PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh:
KHUSNUL KHOTIMAH
NIM. 503200082
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................9
C. Batasan Masalah.............................................................................................9
D. Rumusan Masalah ..........................................................................................9
E. Tujuan Penelitian ...........................................................................................9
F. Manfaat Penelitian .........................................................................................10
G. Sistematika Penulisan.....................................................................................11
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009, Tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 Ayat (1).
2
Enggar Widianingrum, Modul Perpajakan, Konsep Hukum dan Tarif Pajak, Universitas
Bina Sarana Informatika, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, hal. 1-3
12
Menurut Hardiningsih dan Oktaviani pelaksanaan otonomi daerah
diharapkan daerah tidak sepenuhnya bergantung pada Pemerintah Pusat. Salah
satu sumber penerimaan yang cukup berperan penting bagi kelangsungan
pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan urusan pemerintahan adalah
penerimaan dari pendapatan asli daerah yang salah satunya berasal dari Pajak
Daerah. Pajak Daerah ternyata sangat mendominasi dalam PAD, dan pada Pajak
Daerah ada jenis pajak yang paling besar kontribusinya pada PAD yaitu Pajak
Kendaraan Bermotor yang pada kenyataannya banyak memberikan kontribusi
bagi PAD. Pengelolaan Pajak Kendaraan Bermotor harus dilakukan secara
cermat, tepat dan hati-hati.
Pemerintah daerah perlu memiliki sistem pengendalian yang memadai
untuk menjamin ditaatinya sistem dan prosedur kebijakan manajemen yang telah
ditetapkan. Selain itu perlu dilakukan penyederhanaan prosedur administrasi yang
bertujuan untuk memberi kemudahan bagi masyarakat membayar pajak sehingga
diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan membayar pajak, dengan harapan
dimasa yang akan datang bisa memperbesar persentase penerimaan daerah.3
Adapun pajak kendaraan bermotor termasuk ke dalam jenis pajak provinsi
yang merupakan bagian dari pajak daerah. Lebih lanjut, pajak kendaraan bermotor
sebagaimana yang didefinisikan dalam Pasal 1 angka 12 dan 13 Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 adalah pajak atas kepemilikan
dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. Dalam pelaksanaan pemungutannya
dilakukan di kantor bersama samsat. Kantor bersama SAMSAT ini melibatkan
tiga instansi pemerintah, yaitu: Badan Pendapatan Daerah, Kepolisian Daerah
Republik Indonesia, dan PT. (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja.
Subjek pajak kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang
memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor. wajib pajak kendaraan
bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki Kendaraan Bermotor.
3
Irene F Pontoh, Ventje Ilat Jessy, D L.Warongan, Analisis Penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (Pkb) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (Bbn-Kb) Dalam Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sulawesi Utara, (Universitas Sam Ratulangi 2016), hal 119.
13
Dalam hal wajib pajak badan, kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus
atau kuasa badan tersebut.4
Penerimaan pajak di Indonesia tergolong rendah. Salah satu penyebabnya
dikarenakan tingkat kepatuhan wajib pajak yang semakin lama semakin menurun.
Penelitian tentang kepatuhan wajib pajak telah banyak dilakukan. Menurut
Pratama wajib pajak patuh adalah wajib pajak yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak sebagai wajib pajak yang memenuhi kriteria tertentu yang dapat
diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak. 5 Menurut
Suryadi kepatuhan wajib pajak dibentuk oleh dimensi pemeriksaan pajak,
penegakan hukum dan kompensasi pajak. Tujuan pemeriksaan adalah untuk
menguji kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan perpajakannya. 6 Kepatuhan
wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya meningkatkan penerimaan
negara dan pada gilirannya akan meningkatkan besarnya rasio pajak.7
Adanya ketidaktergalian potensi perpajakan ini dapat dilatarbelakangi
karena kurangnya pemahaman wajib pajak dalam peraturan perpajakan terkait
kepatuhan dan kewajiban perpajakannya. Sebagaimana Hardiningsih menjelaskan
pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan adalah cara wajib pajak
dalam memahami peraturan perpajakan yang telah ada sehingga kepatuhan wajib
pajaknya meningkat.8
Dalam sistem pemungutan pajak self-assessing, kesadaran wajib pajak
tentunya harus diperhitungkan dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Kesadaran adalah keadaan pengetahuan atau pemahaman, sedangkan perpajakan
adalah masalah perpajakan. Jadi kesadaran pajak ini adalah keadaan mengetahui
atau memahami masalah pajak. Penilaian positif atas pelaksanaan tugas negara
oleh wajib pajak berarti warga negara memenuhi kewajiban membayar pajaknya.
4
https://bapenda.kalteng.go.id/pajak-pkb, Pajak Kendaraan Bemotor
5
Pratama, Margareth Ros. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib
Pajak Orang Pribadi Terhadap Kepatuhan Kewajiban Perpajakan di Kota Tangerang Selatan,”
Universitas Bina Nusantara, Jakarta. 2012.
6
Suryadi. Model Hubungan Kausal Kesadaran, Pelayanan, KepatuhanWajib Pajak dan
Pengaruhnya terhadap Kinerja Penerimaan Pajak. Jurnal Keuangan Publik. Vol 4,1, 2006. hal.
105-121.
7
Nurmantu, Safri, Pengantar Perpajakan. Jakarta: Granit. 2007.
8
Hardiningsih, Pancawati. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan membayar
Pajak”. Universitas Stikubank. 2011.
14
Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kesadaran wajib pajak tentang
perpajakan guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Literasi pajak merupakan informasi penting bagi wajib pajak tentang
undang-undang, peraturan, dan prosedur perpajakan yang benar. Wajib pajak
memenuhi dan melaksanakan kewajiban dan hak perpajakannya ketika sudah
mengenal dan memahami wajib pajaknya, sehingga manfaat dari pembayaran
pajak tersebut akhirnya dapat dirasakan.9
Kesadaran perpajakan adalah suatu keadaan mengetahui atau memahami
masalah perpajakan tanpa ada paksaan dari pihak lain. Penilaian positif
masyarakat pembayar pajak dalam pelaksanaan tugas negara mengarah pada
kenyataan bahwa masyarakat memenuhi pembayaran pajaknya. 10
Kepatuhan pajak, dalam hal wajib Pajak memenuhi kewajiban
perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakannya secara adil dan benar sesuai
dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. 11 Kepatuhan
pajak berkaitan dengan penerimaan pajak, karena dengan meningkatnya
kepatuhan wajib pajak secara tidak langsung akan meningkatkan penerimaan
pemerintah dari sektor pajak.
Dalam upaya mengoptimalkan tingkat kepatuhan agar lebih meningkat pihak
samsat melakukan inovasi sistem baru pada pelayanan, karena salah satu tuntutan
masyarakat kepada pemerintahan adalah peningkatan pelayanan publik. 12 Unit
pelayanan samsat drive thru merupakan salah satu terobosan dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan. Masyarakat tidak akan kesulitan mengantri di
9
Nurlaela, Siti. “Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman, Kesadaran, Persepsi terhadap
Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas”.
Jurnal Paradigma Vol. 11 No. 02.
10
Ummah, Muslikhatul. “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak, Pengetahuan
Perpajakan dan Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di
Kabupaten Semarang”. 2013, Fakultas Ekonomi Universitas Dian Nuswantoro.
11
Ilhamsyah, Randi, Maria G Wi Endang dan Rizky Yudhi Dewantara, “Pengaruh
Pemahaman dan Pengetahuan Wajib Pajak Tentang Peraturan Perpajakan, Kesadaran Wajib
Pajak, Kualitas Pelayanan, dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan
Bermotor (Studi Samsat Kota Malang)”. Jurnal Perpajakan, 2016, (JEJAK) Vol. 8 No. 1
12
Affandi, Ahmad,. “Efektifitas Pelayanan Publik oleh Kantor Bersama SAMSAT
Mojokerto melalui Samsat Link“, 2008. (Malang: Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)
15
depan loket sehingga pajak kendaraan bermotor dapat diurus dengan cepat dan
praktis.13
Pajak kendaraan bermotor merupakan salah satu pajak yang memiliki
kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan suatu daerah. Kantor SAMSAT
Kelurahan The-Hok Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi merupakan salah satu
tempat para wajib pajak kendaraan bermotor Kota Jambi melakukan pembayaran
pajak kendaraan bermotornya, sehingga diharapkan bisa memberikan pelayanan
publik yang berkualitas.
Realisasi penerimaan pajak UPTD Kota Jambi per April 2022 mencapai
25,58 persen terdiri dari pajak kendaraan bermotor (PKB), Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan pajak air pemukiman. Realisasi penerimaan
pajak pada UPTD Kota Jambi sebesar 25,58 persen atau sebesar 165,37 miliar
dari target penerimaan pajak tahun 2022 sebesar Rp 646,59 miliar, kata kepala
UPTD Pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Jambi pada Badan Pengelolaan
Keuangan dan Pendapatan Daerah Provinsi Jambi, Bapak Muhammad Ariansyah
di Jambi.
Realisasi penerimaan pajak pada PKB sampai dengan April sebesar Rp
283,11 miliar. kemudian realisasi penerimaan pajak pada BBN-KB sebesar Rp
73,89 miliar dari target tahun 2022 sebesar Rp 363 miliar.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa masih belum tercapainya
realisasi penerimaan pajak sesuai dengan target tahapan tersebut disebabkan oleh
beberapa sektor penerimaan pajak yang masih belum ditetapkan oleh pemerintah
pusat dan juga faktor dari wajib pajak itu sendiri yang boleh jadi kurangnya
pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan serta kesadaran wajib pajak
dalam membayar pajak kendaraannya. 14
13
Mawardi, Leganek. “Optimalisasi Samsat Drive Thru Guna Mewujudkan Pelayanan
Prima Dalam Rangka Mendukung Transparansi Pelayanan Polri Pada Kantor Bersama Samsat
Jakarta Selatan”. 2001. Skripsi Universitas Indonesia. Jakarta.
14
Ariansyah Muhammad, “Realisasi Penerimaan Pajak di Samsat Kota Jambi”,
content://com.android.chrome.FileeProvider/offline-cache/4c8b65a6-bd72-457c-84f5 5a94b077fa
05.mhtml. diakses pada tanggal 21 November, Pukul 19.00, 2022.
16
Tabel 1.1
Data Jumlah Kendaraan Bermotor dan Jumlah Penerimaan Pajak Pertahun
di Kantor Pelayanan Pajak Samsat Kelurahan The-Hok Kecamatan Jambi
Selatan Kota Jambi Periode Tahun 2020-2023
Jumlah Penerimaan
No Tahun Jumlah Kendaraan
Pajak
1 2020 128.531 743.327.119
2 2021 72.158 68.487.889
3 2022 110.542 535.987.260
4 2023 94.251 475.613.500
Sumber Data: Kantor Samsat Kelurahan The-Hok Kota Jambi
Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat disimpulkan bahwa kepatuhan wajib
pajak kendaraan bermotor di Kota jambi khususnya di Kantor Pelayanan Pajak
Samsat Kelurahan The-Hok Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi masih rendah.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah kendaraan dan jumlah penerimaan pajak di Kota
Jambi. Peningkatan jumlah kendaraan di Kota jambi yang cukup signifikan tidak
diiringi dengan jumlah penerimaan pajaknya yang kurang signifikan.
Pengetahuan dan pemahaman mengenai arti dan manfaat pajak dapat
meningkatkan kesadaran dari wajib pajak. Tanpa adanya pengetahuan tentang
pajak dan manfaatnya tidak mungkin orang secara ikhlas membayar pajak.
Kekhawatiran masyarakat dalam membayar pajak disebabkan maraknya kasus
yang sering terjadi khususnya dibidang perpajakan. Kondisi tersebut dapat
mempengaruhi kepatuhannya, karena para wajib pajak tidak ingin pajak yang
telah dibayarkan disalahgunakan oleh aparat pajak itu sendiri.15
Kendaraan bermotor tiap tahun selalu meningkat di Kota Jambi. Namun,
peningkatan jumlah kendaraan bermotor tidak diiringi dengan peningkatan
kepatuhan wajib pajak. Hal ini didasarkan pada perbandingan jumlah wajib pajak
yang membayar pajak kendaraan bermotor dengan jumlah total wajib pajak
efektif. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh yang
menyebabkan kepatuhan wajib pajak masih rendah. Variabel yang diduga
15
Dian Efriyenty, Pengaruh Sanksi Perpajakan dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor di Kota
Batam, Jurnal Akuntansi Barelang, Vol.3 No. 2 Tahun 2019, hal. 21.
17
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini adalah pengetahuan
dan pemahaman wajib pajak dan kesadaran wajib pajak.
16
Dedi, “Konsep Kewajiban Membayar Pajak Dan Zakat Dalam Islam”, Jurnal
Penelitian & Pengabdian Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2017.
18
pajak tahunan tepat pada waktunya, tetapi pada kenyataannya para wajib pajak
seolah tidak menghiraukan dengan adanya sanksi pajak tersebut. Maka dari itu
dapat dilihat bahwa banyak sekali faktor yang menjadi penyebab atau yang
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. dalam penelitian ini, variabel yang diduga
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah pengetahuan dan pemahaman wajib
pajak dan kesadaran wajib pajak.
Berdasarkan penguraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian tentang: “Pengaruh Pengetahuan Pemahaman Peraturan
Perpajakan Dalam Kewajiban Syariah dan Sanksi Pajak Terhadap
Kepatuhan Membayar Pajak Kendaraan Bermotor (Studi di Kantor
Pelayanan Pajak Samsat Kelurahan The-Hok Kecamatan Jambi Selatan
Kota Jambi)”.
B. Identifikasi Masalah
1. Kurangnya kepatuhan wajib pajak yang semakin lama semakin menurun.
2. Kurangnya pemahaman wajib pajak dalam peraturan perpajakan terkait
kepatuhan dan kewajiban perpajakannya.
3. Rendahnya atau masih belum tercapainya realisasi penerimaan pajak.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi untuk menghindari terlalu luasnya cakupan
penelitian yang akan dilakukan, maka penulisan ini hanya difokuskan pada
“Pengaruh Pengetahuan Pemahaman Peraturan Perpajakan Dalam Kewajiban
Syariah dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Kendaraan
Bermotor (Studi di Kantor Pelayanan Pajak Samsat Kelurahan The-Hok
Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi)”, sehingga pembaca mengetahui apa-apa
saja yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
19
1. Apakah ada pengaruh pengetahuan Pemahaman Peraturan perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak kendaraan
bermotor di Kantor Pelayanan Pajak Samsat Kelurahan The-Hok
Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi ?
2. Apakah ada pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak untuk
membayar pajak kendaraan bermotor di Kantor Pelayanan Pajak Samsat
Kelurahan The-Hok Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi ?
E. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka
tujuan penelitian ini yaitu: untuk mengetahui dan mengguji bagaimana Pengaruh
Pengetahuan Pemahaman Peraturan Perpajakan Dalam Kewajiban Syariah dan
Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Kendaraan Bermotor (Studi
di Kantor Pelayanan Pajak Samsat Kelurahan The-Hok Kecamatan Jambi Selatan
Kota Jambi).
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan memberikan beberapa manfaat antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur ilmu
pengetahuan tentang Pengaruh Pengetahuan Pemahaman Peraturan Perpajakan
Dalam Kewajiban Syariah dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar
Pajak Kendaraan Bermotor (Studi di Kantor Pelayanan Pajak Samsat Kelurahan
The-Hok Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi).
a) Bagi akademisi dapat memberikan manfaat dalam hal pengembangan ilmu
ekonomi, terutama yang berhubungan dengan Pengaruh Pengetahuan
Pemahaman Peraturan Perpajakan Dalam Kewajiban Syariah dan Sanksi
Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Kendaraan Bermotor (Studi
di Kantor Pelayanan Pajak Samsat Kelurahan The-Hok Kecamatan Jambi
Selatan Kota Jambi).
b) Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam
melakukan penelitian yang berkaitan dengan Pengaruh Pengetahuan
20
Pemahaman Peraturan Perpajakan Dalam Kewajiban Syariah dan Sanksi
Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Kendaraan Bermotor (Studi
di Kantor Pelayanan Pajak Samsat Kelurahan The-Hok Kecamatan Jambi
Selatan Kota Jambi).
2. Manfaat Praktis
a) Bagi penulis, peneliti diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk sarana
bagi menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman
mengenai Pengaruh Pengetahuan Pemahaman Peraturan Perpajakan Dalam
Kewajiban Syariah Serta Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar
Pajak Kendaraan Bermotor (Studi di Kantor Pelayanan Pajak Samsat
Kelurahan The-Hok Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi).
b) Bagi pembaca, penelitian itu diharapkan dapat menambah wawasan dan
bisa menjadi referensi sebagai ilmu pengetahuan.
G. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan, penyusunan proposal skripsi ini dibagi
menjadi tiga bab dan setiap bab terdiri dari sub-sub bab dengan sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini membahas tentang judul, latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
21
BAB II
LANDASAN TEORI DAN STUDI RELEVAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pajak
Pajak menurut Rochmat Soemitro adalah iuran rakyat kepada kas negara
peralihan kekayaan dari sektor swasta ke sektor pemerintahan dengan tidak
mendapat jasa timbal (tegen prestatie) yang langsung dapat ditunjuk dan
digunakan untuk membiayai pengeluaran umum atau peralihan kekayaan dari
rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya
digunakan untuk membiayai (public investment).17
Definisi Perpajakan UU KUP No. 28 Tahun 2007 adalah pembayaran
wajib kepada negara, yang secara hukum diwajibkan untuk mewajibkan orang
atau badan secara langsung tanpa menerima imbalan apapun, dan digunakan
untuk keperluan negara guna sebesar-besarnya kemakmuran rakyat untuk
mencapai Pajak dikenakan berdasarkan standar hukum untuk menutupi biaya
produksi kolektif barang dan jasa yang dibuat untuk mencapai kebaikan bersama.
Penolakan untuk membayar, penghindaran pajak atau keberatan biasanya
melanggar hukum. Pajak terdiri dari pajak langsung atau pajak tidak langsung dan
dapat dibayar dengan uang atau tenaga kerja yang setara.18
Djajadiningrat mengemukakan pajak merupakan suatu kewajiban untuk
menyerahkan sebagian kekayaan Negara karena suatu keadaan,kejadian, dan
perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu. Pungutan tersebut bukan sebagai
hukuman serta menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan
bersifat memaksa dan tidak mendapatkan jasa imbal balik secara langsung. 19
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pungutan pajak merupakan
perpindahan sebagian harta kekayaan masyarakat ke kas negara (state) dalam
17
Rochmat Soemitro dalam Mardiosmo, Perpajakan Edisi Revisi 2009, Yogyakarta, hal. 1.
18
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007, tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan.
19
Djajadiningrat dalam Tunggul Anshari Setia Negara, Pengantar Hukum Pajak, Malang,
Bayumedia Publishing, 2088, hal. 5.
22
rangka membiayai penyelenggaraan negara yang bersifat umum karena adanya
keadaan, kejadian khusus yang menuntut adanya partisipasi masyarakat secara
langsung dan pungutan itu bukan merupakan suatu hukuman, akan tetapi
sematamata bentuk ketaatan masyarakat terhadap pemerintah selaku pemegang
kekuasaan. Di samping itu pemerintah memungut pajak dari rakyat harus
didasarkan pada landasan yuridis formal yang jelas, agar tidak terjadi pungutan
yang melanggar kaidah atau norma yang berlaku dalam suatu negara.
a) Pajak Dalam Islam
Dalam Istilah Bahasa Arab, pajak dikenal dengan Adh-Dharibah atau bisa
juga disebut dengan Al-Maks, yang artinya “pungutan yang ditarik dari rakyat
oleh para penarik pajak.20 Imam al-Ghazali dan Imam al-Juwaini, pajak adalah
apa yang diwajibkan oleh penguasa (pemerintahan muslim) kepada orang-orang
kaya dengan menarik dari mereka apa yang dipandang dapat mencukupi
(kebutuhan Negara dan masyarakat secara umum) ketika tidak ada kas di dalam
21
baitul maal. Abdul Qadim Zallum berpendapat pajak adalah arta yang
diwajibkan allah Swt. Kepada kaum muslim untuk membiayai berbagi kebutuhan
dan pos-pos pengeluaran yang memang diwajibkan atas mereka, pada kondisi
baitul mal tidak ada uang atau harta.22
20
Majalah Pengusaha Muslim, Edisi 18 Volume 2/ Juni-Juli 2011, hal. 42.
21
Ibid
22
Abdul Qadim Zullum dalam Gusfahmi, Pajak Menurut Syariah,Jakarat, PT Raja
Grafindo Persada, hal. 32.
23
Hardiningsih, Pancawati, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar
Pajak”. Dinamika Keuangan dan Perbankan. 2011. Vol. 3, No. 1, hal. 126-142.
23
pajaknya dengan tepat waktu tanpa adanya paksaan.
Resmi mengatakan bahwa mengetahui dan memahami peraturan
perpajakan adalah suatu proses dimana wajib pajak mengetahui tentang pajak dan
menerapkan pengetahuan itu untuk membayar pajak. Pengetahuan dan
pemahaman tentang peraturan perpajakan yang relevan. Memahami dan
memahami peraturan dan prosedur perpajakan yang umum, antara lain
penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak (SPT), pembayaran, tempat membayar,
denda dan batas waktu pembayaran atau pelaporan SPT.24
Rahayu dalam Taufik & Afyanti, tingkat pengetahuan perpajakan
masyarakat yang cukup, mudah bagi wajib pajak untuk mematuhi peraturan
perpajakan. Mendahulukan kepentingan pemerintah di atas kepentingan pribadi
memberikan keikhlasan kepada masyarakat untuk memenuhi kewajiban
perpajakannya.25
Menurut Mulyati & Ismanto, pengetahuan perpajakan atau pemahaman
perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak harus meliputi:
1. Pengetahuan mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
2. Pengetahuan mengenai sistem perpajakan di Indonesia
3. Pengetahuan mengenai fungsi perpajakan.26
24
Resmi, Siti, Perpajakan: Teori dan Kasus Buku I. Jakarta: Salemba Empat. 2009.
25
Hidayat, Taufik &Putri Esa Afiyanti. (2018). Pengaruh peenerapan e-SPT dan
Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal AkuntansiBisnisPelita Bangsa,
3(1), 55–70.
26
Mulyati, Y., & Ismanto, J. (2021). Pengaruh Penerapan E-Filing, Pengetahuan Pajak dan
Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Pegawai Kemendikbud. JABI (Jurnal
Akuntansi Berkelanjutan Indonesia), 4(2), 139. https://doi.org/10.32493/jabi.v4i2.y 2021.p139-155
24
perpajakannya. 27 Pengetahuan perpajakan adalah segala sesuatu yang diketahui,
kepandaian dan segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan segala hal yang
menyangkut tentang perpajakan.28
3. Sanksi Wajib Pajak
Wajib pajak dikenakan sanksi perpajakan apabila terlambat atau
melakukan pelanggaran. Seperti yang sudah dijelaskan, ada dua jenis sanksi
dalam perpajakan, yaitu sanksi administrasi dan sanksi pidana. Pada saat yang
sama, penyiksaan atau penderitaan merupakan sanksi pidana dan dasar hukum
untuk memenuhi standar perpajakan.29
Menurut Mulyati & Ismanto, adapun Indikator dari sanksi perpajakan,
yaitu:
1. Keterlambatan melaporkan dan membayarkan pajak harus dikenai sanksi
2. Tingkat penerapan sanksi
3. Sanksi digunakan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak
4. Penghapusan sanksi meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.30
27
Kartikasari, Ni Luh Gede Santhi., & I Ketut Yadnyana. (2020). Pengetahuan Perpajakan,
Sanksi Pajak Kesadaran Wajib Pajak dan Kepatuhan WPOP Sektor UMKM. E-Jurnal Akuntansi,
31(4), 925–936. https://doi.org/10.24843/eja.2021.v31.i04.p10.
28
Mumu, A., Sondakh, J. J., & Suwetja, I. G. (2020). Pengaruh Pengetahuan Perpajakan,
Sanksi Pajak, Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Bumi Dan
Bangunan Di Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa. Going Concern : Jurnal Riset Akuntansi,
15(2), 175–184. https://doi.org/10.1142/S0217751X20500220
29
Supriatiningsih, S., & Jamil, F. S. (2021). Pengaruh Kebijakan E-Filing, Sanksi
Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal
Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 9(1), 191–200. https://doi.org/10.37641/jiakes.v9i1.560
30
Mulyati, Y., & Ismanto, J. (2021). Pengaruh Penerapan E-Filing, Pengetahuan Pajak dan
Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Pegawai Kemendikbud. JABI (Jurnal
Akuntansi Berkelanjutan Indonesia), 4(2), 139. https://doi.org/10.32493/jabi.v4i2.y 2021.p139-155
31
Yuliansyah, R., Amaliati Setiawan, D., & Sri Mumpuni, R. (2019). Pengaruh
Pemahaman, Sanksi Perpajakan, dan Tingkat kepercayaan pada Pemerintah terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak dalam Membayar PBB-P2. Jurnal STEI Ekonomi, 28(02), 233–253.
https://doi.org/10.36406/jemi.v28i02.253
25
perundang-undangan perpajakan akan dipatuhi. Dengan kata lain, sanksi
perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma
perpajakan. 32 Menurut Mardiasmo di dalam Wulandari, sanksi pajak adalah
merupakan alat pencegahan supaya WP tidak melanggar regulasi ataupun norma
perpajakan.33
32
Juwita, & Wasif, S. K. (2020). Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak Tentang Peraturan
Perpajakan , Kesadaran Wajib Pajak , Sanksi Pajak dan Penerapan E-Samsat Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Kendaraan Bermotor ( Studi Kasus Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di Kantor
Bersama Samsat Jakarta Tim. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, 1–17.
33
Wulandari, R. (2020). Analisis Pemahaman dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Melalui Preferensi Risiko Sebagai Variabel Moderasi. Journal of Business and
Banking, 10(1), 169–179. https://doi.org/10.14414/jbb.v10i1.2298.
34
Arum, Harjanti Puspa. “Pengaruh Kesadaran Wajb Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi
Pajak terhadap Kepatuhan WPOP yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas”.
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. 2012.
35
Tiraada, A.M. Tryana. “Kesadaran Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus terhadap
Kepatuhan WPOP di Kabupaten Minahasa”. 2013. Jurnal EMBA. Vol.1, No.3, 999-1008.
36
Muliari,Setiawan. “Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib
Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Denpasar Timur”. Jurnal Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Udayana. 2010.
37
Suryadi, Model Hubungan Kausal Kesadaran, Pelayanan, KepatuhanWajib Pajak dan
Pengaruhnya terhadap Kinerja Penerimaan Pajak”. Jurnal Keuangan Publik. 2006. Vol 4,1, hal.
105-121.
26
Pemberitahuan dengan benar, lengkap, jelas dan menandatanganinya.
Kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban pajaknya menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 17 C ayat 2 didasarkan pada kriteria
sebagai berikut:
1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan.
2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali
tunggakan pajak yang telah memperoleh izin untuk mengangsur atau
menunda pembayaran pajak.
3. Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan
keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama
3 (tiga) tahun berturut-turut, atau dengan pendapat wajar dengan
pengecualian, sepanjang pengecualian tersebut tidak mempengaruhi laba
rugi fiskal. Selanjutnya ditegaskan bahwa seandainya laporan keuangan
diaudit, laporan audit tersebut harus disusun dalam bentuk panjang (long
form report) dan menyajikan rekonsiliasi laba rugi komersial dan fiscal.
4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.
27
a. Penyampaian SPT tepat waktu untuk semua jenis pajak sepanjang tahun.
b. Anda tidak memiliki penundaan pada semua jenis pajak.
c. Tidak pernah dihukum 10-15 tahun karena pelanggaran pajak.
d. Akuntansi yang benar telah dipelihara dan audit dilakukan dalam dua
tahun terakhir. Koreksi pajak terutang pada pemeriksaan terakhir hingga
5%.
e. Wajib Pajak yang laporan keuangannya telah diaudit berdasarkan opini
audit wajar tanpa pengecualian atau opini audit dengan pengecualian
dalam waktu dua tahun terakhir tidak berdampak terhadap penghasilan
kena pajaknya.
38
Wulandari, R. (2020). Analisis Pemahaman dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Melalui Preferensi Risiko Sebagai Variabel Moderasi. Journal of Business and
Banking, 10(1), 169–179. https://doi.org/10.14414/jbb.v10i1.2298.
39
Yuliansyah, R., Amaliati Setiawan, D., & Sri Mumpuni, R. (2019). Pengaruh
Pemahaman, Sanksi Perpajakan, dan Tingkat kepercayaan pada Pemerintah terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak dalam Membayar PBB-P2. Jurnal STEI Ekonomi, 28(02), 233–253.
https://doi.org/10.36406/jemi.v28i02.253
28
Surat Tagihan Pajak (STP) maupun Surat Ketetapan Pajak (SKP).40
B. Studi Relevan
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama dan
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
Tahun
1 Aghniyatul Pengaruh Pengetahuan Hasil penelitian menun
Ilmiah dan Pemahaman Peratu jukkan secara bersama-
(2018).42 ran Perpajakan dalam sama variabel pengetahuan
Kewajiban Syariah Sertadan pema haman peraturan
Sanksi Pajak terhadap perpajakan dalam kewa
Kepatuhan Membayar Pa jiban syariah serta sanksi
jak Kendaraan Bermo torpajak mempu nyai pengaruh
di Samsat Jepara. yang signifikan terhadap
kepatuhan membayar pajak
kendaraan bermotor di
Samsat Jepara dengan uji
statistik nilai F hitung lebih
besar dari F tabel (162,880
> 2,709) dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 <
0,05.
2 Dewi Kusuma Pengaruh Pengetahuan Penelitian ini bertujuan
Wardani Wajib Pajak, Kesadaran untuk menguji pengaruh
(2017).43 Wajib Pajak, Sanksi pengetahuan wajib pajak,
40
Erica, D. (2021). Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi. Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara, 3(1), 129. https://doi.org/10.31599/jmu.v3i1.857
41
Adikara, Arrozi, & Setianing Rahayu. (2021). Pengaruh Pengenaan Sanksi, Pelayanan
Fiskus & Moralitas Pelayanan Pajak Teradap Kepatuhan Pajak Tahun 2021 (Studi Empiris
Terhadap Wajib Pajak Badan Di Kabupaten Bogor Jawa Barat). Comparative: Ekonomi dan
Bisnis, 3(1), 93–109.
42
Aghniyatul Ilmiah, “Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman Peratu ran Perpajakan
dalam Kewajiban Syariah Serta Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Kendaraan
Bermo tor di Samsat Jepara”. 2018.
43
Dewi Kusuma Wardani, “Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak, Kesada ran Wajib Pajak,
Sanksi Pajak Kendaraan Bermo tor, Dan Sistem Samsat Drive Thru Terhadap Kepatu han Wajib
Pajak Kendaraan Bermotor”, (Studi kasus WP PKB roda empat di Samsat Drive Thru Bantul),
2017.
29
Pajak Kendaraan Bermo kesadaran wajib pajak,
tor, Dan Sistem Samsat sanksi pajak kendaraan
Drive Thru Terhadap bermotor, dan sistem
Kepatu han Wajib Pajak samsat drive thru terhadap
Kendaraan Bermotor kepatuhan wajib pajak
(Studi kasus WP PKB kendaraan bermotor di
roda empat di Samsat samsat Bantul. Data yang
Drive Thru Bantul). digunakan dalam penelitian
ini adalah data primer dari
hasil kuesioner. Responden
dalam penelitian ini adalah
wajib pajak kendaraan
bermotor yang melakukan
pembayaran pajak dalam
sistem samsat drive-thru.
Kuesioner disebarkan kepa
da 110 responden dan data
yang dapat diolah sebanyak
100 kuesioner. Metode pe
ngambilan sampel menggu
nakan accidental sampling.
Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan
teknik regresi linier bergan
da. Hasil analisis regresi
menunjukkan bahwa kesada
ran wajib pajak dan sistem
samsat drive-thru berpe
ngaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak ken
daraan bermotor sedang kan
pengetahuan wajib pajak
dan sanksi pajak kendaraan
tidak berpengaruh signi
fikan terhadap kepatuhan
wajib pajak kendaraan.
3 Eka Maryati Pengaruh Sanksi Pajak, Hasil dari penelitian ini
(2014).44 Motivasi Dan Tingkat sanksi pajak tidak berpenga
Pendidikan Terhadap ruh secara parsial terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak kepatuhan Wajib Pajak. Moti
(Studi Pada Wilayah vasi dan tingkat pendidikan
Kantor Prlayanan Pajak berpengaruh secara parsial
Pratama Bintan). terhadap kepa tuhan Wajib
Pajak. Dan kesemua variabel
44
Eka Maryati, “Pengaruh Sanksi Pajak, Motivasi Dan Tingkat Pendidikan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak”, (Studi Pada Wilayah Kantor Prlayanan Pajak Pratama Bintan), 2014.
30
berpe ngaruh secara simultan
terhadap kepatuhan Wajib
Pajak.
4 Muslikhatul Pengaruh Kesadaran Wa Hasil dari penelitian ini
Ummah.45 jib Pajak, Sanksi Pajak, ditemukan bahwa variabel
Pengetahuan Perpajakan kesadaran wajib pajak dan
Dan Pelayanan Fiskus sanksi pajak secara signi
Terhadap Kepatuhan fikan berpengaruh ter hadap
Wajib Pajak Kendaraan kepatuhan wajib pajak.
Bermotor Di Kabupaten Sedangkan variabel pengeta
Semarang. huan perpajakan dan pelaya
nan fiskus ditemukan tidak
mengalami pengaruh yang
signifikan terhadap kepa
tuhan wajib pajak kenda
raan bermotor di Kabu
paten Semarang. Dengan
hasil penelitian ini diha
rapkan kantor SAMSAT
Kabupaten Semarang da pat
meningkatkan kinerjanya
sehingga dapat meningkat
kan kepatuhan wajib pajak
dalam membayar pajak.
5 Amran Pengaruh Sanksi Perpa Penelitian ini bertujuan
(2018).46 jakan, Tingkat Pendapa untuk memberikan bukti
tan Dan Kesadaran Wajib empiris tentang pengaruh
Pajak Terhadap Kepatu sanksi perpajakan, tingkat
han Wajib Pajak Orang pendapatan, dan kesadaran
Pribadi (Studi Pada Kan wajib pajak terhadap
tor Pelayanan Pajak Pra kepatuhan wajib pajak
tama Makasar Utara). orang pribadi. Objek pene
litian ini adalah Kantor
Pelayanan Pajak Pratama
Makasar Utara. Teknik
pengambilan sampel yakni
metode Purposive Samp
ling. Data dianalisis
menggunakan Analisis Reg
resi Berganda dan diolah
45
Muslikhatul Ummah, “Pengaruh Kesadaran Wa jib Pajak, Sanksi Pajak, Pengetahuan
Perpajakan Dan Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Di
Kabupaten Semarang”.
46
Amran, “Pengaruh Sanksi Perpa jakan, Tingkat Pendapa tan Dan Kesadaran Wajib
Pajak Terhadap Kepatu han Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Pada Kan tor Pelayanan Pajak
Pra tama Makasar Utara)”, 2018.
31
melalui SPSS 24. Pengum
pulan data dilakukan
melalui metode survey
dengan menggunakan kuesi
oner yang disebarkan secara
langsung kepada wajib
pajak orang pribadi yang
berada di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Makasar
Utara. Hasil penelitian
menemukan bahwa variabel
sanksi pajak, tingkat penda
patan dan kesadaran wajib
pajak berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak.
6 Zumrotun Pengaruh Sanksi Pajak, Berdasarkan hasil peneli
Nafiah, Warno Kesadaran Wajib Pajak, tian, dan dapat ditarik
(2016).47 Dan Kualitas Pelayanan kesimpulan sebagai berikut:
Pajak Terhadap Kepatu Sanksi Pajak berpengaruh
han Wajib Pajak Dalam terhadap Kepatuhan Wajib
Membayar Pajak Bumi Pajak berdasarkan hasil uji
Dan Bangunan (Study regresi linier berganda
Kasus Pada Kecamatan 0,000 (< 0,005), Kesadaran
Candisari Kota Semarang Wajib Pajak berpengaruh
Tahun 2016). terhadap Kepatuhan Wajib
Pajakberdasarkan hasil uji
regresi linier berganda 0,0
00 (< 0,005), sedangkan
Kualitas Pelayanan Pajak
tidak berpengaruh terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak
berdasarkan hasil uji regresi
linier berganda 0,290 (>
0,005). Sanksi pajak, kesa
daran wajib pajak dan
kepatuhan wajib pajak
berpengaruh secara bersa
ma-sama terhadap kepatu
han wajib pajak dibuktikan
dengan hasil uji F yang
menunjukan nilai signifikan
0,000 kurang dari 0,05.
47
Nafiah, Warno, “Pengaruh Sanksi Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, dan Kualitas
Pelayanan Pajak Terhadap Kepatu han Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan
Bangunan”, (Studi Kasus Pada Kecamatan Candisari Kota Semarang Tahun 2016).
32
Hasil dari uji hipotesis
koefisien determinasi R²
menunjukan hasil nilai
adjust R square 0,892 atau
89,2 % keadaan ini
menunjukan bahwa variabel
independen yaitu sanksi
pajak, kesadaran wajib
pajak, dan kualitas pela
yanan pajak sebesar 8,92 %
terhadap tingkat variabel
dependen kepatuhan wajib
pajak.
7 Nelsi Arisandy Pengaruh Pemahaman hasil penelitian ini menun
(2017).48 Wajib Pajak, Kesadaran jukkan bahwa pemahaman
Wajib Pajak Dan Sanksi parsial wajib pajak tidak
Pajak Terhadap Kepatu berpengaruh signifikan ter
han Wajib Pajak Orang hadap kepatuhan wajib
Pribadi Yang Melakukan pajak orang pribadi, se
Kegiatan Bisnis Online dangkan kesadaran wajib
di Pekan Baru. pajak dan Kepatuhan sanksi
perpajakan berpengaruh
signifikan terhadap wajib
pajak orang pribadi yang
melakukan bisnis online.
Dan sekaligus, pemahaman
wajib pajak, wajib pajak
kesadaran dan kepatuhan
sanksi pajak berpengaruh
signifikan terhadap wajib
pajak orang pribadi yang
berbisnis online di Pekan
Baru.
48
Nelsi Arisandy, Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak Dan Sanksi
Pajak Terhadap Kepatu han Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Bisnis Online
di Pekanbaru”, 2017.
33
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan teori pendukung di atas, berikut kerangka pemikiran dalam
penelitian ini:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
PENGARUH PENGETAHUAN PEMAHAMAN PERATURAN
PERPAJAKAN DALAM KEWAJIBAN SYARIAH DAN SANKSI
PAJAK TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK
KENDARAAN BERMOTOR
(Studi di Kantor Pelayanan Pajak Samsat Kelurahan The-Hok Kecamatan
Jambi Selatan Kota Jambi)
H1 H2
Kepatuhan Membayar
Pajak (Y)
(Sumber: Hasil analisis penelitian dan dari teori yang ada, 2023)
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan
penelitian. Jadi peneliti akan membuat hipotesa dalam penelitiannya, yang
bertujuan untuk menjadikannya sebagai acuan dalam menentukan langkah
selanjutnya agar dapat membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap penelitian yang
dilakukannya. Hipotesis digunakan oleh peneliti untuk memperjelas arah
pengujian hasil penelitian ini. Hipotesis mengarahkan peneliti untuk
34
melaksanakan penelitian dilapangan, baik sebagai objek pengujian maupun saat
pengumpulan data. Hipotesis yang akan diajukan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Rumusan Hipotesis:
H1 = Pengetahuan pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak.
H2 = Sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
49
Hadai Nawawi, Metode Penelitian Bidang Social, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Perss, 2006) Hal. 113.
50
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Gema
Insani, 2005), hal. 194.
27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Sebagai rencana kerja dan kegiatan penelitian kemudian sesuai dengan
judul yang telah ditetapkan maka sebagai lokasi penelitian di lingkungan Kantor
Pelayanan Pajak Samsat Kelurahan The-Hok Kecamatan Jambi Selatan Kota
Jambi) yang menjadi sumber untuk memperoleh informasi dengan seluruh
perangkat yang mendukung dan diperlukan.
51
Umar Husen, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007), hal. 41.
28
kuantitas dan keragamannya. 52
Sumber data merupakan bahan dasar yang dapat diolah dan dianalisis
untuk menjawab permasalahan penelitian. Sumber data bersifat umum dan harus
memuat informasi tentang subjek penelitian. Informasi yang digunakan sebagai
sumber penelitian adalah dari di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Samsat
Kelurahan The-Hok Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi) yang menjadi sumber
untuk memperoleh informasi dengan seluruh perangkat yang mendukung dan
diperlukan dan pihak yang erat hubungannya dengan permasalahan yang akan
diteliti.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 53 Dalam
penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh masyarakat wajib pajak di
Kantor Pelayanan Pajak Samsat Kelurahan The-Hok Kecamatan Jambi Selatan
Kota Jambi).
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili
populasi dalam penelitian.54 Dalam penelitian ini dengan teknik penentuan sampel
yaitu menggunakan teknik sampel random sampling. Menurut Suharsami
Arikunto (2006) jika populasi besar atau lebih dari 100 maka dapat diambil 10-15
% atau 20-25 % atau lebih.
52
Iskandar, Metode Penelitian Sosial: Kuantitatif Dan Kualitatif, (Jakarta: Gaung Persada
Pers, 2008), Hal. 27.
53
Sugiyono, Metode Penelitian Kombninasi (Mixed Methods), (Cet. III; Bandung:
Alfabeta, 2012), hal. 119.
54
Kuncoro Mudrajad, Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi, Edisi 3, hal. 140.
29
sampel secara acak, dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Adapun kuesioner yang
akan disebarkan adalah kepada masyarakat wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak
Samsat Kelurahan The-Hok Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi.
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut, bila populasi besar dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasinya, jadi dari populasi
tersebut diambil sampel sebagai sumber data yang dapat mewakili seluruh
populasi. Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi pada penelitian ini yaitu
menggunakan rumus Isaac dan Michael. Rumus Isaac dan Michael ini telah
diberikan hasil perhitungan yang berguna untuk menentukan jumlah sampel
berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Pada penelitian ini tingkat
kesalahan atau sampling error dalam menentukan jumlah sampel yaitu pada
tingkat kesalahan 10%. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah
6000 orang masyarakat wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Samsat Kelurahan
The-Hok Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi. Di bawah ini gambar rumus Isaac
dan Michael.55
Gambar 3.1
Rumus Isaac dan Michael
Keterangan:
S : Jumlah sampel
λ2 : Chi kuadrad yang harganya tergantung derajad kebebasan dan
tingkat kesalahan. Untuk derajad kebebasan 1 dan kesalahan 10%
harga Chi Kuadrad = 2,706 (Tabel Chi Kuadrad).
N : Jumlah Populasi (6000)
P : Peluang benar (0,5)
55
Sugiyono, Metode Penelitian Kombninasi (Mixed Methods), (Cet. III; Bandung:
Alfabeta, 2012), hal. 119.
30
Q : Peluang salah (0,5)
d : Perbedaan antara rata-rata sampel dengan rata-rata populasi.
Perbedaan bisa 0,01; 0,05; dan 0,10.
Untuk menggunakan rumus Isaac dan Michael ini, langkah pertama ialah
menentukan batas toleransi kesalahan (error tolerance). Batas toleransi kesalahan
ini dinyatakan dalam presentase. Semakin kecil toleransi kesalahan, maka
semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Misalnya dilakukan penelitian
dengan batas toleransi kesalahan 10% (0,1), berarti memiliki tingkat akurasi
sebesar 90%.
Pada penelitian ini didapatkan populasi sebanyak 6000 wajib pajak yang
berada di kantor Jambi dan ditentukan batas toleransi kesalahan sebesar 10% serta
nilai d = 0,05. Maka dapat ditentukan jumlah sampel penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1
Metode Perhitungan Penarikan Sampel
λ2 N P Q D2 (N-1) λ2 P Q
2,706 6000 0,5 0,5 0,0100 5.999 2,706 0,5 0,5
Total 4.059,00 Total 59,99
4.059,00
=
59,99
= 67,7
= 68 sampel (pembulatan)
31
masyarakat wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Samsat Kelurahan The-Hok
Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi yang dianggap sudah mewakili seluruh
masyarakat wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Samsat Kelurahan The-Hok
Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi.
32
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kuantitatif, yaitu penelitian
untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel.56
Ada tiga (3) variabel yang menjadi fokus penelitian ini, ketiga variabel
tersebut dioperasionalkan dengan batasan-batasan sebagaimana yang tertera pada
tabel berikut:
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Defenisi Indikator
1 Pengetahuan Pengetahuan perpaja 1. Pengetahuan mengenai
Pemahaman kan adalah segala sesu Ketentuan Umum dan
Peraturan atu yang diketahui, ke Tata Cara Perpajakan.
Perpajakan pandaian dan segala se 2. Pengetahuan mengenai
(X1) suatu yang diketahui sistem perpajakan di
berkenaan dengan sega Indonesia.
la hal yang menyangkut 3. Pengetahuan mengenai
tentang perpajakan.57 fungsi perpajakan.58
2 Sanksi Pajak Sanksi pajak adalah 1. Keterlambatan melapor
(X2) merupakan alat pencega kan dan membayarkan
han supaya WP tidak pajak harus dikenai
melanggar regulasi atau sanksi.
pun norma perpaja 2. Tingkat penerapan sank
kan.59 si.
3. Sanksi digunakan un
tuk meningkatkan kepa
tuhan Wajib Pajak.
4. Penghapusan sanksi me
ningkatkan kepatuhan
Wajib Pajak.60
56
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Dissertai dan Karya Ilmiah, (Cet.
1, Jakarta: Prenada Media Group, 2011), hal. 38.
57
Mumu, A., Sondakh, J. J., & Suwetja, I. G. (2020). Pengaruh Pengetahuan Perpajakan,
Sanksi Pajak, Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Bumi Dan
Bangunan Di Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa. Going Concern : Jurnal Riset Akuntansi,
15(2), 175-184. https://doi.org/10.1142/S0217751X20500220
58
Mulyati, Y., & Ismanto, J. (2021). Pengaruh Penerapan E-Filing, Pengetahuan Pajak dan
Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Pegawai Kemendikbud. JABI (Jurnal
Akuntansi Berkelanjutan Indonesia), 4(2), 139. https://doi.org/10.32493/jabi.v4i2.y 2021.p139-155
59
Wulandari, R. (2020). Analisis Pemahaman dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Melalui Preferensi Risiko Sebagai Variabel Moderasi. Journal of Business and
Banking, 10(1), 169-179. https://doi.org/10.14414/jbb.v10i1.2298.
60
Mulyati, Y., & Ismanto, J. (2021). Pengaruh Penerapan E-Filing, Pengetahuan Pajak dan
Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Pegawai Kemendikbud. JABI (Jurnal
Akuntansi Berkelanjutan Indonesia), 4(2), 139. https://doi.org/10.32493/jabi.v4i2.y 2021.p139-155
33
3 Kepatuhan Kepatuhan perpajakan 1. Kepatuhan Wajib Pajak
Membayar Pajak diartikan sebagai suatu (WP) dalam mendaf
(Y) keadaan yang mana tarkan diri.
wajib pajak patuh dan 2. Kepatuhan Wajib Pajak
mempunyai kesadaran (WP) untuk dapat me
dalam memenuhi nyetorkan kembali Su
kewajiban perpajakan.61 rat Pemberitahuan (SP
T) secara tepat waktu.
3. Kepatuhan atas penghi
tungan dan pembayaran
pajak yang terutang.
4. Kepatuhan dari Wajib
Pajak (WP) atas pem
bayaran dari tunggakan
pajaknya baik itu pada
Surat Tagihan Pajak
(STP) ataupun Surat
Ketetapan Pajak (SK
P).62
61
Yuliansyah, R., Amaliati Setiawan, D., & Sri Mumpuni, R. (2019). Pengaruh
Pemahaman, Sanksi Perpajakan, dan Tingkat kepercayaan pada Pemerintah terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak dalam Membayar PBB-P2. Jurnal STEI Ekonomi, 28(02), 233–253.
https://doi.org/10.36406/jemi.v28i02.253
62
Erica, D. (2021). Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi. Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara, 3(1), 129. https://doi.org/10.31599/jmu.v3i1.857
63
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta 2012), hal. 336.
34
Tabel 3.3
Skala Likert
Skor Jawaban Alternatif Jawaban Makna Jawaban
1 STS Sangat Tidak Setuju
2 TS Tidak Setuju
3 KS Kurang Setuju
4 S Setuju
5 SS Sangat Setuju
3. Variabel Dependen
Menurut Sugiono variabel dependen sering disebut sebagai variabel
output, kriteria dan konsekuen.64 Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel page 5 terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
a) Kepatuhan Membayar Pajak (Y)
Dalam penelitian ini peneliti menetapkan Kepatuhan Membayar Pajak (Y)
sebagai variabel terikat atau dependen.
4. Variabel Independen
Variabel indevenden merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
devenden atau variabel terikat. Menurut Sugiono, variabel indevenden adalah
variabel-variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen (terikat).65
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah:
a) Pengetahuan Pemahaman Peraturan Perpajakan (X₁)
b) Sanksi Pajak (X2)
Dalam penelitian ini peneliti menetapkan Pengetahuan Pemahaman
Peraturan Perpajakan (X1) dan Sanksi Pajak (X2) sebagai variabel independen.
64
Sugiono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta 2019), hal. 39.
65
Sugiono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta 2019), hal. 61.
35
H. Teknik Analisis Data
Pengolahan data stastistik memiliki peran yang sangat penting dalam suatu
penelitian karena dari hasil pengolahan data, akan didapatkan kesimpulan dalam
penelitian. teknik pengolahan data mencakup perhitungan data analisis model
penelitian. sebelum membuat kesimpulan dalam suatu penelitian analisis
terhadap data harus dilakukan agar hasil penelitian menjadi akurat.
Analisis adalah proses sistematis mencari dan mengedit data yang
diperoleh dari bahan-bahan seperti wawancara dan catatan lapangan untuk
memudahkan akses dan berbagi hasil survei dengan orang lain. Analisis data
dilakukan dengan cara mengorganisasikan data, membaginya menjadi unit-unit,
mensintesiskannya, meringkas pola-pola apa yang penting dan apa yang
diselidiki, dan menarik kesimpulan yang dapat dikomunikasikan kepada orang
lain.66
Teknik analisis data secara kuantitatif menekankan pada pengujian
hipotesis melalui penganalisisan variabel-variabel pada penelitian dengan ukuran
angka dan melakukan analisis data dengan model statistik. 67 Analisis data
kuantitatif terdiri dari uji kualitas data dan uji asumsi klasik.
1. Uji Instrumen
Uji kualitas data bertujuan untuk mengetahui berapa besar tingkat
keandalan dan akurasi data, akurasi data yang berhasil dikumpulkan dari
instrumen penelitian, yaitu kuesioner atau angket. Pengujian pada kualitas data
tersebut dilaksanakan dengan uji validitas dan uji reabilitas.
a) Uji Validitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan dan kebenaran dari
suatu alat ukur dalam menjalankan fungsinya. Alat ukur dapat dikatakan valid jika
alat ukur itu dapat digunakan untuk mengukur objek penelitian. Tingkat validitas
hasil penelitian ditentukan oleh suatu nilai yang disebut dengan koefisien validitas.
Uji validitas dilaksanakan dengan cara membandingkan R-hitung dan R-tabel
66
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta 2012), hal. 336.
67
Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19,
(Semarang: Universitas Diponegoro, 2011), hal. 52.
36
dengan ketentuan berikut:
1) Jika r-hitung > r-tabel, maka data disebut valid
2) Jika r-hitung < r-tabel, maka data disebut tidak valid
b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan suatu uji data yang dilaksanakan untuk
mengukur suatu angket yang digunakan sebagai indikator variabel yang ada
dalam penelitian. Sebuah kuesioner disebut reliable atau andal jika jawaban pada
kuesioner memiliki konsistensi atau memiliki stabilas dari waktu ke waktu. Suatu
angket disebut reliabel atau andal jika nilai Cronbach Alpha berada di atas angka
0,5.68 Pengujian pada Cronbach Alpha harus dilakukan pada setiap bagian dari
variabel independen dan juga variabel dependen. Ada beberapa software yang
dapat digunakan dalam pengelolaan data. Software yang digunakan dalam
penelitian ini adalah aplikasi SPSS 22.
c) Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah mengumpulkan dan menganalisa serta
menanfsirkan data, sehingga data tersebut dapat memberikan gambaran mengenai
keadaan yang teliti. Teknik analisis yang digunakan untuk menggambarkan
secara detail mengenai suatu variabel. Menjelaskan nilai dan peringkat masing-
masing variabel.
2. Uji Asumsi Klasik
68
Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Universitas Diponegoro, 2011), hal. 54.
37
data diyatakan tidak normal.
b) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah pengujian untuk mengetahui ada atau tidaknya
korelasi yang signifikan antara variabel-variabel bebas dalam suatu model
regresi linier berganda. Uji ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya
variabel bebas yang memiliki kemiripan dengan variabel bebas lain dalam satu
model. Kemiripan antar variabel bebas dalam satu model akan menyebabkan
terjadinya korelasi yang sangat kuat antara satu variabel bebas dengan variabel
bebas yang lainnya.
Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu: jika nilai
Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 (atau di bawah 10) dan nilai
Tolerance tidak kurang dari 0,1 (di atas 0,1), maka model dapat dikatakan
terbebas dari multikolinieritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance
=1/10=0,1. Makin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.
c) Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas ialah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian
dari residual untuk semua pengamatan dalam model regresi. Adapun metode
pengujian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Uji Glaster. Model regresi
yang baik ialah tidak terjadi heterokedastisitas, dapat dilihat jika signifikan
korelasi lebih dari 0,05 maka pada model regresi tidak terjadi masalah
heterokedastisitas.69
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Model analisis data yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
pengetahuan perpajakan dan pemahaman peraturan perpajakan serta sanksi pajak
terhadap kepatuhan membayar pajak adalah model ekonometrik dengan teknik
analisis menggunakan model kuadrat terkecil biasa. Model persamaannya adalah
sebagai berikut:
Y= α + β₁X1 + β2X2 + €
69
Priyatno, Duwi , Paham Analisis Statistic dengan SPSS, (Yogyakarta: Mediakom, 2010),
hal. 81-83.
38
Di mana:
Y = Kepatuhan Membayar Pajak
X1 = Pengaruh Pengetahuan Pemahaman Peraturan Perpajakan
X2 = Sanksi Pajak
β = Koefisien
α = Konstanta
€ = Error
a) Nilai t-hitung > t-tabel T hitung dapat diperoleh melalui uji manual
(menghitung sendiri) ataupun melalui hasil perolehan data seperti SPSS
(pada tabel coefficient dengan nama t).
b) Nilai signifikan harus < derajat kepercayaan (umumnya derajat penelitian
0,05). Nilai signifikan dapat diperoleh melalui uji manual maupun hasil
pengolahan SPSS (pada tabel coefficient dengan nama sign).
Hipotesis Statistik:
H0 : β1 = 0 = X1 : tidak berpengaruh terhadap Y
Ha : β1 ≠ 0 = X1 : berpengaruh terhadap Y
Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05 untuk menguji
apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak.
1) Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis: Jika P-Value >
39
0,05 = menerima H0 dan menolak Ha Jika P-Value < 0,05 = menolak H0
dan menerima Ha.
2) Pengambilan keputusan.
2. Uji Simultan (F)
Uji simultan bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-
variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara bersama-sama.
Uji simultan dikatakansignifikan apabila:
a) Nilai F hitung > F tabel F hitung dapat diperoleh melalui uji manual
(menghitung sendiri) ataupun melalui hasil pengolahan data seperti SPSS
(pada tabel ANOVA dengan nama F).
b) Signifikan F < derajat kepercayaan penelitian (0,05 pada umumnya) nilai
signifikan dapat diperoleh melalui uji manual maupun melalui hasil
pengolahan SPSS (pada tabel ANOVA dengan nama sign).
Rumusan hipotesis statistik:
H0 : β1, β2, β3 = 0 = X1 : tidak berpengaruh terhadap Y.
Ha1 : β1, β2, β3 ≠ 0 = X1 : berpengaruh terhadap Y.
Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05 untuk menguji
apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak.
1) Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis: Jika P-Value >
0,05 = menerima H0 dan menolak Ha Jika P-Value < 0,05 = menolak H0
dan menerima Ha
2) Pengambilan keputusan.
3) Uji Determinan (R2)
Uji ini digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan dari model yang
dipakai. Koefisien determinasi (Adjusted R²) yaitu angka yang menunjukkan
besarnya kemampuan varians atau penyebaran dari variabel-variabel bebas yang
menerangkan variabel terikat atau angka yang menunjukkan seberapa besar
variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas.
Besarnya koefisien determinasi antara 0 hingga 1 ( 0 < adjusted R² < 1),
dimana nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena
semakin dekat hubungan variabel bebas dengan variabel terikat.
40
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19,
(Semarang: Universitas Diponegoro, 2011).
Resmi, Siti, Perpajakan: Teori dan Kasus Buku I. Jakarta: Salemba Empat. 2009.
Ronny Koantur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis, (Jakarta:
PPM, 2007).
Umar Husen, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007).
41
Artikel Jurnal dan Skripsi/thesis:
Affandi, Ahmad,. “Efektifitas Pelayanan Publik oleh Kantor Bersama SAMSAT
Mojokerto melalui Samsat Link“, 2008. (Malang: Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya)
Arum, Harjanti Puspa. “Pengaruh Kesadaran Wajb Pajak, Pelayanan Fiskus, dan
Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan WPOP yang Melakukan Kegiatan
Usaha dan Pekerjaan Bebas”. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Diponegoro. 2012.
42
Pratama, Margareth Ros. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesadaran
Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Kepatuhan Kewajiban Perpajakan
di Kota Tangerang Selatan,” Universitas Bina Nusantara, Jakarta. 2012.
Suyatmin, “Pengaruh Sikap Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam
Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan”. Tesis Program Sarjana Magister
Sains Akutansi Universitas Diponegoro. 2004.
Undang-undang:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009, Tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 Ayat (1).
43
Sumber Internet/website/blog/surat kabar online:
https://bapenda.kalteng.go.id/pajak-pkb, Pajak Kendaraan Bemotor
44
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH PENGETAHUAN PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN
DALAM KEWAJIBAN SYARIAH DAN SANKSI PAJAK TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK UNTUK MEMBAYAR PAJAK KENDARAAN
BERMOTOR
Nama : ............................................................................................
Penghasilan/Tahun :
45
Membayar pajak akan terbentuk rencana
5
untuk kemajuan kesejahteraan rakyat.
B. Sanksi Pajak
No Pernyataan STS TS KS S SS
Masyarakat telah mengetahui dan
memahami bahwa dalam Undang-
Undang perpajakan, bagi Wajib Pajak
1
yang terlambat atau tidak membayar
pajak dapat diberikan sanksi administrasi
(denda) dan sanksi pidana (penjara).
Pajak bersifat memaksa sehingga apabila
2 terjadi pelanggaran maka akan dikenakan
sanksi.
Penundaan pembayaran pajak dan
3 pengurangan pajak dapat merugikan
negara.
Sanksi digunakan untuk meningkatkan
4
kepatuhan wajib pajak membayar pajak.
Keterlambatan melaporkan dan
5 membayarkan pajak harus dikenakan
sanksi.
46