Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PERHITUNGAN, PEMOTONGAN PPH

PASAL 21 ATAS GAJI KARYAWAN PADA PT.


BANK MANDIRI (Persero) Tbk Unit

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu yarat kelulusan program Sarjana S1

HENY VANBORA SIMANJUNTAK

63190273
Ekonomi dan Bisnis

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Bina Sarana Informatika
Jakarta
2023
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakekatnya, pemungutan pajak merupakan wujud dari partisipasi


masyarakat sebagai warga negara, juga dalam konteks pembiayaan rutin bagi
pemerintah untuk meningkatkan pembangunan nasional. Dalam mendukung
pembangunan fiskal nasional pajak dilaksanakan dengan menerapkan prinsip
kemandirian, sumber penerimaan negara dari pajak perlu ditingkatkan lagi
sehingga diperlukan partisipasi dan peranmasyarakat dalam pembiayaan
pembangunan yang tercermin dari kepatuhan masyarakat yang membayar pajak.

Sektor pajak memiliki peran penting dan strategis dalam pendapatan negara.
Meningkatnya penerimaan negara khususnya dari sektor pajak, memberikan
kontribusi positif bagi keuangan negara peningkatan kesadran masyarakat dan
peningkatan jumlah wajib pajak menunjukan semakin tinggi tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap penyelenggaraan negara dan sikap nasionalisme warga juga
meningkat. Itu artinya penerimaan negara dari sektor pajak merupakan sarana
yang nyata bagi pemerintah mampu menyediakan berbagai infrastruktur seperti
jalanan, jembatan, pelabuhan, air, listrik, fasilitas kesehatan, Pendidikan,
keamanan dan berbagai kepentingan layanan publik lainya yang ditujukan untuk
kesejahteraan masyarakat.

Salah satu sumber penerimaan pajak yang dapat diperoleh Negara berasal dari
pajak penghasilan pasal 21. Pajak penghasilan 21 adalah pajak atas penghasilan
teratur gaji, upah, honor, uang pensiun tunjangan dan pembayaran lain dengan
nama apapun dalam betuk apapun sehubung dengan pekerjaan atau jabatan, jasa
kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak dalam negeri demi efektivitas, efisiensi
dan kemudahan pelaksanaan.
Setiap orang yang menerima penghasilan dari pekerjaanya akan dikenakan pajak
penghasilan oleh pemerintah. Penghasilan seorang pekerja disuatu perusahaan
akan dikenakan pemotongan pajak oleh perusahaan tempat karyawan tersebut
bekerja. Pajak yang berlaku bagi karyawan adalah pajak penghasilan pasal 21,
penghasilan karyawan tersebut dipotong pph pasal 21 oleh perusahaan, karena
perusahaan berwenang untuk melakukan pemotongan bagi karyawanya. Banyak
peraturan dikembangkan dan direvisi dari waktu ke waktu. Hal ini merupakan
salah satu upaya pemerintah untuk lebih memberikan keadilan dan meningkatkan
pelayanan kepada wajib pajak serta menciptakan kepastian hukum yang lebih
baik.

Undang-undang yang digunakan untuk mengatur banyaknya tarif pajak, prosedur


dan pelaporan pajak yaitu UU Nomor 36 tahun 2008 yang merupakan
penyempurnaan bagi UU terdahulunya yaitu UU No.17 tahun 2000.

Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah penghitungan pajak penghasilan


yang rumus perhitungannya diatur dalam peraturan perpajakan yang berlaku pada
saat ini. Pemotongan pajak penghasilan dilakukan sesuai dengan perhitungan
besarnya pajak yang harus dibayar atas penghasilan karyawan yang bekerja pada
perusahaan tersebut. Penyetoran pajak dilakukan dalam suatu masa atau dalam
satu tahun dan dapat dilakukan di bank yang ditunjuk oleh Pemerintah yang akan
diberikan bukti pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21. Sesudah dilakukan
penyetoran pajak, hal selanjutnya yang akan dilakukan oleh karyawan pelapor
pajak melaporkan di kantor pelayanan pajak tempat perusahaan didaftarkan.

Ada tiga metode yang dapat dipilih perusahaan sehubungan dengan pajak atas
penghasilan pekerjaan yaitu pph pasal 21, pertama Gross Method merupakan
cara menghitung pajak penghasilan dengan membebankan pajak pada karyawan
yang bersangkutan, kedua Net Method merupakan metode pemotongan pajak
dimana perusahaan menanggung PPH 21 karyawan yang dimaksud pada pasal 8
ayat 2 Keputusan Dirjen Pajak No. 31/PJ/2008 menegaskan bahwa pajak
penghasilan yang ditanggung oleh pemberi kerja , termasuk yang ditanggung
oleh pemerintah, merupakan enerimaan dalam bentuk kenikmatan, ketiga yaitu
Gross-up Method merupakan metode pemotongan pajak dimana perusahaan
memberikan tunjangan pajak yang jumlahnya sama besar dengan jumlah pajak
yang dipotong dari karyawan. Perhitungan tunjangan pajak diformulasikan untuk
menyamakan antara jumlah pajak dibayar dengan tunjangan pajak yang diberikan
perusahaan kepada karyawan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, perbankan memiliki peranan yang sangat


berpengaruh dalam kegiatan dan pembangunan perekonomian nasional, karena
merupakan sumber terciptanya landasan atau basis penerimaan pajak, oleh karena
itu peneliti memutuskan untuk menyajikan penelitian yang berjudul “ Analisis
Perhitungan, Pemotongan PPh Pasal 21 Atas Gaji Karyawan Pada PT. Bank
Mandiri (Persero) Tbk Unit…… cabang”.

1.2 Identifikasi dan Perumusan masalah

Identifikasi masalah
Perumusan Masalah

Apakah penerapan perhitungan , pemotongan penyetoran dan pelaporan pajak


penghasilan pasal 21 pada PT. Bank Mandiri (Persero) Pulogadung sudah sesuai
dengan undang-undang perpajakan yang berlaku ?

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui cara perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh
pasal 21 atas karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Pulogadung

Manfaat Penelitian

1.5 Sistematika Penulisan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Pajak
Pengertian Pajak
Pajak adalah iuran wajib kepada negara yang dibayar oleh orang pribadi atau
badan hukum yang diwajibkan oleh undang-undang, tidak mendapat imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Membayar pajak merupakan wujud kewajiban negara dan
keikutsertaan wajib pajak untuk pemenuhan kewajiban perpajakan secara
langsung dan Bersama-sama untuk pembiayaan negara dan pembangunan
nassional.

Pengertian pajak menurut Thomas Sumarsan (2017:4) yaitu :


“Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah,
bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan berdasarkan
ketentuan yang ditetapkan terlebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang
langsung dan proposional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya
untuk menjalankan pemerintahan.”

Menurut Undang-Undang No.28 tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas


Undang-Undang Nomor 6 Thun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara
Perpajakan, yaitu
“Kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan keperluan Negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
Fungsi Pajak

Menurut Waluyo (2011:12), pajak mempunyai beberapa fungsi , yaitu:

1. Fungsi Anggaran (Budgetair) : Fungsi budgetair disebut juga sebagai


fungsi utama pajak atau fungsi fiskal (fiscal function), yaitu suatu fungsi
dimana Pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara
optimal ke kas negara berdasarkan Undang-undang perpajakan yang
berlaku. Fungsi ini disebut fungsi utama karena fungsi inilah yang secara
historis pertama kali timbul. Di sini pajak merupakan sumber pembiayaan
negara yang terbesar.
2. Sebagai alat pengatur (Regulerend) : Fungsi ini mempunyai pengertian
yang berarti bahwa pajak dapat disajikan sebagai instrumen untuk
mencapai tujuan tertentu. Sebagai contoh, ketika pemerintah berkeinginan
untuk melindungi kepentingan petani dalam negeri, pemerintah dapat
menetapkan pajak tambahan, seperti pajak impor atau bea masuk atas
kegiatan impor komoditas tertentu.
3. Sebagai Alat Penjaga Stabilitas : Pemerintah dapat menggunakan sarana
perpajakan untuk stabilitas ekonomi. Sebagian barang-barang impor
dikenakan pajak agar produksi dalam negeri dapat bersaing, untuk
menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga agar defisit perdagangan
tidak semakin melebar, pemerintah dapat menetapkan kebijakan PPnBm
terhadap impor produk tertentu yang bersifat mewah.
4. Fungsi Retribusi Pendapatan : Pemerintah membutuhkan dana untuk
membiayai pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya dan jembatan.
Kebutuhan akan dana itu dapat terpenuhi melalui pajak yang hanya
dibebankan kepada mereka yang mampu membayar pajak. Namun
demikian infrastruktur yang dibangun tadi, dapat juga dimanfaatkan oleh
mereka yang tidak mampu membayar pajak

Jenis Pajak

2.1 Pengertian /Konsep/ Teori yang Mendukung dinamika Teori


2.2 Pengertian/Ko0nsep/ Fungsi uraian teoritis dan kerangka berpikir
2.3 Penelitian Terdahulu
2.4 Kerangka Pemikiran

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


3.2 Objek, Unit, Analisis dan Lokasi Penelitian
3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian
3.5 Operasionalisasi Variabel
3.5 Metode Penarikan Sampel
3.6 Metode Pengumpulan Data
3.7 Metode Pengolahan Data

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


4.2 Hasil Pengumpulan Data
4.3 Variabel yang Diteliti
4.4 Pembahasan dan interpretasi hasil penelitian

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
5.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai