Diajukan Oleh :
i
ii
ii
DAFTAR ISI
2.1.5 Kontribusi..................................................................................... 18
iii
iv
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Realisasi dan Target Penerimaan Pajak Daerah Kota Malang .............. 5
DAFTAR LAMPIRAN
Judul 1
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan pada tingkat nasional maupun daerah saat ini dilakukan guna
beriringan dengan cita-cita bangsa Indonesia itu sendiri yang tertuang dalam
umum”, oleh karena itu pembangunan yang ada di daerah khususnya merupakan
sendiri diharapkan agar tiap daerah dapat melakukan pengelolaan potensi daerah
masyarakat.
dalam mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi
dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanjan daerah yang disusun secara
1
2
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
d. Lain-lain PAD yang sah (meliputi hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak
dipisahkan; jasa giro; pendapatan bunga; keuntungan selisish nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing; dan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai
akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah)
pemerintah daerah sejak adanya sistem otonomi daerah ini, sehingga setiap
sumber Pendapatan Asli Daerahnya, dikarenakan PAD menjadi salah satu indikator
daerah. Ketika semakin tinggi PAD maka semakin tinggi pula kemampuan
mandiri. Hal ini juga dapat membuktikan bahwa sebenarnya pemerintah daerah
telah berhasil melaksanakan otonomi daerah. Demikian pula sebaliknya, jika PAD
Salah satu bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pajak daerah.
Retribusi Daerah, dapat dijelaskan berikut ini “Pajak Daerah yang selanjutnya
disebut pajak ialah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan
memperoleh persetujuan dari DPRD dan tidak boleh bertentangan dengan pajak
Pemerintah Pusat.
Begitu pula dengan Kota Malang yang merupakan salah satu Kota di
Provinsi Jawa Timur, juga diberikan kewenangan sendiri untuk mengatur dan
sebagai kota pendidikan karena ada banyak perguruan tinggi, kota pariwisata
karena di kelilingi bukit dan gunung dengan alam yang indah, kota seni karena
memiliki seni yang khas dari tarian hingga pertunjukan. Sehingga untuk
menggali, mengelola dan memaksimalkan segala potensi sumber daya yang ada di
Kota Malang.
hasil alamnya sedikit dan lahan untuk pertanian kian tahun semakin berkurang.
Oleh karena itu ekonomi di Kota Malang ditunjang dari sektor sekunder seperti
sendiri memiliki udara yang sejuk karena berada di dataran tinggi dan menjadi
penghubung akses untuk wisatawan dari luar Malang yang ingin berwisata ke Kota
Batu atau Kabupaten Malang karena Kota Malang menjadi jalan alternatif
wisatawan dari luar Malang Raya, sehingga juga banyak dijumpai penginapan
seperti hotel, guest house, rumah singgah dan ragam kuliner yang menarik
wisatawan untuk singgah, hal inilah yang menjadi keunggulan tersendriri yang
Disamping itu Kota Malang juga sebagai kota pelajar, dimana banyak
ditemui kampus negeri maupun swasta, dimana tiap tahunnya mampu memberi
daya tarik lebih bagi ribuan mahasiswa dari berbagai daerah untuk menempuh
pendidikan. Ini juga menjadi sebuah potensi untuk Kota Malang dimana akan
papan bahkan akhir-akhir ini juga wisata kuliner dan tempat kumpul seperti kafe
juga sangat diminati baik kalangan pelajar dan wisatawan. Ini menjadi peluang
sendiri melakukan penetapan pajak daerahnya berasal dari pajak hotel, pajak
restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak parkir, dan
pajak air tanah. Hal tersebut diatur dalam Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2015
tentang Pajak Daerah. Berikut Tabel 1.1 yang memberikan penjabaran target pajak
Tabel 1.1
Realisasi dan Target Penerimaan Pajak Daerah Kota Malang Tahun 2015-
2019
Sumber: Data Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Malang 2015-2019 (data
diolah)
Dari tabel 1.1 Dapat dilihat bahwa selama lima tahun terakhir bahwa padan
2019 tingkat realisasi pajak daerhanya tidak mencapai target yang telah dibuat
pemerintah daerah Kota Malang. Sedangkat 4 tahun berturut mulai dari 2015 hingga
2018 mampu melampaui target, hal ini juga mengindikasikan bahwa potensi pajak
daerah di Kota Malang sudah terserap secara baik hanya memang diperlukan
langkah atau terobosan agar target yang ditetapkan tetap bisa terlampaui setiap
Kota Malang. Dalam desentralisasi atau otonomi daerah apakah Kota Malang sudah
pajak daerah dan seberapa besar efektivitas, efisiensi dan kontribusi pajak daerah
dan terarah, serta tidak mencakup ruang lingkup yang terlalu luas melebihi masalah
Malang.
7
2. Periode penelitian yang digunakan adalah selama lima tahun yaitu mulai
pungutan pajak daerah sebagai sumber pendapatan asli daerah Kota Malang.
perpajakan dan dapat melatih dalam menerapkan teori yang telah diperoleh
selama kuliah.
Malang.
8
1. Desentralisasi
2. Otonomi Daerah
Nurcholis, 2007)
4. Pajak Daerah
dalam Peraturan Daerah dan para pembayar pajak (Wajib Pajak) tidak
2013, p. 105)
9
BAB II
KAJIAN TEORI
Daerah disebutkan bahwa pendapatan daerah merupakan segala hak daerah yang
dapat diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam suatu periode tertentu.
keuangan antara pusat dan daerah pasal 1 angka 18 disebutkan bahwa “pendapatan
2009 disebutkan bahwa pendapatan asli daerah yang merupakan sumber keuangan
daerah yang diperoleh dari wilayah daerah yang bersangkutan dan terdiri dari hasil
pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dalam Peratran Daerah, dan para wajib pajak tidak menerima imbalan secara
langsung dari pemerintahan daerah. Contoh pajak daerah yang terdapat pada
Pemerintah Kota Malang adalah pajak hotel, pajak hiburan, pajak reklame,
9
10
orang pribadi maupun badan. Retribusi daerah ini sendiri juga diharapkan
dari retribusi daerah itu sendiri adalah retribusi parkir, retribusi pasar,
satu sumber pendapatan asli daerah. Hasil dari pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan seperti bagian laba atas penyertaan modal perusahaan milik
diperoleh pemerintah selain dari tiga jenis pendapatan yang telah disebutkan
diatas. Pendapatan ini bisa berupa, hasil kekayaan daerah yang dipisahkan,
jasa giro, pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti rugi daerah, dan
lain sebagainya.
dari penerimaan daerah salah satunya merupakan pajak daerah. Semakin besar nilai
dari penerimaan daerah maka semakin besar pula kemampuan pemerintah daerah
11
diperoleh suatu daerah lebih kecil maka kemampuan pemerintah untuk mengelola
semakin kecil dan pemerintah daerah akan memiliki ketergantungan yang kuat
dari besar atau kecilnya penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang diterima oleh
pemerintah daerah.
keempat tas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 mengenai ketentuan umum dan
tatacara perpajakan yang terdapat pada pasal 1 ayat 1 berbunyi pajak merupakan
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat
kemakmuran rakyat.
Menurut pendapat dari Muhamad Zain dan Dodo Syarif Hidayat (2002 :
370) menyatakan bahwa “Pajak Daerah yang selanjutnya disebut pajak, merupakan
iuran wajib yang dilakukan orang pribadi ataupun badan kepada daerah tanpa
dipaksakan berdasarkan peraturan yang berlaku, serta hasil dari pemungutan pajak
merupakan iuran wajib yang dilakukan oleh pemerintah yang akan dilimpahkan
kepada orang pribadi maupun badan tanpa memperoleh imbalan secara langsung
dipungut dan dikeolola oleh suatu daerah dan pelaksanaannya diatur oleh peraturan
daerah yang hasil pajaknya digunakan pembiayaan rutin untuk pengeluaran dan
Beberapa kriteri yang harus dipenuhi sebagai suatu potensi pendapatan yang
nantinya dapat digunakan sebagai objek pengenaan pajak daerah adalah sebagai
dikeluarkan.
pada kepekaan masyarakat mengenai pajak dan nilai yang berlaku disuatu daerah
tersebut.
terdiri dari :
e. Pajak Rokok.
a. Pajak Hotel
Pajak Hotel merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah atas
b. Pajak Restoran
yang disediakan oleh restoran. Restoran adalah bangunan atau tempat yang
c. Pajak Hiburan
14
kegiatan tersebut.
d. Pajak Reklame
Pajak Reklame adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah atas
bentuk susunan dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial yang
memuji, dan menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau
Pajak Penerangan Jalan adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
f. Pajak Parkir
Pajak Parkir adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah atas
Pajak Air Tahah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah atas
pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah. Air Tanah adalah air yang
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak yang
Merupakan pajak atas perolehan hak atas tanah dan bangunan. Perolehan
hak atas tanah dan bangunan sendiri adalah sebuah perbuatan hukum yang
pemerintah Kota Malang, setiap daerah memang memiliki jenis pajak daerah yang
berbeda hal ini dikarenakan potensi suatu daerah yang berbeda juga sehingga
perlu adanya kesesuaian dengan potensi yang dimiliki daerah serta sesuai dengan
Malang tidak memiliki potensi sarang walet yang memadai sehingga pajak daerah
atas sarang walet tidak dicantumkan sebagai pajak daerah di Kota Malang.
dari Wajib Pajak. Beberapa poin yang menghambat pemungutan pajak daerah
melalui pajak daerahnya sering kali memiliki hambatan yang bisa memberikan
2.1.3 Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahas Inggris yaitu effective yang berarti berhasil
atau sesuatu yang dilakukan berhasil. Sedangkan menurut kamus ilmiah populer
ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang
telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi
17
pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran
atau seharusnya (OA) dengan output realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA)
> (OS) disebut efektif. Adapula pengertian efektivitas menurut Prasetyo Budi
Saksono (1984) yaitu efektivitas adalah sebagian besar tingkat kelekatan output
merupakan seberapa jauh tingkat tercapainya suatu target yang telah ditentukan
sebelumnya.
2.1.4 Efisiensi
Kata efisien berasal dari bahasa latin efficere yang berarti menghasilkan,
perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara
keuntungan dengan sumber- sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil
optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain
hubungan antara apa yang telah diselesaikan. Ada juga Halim (2004) yang
2.1.5 Kontribusi
diberikan bersama dengan pihak lain dengan tujuan biaya, atau kerugian tertentu
atau bersama. Analisis kontribusi pajak daerah merupakan analisis yang digunakan
untuk mengetahui besar kontribusi atau sumbangsih dari perolehan pajak daerah
semakin tinggi rasio yang diperoleh berarti semakin besar pula kontribusi pajak
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Judul Metode
No dan Tahun Hasil Penelitian
Penelitian Analisis
Penelitian
1. Nita Atika (2019) Analisis Penelitian 1. Kontribusi Pajak Daerah
Kontribusi dan Deskriptif berkritria baik dengan rata-rata
Efektivitas Kuantitatif sebesar 42,40%;
Pendapatan 2. Efektivitas Pajak Daerah
Asli Daerah berkritria sangat efektif dengan
Kota rata-rata sebesar 98,16%;
Bukittinggi 3. Kontribusi Pajak Daerah
Tahun 2011- berkritria sedang dengan rata-
2018 rata sebesar 23,98%;
4. Efektivitas Kontribusi Daerah
berkritria sangat efektif dengan
rata-rata sebesar 99,52%;
2. Muhamad Iqbal Analisis Penelitian 1. Efektivitas Pajak Daerah
(2019) Efektifitas dan Deskriptif menunjukkan rata rata melebihi
Kontribusi Kuantitatif 100%;
Potensi Daerah 2. Kontribusi Pajak daerah terendah
Sebagai pada pajak air bawah tanah
Sumber sebesar 0,20% dan tertinggi
Pendapatan sebesar 30,42 pada BPHTB;
Asli Daerah Di 3. Kontribusi pajak daerah terhadap
Kota Malang PAD dari tahun 2012-2016
19
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada Badan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Malang dan Badan Pendapatan Daerah Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Dan
objek penelitian ini adalah data dari Pendapatan Asli Daerah Kota Malang
khususnya pada bagian data Penerimaan Pajak Daerah. Fokus penelitian adalah
yang kemudian dapat dianalisa, serta diolah dengan metode statistika tertentu yang
akan digunakan untuk landasan dalam menyusun argumen logis menjadi sebuah
fakta. Data yang akan di gunakan serta di analisis dalam penelitian ini merupakan
data sekunder. Dan data ini diperoleh dari Badan Pengelolaan Keangan dan Aset
21
22
Daerah (BPKAD) dan Badan Pendapatan Daerah Kota Malang dari tahun 2015
hingga 2019. Sedangkan data yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
1. Data Pendapatan Asli Daerah Kota Malang tahun 2015 hingga tahun 2019.
dan wawancara.
dokumen (elektronik) yang digunakan dari hasil permintaan peneliti (Fuad dan
melakukan studi dokumen pada laporan realisasi pajak daerah serta laporan
2. Data Kuantitatif, yaitu informasi yang berbentuk angka yang dikumpulkan dan
informasi yang satu dengan lainnya dan dengan perhitungan yang bersifat
kuantitatif. Adapun teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu :
daerah terhadap target penerimaan pajak daerah, Efektivitas pajak daerah akan
pajak daerah sesuai dengan jumlah penerimaan pajak daerah yang telah
Tabel 3.1
Kriteria Rasio Efektivitas Pajak Daerah Daerah
Rasio Efektivitas Kriteria
> 100,00 % ” Sangat Efektif
> 90,00 % - 100,00 % Efektif
> 80,00 % - 90,00 % ” Cukup Efektif
> 60,00 % - 80,00 % ” Kurang Efektif
< 60,00 % Tidak Efektif
Dengan analisis ini kita akan mendapatkan seberapa besar efektivitas pajak
daerah, yang diperoleh melalui perbandingan hasil analisis tersebut pada tahun
2015 hingga tahun 2019, sehingga dapat diketahui tingka efektivitas pajak
Dengan analisis ini kita akan mendapatkan seberapa besar efisiensi biaya
analisis tersebut pada tahun 2015 hingga tahun 2019, sehingga dapat diketahui
daerah dapat dikatakan secara efisien apabila rasio efisiensi atau rasio biaya
Tahun 2002).
analisis yang digunakan guna mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Rasio Kontribusi Pajak Daerah
Prosentase Kriteria
0% - 10 % Sangat Kurang
10% - 20 % Kurang
20% - 30 % Sedang
30% - 40 % Cukup Baik
40% - 50% Baik
Diatas 50 % Sangat Baik
Sumber : Depdagri, Kepmendagri No.690.900.327.
Dengan analisis ini kita akan mengetahui seberapa besar kontribusi pajak
Atika. (2018). "Analisis Kontribusi dan Efektivitas Pendapatan Asli Daerah Kota
Bukittinggi Tahun 2011-2018". Jurnal Ecogen.
Badan Pusat Statistik (BPS). Provinsi Jawa timur, Kota Malang Dalam Angka
2019.
Davey, KJ. 1988. Pembiayaan Pemerintah Daerah: Praktek-Praktek
Internasional dan Relevansinya bagi Dunia Ketiga. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Fuad, Anis dan Kandung Sapto Nugroho. 2014. Panduan praktis penelitian
kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Halim, Abdul. 2004. Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Hanif Nurcholis.2007. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi
Daerah. Jakarta: Grasindo.
Hasibuan, Malayu. S.P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Hidayat. 1986. Teori Efektifitas Dalam Kinerja Karyawan. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Iqbal, Muhammad. (2019). "Analisis Efektifitas dan Kontribusi Potensi Daerah
Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah Di Kota Malang Tahun
2012-2016". Malang.
John, Schemerhon. 1986. Teori Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan.
Jakarta: Bumi Aksara.
MacMillan Cheema G. Shabbir & Dennis A. Rondonelli. 1983.
Decentralization and Development Policy Implementation in
Developing Countries. Beverly Hills: Sage Publications Conyer.
Mardiasmo. (2002). Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi
Offset. Mardiasmo. (2018). Perpajakan. Yogyakarta: Andi Offset.
Muda, Y. M. (2017). "Ectiveness Of Potential Tax Region As The Real Local
Revenue Sources In Riau Coastal Area". Journal Economic Research.
Muliani. (2019). "Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak serta Retribusi
Daerah terhadap Pendapatan Asli Di Daerah Kabupaten Aceh Timur
". Aceh.
Mulyamah. 1987. Manajemen Perubahan. Jakarta: Yudhistira.
Nooraini, Afni. (2018). "Analisis Efektivitas Dan Kontribusi Pajak Daerah
Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Batu ". Skripsi,
Universitas Islam Malang.
26
27
JUDUL
ANALISIS EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH
TERHADAP PAD KOTA MALANG TAHUN 2015-2019
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
- Kondisi daerah kota malang dalam realisasi penerimaan daerah berupa
pajak daerah;
- Kemampuan pemerintah kota malang dalam meningkatkan PAD;
- Efektivitas dan efisiensi penerimaan pajak daerah pada pemerintah kota
malang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah tingkat pencapaian pungutan Pajak Daerah di Kota Malang tahun
2015-2019 sudah efektif?
2. Apakah tingkat pencapaian pungutan Pajak Daerah di Kota Malang tahun
2015-2019 sudah efisien?
3. Apakah Pajak Daerah berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah di
Kota Malang tahun 2015-2019?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat pencapaian pungutan Pajak Daerah di Kota
Malang tahun 2015-2019 sudah efektif.
2. Untuk mengetahui tingkat pencapaian pungutan Pajak Daerah di Kota
Malang tahun 2015-2019 sudah efisien.
28
29
EFEKTIVITAS
PENDAPATAN ASLI
EFISIENSI
DAERAH
KONTRIBUSI
Dari hasil tersebut maka mahasiswa dapat memulai membuat Proposal Skripsi
Mengetahui, Malang,
_____________________ _____________________
NIP. NIP.
Menyetujui,
Ketua Jurusan Akuntansi