SKRIPSI
OLEH :
NAMA : VELIKA MUSTIKA WIJAYA
NPM : 17021094
DAFTAR ISI.......................................................................................................................i
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................9
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................10
1.4 Kegunaan Penelitiam........................................................................................10
BAB II.............................................................................................................................13
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................13
2.1 Landasan Teori.................................................................................................13
2.1.1 Teori Atribusi...........................................................................................13
2.2 Kemauan Membayar Pajak...............................................................................14
2.2.1 Kesadaran Membayar Pajak.....................................................................15
2.2.2 Pengetahuan dan Pemahaman Peraturan Perpajakan................................16
2.2.3 Persepsi Atas Efektifitas Sistem Perpajakan.............................................20
2.2.4 Pelayanan Fiskus......................................................................................21
2.3 Penelitian Terdahulu.........................................................................................22
2.4 Kerangka Pemikiran.........................................................................................26
2.5 Hipotesis...........................................................................................................27
2.5.1 Pengaruh Kesadaran Membayar Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
27
2.5.2 Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan
Terhadap Kemauan Membayar Pajak.......................................................................28
2.5.3 Pengaruh Persepsi yang Baik Atas Efektifitas Sistem Perpajakkan
Terhadap Kemauan Membayar Pajak.......................................................................29
2.5.4 Pengaruh Pelayanan Fiskus Terhadap Kemauan Membayar Pajak...........29
BAB III............................................................................................................................31
i
METODE PENELITIAN.................................................................................................31
3.1 Jenis Penelitian.................................................................................................31
3.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sample.......................................................31
3.3 Jenis dan Sumber Data.....................................................................................32
3.4 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................32
3.5 Variabel Penelitian...........................................................................................34
3.6 Definisi Oprasional..........................................................................................34
3.7 Teknik Analisis................................................................................................38
3.7.1 Statistik Deskriptif....................................................................................39
3.7.2 Uji Reliabilitas dan Validitas....................................................................39
3.7.2.1 Uji Reliabilitas......................................................................................39
3.7.2.2 Uji Validitas.........................................................................................39
3.7.3 Uji Asumsi Klasik....................................................................................40
3.7.3.1 Uji Normalitas......................................................................................40
3.7.3.2 Uji Multikolonieritas............................................................................41
3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas.........................................................................41
3.7.4 Uji Hipotesis.............................................................................................42
3.7.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda.........................................................42
3.7.5 Pengujian Hipotesis..................................................................................43
3.7.5.1 Koefisien Determinasi (R²)...................................................................44
3.7.5.2 Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F)...........................44
3.7.5.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)..........................44
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................46
ii
BAB I
PENDAHULUAN
negara yang berpotensi besar yaitu pajak yang menyumbang rata-rata lebih dari
Indonesia merupakan suatu negara yang menerapkan tarif pajak yang variatif
(pendapatan) kepada negara yang bersifat wajib, dan jika tidak dilakukan maka
bisa terjadi pemaksaan dengan kekerasan seperti surat paksa dan sita ( Indrawan,
kepada wajib pajak (WP) satu-persatu, sehingga DJP memberlakukan sistem self
assessment (Pasal 12 UU KUP). Dari sistem self assessment yang diterapkan, hal
Indonesia yang jumlah penduduknya banyak dan terdiri dari daerah yang berbeda-
beda membuat DJP harus cerdik untuk menghimbau masyarakat agar patuh dalam
1
Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan
mengalokasikan pajak tidak hanya untuk rakyat pembayaran pajak juga untuk
pajak, dan sistem pemungutan pajak. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang
Tahun 2008 disahkan pada tanggal 23 September 2008 dan mulai berlaku tanggal
Tata Cara Perpajakan”, menyebutkan bahwa wajib pajak merupakan orang pribadi
atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang
dilihat dari kemauan wajib pajak untuk membayar pajaknya. Kemauan membayar
2
pajak merupakan suatu nilai yang rela dikontribusikan oleh seseorang (yang telah
umum negara dengan tidak mendapat kontribusi secara langsung (Rantum dan
Priyono, 2009). Hal ini menjadi sesuatu yang sangat penting karena berdampak
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD) Bandar Lampung yaitu Bapak
daerah tidak optimal hal ini yang terjadi di kota Bandar Lampung Provinsi
Lampung "Kendalanya wajib pajak kurang sadar bayar pajak, ketika harus setor
50 juta tapi hanya setor 20 juta, itu dugaan kita, karena kan sistem sekarang dia
kurang sadar,". Bapak Yanwardi juga mengatakan bahwa dalam sistem pelaporan
secara mandiri alias self assesment banyak dimanfaatkan oleh wajib pajak nakal.
Di mana wajib pajak tidak membayar tagihan pajaknya secara tepat dan benar.
rendah “Saya meminta seluruh satuan kerja itu memberikan peringatan kepada
tugasnya," ujar Hamartoni, pada Coffee Morning memperingati Hari Oeang ke-72
3
tahun 2018, di Auditorium Raflesiger Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Bengkulu
dan Lampung
atau naik 23% dari tahun 2017. Dengan realisasi kepatuhan wajib pajak hingga
akhir Oktober ini baru mencapai 69%. Diharapkan rasio kepatuhan wahib pajak
kurang lebih bisa mencapai 100% memang membutuhkan waku. Tetapi kami
pekerjaan yang ringan. Upaya pendidikan, penyuluhan dan sebagainya, tidak akan
kepatuhannya membayar pajak. Disisi lain ancaman, hukuman, serta sanksi dalam
perpajakannya.
4
Undang-undang perpajakan dengan jelas mencantumkan kewajiban para
wajib pajak membayar pajak, jika tidak memenuhi kewajiban tersebut maka
sanksi yang dikenakan jelas. Tetapi dilapangan dapat terjadi seorang wajib pajak
berskala besar dapat melakukan kesepakatan dengan oknum petugas pajak untuk
melakukan pengurangan jumlah nominal pajak sang wajib pajak. Pihak yang
diuntungkan adalah wajib pajak dan oknum petugas pajak, sedangkan yang
dirugikan adalah pihak pemerintah. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran
tentang perpajakan baik dari pihak wajib pajak dan petugas pajak.
disamping peran serta aktif dari aparat pajak, juga dituntut kemauan dari para
wajib pajak itu sendiri. Faktor yang menjadi sebab seseorang mau membayar
yang tinggi, sedangkan mereka enggan membayar pajak karena mereka tidak bisa
membayar pajak pada masyarakat rendah. Salah satu yang dilakukan untuk
petugas pajak dapat menjadi penentu bagi wajib pajak dalam membayar pajak.
5
terhadap wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan
melaporkan sendiri jumlah pajak terutangnya. Disisi lain, ancaman, hukuman dan
Pajak tidak melanggar norma perpajakan dan sudah cukup jelas tertera di dalam
dari wajib pajak merupakan faktor terpenting dari pelaksanaan sistem tersebut.
Salah satu upaya dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memberikan
(Supandi, 2010). Oleh karena itu, kualitas pelayanan perlu ditingkatkan untuk
memberikan kenyamanan dan pandangan yang baik dari wajib pajak. Pelayanan
6
Keramah-tamahan petugas pajak dan kemudahan dalam sistem informasi
Agar kemudahan dari sistem perpajakan dapat berjalan dengan baik dan
memberikan pelayanan yang terbaik kepada wajib pajak. Pelayanan fiskus yang
baik diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan WP, seperti diatur melalui surat
Persepsi wajib pajak tentang pelayanan fiskus dibentuk oleh dimensi kualitas
perpajakan. Standar kualitas pelayanan yang maksimal kepada wajib pajak akan
perpajakan dibuat sederhana dan dapat dengan mudah dipahami oleh wajib pajak,
7
maka pelayananfiskus atas hak dan kewajiban kepada wajib pajak dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien. Fiskus yang berkualitas adalah fiskus yang
memberikan informasi yang akurat tentang hal-hal yang berkaitan dengan pajak
dan tata cara penghitungannya serta tidak melakukan penggelapan pajak atau
tindakan lain yang tidak sesuai dengan peraturan dan SOP yang berlaku. Seorang
wajib pajak yang puas atas pelayanan yang diberikan fiskus cenderungakan
berlaku.
Pelayanan yang baik akan mendorong kepatuhan wajib pajak untuk dapat
wajib pajak yaitu dengan cara mendengar, mencari tahu dan berupaya untuk
memenuhi apa yang diinginkan oleh wajib pajak terkait dengan hak dan
pajak, pelayanan fiskus dalam melayani kebutuhan wajib pajak, pengetahuan dan
Kewajiban membayar pajak bagi wajib pajak merupakan hal yang harus
wajib pajak dalam pelaksanaan penarikan pajak. Adapun hal lainyang dapat
8
menyebabkan seseorang mau membayar pajak adalah seseorang dengan sadar
dalam memahami aturan perpajakan, rasa sadar akan membayar pajak, serta
kemauan wajib pajak untuk membayar pajak.Willingness to pay tax atau kemauan
membayar dan konsep pajak. Konsep kemauan membayar adalah suatu keadaan
MEMBAYAR PAJAK ”
membayar pajak?
9
4. Apakah kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak?
kepatuhan pajak
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis untuk berbagai pihak yang memiliki kaitan dengan penelitian ini.
1. Kegunaan Teoritis
10
b) Melalui penelitian ini, penulis mencoba memberikan bukti mengenai
2. Kegunaan Praktis
itu juga sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada
11
e) Bagi Universitas Bandar Lampung: Sebagai tambahan literatur dan
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
mengacu pada bagaimana orang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau
sebab yang terjadi pada berbagai peristiwa yang dihadapinya. Teori atribusi
mencoba menemukan apa yang menyebabkan apa, atau apa yang mendorong
siapa melakukan apa. Respon yang kita berikan pada suatu peristiwa bergantung
pada interpretasi kita tentang peristiwa itu (Harold Kelley, 1972-1973 dalam
Bana, 2010).
berada di bawah kendali pribadi individu itu sendiri atau berasal dari faktor
yang disebabkan secara eksternal adalah perilaku yang dipengaruhi dari luar atau
dari faktor eksternal seperti peralatan atau pengaruh sosial dari orang lain, artinya
13
individu akan terpaksa berperilaku karena situasi, ini merupakan atribusi
eksternal.
berlainan. Apabila perilaku seseorang dianggap suatu hal yang luar biasa, maka
eksternal terhadap perilaku tersebut. Sebaliknya jika hal itu dianggap hal yang
biasa, maka akan dinilai sebagai atribusi internal. Kedua, konsensus artinya jika
seseorang dalam situasi yang sama. Apabila konsensusnya tinggi, maka termasuk
eksternal.
perilaku orang lain dengan respon sama dari waktu ke waktu. Semakin konsisten
internal.Alasan pemilihan teori ini adalah kemauan wajib pajak untuk membayar
pajak terkait dengan persepsi wajib pajak dalam membuat penilaian terhadap
pajak itu sendiri. Persepsi seseorang untuk membuat penilaian mengenai sesuatu.
14
tercapainya tujuan tertentu. Sedangkan, kemauan membayar merupakan suatu
pajak yang terutang. Dalam sistem ini mengandung pengertian bahwa wajib pajak
melakukan pembayaran pajak terhutangnya memiliki arti, kondisi saat wajib pajak
tersebut memahami, mengetahui, dan juga mengerti mengenai tata cara untuk
membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pembayaran pajak yang
menunjang pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini wajib pajak mau
15
membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang
dilakukan.
penyelenggaraan negara.
waktu.
sarana publik.
pajak.
Pengetahuan adalah hasil kerja fikir yang merubah tidak tahu menjadi tahu
16
Untuk mengetahui pengetahuan beberapa hal, yaitu pertama, kepemilikan
“Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan”, menyatakan bahwa Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai
diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
langsung, untuk orang pribadi yaitu wajib pajak orang pribadi berdasarkan
(foto copy KTP, foto copy Kartu Keluarga, dan surat keterangan domisili dan
untuk orang pribadi karyawan ditambah dengan surat rekomendasi dari instansi
yang bersangkutan). Setelah itu, wajib pajak akan memperoleh NPWP dan Surat
kemudian isi formulirnya. Kemudian wajib pajak akan memperoleh NPWP dan
SKTS (jangka waktu 30 hari). Sebelum jatuh tempo wajib pajak harus ke KPP
wajib pajak. Apabila wajib pajak telah mengetahui dan memahami hak wajib
pajak seperti penggunaan fasilitas umum, pemakaian jalan raya yang halus,
sebagai wajib pajak seperti membayar pajak dan melaporkan Surat Pemberitahuan
17
Ketiga, pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan.
untuk keterlambatan pembayaran pajak adalah berupa bunga 2% per bulan yang
sampai tanggal pembayaran, sanksi untuk wajib pajak yang tidak memiliki NPWP
adalah sanksi administrasi berupa denda paling sedikit 2 kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 kali jumlah pajak
Kena Pajak (PTKP), Penghasilan Kena Pajak (PKP), dan tarif pajak. Menurut
Undang Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan pada pasal 7
Tidak Kena Pajak dan tarif pajak. Tarif pajak orang pribadi berdasarkan Undang-
18
Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan pada pasal 17 ayat
1(a):
Tabel 2.1
Tarif Pajak
Dengan mengetahui dan memahami mengenai tarif pajak yang berlaku, maka
akan dapat mendorong wajib pajak untuk dapat menghitung kewajiban pajak
perpajakn melalui sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak dan
yang keenam adalah bahwa wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan
19
diharapkan dapat mendorong kesadaran wajib pajak untuk memenuhi kewajiban
perpajakannya
seberapa jauh target (kualitas, kuantitas dan waktu ) telah tercapai (Fikriningrum,
efektifitas sistem perpajakan yang saat ini dapat dirasakan oleh wajib pajak antara
lain yaitu pertama, pembayaran melalui e-banking lebih memudahkan wajib pajak
Persepsi adalah suatu anggapan yang ada pada pikiran manusia setelah
menangkap suatu objek dengan panca indra. Persepsi terbentuk secara perlahan-
lahan setelah peneliti mengamati objek. Sebenarnya persepsi mulai tumbuh sejak
kecil akibat pengaruh interaksi dengan orang lain. Oleh karena itu, persepsi
seseorang terhadap suatu objek sangat dipengaruhi oleh faktor sosial dan
lingkungan.
Efektivitas berasal dari kata efektif, batasan konsep ini sulit untuk
Bagi seorang ahli ekonomi atau analis keuangan, efektivitas semakna dengan
seringkali berarti kuantitas keluaran (output) barang atau jasa. Setiap pekerjaan
20
yang efektif belum tentu efisien, karena hasil dapat tercapai tetapi dengan
dropbox dan e-banking. Wajib Pajak memiliki persepsi yang berbeda tentang
sistem-sistem yang dimiliki oleh DJP. sebelum adanya pembaharuan sistem dalam
pengisian SPT dan pembayaran pajak melalui internet, Wajib Pajak harus datang
persepsi Wajib Pajak atas sistem perpajakan mulai meningkat kerena semua
tepat waktu dan dapat dilakukan dimana saja sehingga dapat memudahkan Wajib
Pajak.
segala keperluan yang dibutuhkan seseorang). Sementara itu fiskus adalah petugas
pajak. Pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam
21
pelayanan yang ramah, adil, dan tegas setiap saat kepada Wajib Pajak serta dapat
Pemberian jasa oleh aparat pajak kepada Wajib Pajak besar manfaatnya sehingga
pajak adalah dasar yang harus dimiliki fiskus dalam melayani wajib pajak
pajaknya.
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
distributif, semakin
22
keadilan menumbuhkan
pribadi di Kota
Magelang.
75,1 %, sementara
24,9 % dijelaskan
yang tidak
23
dipergunakan
dalam penelitian
ini.Hal ini
berarti bahwa
apabila ada
peningkatan atau
penurunan dari
nilai variabel
tersebut
dapat berpengaruh
terhadap
kepatuhan pajak
WPOP
24
Di KPP Pratama berpengaruh yang menjadi
bersama-sama mamfaatmembayar
melakukan untuklebih
Yogyakarta.
25
berpengaruh kesadaran
signifikan masyarakat
pajak orang
pribadinamum
berpengaruh
positif terhadap
variabel kepatuhan
pribadi.
(X1)
(X2)
Pelayanan fiskus
(X4)
26
2.5 Hipotesis
Wajib Pajak
membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pembayaran pajak yang
menunjang pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini wajib pajak mau
membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang
dilakukan.
Namun, dalam penelitian Aprilia Titi Sari, Rina Arifati dan Abrar (2016)
pajaknya. Semakin tinggi kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak maka
27
semakin tinggi pula kemauan wajib pajak dalam membayar pajak. Berdasarkan
harus mengetahui tentang pajak terlebih dahulu. Tanpa adanya pengetahuan dan
Penelitian ini di dukung dengan penelitian yang dilakukan Widayati dan Nurlis
pula kemauan wajib pajak dalam membayar pajak. Berdasarkan hal tersebut,
28
Hipotesis 2 (H2) : Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan
Dengan adanya persepsi yang baik dari wajib pajak bahwa sistem
perpajakan yang sudah ada sekarang lebih efektif dan lebih memudahkan para
bebas Yogyakarta. Persepsi yang baik akan memberikan pengaruh positif terhadap
suatu peristiwa yang amatinya. Semakin baik persepsi atas efektifitas sistem
perpajakan maka semakin tinggi kemauan wajib pajak dalam membayar pajak.
pajak adalah dengan memberikan kualitas pelayanan pajak yang baik kepada para
29
wajib pajak. Fiskus pajak dituntut untuk dapat selalu menjaga sikapnya yang
ramah, adil, dan tegas dalam memberikan pelayanan terutama setelah adanya
kualitas pelayanan terbaik yang mampu diberikan fiskus pajak dapat mendorong
penelitian Supriyati dan Nur Hayati (2008), menunjukkan bahwa persepsi tentang
petugas pajak tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan pajak. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap wajib pajak, agar
wajib pajak mau membayar pajak terutangnya. Semakin baik pelayanan yang
diberikan fiskus. terhadap wajib pajak maka semakin tinggi kemauan wajib pajak
sebagai berikut:
membayar pajak
30
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan tujuan menguji hipotesis yang telah diterapkan untuk meneliti Kantor
variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel
lainnya.
Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat
penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Teluk Betung dan masih tergolong waib pajak efektif. Alasan
pemilihan populasi ini karena wajib pajak orang pribadi efektif merupakan wajib
31
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik incidental
berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, apabila orang yang kebetulan ditemui
dalam Fikrinigrum 2012) yang menyatakan bahwa jumlah sampel yang memadai
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data subyek (Self-
Report data). Data subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap
pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau kelompok orang yang menjadi
subyek penelitian (responden). Sumber data dalam penelitian ini adalah data
primer. Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber yang asli (tidak melalui media perantara). data primer berupa
kuesioner yang diberikan kepada responden dan data mengenai gambaran umum
instansi yang didapat dari nara sumber. Sumber data primer kuesioner berasal dari
32
tertulis disampaikan pada responden untuk ditanggapi sesuai dengan kondisi yang
Betung disertai surat permohonan kepada KPP Teluk Betung terkait tujuan
dan pemahaman akan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektivitas
hanya memilih jawaban yang telah tersedia dan diharapkan memiliki jawaban
yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Responden diminta untuk memilih
jawaban dalan bentuk skala pengukuran. Skala pengukuran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala sikap (attitude scale) dalam bentuk skala Likert dengan
empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS),
33
3.5 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel antara
lain:
terikat nantinya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah:
34
bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara, penundaan
pembayaran pajak sangat merugikan negara, dan membayar pajak tidak sesuai
dengan yang seharusnya dibayar akan merugikan negara. Variabel ini diukur
dengan menggunakan skala likert yaitu (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (KS)
Kurang Setuju, (TS) Tidak Setuju, dan (STS) Sangat Tidak Setuju.
(X2)
pajak harus mengetahui tentang informasi atau gambaran umum tentang pajak
peraturan perpajakan merupakan salah satu faktor penting agar para wajib pajak
mau membayar pajak terhutangnya dengan baik dan benar. Variabel ini diukur
dengan menggunakan skala likert yaitu (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (KS)
Kurang Setuju, (TS) Tidak Setuju, dan (STS) Sangat Tidak Setuju.
35
baik dari masyarakat selaku wajib pajak atas efektifitas sistem perpajakan akan
oleh aparatur pajak di mata masyarakat selaku wajib pajak akan berdampak pada
membayar pajak. Berikut ini adalah indikator dari persepsi efektivitas system
memperoleh NPWP.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert yaitu (SS) Sangat
Setuju, (S) Setuju, (KS) Kurang Setuju, (TS) Tidak Setuju, dan (STS) Sangat
Tidak Setuju.
menjaga sopan santun dan perilaku, ramah, tanggap, cermat dan cepat dalam
36
membantu kebutuhan dan keperluan yang berkaitan dengan wajib pajak. Petugas
fiskus juga harus mau mendengarkan dengan baik apapun keluhan atau kritik
tambahan mengenai pajak yang disampaikian oleh wajib pajak. Hal ini bertujuan
pajak agar muncul kemauan untuk kembali dan datang ke kantor pajak
pelayanan fiskus yaitu: a). prosedur pelayanan, b). organisasi, c). sumber daya
manusia, dan d). sarana dan prasarana.Variabel ini diukur dengan menggunakan
skala likert yaitu (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (KS) Kurang Setuju, (TS) Tidak
mendapat jasa timbal balik secara langsung. Indikator dalam penelitian ini
dokumen yang diperlukan dalam membayar pajak, informasi mengenai cara dan
tempat pembayaran pajak, informasi mengenai batas waktu pembayaran pajak dan
membuat alokasi dana untuk membayar pajak. Variabel ini diukur dengan
menggunakan skala likert yaitu (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (KS) Kurang
37
Tabel 3.1
Definisi Oprasional
Membayar Pajak
Membayar Pajak
Pengetahuan dan
Pemahaman Tentang
Peraturan Perpajakan
Efektivitas Sistem
Perpajakan
Fiskus
38
3.7.1 Statistik Deskriptif
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan minimum.
Untuk menguji apakah konstruk (variabel yang tidak dapat diukur secara
diamati) yang telah dirumuskan reliabel dan valid, maka perlu dilakukan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya dan dapat memberikan hasil yang relatif tidak
berbeda apabila dilakukan kembali kepada subyek yang sama. Suatu kostruk
atauvariabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60
(Fikrinugrum 2014).
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Untuk mengetahui apakah suatu item valid atau tidak maka dilakukan
lebih besar dari r tabel berarti item valid. Sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r
39
3.7.3 Uji Asumsi Klasik
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali,
2006). Model regresi yang baik adalah memiliki data yang terdistribusi normal.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
tabel histogram. Namun demikian, dengan hanya melihat tabel histogram bisa
menyesatkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah
40
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual
kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu
dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang
hipotesis:
hubungan antar sesama variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2006). Deteksi ada
atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran
multikolonieritas jika besar nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
41
heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
didalam model regresi dapat menggunakan beberapa cara, salah satunya dengan
uji
glejser. Dalam hasil pengujian dengan uji glajser ini, jika tidak ada satupun
tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial
1. Jika nilai t hitung > nilai t tabel maka dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara
parsial.
2. Jika nilai t hitung < nilai t tabel maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara
parsial.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda
yaitu model regresi untuk menganalisis lebih dari satu variabel independen.
42
Persamaan regresi yang dirumuskan berdasarkan hipotesis yang dikembangkan
Keterangan:
α = Konstanta
peraturan perpajakan
perpajakan
X4 = Pelayanan fiskus
ε = Error
43
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara
dua variabel atau lebih dan untuk menunjukkan arah hubungan antara variabel
menaksir nilai aktual secara statistik, dapat diukur dari nilai koefisien determinasi,
nilai statistik F, dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara
statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (Ho ditolak).
Sebaliknya disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam
terhadap variabel dependen. Uji F dapat dilakukan dengan melihat nilai F lebih
besar dari 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
44
dependen. Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel
bebas yang digunakan dalam penelitian ini secara parsial. Pada uji t, nilai t hitung
akan dibandingkan dengan nilai t tabel, apabila nilai t hitung lebih besar dari t
tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Namun, jika nilai t hitung lebih kecil dari
45
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia Titi Sari, Rina Arifati, Abrar. (2016). “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Motivasi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan
Pekerjaan Bebas Dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak (Studi Pada
KPP Pratama Kota Semarang)”. Journal Of Accounting, Volume 2 No.5
Cahyonowati, dkk. 2012. “Peranan Etika, Pemeriksaan, dan Denda Pajak Untuk
Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi”. Jurnal Akuntansi
dan Keuangan Indonesia, Vol. 9, No. 2, hlm. 136-153.
Edwin Nugroho, (2016). “Faktor-Faktor Yang Mempegaruhi Kemauan Membayar
Pajak Wajin Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas di
KPP Pratama Yogyakarta”. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakrta.
Fikriningrum, Winda Kurnia. 2012. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak”.
Skripsi. Universitas Diponegoro.
Fibria Anggraini P.L Waluyo. (2014). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruh
Kepatuhan Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi” (Studi Pada Wajib Pajak
Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Kebayoran Baru Tiga). Jurnal Magister
Akuntansi Trisakti
Hidayat, Widi dan Argo A.N. 2010. “Studi Empiris Theory of Planned Behavior
dan Pengaruh Kewajiban Moral pada Perilaku Ketidakpatuhan Pajak
WPOP. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 12, No. 2, hlm. 82-93.
Jatmiko, Agus Nugroho.2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan
Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak. Tesis S2 Program PascaSarjana Universitas
Diponegor.
Noviyanti, S., Effendi, R., dan W, C. Y. (2014). Pengaruh kesadaran wajib pajak,
pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, kualitas pelayanan, dan
ketegasan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan WPOP.
46
Nugroho, A., Andini, R., dan Raharjo, K. (2016). Pengaruh kesadaran wajib pajak
dan pengetahuan perpajakan wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
dalam membayar pajak penghasilan (studi kasus pada KPP Semarang
Candi). Journal of Accounting, 2(2).
Pancawati Hardiningsih, (2011). “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan
Orang Membayar Pajak”. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas
Stikubank.
Raynaldi Daeng Kuma. (2019). “Analisis Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman
Tentang Peraturan Perpajakan dan Persepsi Yang Baik Atas Efektifitas
Sistem Perpajakan Terhadap Kemauan Membayar Pajak Dengan Kesadaran
Membayar Pajak Sebagai Variabel Mediasi”. Skripsi. Program Studi
Magister Akuntansi, Universitas Tarumanagara Jakarta
Wahyu Rachmadi, (2014). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Wajib
Pajak Orang Pribadi Atas Perilaku Penggelapan Pajak (Studi Empiris
PadaWajib Pajak Terdaftar di KPP Pratama Semarang Candisari)”. Skripsi.
Fakultas Ekonomika dan BisnisUniversitas Diponegoro.
Warohmah, Mawadda. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
wajib pajak pekerjaan bebas untuk membayar pajak pada KPP Pratama Ilir
Timur Palembang.
Widayatidan Nurlis, (2010). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan
Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan
Pekerjaan Bebas (Studi Kasus pada KPP Pratama Gambir Tiga). Jurnal dan
Prosiding SNA-Simposium Nasional Akuntansi. Jakarta
Saktiwan Dwiatmoro, (2018). “Pengaruh Tax Amnesty, Sanksi Pajak, dan Kualitas
Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi
Empiris pada Wilayah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman). Skripsi
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif . Bandung:Alfabeta.
https://news.ddtc.co.id/tingkat-kepatuhan-masih-rendah-setoran-pajak-seret12242
https://kupastuntas.co/2018/10/31/realisasi-wajib-pajak-lampung-masih-69-persen
47