecuali yang dibayarkan kepada PNS Gol. II/d ke
1. Tunjangan Beras
2. Tunjangan Umum
tunjangan umum yang diterima oleh PNS yaitu mulai dari PNS
anak dan istri. Tunjangan ini diberikan kepada PNS yang telah
berkeluarga (memiliki istri dan anak). Tunjangan anak dan istri
4. Tunjangan Jabatan
jabatan.
diamanahkannya.
6. Tunjangan Kinerja
keluarga.
sehingga dapat dipaksakan, dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung.
Terdapat perbedaan pada definisi pajak secara hukum dan secara ekonomi dari
pajak. Ahli ekonomi meyakini bahwa tidak semua transfer finansial ke sektor publik
memungut pajak dalam bentuk uang, tetapi pembayaran secara natura maupun
kerja atas pajak adalah karakteristik dari pajak tradisional atau pre-kapitalis dan
fungsinya setara.
penghasilan yang menjadi batasan tidak kena pajak bagi Wajib Pajak Orang
yang Pribadi, dengan kata lain apabila penghasilan neto Wajib Pajak Orang
Pribadi yang akan menjalankan usaha atau pekerjaan bebas lainnya maka
jumlahnya akan dibawah PTKP tidak akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh)
dan memiliki Pasal 25/29. Apabila berstatus sebagai pegawai atau penerima
penghasilan sebagai objek PPh Pasal 21, maka penghasilan tersebut tidak akan
gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam
bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan
rutin untuk tujuan tertentu. Dalam konteks anak-anak, orang tua dapat menyediakan
sendiri.
(SPT) pajak. Peraturan yang ditandatangani oleh Plt. Direktur Jenderal Pajak Ken
Dwijugiasteadi ini mulai berlaku sejak tanggal 18 Januari 2016. Di dalam peraturan
ini termuat ketentuan mengenai teknis penerimaan dan pengolahan SPT. Antara
lain, cara penyampaian SPT, validasi nomor pokok wajib pajak, serta pembetulan.
Selain itu, di dalam peraturan ini juga terlampir lengkap formulir-fomulir yang
pendapatan dari usaha yang diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto
tertentu dalam satu tahun masa pajak. PP ini mulai diterapkan pada 1 Juli 2013.
Tujuan dari peraturan ini adalah untuk memberikan kemudahan kepada wajib pajak
besarnya tarif pajak penghasilan yang bersifat final sebagaimana dimaksud dalam
pasal 2 PP No 46 tahun 2013 adalah 1% dari omset. Dasar yang digunakan untuk
menghitung pengenaan pajak penghasilan yang bersifat final dalam peraturan ini
PPH PASAL 21
Penghasilan berupa :
Gaji, Upah, Honorium, Tunjangan, dan Pembayaran
Lain dengan Nama/bentuk apapun
Diduga Penerapan PPh Pasal 21 Atas Gaji Dan Tunjangan Aparatur Sipil
Lokasi dan waktu penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendidikan dan
3.2.1 Populasi
3.2.2 Sampel
sampai 2018.
a. Data kualitatif, adalah data yang diperoleh dari lokasi penelitian dalam
bentuk informasi baik secara lisan maupun tertulis, misalnya profil Dinas
b. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari lokasi penelitian dalam
a. Data Primer
1. Pajak adalah iuran yang wajib dibayarkan oleh rakyat atau wajib
pembangunan
3. Objek pajak adalah sumber pendapatan yang dikenakan pajak.
sebagai berikut:
Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah
Tahun 2008, metode deskriptif adalah suatu metode pembahasan yang sifatnya
keadaan yang sedemikian rupa sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang
relevan.
DAFTAR PUSTAKA