SKRIPSI
Oleh:
PATAR ALFREDO HOSEA HUTAGALUNG
NPM: 190120087
BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 1
2.1 Restitusi..................................................................................................... 8
2.3 Perpajakan................................................................................................... 17
3.2.1 Populasi............................................................................................ 28
3.2.2 Sampel.............................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 31
BAB I
PENDAHULUAN
negara. Dimana secara hukum pajak dapat didefinisikan sebagai iuran wajib
mempunyai kekuatan hukum (misalnya denda) untuk menindak wajib pajak yang
untuk membalas jasa secara langsung kepada para pembayar pajak dan pajak
sumber daya manusia dalam segala bidang, sehingga diperlukan peran serta dari
masyarakat dalam bentuk kesadaran dan rasa peduli untuk membayar pajak.
perekonomian negara Indonesia masih dalam taraf belum dapat dikatakan baik.
1
2
Indonesia harus mengerti pajak dan cara-cara perhitungannya, agar tidak terjadi
pembayaran pajak.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan salah satu beban pajak yang
harus dipenuhi atau dibayarkan oleh wajib pajak. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
merupakan jenis pajak yang dikenakan atas barang dan jasa yang mengalami
Kewajiban wajib pajak atau Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah melaporkan
usaha, memungut, menyetor dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan
perpajakan. Salah satu hak tersebut adalah hak untuk melakukan kompensasi atau
restitusi.
Nilai (PPN) karena jumlah pajak masukan lebih besar dari pada jumlah pajak
3
keluaran. Pengajuan restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dapat diartikan pada
setiap masa pajak, tetapi yang dapat melakukan restitusi pada setiap 3 masa pajak
hanya Pengusaha Kena Pajak (PKP) melakukan ekspor barang kena pajak
berwujud, penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak kepada pemungut
PPN, penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak yang tidak dipungut
PPN, ekspor barang kena pajak tidak berwujud, ekspor jasa kena pajak masih
dalam tahap belum berproduksi, selain PKP hanya dapat mengajukan restitusi
target tersebut juga tidak lepas dari peran serta masyarakat dan wajib pajak. Untuk
kewajibannya.
suatu negara dapat dilihat dengan adanya penerimaan saat pengeluaran suatu dana
(cash flow) salah satunya adanya resitusi pajak. Adanya restitusi pajak atau
bukti atau dokumen mengenai hak penagih, meneliti kembali secara benar terkait
penerimaan pajak suatu negara, restitusi salah satu cara didalam nya untuk
restitusi pajak memiliki prinsip umum bahwa restitusi harus melalui pemeriksaan
terlebih dahulu yang sudah dipertegas didalam surat edaran Direktorat Jenderal
Disamping itu, fiskus juga akan meminta data tambahan sebagai salah satu
fiskus berdampak pada proses permohonan restitusi, karena restitusi ini berjalan
cukup sulit. Sedangkan disisi lain bagi wajib pajak, restitusi merupakan suatu
yang sangat penting dalam kelancaran kegiatan usahanya yang berkaitan dengan
aliran uang masuk dan uang keluar wajib pajak. Sulitnya proses restitusi inilah
yang dihadapi oleh wajib pajak jika wajib pajak kurang memahami ketentuan
pemeriksaan pajak. Bila memang bisa dibuktikan oleh PKP bahwa pajak memang
lebih bayar dan seharusnya dikembalikan, maka uang pajak tersebut bisa
dikembalikan oleh pihak otoritas pajak. Pada bulan Mei sampai Juni tahun 2018
restitusi sebesar Rp5,88 triliun. Meningkat 124,4% dari periode yang sama tahun
2017 sebesar Rp2,62 triliun (Direktur Jenderal Pajak (DJP) Robert Pakpahan,
pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Hal ini membuat penulis tertarik
diajukan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Medan Barat dan memilih untuk membuat judul mengenai “Analisis
2. Masih ada wajib pajak badan yang belum mengetahui tata cara
restitusi.
6
(PPN) yang diajukan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada Kantor
Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka tujuan
Nilai (PPN) yang diajukan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada
berikut:
1. Penulis
observasi tentang restitusi atas pajak pertambahan nilai (PPN) pada Kantor
3. Peneliti lain
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Restitusi
lebih besar dari pada Pajak Keluaran, selisih tersebut dapat dimintakan kembali
perpajakan Resmi (2011, hal 48). Pasal 9 ayat (4) UU PPN dan PPnBM
menyatakan bahwa apabila dalam suatu masa pajak, pajak masukan yang
dikreditkan lebih besar dari pada pajak keluaran, selisihnya merupakan kelebihan
tersebut dapat pula di ajukan permohonan pengembalian pada setiap masa pajak
pertambahan nilai (PPN) pada pasal 9 ayat (4), ayat (4a), ayat (4b), ayat (4c), ayat
(4d), ayat (4e), ayat (4f). Dan ketentuan pengembalian kelebihan pembayaran
PPN atau PPnBM tidak dapat dilepaskan dari ketentuan dalam UU tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), khususnya yang di atur
dalam:
8
9
lengkap.
Menurut Sukardji (2015, hal. 217) dalam SPT Masa PPN, PKP mengalami
1) Jumlah Pajak Masukan yang dibayar dalam suatu Masa Pajak lebih
Besar dari pada Pajak Keluaran yang dipungut, disebabkan olek PKP
melakukan:
b. Ekspor JKP
Dipungut
10
menyerahkan BKP/JKP
A. Mekanisme Umum
Prinsip umum tata cara restitusi diatur dalam Pasal 17 ayat (1) UU
kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak
pemeriksaan dan/atau data baru jumlah pajak yang lebih dibayar ternyata
bagi PKP yang dimaksud dalam enam poin, yang mempunyai kriteria sebagai
PKP risiko rendah dapat diajukan pada setiap masa pajak melalui mekanisme
khusus restitusi PPN. Setelah PKP mengajukan restitusi, PKP akan diperiksa
11
dengan jangka waktu sesuai dengan Pasal 17B ayat (1) UU KUP, yaitu paling
lama 12 bulan sejak surat permohonan diterima secara lengkap. Jika dalam
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
B. Mekanisme Khusus
PPN.
2. Wajib pajak dengan kriteria tertentu yang ditetapkan oleh Peraturan Dirjen
UU KUP.
Mekanisme restitusi PPN untuk jenis PKP tertentu di atas berbeda dengan
yang berlaku secara umum. Salah satu yang berbeda adalah masalah jangka
Setelah dilakukan penelitian, dalam jangka waktu paling lama satu bulan sejak
12
pembayaran PPN dalam jangka waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan
pengganti dari pajak penjualan. Alasan penggantian ini karena pajak penjualan
dirasa sudah tidak lagi memadai untuk menampung kegiatan masyarakat dan
Menurut Ilyas (2017, hal 281), pajak pertambahan nilai merupakan pajak
konsumsi barang dan/ atau jasa di dalam negri serta pihak yang terbebani pajak
pertambahan nilai adalah konsumen akhir (end user). Konsumen tersebut dapat
berasal dari produksi luar negeri (impor), atau produksi dalam negri (transaksi
dalam negri). Produksi dalam negri dapat juga dikonsumsi di luar negeri (ekspor).
Menurut Resmi (2011, hal. 1) dasar hukum PPN sebagai berikut: Dasar
hukum pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah
(PPnBM) adalah UU No. 8 Tahun 1983 tentang pajak pertambahan nilai dan pajak
13
penjualan atas barang mewah sebagaimana telah diubah dengan UU No. 42 Tahun
2009.
bahasan berikut:
pengertian PPN ditinjau dari sudut ilmu hukum yaitu suatu jenis pajak
yang berbeda.
tidak relevan.
3. PPN Bersifat Multi Stage Levy Multi stage levy mengandung pengertian
bahwa PPN dikenakan pada setiap mata rantai jalur produksi dan jalur
7. PPN adalah pajak atas konsumsi dalam negri Sebagai pajak atas
konsumsi dalam negri maka PPN hanya dikenakan atas barang atau jasa
Menurut Sukardji (2015, hal. 24) objek pajak pertambahan nilai dapat
b. Impor BKP
dilakukan pengusaha
usaha atau pekerjaan baik yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan.
Menurut Sukardji (2015, hal. 142) tarif ppn diatur dalam pasal 7 UU PPN
c. Ekspor JKP
jalur produksi dan distribusi. Unsur pengenaan pajak berganda atau pengenaan
masukan, sarana yang digunakan adalah faktur pajak (metode faktur pajak).
1. Pada saat membeli atau memperoleh BKP/JKP akan dipungut PPN oleh
PKP penjual. Bagi pembeli, PPN yang dipungut oleh PKP penjual
2. Pada saat menjual atau menyerahkan BKP atau JKP kepada pihak lain,
3. Apabila dalam suatu masa pajak (jangka waktu yang lamanya sama
dengan satu bulan takwim), jumlah pajak keluaran lebih besar daripada
4. Apabila dalam suatu masa pajak, jumlah pajak keluaran lebih kecil dari
2.3 Perpajakan
Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1 berbunyi pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
Definisi pajak yang dikemukakan oleh Hanum & Dkk (2017, hal. 1) pajak
adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan UU (yang dipaksakan) dengan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Menurut Azis & Dkk
(2016, hal. 1) pajak (Tax) adalah iuran wajib dari rakyat kepada negara dengan
iuran tersebut. Sedangkan menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro,S.H., pajak adalah
1. Iuran dari rakyat kepada negara yaitu yang berhak memungut pajak
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini
pemungutannya.
antara lain:
hak-hak rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang
perlindungan tersebut.
3. Teori daya pikul 20 Beban pajak untuk semua orang harus sama
beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-
masing orang.
kewajiban.
5. Teori asas daya beli Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan
1. Menurut golongannya
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib
lain.
2. Menurut sifatnya
pajak.
luar negri. Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri
pajak.
suatu negara.
23
yaitu:
Menurut Mardiasmo (2018, hal 11) tarif pajak terdiri dari 4 macam:
pajak.
2. Tarif tetap Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapa pun
tetap.
4. Tarif degresif Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah
dalam suatu masa pajak, pajak masukan yang dikreditkan lebih besar dari
26
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB), lalu SKPLB diterbitkan oleh
Direktur Jendral Pajak paling lama 12 (dua belas) bulan sejak surat
wajib pajak maka akan diberikan imbalan bunga 2% per bulan dihitung
sejak berakhir nya jangka waktu 1 (satu) bulan tersebut sampai dengan
Selesai/
Kesimpulan
METODOLOGI PENELITIAN
deskriptif. Menurut Sugiyono (2012, hal 29) adalah metode yang berfungsi untuk
data.
3.2.1 Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini adalah Jumlah Wajib Pajak Badan yang melaporkan restitusi PPN
dari 2000-2021 dan Jumlah Wajib Pajak yang mendaftarkan SPT restitusi.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian yang terdapat dari populasi dan menjadi sumber
data penelitian atau sampel dapat juga diartikan sebagai perwakilan dari
keseluruhan populasi yang ada. Sampel dalam penelitian ini yaitu data yang
digunakan meliputi Jumlah Wajib Pajak Badan yang melaporkan restitusi PPN
dari 2018-2021 dan Jumlah Wajib Pajak yang mendaftarkan SPT restitusi.
28
29
terjadi karena jumlah Pajak Masukan yang dibayar lebih besar dari pada jumlah
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PPN adalah pajak atas konsumsi barang
dan jasa didaerah pabean yang dikenakan secara bertingkat disetiap jalur produksi
dan distribusi.
Data merupakan suatu informasi atau situasi yang sebenarnya terjadi pada
objek penelitian. Data dalam penelitian dikumpulkan dengan berbagai cara untuk
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari
Kantor Pelayanan Pajak. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari
2. Data sekunder
dan laporan, literatur maupun hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya
yang berkaitan dengan topik penelitian, cara pengumpulannya tidak langsung dari
30
informan. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data-data yang
berhubungan dengan Restitusi Pajak Pertambahan Nilai dari tahun 2018-2021 dan
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Nilai.
Menurut Sugiyono (2012, hal 29) adalah metode yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data
atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, melakukan analisis dan
Ariawan, G. T. P., Handayani, S. R., & Karjo, S.2016. Analisis Time Value of
Money Atas Proses Penyelesaian Restitusi Pajak Pertambahan Nilai. Jurnal
Perpajakan, 9(1), 1–9.
Jusmani dan Rudy 2016, Pengaruh Restitusi Pajak Pertambahan Nilai Terhadap
Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Palembang Ilir Barat, Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 13,
No.3
Saragih, F. 2016. Analisis Penerapan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai Pada PT.
Pelabuhan Indonesia I Persero. Jurnal Pajak Dan Bisnis, 4(2).
Siregar, Anita Syarifah. 2017. Tata Cara Pelaksanaan Restitusi Bagi Wajib Pajak
Badan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bangkinang. Skripsi. FEIS. D3
Administrasi Perpajakan. UIN Suska Riau. Pekanbaru
31