IKTISAR EKSEKUTIF
Dalam rangka mendorong terwujudnya tata kelola pemerintah yang baik, maka
Instansi Pemerintah diwajibkan untuk menyusun Laporan Kinerja yang merupakan salah satu
aspek penting yang harus diimplementasikan dalam manajemen pemerintahan. Pemerintah
Kabupaten Belitung Timur menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) sebagai
bentuk aplikasi dari penyelenggaraan pemerintah yang transparan dan akuntabel dan
memberikan gambaran tentang kinerja penyelenggaraan pemerintahan pada tahun 2022,
yang diformulasikan dari hasil kinerja Perangkat Daerah. Setiap Perangkat Daerah maupun
pemerintah dapat senantiasa melakukan perbaikan dalam mewujudkan praktek-praktek
Penyelenggaraan Pemerintah Yang Baik (GoodGovernance) dan meningkatkan kualitas
pelayanan publik untuk mewujudkan Reformasi Birokrasi. Penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan daerah di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2022 dilaksanakan dengan
mengacu pada Peraturan Daerah Belitung Timur Nomor 2 Tahun 2021 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Belitung Timur 2021-2026 telah
menetapkan 3 (tiga) misi, 8 (delapan) tujuan, dan 28 (dua puluh delapan indikator sasaran).
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2022 berpedoman pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan sebagai petunjuk teknis dalam
penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Belitung Timur adalah Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Pencapaian Realisasi Kinerja Sasaran Strategis Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2022 yang tersebar di dalam 89 (delapan puluh sembilan) Program Daerah dana
sebesar Rp. 349.235.287.380,00 terealisasi Rp 308.389.407.507,00 dengan capaian kinerja
anggaran 88,30% dari 17 (tujuh belas) Sasaran Strategis dalam Perjanjian Kinerja Pemerintah
Kabupaten Belitung Timur.
Demikian ikhtisar eksekutif Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2022 disusun, semoga dapat bermanfaat dan berguna bagi
pembangunan daerah dan negara menuju tata kelola Pemerintahan Yang Baik
(GoodGovernance).
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Maksud dan Tujuan ..................................................................................... 5
1.3. Ruang Lingkup ............................................................................................. 6
1.4. Gambaran Umum …………............................................................................. 6
1.4.1. Wilayah Administratif .................................................................. 6
1.4.2. Kependudukan ............................................................................. 7
1.4.3. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Belitung Timur ………………….. 10
1.4.4. Indeks Pembangunan Manusia .................................................... 11
1.4.5. Struktur Organisasi ...................................................................... 14
1.4.6. Kondisi Kepegawaian Daerah ....................................................... 16
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Ringkasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2021-2026……………………………………………………………. 19
2.1.1. Visi dan Misi Kabupaten Belitung Timur ..................................... 20
2.1.2. Tujuan dan Sasaran ..................................................................... 23
2.2. Perjanjian Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2021.......................... 26
Akuntabilitas adalah hal penting dan bukan merupakan hal yang mudah
untuk diterapkan secara langsung, butuh proses untuk melakukannya. Prinsip
akuntabilitas terkait erat dengan transparansi, masyarakat harus mengetahui
bagaimana aliran kebijakan berikut implementasinya serta dampak apa yang
diharapkan akan dicapai dari kebijakan-kebijakan yang diimplementasikan. Selain
itu masyarakat dapat meminta pertanggungjawaban pelaksana kebijakan apabila
terjadi penyimpangan dan ketidakselarasan, antara lain misalnya saja terjadi
ketidaksesuaian pelaksanaan pelayanan publik dengan yang telah diperjanjikan oleh
pemerintah. Pemerintahan yang akuntabel akan membawa dampak meningkatnya
kepercayaan masyarakat terhadap aparat pemerintahan selaku pelaksana dan
pembuat kebijakan. Sehingga dengan demikian, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah akan memperoleh dukungan lebih luas jika akuntabilitas pemerintah
diterima oleh masyarakat.
Pemerintah juga menjadi aktor utama dalam menjalankan fungsi-fungsi
pokok pemerintahan, yaitu regulation, empowerment, protection, dan public services
sehingga menjadi keharusan pemerintah untuk melakukan pengukuran Akuntabilitas.
Selain itu, sudah menjadi kewajiban pimpinan organisasi untuk
mempertangungjawabkan, mempertanggunggugatkan dan menjelaskan kinerja dan
atau tindakannya kepada pihak-pihak yang mempunyai hak untuk meminta jawaban
serta penjelasan atas hasil seluruh tindakannya.
Pertanggungjawaban kinerja birokrasi pemerintah daerah dilaksanakan
berdasarkan dua perspektif. Dalam perspektif administrasi, kinerja birokrasi
Luas wilayah Kabupaten Belitung Timur yang berupa daratan sebesar 2.506,91
km2 dibagi menjadi tujuh wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Dendang, Kecamatan
Simpang Pesak, Simpang Renggiang, Gantung, Damar, Manggar, dan Kelapa Kampit,
serta terbagi menjadi 39 (tiga puluh sembilan) Desa didalamnya. Pusat
pemerintahan berada di Kecamatan Manggar dengan luas 229 km2.
1.4.2 Kependudukkan
1.4.2.1 Jumlah dan Sebaran/Distribusi Penduduk
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2022
NO. LUAS JUMLAH KEPADATAN
KECAMATAN WILAYAH PENDUDUK PENDUDUK
(km2) (jiwa/ km2)
1 Manggar 229,00 39.812 173.85
2 Gantung 546,30 29.719 54.40
3 Dendang 362,20 10.798 44.38
4 Kelapa Kampit 498,50 19.204 38.52
5 Damar 236,90 13.434 56.71
6 Simpang Renggiang 390,70 7.634 19.54
7 Simpang Pesak 243,30 8.595 23.73
Jumlah 2.506,9 129.196 51.54
Sumber : Database Kementrian Dalam Negeri Tahun 2022 Semester II
Tabel 1.3
Rekapitulasi Jumlah Penduduk Bedasarkan Kelompok
Umur dan Jenis Kelamin
Tabel 1.5
Rekapitulasi Data Penduduk Bedasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin
Pendidikan Terakhir Laki – Laki Perempuan Jumlah
Penduduk
Tidak/Belum Sekolah 14.497 13.608 28.105
Belum Tamat SD/Sederajat 10.827 10.116 20.943
Tamat SD/Sederajat 17.033 17.123 34.156
SLTP/Sederajat 9.334 8.482 17.816
SLTA/Sederajat 11.826 10.049 21.875
Diploma I/II 254 524 778
Akademi/Diploma 698 951 1.649
III/Sarjana Muda
Diploma IV/Strata I 1.717 2.031 3.748
Strata II 74 47 121
Strata III 2 3 5
TOTAL 66.262 62.934 129.196
Sumber : Database Kementrian Dalam Negeri RI Semester II tahun 2022
Tabel 1.5
Jumlah Migrasi Neto Menurut Kecamatan Tahun 2022
WILAYAH Jumlah Jumlah Jumlah Selisih Angka
Penduduk Migrasi Migrasi Migrasi Migrasi
Pertengahan Masuk Keluar Netto
Tahun 2022
Manggar 39.812 1334 1214 120 3,01
Gantung 29.719 1319 732 587 19,75
Dendang 10.798 273 264 9 0,83
Kelapa Kampit 19.204 550 481 69 3,59
Damar 13.434 393 275 118 8.78
Simpang Renggiang 7.634 162 149 13 1,70
Simpang Pesak 8.595 197 208 -11 -1,27
Kab. Belitung Timur 129.196 4.228 3.323 905 36,39
Sumber : : Database Kementrian Dalam Negeri RI Semester II tahun 2022
Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa selisih antara migrasi keluar dari
Kabupaten Belitung Timur dan migrasi masuk ke Kabupaten Belitung Timur
pada tahun 2022 adalah sebanyak 905 jiwa.
Sumber : BPS Belitung Timur (Kabupaten Belitung Timur dalam angka Tahun 2023)
Sementara itu pada dimensi standar hidup layak dapat dilihat dari
pengeluaran per kapita. Pengeluaran per kapita Belitung Timur menjadi 12.357
juta rupiah per tahun di tahun 2022, artinya pengeluaran per kapita Kabupaten
Belitung timur meningkat dari 11.760 juta rupiah per tahun di Tahun 2021.
Tabel 1.8
Rata - rata lama sekolah Kabupaten Belitung Timur
Tabel 1.9
Susunan Organisasi Perangkat Daerah
Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
BUPATI
WAKIL BUPATI
SEKRETARIAT SEKRETARIAT
STAF AHLI
DAERAH DPRD
Tabel 1.10
Jumlah PNS per OPD di Lingkungan Pemkab Belitung Timur Desember 2022
PNS
No. Nama OPD Berdasarkan Jumlah
Jenis Kelamin
Pria Wanita
1 Sekretariat Daerah 50 38 88
2 Sekretariat DPRD 16 8 24
3 Inspektorat 26 23 49
4 BKPSDM 17 12 29
5 Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian 20 15 35
dan Pengembangan Daerah
6 Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan 28 17 45
Daerah
7 Dinas Pendidikan 27 17 44
8 Dinas Kesehatan, PPKB 25 36 61
9 Dinas Perikanan 17 12 29
10 Dinas Lingkungan Hidup 22 10 32
11 Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha kecil dan 11 16 27
Menengah
12 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 16 8 24
13 Dinas Perpustakaan 18 9 27
14 Dinas Kepemudaan dan Olahraga 23 1 24
15 Dinas Komunikasi dan Informatika 23 10 33
16 Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu 18 14 32
Satu Pintu dan Perdagangan
17 Dinas Pertanian dan Pangan 32 25 57
18 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 11 10 21
19 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Tata 25 10 35
Ruang
20 Dinas Perumahan Rakyat dan kawasan 11 4 15
Permukiman
21 Dinas Sosial, Pemberdayaan masyarakat dan 14 16 30
Desa
22 Dinas Perhubungan 15 6 21
23 Satuan Polisi Pamong Praja 26 1 27
24 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 9 1 10
25 Kecamatan Manggar 7 7 14
26 Kecamatan Gantung 11 2 13
27 Kecamatan Dendang 12 1 13
28 Kecamatan kelapa kampit 12 6 18
29 Kecamatan Damar 12 4 16
berkelanjutan. Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Belitung Timur Tahun 2021 – 2024
merupakan salah satu dasar bagi Pemerintah Daerah untuk menyusun kembali RPJMD
sebagai landasan dalam melaksanakan pembangunan dan pengembangan Kabupaten
Belitung Timur untuk lima tahun yang akan datang dengan turut memperhatikan dan
mempertimbangkan dinamika yang ada.
Sasaran adalah hasil atau kondisi yang diharapkan dari tercapainya suatu
tujuan. Rumusan sasaran dari Kabupaten Belitung Timur Tahun 2021 – 2026 berdasarkan
misi dan tujuan adalah sebagai berikut :
Tujuan I : Terwujudnya tata kelola ya g baik dan pemerintahan yang
bersih.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran – sasaran yang perlu
diwujudkan yaitu :
Meningkatnya kapasitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan pembangunan daerah ;
Meningkatnya kapasitas pengelolaan keuangan daerah ; dan
Meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah daerah.
Tujuan 2 : Terwujudnya pelayanan publik yang efektif dan efisien
Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pelayanan public;
Terwujudnya pelayanan publik berbasis elektronik
Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun
bersangkutan, tetapi kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun
sebelumnya yang juga menjadi target kinerja. Perjanjian Kinerja menyajikan Indikator Kinerja
Utama (IKU) yang menggambarkan hasil-hasil yang utama dan kondisi yang seharusnya, tanpa
mengesampingkan indikator lain yang relevan.
Penyusunan Perjanjian Kinerja Kabupaten Belitung Timur tahun 2022 mengacu pada
dokumen RPJMD Tahun 2021 - 2026, dokumen indikator kinerja utama Peraturan Bupati Belitung
Timur Nomor 40 Tahun 2021 tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2021 - 2026, dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun
2021, dan dokumen Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2021, serta dokumen
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2022. Tabel formulir Perjanjian Kinerja
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2022 sebagaimana terlampir pada dokumen ini dalam Lampiran
Tabel 2.1
Tabel Perjanjian Kinerja PerubahanTahun 2022
Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
1.1.1 Meningkatnya
kapasitas
perencanaan,
pengendalian Indeks
1 Persen 68.00 89.91 132.22
dan evaluasi Perencanaan
pelaksanaan
pembangunan 66.11
daerah
Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan
2 Status Tinggi N/A #VALUE!
Pemerintah (T)
Daerah (EKPPD)
1.1.2 Meningkatkan
kapasitas Indeks
pengelolaan 3 Pengelolaan Nilai 76.00 58.85 77.43 77.43
Keuangan Keuangan Daerah
Daerah
1.3.2 Meningkatnya
profesionalisme Indeks
Skors 1-
sumber daya 8 Profesionalisme 54.00 52.93 98.02 98.02
100
aparatur ASN
2.1.1 Meningkatnya
Persentase
kompetensi
tenaga kerja tenaga kerja yang
9 Persen 2.60 2.55 98.08
bersertifikat
kompetensi
127.04
Persentase
peningkatan
10 Persen 0.10 0.156 156.00
wirausaha baru
per tahun
2.1.2 Meningkatnya Nilai Investasi
Investasi tahunan berskala
Juta
11 nasional 367.382 1373.500 373.86 373.86
Rupiah
(PMA/PMDN)
Laju 174.15
Pertumbuhan
PDRB sektor
13 pertanian, Persen 3.70 1.38 37.30
kehutanan dan
perikanan
Laju
pertumbuhan
PRDB sektor
14 penyediaan Persen 3.40 8.35 245.59
akomodasi
makanan dan
minuman
2.2.2 Meningkatnya Indeks Daya Saing Nilai 1-5
daya saing 15 Daerah 1.61 2.53 157.14 157.14
daerah
3.1.1 Meningkatnya Angka harapan
akses dan Lama Sekolah
kualitas 16 Tahun 11.55 11.65 100.87
pelayanan 102.23
pendidikan
Rara-Rata Lama Tahun
17 Sekolah 8.37 8.67 103.58
3.1.2 Meningkatnya
akses dan
kualitas 18 Kabupaten Sehat Predikat Padapa 0 #VALUE!
kesehatan
masyarakat
3.2.1 Meningkatnya Proporsi
kualitas sarana penduduk/rumah
dan prasarana 19 tangga dengan Persen 95.57 87.19 91.23
wilayah akses terhadap
pelayanan dasar
Indeks
88.00
20 Infrastruktur Nilai 64.95 64.08 98.66
pekerjaan umum
Indeks Infra
struktur
21 Nilai 71.96 53.32 74.10
perumahan dan
permukiman
3.2.2 Meningkatnya Indeks Kualitas
Kualitas 22 Lingkungan Nilai 1-100 69.70 76.24 109.38
lingkungan hidup Hidup 104.69
Indeks Resiko
23 Angka 168.40 168.4 100.00
Bencana
3.3.1 Menurunnya Indeks
Tingkat 24 Kedalaman Angka 0.642 0.9 59.81
Kemiskinan Kemiskinan 70.53
Indeks Keparahan
25 Angka 0.16 0.19 81.25
Kemiskinan
3.3.2 Terwujudnya Proporsi Peserta
Pemerataan Jaminan
Perlindungan 26 Persen 96.50 98.45 102.02 98.17
Kesehatan
Jaminan Sosial melalui SJSN
Proporsi peserta
program Jaminan
27 Persen 84.85 78.47 92.48
sosial bidang
ketenagakerjaan
Persentase
penyandang
cacat fisik dan
mental, serta
28 Persen 100.00 100.00 100.00
lanjut usia tidak
potensial yang
telah menerima
jaminan sosial
Tabel 3.1-2
Persentase Kategori Pencapaian Indikator Kinerja
N Kategori Jumlah Indikator Persentase
o Kinerja
Misi I (8 Indikator Kinerja)
1 Sangat tinggi 6 21,42
2 Tinggi 1 3,57
3 Data belum tersedia 1 3,57
Tabel 3.1-3
Persentase capaian indikator
Jumlah
Capaian Persentase
Indikator
Sangat tinggi 21 75
Tinggi 2 7,14
Sedang 1 3,57
Rendah 1 3,57
𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑥 100%
𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡
Indikator bermakna negatif, artinya jika semakin besar realisasi berarti semakin
buruk kinerjanya, atau sebaliknya semakin kecil realisasi berarti semakin baik
kinerjanya. Indikator ini diukur dengan menggunakan rumus :
Misi 1
Membenahi manejemen penyelenggaraan ketatapemerintahan Pemerintah
Kabupaten Belitung Timur agar berjalan sesuai dengan asas umum
penyelenggaraan pemerintahan yang baik
Tujuan 1.1
Terwujudnya tata kelola yang baik dan pemerintahan yang bersih
Tabel 1.1.1
Tahun 2021 Tahun 2022 Akum Rencan Perse
Capaia ulasi a Sesuai ntase
Capaian
n Capai dengan Capai
Satua Kinerja
Indikator Reali Kinerja Targe Reali an s/d Target an
n Target Tahun
sasi Tahun t sasi Tahun RPJMD Kinerj
2022 2022 Tahun a (%)
2021
(%) 2026
(%)
1 Indeks Reformasi Nilai 53,12 55,2 104,05 55 58,20 105,81 105,8 65,00 89,53
Birokrasi 7 1
Reformasi Birokrasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai good
governance dan melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan
(organisasi), ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur.
Dasar pelaksanaan Reformasi Birokrasi adalah Peraturan Presiden No. 81 Tahun 2010
tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 25 Tahun 2020 tentang
Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024. Kabupaten Belitung Timur hingga saat ini
terus berupaya dalam menerapkan reformasi birokrasi dengan :
Tabel. 1.1.2
Pemerintah Daerah
(EKPPD)
No Skala Kategori
1. 1,00 – 2,28 Sangat Tidak Baik
2. 2. 2,29 – 3,56 Tidak Baik
3. 3,57 – 4,85 Kurang Baik
4. . 4,86 – 6,13 Cukup
5. 6,14 – 7,42 Cukup Baik
6. 7,43 – 8,70 Baik
7. 8,71 – 10,00 Sangat Baik
Nilai
Capaian Nilai Indeks
Dimensi Variabel Bobot Indeks
Kualitas Variabel
Dimensi
Musrenbang Desa 46,41% 6,8% 3,15%
Musrenbang 95,83% 8,5% 8,15%
Proses Kecamatan 20,80%
Musrenbang 88,79% 10,7% 9,50%
Kabupaten
Dokumen Penunjang 93,33% 5,4% 5,04%
Ketaatan Jadwal 100% 4,1% 4,10%
Penerjemahan 100% 9,3% 9,30%
Isi 32,34%
Inovasi 100% 4,6% 4,60%
Instrumen Penilaian 100% 9,3% 9,30%
Kinerja
Tindak Konsistensi 87,83% 27,5% 24,15%
36,67%
Lanjut Kinerja Anggaran 90,66% 13,8% 12,51%
Indeks Perencanaan 89,81%
Berdasarkan hasil rekapitulasi dalam Tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai
Indeks Perencanaan Kabupaten Belitung Timur Tahun 2022 adalah sebesar
89,81%. Besaran indeks tersebut diperoleh dari kualitas masing – masing
dimensi dengan perolehan 77,01% pada Dimensi Proses, 98,67% pada Dimensi
Isi dan 89,25% pada Dimensi Tindak Lanjut.
Mengacu pada Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 40 Tahun 2021 tentang
Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2021-
2026, maka nilai dari Indeks Perencanaan tersebut mendapatkan predikat
“Sangat Baik”. Dengan demikian diharapkan seluruh pemangku kepentingan
yang memiliki kontribusi terhadap capaian Indeks Perencanaan Kabupaten
Belitung Timur dapat mempertahankan dan meningkatkn pencapaian tersebut
pada tahun berikutnya. Berikut laporan secara rinci terkait dengan Pengukuran
indeks Perencanaan dapat dilihat pad https://bit.ly/3Z8Q3Cm
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Belitung Timur dalam
meingkatkan kualitas perencanaan ,diantaranya:
1. Melakukan penyelarasan Program dan Kegiatan antar Dokumen, rekap dari
rasio keselarasan.
2. Melakukan pengukuran Capaian Kinerja dan Serapan Anggaran
Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur pada tahun berkenaan.
3. Melaksanakan Musrenbang Desa, Musrenbang Kecamatan, dan
Musrenbang Kabupaten.
Tabel 1.1.5
Status Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tabel 1.1.6
Pada dimensi ini diukur kesesuaian nomenklatur dan pagu program RPJMD dan
RKPD, kesesuaian nomenklatur dan pagu program RKPD dan KUA-PPAS,
kesesuaian nomenklatur dan pagu program KUA-PPAS dan APBD.
Indikator ini diukur dengan menjumlahkan skor dari ke-4 alokasi belanja, yaitu
alokasi dana pendidikan, alokasi dana kesehatan, alokasi dana infrastruktur
dan alokasi danaStandar Pelayanan Minimal. Kemudian hasil dari penjumlahan
tersebut dibagi dengan4 sehingga akan menghasilkan skor rata-rata yaitu
0,9828. Terakhir, skor rata-rata tersebut akan dikalikan 20, maka Indeks
Total Dimensi 2 yang diperoleh adalah 19,6552.
Hasil nilai indeks diukur dengan menjumlahkan skor dari ke-4 indikator, yaitu
belanja operasional, modal, tidak terduga dan belanja transfer, lalu
membaginya dengan jumlah indikator. Terakhir, hasil pembagian dikalikan
dengan 20 yang merupakan bobot indeks dimensi 4, maka indeks total dimensi
4 yang diperoleh adalah 15.
Pada dimensi ini, skor indikator terendah ada pada belanja tidak terduga, yaitu
0 (nol),hal ini dikarenakan realisasi belanja tidak terduga sangat rendah dari
anggaran yang dialokasikan.
5. Dimensi Kondisi Keuangan Daerah
Kondisi Keuangan Daerah adalah Kemampuan Keuangan suatu Pemerintah
Daerah untuk memenuhi kewajibannya, mengantisipasi kejadian tak terduga,
dan untuk mengeksekusi hak keuangan secara efisien dan efektif. Dimensi ini
terdiri dari 6 (enam) indikator, yaitu :
Kemandirian Keuangan
Suatu Kondisi Pemda tidak rentan terhadap sumber pendanaan di luar
kendali atau pengaruhnya, baikdari sumber-sumber dalam dan luar negeri.
Fleksibilitas Keuangan
Suatu kondisi Pemda dapat meningkatkan sumber daya keuangan untuk
menghadapi peningkatan komitmen, baik melalui peningkatan pendapatan
atau peningkatan kapasitas utang (debt capacity).
Solvabilitas Operasional
Kemampuan pemerintah daerah dalam menghasilkan pendapatan untuk
menutupi beban operasional pemerintah selama periode anggaran.
Solvabilitas Jangka Pendek
Kemampuan Pemda untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang jatuh
tempo dalam waktu kurang atau sama dengan 12 bulan.
Solvabilitas Jangka Panjang
Kemampuan Pemda dalam memenuhi kewajiban jangka panjang
Solvabilitas Layanan
Kemampuan Pemda untuk menyediakan dan mempertahankan kualitas
pelayanan publik yang dibutuhkan dan diinginkan masyarakat
Hasil diukur berdasarkan 6 (enam) indikator kondisi keuangan daerah
mulai dari Kemandirian Keuangan hingga Solvabilitas Layanan. Setiap indikator
akan dikurang dengan nilai minimum pada indikator tersebut dari seluruh
instansi. Setelah itu mengurangi nilai maksimum dan nilai minimum dari
seluruh instansi yang akan digunakan untuk membagi nilai sebelumnya. Jika
semua indikator telah mendapatkan hasil dari proses tersebut maka seluruh
indikator akan di jumlahkan dan membaginya dengan 6 (enam). Hasil dari
pembagian tersebut akan menghasilkan Indeks Total Dimensi 5 yaitu sebesar
2,31.
Hasil diukur dengan menjumlahkan skor dari opini BPK 1 lalu dikalikan dengan
bobot yang ditetapkan. Maka Indeks Total Dimensi 6 yang didapat adalah 15.
Keuangan Daerah Kab. Belitung Timur yaitu 58,8508 dengan catatan Perlu
Perbaikan. Namun terdapat kesalahan pembacaan data dukung oleh sistem
pada penghitungan dimensi 1, sehingga nilai pada dimensi 1 yang diperkirakan
akan tinggi hanya mendapat skor 6,886. Hal ini sudah disampaikan kepada
Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri, selaku pengelola sistem
informasi IPKD, dan untuk tahun mendatang data dukung pada dimensi 1 akan
langsung diintegrasikan dengan SIPD untuk menghindari kemungkinan
perbedaan karakter, tanda baca, dan lainnya pada penulisan nomenklatur
program.
Gambar.2. Grafik IPKD per Dimensi
Dengan demikian capaian IPKD sebagai Indikator Kinerja Utama Daerah adalah
sebagai berikut :
2. Pada dimensi 4 Penyerapan Anggaran, skor terendah ada pada indikator Belanja
Tidak Terduga, karena penyerapan sangat rendah pada tahun 2020. Untuk tahun
mendatang, penyerapan belanja tidak terduga perlu ditingkatkan, atau tidak
dianggarkan terlalu tinggi sesuai perkiraan kebutuhan atau sesuai dengan
ketentuan porsi wajib penganggaran untuk belanja tidak terduga.
3. Pada dimensi 5, skor terendah ada pada indikator solvabilitas jangka pendek, yaitu
Kemampuan Pemda untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang jatuh tempo
dalam waktu kurang atau sama dengan 12 bulan. Sehingga di tahun mendatang
diharapkan Pemerintah Kab. Belitung dapat menyelesaikan kewajiban jangka
pendeknya sebelum jatuh tempo.
Apabila dilihat dari realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun
ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD Perubahan 2021-2026
adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pengukuran tahun 2022 yang dibandingkan dengan target tahun
RPJMD dapat disimpulkan bahwa:
Terhadap realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2021 dengan nilai realisasi sebesar
58,85 atas hasil pengukuran indeks pengelolaan keuangan daerah Pemerintah
Kabupaten Belitung Timur yang ditetapkan dari target Tahun 2021 sebesar 75 dengan
persentasi capaian kinerja 78,47% dibandingkan dengan rencana sesuai target RPJMD
Tahun 2026 persentase kinerja mencapai 73,56 %
Program kegiatan dan sub kegiatan yang menunjang Sasaran Meningkatnya Kapasitas
Pengelolaan Keuangan Daerah adalah:
1. Program Pengelolaan Keuangan Daerah;
Adapun Kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Koordinasi dan Penyusunan Rencana Anggaran Daerah;
b. Koordinasi dan Pengelolaan Perbendaharaan Daerah;
c. Koordinasi dan Pelaksanaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Daerah,
d. Penunjang Urusan Kewenangan Pengelolaan Keuangan Daerah,
2. Program Pengelolaan Barang Milik Daerah
Kegiatan pelaksana program adalah sebagai berikut:
a. Pengelolaan Barang Milik Daerah, dengan sub kegiatan yaitu:
Tabel 1.1.7
Tabel 1.1.8
Komponen Penilaian
Tujuan 1.2
Terwujudnya pelayanan publik yang efektif dan efisien
Tabel 1.1.9
Tabel 1.1.10
Tahun 2021 Tahun 2022
Akum Renca Persenta
Capaia ulasi na se
n Capaian Capai Sesuai Capaian
Kinerj Kinerja an s/d denga Kinerja
Indikator Satuan Realis Targ Real
Target a Tahun Tahun n (%)
asi et isasi
Tahun 2022 2022 Target
2021 (%) RPJMD
(%) Tahun
2026
1 Indeks Kepatuhan Nilai 70,00 73,83 105,5 72 78,73 109,4 109,4 80 98,5
Pelayanan Publik Kepatuh
an
Jumlah 105,5 109,4 98,5
Tabel 1.1.11
Kategori Hasil Penilaian Kepatuhan :
Nilai Zonasi Kategori Predikat
88.00 – 100 Hijau A Kualitas Tertinggi
78.00 – 87.99 Hijau B Kualitas Tinggi
54.00 – 77.99 Kuning C Kualitas Sedang
32.00 – 53.99 Merah D Kualitas Rendah
0 – 31.99 Merah E Kualitas Terendah
Beberapa hal yang menjadi catatan dalam peningkatan pencapaian ini adalah:
Sebagian besar Perangkat Daerah dan Unit Pelayanan Publik yang menjadi lokus
penilaian mampu merespon perubahan mekanisme penilaian dimana pada
tahun 2021 mekanisme berupa penilaian Kenampakan Fisik (Tangible), diperluas
pada tahun 2022 kepada pengukuran kompetensi penyelenggara, pemenuhan
sarana dan prasarana, standar pelayanan serta pengelolaan pengaduan.
Kesiapan PD dan UPP masih terbatas dalam rangka penilaian saja dan belum
menyentuh seluruh aspek pelayanan publik. Hal tersebut menjadi tugas bersama
bagi setiap stakeholder untuk melakukan perbaikan yang langsung menyasar
kebutuhan masyarakat.
Namun bila memperhatikan angka capaian tahun 2022 ini belum beranjak jauh
dari zona kuning di batas ambang angka 76. Begitu pula jika dibandingkan
dengan capaian Pemerintah Kabupaten / Kota di Lingkungan Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung, capaian Kabupaten Belitung Timur masih berada di nomor urut
terakhir.
Hal ini dapat dijadikan motivasi dan tantangan untuk peningkatan kinerja dan
kualitas pelayanan publik menjadi Kualitas Tertinggi.
Bila memperhatikan proses penilaian penyelenggaraan pelayanan publik di
Kabupaten Belitung Timur, masih banyak terdapat ruang perbaikan pada empat
dimensi penilaian. Tetapi perlu ditekankan kembali bahwa visi dan komitmen
Kepala Daerah dan Pimpinan PD menjadi motor penggerak utama bagi peningkatan
kualitas pelayanan publik. Pimpinan tersebut diharapkan mampu memberikan arah
kebijakan yang progressif dan berani keluar dari zona nyaman dan mendorong
berbagai inovasi yang fokus pada reformasi birokrasi tematik melalui pemanfaatan
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik.
Tabel 1.1.12
Tabel 1.1.13
Predikat Indeks SPBE
Domain dan aspek serta bobot penilaian Indeks SPBE terdiri dari :
a. Domain 1 – Kebijakan Internal SPBE (13,00%)
Aspek 1 – Kebijakan Internal Tata kelola SPBE (13,00%)
b. Domain 2 – Tata Kelola SPBE (25,00%)
Aspek 2 – Perencanaan Strategis (10,00%)
Aspek 3 – Teknologi Informasi dan Komunikasi (10,00%)
Aspek 4 – Penyelenggara SPBE (5,00%)
c. Domain 3 - Manajemen SPBE (16,50%)
Tabel 1.1.15
Perbandingan Nilai Indeks SPBE
Tujuan 1.3
Terwujudnya kelembagaan dan manajemen sumber daya aparatur yang efisien
Tabel 1.1.16
*** Nilai Indeks Merit System masih menggunakan data tahun 2021, hasil evaluasi merit system
tahun 2022 belum di release oleh Kementerian PAN dan RB.
Indeks Merit Sistem adalah ukuran yang digunakan sebagai standar penilaian
penerapan sistem merit pada instansi pemerintah. Pelaksanaan Sisten Merit mengacu
pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 40 Tahun 2018
tentang Pedoman Sistem Merit dalam Manajemen Aparatur Sipil Negara.ANGUN
NEGERI Dalam menjamin pelaksanaan sistem merit sebagai salah satu prioritas
nasional pemerintah Indonesia, Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) sebagai Lembaga
yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 2014 memiliki peran penting
untuk mengawasi penerapan sistem merit di Instansi Pemerintah. KASN telah
menyusun instrumen penilaian penerapan sistem merit yang tertuang dalam
LAPORAN KINERJA KABUPATEN BELITUNG TIMUR TAHUN 2022 68
BELITUNG TIMUR BANGKIT DAN BERDAYA
Peraturan KASN No. 9 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penilaian Mandiri Penerapan
Sistem Merit dalam Manajemen ASN di Instansi Pemerintah.
Pengukuran Indeks Sistem Merit Pada tahun 2022 masih menunggu Verifikasi
dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), melalui aplikasi SIPINTER (Sistem Informasi
Penilaian Mandiri Penerapan Sistem Merit).
Tabel 1.1.17
Berkenaan dengan hal tersebut di atas pada tahun 2022 Pemerintah Kabupaten
Belitung Timur telah melaksanakan :
Telah mengevaluasi seluruh perangkat daerah di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Belitung Timur sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah (Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan
Perangkat Daerah sesuai dengan Surat Sekretaris Daerah Nomor : 180/0021/III
tanggal 12 Januari 2023 tentang Fasilitasi Atas Rancangan Peraturan Daerah
Kabupaten Belitung Timur) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 99
Tahun 2018 tentang Pembinaan dan Pengendalian Perangkat Daerah (Hasil
Penghitungan Kematangan Perangkat Daerah Kabupaten Belitung Timur Tahun
2022 sebesar 32,3125)
Penyederhanaan birokrasi/kelembagaan perangkat daerah telah dilaksanakan
pada tahun 2021 dengan mendapatkan persetujuan dari Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Belitung dengan di tindaklanjuti melalui:
1) Peraturan Bupati Nomor 8 Tahun 2022 tentang Susunan Organisasi, Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat Daerah;
2) Peraturan Bupati Nomor 9 Tahun 2022 tentang Susunan Organisasi, Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
3) Peraturan Bupati Nomor 10 Tahun 2022 tentang Susunan Organisasi, Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah;
4) Peraturan Bupati Nomor 11 Tahun 2022 tentang Susunan Organisasi, Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Badan Daerah; dan
5) Peraturan Bupati Nomor 11 Tahun 2022 tentang Susunan Organisasi, Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah.
(Data sebagaimana di atas dapat di unduh pada JDIH Kabupaten Belitung
Timur)
Sudah membentuk organisasi yang tepat fungsi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan tidak ada tumpang tindih fungsi pada
perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Belitung Timur.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pencapaian indeks
kelembagaan telah terpenuhi 100%.
Tabel 1.1.18
a. Penjelasan
Pengukuran Indeks Profesionalitas ASN adalah suatu instrumen yang digunakan
untuk mengukur secara kuantitatif tingkat profesionalitas pegawai ASN yang
hasilnya dapat digunakan sebagai dasar penilaian dan evaluasi dalam upaya
pengembangan profesionalisme ASN. kriteria yang digunakan untuk mengukur
tingkat profesionalitas ASN mencakup Dimensi kualifikasi, Dimensi kompetensi,
Dimensi kinerja dan Dimensi disiplin.
Tata cara Pengukuran Indeks Profesionalitas ASN diatur pada Peraturan Badan
Kepegawaian Negara Nomor : 8 TAHUN 2019 Tanggal 15 Mei 2019 tentang
Pedoman Tata Cara dan Pelaksanaan Pengukuran Indeks Profesionalitas Aparatur
Sipil Negara, Kebijakan umum dalam Pengukuran Indeks Profesionalitas ASN
dilaksanakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan
Birokrasi, sedangkan tata cara dan pelaksanaan Pengukuran Indeks Profesionalitas
ASN dilaksanakan oleh BKN.
Tabel 1.1.19
NILAI INDEKS PROFESIONALITAS INSTANSI PER JENIS KELAMIN
NILAI INDEKS
JUMLAH PNS KUALIFIKASI KOMPETENSI KINERJA DISIPLIN TOTAL
JENIS
Tabel 1.1.20
NILAI INDEKS PROFESIONALITAS INSTANSI PER JENIS JABATAN
JUMLAH
JENIS KUALIFIKASI KOMPETENSI KINERJA DISIPLIN TOTAL
PNS
Tabel 1.1.21
NILAI INDEKS PROFESIONALITAS INSTANSI PER JENJANG JABATAN
JABATAN PIMPINAN 0 0 0 0 0 0
TINGGI UTAMA
JABATAN PIMPINAN 0 0 0 0 0 0
TINGGI MADYA
JABATAN FUNGSIONAL 1 15 0 25 5 45
AHLI UTAMA
JABATAN FUNGSIONAL 0 0 0 0 0 0
PEMULA
Tabel 1.1.21
NILAI INDEKS PROFESIONALITAS INSTANSI PER TINGKAT PENDIDIKAN
S3 0 0 0 0 0 0
SD/SMP/ Sederajat 8 1 0 25 5 31
Perjanjian Kinerja (PPPK) berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja
yang sesuai dengan analisa kebutuhan Organisasi Secara nyata;
2. Menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS berdasarkan analisis
jabatan dan analisis beban kerja;
3. Melakukan proses analisa dan identifikasi organisasi terhadap kebutuhan akan
sumber daya manusia, sehingga organisasi tersebut dapat menentukan langkah
yang harus diambil guna mencapai tujuannya;
4. Penyusunan HCDP ( Human Capital Development Plan) yang dilakukan melalui
tahapan inventarisasi jenis kompetensi dan rencana pengembangan
kompetensi dengan standar kompetensi jabatan dan rencana karier;
5. Pelaksanaan Analisis Kebutuhan Diklat yang diperkuat dengan anggaran yang
ada;
6. Penyusunan regulasi yang mendukung pengembangan SDM aparatur di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, seperti peraturan setiap
perangkat daerah wajib melaksanakan Analisis Kebutuhan Diklat sebagai dasar
pelaksanaan pengembangan kompetensi;
7. Meningkatkan kerjasama dalam bidang pengembangan kompetensi dengan
lembaga atau badan penyelenggara Diklat, Media, Swasta dan Masyarakat;
8. Pengoptimalan sarana dan prasarana sebagai penunjang pelaksanaan
kegiatan, dengan memanfaatkan katalog sarana dan prasarana;
9. Memanfaatkan Teknologi Informasi dalam pengembangan SDM aparatur
seperti penggunaan metode pelatihan online.
Program dan kegiatan yang menunjang Sasaran Meningkatnya Profesionalisme
Sumber Daya Aparatur adalah:
1. Program Kepegawaian Daerah
Kegiatan :
- Pengadaan, Pemberhentian dan Informasi Kepegawaian ASN;
- Mutasi dan Promosi ASN;
- Pengembangan Kompetensi ASN;
- Penilaian dan Evaluasi Kinerja Aparatur.
Misi 2
Pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk menciptakan wirausahawan
daerah yang mandiri dan untuk perluasan kesempatan kerja
Tujuan 2.1
Meningkatnya kesempatan kerja bagi masyarakat
Tabel 2.1.1
Tahun 2021 Tahun 2022 Akumul
asi Rencana
Capaian Capaian Capaian Sesuai Persent
Indikator Satuan Realis Kinerja Realis Kinerja s/d dengan ase
Target Target Tahun Target Capaian
asi Tahun asi Tahun
RPJMD Kinerja
2021 (%) 2022 (%) 2022
Tahun (%)
2026
1 Tingkat Partisipasi Persen 72,20 69,23 95,88 72,30 67,36 93,16 93,16 72,70 92,65
angkatan kerja
2 Tingkat Pengangguran Persen 3,50 3,78 92,00 3,48 2,50 128,16 128,16 3,30 129,69
Terbuka
Tabel 2.1.2
Tahun 2021 Tahun 2022 Akumul
asi Rencana
Capaian Capaian Capaian Sesuai Persent
Indikator Satuan Realis Kinerja Realis Kinerja s/d dengan ase
Target Target Tahun Target Capaian
asi Tahun asi Tahun
RPJMD Kinerja
2021 (%) 2022 (%) 2022
Tahun (%)
2026
1 Persentase tenaga Persen 2,50 2,44 97,60 2,60 2,55 98.08 98,08 3,00 85
kerja yang bersertifikat
kompetensi
2 Persentase Persen 0,10 01,0 100 0,10 0,156 156 156 0,12 130
peningkatan
wirausaha baru
pertahun
Jumlah 98,8 127 107,5
pada tenaga kerja dan menjadi pertimbangan dalam pemilihan tenaga kerja yang
berkualitas dan layak dipertahankan di dunia usaha dan industri di masa pandemi
ini.
Berikut disajikan data peserta pelatihan yang bersertifikat kompetensi di
Kabupaten Belitung Timur tahun 2022 :
Tabel 2.1.3
data peserta pelatihan yang bersertifikat kompetensi di Kabupaten Belitung
Timur tahun 2020-2022
No Nama perusahaan Tenaga kerja yeng Tenaga kerja yeng Tenaga kerja yeng
bersertifkat kompetensi bersertifkat bersertifkat
Tahun 2020 kompetensi Tahun kompetensi Tahun
2021 2022
1 Swasta 114 377 377
Tabel 2.1.4
Data Ketenagakerjaan Belitung Timur
Periode Tahun 2017 – 2022
dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD
2021-2026 adalah sebagai berikut :
Tingkat Capaian = 2,55 x 100 % = 85 %
3,00
Upaya yang akan dilakukan diantaranya:
a. Melakukan kegiatan pelatihan kewirausahaan dan kompetensi dalam rangka
menciptakan wirausaha baru dan meminimalisir peningkatan penduduk yang
masuk golongan bukan angkatan kerja, serta meningkatkan kompetensi pencari
kerja.
b. Melakukan kerjasama pelatihan dengan lembaga pelatihan kerja, baik milik
pemerintah, swasta maupun perusahaan
c. Mendorong pembentukan dan pengembangan LSP di daerah;
d. Meningkatkan koordinasi dengan sektor dan institusi terkait melalui
pengembangan program pelatihan berbasis kompetensi, kurikulum dan modul
pelatihan yang mengacu standar yang dikembangkan industri serta penerapan
pengembangan sertifikasi kompetensi melalui uji kompetensi di setiap sektor
dan profesi oleh LSP.
Tabel 2.1.5
Tenaga Kerja mandiri yang menjadi wirausaha baru tahun 2020 - 2022
No Tahun Tenaga Kerja TKM yang menjadi
Mandiri Wirausaha Baru
1 2020 60 29
2 2021 32 32
3 2022 100 37
Tabel 2.1.6
Tabel 2.1.7
Data Realisasi Investasi Berdasarkan Sektor
Kabupaten Belitung Timur
Untuk peningkatan nilai realisasi investasi tahun 2022, terbesar berada pada
sektor Perkebunan/Sektor Primer mencapai 52,69 persen dari jumlah keseluruhan
nilai investasi, hal ini disebabkan perusahaan yang bergerak pada bidang usaha ini
melakukan replanting atau menanam/mengganti tanaman yang sudah tidak
produktif. Penyumbang nilai investasi kedua berada pada sektor Industri/Sektor
Sekunder sebesar 35,68 persen. Penambahan investasi di sektor industry ini berasal
industry pengolahan Minyak Mentah Kelapa sawit dan industry pengolahan logam.
Kemudian sektor Pertambangan/ Sektor Primer menyumbang nilai investasi
sebesar 8,30 persen. Berikut grafik realisasi investasi berdasarkan sektor Kabupaten
Belitung Timur pada 3 tahun terakhir.
Jika dilihat dari capaian realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2022 indikator
ini yang dibandingkan dengan rencana target akhir periode RPJMD yaitu tahun 2026
sudah melebihi target, namun nilai realisasi indikator setiap tahunnya selalu
berubah. Target indikator di akhir periode RPJMD adalah target dari indikator
ditahun 2026. Pemerintah Kabupaten Belitung Timur terus berupaya untuk selalu
meningkatkan indikator nilai investasi tahunan beskala nasional (PMDN/PMA) ini
dengan menjalankan program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program Pengembangan Iklim Penanaman Modal
Kegiatan Penetapan Pemberian Fasilitas/Insentif dibidang Penanaman
Modal yang menjadi Kewenangan Daerah Kabupaten/Kota
Kegiatan Pembuatan Peta Potensi Investasi Kabupaten/Kota
2. Program Promosi Penanaman Modal
Kegiatan Penyelenggaraan Promosi Penanaman Modal yang menjadi
Kewenangan Daerah Kabupaten/Kota
3. Program Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal
Kegiatan Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal yang menjadi
Kewenangan Daerah Kabupaten/Kota
Foto kegiatan fasilitasi permasalahan kegiatan Foto kegiatan layanan pendampingan/ konsultasi
usaha LKPM
Tujuan 2.2
Meningkatnya perekonomian lokal
Tabel 2.2.1
Tahun 2021 Tahun 2022 Akumul
asi Rencana
Capaian Capaian Capaian Sesuai Persent
Indikator Satuan Realis Kinerja Realis Kinerja s/d dengan ase
Target Target Tahun Target Capaian
asi Tahun asi Tahun
RPJMD Kinerja
2021 (%) 2022 (%) 2022
Tahun (%)
2026
1 Laju pertumbuhan Persen 2,50 4,55 182 3,00 3,80 126,66 126,66 5,00 76
ekonomi
2 PDRB per kapita Juta 63,47 54,79 86,32 64,17 75,00 116,87 116,87 70,39 106,54
Rupiah
porsi pengeluaran rumah tangga, sedangkan di Tahun 2022 peningkatan konstribusi sektor
lain dalam hal ini PMTB dan Net ekspor barang dan jasa menekan porsi konstribusi
pemerintah yang juga diikuti laju pertumbuhan pengeluaran pemerintah yang tidak terlalu
signifikan pada angka 2,05 persen, bisa disimpulkan bahwa konsumsi akhir pemerintah
menjadi salah satu unsur pendorong dalam meningkatkan atau menurunkan besaran nilai
PDRB.
Konsumsi pemerintah memberikan konstribusi terbesar ketiga dari sisi pengeluaran
setelah konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), dengan
besaran proporsi diatas sepuluh persen, mendorong belanja barang dan jasa pemerintah
tentu mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, pengeluaran yang dikategorikan dalam
konsumsi pemerintah antara lain jasa pelayanan Kesehatan pemerintah di rumah
sakit/puskesmas, jasa Pendidikan di sekolah negeri, jasa pertahanan yang dilakukan oleh
TNI dan keamanan yang dilakukan oleh kepolisian.
= 9 785 767,95
130 463
= 75
Tabel 2.2.2
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk
melihat adanya pembangunan di suatu daerah dari berbagai sektor ekonomi yang
secara tidak langsung menunjukan tingkat pertumbuhan ekonomi. Menurut
Sukirno dalam Nizar (2013), Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan
serta faktor produksi dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa
yang di produksinya bertambah dan kesejahteraan masyarakat mengalami
kenaikan. Laju pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan dalam PDRB
tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat
pertumbuhan penduduk dan apakah ada perubahan atau tidak dalam struktur
ekonomi. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku ataupun
atas dasar harga konstan menjadi salah satu indikator yang dapat menunjukan
tingkat kemakmuran suatu daerah. Suatu daerah mengalami suatu pertumbuhan
1. Kegiatan Penyediaan Informasi Industri untuk IUI,IPUI, IUKI dan IPKI Kewenangan
Kabupaten/Kota.
Sub Kegiatan Diseminasi, Publikasi Data Informasi dan Analisa Industri
Kabupaten/ Kota melalui SIInas.
Program yang dilaksanakan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu
Pintu dan Perdagangan Kabupaten Belitung Timur yang memiliki kemanfaatan
langsung pada masyarakat khususnya pelaku usaha Industri Kecil dan Menegah
(IKM) sesuai dengan kewenangan urusan perindustrian di kabupaten adalah
Program Perencanaan Dan Pembangunan Industri.
Sub Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi dan Pelaksanaan Pembangunan
Sumber Daya Industri.
- Adanya pelatihan Keamanan Pangan dengan peserta pelaku usaha Industri
Kecil dan Menengah sebanyak 80 IKM yang bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman para pelaku usaha khususnya IKM agar tahu cara mengolah
pangan yang sehat dan aman sehungga produk yang dihasilkan lebih
berkualitas, mempunyai daya saing dan aman bagi konsumen.
- Adanya fasilitasi sertifikasi Halal, dimana pada tahun 2022 melalui bidang
perindustrian Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan
Perdagangan Kabupaten Belitung Timur memfasilitasi pelaku usaha sebanyak
29 IKM untuk produk yang mereka hasilkan disertifikasi Halal sebanyak 29
produk.
Sub Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi dan Pelaksanaan Industri dan Peran
Serta Masyarakat
- Pelatihan Pengelolaan Bisnis dan Manajemen Wirausaha Pelatihan ini
dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan wirausaha
IKM dalam mengelola bisnis/usahanya, baik yang terkait dengan manajemen
keuangan, manajemen sumber daya manusia, manajemen produksi,
manajemen pemasaran dan hal yang terkait dengan kewirausahaan.
Penerima manfaat yaitu 30 orang IKM
- Pelatihan Teknis Produksi dan/atau standarisasi produk Pelatihan ini
dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan serta
sentra IKM, dan pemahaman tentang kebutuhan IKM waktu dan tempat
pelaksanaan 5-9 Desember 2022 di Galeri Tanjung Seloekat Desa Baru
Kecamatan Manggar. peserta 30 orang IKM dan 10 orang Pengurus Sentra.
Gambar
Program Perencanaan Dan Pembangunan Industri yang Memiliki Manfaat
Langsung ke Masyarakat
persen, diikuti oleh lapangan usaha jasa keuangan asuransi tumbuh 8,43
persen, penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh sebesar 8,35
persen, industri pengolahan yang tumbuh 7,45 persen serta lapangan usaha
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar
7,14 persen. Sementara sebelas lapangan usaha yang mengalami
pertumbuhan positif kurang dari 7 (tujuh) persen adalah kategori jasa
perusahaan sebesar 6,13 persen, administrasi pemerintahan sebesar 5,65
persen, informasi dan komunikasi sebesar 5,10 persen, transportasi dan
pergudangan sebesar 4,42 persen, jasa lainnya sebesar 4,27 persen, real
estate sebesar 3,91 persen, pertambangan dan penggalian sebesar 3,84
persen, konstruksi sebesar 3,43 persen, pengadaan air, pengelolaan sampah,
limbah dan daur ulang sebesar 2,96 persen, jasa pendidikan sebesar 2,61
persen serta kategori pertanian, kehutanan dan perikanan yang tumbuh
sebesar 1,38 persen.
Meningkatnya pertumbuhan kategori Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan pada tahun 2020 di akibatkan oleh meningkatnya produksi pada
sub kategori tanaman pangan serta meningkatnya produksi tanaman
perkebunan tahunan. Dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2.4
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Belitung Timur
Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2022
b. Analisis Kinerja
Pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan kategori yang memberikan
peranan paling besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Belitung Timur. Pada
tahun 2021 peranan kategori ini sebesar 25,40 persen. Dari tahun 2017 sampai
4. Pelaksanaan vaksinasi massal pada ternak sapi, kerbau sebanyak 1000 dosis
dari jumlah populasi 1.986 ekor.
5. Program peningkatan populasi dilaksanakan inseminasi buatan (IB) sebanyak
360 dosis.
Tabel 2.2.6
Tahun 2021 Tahun 2022 Akumul
asi Rencana
Capaian Capaian Capaian Sesuai Persent
Indikator Satuan Realis Kinerja Realis Kinerja s/d dengan ase
Target Target Tahun Target Capaian
asi Tahun asi Tahun
RPJMD Kinerja
2021 (%) 2022 (%) 2022
Tahun (%)
2026
1 Indeks daya saing Nilai 1- 1,59 2,665 167,61 1,61 2,53 157,2 157,2 1,65 153,4
daerah 5
Pengukuran IDSD 2022 merupakan kelanjutan dari IDSD yang telah diinisiasi oleh
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sejak tahun 2017 hingga 2021.
IDSD 2022 menggunakan konsep dan metode pengukuran yang baru, yaitu dengan
mengadopsi kerangka pengukuran Global Competitiveness Index (GCI) 2019 dari
World Economic Forum, yang disesuaikan dengan konteks daerah di Indonesia.
Dengan kerangka ini maka IDSD 2022 selaras dengan GCI sehingga bisa digunakan
stakeholder global untuk mengukur GCI bagi Indonesia. Kerangka pengukuran IDSD
2022 terdiri dari empat komponen yang dielaborasi ke dalam 12 pilar daya saing. IDSD
2022 menggunakan data sekunder yang bersumber dari kementerian/lembaga (K/L)
produsen data indikator daya saing.
IDSD tahun 2022 diperoleh sebesar 2,53 , dan capaian hasil pemetaan ekosistem
Inovasi melalui Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) tahun 2022. Adapun Rincian Penilaian
tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2.7
Analisis Data IDS Kabupaten Belitung Timur
2. Infrastruktur 1,85
Pilar infrastruktur mengukur keberadaan dan kualitas sarana dan
prasarana pendukung aktivitas ekonomi di suatu daerah.
Infrastruktur menyediakan layanan dasar dan mendukung kegiatan
operasional pelaku ekonomi. Infrastruktur yang memadai membuat
aktivitas ekonomi menjadi efisien sehingga menghasilkan output
ekonomi yang berdaya bersaing.
5. Kesehatan 3,69
Pilar kesehatan menggambarkan tahun hidup masyarakat melalui
Angka Harapan Hidup. Angka Harapan Hidup merupakan alat
untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan penduduk.
6. Keterampilan: 2,44
Pilar keterampilan mengukur tingkat pendidikan dan keterampilan tenaga
kerja di suatu wilayah.
7. Pasar Produk: 1,75
Pilar pasar produk menggambarkan keterbukaan pasar produk melalui
besarnya kesempatan yang sama bagi para produsen untuk memasarkan
produknya. Tidak dapat dipungkiri bahwa kelompok bermodal besar
adalah kelompok yang dapat mendominasi pasar
8. Pasar tenaga kerja: 3,15
Fleksibilitas tenaga kerja dan besarnya upah merupakan faktor
penentu pasar tenaga kerja.
9. Sistem Keuangan: 1,37
Sistem keuangan terdiri atas sejumlah institusi keuangan,
sekumpulan pasar keuangan, infrastruktur sistem keuangan, dan
sejumlah prosedur dan peraturan yang menjamin terlaksananya
simpan pinjam secara baik (Gunadi et al., 2013).
10. Ukuran Pasar 0,41
Ukuran pasar memengaruhi produktivitas karena pasar yang besar
memungkinkan perusahaan mengeksploitasi skala ekonomi.
Ukuran pasar menguatkan struktur industri sehingga meningkatkan
nilai tambah.
Target yang ditetapkan IDSD Kabupaten Belitung Timur tahun 2022 dalam
RPJMD 2021-2026 sebesar 1,61 sehingga perolehan capaian kinerja sebesar
157,2 persen. Terjadi peningkatan capaian IDSD Kabupaten Belitung Timur
tahun 2022 dibandingkan tahun 2021 perolehan nilai IDSD sebesar 1,53
Capaian realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2021 indikator ini jika
dibandingkan dengan rencana target akhir periode RPJMD yaitu tahun 2026
sudah memenuhi target, namun nilai realisasi indikator setiap tahunnya
selalu berubah. Target indikator di akhir periode RPJMD adalah target dari
indikator ditahun 2026, dan pemenuhannya sangat tergantung pada capaian
pada tahun tersebut.
Misi 3
Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Pemerintah Kabupaten
Belitung Timur melalui sinergitas kebijakan penanggulangan dan
pengentasan kemiskinan
Tujuan 3.1
Meningkatnya pemerataan pemenuhan kebutuhan dasar bagi seluruh
masyarakat
Tabel 3.1.1
Tahun 2021 Tahun 2022 Akumul
asi Rencana
Capaian Capaian Capaian Sesuai Persent
Indikator Satuan Realis Kinerja Realis Kinerja s/d dengan ase
Target Target Tahun Target Capaian
asi Tahun asi Tahun
RPJMD Kinerja
2021 (%) 2022 (%) 2022
Tahun (%)
2026
1 Nilai 71,52 71,47 99,93 71,97 72,29 100,44 100,44 73,78 97,98
Indeks Pembangunan
Indeks
Manusia
Tabel 3.1.2
Tahun 2021 Tahun 2022 Akumul
asi Rencana
Capaian Capaian Capaian Sesuai Persent
Indikator Satuan Realis Kinerja Realis Kinerja s/d dengan ase
Target Target Tahun Target Capaian
asi Tahun asi Tahun
RPJMD Kinerja
2021 (%) 2022 (%) 2022
Tahun (%)
2026
1 Tahun 11,54 11,6 100,78 11,55 11,65 100,87 100,87 11,61 100,34
Angka Harapan Lama
3
Sekolah
Tahun 8,30 8,47 102,05 8,37 8,67 103,58 103,58 8,64 100,35
Rata-rata Lama Sekolah
tahun 2021 yaitu dari 11,63 tahun pada 2021 menjadi 11,65 tahun pada tahun
2022 atau meningkat sebesar 0,02 tahun.
Angka HLS 2022 (11,65 tahun) menunjukkan bahwa anak usia 7 tahun di
Kabupaten Belitung Timur memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama
11,65 tahun atau setara dengan jenjang kelas 12 hingga lulus (dibulatkan). Jika
dibanding dengan angka HLS propinsi Kep. Babel pada tahun 2022 angka HLS
Kabupaten Belitung Timur masih dibawah HLS propinsi yaitu sebesar 12,18
tahun.
Bila melihat trend HLS Kabupaten Belitung Timur dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan. Angka ini diupayakan terus meningkat seiring dengan
upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan yaitu
dengan penyediaan/peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan,
peningkatan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dan membuka
akses pendidikan yang lebih luas bagi masyarakat terutama pendidikan non
formal hingga level desa.
2. Angka rata-rata lama sekolah
a. Penjelasan
Angka rata-rata lama sekolah adalah rata-rata lama sekolah atau jumlah
tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 25 tahun keatas untuk
menempuh semua jenis pendidikan formal yang sedang di jalankan. Indikator
ini dihitung dari variabel pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan tingkat
pendidikan yang sedang dijalankan ( standar BPS).
Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) akan menjadi salah satu komponen
pembentuk indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human
Development Index (HDI) yaitu termasuk dalam dimensi pengetahuan. IPM
digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara
maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur
pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup di suatu wilayah.
b. Analisa Peningkatan/Penurunan Kinerja
Berdasarkan data tabel diatas angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten
Belitung Timur pada tahun 2022 mengalami kenaikan/peningkatan sebesar 0,2
tahun, dari 8,47 tahun menjadi 8,67 tahun. Artinya adalah bahwa rata-rata
penduduk di Belitung Timur usia 25 tahun keatas telah menempuh pendidikan
selama 8,67 tahun atau setara dengan kelas VIII pada jenjang SMP/sederajat.
Jika dibanding dengan angka rata-rata lama sekolah di Propinsi Kepulauan
Bangka Belitung, Kabupaten Belitung Timur masih berada diatas angka rata-
rata lama sekolah propinsi Kep. Bangka Belitung yang baru mencapai 8,11
tahun.
Masih rendahnya angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Belitung
Timur disebabkan beberapa faktor seperti: masih banyaknya penduduk yang
hanya mengeyam/menamatkan pendidikan sekolah dasar, masih tingginya
angka putus sekolah, masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam
berpartisipasi dalam bidang pendidikan, faktor ekonomi, sosial dan lain
sebagainya.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan Program Yuk Sekolah
merupakan program yang didesain sebagai upaya untuk menekan angka putus
sekolah dengan meningkatkan lama sekolah yang dihabiskan oleh penduduk
Belitung Timur. Putus sekolah yang terjadi di Kabupaten Belitung Timur
disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor ekonomi, psikologis, serta lingkungan
sosial menjadi pemicu seorang anak tidak dapat melanjutkan pendidikannya.
Oleh karena itu, melalui pendekatan THIS (Tematik, Holistik, Integrative dan
Spasial) dilaksanakan percepatan peningkatan kualitas akademis masyarakat
Kabupaten Belitung Timur untuk memperluas cakupan akses penerimaan
layanan pendidikan bagi masyarakat, dengan melakukan berbagai pendekatan
agar anak-anak usia sekolah dapat memenuhi haknya untuk menerima
pendidikan setinggi-tingginya, dan bagi masyarakat pada umumnya untuk
mendapatkan pendidikan yang layak melalui jalur penyetaraan.
Apabila dilihat dari realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan
tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD, dapat
dijelaskan bahwa:
1. Angka harapan lama sekolah di Kabupaten Belitung Timur sampai dengan
tahun 2022 telah mencapai 11,65 tahun, hal ini menunjukkan bahwa anak
Tabel 3.1.3
Jumlah
antra lain tercantum pada BAB V pasal 11 dijelaskan bahwa penghargaan Kab/ Kota
Sehat Tingkat Nasional dilaksanakan setiap 2 tahun sekali.
Ada 7 tatanan kabupaten sehat, antara lain ; Kawasan Pemukiman Sarana dan
Prasarana Umum, Kawasan Tertib Lalu Lintas dan Sarana Pelayanan Transportasi,
Kawasan Industri dan Perkantoran Sehat, Kawasan Pariwisata Sehat, Ketahanan
Pangan Dan Gizi, Kehidupan Masyarakat Sehat yang Mandiri, Serta Kehidupan
Sosial yang Sehat.
Dengan terwujudnya tatanan-tatanan tersebut yang sesuai dengan standar
akan mendukung pembangunan berwawasan Kesehatan sebagai modal
tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
b. Analisa Peningkatan/Penurunan Kinerja
Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2022 belum mencapai kabupaten
sehat. Dalam siklus penilaian 2 tahun sekali maka usulan kabupaten sehat Belitung
Timur akan dilaksanakan pada tahun 2023. Walaupun belum berhasil mencapai
status kabupaten Sehat pemerintah kabupaten masih memiliki berbagai kendala
diantaranya tatanan dan sasaran yang dibidangi oleh perangkat daerah belum
mempunyai regulasi yang jelas, masih mempunyai paradigma bahwa masalah
kesehatan hanya terpaku pada perangkat daerah khusus urusan kesehatan.
Forum Kecamatan Sehat dan Pokja Desa/Kelurahan Sehat masih mempunyai
masalah di berkas administrasi, teknis penilaian dan penyusunan dokumen
penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat, tahapan pembinaan/verifikasi yang
dilakukan Tim Pembina Provinsi, serta kelengkapan berkas administrasi yang harus
ada pada Sekretariat Forum Kabupaten/Kota Sehat.
Untuk mencapai kabupaten sehat pemerintah daerah belum maksimal dalam
pendekatan Kabupaten Sehat, melalui sektor terkait memberikan dukungan teknis
dan administrasi serta pendanaan yang tidak mungkin dilakukan masyarakat,
mengundang organisasi masyarakat, tokoh masyarakat, stake holder lainnya,
membentuk forum kabupaten sehat dan membentuk Pokja Desa Sehat sesuai
dengan kegiatan dan kebutuhan masyarakat.
Adapun upaya yang telah dilakukan Oleh Dinas Kesehatan, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana dalam kabupaten sehat diantaranya
menyelesaikan program Stop Buang Air Besar Sembarangan (ODF). Di tahun 2022
kabupate Belitung Timur menjadi kabupaten pertama yang mendeklarasikan Open
Defecation Free (ODF)/ Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Provinsi
Bangka Belitung.
Penyelenggaraan kabupaten sehat terus dilakukan melalui berbagai kegiatan
dengan pemberdayaan masyarakat serta komitmen pemerintah daerah dalam
bentuk kebijakan/regulasi/pendanaan, prioritas/bertahap, sinergitas multi sektor
dalam Tim Pembina Kabupaten/Kota Sehat, gerakan masyarakat melalui Forum
Kabupaten/Kota Sehat, pembagian tanggung jawab yang jelas dan indikator
keberhasilan, monitoring dan evaluasi, dokumentasi, serta verifikasi baik oleh
provinsi maupun pemerintah pusat.
Dalam hal ini kewajiban pembentukan Forum Kecamatan Sehat dan Pokja
Desa/Kelurahan Sehat, teknis penilaian dan penyusunan dokumen
penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat, tahapan pembinaan/verifikasi yang
dilakukan Tim Pembina Provinsi, serta kelengkapan berkas administrasi yang harus
ada pada Sekretariat Forum Kabupaten/Kota Sehat.
Selain program Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Dinas Kesehatan
juga menyelenggarakan “Yuk Gi Nyelik Pasien”. Program “Yuk Gi Nyelik Pasien”
adalah program yang akan menjadi benang merah dalam rangka mengintegrasikan
kebutuhan pelayanan kesehatan pasien atau masyarakat dari rumah sakit ke
puskesmas. Secara garis besar, tujuan program Yuk Nyelik Pasien adalah
meningkatkan jangkauan atau akses pelayanan kesehatan yang diprioritaskan bagi
keluarga rentan, yaitu keluarga miskin dan tidak mampu serta memiliki masalah
kesehatan melalui tim perawat kesehatan masyarakat dengan kunjungan rumah.
Keluarga rentan merupakan keluarga yang berisiko tidak terakses atau mengkases
pelayanan kesehatan sebagaimana mestinya akibat terbatasnya berbagai sumber
daya dalam keluarga seperti keterbatasan keuangan, sarana transportasi,
pengetahuan dalam perawatan kesehatan, dan sebagainya.
Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan menjadi prioritas yang
harus terus diupayakan sebagai salah satu upaya dalam rangka mewujudkan
sumber daya masyarakat yang berkualitas guna menuju ”Belitung Timur Bangkit
dan Berdaya.” Upaya ini tentunya tidak dapat dilakukan sendiri oleh sektor
kesehatan, tetapi harus dilakukan secara bersama-sama dan bersinergi dengan
melibatkan lintas sektor dan yang lebih utama adalah peran serta masyarakat.
Program, kegiatan dan subkegiatan yang menunjang Sasaran 3.1.2: Meningkatnya
akses dan kualitas kesehatan masyarakat adalah:
1. Program Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan
Masyarakat dengan kegiatan dan subkegiatan:
Kegiatan: Penyediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk UKM dan UKP
Kewenangan Daerah Kabupaten/Kota,
Penyediaan Layanan Kesehatan untuk UKM dan UKP Rujukan Tingkat
Daerah Kabupaten/Kota:
Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan secara Terintegrasi,
2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Kesehatan
Perencanaan Kebutuhan dan Pendayagunaan Sumberdaya Manusia
Kesehatan untuk UKP dan UKM di Wilayah Kabupaten/Kota
Pengembangan Mutu dan Peningkatan Kompetensi Teknis Sumber Daya
Manusia Kesehatan Tingkat Daerah Kabupaten/Kota
3. Program sediaan farmasi, Alat kesehatan dan Makanan Minuman,
Kegiatan penerbitan sertifikat laik higiene sanitasi tempat pengolahan
makanan (TPM) antara lain jasa boga, rumah makan/ restoran dan depot
air minum (DAM)
Kegiatan pemeriksaan dan tindaklanjut hasil pemeriksaan p[ost market
pada produksi dan produk malkanan minuman industri rumah tangga
4. Program pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan dengan kegiatan dan
sub kegiatan:
Advokasi, Pemberdayaan, Kemitraan, Peningkatan Peran serta Masyarakat
dan Lintas Sektor Tingkat Daerah Kabupaten/Kota:
Pelaksanaan Sehat dalam rangka Promotif Preventif Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota
Pengembangan dan Pelaksanaan Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) Tingkat Daerah Kabupaten/Kota:
Tujuan 3.2
Meningkatnya pelayanan sarana dan prasarana
Tabel 3.1.4
2 Nilai 0,36 0,36 100 0,37 0,36 97,29 97,29 0,41 87,80
Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan
Hidup
Jumlah 92,21 88,58 75,85
Tabel 3.1.5
Kondisi Jalan Kabupaten Tahun 2022
Kondisi Jalan (Km) Tahun 2021
Kondisi Baik 344.87
Kondisi Sedang 45.47
Kondisi Rusak Ringan 46.67
Kondisi Rusak Berat 43.87
Total Jalan Kabupaten 488,08
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Tahun 2022
137.734,69
= x 100%
206.502,61
= 66,69%
Tabel 3.1.6.
Panjang Drainase yang Dibangun Cipta Karya sampai dengan Tahun 2022
No Tahun Panjang Drainase (m)
1 s / d 2013 72.000
2 2014 8.018
3 2015 12.413,00
4 2016 9.167,30
5 2017 12.717,43
6 2018 5.404,20
7 2019 3.287,00
8 2020 4.738,60
9 2021 2.075,71
10 2022 7.913,45
Total 137.734,69
= 20,40 m/ha
Berdasarkan hasil dan telahaan serta interpretasi kajian Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Kabupaten Belitung Timur,
maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan PDRB menurut Lapangan usaha
atas harga berlaku, struktur perekonomian Kabupaten Belitung Timur
didominasi oleh tiga lapangan usaha yaitu lapangan usaha pertanian, kehutanan,
dan perikanan; lapangan usaha industri pengolahan; dan lapangan usaha
pertambangan dan penggalian. Berdasarkan indikator tersebut sebagai telaahan
pemanfaatan sumber daya alam yang menghasilkan manfaat ekonomi (Rp. 7.512
miliar) menghasilkan nilai indeks komposit jasa ekosistem (0,36) masuk dalam
Tabel 3.1.8
3 Nilai 69,36 42,25 60,91 71,96 53,32 74,10 74,10 78,04 68,32
Indeks Infrastruktur
perumahan dan
permukiman
Jumlah 83,63 87,99 87,99 80,53
Adapun penjelasan indikator sasaran terkait Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana
wilayah adalah sebagai berikut:
1. Proporsi penduduk/rumah tangga dengan akses terhadap pelayanan dasar:
a. Penjelasan
Proporsi penduduk/rumah tangga dengan akses terhadap pelayanan dasar
merupakan tolak ukur yang menggambarkan tingkat pelayanan dan pemertaan akses
pelayanan dasar yang dapat dijangkau masyarakat
Indikator pelayanan dasar merujuk pada sistem penyediaan layanan publik yang
memenuhi kebutuhan dasar manusia meliputi air minum, sanitasi dan penyehatan
serta mobilitasi
Pelayanan dasar adalah hal yang sangat mendasar untuk perbaikan standar
hidup, dan merupakan tanggungjawab pemerintah dalam pemenuhannya. Indikator
ini akan mengukur tingkat aksesibilitas pada pelayanan dasar dan pedoman bagi upaya
pemerintah dalam penyediaan pelayan dasar yang setara bagi semua dalam rangka
pengentasan kemiskinan.
Akses pada layanan dasar menyangkut kecukupan dan layanan terjangkau yang
dapat diandalkan dengan kualitas memadai, yaitu:
1. Akses pada layanan air minum merujuk pada air minum berasal dari sumber yang
baik dan tersedia dengan waktu pengambilan tidak lebih dari 30 menit pp termasuk
waktu antrian. Sumber air yang meningkat kualitasnya termasuk dari PAM, mata
air, sumur bor, sumur galian yang terlindung, penampungan air hujan, dan air
kemasan.
2. Akses pada Layanan Sanitasi Dasar merujuk pada penggunaan fasilitas yang
ditingkatkan yang tidak digunakan bersama dengan rumahtangga lain.
3. Akses pada Mobilitas Dasar merujuk pada akses pada jalan yang dapat digunakan
sepanjang musim di pedesaan atau mempunyai akses pada transportasi umum di
perkotaan. Penghitungan “Akses pada Mobilitas Dasar” karenanya merupakan
kombinasi dari hal di atas.
4. Akses pada Fasilitas Penyehatan Dasar merujuk pada ketersediaan dari fasilitas cuci
tangan dengan sabun dan air.
Proporsi penduduk dengan akses pelayanan dasar merupakan nilai rata rata dari
jumlah penduduk yang memperoleh pelayanan dasar per jumlah penduduk tahun
berkenan.
1. Akses Pada Layanan Air Minum
Akses pelayanan air minum yang memenuhi syarat menggunakan data dari Bidang
Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang untuk data SPAM
Perdesaan, UPT SPAM Dinas Pekerjaa Umum dan Penataan Ruang untuk data SPAM
IKK, PDAM Kab Belitung Timur, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Kab. Belitung Timur.
Tabel 3.1.9
Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak)
Kab.Belitung Timur Tahun 2022
Total
Perpipa Bukan
SPAM yang
SPAM an(mem Perpipaan
PDAM PEDESAA Memen
No Kecamatan Jiwa IKK enuhi Memenuhi
N uhi
syarat) Syarat
Syarat
Jiwa Jiwa* Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa
1 KEC. MANGGAR 39.862 4.100 8.665 400 4.803 32.105 36.908
2 KEC. GANTUNG 13.288 - 4.170 400 910 16.376 17.286
3 KEC. DENDANG 19.237 - - - 48 7.196 7.244
KEC. KELAPA
4 - 5.590 400 6.128 9.674 15.802
KAMPIT 28.905
5 KEC. DAMAR 7.559 3.706 - 640 5.018 7.621 12.639
KEC. SP.
6 1.724 - 400 800 5.149 5.949
RENGGIANG 8.588
7 KEC. SP. PESAK 10.718 2.316 - - 350 6.061 6.411
JUMLAH 128.157 11.846 18.425 2.240 18.057 84.182 102.239
102.239
= x 100%
128.157
= 79,78 %
Tabel 3.1.10
Penduduk dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang layak
(Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban
Pendud
uk
dengan
Komunal Leher Angsa Cemplung
Akses
Jumlah
No Kecamatan Sanitasi
Penduduk
Layak
Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Pendudu
Sarana Penduduk Sarana Sarana Penduduk
k
= 100%
Tabel 3.1.11
Data Angkutan Umum (Darat) Tahun 2022
NO. PLAT
NO RUTE DAN LINTASAN
KENDARAAN
1 Tanjung Pandan – Kelapa Kampit – Manggar BN 1575 WL
2 Tanjung Pandan – Kelapa Kampit – Manggar BN 7001 WU
3 Tanjung Pandan – Kelapa Kampit-Manggar BN 7004 WU
4 Manggar – Kelapa Kampit – Tanjung Pandan BN 3004 LB
5 Manggar – Kelapa Kampit – Tanjung Pandan BN 3037 LB
6 Manggar – Kelapa Kampit – Tanjung Pandan BN 3016 FA
7 Manggar – Kelapa Kampit – Tanjung Pandan BN 3049 LB
8 Manggar – Kelapa Kampit – Tanjungpandan BN 3025 FA
9 Manggar – Kelapa Kampit – Tanjungpandan BN 7014 XU
Tanjung Pandan – Badau – Manggar (PERUM
10 BN 7705 VU
DAMRI)
Manggar – Badau – Tanjung Pandan (PERUM
11 BN 7706 VU
DAMRI)
12 Bus Sekolah Dendang -
13 Bus Sekolah Kelapa Kampit BN 7011 XA
14 Bus Sekolah Gantung -
Sumber: Dinas Perhubungan Kab.Belitung Timur Tahun 2022
= 100%
Gambar
Tingkat Kepatuhan Responden dalam Melaksanakan Protokol Kesehatan
Menurut Wilayah
= 69%
Proporsi penduduk dengan akses pelayanan dasar merupakan nilai rata rata dari
jumlah penduduk yang memperoleh pelayanan dasar per jumlah penduduk tahun
berkenan.
Tabel 3.1.12
Proporsi Penduduk dengan akses pelayanan dasar
Akses Pelayanan Dasar Persentase Jumlah Penduduk
Akses Air Minum 79,78 102.239
Akses Sanitasi 100 128.157
Akses Mobilitas 100 128.157
Akses pada Fasilitas Penyehatan
69 88.428
Dasar
Rerata 111.745
Dari data di atas perhitungan Proporsi penduduk dengan akses pelayanan dasar
adalah sebagai berikut :
111.745
= x 100
128.157
= 79,64%
Tabel 3.1.13
Kondisi Jalan Kabupaten Tahun 2021 dan 2022
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Belitung Timur Nomor 188.45-479 Tahun 2021
tentang Ruas Jalan Kabupaten tanggal 12 Agustus 2021, panjang ruas Jalan
Kabupaten Belitung Timur bertambah dari 488,08 km menjadi 752,40 km.
− Layanan Drainase Kabupaten
Persentase layanan drainase kabupaten ditentukan dengan menghitung
perbandingan panjang saluran drainase yang telah dibangun dengan rencana
saluran drainase yang akan dibangun.
Saluran Drainase Kabupaten
= x 100%
Rencana Saluran Drainase Kabupaten
137.734,69
= x 100%
206.502,61
= 66,69%
Tabel 3.1.15
Panjang Drainase yang Dibangun Cipta Karya sampai dengan Tahun 2022
= 20,40 m/ha
dengan masalah teknis saja, akan tetapi juga berhubungan dengan pembiayaan
dalam pembangunan infrastruktur.
- Perawatan infrastruktur yang telah dibangun juga harus dilakukan dengan baik
agar dapat digunakan dengan baik dan berumur panjang, dan anggaran yang
tersedia dapat dipergunakan untuk pembangunan infrastruktur lainnya
Berdasarkan capaian tahun 2022 tang dibandingkan dengan akhir tahun RPJMD
dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari target RPJMD Tahun 2026, persentase realisasi capaian kinerja Akumulasi
Capaian Kinerja Proporsi penduduk/rumah tangga dengan akses terhadap
pelayanan dasar sebesar 87,29%. Masih terdapat 12,71% yang harus dicapai
untuk memenuhi target RPJMD Tahun 2026 sebesar 99,88%.
2. Dari 4 aspek dalam Proporsi penduduk/rumah tangga dengan akses terhadap
pelayanan dasar ter dapat 2 layanan yang masih belum tercapai, yaitu Akses
Air Minum dan Akses pada Fasilitas Penyehatan Dasar.
3. Untuk persentase realisasi capaian kinerja Akumulasi Capaian Indeks
Infrastruktur Pekerjaan Umum dengan akses terhadap pelayanan dasar telah
tercapai sebesar 85,75%. Masih terdapat 14,25% yang harus dicapai untuk
memenuhi target RPJMD Tahun 2026 sebesar 74,52%.
Program dan kegiatan yang menunjang Sasaran Sasaran 3.2.1 : Meningkatnya
Kualitas Sarana dan Prasarana Wilayah adalah:
Program Pengelolaan Dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
- Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) di Daerah Kabupaten/Kota
Program Pengelolaan Dan Pengembangan Sistem Drainase
- Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Drainase yang Terhubung
Langsung dengan Sungai dalam Daerah Kabupaten/Kota
Program Penyelenggaraan Jalan
- Kegiatan Penyelenggaraan Jalan Kabupaten/Kota
Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Air Limbah Domestik dalam
Daerah Kabupaten/Kota
Tabel 3.2.2.1
2 Indeks Resiko Angka 168,40 0 0 168,4 168,40 100 100 168,40 100
0
Bencana
Tabel 3.2.2.3
Rentang nilai IKLH
Dari hasil penghitungan dan pembobotan yang dilakukan dari setiap indikator kualitas
lingkungan hidup yaitu, kualitas air, kualitas udara, dan kualitas lahan, didapatkan nilai
Indeks kualitas lingkungan Hidup (IKLH) Kabupaten Belitung Timur adalah
76,74.Berdasarkan nilai IKLH tersebut, maka kelas kualitas lingkungan hidup Kabupaten
Belitung timur termasuk kategori “Baik”.
Upaya yang dilakukan dalam memperbaiki kualitas lingkungan hidup, diantanya:
1. Kegiatan pertambangan timah menjadi salah satu sumber pencemaran
lingkungan khusunya untuk kualitas air dan tutupan lahan, untuk mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan diperlukan beberapa tindakan preventif
terhadap kegiatan yg memicu pencemaran antara lain :
2. Harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan lintas sektoral dalam berbagai tingkatan
pemerintahan baik provinsi maupun kabupaten.
3. Melakukan pemulihan kondisi ekosistem kawasan hutan konservasi yang telah
rusak melalui rehabilitasi hutan dan melakukan dan pengawasan (monitoring
dan evaluasi) jalannya kegiatan reklamasi lahan bekas pertambangan timah
rakyat.
4. Lakukan pemantauan lebih selektif pada air sungai. Salah satu contohnya
adalah dengan melakukan pemantauan lebih periodik.
5. Kualitas udara di Kabupaten Belitung Timur perlu dipertahankan dan dilakukan
pengendalian. Pengendalian udara yang dapat dilakukan antara lain :
- Penghijauan di area yang menghasikan banyak pencemar udara dan
mengembangkan ruang terbuka hijau.
Tujuan 3.3
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat
Tabel 3.3.1
1 Angka kemiskinan Persen 6,45 7,20 88,37 6,34 6,49 97,63 97,63 5,88 89,62
2 Indeks Gini Nilai 0,260 0,256 98,46 0,260 0,255 98,07 98,07 0 ,260 98,07
Adapun penjelasan mengenai indikator tujuan yang mewakili pencapaian kinerja sasaran
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Angka Kemiskinan:
Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita
perbulan dibawah garis kemiskinan, sumber data utama yang dipakai adalah data
survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Modul Konsumsi dan Kor. II. Garis
Kemiskinan (GK) Konsep: Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk
yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan
dikategorikan sebagai penduduk miskin. Garis Kemiskinan Makanan (GKM)
merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan
2100 kilokalori perkapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili
oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan daging, telur dan susu,
sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). Garis Kemiskinan
Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang,
pendidikan dan kesehatan.
2. Indeks Gini:
Pada September 2022, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang diukur oleh Gini Ratio adalah sebesar
0,255. Angka ini meningkat 0,019 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2022
yang sebesar 0,236 dan menurun 0,008 poin dibandingkan dengan Gini
Ratio September 2021 yang sebesar 0,247.
Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2022 tercatat sebesar 0,263, turun
dibanding Gini Ratio Maret 2022 yang sebesar 0,248 dan Gini Ratio September
2021 yang sebesar 0,259.
Gini Ratio di daerah perdesaan pada September 2022 tercatat sebesar 0,222, naik
dibanding Gini Ratio Maret 2022 yang sebesar 0,206 dan Gini Ratio September 2021
yang sebesar 0,215.
Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran
pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 24,96 persen. Hal ini
berarti pengeluaran penduduk pada September 2022 berada pada kategori
tingkat ketimpangan rendah. Jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan
angkanya tercatat sebesar 24,68 persen yang berarti tergolong pada kategori
Tabel 3.3.2
Tahun 2021 Tahun 2022 Akumul
asi Rencan
Capaian a
Capaian
Capaian s/d Sesuai Persent
Kinerja denga ase
Indikator Satuan Realis Kinerja Realis Tahun
Target Target Tahun n Capaian
asi Tahun asi 2022
2022 Target Kinerja
2021 (%) RPJMD (%)
(%)
Tahun
2026
1 Indeks Kedalaman Angka 0,696 1,15 34,77 0,642 0,90 59,81 59,81 0,426 47,33
kemiskinan
2 Indeks Keparahan Angka 0,16 0,29 18,75 0,16 0,19 81,25 81,25 0,12 63,16
Kemiskinan
Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis
kemiskinan.
Rumus Penghitungan :
Dimana :
α =1
z = garis kemiskinan.
yi = Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada dibawah garis
kemiskinan (i=1, 2, 3, ...., q), yi < z
q = Banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.
n = jumlah penduduk.
Sumber Data : Sumber data utama yang dipakai adalah data Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas) Panel Modul Konsumsi dan Kor.
c. Analisis Penurunan/Peningkatan Kinerja
Indeks kedalaman kemiskinan menggambarkan seberapa jauh penduduk yang
berada dalam kelompok miskin dengan pendapatan di bawah garis kemiskinan terhadap
garis kemiskinan itu sendiri, semakin kecil nilai indeks mengartikan penduduk miskin
memiliki pendapatan yang semakin baik atau mendekati besaran nilai garis kemiskinan.
Pada tahun 2022 indeks kedalaman kemiskinan di Kabupaten Belitung Timur mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya, yang mana pada tahun 2021 sebesar 1,15 sedangkan
untuk tahun 2022 sebesar 0,90. Hal ini menggambarkan pendapatan penduduk pada
kelompok miskin mengalami peningkatan walaupun masih di bawah garis kemiskinan
namun besarannya semakin mendekati garis kemiskinan, dan nilai tersebut juga
mengindikasikan terjadinya penurunan kesenjangan kemiskinan. Pertumbuhan
perekonomian khususnya di Belitung Timur juga sudah sedikit demi sedikit berangsur
pulih setelah pandemi dalam kurun waktu 2 tahun terakhir. Hal ini terlihat dari
meningkatnya daya beli masyarakat dan mulai bertambahnya usaha ekonomi
produktif/UMKM yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan ataupun menaikan
pendapatan untuk kebutuhan keluarga. Dalam penurunan indeks kedalaman
kemiskinan Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sendiri menjadi salah satu
pendukung indikator tersebut, dimana untuk mendukung indikator tersebut terdapat 2
Program Dinas pada Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yaitu Program
Pemberdayaan Sosial dan Program Peningkatan Kualitas Keluarga.
Berikut data Indeks kedalaman Kemiskinan :
11)
12)
13)
14) Sumber : https://belitungtimurkab.bps.go.id/indicator/23/84/1/indeks-
kedalaman-kemiskinan-p1-menurut- kabupaten-kota.html
15)
16)
Jumlah Sumber
No Uraian Jumlah Anggaran
(KK) Anggaran
1 Program Keluarga 3423 bantuan 1 tahun di bagi 4 APBN
Harapan (PKH) tahap pemberian
9,382,075,000
2 Program 5751 Rp. 200.000,-/kk/bln (selama APBN
Sembako/Bantuan 12 bulan)
Pangan Non Tunai 13,802,400,000
(BPNT)
3 Bantuan Langsung 6294 Rp. 150.000,-/kk/bln (selama APBN
Tunai Bahan Bakar 4 bulan, dari bulan September
Minyak (BLT-BBM) - Desember)
3,776,400,000
4 Bantuan Langsung 4986 Rp. 300.000,-/kk/bln (selama APBD
Tunai Penanganan 2 bulan, dari bulan Nopember Kabupaten
- Desember)
Jumlah Sumber
No Uraian Jumlah Anggaran
(KK) Anggaran
Dampak Inflasi 2,991,600,000
Kabupaten
5 Bantuan Langsung 450 Rp. 200.000,-/kk/bln (selama APBD Propinsi
Tunai Penanganan 3 bulan, dari bulan Oktober -
Dampak Inflasi Desember)
Propinsi 270,000,000
6 Bantuan Langsung 299 Rp. 200.000,-/kk/bln (selama APBD Propinsi
Tunai Penanganan 3 bulan, dari bulan Oktober -
Dampak Inflasi Desember)
Bagi Nelayan dari 179,400,000
Dinas Perikanan
prop Kep Babel
TOTAL 21,203
Dalam hal ini, untuk menurunkan indeks kedalaman Kemiskinan tidak bisa hanya di
lakukan oleh Dinas Sosial saja karena Kemiskinan merupakan suatu kondisi yang
dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia, yakni pangan dari aspek pemasukan untuk membeli makanan, dan
bukan dari aspek pengeluaran. Dengan kata lain bahwa kemiskinan terkait dengan
tingkat pendapatan. Apabila seseorang kehilangan pendapatan dan aksesibilitas
terhadap sumber daya pemenuh kebutuhan hidup berupa pangan, sandang, papan,
serta layanan hidup lainnya. Kemiskinan identik pula dengan kelaparan, tempat tinggal
yang tidak layak, tidak bersekolah, sehingga berdampak langsung pada perasaan
kehilangan atas hak untuk hidup, terkucilkan, dan merasakan masa depan yang suram.
Selain daripada memberikan bantuan kepada masyarakat, diharapkan juga dapat
memberikan pelatihan dan pendampingan untuk berwirausaha, Bekerjasama dengan
kementrian ketenagakerjaan dan pihak perbankan untuk memberikan permodalan
kepada yang bersangkutan.
Selain itu juga Bagi para kepala keluarga yang mengalami PHK, diberikan insentif
oleh pemerintah bukan berupa biaya hidup. Akan tetapi insentif untuk menciptakan
sumber pendapatan baru, misalnya bercocok tanam, berkebun, berternak, dan
menjahit.
Maka dari itu perlunya Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Pengelolaan
Kemiskinan antara lintas sektor harus berbanding lurus dengan yang berhasil di
tanggulangi dan pembentukan tim Kabupaten untuk mengatasi Indeks Kedalaman
Kemiskinan.
Pengentasan Kemiskinan yang dilaksanakan oleh Pemerintah dapat dibagi menjadi
dua bagian besar, pertama melindungi keluarga dan kelompok masyarakat yang
mengalami kemiskinan sementara, dan kedua membantu masyarakat yang mengalami
kemiskinan kronis dengan memberdayakan dan mencegah terjadinya kemiskinan baru.
Selanjutnya dituangkan dalam dua program yang langsung diarahkan pada
penduduk miskin yaitu: (1) penyediaan kebutuhan pokok; 2) pengembangan sistem
jaminan sosial. Pada dinas Sosial untuk Penyediaan Kebutuhan Pokok masuk kedalam
pemenuhan SPM dan bantuan yang bersumber dari dana APBD, APBD Provinsi dan
APBN yang dapat di lihat pada tabel analisis, untuk Pengembangan sistem Jaminan Sosial
telah ada aplikasi SIKS-NG untuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) merupakan
data induk yang berisi data pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial, penerima bantuan
dan pemberdayaan sosial, serta potensi dan sumber kesejahteraan sosial.
1. Indeks Keparahan Kemiskinan:
a. Penjelasan:
Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty Severity Index-P2) memberikan gambaran
mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai
indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.
Rumus Penghitungan :
Dimana :
α =2
z = garis kemiskinan.
yi = Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada dibawah garis
kemiskinan (i=1, 2, 3, ...., q), yi < z
Sumber : https://belitungtimurkab.bps.go.id/indicator/23/85/1/indeks-keparahan-kemiskinan-p2-
menurut-kabupaten-kota.html
Jumlah Sumber
No Uraian Jumlah Anggaran
(KK) Anggaran
6 Bantuan Langsung Tunai 299 Rp. 200.000,-/kk/bln APBD
Penanganan Dampak (selama 3 bulan, dari bulan Propinsi
Inflasi Bagi Nelayan dari Oktober - Desember)
Dinas Perikanan prop Kep 179,400,000
Babel
TOTAL 21,203
Dalam hal ini, untuk menurunkan indeks Keparahan Kemiskinan tidak bisa hanya di
lakukan oleh Dinas Sosial saja karena Kemiskinan merupakan suatu kondisi yang
dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia, yakni pangan dari aspek pemasukan untuk membeli makanan, dan
bukan dari aspek pengeluaran. Dengan kata lain bahwa kemiskinan terkait dengan
tingkat pendapatan. Apabila seseorang kehilangan pendapatan dan aksesibilitas
terhadap sumber daya pemenuh kebutuhan hidup berupa pangan, sandang, papan,
serta layanan hidup lainnya. Kemiskinan identik pula dengan kelaparan, tempat tinggal
yang tidak layak, tidak bersekolah, sehingga berdampak langsung pada perasaan
kehilangan atas hak untuk hidup, terkucilkan, dan merasakan masa depan yang suram.
Selain daripada memberikan bantuan kepada masyarakat, diharapkan juga dapat
memberikan pelatihan dan pendampingan untuk berwirausaha, Bekerjasama dengan
kementrian ketenagakerjaan dan pihak perbankan untuk memberikan permodalan
kepada yang bersangkutan.
Selain itu juga Bagi para kepala keluarga yang mengalami PHK, diberikan insentif
oleh pemerintah bukan berupa biaya hidup. Akan tetapi insentif untuk menciptakan
sumber pendapatan baru, misalnya bercocok tanam, berkebun, berternak, dan
menjahit.
Tabel 3.3 6
2 Proporsi peserta Persen 84,80 98,37 116,00 84,85 78,43 92,43 92,43 85,00 92,27
program jaminan
sosial bidang
Ketenagakerjaan
3 Persentase Persen 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,0
penyandang cacat 0
fisik dan mental,
serta lanjut usia
tidak potensial
yang telah
menerima jaminan
sosial
Jumlah 105,6 98,15 97,64
Tabel 3.3 7
Data Pekerja dan Pekerja Peserta BPJS Ketenagakerjaan tahun 2020-2022
No Uraian Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang
tercantum dalam RPJMD 2021-2026 adalah sebagai berikut:
Proporsi peserta program Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan
Tingkat Capaian = 75,37 x 100 % = 88,67 %
85,00
Upaya yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UMKM dalam
meningkatkan capaian indikator ini adalah menciptakan hubungan industrial yang
harmonis serta memperluas cakupan kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target indikator
diantaranya adalah :
a. Fungsi pengawasan ketenagakerjaan tidak menjadi wewenang Kabupaten
melainkan kewenangan Provinsi, sedangkan permasalahan hubungan industrial
sangat erat kaitannya dengan masalah pengawasan.
b. Masih kurangnya pemahaman perusahaan dan pekerja terhadap peraturan
ketenagakerjaan khususnya tentang BPJS Ketenagakerjaan
Upaya yang dilakukan diantaranya adalah :
a. Melaksanakan sosialisasi peraturan BPJS ketenagakerjaan secara lebih intensif
dengan melakukan kerjasama dengan BPJS ketenagakerjaan.
Program dan kegiatan yang menunjang Sasaran : Terwujudnya pemerataan
perlindungan dan jaminan sosial adalah:
1. Program Hubungan Industrial, dengan kegiatan:
- Pengesahan Peraturan Perusahaan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama
untuk Perusahaan yang hanya Beroperasi dalam 1 (satu) Daerah
Kabupaten/Kota.
- Penyelenggaraan Pendataan dan Informasi Sarana Hubungan Industrial dan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja serta Pengupahan
- Pencegahan dan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial,Mogok Kerja
dan Penutupan Perusahaan di Daerah Kabupaten/Kota.
3. Persentase penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial
yang telah menerima jaminan sosial.
a. Penjelasan
Persentase penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak
potensial yang telah menerima jaminan sosial, merupakan ukuran dalam
perumusan yang ditentukan pada Permendagri 86 tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata
Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
dalam mengukur pencapaian mengatasi penyandang cacat dan lanjut usia tidak
potensial agar terjamin hidupnya.
Rumus Penghitungan:
Jumlah penyandang cacat fisik dan mental,
Persentase penyandang serta lansia tidak potensial yang telah
cacat fisik dan mental, menerima jaminan sosial dalam 1 tahun
serta lanjut usia tidak Jumlah penyandang cacat fisik dan mental, X 100%
potensial yang telah serta lansia tidak potensial yang seharusnya
menerima jaminan sosial menerima jaminan sosial dalam 1 (satu)
tahun
Dimana :
Jumlah penyandang cacat fisik dan mental, serta lansia tidak potensial yang telah
menerima jaminan sosial dalam 1 tahun dibagi Jumlah penyandang cacat fisik dan
mental, serta lansia tidak potensial yang seharusnya menerima jaminan sosial
dalam 1 (satu) tahun dikali 100%.
Sumber Data : Permendagri 86 Tahun 2017
b. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja
Target dan realisasi pada tahun 2021 dan tahun 2022, tetap sama yaitu 100%.
Artinya seluruh sasaran penyandang disabilitas fisik dan mental, serta lansia tidak
potensial yang diusulkan mendapatkan bantuan pada tahun anggaran dapat
tercapai. Berikut uraian data perbandingan Tahun 2021 dan Tahun 2022.
Tabel 3.3 8
Jenis Pelayanan Dasar
Tahun 2022
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas terlantar di luar panti
Bantuan penyediaan alat bantu 9 Sumber APBN (BLBI
Abiyoso Kemensos RI)
Layanan Reunifikasi 1 Sumber APBD
Bantuan penyediaan alat bantu 13 Sumber APBD
Pemberian bimbingan 5 Sumber APBD
Bantuan kebutuhan dasar 28 Sumber APBN (BLBI
Abiyoso Kemensos RI)
Jumlah 56
2 Rehabilitasi sosial dasar Lanjut Usia terlantar di luar panti
Bantuan Alat Bantu 12 Sumber APBN (BLBI
Abiyoso Kemensos RI)
Layanan Reunifikasi 1 Sumber APBD
Bantuan Penyediaan Sandang 50 Sumber APBD
Bantuan kebutuhan dasar 137 Sumber APBN (BLBI
Abiyoso Kemensos RI)
Jumlah 200
Indikator Persentase penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak
potensial yang telah menerima jaminan sosial, untuk persentase capaian kinerja
sebesar 100.00% dengan Realisasi akumulasi s/d Tahun 2022 sebesar 100% yang
mana untuk Kebijakan yang dilakukan sudah tepat.
Program dan kegiatan yang menunjang Sasaran Sasaran 3.3.2 Terwujudnya
pemerataan perlindungan dan jaminan sosial adalah :
1. PROGRAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Pelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) pada Lembaga Pemerintah
Kewenangan Kabupaten/Kota
Pemberdayaan Perempuan Bidang Politik, Hukum, Sosial, dan Ekonomi
pada Organisasi Kemasyarakatan Kewenangan Kabupaten/Kota
Penguatan dan Pengembangan Lembaga Penyedia Layanan Pemberdayaan
Perempuan Kewenangan Kabupaten/Kota
- PROGRAM PERLINDUNGAN PEREMPUAN
Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan Lingkup Daerah
Kabupaten/Kota
Penyediaan Layanan Rujukan Lanjutan bagi Perempuan Korban Kekerasan
yang Memerlukan Koordinasi Kewenangan Kabupaten/Kota
Penguatan dan Pengembangan Lembaga Penyedia Layanan Perlindungan
Perempuan Tingkat Daerah Kabupaten/Kota
2. PROGRAM PEMENUHAN HAK ANAK (PHA)
Pelembagaan PHA pada Lembaga Pemerintah, Nonpemerintah, dan
Dunia Usaha Kewenangan Kabupaten/Kota
3. PROGRAM PERLINDUNGAN KHUSUS ANAK
Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak yang Melibatkan Para Pihak
Lingkup Daerah Kabupaten/Kota.
Penyediaan Layanan bagi Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus
yang Memerlukan Koordinasi Tingkat Daerah Kabupaten/Kota.
- yang Memerlukan Perlindungan Khusus Kewenangan
Kabupaten/Kota.
1.1.1 Meningkatnya
kapasitas
perencanaan,
pengendalian dan Indeks
1 Persen 68,00 89,91 132,22 Rp511.306.000 Rp329.093.225 64,36% Efektif/Efesien
evaluasi Perencanaan
pelaksanaan
pembangunan
daerah 66,11 80.92
Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Tinggi
2 Status N/A #VALUE! Rp439.136.650 Rp428.070.585 97,48%
Pemerintah (T)
Daerah (EKPPD)
1.1.2
Meningkatkan
Indeks
kapasitas
3 Pengelolaan Nilai 76,00 58,85 77,43 77,43 Rp111.362.072.922 Rp103.392.906.464 92,84% Efektif/Efesien
pengelolaan 92,84
Keuangan Daerah
Keuangan Daerah
1.2.1 Meningkatnya
kualitas Indeks Kepatuhan
penyelenggaraan Nilai
5 Standar 72,00 78,73 109,35 109,35 Rp145.833.000 Rp134.828.472 92,45% Efektif/Efesien
pelayanan publik kepatuhan 92,45
Pelayanan Publik
Laju
Pertumbuhan
PDRB sektor
13 Persen 3,70 1,38 37,30 Rp5.172.572.160 Rp4.639.429.151 89,69% Kurang efektif
pertanian,
kehutanan dan
perikanan
Laju
pertumbuhan
PRDB sektor
14 penyediaan Persen 3,40 8,35 245,59 Rp11.653.961.643 Rp10.128.396.311 86,91% Efektif/Efesien
akomodasi
makanan dan
minuman
2.2.2 Meningkatnya Indeks Daya Saing Nilai 1-5 Rp Rp
daya saing daerah 15 Daerah 1,61 2,53 157,14 157,14 93,86% 93,86 Efektif/Efesien
2.782.817.194 2.611.979.720
3.1.1 Meningkatnya Angka harapan
akses dan kualitas Lama Sekolah
16 Tahun 11,55 11,65 100,87
pelayanan
Rp Rp
pendidikan 102,23 91,36% Efektif/Efisien
60.803.603.666 55.552.640.189 91,36
Rara-Rata Lama
17 Sekolah Tahun 8,37 8,67 103,58
3.1.2 Meningkatnya
akses dan kualitas Rp Rp
18 Kabupaten Sehat Predikat Padapa 0 #VALUE! 87,68% 87,68
kesehatan 39.553.910.721 34.680.717.899
masyarakat
3.2.1 Meningkatnya Proporsi
kualitas sarana dan penduduk/rumah
prasarana wilayah tangga dengan
19 Persen 95,57 87,19 91,23
akses terhadap
pelayanan dasar Rp Rp
88,00 90,59% Efektif/Efisien
72.574.737.059 65.742.480.760 93,62
Indeks
20 Infrastruktur Nilai 64,95 64,08 98,66
pekerjaan umum
Indeks Infra
struktur Rp Rp
21 perumahan dan Nilai 71,96 53,32 74,10 96,64% Kurang Efektif
3.441.810.120 3.326.240.000
permukiman
Tabel 4.1
Capaian Kinerja Sasaran tahun 2022
No Sasaran Capaian kinerja
2022 (%)
Meningkatnya kapasitas perencanaan,
1 pengendalian dan evaluasi pelaksanaan 66,11
pembangunan daerah
Meningkatkan kapasitas pengelolaan
2 77,43
Keuangan Daerah
Meningkatnya akuntabilitas kinerja
3 94,77
Pemerintah Daerah
Meningkatnya kualitas penyelenggaraan
4 109,35
pelayanan publik
Terwujudnya pelayanan publik berbasis
5 100
elektronik
Meningkatnya efektifitas kelembagaan
6 135,14
Pemerintah Daerah
Meningkatnya profesionalisme sumber
7 98,02
daya aparatur
8 Meningkatnya kompetensi tenaga kerja 127,04
Dari tabel diatas dapat dilihat sejumlah 11 (sebelas) sasaran dengan capaian Sangat
Tinggi, atau baru 64,70 % dari total jumlah sasaran yang ada. Namun demikian
masih terdapat 1 (satu) sasaran dengan capaian kategori Sangat Rendah di tahun
2022, yaitu Meningkatnya akses dan kualitas kesehatan masyarakat yang belum
dapat dihitung. Dalam hal ini Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2022 belum
mencapai kabupaten sehat. Dalam siklus penilaian 2 tahun sekali maka usulan
kabupaten sehat Belitung Timur akan dilaksanakan pada tahun 2023. Walaupun
belum berhasil mencapai status kabupaten Sehat pemerintah kabupaten masih
memiliki berbagai kendala diantaranya tatanan dan sasaran yang dibidangi oleh
perangkat daerah belum mempunyai regulasi yang jelas, masih mempunyai
paradigma bahwa masalah kesehatan hanya terpaku pada perangkat daerah
khusus urusan kesehatan.
Adapun upaya yang telah dilakukan Oleh Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana dalam kabupaten sehat diantaranya :
Dalam hal ini kewajiban pembentukan Forum Kecamatan Sehat dan Pokja
Desa/Kelurahan Sehat, teknis penilaian dan penyusunan dokumen
penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat, tahapan pembinaan/verifikasi yang
dilakukan Tim Pembina Provinsi, serta kelengkapan berkas administrasi yang
harus ada pada Sekretariat Forum Kabupaten/Kota Sehat.
3. Selain program Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Dinas Kesehatan
juga menyelenggarakan “Yuk Gi Nyelik Pasien”. Program “Yuk Gi Nyelik Pasien”
Hal ini dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Belitung Timur.
-o00o-
- Koordinasi dan Penyusunan KUA dan PPAS 118,573,350 40,231,600 34,237,850 85.10
- Koordinasi dan Fasilitasi Pengadaan PNS dan PPPK 486,144,050 489,308,600 192,766,125 39.40
* KegiatanPengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal yang menjadi Kewenangan 476,975,500 476,975,500 376,152,506 78.86
Daerah Kabupaten/Kota
17 Rata - Rata
Lama * Pengelolaan Pendidikan SD 29,995,838,750 30,629,319,790 28,628,200,530 93.47
Sekolah
Pengadaan Alat Praktik & Peraga Siswa 3,974,556,000 3,974,556,000 3,953,436,000 99.47
- Pembinaan Minat, Bakat dan Kreativitas Siswa 317,203,000 209,409,000 209,368,200 99.98
- Pengadaan Alat Praktik dan Peraga Siswa 1,025,130,000 691,680,000 675,196,000 97.62
- Pembinaan Minat, Bakat dan Kreativitas Siswa 300,000,000 198,789,000 198,753,000 99.98
- Penyusunan Silabus Mulok PAUD & PNF 12,141,440 12,141,440 9,116,000 75.08
23 Indeks
Resiko 2,607,062,100 2,858,637,000 2,248,304,286 78.65
Bencana
Total anggaran belanja pada sasaran RPJMD 291,674,498,964 349,235,287,380 308,389,407,507 88.30