Anda di halaman 1dari 39

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN KONTRIBUSI PAJAK


DAERAH TERHADAP PAD KOTA MALANG TAHUN 2015-2019

Diajukan Oleh :

MUHAMMAD RIZKY FATCHUROZY


NIM. 1642520022

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV AKUNTANSI MANAJEMEN


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
MALANG
2020

i
ii

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 6

1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 6

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................... 7

1.6 Daftar Istilah ............................................................................................. 8

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................ 10

2.1 Landasan Teori ......................................................................................... 10

2.1.1 Pendapatan Asli Daerah ............................................................ 10

2.1.2 Pajak Daerah ............................................................................. 12

2.1.3 Efektivitas ................................................................................... 17

2.1.4 Efisiensi ...................................................................................... 17

2.1.5 Kontribusi..................................................................................... 18

2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 22

3.1 Objek Penelitian ..................................................................................... 22

iii
iv

3.2 Jenis Penelitian ....................................................................................... 22

3.3 Sumber Data dan Data yang Dibutuhkan ............................................... 22

3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 23

3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN
v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Realisasi dan Target Penerimaan Pajak Daerah Kota Malang .............. 5

Tabel 2.1 Penelitian Terhadulu ............................................................................ 19

Tabel 3.1 Kriteria Rasio Efektivitas Retribusi Daerah......................................... 24

Tabel 3.2 Kriteria Rasio Kontribusi Pajak Daerah............................................... 26


vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Outline Proposal Skripsi

Lampiran 2. Rekomendasi Pembuatan Proposal Skripsi Penyeleksi

Judul 1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pada tingkat nasional maupun daerah saat ini dilakukan guna

memberikan peningkatan kesejahteraan serta kemakmuran masyarkat. Hal ini

beriringan dengan cita-cita bangsa Indonesia itu sendiri yang tertuang dalam

Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “untuk memajukan kesejahteraan

umum”, oleh karena itu pembangunan yang ada di daerah khususnya merupakan

bagian dari sebuah pembangunan nasional. Sedangkan pembangunan daerah itu

sendiri diharapkan agar tiap daerah dapat melakukan pengelolaan potensi daerah

beriringan dengan masyarakat guna meningkatkan perkembangan baik dari bidang

ekonomi, sosial-budaya serta mampu menciptakan peluang kerja baru bagi

masyarakat.

Penerapan sistem secara desentralisasi atau sering dikenal dengan otonomi

daerah merupakan sistem dimana urusan pemerintah pusat didelegasikan kepada

pemerintah daerah yang bersifat operasional dalam rangka sistem birokrasi

pemerintahan Masayu Rahmawati (2017), yang dituangkan dalam Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2004. Mengatur mengenai “kewenangan pemerintah daerah

dalam mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi

dan tugas pembatuan diarahkan untuk mempercepat kesejahteraan rakyat, termasuk

kewenangan untuk melakukan pengelolaan keuangan daerah sendiri.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai

dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanjan daerah yang disusun secara

tahunan dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

1
2

Untuk memaksimalkan penggunaan sistem otonomi daerah serta

meningkatkan pembangunan, kemudian juga dapat mengurangi jumlah sumbangan

dari pemerintah pusat, maka pemerintah daerah perlu untuk meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dalam Undang-Undang No. 33 Tahun 2004,

Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari:

a. Pajak Daerah

b. Retribusi Daerah

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan

d. Lain-lain PAD yang sah (meliputi hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak

dipisahkan; jasa giro; pendapatan bunga; keuntungan selisish nilai tukar rupiah

terhadap mata uang asing; dan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai

akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah)

Kesejahteraan masyarakat juga memiliki banyak ketergantungan pada

pemerintah daerah sejak adanya sistem otonomi daerah ini, sehingga setiap

pemerintah daerah juga perlu melakukan penggalian semaksimal mungkin sumber-

sumber Pendapatan Asli Daerahnya, dikarenakan PAD menjadi salah satu indikator

dalam mengetahui tolak ukur keberhasilan sebuah penyelanggaraan otonomi

daerah. Ketika semakin tinggi PAD maka semakin tinggi pula kemampuan

pemerintah daerah tersebut untuk melakukan pembiayaan kebutuhannya secara

mandiri. Hal ini juga dapat membuktikan bahwa sebenarnya pemerintah daerah

telah berhasil melaksanakan otonomi daerah. Demikian pula sebaliknya, jika PAD

yang diperoleh pemerintah daerah semakin sedikit atau mengalami penurunan,

maka penyelenggaraan otonomi daerah dapat dikatakan belum maksimal.


3

Salah satu bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pajak daerah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan

Retribusi Daerah, dapat dijelaskan berikut ini “Pajak Daerah yang selanjutnya

disebut pajak ialah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan

kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dipaksakan

berdasarkan peraturan perungang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk

melakukan pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan

daerah”. Pajak daerah harus ditetapkan melalui Peraturan Daerah setelah

memperoleh persetujuan dari DPRD dan tidak boleh bertentangan dengan pajak

oleh Pemerintah Pusat serta tidak diperkenankan bertentangan dengan kebijakan

Pemerintah Pusat.

Begitu pula dengan Kota Malang yang merupakan salah satu Kota di

Provinsi Jawa Timur, juga diberikan kewenangan sendiri untuk mengatur dan

mengelola sumber pendapatan daerahnya sendiri. Kota Malang juga dijuluki

sebagai kota pendidikan karena ada banyak perguruan tinggi, kota pariwisata

karena di kelilingi bukit dan gunung dengan alam yang indah, kota seni karena

memiliki seni yang khas dari tarian hingga pertunjukan. Sehingga untuk

kelangsungan serta kemajuan dari Kota Malang maka diharapkan mampu

menggali, mengelola dan memaksimalkan segala potensi sumber daya yang ada di

Kota Malang.

Perekonomian Kota Malang ditunjang oleh sektor sekunder dikarenakan

hasil alamnya sedikit dan lahan untuk pertanian kian tahun semakin berkurang.

Oleh karena itu ekonomi di Kota Malang ditunjang dari sektor sekunder seperti

industri, jasa, perdagangan, dan pariwisata. Di bidang pariwisata Kota Malang


4

sendiri memiliki udara yang sejuk karena berada di dataran tinggi dan menjadi

penghubung akses untuk wisatawan dari luar Malang yang ingin berwisata ke Kota

Batu atau Kabupaten Malang karena Kota Malang menjadi jalan alternatif

wisatawan dari luar Malang Raya, sehingga juga banyak dijumpai penginapan

seperti hotel, guest house, rumah singgah dan ragam kuliner yang menarik

wisatawan untuk singgah, hal inilah yang menjadi keunggulan tersendriri yang

sangat potensial untuk memberikan keuntungan perekonomian.

Disamping itu Kota Malang juga sebagai kota pelajar, dimana banyak

ditemui kampus negeri maupun swasta, dimana tiap tahunnya mampu memberi

daya tarik lebih bagi ribuan mahasiswa dari berbagai daerah untuk menempuh

pendidikan. Ini juga menjadi sebuah potensi untuk Kota Malang dimana akan

mendukung usaha-usaha terutama untuk kebutuhan primer seperti sandang, pangan,

papan bahkan akhir-akhir ini juga wisata kuliner dan tempat kumpul seperti kafe

juga sangat diminati baik kalangan pelajar dan wisatawan. Ini menjadi peluang

ekonomi yang luar biasa besar untuk Kota Malang sendiri.

Melalui serangkaian potensi yang dapat diperoleh, Pemerintah Kota Malang

sendiri melakukan penetapan pajak daerahnya berasal dari pajak hotel, pajak

restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak parkir, dan

pajak air tanah. Hal tersebut diatur dalam Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2015

tentang Pajak Daerah. Berikut Tabel 1.1 yang memberikan penjabaran target pajak

daerah dan realisasinya.


5

Tabel 1.1

Realisasi dan Target Penerimaan Pajak Daerah Kota Malang Tahun 2015-

2019

Tahun Target Penerimaan Pajak Realisasi Penerimaan Pajak

Daerah (Rp) Daerah (Rp)

2015 Rp. 272.000.000.000,00 Rp. 316.814.967.743,76

2016 Rp. 302.000.030.000,00 Rp. 374.641.673.419,65

2017 Rp. 352.500.000.000,00 Rp. 414.940.959.495,28

2018 Rp. 420.000.000.000,00 Rp. 435.554.629.705,94

2019 Rp. 501.144.000.000,00 Rp. 460.047.450.664,60

Sumber: Data Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Malang 2015-2019 (data

diolah)

Dari tabel 1.1 Dapat dilihat bahwa selama lima tahun terakhir bahwa padan

2019 tingkat realisasi pajak daerhanya tidak mencapai target yang telah dibuat

pemerintah daerah Kota Malang. Sedangkat 4 tahun berturut mulai dari 2015 hingga

2018 mampu melampaui target, hal ini juga mengindikasikan bahwa potensi pajak

daerah di Kota Malang sudah terserap secara baik hanya memang diperlukan

langkah atau terobosan agar target yang ditetapkan tetap bisa terlampaui setiap

tahunnya secara maksimal.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui Efektivitas, Efisiensi dan Kontribusi Pajak Daerah

Kota Malang. Dalam desentralisasi atau otonomi daerah apakah Kota Malang sudah

maksimal melakukan pengelolaan keuangan didaerahnya terutama dalam sektor


6

pajak daerah dan seberapa besar efektivitas, efisiensi dan kontribusi pajak daerah

terhadap pendapatan asli daerah. Berdasarkan keingintahuan tersebut maka

peneliti tertarik untuk melakukan pembahasan hal tersebut kedalam bentuk

penelitian yang berjudul “Analisis Efektivitas, Efisiensi dan Kontribusi Pajak

Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Malang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah tingkat pencapaian pungutan Pajak Daerah di Kota Malang

tahun 2015-2019 sudah efektif?

2. Apakah tingkat pencapaian pungutan Pajak Daerah di Kota Malang

tahun 2015-2019 sudah efisien?

3. Apakah Pajak Daerah berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah di

Kota Malang tahun 2015-2019?

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari perluasan masalah yang akan diteliti, maka dalam

penelitian ini diberikan batasan-batasan masalah agar pembahasan menjadi fokus

dan terarah, serta tidak mencakup ruang lingkup yang terlalu luas melebihi masalah

yang telah ditentukan dalam penelitian. Batasan-batasan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Berfokus pada efektifitas pajak daerah, efisiensi pajak daerah dan

kontribusi pajak daerah sebagai terhadap pendapatan asli daerah Kota

Malang.
7

2. Periode penelitian yang digunakan adalah selama lima tahun yaitu mulai

tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tingkat pencapaian pungutan Pajak Daerah di Kota

Malang tahun 2015-2019 sudah efektif.

2. Untuk mengetahui tingkat pencapaian pungutan Pajak Daerah di Kota

Malang tahun 2015-2019 sudah efisien.

3. Untuk mengetahui apakah Pajak Daerah berkontribusi terhadap Pendapatan

Asli Daerah di Kota Malang tahun 2015-2019.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat yang

antara lain adalah :

1. Bagi ilmu pengetahuan dapat membantu pengembangan ilmu pengetahuan

pada umumnya serta dapat membantu teori perpajakan pada khususnya.

2. Bagi Pemerintah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan aspirasi

pemikiran terhadap pengambilan kebijakan dalam menentukan kebijakan

pungutan pajak daerah sebagai sumber pendapatan asli daerah Kota Malang.

3. Bagi Peneliti, dapat membantu menambah pengetahuan dalam bidang

perpajakan dan dapat melatih dalam menerapkan teori yang telah diperoleh

selama kuliah.

4. Bagi masyarakat, dapat memberikan informasi tentang pajak daerah di Kota

Malang.
8

5. Dapat menjadi referensi serta perbandingan untuk peneliti berikutnya yang

ingin melaksanakan penelitian serupa.

1.6 Daftar Istilah

Terdapat Istilah – istilah penting dalam penelitian ini yaitu:

1. Desentralisasi

Penyerahan kekuasaan pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada

daerah otonom berdasarkan asas otonomi. (Rondinelli, 1983).

2. Otonomi Daerah

Hak penduduk yang tinggal dalam suatu daerah untu mengatur,

mengurus, melakukan pengendalian serta mengembangkan urusannya

sendiri dengan menghormati perundangan yang berlaku (Hanif

Nurcholis, 2007)

3. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber

ekonomi asli daerah. (Halim, 2004)

4. Pajak Daerah

Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang ditentukan pemungutannya

dalam Peraturan Daerah dan para pembayar pajak (Wajib Pajak) tidak

menerima imbalan secara langsung dari pemerintahan daerah (Siahaan,

2013, p. 105)
9

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pendapatan Asli Daerah

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintah

Daerah disebutkan bahwa pendapatan daerah merupakan segala hak daerah yang

dapat diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam suatu periode tertentu.

Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan

keuangan antara pusat dan daerah pasal 1 angka 18 disebutkan bahwa “pendapatan

asli daerah, selanjutnya disebut sebagai PAD merupakan pendapatan yang

diperoleh daerah yang pemungutannya berdasarkan peraturan daerah yang sesuai

dengan peraturan perundang-undangan”. Dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2009 disebutkan bahwa pendapatan asli daerah yang merupakan sumber keuangan

daerah yang diperoleh dari wilayah daerah yang bersangkutan dan terdiri dari hasil

pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan serta pendapatan asli daerah lain-lain yang dipisahkan.

Menurut Siahaan (2013, p. 105) sumber-sumber yang bisa dikembangkan

daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah yaitu:

1. Pajak Daerah, merupakan pajak-pajak yang ditentukan pemungutannya

dalam Peratran Daerah, dan para wajib pajak tidak menerima imbalan secara

langsung dari pemerintahan daerah. Contoh pajak daerah yang terdapat pada

Pemerintah Kota Malang adalah pajak hotel, pajak hiburan, pajak reklame,

pajak parkir, dan lain sebagainya.

9
10

2. Retribusi Daerah, merupakan pungutan yang dikenakan kepada masyarakat

sebagai pembayaran jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus

disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan

orang pribadi maupun badan. Retribusi daerah ini sendiri juga diharapkan

mampu menjadi sumber pembiayaan pengeluaran rutin dan untuk

pembangunan daerah gunan melakukan perataan dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat sebagaimana halnya dengan pajak daerah. Contoh

dari retribusi daerah itu sendiri adalah retribusi parkir, retribusi pasar,

retribusi terminal, dan lain sebagainya.

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, merupakan hasil

yang diperoleh dari pengelolaan kekayaan yang terpisah dari pengelolaan

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Dimana atas pengelolaan

tersebut memperoleh laba yang nantinya akan dimasukkan sebagai salah

satu sumber pendapatan asli daerah. Hasil dari pengelolaan kekayaan daerah

yang dipisahkan seperti bagian laba atas penyertaan modal perusahaan milik

daerah/badan usaha milik daerah (BUMD).

4. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah, merupakan pendapatan yang

diperoleh pemerintah selain dari tiga jenis pendapatan yang telah disebutkan

diatas. Pendapatan ini bisa berupa, hasil kekayaan daerah yang dipisahkan,

jasa giro, pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti rugi daerah, dan

lain sebagainya.

Pendapatan Asli Daerah diperoleh dari penerimaan daerah dimana sumber

dari penerimaan daerah salah satunya merupakan pajak daerah. Semakin besar nilai

dari penerimaan daerah maka semakin besar pula kemampuan pemerintah daerah
11

untuk melakukan pengelolaan wilayahnya, akan tetapi jika penerimaan yang

diperoleh suatu daerah lebih kecil maka kemampuan pemerintah untuk mengelola

semakin kecil dan pemerintah daerah akan memiliki ketergantungan yang kuat

terhadap pemerintah pusat. Tingkat kesejahteraan masyarakat juga dapat dilihat

dari besar atau kecilnya penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang diterima oleh

pemerintah daerah.

2.1.2 Pajak Daerah

Pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang perubahaan

keempat tas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 mengenai ketentuan umum dan

tatacara perpajakan yang terdapat pada pasal 1 ayat 1 berbunyi pajak merupakan

kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak memperoleh imbalan secara

langsung serta dipergunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

Menurut pendapat dari Muhamad Zain dan Dodo Syarif Hidayat (2002 :

370) menyatakan bahwa “Pajak Daerah yang selanjutnya disebut pajak, merupakan

iuran wajib yang dilakukan orang pribadi ataupun badan kepada daerah tanpa

memperoleh imbalan langsung secara seimbang, yang dalam pemungutannya dapat

dipaksakan berdasarkan peraturan yang berlaku, serta hasil dari pemungutan pajak

dapat digunakan dalam pembiayaa penyelenggaraan pemerintah daerah dan

pembangunan daerah”. Sedangkan menurut Pratama (2016, p. 18) Pajak daerah

merupakan iuran wajib yang dilakukan oleh pemerintah yang akan dilimpahkan

kepada orang pribadi maupun badan tanpa memperoleh imbalan secara langsung

serta dapat dipaksakan pemungutannya berdasarkan perundang-undangan yang


12

berlaku, gunan memperoleh pembiayaan dalam penyelenggaraan pemerintah

daerah dan pembangunan daerah.

Sehingga dapat disimpulkan jika pajak daerah merupakan pajak yang

dipungut dan dikeolola oleh suatu daerah dan pelaksanaannya diatur oleh peraturan

daerah yang hasil pajaknya digunakan pembiayaan rutin untuk pengeluaran dan

pembangunan daerah dalam pelaksanaan pemerintahan daerah.

Beberapa kriteri yang harus dipenuhi sebagai suatu potensi pendapatan yang

nantinya dapat digunakan sebagai objek pengenaan pajak daerah adalah sebagai

berikut (Davey, 1988):

1. Kecukupan dan elastisitas dari penerimaan suatu pajak harus dapat

menghasilkan penerimaan yang dapat membiayai pelayanan yang akan

dikeluarkan.

2. Pemerataan (keadilan) prinsipnya merupakan beban yang dikeluarkan

pemerintah daerah harus dapat ditanggung oleh semua golongan masyarakat

serta sesuai dengan tingkat kesanggupannya.

3. Kemampuan / kelayakan administrasi dalam beragam jenis pajak daerah sangat

berbeda-beda dalam jumlah, integritas maupun keputusan yang diperlukan

dalam proses administrasinya.

4. Kesepakatan politik dalam memutuskan pembebanan pajak sangat bergantung

pada kepekaan masyarakat mengenai pajak dan nilai yang berlaku disuatu daerah

tersebut.

5. Diskorsi terhadap perekonomian dari implikasi pajak yang secara minimal

berpengaruh terhadap perekonomian.


13

Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 jenis-jenis pajak daerah

terdiri dari :

1. Jenis Pajak Provinsi

a. Pjak Kendaraan Bermotor (PKB);

b. Pajak Balik Nama Kendaraan Bermotor (PBNKB);

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

d. Pajak Air Permukaan; dan

e. Pajak Rokok.

2. Jenis Pajak Kabupaten atau Kota

a. Pajak Hotel

Pajak Hotel merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah atas

pelayanan yang disediakan oleh hotel. Hotel merupakan tempat penyediaan

jasa penginapan maupun peristirahatan termasuk jasa yang terkait dengan

dipungut biaya/bayaran atas jasa yang diperoleh. Hotel sendiri mencakup

juga motel, losmen, wisma, pesanggrahan, rumah penginapan atau

sejenisnya, serta kos dengan jumlah kamar melebihi 10 (sepuluh).

b. Pajak Restoran

merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah atas pelayanan

yang disediakan oleh restoran. Restoran adalah bangunan atau tempat yang

menyediakan makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang

termasuk rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, jasa boga/katering,

dan sejenisnya. (Pasal 1 Angka 22 UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak

Daerah Dan Retribusi Daerah).

c. Pajak Hiburan
14

Adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggarakan hiburan. Hiburan

sendiri merupakan segala bentuk jenis tontonan, pertunjukan, permainan

dan keramaian yang dinikmati seseorang dengan memberikan bayaran atas

kegiatan tersebut.

d. Pajak Reklame

Pajak Reklame adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah atas

penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat, atau media yang

bentuk susunan dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial yang

dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan,

memuji, dan menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau

badan yang dapat dilihat, didengar, dirasakan dan dinikmati oleh

umum.(Pasal 1 Angka 26 UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah

Dan Retribusi Daerah).

e. Pajak Penerangan Jalan

Pajak Penerangan Jalan adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah

atas penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendirimaupun

diperoleh dari sumber lain.

f. Pajak Parkir

Pajak Parkir adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah atas

penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan, baik yang disediakan

berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu

usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan

garansi kendaraan bermotor yang memungut biaya. Parkir adalah kendaran

tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara.


15

g. Pajak Air Tanah

Pajak Air Tahah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah atas

pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah. Air Tanah adalah air yang

terdapat dalam tapisan tanah atau batuan dibawah permukaan tanah.

h. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak yang

dipungut oleh pemerintah daerah atas bumi dan/atau bangunan yang

dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan,

kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,

perhutanan, dan pertambangan. Bumi adalah permukaan bumi yang

meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah kabupaten/kota.

Bangunan adalah konstruksi teknis yang ditanam atau dilekatkan secara

tetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan/atau laut.

i. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Merupakan pajak atas perolehan hak atas tanah dan bangunan. Perolehan

hak atas tanah dan bangunan sendiri adalah sebuah perbuatan hukum yang

mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan/atau bangunan oleh orang

pribadi atau Badan.

Beberapa poin pajak daerah diatas adalah pajak yang dilaksanakan

pemerintah Kota Malang, setiap daerah memang memiliki jenis pajak daerah yang

berbeda hal ini dikarenakan potensi suatu daerah yang berbeda juga sehingga

perlu adanya kesesuaian dengan potensi yang dimiliki daerah serta sesuai dengan

kebijakan daerah berdasarkan ketetapan Peraturan Daerah. Contohnya Kota


16

Malang tidak memiliki potensi sarang walet yang memadai sehingga pajak daerah

atas sarang walet tidak dicantumkan sebagai pajak daerah di Kota Malang.

Permasalahan pemungutan pajak daerah, tidak dipungkiri lagi bahwa

penerimaan pajak terkadang juga memiliki hambatan dalam memperoleh iuran

dari Wajib Pajak. Beberapa poin yang menghambat pemungutan pajak daerah

tersebut antara lain:

1. Berbagai peraturan pelaksanaan undang-undang sering kali tidak

konsisten dengan undang-undangnya;

2. Kurangnya pembinaan antara pajak daerah dengan pajak nasional;

3. Database yang masih jauh dari standar internasional;

4. Lemahnya penegakan hukum terhadap kepatuhan membayar pajak

bagi penyelenggara negara;

5. Kurangnya atau tidak adanya kesadaran masyarakat.

Bebrapa poin diatas memberikan sedikit gambaran bahwa penerimaan daerah

melalui pajak daerahnya sering kali memiliki hambatan yang bisa memberikan

dampak kurangnya tingkat realisasi penerimaan pajak daerah ataupun kurangnya

kontribusi pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah.

2.1.3 Efektivitas

Kata efektif berasal dari bahas Inggris yaitu effective yang berarti berhasil

atau sesuatu yang dilakukan berhasil. Sedangkan menurut kamus ilmiah populer

mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau

menunjang tujuan.Pengertian efektivitas menurut Hidayat (1986) yaitu suatu

ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang

telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi
17

efektivitasnya. Sedangkan menurut Schemerhon (1986:35) efektivitas adalah

pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran

atau seharusnya (OA) dengan output realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA)

> (OS) disebut efektif. Adapula pengertian efektivitas menurut Prasetyo Budi

Saksono (1984) yaitu efektivitas adalah sebagian besar tingkat kelekatan output

yang dicapai dengan ouput yang diharapkan dari sejumlah input.

Dari pengertian beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas

merupakan seberapa jauh tingkat tercapainya suatu target yang telah ditentukan

sebelumnya.

2.1.4 Efisiensi

Kata efisien berasal dari bahasa latin efficere yang berarti menghasilkan,

mengadakan, menjadikan. Pengertian efisiensi menurut Mulyamah (1987:3) yaitu

efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan

masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataan lain penggunaan

yang sebenarnya. Sedangkan menurut Malayu (2003) yaitu efisiensi adalah

perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara

keuntungan dengan sumber- sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil

optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain

hubungan antara apa yang telah diselesaikan. Ada juga Halim (2004) yang

menjelaskan bahwa efisiensi adalah pengukur besarnya biaya pemungutan yang

digunakan terhadap realisasi penerimaan.

2.1.5 Kontribusi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kontribusi merupakan

sumbangan; sedangkan menurut Kamus Ekonomi kontribusi adalah suatu yang


18

diberikan bersama dengan pihak lain dengan tujuan biaya, atau kerugian tertentu

atau bersama. Analisis kontribusi pajak daerah merupakan analisis yang digunakan

untuk mengetahui besar kontribusi atau sumbangsih dari perolehan pajak daerah

terhadap pendapatan asli daerah Kota Malang. Perhitungan analisis ini

mengindikasikan besar kecilnya peran pajak terhadap pendapatan asli daerah,

semakin tinggi rasio yang diperoleh berarti semakin besar pula kontribusi pajak

daerah terhadap PAD begitu pula sebaliknya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Judul Metode
No dan Tahun Hasil Penelitian
Penelitian Analisis
Penelitian
1. Nita Atika (2019) Analisis Penelitian 1. Kontribusi Pajak Daerah
Kontribusi dan Deskriptif berkritria baik dengan rata-rata
Efektivitas Kuantitatif sebesar 42,40%;
Pendapatan 2. Efektivitas Pajak Daerah
Asli Daerah berkritria sangat efektif dengan
Kota rata-rata sebesar 98,16%;
Bukittinggi 3. Kontribusi Pajak Daerah
Tahun 2011- berkritria sedang dengan rata-
2018 rata sebesar 23,98%;
4. Efektivitas Kontribusi Daerah
berkritria sangat efektif dengan
rata-rata sebesar 99,52%;
2. Muhamad Iqbal Analisis Penelitian 1. Efektivitas Pajak Daerah
(2019) Efektifitas dan Deskriptif menunjukkan rata rata melebihi
Kontribusi Kuantitatif 100%;
Potensi Daerah 2. Kontribusi Pajak daerah terendah
Sebagai pada pajak air bawah tanah
Sumber sebesar 0,20% dan tertinggi
Pendapatan sebesar 30,42 pada BPHTB;
Asli Daerah Di 3. Kontribusi pajak daerah terhadap
Kota Malang PAD dari tahun 2012-2016
19

Tahun 2012- tertinggi sebesar 78% pada tahun


2016 2016 dan tetrendah sebesar 69%
pada tahun 2012.
3. Ummu Kalsum Analisis Penelitian 1. Pajak Restoran Tahun 2016-
Ismanura (2019) Efektvitas Dan Deskriptif 2018 berkriteria sangat efektif;
Kontribusi Kualitatif 2. Pajak Hotel Tahun 2017-2019
Pajak Daerah berkriteria sangat efektif;
Dan Retribusi 3. Retribusi Daerah berkriteria
Daerah sangat efektif;
Terhadap 4. Kontribusi pendapatan pajak
Pendapatan hotel 2016-2018 berkriteria
Asli Daerah sangat kurang;
Kabupaten 5. Kontribusi pendapatan pajak
Malang hotel 2016-2018 berkriteria
sangat kurang;
6. Kontribusi pendapatan retribusi
daerah 2016-2018 berkriteria
sangat kurang.

4. Afni Nooraini Analisis Penelitian 1. Efektivitas Pajak Daerah


(2018) Efektivitas Dan Deskriptif tertinggi pada tahun 2012
Kontribusi Kuantitatif sebesar 130,24% dan terendah
Pajak Daerah pada tahun 2017 sebesar
Sebagai 107,41%;
Sumber 2. Kontribusi Pajak Daerah
Pendapatan tertinggi pada tahun 2012
Asli Daerah sebesar 157,36% dan terendah
Kota Batu pada tahun 2013 sebesar 75,15%.
5. Muliani (2019) Analisis Analisis 1. Efektivitas PAD rata-rata dari
Efektivitas dan Deskriptif tahun 2008-2017 sebesar 75,8%
Kontribusi Kuantitatif dengan kriteria kurang efektif;
Pajak serta 2. Rata-rata kontribusi pajak dari
Retribusi tahun 2008 sampai dengan tahun
Daerah 2017 sebesar 14,9% serta untuk
terhadap kontribusi retribusi daerah
Pendapatan terhadap Pendapatan Asli Daerah
Asli Di Daerah terendah pada tahun 2008 dan
Kabupaten 2017 sebesar 11,3%.
Aceh Timur
6. Ave Ceriti Sinjal Analisis Penelitian 1. Efektivitas penerimaan pajak
(2018) Efektivitas Dan Deskriptif penerangan jalan tahun 2016-
Kontribus 2018 berkriteria sangat efektif;
20

Penerimaan 2. Kontribusi pajak penerangan


Pajak jalan terhadap pajak daerah
Penerangan tahun 2016-2018 berfluktuatif
Jalan Di dengan kategori sedang.
Kabupaten
Minahasa
Sumber: Kompilasi dari berbagai sumber.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Badan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Malang dan Badan Pendapatan Daerah Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Dan

objek penelitian ini adalah data dari Pendapatan Asli Daerah Kota Malang

khususnya pada bagian data Penerimaan Pajak Daerah. Fokus penelitian adalah

menganalisis Efektifitas, Efisiensi dan Kontribusi Pajak Daerah terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kota Malang dari 2015 sampai 2019.

3.2 Jenis Penelitian

Penilitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian

deskriptif diartikan sebagai suatu metode yang menggambarkan karakteristik suatu

populasi atau fenomena tertentu dalam suatu periode. Analisis kuantitatif

merupakan metode analisis dengan melakukan perhitungan terhadap data yang

bersifat pembuktian dari masalah. Sehingga penelitian ini bersifat memberikan

gambaran umum, serta memberikan analisisnya secara Numerik (berupa angka)

yang kemudian dapat dianalisa, serta diolah dengan metode statistika tertentu yang

kemudian diinterpretasikan dalam bentuk analisa secara uraian.

3.3 Sumber Data dan Data Yang Dibutuhkan

Data merupakan informasi yang didapat melalui pengukuran tertentu yang

akan digunakan untuk landasan dalam menyusun argumen logis menjadi sebuah

fakta. Data yang akan di gunakan serta di analisis dalam penelitian ini merupakan

data sekunder. Dan data ini diperoleh dari Badan Pengelolaan Keangan dan Aset

21
22

Daerah (BPKAD) dan Badan Pendapatan Daerah Kota Malang dari tahun 2015

hingga 2019. Sedangkan data yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

1. Data Pendapatan Asli Daerah Kota Malang tahun 2015 hingga tahun 2019.

2. Data pajak daerah Kota Malang tahun 2015 sampai 2019.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi

dan wawancara.

a. Dokumentasi yang merupakan teknik pengumpulan data sekunder melalui

bahan-bahan tertulis baik dalam bentuk gambar, foto, peraturan-peraturan serta

dokumen (elektronik) yang digunakan dari hasil permintaan peneliti (Fuad dan

Nugroho, 2014). Kegiatan dokumentasi pada penelitian kali ini yaitu

melakukan studi dokumen pada laporan realisasi pajak daerah serta laporan

pendapatan asli daerah di Badan Pendapatan Kota Malang. Kemudian juga

melakukan penelusuran peratura perundang-undangan yang berlaku serta

berhubungan dengan penelitian ini.

b. Wawancara merupakan percakapan dan tanya jawab yang diarahkan guna

memperoleh tujuan ataupun informasi tertentu. Wawancara ini bertujuan untuk

memperoleh pengetahuan mengenai makna-makna subjektif yang dipahami

peneliti berkenaan dengan topik yang diteliti (Banister dkk, 1998).


23

3.5 Teknik Analisis Data

Untuk memperoleh kesimpulan peneliti dalam melakukan pengolahan data

yang diperoleh dalam bentuk :

1. Data Kualitatif, merupakan data yang berbentuk uraian kata-kata yang

diperoleh, dianalisis dan kemudian ditarik kesimpulan dengan cara

membandingkannya dengan teori dan pikiran logis..

2. Data Kuantitatif, yaitu informasi yang berbentuk angka yang dikumpulkan dan

kemudian diambil kesimpulan dengan cara membandingkan antara data serta

informasi yang satu dengan lainnya dan dengan perhitungan yang bersifat

kuantitatif. Adapun teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu :

1. Analisis Efektivitas, merupaka hubungan antara realisasi penerimaan pajak

daerah terhadap target penerimaan pajak daerah, Efektivitas pajak daerah akan

menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam melakukan pengumpulan

pajak daerah sesuai dengan jumlah penerimaan pajak daerah yang telah

ditargetkan. Analisis ini digunakan untuk melakukan analisa seberapa efektif

penerimaan pajak daerah dibandingkan dengan tagetnya. Besarnya Efektivitas

dapat diukur menggunakan rumus (Halim, 2004) yaitu:

Efektivitas = Realisasi Penerimaan Pajak Daerah X 100 %


Target Penerimaan Pajak Daerah
24

Kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian efektivitas pajak daerah

ada pada Tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1
Kriteria Rasio Efektivitas Pajak Daerah Daerah
Rasio Efektivitas Kriteria
> 100,00 % ” Sangat Efektif
> 90,00 % - 100,00 % Efektif
> 80,00 % - 90,00 % ” Cukup Efektif
> 60,00 % - 80,00 % ” Kurang Efektif
< 60,00 % Tidak Efektif

Sumber : Depdagri, Kepmendagri No.690.900.327.

Dengan analisis ini kita akan mendapatkan seberapa besar efektivitas pajak

daerah, yang diperoleh melalui perbandingan hasil analisis tersebut pada tahun

2015 hingga tahun 2019, sehingga dapat diketahui tingka efektivitas pajak

daerah tiap tahunnya.

2. Analisis Efisiensi, merupaka hubungan antara biaya pemungutan pajak daerah

dengan realisasi penerimaan pajak daerah, Efisiensi pajak daerah akan

menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam mengeluarkan biaya

untuk memperoleh penerimaan pajak daerah. Besarnya Efisiensi dapat diukur

menggunakan rumus (Halim, 2004) yaitu:

Efisiensi = Biaya Pemungutan Pajak Daerah X 100 %


Realisasi Penerimaan Pajak Daerah

Dengan analisis ini kita akan mendapatkan seberapa besar efisiensi biaya

dalam memperoleh pajak daerah, yang diperoleh melalui perbandingan hasil

analisis tersebut pada tahun 2015 hingga tahun 2019, sehingga dapat diketahui

tingka efesiensi pengumpulan pajak daerah tiap tahunnya. Kriteria yang


25

digunakan dalam menilai efisiensi pajak daerah adalah pengelolaan pajak

daerah dapat dikatakan secara efisien apabila rasio efisiensi atau rasio biaya

pemungutan tidak melebihi 5% (Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 35

Tahun 2002).

3. Analisis Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah, adalah

analisis yang digunakan guna mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat

disumbangkan dari perolehan pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah

Kota Malang. Rumus perhitungan yang digunakan untuk melakukan

perhitungan kontribusi adalah dengan menghitung presentase (Muda, 2017)

sebagai berikut:

Kontribusi = ∑realisasi penerimaan pajak daerah X 100 %


∑realisasi penerimaan PAD
Kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian kontribusi pajak daerah

terhadap Pendapatan Asli Daerah ada pada Tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2
Kriteria Rasio Kontribusi Pajak Daerah
Prosentase Kriteria
0% - 10 % Sangat Kurang
10% - 20 % Kurang
20% - 30 % Sedang
30% - 40 % Cukup Baik
40% - 50% Baik
Diatas 50 % Sangat Baik
Sumber : Depdagri, Kepmendagri No.690.900.327.

Dengan analisis ini kita akan mengetahui seberapa besar kontribusi pajak

daerah sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Malang.


DAFTAR PUSTAKA

Atika. (2018). "Analisis Kontribusi dan Efektivitas Pendapatan Asli Daerah Kota
Bukittinggi Tahun 2011-2018". Jurnal Ecogen.
Badan Pusat Statistik (BPS). Provinsi Jawa timur, Kota Malang Dalam Angka
2019.
Davey, KJ. 1988. Pembiayaan Pemerintah Daerah: Praktek-Praktek
Internasional dan Relevansinya bagi Dunia Ketiga. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Fuad, Anis dan Kandung Sapto Nugroho. 2014. Panduan praktis penelitian
kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Halim, Abdul. 2004. Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Hanif Nurcholis.2007. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi
Daerah. Jakarta: Grasindo.
Hasibuan, Malayu. S.P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Hidayat. 1986. Teori Efektifitas Dalam Kinerja Karyawan. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Iqbal, Muhammad. (2019). "Analisis Efektifitas dan Kontribusi Potensi Daerah
Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah Di Kota Malang Tahun
2012-2016". Malang.
John, Schemerhon. 1986. Teori Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan.
Jakarta: Bumi Aksara.
MacMillan Cheema G. Shabbir & Dennis A. Rondonelli. 1983.
Decentralization and Development Policy Implementation in
Developing Countries. Beverly Hills: Sage Publications Conyer.
Mardiasmo. (2002). Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi
Offset. Mardiasmo. (2018). Perpajakan. Yogyakarta: Andi Offset.
Muda, Y. M. (2017). "Ectiveness Of Potential Tax Region As The Real Local
Revenue Sources In Riau Coastal Area". Journal Economic Research.
Muliani. (2019). "Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak serta Retribusi
Daerah terhadap Pendapatan Asli Di Daerah Kabupaten Aceh Timur
". Aceh.
Mulyamah. 1987. Manajemen Perubahan. Jakarta: Yudhistira.
Nooraini, Afni. (2018). "Analisis Efektivitas Dan Kontribusi Pajak Daerah
Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Batu ". Skripsi,
Universitas Islam Malang.

26
27

Puspitasari, E. R. (2014). "Analisis Efektivitas, Efisiensi, Dan Kontribusi


Pajak Dan Retribusi Daerah Terhadap Pad Kabupaten Blora
Tahun 2009-2013". Skripsi, Universitas Diponegoro Semarang.
Retrieved From Http://Literaturbook.Blogspot.Com/2014/12/Pengertian-
Efektivitas-Dan- Landasan.Html
Republik Indonesia.Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpakan.
Republik Indonesia.Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Republik Indonesia.Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah.
Republik Indonesia. Undang- undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Pajak
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Republik Indonesia. Undang- undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah.
Saksono, Prasetyo Budi. 1984. Efektivitas Prinsip Organisasi. Jakarta: Balai Buku
Indonesia.
Siahaan, Marihot Pahala (2013). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Edisi Revisi,
Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Sinjal. (2018). "Analisis Efektivitas Dan Kontribus Penerimaan Pajak Penerangan
Jalan Di Kabupaten Minahasa ". Minahasa.
Sri Handoko P. (2013). "Analisis Tingkat Efektivitas Pajak Daerah Sebagai Sumber
Pendapatan Asli Daerah Kota Pontianak". Jurnal Ilmiah.
Yani, A. (2008). Hubungan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat Dan Daerah Di Indonesia. Jakarta: Pt Rajagrafindo
Persada.
Zainuddin. (2016). "Efektivitas, Efisiensi Dan Kontribusi Pajak Daerah Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Provinsi Maluku Utara". Jurnal Ilmu
Ekonomi & Sosial.
Zain, M. 2003. Himpunan Undang-Undang Perpajakan 2002. Bandung: Citra
Aditya Bakti
Zuraida, I. (2012). Teknik Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Pajak
Daerah Dan Retribusi Daerah. Jakarta: Sinar Grafika.
Lampiran - Lampiran

Lampiran 1 : Judul Outline 1


OUTLINE PROPOSAL SKRIPSI
NAMA : MUHAMMAD RIZKY FATCHUROZY
NIM : 1642520022
PROGRAM STUDI : D4 AKUNTANSI MANAJEMEN
KELAS : 4-G
BIDANG KAJIAN : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
NOMOR URUT :

JUDUL
ANALISIS EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH
TERHADAP PAD KOTA MALANG TAHUN 2015-2019
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
- Kondisi daerah kota malang dalam realisasi penerimaan daerah berupa
pajak daerah;
- Kemampuan pemerintah kota malang dalam meningkatkan PAD;
- Efektivitas dan efisiensi penerimaan pajak daerah pada pemerintah kota
malang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah tingkat pencapaian pungutan Pajak Daerah di Kota Malang tahun
2015-2019 sudah efektif?
2. Apakah tingkat pencapaian pungutan Pajak Daerah di Kota Malang tahun
2015-2019 sudah efisien?
3. Apakah Pajak Daerah berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah di
Kota Malang tahun 2015-2019?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat pencapaian pungutan Pajak Daerah di Kota
Malang tahun 2015-2019 sudah efektif.
2. Untuk mengetahui tingkat pencapaian pungutan Pajak Daerah di Kota
Malang tahun 2015-2019 sudah efisien.

28
29

3. Untuk mengetahui apakah Pajak Daerah berkontribusi terhadap Pendapatan


Asli Daerah di Kota Malang tahun 2015-2020.

BAB II. KAJIAN TEORI


2.1 Otonomi Daerah
2.2 Tujuan Otonomi Daerah
2.3 Pendapatan Asli Daerah
2.4 Pajak Daerah
2.4.1 Pengertian Pajak Daerah
2.4.2 Tarif Pajak Daerah
2.4.3 Sistem Pemungutan Pajak
2.5 Efektivitas
2.5.1 Eefektivitas Pajak Daerah
2.6 Efisiensi
2.6.1 Efisiensi Pajak Daerah
2.7 Penelitian Terdahulu
2.8 Kerangka Pemikiran

EFEKTIVITAS

PENDAPATAN ASLI
EFISIENSI
DAERAH

KONTRIBUSI

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data yang berisi data deret berkala (time series) selama lima tahun yaitu dari tahun
2015-2019. Data ini berupa data anggaran pendapatan dan realisasi pendapatan
daerah.
30

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi, yang berarti mencari, mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, dokumen, transkip, dan
sebagainya. Serta melakukan wawancara dan observasi apabila memungkinkan
dikondisi pandemi.
3.3 Data yang Dibutuhkan
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut
berupa:
a. Data target anggaran pendapatan Pajak Daerah Kota Malang tahun 2015-
2019;
b. Data realisasi anggaran pendapatan Pajak Daerah Kota Malang tahun 2015-
2019;
c. Data realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Malang tahun
2015-2019.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel


3.4.1 Variabel Penelitian
3.4.2 Definisi Operasional Variabel
3.5 Mekanisme Penelitian/Analisis Data
3.4.1 Analisis Deskriptif Kuantitatif
3.4.2 Analisis Efektivitas Pajak Daerah
3.4.3 Analisis Efisiensi Pajak Daerah
3.4.4 Analisis Kontribusi
31

Lampiran 2 : Rekomendasi Pembuatan Proposal Skripsi


REKOMENDASI PEMBUATAN PROPOSAL SKRIPSI

Nama : Muhammad Rizky Fatchurozy


NIM : 1642520022
Jurusan/Prodi : AKUNTANSI / DIV - AKUNTANSI MANAJEMEN
Mahasiswa tersebut di atas sudah mengikuti Konsultasi Outline Proposal:

PADA TANGGAL : 13 November 2020

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS EFEKTIVITAS, EFISIENSI DAN


KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA
MALANG TAHUN 2015-2019.

BIDANG KAJIAN : Akuntansi Sektor Publik

Dan dinyatakan JUDUL SKRIPSI DIATAS DIREKOMENDASI.

Dari hasil tersebut maka mahasiswa dapat memulai membuat Proposal Skripsi
Mengetahui, Malang,

Koordinator Seleksi Judul Penyeleksi Judul

_____________________ _____________________
NIP. NIP.

Menyetujui,
Ketua Jurusan Akuntansi

DR. Dra. Kurnia Ekasari, MM, CA., Ak, CSRS., CSRA.


NIP. 19660214 199003 2 002
32

Lampiran 3: Lembar Revisi Proposal Penguji 1


33

Lampiran 4 : Lembar Revisi Proposal Penguji 2

Anda mungkin juga menyukai