Anda di halaman 1dari 428

RANCANGAN AKHIR

RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DAERAH

│RPJMD│
PROVINSI MALUKU UTARA
2019-2024

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU UTARA


BADAN PERENCANAAAN PEMBANGUNAN DAERAH
2019
RANCANGAN AKHIR RPJMD
PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1-1


1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1-1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan..................................................................... 1-3
1.3. Hubungan antar Dokumen ..................................................................... 1-6
1.4. Maksud dan Tujuan................................................................................ 1-7
1.5. Sistimatika Penulisan............................................................................. 1-7
BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ....................................... 2-1
2.1. Aspek Geografi dan Demografi ............................................................. 2-1
2.1.1. Aspek Geografi ................................................................................ 2-1
2.1.2. Aspek Kondisi Demografi.............................................................. 2-45
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ........................................................ 2-51
2.3. Aspek Pelayanan Umum...................................................................... 2-97
2.4. Aspek Daya Saing Daerah ................................................................. 2-225
BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH............................................... 3-1
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu ................................................................ 3-1
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD ............................................................. 3-1
3.1.2. Neraca Daerah................................................................................ 3-11
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ........................................ 16
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran........................................................ 17
3.2.2. Analisis Pembiayaan ......................................................................... 17
3.3. Kerangka Pendanaan............................................................................... 21
3.4. Kebijakan Non Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun 2020 – 2024 ................................................................................. 28
BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH............. 4-1
4.1. Permasalahan Pembangunan Daerah ..................................................... 4-1
4.2. Isu-Isu Strategis.................................................................................... 4-14
BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN .............................................. 5-1
5.1. Visi ......................................................................................................... 5-1
5.2. Misi ........................................................................................................ 5-3
5.2.1. Keselarasan Misi RPJMD dengan RPJPD ....................................... 5-5
5.2.2. Keselarasan Misi RPJMD dengan RPJMN...................................... 5-6
5.2.3. Keselarasan Misi RPJMD SDGs...................................................... 5-6
5.3. Tujuan dan Sasaran ................................................................................ 5-8
BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH ............................................................... 6-1
6.1. Strategi ................................................................................................... 6-2
6.2. Arah Kebijakan ...................................................................................... 6-9

i
RANCANGAN AKHIR RPJMD
PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024

6.2.1. Arah Kebijakan Pembangunan Wilayah Perkotaan Sofifi ............. 6-10


6.2.2. Arah Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Maritim.................. 6-11
6.3. Program Pembangunan Daerah............................................................ 6-11
BAB 7 KERANGKA PENDANAAAN PEMBANGUNAN DAN
PROGRAM PERANGKAT DAERAH ................................................. 7-1
7.1. Program Prioritas ................................................................................... 7-1
7.2. Kerangka Pendanaan (pagu indikatif).................................................... 7-6
BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ... 8-1
8.1. Indikator Kinerja Daerah........................................................................ 8-1
8.2. Penetapan Indikator Kinerja Daerah ...................................................... 8-1
BAB 9 PENUTUP.............................................................................................. 9-1
9.1. Kaidah Pelaksanaan ............................................................................... 9-1
9.2. Pedoman Transisi ................................................................................... 9-2
9.3. Alternatif Pembiayaan Pembangunan .................................................... 9-2

ii
RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan
dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang
menjabarkan visi, misi dan program Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Terpilih.
RPJMD memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan
keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang
disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 tahun,
dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Provinsi, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi, dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). RPJMD Provinsi Maluku Utara
2019-2024 merupakan penjabaran visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur
terpilih KH. Abdul Gani Kasuba, Lc., M.Pd., dan Ir. M. Al Yasin Ali, M.MT yang
dilantik tanggal 10 Mei 2019.
Pembangunan merupakan proses perubahan yang direncanakan untuk
memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat, mencakup berbagai perubahan
atas struktur sosial, dengan tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi,
penanganan ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan. Pembangunan
pada dasarnya harus selaras dengan tujuan Nasional, sebagaimana disebutkan dalam
Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Esensi dasar inilah yang
dijadikan dasar dalam merencanakan pembangunan, baik pembangunan dalam skala
nasional maupun skala daerah.
Pelaksanaan pembangunan dalam Periode Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Maluku Utara Tahun 2014-2019 secara umum telah menunjukan
capaian hasil yang cukup baik diberbagai bidang. Capaian tersebut menjadi modal
yang sangat berharga untuk meningkatkan kinerja pembangunan dalam periode
RPJMD selanjutnya. Sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pasal 1 ayat (12) menyatakan
bahwa “Pemerintah Daerah berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Dalam kerangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, perencanaan


pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan
pembangunan nasional. Kewenangan tersebut merupakan kewenangan dalam
menentukan dan melaksanakan kebijakan menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat mulai dari perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi. Oleh karena itu, dalam implementasi pelaksanaan otonomi
daerah, daerah seyogyanya mampu untuk lebih kreatif dalam mengelola potensi
pembangunan yang ada, terencana dan sinergi dengan perencanaan pemerintah yang
lebih tinggi, guna mewujudkan sebuah tatanan masyarakat sejahtera dengan tidak
menghilangkan atau berbasis nilai kekhasan setiap daerah. Sebagai upaya
mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan, arahan RPJPD menjadi sangat
krusial guna menjaga kesinambungan dari suatu periode 5 (lima) tahun pemerintahan
ke periode 5 (lima) tahun berikutnya.
Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017, RPJMD
disusun dengan pendekatan perencanaan pembangunan teknokratis, partisipatif,
politis, atas bawah dan bawah atas (top down dan bottom up). RPJPD Provinsi
Maluku Utara Tahun 2005-2025 dilaksanakan dalam empat tahapan rencana
pembangunan jangka menengah daerah, yang masing-masing tahapan telah pula
memuat rumusan indikatif arahan prioritas kebijakan. Dalam konteks ini RPJMD
Provinsi Maluku Utara Tahun 2019-2024 masuk pada tahapan terakhir periode
RPJPD 2005-2025, atau Tahap IV: Penciptaan daya saing yang berkelanjutan. Arah
kebijakan pembangunan pada tahapan keempat adalah melanjutkan pembangunan
pada periode sebelumnya dengan meletakkan dasar-dasar pembangunan untuk
membangun daya saing daerah melalui “pemerataan pengembangan investasi sesuai
keunggulan kompetitif masing-masing wilayah, pemerataan pembangunan
infrastruktur dan sarana prasarana wilayah, serta pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya di tiap wilayah Kabupaten/Kota”.
Arah kebijakan pembangunan pada RPJPD senantiasa menjadi pedoman
substansi dalam penyusunan Rancangan Awal RPJMD Provinsi Maluku Utara Tahun
2019-2024. Arah kebijakan tersebut dilaksakan dengan visi “MALUKU UTARA
SEJAHTERA”, yang akan senantiasa menjiwai RPJMD Provinsi Maluku Utara
2019-2024. Sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah, RPJMD akan
menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD),
Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) dan Rencana Kerja Perangkat
Daerah (Renja PD), sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. RPJMD Provinsi Maluku Utara 2019-2024 juga merupakan
rujukan bagi seluruh pemangku peran dalam pengelolaan pembangunan dan
pelayanan kepada masyarakat sehingga para pelaku bisnis atau sektor swasta serta
seluruh komponen masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan guna
meningkatkan pertumbuhan dan kesejahteraan, yang bersendikan pada kesetaraan,
kolaborasi, transparansi, akuntabilitas dan partisipasi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1-2│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN


Dasar hukum penyusunan RPJMD Provinsi Malukuu Utara tahun 2019–
2024 adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 46 tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi
Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 174, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3895);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4366);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005–2025 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4700);
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
10. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

BAB 1 PENDAHULUAN 1-3│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

11. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059);
13. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan per
Undang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
14. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 232, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490);
15. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentangPerubahanAtasUndang-
UndangNomor 27 Tahun 2007 tentangPengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 2, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490);
16. Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentangDesa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
17. Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Nomor 244, TambahanLembaran Negara Nomor 5587);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123 danTambahan
Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5539)
21. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5041);

BAB 1 PENDAHULUAN 1-4│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

23. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan


Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1312,
2017)
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan
dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan
Rencana Jangka Menengah (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 459,
2018)
28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan
Standar Pelayanan Minimal (Berita Negara Republik Indonesia Nomor
1540, 2018)
29. Peraturan Daerah Provinsi Maluku Utara Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Maluku Utara
Tahun 2005-2025;
30. Peraturan Daerah Provinsi Maluku Utara Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Maluku Utara
(Lembaran Daerah Provinsi Maluku Utara Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 5);
31. Peraturan Daerah Provinsi Maluku Utara Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Maluku Utara Tahun 2013–2033
(Lembaran Daerah Provinsi Maluku Utara Tahun 2013 Nomor 2).
32. Peraturan Daerah Provinsi Maluku Utara Nomor 5 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Maluku Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1-5│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN


Sesuai Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan daerah harus saling terintegrasi
dan sinergi dengan perencanaan pembangunan nasional. RPJMD sebagai dokumen
perencanaan jangka menengah lima tahunan dimana penyusunannya harus
berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional. Selanjutnya
RPJMD dijabarkan menjadi RKPD sebagai dokumen perencanaan tahunan dan
mengacu pada RKP serta sebagai pedoman Renstra PD. Dari perspektif tersebut
RPJMD Provinsi Maluku Utara Tahun 2019-2024 memiliki keterkaitan vertikal dan
horizontal dengan dokumen perencanaan lainnya yaitu:
1. Merupakan satu kesatuan dengan sistem perencanaan pembangunan
nasional sehingga dalam penyusunanya mengacu pada RPJP Nasional
Tahun 2005-2025, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, RPJPD Provinsi
Tahun 2005-2025 dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2013-
2033;
2. Menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah
(Renstra PD) dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD);
3. Menjadi acuan sinergi pembangunan pusat dan daerah, sinergi dengan
Kabupaten/Kota, sektor swasta, lembaga-lembaga internasional dan
partisipasi masyarakat secara luas.

Alur hubungan RPJMD Provinsi Maluku Utara Tahun 2019-2024 dengan


dokumen perencanaan sebagaimana ilustrasi pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Bagan Alur Habungan RPJMD Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1-6│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

1.4. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud penyusunanan RPJMD Provinsi Maluku Utara tahun 2019-2024
adalah:
1) Memberikan arah dan pedoman kepada pemangku kepentingan dalam
pembangunan daerah;
2) Mewujudkan pembangunan yang terpadu, sinergis, harmonis dan
berkesinambungan;
3) Sebagai Pedoman penyusunan RKPD selama tahun 2020-2025;
4) Menjadi pedoman DPRD dalam pelaksanaan fungsi legislasi, fungsi
pengawasan dan fungsi anggaran dalam rangka pengendalian pemerintahan
dan pembangunan daerah agar sejalan dengan aspirasi masyarakat sesuai
prioritas dan sasaran program pembangunan.

Tujuan penyusunanan RPJMD Provinsi Maluku Utara tahun 2019-2024 sebagai


berikut:
1) Untuk menjabarkan visi, misi, dan program prioritas kepala daerah;
2) Sebagai tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah,
pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan selama masa kepemimpinan
Kepala Daerah;
3) Sebagai tolok ukur penilaian keberhasilan pimpinan perangkat daerah dalam
melaksanakan pembangunan sesuai dengan tugas, fungsi, kewenangan dan
tanggung jawab dalam melaksanakan visi, misi dan program-program
prioritas kepala daerah;
4) Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang bersinergi dengan
perencanaan pembangunan nasional dan menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan.

1.5. SISTIMATIKA PENULISAN


RPJMD Provinsi Maluku Utara tahun 2019-2024 disusun dengan sistimatika
sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Memuat latar belakang, landasan hukum, hubungan RPJMD dgn
dokumen perencanaan lainnya, maksud & tujuan penyusunan, dan
sistimatika penulisan.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Menyajikan gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek
geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek
pelayanan umum, dan aspek daya saing.

BAB 1 PENDAHULUAN 1-7│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bab III Gambaran Keuangan Daerah


Menguraikan tentang gambaran pengelolaan keuangan daerah yang
meliputi uraian kinerja keuangan tahun-tahun sebelumnya, neraca
daerah, proyeksi keuangan daerah, serta kerangka pendanaan program
program RPJMD.
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah
Menguraikan permasalahan dan isu-isu strategis yang menjadi dasar
utama perumusan visi dan misi Gubernur/Wakil Gubernur terpilih.
Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Memuat pernyataan dan penjelasan visi dan misi pembangunan
daerah serta tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan
selama lima tahun kedepan.
Bab VI Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah
Menjelaskan tentang strategi-strategi yang dipilih dalam mencapai
tujuan, sasaran, dan arah kebijakan dari setiap strategi terpilih, serta
program-program pembangunan daerah. Penyajian strategi dan arah
kebijakan dapat menggambarkan serta menjelaskan hubungan antara
strategi dengan arah kebijakan, dalam rangka pencapaian tujuan dan
sasaran yang ditetapkan.
Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Memuat program prioritas dalam pencapaian visi dan misi serta
seluruh program pembangunan daerah yang dirumuskan dalam renstra
Perangkat Daerah beserta indikator kinerja, pagu indikatif target,
Perangkat Daerah penanggung jawab berdasarkan bidang urusan.
Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Menguraikan tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi
kepala daerah dan wakil kepala daerah yang ditetapkan menjadi
Indikator Kinerja Utama (IKU) daerah dan indikator kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang ditetapkan menjadi
Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada akhir periode masa jabatan.
Bab IX Penutup
Menguraikan masa transisi tahun pertama dan satu tahun setelah akhir
periode RPJMD. Bagian ini juga menguraikan kaidah pelaksanaan
RPJMD.

BAB 1 PENDAHULUAN 1-8│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

BAB 2
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI


2.1.1. Aspek Geografi
A. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Luas wilayah Provinsi Maluku Utara 145.801,10 km2, terdiri dari luas lautan
113.796,53 km2 atau 69,08 persen dan luas daratan 32.004,57 km2 atau 30,92
persen. Sebagaimana Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Maluku Utara Tahun 2013 – 2033, terdapat perubahan luas
wilayah laut dan luas wilayah darat dari penetapan sebelumnya sesuai hasil
pengukuran dengan tingkat keakuratan yang lebih tinggi melalui persetujuan
subtantif Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. Provinsi Maluku Utara secara
administratif memiliki batas wilayah sebagai berikut:
 Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Halmahera;
 Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Maluku;
 Sebelah Utara berbatasan dengan Samudera Pasifik; dan
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Seram.

Luas wilayah Provinsi Maluku Utara berdasarkan Kabupaten Kota dijabarkan


dalam Tabel berikut ini.

Tabel 2.1. Luas Wilayah Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara


Luas Wilayah (Km2)
Provinsi, Kabupaten / Kota
Darat1 Laut2 Jumlah2
Provinsi Maluku Utara 31.982,50 113.796,53 145.779,03
Kabupaten Halmahera Barat 1.704,20 11.623,42 13.327,62
Kabupaten Halmahera Tengah 2.653,76 6.104,65 8.758,41
Kabupaten Kepulauan Sula 3.304,32 6.647,17 9.951,49
Kabupaten Halmahera Selatan 8.148,90 31.484,40 39.633,30
Kabupaten Halmahera Utara 3.896,90 19.536,02 23.432,92
Kabupaten Halmahera Timur 6.571,37 7.695,82 14.267,19
Kabupaten Pulau Morotai 2.476,00 13.170,01 15.646,01
Kabupaten Pulau Taliabu 1.469,98 7.697,29 9.167,27
Kota Ternate 111,39 5.544,55 5.655,94
Kota Tidore Kepulauan 1.645,73 4.293,20 5.938,93
Sumber : 1Maluku Utara Dalam Angka 2018 dan 2RPJMD Provinsi Maluku Utara 2014-2019

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-1│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Provinsi Maluku Utara terdiri dari 8 kabupaten dan 2 kota, dengan jumlah
kecamatan sebanyak 116 dan desa/kelurahan sebanyak 1.197 yang dirinci seperti
pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.2. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota


di Provinsi Maluku Utara, Tahun 2018
Jumlah
No. Kabupaten/Kota
Kecamatan Desa/Kelurahan/UPT
1. Halmahera Barat 8 170
2. Halmahera Tengah 10 64
3. Kepulauan Sula 12 78
4. Halmahera Selatan 30 256
5. Halmahera Utara 17 199
6. Halmahera Timur 10 104
7. Pulau Morotai 5 88
8. Pulau Taliabu 8 71
9. Ternate 8 77
10. Tidore Kepulauan 8 90
Provinsi Maluku Utara 116 1.197
Sumber : Statistik Provinsi Maluku Utara Edisi Oktober 2018. BPS Maluku Utara. 2018

B. Letak dan Kondisi Geografis


1) Posisi Astronomis
Ditinjau dari posisi astronomis, secara geografis Provinsi Maluku Utara berada
diantara 3o Lintang Utara sampai 3o Lintang Selatan dan 124o – 129o Bujur Timur.
Provinsi Maluku Utara merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 805 buah pulau
besar dan kecil, sekitar 82 pulau yang dihuni dan 723 pulau yang belum dihuni,
yaitu:
Tabel 2.3. Jumlah Pulau Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara
Pulau Pulau Tidak Jumlah
No. Kabupaten/Kota
Berpenghuni Berpenghuni Pulau
1 Tidore Kepulauan 4 7 11
2 Halmahera Utara 8 74 82
3 Kepulauan Sula 7 79 86
4 Halmahera Selatan 35 336 371
5 Halmahera Barat 2 123 125
6 Halmahera Timur 12 29 41
7 Ternate 5 4 9
8 Halmahera Tengah 2 40 42
9 Pulau Morotai 6 26 32
9 Pulau Bermasalah 0 4 4
10 Pulau Provinsi 1 1 2
Jumlah Total 82 723 805
Sumber : Hasil Rapat Verifikasi ke II, Pembinaan dan Pembakuan Nama Pulau di Provinsi Maluku Utara,
DKP Prov. Maluku Utara Tahun 2012.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-2│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Gambar 2.1. Peta Wilayah Administratif Provinsi Maluku Utara

Sumber : RTRW Provinsi Maluku Utara, 2013-2033

2) Posisi Geostrategik
Dalam peta geostrategis, Provinsi Maluku Utara terletak pada posisi perbatasan
negara Indonesia dengan perairan internasional, yakni terhadap Laut Pasifik (Negara
Palau) dan pada perairan yang relatif tidak jauh dengan perairan negara Filipina.
Pada posisi yang merupakan perbatasan laut yang demikian maka sistem pertahanan
dan keamanan di wilayah ini harus mendapat perhatian serius karena menjadi
gerbang perbatasan internasional. Berbagai risiko penyusupan atau infiltrasi, illegal
fishing, bajak laut dan sebagainya mengancam Provinsi Maluku Utara karena
posisinya yang berhadapan langsung dengan laut bebas Internasional.
Di bagian sisi barat wilayah Provinsi Maluku Utara, dilalui ALKI III (Alur Laut
Kepulauan Indonesia III), yang merupakan jalur lintasan utama pelayaran
Internasional dari Pasifik melewati Indonesia. Dengan adanya ALKI III ini, maka
wilayah Provinsi Maluku Utara khususnya di kawasan perairannya menjadi suatu
kawasan lintasan Internasional yang memerlukan perhatian ditinjau dari segi
pertahanan dan keamanan nasional.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-3│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Keberadaan Pangkalan Angkatan Laut (LANAL) di Ternate serta sebaran


sejumlah Pos Angkatan Laut (POSAL) dan fasilitas Angkatan Udara di Pulau
Morotai, telah menempatkan Provinsi Maluku Utara sebagai kawasan yang secara
militer mendapat pengawalan ketat. Dengan demikian, maka jelas bahwa ditinjau
dari segi geopolitik maupun keberadaan berbagai fasilitas militer, telah
menempatkan Provinsi Maluku Utara sebagai Kawasan Andalan Strategi Pertahanan
dan Keamanan Nasional RI.

Gambar 2.2. Peta Tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)

Sumber : Dokumen MP3EI Provinsi Maluku Utara 2012

3) Kondisi/Kawasan
 Kawasan Pedalaman
Salah satu problem pembangunan provinsi Maluku Utara adalah masih banyak
daerah yang belum tersentuh pembangunan. Kawasan Pedalaman merupakan daerah
yang secara geografis letaknya jauh dari pesisir pantai. Kondisi geografis yang
demikian membuat kawasan pedalaman sangat tertinggal dari kawasan pesisir.
Orientasi pembangunan yang masih mengutamakan wilayah pesisir sebagai titik
sentuh kebijakan menjadikan disparitas antar kawasan pesisir dan pedalaman
semakin besar. Penyebaran kawasan pedalaman di provinsi Maluku Utara terdapat di
beberapa kabupaten dan kota. Di Kota Tidore Kepulauan wilayah pedalaman berada
di kecamatan Oba selatan. Kabupaten Halmahera Barat daerah pedalaman berada di
kecamatan Sahu, Ibu, Loloda. Di wilayah Kabupaten Halmahera Utara daerah
pedalaman berada di Kecamatan Kao Barat, Galela barat, galela selatan. Di
kabupaten Halmahera Timur, daerah pedalaman berada di kecamatan Wasilei,
Wasilei selatan dan kecamatan Maba. Kabupaten Pulau Morotai, daerah pedalaman
berada di kecamatan Morotai Selatan. Kawasan pedamalan di wilayah Kabupaten

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-4│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Halmahera Tengah berada di kecamatan Weda Tengah dan Weda selatan. Di wilayah
Halmahera Selatan, daerah pedalaman berada di kecamatan Kasiruta Dalam dan
Gane Timur. Kepulauan Sula dan Taliabu, daerah pedalaman berada di kawasan
taliabu. Pemerintah daerah perlu memfokuskan pembangunan dan pengembangan
kawasan agar keterkaitan antar daerah bisa diwujudkan sebagai kawasan ekonomi
yang maju dan adil.
 Kawasan Terpencil
Kawasan terpencil secara geografis merupakan kawasan yang terletak jauh dari
kota dan kurang berhubungan dengan dunia luar. Untuk dapat digolongkan sebagai
daerah terpencil, harus memenuhi 2 (dua) persyaratan yang bersifat kumulatif, yaitu:
1. Daerah itu sulit dijangkau karena kekurangan atau keterbatasan prasarana
dan sarana angkutan umum, baik darat, laut maupun udara, dan
2. Prasarana dan sarana sosial dan ekonomi tidak tersedia, atau walaupun
tersedia tetapi dalam keadaan yang sangat terbatas, sehingga untuk
menjalankan usahanya para penanam modal harus menyediakan sendiri
prasarana dan sarana sosial dan ekonomi dimaksud.
Prasarana ekonomi dimaksud adalah pelabuhan, jalan dari pelabuhan menuju
lokasi (access road), jalan lingkungan, penyediaan air bersih, penyediaan tenaga
listrik, dan prasarana lain di bidang ekonomi yang diperlukan untuk memungkinkan
berjalannya suatu perusahaan. Jika berdasarkan kreteria daerah tertinggal di provinsi
Maluku Utara yang terdiri dari 10 Kabupaten dan Kota terdapat 7 Kabupaten yang
dikategorikan sebagai daerah tertinggal. Dengan demikian kawasan terpencil di
Provinsi Maluku Utara berada pada 7 Kabupaten yaitu Kabupaten Halmahera Barat,
Halmahera Utara, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Kabupaten Kepulauan
Morotai, Taliabu dan Sula.
 Pesisir
Dari total desa/kelurahan sebanyak 1.104 sebanyak 73,55 persen atau 812
merupakan desa pesisir, dan sisanya 26,44 persen merupakan daerah pedalaman/
pegunungan/terpencil yang tersebar di hampir semua kabupaten/kota. Selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.4. Jumlah Desa Pesisir Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara
Kabupaten/Kota Jumlah Desa Pesisir
01 Halmahera Barat 66
02 Halmahera Tengah 37
03 Kepulauan Sula 116
04 Halmahera Selatan 239
05 Halmahera Utara 107
06 Halmahera Timur 69
07 Pulau Morotai 60
71 Kota Ternate 67
72 Kota Tidore Kepulauan 51
Maluku Utara 812
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara, 2012

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-5│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

C. Topografi Wilayah
1) Kemiringan Lahan
Sebagian besar wilayah Maluku Utara bergunung-gunung dan berbukit-bukit
yang terdiri dari pulau-pulau vulkanis dan pulau karang, sedangkan sebagian lainnya
merupakan dataran.Kondisi topografi Maluku Utara beraneka ragam yaitu mulai dari
datar, landai, curam dan sangat curam dengan bentuk wilayah mulai bentuk pantai,
teras berbukit dan pegunungan. Topografi yang dominan adalah kelas lereng curam
yaitu seluas ±1.707.983,23 Ha atau sebesar 52,39% dari luas keseluruhan. Secara
rinci kondisi kelas lereng dan bentuk topografi di Provinsi Maluku Utara dapat
dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.5. Kelas lereng dan bentuk topografi di wilayah Maluku Utara

Kelas Lereng Luas (Ha) Persentase (%) Bentuk


Datar (0-8%) 482.983,6 14,81 Pantai
Landai (8-15 %) 279.595,1 8,58 Teras
Agak Curam (15-25%) 128.380,1 3,94 Perbukitan
Curam (25-45) 1.707.983,2 52,39 Perbukitan
Sangat Curam (>45 %) 661.400,0 20,29 Pegunungan
Sumber : RTRW Provinsi Maluku Utara Tahun 2013 – 2033

Berdasarkan Peta Tanah Tinjau Lembaga Penilitian Tanah Bogor tahun 1982,
jenis tanah yang ada di Provinsi Maluku Utara sebanyak 8 jenis tanah, yaitu jenis
Andosol, Latosol, Kompleks, Mediteran Merah Kuning, Organosol, Podsolik Merah
Kuning, Regosol dan Rensina. Secara rinci luas jenis tanah di Maluku Utara dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.6. Luas dan Jenis tanah di Maluku Utara


Jenis Tanah Luas (Ha) Persentase (%)
Andosol 9.026,11 0,28
Kompleks 328.777,70 10,08
Latosol 359.313,63 11,02
Mediteran merah-kuning 379.097,34 11,63
Organosol 1.390.078,32 42,64
Podsolik merah-kuning 278.220,04 8,53
Regosol 326.928,84 10,03
Rensina 188.900,02 5,79
Jumlah 3.260.342,00 100,00
Sumber : RTRW Provinsi Maluku Utara Tahun 2013 – 2033

Berdasarkan data diatas, jenis tanah yang dominan adalah jenis organosol yaitu
seluas 1.390.078,32 Ha atau (42,64 %) dari luas total wilayah Maluku Utara.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-6│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2) Ketinggian Lahan
Pulau Halmahera mempunyai banyak pegunungan yang rapat mulai dari Teluk
Kao, Teluk Buli, Teluk Weda, Teluk Payahe dan Dodinga. Disetiap daerah terdapat
punggung gunung yang merapat ke pesisir, sedangkan pada daerah sekitar Teluk Buli
(di Timur) sampai Teluk Kao (di Utara), pesisir barat mulai dari Teluk Jailolo ke
utara dan Teluk Weda ke selatan dan utara ditemui daerah dataran yang luas.

D. Geologi dan Sumberdaya Mineral


1) Struktur dan Karakteristik
Bagian tengah dan utara Provinsi Maluku Utara sebagian besar merupakan
daerah pegunungan dengan bahan induk bervariasi. Di bagian utara dan timur laut
Semenanjung Halmahera didominasi oleh pegunungan, sedangkan di Semenanjung
Utara disusun oleh formasi Gunung Api (Andesit dan batuan beku Basaltik). Di
semenanjung timur laut ditemukan batuan beku asam, basa, dan ultra basa serta
batuan sedimen. Daerah pegunungan merupakan bentangan lahan dengan puncak
tajam dan punggung curam tertoreh serta lereng yang curam (>40 persen).

Tabel 2.7. Sebaran Gunung Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara


No Kabupaten/Kota Nama Gunung Tinggi Gunung (m)
Gunung Gamkonora 1.653
1 Halmahera Barat Gunung Ibu 1.325
Gunung Sahu 1.500
2 Halmahera Tengah Gunung Liember 1.262
Gunung Bakudobing 1.310
3 Kepulauan Sula
Gunung Fatmaru 648
Gunung Sibela 2.110
Gunung Tapawa 1.595
4 Halmahera Selatan Gunung Powate 1.428
Gunung Nanoang 1.160
Gunung Togohi 1.279
5 Halmahera Utara Gunung Dukono 1.275
Gunung Akemira 1.190
Gunung Wato–Wato 1.474
Gunung Saolat 1.430
Gunung Tilegan 1.206
6 Halmahera Timur
Gunung Subaim 1.143
Gunung Watam 1.100
7 Pulau Morotai Gunung Taomadota 1.100
8 Ternate Gunung Gamalama 1.572
9 Tidore Kepulauan Gunung Kie Matubu 1.726
10 Pulau Taliabu - -
Sumber : Maluku Utara Dalam Angka 2014

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-7│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Di Semenanjung Utara Halmahera terdapat gunung api aktif dan non aktif
dengan bentuk dan struktur yang sangat khas. Di daerah semenanjung utara
Halmahera tersebut tidak ditemukan dataran alluvial. Kemudian, memasuki daerah
Kao ditemukan dataran alluvial yang luas pada daerah pedalaman, dataran vulkanik
yang berombak dan dataran alluvial berawa secara lokal. Pulau Morotai memiliki
banyak kesamaan dengan Pulau Halmahera bagian utara dan timur, yakni dicirikan
oleh gunung-gunung yang berkembang dari batuan sedimen dan batuan beku basa.
Di semenanjung bagian selatan Halmahera lebih didominasi oleh daerah gunung
yang terutama berkembang dari bahan-bahan sedimentasi naal dan batu gamping
(Marl dan Limestone); pada bagian ini terbentang dataran sempit alluvial arah timur-
barat.
Di kawasan sepanjang pantai barat Halmahera terbentang sejumlah pulau besar
dan kecil, yaitu: Ternate di bagian utara sampai Obi di bagian selatan. Pulau-pulau
kecil di bagian utara umumnya merupakan daerah vulkanik yang tersusun dari bahan
andesit dan batuan beku basaltic, dengan kemiringan lereng curam (30-45 persen)
sampai sangat curam (> 45 persen).
Kelompok Pulau Bacan merupakan bentangan lahan pegunungan yang sama
dengan Halmahera Utara, yaitu batuan beku basa dan batuan metamorfik. Walaupun
batuan metamorfik menyebar secara lokal, tetapi merupakan batuan induk dominan
di daerah ini. Di sepanjang pesisir terdapat dataran pantai yang sempit dan di bagian
tengah/pusat Pulau Bacan dibentuk oleh dataran alluvial. Bentang lahan Pulau Obi
mengikuti pola yang sama, bagian tengah didominasi oleh daerah pegunungan
dengan bahan penyusunnya batuan beku basa dan diapit oleh deretan perbukitan dan
batuan sedimen. Kelompok Kepulauan Sulabesi mempunyai struktur yang sama,
tetapi memiliki bahan induk yang berbeda. Sebagian besar daratan Pulau Taliabu dan
Kepulauan Sula merupakan daerah pegunungan dengan puncak tajam dan lereng
curam, berkembang terutama dari batuan metamorfik. Di bagian barat Pulau Sanana
juga ditemukan bahan induk granit.
Kondisi tanah di Provinsi Maluku Utara menunjukkan sifat yang berbeda di
setiap bagian wilayahnya, mulai dari Morotai di bagian utara sampai Sulabesi di
selatan. Kondisi ini disebabkan oleh faktor iklim, yaitu curah hujan dan suhu yang
tinggi, serta struktur geologi di setiap wilayah. Penyebaran dan jenis tanah di
Provinsi Maluku Utara adalah sebagai berikut:
a) Jenis tanah Mediteran terdapat di Pulau Morotai bagian barat – timur -
selatan; Pulau Doi, Kecamatan Loloda;
b) Jenis tanah Podsolik merah kuning Terdapat di Pulau Halmahera, dari utara
ke selatan, Tobelo, Ibu, Obi bagian timur, Sanana, Pulau Taliabu, Wasile,
Oba, Weda dan Maba;
c) Jenis tanah Kompleks terdapat di Pulau Morotai bagian barat dan timur,
Obi bagian tengah, Pulau Halmahera bagian tengah sampai timur;

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-8│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

d) Jenis tanah Latosol terdapat di Loloda, Galela, Jailolo bagian selatan, Gane
Timur, Gane Barat, Bacan Oba, Wasile, Weda dan Maba;
e) Jenis tanah Regosol terdapat di Loloda, Galela, Sahu, Kao, Pulau Ternate,
Pulau Makian, Pulau Obi di pesisir utara;
f) Jenis tanah Aluvial terdapat di Pulau Obi bagian barat dan Pulau Taliabu.

2) Potensi
Dalam sektor pertambangan didukung oleh ketersediaan potensi tambang,
utamanya eksploitasi Emas dan Nikel serta 18 belas jenis bahan galian yang
termasuk golongan A, B dan C yang belum diolah. Pulau Halmahera mempunyai
potensi endapan bahan galian emas yang cukup prospektif, temuan endapan emas
epitermal di daerah Gosowong dengan potensi yang terkandung dalam busur
magnetik. Sumber endapan nikel laterit di daerah teluk Weda yang sampai saat ini
belum dilakukan eksploitasi secara terinci yang berkisar 92.000.000 ton. Indikasi
adanya hidro karbon di Provinsi Maluku Utara ditunjukan oleh gejala rembesan
minyak seperti yang ditemukan di Pulau Halmahera yang dilakukan oleh Pertamina
dan British Petroleum di Cekungan Halmahera Selatan dengan rembesan flour pada
kedalaman 3000 meter, selain itu terdapat potensi panas bumi di Jailolo, energi panas
bumi di Songa Bacan.
Dari berbagai potensi yang dimiliki tersebut, Provinsi Maluku Utara disebut
sebagai laboratorium alam geologi dikarenakan kedudukannya berada pada
tumbukan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Australia yang bergerak ke arah
selatan, lempeng Eurasia yang bergerak dari arah barat dan Lempeng Pasifik dari
arah barat. Beberapa sumber daya mineral atau bahan galian tambang yang
ditemukan tersebar hampir di seluruh daerah Maluku Utara, seperti; Tembaga,
Uranium, Emas, Nikel, Batu Bara, Alumanium/Bauksit, Magnesit, Pasir Besi,
Titanium, Mangan, Asbes, Kaolin, Diatomit, Batu Permata, Kromit, Pasir Kuarsa,
Batu Gamping, Batu Apung, Granit, Talk, Migas, Potensi Panas Bumi, dan Sumber
Daya Air.
Lokasi/kawasan pertambangan, terdapat cukup banyak dan tersebar di Maluku
Utara dengan berbagai ragam jenis tambang. Namun yang terpenting bahwa
pengembangan lokasi pertambangan tidak merubah fungsi hutan lindung atau
kawasan lindung. Pengembangan secara lebih luas mengenai pertambangan tetap
mengacu pada peraturan perundanganan mengenai kegiatan pertambangan secara
nasional. Pemanfaatan lahan untuk pertambangan adalah pada tatanan kawasan
budidaya yang non produktif di bagian permukaan tanah, sehingga memberikan
manfaat lain pada kondisi tanah yang sebelumnya dianggap non produktif. Bahan
galian tambang tersebut memiliki nilai jual yang tinggi, apabila dimanfaatkan secara
optimal akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan
pengembangan infrastruktur, peningkatan pendapatan asli daerah, serta mampu
merangsang percepatan pembangunan daerah. Potensi sumberdaya diperlihatkan
dalam beberapa Tabel sebagai berikut.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-9│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.8. Potensi Sumberdaya Mineral Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara
Kabupaten /
Jenis Lokasi Keterangan
Kota
Nikel Weda, Gebe, Patani Indikasi
Halmahera Pasir
Tengah Besi Tolippe, Kec. Weda Cadangan 1.140
Kromit P. Gebe, Kec. Gebe Indikasi
Kapa-Kapa, Kec Galela Urat Kuarsa @ 76,6 Gr/Ton
Mineralisasi Epotermal @ 1,4
Akelamo, Kec. Galela Gr/Ton
Emas
Gamkehe, Kec. Loloda Kadar 2,7 Gr/Ton
Halmahera Aha, Kec. Morotai Selatan Indikasi
Utara Bere-Bere, Kec. Morotaiutr Indikasi
Supu, Loloda Utara Kadar Mn0257.05 persen
Mangan
P. Doi, P. Rau, P. Dagasuli Indikasi
Besi Loloda Utara Indikasi
Pasir Besi Dorume, Ngajam Indikasi
Kromit Dodaga Indikasi
Cadangan= 120.000.000 Host
Yaba, Kec. Bacan Barat
Rock, Kadar 0,36-62 Gr/Ton
Cadangan= 120.000.000 Host
Kaputusan, Bacan
Rock, Kadar 0,03-0,4 Gr/Ton
Cadangan= 240.000.000 Host
Raroang, Bacan
Rock, Kadar 0,27-0,39 Gr/Ton
Cadangan= 240.000.000 Host
Emas Pigaraja, Bacan Timur
Rock, Kadar 0,39-43 Gr/Ton
Cadangan= 12.000.000 Host Rock,
Sawadae, Bacan
Kadar 2,33 Gr/Ton
Halmahera
Sambiki, Obi Tahap Penelitian
Selatan
Urat Kuarsa, 11.985 Ton Emas
Anggai, Obi
(Dikelola Rakyat)
Kayoa Indikasi
Yaba, Bacan Barat 19 persen
Cadangan 6.000.000 Host Rock
Sayoang, Bacan
Kadar 200 Ppm
Tembaga Obi Selatan Indikasi
P. Kasiruta , Bacan Indikasi
Obilatu, Obi Indikasi
Bibinoi, Kec. Bacan Timur Indikasi
P. Obilatu, Obi 87.700.000 Ton Fe=20 persen
Bobo, Obi Selatan Indikasi
Pasir Besi
Manatahan, Obi Indikasi
Akenia, Obi Indikasi
Luas 39,040 Ha Pemboran
Nikel Buli, Maba Eksplorasi Sementara Cadangan
Halmahera
42.763.460 Ton
Timur
Wayamli, Maba Indikasi
Pasir Besi
Tanjung Buli, Maba Indikasi
Cadangan 72.000.000 Ton, Kadar
Kepulauan Kuyu, Taliabu Barat
Emas 0.12-0,15 Gr/Ton
Sula
Tawate, Sanana Indikasi
Ternate - - -
Tidore Indikasi
Tembaga Payahe, Oba
Kepulauan
Sumber : Dinas ESDM Provinsi Maluku Utara

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-10│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.9. Potensi Mineral Industri Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara
Kabupaten /
Jenis Lokasi Keterangan
Kota
Diatomit Domato, Kec. Jailolo Endapan tufa, tebal 2-5 m, luas 10
Selatan ha
Halmahera
Kalsit Domato, Kec. Jailolo Pengisi batugamping, tembus
Barat
Selatan cahaya
Magnesit Kp. Podol, Kec Ibu Bongkahan-bongkahan di sungai
Halmahera Perlit Tabogo Abu-abu pada satuan lava
Tengah
Daruba, Morotai Selatan Batugamping Koral, umur kwarter
Halmahera
Batu Gamping Wayabula, Kec. Morotai Putih,koral,umur kwarter, Ca0=53
Utara
Selatan Barat persen
Halmahera Batu Gamping Marituso, Kec. Bacan Putih,kompak,sisipan pada napal
Selatan Barat penyebaran luas, Ca0=54,56
persen
Bentonit Kopel Labuha, Kec. Bacan Hasil pelapukan tufa
Halmahera Batu Gamping Wasilei, Kec. Wasilei Kompak,putih,umur pra tersier
Timur Talk Fayaul, Kec. Wasilei Pada batuan ultrabasa
Selatan
Magnesit Fayaul, Kec. Wasilei
Selatan
Pasir Kuarsa Tabona, Kec. Taliabu Barat Indikasi
Kepulauan
Talk S.Lomot, Kec Taliabu Hasil alterasi hidrotermal
Sula
Barat
Ternate - - -
Tidore Kaolin Akelana, Kec Oba Endapan Tufa, bahan Keramik
Kepulauan
Sumber : Dinas ESDM Provinsi Maluku Utara

Tabel 2.10. Potensi Batu Bara dan Minyak Bumi Menurut Kabupaten/Kota Di Maluku Utara
Kabupaten / Kota Jenis Lokasi Keterangan
Halmahera Barat - - -
Halmahera Tengah Batu Bara Patani-Kec. Patani Indikasi
Halmahera Utara Galela-Kec. Alela Indikasi
Batu Bara
Gosoma-Kec. Kao Indikasi
Minyak Bumi Cekungan Halmahera Utara Belum dibor
Sungai Huru-Kec Obi Indikasi
Desa Cap-Kec Obi Indikasi
Batu Bara Kelo, Obi Indikasi
Anggai, Obi Indikasi
Halmahera Selatan
Amasing, Bacan Indikasi
Cekungan Obi Utara Belum dibor
Minyak Bumi Cekungan Obi Selatan Belum dibor
Cekungan Halmahera Selatan Belum dibor
Batu Bara Bicoli - Maba Selatan Indikasi
Halmahera Timur
Minyak Bumi Cekungan Halmahera Timur Dibor
Tabona, Kec. Taliabu Barat Indikasi
Batu Bara
Kab. Kepulauan Tawate, Sanana Indikasi
Sula Falabisahaya, Kec. Mangoli Pengeboran
Minyak Bumi
Barat Eksplorasi
Ternate - - -
Tidore Kepulauan - - -
Sumber : Dinas ESDM Provinsi Maluku Utara

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-11│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.11. Perkiraan Sumber Daya Minyak dan Gas Bumi di Provinsi Maluku Utara
MINYAK BUMI
NO. CEKUNGAN GAS BUMI (TSCF)
(Juta Barel)
1. Halmahera Utara 0.0072 0.0018
2 Halmahera Timur 0.0430 0.0108
3. Halmahera Selatan 0.0950 0.0238
4. Obi Utara 0.0135 0.0680
5 Obi Selatan 0.0139 0.0972
Jumlah 0.1780 0.2016
Sumber : IAGI 1985

Gambar 2.3. Peta Cekungan yang Terdapat di Maluku Utara


Sumber : Rencana Umum Kelistrikan Daerah (RUKD) Provinsi Maluku Utara 2010-2030

Pemegang izin usaha pertambangan Provinsi Maluku Utara sebanyak 137


dengan areal seluas 486,382.66 Ha yang berlokasi di seluruh kabupaten kecuali Kota
Ternate, sebagaimana Tabel berikut ini.

Tabel 2.12. Pemegang Izin Usaha Pertambangan dan Luas Areal Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara, Tahun 2017
No Provinsi/Kabuupaten/Kota IUP IUP (Sudah Total
(Belum CNC) diterima CNC) IUP
1. Provinsi Maluku Utara 5 4 9
2. Tidore Kepulauan 4 2 6
3. Halmahera Barat - 2 2
4. Halmahera Utara 3 5 8
5. Halmahera Tengah 8 13 21
6. Halmahera Timur 5 15 20
7. Halmahera Selatan 15 24 39
8. Kepulauan Sula - 27 27
9. Pulau Morotai 3 2 5
Jumlah 43 94 137
Sumber : Dinas ESDM Provinsi Maluku Utara 2018

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-12│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

E. Hidrologi
Ketersediaan air di bumi yang dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai
penunjang kehidupan manusia sangat terbatas yakni hanya sekitar 3 persen dari
volume air keseluruhan, sisanya sekitar 97persen merupakan air laut yang tidak dapat
dikonsumsi secara langsung. Dari jumlah 3 persen air tersebut terdiri atas air
permukaan dan air tanah yang keberadaannya dipengaruhi oleh iklim, topografi,
jenis/sifat batuan dan kondisi permukaan tanah, serta tata guna lahan.
Kondisi hidrologi Provinsi Maluku Utara dipengaruhi oleh sifat iklim regional,
di samping sifat-sifat fisik wilayah/tanah, hutan, dan lingkungan seperti yang
disebutkan di atas. Sumberdaya air di Provinsi Maluku Utara meliputi curah hujan,
danau, sungai, air tanah dalam (mata air). Curah hujan di Provinsi Maluku Utara
pada umumnya cukup untuk memenuhi berbagai keperluan, seperti untuk irigasi,
industri, air minum, dan untuk keperluan domestik lainnya.
Dalam daur hidrologi hujan yang turun sebagian akan tertahan dipermukaan
tanah dan tumbuh-tumbuhan, sebagian menguap kembali ke angkasa, sebagian
mengalir sebagai air limpasan, sebagian merembes (infiltrasi) ke dalam tanah
tertinggal di bawah lapisan permukaan tanah, atau terus ke bawah (perkolasi) ke
dalam cekungan air tanah, yang di beberapa tempat muncul kepermukaan tanah
sebagai mata air atau imbuhan (recharge) ke sungai-sungai. Dalam keadaan lapisan
permukaan daerah tangkapan hujan (catchment area) ditumbuhi vegetasi yang lebat,
debit aliran sungai pada saat hujan tinggi fluktuasinya relatif tidak mencolok.
Perbedaan aliran pada musim hujan dan musim kemarau tidak besar.
Kondisi sebaliknya, yaitu fluktuasi debit musim hujan dan musim kemarau
besar, terjadi apabila lapisan permukaan daerah tangkapan hujan (catchment area)
relatif tidak terlindungi vegetasi atau telah dipenuhi oleh bangunan dan
infrastruktur lainnya yang menyebabkan permukaan tanah menjadi kedap air.
Sebagai langkah untuk menanggulangi dampak negatif yang timbul maupun
meminimalisasi dampak maka diperlukan upaya konservasi air tanah yang
bertumpu pada aspek teknis dengan melakukan pengaturan dan pembatasan daerah
pengambilan air tanah pada zona-zona konservasi air tanah dan kawasan-kawasan
yang ditetapkan sebagai kawasan perlindungan tata air, perlu untuk segera
direhabilitasi dan diamankan.

1) Daerah Aliran Sungai (DAS)


DAS terluas ada di Kecamatan Kao, Kabupaten Halmahera Utara. Adapun
daftar sungai dan DAS di Provinsi Maluku Utara secara lebih jelas dapat dilihat pada
tabel–tabel berikut ini.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-13│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.13. Daftar Sungai dan DAS di Provinsi Maluku Utara


WILAYAH SUNGAI STRATEGIS NASIONAL HALMAHERA SELATAN
NO NAMA DAERAH ALIRAN NO NAMA DAERAH ALIRAN
DAS SUNGAI DAS SUNGAI
001 DAS Dowango 066 DAS Maffa
002 DAS Pematango 067 DAS Lamo
003 DAS Akelamo 068 DAS Floa
004 DAS Wayai 069 DAS Batonam
005 DAS Mabulan 070 DAS Tingsonga
006 DAS Tifunus 071 DAS Wasi
007 DAS Afu 072 DAS Barungbarung
008 DAS Lili 073 DAS Wosi
009 DAS Waisango 074 DAS Tima
010 DAS Onat 075 DAS Wemionga
011 DAS Goifati 076 DAS Uboubo
012 DAS Wayamli 077 DAS Gola
013 DAS Galala 078 DAS Dingolaf Besar
014 DAS Wala 079 DAS Wali
015 DAS Pekaulang 080 DAS Tagia
016 DAS Gau 081 DAS Saole
017 DAS Gamesan 082 DAS Beua
018 DAS Bukumatiti 083 DAS Liap
019 DAS Wafli 084 DAS Tulebawake
020 DAS Soalapoh 085 DAS Suarat
021 DAS Sangaji 086 DAS Toman
022 DAS Gipyolimbi 087 DAS Warengi
023 DAS Misoliwoyo 088 DAS Sua
024 DAS Gotowasi 089 DAS Gainanu
025 DAS Waci 090 DAS Wagiat
026 DAS Woyokia 091 DAS Botan
027 DAS Biacili 092 DAS Loteungeu
028 DAS Biri 093 DAS Samamalinga
029 DAS Beb 094 DAS Jebubu Besar
030 DAS Oat 095 DAS Duwoi
031 DAS Gawani 096 DAS Falamalongitu
032 DAS Pendi 097 DAS Uoubo
033 DAS Kipin 098 DAS Uoyang
034 DAS Fan 099 DAS Samamaluku
035 DAS Dolon 100 DAS Jaga
036 DAS Lololimdi 101 DAS Kolanomaake
037 DAS Ngangamiango 102 DAS Papaceda
038 DAS Palpopo 103 DAS Kadabu
039 DAS Sakaw 104 DAS Rano
040 DAS Yaba 105 DAS Tagli
041 DAS Camece 106 DAS Aji
042 DAS Wasis 107 DAS Lipai
043 DAS Moreala 108 DAS Saketa
044 DAS Biaboki 109 DAS Tango
045 DAS Boliol 110 DAS Lasa
046 DAS Bone 111 DAS Bobiri
047 DAS Doe 112 DAS Bosso
048 DAS Mesa 113 DAS Rogirogi

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-14│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

WILAYAH SUNGAI STRATEGIS NASIONAL HALMAHERA SELATAN


NO NAMA DAERAH ALIRAN NO NAMA DAERAH ALIRAN
DAS SUNGAI DAS SUNGAI
049 DAS Sepa 114 DAS Tokaka
050 DAS Waleh 115 DAS Moloku
051 DAS Sepo 116 DAS Samo
052 DAS Gemaf 117 DAS Samat
053 DAS Leuef 118 DAS Moang Kecil
054 DAS Kobe 119 DAS Sumea
055 DAS Tegalis 120 DAS Dehopoda
056 DAS Wastulo 121 DAS Gulaci
057 DAS Fidi 122 DAS Lifofa
058 DAS Yeteta 123 DAS Adala
059 DAS Roti 124 DAS Maidi
060 DAS Tilope 125 DAS Tafaga
061 DAS Foya 126 DAS Jorongmadana
062 DAS Kuala Bak 127 DAS Toe
063 DAS Santu 128 DAS Tos
064 DAS Lelubi 129 DAS Nawan
065 DAS Saleo 130 DAS Payahe
131 DAS Tayawi 196 DAS Subabe
132 DAS Koli 197 DAS Salolo
133 DAS Iyadimatiti 198 DAS Kagohi
134 DAS Tufui 199 DAS Kayoa
135 DAS Tawa 200 DAS Guruapin
136 DAS Lola 201 DAS Taneti
137 DAS Loko 202 DAS Latalata
138 DAS Siokona 203 DAS Dihuru
139 DAS Roy 204 DAS Kou
140 DAS Tobebato 205 DAS Kota
141 DAS Sabaru 206 DAS Turibesar
142 DAS Mira 207 DAS Jabubu
143 DAS Oba 208 DAS Supai
144 DAS Kayasa 209 DAS Puacaritos
145 DAS Tagorango 210 DAS Langgudi
146 DAS Ngoguni 211 DAS Imbuibu
147 DAS Tomores 212 DAS Kasituta
148 DAS Pariama 213 DAS Doko
149 DAS Ekor 214 DAS Palamea
150 DAS Minimin 215 DAS Mamang
151 DAS Jawali 216 DAS Ngome
152 DAS Saosari 217 DAS Jojame
153 DAS Wajol 218 DAS Kasolaka
154 DAS Tolawi 219 DAS Kailaka
155 DAS Akesalaka 220 DAS Nyali
156 DAS Wasilae 221 DAS Gilalang
157 DAS Gurua 222 DAS Timonga
158 DAS Subaim 223 DAS Gamnegu
159 DAS Opyang 224 DAS Jalaro
160 DAS Dodoga 225 DAS Nyifnyah
161 DAS Wabti 226 DAS Ramang
162 DAS Tutuli 227 DAS Samalanga
163 DAS Pelengon 228 DAS Tawale

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-15│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

WILAYAH SUNGAI STRATEGIS NASIONAL HALMAHERA SELATAN


NO NAMA DAERAH ALIRAN NO NAMA DAERAH ALIRAN
DAS SUNGAI DAS SUNGAI
164 DAS Titilengan 229 DAS Wayaua
165 DAS Lolobata 230 DAS Songa
166 DAS Milaning 231 DAS Bibinoy
167 DAS Kokocina 232 DAS Raim
168 DAS Tatuo 233 DAS Batipota
169 DAS Iga 234 DAS Batisa
170 DAS Ngairi 235 DAS Laleba
171 DAS Gagaeti 236 DAS Lanio
172 DAS Buli 237 DAS Mati
173 DAS Tatam 238 DAS Jikolamo
174 DAS Hapihaoa 239 DAS Orimaoho Kecil
175 DAS Niniwi 240 DAS Wayamoha
176 DAS Cepang 241 DAS Turpana
177 DAS Lobilobi 242 DAS Linggua
178 DAS Jerawai 243 DAS Salowako
179 DAS Tuma 244 DAS Ngame
180 DAS Tadena 245 DAS Permasang
181 DAS Dabanang 246 DAS Bilik
182 DAS Tanjung 247 DAS Kubung
183 DAS Gomang 248 DAS Subusubu
184 DAS Fitako 249 DAS Tuakang
185 DAS Kibal 250 DAS Kupai
186 DAS Para 251 DAS Mandaeng
187 DAS Ngofakiaha 252 DAS Inggal
188 DAS Tiowon 253 DAS Sangge
189 DAS Sangapati 254 DAS Indamut
190 DAS Uratbaru 255 DAS Kapulusan
191 DAS Bakuli 256 DAS Sumatinggi
192 DAS Watakapat 257 DAS Bobo
193 DAS Malapa 258 DAS Kusubabi
194 DAS Bobawa 259 DAS Ahadau
195 DAS Toboso 260 DAS Waya
261 DAS Harumbane 264 DAS Hasi
262 DAS Mandoli 265 DAS Gebe
263 DAS Damai
WILAYAH SUNGAI STRATEGIS NASIONAL HALMAHERA UTARA
NO NAMA DAERAH ALIRAN NO NAMA DAERAH ALIRAN
DAS SUNGAI DAS SUNGAI
001 DAS Susupu 068 DAS Wayabula
002 DAS Melalomo 069 DAS Tutuhu
003 DAS Lelei 070 DAS Morotai
004 DAS Pusu 071 DAS Tatamo
005 DAS Pakawani 072 DAS Cio
006 DAS Tapi 073 DAS Libano
007 DAS Pitau 074 DAS Hapo
008 DAS Saeo 075 DAS Bere-bere Kecil
009 DAS Dodowo 076 DAS Sopi
010 DAS Limau 077 DAS Aru
011 DAS Tohaki 078 DAS Pengeo
012 DAS Togowa 079 DAS Lusuo

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-16│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

WILAYAH SUNGAI STRATEGIS NASIONAL HALMAHERA UTARA


NO NAMA DAERAH ALIRAN NO NAMA DAERAH ALIRAN
DAS SUNGAI DAS SUNGAI
013 DAS Lututo 080 DAS Kocago
014 DAS Lobe 081 DAS Ngisio
015 DAS Popila 082 DAS Sakita
016 DAS Gorua 083 DAS Yao
017 DAS Upa 084 DAS Lifao
018 DAS Walaloe 085 DAS Gosomamaluku
019 DAS Mawea 086 DAS Mira
020 DAS Gongamicik 087 DAS Sangowo
021 DAS Tunuo 088 DAS Sangowo Kecil
022 DAS Boing 089 DAS Daeo
023 DAS Daru 090 DAS Sabatai
024 DAS Jati 091 DAS Sabatai Tua
025 DAS Soasang Aji 092 DAS Cao
026 DAS Kao 093 DAS Sabala
027 DAS Wadengolak 094 DAS Aha
028 DAS Taolas 095 DAS Raja
029 DAS Domudomu 096 DAS Bobo
030 DAS Tabanoma 097 DAS Moleo
031 DAS Pipi 098 DAS Hiri
032 DAS Kosidi 099 DAS Tobololo
033 DAS Goluk 100 DAS Kulaba
034 DAS Domera 101 DAS Togurara
035 DAS Lakara 102 DAS Marikurubu
036 DAS Doman 103 DAS Serabu
037 DAS Tawa 104 DAS Fitu
038 DAS Lakata 105 DAS Kastela
039 DAS Lahu 106 DAS Toqualperatu
040 DAS Salakul 107 DAS Takome
041 DAS Sidangoli 108 DAS Maitara
042 DAS Tataleka 109 DAS Salo
043 DAS Tauralamo 110 DAS Dowora
044 DAS Tudawangi 111 DAS Gilo
045 DAS Liano 112 DAS Fubrai
046 DAS Lamo 113 DAS Nasi
047 DAS Peot 114 DAS Subodo
048 DAS Ngarulamo 115 DAS Lobi
049 DAS Baru 116 DAS Lola
050 DAS Sasur 117 DAS Soa Sio
051 DAS Tahato 118 DAS Sumkusu
052 DAS Ibu 119 DAS Siko
053 DAS Butu 120 DAS Kahatola
054 DAS Ngolo 121 DAS Salangadeke
055 DAS Loloda 122 DAS Gandasuli
056 DAS Tasomolo 123 DAS Dama
057 DAS Ngajam 124 DAS Tulunu
058 DAS Asimiro 125 DAS Kokara Besar
059 DAS Dorume 126 DAS Tagalaya
060 DAS Puru 127 DAS Miti
061 DAS Doitia 128 DAS Magalinu
062 DAS Satu 129 DAS Gamolamo
063 DAS Tolalo 130 DAS Bubale
064 DAS Ilafameko 066 DAS Gisi
065 DAS Kamufa 067 DAS Pacao
Sumber : RTRW Provinsi Maluku Utara 2013 - 2033

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-17│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sungai-sungai yang ada di Provinsi Maluku Utara berikut cabang-cabang dan


anak-anak cabangnya memiliki tingkat kerapatan yang tinggi dan secara merata
melingkupi seluruh wilayah provinsi. Dengan demikian potensi aliran air yang
dihasilkan seharusnya dapat memberikan manfaat yang merata pula terhadap wilayah
Provinsi Maluku Utara secara keseluruhan. Akan tetapi kondisi topografi dengan
kemiringan permukaan lahan yang terjal dan kerusakan lingkungan membuat air
hujan tidak bertahan, menimbulkan fluktuasi debit aliran yang tidak menguntungkan.
Pada musim penghujan aliran air sungai-sungai berlimpah namun hanya berlangsung
dalam waktu relatif pendek sehingga daya gunanya kecil, namun di sisi lain dapat
menimbulkan bahaya banjir terutama di daerah-daerah hilir. Pada musim kemarau
aliran sungai-sungai sangat kecil, bahkan kering. Oleh karena itu penggunaan air
perlu diatur sebaik-baiknya agar dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya dan
menghindari terjadinya masalah baik sosial, ekonomi maupun lingkungan.

2) Sungai, Danau dan Rawa


Provinsi Maluku Utara memiliki banyak sumber air seperti mata air, telaga,
sungai dan sumber air lainnya. Beberapa sumber air tersebut banyak dimanfaatkan
oleh masyarakat sebagai air minum dan sebagai irigasi untuk lahan pertanian.
Ketersediaan air tanah yang cukup melimpah perlu dikelola dengan baik sehingga
manfaat yang dihasilkan dari sumber air tersebut dapat diperoleh secara
berkelanjutan. Provinsi Maluku Utara setidaknya memiliki 12 danau yang tersebar di
beberapa kabupaten seperti di Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera
Barat, Kabupaten Halmahera Tengah dan Kota Ternate. Sebaran danau di Provinsi
Maluku Utara dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.14. Nama-nama Danau Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara


No Kabupaten/Kota Nama Danau
1 Halmahera Barat Danau Rano, Peke, Tagoako, Todoke
2 Halmahera Tengah Danau Sagea
3 Kepulauan Sula -
4 Halmahera Selatan -
5 Halmahera Utara Danau Paca, Galela, Lina, Sika
6 Halmahera Timur Danau Bibeb – Bicoli
7 Ternate Danau Tolire, Laguna Fitu
8 Pulau Morotai -
9 Tidore Kepulauan Danau Talaga
10 Taliabu -
Sumber : Maluku Utara Dalam Angka 2014

Selain danau, sumber air lainnya adalah sungai yang tersebar di wilayah Maluku
Utara, yaitu sebanyak 97 sungai yang sebagian besar bermata air di daerah
pegunungan, sedangkan lainnya dari mata air di lereng-lereng yang letaknya lebih
rendah. Selain air hujan, sungai tersebut juga menampung aliran air dari telaga/
embung/sumber-sumber yang banyak terdapat di daerah hulunya. Sungai Ake Rica
merupakan sungai terpanjang yaitu, 75 km yang merupakan aliran sungai Laiwui.
Tabel berikut menyajikan nama-nama sungai di Provinsi Maluku Utara.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-18│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.15. Tabel Nama – Nama Sungai Provinsi Maluku Utara


No Nama Sungai Panjang Aliran Sungai No. Nama Sungai Panjang Aliran
(Km) (Km) Sungai
1 Ake Togorara 5 Ternate Utara 49 Ake Torogan 20 Oba
2 Ake Takome 4.8 P. Ternate 50 Ake Kao 50 Kao
3 Ake Kolebatie 5 P. Ternate 51 Ake Dora 20 Kao
4 Ngurah Pilatu 3.7 P. Ternate 52 Ake Bong 12 Kao
5 Hawa Madeho - P. Ternate 53 Ake Tum 14 Kao
6 Tobololo 8.2 P. Ternate 54 Ake Mawae 13 Kao
7 Dufa-dufa 1.5 Ternate Utara 55 Ake Tuba 8 Tobelo
8 Sangaji 2.2 Ternate Utara 56 Ake Mede 15 Tobelo
9 Sabia Besar 2.5 Ternate Utara 57 Ake Togawa 16 Tobelo
10 Soasio 2.8 Ternate Utara 58 Ake Dolady 10 Tobelo
11 Marikurubu 3.5 Kota Ternate 59 Ake Ibu 7 Tobelo
12 Toboko 1.2 Kota Ternate 60 Ake Lamo 30 Jailolo
13 Ake Telolo 1.8 Kota Ternate 61 Ake Diati 8 Jailolo
14 Ake Bastiong 1.6 Kota Ternate 62 Ake 16 Akelamo
15 Srobo 2.1 Ternate Selatan 63 Ake Mangura 14 Mafa
16 Kalumata 1.1 Ternate Selatan 64 Ake Luing 2.5 Akelamo
17 Fitu 1.2 Ternate Selatan 65 Ake Fati 15 Lawui
18 Gambesi 1.3 Ternate Selatan 66 Ake Fluk 10 Lawui
19 Sasa Kecil 1.3 Ternate Selatan 67 Ake Widi Besar 60 Lawui
20 Sasa Besar 1.5 Ternate Selatan 68 Ake Rica 75 Lawui
21 Kastela 2.8 Ternate Selatan 69 Ake Ori 6 Lawui
22 Tiley 7.5 Daruba 70 Ake Baru 12 Lawui
23 Sabatani 12.5 Daruba 71 Ake Kawasi 20 Lawui
24 Bomban 19 Daruba 72 Ake Lower 11 Lawui
25 Tawakale 5 Daruba 73 Tabopoma 18.5 Bacan
26 Hawa Madeho 25 Daruba 74 Bibinoi Kecil 21 Bacan
27 Tobololo 15 Daruba 75 Bibinoi Besar 24 Bacan
28 Ake Pariama 17 Wasile 76 Songa 21 Bacan
29 Ake Soalat 15 Wasile 77 Wayaua 22 Bacan
30 Ake Subaim 12 Wasile 78 Tawale 8.3 Bacan
31 Ake Mancalele 8 Wasile 79 Sayoa 26 Bacan
32 Ake Opyang 22 Wasile 80 Sawadai 8.8 Bacan
33 Ake Tulling 22 Wasile 81 Panamboang 9.2 Bacan
34 Ake Lolobata 12 Wasile 82 Toakona 9 Bacan
35 Ake Gagaeli 18 Wasile 83 Gandasuli 18.6 Bacan
36 Ake Pamalango 42 Maba 84 Kupai 16.4 Bacan
37 Ake Onat 45 Maba 85 Mandaong 21.5 Bacan
38 Ake Gan 10 Maba 86 Sungera 23 Bacan
39 Ake Sangaji 60 Maba 87 Awanggo 24 Bacan
40 Ake Terwele 23 Maba 88 Amasing Kali 16.4 Bacan
41 Ake Wali 28 Maba 89 Galela 6 Bacan
42 Ake Annas 25 Patani 90 Tabalema 15 Bacan
43 Ake Kobe 17 Weda 91 Tabamoi 21 Bacan
44 Ake Magata 7.5 Weda 92 Akedabo 7.5 Bacan
45 Ake Tilope 17 Weda 93 Sumae 13.5 Bacan
46 Ake Bale 26 Oba 94 Kaputusang 17.3 Bacan
47 Ake Lamo 13 Oba 95 Nondang 16.5 Bacan
48 Ake Oba 12 Oba 96 Geti Baru 19.5 Bacan
97 Goro-goro 22.5 Bacan
Sumber : RTRW Provinsi Maluku Utara

Adapun luas kawasan hutan rawa di Provinsi Maluku Utara adalah 3.023 Ha
yang tersebar di Halmahera Utara dengan luas 490 Ha, Halmahera Selatan dengan
luas 262 Ha, Kepulauan Sula dan Pulau Taliabu sebesar 2.271 Ha.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-19│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

3) Debit Air
Penduduk di Provinsi Maluku Utara dalam memenuhi kebutuhan air selain
berasal dari sungai, juga memanfaatkan air dari sumber mata air yang dipergunakan
untuk memenuhi kebutuhan akan air. Potensi sumber daya air di Provinsi Maluku
Utara sangat bervariasi, dimana terdapat sejumlah potensi sumber air tanah dengan
akuifer berskala kecil sampai tinggi. Selain itu juga terdapat berbagai mata air
dengan debit yang bervariasi antara 0.1 s/d 500 liter/detik.

Tabel 2.16. Potensi Debit Mata Air Sumber Air Bersih di Provinsi Maluku Utara
Debit Debit
No. Nama Mata Air Kecamatan No. Nama Mata Air Kecamatan
(l/dt) (l/dt)
1 Jebubu Morotai Selatan 0,5 67 Maupo Patani 5,0
2 Samson Morotai Selatan 6,0 68 Bondi 1 Patani 5,0
3 Gaji Morotai Selatan 0,1 69 Bondi 2 Patani 5,0
4 Tanjung Batu Morotai Selatan 1,0 70 Yeisowo Patani 5,0
5 Sangawo Morotai Selatan 0,1 71 Giplun Patani 0,5
6 Cocobubu Morotai Selatan 70 72 Dodinga Oba Utara 0,5
7 Akemahutu Morotai Selatan 35,0 73 Air Bak Oba Utara 0,1
8 Yao Morotai Utara 35,0 74 A. Pancuran Oba Utara 2,5
9 Air Jebubu Morotai Utara 4,0 75 Air Sagu Oba Utara 2,0
10 Bere Mahutu Morotai Utara 4,0 76 A. Durian Oba Utara 0,1
11 Laoumaake Morotai Utara 1,0 77 A.P. Merah Oba Utara 0,6
12 Aru Morotai Utara 18,0 78 Toe Oba Selatan 0,2
13 Lalum Morotai Utara 25,0 79 Akesafi Oba Selatan 200,0
14 Roringosa Morotai Utara 30,0 80 Besimeiho Oba Selatan 0,5
15 Lepalamo Morotai Utara 20,0 81 Gosale Oba Selatan 0,2
16 Cobubu Morotai Utara 12,0 82 Ake Mafu Oba Selatan 2,0
17 Lodo Morotai Utara 15,0 83 Ake Lelei Oba Selatan 10,0
18 Boku Morotai Utara 20,0 84 Ake Sangkole Wasile 20,0
19 Losua Morotai Utara 5,0 85 Air lelewi Wasile 0,1
20 Tatadi Morotai Utara 20,0 86 Lolobata Wasile 100,0
21 Teto sokiki Morotai Utara 4,0 87 Batu Lubang Kobe 200,0
22 Gogomu Morotai Utara 10,0 88 Babang Bacan 0,1
23 Memeta 1 Morotai Utara 10,0 89 Sayoang Bacan 7,0
24 Memeta 2 Morotai Utara 20,0 90 Penambung Bacan 2,0
25 Sagu Morotai Utara 0,2 91 Gersia 1 Bacan 1,0
26 Cendana Morotai Utara 2,0 92 Gersia 2 Bacan 2,0
27 Hapo 1 Morotai Utara 5,5 93 Kupal Bacan 3,0
28 Hapo 2 Morotai Utara 2,0 94 Arab Bacan 10,0
29 Damar Morotai Utara 10,0 95 Panas Kupal Bacan 0,1
30 Madola Morotai Utara 0,2 96 Kupal II Bacan 2,0
31 Bola Waro Morotai Utara 0,5 97 Panas II Bacan 5,0
32 Maloko Morotai Utara 15,0 98 Beringin I Bacan 2,0
33 Sosa iku 1 Ibu 100,0 99 Waymika Bacan 0,5
34 Sosa iku 2 Ibu 500,0 100 Air Jebubu 1 Bacan 15,0
35 Pancuran Ibu 10,0 101 Arumamamng Bacan 0,1
36 Akeboso Ibu 300,0 102 Sengga 1 Bacan 0,2
37 Goiu Ibu 0,5 103 Sengga 2 Bacan 0,1
38 Tuladi Ibu 0,2 104 Air Jejubu 2 Bacan 0,2
39 Kawao Sahu 0,5 105 Air Rota Bacan 0,1
40 Gamkonora Sahu 500,0 106 Air Tumbuh 1 Bacan 3,0
41 Duter Jailolo 200,0 107 Air Tumbuh 2 Bacan 0,4
42 Gurutu Jailolo 100,0 108 Indari 1 Bacan 2,0
43 Golo Jailolo 30,0 109 Indari 2 Bacan 0,1
44 Aketola Jailolo 500,0 110 Ahadao Bacan 11,0
45 Rugasi Jailolo 1,0 111 Air lelewi Bacan 35,0

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-20│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Debit Debit
No. Nama Mata Air Kecamatan No. Nama Mata Air Kecamatan
(l/dt) (l/dt)
46 Jailolo Jailolo 300,0 112 Telaga Biru Bacan 40,0
47 Gurango Jailolo 400,0 113 Air Kubung Bacan 2,0
48 Sahu Kao 5,0 114 Dolik 1 Gane Barat 1,0
49 Kupa-kupu Tobelo 7,0 115 Jebubu Dolik Gane Barat 3,0
50 Akedewuwu 1 Tobelo 40,0 116 Bublo Saketa Gane Barat 1,0
51 Akedewuwu 2 Tobelo 10,0 117 Hahal Gane Barat 0,2
52 Ake Banten 1 Ternate 2,0 118 Lamo Gane Barat 3,0
53 Ake Banten 2 Ternate 0,1 119 Cengo Gane Barat 3,0
54 Ake Gale Ternate 60,0 120 Jebubu Gumira Gane Barat 3,0
55 Ake Gale 2 Ternate 15,0 121 Jebubu Batula Gane Barat 2,0
56 Ake Santoso Ternate 1,8 122 Hafo Gane Barat 1,0
57 Air Tefe-tege Ternate 5,1 123 Posi-posi Gane Barat 0,5
58 Akerica Ternate 5,0 124 Doro Gane Timur 5,0
59 Ake Minta Ternate 0,2 125 Lemo-lemo 1 Gane Timur 12,5
60 Tubo Ternate 0,2 126 Lemo-lemo 2 Gane Timur 1,0
61 Ganefo Ternate 5,0 127 Usaha baru Gane Barat 8,0
62 Ake Sahu 1 Tidore - 128 Bidomelaku Gane Barat 10,0
63 Ake Sahu 2 Tidore 0,2 129 Tabmasa Gane Barat 0,2
64 Seli Tidore 3,0 130 Papaceda Gane Barat 1,0
65 Oerabo Patani 0,2 131 Oha 1 Gane Barat 2,0
66 Wailolo Patani 1,0 132 Oha 2 Gane Barat 2,0
Sumber : Buku Data dan Analisis RTRW Provinsi Maluku Utara

Salah satu penyebab menurunnya debit mata air dapat terjadi akibat adanya
kerusakan lingkungan di wilayah tangkapan air di sekitar sumber mata air maupun
terjadi alih fungsi lahan hutan kayu menjadi lahan pertanian tanaman pangan,
permukiman dan aktivitas guna lahan lainnya. Konversi atau perubahan guna lahan
di wilayah tangkapan air tersebut dapat menyebabkan kemampuan menyerap air
hujan menjadi menurun. Air hujan merupakan salah satu sumber pasokan utama
dari ketersediaan air tanah. Konversi lahan hutan kayu dapat menyebabkan air
hujan sulit terserap secara alami ke dalam tanah dan sebaliknya dapat
meningkatkan debit limpasan air hujan (run off) yang berpotensi menimbulkan
bencana. Penurunan debit mata air ini perlu mendapat perhatian lebih mengingat
kebutuhan air bersih akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk di Provinsi Maluku Utara.

F. Klimatologi
1) Tipe
Kondisi iklim di suatu daerah dipengaruhi oleh letak lintang dan bujur dari
daerah tersebut dan elevasinya. Wilayah Provinsi Maluku Utara dipengaruhi oleh
iklim laut tropis dan iklim musim sehingga iklimnya bervariasi antara tiap bagian
wilayah yaitu iklim Halmahera Utara, Halmahera Tengah, Halmahera Barat,
Halmahera Selatan dan Kepulauan Sula. Pembagian daerah iklim di Provinsi Maluku
Utara, meliputi:
(1) Daerah iklim Halmahera Utara terdiri dari dua musim, yaitu musim hujan
pada Bulan Desember sampai dengan Februari dan musim kemarau pada
Bulan Agustus sampai dengan Bulan Desember yang diselingi musim
pancaroba pada Bulan November sampai dengan Bulan Desember;

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-21│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

(2) Daerah iklim Halmahera Tengah/Barat dipengaruhi oleh dua musim, yaitu:
Musim Utara pada Bulan Oktober sampai dengan Bulan Maret yang
diselingi musim pancaroba pada Bulan April serta dipengaruhi musim
Selatan pada Bulan April sampai dengan Bulan September yang diselingi
angin timur dan pancaroba pada Bulan September;
(3) Daerah iklim Bacan dipengaruhi oleh dua musim, yaitu: Musim Utara pada
Bulan Oktober sampai dengan Bulan Maret yang diselingi Angin Barat dan
pancaroba pada Bulan April serta dipengaruhi Musim Selatan pada Bulan
September diselingi Angin Timur dan pancaroba pada Bulan September;
(4) Daerah iklim Kepulauan Sula yang terdiri dari dua musim, yaitu: Musim
Utara pada Bulan Oktober sampai dengan Bulan Maret diselingi angin Barat
dan pancaroba Bulan April serta dipengaruhi Musim Selatan.
Pola pasang surut air laut di perairan Maluku Utara termasuk tipe pasang surut
yang mengalami 2 kali pasang dan 2 kali surut pada interval waktu yang sama.
Pergerakan arus yang berlangsung menurut skala waktu dapat dibedakan menjadi
arus musiman akibat perubahan musim, yaitu musim Barat dan musim Timur dan
arus harian yang dipengaruhi oleh pergerakan pasang surut.
2) Curah Hujan
Distribusi hujan menurut wilayah sangat dipengaruhi oleh orografi dan
topografi. Berdasarkan data tahun 2013 dan 2017 dapat dilihat jumlah hari hujan dan
curah hujan tertinggi terjadi pada waktu yang tidak sama. Pada tahun 2013, curah
hujan tertinggi berada pada bulan Juli yaitu 478mm³ dan banyaknya hari hujan pada
bulan Juli sebanyak 23 hari. Pola ini terlihat berubah pada tahun 2017, dimana curah
hujan tertinggi berada pada bulan Januari yaitu 367mm³ dengan banyaknya hari
hujan pada bulan tersebut sebanyak 26 hari. Keadaan curah hujan dan hari hujan di
Provinsi Maluku Utara selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.17. Jumlah Curah Hujan dan Banyaknya Hari Hujan menurut Bulan Tahun 2013-2017
Curah Hujan (mm³) Banyaknya Hari Hujan
Bulan
2013 2017 2013 2017
Januari 178 367 21 26
Februari 203 149 18 18
Maret 91 255 12 25
April 342 279 19 20
Mei 367 354 17 23
Juni 211 327 19 25
Juli 478 238 23 23
Agustus 291 140 22 22
September 43 142 9 20
Oktober 72 121 14 14
November 193 161 21 24
Desember 244 202 20 24
Sumber: Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2014 dan 2018. BPS Provinsi Maluku Utara

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-22│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

3) Suhu
Selama tahun 2013, Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah Ternate
mencatat suhu udara tertinggi terjadi pada bulan Mei dan Juni yakni sekitar 32º C
dan terendah pada bulan November yaitu 23ºC. Pola ini sedikit mengalami
perubahan di tahun 2017, dimana suhu udara tertinggi justru terjadi merata sepanjang
tahun yakni sekitar 31ºC, kecuali pada bulan September yang merupakan suhu
terendah yaitu 30ºC. Kondisi suhu udara maksimum, minimum dan rata-rata di Kota
Ternate secara rinci dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.18. Suhu Udara Maksimum, Minimum, dan Rata-rata di Kota Ternate,
Tahun 2013 dan 2017
Suhu Udara (ºC)
Bulan Maksimum Minimum Rata-rata
2013 2017 2013 2017 2013 2017
Januari 30 31 25 25 27 27
Februari 31 31 24 25 27 27
Maret 32 31 25 25 28 27
April 31 31 25 25 27 27
Mei 32 31 24 25 27 27
Juni 32 31 25 24 28 27
Juli 30 31 24 25 26 27
Agustus 31 31 24 25 26 27
September 31 30 24 24 27 27
Oktober 31 31 24 25 27 28
November 31 31 23 25 27 27
Desember 31 31 25 25 27 27
Sumber: Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2014 dan 2018. BPS Provinsi Maluku Utara

4) Kelembaban
Data Suhu udara dan kelembaban udara di Privinsi Maluku Utara diwakili oleh
Kota Ternate, hal ini disebabkan karena alat pengukur baru terdapat pada Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Baabullah Kota Ternate. Kelembaban Udara
rata-rata selama tahun 2013 berada dikisaran 81-86 persen, sedangkan pada tahun
2017 mencapai 83-90 persen. dengan kelembaban udara maksimum pada tahun 2013
mencapai 97 persen terjadi pada bulan Juli, sedangkan tahun 2017 kelembaban udara
maksimum mencapai 102 persen yang terjadi pada bulan Desember.
Sementara itu, kelembaban udara minimum pada tahun 2013 terjadi pada bulan
Juli mencapai 69 persen dan pada tahun 2017 terjadi pada bulan Nopember mencapai
76 persen. Selengkapnya mengenai kelembaban udara maksimum, minimum, dan
rata-rata yang diwakili oleh Kota Ternate disajikan pada tabel berikut.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-23│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.19. Kelembaban Udara Maksimum, Minimum, dan Rata-rata di Kota Ternate,
Tahun 2013 dan 2017
Kelembaban Udara
Bulan Maksimum Minimum Rata-rata
2013 2017 2013 2017 2013 2017
Januari 90 94 73 72 85 85
Februari 89 92 80 74 85 84
Maret 91 94 79 73 83 86
April 95 94 82 69 86 85
Mei 90 95 81 73 86 86
Juni 92 95 73 73 83 86
Juli 97 94 69 71 85 85
Agustus 94 94 74 69 84 84
September 91 94 72 73 81 86
Oktober 89 92 72 69 80 83
November 93 95 80 76 85 87
Desember 90 102 81 73 85 90
Sumber: Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2014 dan 2017. BPS Provinsi Maluku Utara

5) Tekanan Udara, Kecepatan Angin dan Penyinaran Matahari


Selama tahun 2017 rata-rata tekanan udara maksimum terjadi pada bulan
September yakni mencapai 1,012.6mb. Kecepatan angin maksimum tercatat
mencapai 6knot, terjadi dalam bulan Februari dan penyinaran matahari terbesar
sekitar 66persen terjadi pada bulan Oktober.

Tabel 2.20. Rata-rata Tekanan Udara, Kecepatan Angin dan Penyinaran Matahari di Kota
Ternate, Tahun 2017
Tekanan udara Kecepatan Penyinaran
Bulan
maksimum (mb) angin (knot) matahari (%)
Januari 1,011.0 4 45
Februari 1,011.9 6 53
Maret 1,012.1 4 57
April 1,012.4 4 55
Mei 1,011.8 3 50
Juni 1,012.4 3 55
Juli 1,012.4 3 52
Agustus 1,012.0 3 46
September 1,012.6 3 46
Oktober 1,011.2 3 66
November 1,009.9 3 59
Desember 1,010.6 4 51
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2018. BPS Maluku Utara. 2018

G. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan meliputi kawasan budidaya dan kawasan lindung. Kawasan
budidaya berdasarkan kabupaten dan kota dijabarkan melalui kawasan hutan
produksi terbatas, tetap dan dapat dikonversi, yang digambarkan sebagaimana tersaji
pada Tabel berikut.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-24│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

1) Kawasan Budidaya
Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan yang digunakan atau diambil manfaatnya untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Luas kawasan budidaya menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2016 disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.21. Luas Kawasan Budidaya menurut Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara
Tahun 2013-2016
Hutan Produksi (Ha)
Kabupaten/Kota Terbatas Tetap Dapat Dikonversi
2013 2014 2016 2013 2014 2016 2013 2014 2016
Halmahera Barat 26.245,61 23.111,86 23.229,02 2.908,68 2.726,45 2.726,45 55.493,77 55.835,11 56.079,44
Halmahera Tengah 61.725,78 62.949,29 63.285,27 27.414,06 26.745,69 27.090,52 56.833,08 44.527,05 42.907,70
Kepulauan Sula 35.387,14 35.386,23 35.403,94 32.064,72 32.066,17 32.089,26 36.807,05 36.799,85 36.841,06
Halmahera Selatan 178.242,98 177.817,47 178.688,53 184.296,07 185.518,81 184.394,73 128.153,14 127.346,25 127.747,93
Halmahera Utara 65.741,64 69.961,43 70.084,91 21.505,02 22.000,36 22.026,51 75.070,09 76.476,92 77.210,30
Halmahera Timur 204.294,02 207.531,83 208.558,96 77.430,43 76.680,35 77.186,84 70.702,55 67.420,99 67.745,14
Pulau Morotai 56.500,27 56.467,50 56.481,04 - - - 42.804,06 42.801,86 42.810,77
Pulau Taliabu 10.512,39 10.512,40 10.513,29 136.202,48 136.203,32 136.275,83 64.332,37 64.332,25 64.369,90
Ternate - - - 462,86 462,86 522,57 5.398,2 5.398,20 5.424,23
Tidore Kepualaun 28.542,82 29.719,18 29.486,98 - - 9,91 32.019,87 31.569,50 31.579,05
Maluku Utara 667.192,65 673.457,19 675.731,94 482.284,32 484.404,01 485.322,62 567.614,18 552.507,98 552.715,52

Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2014-2018. BPS Maluku Utara. 2018

2) Kawasan Lindung
Kawasan lindung menjadi potensi bagi lokasi penyediaan sumber air serta
sebagai perlindungan terhadap kawasan bawahnya. Namun demikian, kawasan
lindung juga membatasi peluang pemanfaatan lahan secara lebih leluasa bagi
kegiatan budidaya, tetapi juga berfungsi dalam mempertahankan keberlanjutan
lingkungan. Luas kawasan lindung di Provinsi Maluku Utara ditunjukan
sebagaimana Tabel berikut ini.

Tabel 2.22. Luas Kawasan Hutan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara
Tahun 2013-2016
Hutan Lindung Suaka Alam dan Pelestarian Alam
Kabupaten/Kota
2013 2014 2016 2013 2014 2016
Halmahera Barat 89.922,13 72.767,57 72.929,15 - 66,82 75,27
Halmahera Tengah 38.842,68 33.566,12 33.735,65 11.398,1 16.037,95 16.071,27
Kepulauan Sula 29.891,44 29.891,42 29.927,06 2.080,44 2.080,44 2.101,20
Halmahera Selatan 137.275,46 133.722,88 131.425,55 42.327,23 42.327,23 42.348,50
Halmahera Utara 61.884,66 79.047,44 79.181,73 - - -
Halmahera Timur 90.190,4 88.326,99 88.559,55 112.034,95 94.137,73 94.388,56
Pulau Morotai 93.112,33 93.146,79 93.232,52 - - -
Pulau Taliabu 22.010,43 22.010,44 22.102,42 11.093,01 11.093,01 11.105,11
Ternate 4.403,82 4.403,82 4.403,83 - - -
Tidore Kepualaun 16.441,93 20.741,68 23.500,74 39.623,75 52.812,30 52.922,53
Maluku Utara 583.975,28 577.625,16 578.998,20 218.557,48 218.557,48 219.012,44
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2014-2018. BPS Maluku Utara. 2018

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-25│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya (yang dalam


hal ini terdiri dari hutan lindung), tersebar di hampir seluruh pulau dengan luasan ±
578.998,20Ha dari total luas daratan yang sebagian besar tersebar di Halmahera
Timur (88.559,55 Ha), Pulau Morotai (93.232,52 Ha) dan Halmahera Selatan
(131.425,55 Ha). Adapun kawasan suaka alam yang terdiri atas beberapa jenis, baik
di daratan maupun di wilayah perairan laut. Lokasinya adalah sebagai berikut:
a. Taman Nasional Aketajawe-Lolobata, Halmahera Tengah dan Kota Tidore
Kepulauan, Halmahera Timur;
b. Cagar Alam Pulau Seho (Halmahera Utara);
c. Cagar Alam Wayabula di Pulau Morotai;
d. Suaka Margasatwa Gamkonora yang terdapat di Kecamatan Sahu/Ibu;
e. Cagar Alam Saketa di Pulau Halmahera bagian Selatan;
f. Cagar Alam Gunung Sibela di Pulau Bacan;
g. Cagar Alam Pulau Obi;
h. Cagar Alam Lifamatola (Kota Tidore Kepulauan);
i. Cagar Alam Taliabu di Pulau Taliabu;
j. Cagar Alam Pulau Seho di Pulau Seho, Taliabu Barat;
k. Cagar Alam Taman Laut di Tobelo;
l. Cagar Alam Taman Laut di Gane Timur.

H. Potensi Pengembangan Wilayah


1) Kawasan Strategis Provinsi Maluku Utara
Kawasan strategis Provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Provinsi
terhadap ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan. Provinsi Maluku Utara yang
merupakan provinsi kepulauan juga dibagi atas beberapa kawasan pengembangan
sebagai kawasan strategis. Kawasan strategis Provinsi Maluku Utara sebagaimana
dalam RTRW Provinsi Maluku Utara 2013 – 2033, meliputi:
(a). Kawasan strategis dari kepentingan pertumbuhan ekonomi;
(b). Kawasan strategis dari fungsi sosial dan budaya;
(c). Kawasan strategis pendayagunaan dari kepentingan sumber daya alam dan
atau teknologi tinggi;
(d). kawasan strategis dari fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Kawasan strategis dimaksud terdiri dari:
(a). Kawasan Ternate, Tidore, Sidangoli dan Sofifi sebagai kawasan strategis
dari sudut kepentingan perekonomian, dengan pengembangan pemerintahan
pada sektor pendidikan dan industri, meliputi :
(1). Peningkatan pelabuhan Ternate sebagai pelabuhan ekspor;
(2). Pengembangan kegiatan pemerintahan tingkat provinsi di kota Sofifi;

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-26│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

(3). Pengembangan kegiatan pemerintahan tingkat kabupaten di Tidore


(Kota Soasio);
(4). Pengembangan Pelabuhan Sofifi yang representatif sebagai ibu kota
provinsi;
(5). Peningkatan bandar udara di Ternate;
(6). Peningkatan pelayanan transportasi antar moda dan sarana
penyeberangan;
(7). Peningkatan pelayanan fasilitas regional seperti pelabuhan laut, bandar
udara, rumah sakit dan lain-lain di Ternate dan Sofifi;
(8). Pengembangan dermaga peti kemas di Tidore untuk mengantisipasi
luapan penumpukan peti kemas di Ternate;
(9). Pengembangan kawasan Sidangoli dan Sofifi sebagai "pintu keluar-
masuk" yang menghubungkan dari/ke daratan Pulau Halmahera;
(10). Peningkatan prasarana perkotaan yang menunjang di Kota Ternate, dan
Kota Tidore, terutama peningkatan aksesibilitas dari wilayah produksi
ke pusat pengumpul atau pasar;
(11). Pengembangan sarana pendidikan tinggi dan ketrampilan khusus
penunjang industri di Kota Ternate dan Kota Tidore;
(12). Pengembangan permukiman baru untuk mengantisipasi permasalahan
lahan dan pertumbuhan penduduk di Pulau Ternate, serta
pengembangan sumber-sumber air bersih;
(13). Pengembangan pariwisata di Kota Ternate dan Kota Tidore sebagai
strategi penunjang kehidupan industri rakyat; terutama wisata sejarah
dengan adanya situs sejarah Kerajaan Ternate, Kerajaan Jailolo dan
Kerajaan Tidore;
(14). Pengembangan industri perkapalan di Kota Tidore dan Sidangoli.
(b). Kawasan Kepulauan Sula, yang meliputi Pulau Sulabesi, Pulau Mangoli dan
Pulau Taliabu dikembangkan sektor perkebunan dan kehutanan yang
diarahkan pada:
(1). Pengembangan prasarana utama untuk kegiatan industri seperti listrik,
air bersih, dan telekomunikasi;
(2). Peningkatan prasarana penunjang lainnya, seperti jalan raya dan
penyeberangan, pelabuhan laut, dan pelabuhan udara;
(3). Pengembangan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja di industri
perkayuan;
(4). Peningkatan produksi perkebunan dan melakukan peremajaan tanaman
perkebunan serta diversifikasi tanaman perkebunan.
(c). Kawasan Pulau Bacan yang dikembangkan pada sektor industri perikanan
dan industri pengolahan kayu serta kehutanan yang arah pengembangannya
pada:

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-27│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

(1). Pengembangan prasarana utama untuk kegiatan industri;


(2). Peningkatan prasarana penunjang lain (jalan dan penyeberangan, dan
pelabuhan laut);
(3). Pengembangan pusat pemerintahan;
(4). Pengembangan sumber daya manusia;
(5). Pengembangan/perbaikan teknologi penangkapan ikan;
(6). Pengembangan pariwisata sejarah, terutama situs Kerajaan Bacan.
(d). Kawasan Halmahera Selatan meliputi Kecamatan Gane Barat dan
Kecamatan Gane Timur dikembangkan pada sektor perkebunan yang
diarahkan pada:
(1). Pengembangan transportasi laut sehingga dapat meningkatkan
hubungan kawasan ini dengan kawasan sekitarnya yang akan
memudahkan penyaluran hasil-hasil produksi perkebunan kawasan ini
dengan pusat pengolahannya di Pulau Bacan;
(2). Pengembangan transportasi darat untuk meningkatkan aksesibilitas
intra wilayah (antara Gane Barat dan Gane Timur);
(3). Meningkatkan produktivitas perkebunan.
(e). Kawasan Strategis Weda meliputi Weda dan sekitarnya diprioritaskan pada
rencana pengembangan kegiatan (eksploitasi) pertambangan nikel yang
diarahkan pada:
(1). Pengembangan kawasan pertambangan yang bersinergis dengan aspek
rencana tata ruang dan lingkungan di sekitarnya sehingga dapat
mencegah adanya konflik tata ruang dan kerusakan lingkungan;
(2). Pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan sosial masyarakat di
sekitarnya yang berkaitan erat dengan kegiatan penambangan sehingga
dapat menghindarkan adanya konflik sosial dan kegiatan ekonomi yang
bersifat enclave;
(3). Pengembangan rencana tata ruang kawasan yang lebih detail pada
kawasan inti dan penunjang.
(f). Kawasan Strategis Morotai dikembangkan untuk sektor Pertahanan
Keamanan, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Pariwisata yang
diarahkan pada:
(1). Pengembangan Pulau Morotai sehingga mendukung fungsinya sebagai
kawasan pertahanan dan keamanan, yang merupakan Pusat Kegiatan
Strategis Nasional (PKSN);
(2). Pengembangan Pulau Morotai untuk kegiatan perikanan dan kelautan;
(3). Pengembangan Pulau Morotai untuk kegiatan pertanian lahan
kering/perkebunan dan pertanian lahan basah sebagai basis ekonomi
lokal;
(4). Pengembangan prasarana perhubungan laut dan udara;

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-28│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

(5). Pengembangan prasarana perhubungan darat dan penyeberangan untuk


meningkatkan aksesibilitas ke wilayah lain, seperti ke Galela (Pulau
Halmahera);
(6). Pengembangan pariwisata.
(g). Kawasan Perbatasan dan Pulau Kecil yaitu Haltim, Halteng dan Pulau Jiuw
diarahkan pada pengembangan Pariwisata dan Hankam.
(h). Kawasan Strategis Halut, Halbar dan Haltim diarahkan pengembangannya
pada sektor pertanian tanaman pangan guna mendukung ketahanan pangan
nasional dan provinsi.
(i). Kawasan Pulau Gebe diarahkan pada perbaikan kualitas lingkungan pasca
penambangan Nikel oleh PT. Aneka Tambang.
(j). Kawasan Pulau Obi diarahkan pada sektor pertambangan.

Peta kawasan-kawasan strategis di Provinsi Maluku Utara sebagaimana tersaji


pada gambar berikut.

Gambar 2.4. Peta Kawasan Strategis Provinsi Maluku Utara


Sumber: RTRW Provinsi Maluku Utara 2013-2033

Keterkaitan Tata Ruang Provinsi Maluku Utara dengan Provinsi Berbatasan


yaitu Provinsi Maluku, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Sulawesi Tengah dan
Provinsi Papua Barat, diuraikan sebagai berikut.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-29│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

A) Provinsi Maluku Utara – Provinsi Maluku


Nilai Strategis
a. Kaya potensi perikanan namun pemanfaatan dan pengelolaan belum
optimal. Adapun potensi Sumber Daya Perikanan Tangkap Provinsi
Maluku Utara sebesar 1.035.230,00 ton/tahun, dengan Maximum
Sustainable Yield/MSY sebesar 517.000 ton/tahun dan JTB/TAC Total
Allowable Catch sebesar 413.600ton/tahun.
b. Destinasi wisata bahari internasional Kepulauan Maluku sebagai salah
satu destinasi wisata nasional dan internasional (Kawasan Banda neira
dsk., Kawasan Halmahera dsk.);
c. Memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi, termasuk dalam
Kawasan Coral Triangle;
d. Terdapat pulau kecil terluar sebagai titik dasar garis pangkal negara
Indonesia di Kepulauan Maluku;
e. Terletak pada Ring of Fire dan zona tumbukan lempeng benua sehingga
rawan bencana gempa bumi, tsunami, dan gunung berapi;
Tantangan
a. Kondisi Geografis Kepulauan Maluku sebagian besar terdiri dari
89,22persen Wilayah laut & 10,78persen Wilayah darat serta memiliki
pulau sejumlah ± 2.145 pulau
b. Rendahnya nilai PDRB per kapita di Kepulauan Maluku dibandingkan
dengan pulau lain di Indonesia;
c. Minimnya ketersediaan sumber air baku, energi dan sarana prasarana
komunikasi terutama di pulau-pulau kecil berpenghuni;
d. Investasi di Kepulauan Maluku baik yang berasal dari dalam maupun luar
negeri masih tertinggal dibandingkan daerah lain;
Tujuan Penataan Ruang Kepulauan Maluku
1. Lumbung Ikan Nasional yang berkelanjutan;
2. Pusat Pertumbuhan Ekonomi berbasis Pariwisata, pertambangan mineral,
minyak dan gas bumi lepas pantai, perkebunan, serta kehutanan yang
berkelanjutan dengan memperhatikan ekosistem Wilayah Pesisir dan
Pulau Kecil;
3. pusat konservasi keanekaragaman hayati kelautan dunia sebagai bagian
dari Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle) dan kawasan berfungsi
lindung paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas daratan
Kepulauan Maluku;
4. sistem jaringan prasarana yang handal berbasis Gugus Pulau dan kawasan
permukiman perkotaan yang berbasis mitigasi dan adaptasi bencana;
5. kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan negara dan pintu
gerbang internasional

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-30│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Konektifitas Penyeberangan Antar Pulau


a. Sabuk Tengah Penyeberangan Indonesia pada jalur Sanana – Ambon
b. Jalur penyeberangan (ferry) antar provinsi:
 Fautkayon (Pulau Sulabesi) – Tanjung Bara (Pulau Buru)
 Wayaloar (Obi Selatan) – Wahai (Seram Utara)

B) Provinsi Maluku Utara – Provinsi Papua Barat


Nilai Strategis
1. Posisi strategis perbatasan Negara Malut-Papua Barat dengan Republik
Palau yang merupakan destinasi internasional wisata bahari;
2. Belum adanya pusat pelayanan kawasan perbatasan negara di Maluku
Utara-Papua Barat; a) Dekat dengan Filipina yang merupakan Pusat
perikanan; b)Terletak di bibir Pasifik (Ekonomi Dunia masa depan)
3. Belum dilakukan perundingan tentang garis batas laut, ZEE, Landas
Kontinen, dan Zona tambahan dengan Republik Palau;
4. Maraknya illegal fishing karena kurangnya fasilitas pertahanan dan
keamanan
5. Potensi perikanan tangkap yang besar, namun baru dimanfaatkan 20%
saja;
6. Kawasan Raja Ampat di Papua Barat merupakan kawasan konservasi
perairan yang rentan terhadap kerusakan lingkungan hidup
7. Kepulauan Widi (Provinsi Maluku Utara) sebagai destinasi potensial
pariwisata yang terletak dekat dan merupakan gugusan kepulauan yang
bersambung dengan Raja Ampat dapat membentuk destinasi wisata
bahari internasional;
8. Terdapat potensi minyak lepas pantai mencakup wilayah perbatasan dua
provinsi yang terletak antara Pulau Halmahera – Pulau Obi - Kepulauan
Raja Ampat;
Tantangan
Ada satu tantangan dalam perbatasan antar Provinsi Maluku Utara dan Papua
Barat yaitu Potensi Konflik Kepemilikan Pulau Sain (Pulau Sayang).
Kawasan Strategis Nasional Perbatasan Negara di Maluku Utara – Papua
Barat dan Perbatasan Laut yang berbatasan dengan Negara Republik Palau, 4
(empat) pulau kecil terluar:
a. Pulau Jiew (Maluku Utara)
b. Pulau Budd
c. Pulau Fani
d. Pulau Miossu

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-31│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.23. Kawasan Perbatasan Antar Negera

Kawasan Perbatasan Negara Cakupan Wilayah (Kabupaten/Kota)

Maluku Utara Kabupaten Morotai, Kabupaten Halmahera


Timur, Kabupaten Halmahera Tengah
Papua Barat Kabupaten Raja Ampat, Kota Sorong,
Kabupaten Sorong, Kabupaten Tambrauw,
Kabupaten Manokwari
Sumber : Tata Ruang Perbatasan Antar Negara di Wilayah Maluku Utara, Papua Barat dengan Negara Palau

Konektifitas Penyeberangan Antar Pulau


1. Sabuk Utara Penyeberangan Indonesia pada jalur Daruba – Biak;
2. Sabuk Tengah Penyeberangan Indonesia pada jalur Halmahera Timur -
Patani – P. Gebe – Raja Ampat - Sorong
3. Potensi Jalur Baru penyeberangan (ferry) antar provinsi:
a) Kepulauan Widi – Raja Ampat;
b) Sum (Obi Timur) – Raja Ampat
Tujuan Pengembangan Kawasan Perbatasan Negara RI - Palau
1. Kawasan fungsi pertahanan & keamanan wilayah laut yang efektif untuk
menjamin keutuhan kedaulatan & ketertiban wilayah Negara;
2. Kawasan budi daya berbasis perikanan, pertambangan dan pariwisata
untuk kemandirian pangan, ekonomi antar wilayah, dan perdagangan
antar negara, yang berkelanjutan;
3. Kawasan lindung perairan dengan fungsi perlindungan keanekaragaman
hayati dan sempadan pantai pulau-pulau kecil terluar;
4. Sistem pusat pelayanan kawasan perbatasan negara yang efektif sebagai
pusat ekonomi; pintu gerbang negara; dan pusat pertahanan dan
keamanan;
5. Akses prasarana antar pusat pelayanan dan pulau-pulau kecil terluar,
ketersediaan sarana dasar yang memadai, serta keterkaitan selektif dengan
eksternal;
6. Kerjasama perlindungan dan pengembangan wilayah dengan Negara
Palau dan Filipina.

C) Provinsi Maluku Utara – Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Sulawesi


Tengah
Nilai Strategis
1. Kaya potensi perikanan namun sarana dan prasarana penangkapan dan
pananganan pasca tangkap (coldstorage, industri pengolahan, dll)
terbatas;

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-32│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2. Maraknya illegal fishing karena kurangnya fasilitas pertahanan dan


keamanan;
3. Memiliki keanekaragaman hayati laut, keindahan panorama, dan
keanekaragaman budaya lokal yang merupakan tujuan wisata dunia;
4. Terdapat kawasan rawan bencana gunung api dan gempa bumi/tsunami;
5. Dengan iklim tropis dan sejarah geologis yang kompleks, Sulawesi dan
Kepulauan Maluku memiliki fauna dan flora yang unik, disebut dengan
“Wallacea”
6. Keterkaitan pengembangan dan pengelolaan potensi kelautan rumput laut
dan hasil pertanian/perkebunan lainnya antara Pulau Taliabu dan Luwuk
(Sulteng)
Tantangan
1. Rendahnya nilai PDRB per kapita di Sulawesi dan Kepulauan Maluku
dibandingkan dengan pulau lain di Indonesia;
2. Investasi di Maluku Utara (Kepulauan Maluku) dan Pulau Sulawesi baik
yang berasal dari dalam maupun luar negeri masih tertinggal
dibandingkan daerah lain;
3. Penyediaan infrastruktur dasar terbatas;
4. Adanya Potensi Konflik Kepemilikan Pulau Sonit dan Pulau Timpaus
(Antara Kabupaten Kepulauan Sula/Kabupaten Taliabu di Maluku Utara
dengan Kabupaten Bangai Kepulauan di Sulawesi Tengah).
Konektivitas Antar Pulau
1. Sabuk Utara Indonesia; a.) Manado dan Bitung – Batang Dua – Ternate;
b) Likupang (Sulawesi Utara) – Galela Utara – Wayabula (Morotai)
2. Sabuk Tengah Indonesia; Luwuk – Bobong – Sanana
3. Peluang memperkuat konektifitas antar pulau Sabuk Tengah :Samuya (P.
Taliabu) – Dofa (P. Mangoli) – Pulau Obi – Raja Ampat

Pengembangan Kawasan Maluku Utara


Untuk mengembangkan suatu daerah yang berbentuk wilayah kepulauan,
diperlukan konsep yang mempunyai tujuan utama mewujudkan keseimbangan
wilayah daratan dan perairan (laut) antara daerah dan pulau terutama dalam hal
tingkat pertumbuhannya. Selain untuk memenuhi tuntutan keadilan sosial ini
memungkinkan berlangsungnya pembangunan dan perdagangan antar daerah (pulau)
yang berimbang, artinya pembangunan dan perdagangan dilakukan secara efisien dan
saling menguntungkan tentunya akan mendorong pembangunan dan perdagangan
antar daerah (pulau) yang semakin intensif. Hal ini mendorong terwujudnya
”spesialisasi daerah”, yang berarti pula membuka kesempatan yang lebih besar bagi
masing – masing daerah untuk berkembang dan bertumbuh lebih maju.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-33│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Terwujudnya keseimbangan antar daerah (pulau) berarti pula bahwa kesatuan


ekonomi dari wilayah daratan kepulauan dan perairan menjadi lebih kokoh. Gambar
berikut mengilustrasikan keterkaitan konektivitas perdagangan Maluku Utara secara
eksternal. Maluku Utara menjadi penghubung antara koridor Sulawesi dengan
koridor Papua. Selain itu, Maluku Utara juga menjadi penghubung untuk
konektivitas ke Provinsi Maluku.

Gambar 2.5. Peta Keterkaitan Eksternal Provinsi Maluku Utara dengan Provinsi Sekitar
Sumber : Dokumen MP3EI Provinsi Maluku Utara, 2012

Terlihat bahwa sebetulnya Maluku Utara memiliki potensi yang sangat besar
untuk mengembangkan kawasannya melalui konektivitas jalur perdagangan karena
letak geografis Maluku Utara yang terletak di tengah-tengah sebagai penghubung
konektivitas.

I. Identifikasi Sektor Unggulan Per Kabupaten/ Kota Di Maluku Utara


Berdasarkan dokumen Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) Provinsi Maluku Utara, pengembangan ekonomi kabupaten/kota
di Maluku Utara mengacu pada sektor yang memiliki kriteria unggulan. Penentuan
potensi unggulan menggunakan analisis Static Location Quotient (SLQ) dan
Dynamic Location Quotient (DLQ). yang menghasilkan komoditas unggulan di
masing-masing kabupaten/kota sebagai berikut:
1. Halmahera Barat memiliki komoditas unggulan di sektor pertanian, terutama
tanaman pangan yaitu ubi jalar, ubi kayu dan jagung. Komoditas unggulan
untuk subsektor perkebunan meliputi kakao, kelapa dan cengkeh.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-34│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2. Halmahera Selatan memiliki komoditas unggulan di sektor industri


pengolahan dan perdagangan-hotel-restoran. Subsektor yang menjadi
unggulan adalah industri pengolahan tanpa migas berupa industri
pengolahan kayu dan industri pengolahan hasil perikanan tuna dan cakalang.
Untuk subsektor perdagangan-hotel-restoran yang unggul terutama restoran.
3. Halmahera Tengah memiliki sektor unggulan di sektor pertanian, bangunan
dan jasa. Subsektor yang menjadi unggulan subsektor perkebunan adalah
kakao, kopi dan cengkeh.
4. Halmahera Timur memiliki subsektor unggulan di sektor pertambangan.
Komoditas unggulannya terutama adalah nikel.
5. Halmahera Utara memiliki komoditas unggulan di sektor pertanian dan
perdagangan-hotel-restoran. Komoditas unggulan yang dihasilkan terutama
subsektor tanaman pangan dan perkebunan masing-masing meliputi ubi
kayu, jagung, kedelai, kelapa, kakao, lada dan pala.
6. Sula memiliki komoditas unggulan di sektor pertanian, perdagangan dan
listrik. Komoditas subsektor perikanan yang menjadi unggulan adalah ikan
tuna dan cakalang. Sedangkan komoditas unggulan subsektor perkebunan
meliputi kopra dan cengkeh.
7. Morotai memiliki sektor unggulan terutama pertanian dan perdagangan,
dengan subsektor unggulan perikanan dan restoran. Komoditas unggulan di
subsektor perikanan, yaitu jenis ikan pelagis (tuna, cakalang, teri, kembung)
dan ikan demersal (kakap, baronang).
8. Ternate memiliki komoditas unggulan di sektor bangunan dan
pengangkutan-komunikasi. Subsektor yang menjadi unggulan adalah
bangunan dan angkutan jalan raya.
9. Tidore memiliki komoditas unggulan di sektor perdagangan-hotel-restoran.
Produk subsektor yang menjadi unggulannya adalah produk perdagangan
besar dan eceran.

Tabel berikut menyajikan sektor-sektor unggulan di kabupaten/kota se-Provinsi


Maluku Utara.

Tabel 2.24. Sektor Unggulan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara


Kabupaten/ Sektor Unggulan Subsektor Unggulan Komuditas Unggulan
Kota
Halmahera Barat Pertanian Tanaman Pangan Ubi kayu, Ubi Jalar, Jagung
Tanaman Perkebunan Kakao, Kelapa, Cengkeh
Halmahera Industri Industri tanpa migas Industri pengolahan kayu/
Selatan Pengolahan gerabah
Perdagangan - Restoran Industri pengolahan ikan
hotel – restoran cakalang

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-35│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Kabupaten/ Sektor Unggulan Subsektor Unggulan Komuditas Unggulan


Kota
Halmahera Pertanian Perkebunan Industri pengolahan ikan
Tengah tuna dan cakalang
Bangunan Bangunan Kakao, Kopi, Cengkeh
Jasa-Jasa Sosial dan
Kemasyarakatan
Halmahera Pertambangan Pertambangan tanpa Pertambangan nikel
Timur Penggalian migas
Halmahera Utara Pertanian Tanaman bahan Ubi kayu, jagung, kedelai
makanan
Perkebunan Kelapa, kakao, lada, pala
Perdagangan - Hotel dan Restoran
hotel – restoran
Kepulauan Sula Pertanian Perikanan Perikanan laut tuna dan
cakalang
Listrik-gas-air Perkebunan Perkebunan kopra dan
cengkeh
Perdagangan - Air Bersih
hotel - restoran
Perdagangan besar &
eceran restoran
Morotai Pertanian Perikanan Jenis ikan pelagis dan ikan
demersal
Perdagangan - Restoran
hotel – restoran
Ternate Bangunan Angkutan jalan Raya
Pengangkutan dan
Komunikasi
Tidore Perdagangan - Perdagangan besar dan Ritel
hotel – restoran eceran
Sumber : Dokumen MP3EI Provinsi Maluku Utara, 2012

J. Wilayah Rawan Bencana


Wilayah kepulauan Maluku Utara berada pada interaksi 3 (tiga) lempeng besar
dunia, yakni: lempeng Eurasia, Hindia-Australia dan Pasifik. Zona pertemuan antara
ketiga lempeng tersebut membentuk palung dengan kedalaman sekitar 4.500 – 7.000
meter, yang terkenal dengan nama zona tumbukan/subduksi. Di samping itu daerah
ini merupakan daerah yang dilewati Pacific Ring of Fire (rangkaian gunung berapi
aktif di dunia). Kondisi ini menyebabkan wilayah Maluku Utara rawan bencana
gempa tektonik, gempa vulkanik, dan tsunami. Maluku Utara memiliki kekhususan
dalam hal kerawanan bencana. Beberapa fakta menunjuk hal-hal sebagai berikut:
(1) Wilayah Kepulauan Maluku Utara merupakan interaksi 3 (tiga) lempeng besar
dunia, sehingga mengakibatkan terbentuknya tatanan geologi yang rumit.
Wilayah Kepulauan Maluku Utara sebagian merupakan bagian dari Lempeng

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-36│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Eurasia yang berinteraksi dengan Lempeng Hindia – Australia yang bergerak


relatif ke arah Utara dengan kecepatan 6 cm/tahun dan Lempeng Pasifik yang
bergerak relatif ke arah Barat dengan kecepatan 12 cm/tahun. Zona pertemuan
antara ketiga lempeng tersebut membentuk Palung yang mempunyai kedalaman
sekitar 4.500 – 7.000 meter, yang dikenal dengan nama zona tumbukan atau
zona subduksi;
(2) Sistem tektonik daerah Maluku-Filipina terdiri dari Lempeng Maluku, Lempeng
Filipina, Lempeng Asia Tenggara, Lempeng Pasifik meliputi daerah Mindanao
Selatan, Sulawesi bagian Utara, Halmahera dan busur-busur kepulauan Sangihe
dan Talaud, dengan palung-palungnya. Parit Maluku bersambung dengan
Palung Filipina mengapit Pulau Halmahera, Palung Sangihe memanjang dari
Sulawesi Utara sampai Mindanao Selatan dan Palung Cotabato di bagian Barat –
Daya. Dua buah busur vulkanik dipisahkan oleh Laut Maluku sepanjang 250
Km, busur Sangihe di bagian Barat dan busur Halmahera di sebelah Timur.
Pematang Talaud - Mayau, yang beberapa bagiannya muncul ke permukaan laut
sebagai kepulauan Talaud – Mayau dan Tifure;
(3) Busur sebelah Barat dan Utara dari Pulau Buru dikenal sebagai zona tumbukan
Sulawesi – Maluku, ditandai dengan adanya lempeng kerak samudera dan
mantel yang menganjak di atas permukaan. Pulau Banggai dan Pulau Buton
yang berasal dari New Guinea dan Banda, menumbuk Sulawesi. Zona subduksi
kecil (minor) terbentuk di sebelah Barat dari Halmahera dan Barat Laut dari
Sulawesi, sebagai akibat dari tumbukan. Akibat lainnya adalah munculnya
vulkanisme Kenozoikum Akhir – Resen di Indonesia Timur, yang mengikuti
proses subduksi yang terakhir;
(4) Provinsi Maluku Utara juga merupakan daerah yang dilewati Pasific Ring of
Fire (cincin api Pasifik) artinya daerah ini dilewati jalur rangkaian gunung
berapi aktif di dunia sehingga Provinsi Maluku Utara rawan terhadap gempa
vulkanik.
Berdasarkan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Provinsi Maluku Utara
2011, tingkat ancaman bencana di Provinsi Maluku Utara terdapat 12 jenis bencana
dengan indeks ancaman rendah terjadi pada 7(tujuh) jenis bencana yaitu Letusan
Gunung Api, Gerakan Tanah/ Longsor, Abrasi, Angin Puting Beliung, Bahaya
Kekeringan, Epidemi Penyakit, dan Konflik Sosial. Indeks ancaman sedang terjadi
pada bencana Gempa Bumi dan Kebakaran Hutan dan Lahan. Sedangkan indeks
ancaman tinggi terjadi pada bencana Tsunami, Banjir, dan Kegagalan Teknologi.
Sementara itu untuk indeks penduduk terpapar, hanya Konflik Sosial yang memiliki
indeks keterpaparan tinggi, sedangkan bencana lainnya memiliki indeks penduduk
terpapar rendah. Selengkapnya mengenai indeks ancaman dan indeks penduduk
terpapar bencana Di Provinsi Maluku Utara disajikan pada tabel berikut.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-37│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.25. Indeks Ancaman dan Indeks Penduduk Terpapar Bencana


Di Provinsi Maluku Utara
Luas Luas Luas
Kepadatan
Wilayah Wilayah Wilayah Total Luas
Penduduk Indeks
Jenis Ancaman Ancaman Ancaman Wilayah Indeks
No Wilayah Penduduk
Bencana Kategori Kategori Kategori Ancaman Ancaman
Ancaman Terpapar
Rendah Sedang Tinggi (ha)
(jiwa/km2)
(ha) (ha) (ha)
Letusan
1 Gunung 51.023 33.290 15.534 99.847 Rendah 105,03 Rendah
Api
Gempa
2 - 272.818 3.100.734 Sedang 32,89 Rendah
Bumi 2.827.916
Gerakan
3 Tanah/ 2.136.339 964.395 - 3.100.734 Rendah 32,89 Rendah
Longsor
4 Tsunami - 74.392 2.769.531 Tinggi 6,84 Rendah
2.695.139
5 Banjir - 54.399 617.427 671.826 Tinggi 15,04 Rendah
6 Abrasi 1.615.607 946.829 538.294 3.100.730 Rendah 3,29 Rendah
Angin
7 Puting 1.603.997 - 200.051 1.804.048 Rendah 21,84 Rendah
Beliung
Bahaya
8 2.520.834 338.294 241.606 3.100.734 Rendah 32,89 Rendah
Kekeringan
Kebakaran
9 Hutan & 790.441 603.102 3.100.727 Sedang 32,89 Rendah
1.707.184
Lahan
Epidemi
10 2.621.068 - 479.667 3.100.734 Rendah 32,89 Rendah
Penyakit
Kegagalan
11 - - 3.100.734 Tinggi 32,89 Rendah
Teknologi 3.100.734
Konflik
12 8.836 - - 8.836 Rendah 1.665,00 Tinggi
Sosial
Multi Hazard 11.348.143 6.946.701 8.764.374 27.059.218 Rendah 26,45 Rendah
Sumber: Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Maluku Utara, 2011

2) Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi


Sebagian besar Kabupaten Halmahera Barat, Halmahera Utara, Halmahera
Tengah, Halmahera Timur, Halmahera Selatan dan Kepulauan Sula merupakan
daerah dengan potensi rawan gempa bumi. Sedangkan untuk Kota Ternate dan Kota
Tidore Kepulauan berpotensi sedang tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa
daerah tersebut juga sebagian berpotensi rawan gempa tinggi.
Dari Peta Sesar Aktif dan Sebaran Pusat Gempa Bumi Merusak Wilayah
Indonesia terlihat bahwa Kepulauan wilayah ini terdiri dari 2 (dua) lengkungan
kesatuan yang melintasi Filipina, Sangihe Talaud dan Minahasa yang dilingkupi oleh
lengkung Sulawesi dan palung Sangihe yang berciri vulkanis dengan lengkung
kontinen Melanesia yang bergerak dari gugusan melalui Irian (Papua) Bagian Utara,
Halmahera Timur dan berakhir di bagian Utara yang bercirikan bukan vulkanis.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-38│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Berdasarkan peta seismisitas Provinsi Maluku Utara terlihat distribusi titik-titik


pusat gempa bumi kebanyakan terjadi di sebelah barat Pulau Halmehera. Kawasan
yang rawan terhadap bencana adalah dapat dilihat pada gambar berikut. Penetapan
analisis zona risiko gempa bumi menggunakan empat parameter utama, yaitu: (a)
tingkat kerawanan bencana gempa bumi (b) jenis penggunaan lahan, (c) jumlah
penduduk per kabupaten/kota, dan (d) distribusi obyek-obyek vital. Berdasarkan
analisis risiko bencana gempa bumi tersebut maka secara garis besar di Provinsi
Maluku Utara, merupakan daerah dengan potensi risiko gempa bumi tinggi.

Gambar 2.6. Peta Multi Resiko Bencana di Provinsi Maluku Utara


Sumber : RTRW Provinsi Maluku Utara 2013-2033

Tabel berikut menyajikan tabulasi kawasan risiko bencana gempa bumi menurut
kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara.

Tabel 2.26. Tabulasi Kawasan Risiko Bencana Gempa Bumi Menurut Kabupaten/Kota
Di Provinsi Maluku Utara
Kriteria Jumlah
No. Kabupaten/Kota
Rendah (Km²) Sedang (Km²) Tinggi (Km²) (Km²)
1. Halmahera Barat 0,00 1.376,51 1.235,73 2.612,24
2 Halmahera Tengah 0,00 342,41 1.934,42 2.276,83
3 Halmahera Utara 0,00 2.412,93 3.034,37 5.447,30
4 Halmahera Selatan 0,00 2.026,16 6.753,16 8.779,32
5 Halmahera Timur 0,00 1.592,61 4.913,59 6.506,20
6 Kepulauan Sula 1.835,49 6.140,16 1.657,26 9.632,92
7 Ternate 0,00 168,51 82,34 250,85
8 Tidore Kepulauan 0,00 4.814,59 4.749,41 956,00
9 Pulau Morotai* - - - -
10 Pulau Taliabu** - - - -
Provinsi Maluku Utara 1.835,49 18.873,90 24.360,27 45.069,66
Sumber : RTRW Provinsi Maluku Utara 2013-2033 *) Data masih tergabung dengan Halmahera Utara **) Data Masih
tergabung dengan Kepulauan Sula

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-39│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

3) Kawasan Rawan Bencana Tsunami


Tsunami adalah gelombang pasang yang pada umumnya disebabkan oleh
gempa bumi yang terjadi di laut. Gelombang yang ditimbulkan adalah gelombang
panjang yang umumnya mempunyai periode 20 sampai 200 menit dan dapat
menyebabkan kehancuran di daerah pesisir karena tinggi gelombangnya dapat
mencapai beberapa meter di atas batas normal muka air tertinggi (Carter, 1999 dalam
Iwan Tejakusuma, 2007 ).
Secara umum, provinsi Maluku Utara dikategorikan sebagai wilayah provinsi
yang memiliki kelas ancaman tsunami yang tinggi. Hanya beberapa kecamatan yang
dikategorikan sedang yaitu Kecamatan Ibu Selatan, Jailolo, Loloda, Sahu, Wasile
Tengah, dan Wasile Utara. Kendati demikian, hanya sebagai kecil saja dari luas
wilayah keenam kecamatan tersebut yang dikategorikan sedang. Artinya keenam
kecamatan tersebut juga memiliki daerah-daerah yang terkena tsunami dengan kelas
ancaman tinggi juga. Kabupaten dengan luas wilayah ancaman terbesar yaitu
Halmahera Selatan yakni seluas 700.339 hektar yang seluruh wilayahnya
dikategorikan tinggi. Sedangkan untuk wilayah dengan luas ancaman tinggi terkecil
yaitu di Kota Ternate yakni seluas 12.724 hektar. Indeks Ancaman Bencana Tsunami
adalah Tinggi karena merujuk pada kelas ancaman dari luas wilayah ancaman
dominan. Sedangkan Indeks Penduduk Terpapar dikategorikan Rendah karena
kepadatan penduduk wilayah ancamannya yaitu 6,84 jiwa per kilometer persegi (<
500 jiwa/km2). Dari nilai kedua indeks pada diketahui bahwa Tingkat Ancaman
Tsunami di Provinsi Maluku Utara adalah Sedang.

Tabel 2.27. Luas Wilayah Ancaman Tsunami dan Kepadatan Penduduk Wilayah Ancaman
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara
Luas Luas Luas
Total Kepadatan
Wilayah Wilayah Wilayah
Luas Penduduk Indeks
Ancaman Ancaman Ancaman Indeks
Kabupaten/ Kota Wilayah Wilayah Penduduk
Kategori Kategori Kategori Ancaman
Ancaman Ancaman Terpapar
Rendah Sedang Tinggi
(ha) (jiwa/km2)
(ha) (ha) (ha)
Halmahera Barat - 27.820 189.809 217.629 Tinggi 9,49 Rendah
Halmahera Selatan - - 700.339 700.339 Tinggi 5,47 Rendah
Halmahera Tengah - - 21.649 21.649 Tinggi 8,39 Rendah
Halmahera Timur - 46.572 598.595 645.168 Tinggi 2,16 Rendah
Halmahera Utara - - 289.866 289.866 Tinggi 9,79 Rendah
Kepulauan Sula - - 479.667 479.667 Tinggi 5,99 Rendah
Pulau Morotai - - 234.138 234.138 Tinggi 4,59 Rendah
Ternate - - 12.724 12.724 Tinggi 224,79 Rendah
Tidore Kepulauan - - 168.352 168.352 Tinggi 10,78 Rendah
Maluku Utara - 74.392 2.695.139 2.769.531 Tinggi 6,84 Rendah
Sumber: Matriks Kajian Risiko Provinsi Maluku Utara, 2011

4) Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah (Longsor)


Longsoran (landslide) adalah pergerakan suatu masa batuan, tanah atau
rombakan material penyusun lereng (yang merupakan percampuran tanah dan
batuan) menuruni lereng (Cruden, 1991 dalam Karnawati, 2004).

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-40│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Lebih lanjut, Karnawati (2003) membagi penyebab terjadinya gerakan tanah


(longsor) ke dalam dua kelompok besar, yaitu (a) faktor-faktor pengontrol, dan (b)
faktor-faktor pemicu. Faktor-faktor pengontrol antara lain adalah geomorfologi,
tanah, geologi, geohidrologi dan tata guna lahan. Sementara faktor-faktor pemicu
meliputi infiltrasi air ke dalam lereng, getaran, dan aktivitas manusia yang
mengakibatkan perubahan penggunaan lahan. Berdasarkan tabulasi kawasan risiko
bencana gerakan tanah/longsor di Provinsi Maluku Utara. Untuk kriteria rendah
Kabupaten Kepulauan Sula memiliki daerah yang terluas, sedangkan untuk kriteria
sedang, daerah yang terluas adalah Kabupaten Halmahera Selatan dan untuk kriteria
tinggi yang terluas adalah Kota Tidore Kepulauan.

Tabel 2.28. Tabulasi Kawasan Risiko Bencana Gerakan Tanah (Longsor)


Di Provinsi Maluku Utara
Kriteria
No. Kabupaten/Kota Rendah Sedang Tinggi Jumlah
(Km²) (Km²) (Km²) (Km²)
1. Halmahera Barat 0,00 2.568,29 43,95 2.612,24
2 Halmahera Tengah 0,00 2.215,61 61,22 2.276,83
3 Halmahera Utara 0,00 5.364,05 83,25 5.447,30
4 Halmahera Selatan 0,00 8.299,27 480,05 8.779,32
5 Halmahera Timur 0,00 6.359,79 146,41 6.506,20
6 Kepulauan Sula 2.882,28 5.106,87 1.643,77 9.632,92
7 Ternate 0,00 169,20 81,65 250,85
8 Tidore Kepulauan 0,00 4.959,02 4.604,98 956,00
9 Pulau Morotai* - - - -
10 Pulau Taliabu** - - - -
Provinsi Maluku Utara 2.882,28 35.042,11 7.145,27 2.809,08
Sumber: RTRW Provinsi Maluku Utara 2013-2033, *) Data masih tergabung dengan Halmahera Utara, **) Data
Masih tergabung dengan Kepulauan Sula

5) Kawasan Rawan Bencana Banjir


Banjir didefinisikan sebagai peristiwa terjadinya genangan pada suatu daerah
yang biasanya kering (bukan daerah rawa) atau meluapnya limpasan air permukaan
(runoff) yang volumenya melebihi kapasitas pengaliran sistem drainase atau
sungainya. Bencana banjir mengancam di berbagai wilayah Provinsi Maluku Utara
kecuali Kabupaten Halmahera Barat dan Kota Ternate. Sebagian besar banjir dengan
kelas ancaman tinggi terjadi di Kabupaten Halmahera Selatan dan Halmahera Timur.
Total luas wilayah ancaman mencapai 671.826 hektar.
Tabel berikut menunjukkan bahwa luas wilayah ancaman terbesar terdapat di
Kelas Ancaman Tinggi (617.427 hektar), maka Indeks Ancamannya adalah Tinggi.
Sementara itu Indeks Penduduk Terpapar bernilai Rendah karena kepadatan
penduduk di wilayah ancaman sebesar 15,04 jiwa per kilometer persegi (<500
jiwa/km2). Oleh karena itu, dapat ditentukan bahwa Tingkat Ancaman Banjir di
Maluku Utara adalah Sedang.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-41│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Hasil kajian potensi ancaman banjir di Maluku Utara sebagaimana Rencana


Penanggulangan Bencana Provinsi Maluku Utara menunjukkan bahwa potensi
jumlah penduduk terpapar akibat banjir mencapai 101.071 jiwa. Banjir dengan
indeks ancaman tinggi terjadi di 26 kecamatan. Luas area ancaman mencapai
671.826 hektar. Sebagian besar banjir terjadi di Kabupaten Halmahera Selatan dan
Halmahera Timur. Kedua kecamatan tersebut sama-sama memiliki 7 (tujuh)
kecamatan yang mengalami banjir, baik yang berkategori sedang maupun tinggi.
Banjir dengan indeks ancaman sedang terjadi di 7 (tujuh) kecamatan, yaitu
Kecamatan Weda Selatan, Gane Barat Utara, Gane Timur, Kao, Kao Barat, Wasile
Utara, dan Oba Selatan dengan luas wilayah ancaman mencapai 54.399 hektar.
Sementara itu, banjir dengan indeks ancaman tinggi banyak terjadi Kabupaten Sula
yaitu di Kecamatan Mangoli Barat, Mangoli Selatan, Mangoli Tengah, Mangoli
Utara, Taliabu Barat, dan Taliabu Selatan, dengan potensi luas wilayah ancaman
mencapai 140.183 hektar.

Tabel 2.29. Luas Wilayah Ancaman Banjir dan Kepadatan Penduduk Wilayah Ancaman
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara
Luas Luas Luas
Total Kepadatan
Wilayah Wilayah Wilayah
Luas Penduduk Indeks
Ancaman Ancaman Ancaman Indeks
Kabupaten/ Kota Wilayah Wilayah Penduduk
Kategori Kategori Kategori Ancaman
Ancaman Ancaman Terpapar
Rendah Sedang Tinggi
(ha) (jiwa/km2)
(ha) (ha) (ha)
Halmahera Barat - - - - - - -
Halmahera Selatan - 15.221 147.473 162.695 Tinggi 11,96 Rendah
Halmahera Tengah - 1.974 21.703 23.677 Tinggi 14,02 Rendah
Halmahera Timur - 18.187 219.333 237.519 Tinggi 13,30 Rendah
Halmahera Utara - 15.826 25.883 41.709 Tinggi 11,48 Rendah
Kepulauan Sula - - 140.183 140.183 Tinggi 21,95 Rendah
Pulau Morotai - - 48.948 48.948 Tinggi 12,60 Rendah
Ternate - - - - - - -
Tidore Kepulauan - 3.190 13.905 17.095 Tinggi 29,18 Rendah
MALUKU UTARA - 54.399 617.427 671.826 Tinggi 15,04 Rendah
Sumber: Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Maluku Utara, 2011

6) Kawasan Rawan Gunung Berapi


Provinsi Maluku Utara memiliki 5 (lima) gunung api, yaitu Gunung Gamalama
di Kota Ternate, Gunung Ibu dan Gunung Gamkonora di Kabupaten Halmahera
Barat, Gunung Dukono di Kecamatan Tobelo Utara, Kabupaten Halmahera Utara,
dan Gunung Kie Besi di Halmahera Selatan. Gunung Gamalama yang terletak di
Pulau Ternate memiliki Ketinggian 1.572 meter dengan daerah bahaya adalah daerah
lingkaran dengan jari-jari 3 Km sekeliling kawah puncak kecuali sebelah selatan.
Daerah waspada adalah sepanjang lajur sungai kering hingga laut. Luas daerah
waspada ± 33,1 Km2 dan terdapat penduduk di dalamnya. Letusan Gunung
Gamalama terjadi pada tahun 1775, 1980, 1983, 1992, 1993 dan 2011.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-42│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Gunung Gamkonora Terletak di barat laut Halmahera, Kabupaten Halmahera


Barat, ketinggian 1.653 meter. Daerah bahaya terpusat pada kawah utama di puncak
dengan jari-jari 5 Km untuk bahaya eflata. Luas daerah bahaya adalah ± 110 Km2
hingga meliputi pantai di sebelah baratlaut, dan terdapat penduduk di dalamnya.
Riwayat aktifitas tinggi gunung api diantaranya; pada tanggal 8 Juli 2007 letusan
reflik debu setinggi 4.000 meter. Gunung Ibu juga terletak di Halmahera Barat,
dengan ketinggian 1.325 meter. Riwayat letusan terjadi pada tanggal 31 Maret 2008,
terjadi gempa vulkanik, hembusan asap mencapai 300 meter. Pada 4 April 2008,
terjadi gempa letusan dengann asap kelabu mencapai 700 meter. Gunung Dukono
Berada di bagian utara Pulau Halmahera, dengan ketinggian 1.275 meter, bergaris
tengah 6 Km. Daerah yang dianggap berbahaya ialah lingkaran dengan jari-jari
sekitar 4 Km dengan luas daerah bahaya ± 88,6 Km2 hingga ke laut. Adapun
Gunung Kie Besi terletak di Pulau Makian dengan daerah bahaya meliputi seluruh
pulau. Daerah ini dapat dilanda awan panas, bom gunung api dan bahan lepas
lainnya, lava dan lahar hujan. Luas daerah waspada adalah 153,04 Km2 dan
penduduk yang terdapat di dalamnya. Riwayat letusan terjadi pada tahun 1760
menewaskan 2.000 korban jiwa.
Luas wilayah ancaman bencana gunung berapi di Provinsi Maluku Utara yaitu
99.847 hektar dengan tingkat kepadatan penduduk wilayah ancaman mencapai
105,03 jiwa per kilometer persegi. Ancaman tertinggi letusan gunung api terjadi di 8
(delapan) kecamatan yaitu Kecamatan Ibu, Ibu Selatan, Ibu Utara, Makian Barat,
Pulau Makian, Pulau Ternate, Ternate Utara, dan Tobelo Utara. Berdasarkan
Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Maluku Utara 2011, Indeks Ancaman
Letusan Gunung Api di Provinsi Maluku Utara adalah Rendah karena luas wilayah
ancaman dominan adalah Rendah yakni seluas 51.023 Ha. Sementara kepadatan
penduduk wilayah ancaman di Maluku Utara yaitu 105,03 jiwa per kilometer persegi
(<500 jiwa/km2), maka Indeks Penduduk Terpaparnya adalah Rendah.

Tabel 2.30. Luas Wilayah Ancaman Letusan Gunung Api dan Kepadatan Penduduk
Wilayah Ancaman di Kabupaten/Kota Maluku Utara
Luas Luas Luas Total Kepadatan
Wilayah Wilayah Wilayah Luas Penduduk Indeks
Indeks
Kabupaten/ Kota Ancaman Ancaman Ancaman Wilayah Wilayah Penduduk
Ancaman
Kategori Kategori Kategori Ancaman Ancaman Terpapar
Rendah(ha) Sedang(ha) Tinggi(ha) (ha) (jiwa/km2)
Halmahera Barat 37.724 22.843 9.173 69.741 Rendah 42,81 Rendah
Halmahera Selatan 3.210 1.932 3.298 8.440 Tinggi 140,32 Rendah
Halmahera Tengah - - - - - - -
Halmahera Timur - - - - - - -
Halmahera Utara 8.051 6.622 1.832 16.505 Rendah 58,25 Rendah
Kepulauan Sula - - - - - - -
Pulau Morotai - - - - - - -
Ternate 2.037 1.894 1.231 5.162 Rendah 1.037,56 Tinggi
Tidore Kepulauan - - - - - - -
MALUKU UTARA 51.023 33.290 15.534 99.847 Rendah 105,03 Rendah
Sumber: Matriks Kajian Risiko Provinsi Maluku Utara, 2011

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-43│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

7) Kawasan Rawan Bencana di Ibukota Provinsi (Sofifi)


Kawasan Sofifi adalah Ibukota Provinsi Maluku Utara yang memiliki peranan
penting dalam pemerintahah. Oleh karena itu pemetaan kawasan rawan bencana
penting dilakukan agar Pemerintah Daerah, pemangku kepentingan dan masyarakat
dapat memahami potensi-potensi bencana yang rawan terjadi. Sofifi dan wilayah
pengembangannya rawan terhadap 4 (empat) tingkat bahaya erosi, yaitu:
- Tingkat bahaya erosi sangat ringan dengan nilai erosi 8,41 ton/ha/tahun;
- Tingkat bahaya erosi sedang dengan nilai erosi 114,02 ton/ha/tahun;
- Tingkat bahaya erosi berat dengan nilai erosi 403,82 ton/ha/tahun;
- Tingkat bahaya erosi sangat berat dengan nilai erosi 902,65 – 1140,19
ton/ha/tahun.
Tingkatan erosi sangat ringan umumnya terjadi pada wilayah datar, seperti di
Desa Durian, Kayasa, Somahode, Guraping, dan Akekolano. Tingkat erosi sedang,
berat, sampai dengan sangat berat umumnya terdapat di daerah yang curam dengan
presentase kemiringan > 15%, seperti di Kelurahan Guraping, sekitar Sungai Ake
Oba. Selain itu bencana lain yang yang berpotensi terjadi di Kota Sofifi dan wilayah
pengembangannya yaitu berupa banjir terutama pada daerah-daerah hilir, gerakan
tanah yang banyak terjadi di Pulau Halmahera, dan gempa. Selengkapnya dapat
dilihat pada peta berikut.

Gambar 2.7. Peta Kawasan Rawan Bencana di Ibukota Provinsi Maluku Utara (Sofifi)
Sumber : RDTR Kota Sofifi Tahun 2009-2029

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-44│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2.1.2. Aspek Kondisi Demografi


A. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Penduduk Provinsi Maluku Utara berdasarkan Sensus Penduduk (SP) Tahun
2010 sebanyak 1.038.087 jiwa dan di tahun 2013 berjumlah 1.114.897 jiwa, yang
terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 569.264 jiwa dan penduduk perempuan
545.633 jiwa. Jumlah penduduk ini bertambah lagi di tahun 2017 menjadi
1.209.342jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 616.858jiwa dan
penduduk perempuan 592.484jiwa. Jika dibandingkan dengan luas wilayah maka
tingkat kepadatan penduduk di tahun 2013 mencapai 34,84jiwa/km2 dan di tahun
2017 mencapai 37,79jiwa/km2. Terdapat 4 (empat) kabupaten/kota yang mempunyai
kepadatan penduduk lebih tinggi dari kepadatan penduduk provinsi di tahun 2017,
yaitu Ternate, Halmahera Barat, Tidore Kepulauan dan Halmahera Utara. Dengan
demikian, nampak bahwa penyebaran penduduk tidak merata dan yang paling
menyolok terpusat di Ternate. Kepadatan dan penyebaran penduduk dapat dilihat
pada Tabel berikut.

Tabel 2.31. Jumlah Penduduk Provinsi Maluku Utara, Tahun 2013-2017


No Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah Penduduk
1 2017 616,858 592,484 1,209,342
2 2016 605,068 580,844 1,185,912
3 2015 593,197 569,148 1,162,345
4 2014 581,264 557,403 1,138,667
5 2013 569,264 545,633 1,114,897
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2014-2017 dan Statistik Provinsi Maluku Utara Edisi April 2018.
BPS Provinsi Maluku Utara.

Tabel 2.32. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota


Provinsi Maluku Utara, Tahun 2013 dan 2017
Luas Kepadatan Penduduk
Jumlah Penduduk
No Kabupaten/Kota Daratan (jiwa/km2)
2013 2017 (km2) 2013 2017
1 Halmahera Barat 106,791 114,502 1,704.20 62.66 67.19
2 Halmahera Tengah 47,079 52,813 2,653.76 17.74 19.90
3 Kepulauan Sula 91,406 91,196 1,791.84 51.01 20.90
4 Halmahera Selatan 211,682 227,280 8,148.90 25.98 27.89
5 Halmahera Utara 173,117 187,104 3,896.90 44.42 48.01
6 Halmahera Timur 80,526 90,070 6,571.37 12.25 13.71
7 Pulau Morotai 57,565 64,001 2,476.00 23.25 25.85
8 Pulau Taliabu 49,510 51,928 3,004.48 16.48 17.28
9 Ternate 202,728 223,111 111.39 1,819.98 2,002.97
10 Tidore Kepulauan 94,493 99,337 1,645.73 57.42 60.36
Provinsi Maluku Utara 1,114,897 1,209,342 32,004.57 34.84 37.79
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2014&2018. BPS Provinsi Maluku Utara 2014&2017

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-45│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sementara itu, jumlah penduduk aktual seperti yang dirilis Dinas


Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Maluku Utara
menunjukkan bahwa sejak dua tahun terakhir (tahun 2016-2017) telah melampaui
angka jumlah penduduk yang diproyeksikan BPS, yakni masing-masing sebesar
1,268,247jiwa dan 1,293,055jiwa.

Tabel 2.33. Jumlah Penduduk Aktual Provinsi Maluku Utara 2016-2017


Jumlah Penduduk
Laju
No Kabupaten/Kota 2016 2017
Pertumbuhan
L+P L P L+P
1 Halmahera Barat 131,946 68,277 65,176 133,453 0.001
2 Halmahera Tengah 50,011 27,202 25,576 52,778 0.005
3 Halmahera Utara 193,621 100,381 95,898 196,279 0.001
4 Halmahera Selatan 246,542 128,038 121,084 249,122 0.001
5 Kepulauan Sula 109,489 56,427 54,300 110,727 0.001
6 Halmahera Timur 90,166 48,712 45,136 93,848 0.004
7 Pulau Morotai 64,688 37,342 34,698 72,040 0.011
8 Pulau Taliabu 55,797 29,460 27,808 57,268 0.003
9 Ternate 214,907 109,678 106,087 215,765 0.000
10 Tidore Kepulauan 111,080 56,811 54,964 111,775 0.001
Jumlah 1,268,247 662,328 54,964 1,293,055 0.002
Sumber : Dinas Administrasi kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Maluku Utara. Tahun 2018

Mengacu pada perbandingan data jumlah penduduk aktual dan hasil proyeksi,
maka dapat dijelaskan bahwa pada Tahun 2017 terdapat hampir semua kabupaten/
kota yang jumlah penduduk aktualnya telah melampaui angka proyeksi, kecuali
Halmahera Tengah dan Ternate.

Tabel 2.34. Perbandingan Jumlah Penduduk Aktual terhadap Hasil Proyeksi


Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara, Tahun 2017
Jumlah Penduduk Tahun 2017 (jiwa)
No Kabupaten/Kota
Aktual Proyeksi*) Perbandingan
1 Halmahera Barat 133,453 114,502 lebih besar
2 Halmahera Tengah 52,778 52,813 lebih kecil
3 Halmahera Utara 196,279 187,104 lebih besar
4 Halmahera Selatan 249,122 227,280 lebih besar
5 Kepulauan Sula 110,727 91,196 lebih besar
6 Halmahera Timur 93,848 90,070 lebih besar
7 Pulau Morotai 72,040 64,001 lebih besar
8 Pulau Taliabu 57,268 51,928 lebih besar
9 Ternate 215,765 223,111 lebih kecil
10 Tidore Kepulauan 111,775 99,337 lebih besar
Jumlah 1,293,055 1,209,342 lebih besar
Sumber : Dinas Administrasi kependudukan dan Pencatatan Sipil dan *)BPS Provinsi Maluku Utara. Tahun 2018

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-46│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

B. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Maluku Utara


Komposisi penduduk menurut jenis kelamin per kabupaten/kota di Provinsi
Maluku Utara saat ini, menunjukan bahwa jumlah penduduk pria lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah penduduk wanita. Sex rasio di Provinsi Maluku Utara
tahun 2013 adalah 104,33 dan di tahun 2017 sebesar 104,11. Artinya, dari setiap 100
penduduk perempuan terdapat ±104 penduduk laki-laki pada tahun 2013 dan dari
setiap 100penduduk perempuan terdapat ±104 penduduk laki-laki pada tahun 2017.
Rasio ini mengisyaratkan tidak terjadi perubahan komposisi sex rasio laki-laki
terhadap perempuan secara signifikan sejak tahun 2013 hingga 2017. Selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.35. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Utara
Penduduk 2013 Penduduk 2017
Kabupaten/ Rasio Rasio
Laki- Laki-
Kota Perempuan Jumlah Jenis Perempuan Jumlah Jenis
Laki Laki
Kelamin Kelamin
Halmahera 54,561 52,230 106,791 104.46 58,486 56,016 114,502 104
Barat
Halmahera 24,115 22,964 47,079 105.01 27,032 25,781 52,813 105
Tengah
Kepulauan 46,286 45,120 91,406 102.58 50,233 48,963 91,196 103
Sula
Halmahera 107,901 103,781 211,682 103.97 115,551 111,729 227,280 103
Selatan
Halmahera 88,492 84,625 173,117 104.57 95,634 91,470 187,104 105
Utara
Halmahera 42,327 38,199 80,526 110.81 47,178 42,892 90,070 110
Timur
Pulau 29,662 27,903 57,565 106.30 32,879 31,122 64,001 106
Morotai
Pulau 25,290 24,220 49,510 104.42 26,489 25,439 51,928 104
Taliabu
Ternate 103,031 99,697 202,728 103.34 113,334 109,777 223,111 103
Tidore 47,599 46,894 94,493 101.50 50,042 49,295 99,337 102
Kepulauan
Total 569,264 545,633 1,114,897 104.33 616,858 592,484 1,209,342 104.11
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2014 dan Maluku Utara Dalam Angka 2018. BPS Provinsi Maluku Utara.

C. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin


Ditinjau dari komposisi penduduk menurut umur, maka sampai tahun 2013
proporsi besar penduduk di Provinsi Maluku Utara masih didominasi oleh kelompok
umur 0–4 tahun dan proporsi ini cenderung semakin menurun pada kelompok yang
lebih tua. Dari komposisi ini jumlah penduduk laki-laki masih lebih banyak
dibanding perempuan. Komposisi ini memiliki kecenderungan yang sama di tahun
2017, walaupun dengan sedikit perbedaan dari aspek kuantitatif yang mengalami
kenaikan. Jika ditinjau lebih jauh, sebenarnya penduduk Provinsi Maluku Utara
memiliki potensi yang cukup baik secara kuantitas untuk menunjang pembangunan
wilayah di masa akan datang. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-47│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.36. Penduduk Menurut Kelompok Umur Provinsi Maluku Utara 2013 dan 2017
Kelompok Laki-laki Perempuan Jumlah
Umur 2013 2017 2013 2017 2013 2017
0–4 69,111 74,889 66,468 72,175 135,579 147,064
5–9 66,102 71,628 63,156 68,581 129,258 140,209
10 – 14 60,469 65,525 57,356 62,281 117,825 127,806
15 – 19 54,852 59,438 51,055 55,439 105,907 114,877
20 – 24 49,443 53,577 47,251 51,308 96,694 104,885
25 – 29 48,273 52,309 47,961 52,079 96,234 104,388
30 – 34 46,415 50,296 46,954 50,986 93,369 101,282
35 – 39 41,673 45,157 40,569 44,052 82,242 89,209
40 – 44 35,122 38,058 32,893 35,717 68,015 73,775
45 – 49 28,129 30,481 26,008 28,241 54,137 58,722
50 – 54 22,636 24,529 21,129 22,943 43,765 47,472
55 – 59 17,910 19,407 16,333 17,735 34,243 37,142
60 – 64 12,522 13,569 11,122 12,077 23,644 25,646
65 – 69 7,694 8,337 7,267 7,891 14,961 16,228
70 – 74 4,616 5,002 4,787 5,198 9,403 10,200
75 + 4,297 4,656 5,324 5,781 9,621 10,437
Jumlah 569,264 616,858 545,633 592,484 1,114,897 1,209,342
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2014 dan Statistik Provinsi Maluku Utara Edisi April 2018.
BPS Provinsi Maluku Utara.

Secara grafis, struktur penduduk Provinsi Maluku Utara tahun 2017 seperti
piramida pada gambar berikut.

Laki-laki Perempuan
75 + 0,75 0,98
70 – 74 0,81 0,88
65 – 69 1,35 1,33
60 – 64 2,20 2,04
55 – 59 3,15 2,99
50 – 54 3,98 3,87
45 – 49 4,94 4,77
40 – 44 6,17 6,03
35 – 39 7,32 7,44
30 – 34 8,15 8,61
25 – 29 8,48 8,79
20 – 24 8,69 8,66
15 – 19 9,64 9,36
10 – 14 10,62 10,51
5–9 11,61 11,58
0–4 12,14 12,18

15,00 10,00 5,00 0,00 5,00 10,00 15,00


Persentase

Gambar 2.8. Piramida Penduduk Provinsi Maluku Utara Tahun 2017


Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2014 dan Statistik Provinsi Maluku Utara Edisi April 2018, diolah

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-48│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

D. Penduduk menurut Mata Pencaharian


Penduduk Provinsi Maluku Utara yang berusia 15 Tahun keatas yang bekerja
menurut lapangan usaha, di tahun 2013 masih didominasi oleh mereka yang bermata
pencaharian di sektor pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan. Di tahun 2017,
kecenderungan ini mulai berubah, dimana dominasi sektor diambilalih oleh sektor
jasa dengan cakupan sektor industri yang sudah mulai lebih proporsional berbanding
pertanian. Kondisi ini mengisyaratkan mulai terjadi transformasi struktural dari
sektor pertanian ke sektor jasa dan industri di Provinsi Maluku Utara. Selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.37. Penduduk 15 Tahun Keatas menurut Lapangan Kerja Utama


Provinsi Maluku Utara, Tahun 2013 dan 2017
Jumlah Penduduk usia 15 tahun keatas
Lapangan yang bekerja (jiwa)
Pekerjaan
Utama Laki-laki Perempuan Total Persen (%)
2013 2017 2013 2017 2013 2017 2013 2017
Pertanian 167,555 138,405 81,874 60,622 249,429 199,027 54,82 40,72
Industri 35,755 62,624 5,850 16,526 41,605 79,150 9,15 16,20
Jasa-jasa 96,893 117,095 67,051 93,443 163,944 210,538 36,03 43,08
Jumlah 300,203 318,124 154,775 170,591 454,978 488,715 100 100
Sumber : Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara Agustus 2014 dan 2017. BPS Provinsi Maluku Utara.

Tabel 2.38. Penduduk 15 Tahun Keatas menurut Lapangan Kerja Utama dan
Kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara, Tahun 2017

Jumlah Penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja (jiwa)


Kabupaten/
Kota Jasa- % % %
Pertanian Industri Total
jasa Pertanian* Industri* Jasa*
Halmahera Barat 21,034 13,829 17,202 52,065 40.40 26.56 33.04
Halmahera Tengah 8,387 5,599 5,930 19,916 42.11 28.11 29.78
Kepulauan Sula 17,788 4,447 14,515 36,750 48.40 12.10 39.50
Halmahera Selatan 55,630 13,013 24,114 92,757 59.97 14.03 26.00
Halmahera Utara 29,239 10,086 30,618 69,943 41.80 14.42 43.78
Halmahera Timur 18,412 10,496 12,298 41,206 44.68 25.47 29.85
Pulau Morotai 13,413 2,199 9,068 24,680 54.35 8.91 36.74
Pulau Taliabu 15,593 1,048 4,981 21,622 72.12 4.85 23.04
Ternate 6,408 13,075 70,755 90,238 7.10 14.49 78.41
Tidore Kepulauan 13,123 5,358 21,057 39,538 33.19 13.55 53.26
Maluku Utara 199,027 79,150 210,538 488,715 40.72 16.20 43.08
Sumber : Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara Agustus 2017. BPS Provinsi Maluku Utara dan *) data olahan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-49│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Dari Tabel 2.38, Ternate, Tidore Kepulauan dan Halmahera Utara merupakan
pemberi kontribusi terbesar terhadap terjadinya transformasi struktural dari sektor
pertanian ke sektor jasa pada tahun 2017. Sementara itu, kabupaten/kota lainnya
masih cenderung mengandalkan sektor pertanian sebagai sektor basis dalam bermata
pencaharian. Adapun Kabupaten Pulau Taliabu adalah yang memiliki ketergantungan
tertinggi terhadap sektor pertanian.

E. Penduduk Maluku Utara berdasarkan Agama


Berdasarkan agama, sampai dengan tahun 2017 penduduk provinsi Maluku
Utara 75,34 persen beragama Islam, beragama Kristen Protestan 23,96 persen,
Katolik 0,68 persen, sementara Hindu dan Budha masing-masing 0,01 persen.
Sementara itu, hampir sebagian besar kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara
memiliki penduduk yang lebih dari setengahnya beragama Islam, kecuali Halmahera
Barat dan Halmahera Utara yang didominasi penganut Kristen Protestan. Agama
Islam, Kristen Protestan dan Katolik dianut disemua kabupaten/kota, sementara
Hindu hanya dianut di Halmahera Barat, Halmahera Utara, Halmahera Timur dan
Ternate. Adapun Budha hanya dianut di Kota Ternate. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel di halaman berikut.

Tabel 2.39. Persentase Penduduk menurut Kabupaten/kota dan Agama yang dianut
Di Provinsi Maluku Utara, Tahun 2015-2017

Penduduk berdasarkan agama (%)*)


Kabupaten/
Kota Islam Protestan Khatolik Hindu Budha Total
2015 2017 2015 2017 2015 2017 2015 2017 2015 2017 2015 2017
Halmahera 38.38 41.47 60.76 57.25 0.82 1.00 0.02 0.01 0.02 - 100 100
Barat
Halmahera 85.14 81.52 14.79 17.90 0.08 0.58 - - - - 100 100
Tengah
Kepulauan 97.00 97.87 0.55 0.85 2.44 1.28 0.01 - - - 100 100
Sula
Halmahera 85.16 86.06 13.58 13.73 1.25 0.21 - - 0.01 - 100 100
Selatan
Halmahera 39.28 43.79 43.57 55.17 17.14 1.02 0.01 0.01 - - 100 100
Utara
Halmahera 62.18 71.00 32.99 28.69 4.83 0.29 0.01 0.01 - - 100 100
Timur
Pulau 52.62 63.21 47.37 36.22 - 0.57 0.01 - - - 100 100
Morotai
Pulau 96.81 84.56 2.73 13.07 0.40 2.37 0.02 - 0.03 - 100 100
Taliabu
Ternate 89.07 96.49 10.93 2.90 - 0.53 - 0.03 - 0.05 100 100
Tidore 91.94 91.67 7.86 8.32 0.20 - - - - - 100 100
Kepulauan
Maluku 71.41 75.34 24.32 23.96 4.25 0.68 0.01 0.01 0.01 0.01 100 100
Utara
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2017-2018. BPS Provinsi Maluku Utara 2017-2018.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-50│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Pertumbuhan dan pemerataan merupakan landasan penting dalam keberhasilan
pembangunan. Dalam hal ini kesejahteraan dapat digambarkan berdasarkan tingkat
kesejahteraan serta pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Uraian atas fokus
kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dilakukan terhadap indikator-indikator yang
mempengaruhi kesejahteraan dan pemerataan ekonomi.

2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB


A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Harga Konstan
Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara berdasarkan harga konstan tahun dasar
2010 dalam 5 (lima) tahun terakhir terus mengalami tren pertumbuhan positif. Tahun
2013 sebesar 6,36 persen, dan meningkat signifikan pada tahun 2017 sebesar 7,67
persen. Sumber pertumbuhan tahun 2017 didominasi sektor industri pengolahan,
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta pertambangan
dan penggalian. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.40. Laju Pertumbuhan Riil Sektor Ekonomi Maluku Utara Tahun 2013 – 2017
PDRB ADHK Tingkat
No Lapangan Usaha * Pertumbuhan
2013 2014 2015 2016 2017**
2017*
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.54 3.02 1.72 4.25 3.16 0.73
2 Pertambangan dan Penggalian 2.80 - 6.38 -1.57 11.22 1.05
12.82
3 Industri Pengolahan 6.48 10.20 3.72 15.24 32.13 1.88
4 Pengadaan Listrik dan Gas 4.15 30.73 23.39 21.41 7.42 0.01
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 5.18 13.19 6.93 5.78 7.11 0.01
Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 3.88 6.07 10.12 8.07 8.24 0.55
7 Perdagangan Besar dan Eceran; 12.81 12.25 8.38 7.04 6.46 1.17
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 6.44 9.47 7.52 8.86 8.01 0.46
9 Penyediaan Akomodasi &Makan 4.80 9.92 3.54 12.70 9.72 0.04
Minum
10 Informasi dan Komunikasi 9.21 12.24 9.13 8.65 6.67 0.30
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 8.51 4.64 10.36 12.95 5.28 0.16
12 Real Estate 4.69 6.92 7.31 8.05 8.19 0.01
13 Jasa Perusahaan 9.12 6.45 5.34 7.49 6.64 0.02
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 7.26 10.65 6.83 3.44 5.57 0.89
dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 4.42 6.97 7.15 5.59 5.63 0.20
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10.41 9.32 6.35 6.17 6.20 0.13
17 Jasa lainnya 5.24 6.71 8.99 9.33 6.14 0.05
PDRB 6,36 5,49 6,10 5,77 7,67 7,67

Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2018 dan *) Statistik Provinsi Maluku Utara Edisi April 2018.
BPS Maluku Utara. 2018; Keterangan : *) angka sementara dan **) angka sangat sementara

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-51│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Nilai PDRB Maluku Utara atas dasar harga konstan 2010, menurut lapangan
usaha terus mengalami kenaikan. Nilai PDRB Maluku Utara tahun 2013 adalah
sebesar Rp 18.208,74 triliun kemudian meningkat menjadi Rp 23.210,9 triliun pada
tahun 2017. Peningkatan nilai PDRB terjadi di semua sektor. Dengan demikian,
secara riil PDRB naik sekitar 5.002,16 triliun rupiah. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.41. Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah) Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017
Tahun
No Lapangan Usaha
2013 2014 2015 2016* 2017**
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,525.96 4,662.5 4,742.5 4,943.9 5,100.4
2 Pertambangan dan Penggalian 2,216.75 1,932.6 2,055.8 2,023.5 2,250.6
3 Industri Pengolahan 956.81 1,054.5 1,093.7 1,260.3 1,665.2
4 Pengadaan Listrik dan Gas 11.92 15.6 19.2 23.4 25.1
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 15.34 17.4 18.6 19.6 21.0
Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 1,138.21 1,207.3 1,329.5 1,436.7 1,555.2
7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 3,007.52 3,376.0 3,659.0 3,916.4 4,169.5
Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 975.36 1,067.7 1,148.0 1,249.7 1,349.8
9 Penyediaan Akomodasi &Makan Minum 77.29 84.9 88.0 99.1 108.8
10 Informasi dan Komunikasi 724.47 813.1 887.4 964.1 1,028.4
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 514.82 538.7 594.5 671.5 707.0
12 Real Estate 20.86 22.3 23.9 25.9 28.0
13 Jasa Perusahaan 61.17 65.1 68.6 73.7 78.6
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 2,824.25 3,125.2 3,338.6 3,453.6 3,645.9
dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 616.37 659.3 706.5 746.0 788.0
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 378.26 413.5 439.8 466.9 496.0
17 Jasa lainnya 143.38 153.0 166.7 182.3 193.5

PDRB 18,208.74 19,208.8 20,380.3 21,556.7 23,210.9

Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2018. BPS Maluku Utara

Struktur ekonomi Maluku Utara berdasarkan distribusi persentase PDRB


(ADHK) menurut lapangan usaha sejak 2013-2016, masih didominasi Sektor
Pertanian, Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,
serta Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib. Informasi
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-52│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.42. Struktur Ekonomi Maluku Utara Tahun 2013-2017


Tahun
No Lapangan Usaha
2013 2014 2015 2016 2017
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 24.86 24.27 23.26 22.93 21.97
2 Pertambangan dan Penggalian 12.17 10.06 10.09 9.39 9.70
3 Industri Pengolahan 5.25 5.49 5.37 5.85 7.17
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0.07 0.08 0.09 0.11 0.11
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 0.08 0.09 0.09 0.09 0.09
Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 6.25 6.29 6.52 6.66 6.70
7 Perdagangan Besar dan Eceran; 16.52 17.58 17.95 18.17 17.96
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 5.36 5.56 5.63 5.80 5.82
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan 0.42 0.44 0.43 0.46 0.47
Minum
10 Informasi dan Komunikasi 3.98 4.23 4.35 4.47 4.43
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 2.83 2.80 2.92 3.12 3.05
12 Real Estate 0.11 0.12 0.12 0.12 0.12
13 Jasa Perusahaan 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 15.51 16.27 16.38 16.02 15.71
dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 3.39 3.43 3.47 3.46 3.40
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.08 2.15 2.16 2.17 2.14
17 Jasa lainnya 0.79 0,80 0.82 0.85 0.83
PDRB 100 100 100 100 100
Sumber : Tabel Pokok-pokok PDRB Provinsi Maluku Utara Tahun 2017. BPS Maluku Utara.

Laju pertumbuhan ekonomi menurut Kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara


berdasarkan harga konstan tahun dasar 2010 dalam beberapa tahun terakhir juga
terus mengalami tren pertumbuhan positif. Sejak tahun 2013 hingga 2017, bahwa
Ternate masih konsisten mendominasi kabupaten/kota lainnya dan bahkan selalu
berada diatas capaian Provinsi dalam pertumbuhan PDRB. Namun demikian, pada
dua tahun terakhir, dominasi Ternate dilampaui oleh Halmahera Tengah pada Tahun
2016 dan Halmahera Selatan pada tahun 2017, bahkan dengan capaian diatas dua
digit. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.43. Laju Pertumbuhan PDRB Maluku Utara menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013-2017
Tahun
No Kabupaten/Kota
2013 2014 2015 2016 2017
1 Halmahera Barat 5.80 5.40 5.60 5.15 5.08
2 Halmahera Tengah 5.29 -1.90 4.34 11.24 5.97
3 Kepulauan Sula 6.05 6.13 5.88 5.11 5.00
4 Halmahera Selatan 6.45 6.62 5.35 5.69 16.17
5 Halmahera Utara 5.04 6.84 6.41 4.03 6.69
6 Halmahera Timur 5.83 -9.66 6.11 5.50 7.38
7 Pulau Morotai 6.05 6.19 6.13 6.29 6.37
8 Pulau Taliabu - 5.89 5.62 5.69 5.65
9 Ternate 7.67 8.76 8.09 7.99 7.59
10 Tidore Kepulauan 6.23 6.16 6.10 5.25 6.10
PDRB Maluku Utara 6.36 5.49 6.10 5.77 7.67
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2018. BPS Maluku Utara

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-53│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

PDRB Maluku Utara atas dasar harga konstan 2010, menurut kabupaten/kota
juga terus mengalami kenaikan. Sejak tahun 2013 hingga 2017, Kota Ternate masih
konsisten mendominasi kabupaten/kota lainnya dalam memberi kontribusi terhadap
pembentukan nilai PDRB Maluku Utara. Diikuti Kabupaten Halmahera Selatan dan
Halmahera Utara di tahun 2017. Adapun Pulau Taliabu adalah yang terendah.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.44. Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Kabupaten/Kota (Juta Rupiah) di Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017
Tahun
No Kabupaten/Kota
2013 2014 2015 2016 2017
1 Halmahera Barat 1,119,685.8 1,180,138.9 1,246,253.7 1,310,420.4 1,376,980.7
2 Halmahera Tengah 1,108,318.1 1,087,223.2 1,134,431.0 1,261,991.9 1,337,278.4
3 Kepulauan Sula 1,181,706.1 1,254,124.9 1,327,826.5 1,395,649.5 1,465,428.0
4 Halmahera Selatan 2,727,948.2 2,908,533.9 3,064,246.3 3,238,569.1 3,762,391.1
5 Halmahera Utara 2,832,853.8 3,026,559.5 3,220,475.3 3,350,213.7 3,574,335.6
6 Halmahera Timur 1,861,975.4 1,682,084.7 1,784,896.3 1,883,152.7 2,022,204.5
7 Pulau Morotai 728,721.8 773,862.4 821,322.2 872,948.1 928,561.4
8 Pulau Taliabu 649,582.5 687,869.3 726,534.1 767,884.9 811,281.2
9 Ternate 4,557,416.4 4,956,479.8 5,357,318.2 5,785,434.4 6,224,454.8
10 Tidore Kepulauan 1,423,435.8 1,511,188.1 1,603,307.0 1,687,444.6 1,790,436.8
PDRB Maluku Utara 18,191,644.0 19,068,064.8 20,286,610.6 21,553,709.4 23,293,352.5

Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2017. BPS Maluku Utara

B. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Harga Berlaku


PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang
dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah. Namun
berbeda dengan PDRB atas dasar harga konstan yang menunjukkan nilai tambah
barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun
tertentu sebagai tahun dasar, PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai
tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan.
PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya
ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu daerah.
PDRB Maluku Utara atas dasar harga berlaku 2010, menurut lapangan usaha
terus mengalami kenaikan. Nilai PDRB Maluku Utara tahun 2013 adalah sebesar
Rp.21.439,49 triliun kemudian meningkat menjadi Rp.32.272,57 triliun pada tahun
2017. Peningkatan nilai PDRB terjadi di semua sektor. Dengan demikian, secara riil
PDRB naik sekitar Rp.10.833,08 triliun selama periode ini. Informasi selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel berikut.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-54│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.45. Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Berlaku 2010 Menurut
Lapangan Usaha (MiliarRupiah) Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017
Tahun
No Lapangan Usaha
2013 2014 2015 2016 2017
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,520.31 6,195.51 6,617.00 7,276.32 7,728.31
2 Pertambangan dan Penggalian 2,563.05 2,249.24 2,336.45 2,446.00 2,963.29
3 Industri Pengolahan 1,088.60 1,256.32 1,357.64 1,570.28 2,075.99
4 Pengadaan Listrik dan Gas 9.72 13.17 18.27 26.64 32.45
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 17.38 20.27 22.16 23.67 25.60
Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 1,278.26 1,483.20 1,756.61 1,924.93 2,137.51
7 Perdagangan Besar dan Eceran; 3,387.05 3,980.88 4,629.02 5,147.39 5,620.57
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 1,201.41 1,438.05 1,631.87 1,810.81 2,019.00
9 Penyediaan Akomodasi & Makan 93.00 109.02 116.36 132.89 149.20
Minum
10 Informasi dan Komunikasi 758.61 894.84 989.70 1,082.84 1,179.11
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 631.27 692.43 794.46 921.13 1,011.07
12 Real Estate 23.61 26.34 29.18 33.46 36.98
13 Jasa Perusahaan 67.92 75.82 84.26 93.53 102.18
14 Administrasi Pemerintahan, 3,509.72 4,119.47 4,552.60 4,759.66 5,102.91
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 706.31 801.91 932.59 1,068.12 1,178.35
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 425.71 508.09 562.95 609.50 662.60
17 Jasa lainnya 157.54 177.54 207.20 230.11 247.45
PDRB 21,439.49 24,042.08 26,638.30 29,157.27 32,272.57
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2018. BPS Maluku Utara

Struktur ekonomi Maluku Utara berdasarkan distribusi persentase PDRB


(ADHB) menurut lapangan usaha sejak 2013-2017, masih didominasi Sektor
Pertanian, Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,
serta Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib. Informasi
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.46. Distribusi Persentase PDRB (ADHB) Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013-2017
Tahun
No Lapangan Usaha
2013 2014 2015 2016 2017
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 25.75 25.77 24.84 24.96 23.95
2 Pertambangan dan Penggalian 11.95 9.36 8.77 8.39 9.18
3 Industri Pengolahan 5.08 5.23 5.10 5.39 6.43
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0.05 0.05 0.07 0.09 0.10
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
5 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08
Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 5.96 6.17 6.59 6.60 6.62
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
7 15.80 16.56 17.38 17.65 17.42
Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 5.60 5.98 6.13 6.21 6.26
Penyediaan Akomodasi dan Makan
9 0.43 0.45 0.44 0.46 0.46
Minum

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-55│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tahun
No Lapangan Usaha
2013 2014 2015 2016 2017
10 Informasi dan Komunikasi 3.54 3.72 3.72 3.71 3.65
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 2.94 2.88 2.98 3.16 3.13
12 Real Estate 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11
13 Jasa Perusahaan 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
14 16.37 17.13 17.09 16.32 15.81
dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 3.29 3.34 3.50 3.66 3.65
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.99 2.11 2.11 2.09 2.05
17 Jasa lainnya 0.73 0,74 0.78 0.79 0.77
PDRB 100 100 100 100 100
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2017. BPS Maluku Utara

Seperti halnya PDRB (ADHK), PDRB Maluku Utara atas dasar harga berlaku
2010, menurut kabupaten/kota, juga terus mengalami kenaikan. sejak tahun 2013
hingga 2017 nampak bahwa Ternate masih konsisten mendominasi kabupaten/kota
lainnya dalam memberi kontribusi terhadap pembentukan nilai PDRB Maluku Utara.
Diikuti kemudian Halmahera Selatan dan Halmahera Utara di tahun 2017.
Sedangkan Pulau Taliabu yang terendah. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel berikut ini.

Tabel 2.47. Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Berlaku 2010 Menurut
Kabupaten/Kota (Juta Rupiah) di Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017
Tahun
No Kabupaten/Kota
2013 2014 2015 2016 2017
1 Halmahera Barat 1,317,314.2 1,477,081.0 1,633,878.9 1,786,032.7 1,950,717.8
2 Halmahera Tengah 1,348,604.2 1,401,238.9 1,543,496.4 1,768,991.5 1,931,505.1
3 Kepulauan Sula 1,416,115.1 1,608,747.3 1,792,572.8 1,948,343.8 2,120,356.1
4 Halmahera Selatan 3,162,113.2 3,627,884.0 3,987,187.1 4,358,707.2 5,133,224.9
5 Halmahera Utara 3,298,267.3 3,727,112.1 4,098,110.4 4,481,208.5 4,949,350.6
6 Halmahera Timur 2,206,565.1 2,111,730.5 2,316,875.3 2,511,971.7 2,767,510.4
7 Pulau Morotai 855,680.2 967,070.3 1,080,578.8 1,201,896.7 1,319,055.8
8 Pulau Taliabu 770,631.5 879,254.0 969,676.7 1,066,095.9 1,163,279.5
9 Ternate 5,420,936.5 6,261,528.6 7,094,615.9 7,877,219.5 8,687,975.5
10 Tidore Kepulauan 1,644,820.1 1,867,950.0 2,082,848.1 2,256,684.0 2,454,200.0
PDRB Maluku Utara 21,441,047.4 23,929,596.7 26,599,840.4 29,257,151.6 32,477,175.8
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2017-2018. BPS Maluku Utara

Struktur ekonomi Maluku Utara berdasarkan distribusi persentase PDRB


(ADHB) menurut kabupaten/kota sejak 2013-2017, masih didominasi Ternate,
Halmahera Selatan dan Halmahera Utara. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel di halaman berikut.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-56│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.48. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga
Berlaku 2010 Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017 (%)
Tahun
No Kabupaten/Kota
2013 2014 2015 2016 2017
1 Halmahera Barat 6.14 6.17 6.14 6.10 6.01
2 Halmahera Tengah 6.29 5.86 5.80 6.05 5.95
3 Kepulauan Sula 6.60 6.72 6.74 6.66 6.53
4 Halmahera Selatan 14.75 15.16 14.99 14.90 15.81
5 Halmahera Utara 15.38 15.58 15.41 15.32 15.24
6 Halmahera Timur 10.29 8.82 8.71 8.59 8.52
7 Pulau Morotai 3.99 4.04 4.06 4.11 4.06
8 Pulau Taliabu 3.59 3.67 3.65 3.64 3.58
9 Ternate 25.28 26.17 26.67 26.92 26.75
10 Tidore Kepulauan 7.67 7.81 7.83 7.71 7.56
PDRB Maluku Utara 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2017. BPS Maluku Utara

2.2.1.2. Laju Inflasi


Inflasi merupakan presentasi kenaikan harga sejumlah barang dan jasa yang
secara umum dikonsumsi rumah tangga. Hitungan perubahan harga tersebut tercakup
dalam suatu indeks harga yang dikenal dengan Indeks Harga Konsumen (IHK).
Kenaikan IHK inilah yang dikenal dengan Laju Inflasi. Laju Inflasi Provinsi Maluku
Utara diwakili oleh Kota Ternate (Regional) sebagaimana tercatat pada tabel 2.49,
dimana pada tahun tahun 2010 adalah 5,32 persen, tahun 2011 turun menjadi 4,52
persen, dan pada tahun 2012 turun lagi menjadi 3,29 persen. Pada tahun 2013 naik
menjadi 9,78 persen, hingga di tahun 2016 menjadi sebesar 1,91 persen. Pada tahun
2016 laju inflasi Kota Ternate sebesar 1,91 persen dan berada pada peringkat ke-71
tertinggi dari 82 kota IHK. Adapun pada tahun 2017, inflasi Kota Ternate sebesar
1,97 persen, berada di bawah laju inflasi nasional sebesar 3,61persen.

Tabel 2.49. Laju Inflasi Provinsi Maluku Utara 2010-2017

Inflasi Regional Menurut Kelompok Pengeluaran

Kelompok Pengeluaran 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Bahan Makanan 11.43 4.52 1.11 9.32 6.75 11.72 -4.27 -1.59
Makanan Jadi, Minuman, Rokok 12.45 4.69 8.33 8.06
2.70 6.93 5.47 4.96
dan Tembakau
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan 7.34 2.80 3.43 2.32
4.76 3.43 3.15 12.47
Bahan Bakar
Sandang 5.31 8.72 6.38 6.31 -5.87 12.63 3.60 0.84
Kesehatan 0.79 3.04 4.55 2.59 18.34 1.30 3.95 2.02
Pendidikan, Rekreasi dan Olah -21.72 4.00 3.77 1.43
1.31 3.50 4.35 9.56
Raga
Transpor, Komunikasi dan Jasa 18.60 -2.90 0.05 0.79
0.09 3.38 3.89 13.98
keuangan
Laju Inflasi Regional (y-o-y) 5.32 4.52 3.29 9.78 9.34 4.52 1.91 1.97
Laju Inflasi Nasional (y-o-y) 6.96 3.79 4.30 8.38 8.36 3.35 3.02 3.61
Sumber: Berita Resmi Statistik, BPS Provinsi Maluku Utara, dan Inflasi Kota Ternate 2016. BPS 2017

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-57│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Pada tahun 2017, Kota Ternate mengalami Inflasi sebesar 1,97 persen. Inflasi
tahun 2017 mengalami sedikit peningkatan jika dibandingkan dengan inflasi tahun
2016 yang tercatat sebesar 1,91 persen. Berdasarkan kelompok pengeluaran, pada
tahun 2017, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami laju
inflasi tertinggi yaitu sebesar 8,06 persen. Disusul kemudian kelompok perumahan,
air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 2,32 persen; kelompok kesehatan sebesar
2,02 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,43 persen;
kelompok sandang sebesar 0,84 persen; kelompok transportasi sebesar 0,79 persen;
serta yang terendah kelompok bahan makanan sebesar -1,59 persen.
Sementara itu dibandingkan dengan tahun sebelumnya 2016, dari 7 (tujuh)
kelompok pengeluaran, dua kelompok mengalami kenaikan laju inflasi sedangkan
lima kelompok mengalami penurunan laju inflasi. Perubahan laju inflasi masing-
masing kelompok yaitu : kelompok bahan makanan (dari -4,72 persen menjadi -1,59
persen); kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau (dari 8,33 persen menjadi 8,06
persen); kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (dari 3,43 persen
menjadi 2,32 persen); kelompok sandang (dari 3,60 persen menjadi 0,84 persen);
kelompok kesehatan (dari 5,95 persen menjadi 2,02 persen); kelompok pendidikan,
rekreasi dan olahraga (dari 3,77 persen menjadi 1,43 persen); serta kelompok
transpor, komunikasi dan jasa keuangan (dari 0,05 persen menjadi 0,79 persen).

2.2.1.3. PDRB perkapita


A. PDRB Perkapita (ADHB)
Salah satu indikator berhasil tidaknya pembangunan ekonomi wilayah, dapat
dilihat melalui tingginya pendapatan masyarakat. Tinggi rendahnya pendapatan
perkapita dapat digunakan sebagai indikator penentu kemajuan wilayah. Pendapatan
per kapita termasuk indikator penting yang menggambarkan perkembangan ekonomi
wilayah, sekaligus menunjukkan kinerja dan hasil dari pembangunan. Angka
pendapatan perkapita Provinsi Maluku Utara setiap tahunnya terus menunjukkan
peningkatan. PDRB Perkapita (ADHB) pada tahun 2013 sebesar Rp. 19.230.019,-,
meningkat menjadi Rp. 21.114.233,- pada 2014, Rp.22.917.722,- pada tahun 2015,
Rp. 24.586.369,- pada 2016, dan pada tahun 2017 sebesar 26.686.057,-. Informasi
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.50. PDRB ADHB Perkapita Provinsi Maluku Utara 2013-2017


Rincian 2013 2014 2015 2016 2017
PDRB ADHB (juta
21,439.49 24,042.08 26,638.30 29,157.27 32,272.57
rupiah)
Jumlah Penduduk
1,138,667 1,162,345 1,185,912 1,209,342
Pertengahan (jiwa)* 1,114,897
PDRB Perkapita (Rp)* 19,230,019 21,114,233 22,917,722 24,586,369 26,686,057
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2017-2018 dan *) data olahan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-58│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Pendapatan perkapita menurut kabupaten/kota menunjukkan bahwa angka


pendapatan perkapita setiap tahunnya terus menunjukkan peningkatan. Ternate
merupakan daerah dengan pendapatan perkapita penduduk (ADHB) tertinggi pada
tahun 2016 dan 2017 dan Halmahera Barat yang terendah. Adapun kabupaten/kota
yang pendapatan perkapitanya berada diatas Provinsi adalah Ternate, Halmahera
Tengah dan Halmahera Timur. Sedangkan Halmahera Utara, Tidore Kepulauan,
Pulau Taliabu, Kepulauan Sula, Halmahera Selatan, Pulau Morotai dan Halmahera
Barat dibawah capaian Provinsi. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.51. PDRB ADHB Perkapita Provinsi Maluku Utara


Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016 dan 2017
Tahun 2016 Tahun 2017
No Kabupaten/Kota PDRB PDRB PDRB
Jumlah PDRB ADHB Jumlah
ADHB Perkapita Perkapita
Penduduk (jutaRp) Penduduk
(jutaRp) (Rp)* (Rp)*
1 Halmahera Barat 1,786,032.7 112,722 15,844,580 1,950,717.8 114,502 17,036,539
2 Halmahera Tengah 1,768,991.5 51,315 34,473,185 1,931,505.1 52,813 36,572,531
3 Kepulauan Sula 1,948,343.8 97,177 20,049,434 2,120,356.1 91,196 23,250,538
4 Halmahera Selatan 4,358,707.2 223,460 19,505,537 5,133,224.9 227,280 22,585,467
5 Halmahera Utara 4,481,208.5 183,596 24,407,985 4,949,350.6 187,104 26,452,404
6 Halmahera Timur 2,511,971.7 87,680 28,649,312 2,767,510.4 90,070 30,726,217
7 Pulau Morotai 1,201,896.7 62,412 19,257,462 1,319,055.8 64,001 20,609,925
8 Pulau Taliabu 1,066,095.9 51,316 20,775,117 1,163,279.5 51,928 22,401,777
9 Ternate 7,877,219.5 218,028 36,129,394 8,687,975.5 223,111 38,940,149
10 Tidore Kepulauan 2,256,684.0 98,206 22,979,085 2,454,200.0 99,337 24,705,799
PDRB Maluku Utara 29,157,274.1 1,185,912 24,586,369 32,272,571.5 1,209,342 26,686,057
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2017-2018 dan *) data olahan

B. PDRB Perkapita ( ADHK)


Perkembangan PDRB per kapita atas dasar harga konstan Provinsi Maluku
Utara dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan dari Rp.16.332.217,- pada tahun
2013 menjadi Rp.16.869.516,- pada tahun 2014, pada tahun 2015 sebesar
Rp.17.533.782,- dan pada tahun 2016 sebesar Rp.18,177,301,- hingga tahun 2017
sebesar Rp.19.192.970,-. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.52. PDRB ADHK Perkapita Provinsi Maluku Utara 2013-2017


Rincian 2013 2014 2015 2016 2017
PDRB ADHK (juta
18,208,740.0 19,208,760.9 20,380,303.9 21,556,679.8 23,210,864.6
rupiah)
Jumlah Penduduk
1,114,897 1,138,667 1,162,345 1,185,912 1,209,342
Pertengahan (jiwa)
PDRB Perkapita (Rp)* 16,332,217 16,869,516 17,533,782 18,177,301 19,192,970

Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2017-2018 dan *) data olahan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-59│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Seperti halnya PDRB ADHB perkapita menurut kabupaten/kota, PDRB ADHK


juga menunjukkan bahwa angka pendapatan perkapita setiap tahunnya terus
mengalami peningkatan. Ternate merupakan daerah dengan pendapatan perkapita
penduduk (adhk) tertinggi pada tahun 2016 dan 2017, sedangkan Halmahera Barat
yang terendah. Adapun kabupaten/kota yang pendapatan perkapitanya berada diatas
Provinsi adalah Ternate, Halmahera Tengah, Halmahera Timur dan Halmahera
Utara, sedangkan Tidore Kepulauan, Pulau Taliabu, Kepulauan Sula, Halmahera
Selatan, Pulau Morotai dan Halmahera Barat dibawah capaian Provinsi. Informasi
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.53. PDRB ADHK Perkapita Provinsi Maluku Utara


Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016 dan 2017
Tahun 2016 Tahun 2017

No Kabupaten/Kota PDRB PDRB PDRB PDRB


ADHK Jumlah Perkapita ADHK Jumlah Perkapita
Penduduk Penduduk
(jutaRp) (Rp)* (jutaRp) (Rp)*
1 Halmahera Barat 1,310,420.4 112,722 11,625,241 1,376,980.7 114,502 12,025,822
2 Halmahera Tengah 1,261,991.9 51,315 24,593,041 1,337,278.4 52,813 25,321,008
3 Kepulauan Sula 1,395,649.5 97,177 14,361,932 1,465,428.0 91,196 16,068,994
4 Halmahera Selatan 3,238,569.1 223,460 14,492,836 3,762,391.1 227,280 16,553,991
5 Halmahera Utara 3,350,213.7 183,596 18,247,749 3,574,335.6 187,104 19,103,470
6 Halmahera Timur 1,883,152.7 87,680 21,477,563 2,022,204.5 90,070 22,451,477
7 Pulau Morotai 872,948.1 62,412 13,986,863 928,561.4 64,001 14,508,545
8 Pulau Taliabu 767,884.9 51,316 14,963,849 811,281.2 51,928 15,623,194
9 Ternate 5,785,434.4 218,028 26,535,282 6,224,454.8 223,111 27,898,467
10 Tidore Kepulauan 1,687,444.6 98,206 17,182,704 1,790,436.8 99,337 18,023,866
PDRB Maluku Utara 21,556,679.8 1,185,912 18,177,301 23,210,864.6 1,209,342 19,192,970
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2017-2018 dan *) data olahan

2.2.1.4. Indeks Gini


Gini rasio bermanfaat dalam melihat ketimpangan pendapatan atau pengeluaran
masyarakat. Pada prinsipnya jika sebuah garis pemerataan membentuk garis lurus
maka bernilai 0 atau disebut pemerataan sempurna, yang dapat menggambarkan
pemerataan pendapatan masyarakat. Namun jika membentuk garis tidak lurus maka
dianggap sebagai ketimpangan pemerataan, dengan nilai 1 sebagai ketimpangan
sempurna. Jika angka koefisien mendekati 0 berarti tingkat pemerataan semakin
baik, dan sebaliknya mendekati angka 1 menunjukan ketimpangan pemerataan
masyarakat.
Koefisien Gini Provinsi Maluku Utara pada tahun 2013 sebesar 0,315
disumbangkan oleh rata-rata kabupaten/kota, dengan kesenjangan tertinggi di Pulau
Morotai dan terendah di Halmahera Barat. Tahun 2014 gini rasio provinsi sebesar
0,324 dan menurun menjadi sebesar 0,280 pada tahun 2015.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-60│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Namun kemudian gini rasio terus mengalami kenaikan hingga pada tahun 2016
dan 2017 masing-masing menjadi sebesar 0,286 dan 0,330 dengan kesenjangan
tertinggi berada di Halmahera Timur dan Tidore Kepulauan yang terendah. Informasi
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.54. Perkembangan Gini Rasio menurut Kabupaten/Kota


Di Provinsi Maluku Utara 2013 – 2017
Rasio Gini
Wilayah
2013 2014 2015 2016 2017
Halmahera Barat 0.223 0.249 0.234 0.258 0.238
Halmahera Tengah 0.257 0.339 0.322 0.265 0.291
Kepulauan Sula 0.267 0.295 0.298 0.262 0.257
Halmahera Selatan 0.274 0.303 0.244 0.209 0.265
Halmahera Utara 0.253 0.312 0.291 0.257 0.235
Halmahera Timur 0.248 0.271 0.264 0.266 0.318
Pulau Morotai 0.315 0.288 0.269 0.241 0.288
Pulau Taliabu - - 0.233 0.273 0.243
Ternate 0.254 0.293 0.245 0.270 0.281
Tidore Kepulauan 0.257 0.222 0.205 0.227 0.227
Maluku Utara 0.315 0.324 0.280 0.286 0.330
Indonesia 0.410 0.410 0.410 0.397 0.391
Statistik Provinsi Maluku Utara Edisi April 2018. BPS Maluku Utara. 2018

2.2.1.5. Pemerataan Pendapatan versi Bank Dunia


Ukuran ketimpangan lain yang sering digunakan adalah persentase pengeluaran
pada kelompok penduduk 40 persen terbawah atau yang dikenal dengan ukuran
ketimpangan Bank Dunia (World Bank). Berdasarkan ukuran ini tingkat ketimpangan
dibagi menjadi 3 kategori, yaitu tingkat ketimpangan tinggi jika persentase
pengeluaran kelompok penduduk 40persen terbawah angkanya di bawah 12persen,
ketimpangan sedang jika angkanya berkisar antara 12-17persen, serta ketimpangan
rendah jika angkanya berada di atas 17persen. Pada September 2016, persentase
pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 21,67persen yang
termasuk pada kategori ketimpangan rendah. Persentase pengeluaran pada kelompok
40 persen terbawah pada bulan September 2015 sebesar 22.58persen, kemudian
menurun pada September 2016 menjadi 21,67persen maupun pada kondisi
September 2017 yang sebesar 20,41persen. Angka tersebut masih lebih tinggi dari
batas 17persen dan berarti masuk dalam kategori ketimpangan rendah.
Ukuran ketimpangan Bank Dunia pun mencatat bahwa pola pengeluaran
penduduk di daerah perkotaan lebih timpang dibandingkan dengan di daerah
perdesaan. Persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah di
daerah perkotaan pada September 2017 adalah sebesar 19,04 persen, di daerah
perdesaan adalah sebesar 23,29 persen. Selengkapnya mengenai distribusi
pengeluaran penduduk di Provinsi Maluku Utara menurut daerah dapat dilihat pada
tabel di halaman berikut.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-61│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.55. Distribusi Pengeluaran Penduduk di Provinsi Maluku Utara menurut Daerah,
September 2015-September 2017 (Persentase)
Kategori kelompok penduduk berdasarkan pengeluaran
Daerah/Periode
40% Terbawah 40% Menengah 20% Teratas
Perkotaan
September 2015 20.45 39.67 39.88
Maret 2016 15.91 36.74 47.35
September 2016 19.70 40.71 39.60
Maret 2017 19.92 40.16 39.92
September 2017 19.04 40.92 40.04
Perdesaan
September 2015 24.12 40.37 35.51
Maret 2016 20.40 38.50 41.10
September 2016 24.57 39.81 35.62
Maret 2017 24.14 38.79 37.07
September 2017 23.29 38.77 37.94
Perkotaan+Perdesaan
September 2015 22.58 39.36 38.06
Maret 2016 17.02 36.09 46.89
September 2016 21.67 38.04 40.29
Maret 2017 21.35 37.54 41.11
September 2017 20.41 37.61 41.97
Sumber : Berita Resmi Statistik No. 11/02/82/Th. XVI, 1 Februari 2017 dan *) Booklet Gini Rasio dan Distribusi Pengeluaran
Provinsi Maluku Utara 2017. BPS

Secara umum kondisi ketimpangan di semua kabupaten/kota di Maluku Utara


termasuk pada kategori ketimpangan rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan
proporsi pengeluaran per kapita pada kelompok penduduk 40 persen terbawah
memiliki nilai di atas 17 persen. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.56. Distribusi Pengeluaran per kapita menurut Kabupaten/Kota di Provinsi


Maluku Utara, Tahun 2017
Kabupaten/Kota 40% Terbawah 40% Menengah 20% Teratas
Halmahera Barat 25.57 39.15 35.28
Halmahera Tengah 22.77 38.14 39.09
Kepulauan Sula 24.72 38.50 36.78
Halmahera Selatan 24.24 38.20 37.57
Halmahera Utara 26.18 38.71 35.10
Halmahera Timur 20.52 39.45 40.03
Pulau Morotai 22.68 38.84 38.48
Pulau Taliabu 24.03 41.96 34.01
Ternate 23.11 38.98 37.91
Tidore Kepulauan 25.95 39.96 34.09
Maluku Utara 21.35 37.54 41.11
Sumber : BPS Susenas Gabungan 2014-2016 dan *) Booklet Gini Rasio dan Distribusi Pengeluaran Provinsi Maluku Utara
2017. BPS

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-62│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2.2.1.6. Indeks Ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional)


Ketimpangan regional di Provinsi Maluku Utara yang diukur menggunakan
perhitungan Indeks Williamson menunjukkan angka yang semakin menurun
mendekati nol meskipun penurunan yang terjadi tidak terlalu signifikan. Pada
tahun 2010 angka indeks sebesar 0,2648 (ADHK) menjadi meningkat pada tahun
2013 sebesar 0,2759 (ADHK) dan menurun hingga menjadi sebesar 0,2659 (ADHK)
pada Tahun 2014. Penurunan ini menunjukkan bahwa pembangunan di Provinsi
Maluku Utara semakin mendekati merata dan adanya perbaikan dalam pengelolaan
pembangunan yang bertujuan untuk mengatasi ketimpangan antarkabupaten/kota.

Tabel 2.57. Indeks Ketimpangan Wiliamson Provinsi Maluku Utara


Indeks Williamson
Tahun
Atas Dasar Harga Konstan Atas Dasar Harga Berlaku
2010 0,2648 0,2648
2011 0,2695 0,2753
2012 0,2708 0,2764
2013 0,2759 0,2845
2014 0,2659 0,2690
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara Tahun 2016

Selain data indeks Williamson yang dipakai untuk melihat tingkat ketimpangan
antar wilayah di provinsi Maluku Utara. Perkembangan pembangunan di setiap
wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Maluku Utara juga digunakan metode
tipologi klassen untuk melihat secara utuh gambaraan tingkat pertumbuhan wilayah
dan tekanan di setiap kabupaten dan kota. Alat analisis tipologi Klassen digunakan
untuk mengetahui gambaran tentang pola dan klasifikasi daerah berdasarkan dua
indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita daerah. Dengan
menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata
PDRB per kapita sebagai sumbu horisontal, maka kabupaten dan kota di Provinsi
Maluku Utara dibagi menjadi empat klasifikasi, yaitu:
1. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income), daerah
yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita yang
lebih tinggi dibanding rata-rata Provinsi yaitu Kota Ternate, Kabupaten
Halmahera Timur dan Halmahera Utara;
2. Daerah maju tetapi tertekan (high income but low growth), daerah yang
memiliki PDRB perkapita lebih tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan
ekonominya lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata Provinsi yaitu
Kabupaten Halmahera Tengah;
3. Daerah berkembang cepat (high growth but low income), adalah daerah
yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi tingkat PDRB
per kapita lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi yaitu Kota Tidore
Kepulauan, dan Kabupaten Pulau Morotai;

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-63│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

4. Daerah relatif tertinggal (low growth dan low income), adalah daerah yang
memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita yang lebih
rendah dibandingkan dengan rata-rata Provinsi yaitu Kabupaten Halmahera
Selatan, Kabupaten Halmahera Barat,Kabupaten Kepulauan Sula dan
Kabupaten Pulau Taliabu. Lebih jelasnya tergambar pada grafik berikut :

Gambar 2.9. Tingkat Kesenjangan (Tipologi Klassen) Provinsi Maluku Utara, 2015
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, 2016 (diolah)

2.2.1.7. Persentase Penduduk Miskin


BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic
needs approach) untuk mengukur kemiskinan. Dengan pendekatan ini, kemiskinan
dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar makanan dan non makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan
pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin
terhadap total penduduk. Dalam konteks tesrebut, Persentase penduduk miskin di
Maluku Utara sejak Maret 2012 hingga September 2017 cenderung berfluktuatif
tetapi menunjukkan tren menurun. Tingkat kemiskinan Maluku Utara pada Maret
2012 tercatat sebesar 8,47persen dan telah turun hingga mencapai 6,44 persen pada
September 2017. Persentase penduduk miskin terendah terjadi pada September 2015
yaitu sebesar 6,22 persen.
Sementara itu, secara nasional, pada periode 1999–September 2017 tingkat
kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan baik dari sisi jumlah maupun
persentase, perkecualian pada tahun 2006, September 2013, dan Maret 2015.
Kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode tersebut dipicu oleh
kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan
bakar minyak. Perkembangan tingkat kemiskinan secara nasional sampai dengan
September 2017 disajikan pada Gambar di halaman berikut.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-64│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sumber : Profil Kemiskinan di Indonesia September 2017 No. 05/01/Th. XXI, 2 Januari 2018. BPS, 2018

Gambar 2.10. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Indonesia, 1999-2017

Secara keseluruhan, perkembangan penduduk miskin Maluku Utara berdasarkan


data Susenas dalam lima tahun terakhir relatif menunjukkan penurunan, baik dari
jumlah maupun persentase. Pada tahun 2014, jumlah penduduk miskin masih sekitar
84,79ribu orang atau sebesar 7,41persen dari jumlah penduduk Maluku Utara.
Sedangkan pada tahun 2017, jumlah penduduk miskin turun menjadi 76,47ribu orang
atau sebesar 6,35persen dari jumlah penduduk Maluku Utara. Perkembangan
kemiskinan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara dapat dilihat pada
Tabel berikut ini.

Tabel 2.58. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota


Di Provinsi Maluku Utara Tahun 2014-2017
Jumlah Penduduk Miskin
% Penduduk Miskin
No. Kabupaten/Kota (ooo.jiwa)
2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017
1 Halmahera Barat 10.44 10.81 9.84 9.90 9,56 9,69 8,77 8,74
2 Halmahera Tengah 8.23 7.52 7.10 7.42 16,9 15,2 14 14,2
3 Kepulauan Sula 12.63 9.02 8.79 8.79 8,76 8,85 8,63 5,59
4 Halmahera Selatan 12.72 10.09 9.06 9.25 5,87 4,61 4,11 4,1
5 Halmahera Utara 10.18 8.95 7.59 7.84 5,74 4,99 4,19 4,22
6 Halmahera Timur 13.3 13.30 13.48 13.62 15,9 15,3 15,5 15,3
7 Pulau Morotai 5.2 5.09 4.38 4.50 8,74 8,39 7,08 7,07
8 Pulau Taliabu - 3.55 3.73 3.71 - 7,04 7,29 7,17
9 Ternate 6.61 6.37 5.74 6.04 3,16 2,99 2,67 2,73
10 Tidore Kepulauan 5.49 5.20 4.96 5.39 5,71 5,38 4,96 5,45
Provinsi Maluku Utara 84.79 79.90 74.68 76.47 7,41 6,84 6,33 6,35
Sumber : Profil Kemiskinan Provinsi Maluku Utara 2017. BPS Maluku Utara. 2017 dan https://www.bps.go.id/
linkTableDinamis/view/id/1260 serta Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten-Kota Tahun 2017.BPS.2018

Dari tabel, jika mengacu pada kondisi perkembangan kemiskinan di 2 (dua)


tahun terakhir, maka pada tahun 2017 jumlah dan persentase penduduk miskin
Provinsi Maluku Utara cenderung mengalami kenaikan.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-65│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tren kenaikan jumlah penduduk miskin di tingkat Provinsi ini, ternyata diikuti
oleh semua Kabupaten/Kota kecuali Kabupaten Kepulauan Sula yang konstan serta
Kabupaten Pulau Taliabu yang mengalami penurunan. Sementara dari presentase
penduduk miskin, terlihat bahwa hanya 4 (empat) kabupaten/kota yang memiliki
trend meningkat, sama dengan capaian Provinsi, yakni Halmahera Tengah,
Halmahera Utara, Ternate dan Tidore Kepulauan. Sedangkan kabupaten/kota lainnya
presentase penduduk miskinnya mengalami penurunan. Khusus di Tahun 2017,
Halmahera Timur merupakan kabupaten yang memiliki jumlah dan presentase
penduduk miskin tertinggi sedangkan Pulau Taliabu dan Kota Ternate yang terendah
masing-masing dari aspek jumlah dan presentase penduduk miskin.
Jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan (GK),
karena penduduk miskin merupakan penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran
per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan didefinisikan
sebagai nilai rupiah yang harus dikeluarkan seseorang dalam sebulan agar dapat
memenuhi kebutuhan dasar asupan kalori sebesar 2.100 kkal/hari per kapita (garis
kemiskinan makanan) ditambah kebutuhan minimum non makanan yang merupakan
kebutuhan dasar seseorang, yaitu papan, sandang, sekolah, dan transportasi serta
kebutuhan individu dan rumah tangga dasar lainnya (garis kemiskinan non
makanan). Garis Kemiskinan (GK), terdiri dari dua komponen, yaitu Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum
makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditi
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-
umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan,
minyak dan lemak, dll). Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan
minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi
kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 36 jenis komoditi (perumahan, listrik,
minyak tanah, dll).
Garis kemiskinan Provinsi Maluku Utara senantiasa mengalami kenaikan.
Garis kemiskinan di Provinsi Maluku Utara pada tahun 2017 sebesar Rp.390.998,-
naik sebesar Rp.14.444 atau 3,84persen dibandingkan tahun 2016 yang sebesar
Rp.376.554. Kenaikan garis kemiskinan tersebut cukup tinggi jika dibandingkan
kenaikan garis kemiskinan pada tahun 2016 lalu sebesar 9.43persen. Berdasarkan
kabupaten/kota, garis kemiskinan Kota Ternate pada tahun 2017 adalah yang
tertinggi yaitu sebesar Rp.514.396, sedangkan Halmahera Utara yang terendah
sebesar Rp.215.837. Perbedaan garis kemiskinan tersebut sangat mungkin
disebabkan oleh perbedaan harga komoditi dalam penghitungan garis kemiskinan di
masing-masing kabupaten/kota, baik komoditi makanan maupun non makanan.
Informasi Garis kemiskinan menurut kabupaten/kota di provinsi Maluku Utara dapat
dilihat pada Tabel berikut.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-66│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.2-24. Garis Kemiskinan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku


Utara, 2014-2016
Garis Kemiskinan (Rp./Kapita/Bulan)
No. Kabupaten/Kota
2014 2015 2016 2017
1 Halmahera Barat 258.970 269.070 293.118 302.921
2 Halmahera Tengah 346.750 361.980 397.379 410.708
3 Kepulauan Sula 275.480 284.470 315.133 320.854
4 Halmahera Selatan 236.970 245.110 266.155 273.849
5 Halmahera Utara 188.470 195.090 208.832 215.837
6 Halmahera Timur 419.730 441.910 494.245 509.725
7 Pulau Morotai 205.120 211.630 229.343 236.532
8 Pulau Taliabu - 286.370 331.968 342.401
9 Ternate 434.060 459.550 489.810 514.396
10 Tidore Kepulauan 325.400 340.910 368.796 387.307
Provinsi Maluku Utara 316.160 344.088 376.554 390.998
Sumber : Profil Kemiskinan Provinsi Maluku Utara 2017. BPS Maluku Utara. 2017 serta Data dan Informasi Kemiskinan
Kabupaten-Kota Tahun 2017.BPS.2018

2.2.1.8. Rasio Kesenjangan Kemiskinan


Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase
penduduk miskin. Dimensi lain yang juga perlu diperhatikan adalah tingkat
kedalaman dan keparahan kemiskinan. Selain upaya memperkecil jumlah penduduk
miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga terkait dengan bagaimana
mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) & Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Pada periode Maret – September 2017, di Provinsi Maluku Utara, Indeks
kedalaman kemiskinan (P1) mengalami peningkatan. Indeks kedalaman kemiskinan
naik dari 0,808 pada Maret 2017 menjadi 0,814 pada September 2017. Hal ini
mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin sedikit melebar dari
garis kemiskinan. Sebaliknya, indeks keparahan kemiskinan (P2) mengalami
penurunan yaitu dari 0,200 pada Maret 2017 menjadi 0,149 pada September 2017.
Hal ini mengindikasikan bahwa variasi pengeluaran antar penduduk miskin mulai
rendah sehingga ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin kian membaik.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.2-25. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) menurut Daerah di Maluku Utara dan Indonesia, Maret –
September 2017
Periode Maluku Utara*) Indonesia**)
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Maret 2017 :
perkotaan 0,667 1,24
perdesaan 0,861 2,49
perkotaan+perdesaan 0,808 1,83
September 2017 :

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-67│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

perkotaan 0,572 1,24


perdesaan 0,911 2,43
perkotaan+perdesaan 0,814 1,79
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Maret 2017 :
perkotaan 0,246 0,31
perdesaan 0,183 0,67
perkotaan+perdesaan 0,200 0,48
September 2017 :
perkotaan 0,106 0,30
perdesaan 0,166 0,65
perkotaan+perdesaan 0,149 0,46
Sumber : *) Berita Resmi Satistik. Profil Kemiskinan Maluku Utara September 2017 No. 05/01/82/Th.XVII, 02 Januari 2018. BPS
Maluku Utara. 2018 dan **) Profil Kemiskinan di Indonesia September 2017 No. 05/01/Th. XXI, 2 Januari 2018. BPS, 2018

Nilai indeks kedalaman kemiskinan (P1) di daerah perdesaan lebih tinggi


dibandingkan dengan perkotaan. Pada September 2017, Indeks Kedalaman
Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya sebesar 0,572 sementara di daerah
perdesaan mencapai 0,911. Hal yang sama terjadi pada nilai indeks keparahan
kemiskinan (P2) untuk wilayah perkotaan yang juga lebih rendah dibandingkan
daerah perdesaan. Pada September 2017, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk
daerah perkotaan yaitu sebesar 0,106 sementara di daerah daerah perdesaan
mencapai 0,166. Data juga memperlihatkan bahwa capaian P1 dan P2 Provinsi
Maluku Utara selama periode Maret 2017 dan September 2017 masih lebih rendah
dibanding dengan capaian rata-rata Nasional.
Sementara itu secara Nasional, pada periode Maret 2017–September 2017,
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
mengalami penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan pada Maret 2017 adalah 1,83
dan pada September 2017 mengalami penurunan menjadi 1,79. Demikian juga
dengan Indeks Keparahan Kemiskinan, pada periode yang sama mengalami
penurunan dari 0,48 menjadi 0,46. Apabila dibandingkan antara daerah perkotaan
dan perdesaan, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) di daerah perdesaan lebih tinggi daripada di daerah perkotaan. Pada
September 2017, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk daerah perkotaan
sebesar 1,24, sedangkan di daerah perdesaan jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 2,43.
Sementara itu, nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk perkotaan adalah 0,30,
sedangkan di perdesaan mencapai sebesar 0,65.

Pencapaian perkembangan P1 dan P2 di Tingkat Kabupaten/Kota


Selama 5 (lima) tahun terakhir, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Maluku Utara cenderung berfluktuatif.
Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Provinsi Maluku Utara pada tahun 2013

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-68│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

sebesar 0,89 naik menjadi 1,16 pada Tahun 2014, kemudian menurun di tahun 2015
menjadi 0,70, namun meningkat menjadi 0,73 di Tahun 2016 dan naik lagi menjadi
0,81 di Tahun 2017. Demikian pula halnya dengan Indeks Keparahan Kemiskinan
(P2), pada tahun 2013 sebesar 0,16 naik menjadi 0,24 pada Tahun 2014, kemudian
menurun di tahun 2015 menjadi 0,13, namun meningkat 0,18 di Tahun 2016 dan naik
lagi menjadi 0,20 di Tahun 2017.
Pergerakkan garis trend nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Maluku Utara, nampaknya juga diikuti oleh
semua kabupaten/kota, yang juga berfluktuatif. Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan
(P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Halmahera Timur merupakan yang
tertinggi, selama tahun 2013-2017. Sementara itu, Ternate masih konsisten berada di
level terendah. Meskipun di Tahun 2017 untuk P2 kemudian diambil alih Tidore
Kepulauan. Tentunya kedepan, harapan besarnya adalah menjaga performa baik
cakupan ini pada nilai yang serendah mungkin. Karena semakin kecil nilai
Indeksnya, maka realitasnya menggambarkan kondisi yang semakin lebih baik.
Tabel 2.2-26. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) menurut Kabupaten/Kota di Maluku Utara, Tahun 2013-2017
P1 P2
Kabupaten/Kota
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017
Halmahera Barat 1,15 1,41 0,75 0,66 0,95 0,20 0,28 0,09 0,07 0,14
Halmahera 1,82 2,50 2,21 0,90 2,01 0,31 0,61 0,47 0,09 0,46
Tengah
Kepulauan Sula 1,18 1,63 1,02 1,54 0,67 0,24 0,44 0,21 0,42 0,09
Halmahera 0,65 0,89 0,54 0,53 0,45 0,13 0,19 0,09 0,16 0,08
Selatan
Halmahera Utara 0,54 0,73 0,42 0,39 0,63 0,10 0,12 0,06 0,05 0,14
Halmahera Timur 2,42 1,71 3,06 2,52 4,07 0,49 0,31 0,84 0,66 1,51
Pulau Morotai 0,69 0,40 0,47 0,40 0,83 0,08 0,04 0,04 0,06 0,17
Pulau Taliabu - - 0,65 1,46 0,90 - - 0,17 0,40 0,18
Ternate 0,16 0,26 0,23 0,22 0,37 0,05 0,05 0,02 0,03 0,09
Tidore Kepulauan 0,54 0,55 0,59 0,26 0,40 0,09 0,09 0,12 0,02 0,04
Maluku Utara 0,89 1,16 0,70 0,73 0,81 0,16 0,24 0,13 0,18 0,20
Sumber: https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1263 serta Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten-Kota Tahun
2017.BPS.2018

2.1.1.1.1. Kemandirian Fiskal Daerah

Perbandingan PAD terhadap jumlah pendapatan daerah, dinyatakan dalam persen


Penerimaan daerah dalam struktur laporan keuangan, secara umum terdiri
atas pendapatan daerah dan pembiayaan. Pendapatan daerah bersumber dari:
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan yang
Sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD), adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang
dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku untuk mengumpulkan dana guna keperluan daerah yang bersangkutan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-69│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

dalam membiayai kegiatannya. PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah
yang sah.
Persentase PAD terhadap pendapatan dihitung dengan menggunakan angka
realisasi PAD terhadap realisasi pendapatan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
anggaran pembangunan yang bersumber dari PAD terhadap pendapatan daerah sejak
tahun 2013-2017 terus mengalami peningkatan, dengan persentase sebesar
12,61persen pada tahun 2013 hingga menjadi 14,39persenpada tahun 2017.
Informasi selengkapnya terdapat pada Tabel berikut.
Tabel 2.2-27. Persentase Realisasi PAD terhadap Realisasi Pendapatan Daerah
Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2016 (Rp.)
ASPEK
KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
Fokus Kesejahteraan
2013 2014 2015 2016 2017
dan Pemerataan
Ekonomi

Keuangan
1,315,899,115,0 1,508,784,594,0 1,801,248,262,9 2,022,296,143,2
Pendapatan 2,275,580,346,077.14
80.84 63.92 28.32 64.76
165,886,907,831 203,266,619,376 236,054,304,107 280,150,113,342
PAD 327,469,790,428.14
.52 .92 .32 .76
Persentase PAD
12.61 13.47 13.11 13.85 14.39
terhadap PD*)
Sumber : Dinas PKAD Provinsi Maluku Utara 2018 dan*) data olahan

2.1.1.1.2. Opini BPK


Penilaian opini yang di keluarkan oleh BPK terhadap laporan keuangan daerah
Meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) bagi pemerintah provinsi
Maluku Utara adalah sebuah optimisme. Oleh karena, opini WTP adalah penilaian
tertinggi atas kualitas pengelolaan keuangan negara yang menjamin bahwa informasi
keuangan telah wajar disajikan sesuai standar akuntansi pemerintahan. Opini BPK
terhadap laporan keuangan Pemerintah Provinsi Maluku Utara dari tahun ke tahun
memperlihatkan opini BPK yang terus membaik. Sejak disclimer pada tahun 2013
dan kemudian WDP pada tahun 2014-2015 dan 2017, Pemerintah Provinsi Maluku
Utara memperoleh predikat opini WTP pada tahun 2016. Informasi selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.2-28. Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah menurut
Kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017

ASPEK KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan
2013 2014 2015 2016 2017
Ekonomi
Keuangan
Disclaime Disclaime WDP WTP WDP
Opini BPK r r
Sumber : Bappeda Provinsi Maluku Utara, 2018

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-70│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Opini BPK ini merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai


kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang
didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian dengan standar akuntansi
pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan dan efektivitas sistem pengendalian intern.

2.2.1.2. Fokus Kesejahteraan Sosial


Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap indikator
yang mempengaruhi kesejahteraan sosial, diantaranya :

2.2.1.2.1. Indeks Pembangunan Manusia


Indeks Pembangunan Manusia merupakan variabel dari indikator komposit
yang terdiri dari variabel kesehatan (angka harapan hidup), pendidikan (rata-rata
lama sekolah dan harapan lama sekolah dari SD hingga perguruan tinggi), serta
ekonomi (pendapatan).
Indeks pembangunan manusia di Provinsi Maluku Utara menunjukkan
peningkatan setiap tahunnya. IPM Provinsi Maluku Utara tahun 2013 sebesar 64,78,
terus meningkat menjadi 67,20 pada tahun 2017 atau tumbuh 0,86persen
dibandingkan IPM tahun 2016. Adapun berdasarkan peringkat, IPM Provinsi
Maluku Utara tahun 2016 berada pada posisi ke-27 se-Indonesia. Capaian
pembangunan manusia di Provinsi Maluku Utara ini tergolong IPM sedang. Bila
dibandingkan dengan IPM Nasional, perkembangan IPM Provinsi Maluku Utara
sejak tahun 2013-2017 masih berada di bawah IPM Indonesia. Informasi
perkembangan IPM Provinsi Maluku Utara dibanding capaian Nasional dapat dilihat
pada Tabel berikut.
Tabel 2.2-50. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Maluku
Utara dan Indonesia Tahun 2013-2017

ASPEK KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT 2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Kesejahteraan Sosial
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
66.6
1
IPM Maluku Utara 64.78 65.18 65.91 3 67.20
70.1
2
IPM Indonesia 68.31 68.9 69.55 8 70.81
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, 2018

Pencapaian Pembangunan Manusia di Tingkat Kabupaten/Kota

Kemajuan pembangunan manusia pada tahun 2017 juga terlihat dari


perubahan status pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota. Pencapaian
pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota cukup bervariasi. IPM pada level
kabupaten/kota berkisar antara 59,03 (Pulau Taliabu) hingga 78,48 (Kota Ternate).

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-71│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat lahir
berkisar antara 61,32tahun (Pulau Taliabu) hingga 70,27tahun (Kota Ternate).
Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar antara
11,87tahun (Pulau Taliabu) hingga 15,3tahun (Kota Ternate), serta Rata-rata Lama
Sekolah berkisar antara 6,89tahun (Pulau Morotai) hingga 11,25tahun (Kota
Ternate). Sedangkan, pengeluaran per kapita disesuaikan di tingkat kabupaten/kota
berkisar antara 5,89juta rupiah per tahun (Pulau Morotai) hingga 12,99juta rupiah per
tahun (Kota Ternate). Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.2-51. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara Tahun 2015-2017
Sumber : Berita Resmi Statistik No. 22/04/82/Th XVI, 17 April 2017. BPS Provinsi Maluku Utara, 2017.
Pengeluaran Per Kapita IPM
AHH (Tahun) MLS (Tahun) RLS (Tahun)
disesuaikan (Rp. 000) Capaian Pertumbuhan
Kab/Kota
2015 - 2016-
2015 2016 2017 2015 2016 2017 2015 2016 2017 2015 2016 2017 2015 2016 2017
2016 2017
Halmahera Barat 65.35 65.45 65.55 12.61 13.05 13.06 7.77 7.86 7.87 6889 7076 7266 62.97 63.83 64.19 1.37 0.56
Halmahera Tengah 62.40 62.60 62.80 12.29 12.70 12.92 7.85 8.14 8.37 7359 7481 7688 62.07 63.05 63.89 1.58 1.33
Kepulauan Sula 62.39 62.50 62.60 11.83 12.23 12.38 7.95 7.96 8.33 6545 6741 6859 60.5 61.25 62.04 1.24 1.29
Halmahera Selatan 65.03 65.11 65.20 11.91 12.31 12.52 7.15 7.42 7.43 6791 6894 7026 61.26 62.17 62.64 1.49 0.76
Halmahera Utara 68.77 68.86 68.94 12.69 13.06 13.06 8.06 8.35 8.36 6957 7110 7302 65.14 66.02 66.52 1.51 0.76
Halmahera Timur 67.49 67.67 67.85 12.09 12.48 12.48 7.57 7.77 7.89 7410 7560 7841 63.99 64.92 65.77 1.45 1.31
Pulau Morotai 65.98 66.13 66.28 11.59 11.92 12.17 6.84 6.88 6.89 5809 5888 6167 59.27 59.87 60.71 1.01 1.40
Pulau Taliabu 61.08 61.20 61.32 11.48 11.73 11.87 7.41 7.42 7.43 6158 6208 6306 58.26 58.66 59.03 0.69 0.63
11.1 11.1
Kota Ternate 70.07 70.17 70.27 15.05 15.06 15.3 2 3 11.25 12529 12643 12989 77.64 77.8 78.48 0.21 0.87
Tidore Kepulauan 68.43 68.54 68.64 13.27 13.74 13.9 8.91 9.11 9.39 7631 7772 8044 67.45 68.37 69.25 1.36 1.29
MALUKU UTARA 67.44 67.51 67.54 13.1 13.45 13.56 8.37 8.52 8.61 7423 7545 7792 65.91 66.63 67.2 1.09 0.86

Peningkatan IPM di tingkat Maluku Utara juga tercermin pada level


kabupaten/kota. Selama periode 2015 hingga 2017, seluruh kabupaten/kota
mengalami peningkatan IPM. Pada periode ini, tercatat tiga kabupaten/kota dengan
kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yaitu Pulau Morotai (1,40persen),
Halmahera Tengah (1,33persen) dan Halmahera Timur (1,31persen). Sementara itu,
kemajuan pembangunan manusia di Halmahera Barat 0,56persen, Pulau Taliabu
0,63persen, serta Halmahera Selatan dan Halmahera Utara masing-masing
0,76persen, tercatat paling lambat selama periode tersebut.

2.2.1.2.2. Angka melek huruf


Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis huruf latin dan
lainnya dibagi dengan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas.
Hal mendasar yang dibutuhkan oleh penduduk untuk menuju kehidupan yang
lebih sejahtera yaitu kemampuan membaca dan menulis. Penduduk yang bisa
membaca dan menulis secara umum memiliki akses ke berbagai hal yang jauh lebih
besar dibandingkan dengan penduduk yang tidak memiliki kemampuan tersebut,
sehingga peluang untuk hidup lebih sejahtera dimiliki oleh penduduk yang bisa
membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan menulis tercermin dari angka
melek huruf dan angka buta huruf. Angka melek huruf (AMH) menunjukan
kemampuan penduduk dalam menyerap informasi dari berbagai media dan
menunjukan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Angka melek
huruf yang semakin besar diharapkan dapat mengurangi tingkat kemiskinan sehingga
tingkat kesejahteraan diharapkan dapat semakin meningkat.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-72│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

AMH Provinsi Maluku Utara sejak tahun 2013-2017 terus menunjukkan


peningkatan dimana pada tahun 2013 sebesar 97,37persen menjadi 98,78persen pada
tahun 2017. Cakupan AMH dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.2-52. Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas provinsi Maluku


Utara, Tahun 2013-2017

ASPEK KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT 2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Kesejahteraan Sosial
97.3 98.3 98.4 98.6 98.7
1
Angka melek huruf (AMH) 7 6 9 7 8
Sumber: BPS RI - Susenas, 2009-2017

2.2.1.2.3. Angka Rata-rata lama Sekolah


Rata-rata Lama Sekolah (RLS) didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh
penduduk dalam menjalani pendidikan formal sedangkan Angka Harapan Lama Sekolah
(HLS) didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan
dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang.

Selama periode 2010 hingga 2017, Rata-rata Lama Sekolah di Maluku Utara
telah meningkat sebesar 0,70tahun. Rata-rata Lama Sekolah di Maluku Utara tumbuh
1,3persen per tahun selama periode ini. Pertumbuhan yang positif ini merupakan
modal penting dalam membangun kualitas manusia Maluku Utara yang lebih baik.
Hingga tahun 2017 capaian Rata-rata Lama Sekolah di Maluku Utara sebesar
8.61tahun. Hal ini berarti bahwa secara rata-rata penduduk Maluku Utara usia 25
tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas VIII (SMP kelas II atau
putus sekolah di kelas III). Data juga memperlihatkan bahwa capaian Rata-rata Lama
Sekolah Provinsi Maluku Utara memiliki kecenderungan yang sama dengan capaian
Nasional yakni pergerakan trend yang terus meningkat dari tahun ke tahun, bahkan
secara kualitas Maluku Utara masih lebih baik dibanding dengan Nasional.
Ditinjau dari aspek kewilayahan, nampak bahwa semua Kabupaten/Kota di
Provinsi Maluku Utara memiliki yang terus meningkat selama periode 2010-2017.
Bahkan selama periode ini, Kota Ternate dan Tidore Kepulauan telah melampaui
jauh, berada diatas capaian provinsi maupun Indonesia. Informasi lebih lanjut dapat
dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.2-53. Rata-rata Lama Sekolah/RLS menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Maluku Utara, Tahun 2010 – 2017

Rata-Rata Lama Sekolah (tahun)


Wilayah
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Halmahera Barat 7.08 7.2 7.36 7.55 7.71 7.77 7.86 7.87
Halmahera Tengah 7.04 7.2 7.28 7.69 7.74 7.85 8.14 8.37
Kepulauan Sula 6.92 7.01 7.42 7.86 7.91 7.95 7.96 8.33

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-73│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Halmahera Selatan 6.87 6.91 6.95 6.99 7.03 7.15 7.42 7.43
Halmahera Utara 7.72 7.82 7.92 7.97 7.98 8.06 8.35 8.36
Halmahera Timur 6.76 6.92 7.02 7.33 7.34 7.57 7.77 7.89
Pulau Morotai - 6.58 6.7 6.81 6.84 6.84 6.88 6.89
Pulau Taliabu - - - 7.39 7.4 7.41 7.42 7.43
Ternate 10.3 10.53 10.58 11.06 11.11 11.12 11.13 11.25
Tidore Kepulauan 8.21 8.27 8.44 8.61 8.72 8.91 9.11 9.39
MALUKU UTARA 7.91 7.98 8.04 8.27 8.34 8.37 8.52 8.61
INDONESIA 7.46 7.52 7.59 7.61 7.73 7.84 7.95
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, beberapa tahun.

Sementara itu, Selama periode 2010 hingga 2017, Harapan Lama Sekolah di
Maluku Utara telah meningkat sebesar 1,82tahun, dengan secara rata-rata tumbuh
sebesar 1,94persen per tahun. Pertumbuhan yang positif ini juga merupakan modal
penting dalam membangun kualitas manusia Maluku Utara yang lebih baik.
Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak
penduduk yang bersekolah. Di tahun 2017, Harapan Lama Sekolah di Maluku Utara
telah mencapai 13,56tahun yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki
peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA atau D1. Seperti
halnya Rata-rata Lama Sekolah, data juga memperlihatkan bahwa capaian Harapan
Lama Sekolah Provinsi Maluku Utara memiliki kecenderungan yang sama dengan
capaian Nasional yakni pergerakan trend yang terus meningkat dari tahun ke tahun,
bahkan secara kuantitatif Maluku Utara masih lebih baik dibanding dengan Nasional.
Ditinjau dari aspek kewilayahan, nampak bahwa semua Kabupaten/Kota di Provinsi
Maluku Utara memiliki trend yang terus meningkat selama periode 2010-2017.
Bahkan selama periode ini, Kota Ternate dan Tidore Kepulauan telah melampaui
jauh, berada diatas capaian provinsi maupun Indonesia. Informasi selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.2-54. Harapan Lama Sekolah/RLS menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Maluku Utara, Tahun 2010 – 2017
Harapan Lama Sekolah (tahun)
Wilayah
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Halmahera Barat 11.89 11.9 11.91 11.92 12.15 12.61 13.05 13.06
Halmahera Tengah 11.92 11.95 11.98 12.01 12.27 12.29 12.7 12.92
Kepulauan Sula 11.00 11.17 11.34 11.51 11.69 11.83 12.23 12.38
Halmahera Selatan 10.55 10.67 11.15 11.18 11.32 11.91 12.31 12.52
Halmahera Utara 11.09 11.57 11.84 12.18 12.29 12.69 13.06 13.06
Halmahera Timur 10.70 10.97 11.23 11.71 12.06 12.09 12.48 12.48
Pulau Morotai 10.33 10.48 10.63 10.77 10.92 11.59 11.92 12.17
Pulau Taliabu - - - 10.76 10.96 11.48 11.73 11.87
Ternate 13.96 14.13 14.31 14.48 14.66 15.05 15.06 15.30
Tidore Kepulauan 12.38 12.55 12.73 12.91 13.09 13.27 13.74 13.90
Maluku Utara 11.74 11.79 12.19 12.48 12.72 13.10 13.45 13.56
INDONESIA 11.29 11.44 11.68 12.10 12.39 12.55 12.72
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, beberapa tahun.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-74│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2.2.1.2.4. Angka Usia Harapan Hidup


Angka perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola
mortalitas menurut umur
Angka Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur
panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010
hingga 2017, Maluku Utara telah berhasil meningkatkan Angka Harapan Hidup saat
lahir sebesar 0,84tahun. Selama periode tersebut, secara rata-rata Angka Harapan
Hidup tumbuh sebesar 0,16persen per tahun. Angka Harapan Hidup saat lahir di
Maluku Utara pada tahun 2010 baru sebesar 66,70tahun dan pada tahun 2017 telah
mencapai 67,54tahun.

Tabel 2.2-55. Angka Harapan Hidup /AHH) menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Maluku Utara, 2010 – 2017
Angka Harapan Hidup (Tahun)
Provinsi/Kab.-Kota
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Halmahera Barat 64.85 64.86 64.87 64.87 65.15 65.35 65.45 65.55
Halmahera Tengah 61.41 61.57 61.73 61.86 62.20 62.40 62.60 62.80
Kepulauan Sula 61.87 61.92 61.95 61.99 62.29 62.39 62.50 62.60
Halmahera Selatan 64.61 64.64 64.65 64.65 64.93 65.03 65.11 65.20
Halmahera Utara 68.35 68.37 68.38 68.39 68.67 68.77 68.86 68.94
Halmahera Timur 66.59 66.70 66.79 66.87 67.19 67.49 67.67 67.85
Pulau Morotai - 65.30 65.39 65.46 65.78 65.98 66.13 66.28
Pulau Taliabu - - - 60.67 60.98 61.08 61.20 61.32
Kota Ternate 69.56 69.60 69.64 69.67 69.97 70.07 70.17 70.27
Kota Tidore Kepulauan 67.93 67.98 68.01 68.04 68.33 68.43 68.54 68.64
MALUKU UTARA 66.70 66.87 67.05 67.24 67.34 67.44 67.51 67.54
INDONESIA 69.81 70.01 70.20 70.40 70.59 70.78 70.90
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, beberapa tahun.

Ditinjau dari aspek kewilayahan, nampak bahwa semua Kabupaten/Kota di


Provinsi Maluku Utara memiliki trend yang sama yakni terus meningkat selama
periode 2010-2017. Selama periode ini, semua kabupaten/kota di Provinsi Maluku
Utara belum ada yang melampaui capaian Nasional.

2.2.1.2.5. Persentase Balita Gizi Buruk


Kasus gizi buruk yang dimaksud ditentukan berdasarkan
perhitungan berat badan menurut tinggi badan balita Zscore < -3 standar deviasi
(balita sangat kurus).
Gizi pada lima tahun pertama kehidupan sangat penting karena pada masa ini
perkembangan fisik dan perkembangan otak paling pesat. Gizi pada masa ini akan
mempengaruhi perkembangan di masa berikutnya. Gizi buruk dapat terjadi pada
semua kelompok umur, tetapi yang perlu lebih diperhatikan pada kelompok bayi dan
balita. Pada usia 0-2 tahun merupakan masa tumbuh kembang yang optimal (golden

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-75│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

period) terutama untuk pertumbuhan janin sehingga bila terjadi gangguan pada masa
ini tidak dapat dicukupi pada masa berikutnya dan akan berpengaruh negatif pada
kualitas generasi penerus. Status gizi balita dapat diukur dengan indeks berat badan
per umur (BB/U), tinggi badan per umur (TB/U) dan berat badan per tinggi badan (
BB/TB).
Keadaan gizi masyarakat Maluku Utara yang tercermin melalui persentase
balita gizi buruk menunjukkan kecenderungan penurunan pada empat tahun terakhir
periode tahun 2013-2017. Pada tahun 2013 persentase balita gizi buruk Provinsi
Maluku Utara sebesar 0,66persen, kemudian menurun hingga 0,41persen pada tahun
2017. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.2-56. Persentase Balita Gizi Buruk Provinsi Maluku Utara, 2013 – 2017

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Kesejahteraan Sosial
KESEHATAN
Persentase balita gizi buruk (%) 0,66 0,90 0,61 0,5 0,41
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara, 2018.

2.2.1.2.6. Prevalensi Balita Gizi Kurang


adalah perbandingan antara balita berstatus kurang gizi dengan balita seluruhnya.
Prevalensi status gizi balita diperoleh melalui indeks berat badan, umur, dan jenis
kelamin. berdasarkan Z-score yaitu: gizi kurang (-3 < Z-score < -2)
Keadaan gizi masyarakat Maluku Utara yang tercermin melalui persentase
balita gizi kurang menunjukkan kecenderungan yang berfluktuatif. Sempat menurun
pada tahun kedua periode 2013-2017 menjadi 1,8persen, meningkat hingga
14,9persen di tahun berikutnya. Namun demikian capaian ini terus menurun hingga
pada akhir periode yang terkondisi pada 0,32persen. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.2-57. Persentase Balita Gizi Kurang Provinsi Maluku Utara, 2013 –
2017
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
KESEHATAN
Prevalensi balita gizi kurang (%) 5,25 1,8 14,9 13,5 0,32
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara, 2018.

Sementara itu, hasil PSG 2016 mendapatkan persentase balita sangat pendek
secara Nasional sebesar 8,6persen dan pendek sebesar 19,0persen. Target persentase
balita pendek dan sangat pendek adalah kurang dari 20persen. Provinsi dengan
persentase balita pendek dan sangat pendek terbesar adalah Sulawesi Barat
(39,7persen) dan terendah adalah Sumatera Selatan (19,2persen). Provinsi Maluku
Utara (24,6persen) berada di bawah capaian rata-rata Nasional, namun masih jauh
dari target Nasional.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-76│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Gambar 2.22. Persentase balita usia 0-59 bulan menurut status gizi dengan indeks TB/U
menurut provinsi, Tahun 2015-2016

Sumber : Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Kemenkes RI. 2017

2.2.1.2.7. Cakupan Desa Siaga


adalah penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar setiap
hari melalui Poskesdes/ Pustu/Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya. Penduduknya
mengembangkan UKBM dan melaksanakan surveilans berbasis masyarakat, kedaruratan
kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga
masyarakatnya menerapkan PHBS.
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif bertujuan untuk mempercepat terwujudnya
masyarakat desa dan kelurahan yang peduli, tanggap, dan mampu mengenali,
mencegah serta mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi secara mandiri,
sehingga derajat kesehatannya meningkat. Cirinya mencakup terbangunnya sistem di
desa yang terbentuk dari berbagai bentuk komponen UKBM yang ada dalam
menanggulangi permasalahan kesehatan yang terjadi di wilayahnya. Kegiatan
difokuskan kepada upaya survailans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan
penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan.
Tabel 2.2-58. Cakupan Desa dan Kelurahan Siaga Provinsi Maluku Utara,
2013-2017

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
KESEHATAN
Cakupan Desa dan Kelurahan Siaga (%) 100 100 100 100 100

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-77│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara, 2018

Dari data dan informasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif tahun
2013 (Kemenkes, 2013) menunjukkan bahwa persentase desa dan kelurahan siaga
aktif Provinsi Maluku Utara tahun 2012 sebesar 74,6persen berada di atas capaian
rata-rata Nasional (65,0persen). Dan akhirnya, seperti yang dilaporkan Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku Utara (2018), capaian ini kemudian terus meningkat
hingga sejak tahun 2013-2017, terdapat semua desa/kelurahan di Provinsi Maluku
Utara telah memenuhi desa/kelurahan siaga aktif.

2.2.1.2.8. Angka Partisipasi Angkatan Kerja


Kelompok angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja (aktif
bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja) dan pengangguran
(penduduk yang sedang mencari pekerjaan, sedang mempersiapkan suatu usaha, sudah
memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja, merasa tidak mungkin mendapat
pekerjaan/putus asa) dibagi jumlah penduduk usia (15+)
Penduduk Provinsi Maluku Utara pada aspek ketenagakerjaan dapat dilihat
dari jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, yang bekerja dan menganggur,
bukan angkatan kerja, lapangan usaha dan kualitas tenaga kerja. Jumlah angkatan
kerja di Maluku Utara, pada Agustus 2017 mencapai 516.231orang, berkurang
sekitar 8.295orang (1,58persen) jika dibanding Agustus 2016 yang sebesar
524.526orang, uraian sebagaimana Tabel berikut.
Tabel 2.2-59. Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja Provinsi Maluku
Utara
No. Uraian Agustus Agustus Agustus Agustus
2014 2015 2016 2017
1. Penduduk Usia Kerja (15+) 753,765 773,181 792,478 811,067
2. Angkatan Kerja 481,504 513,601 524,526 516,231
- Bekerja 456,017 482,543 503,479 488,715
- Penganggur 25,487 31,058 21,047 27,516
3. Bukan Angkatan Kerja 272,261 259,580 267.952 294,836
4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 63.88 66.43 66.19 63.65
(%)
5. Tingkat Pengangguran Terbuka 5.29 6.05 4.01 5.33
(%)
6. Pekerja Tidak Penuh 185,431 197,227 145,662 157,787
- Setengah Penganggur 61,291 74,012 36,402 48,404
- Paruh Waktu 124,140 123,215 109,260 109,383
Sumber : Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara Agustus 2017. BPS. 2018

Berkurangnya jumlah angkatan kerja di Provinsi Maluku Utara pada Agustus


2017 ini dtandai dengan berkurangnya penduduk usia kerja (15+) yang bekerja dari
503.479orang di tahun 2016 menjadi 488.715orang di tahun 2017 atau sebanyak

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-78│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

14.764orang (2,93persen), serta bertambahnya penganggur dari 21.047orang di tahun


2016 menjadi 27.516orang di tahun 2017 atau sebanyak 6.469orang. Lebih rinci
cakupan Angka Partisipasi Angkatan Kerja sejak 2013-2017 dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.
Tabel 2.2-60. Angka Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Maluku Utara
ASPEK KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT 2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Kesejahteraan Sosial
Tenaga Kerja
Angka partisipasi angkatan kerja 472,965 481,504 513,601 524,526 516,231
.1 Bekerja 454,978 456,017 482,543 503,479 488,715
.2 Usia Kerja (15+) 734,997 753,765 773,181 792,478 811,067
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, 2018

Kontribusi terbesar dalam pembentukan angka partisipasi angkatan kerja


terutama penduduk usia (15+) yang bekerja di Provinsi Maluku Utara pada tahun
2017 didominasi oleh Kabupaten Halmahera Selatan, Kota Ternate, Halmahera Utara
dan Halmahera Barat, sedangkan Halmahera Tengah adalah yang terendah. Adapun
untuk pembentukan pengangguran didominasi oleh Kota Ternate, Halmahera
Selatan, Halmahera Utara dan Kepulauan Sula. Adapun Halmahera Tengah adalah
yang terendah.
Tabel 2.2-61. Angkatan Kerja menurut kabupaten/kota di Provinsi Maluku
Utara, Tahun 2015-2017
2015 2017
Kabupaten / Kota
bekerja penganggur bekerja penganggur

Halmahera Barat 51,259 2,297 52,065 1,165


Halmahera Tengah 19,385 2,240 19,916 818
Kepulauan Sula 42,490 1,656 36,750 2,286
Halmahera Selatan 89,714 6,047 92,757 4,555
Halmahera Utara 71,304 4,399 69,943 3,620
Halmahera Timur 39,186 1,646 41,206 1,877
Pulau Morotai 19,785 2,191 24,680 1,607
Pulau Taliabu 19,123 2,058 21,622 1,549
Ternate 88,034 6,497 90,238 7,538
Tidore Kepulauan 42,263 2,027 39,538 2,501
Maluku Utara 482,543 31,027 488,715 27,516
Sumber : Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara Agustus 2017. BPS. 2018

2.2.1.2.9. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja


adalah ukuran proporsi penduduk usia kerja yang terlibat secara aktif di pasar tenaga
kerja, baik dengan bekerja, mencari pekerjaan atau mempersiapkan usaha.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-79│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Indikator ini mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja yang aktif secara
ekonomi di suatu wilayah dan menunjukkan besaran relatif suplai tenaga kerja yang
tersedia untuk produksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Perkembangan
TPAK Provinsi Maluku Utara selama periode Agustus tahun 2013 hingga Agustus
2017 menunjukkan kecenderungan perkembangan yang fluktuatif. Setelah menurun
menjadi 63,88persen pada tahun 2014, arah trend sempat naik menjadi 66,43persen
pada tahun 2015, namun kemudian memperlihatkan penurunan hingga pada Agustus
2017 menjadi 63,65persen.
Gambar 2.23. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Maluku
Utara,
Tahun 2013-2017

Sumber : Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara Agustus 2017. BPS. 2018

Pasokan tenaga kerja di Maluku Utara cukup memadai yaitu selalu diatas
60persen dari penduduk usia kerja yang dimiliki. Pada Agustus 2017, TPAK Maluku
Utara mencapai 63,65persen, sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya
(66,19persen). Angka tersebut mengandung arti bahwa dari 100orang penduduk usia
kerja (15tahun ke atas) di Maluku Utara yang ikut berpartisipasi aktif dalam
perekonomian sekitar 64orang. Selebihnya melakukan kegiatan lain seperti:
bersekolah, mengurus rumah tangga, pensiun, atau melakukan kegiatan lainnya yang
tidak bernilai ekonomis.
TPAK laki-laki pada Agustus 2017 jauh lebih besar dibanding TPAK
perempuan. Pada Agustus 2017 TPAK laki-laki sebesar 80,25persen yang juga
menurun dibanding tahun sebelumnya (82,80persen). Sementara itu, TPAK
perempuan pada periode yang sama juga mengalami penurunan dari 48,88persen
pada Agustus 2016 menjadi 46,36persen pada Agustus 2017. Partisipasi perempuan
dalam pasar tenaga kerja Maluku Utara selama lima tahun terakhir selalu jauh lebih
rendah dibanding laki-laki. Hal ini tercermin dari nilai TPAK yang dihasilkan, di
mana TPAK laki-laki hampir dua kali lipat TPAK perempuan. TPAK laki-laki selalu
diatas 80persen, sedangkan TPAK perempuan berada di bawah 50persen. Hal ini
mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja Maluku Utara masih didominasi oleh
penduduk laki-laki.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-80│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.2-62. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Maluku Utara,
menurut Klasifiksi wilayah dan jenis kelamin, Tahun 2017

Sumber : Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara Agustus 2017. BPS. 2018

Berdasarkan klasifikasi wilayah menunjukkan bahwa proporsi penduduk usia


kerja yang aktif dalam pasar tenaga kerja di wilayah perkotaan (62,61persen) sedikit
lebih rendah dibandingkan dengan wilayah perdesaan (64,08persen). Hal ini
menunjukkan ketersediaan lapangan pekerjaan di Maluku Utara telah cukup merata,
baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Selain itu, baik di perkotaan maupun di
perdesaan, dominasi penduduk laki-laki dalam kegiatan ekonomi di Maluku Utara
sangat terlihat. TPAK penduduk laki-laki hampir dua kali dari TPAK penduduk
perempuan. Penduduk laki-laki yang aktif dalam pasar tenaga kerja di perkotaan dan
perdesaan yaitu masing-masing sebesar 76,46persen dan 81,80persen. Sedangkan
penduduk perempuan yang aktif dalam pasar tenaga kerja di perkotaan sedikit lebih
tinggi dibanding dengan perdesaan yaitu 48,47persen dibanding 45,47persen.
Perkembangan TPAK secara Nasional juga memperlihatkan arah
kecenderungan yang sama dengan capaian Provinsi Maluku Utara, yakni
berfluktuasi. Dimana kondisi pada Agustus 2013 TPAK Nasional sebesar
66,77persen, menurun hingga menjadi 65,8persen pada Agustus 2015 dan akhirnya
meningkat menjadi 66,7persen pada Agustus 2017. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.2-63. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Indonesia,
Tahun 2013-2017
TPAK 2013 2014 2015 2016 2017
Indonesia 66,77 66,60 65,8 66,7
Maluku Utara 64,35 63,88 66,43 66,19 63,65
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara. 2018.

Sementara itu, Perkembangan TPAK menurut kabupaten/kota di Provinsi


Maluku Utara menunjukkan bahwa pergerakan TPAK cenderung berfluktuatif
selama periode 2011-2017. Terdapat empat Kabupaten/Kota yang capaian TPAK di
atas rata-rata Provinsi pada tahun 2017, yakni Halmahera Timur, Pulau Taliabu,
Halmahera Selatan dan Halmahera Barat. Adapun yang cakupan TPAK terendah
adalah Halmahera Utara. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut
ini.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-81│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.2-64. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Kabupaten/kota


di Provinsi Maluku Utara, Tahun 2011-2017

TPAK (%)
No Kabupaten / Kota
2011 2012 2013 2014 2015 2017*
1 Halmahera Barat 68,21 74,94 71,24 70,50 71,92 68,50
2 Halmahera Tengah 79,51 74,74 59,15 69,17 68,13 61,06
3 Kepulauan Sula 58,41 61,68 59,34 59,63 72,15 60,72
4 Halmahera Selatan 67,66 70,22 72,44 66,47 69,35 67,53
5 Halmahera Utara 66,36 68,90 62,51 60,12 63,62 59,04
6 Halmahera Timur 67,57 69,43 67,70 66,86 72,06 71,36
7 Pulau Morotai 64,65 65,99 65,93 56,92 56,39 63,50
8 Pulau Taliabu - - - - 66,93 70,82
9 Ternate 58,91 56,69 55,50 62,14 61,17 60,03
10 Tidore Kepulauan 64,74 63,81 69,15 66,75 66,23 60,89
Provinsi Maluku Utara 64,72 66,11 64,35 63,88 66,43 63,65
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, 2016 dan *) Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara Agustus
2017. BPS. 2018

2.2.1.2.10. Tingkat Pengangguran Terbuka


Tingkat pengangguran terbuka (TPT) merupakan persentase jumlah pengangguran terhadap
jumlah angkatan kerja
Adanya sejumlah pengangguran pada dasarnya menggambarkan adanya
kelebihan penawaran tenaga kerja (excess supply) pada pasar kerja dibandingkan
lapangan kerja yang tersedia. Pengangguran merupakan keadaan dari seseorang yang
mengalami hambatan didalam usahanya untuk memperoleh pekerjaan. Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) menggambarkan proporsi angkatan kerja yang tidak
memiliki pekerjaan yang secara aktif mencari kerja/mempersiapkan usaha. Tingginya
angka TPT mencerminkan adanya kegagalan dalam pasar kerja untuk menyerap
sejumlah angkatan kerja.
TPT Provinsi Maluku Utara selama periode tahun 2011 – 2017, menunjukkan
kecenderungan perkembangan yang fluktuatif. Setelah sempat turun dari 5,23 persen
pada tahun 2011 menjadi 3,8persen pada tahun 2013, namun kemudian naik pada
tahun 2014 menjadi 5,29persen dan bahkan meningkat lagi sebesar 6,05persen pada
tahun 2015. Akan tetapi kecenderungan ini kemudian menurun secara signifikan
menjadi 4,01persen pada Agustus 2016. Pada Agustus 2017 kembali meningkat
menjadi 5,33persen, tetapi masih lebih rendah dibanding pada Agustus 2015. TPT
Maluku Utara adalah sebesar 5,33persen, yang artinya dari 100orang angkatan kerja
di Maluku Utara yang termasuk kategori penganggur ada sekitar 5orang. Pergerakan
trend TPT Maluku Utara ini juga mengikuti arah TPT Indonesia yang juga
berfluktuatif. Meskipun demikian, capaian TPT Provinsi Maluku Utara terhadap
Indonesia masih selalu lebih rendah selama periode 2011-2017. Informasi
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-82│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.2-65. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia dan


Provinsi Maluku Utara, Tahun 2011-2017
TPT 2013 2014 2015 2016 2017
Indonesia 6.17 5.94 6.18 5.61 5.50
Maluku Utara 3.8 5.29 6.05 4.01 5.33
Sumber : http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/981

Jika dilihat berdasarkan klasifikasi wilayah, tingkat pengangguran di


perkotaan cenderung lebih tinggi daripada di perdesaan. Dalam tiga tahun terakhir,
tingkat pengangguran di perkotaan mengalami fluktuasi yang cukup tinggi. Pada
2017, tingkat pengangguran terbuka di daerah perkotaan mencapai 7,22 persen.
Padahal pada Agustus 2015 TPT tercatat sebesar 7,17persen dan bahkan pada 2016
mencapai 4,54persen.
Keadaan yang tidak jauh beda juga terjadi di daerah perdesaan. Tingkat
pengangguran di perdesaan pada Agustus 2015 tercatat sebesar 5,64persen, turun
menjadi 3,79persen pada Agustus 2016, dan naik menjadi 4,57persen pada Agustus
2017. Berdasarkan jenis kelamin, tingkat pengangguran perempuan selalu lebih
tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini mengindikasikan bahwa peluang tenaga
kerja laki-laki menjadi pekerja aktif di pasar tenaga kerja lebih besar dibandingkan
dengan tenaga kerja perempuan. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Tabel 2.2-66. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Maluku Utara
menurut Klasifikasi Wilayah dan Jenis Kelamin, Agustus 2015-2017

Sumber : Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara Agustus 2017. BPS. 2018

Sementara itu, Perkembangan TPT menurut kabupaten/kota di Provinsi


Maluku Utara menunjukkan bahwa pergerakan yang cenderung berfluktuatif selama
periode 2011-2017. Terdapat lima Kabupaten/Kota yang capaian TPT di atas rata-
rata Provinsi pada tahun 2017, yakni Ternate, Pulau Taliabu, Pulau Morotai, Tidore
Kepulauan dan Kepulauan Sula. Adapun yang capaian TPT di bawah rata-rata
Provinsi pada tahun 2017 adalah Halmahera Barat, Halmahera Tengah, Halmahera
Timur, Halmahera Selatan dan Halmahera Utara. Cakupan TPT tertinggi adalah
Ternate 7,71persen sedangkan yang terendah Halmahera Barat 2,00persen.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-83│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.2-67. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Kabupaten/kota di


Provinsi Maluku Utara, Tahun 2011-2017

TPT (%)
No Kabupaten / Kota
2011 2012 2013 2014 2015 2017*
1 Halmahera Barat 1,29 3,01 1,28 4,00 4,29 2,00
2 Halmahera Tengah 7,70 9,34 7,68 4,90 10,36 3,95
3 Kepulauan Sula 7,50 5,62 4,82 9,67 3,75 5,86
4 Halmahera Selatan 3,78 4,96 4,15 2,34 6,31 4,68
5 Halmahera Utara 3,67 1,52 2,25 4,17 5,81 4,92
6 Halmahera Timur 3,61 6,83 6,20 4,35 4,03 4,36
7 Pulau Morotai 7,90 3,86 4,22 3,70 9,97 6,11
8 Pulau Taliabu - - - - 9,72 6,69
9 Ternate 8,27 7,72 4,73 8,72 6,87 7,71
10 Tidore Kepulauan 5,28 2,16 1,81 3,69 4,58 5,95
Provinsi Maluku Utara 5,23 4,78 3,80 5,29 6,05 5,33
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, 2016 dan *) Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara Agustus
2017. BPS. 2018

Berdasarkan tingkat pendidikan, tingkat pengangguran tertinggi adalah


lulusan SMA Umum yaitu mencapai 9,65persen dan TPT terendah adalah lulusan SD
ke bawah (2,28 persen). Potret yang sama terjadi di daerah perkotaan, di mana TPT
terendah (2,16persen) adalah lulusan SD ke bawah dan TPT tertinggi (11,58persen)
adalah lulusan SMA Umum. Sementara di perdesaan TPT tertinggi (9,55persen)
adalah lulusan SMA Kejuruan dan TPT terendah (2,30persen) adalah lulusan SD ke
bawah.
Berdasarkan jenis kelamin, lulusan diploma I/II/III pada penduduk laki-laki
menjadi penyumbang terbesar tingkat pengangguran. Namun pada penduduk
perempuan, tingkat pengangguran tertinggi disumbang oleh lulusan SMA Umum.
Sementara tingkat pengangguran terendah pada laki-laki ataupun perempuan yaitu
berasal dari lulusan SD kebawah. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.

Tabel 2.2-68. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Maluku Utara


menurut Tingkat Pendidikan, Klasifikasi Wilayah, dan Jenis Kelamin,
Agustus 2017

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-84│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sumber : Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara Agustus 2017. BPS. 2018

2.2.1.2.11. Rasio Penduduk yang Bekerja


Adalah perbandingan penduduk yang bekerja terhadap angkatan kerja

Jumlah angkatan kerja menggambarkan jumlah penduduk usia kerja yang


aktif dalam perekonomian yaitu mereka yang sedang bekerja, sementara tidak
bekerja dan mereka yang menganggur. Sementara bekerja adalah kegiatan ekonomi
yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu
memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam
seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar
yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi.
Penduduk Provinsi Maluku Utara pada aspek ketenagakerjaan dapat dilihat
dari rasio penduduk yang bekerja. Rasio penduduk yang bekerja Provinsi Maluku
Utara pada Agustus 2017 mencapai 94,67, cenderung menurun, jika dibanding
Agustus 2016 yang sebesar 95,99. Besaran rasio ini berarti bahwa dari 100orang
angkatan kerja di Maluku Utara yang termasuk kategori bekerja ada sekitar 95orang.
Pergerakan garis trend rasio penduduk yang bekerja selama periode 2014-2017
berfluktuatif, sebagaimana Tabel berikut.
Tabel 2.2-69. Rasio penduduk yang bekerja Provinsi Maluku Utara
No. Uraian Agustus Agustus Agustus Agustus
2014 2015 2016 2017
1. Angkatan Kerja 481,504 513,601 524,526 516,231
2. Bekerja 456,017 482,543 503,479 488,715
3. Rasio penduduk yang bekerja* 94,71 93,95 95,99 94,67
Sumber : Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara Agustus 2017. BPS. 2018 dan *) data olahan

Rasio penduduk yang bekerja menurut kabupaten/kota di Provinsi Maluku


Utara pada tahun 2015 ke tahun 2017 cenderung menurun. Namun demikian, masih
terdapat 6 (enam) kabupaten/kota yang trend rasionya meningkat dari tahun 2015 ke
tahun 2017, yakni Halmahera Barat (95,7 ke 97,8), Halmahera Utara (94,2 ke 95,1),
Halmahera Selatan (93,7 ke 95,3), Pulau Taliabu (90,3 ke 93,3), Pulau Morotai (90,0
ke 93,9) dan Halmahera Tengah (89,6 ke 97,8). Adapun yang trend rasionya
menurun adalah Kepulauan Sula (96,2 ke 94,1), Halmahera Timur (96,0 ke 95,6),
Tidore Kepulauan (95,4 ke 94,1) dan Ternate (93,1 ke 92,3). Sementara itu, rasio
penduduk yang bekerja menurut kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara pada
tahun 2017 yang tertinggi adalah Halmahera Barat, mengambil alih posisi Kepulauan
Sula di tahun 2015, sedangkan Ternate yang terendah. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.2-70. Rasio penduduk yang bekerja menurut kabupaten/kota di Provinsi
Maluku Utara
2015 2017
Kabupaten / Kota bekerja
angkatan
rasio* bekerja
angkatan
rasio*
kerja kerja

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-85│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2015 2017
Kabupaten / Kota bekerja
angkatan
rasio* bekerja
angkatan
rasio*
kerja kerja

Halmahera Barat 51,259 53,556 95.7 52,065 53,230 97.8


Halmahera Tengah 19,385 21,625 89.6 19,916 20,734 96.1
Kepulauan Sula 42,490 44,146 96.2 36,750 39,036 94.1
Halmahera Selatan 89,714 95,761 93.7 92,757 97,312 95.3
Halmahera Utara 71,304 75,703 94.2 69,943 73,563 95.1
Halmahera Timur 39,186 40,832 96.0 41,206 43,083 95.6
Pulau Morotai 19,785 21,976 90.0 24,680 26,287 93.9
Pulau Taliabu 19,123 21,181 90.3 21,622 23,171 93.3
Ternate 88,034 94,531 93.1 90,238 97,776 92.3
Tidore Kepulauan 42,263 44,290 95.4 39,538 42,039 94.1
Maluku Utara 482,543 513,570 94.0 488,715 516,231 94.7
Sumber : Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara Agustus 2017. BPS. 2018 dan *) data olahan

2.2.1.2.12. Laju Pertumbuhan PDB per Tenaga Kerja


Perbandingan Produk Domestik Bruto terhadap jumlah tenaga kerja, dinyatakan
dalam persen
Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja adalah rata-rata laju pertumbuhan
Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita tenaga kerja dalam periode waktu tertentu.
PDB yang dipergunakan adalah PDB atas dasar harga konstan, sedangkan data
tenaga kerja yang diperlukan adalah jumlah orang yang bekerja. Istilah PDB dalam
provinsi dan kab/kota adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Indikator
ini dipergunakan untuk memonitor tingkat produktifitas tenaga kerja.
Laju pertumbuhan PDRB per tenaga kerja Provinsi Maluku Utara sejak tahun
2013-2017 sebesar 0,001persen. Artinya pada setiap 100tenaga kerja hanya memberi
kontribusi pada pembentukan pertumbuhan PDRB Maluku Utara sebesar
0,001persen. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.2-71. Pertumbuhan PDRB (adhk 2010 ) menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Maluku Utara Tahun 2016

ASPEK KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT 2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Kesejahteraan Sosial
Tenaga Kerja
Laju Pertumbuhan PDRB1 6,36 5,49 6,10 5,77 7,67
454,97 456,017 482,54 503,47 488,71
∑ tenaga kerja1 8 3 9 5
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga
Kerja2 0.001 0.001 0.001 0.001 0.002
Sumber : 1Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2014-2018. BPS Maluku Utara dan 2data olahan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-86│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2.2.1.2.13. Rasio Kesempatan Kerja terhadap Penduduk usia 15 Tahun+


adalah perbandingan kesempatan kerja penduduk terhadap total penduduk usia kerja
(penduduk 15 tahun ke atas).
Kegiatan ekonomi di masyarakat membutuhkan tenaga kerja. Kebutuhan
akan tenaga kerja itu disebut sebagai kesempatan kerja. Dengan demikian,
kesempatan kerja itu sendiri adalah suatu keadaan yang menggambarkan terjadinya
lapangan kerja (pekerjaan) untuk diisi pencari kerja. Atau dengan kata lain,
kesempatan kerja adalah jumlah lapangan kerja yang tersedia bagi masyarakat baik
yang telah diisi maupun yang masih kosong. Pendekatan yang digunakan untuk
menghitung kesempatan kerja adalah jumlah penduduk yang bekerja (supply side).
Dengan asumsi bahwa jumlah penduduk yang bekerja sama dengan jumlah
kesempatan kerja yang tersedia. Kelebihan dari sisi supply dikurangi dengan
demmand adalah penganggur. Kesempatan kerja yang tidak seimbang dengan
angkatan kerja menyebabkan terjadinya pengangguran. Indikator ini dipergunakan
untuk melihat tingkat penyerapan tenaga kerja terhadap total penduduk usia kerja.
Penduduk Provinsi Maluku Utara pada aspek ketenagakerjaan dapat dilihat
dari rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15tahun ke atas. Rasio
kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15tahun ke atas Provinsi Maluku Utara
pada Agustus 2017 mencapai 60,26, cenderung menurun, jika dibanding Agustus
2016 yang sebesar 63,53. Besaran rasio ini berarti bahwa dari 100orang penduduk
usia 15tahun ke atas di Maluku Utara, terdapat sebanyak 61orang merupakan
penduduk bekerja. Pergerakan garis trend rasio kesempatan kerja terhadap penduduk
usia 15tahun selama periode 2014-2017 berfluktuatif, sebagaimana Tabel berikut.
Tabel 2.2-72. Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15+ Provinsi Maluku
Utara, 2014-2017
No. Uraian Agustus Agustus Agustus Agustus
2014 2015 2016 2017
1. Penduduk Usia 15+ 753,765 773,181 792,478 811,067
2. Bekerja 456,017 482,543 503,479 488,715
3. Rasio kesempatan kerja terhadap 60.50 62.41 63.53 60.26
penduduk usia 15+*)
Sumber : Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara Agustus 2017. BPS. 2018 dan *) data olahan

Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15+ menurut kabupaten/kota


di Provinsi Maluku Utara pada tahun 2015 ke tahun 2017 cenderung menurun.
Namun demikian, masih terdapat 2 (dua) kabupaten/kota yang trend rasionya
meningkat dari tahun 2015 ke tahun 2017, yakni Pulau Taliabu (60,43 ke 66,09) dan
Pulau Morotai (50,77 ke 59,62). Adapun yang trend rasionya menurun adalah
Kepulauan Sula (69,44 ke 57,16), Halmahera Timur (69,15 ke 68,25), Halmahera
Barat (68,83 ke 67,00), Halmahera Selatan (64,97 ke 64,36), Tidore Kepulauan
(63,20 ke 57,26), Halmahera Tengah (61,07 ke 58,65), Ternate (59,96 ke 55,40) dan
Halmahera Utara (59,92 ke 56,14). Sementara itu, rasio kesempatan kerja terhadap
penduduk usia 15+ menurut kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara pada tahun
2017 yang tertinggi adalah Halmahera Timur, mengambil alih posisi Kepulauan Sula
di tahun 2015, sedangkan Ternate yang terendah.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-87│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.2-73. Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15+ menurut
kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara, 2015-2017

Kabupaten / 2015 2017


penduduk
Kota bekerja penduduk usia 15+ rasio* bekerja
usia 15+
rasio*

Halmahera Barat 51,259 74,470 68.83 52,065 77,711 67.00


Halmahera
19,385 31,741 61.07 19,916 33,956 58.65
Tengah
Kepulauan Sula 42,490 61,190 69.44 36,750 64,290 57.16
Halmahera
89,714 138,087 64.97 92,757 144,111 64.36
Selatan
Halmahera Utara 71,304 119,001 59.92 69,943 124,595 56.14
Halmahera Timur 39,186 56,665 69.15 41,206 60,371 68.25
Pulau Morotai 19,785 38,968 50.77 24,680 41,394 59.62
Pulau Taliabu 19,123 31,647 60.43 21,622 32,716 66.09
Ternate 88,034 154,543 56.96 90,238 162,879 55.40
Tidore Kepulauan 42,263 66,869 63.20 39,538 69,044 57.26
Maluku Utara 482,543 773,181 62.41 488,715 811,067 60.26
Sumber : Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara Agustus 2017. BPS. 2018 dan Provinsi Maluku Utara Dalam
Angka 2016, BPS. 2017 serta *) data olahan

2.2.1.2.14. Proporsi Tenaga Kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas
keluarga terhadap total kesempatan kerja
adalah proporsi penduduk usia 15+ yang bekerja yang berstatus berusaha
sendiri,pekerja bebas dan pekerja keluarga terhadap total penduduk 15+ yang
bekerja, dinyatakan dalam persentase
Penduduk Provinsi Maluku Utara pada aspek ketenagakerjaan dapat dilihat
dari proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap
total kesempatan kerja. Indikator ini dipergunakan untuk melihat proporsi penduduk
bekerja yang memiliki pekerjaan pada kegiatan informal. Status pekerjaan adalah
kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan.
Kategorisasi menurut status pekerjaan bisa menjadi indikator yang menggambarkan
dinamika pasar tenaga kerja dan tingkat pembangunan suatu daerah. Status
Pekerjaan Utama pada Sakernas diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok, yaitu: (1).
Berusaha sendiri, (2). Berusaha dibantu buruh tidak tetap/pekerja keluarga/tidak
dibayar, (3). Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar, (4). Buruh/karyawan/pegawai,
(5). Pekerja bebas di pertanian, (6). Pekerja bebas di non pertanian dan (7). Pekerja
keluarga/tidak dibayar.
Pada 2015-2017 penduduk yang bekerja dengan status berusaha sendiri terus
mengalami penurunan, dari 45,33persen menjadi 42,39persen. Hal ini bisa menjadi
salah satu indikasi terkait perkembangan usaha pada sektor informal di Maluku
Utara. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.2-74. Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga
terhadap total kesempatan kerja Provinsi Maluku Utara, 2015-2017

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-88│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


2015 2016 2017
Fokus Kesejahteraan Sosial
Tenaga Kerja
Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja
bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja ((Berusaha 45.33 42.89 42.39
Sendiri+Pekerja Bebas+pekerja Keluarga)/angkatan kerja)
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, 2018

2.2.1.2.15. Keluarga Pra sejahtera dan Keluarga sejahtera I


Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan pokok (pangan), sandang, papan, kesehatan,
dan pengajaran agama. Mereka yang dikategorikan sebagai KPS adalah keluarga yang
tidak memenuhi salah satu dari 6 (enam) kriteria KS‐I. Selanjutnya, KS‐I adalah keluarga
yang sudah dapat memenuhi kebutuhan yang sangat mendasar, tetapi belum dapat
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu satu atau lebih indikator pada tahapan KS‐II.
Data keluarga KPS dan KS‐I dalam dokumen ini mengacu pada pendataan
keluarga yang dilakukan oleh BKKBN. Jumlah keluarga KPS dan KS‐I menurut
BKKBN, masing‐masing adalah sebanyak 39,887 keluarga dan 134,367 keluarga,
sehingga total KPS dan KS‐I menjadi 174,254 keluarga. Cakupan ini di Provinsi
Maluku Utara didasarkan pada Pendataan Keluarga 2015 yang kemudian dilakukan
pemutakhiran pada tahun 2017. Hasilnya memperlihatkan bahwa KS-I lebih banyak
dibanding KPS. Adapun Halmahera Selatan merupakan pemberi kontribusi
terbanyak KPS dan Ternate yang terkecil, sedangkan Halmahera Utara yang
terbanyak dalam kontribusinya terhadap KS-I dan lagi-lagi Ternate yang terkecil.
Tabel 2.2-75. Jumlah KPS dan KS-I menurut Kabupaten/kota di Provinsi
Maluku Utara, Tahun 2017
Tahapan Keluarga Sejahtera
No Kabupaten/Kota
PraSejahtera Sejahtera 1
1. Halmahera Barat 6,073 11,928
2. Halmahera Tengah 1,223 5,514
3. Halmahera Utara 8,442 23,113
4. Halmahera Selatan 8,465 22,516
5. Kepulauan Sula 1,786 9,799
6. Halmahera Timur 3,047 10,288
7. Pulau Morotai 3,356 7,290
8. Pulau Taliabu 2,203 6,838
9. Kota Ternate 131 2,593
10. Kota Tidore Kepulauan 2,262 12,962
Maluku Utara 39,887 134,367
Sumber : BKKBN Provinsi Maluku Utara, 2018

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-89│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2.2.1.2.16. Indeks Kepuasan Masyarakat


Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang tingkat
kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan
kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur
penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan
kebutuhannya
menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengadaan
barang/jasa, akselerasi implementasi e-Procurement (lelang/tender elektronik),
dan kepemimpinan dalam transformasi pengadaan secara elektronik.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indoensia
(LKPP) memberikan sebuah penghargaan National Procurement Award, dengan
kategori Komitmen Pencapaian Inpres Nomor 7 Tahun 2015 kepada Gubernur
Maluku Utara KH.Abdul Gani Kasuba, Lc, yang diberikan langsung oleh Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Sofyan Djalil didampingi
Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa (LKPP) Dr Agus Prabowo
di Balai Sudirman Jl. Dr. Saharjo 268 Jakarta Selatan, Selasa, 10 Novembder
2015. Pemberian penghargaan itu dirangkai dengan Rapat Kerja Nasional (Rakernas)
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
National Procurement Award merupakan penghargaan yang diberikan kepada
Pimpinan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Instansi yang menerapkan
prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengadaan barang/jasa, akselerasi
implementasi e-Procurement (lelang/tender elektronik), dan kepemimpinan dalam
transformasi pengadaan secara elektronik. Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE) merupakan amanat Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana
telah diubah beberapa kali. Pada Tahun 2016 Gubernur Maluku Utara juga kembali
menerima penghargaan (award) LPSE Tahun 2016 yang diserhkan kepada Gubernur
Maluku Utara pada tanggal 03 November 2016 di Jakarta.

Gubernur Maluku Utara, KH.Abdul Gani Kasuba,Lc


pada acara Penerimaan Penghargaan National Procurement Award dari LKPP,
Jakarta 10 November 2015

Penggunaan CAT (Computer Assisted Test)


Pemerinatah Provinsi Maluku Utara mendapat penghargaan BKN Award dari
Badan Kepegawaian Negara, sebagai keberhasilan dari pelaksanaan reformasi
Birokrasi di lingkup Pemerintah Provinsi Maluku Utara dalam perbaikan manajemen

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-90│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

sistem aparatur, terutama perbaikan sistem rekruitmen Aparatur Sipil Negara (ASN)
dengan menerapkan Sistem CAT (Computer Assisted Test) dalam penerimaan Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Sejak Tahun 2013 Pemerintah Provinsi Maluku Utara telah menerapkan Sistem
CAT (Computer Assisted Test) dalam penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS), merupakan 1 (satu) dari 6 (enam) provinsi yang menjadi pelopor dalam
pelaksanaan sistem CAT sehinga mendapatkan penghargaan BKN Award dari Badan
Kepegawaian Negara. Penghargaan CAT diterima langsung Wakil Gubernur Maluku
Utara, Muhammad Natsir Thaib dari Kepala BKN Drs. Eko Soetrsino, Msi di
Kantor Regional XI Manado.
Pada awal tahun 2017, terkait pelaksanaan pengisian jabatan pimpinan tinggi,
Pemerintah Provinsi Maluku Utara juga telah melaksanakan seleksi secara terbuka
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
ASN, yang diawali dengan jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) kemudian jabatan
pimpinan tinggi eselon II.

Wakil Gubernur Malut,


Muhammad Natsir Thaib
menerima Penghargaan CAT
dari Kepala BKN Drs. Eko
Soetrsino, Msi di Kantor
Regional XI Manado

Penghargaan BASARNAS
Gubernur Maluku Utara KH Abdul Gani Kasuba,LC kembali menerima
penghargaan, kali ini penghargaan yang diterima berasal dari Badan SAR Nasional
(BASARNAS) Republik Indonesia. Pemberian penghargaan berupa penyamatan
Wing Briffet SAR oleh Kepala Badan SAR Nasional Republik Indonesia Marsekal
Madya TNI FH Bambang Soelistio S.Sos kepada Gubernur Maluku Utara KH.Abdul
Gani Kasuba.Lc karena dinilai memiliki perhatian dan kepedulian terhadap
penanganan Bencana Alam yang menimpa masyarakat. Pemberian penghargaan
tersebut diterima/dilaksanakan pada momentum perayaan Hari Ulang Tahun Badan
SAR Nasional (BASARNA) Ke-44 di Lapangan Perkemahan Cibubur, Jakarta, pada
tanggal 28 Februari 2016.

Indeks Kebahagiaan
Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan warga di Provinsi
Maluku Utara ternyata menjadi yang paling bahagia di Indonesia, sebagaimana dirilis
BPS Selasa 15 Agustus 2017. Provinsi yang menunjukan indeks kebahagiaan
tertinggi cenderung ke provinsi kepulauan, Maluku Utara, Maluku, dan Sulawesi
Utara.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-91│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Indeks Kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tiga


dimensi, yaitu kepuasan hidup (Life Satisfaction), perasaan (Affect), dan makna hidup
(Eudaimonia). Indeks Kebahagiaan merupakan indeks komposit yang dihitung secara
tertimbang menggunakan dimensi dan indikator dengan skala 0-100. Semakin tinggi
nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan penduduk yang semakin bahagia.
Sebaliknya, semakin rendah nilai indeks maka semakin merasa tidak bahagia.
Metode pengukuran Indeks Kebahagiaan tahun 2017 mengalami perubahan,
karena terdapat penambahan cakupan indeks dibandingkan tahun 2014. Pada tahun
2014, Indeks Kebahagiaan hanya menggunakan Dimensi Kepuasan Hidup (Life
Satisfaction). Sedangkan pada tahun 2017, ditambahkan Dimensi Perasaan (Affect)
dan Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia). Perubahan lainnya, pada tahun 2017,
Dimensi Kepuasan Hidup terbagi menjadi 2 (dua) subdimensi yaitu Subdimensi
Kepuasan Hidup Personal dan Subdimensi Kepuasan Hidup Sosial.
Gambar 2.24. Perkembangan Indeks Kebahagiaan Maluku Utara
Tahun 2014 dan 2017

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara 2017

Gambar 2.25. Indeks Kebahagian Menurut Provinsi Tahun 2017

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara 2017

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-92│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Pengelolaan Keuangan Daerah


Salah satu prestasi yang
dicapai Pemerintah Provinsi
Maluku Utara juga adalah
mendapat penghargaan Katagori
Terbaik Pertama Indeks
Pengelolaan Keuangan Daerah
Regional Maluku dan Maluku
Utara oleh Magister Akutansi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada
(UGM). Penghargaan tersebut
diberikan langsung oleh Rektor
UGM Prof. DR. Abdul Halim,
MBA bersama dengan Kementerian Dalam Negeri kepada Gubernur Maluku Utara
KH.Abdul Gani Kasuba,Lc di acara Seminar Nasional di Gedung Grha Sabha
Pramana UGM, hari Kamis 7 September 2017.
Bertepatan dengan Program Studi Magister Akuntansi (MAKSI) UGM
merilis Indeks Kondisi Keuangan dan Indeks Transparansi Keuangan dalam Seminar
Nasional bertajuk “Pengelolaan Keungan Daerah: Dari WTP Menuju Pengelolaan
Keuangan yang Sehat dan Transparan”, MAKSI juga memberikan penghargaan
kepada 75 pemerintah daerah yang mendapat penilaian terbaik dalam indeks tersebut.
Penghargaan ini diberikan untuk daerah yang memiliki nilai terbaik dalam
indeks transparansi keuangan dan indeks kondisi keuangan yang disusun berdasarkan
regional dan kategori yang berbeda. Pemeringkatan kondisi keuangan ini didasarkan
pada nilai indeks kondisi keuangan yang bersumber pada data laporan keuangan
pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota pada tahun anggaran 2015 yang
mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) dan data sosio ekonomi yang diperoleh dari data publikasi Badan
Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 serta indeks transparansi keuangan yang didasarkan
pada data yang dipublikasikan pada laman resmi pemerintah daerah pada tahun 2016
dengan mempertimbangkan keruntutan frekuensi pengungkapan pada 3 tahun
sebelumnya.
Upaya yang lebih optimal untuk dapat menciptakan kondisi keuangan yang
sehat dan tidak hanya berorientasi mendapatkan opini WTP, namun juga
memperhatikan substansi pengelolaan keuangan yang sehat dan transparan. Karena
itu, dua indeks yang dirilis dalam kesempatan itu turut menyertakan rasio yang
belum disertakan dalam indeks pengelolaan keuangan yang sudah ada sebelumnya.
Rasio khusus yang tidak ada di indeks lain yang dipakai, yaitu solvabilitas layanan.
Di situ dilihat total aset tetap yang menunjukkan total sarana yang dimiliki
pemerintah untuk masyarakat dibagi dengan jumlah penduduk.
Selain solvabilitas layanan, metode penghitungan kondisi keuangan
pemerintah daerah menggunakan 6 dimensi lain meliputi solvabilitas jangka pendek,
solvabilitas jangka panjang, solvabilitas anggaran, kemandirian keuangan,
fleksibilitas keuangan, serta solvabilitas operasional. Sementara untuk penilaian
transparansi pengelolaan keuangan daerah, terdapat 27 indikator yang meliputi aspek

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-93│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

perencanaan, pelaksanaan, serta pelaporan dan pertanggungjawaban APBD.


Penganugerahan penghargaan ini, rencananya akan digelar secara rutin setiap tahun
dengan tujuan untuk memberikan dorongan kepada kepala daerah dan pengelola
keuangan daerah untuk terus memperbaiki kualitas pelayanan yang dibutuhkan
masyarakat.

Rekor MURI WIFT


Pada tanggal 25-29 Oktober 2017, Pemerintah Provinsi Maluku Utara
menyelenggaraka mancing internasional ‘Widi International Fishing Tournament’
(WIFT) 2017 di Kepulauan Widi Halmahera Selatan. Turnamen mancing
internasional yang dibuka oleh Menko Maritim Luhut Pandjaitan ini mengambil
tema ‘Maluku Utara Sebagai Destinasi Wisata Mancing Dunia’. Event mancing
berkelas International yang sukses terselenggara ini sekaligus berhasil memecahkan
tiga macam rekor yang dianugerahi oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Ketiga anugerah rekor dalam bentuk piagam ini diserahkan langsung oleh
Senior Manager MURI Jusuf Ngadri saat acara puncak penutupan WIFT 2017 yang
berlangsung di Pelabuhan Tol Laut Babang, Halmahera Selatan, Minggu 29 Oktober
2017. Untuk rekor pertama nomor 8105 diberikan kepada Gubernur Maluku Utara
Abdul Gani Kasuba atas rekor sebagai daerah pertama yang mendeklarasikan
destinasi wisata mancing Internasional, rekor kedua nomor 8106 diberikan kepada
Bupati Bahrain Kasuba atas rekor sebagai turnamen mancing dengan menggunakan
kapal nelayan terbanyak yakni sebanyak 51 unit kapal. Rekor ketiga nomor 8107
diberikan kepada Direktur WIFT 2017 Yahuda Tirtadihardja atas rekor sebagai
penyelenggara turnamen mancing dengan peserta dari mancanegara terbanyak yakni
sebanyak 39 WNA dari 12 negara.

Gubernur Maluku Utara menerima


rekor MURI WIFT 2017 sebagai
Pelopor Wilayah Pertama yang
Mendeklarasikan Destinasi Wisata
Mancing Internasional, Halmahera
Selatan 29 Oktober 2017.
2.2.1.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga
Analisis kinerja atas seni budaya dan olahraga dilakukan terhadap indikator
yang berhubungan dengan seni budaya dan olahraga, diantaranya :
2.2.1.9. 2.2.1.3.1. Seni Budaya
Provinsi Maluku Utara memiliki aneka ragam seni budaya yang tumbuh dan
berkembang dari kultur masyarakat sehingga berbagai jenis kesenian terkait dengan
kegiatan adat istiadat. Seni budaya tradisional tersebar merata diseluruh desa dengan
kondisi ada yang tumbuh dengan baik karena pementasan setiap pelaksanaan even
budaya dan ada yang kurang berkembang. Untuk saat ini pentas seni budaya
dilaksanakan secara regular setiap tahun. Pagelaran seni dan budaya dilakukan pada

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-94│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

ivent budaya Legu Gam di Kota Ternate, Festival Teluk Jailolo (FTJ) di Halmahera
Barat, Festival Kesenian dan Festival Maitara di Kota Tidore, Festival Hibualamo di
Halmahera Utara, Festival Caka Iba di Halmahera Tengah, Festival Gura Ici di
Halmahera Selatan dan perayaan-parayaan Hari Ulang Tahun Provinsi maupun hari
ulang tahun kabupaten/kota di Maluku Utara.
Untuk menjaga eksistensi seni budaya di Maluku Utara, pemerintah daerah
terus mendorong perkembangan group-group kesenian di daerah. Pertumbuhan
group-group kesenian daerah tak terpisahkan dari upaya pemerintah daerah untuk
mendorong humanisasi dan keharmonisasi social di level masyarakat. Gambaran
group keseniaan di Provinsi Maluku Utara tahun 2014 dapat dilihat pada tabel
diabwah ini.
Tabel 2.2-76. Jumlah Group Kesenian di Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

No Kabupaten/Kota Jumlah group kesenian


1 Kota Ternate 4
2 Kota Tidore Kepulauan 3
3 Halmahera Barat 2
4 Halmahea Utara 2
5 Halmahera Selatan 1
6 Pulau Morotai 1
7 Kepulauan Sula -
8 Halmahera Timur 1
9 Halmahera Tengah 1
10 Taliabu -
Maluku Utara 16
Sumber data: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Maluku Utara 2014

Maluku Utara juga memiliki kekayaan seni budaya khususnya seni budaya
pertunjukan dan tari-tarian, antara lain: Tari Soya-soya, Tide-tide, Cakalele, Dana-
dana, Lalayon, Togal, Baramasuen (Bambu gila), Gala, Salai Jin, Tujuh Putri,
Kabata, Tokuwela, Bobaso, Denge-denge, Lala, tarian Legu, tarian bidadari, tarian
saro-saro, tarian kapita,Bambu tada dan Yangere. Untuk bahasa daerah/lokal terdapat
sekitar 34 bahasa yang digunakan oleh 34 etnis/sub etnis di Maluku Utara.
Selain itu, ada beberapa budaya lokal masyarakat yang hingga kini masih
terus dilestarikan, seperti Bari yaitu sistem gotong-royong yang dilaksanakan
masyarakat di Halmahera Utara dan sekitarnya, Bari Fola di Tidore, Fagogoru di
Halmahera Tengah, Saruma dan Hapolas di Halmahera Selatan, Lom Poa Do Hoi di
Kepulauan Sula, dan Leleyan yang dilaksanakan oleh hampir semua daerah di
Provinsi Maluku Utara, juga terdapat beberapa ritual adat dan keagamaan seperti;
Tahlil, Ratib, Dabus, Kololi Kie Ternate dan Tidore, Ela - ela dan Lufu Kie.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-95│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2.2.1.10. 2.2.1.3.2. Olahraga


Indikator pembangunan pemuda dan olahraga yang dilihat dari aspek
kesejahteraan masyarakat yaitu peningkatan peran serta kepemudaan yang ditandai
dengan adanya pertukaran pemuda antar Negara, pemuda kapal nusantara, jambore
pemuda daerah, kirab remaja serta pemuda berprestasi. Sedangkan pembinaan dan
pemasyarakatan olahraga ditandai dengan adanya kejuaraan Nasional Sepak Bola
antara PPLP/D, Liga Pendidikan Indonesia, Pekan Olahraga Nasional/Daerah
(Popnas/Popda), Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), pembinaan PPLP/D sepak bola
Maluku Utara, gebyar olahraga masyarakat serta pembangunan sarana prasarana
olahraga.
Tabel 2.2-77. Jenis dan Sarana Olahraga di Kabupaten Kota, 2017

Jenis Sarana Olah Raga


No Kabupaten/Kota Lapangan Sepak Bulu Tenis Lapangan Bola
bola Tangkis Lapangan Basket Volley
1 Ternate 10 16 5 5 28
2 Tidore Kepulauan 10 4 2 1 10
3 Halmahera Barat 6 4 1 1 12
4 Halmahea Utara 10 6 2 2 14
5 Halmahera Selatan 20 3 2 7 22
6 Pulau Morotai 4 2 1 1 16
7 Kepulauan Sula 4 4 3 3 21
8 Halmahera Timur 3 3 1 1 10
9 Halmahera Tengah 4 - 4 2 8
10 Taliabu 2 1 1 1 3
Jumlah 73 43 22 24 144
Sumber : Dinas Pemuda dan Olah Raga. 2018

Sarana prasarana olahraga masih terbatas meliputi lapangan sepak bola,


bulutangkis, tenis lapangan, basket dan bola voly yang penyebaran di kabupaten/kota
sebagaimana tabel di atas. Klub olahraga yang berkembang antara lain klub sepak
bola, futsal, bola voli, tenis meja, bulu tangkis, renang, basket, tinju, atletik, tenis
lapangan, motor cross, menembak, anggar, dayung, menyelam, mancing, ski air,
balap sepeda, pencinta alam, panjat tebing, sepak takraw, catur dan olahraga bela
diri. Jumlah klub tersebut berkembang di seluruh kabupaten/kota karena ada even
pertandingan yang dilaksanakan secara rutin baik tingkat lokal maupun nasional.
Dalam menggairahkan kegiatan olahraga di daerah, Pemerintah Provinsi
Maluku Utara terus mendorong pelaksanaan kejuaraan tingkat nasional dan daerah.
Dalam pelaksanaan kegiatan olahraga mendapat dukungan dari pemerintah Provinsi
dan kabupaten/kota serta partisipasi masyarakat. Namun hingga kini belum ada
Gedung Olah Raga (GOR) di tingkat provinsi yang memadai.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-96│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM


Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi
tanggungjawab pemerintah Provinsi Maluku Utara dalam upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Indikator
variabel aspek pelayanan umum terdiri dari:
2.2.2.1. Fokus Layanan Urusan Pemerintah Wajib
Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-
indikator kinerja penyelengaraan urusan wajib pemerintahan daerah. Urusan
pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi bidang urusan:

2.2.2.1.1. Pendidikan

Pendidikan bukan saja akan melahirkan sumber daya manusia (SDM)


berkualitas, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi,
tetapi juga dapat menumbuhkan iklim kompetitif yang sehat dan kondusif bagi
pertumbuhan di segala bidang pembangunan. Pencapaian pendidikan pada semua
level, niscaya akan meningkatkan pendapatan dan produktivitas masyarakat.
Pendidikan merupakan jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan.
Menjadi penggerak utama proses transformasi struktural berjangka panjang. Dengan
demikian, Provinsi Maluku Utara tetap memiliki komitmen yang kuat dalam
membangun pendidikan, guna memperluas akses pendidikan bagi segenap warganya.
Beberapa capaian kinerja pendidikan yang menjadi indikator pembangunan di
Provinsi Maluku Utara, seperti terurai berikut ini.

 Pendidikan anak usia dini (PAUD)


Upaya pembinaan yang dilakukan bagi anak sejak lahir sampai usia 6 tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam pendidikan lebih lanjut.
PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, dapat melalui
jalur pendidikan formal, nonformal dan atau informal. Pada jalur pendidikan formal
berbentuk Taman Kanak-kanak(TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang
sederajat, pada pendidikn nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman
Penitipan Anak(TPA) atau bentuk lain yang sederajat, sedangkan pada jalur
pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang
diselenggarakan oleh lingkungan.
Persentase penduduk berumur 0-6 Tahun dengan keikutsertaan dalam
pendidikan pra sekolah (Taman Kanak-kanak, Bustanul Athfal, PAUD/PAUD
Terintegrasi/BKB/TamanPosyandu, dll) baik di daerah perkotaan maupun di
perdesaan di Provinsi Maluku Utara tahun 2017 hanya sebesar 23,06persen, artinya
hanya sekitar 23anak dari 100anak yang berumur 0-6 tahun yang

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-97│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

mendapatkan/mengikuti pendidikan prasekolah. Cakupan ini lebih kecil dibanding


tahun 2016 yang sebesar 30,90persen. Dan di tahun 2017, Maluku Utara masih
berada di bawah capaian Indonesia (27,50persen). Informasi lebih lanjut dapat dilihat
pada Tabel berikut.
Tabel 2.3-1. Persentase Penduduk berumur 0-6 Tahun di Daerah Perkotaan dan
Perdesaan dan Keikutsertaan dalam Pendidikan Prasekolah, Tahun 2016-2017

2016 2017
Masih/Pernah Masih/Pernah Mengikuti Pra
Pernah
Mengikuti Pra Sekolah
Mengikuti Pra
No Kabupaten/Kota Sekolah TA
Sekolah TA
2014/2015
2013/2014 dan
Sebelum TA laki-laki perempuan laki+perempuan
2013/2014

1. Halmahera Barat 28.71 10.79 15.12 16.42 15.80


2. Halmahera Tengah 34.57 9.74 21.81 25.33 23.73
3. Kepulauan Sula 22.73 6.22 24.38 21.01 22.65
4. Halmahera Selatan 21.72 10.22 25.74 22.23 24.00
5. Halmahera Utara 18.98 7.29 20.06 24.02 21.92
6. Halmahera Timur 30.37 7.99 31.47 39.44 35.45
7. Pulau Morotai 6.29 1.33 20.11 13.41 16.79
8. Pulau Taliabu 29.32 7.46 22.73 29.85 26.23
9. Ternate 16.13 4.77 18.08 18.67 18.37
10. Tidore Kepulauan 34.14 9.29 32.06 31.34 31.71
Maluku Utara 23.13 7.77 22.82 23.29 23.06
Indonesia 21.18 7.70 27.50
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat 2016&2017. BPS Provinsi Maluku Utara, 2017&2018.

 Angka partisipasi kasar (APK)


adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat
pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan
jenjang pendidikan tertentu, dinyatakan dalam persen.
APK merupakan indikator paling sederhana untuk mengukur daya serap
penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. APK digunakan untuk
mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan
dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam
pendidikan. Juga merupakan indikator yang dapat memberikan gambaran mengenai
partisipasi sekolah penduduk yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu tanpa
memperhatikan umur. Hasil perhitungan APK ini digunakan untuk mengetahui
banyaknya anak yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan tertentu pada wilayah
tertentu. Semakin tinggi APK menunjukkan semakin banyak anak usia sekolah yang
bersekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah.
APK penduduk Maluku Utara tahun 2017 pada semua jenjang pendidikan
memperlihatkan kondisi yang relatif lebih baik dibanding capaian Indonesia, kecuali
pada jenjang pendidikan SMP/MTs/Paket B yang masih rendah. Cakupan
perbandingan APK pada semua jenjang pendidikan di Provinsi Maluku Utara dan
Indonesia dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-98│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.3-2. Angka Partisipasi Kasar (APK) Provinsi Maluku Utara dan Indonesia
Tahun 2013-2017

APK
TAHUN SD/MI/Paket A SMP/MTS/ Paket B SMA/MA/ Paket C
Maluku Utara Indonesia Maluku Utara Indonesia Maluku Utara Indonesia
2013 110.55 107.71 82.08 85.96 81.19 66.61
2014 110.75 108.87 86.06 88.63 84.23 74.26
2015 115.41 110.50 93.90 91.17 84.61 78.02
2016 113.70 109.31 89.13 90.12 83.67 80.89
2017 113.14 108.50 87.05 90.23 91.56 82.84
Sumber: https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/12/22/1050/angka-partisipasi-kasar-apk-menurut-provinsi-2011-2017.html

Adapun capain APK menurut kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara, pada


tahun 2015/2016 dan 2017/2018, mengacu pada Kemendikbud (2018) bahwa APK
pada semua jenjang pendidikan di semua kabupaten/kota telah berada diatas capaian
Indonesia. Untuk tahun 2017/2018, APK SD/MI/Paket A tertinggi dicapai oleh
Kabupaten Pulau Talibau, masih konsisten dengan periode 2015/2016 dan
Halmahera Barat yang terendah, menggeser Ternate di periode 2015/2016. Adapun
untuk APK SMP/MTs/Paket B tertinggi dicapai oleh Kabupaten Halmahera Selatan,
juga masih konsisten dengan periode 2015/2016 dan Pulau Morotai yang terendah,
menggeser Halmahera Timur di periode 2015/2016. Sedangkan APK
SMA/SMK/MA/Paket C tertinggi dicapai oleh Kabupaten Pulau Morotai, menggeser
Halmahera Barat di periode 2015/2016 dan Ternate yang terendah, masih konsisten
dengan periode 2015/2016. Meskipun demikian, pada periode 2017/2018 capaian
APK SD/MI/Paket A dan APK SMP/MTs/Paket B di semua kabupaten/kota Maluku
Utara telah melebihi 100, bahkan APK SMA/SMK/MA/Paket C Kabupaten Pulau
Morotai dan Halmahera Barat juga melebihi 100, kecuali APK
SMA/SMK/MA/Paket C kabupaten lainnya yang masih dibawah 100. Informasi
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.3-3. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A menurut kabupaten/kota
di Provinsi Maluku Utara Tahun 2015/2016 dan 2017/2018

APK SD/MI/Paket A APK SMP/MTs/Paket APK SMA/SMK//MA/Paket


No Kabupaten/Kota
2015/2016 2017/2018 2015/2016 2017/2018 2015/2016 2017/2018
1. Halmahera Barat 115.38 106.24 109.47 106.88 91.28 100.36
2. Halmahera Tengah 114.75 108.90 109.23 110.75 90.79 98.86
3. Kepulauan Sula 116.20 107.15 107.50 104.94 89.07 93.11
4. Halmahera Selatan 114.92 111.71 109.87 109.80 88.58 96.45
5. Halmahera Utara 115.79 111.62 109.80 110.08 89.69 93.92
6. Halmahera Timur 114.87 108.50 105.09 104.57 89.86 97.19
7. Pulau Morotai 114.72 111.91 107.01 102.88 88.84 100.75
8. Pulau Taliabu 116.41 118.82 107.05 106.88 87.25 96.34
9. Ternate 112.55 111.67 108.98 103.69 87.09 89.86
10. Tidore Kepulauan 114.61 107.76 108.39 107.06 88.09 97.63
Maluku Utara 115.24 110.69 108.65 107.12 88.87 95.23
Indonesia 108.00 105.89 100.72 102.08 76.45 86.94
Sumber : APK/APM PAUD, SD, SMP, dan SM (termasuk Madrasah dan sederajat) Tahun 2015/2016 dan 2017/2018. Kemendikbud 2016 dan 2018

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-99│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

 Angka pendidikan yang ditamatkan


APT atau persentase penduduk usia 15 tahun ke atas menurut jenjang pendidikan tertinggi
yang ditamatkan, adalah proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas baik yang masih sekolah
ataupun tidak bersekolah menurut jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan.Tamat
sekolah adalah menyelesaikan pelajaran yang ditandai dengan lulus ujian akhir pada kelas
atau tingkat terakhir suatu jenjang pendidikan di sekolah negeri maupun swasta dengan
mendapatkan tanda tamat belajar/ijazah. Seseorang yang belum mengikuti pelajaran pada
kelas tertinggi tetapi telah mengikuti ujian akhir dan lulus dianggap tamat sekolah.
APT merupakan indikator yang menunjukkan pencapaian pembangunan
pendidikan di suatu wilayah. APT juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan
perencanaan penawaran tenaga kerja, terutama untuk melihat kualifikasi pendidikan
angkatan kerja di suatu wilayah. Cakupan terbaik dapat dilihat pada APT S1/DIV
ke atas, baik untuk Maluku Utara maupun Indonesia, yang dari tahun ke tahun terus
menunjukkan peningkatan. APT S1/D4 ke Atas Maluku Utara pada tahun 2017
mencapai 9,11persen. Berarti secara rata-rata dari 100penduduk Maluku Utara yang
berusia 15 tahun ke atas, 9 sampai 10orang merupakan lulusan S1/DIV atau S2 atau
S3.
Tabel 2.3-4. Perbandingan Angka pendidikan yang ditamatkan Provinsi Maluku Utara
dan Indonesia Tahun 2013-2017

APT angka pendidikan yang ditamatkan (%)


Jenjang Pendidikan 2013 2014 2015 2016 2017
Maluku Utara1
 Tidak/belum tamat SD/MI/sederajat 14.90 12.81 13.86 11.34 15.29
 SD/MI/sederajat 25.42 27.05 25.33 24.79 22.96
 SMP/MTs/sederajat 25.02 24.95 22.24 23.56 22.49
 SMA/SMK/MA/sederajat 26.34 26.43 29.54 30.04 27.90
 Diploma I/II/III 2.57 2.35 2.30 2.56 2.26
 S1/DIV ke Atas 5.75 6.42 6.73 7.71 9.11
Indonesia2
 Tidak/belum tamat SD/MI/sederajat 19.90 19.13 18.52 16.16 16.53
 SD/MI/sederajat 28.43 27.41 27.79 33.08 24.26
 SMP/MTs/sederajat 20.41 20.82 21.44 16.49 22.24
 SMA/SMK/MA/sederajat 14.31 25.18 24.30 26.35 27.44
 Diploma I/II/III 2.15 2.14 2.33 1.96 2.40
 S1/DIV ke Atas 4.81 5.32 5.62 5.96 7.13
Sumber : 1Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara 2013-2017. BPS Maluku Utara dan 2Badan Pusat Statistik, 2018

 Angka partisipasi murni (APM)


merupakan perbandingan antara jumlah siswa kelompok usia sekolah pada jenjang
pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah yang sesuai dengan usianya, dinyatakan
dalam persen.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-100│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Berbeda dengan APK, APM menggunakan batasan kelompok umur.


Indikator APM ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang
bersekolah pada suatu jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya. Semakin
tinggi APM menandakan semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu
daerah. Jika dibandingkan APK, APM merupakan indikator pendidikan yang lebih
baik karena memperhitungkan juga partisipasi penduduk kelompok usia standar di
jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut.

Angka partisipasi murni (APM) SD/MI/Paket A

APM SD/MI/Paket A Provinsi Maluku Utara dan Indonesia selama periode


waktu Tahun 2013-2017 menunjukkan arah trend yang sama yakni senantiasa
mengalami peningkatan. Akan tetapi, selama periode tersebut APM SD/MI/Paket A
Provinsi Maluku Utara selalu masih lebih rendah dibanding APM SD/MI/Paket A
Indonesia.
Tabel 2.3-5. Perbandingan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
Provinsi Maluku Utara dan Indonesia Tahun 2013-2017

APM APM SD/MI/Paket A


Jenjang Pendidikan 2013 2014 2015 2016 2017
Maluku Utara 95,47 96,21 96,65 96,75 97,01
Indonesia 95,59 96,45 96,70 96,82 97,19
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018

Jika berdasarkan capain APM SD/MI/Paket A kabupaten/kota di Provinsi


Maluku Utara, dilihat menurut jenis kelamin, maka pada tahun 2017, nampak bahwa
hampir semua kabupaten/kota memiliki APM SD/MI/Paket A penduduk perempuan
yang lebih baik bila dibandingkan penduduk laki-laki, kecuali Kepulauan Sula dan
Pulau Morotai. Disamping itu, capaian APM SD/MI/Paket A hampir semua
kabupaten/kota telah berada diatas capaian rata-rata Provinsi dan bahkan Indonesia,
kecuali Ternate dan Halmahera Timur. Adapun Halmahera Utara yang capaiannya
diatas Provinsi namun dibawah Indonesia. Meskipun demikian, hanya Halmahera
Barat yang capaian APM SD/MI/Paket A telah 100.
Tabel 2.3-6. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A menurut kabupaten/kota
di Provinsi Maluku Utara Tahun 2017

APM SD/MI/Paket A
No. Kabupaten/kota
laki-laki perempuan laki+perempuan

1. Halmahera Barat 100,00 100,00 100,00


2. Halmahera Tengah 97,66 98,61 98,10
3. Kepulauan Sula 99,22 95,75 97,52
4. Halmahera Selatan 96,64 99,03 97,78
5. Halmahera Utara 96,70 97,32 97,02
6. Halmahera Timur 94,64 96,08 95,39
7. Pulau Morotai 99,40 97,96 98,73
8. Pulau Taliabu 97,76 97,05 97,42

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-101│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

9. Ternate 92,64 94,38 93,45


10. Tidore Kepulauan 96,89 97,98 97,43
Maluku Utara 96,66 97,35 96,99
Indonesia 97,34 97,04 97,19
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Maluku Utara, 2017. BPS. 2018.

Angka partisipasi murni (APM) SMP/MTs/Paket B

APM SMP/MTs/Paket B Provinsi Maluku Utara dan Indonesia selama


periode waktu Tahun 2013-2017 menunjukkan arah trend yang sama yakni
senantiasa mengalami peningkatan. Akan tetapi, selama periode tersebut APM
SMP/MTs/Paket B Provinsi Maluku Utara selalu masih lebih rendah dibanding APM
SMP/MTs/Paket B Indonesia.
Tabel 2.3-7. Perbandingan Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
Provinsi Maluku Utara dan Indonesia Tahun 2013-2017

APM APM SMP/MTs/Paket B


Jenjang Pendidikan 2013 2014 2015 2016 2017
Maluku Utara 70,60 75,03 75,38 75,68 76,26
Indonesia 73,88 77,53 77,82 77,95 78,40
Sumber: Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017. Kemenkes RI. 2018.

Jika berdasarkan capain kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara, dilihat


menurut jenis kelamin, pada tahun 2017, maka hampir semua kabupaten/kota
memiliki APM SMP/MTs/Paket B penduduk perempuan yang lebih baik bila
dibandingkan penduduk laki-laki, kecuali Pulau Taliabu, Pulau Morotai dan Ternate.
Disamping itu, baru Pulau Morotai, Halmahera Timur, Halmahera Tengah dan
Halmahera Barat, yang capaian APM SMP/MTs/Paket B telah berada diatas capaian
rata-rata Provinsi dan bahkan Indonesia, kecuali, Ternate, Pulau Taliabu, Halmahera
Utara, Halmahera Selatan dan Kepulauan Sula. Adapun Tidore Kepulauan yang
capaiannya diatas Provinsi namun dibawah Indonesia. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-8. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B menurut
kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2017

APM SMP/MTs/Paket B
No. Kabupaten/kota
laki-laki perempuan laki+perempuan

1. Halmahera Barat 76.51 82.28 78.75


2. Halmahera Tengah 78.83 79.25 79.01
3. Kepulauan Sula 69.78 77.41 73.52
4. Halmahera Selatan 74.71 76.93 75.84
5. Halmahera Utara 69.35 78.97 74.17
6. Halmahera Timur 77.22 81.59 79.61
7. Pulau Morotai 83.69 79.51 81.61
8. Pulau Taliabu 85.66 65.28 74.10
9. Ternate 78.03 71.06 74.60
10. Tidore Kepulauan 75.04 78.44 76.75

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-102│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Maluku Utara 75.33 77.22 76.26


Indonesia 77.51 79.34 78.40
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Maluku Utara, 2017. BPS. 2018.

Angka partisipasi murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C

APM SMA/SMK/MA/Paket C Provinsi Maluku Utara dan Indonesia selama


periode waktu Tahun 2013-2017 menunjukkan arah trend yang sama yakni
senantiasa mengalami peningkatan. Bahkan, selama periode tersebut APM
SMA/SMK/MA/Paket C Provinsi Maluku Utara selalu masih lebih baik dibanding
APM SMA/SMK/MA/Paket C Indonesia.
Tabel 2.3-9. Perbandingan Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
Provinsi Maluku Utara dan Indonesia Tahun 2011-2017
APM APM SMA/SMK/MA/Paket C
Jenjang Pendidikan 2013 2014 2015 2016 2017
Maluku Utara 59,21 63,10 63,20 63,47 63,52
Indonesia 54,25 59,35 59,71 59,95 60,37
Sumber: Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017. Kemenkes RI. 2018

Jika berdasarkan capain kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara, dilihat


menurut jenis kelamin, pada tahun 2017, maka hampir semua kabupaten/kota
memiliki APM SMA/SMK/MA/Paket C penduduk perempuan yang lebih baik bila
dibandingkan penduduk laki-laki, kecuali Ternate dan Tidore Kepulauan.
Disamping itu, Tidore Kepulauan, Ternate, Kepulauan Sula, Halmahera Barat dan
Halmahera Tengah, capaian APM SMA/SMK/MA/Paket C telah berada diatas
capaian rata-rata Provinsi dan bahkan Indonesia, kecuali Halmahera Timur, Pulau
Taliabu dan Halmahera Utara. Adapun Halmahera Selatan dan Pulau Morotai yang
capaiannya diatas Provinsi namun dibawah Indonesia.
Tabel 2.3-10. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C menurut
kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2017

APM SMA/SMK/MA/Paket C
No. Kabupaten/kota
laki-laki perempuan laki+perempuan

1. Halmahera Barat 62,96 66,42 64,83


2. Halmahera Tengah 63,97 65,40 64,67
3. Kepulauan Sula 65,48 67,00 66,25
4. Halmahera Selatan 60,05 62,50 61,22
5. Halmahera Utara 57,29 63,29 59,96
6. Halmahera Timur 55,68 55,82 55,73
7. Pulau Morotai 59,41 62,97 61,10
8. Pulau Taliabu 57,70 59,68 58,44
9. Ternate 74,92 60,56 67,60
10. Tidore Kepulauan 76,83 76,05 76,51
Maluku Utara 63,29 63,79 63,52
Indonesia 59,60 61,18 60,37
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Maluku Utara, 2017. BPS. 2018.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-103│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

 Angka partisipasi sekolah


Proporsi dari semua anak yang masih sekolah pada suatu kelompok umur tertentu terhadap
penduduk dengan kelompok umur yang sesuai.
APS yang tinggi menunjukkan terbukanya peluang yang lebih besar dalam
mengakses pendidikan secara umum. Pada kelompok umur mana peluang tersebut
terjadi dapat dilihat dari besarnya APS pada setiap kelompok umur.

Angka partisipasi sekolah (APS) SD/MI/Paket A (7-12 Tahun)


APS 7-12 Tahun Provinsi Maluku Utara dan Indonesia selama periode waktu
Tahun 2014-2017 menunjukkan arah trend yang sama yakni senantiasa mengalami
peningkatan. Meskipun Indonesia menunjukkan stagnan pada tahun 2015 dan 2016
pada 99,09. Akan tetapi, sejak dua tahun terakhir selama tahun 2016-2017 nampak
bahwa APS 7-12 Tahun Provinsi Maluku Utara sudah mulai lebih baik dibanding
APS 7-12 Tahun Indonesia. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Tabel 2.3-11. Perbandingan Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI/Paket A (7-12
Tahun) Provinsi Maluku Utara dan Indonesia Tahun 2014-2017

APS APS SD/MI/Paket A (7-12 TAHUN)


Jenjang Pendidikan 2014 2015 2016 2017
Maluku Utara 98,89 99,08 99,14 99,19
Indonesia 98,92 99,09 99,09 99,14
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018

Berdasarkan capain kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara, menurut jenis


kelamin, pada tahun 2017, maka hampir semua kabupaten/kota memiliki APS 7-12
Tahun penduduk perempuan yang lebih baik bila dibanding penduduk laki-laki,
kecuali Kepulauan Sula, Halmahera Timur, Pulau Morotai dan PulauTaliabu.
Disamping itu, capaian APS 7-12 Tahun Halmahera Barat, Halmahera Utara, Ternate
dan Halmahera Selatan telah berada diatas capaian rata-rata Provinsi dan bahkan
Indonesia, kecuali Halmahera Tengah, Kepulauan Sula, Halmahera Timur, Pulau
Morotai, Tidore Kepulauan dan Pulau Taliabu. Meskipun demikian, Halmahera
Barat, Halmahera Utara dan Ternate yang capaian APS 7-12 Tahun telah 100.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-12. Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI/Paket A (7-12 Tahun) menurut
kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2017
APS SD/MI/Paket A (7-12 tahun)
No. Kabupaten/kota
laki-laki perempuan laki+perempuan

1. Halmahera Barat 100,00 100,00 100,00


2. Halmahera Tengah 97,66 98,61 98,10
3. Kepulauan Sula 99,22 98,61 98,92
4. Halmahera Selatan 99,23 99,83 99,51
5. Halmahera Utara 100,00 100,00 100,00
6. Halmahera Timur 97,95 97,44 97,69
7. Pulau Morotai 99,40 97,96 98,73
8. Pulau Taliabu 97,76 97,05 97,42

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-104│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

9. Ternate 100,00 100,00 100,00


10. Tidore Kepulauan 96,89 97,98 97,43
Maluku Utara 99,16 99,19 99,19
Indonesia 99,05 99,14 99,14
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Maluku Utara, 2017. BPS. 2018.

Angka partisipasi sekolah (APS) SMP/MTs/Paket B (13-15 Tahun)

APS 13-15 Tahun Provinsi Maluku Utara dan Indonesia selama periode
waktu Tahun 2014-2017 menunjukkan arah trend yang sama yakni senantiasa
mengalami peningkatan. Akan tetapi, selama periode tersebut APS 13-15 Tahun
Provinsi Maluku Utara selalu masih lebih baik dibanding APS 13-15 Tahun
Indonesia. Informasi selengkapnya dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-13. Perbandingan Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMP/MTs/Paket B
(13-15 Tahun) Provinsi Maluku Utara dan Indonesia Tahun 2014-2017

APS APS SMP/MTs/Paket B (13-15 Tahun)


Jenjang Pendidikan 2014 2015 2016 2017
Maluku Utara 96,24 96,68 96,90 97,24
Indonesia 94,44 94,72 94,88 95,08
Sumber: Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017. Kemenkes RI. 2018.

Jika berdasarkan capain kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara, dilihat


menurut jenis kelamin, pada tahun 2017, maka hampir semua kabupaten/kota
memiliki APS 13-15 Tahun penduduk perempuan yang lebih baik bila dibandingkan
penduduk laki-laki, kecuali Halmahera Timur, Pulau Taliabu, Pulau Morotai dan
Tidore Kepulauan. Disamping itu, baru Ternate, Halmahera Barat, Kepulauan Sula,
Halmahera Tengah, yang capaian APS 13-15 Tahun telah berada diatas capaian rata-
rata Provinsi dan bahkan Indonesia, kecuali, Halmahera Selatan, Halmahera Timur,
Pulau Morotai, Pulau Taliabu. Adapun Tidore Kepulauan capaiannya dibawah
Provinsi namun diatas Indonesia. Semua kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara
capaian APS 13-15 Tahun telah berada diatas Indonesia. Informasi selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-14. Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMP/MTs/Paket B (13-15 tahun)
menurut kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2017

APS SMP/MTs/Paket B (13-15 Tahun)


No. Kabupaten/kota
laki-laki perempuan laki+perempuan

1. Halmahera Barat 97,71 100,00 98,60


2. Halmahera Tengah 97,92 97,95 97,94
3. Kepulauan Sula 96,02 100,00 97,97
4. Halmahera Selatan 95,76 96,97 96,38
5. Halmahera Utara 95,56 96,06 95,81
6. Halmahera Timur 97,49 96,13 96,75
7. Pulau Morotai 98,44 94,97 96,72
8. Pulau Taliabu 100,00 93,40 96,26
9. Ternate 98,38 100,00 99,18
10. Tidore Kepulauan 98,09 96,37 97,23

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-105│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Maluku Utara 97,06 97,42 97,24


Indonesia 94,37 95,83 95,08
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Maluku Utara, 2017. BPS. 2018.

Angka partisipasi sekolah (APS) SMA/SMK/MA/Paket C (16-18 Tahun)

APS 16-18 Tahun Provinsi Maluku Utara dan Indonesia selama periode
waktu Tahun 2014-2017 menunjukkan arah trend yang sama yakni senantiasa
mengalami peningkatan. Akan tetapi, selama periode tersebut APS 16-18 Tahun
Provinsi Maluku Utara selalu masih lebih baik dibanding APS 16-18 Tahun
Indonesia.
Tabel 2.3-15. Perbandingan Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMA/SMK/MA/
Paket C (16-18 Tahun) Provinsi Maluku Utara dan Indonesia Tahun 2014-2017

APS APS SMA/SMK/MA/Paket C (16-18 Tahun)


Jenjang Pendidikan 2014 2015 2016 2017
Maluku Utara 74,83 75,16 75,58 76,06
Indonesia 70,31 70,61 70,83 71,42
Sumber: Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017. Kemenkes RI. 2018.

Jika berdasarkan capain kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara, dilihat


menurut jenis kelamin, pada tahun 2017, maka hampir semua kabupaten/kota
memiliki APS 16-18 Tahun penduduk laki-laki yang lebih baik bila dibandingkan
penduduk perempuan, kecuali Halmahera Barat, Kepulauan Sula dan Halmahera
Timur. Disamping itu, baru Ternate dan Tidore Kepulauan, yang capaian APS 16-18
Tahun telah berada diatas capaian rata-rata Provinsi dan bahkan Indonesia, kecuali,
Pulau Morotai, Pulau Taliabu dan Halmahera Barat. Adapun Halmahera Tengah,
Kepulauan Sula, Halmahera Utara, Halmahera Timur dan Halmahera Selatan yang
dibawah capaiannya dibawah Provinsi namun diatas Indonesia. Informasi
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-16. Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMA/SMK/MA/Paket C (16-18 tahun)
menurut kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2017

APS SMA/SMK/MA/Paket C (16-18 Tahun)


No. Kabupaten/kota
laki-laki perempuan laki+perempuan

1. Halmahera Barat 70,30 71,91 71,17


2. Halmahera Tengah 79,93 68,89 74,57
3. Kepulauan Sula 73,69 75,32 74,52
4. Halmahera Selatan 76,61 69,87 73,37
5. Halmahera Utara 77,29 70,75 74,38
6. Halmahera Timur 68,38 83,30 73,91
7. Pulau Morotai 72,64 65,62 69,31
8. Pulau Taliabu 73,00 65,05 70,01
9. Ternate 93,76 80,18 86,84
10. Tidore Kepulauan 89,19 78,78 84,95
Maluku Utara 78,42 73,37 76,06
Indonesia 70,86 72,00 71,42

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-106│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Maluku Utara, 2017. BPS. 2018.

 Angka putus sekolah

Proporsi penduduk menurut kelompok usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau
yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk yang
pernah/sedang bersekolah pada kelompok usia sekolah yang bersesuaian.

Untuk mengukur kemajuan pembangunan di bidang pendidikan dan untuk


melihat keterjangkauan pendidikan maupun pemerataan pendidikan pada masing-
masing kelompok umur. Semakin tinggi angka putus sekolah dapat mengindikasikan
buruknya akses pendidikan.

Angka putus sekolah (APS) SD/MI (7-12 Tahun)


Angka Putus Sekolah SD (7-12 Tahun) Provinsi Maluku Utara pada Tahun
2017/2018 sebesar 0,13persen, artinya secara rata-rata dari 100 penduduk berusia 7-
12 tahun yang sedang atau pernah bersekolah terdapat sekitar ±1 orang yang putus
sekolah. Kondisi ini tidak jauh berbeda atau sama dengan capaian Indonesia yang
juga sebesar 0,13persen. Arah kecenderungan angka putus sekolah SD selama
periode 2014/2015 hingga 2017/2018 terus mengalami penurunan, baik untuk
Provinsi Maluku Utara maupun Indonesia. Namun demikian, selama periode ini
angka putus sekolah SD Provinsi Maluku Utara masih diatas capaian Indonesia.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-17. Perbandingan Angka Putus Sekolah SD/MI (7-12 Tahun) Provinsi
Maluku Utara dan Indonesia Tahun 2014-2017
Angka Putus Sekolah SD (7-12 TAHUN)
APS Tahun Tahun Tahun Tahun
Jenjang Pendidikan 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018
Maluku Utara
∑siswa 166,128 161,875 155,628 158,315
putus sekolah 1,951 1,014 522 209
APS (%) 1.09 0.61 0.32 0.13
Indonesia
∑siswa 26,132,141 25,885,053 25,618,078 25,486,506
putus sekolah 176,909 68,066 39,213 32,127
APS (%) 0.67 0.26 0.15 0.13
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018.

Angka putus sekolah (APS) SMP/MTs (13-15 Tahun)

Angka Putus Sekolah SMP (13-15 Tahun) Provinsi Maluku Utara pada
Tahun 2017/2018 sebesar 0,35persen, artinya secara rata-rata dari 100 penduduk
berusia 13-15 tahun yang sedang atau pernah bersekolah terdapat sekitar ±1 orang
yang putus sekolah. Kondisi ini tidak jauh berbeda atau sedikit lebih kecil jika

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-107│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

dibandingkan dengan capaian Indonesia yang sebesar 0,50persen. Arah


kecenderungan angka putus sekolah SMP selama periode 2014/2015 hingga
2017/2018 terus mengalami penurunan, baik untuk Provinsi Maluku Utara maupun
Indonesia. Namun demikian, selama periode ini angka putus sekolah SMP Provinsi
Maluku Utara masih diatas capaian Indonesia, akan tetapi pada tahun 2017/2018,
trend capaian Provinsi Maluku Utara menunjukkan telah dibawah capaian Indonesia.
Tabel 2.3-18. Perbandingan Angka Putus Sekolah SMP/MTs (13-15 Tahun) Provinsi
Maluku Utara dan Indonesia Tahun 2014-2017
Angka Putus Sekolah SMP (13-15 TAHUN)
APS Tahun Tahun Tahun Tahun
Jenjang Pendidikan 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018
Maluku Utara
∑siswa 57,319 58,890 59,251 61,503
putus sekolah 714 517 302 208
APS (%) 1.26 0.90 0.51 0.35
Indonesia
∑siswa 9,930,647 10,040,277 10,145,416 10,125,724
putus sekolah 85,000 51,541 38,702 51,190
APS (%) 0.87 0.52 0.39 0.50
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018.

Angka putus sekolah (APS) SMA/SMK/MA (16-18 Tahun)

Angka Putus Sekolah SMA (16-18 Tahun) Provinsi Maluku Utara pada
Tahun 2017/2018 sebesar 1,67persen, artinya secara rata-rata dari 100 penduduk
berusia 16-18 tahun yang sedang atau pernah bersekolah terdapat sekitar ±2 orang
yang putus sekolah. Kondisi ini jauh berbeda atau lebih besar jika dibanding dengan
capaian Indonesia yang sebesar 0,67persen. Arah kecenderungan angka putus
sekolah SMA selama periode 2014/2015 hingga 2017/2018 untuk Indonesia terus
mengalami penurunan, sedangkan Provinsi Maluku Utara berfluktuatif, bahkan
cenderung meningkat pada akhir periode. Informasi selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-19. Perbandingan Angka Putus Sekolah SMA (16-18 Tahun) Provinsi
Maluku Utara dan Indonesia Tahun 2014-2017
Angka Putus Sekolah SMA (16-18 TAHUN)
APS
Jenjang Tahun 2014/2015 Tahun 2015/2016 Tahun 2016/2017 Tahun 2017/2018
Pendidikan ∑siswa putus % ∑siswa putus % ∑siswa putus % ∑siswa putus %
sekolah sekolah sekolah sekolah
Maluku 33,868 695 2.04 32,041 253 0.75 36,314 188 0.59 38,227 582 1.60

Utara
Indonesia 4,232,572 27,048 1.59 4,312,407 40,454 0.96 4,659,542 36,419 0.84 4,783,645 31,123 0.67
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018.

Angka Putus Sekolah SMK (16-18 Tahun) Provinsi Maluku Utara pada
Tahun 2017/2018 sebesar 3,47persen, artinya secara rata-rata dari 100 penduduk

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-108│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

berusia 16-18 tahun yang sedang atau pernah bersekolah terdapat sekitar ±4 orang
yang putus sekolah. Kondisi ini jauh berbeda atau lebih besar jika dibanding dengan
capaian Indonesia yang sebesar 1,57persen. Arah kecenderungan angka putus
sekolah SMK selama periode 2014/2015 hingga 2017/2018 terus mengalami
penurunan untuk Indonesia, sedangkan Provinsi Maluku Utara berfluktuatif, bahkan
cenderung meningkat pada akhir periode. Informasi selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-20. Perbandingan Angka Putus Sekolah SMK (16-18 Tahun) Provinsi
Maluku Utara dan Indonesia Tahun 2014-2017

Angka Putus Sekolah SMK (16-18 TAHUN)


APS Tahun Tahun Tahun Tahun
Jenjang Pendidikan 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018
Maluku Utara
∑siswa 14,850 14,735 16,116 16,696
putus sekolah 403 199 175 559
APS (%) 2.56 1.34 1.18 3.47
Indonesia
∑siswa 4,211,245 4,334,987 4,682,913 4,904,031
putus sekolah 86,282 77,899 72,744 73,388
APS (%) 2.05 1.85 1.68 1.57
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018.

 Angka kelulusan
sebagai persentase jumlah lulusan pada jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah siswa
tingkat tertinggi pada jenjang pendidikan tersebut pada tahun sebelumnya

Kelulusan sebenarnya terkait erat dengan mutu pembelajaran, karena anak


dapat lulus jika daya serap mereka cukup bagus, sehingga lulus ujian akhir yang
diikuti. Oleh karena itu upaya meningkatkan angka kelulusan akan paralel dengan
peningkatan mutu pembelajaran. Angka Kelulusan merupakan indikator yang
menggambarkan keberhasilan pengelolan pendidikan di suatu wilayah. Bila Angka
Kelulusan semakin tinggi atau dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, maka
dapat dikatakan semakin berhasil pula sistem pengelolaan pendidikannya.

Angka kelulusan (AL) SD/MI


Angka kelulusan ditunjukkan dengan perbandingan antara jumlah siswa yang
lulus dengan siswa pada jenjang terakhir. Untuk SD/MI angka kelulusan didapatkan
dari perbandingan jumlah lulusan dengan jumlah siswa kelas 6. Angka kelulusan
SD/MI Provinsi Maluku Utara pada Tahun 2017/2018 sebesar 94,1persen, artinya
secara rata-rata dari 100 siswa pada jenjang terakhir SD terdapat ±94orang yang
lulus. Kondisi ini agak berbeda atau sedikit lebih kecil dengan capaian Indonesia
yang sebesar 99,7persen. Arah kecenderungan angka kelulusan SD/MI selama
periode 2014/2015 hingga 2017/2018 ternyata terus mengalami penurunan, baik

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-109│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

untuk Provinsi Maluku Utara maupun Indonesia. Bahkan, selama periode ini angka
kelulusan SD/MI Provinsi Maluku Utara masih dibawah capaian Indonesia.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-21. Perbandingan Angka Kelulusan Sekolah SD/MI Provinsi Maluku Utara
dan Indonesia Tahun 2014-2017

Angka Kelulusan SD
AL Tahun Tahun Tahun Tahun
Jenjang Pendidikan 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018
Maluku Utara
∑siswa kelas VI 25,825 25,703 27,175
siswa lulus 21,460 26,908 25,577 25,568
AL (%) 104.2 99.5 94.1
Indonesia
∑siswa kelas VI 4,233,981 4,193,718 4,124,688 4,128,024
siswa lulus 4,369,259 4,381,997 4,400,553 4,115,553
AL (%) 103.2 104.5 106.7 99.7
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018.

Angka kelulusan (AL) SMP/MTs

Angka kelulusan SMP/MTs didapatkan dari perbandingan jumlah lulusan


dengan jumlah siswa kelas IX. Angka kelulusan SMP/MTs Provinsi Maluku Utara
pada Tahun 2017/2018 sebesar 94,7persen, artinya secara rata-rata dari 100 siswa
pada jenjang terakhir SMP/MTs terdapat ±95orang yang lulus. Kondisi ini agak
berbeda atau masih lebih kecil dengan capaian Indonesia yang sebesar 97,4persen.
Arah kecenderungan angka kelulusan SMP/MTs selama periode 2014/2015 hingga
2017/2018 berfluktuatif untuk Provinsi Maluku Utara, menurun di tiga tahun awal
periode, namun kembali meningkat di tahun terakhir. Adapun Indonesia juga
berfluktuatif, dimana dua tahun diawal periode mengalami peningkatan, namun
kembali menurun di dua tahun terakhir. Selama periode 2014/2015 hingga
2017/2018 ini, angka kelulusan SMP/MTs Provinsi Maluku Utara, secara umum,
masih dibawah capaian Indonesia. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.

Tabel 2.3-22. Perbandingan Angka Kelulusan Sekolah SMP/MTs Provinsi Maluku


Utara dan Indonesia Tahun 2014-2017

Angka Kelulusan SMP


AL Tahun Tahun Tahun Tahun
Jenjang Pendidikan 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018
Maluku Utara
∑siswa kelas IX 18,172 19,143 19,762 20,641
siswa lulus 17,753 18,022 18,434 19,540

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-110│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

AL (%) 97.7 94.1 93.3 94.7


Indonesia
∑siswa kelas IX 3,189,198 3,236,907 3,265,428 3,321,829
siswa lulus 3,075,589 3,274,813 3,281,121 3,233,509
AL (%) 96.4 101.2 100.5 97.3
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018.

Angka kelulusan (AL) SMA/SMK/MA

Angka kelulusan untuk SMA didapatkan dari perbandingan jumlah lulusan


dengan jumlah siswa kelas IX. Angka kelulusan SMA Provinsi Maluku Utara pada
Tahun 2017/2018 sebesar 93,1persen, artinya secara rata-rata dari 100 siswa pada
jenjang terakhir SMA terdapat ±93orang yang lulus. Kondisi ini masih lebih baik
dengan capaian Indonesia yang sebesar 91,3persen. Arah kecenderungan angka
kelulusan SMA selama periode 2014/2015 hingga 2017/2018 berfluktuatif untuk
Provinsi Maluku Utara, meningkat di dua tahun awal periode, namun kembali
menurun di tahun ke tiga, lalu meningkat di tahun terakhir. Demikian pula dengan
Indonesia yang juga berfluktuatif, namun dengan trend menurun di tiga tahun awal
periode, namun kembali meningkat di tahun terakhir. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-23. Perbandingan Angka Kelulusan Sekolah SMA Provinsi Maluku Utara
dan Indonesia Tahun 2014-2017

Angka Kelulusan SMA


AL Tahun Tahun Tahun Tahun
Jenjang Pendidikan 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018
Maluku Utara
∑siswa kelas 12 9,570 10,093 11,657 12,247
siswa lulus 10,498 11,705 9,467 11,398
AL (%) 109.7 116.0 81.2 93.1
Indonesia
∑siswa kelas 12 1,008,935 1,319,545 1,424,677 1,542,277
siswa lulus 1,429,795 1,423,607 1,263,211 1,407,433
AL (%) 141.7 107.9 88.7 91.3
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018.

Angka kelulusan untuk SMK didapatkan dari perbandingan jumlah lulusan


dengan jumlah siswa kelas IX. Angka kelulusan SMK Provinsi Maluku Utara pada
Tahun 2017/2018 sebesar 86,5persen, artinya secara rata-rata dari 100 siswa pada
jenjang terakhir SMK terdapat ±87orang yang lulus. Kondisi ini tidak jauh berbeda
dengan capaian Indonesia yang sebesar 86,7persen. Arah kecenderungan angka
kelulusan SMK selama periode 2014/2015 hingga 2017/2018 untuk Provinsi Maluku
Utara menunjukkan penurunan, namun meningkat tapi tidak signifikan di tahun
terakhir. Adapun Indonesia cenderung berfluktuatif, namun dengan trend meningkat
di tahun kedua awal periode, akan tetapi kemudian menurun di dua tahun terakhir.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-24. Perbandingan Angka Kelulusan Sekolah SMK Provinsi Maluku Utara

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-111│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

dan Indonesia Tahun 2014-2017

Angka Kelulusan SMK


AL Tahun Tahun Tahun Tahun
Jenjang Pendidikan 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018
Maluku Utara
∑siswa kelas 12 4,823 4,841 5,211 5,270
siswa lulus 4,820 4,594 4,485 4,556
AL (%) 99.9 94.90 86.1 86.5
Indonesia
∑siswa kelas 12 1,368,864 1,261,656 1,356,576 1,500,301
siswa lulus 1,343,102 1,429,870 1,285,178 1,300,521
AL (%) 98.1 113.3 94.7 86.7
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018.

 Angka melanjutkan
sebagai persentase dari jumlah siswa baru kelas 1 jenjang pendidikan lanjutan tertentu
terhadap jumlah siswa lulus jenjang pendidikan sebelumnya pada tahun sebelumnya.
Seorang anak yang telah lulus jenjang pendidikan tertentu, tidak secara
otomatis akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini bisa
disebabkan beberapa faktor yang memiliki keterkaitan diantaranya : faktor ekonomi,
budaya dan geografis. Angka melanjutkan jenjang pendidikan tertentu ke jenjang
pendidikan di atasnya, menunjukkan persentase dari anak-anak yang telah
meninggalkan kelas terakhir jenjang pendidikan tertentu, pada tahun ajaran tertentu,
kemudian melanjutkan pendidikannnya ke jenjang pendidikan di atasnya pada tahun
berikutnya. AM merupakan indikator yang menggambarkan jumlah anak-anak
usia sekolah yang meneruskan pendidikannya ke jenjang pendidikan berikutnya.

Angka melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs

Jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMP/MTs terhadap jumlah lulusan pada jenjang
SD/MI Tahun ajaran sebelumnya, dinyatakan dalam persen
Angka melanjutkan SD/MI ke SMP/MTs menunjukkan persentase dari anak-
anak yang telah meninggalkan kelas terakhir SD pada tahun ajaran tertentu kemudian
melanjutkan pendidikannnya ke jenjang SMP pada tahun berikutnya. Angka
melanjutkan SD/MI ke SMP/MTs Provinsi Maluku Utara pada Tahun 2017/2018
sebesar 78,13persen. Artinya, secara rata-rata dari 100 siswa lulusan SD/MI,
terhadap ±78anak yang melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Mengindikasikan
bahwa sebagian siswa yang telah lulus SD/MI tidak melanjutkan pendidikannya ke
SMP/MTs. Kondisi ini berbeda atau lebih kecil jika dibandingkan dengan capaian
Indonesia yang sebesar 81,50persen. Arah kecenderungan angka melanjutkan
sekolah SD/MI ke SMP/MTs selama periode 2014/2015 hingga 2017/2018 terus

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-112│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

mengalami peningkatan, terutama pada tiga tahun terakhir, bagi Provinsi Maluku
Utara, sedangkan trend Indonesia terus meningkat. Namun demikian, selama periode
ini angka melanjutkan sekolah SD/MI ke SMP/MTs Provinsi Maluku Utara masih di
bawah capaian Indonesia.
Tabel 2.3-25. Perbandingan Angka Melanjutkan Sekolah SD/MI ke SMP/MTs Provinsi
Maluku Utara dan Indonesia Tahun 2014-2017

Angka Melanjutkan (AM) SD ke SMP


AM Tahun Tahun Tahun Tahun
Jenjang Pendidikan 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018
Maluku Utara
∑Lulusan SD 21,460 26,908 25,577 25,568
siswa baru SMP 19,689 19,647 19,360 19,977
AM (%) 91.75 73.02 75.69 78.13
Indonesia
∑Lulusan SD 4,369,499 4,381,997 4,400,553 4,115,553
siswa baru SMP 3,376,033 3,435,984 3,436,103 3,354,222
AM (%) 77.26 78.41 78.08 81.50
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018.

Angka melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA

Angka melanjutkan SMP/MTs ke SMA/SMK/MA menunjukkan persentase


dari anak-anak yang telah meninggalkan kelas terakhir SMP/MTs pada tahun ajaran
tertentu kemudian melanjutkan pendidikannnya ke jenjang SMA/SMK/MA pada
tahun berikutnya. Angka melanjutkan SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Provinsi
Maluku Utara pada Tahun 2017/2018 sebesar 96,02persen, mengindikasikan bahwa
masih ada sebagian siswa yang telah lulus SMP/MTs tidak melanjutkan
pendidikannya ke SMA/SMK/MA. Kondisi ini berbeda jika dibandingkan dengan
capaian Indonesia yang sudah atau bahkan melebihi 103,15persen. Perlu dicermati
angka melanjutkan Indonesia yang lebih dari 100persen (103,15persen). Hal ini
terjadi karena adanya lulusan SMP/MTs dari propinsi satu ke provinsi lain atau
bahkan bisa jadi dari negara lain yang melanjutkan ke SMA//SMK/MA di wilayah
Indonesia. Arah kecenderungan angka melanjutkan sekolah SMP/MTs ke
SMA/SMK/MA selama periode 2014/2015 hingga 2017/2018 terus mengalami
peningkatan, terutama pada tiga tahun terakhir, bagi Provinsi Maluku Utara,
sedangkan trend Indonesia terus meningkat. Namun demikian, selama periode ini
angka melanjutkan sekolah SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Provinsi Maluku Utara
masih di bawah capaian Indonesia. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.
Tabel 2.3-26. Perbandingan Angka Melanjutkan Sekolah SMP/MTs ke
SMA/SMK/MA Provinsi Maluku Utara dan Indonesia Tahun 2014-2017

Angka Melanjutkan (AM) SMP/MTs ke SMA/SMK/MA


AM Tahun Tahun Tahun Tahun
Jenjang Pendidikan 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018
Maluku Utara

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-113│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

∑Lulusan SMP 17,753 18,022 18,434 19,540


siswa baru SM 16,047 15,542 17,475 18,763
AM (%) 90.39 86.24 94.80 96.02
Indonesia
∑Lulusan SMP 3,075,589 3,274,813 3,281,121 3,233,509
siswa baru SM 2,879,270 3,175,407 3,352,554 3,335,526
AM (%) 93.62 96.96 102.18 103.15
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018.

 Fasilitas pendidikan
Sebagai jumlah sekolah pada jenjang pendidikan tertentu (SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/SMK/MA) yang dalam kondisi bangunan baik terhadap jumlah seluruh sekolah pada
jenjang pendidikan tersebut.

Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik

Bahwa sampai dengan Tahun 2017/2018, di Provinsi Maluku Utara sudah


terdapat jumlah Sekolah Dasar (SD) sebanyak 1.305unit dengan cakupan ruang kelas
sebanyak 8.085unit kelas. Adapun banyaknya sekolah dan ruang kelas yang dalam
kondisi baik di Provinsi Maluku Utara menunjukkan cakupan yang hanya sebesar
19.75persen, lebih kecil dari capaian Indonesia yang sebesar 26.41persen. Meskipun
demikian, arah kecenderungan presentase kondisi baik ruang kelas selama periode
2015/2016 hingga 2017/2018 menunjukkan peningkatan.
Tabel 2.3-27. Banyaknya Sekolah dan Ruang Kelas Sekolah Dasar (SD) Provinsi
Maluku Utara dan Indonesia, 2015-2017

jumlah dan kondisi Ruang Kelas SD


2015/2016 2016/2017 2017/2018
Kabupate % % %
kondisi kondisi kondisi
n / Kota ∑ ∑ baik ∑ ∑ baik ∑ ∑ baik
Sekolah Ruang kelas terhadap Sekolah Ruang kelas terhadap Sekolah Ruang kelas terhadap
∑ruang ∑ruang ∑ruang
kelas kelas kelas
Maluku
1,274 7,798 17.27 1,245 7,701 18.57 1,305 8,085 19.75
Utara
147,53 1,036,55 147,50 1,049,11 148,24 1,072,13
Indonesia 23.85 25.74 26,41
6 2 3 6 4 6
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018.

Data juga menunjukkan bahwa secara rinci, kondisi ruang kelas SD


disamping kondisi baik, ternyata didominasi oleh kondisi rusak ringan, rusak sedang,
rusak berat, dan rusak total. Dari besarnya persentase cakupan ditemukan bahwa
kondisi rusak ringan menguasai 51.97persen terhadap kondisi ruang kelas SD di
Provinsi Maluku Utara, sementara cakupan ini di Indonesia sebesar 55.98persen.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-114│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.3-28. Banyaknya Sekolah dan Ruang Kelas Sekolah Dasar (SD) menurut
kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara, 2017/2018
%
∑ ruang Kelas SD kondisi
∑ baik
Kabupaten / Kota Sekolah rusak rusak rusak rusak terhadap
Baik total ∑ruang
ringan sedang berat total
kelas

Maluku Utara 1,305 1,597 4,202 902 759 628 8,085 19.75
148,24 283,10 600,20 81,60 63,12 44,09 1,072,13
Indonesia 26.41
4 9 7 1 8 1 6
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2017/2018. Kemendikbud RI. 2018.

Sekolah pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik

Bahwa sampai dengan Tahun 2017/2018, di Provinsi Maluku Utara sudah


terdapat jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 473unit dengan
cakupan ruang kelas sebanyak 2.548unit kelas. Adapun banyaknya sekolah dan
ruang kelas yang dalam kondisi baik di Provinsi Maluku Utara menunjukkan
cakupan yang hanya sebesar 24.53persen, lebih kecil dari capaian Indonesia yang
sebesar 29.70persen. Meskipun demikian, arah kecenderungan presentase kondisi
baik ruang kelas selama periode 2015/2016 hingga 2017/2018 menunjukkan
peningkatan.
Tabel 2.3-29. Banyaknya Sekolah, dan Ruang Kelas Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Provinsi Maluku Utara dan Indonesia, 2015-2017

Kabupate jumlah dan kondisi Ruang Kelas SMP


n / Kota 2015/2016 2016/2017 2017/2018
% %
% kondisi
kondisi kondisi
baik ∑ ∑
∑ ∑ ∑ baik ∑ baik
terhadap Ruang Ruang
Sekolah Ruang kelas Sekolah terhadap Sekolah terhadap
∑ruang kelas kelas
∑ruang ∑ruang
kelas
kelas kelas
Maluku
444 2,310 17.92 443 2,346 22.38 473 2,548 24.53
Utara
37,02 37,76 347,59 38,96 358,36
Indonesia 336,404 26.97 28.72 29.70
3 3 2 0 1
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018.

Data juga menunjukkan bahwa secara rinci, kondisi ruang kelas SMP
disamping kondisi baik, ternyata didominasi oleh kondisi rusak ringan, rusak sedang,
rusak berat, dan rusak total. Dari besarnya persentase cakupan ditemukan bahwa
kondisi rusak ringan menguasai 46.31persen terhadap kondisi ruang kelas SMP di
Provinsi Maluku Utara, sementara cakupan ini di Indonesia sebesar 54.11persen.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-30. Banyaknya Sekolah, dan Ruang Kelas SMP menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Maluku Utara, 2017/2018
% kondisi
Kabupaten / Kota ∑ ∑ ruang Kelas SMP

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-115│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sekolah baik
rusak rusak rusak rusak terhadap
Baik total
ringan sedang berat total ∑ruang
kelas

Maluku Utara 473 625 1,180 318 260 165 2,548 24.53
38,96 106,44 193,92 26,32 20,11 11,54
Indonesia 358,361 29.70
0 6 7 4 6 8
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018.

Bahwa sampai dengan Tahun 2017/2018, di Provinsi Maluku Utara sudah


terdapat jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 193unit dengan cakupan
ruang kelas sebanyak 1.456unit kelas. Adapun banyaknya sekolah dan ruang kelas
yang dalam kondisi baik di Provinsi Maluku Utara menunjukkan cakupan yang
hanya sebesar 30.01persen, lebih kecil dari capaian Indonesia yang sebesar
44.79persen. Meskipun demikian, arah kecenderungan presentase kondisi baik ruang
kelas selama periode 2015/2016 hingga 2017/2018 menunjukkan fluktuatif yang
cenderung menurun.

Tabel 2.3-31. Banyaknya Sekolah, dan Ruang Kelas Sekolah Menengah Atas (SMA)
Provinsi Maluku Utara dan Indonesia, 2015-2017

Kabupate jumlah dan kondisi Ruang Kelas SMA


n / Kota 2015/2016 2016/2017 2017/2018
% %
% kondisi
kondisi kondisi
baik ∑ ∑
∑ ∑ ∑ baik ∑ baik
terhadap Ruang Ruang
Sekolah Ruang kelas Sekolah terhadap Sekolah terhadap
∑ruang kelas kelas
∑ruang ∑ruang
kelas
kelas kelas
Maluku
174 1,260 34.29 179 1,342 35.57 193 1,456 30.01
Utara
12,68 13,14 151,44 13,49 160,95
Indonesia 143,645 47.35 45.66 44.79
9 4 1 5 0
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018.

Data juga menunjukkan bahwa secara rinci, kondisi ruang kelas SMA
disamping kondisi baik, ternyata didominasi oleh kondisi rusak ringan, rusak sedang,
rusak berat, dan rusak total. Dari besarnya persentase cakupan ditemukan bahwa
kondisi rusak ringan menguasai 55.84persen terhadap kondisi ruang kelas SMA di
Provinsi Maluku Utara, sementara cakupan ini di Indonesia sebesar 46.87persen.
Tabel 2.3-32. Banyaknya Sekolah dan Ruang Kelas SMA menurut kabupaten/kota di
Provinsi Maluku Utara, 2017/2018
% kondisi
∑ ruang Kelas SMA baik

Kabupaten / Kota Sekolah rusak rusak rusak rusak total terhadap
Baik ∑ruang
ringan sedang berat total kelas

Maluku Utara 193 437 813 108 60 38 1,456 30.01


160,95
Indonesia 13,495 72,091 75,433 6,401 4,416 2,609 44.79
0

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-116│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018.

Bahwa sampai dengan Tahun 2017/2018, di Provinsi Maluku Utara sudah


terdapat jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 121unit dengan
cakupan ruang kelas sebanyak 813unit kelas. Adapun banyaknya sekolah dan ruang
kelas yang dalam kondisi baik di Provinsi Maluku Utara menunjukkan cakupan yang
hanya sebesar 43.17persen, lebih kecil dari capaian Indonesia yang sebesar
46.67persen. Meskipun demikian, arah kecenderungan presentase kondisi baik ruang
kelas selama periode 2015/2016 hingga 2017/2018 menunjukkan fluktuatif yang
cenderung menurun.

Tabel 2.3-33. Banyaknya Sekolah, dan Ruang Kelas Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Provinsi Maluku Utara dan Indonesia, 2015-2017

jumlah dan kondisi Ruang Kelas SMK


2015/2016 2016/2017 2017/2018
Kabupate % kondisi
% %
kondisi kondisi
n / Kota ∑ ∑
baik


baik ∑

baik
terhadap Ruang Ruang
Sekolah Ruang kelas Sekolah terhadap Sekolah terhadap
∑ruang kelas kelas
∑ruang ∑ruang
kelas
kelas kelas
Maluku
107 669 38.57 111 738 43.50 121 813 43.17
Utara
12,65 13,23 143,17 13,71 162,42
Indonesia 131,722 45.68 45.66 46.67
9 6 5 0 6
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018.

Data juga menunjukkan bahwa secara rinci, kondisi ruang kelas SMK
disamping kondisi baik, ternyata didominasi oleh kondisi rusak ringan, rusak sedang,
rusak berat, dan rusak total. Dari besarnya persentase cakupan ditemukan bahwa
kondisi rusak ringan menguasai 52.64persen terhadap kondisi ruang kelas SMK di
Provinsi Maluku Utara, sementara cakupan ini di Indonesia sebesar 48.15persen.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-34. Perbandingan Banyaknya Sekolah dan Ruang Kelas SMK di Provinsi
Maluku Utara dan Indonesia, 2017/2018
%
∑ ruang Kelas SMK kondisi
∑ baik
Kabupaten / Kota Sekolah rusak rusak rusak rusak terhadap
Baik total
ringan sedang berat total ∑ruang
kelas

Maluku Utara 121 351 428 9 11 14 813 43.17


Indonesia 13,710 75,804 78,204 3,728 2,572 2,118 162,426 46.67
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-117│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah pendidikan


dasar
adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan dasar per 10000 jumlah penduduk usia
pendidikan dasar.
Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk
usia pendidikan dasar. Rasio ketersediaan sekolah ini dihitung untuk tiap 10.000
penduduk usia pendidikan dasar. Selama kurun tahun 2015-2017 rasio ketersediaan
sekolah untuk jenjang pendidikan SD/MI mengalami fluktuatif, namun cenderung
meningkat di akhir tahun. Pada tahun 2017 rasio ketersediaan sekolah SD/MI
mencapai 82,85sekolah per 10.000 penduduk usia pendidikan dasar (7-12 tahun),
meningkat dibanding tahun 2016 yang mencapai 79,77 sekolah per 10.000
penduduk usia pendidikan dasar (7-12 tahun). Adapun untuk rasio ketersediaan
sekolah untuk jenjang pendidikan SMP/MTs, selama kurun tahun 2015-2017, rasio
ini mengalami fluktuatif, yang juga cenderung meningkat di akhir tahun, yakni
62,81sekolah per 10.000 penduduk usia pendidikan dasar (13-15 tahun) di tahun
2015, menurun menjadi 61,57 sekolah per 10.000 penduduk usia pendidikan dasar
(13-15 tahun), kemudian meningkat menjadi 64,58sekolah per 10.000 penduduk
usia pendidikan dasar (13-15 tahun). Informasi selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel berikut.
Tabel 2.3-35. Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah di Provinsi Maluku
Utara, 2015-2017
Tahun
Jenjang pendidikan
2015 2016 2017
SD/MI
∑gedung sekolah 1,274 1,245 1,305
∑penduduk kelompok usia 7-12 tahun* 153,839 156,071 158,021
Rasio per 10.000 penduduk usia pendidikan dasar ** 82.81 79.77 82.85
SMP/MTs
∑gedung sekolah 444 443 473
∑penduduk kelompok usia 13-15 tahun* 70,690 71,949 73,238
Rasio per 10.000 penduduk usia pendidikan dasar ** 62.81 61.57 64.58
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018 dan *) BPS Maluku Utara. 2017. **)Data olahan

 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah pendidikan


menengah
adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan menengah (SMA/MA/ SMK) per 10000 jumlah
penduduk usia pendidikan menengah (16-18 tahun).

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-118│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk


usia pendidikan menengah. Rasio ketersediaan sekolah ini dihitung untuk tiap
10.000 penduduk usia pendidikan menengah. Selama kurun tahun 2015-2017 rasio
ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan SMA cenderung terus mengalami
kenaikan. Pada tahun 2017 rasio ketersediaan sekolah SMA mencapai 27,98sekolah
per 10.000 penduduk usia pendidikan menengah (16-18tahun), meningkat
dibanding tahun 2016 yang mencapai 26,39sekolah per 10.000 penduduk usia
pendidikan menengah (16-18tahun). Adapun untuk rasio ketersediaan sekolah untuk
jenjang pendidikan SMK, selama kurun tahun 2015-2017, rasio ini juga mengalami
kenaikan, hingga kondisi terakhir di tahun 2017 sebesar 17,54sekolah per 10.000
penduduk usia pendidikan menengah (16-18 tahun). Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.3-36. Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah di Provinsi Maluku
Utara, 2015-2017
Tahun
Jenjang pendidikan
2015 2016 2017
SMA
∑gedung sekolah 174 179 193
∑penduduk kelompok usia 16-18 tahun* 66,676 67,827 68,988
Rasio per 10.000 penduduk usia pendidikan dasar ** 26.10 26.39 27.98
SMK
∑gedung sekolah 107 111 121
∑penduduk kelompok usia 16-18 tahun* 66,676 67,827 68,988
Rasio per 10.000 penduduk usia pendidikan dasar ** 16.05 16.37 17.54
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018 dan *) BPS Maluku Utara. 2017. **)Data olahan

 Rasio guru terhadap murid sekolah pendidikan dasar


Perbandingan jumlah guru (SD/MI +SMP/MTs) terhadap 10,000 jumlah murid
(SD/MI+SMP/MTs)
Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar. Di samping itu juga
untuk mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran.
Dengan berpedoman dalam satu kelas terdapat 40 orang murid, guru SD merupakan
guru kelas dan setiap SD memiliki seorang guru olahraga dan seorang guru agama,
serta seorang kepala sekolah, maka secara ideal rasio guru-murid di SD sebesar 1 :
26. Kondisi ideal ini ternyata telah tercermin pada rasio guru-murid SD di Provinsi
Maluku Utara dan bahkan Indonesia secara umum. Oleh karena, sampai dengan
tahun 2017/2018, rasio tersebut telah mencapai 584,09guru per 10.000 murid
pendidikan dasar SD, atau setara dengan rasio guru-murid di SD sebesar 1:17.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.3-37. Rasio guru terhadap murid Sekolah Dasar (SD) Provinsi Maluku Utara
dan Indonesia, 2015-2017

2015/2016 2016/2017 2017/2018


Uraian
∑guru ∑murid Rasio* ∑guru ∑murid Rasio* ∑guru ∑murid Rasio*

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-119│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Maluku 11,837 161,875 731.24 9,840 155,628 632.28 9,247 158,315 584.09
Utara
Indonesia 1,795,613 25,885,053 693.69 1,586,127 25,618,078 619.14 1,485,602 25,486,506 582.90
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018 dan *) Data olahan

Tinjauan rasio guru terhadap murid SD menurut kabupaten/kota mengacu


pada data Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2017. Kalkulasi data ini
mengindikasikan bahwa Kabupaten Halmahera Barat, Tidore Kepulauan, Halmahera
Tengah, Kepulauan Sula, Halmahera Timur dan Pulau Morotai memiliki rasio per
satuan guru terhadap murid dibawah capaian rata-rata Provinsi Maluku Utara,
sedangkan Halmahera Selatan, Pulau Taliabu, Halmahera Utara dan Ternate masih
diatas capaian rata-rata Provinsi Maluku Utara. Data juga menunjukkan bahwa
Halmahera Selatan memiliki rasio tertinggi sedangkan Halmahera Barat yang
terendah.
Sementera itu, rasio guru terhadap murid MI menurut kabupaten/kota
mengindikasikan bahwa Kabupaten Halmahera Timur, Tidore Kepulauan,
Halmahera Barat dan Halmahera Tengah memiliki rasio per satuan guru terhadap
murid dibawah capaian rata-rata Provinsi Maluku Utara, sedangkan Kepulauan Sula,
Halmahera Selatan, Ternate, Halmahera Utara dan Pulau Morotai masih diatas
capaian rata-rata Provinsi Maluku Utara. Pulau Taliabu merupakan daerah yang
belum memiliki MI. Data juga menunjukkan bahwa Kepulauan Sula memiliki rasio
tertinggi sedangkan Halmahera Timur yang terendah. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-38. Rasio guru terhadap murid SD/MI menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Maluku Utara, 2016

Rasio Guru terhadap Murid SD/MI Tahun 2016


SD MI
Kab/Kota/Provinsi Guru murid Rasio per Rasio Guru Murid Rasio per Rasio
10.000 per 10.000 per
murid* satuan murid* satuan
Halmahera Barat 1,38 15,538 892.0 11.21 80 788 1,015. 9.85
6 2
Halmahera Tengah 617 7,384 835.6 11.97 41 443 925.5 10.80
Kepulauan Sula 868 11,595 748.6 13.36 96 1,576 609.1 16.42
Halmahera Selatan 1,90 37,461 508.8 19.65 193 2,744 703.4 14.22
6
Halmahera Utara 1,19 21,241 563.5 17.75 199 2,521 789.4 12.67
7
Halmahera Timur 754 11,233 671.2 14.90 48 216 2,222. 4.50
2
Pulau Morotai 600 9,086 660.4 15.14 149 1,741 855.8 11.68
Pulau Taliabu 410 7,806 525.2 19.04 - - - -
Ternate 1,23 19,504 631.7 15.83 134 1,732 773.7 12.93
2
Tidore Kepulauan 1,00 11,252 890.5 11.23 204 1,529 1,334. 7.50
2 2
Maluku Utara 9,97 152,10 655.6 15.25 1,14 13,29 860.8 11.62
2 0 4 0
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2017. BPS Provinsi Maluku Utara, 2017 dan *)Data Olahan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-120│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sementara itu, rasio ideal untuk SMP/MTs adalah setiap SMP/MTs tersedia 1
(satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran dan untuk daerah khusus tersedia satu
orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran. Rasio guru-murid SMP di Provinsi
Maluku Utara sampai dengan tahun 2017/2018 telah mencapai 770,9guru per 10.000
murid pendidikan dasar SMP, atau setara dengan rasio guru-murid di SMP sebesar
1:13, masih sedikit lebih baik dibanding Indonesia yang sebesar 620,3guru per
10.000 murid pendidikan dasar SMP, atau setara 1:16. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.3-39. Rasio guru terhadap murid Sekolah Menengah Pertama (SMP) Provinsi
Maluku Utara dan Indonesia, 2015-2017

2015/2016 2016/2017 2017/2018


Uraian
∑guru ∑murid Rasio* ∑guru ∑murid Rasio ∑guru ∑murid Rasio*
Maluku Utara 5,427 58,890 921,5 4,684 59,251 790,5 4,741 61,503 770,9
Indonesia 681,422 10,040,277 678,7 622,781 10,145,416 613,9 628,052 10,125,724 620,3
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018 dan *) Data olahan

Tinjauan rasio guru terhadap murid SMP menurut kabupaten/kota mengacu


pada data Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2017. Kalkulasi data ini
mengindikasikan bahwa Kabupaten Halmahera Utara, Halmahera Selatan, Pulau
Taliabu dan Ternate memiliki rasio per satuan guru terhadap murid diatas capaian
rata-rata Provinsi Maluku Utara, sedangkan Halmahera Barat, Halmahera Tengah,
Kepulauan Sula, Halmahera Timur, Pulau Morotai dan Tidore Kepulauan masih
diatas capaian rata-rata Provinsi Maluku Utara. Data juga menunjukkan bahwa
Halmahera Utara memiliki rasio tertinggi sedangkan Halmahera Tengah yang
terendah.
Sementera itu, rasio guru terhadap murid MTs menurut kabupaten/kota
mengindikasikan bahwa Kabupaten Halmahera Barat, Halmahera Timur, Tidore
Kepulauan, Halmahera Tengah, Ternate, dan Halmahera Utara memiliki rasio per
satuan guru terhadap murid dibawah capaian rata-rata Provinsi Maluku Utara,
sedangkan Kepulauan Sula, Pulau Morotai dan Halmahera Selatan yang masih diatas
capaian rata-rata Provinsi Maluku Utara. Pulau Taliabu merupakan daerah yang
belum memiliki MTs. Data juga menunjukkan bahwa Kepulauan Sula memiliki
rasio tertinggi sedangkan Halmahera Barat yang terendah. Informasi selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-40. Rasio guru terhadap murid SMP/MTs menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Maluku Utara, 2016

Rasio Guru terhadap Murid SMP/MTs Tahun 2016


SMP MTs
Kab/Kota/Provinsi Guru murid Rasio per Rasio Guru Murid Rasio per Rasio
10.000 per 10.000 per
murid* satuan murid* satuan
Halmahera Barat 497 5,819 854.1 11.71 131 684 1,915. 5.22
2
Halmahera Tengah 255 2,245 1,135. 8.80 89 586 1,518. 6.58
9 8

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-121│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Kepulauan Sula 489 5,053 967.7 10.33 226 2,189 1,032. 9.69
4
Halmahera Selatan 851 11,069 768.8 13.01 339 2,657 1,275. 7.84
9
Halmahera Utara 520 8,246 630.6 15.86 263 1,900 1,384. 7.22
2
Halmahera Timur 385 4,190 918.9 10.88 157 919 1,708. 5.85
4
Pulau Morotai 279 3,076 907.0 11.03 125 1,164 1.073. 9.31
9
Pulau Taliabu 263 3,302 796.5 12.56 0 0 0 0
Ternate 694 8,667 800.7 12.49 198 1,378 1,436. 6.96
9
Tidore Kepulauan 480 4,281 1,121. 8.92 259 1,553 1,667. 6.00
2 7
Maluku Utara 4,71 55,948 842.4 11.87 1,78 13,03 1,371. 7.29
3 7 0 5
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2017. BPS Provinsi Maluku Utara, 2017 dan *)Data Olahan

 Rasio guru terhadap murid sekolah pendidikan menengah


Perbandingan jumlah guru sekolah pendidikan menengah (SMA/SMK/MA) terhadap 10,000
jumlah murid sekolah pendidikan menengah.
Rasio guru-murid merupakan indikator mutu input pendidikan, karena dengan
rasio guru-murid yang baik dapat diharapkan proses pendidikan berjalan baik pula.
Idealnya perbandingan antara murid dan guru tidak terlalu besar, sehingga jumlah
siswa dalam setiap rombongan belajar tidak terlalu besar dan beban jam mengajar
guru juga tidak terlalu banyak. Sampai dengan tahun 2017/2018, rasio guru-murid
SMA telah mencapai 739,8guru per 10.000 murid pendidikan menengah SMA, atau
setara dengan rasio guru-murid di SMA sebesar 1:14. masih sedikit lebih baik
dibanding Indonesia yang sebesar 643,3guru per 10.000 murid pendidikan menengah
SMA, atau setara 1:16.
Tabel 2.3-41. Rasio guru terhadap murid Sekolah Menengah Atas (SMA) Provinsi
Maluku Utara dan Indonesia, 2015-2017

2015/2016 2016/2017 2017/2018


Uraian
∑guru ∑murid Rasio ∑guru ∑murid Rasio ∑guru ∑murid Rasio
Maluku 2,743 32,041 856. 2,799 36,314 770. 2,828 38,227 739.
Utara 1 8 8
Indonesia 295,912 4,312,407 686.2 294,872 4,659,542 632.8 307,751 4,783,645 643.3
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018 dan *) Data olahan

Sementara itu, sampai dengan tahun 2017/2018 rasio guru-murid SMK di


Provinsi Maluku Utara telah mencapai 972,1guru per 10.000 murid pendidikan
menengah SMK, atau setara dengan rasio guru-murid di SMK sebesar 1:10, lebih
baik dibanding Indonesia yang sebesar 595,9guru per 10.000 murid pendidikan
menengah SMK, atau setara 1:17.
Tabel 2.3-42. Rasio guru terhadap murid Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Provinsi

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-122│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Maluku Utara dan Indonesia, 2015-2017


2015/2016 2016/2017 2017/2018
Uraian
∑guru ∑murid Rasio ∑guru ∑murid Rasio ∑guru ∑murid Rasio
Maluku 1,568 14,735 1,064. 1,601 16,116 993. 1,623 16,696 972.
Utara 1 4 1
Indonesia 273,353 4,334,987 630.6 276,099 4,682,913 589.6 292,212 4,904,031 595.9
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018 dan *) Data olahan

Tinjauan rasio guru terhadap murid SMA menurut kabupaten/kota mengacu


pada data Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2017. Kalkulasi data ini
mengindikasikan bahwa Kabupaten Pulau Morotai, Halmahera Tengah, Tidore
Kepulauan dan Halmahera Timur memiliki rasio per satuan guru terhadap murid
dibawah capaian rata-rata Provinsi Maluku Utara, sedangkan Kepulauan Sula,
Halmahera Utara, Pulau Taliabu, Ternate, Halmahera Selatan dan Halmahera Barat
masih diatas capaian rata-rata Provinsi Maluku Utara. Data juga menunjukkan
bahwa Kepulauan Sula memiliki rasio tertinggi sedangkan Pulau Morotai yang
terendah.
Adapun kalkulasi data rasio guru terhadap murid SMK mengindikasikan
bahwa Kabupaten Halmahera Utara, Kepulauan Sula, Pulau Morotai dan Ternate
memiliki rasio per satuan guru terhadap murid diatas capaian rata-rata Provinsi
Maluku Utara, sedangkan Tidore Kepulauan, Halmahera Selatan, Halmahera Timur,
Halmahera Tengah, Halmahera Barat dan Pulau Taliabu telah dibawah capaian rata-
rata Provinsi Maluku Utara. Data juga menunjukkan bahwa Halmahera Utara
memiliki rasio tertinggi sedangkan Tidore Kepulauan yang terendah.
Sementara itu, kalkulasi data rasio guru terhadap murid MA mengindikasikan
bahwa Kabupaten Pulau Morotai, Kepulauan Sula, Halmahera Timur, Halmahera
Selatan, Halmahera Utara dan Ternate memiliki rasio per satuan guru terhadap murid
diatas capaian rata-rata Provinsi Maluku Utara, sedangkan Halmahera Tengah,
Tidore Kepulauan, dan Halmahera Barat telah dibawah capaian rata-rata Provinsi
Maluku Utara. Pulau Taliabu merupakan daerah yang belum memiliki MA. Data
juga menunjukkan bahwa Pulau Morotai memiliki rasio tertinggi sedangkan
Halmahera Tengah yang terendah. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.
Tabel 2.3-43. Rasio guru terhadap murid SMA/SMK/MA menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Maluku Utara, 2016

Rasio Guru terhadap Murid SMA/SMK/MA Tahun 2016


SMA SMK MA
Kab-Kota/Provinsi Guru murid Rasio per Guru Murid Rasio Guru Murid Rasio
satuan per per
satuan satuan
Halmahera Barat 271 3,489 12.87 150 1,180 7.86 62 366 5.90
Halmahera Tengah 145 1,303 8.98 123 917 7.45 68 206 3.03
Kepulauan Sula 174 2,851 16.38 178 1,966 11.04 121 1,001 8.27
Halmahera Selatan 593 7,645 12.89 229 1,612 7.03 207 1,431 6.91
Halmahera Utara 326 5,050 15.49 222 3,137 14.13 133 917 6.89
Halmahera Timur 197 2,290 11.62 86 701 8.15 64 466 7.28

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-123│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Pulau Morotai 161 1,372 8.52 47 496 10.55 72 647 8.99


Pulau Taliabu 104 1,364 13.11 76 672 8.84 0 0 0
Ternate 495 6,450 13.02 319 3,159 9.90 130 879 6.76
Tidore Kepulauan 312 2,907 9.31 190 1,227 6.45 163 944 5.79
Maluku Utara 2,77 34,72 12.49 1,620 15,06 9.30 1,02 6,857 6.72
8 1 7 0
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2017. BPS Provinsi Maluku Utara, 2017 dan *)Data Olahan

 Rasio Guru/Murid per kelas rata-rata pendidikan dasar


Perbandingan jumlah guru sekolah pendidikan dasar per kelas terhadap perseribu jumlah
murid pendidikan dasar
Merupakan indikator untuk mengukur perbandingan antara jumlah guru per
kelas dengan jumlah murid menurut jenjang pendidikan dasar. Rasio guru/murid per
kelas rata-rata pendidikan dasar pada tahun 2015/2016-2017/2018 di provinsi
Maluku Utara cenderung konstan di angka 0,001. Artinya pada setiap perseribu
jumlah murid pada sekolah pendidikan dasar terdapat 0.01 guru per kelas rata-rata.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-44. Rasio guru/murid per kelas rata-rata pendidikan dasar di Provinsi
Maluku Utara, 2015/2016-2017/2018

2015/2016 2016/2017 2017/2018


Uraian Dikdas Dikdas
SD SMP SD SMP SD SMP Dikdas*
* *
Maluku Utara
∑guru 11,837 5,427 17,264 9,840 4,684 14,524 9,247 4,741 13,988
161,87 58,89 220,76 155,62 59,25 214,87 158,31 61,50
∑murid 219,818
5 0 5 8 1 9 5 3
∑kelas 7,798 2,310 10,108 7,701 2,346 10,047 8,085 2,548 10,633
Rasio* 0.002 0.002 0.002 0.001 0.002 0.001 0.001 0.002 0.001
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018 dan *) Data olahan

 Rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata


Perbandingan jumlah guru sekolah pendidikan menengah per kelas terhadap persepuluh
ribu jumlah murid pendidikan menengah
Merupakan indikator untuk mengukur perbandingan antara jumlah guru per
kelas dengan jumlah murid menurut jenjang pendidikan menengah. Rasio
guru/murid per kelas rata-rata pendidikan menengah pada tahun 2015/2016-
2017/2018 di provinsi Maluku Utara cenderung konstan di angka 0,0002. Artinya
pada setiap persepuluhribu jumlah murid pada sekolah pendidikan menengah
terdapat 0.0002 guru per kelas rata-rata. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-45. Rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata pendidikan menengah di
Provinsi Maluku Utara, 2015/2016-2017/2018

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-124│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2015/2016 2016/2017 2017/2018


Uraian
SMA SMK Dikmen SMA SMK Dikmen SMA SMK Dikmen
Maluku Utara
∑guru 2,743 1,568 4,311 2,799 1,601 4,400 2,828 1,623 4,451
32,041 14,73 36,314 16,11 38,227 16,69
∑murid 46,776 52,430 54,923
5 6 6
∑kelas 1,260 669 1,929 1,342 738 2,080 1,456 813 2,269
0.0002 0.000 0.0002 0.0002 0.000 0.0002 0.0002 0.000 0.0002
Rasio*
2 2 2
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018 dan *) Data olahan

 Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan sekolah dasar


adalah banyaknya murid kelas 1 yang berhasil menamatkan pendidikannya
(banyaknya lulusan) di tingkat sekolah dasar pada tahun tertentu terhadap jumlah
banyaknya penduduk usia 12tahun, dinyatakan dalam persentase.

Indikator ini digunakan untuk memonitor cakupan pendidikan dan kemajuan


murid untuk mencapai kelulusannya di tingkat sekolah dasar tanpa memperhatikan
apakah pernah mengulang di suatu kelas. Sampai dengan tahun 2017, proporsi
murid kelas 1 yang berhasil menamatkan sekolah dasar telah mencapai 99,6persen
terhadap penduduk usia 12 tahun di Provinsi Maluku Utara. Artinya, dari
100penduduk usia 12 tahun terdapat 99orang yang telah berhasil menamatkan
sekolah dasar. Capaian ini pada dua tahun sebelumnya telah mencapai 100persen.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.3-46. Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan sekolah dasar
Provinsi Maluku Utara, 2015-2017

Tahun
Jenjang pendidikan
2015/2016 2016/2017 2017/2018
SD
banyaknya lulusan 26,908 25,577 25,568
∑penduduk usia 12 tahun* 24,342 24,889 25,664
persentase** 110.5 102.8 99.6
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2014/2015-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018 dan *) BPS Maluku Utara. 2017. **)Data olahan

 Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun, perempuan dan


laki-laki

Perbandingan jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang bisa membaca dan menulis
huruf latin dan lainnya dengan jumlah penduduk usia 15-24 tahun.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-125│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

AMH merefleksikan outcome pendidikan dasar sejak 10 tahun terakhir


sebagai ukuran efektifnya sistem pendidikan dasar. Indikator ini kerap dilihat
sebagai proksi untuk mengukur kemajuan pembangunan sosial dan ekonomi. AMH
secara nasional tahun 2017 yang terbaca melalui persentase penduduk berumur 15-24
tahun di daerah perkotaan dan perdesaan menurut jenis kelamin di provinsi dan
kemampuan membaca dan menulis adalah sebesar 99,48persen, sama dengan capaian
tahun sebelumnya. Sementara itu, cakupan ini di Provinsi Maluku Utara sudah lebih
besar dari capaian Indonesia yakni 99,71persen, meningkat dibanding capaian tahun
2016 yang sebesar 99,50persen.
Meskipun demikian, perkembangan angka melek huruf menurut jenis
kelamin sejak 2015-2017 cenderung berfluktuatif. Dengan cakupan laki-laki masih
memiliki kemampuan membaca dan menulis lebih besar dibanding perempuan.
Informasiselengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-47. Angka Melek huruf penduduk berumur 15-24 tahun ke atas menurut
jenis kelamin di provinsi Maluku Utara, Tahun 2015-2017

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


2015 2016 2017
Fokus Kesejahteraan Sosial
Angka melek huruf (AMH) 99.73 99.50 99.71
1 laki-laki 99.83 99.32 99,84
2 Perempuan 99.63 99.70 99.57
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Maluku Utara 201502017. BPS Provinsi Maluku Utara, 2015-2017

Pada tahun 2017, disparitas angka melek huruf antara laki-laki dan
perempuan menurut kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara berkisar antara
0,16persen sampai dengan 0,43persen, dimana terdapat penduduk laki-laki berumur
15-24 tahun yang lebih banyak melek huruf (berkemampuan membaca dan menulis
huruf latin) dibandingkan dengan penduduk perempuan. Kabupaten Halmahera
Selatan, Halmahera Utara, Pulau Taliabu dan Tidore Kepulauan merupakan daerah
cakupan melek hurufnya telah 100persen, sedangkan yang terendah Halmahera
Tengah (98,13persen). Terdapat 5 (lima) kabupaten/kota yang memiliki AMH
(kemampuan membaca dan menulis huruf latin) diatas capaian rata-rata Provinsi,
yakni Halmahera Selatan, Halmahera Utara, Pulau Taliabu, Tidore Kepulauan dan
Halmahera Barat, sedangkan lainnya masih dibawah.
Tabel 2.3-48. Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun, perempuan dan laki-laki
di Daerah Perkotaan dan Perdesaan, Tahun 2016-2017

kemampuan membaca dan menulis huruf latin


No Kab/Kota/Provinsi 2016 2017
Laki-laki Perempuan L+P laki-laki perempuan L+P
1. Halmahera Barat 100.00 100.00 100.00 100.00 99.83 99.92
2. Halmahera Tengah 100.00 100.00 100.00 98.63 97.59 98.14
3. Kepulauan Sula 98.40 98.84 98.60 100.00 99.17 99.59
4. Halmahera Selatan 100.00 99.14 99.59 100.00 100.00 100.00
5. Halmahera Utara 97.00 100.00 98,43 100.00 100.00 100.00
6. Halmahera Timur 100.00 99.67 99.85 99.33 98.61 99.03
7. Pulau Morotai 100.00 100.00 100.00 99.12 99.31 99.21

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-126│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

8. Pulau Taliabu 100.00 99.45 99.72 100.00 100.00 100.00


9. Ternate 99.74 100.00 99,87 100.00 99.38 99.68
10. Tidore Kepulauan 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Maluku Utara 99.32 99.70 99.50 99.84 99.57 99.71
Indonesia 99.52 99.44 99.48 99.47 99.49 99.48
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Maluku Utara 2017. BPS Provinsi Maluku Utara, 2017 dan Statistik Kesejahteraan Rakyat 2017. BPS. 2017

 Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf (tidak buta


aksara)
Perbandingan jumlah penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf terhadap jumlah
seluruh penduduk yang berusia > 15 tahun, dinyatakan dalam persen
Angka melek huruf menunjukkan kemampuan penduduk dalam menyerap
informasi dari berbagai media dan menunjukan kemampuan untuk berkomunikasi
secara lisan dan tulisan. AMH Provinsi Maluku Utara tahun 2017 yang terbaca
melalui persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas dan kemampuan membaca
dan menulis adalah sebesar 98,68persen. Kondisi ini terus meningkat dari tahun ke
tahun, peningkatan tahun 2017 sebesar 1,23persen dari tahun 2013. Cakupan di
Provinsi Maluku Utara sudah lebih besar dari capaian Indonesia yakni 95,92persen.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-49. Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas provinsi Maluku Utara,
Tahun 2013-2017

ASPEK KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT 2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Kesejahteraan Sosial
1 Angka melek huruf (AMH)
Maluku Utara 97.45 98.36 98.49 98.67 98.68
Indonesia* 93.92 95.12 95.22 95.38 95.92
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, 2018 dan *) Sumber: BPS RI - Susenas, 2009-2017

 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV


Jumlah guru berijasah kualifikasi S1/D-IV terhadap jumlah Guru SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA
Guru mempunyai peran strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan,
sehingga diperlukan kelayakan untuk mengajar pada jenis dan jenjang pendidikan
tertentu. Kelayakan mengajar guru, dapat dilihat berdasarkan kualifikasi pendidikan
dan kesesuaian mengajar dengan latar belakang pendidikannya. Data tahun
2016/2017 dan 2017/2018 menunjukkan bahwa hampir semua jenjang pendidikan
memiliki guru dengan tingkat kualifikasi pendidikan ≥S1 lebih besar dibanding
dengan <S1. Demikian pula dengan trend perkembangannya, semua jenjang
pendidikan menunjukkan peningkatan, kecuali SMA yang sedikit menurun yakni
dari 95,39persen menjadi 95,33persen. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel berikut ini.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-127│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.3-50. Kualifikasi Guru S1/D-IV Provinsi Maluku Utara, 2016-2017

kualifikasi guru S1
Jenjang
2016/2017 2017/2018
pendidikan
<S1 ≥S1 total %<S1 %≥S1 <S1 ≥S1 total %<S1 %≥S1
SD 4,846 4,994 9,840 49.25 50.75 4,187 5,060 9,247 45.28 54.72
SMP 710 3,974 4,684 15.16 84.84 658 4,083 4,741 13.88 86.12
SMA 129 2,670 2,799 4.61 95.39 132 2,696 2,828 4.67 95.33
SMK 156 1,445 1,601 9.74 90.26 149 1,474 1,623 9.18 90.82
Sumber : Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2016/2017-2017/2018. Kemendikbud RI. 2018.

2.2.2.1.2. Kesehatan

Investasi pada sektor kesehatan menggambarkan komitmen serius


pemerintah provinsi Maluku Utara dalam memastikan kesehatan warganya.
Investasi ini bisa berupa pusat layanan kesehatan, biaya kesehatan yang terjangkau,
penguatan kapasitas SDM kesehatan, serta infrastruktur untuk mengakses layanan
kesehatan, hingga pada implementasi cakupan kesehatan menyeluruh (universal
health coverage). Oleh karena, rendahnya kualitas layanan kesehatan akan
menurunkan kualitas hidup manusia, yang pada gilirannya akan berdampak buruk
pada kinerja pembangunan. Beberapa capaian kinerja kesehatan yang menjadi
indikator pembangunan di Provinsi Maluku Utara, seperti terurai berikut ini.

 Angka kematian bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup

Angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi usia 0 tahun dari setiap 1000
kelahiran hidup pada tahun tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas
bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun (dinyatakan dengan
per seribu kelahiran hidup).
Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting untuk
mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Kemajuan yang
dicapai dalam bidang pencegahan dan pemberantasan berbagai penyakit penyebab
kematian akan tercermin secara jelas dengan menurunnya tingkat AKB. Dengan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-128│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

demikian angka kematian bayi merupakan tolok ukur yang sensitif dari semua upaya
intervensi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang kesehatan. Oleh
karena itu, AKB seringkali dikaitkan dengan tingkat kesejahteraan penduduk disuatu
wilayah. Target RPJMD mengisyaratkan bahwa AKB berada di kisaran 10 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2019. Sementara itu, AKB di Provinsi Maluku Utara
berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara ternyata masih
menunjukkan jumlah yang cukup tinggi, yakni pada angka 16 per 1.000 kelahiran
hidup di tahun 2017. Trend AKB dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.3-51. Angka Kematian Bayi Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Angka Kematian bayi (AKB) per 1000 kelahiran
hidup 15 15 17 14 16
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

 Angka kematian balita per 1000 kelahiran hidup

Probabilitas bayi meninggal antara kelahiran hingga usia lima tahun per
1.000 kelahiran hidup
Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan
merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan anak-anak bertempat tinggal
termasuk pemeliharaan kesehatannya. AKBA kerap dipakai untuk mengidentifikasi
kesulitan ekonomi penduduk. Angka Kematian Balita dari tahun 2013-2017
berfluktuatif dan berada dikisaran 2 hingga 4 per 1.000 kelahiran hidup selama
periode ini. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-52. Angka Kematian Balita di Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Angka kematian Balita per 1000 kelahiran hidup 2 3 2 4 2
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

 Angka kematian neonatal per 1000 kelahiran hidup

Probabilitas bayi meninggal antara kelahiran hingga usia duapuluh delapan


hari per 1.000 kelahiran hidup
Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari. Pada
masa tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim
dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga usia kurang

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-129│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan
paling tinggi, berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa penanganan
yang tepat, bisa berakibat fatal.
Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara (2017) telah melaporkan bahwa
kematian Bayi ini di Provinsi Maluku Utara disebabkan oleh dua kategori faktor
yakni : pertama, penyebab kematian Neonatal (0-28 hari); dan kedua, Postneonatal
(29 hari-11 bulan). Adapun penyebab kematian neonatal didominasi oleh BBLR,
asfiksia, kelainan bawaan, sepsis, tetanus neonaturum dan faktor lain-lain.
Sedangkan penyebab kematian postneonatal didominasi oleh Diare, Pneumonia,
kelainan saluran cerna dan faktor lain-lain. Cakupan angka kematian neonatal dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-53. Angka Kematian Bayi Neonatal Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-
2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Angka kematian Neonatal per 10.000 kelahiran hidup 11 11,3 13 9,1 13
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

 Angka kematian ibu per 100.0000 kelahiran hidup (AKI)

Jumlah ibu yang meninggal setiap tahun karena penyebab yang terkait dengan
kehamilan pada saat ibu hamil atau 42 hari setelah kehamilan,
per 100.000 kelahiran hidup
AKI merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan
aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Target RPJMD Provinsi Maluku Utara
mengisyaratkan capaian di kisaran 160 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2019. Sementara itu, Angka Kematian Ibu di Provinsi Maluku Utara
berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara ternyata masih
menunjukkan jumlah yang cukup tinggi, yakni pada angka 382per 100.000 kelahiran
hidup di tahun 2017. Padahal sejak 2014 cakupan ini sebenarnya telah menurun
hingga 229 per100.000 kelahiran hidup, akan tetapi, pada tiga tahun terakhir AKI
kembali meningkat. Kecenderungan AKI Maluku Utara tahun 2013-2017 dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-54. Angka Kematian Ibu di Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran
hidup 242 229 297 441 382
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-130│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Adapun AKI kabupaten/kota menunjukkan bahwa Ternate dan Pulau


Morotai telah berada pada level yang diinginkan RPJMD sebagai kondisi yang harus
dicapai pada 2019 (on track) yakni masing-masing sebesar 121 per 100.000
kelahiran hidup dan 130 per 100.000 kelahiran hidup telah dicapai pada tahun 2016.
Sementara itu, Kepulauan Sula, Halmahera Selatan, Halmahera Tengah dan Tidore
Kepulauan menempati 4 (empat) besar, sebagai daerah yang mengalami AKI
tertinggi di Provinsi Maluku Utara pada Tahun 2016, sebagaimana terlihat pada
gambar berikut.
Gambar 2.26. Angka Kematian Ibu (per 100.000 Kelahiran Hidup) menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2016

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara, 2017, Bidang Kesehatan Masyarakat.

 Rasio posyandu per satuan balita

Jumlah posyandu terhadap per seribu jumlah balita


Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM) yang berfungsi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat
dalam alih infomasi dan ketrampilan dari petugas kepada masyarakat dan sesama
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang diantaranya
mencakup kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), imunisasi, gizi
dan penanggulangan diare. Di Provinsi Maluku Utara, sampai dengan tahun 2017,
rasio posyandu terhadap per seribu balita telah mencapai 11,2persen atau setara
dengan 1:100. Artinya, dari 1000penduduk balita (0-4tahun) terdapat 11posyandu
atau setara dengan 1:89. Rasio ideal posyandu terhadap jumlah balita menurut
Kementerian Kesehatan adalah 1:100. Dengan demikian, kecenderungan arah
perkembangan cakupan ini sejak tahun 2014-2016 senantiasa masih berada dalam
tuntutan ideal. Informasi selengkapnya dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.3-55. Rasio posyandu per satuan balita Provinsi Maluku Utara Tahun 2014-
2017

Tahun
Uraian
2014 2015 2016 2017
Maluku Utara

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-131│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

∑Posyandu 1,391 1,514 1,545 1,495


∑Balita (0-4tahun)* 139,678 137,576 138,071 138,490
Rasio posyandu perseribu balita** 10 11 11,2 10,8
Rasio posyandu per satuan balita** 100 91 89 93
Sumber : Buku Saku Statistik Provinsi Maluku Utara 2017. BPS Maluku Utara. 2017 dan Maluku Utara Dalam Angka 2018, serta *)Profil
Kesehatan Indonesia 2014-2017. Kemenkes RI. dan **) Data olahan

 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk

Jumlah puskesmas, poliklinik, pustu terhadap per seribu jumlah penduduk

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas). Pada kondisi
tertentu dan bila memungkinkan dapat dipertimbangkan puskesmas dapat
memberikan pelayanan rawat inap sebagai rujukan antara sebelum dirujuk ke rumah
Sakit. Di Provinsi Maluku Utara, sampai dengan tahun 2017, rasio puskesmas
terhadap jumlah penduduk sebesar 1 : 8,577. Akan halnya dengan Poliklinik yang
jumlahnya sangat minim bahkan cenderung stagnan, serta Polindes yang cakupannya
juga masih terbatas 1 : 387,448. Kondisi ini tentunya menuntut perhatian dalam
upaya mendekatkan akses layanan kesehatan terhadap masyarakat. Informasi
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-56. Rasio puskesmas, poliklinik per satuan penduduk Provinsi Maluku
Utara Tahun 2014-2016

Tahun
Uraian
2014 2015 2016 2017
Maluku Utara
∑Puskesmas 131 132 134 141
∑Poliklinik 3 3 3 3
∑Polindes 272 449 419 285
1,138,66 1,185,91 1,209,34
∑Penduduk 1,162,345
7 2 2
Rasio puskesmas terhadap penduduk* 8,692 8,806 8,850 8,577
Rasio poliklinik terhadap penduduk* 379,556 387,448 395,304 403,114
Rasio polindes terhadap penduduk* 4,186 2,589 2,830 4,243
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2018. BPS Maluku Utara. 2018. dan *) Data olahan

Pada tahun 2017, disparitas rasio puskesmas terhadap penduduk di Provinsi


Maluku Utara berkisar antara 1 : 4,801 sampai dengan 1 : 20,283, terendah di
Halmahera Tengah dan tertinggi di Ternate. Terkait klinik/balai kesehatan, ternyata
hanya terdapat di Ternate dengan cakupan 1 : 74,370. Sementara rasio Polindes
terhadap penduduk berkisar antara 1 : 2,602 sampai dengan 1 : 17,604, terendah di

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-132│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Halmahera Barat dan tertinggi di Halmahera Tengah.


Tabel 2.3-57. Rasio puskesmas, poliklinik per satuan penduduk Provinsi Maluku
Utara Tahun 2017

Rasio Klinik/ Balai


Rasio Polindes per
Rasio Puskesmas per penduduk Kesehatan per
KAB/KOTA penduduk
penduduk
∑puskesmas ∑ penduduk Rasio ∑Klinik Rasio ∑Polindes Rasio
Halmahera Barat 14 114,502 8,179 - - 44 2,602
Halmahera Tengah 11 52,813 4,801 - - 3 17,604
Kepulauan Sula 17 91,196 5,364 - - 12 7,600
Halmahera Selatan 32 227,280 7,103 - - 120 1,894
Halmahera Utara 19 187,104 9,848 - - 40 4,678
Halmahera Timur 16 90,070 5,629 - - 17 5,298
Pulau Morotai 7 64,001 9,143 - - - -
Pulau Taliabu 8 51,928 6,491 - - 8 6,491
Ternate 11 223,111 20,283 3 74,370 15 14,874
Tidore Kepulauan 10 99,337 9,934 - - 26 3,821
Maluku Utara 141 1,209,342 8,577 3 403,114 285 4,243
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara (Prov. Maluku Utara Dalam Angka, BPS, 2016)

 Rasio rumah sakit per satuan penduduk.

Perbandingan jumlah rumah sakit terhadap jumlah penduduk


Rumah sakit mempunyai fungsi yang sangat vital. Fungsi rumah sakit adalah
sebagai tempat pelayanan medis terpadu. Menurut Undang-Undang (UU) Republik
Indonesia No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit didefinisikan
sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Di Provinsi Maluku Utara, sampai dengan tahun 2017, rasio
rumah sakit terhadap jumlah penduduk sebesar 1 : 57,588. Rasio ini agak fluktuatif
sejak tiga tahun terakhir. Kondisi ini tentunya menuntut perhatian dalam upaya
mendekatkan akses layanan kesehatan terhadap masyarakat. Informasi selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.3-58. Rasio rumah sakit persatuan penduduk Provinsi Maluku Utara Tahun
2014-2016
Tahun
Uraian
2014 2015 2016 2017
Maluku Utara
∑Rumah Sakit 21 17 21 21
1,162,34 1,185,91 1,209,34
∑Penduduk 1,138,667
5 2 2
Rasio rumah sakit terhadap penduduk* 54,222 68,373 56,472 57,588
Sumber : Buku Saku Statistik Provinsi Maluku Utara 2017. BPS Maluku Utara. 2017. dan *) Data olahan

Pada tahun 2017, disparitas rasio rumah sakit terhadap penduduk di Provinsi

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-133│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Maluku Utara berkisar antara 1 : 32,001 sampai dengan 1 : 114,502, terendah di


Pulau Morotai dan tertinggi di Halmahera Barat. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.3-59. Rasio rumah sakit per satuan penduduk Provinsi Maluku Utara Tahun
2017

Rasio Rumah Sakit per penduduk


No. KAB/KOTA
∑Rumah Sakit ∑ penduduk Rasio*
1. Halmahera Barat 1 114,502 114,502
2. Halmahera Tengah 1 52,813 52,813
3. Kepulauan Sula 1 91,196 91,196
4. Halmahera Selatan 3 227,280 75,760
5. Halmahera Utara 2 187,104 93,552
6. Halmahera Timur 1 90,070 90,070
7. Pulau Morotai 2 64,001 32,001
8. Pulau Taliabu 1 51,928 51,928
9. Ternate 6 223,111 37,185
10. Tidore Kepulauan 3 99,337 33,112
Maluku Utara 21 1,209,342 57,588
Sumber: Maluku Utara Dalam Angka 2018, BPS, 2018. dan *) data olahan

 Rasio dokter per satuan penduduk

Perbandingan jumlah dokter terhadap perseribu jumlah penduduk


Rasio dokter terhadap jumlah penduduk di Provinsi Maluku Utara, sampai
dengan tahun 2017 sebesar 1 : 4,463. Rasio ini agak fluktuatif sejak tiga tahun
terakhir. Kondisi ini tentunya menuntut perhatian dalam upaya mendekatkan akses
layanan kesehatan terhadap masyarakat. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel berikut.

Tabel 2.3-60. Rasio Dokter terhadap per satuan penduduk Provinsi Maluku Utara
Tahun 2014-2017

Tahun
Uraian
2014 2015 2016 2017
Maluku Utara
∑Dokter 396 232 308 271
1,185,91
∑Penduduk 1,138,667 1,162,345 1,209,342
2
Rasio dokter terhadap penduduk* 2,875 5,010 3,850 4,463
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2015-2017. BPS Maluku Utara. Beberapa tahun. dan *) Data olahan

Disparitas rasio dokter terhadap penduduk menurut kabupaten/kota di

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-134│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Provinsi Maluku Utara pada Tahun 2017 berkisar antara 1 : 2,479 sampai dengan 1 :
12,982, terendah di Ternate dan tertinggi di Pulau Taliabu. Kabupaten/kota yang
cakupan rasio dokter terhadap penduduk berada diatas rasio provinsi Maluku Utara,
yakni Pulau Taliabu (1 : 12,982), Halmaera Selatan (1: 11,364), Halmahera Timur
(1: 6,928), Kepulauan Sula (1 : 5,700), Halmahera Utara (1 : 5,670), dan Pulau
Morotai (1 : 5,333). Informasi selengkapnya dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.3-61. Rasio Dokter terhadap per satuan penduduk menurut kabupaten/kota di
Provinsi Maluku Utara Tahun 2016-2017

Rasio Dokter per penduduk


Tahun 2016 Tahun 2017
Kabupaten/kota
Rasio ∑ Dokter
∑ Dokter ∑ penduduk ∑ penduduk Rasio*
*
Halmahera Barat 26 112,722 4,335 29 114,502 3,948
Halmahera Tengah 27 51,315 1,901 14 52,813 3,772
12,14 16 91,196
Kepulauan Sula 8 97,177
7 5,700
Halmahera Selatan 48 223,460 4,655 20 227,280 11,364
Halmahera Utara 26 183,596 7,061 33 187,104 5,670
Halmahera Timur 28 87,680 3,131 13 90,070 6,928
Pulau Morotai 18 62,412 3,467 12 64,001 5,333
17,10 4 51,928
Pulau Taliabu 3 51,316
5 12,982
Ternate 101 218,028 2,159 90 223,111 2,479
Tidore Kepulauan 23 98,206 4,270 40 99,337 2,483
Maluku Utara 308 1,185,912 3,850 271 1,209,342 4,463
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2017-2018. BPS Maluku Utara. 2017-2018. dan *) Data olahan

 Rasio tenaga medis per satuan penduduk

Perbandingan jumlah tenaga medis terhadap perseribu jumlah penduduk


Tenaga medis berdasarkan fungsi yaitu tenaga medis yang memberikan
pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai fungsinya. Rasio tenaga medis
terhadap jumlah penduduk di Provinsi Maluku Utara, sampai dengan tahun 2016
sebesar 1 : 283. Rasio ini agak fluktuatif sejak tiga tahun terakhir. Kondisi ini
tentunya menuntut perhatian dalam upaya mendekatkan akses layanan kesehatan
terhadap masyarakat.
Tabel 2.3-62. Rasio Tenaga Medis terhadap per satuan penduduk Provinsi Maluku
Utara Tahun 2014-2016
Tahun
Uraian
2014 2015 2016 2017
Maluku Utara
∑Tenaga Medis 3,996 2,530 4,197 3,369
∑Penduduk 1,138,66 1,162,34 1,185,91 1,209,34

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-135│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

7 5 2 2
Rasio Tenaga Medis terhadap 1000penduduk* 3.51 2.18 3.54 2.79
Rasio Tenaga Medis terhadap penduduk* 285 459 283 359
Sumber : Buku Saku Statistik Provinsi Maluku Utara 2017. BPS Maluku Utara. 2017. dan *) Data olahan

Disparitas rasio tenaga medis terhadap perseribu penduduk di Provinsi


Maluku Utara pada tahun 2017 berkisar antara 1 : 1.6 sampai dengan 1 : 5.0,
terendah di Pulau Taliabu dan tertinggi di Halmahera Tengah. Kabupaten/kota
dengan capaian rasio diatas Provinsi adalah Halmahera Tengah, Tidore Kepulauan,
Pulau Morotai, Halmahera Timur, Ternate dan Halmahera Barat. Sedangkan dengan
cakupan dibawah Provinsi adalah Pulau Taliabu, Halmahera Selatan, Halmahera
Utara dan Kepulauan Sula.
Tabel 2.3-63. Rasio Tenaga Medis terhadap per seribu penduduk menurut
kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2017

Rasio tenaga medis per seribu penduduk


Kabupaten/kota Tenaga Medis
Rasio
dokte perawa bida Farma ∑ penduduk
∑ *
r t n si
Halmahera Barat 29 141 118 45 333 114,502 2.9
Halmahera Tengah 14 159 65 25 263 52,813 5.0
Kepulauan Sula 16 151 54 28 249 91,196 2.7
Halmahera Selatan 20 233 140 22 415 227,280 1.8
Halmahera Utara 33 223 147 23 426 187,104 2.3
Halmahera Timur 13 182 87 32 314 90,070 3.5
Pulau Morotai 12 122 86 11 231 64,001 3.6
Pulau Taliabu 4 55 17 7 83 51,928 1.6
Ternate 90 344 204 43 681 223,111 3.1
Tidore Kepulauan 40 187 113 34 374 99,337 3.8
3,36
Maluku Utara 271 1,797 1,031 270 1,209,342 2.8
9
Sumber: Maluku Utara Dalam Angka 2018, BPS, 2018 dan *) data olahan

Sampai dengan tahun 2017, jumlah tenaga medis terbanyak yaitu perawat
sebanyak 1,797orang (53,34persen), bidan sebanyak 1,031orang (30,60persen),
dokter sebanyak 271orang (8,04persen) dan farmasi sebanyak 270orang
(8,01persen). Selain itu, terdapat sebanyak 681tenaga medis (20,21persen)
terkonsentrasi di Ternate, sedangkan terendah di Pulau Taliabu hanya 83tenaga
medis (2,46persen).

 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan
atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung, termasuk penyakit
menular dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-136│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi maka
dilakukan pelayanan/penanganan komplikasi kebidanan. pelayanan/penanganan
komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu hamil, bersalin, atau nifas untuk
memberikan perlindungan dan penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga
kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Keberhasilan
program ini dapat diukur melalui indikator cakupan penanganan komplikasi
kebidanan (Cakupan PK). Indikator ini mengukur kemampuan dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu (hamil,
bersalin, nifas) dengan komplikasi.
Capaian indikator penanganan komplikasi kebidanan di Provinsi Maluku
Utara memperlihatkan bahwa cakupan penanganan komplikasi kebidanan di Provinsi
Maluku Utara dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 cenderung meningkat,
meskipun sempat menurun pada tahun 2016. Capaian pada tahun 2013 sebesar
48persen meningkat menjadi 59persen pada tahun 2017. Informasi selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-64. Cakupan Komplikasi Maternal Ditangani di Provinsi Maluku Utara,
2013-2017

ASPEK PELAYANAN UMUM 201 201 201 201 201


LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR 3 4 5 6 7
KESEHATAN
Cakupan komplikasi kebidanan yang di tangani (%) 48 53 54 48 59
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

Sementara itu, gambaran capaian antar kabupaten/kota pada tahun 2016


menunjukkan Tidore Kepulauan memiliki persentase tertinggi, diikuti Ternate dan
Halmahera Barat. Sedangkan cakupan terendah terdapat di Pulau Taliabu. Pada
gambaran ini dapat diketahui adanya disparitas yang cukup tinggi antara
kabupaten/kota.
Tabel 2.3-65. Cakupan Komplikasi Maternal Ditangani menurut kabupaten/kota di
Provinsi Maluku Utara, 2015-2016

Komplikasi Maternal Ditangani (PK)


No. Kabupaten/Kota 2015 2016
Abs % Abs %
1 Ternate 831 85 743 77.3
2 Tidore Kepulauan 529 111 598 128.0
3 Halmahera Utara 689 71 240 25.2
4 Halmahera Barat 312 58 332 61.3
5 Halmehera Timur 35 7 14 2.8
6 Halmahera Tengah 135 44 169 55.9
7 Halmahera Selatan 627 51 640 49.5
8 Kepulauan Sula 18 4 44 8.5
9 Pulau Morotai 141 38 206 56.1
10 Pulau Taliabu 2 1 2 0.6
Provinsi Maluku Utara 3,319 54 2,988 48.0
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara, 2017.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-137│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Komplikasi yang tidak tertangani dapat menyebabkan kematian, namun


demikian sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila: 1) ibu segera
mencari pertolongan ke tenaga kesehatan; 2) tenaga kesehatan melakukan prosedur
penanganan yang sesuai, antara lain penggunaan partograf untuk memantau
perkembangan persalinan, dan pelaksanaan manajemen aktif kala III (MAK III)
untuk mencegah perdarahan pasca-salin; 3) tenaga kesehatan mampu melakukan
identifikasi dini komplikasi; 4) apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat
memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum
melakukan rujukan; 5) proses rujukan efektif; 6) pelayanan di RS yang cepat dan
tepatguna.

 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang


memiliki kompetensi kebidanan
Persentase jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu terhadap jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di
satu wilayahkerja dalam kurun waktu yang sama
Disparitas pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih antar daerah masih
merupakan masalah. Kota Ternate merupakan pemberi kontribusi terbesar Maluku
Utara pada tahun 2016, dengan cakupan tertinggi yakni 90,01persen, sedangkan
terendah sebesar 5,63persen di Kabupaten Pulau Taliabu. Provinsi Maluku sendiri
baru mencapai 69,48persen. Kondisi ini menuntut adanya pemerataan dalam
penempatan tenaga kesehatan terlatih disemua kabupaten/kota. Informasi
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-66. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan di Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
77 75 70 70 67
yang memiliki kompetensi kebidanan (%)
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

 Cakupan desa/kelurahan universal child immunization (UCI)

tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil,
wanita usia subur dan anak sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar lengkap pada bayi
meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 4 dosis hepatitis B, 1 dosis campak. Pada
ibu hamil dan wanita usia subur meliputi 2 dosis TT. Untuk anak sekolah tingkat dasar
rneliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak dan 2 dosis TT.
Indikator lain yang diukur untuk menilai keberhasilan pelaksanaan imunisasi
yaitu Universal Child Immunization (UCI) desa/kelurahan. Desa/kelurahan UCI

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-138│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana ≥ 80persen dari jumlah bayi (0-11
bulan) yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap.
Cakupan desa/kelurahan UCI di Provinsi Maluku Utara pada Tahun 2013 sebesar
73,2persen, meningkat menjadi sebesar 76,3persen pada tahun 2017. Meskipun
demikian cakupan UCI ini sempat mencapai 80,1persen pada tahun 2015.
Tabel 2.3-67. Cakupan Desa/Kelurahan UCI di Provinsi Maluku Utara 2013-2017.

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Cakupan desa / kelurahan universial child immunizatin
73.2 76.6 80.1 77 76.3
(UCI)
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan

Persentase jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan di
satu wilayah kerjapada kurun waktu tertentu terhadap jumlah seluruh balita gizi buruk yang
ditemukan di satuwilayah kerja dalam waktu yang sama
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan di Provinsi Maluku Utara
pada Tahun 2013 sebesar 99persen, menurun menjadi sebesar 85persen pada tahun
2017. Meskipun demikian cakupan UCI ini sempat mencapai 100persen pada tahun
2014. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-68. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan di Provinsi Maluku Utara 2013-
2017.

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 99 100 99.60 91 85
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

Upaya penanganan gizi buruk melalui perawatan telah dilakukan di semua


kabupaten/kota Provinsi Maluku Utara. Dari gambar berikut nampak bahwa sejak
2014-2015 semua kasus gizi buruk langsung semuanya ditangani dengan cakupan
100persen. namun kecenderungan positif ini ternyata tidak diikuti pada Tahun 2016,
dimana cakupan kinerjanya hanya pada 91persen. Hal ini ditandai dengan enam (6)
dari sepuluh (10) Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara belum memenuhi target
100persen, yakni Halmahera Barat, Tidore Kepulauan, Kepulauan Sula, Halmahera
Selatan, Halmahera Tengah dan Pulau Taliabu. Adapun 4 (empat) kabupaten/kota
yang telah memenuhi cakupan 100persen penanganan gizi buruk melalui perawatan
adalah Ternate, Halmahera Timur, Halmahera Utara dan Pulau Morotai.
Gambar 2.27. Cakupan persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan
menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2016

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-139│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara, 2017.

 Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat


konsumsi minimum (standar yang digunakan Indonesia 2.100
Kkal/kapita/hari)
Tingkat kecukupan energi yaitu persentase asupan energi per orang per hari
terhadap Angka Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan untuk setiap kelompok umur dan
jenis kelamin.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-140│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

AKE yang digunakan didasarkan pada Permenkes Nomor 75 Tahun 2013


tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia. Klasifikasi
tingkat kecukupan energi penduduk secara nasional dan provinsi digambarkan
sebagai berikut:
tingkat kecukupan energi minimal atau sangat kurang dari AKG (<70% AKE)
artinya mengonsumsi energi kurang dari 70% AKE
tingkat kecukupan energi kurang dari AKG (70 - <100% AKE) artinya
mengonsumsi energi antara 70 sampai kurang dari 100% AKE
tingkat kecukupan energi sesuai AKG atau normal (100 - <130% AKE) artinya
mengonsumsi energi antara 100 sampai kurang dari 130% AKE
tingkat kecukupan energi lebih besar dari AKG (≥130% AKE) artinya
mengonsumsi energi sama atau lebih besar dari 130% AKE
Proporsi penduduk Maluku Utara dengan asupan kalori minimum dibawah
1400kkal/kapita/hari (<70%AKE) selama tahun 2015-2017 menunjukkan
kecenderungan yang semakin menurun, yakni 32,59persen menjadi 24,62persen.
Kondisi ini berarti bahwa pada tahun 2017 sebanyak 24,62persen penduduk di
provinsi Maluku Utara memiliki tingkat kecukupan energi sangat kurang. Proporsi
penduduk provinsi Maluku Utara dengan asupan kalori minimum dibawah
1400kkal/kapita/hari (<70%AKE) selama tahun 2015-2017 dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.
Tabel 2.3-69. Proporsi Penduduk dengan asupan kalori minimum dibawah 1400
kkal/kapita/hari. Tahun 2015- 2017
Proporsi Penduduk Dengan Asupan Kalori Minimum di Bawah 1400
Provinsi Kkal/Kapita/Hari Provinsi Maluku Utara (Persen)
2015 2016 2017
Maluku Utara 32.59 31.39 24.62
INDONESIA 12.96 12.69 7.9
Sumber : https://www.bps.go.id/dynamictable/2018/06/05/1414/proporsi-penduduk-dengan-asupan-kalori-minimum-di-bawah-
1400-kkal-kapita-hari-menurut-provinsi-2015-2017.html

 Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak


Perbandingan jumlah anak usia 1 tahun yang mendapat imunisasi campak di suatu wilayah
selama 1 tahun terhadap jumlah anak usia 1 tahun pada wilayah dan tahun yang sama,
dinyatakan dalam persen

Penyakit campak disebabkan oleh virus campak golongan Paramyxovirus.


Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah)
orang yang telah terinfeksi. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak usia
pra sekolah dan usia SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka dia akan
mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya. Program
imunisasi mewajibkan setiap bayi (usia 0-11 bulan) mendapatkan imunisasi dasar
lengkap yang terdiri dari 1 dosis Hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB-Hib, 4
dosis polio, dan 1 dosis campak. Dari imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan
tersebut, campak menjadi salah satu jenis imunisasi yang mendapat perhatian lebih,

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-141│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

hal ini sesuai dengan komitmen Indonesia pada global untuk turut serta dalam
eliminasi campak pada tahun 2020 dengan mencapai cakupan campak minimal
95persen disemua wilayah secara merata.
Cakupan persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak di Provinsi
Maluku Utara pada Tahun 2013 sebesar 74,1persen, meningkat menjadi sebesar
78,2persen pada tahun 2017. Meskipun demikian cakupan ini sempat mencapai
80,1persen pada tahun 2015. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.
Tabel 2.3-70. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi Campak di Provinsi Maluku Utara
2013-2017.

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi
74.1 78.2 80.1 78.3 78.2
campak (%)
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

 Non polio AFP rate per 100.000 penduduk

Perbandingan jumlah kasus AFP non Polio yang dilaporkan terhadap per 100.000 jumlah
penduduk < 15 tahun

Non polio AFP adalah kasus lumpuh layuh akut yang diduga kasus polio
sampai dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan kasus polio. Polio
disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem syaraf sehingga penderita
mengalami kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya menyerang anak berusia 0-3
tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher,
serta sakit di tungkai dan lengan. AFP merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid
yang bersifat lunglai, lemas atau layuh, atau terjadi penurunan kekuatan otot, dan
terjadi secara akut (mendadak). Sedangkan non polio AFP adalah kasus lumpuh
layuh akut yang diduga kasus polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan
laboratorium bukan kasus polio. Kementerian Kesehatan menetapkan non polio AFP
rate minimal 2/100.000 populasi anak usia <15 tahun. Pada tahun 2014, secara
nasional non polio AFP rate sebesar 2,38/100.000 populasi anak <15 tahun dan
bahkan di tahun 2017 sebesar 2,00/100.000 populasi anak <15 tahun, yang berarti
telah mencapai standar minimal penemuan. Provinsi Maluku Utara sejak tahun 2014-
2017 telah berada dalam standar minimal, yakni di 1.78/100.000 populasi anak <15
tahun hingga 0/100.000 populasi anak <15 tahun. Informasi lebih rinci mengenai hal
ini dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.3-71. Non Polio AFP Rate Per 100.000 Penduduk Usia < 15 Tahun dan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-142│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Persentase Spesimen Adekuat Provinsi Maluku Utara dan Indonesia Tahun 2014-2017
Non Polio AFP
Provinsi
2014 2015 2016 2017
Maluku Utara
∑Kasus Non Polio AFP 8 2 1 0
Rasio Non Polio AFP per 1.78 0.50 0.25 0
100ribu penduduk usia <15tahun
spesimen adekuat (%) 75.0 100.0 - 0
INDONESIA
∑Kasus Non Polio AFP 1,762 1,366 1,403 1,409
Rasio Non Polio AFP per 2.38 1.93 1.96 2.0
100ribu penduduk usia <15tahun
spesimen adekuat (%) 86.4 87.5 83.1 80.0
Sumber: Profil Kesehatan Indonesia 2014-2017. Kemenkes RI.

Standar spesimen adekuat yaitu ≥ 80persen. Pada tahun 2014-2017 spesimen


adekuat di Indonesia sebesar 86,4persen hingga 80,0persen. Dengan demikian
spesimen adekuat secara nasional telah sesuai standar. Adapun cakupan ini di
Provinsi Maluku Utara sejak tahun 2015 telah mencapai 100. Kondisi ini
mengisyaratkan program eradikasi polio telah menjadikan Maluku Utara bebas polio.

 Cakupan balita pneumonia yang ditangani

Perbandingan jumlah penderita pnemonia balita yang ditangani di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu satu tahun terhadap jumlah perkiraan penderita pneumonia balita di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama, dinyatakan dalam persen
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli)
yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti virus, jamur dan
bakteri. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang
dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang yang memiliki masalah
kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Gejala penyakit pneumonia yaitu
menggigil, demam, sakit kepala, batuk, mengeluarkan dahak, dan sesak napas. Salah
satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini yaitu dengan
meningkatkan penemuan pneumonia pada balita. Realisasi penemuan penderita
Pneumonia secara nasional pada tahun 2017 sebesar 46.3persen dan Maluku Utara
sebesar 36.5persen. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-72. Jumlah Kasus Pneumonia pada Balita di Provinsi Maluku Utara dan
Indonesia menurut Kelompok Umur Tahun 2015-2017

target Realisasi Penemuan Penderita Pneumonia Balita


Penemuan
Pneumonia Pneumonia pneumonia berat jumlah
No Provinsi Balita
<1 1-4 thn <1 1-4 thn <1 1-4 thn jumlah
thn thn thn
Maluku Utara
1. 2015 2,662 220 384 14 15 234 399 633

2. 2016 4,087 209 379 6 19 215 398 613

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-143│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

3. 2017 2,662 393 561 11 6 404 567 971

Indonesia
1. 2015 982,563 178,57 351,87 12,37 13,14 190,95 365,01 555,97
8 7 4 2 2 9 1
2. 2016 870,491 194,88 354,51 9,695 9,052 204,58 363,56 568,14
6 3 1 5 6
3. 2017 965,559 142,41 289,58 7,528 7,903 149,94 297,48 447,43
6 4 4 7 1
Sumber: Profil Kesehatan Indonesia 2014-2017. Kemenkes RI.

 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC


BTA

Perbandingan jumlah penderita baru TBC BTA (+) yang ditemukandan diobati di satu
wilayah kerja selama 1 Tahun terhadap jumlah perkiraan penderita baru TBC BTA (+)
dalam Kurun waktu yang sama, dinyatakan dalam persen
Tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi perhatian global. Sesuai
dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030, WHO menargetkan untuk
menurunkan kematian akibat tuberkulosis sebesar 90persen dan menurunkan
insidens sebesar 80persen pada tahun 2030 dibandingkan dengan tahun 2014.
Tuberkulosis disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Sumber
penularan yaitu pasien TB BTA (bakteri tahan asam) positif melalui percik renik
dahak yang dikeluarkannya. TB dengan BTA negatif juga masih memiliki
kemungkinan menularkan penyakit TB meskipun dengan tingkat penularan yang
kecil. Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan Case
Notification Rate (CNR), prevalensi, dan mortalitas/kematian.
Angka Notifikasi Kasus atau Case Notification Rate (CNR)
Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru
yang ditemukan dan tercatat di antara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu.
Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (tren) meningkat atau
menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut. Angka notifikasi kasus baru
tuberkulosis paru terkonfirmasi BTA Positif pada tahun 2017 di Indonesia sebesar
64per 100.000 penduduk, menurun dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 74per
100.000 penduduk. Sedangkan angka notifikasi seluruh kasus tuberkulosis pada
tahun 2017 sebesar 138per 100.000 penduduk meningkat dibandingkan tahun 2015
sebesar 130per 100.000 penduduk. Cakupan ini untuk Provinsi Maluku Utara
menunjukkan bahwa angka notifikasi kasus baru tuberkulosis paru terkonfirmasi
BTA Positif pada tahun 2017 sebesar 60per 100.000 penduduk, menurun
dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 91per 100.000 penduduk. Sedangkan angka
notifikasi seluruh kasus tuberkulosis pada tahun 2017 sebesar 98per 100.000
penduduk menurun dibandingkan tahun 2015 sebesar 150per 100.000 penduduk.
Tabel 2.3-73. Hasil cakupan penemuan kasus penyakit Tuberkulosis Provinsi Maluku
Utara dan Indonesia Tahun 2015-2017

No Provinsi ∑ Cakupan Penemuan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-144│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Penduduk semua kasus BTA Positif CNR


laki- laki- semua BTA
perempuan jumlah perempuan jumlah
laki laki kasus Positif
Maluku Utara
1. 2015 1,162,345 1,039 702 1,741 649 411 1,060 150 91
2. 2016 1,185,912 1,055 729 1,784 580 411 991 150 84
3. 2017 1,209,342 674 514 1,188 423 306 729 98 60
Indonesia
1. 2015 255,461,686 194,103 136,807 330,910 114,524 73,881 188,405 130 74
2. 2016 205,690 146,203 351,893 110,458 71,253 181,711 136 70
3. 2017 261,890,872 209,650 151,120 360,770 101,802 66,610 168,412 138 64
Sumber: Profil Kesehatan Indonesia 2014-2017. Kemenkes RI.

 Tingkat prevalensi tuberkulosis (per 100.0000 penduduk)

Perbandingan banyaknya kasus penderita TBC (baru dan lama) terhadap per 100.000
jumlah penduduk pada kurun waktu yang sama
Pada RPJMN 2015-2019, indikator yang digunakan adalah prevalensi
tuberkulosis berbasis mikroskopis saja sehingga angkanya lebih rendah dari hasil
survei prevalensi tuberkulosis tahun 2013-2014 yang telah menggunakan metode
yang lebih sensitif yaitu konfirmasi bakteriologis yang mencakup pemeriksaan
mikroskopis, molekuler dan kultur. Target prevalensi tuberkulosis tahun 2015 dalam
RPJMN sebesar 280 per 100.000 penduduk dengan capaian sebesar 263 per 100.000
penduduk dan pada tahun 2016 target sebesar 271 per 100.000 penduduk dengan
capaian sebesar 257 per 100.000 penduduk. Berdasarkan capaian tahun 2015 dan
2016 tersebut, maka dapat diprediksi bahwa target tahun 2019 dengan metode lama
sebesar 245 per 100.000 penduduk dapat tercapai.
Cakupan prevalensi Tb di Provinsi Maluku Utara pada Tahun 2013 sebesar
142per 100.000 penduduk, meningkat menjadi sebesar 207per 100.000 penduduk
pada tahun 2017. Cakupan ini selama periode 2013-2017 terus mengalami
peningkatan. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-74. Tingkat prevalensi Tb Provinsi Maluku Utara, Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Tingkat prevalensi TBC (per 100.000 penduduk) 142 132 163 153 207
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

 Tingkat kematian karena tuberculosis (per 100.000 penduduk)

Perbandingan jumlah pasien TB yang meninggal terhadap per 100.000 jumlah penduduk
pada kurun waktu yang sama
Tingkat kematian karena tuberkulosis yang terbaca melalui jumlah kematian

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-145│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

selama pengobatan selama tahun 2013-2017 menunjukkan peningkatan dari 4,3per


100.000 penduduk menjadi 7,5per 100.000 penduduk. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-75. Tingkat kematian karena Tuberkulosis di Provinsi Maluku Utara 2013-
2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Tingkat kematian karena TBC per 100.000
4.3 4.7 6.7 6.9 7.5
penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

 Proporsi jumlah kasus tuberkulosis yang terdeteksi dalam


program DOTS

Pengawasan yang efektif melalui penemuan dan penanganan kasus infeksi


akan membatasi resiko penyebarannya. Pendekatan yang direkomendasikan untuk
pengawasan adalah melalui strategi DOTS, yang merupakan strategi murah dan
dapat mencegah jutaan penderita dari kematian. Dalam upaya peningkatan
efektivitas pengendalian TB, Indonesia telah melakukan upaya penguatan DOTS
sebagai kebijakan nasional. Kunci utama dalam strategi DOTS yaitu: komitmen,
diagnosa yang benar dan baik, ketersediaan dan lancarnya distribusi obat,
pengawasan penderita menelan obat, pencatatan dan pelaporan penderita dengan
sistem kohort.
Proporsi jumlah kasus tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS
Provinsi Maluku Utara cenderung berfluktuatif selama tahun 2013-2017. Cakupan
ini menunjukkan peningkatan dari 15,8 jumlah kasus TBC yang terdeteksi pada
tahun 2013 menjadi 16,9 kasus. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.
Tabel 2.3-76. Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dalam program
DOTS di Provinsi Maluku Utara 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Proporsi jumlah kasus TBC yang terdeteksi dalam
15.8 14.9 17.4 20.3 16.9
program DOTS
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-146│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

 Proporsi kasus tuberkulosis yang diobati dan sembuh dalam


program DOTS

Salah satu upaya untuk mengendalikan tuberkulosis yaitu dengan pengobatan.


Indikator yang digunakan sebagai evaluasi pengobatan yaitu angka keberhasilan
pengobatan (Success Rate). Angka keberhasilan pengobatan ini dibentuk dari
penjumlahan angka kesembuhan (Cure Rate) dan angka pengobatan lengkap. WHO
menetapkan standar angka keberhasilan pengobatan sebesar 85persen.
Angka keberhasilan pengobatan untuk Provinsi Maluku Utara sejak 2013-
2017 terus menunjukkan penurunan. Pada Tahun 2013 sebesar 79persen menurun
menjadi 69,4persen pada tahun 2017. Dengan demikian, capaian ini masih berada
dibawah standar yang ditetapkan WHO (85persen) dan juga target Renstra
Kementerian Kesehatan (>85persen). Informasi selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-77. Proporsi kasus Tb yang diobati dan sembuh dalam program DOTS
Provinsi Maluku Utara, Tahun 2013-2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Proporsi kasus TBC yang diobati dan sembuh
79 79 77.7 76.7 69.4
dalam program DOTS
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan famili Flaviviridae.
DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes
aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan
dapat menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan kondisi
lingkungan dan perilaku masyarakat.
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD Provinsi
Maluku Utara yang terbaca melalui IR atau angka kesakitan DBD tahun 2013
sebesar 11.21per 100.000 penduduk menjadi sebesar 3.12per 100.000 penduduk pada
tahun 2017. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-78. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD Provinsi
Maluku Utara, Tahun 2013-2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Cakupan penemuan dan penanganan penderita 11.21 13.04 10.69 25.29 3.12

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-147│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

penyakit DBD (IR)


Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

Namun demikian, jumlah kasus kematian akibat DBD di Provinsi Maluku


Utara sebanyak 8kematian pada tahun 2016 dan kemudian tidak lagi terdapat
kematian akibat DBD di tahun 2017. Dengan Case Fatality Rate (CFR) pada 2015-
2016 sempat berada diatas 1persen hingga kemudian menurun hingga di 0persen
pada tahun 2017.

Tabel 2.3-79. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD Provinsi
Maluku Utara dan Indonesia Tahun 2015-2017

DBD
∑ ∑
No Provinsi ∑ Incidence Rate per Case Fatality
Penduduk Kasus
Kasus 100.000 penduduk Rate (%)
meninggal
Maluku Utara
1. 2015 1,162,345 119 10.24 2 1.68
2. 2016 1,185,912 297 25.04 8 2.69
3. 2017 1,209,342 37 3.06 0 0.00
Indonesia
1. 2015 255,461,686 129,650 50.75 1,071 0.83
2. 2016 258,946,860 204,171 78.85 1,598 0.78
3. 2017 261,890,872 59,047 22.55 444 0.75
Sumber: Profil Kesehatan Indonesia 2015-2017. Kemenkes RI.

Kematian CFR akibat DBD lebih dari 1persen dikategorikan tinggi. Oleh
karenanya pada daerah dengan CFR tinggi masih diperlukan upaya peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan dan peningkatan pengetahuan masyarakat untuk segera
memeriksakan diri ke sarana kesehatan jika ada gejala DBD sehingga tidak terlambat
ditangani dan bahkan menyebabkan kematian.

 Penderita diare yang ditangani

Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan


penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Angka kematian
(CFR) saat KLB diare diharapkan <1persen. Perkiraan jumlah penderita diare yang
datang ke sarana kesehatan dan kader kesehatan sebesar 10persen dari angka
kesakitan dikali jumlah penduduk di satu wilayah kerja dalam waktu satu tahun.
Maka secara Nasional pada Tahun 2017 diperkirakan jumlah penderita diare di
fasilitas kesehatan sebanyak 7,077,299orang, sedangkan jumlah penderita diare yang

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-148│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

dilaporkan ditangani di fasilitas kesehatan sebanyak 4,274,790orang atau 60.4persen.


Untuk provinsi Maluku Utara pada Tahun 2017 diperkirakan jumlah penderita diare
di fasilitas kesehatan sebanyak 32,652orang, sedangkan jumlah penderita diare yang
dilaporkan ditangani di fasilitas kesehatan sebanyak 9,755orang atau 29.9persen.
Data juga menunjukkan bahwa persentase penderita diare yang ditangani secara
Nasional jauhlebih besar dibanding Provinsi Maluku Utara sejak tahun 2015-2017.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.3-80. Cakupan penderita diare yang ditangani di Provinsi Maluku Utara dan
Indonesia Tahun 2015-2017

No Provinsi Perkiraan Diare di fasilitas kesehatan diare ditangani % Diare ditangani


Maluku Utara
1. 2015 18,650 5.003 26.8
2. 2016 31,382 - -
3. 2017 32.652 9.755 29.9
Indonesia
1. 2015 5,405,235 4,017,861 74.3
2. 2016 6,897,463 2,544,084 36.9
3. 2017 7,077,299 4,274,790 60.4
Sumber: Profil Kesehatan Indonesia 2015-2017. Kemenkes RI.

 Angka kejadian malaria

Adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan
berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria
(Anopheles) betina, dapat menyerang semua orang baik laki-laki ataupun perempuan pada
semua golongan umur dari bayi, anak-anak dan orang dewasa.
Sebagai daerah endemis malaria, menjadikan malaria masih salah satu
tantangan utama dalam upaya perbaikan derajat kesehatan masyarakat di Maluku
Utara. Angka kejadian malaria Provinsi Maluku Utara selama tahun 2013-2017 terus
menunjukkan penurunan dari 4,4per 1.000 penduduk berisiko pada tahun 2013
menjadi 0,9per 1.000 penduduk berisiko pada tahun 2017. Informasi selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-81. Angka kejadian malaria Provinsi Maluku Utara, Tahun 2013-2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Angka kejadian malaria 4.4 4.1 2.9 2.4 0.9
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

Indikator utama yang digunakan dalam mengukur angka kesakitan karena


malaria adalah angka Annual Paracite Index (API) yaitu insidens parasit malaria
untuk 1.000 penduduk. Secara nasional angka kesakitan malaria selama tahun 2011–

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-149│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2017 cenderung menurun yaitu dari 1,75per 1.000 penduduk berisiko pada tahun
2011 menjadi 0,99per 1.000 penduduk berisiko pada tahun 2017. Adapun untuk API
Provinsi Maluku Utara selama periode tersebut terus menunjukkan penurunan dari
4,57per 1.000 penduduk berisiko pada tahun 2011 menjadi 0,79per 1.000 penduduk
berisiko pada tahun 2017. Namun demikian, pada tahun 2017 API Provinsi Maluku
Utara lebih rendah dibanding capaian Indonesia. Informasi selengkapnya di provinsi
Maluku Utara dan Indonesia dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-82. Annual Parasite Insidence (API) Malaria Provinsi Maluku Utara dan
Indonesia Tahun 2011-2016
API per 1000 penduduk
Provinsi
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017*
Maluku Utara 4,57 5,08 4,51 3,32 2.77 2.44 0.79
INDONESIA 1,75 1,69 1,38 0,99 0.85 0.84 0.99
Sumber: Profil Kesehatan Indonesia 2015-2016. Kemenkes RI. Dan *) Ststistik Lingkungan Hidup Indonesia 2018.

Mengingat malaria adalah penyakit endemis dan masih merupakan salah satu
masalah kesehatan utama di Maluku Utara maka upaya-upaya dalam rangka
penurunan angka kesakitan malaria sangat perlu untuk terus digiatkan.

 Tingkat kematian akibat malaria

Pengobatan malaria harus dilakukan secara efektif. Pemberian jenis obat


harus benar dan cara meminumnya harus tepat waktu yang sesuai dengan acuan
program pengendalian malaria. Pengobatan efektif adalah pemberian ACT
(Artemicin-based Combination Therapy) pada 24 jam pertama pasien panas dan obat
harus diminum habis dalam tiga hari. Karena pengobatan yang tidak efektif dapat
berakibat pada kematian akibat malaria. Kematian akibat malaria di Provinsi
Maluku Utara terus menurun sejak tahun 2013-2017. Bahkan pada tiga tahun
terakhir tidak lagi ditemukan kematian akibat malaria, seiring dengan upaya
pencapaian eliminasi malaria. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.
Tabel 2.3-83. Tingkat kematian akibat malaria menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Maluku Utara Tahun 2014
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Tingkat kematian akibat malaria 2 1 0 0 0
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-150│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

 Proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu berinsektisida

Cara pencegahan yang efektif untuk memerangi malaria adalah memakai kelambu yang
berinsektisida. Indikator ini dihitung dengan membagi banyaknya balita yang pada malam
sebelum survey tidur menggunakan kelambu dengan jumlah balita, dinyatakan dalam persen
Indikator ini bermanfaat mengukur cakupan pemakaian kelabu yang terbukti
efektif untuk mencegah penyebaran penyakit malaria di daerah yang endemis
(beresiko tinggi) terutama pada balita. Dalam upaya pencapaian eliminasi malaria
maka telah dilakukan berbagai kegiatan terutama yang bersifat promotif dan
preventif dengan sasaran utama pada ibu hamil dan balita sebagai kelompok resiko
tinggi, antara lain dengan pendirian pos malaria desa dan kampanye penggunaan
kelambu berinsektisida.
Bahwa sejak tahun 2012 telah dilakukan integrasi program malaria dengan
program KIA dalam upaya menurunkan angka kesakitan pada ibu hamil dan balita.
Program integrasi tersebut menekankan pada upaya promotif preventif dengan
memberikan kelambu berinsektisida kepada setiap ibu hamil dan balita. Hingga pada
periode tahun 2013-2017 proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu
berinsektisida di Provinsi Maluku Utara terus mengalami peningkatan. Pada tahun
2013 cakupan ini telah mencapai 85persen dan 95persen pada tahun 2017. Informasi
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-84. Proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu berinsektisida di
Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu
85 85 85 90 95
berinsektisida
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

 Proporsi anak balita dengan demam yang diobati dengan obat


anti malaria yang tepat

Pengobatan malaria harus dilakukan secara efektif. Pemberian jenis obat


harus benar dan cara meminumnya harus tepat waktu yang sesuai dengan acuan
program pengendalian malaria. Pengobatan efektif adalah pemberian ACT
(Artemicin-based Combination Therapy) pada 24 jam pertama pasien panas dan obat
harus diminum habis.
Proporsi anak balita dengan demam yang diobati dengan obat anti malaria
yang tepat di Provinsi Maluku Utara sejak tahun 2013-2017 terus menunjukkan
peningkatan. Cakupan ini pada tahun 2013sebesar 85persen menjadi 90persen pada
tahun 2017. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-85. Proporsi anak balita dengan deman yang diobati dengan obat anti

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-151│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

malaria yang tepat di Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017


ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Proporsi anak balita dengan demam yang diobati
85 85 85 90 90
dengan Obat Anti Malaria yang tepat
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

 Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total populasi

HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human


Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut
menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah
untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.
Adapun khusus untuk Maluku Utara, Kasus ini pertama kali dilaporkan pada
tahun 2004 dan hingga tahun 2015, HIV-AIDS tersebar di 9 kabupaten/kota di
Provinsi Maluku Utara (kecuali Kabupaten Pulau Taliabu). Kota Tidore Kepulauan
adalah kabupaten yang pertama kali melaporkan adanya infeksi HIV yaitu pada
seorang pengguna napza suntik.
Hingga kini, Prevalensi HIV/AIDS dari total populasi di Provinsi Maluku
Utara selama periode 2013-2017 telah terkondisi pada < 0,1persen dari total populasi.
Informasi ini dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.3-86. Prevalensi HIV/AIDS dari total populasi di Provinsi Maluku Utara
Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Prevalensi HIV/AIDS (%) dari total populasi < 0,1 < 0,1 < 0,1 < 0,1 < 0,1
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara (2018) melaporkan bahwa jumlah


kumulatif kasus HIV dan AIDS menurut pekerjaan di Maluku Utara sejak tahun
2004-2017 didominasi oleh Ibu Rumah Tangga (213kasus), diikuti kemudian oleh
mereka yang tidak bekerja (121kasus), wiraswasta (120kasus), hingga Pramugara,
Kepala Desa, Anggota Dewan dan Dokter Hewan yang masing-masing (1kasus).
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Gambar berikut ini.
Gambar 2.28. Cakupan jumlah kumulatif kasus HIV danAIDS menurut
pekerjaan di Maluku Utara, Tahun 2004-2017

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-152│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018

Adapun kendala program yang ditemui diantaranya :

 Penetapan Target Tinggi, SD tidak mendukung (sarana & SDM)


 Penjangkauan ke kelompok kunci belum optimal LSM penjangkau hanya
tersedia di satu SSR
 Deteksi Dini ibu Hamil belum optimal di layanan VCT, PITC & PPIA
 Logistik HIV, IMS & CD4 sering terlambat & kosong
 Kegiatan Monev lemah (dana supervisi tidak mencakup seluruh SSR dan
layanan, terutama untuk Halmahera Utara)
 Sistem Pencatatan & Pelaporan belum tepat waktu, lengkap dan valid
ketersediaan logistik (Obat & alat/bahan diagnostk).

 Cakupan kunjungan bayi

Kunjungan neonatal pertama (KN1) adalah cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
(umur 6 jam-48 jam) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai
standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan.
Pelayanan yang diberikan saat kunjungan neonatal yaitu pemeriksaan sesuai
standar Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi
baru lahir termasuk ASI eksklusif dan perawatan tali pusat. Pada kunjungan neonatal
pertama (KN1), bayi baru lahir mendapatkan vitamin K1 injeksi dan imunisasi
hepatitis B0 (bila belum diberikan pada saat lahir). Kunjungan Neonatal Pertama
atau KN1 merupakan indikator yang menggambarkan upaya kesehatan yang
dilakukan untuk mengurangi risiko kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam
setelah lahir yang meliputi, antara lain kunjungan menggunakan pendekatan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-153│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) termasuk konseling perawatan bayi baru
lahir, ASI eksklusif, pemberian vitamin K1 injeksi, dan Hepatitis B0 injeksi bila
belum diberikan. Selain KN1, indikator yang menggambarkan pelayanan kesehatan
bagi neonatal adalah Kunjungan Neonatal Lengkap (KN lengkap) yang
mengharuskan agar setiap bayi baru lahir memperoleh pelayanan Kunjungan
Neonatal minimal tiga kali sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu
satu tahun.
Cakupan Kunjungan Bayi di Provinsi Maluku Utara Utara sejak tahun 2013-
2017 cenderung mengalami penurunan kinerja. Pada tahun 2013 cakupan ini sebesar
79persen dan pada tahun 2017 menjadi 74persen. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.3-87. Cakupan Kunjungan Bayi Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Cakupan kunjungan bayi (%) 79 92 67 22 74
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

 Cakupan puskesmas

Perbandingan jumlah puskesmas terhadap jumlah seluruh kecamatan,


dinyatakan dalam persen
Keberadaan puskesmas secara ideal harus didukung dengan aksesibilitas yang
baik. Hal ini tentu saja sangat berkaitan dengan aspek geografis dan kemudahan
sarana dan prasarana transportasi. Bahwa keberadaan puskesmas pada setiap
kecamatan sudah terpenuhi, bahkan cakupan ini sebenarnya memiliki indikasi bahwa
semua kecamatan telah memiliki puskesmas ≥1.
Tabel 2.3-88. Cakupan puskesmas Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Cakupan puskesmas 100 100 100 100 100
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

Tabel 2.3-89. Cakupan puskesmas menurut kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara


Tahun 2015-2017
Cakupan Puskesmas
KAB/KOTA 2015 2016 2017
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
(%)* (%)* (%)*
Kecamatan Puskesmas Kecamatan Puskesmas Kecamatan Puskesmas

Halmahera Barat 8 12 150.0 9 12 133.3 8 14 175.0

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-154│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Halmahera Tengah 10 11 110.0 10 11 110.0 10 11 110.0


Kepulauan Sula 12 11 91.7 12 13 108.3 12 17 141.7
Halmahera Selatan 30 32 106.7 30 32 106.7 30 32 106.7
Halmahera Utara 17 17 100.0 17 17 100.0 17 19 111.8
Halmahera Timur 10 16 160.0 10 16 160.0 10 16 160.0
Pulau Morotai 5 6 120.0 5 6 120.0 5 7 140.0
Pulau Taliabu 8 7 87.5 8 7 87.5 8 8 100.0
Ternate 7 10 142.9 7 10 142.9 8 11 137.5
Tidore Kepulauan 8 10 125.0 8 10 125.0 8 10 125.0
Maluku Utara 115 132 114.8 116 134 115.5 116 141 121.6
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2016-2018. BPS Maluku Utara. 2016-2018. dan *) Data olahan

 Cakupan pembantu puskesmas

Perbandingan jumlah pembantu puskesmas terhadap jumlah seluruh desa,


dinyatakan dalam persen
Keberadaan puskesmas pembantu merupakan upaya mendekatkan akses
masyarakat terhadap fasilitas kesehatan yang memadai. Data memperlihatkan bahwa
cakupan puskesmas pembantu terhadap jumlah desa sejak tahun 2013-2017 telah
mencapai 100persen. Artinya, setiap desa sudah memiliki puskesmas pembantu.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-90. Cakupan pembantu puskesmas Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Cakupan pembantu puskesmas 100 100 100 100 100
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

 Cakupan kunjungan ibu hamil K4

Cakupan K4 adalah
jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan
standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester
dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun.
Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat
dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Indikator ini memperlihatkan akses
pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan. Cakupan K4 di provinsi Maluku
Utara memperlihatkan arah perkembangan yang menurun sejak 2013-2017.
Cakupan K4 Provinsi Maluku Utara pada tahun 2013 sebesar 79persen menurun
menjadi 67persen pada tahun 2017. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-155│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.3-91. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Provinsi Maluku Utara, Tahun 2013-
2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
cakupan kunjungan Ibu hamil K4 (%) 79 79 72 69 67
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

Sementara itu, pada tahun 2016 capaian kinerja K4 menurut kabupaten/kota


telah memperlihatkan bahwa terdapat 4 (empat) kabupaten/kota yang berada diatas
target (74persen), yakni Kota Ternate (93persen), Kabupaten Halmahera Tengah
(81persen), Kota Tidore Kepulauan (77persen) dan Kabupaten Pulau Morotai
(76persen). Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Gambar 2.30. Cakupan pelayanan antenatal K4 Tahun 2016

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-156│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara, 2017.

 Cakupan pelayanan nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar,
yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada
enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari ke empat sampai dengan
hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca
persalinan. Masa nifas dimulai dari enam jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan.
Pelayanan kesehatan ibu nifas termasuk di antaranya kegiatan sweeping atau
kunjungan rumah bagi yang tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Jenis
pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan terdiri dari : (a) Pemeriksaan tanda
vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu); (b) Pemeriksaan tinggi puncak rahim
(fundus uteri); (c) Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain; (d) Pemeriksaan
payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif; (e) Pemberian komunikasi,
informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir, termasuk
keluarga berencana; dan (f) Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.
Cakupan nifas menurut kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara diketahui
bahwa Ternate memiliki capaian tertinggi baik saat KF1, KF2 dan KF3, sedangkan
cakupan kunjungan nifas terendah yaitu Pulau Taliabu. Informasi selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.3-92. Cakupan Pelayanan Nifas di Provinsi Maluku Utara Tahun 2016

Kunjungan Nifas (KF)


VIT A NIFAS
NO. KABUPATEN/KOTA KF1 KF2 KF3
Abs % Abs % Abs % Abs %
1 Ternate 4,138 90.2 4,138 90.2 4,112 89.7 4,070 88.8
2 Tidore Kepulauan 1,871 83.9 1,871 83.9 1,865 83.6 1,791 80.3
3 Halmahera Utara 3,474 76.5 3,503 77.2 3,428 75.5 328 7.2
4 Halmahera Barat 2,143 83.0 2,143 83.0 2,033 78.7 1,891 73.2
5 Halmehera Timur 1,495 62.9 1,495 62.9 1,495 62.9 1,495 62.9
6 Halmahera Tengah 1,175 81.5 1,175 81.5 1,175 81.5 1,099 76.2
7 Halmahera Selatan 4,345 70.4 4,432 71.9 4,305 69.8 3,872 62.8
8 Kepulauan Sula 1,408 57.0 1,408 57.0 1,367 55.4 1,288 52.2
9 Pulau Morotai 1,551 88.6 1,551 88.6 1,551 88.6 1,551 88.6
10 Pulau Taliabu 93 6.0 97 6.2 94 6.0 94 6.0
Provinsi Maluku Utara 21,693 73.0 21,81 73.4 21,42 72.1 17,47 58.8

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-157│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

3 5 9
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara, 2017.

 Cakupan neonates dengan komplikasi yang ditangani

Penanganan neonatal dengan komplikasi adalah penanganan terhadap neonatal


sakit dan atau neonatal dengan kelainan atau komplikasi/ kegawatdaruratan yang mendapat
pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan atau perawat) terlatih baik
di rumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan.
Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau
kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti asfiksia,
ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR,
sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital maupun yang termasuk
klasifikasi kuning dan merah pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi
Muda (MTBM). Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak yaitu
asfiksia, bayi berat lahir rendah, dan infeksi (Riskesdas, 2007). Komplikasi ini
sebetulnya dapat dicegah dan ditangani, namun terkendala oleh akses ke pelayanan
kesehatan, kemampuan tenaga kesehatan, keadaan sosial ekonomi, sistem rujukan
yang belum berjalan dengan baik, terlambatnya deteksi dini, dan kesadaran orang tua
untuk mencari pertolongan kesehatan. Pelayanan sesuai standar antara lain sesuai
dengan standar MTBM, Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir, Manajemen Bayi
Berat Lahir Rendah, pedoman pelayanan neonatalessensial di tingkat pelayanan
kesehatan dasar, PONED, PONEK atau standar operasional pelayanan lainnya.
Cakupan neonates dengan komplikasi yang ditangani di Provinsi Maluku
Utara mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2013 yang sebesar
24persen menjadi 73persen pada tahun 2017. Informasi selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-93. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani di Provinsi
Maluku Utara, Tahun 2013-2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang
24 24 35 27 73
ditangani (%)
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

Cakupan ini menurut kabupaten/kota menunjukkan masih terdapat disparitas


yang cukup besar antar daerah. Pada tahun 2016 capaian tertinggi diperoleh Kota
Ternate dengan angka sebesar 73persen diikuti Kota Tidore sebesar 63persen dan
Kabupaten Pulau Morotai sebesar 51persen. Tiga kabupaten dengan capaian terendah
ialah Kabupaten Halmahera Timur dengan capain 1persen, Kabupaten Kepulauan
Sula dan Kabupaten Pulau Taliabu yang masing-masing sebesar 2persen. Informasi
lebih rinci tentang penanganan komplikasi neonatal terdapat pada Tabel berikut.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-158│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.3-94. Cakupan Penanganan Neonatal Komplikasi Provinsi Maluku Utara


Tahun 2016
∑ sasaran Neonatal Cakupan penanganan
∑ sasaran
No PKM komplikasi = 15% neonatal komplikasi
Bayi Sasaran Bayi ∑ Abs (%)
1 Ternate 4.367 655 477 73
2 Tidore Kepulauan 2.124 319 201 63
3 Halmahera Utara 4.324 649 78 12
4 Halmahera Barat 2.460 369 84 23
5 Halmahera Timur 2.264 340 2 1
6 Halmahera Tengah 1.373 206 38 18
7 Halmahera Selatan 5.874 881 121 14
8 Kepulauan Sula 2.351 353 6 2
9 Pulau Morotai 1.668 250 128 51
10 Pulau Taliabu 1.489 223 5 2
2016 28.294 4.244 1.140 27
Maluku Utara
2015 28.017 4.203 1.455 35
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara, 2017.

 Cakupan pelayanan anak balita

Jml anak balita yang memperoleh pelayanan pemantauan minimal 8 kali di satu wilayah
kerja ada waktu tertentu terhadap jumlah seluruh anak balita disatu wilayah kerja dalam
waktu yang sama, dinyatakan dalam persen
Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui
adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) secara dini. Untuk mengetahui
pertumbuhan tersebut, penimbangan balita setiap bulan sangat diperlukan.
Penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat seperti Posyandu, Polindes,
Puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain. Informasi tentang
pemantauan pertumbuhan anak diperoleh dari frekuensi penimbangan anak umur 6-
59 bulan selama enam bulan terakhir. Idealnya dalam enam bulan anak balita
ditimbang minimal enam kali.
Cakupan pelayanan anak balita di provinsi Maluku Utara sejak tahun 2013-
2017 cenderung menurun. Pada tahun 2013 cakupan ini sebesar 83persen dan
kemudian terus menurun hingga 24persen pada tahun 2016, lalu akhirnya meningkat
menjadi 53persen. informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-95. Cakupan pelayanan anak balita di Provinsi Maluku Utara, Tahun 2013-
2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Cakupan pelayanan anak balita (%) 83 83 45 24 53

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-159│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

Jumlah murid SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau
tenaga terlatih disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu terhadap jumlah murid SD
dan setingkat di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama, dinyatakan dalam persen
Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan
program kesehatan, karena selain jumlahnya yang besar, mereka juga merupakan
sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik. Sasaran dari
pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa SD/sederajat kelas satu.
Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga lainnya
yang terlatih (guru UKS/UKSG dan dokter kecil). Kegiatan ini dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan siswa tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan
mulut pada khususnya dan kesehatan tubuh serta lingkungan pada umumnya.
Upaya kesehatan pada kelompok ini yang dilakukan melalui penjaringan
kesehatan terhadap murid SD/MI kelas satu juga menjadi salah satu indikator yang
dievaluasi keberhasilannya melalui Renstra Kementerian Kesehatan. Kegiatan
penjaringan kesehatan selain untuk mengetahui secara dini masalah-masalah
kesehatan anak sekolah sehingga dapat dilakukan tindakan secepatnya untuk
mencegah keadaan yang lebih buruk, juga untuk memperoleh data atau informasi
dalam menilai perkembangan kesehatan anak sekolah, maupun untuk dijadikan
pertimbangan dalam menyusun perencanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Pada capaian tahun 2014, di Provinsi Maluku Utara cakupan murid kelas 1
SD dan setingkat yang mendapatkan pelayanan kesehatan (penjaringan) dengan
capaian sebesar 58,4persen. Ternate memiliki cakupan tertinggi sedangkan
Halmahera Selatan yang terendah. Namun demikian, Halmahera Barat dan Pulau
Taliabu masih belum melaporkan cakupan ini di tahun 2014.
Tabel 2.3-96. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara 2014

Murid Kelas 1 SD dan Setingkat SD dan Setingkat


Jumlah mendapat mendapat
NO Kabupaten/Kota Puskesmas ∑ pelayanan ∑ pelayanan
% (%)
Absolut kesehatan Absolut kesehatan
(penjaringan) (penjaringan)
100.
1 Ternate 10 3,349 3,349 103 103 100.0
0
2 Tidore Kepulauan 10 2,620 2,129 81.3 113 111 98.2
3 Halmahera Barat 12 753 0 0.0 63 0 0.0
4 Halmahera Timur 16 1,655 1,398 84.5 93 0 0.0
5 Halmahera Tengah 11 1,516 842 55.5 64 0 0.0
6 Halmahera Selatan 32 6,308 1,517 24.0 48 31 64.6
7 Halmahera Utara 17 5,233 5,172 98.8 213 197 92.5
8 Pulau Morotai 6 2,087 1,696 81.3 83 85 102.4

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-160│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

9 Kepulauan Sula 11
5,414 1,315 24.3 204 52 25.5
10 Pulau Taliabu 8946 0 0.0 75 0 0.0
29,82
Provinsi Maluku Utara 131 17,418 58.4 1,059 579 54.7
9
cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 58.4
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2014. Dinas Kesehatan Maluku Utara. 2015

 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan


sarana kesehatan (RS)

Perbandingan pelayanan gawat darurat level 1 terhadap jumlah RS,


dinyatakan dalam persen

Bahwa semua sarana kesehatan khususnya rumas sakit di Provinsi Maluku


Utara telah melakukan pelayanan gawat darurat level 1. Sehingga cakupan ini selama
periode tahun 2013-2017 telah mencapai 100persen.

Tabel 2.3-97. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 Provinsi Maluku Utara Tahun
2016-2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
KESEHATAN
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang
100 100 100 100 100
harus diberi saran kesehatan (RS) (%)
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2018.

2.2.2.1.3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

 Pekerjaan Umum

Urusan pekerjaan umum dan penataan ruang terkait dengan


infrastruktur/sarana prasarana dan pengembangan wilayah. Investasi infrastruktur
merupakan salah satu prasyarat utama tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dan berkelanjutan. Ketersediaan infrastruktur mencerminkan adanya investasi dan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-161│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

investasi yang merata mencerminkan adanya pembangunan infrastruktur yang


memadai dan mampu melayani pergerakan ekonomi. Infrastruktur wilayah memiliki
peran yang sangat penting dalam pengembangan wilayah yaitu dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendorong
produktivitas penduduk. Pembangunan infrastruktur ke-PU-an mempunyai peran
strategis diantarnaya membuka daerah terisolasi dan mempersempit kesenjangan
antarwilayah, menjadi katalisator diantara proses produksi, pasar dan konsumsi
akhir; serta merupakan Social Overhead Capital sebagai barang modal
bergantungnya perkembangan ekonomi. Pemerintah menomorsatukan pembangunan
infrastruktur oleh karena ketersediaan infrastruktur ke-PU-an memiliki kontribusi
yang sangat signifikan bagi pengembangan wilayah dan pembangunan masyarakat.
Beberapa capaian kinerja PUPR yang menjadi indikator pembangunan di Provinsi
Maluku Utara, seperti terurai pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.3-98. Cakupan indikator pembangunan PUPR di Provinsi Maluku Utara


Tahun 2013-2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
Pekerjaan Umum
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi
1 0.21 0.27 21.10
baik

2 Rasio panjang jalan dengan jumlah penduduk 0.16 0.11 0.11 0.11
.1 Panjang jalan Provinsi (km) 1,867.03 1,276.80 1,276.80 1,276.80
.2 Jumlah penduduk (jiwa) 1,114,897 1,138,667 1,162,345 1,185,912 1,209,342

Persentase kawasan pemukiman yang belum


3 66.22
dapat dilalui kendaraan roda 4 (%)
4 Persentase rumah tinggal bersanitasi1 67.72 55.75 59.17 64.71 66.18
Persentase pembangunan Turap di wilayah jalan
5 0 10 0 10 30
penghubung dan aliran sungai rawan longsor (%)
6 Persentase irigasi dalam kondisi baik (%)
7 Rasio Jaringan Irigasi (%) 15 25 36 50 57

8 Persentase penduduk berakses air minum (%) 52.08 51.81 47.73 47.73

Proporsi rumahtangga dengan akses


9 berkelanjutan terhadap air minum layak, 59.65 61.98 60.07 62.99 65.73
perkotaan dan perdesaan1
10 Persentase areal kawasan kumuh (%)
Volume sampah di perkotaan yang mengalami
guna ulang, daur ulang, pengelolaan di tempat
11 78 71
pengelolaan sampah sebelum masuk TPA (∞
persentase sampah terangkut di Ternate)1
12 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk2 0.18 0.19
.1 jumlah tempat ibadah (unit) 2,096 2,296
Sumber : Dinas PUPR Provinsi Maluku Utara, 2018 dan 1) Statistik LH Indonesia 2018. BPS dan 2)Maluku Utara Dalam Angka
beberapa tahun, BPS (data olahan)

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-162│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Jaringan jalan merupakan aspek penting dalam pengembangan wilayah


sehingga sangat penting untuk menunjang kelancaran aktivitas sosial dan ekonomi.
Jaringan jalan yang baik, memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah maupun terhadap kondisi sosial budaya kehidupan
masyarakat. Di Provinsi Maluku Utara, ruas jalan nasional, strategis nasional dan
provinsi, baru melayani 5 (lima) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yaitu : Kawasan
Ternate, Tidore, Sidangoli dan Sofifi; Kawasan Pulau Bacan; Kawasan Strategis
Weda meliputi Weda dan sekitarnya; Kawasan Strategis Morotai; dan Kawasan
Strategis Halmahera Utara, Halmahera Barat dan Halmahera Timur. Sedangkan 5
(lima) KSP lainnya yang belum terlayani Ruas jalan nasional, strategis nasional dan
provinsi yaitu; Kawasan Kepulauan Sula, meliputi Pulau Sulabesi, Mangoli dan
Pulau Taliabu; Kawasan Halmahera bagian Selatan meliputi Gane Barat dan Gane
Timur; Kawasan Perbatasan dan Pulau Kecil yaitu Halmahera Timur, Halmahera
Tengah dan Pulau Jiuw; Kawasan Pulau Gebe; dan Kawasan Pulau Obi.
Pemerintah Provinsi Maluku Utara telah mengajukan usulan revisi fungsi dan
status jalan nasional sepanjang 3.454,545 Km kepada Kementerian Pekerjaan
Umum. Berdasarkan usulan tersebut, pada awal tahun 2014 kementerian Pekerjaan
Umum telah mengkaji dan dipertimbangkan ruas jalan yang telah memenuhi kriteria
untuk direvisi fungsi dan status menjadi jalan nasional sepanjang 332,86 Km.
Terdapat ruas jalan yang masih perlu usulan dan pembahasan lebih lanjut, yaitu :
 Ruas jalan wilayah perbatasan negara di Kabupaten Halmahera Timur dan
Kabupaten Halmahera Tengah sepanjang 415,73 Km;
 Ruas Jalan terkait Akses dan Pelayanan terhadap PKWp Jailolo, Weda dan
Maba sepanjang 304,47 Km;
 Ruas Jalan terkait akses dan pelayanan terhadap Bandara Kao, Pelabuhan
Ferry, Potensi Panas Bumi serta usulan PKWp Bobong dan PKWp Laiwui
sepanjang 582,186 Km.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-163│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-164│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Gambar 2.31. Peta Usulan Revisi Fungsi dan Status Jalan Provinsi Maluku Utara

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-165│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

 Penataan ruang

Untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif, dan


berkelanjutan, diperlukan penataan ruang yang dapat mengharmoniskan lingkungan
alam dan lingkungan buatan yang mampu mewujudkan keterpaduan penggunaan
sumber daya alam dan sumberdaya buatan, serta yang dapat memberikan
perlindungan terhadap fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan hidup akibat pemanfaatan ruang. Kaidah penataan ruang ini harus
diterapkan dan diwujudkan dalam setiap proses perencanaan tata ruang wilayah.
Penataan ruang dilakukan dengan seoptimal mungkin mempertahankan ruang yang
berfungsi ekologis sebagai komponen penbentuk struktur ruang serta mengendalikan
pemanfaatan ruang yang dapat menurunkan kapasitas fungsi ekologis. Selain itu,
untuk meminimalkan kerentanan wilayah terhadap bencana alam. Oleh karenanya,
penataan ruang secara menyeluruh dan terpadu dengan model-model advokasi,
participatory planning dan perencanaan lintas sektor, sudah saatnya dilakukan secara
konsekuen dan konsisten. Beberapa capaian kinerja penatan ruang yang menjadi
indikator pembangunan di Provinsi Maluku Utara, seperti terurai pada Tabel berikut
ini.
Tabel 2.3-99. Cakupan indikator pembangunan Penataan Ruang di Provinsi Maluku
Utara Tahun 2013-2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-166│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

1 Ketaatan terhadap RTRW 64 65 66 67 68


2 Jumlah Perda RTRW Provinsi/Kab-Kota 9 9 9 10 11
Sumber : Dinas PUPR Provinsi Maluku Utara, 2018

2.2.2.1.4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman

Tuntutan akan jaminan kesejahteraan bagi setiap warganya terhadap


kebutuhan dasar merupakan tanggung jawab pemerintah yang wajib dipenuhi.
Secara substansial regulasi tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman telah
menekankan kewajiban pemerintah daerah untuk memberikan kemudahan
pembangunan dan perolehan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
di wilayahnya. Dalam regulasi tersebut, pemerintah dituntut untuk memenuhi
kebutuhan hunian yang layak dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat
(adequate shelter for all), yang sekaligus mewujudkan permukiman yang
berkelanjutan (sustainable human settlements) melalui aturan pola penanganan
perumahan sebagai salah satu upaya akselerasi pembangunan dan peningkatan
kesejahteraan sosial masyarakat. Hal ini sekaligus menandakan adanya reformasi
pelayanan publik di bidang perumahan secara berkesinambungan. Melalui kebijakan
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman (PKP) yang sinergis dan
melingkupi berbagai sektor (multisektor) diharapkan dapat mewujudkan kondisi
perumahan dan permukiman yang layak dimana hasilnya langsung menyentuh taraf
kesejahteraan hidup masyarakat Maluku Utara. Beberapa capaian kinerja perumahan
rakyat dan kawasan pemukiman yang menjadi indikator pembangunan di Provinsi
Maluku Utara, seperti terurai pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.3-100. Persentase luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan Provinsi


Maluku Utara Tahun 2013-2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
1 Rasio rumah layak huni - - - 90.95 90.90
2 Rasio permukiman layak huni - - - 90.95 90.90
3 Cakupan ketersediaan rumah layak huni - - - 193,438 197,211
4 Cakupan layanan rumah layak huni yang - - - 5 5

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-167│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

terjangkau

5 Persentase pemukiman yang tertata - - - 60.01 -


Persentase lingkungan permukiman
6
kumuh
- - - 0.36 0.36
Sumber : Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Maluku Utara, 2018

Rasio rumah layak huni

Rasio rumah layak huni (R-LH) adalah persentase rumahtangga menempati rumah
layak huni terhadap jumlah rumahtangga seluruhnya.
Merupakan indikator yang menggambarkan banyaknya rumahtangga yang
menempati rumah layak huni. Klasifikasi rumah menurut kelayakannya ditentukan
berdasarkan persyaratan berikut : a). Luas lantai per kapita ≤ 7,2 m2, b). Jenis atau
terbuat dari jerami/ijuk/alang-alang/rumbia/daun atau lainnya, c). Jenis dinding
terbuat dari bambu atau lainnya, d). Jenis lantai tanah atau lainnya, e). Sumber
penerangan bukan listrik, f). Tidak memiliki sumber air minum layak dan g). Tidak
mempunyai akses sanitasi layak. Penentuan status kelayakan mengikuti skoring
berikut : a). Jika terdapat <3 yang memenuhi persyaratan kelayakan di atas, dianggap
“Layak Huni”; b). Jika terdapat 3-4 yang memenuhi persyaratan kelayakan di atas,
dianggap “Rawan Layak Huni”; dan c). Jika terdapat 5-7 yang memenuhi
persyaratan kelayakan di atas, dianggap “Tidak Layak Huni”. Cakupan R-LH
Provinsi Maluku Utara pada tahun 2016 sebesar 90,95persen, sedangkan pada tahun
2017 menurun menjadi 90,90persen. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel berikut ini.

Tabel 2.3-101. Rasio rumah layak huni menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku
Utara, 2016-2017
2016 2017
Kabupaten/Kota jumlah Rasio jumlah Rasio
RTLH RLH RTLH RLH
rumah RLH rumah RLH
Halmahera Barat 25,979 3,029 22,950 88.34 26,499 3,105 23.394 88.28
Halmahera Tengah 7,965 979 6,986 87.71 8,124 1,003 7,121 87.65
Kepulauan Sula 14,392 1,777 12,615 87.65 14,680 1,821 12,858 87.59
Halmahera Selatan 40,829 3,584 37,245 91.22 41,646 3,674 37,972 91.18
Halmahera Utara 36,658 2,721 33,937 92.58 37,391 2,789 34,602 92.54
Halmahera Timur 15,869 2,339 13,530 85.26 16,186 2,397 13,789 85.19
Pulau Morotai 11,928 2,370 9,558 80.13 12,167 2,429 9,737 80.03
Pulau Taliabu 10,894 1,603 9,291 85.29 11,112 1,643 9,469 85.21
Ternate 30,949 285 30,664 99.08 31,568 292 31,276 99.07
Tidore Kepulauan 17,226 564 16,662 96.73 17,571 578 16,992 96.71
Maluku Utara 212,689 19,251 193,438 90.95 216,943 19,732 197,211 90.90
Sumber : Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Maluku Utara, 2018

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-168│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Rasio permukiman layak huni

Tabel 2.3-102. Rasio permukiman layak huni menurut Kabupaten/Kota di Provinsi


Maluku Utara, 2016-2017
2016 2017
luasan luasan
luasan luasan Rasio luasan luasan Rasio
Kabupaten/Kota rumah rumah
RTLH RLH permukiman RTLH RLH permukiman
rata2 rata2
(Ha) (Ha) LH (%) (Ha) (Ha) LH (%)
(Ha) (Ha)
Halmahera Barat 520 61 459 88.34 530 62 468 88.28
Halmahera Tengah 159 20 140 87.71 162 20 142 87.65
Kepulauan Sula 288 36 252 87.65 294 36 257 87.59
Halmahera Selatan 817 72 745 91.22 833 73 759 91.18
Halmahera Utara 733 54 679 92.58 748 56 692 92.54
Halmahera Timur 317 47 271 85.26 324 48 276 85.19
Pulau Morotai 239 47 191 80.13 243 49 195 80.03
Pulau Taliabu 218 32 186 85.29 222 33 189 85.21
Ternate 619 6 613 99.08 631 6 626 99.07
Tidore Kepulauan 345 11 333 96.73 351 12 340 96.71
Maluku Utara 4,254 385 3,869 90.95 4,339 395 3,944 90.90
Sumber : Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Maluku Utara, 2018

Cakupan ketersediaan rumah layak huni

Tabel 2.3-103. Cakupan ketersediaan rumah layak huni menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Maluku Utara, 2016-2017
2016 2017
Kabupaten/Kota jumlah jumlah
RTLH RLH RTLH RLH
rumah rumah
Halmahera Barat 25,979 3,029 22,950 26,499 3,105 23.394
Halmahera Tengah 7,965 979 6,986 8,124 1,003 7,121
Kepulauan Sula 14,392 1,777 12,615 14,680 1,821 12,858
Halmahera Selatan 40,829 3,584 37,245 41,646 3,674 37,972
Halmahera Utara 36,658 2,721 33,937 37,391 2,789 34,602

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-169│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Halmahera Timur 15,869 2,339 13,530 16,186 2,397 13,789


Pulau Morotai 11,928 2,370 9,558 12,167 2,429 9,737
Pulau Taliabu 10,894 1,603 9,291 11,112 1,643 9,469
Ternate 30,949 285 30,664 31,568 292 31,276
Tidore Kepulauan 17,226 564 16,662 17,571 578 16,992
Maluku Utara 212,689 19,251 193,438 216,943 19,732 197,211

Sumber : Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Maluku Utara, 2018

Cakupan layanan rumah layak huni yang terjangkau

Tabel 2.3-104. Cakupan layanan rumah layak huni yang terjangkau menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara, 2016-2017
2016 2017
Cakupan Cakupan
Kabupaten/Kota jumlah Unit layanan jumlah Unit layanan
rumah terbangun RLH rumah terbangun RLH
terjangkau terjangkau
Halmahera Barat 25,979 300 1.15 26,499 300 1.13
Halmahera Tengah 7,965 - - 8,124 - -
Kepulauan Sula 14,392 - - 14,680 - -
Halmahera Selatan 40,829 250 0.61 41,646 250 0.60
Halmahera Utara 36,658 - - 37,391 - -
Halmahera Timur 15,869 - - 16,186 - -
Pulau Morotai 11,928 - - 12,167 - -
Pulau Taliabu 10,894 - - 11,112 - -
Ternate 30,949 538 1.74 31,568 538 1.70
Tidore Kepulauan 17,226 190 1.10 17,571 190 1.08
Maluku Utara 212,689 1,278 5 216,943 1,278 5

Sumber : Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Maluku Utara, 2018

Persentase pemukiman yang tertata

Tabel 2.3-105. Persentase pemukiman yang tertata menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Maluku Utara, 2016
2016
Kabupaten/Kota Luas
luas wilayah Luas Luas yang % permukiman
permukiman
(Ha) (Ha) ditangani (Ha) yang tertata
yang tertata
Halmahera Barat 261,224.00 -
Halmahera Tengah 227,683.00 52.68 13.50 227,630.32 99.98
Kepulauan Sula 963,292.00 - - - -
Halmahera Selatan 877,932.00 177.66 - 877,754.34 99.98
Halmahera Utara 313,240.00 - - - -
Halmahera Timur 6,506.20 - - - -

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-170│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Pulau Morotai 231,490.00 134.05 - 231,355.95 99.94


Pulau Taliabu - - - - -
Ternate 25,086.00 61.00 29.68 25,025.00 99.76
Tidore Kepulauan 956,400.00 133.22 - 956,266.78 99.99
Maluku Utara 3,862,853.20 558.61 43.18 2,318,032.39 60.01

Sumber : Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Maluku Utara, 2018

Persentase lingkungan permukiman kumuh

Tabel 2.3-106. Persentase lingkungan permukiman kumuh menurut Kabupaten/Kota


di Provinsi Maluku Utara, 2016-2017
2016 2017
Luas Luas
%
yang % lingkungan yang
Kabupaten/Kota luas wilayah luas wilayah lingkungan
belum permukiman belum
(Ha) (Ha) permukiman
ditangani kumuh ditangani
kumuh
(Ha) (Ha)
Halmahera Barat 261,224.00 - - 261,224.00 - -
Halmahera Tengah 227,683.00 39.18 0.02 227,683.00 39.18 0.02
Kepulauan Sula 963,292.00 - - 963,292.00 - -
Halmahera Selatan 877,932.00 177.66 0.02 877,932.00 177.66 0.02
Halmahera Utara 313,240.00 - - 313,240.00 - -
Halmahera Timur 6,506.20 - - 6,506.20 - -
Pulau Morotai 231,490.00 134.05 0.06 231,490.00 134.05 0.06
Pulau Taliabu - - - - - -
Ternate 25,086.00 31.32 0.24 25,086.00 31.32 0.24
Tidore Kepulauan 956,400.00 133.22 0.01 956,400.00 133.22 0.01
Maluku Utara 3,862,853.20 515.43 0.36 3,862,853.20 558.61 0.36
Sumber : Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Maluku Utara, 2018

2.2.2.1.5. Ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat

Bahwa ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat sangat


penting dan menentukan dalam kelancaran jalannya pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan serta pembinaan kemasyarakatan dalam suatu wilayah atau daerah
sehingga tercapainya tujuan pembangunan yang diharapkan untuk kesejahteraan
masyarakat. Kehadiran aspek penting pembangunan sektor ini di Maluku Utara
diharapkan mampu menciptakan kondisi dinamis yang memungkinkan pemerintah

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-171│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

dan masyarakatnya dapat melakukan kegiatannya dengan tenteram, tertib dan


berjalan secara teratur sesuai hukum dan norma-norma yang ada. Beberapa capaian
kinerja ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat yang menjadi
indikator pembangunan di Provinsi Maluku Utara, seperti terurai pada Tabel berikut
ini.
Tabel 2.3-107. Cakupan indikator ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan
masyarakat di Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
Ketenteraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3
1
(ketertiban, ketenteraman dan keindahan)(%)
73 90 88 83 94
2 Persentase penegakkan perda 33 33 40 50 50
Sumber : Satpol PP Provinsi Maluku Utara, 2018

2.2.2.1.6. Sosial

Dinamika sosial tak pernah berhenti dalam kehidupan manusia.


Perubahannya tidak dapat dipisahkan dari pencapaian tujuan hidup yang
dianggapnya lebih baik, tentangnya, orang menyebut dengan sejahtera (well being).
Meskipun terkadang dipersepsikan perubahan sosial itu merupakan proses seleksi
alam, yang berkembang secara linier dan progresif, atau karena benturan
perkembangan ide manusia, bahkan hingga pada akibat aktivitas ekonomi, namun
tidak dapat dipungkiri, derap perubahannya juga terjadi melalui intervensi
pemerintah, yang tentunya diperlukan untuk mengatur perkembangannya. Dengan
demikian, pembangunan sosial hadir guna menjamin semua kepentingan masyarakat
melalui proses bertahap menuju perkembangan yang lebih baik dan manusiawi.
Beberapa capaian kinerja sosial yang menjadi indikator pembangunan di Provinsi
Maluku Utara, seperti terurai pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-108. Cakupan indikator sosial di Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Dasar
Sosial
1 Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial (%) 80 85 90 85 90
2 Persentase PMKS yang tertangani (%) 70 80 80 85 90
3 Persentase PMKS skala yang memperoleh bantuan sosial 70 80 80 85 90
untuk pemenuhan kebutuhan dasar (%)
4 Persentase panti sosial yang menerima program
pemberdayaan sosial melalui kelompok usaha bersama 60 60 80 85 90
(KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-172│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

(%)
5 Persentase panti sosial yang menyediakan sarana
30 40 45 50 55
prasarana pelayanan kesehatan sosial (%)
6 Persentase wahana kesejahteraan sosial berbasis
masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarana 60 60 60 70 75
prasarana pelayanan kesejahteraan sosial (%)
7 Persentase korban bencana yang menerima bantuan
80 80 80 85 90
sosial selama masa tanggap darurat (%)
8 Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan
mengunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap 80 80 80 85 90
(%)
9 Persentase penyandang cacat fisik dan mental, serta
lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan 40 45 80 85 90
sosial (%)
Sumber : Dinas Sosial Provinsi Maluku Utara, 2018.

Sedangkan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan


pelayanan dasar terdiri dari bidang urusan berikut ini.
2.2.2.2. Layanan Urusan Wajib Non Dasar

2.2.2.2.1. Tenaga Kerja

Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting


sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Perubahan struktur penyerapan tenaga
kerja akan memberi dampak terhadap eksistensi perubahan struktur ekonomi.
Dengan adanya peningkatan proporsi penduduk usia kerja yang terlibat secara aktif
dalam pasar tenaga kerja, maka akan diikuti dengan perubahan struktur di sektor non
pertanian. Tentunya perubahan ini berdampak positif dan signifikan terhadap
kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, kebijakan mengenai ketenagakerjaan
yang dibuat dan dilaksanakan pemerintah provinsi Maluku Utara akan terus
memperhatikan mengenai hal-hal yang dapat mendukung penciptaan lapangan kerja
dan perbaikan pendapatan. Pemerintah akan tetap memperhatikan keseimbangan
pengembangan tiap sektor dalam rangka mendukung pembukaan lapangan kerja.
Beberapa capaian kinerja tenaga kerja yang menjadi indikator pembangunan di
Provinsi Maluku Utara, seperti terurai pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-109. Cakupan indikator tenaga kerja di Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-
2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
LAYANAN URUSAN WAJIB 2013 2014 2015 2016 2017
DASAR
Tenaga Kerja
Angka sengketa pengusaha-pekerja per
1 tahun 4 10 18 9 65
Besaran Kasus yang diselesaikan dengan
2 Perjanjian Bersama (PB) 4 8 16 9 54

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-173│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

besaran pencari kerja yang terdaftar yang 55.70 19.54 26.79 44.98 45,32
3 ditempatkan (%)
Jumlah pencari kerja yang mendaftar 1,946 1,131 2,818 2,408 4,309
.1
Jumlah pencari kerja yang ditempatkan 1,084 221 755 1,083 1,953
.2
4 Keselamatan dan Perlindungan (%) 3 2 6 8 25
Besaran pekerja/buruh yang menjadi
5 peserta program Jamsostek1
2.7 2.43 8.09
Perselisihan buruh dan pengusaha
6 terhadap kebijakan pemerintah daerah
7 Besaran Pemeriksaan Perusahaan (%) 30 50 60 60 60
Besaran pengujian peralatan di
8 Perusahaan (%)
Besaran Tenaga Kerja yang mendapatkan
9 pelatihan berbasis kompetensi 200 140 100 110 253
Besaran Tenaga Kerja yang mendapatkan
10
pelatihan berbasis masyarakat
160 100 60 40 60
Besaran Tenaga Kerja yang mendapatkan
11 pelatihan kewirausahaan 160 80 100 40 80
Rasio lulusan S1/S2/S3* (persatuan
12
penduduk)
3.20 3.66 3.83 4.32 5.08
Penduduk yang bekerja menurut
.1 Pendidikan (SI/S2/S3) 35,687 41,664 44,520 51,210 61,409
1,114,89 1,138,66 1,162,34 1,185,91 1,209,34
.2 Jumlah penduduk (jiwa)
7 7 5 2 2
Sumber : Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan PDT Provinsi Maluku Utara, 2018 dan 1BPS *) data olahan

2.2.2.2.2. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak adalah usaha sistematis dan


terencana untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan keluarga
dan masyarakat serta membangun anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan
bertaqwa serta terlindungi. Pembangunan sektor ini menjawab tuntutan untuk
meningkatkan status, posisi dan kondisi perempuan agar dapat mencapai kemajuan
yang setara dengan laki-laki. Oleh karena masih menjadi tantangan sektor ini
dimana masih dijumpai terbatasnya akses perempuan terhadap sumber daya,
diskriminasi dalam promosi dan perekrutan, dan lebih tingginya tingkat informalitas
ekonomi. Perempuan merupakan mayoritas dari mereka yang bekerja sendiri, pekerja
rumah tangga tak dibayar, dan buruh migran, membuat mereka rentan terhadap
ketidakamanan pribadi dan finansial, trafficking dan bentuk-bentuk pelanggaran hak
asasi manusia lainnya. Dengan demikian, isu-isu penting berkaitan dengan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-174│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

peningkatan pemahaman, komitmen, dan kemampuan para pengambil kebijakan dan


pelaku pembangunan akan pentingnya pengarusutamaan, perencanaan dan
penganggaran yang responsif gender, serta penguatan kelembagaan pengarusutamaan
gender, penanganan anak-anak yang berhadapan dengan hukum maupun
pemberdayaan perempuan merupakan bagian penting manifestasi kehadiran
pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Beberapa capaian
kinerja pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang menjadi indikator
pembangunan di Provinsi Maluku Utara, seperti terurai berikut ini.

 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

Perbandingan pekerja perempuan di lembaga pemerintah terhadap jumlah pekerja


perempuan, dinyatakan dalam persen
ASN dilingkup Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi Maluku Utara
sampai dengan tahun 2015 berjumlah 40,006orang, dengan Laki-laki sebanyak
19,404orang (48.5persen) dan perempuan sebanyak 20,602orang (51.5persen).
Sementara jumlah pekerja perempuan pada tahun 2015 berjumlah 178.710orang.
Sedangkan pada tahun 2017 jumlah ASN keseluruhan berjumlah 39,235orang,
dengan laki-laki sebanyak 18,414 (46,9persen) dan perempuan sebanyak
20,821orang (53,1persen). Dengan jumlah pekerja perempuan berjumlah
170.591orang. Dengan demikian, partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
sebesar 11,5persen pada tahun 2015 dan meningkat pada tahun 2017 menjadi
12,2persen. Artinya, Dari 100 pekerja perempuan, terdapat 12orang diantaranya
adalah ASN pada tahun 2017. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.
Tabel 2.3-110. Persentase Partisipasi perempuan di lembaga Pemerintah di Provinsi
Maluku Utara, Tahun 2015-2017

ASN ∑pekerja
Provinsi %*
Laki-laki perempuan L+P perempuan
Maluku Utara
2015 19,404 20,602 40,006 178,710 11.5
2017 18,414 20,821 39,235 170,591 12.2

Sumber : Maluku Utara dalam Angka 2016-2018. BPS Maluku Utara 2016-2018 dan *) data olahan

 Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD

Perbandingan jumlah kursi DPRD yang diduduki perempuan terhdap Jumlah total kursi di
keanggotaan DPRD, dinyatakan dalam persen
Perwakilan perempuan di legislatif merupakan salah satu aspek kesempatan
perempuan untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik untuk mencapai persamaan
dan keadilan. Berdasarkan hasil Pemilu 2014, proporsi kursi yang diduduki
perempuan di parlemen Provinsi sebesar 21,6persen. Sementara itu, Halmahera

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-175│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Barat, Halmahera Utara dan Pulau Taliabu menempati cakupan ini dengan
20,0persen, sedangkan Kepulauan Sula dan Halmahera Selatan tidak menempatkan
satu perwakilan perempuan pun di parlemen.
Tabel 2.3-111. Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD menurut
Kabupaten/Kota, 2017

DPRD %
Provinsi perempuan
Laki-laki Perempuan jumlah
di DPRD
Halmahera Barat 20 5 25 20.0
Halmahera Tengah 18 2 20 10.0
Kepulauan Sula 25 0 25 0
Halmahera Selatan 30 0 30 0
Halmahera Utara 20 5 25 20.0
Halmahera Timur 19 1 20 5.0
Pulau Morotai 18 2 20 10.0
Pulau Taliabu 16 4 20 20.0
Ternate 25 5 30 16.7
Tidore Kepulauan 21 4 25 16.0
Maluku Utara 37 8 45 21.6
Sumber : Statistik Politik dan Keamanan Provinsi Maluku Utara 2016. BPS Maluku Utara 2017 dan *) data olahan

 Rasio KDRT

Perbandingan jumlah KDRT terhadap jumlah rumah tangga, dinyatakan dalam persen
Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang
terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara
fisik, seksual, psikologis dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman
untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara
melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Cakupan rasio KDRT Provinsi
Maluku Utara pada periode 2014-2016 berfluktuatif, terakhir, rasio ini pada tahun
2016 sebesar 0.02. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-112. Rasio KDRT Provinsi Maluku Utara, 2014-2016

KDRT1 ∑Rumah tangga2 Rasio KDRT*


Provinsi
2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016
Maluku
37 33 52 235,175 240,062 244,937 0.02 0.01 0.02
Utara
Sumber : 1Statistik Kriminal 2017. BPS 2017 dan 2) Maluku Utara dalam Angka 2015-2017. BPS Maluku Utara 2015-2017 dan *) data olahan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-176│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

 Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur

Perbandingan pekerja anak usia 5-14 tahun terhadap jumlah pekerja usia 5 tahun keatas,
dinyatakan dalam persen
Pada hakekatnya anak tidak diperbolehkan bekerja karena waktu mereka
selayaknya dimanfaatkan untuk bergembira, belajar, bermain, berada dalam suasana
damai, mendapatkan kesempatan dan fasilitas untuk mencapai citacitanya sesuai
dengan perkembangan fisik, psikologis, intelektual dan sosialnya. Namun pada
kenyataannya banyak anak-anak dibawah usia 18 tahun yang telah terlibat aktif
dalam kegiatan ekonomi, menjadi pekerja anak dengan alasan tekanan ekonomi yang
dialami orang tuanya ataupun faktor lainnya. Untuk menjamin terpenuhinya hak anak
yang bekerja, maka perlu ada perlindungan yang tercantum dan ditegaskan dalam
perundang-undangan yang berlaku. Perlindungan ini dimulai sejak Konvensi ILO
No. 138 yang mengatur umur minimum anak yang bekerja, kemudian Konvensi ILO
No. 182 tentang pelarangan dan tindakan cepat untuk penghapusan segala bentuk
pekerjaan terburuk bagi anak. Sementara di Indonesia aturan hukum tentang pekerja
anak tertuang dalam Pasal 68 hingga Pasal 75 UU No. 13 Tahun 2003. Pasal 68
secara tegas menyatakan bahwa pengusaha dilarang mempekerjakan anak. Namun
pada pasal 69 tertuang beberapa pengecualian di antaranya anak usia 13 hingga 15
tahun dapat melakukan pekerjaan ringan asalkan tidak menganggu perkembangan
dan kesehatan fisik, mental dan sosial anak.
Profil anak Indonesia 2015 hanya membahas anak 10-17 tahun yang bekerja.
Anak dianggap bekerja jika mereka bekerja minimal satu jam secara berturut-turut
dalam periode seminggu yang lalu dan pekerjaan itu dilakukan dengan maksud untuk
memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan dalam bentuk uang maupun
barang. Tabel-tabel deskriptif pada lampiran, anak dibedakan dalam tiga kelompok
umur yaitu umur 10-12 tahun, 13-14 tahun dan umur 15-17 tahun. Anak-anak pada
kelompok 10-12 tahun sebenarnya tidak diperbolehkan bekerja (untuk jenis
pekerjaan ringan sekalipun). Sedangkan untuk kelompok umur berikutnya, 13-14
tahun, pekerjaan ringan masih dapat ditoleransi undang-undang. Sementara untuk
kelompok umur tertua, 15-17 tahun, secara umum diperbolehkan oleh hukum untuk
bekerja. Namun demikian, berdasarkan hukum yang berlaku mereka semua
dilindungi untuk tidak terlibat dalam pekerjaan terburuk atau berbahaya.
Cakupan persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur menunjukkan
penurunan dari 2,44persen tahun 2012 menjadi 0,90persen tahun 2014. Kondisi
cakupan ini di Provinsi Maluku Utara pada tahun 2014 masih lebih besar dibanding
capaian Indonesia yang hanya sebesar 0,51persen. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-113. persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur di Provinsi Maluku
Utara dan Indonesia, Tahun 2012-2014

∑pekerja anak usia Jumlah Jumlah Persentase jumlah


No Provinsi 1 pekerja usia pekerja usia tenaga kerja
10-12 13-14 5-14 >15tahun >5tahun* dibawah umur*
Maluku Utara
1. 2012 5,524 5,713 11,237 450,184 461,421 2.44

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-177│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2. 2014 1,517 2,618 4,135 456017 460,152 0.90


INDONESIA
1. 2012 339,104 555,30 894,40
0 4
2. 2014 190,024 402,29 592,31 114,628,02 115,220,34 0.51
4 8 6 4
Sumber: Profil Anak Indonesia 2012&2015. KemenP3A RI. 2016 dan *) data olahan.
Keterangan : 1) pekerja anak usia dibawah 10tahun tidak diekspose dalam profil anak maka diasumsikan tidak ada

 Partisipasi angkatan kerja perempuan

Perbandingan jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan terhadap jumlah angkatan


kerja perempuan, dinyatakan dalam persen
TPAK-P adalah persentase penduduk perempuan usia kerja yang masuk
angkatan kerja terhadap jumlah seluruh penduduk perempuan usia kerja. Indikator
ini digunakan untuk mengukur tingkat keterbukaan pasar kerja bagi perempuan, yang
tidak hanya mengetahui pengaruh kesempatan kerja yang adil tetapi juga untuk
mengetahui efisiensi ekonomi melalui fleksibelitas pasar kerja serta mengatur
kemampuan ekonomi untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Indikator
ini merupakan salah satu aspek partisipasi perempuan dalam kehidupan publik.
Cakupan TPAK-P Provinsi Maluku Utara selama tahun 2013-2017
memperlihatkan kecenderungan meningkat pada 4 (empat) tahun pertama, namun
pada tahun 2017 trendnya menurun. Berbeda dengan cakupan Indonesia yang pada
tahun ke 2 (dua) menurun, namun pada tahun berikutnya hingga tahun 2017 memiliki
trend meningkat. Meskipun demikian, capaian TPAK-P Provinsi Maluku Utara
terhadap Indonesia selama periode 2013-2017, senantiasa lebih kecil. Pada tahun
2017 TPAP-P Provinsi Maluku Utara adalah 46,36persen. Artinya, kurang dari
separuh penduduk perempuan usia kerja yang masuk angkatan kerja.
Tabel 2.3-114. partisipasi angkatan kerja perempuan di Provinsi Maluku Utara dan
Indonesia, Tahun 2012-2014

Tahun
No. Provinsi
2013 2014 2015 2016 2017
Maluku Utara
1. Jumlah penduduk 352,368 369,046 378,699 388,129 397,306
perempuan usia kerja
2. Jumlah angkatan kerja 151,050 171,296 183,887 189,712 184,173
perempuan
3. TPAK-P* 42.87 46.42 48.56 48.88 46.36
INDONESIA
1. Jumlah penduduk 90,192,180 91,690,690 93,236,903 94,724,570 96,196,753
perempuan usia kerja
2. Jumlah angkatan kerja 45,328,259 46,046,837 45,569,429 48,088,578 48,950,949
perempuan
3. TPAK-P* 50.26 50.22 48.87 50.77 50.89
Sumber: Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia Agustus 2013-2017. BPS. 2013-2017 dan *) data olahan.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-178│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sementara itu, partisipasi angkatan kerja perempuan di kabupaten/kota


memperlihatkan bahwa Halmahera Barat memiliki capaian tertinggi, sedangkan
Halmahera Utara yang terendah. Terdapat 5 (lima) kabupaten/kota yang capaiannya
diatas rata-rata Provinsi, yakni Halmahera Barat, Pulau Taliabu, Halmahera Timur,
Pulau Morotai dan Halmahera Selatan, adapun yang capaiannya dibawah provinsi
yakni Halmahera Utara, Kepulauan Sula, Halmahera Tengah, Tidore Kepulauan dan
Ternate. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.3-115. partisipasi angkatan kerja perempuan menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Maluku Utara, Tahun 2017
2017
Provinsi ∑penduduk ∑angkatan kerja
TPAK-P*
perempuan usia kerja perempuan
Halmahera Barat 38,039 20,520 53.94
Halmahera Tengah 16,557 7,388 44.62
Kepulauan Sula 31,943 13,764 43.09
Halmahera Selatan 70,865 33,552 47.35
Halmahera Utara 60,871 22,656 37.22
Halmahera Timur 28,268 14,865 52.59
Pulau Morotai 20,067 10,029 49.98
Pulau Taliabu 15,916 8,412 52.85
Ternate 80,206 37,112 46.27
Tidore Kepulauan 34,574 15,875 45.92
Maluku Utara 397,306 184,173 46.36
Sumber: Keadaan Ketenagakerjaan di Provinsi Maluku Utara Agustus 2016-2017. BPS Maluku Utara. 2016-2017 dan *) data olahan.

Sementara itu, partisipasi angkatan kerja perempuan di kabupaten/kota


memperlihatkan bahwa Halmahera Barat memiliki capaian tertinggi, sedangkan
Halmahera Utara yang terendah. Terdapat 5 (lima) kabupaten/kota yang capaiannya
diatas rata-rata Provinsi, yakni Halmahera Barat, Pulau Taliabu, Halmahera Timur,
Pulau Morotai dan Halmahera Selatan, adapun yang capaiannya dibawah provinsi
yakni Halmahera Utara, Kepulauan Sula, Halmahera Tengah, Tidore Kepulauan dan
Ternate.

 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang


mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di
dalam unit pelayanan terpadu

Tabel 2.3-116. Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan
penanganan pengaduan olehpetugas terlatih di dalam unit pelayan terpadu di Provinsi
Maluku Utara Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM 2013 2014 2015 2016 2017

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-179│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Layanan Urusan Wajib Non Dasar


Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan
yang mendapatkan pelayanan pengaduan oleh - - 5 44 101
petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu
Sumber : Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Maluku Utara, 2018.

 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang


mendapatkan layanan kesehatan oleh tenaga kesahatan terlatih di
Puskesmas mampu tatalaksana KtP/A dan PPT/PKT di Rumah
Sakit
Tabel 2.3-117. Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan
layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas mampu tatalaksana
KtP/A dan PPT/PKT di Rumah Sakit. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang
mendapatkan layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
terlatih di puskesmas mampu tata laksana KtP/A dan PPT di
- - 1 10 12
Rumah Sakit
Sumber : Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Maluku Utara, 2018.

 Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas


rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban
kekerasan didalam unit pelayanan terpadu
Tabel 2.3-118. Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas
rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan didalam unit
pelayanan terpadu. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas
rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban - - 7 34 47
kekerasan di unit pelayanan terpadu
Sumber : Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Maluku Utara, 2018.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-180│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

 Cakupan penegakan hukum dari tingkat penyidikan sampai


dengan putusan pengadilan atas kasus-kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak
Tabel 2.3-119. Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas
rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan didalam unit
pelayanan terpadu. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Cakupan penegakan hukum dari tingkat penyidikan
sampai dengan putusan pengadilan atas kasus-kasus
- - 4 7 16
kekerasan terhadap perempuan dan anak korban
kekerasan
Sumber : Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Maluku Utara, 2018.

 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang


mendapatkan layanan bantuan hukum
Tabel 2.3-120. Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan
layananbantuan hukum di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan
- - 4 27 35
dalam mendapat layanan hukum
Sumber : Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Maluku Utara, 2018.

 Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan dan anak korban


kekerasan
Tabel 2.3-121. Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan dan korban kekerasan
di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Cakupan layanan pemulangan bagi korban
- - 1 1 0
kekerasan perempuan dan anak
Sumber : Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Maluku Utara, 2018.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-181│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

 Cakupan layanan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak


korban kekerasan
Tabel 2.3-122. Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan dan korban kekerasan
di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Cakupan layanan reintegrasi sosial bagi korban
- - 1 1 0
kekerasan perempuan dan anak
Sumber : Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Maluku Utara, 2018.

 Rasio APM perempuan/laki-laki di SD

Perbandingan APM-SD perempuan terhadap APM-SD laki-laki


Rasio Angka Partisipasi Murni (RAPM) anak perempuan terhadap anak laki-
laki di tingkat pendidikan da.sar adalah perbandingan APM murid perempuan
terhadap APM murid laki-laki pada jenjang dan jalur pendidikan dasar, dinyatakan
dalam persentase. Indikator kesempatan memperoleh pendidikan antara perempuan
dan laki-laki diukur dari rasio APM yang menunjukkan kesetaraan dan keadilan
gender di bidang pendidikan.
Pada tahun 2016 rasio Angka Partisipasi Murni (APM) penduduk laki-laki
berumur 7-12 tahun di SD/MI/Paket A relatif lebih tinggi dibanding APM
perempuan. Dari 100penduduk laki-laki berumur 7-12 tahun, sebanyak ±97orang
diantaranya masih bersekolah di SD/MI/Paket A. Sedangkan dari 100penduduk
perempuan berumur 7-12 tahun, sebanyak ±96orang diantaranya masih bersekolah di
SD/MI/Paket A. Namun demikian, pada tahun 2017 malah sebaliknya, dari
100penduduk laki-laki berumur 7-12 tahun, sebanyak ±96orang diantaranya masih
bersekolah di SD/MI/Paket A, sedangkan dari 100penduduk perempuan berumur 7-
12 tahun, sebanyak ±97orang diantaranya masih bersekolah di SD/MI/Paket A. Arah
trend perkembangan rasio APM perempuan terhadap laki-laki di SD/MI/Paket A
selama tahun 2016-2017 cenderung meningkat namun tidak signifikan. Informasi
lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.3-123. Rasio APM perempuan/laki-laki di SD menurut Kabupaten/Kota di

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-182│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Provinsi Maluku Utara, 2016-2017

Rasio APM SD
Provinsi
laki-laki perempuan L+P
Halmahera Barat 100.0 100.0 100.0
Halmahera Tengah 97.66 98.61 98.10
Kepulauan Sula 99.22 95.75 97.52
Halmahera Selatan 96.64 99.03 97.78
Halmahera Utara 96.70 97.32 97.02
Halmahera Timur 94.64 96.08 95.39
Pulau Morotai 99.40 97.96 98.73
Pulau Taliabu 97.76 97.05 97.42
Ternate 92.64 94.38 93.45
Tidore Kepulauan 96.89 97.98 97.43
2017 96.66 97.35 96.99
Maluku Utara
2016 97.20 96.25 96.75
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Maluku Utara 2016&2017. BPS Maluku Utara. 2016&2017 .

 Rasio APM perempuan/laki-laki di SMP

Perbandingan APM-SMP perempuan terhadap APM-SMP laki-laki


Rasio Angka Partisipasi Murni (RAPM) anak perempuan terhadap anak laki-
laki di tingkat pendidikan SMP adalah perbandingan APM murid perempuan
terhadap APM murid laki-laki pada jenjang dan jalur pendidikan SMP, dinyatakan
dalam persentase.
Bila dibandingkan APM SD/MI/Paket A, APM bagi penduduk berumur 13-
15 tahun yang masih bersekolah di SMP/MTs/Paket B lebih rendah, baik perempuan
maupun laki-laki. Secara umum, APM SMP/MTs/Paket B perempuan lebih tinggi
dibanding laki-laki. Pada tahun 2016 dari 100penduduk laki-laki berumur 13-15
tahun, sebanyak ±71orang diantaranya masih bersekolah di SMP/MTs/Paket B,
sedangkan dari 100penduduk perempuan berumur 13-15 tahun, sebanyak ±79orang
diantaranya masih bersekolah di SMP/MTs/Paket B. Namun demikian, pada tahun
2017 walaupun masih didominasi perempuan, akan tetapi APM laki-laki mulai
meningkat dan malah perempuan yang sebaliknya, menurun. Dimana dari
100penduduk laki-laki berumur 13-15 tahun, sebanyak ±75orang diantaranya masih
bersekolah di SMP/MTs/Paket B, sedangkan dari 100penduduk perempuan berumur
13-15 tahun, sebanyak ±77orang diantaranya masih bersekolah di SMP/MTs/Paket
B. Arah trend perkembangan rasio APM perempuan terhadap laki-laki di
SMP/MTs/Paket B selama tahun 2016-2017 cenderung meningkat namun tidak
signifikan. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.3-124. Rasio APM perempuan/laki-laki di SMP menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Maluku Utara, 2016-2017

Provinsi Rasio APM SMP

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-183│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

laki-laki perempuan L+P


Halmahera Barat 76.51 82.28 78.75
Halmahera Tengah 78.83 79.25 79.01
Kepulauan Sula 69.78 77.41 73.52
Halmahera Selatan 74.71 76.93 75.84
Halmahera Utara 69.35 78.97 74.17
Halmahera Timur 77.22 81.59 79.61
Pulau Morotai 83.69 79.51 81.61
Pulau Taliabu 85.66 65.28 74.10
Ternate 78.03 71.06 74.60
Tidore Kepulauan 75.04 78.44 76.75
2017 75.33 77.22 76.26
Maluku Utara
2016 71.50 79.84 75.68
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Maluku Utara 2016&2017. BPS Maluku Utara. 2016&2017.

 Rasio APM perempuan/laki-laki di SMA

Perbandingan banyaknya murid SLTA perempuan usia 16-18 tahun terhadap banyaknya
murid SLTA laki-laki usia 16-18 tahun
Bila dibandingkan dengan APM SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/Paket B,
terlihat bahwa APM penduduk berumur 16-18 tahun yang masih bersekolah di
SMA/SMK/MA/Paket C lebih rendah, baik perempuan maupun laki-laki. Pada tahun
2016, dari 100 penduduk perempuan berumur 16-18 tahun, sebanyak ±65orang
diantaranya masih bersekolah di SMA/SMK/MA/Paket C, sedangkan dari 100
penduduk laki-laki berumur 16-18 tahun, sebanyak ±61orang diantaranya masih
bersekolah di SMA/SMK/MA/Paket C. Namun demikian, pada tahun 2017
walaupun masih didominasi perempuan, akan tetapi APM laki-laki mulai meningkat
dan malah perempuan yang sebaliknya, menurun. Dimana dari 100penduduk laki-
laki berumur 16-18 tahun, sebanyak ±63orang diantaranya masih bersekolah di
SMA/SMK/MA/Paket C, sedangkan dari 100penduduk perempuan berumur 16-18
tahun, sebanyak ±63orang diantaranya masih bersekolah di SMA/SMK/MA/Paket C.
Arah trend perkembangan rasio APM perempuan terhadap laki-laki di
SMA/SMK/MA/Paket C selama tahun 2016-2017 cenderung meningkat namun tidak
signifikan.
Tabel 2.3-125. Rasio APM perempuan/laki-laki di SMA menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Maluku Utara, 2016-2017

Rasio APM SMA


Provinsi
laki-laki perempuan L+P
Halmahera Barat 62.96 66.42 64.83
Halmahera Tengah 63.97 65.40 64.67
Kepulauan Sula 65.48 67.00 66.25
Halmahera Selatan 60.05 62.50 61.22
Halmahera Utara 57.29 63.29 59.96
Halmahera Timur 55.68 55.82 55.73

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-184│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Pulau Morotai 59.41 62.97 61.10


Pulau Taliabu 57.70 59.68 58.44
Ternate 74.92 60.56 67.60
Tidore Kepulauan 76.83 76.05 76.51
2017 63.29 63.79 63.52
Maluku Utara
2016 61.33 65.81 63.47
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Maluku Utara 2016&2017. BPS Maluku Utara. 2016&2017

 Rasio APM perempuan/laki-laki di Perguruan Tinggi

Perbandingan jumlah anak perempuan di tingkat pendidikan tinggi usia 19-24 tahun
terhadap jumlah anak laki-laki di tingkkat pendidikan tinggi usia 19-24 tahun
Rasio perempuan terhadap laki-laki di tingkat perguruan tinggi (RAPM-PT)
adalah perbandingan antara APM tingkat perguruan tinggi (Diploma, Strata)
perempuan terhadap APM tingkat perguruan tinggi laki-laki, dinyatakan dalam
persentase.
Jika dilihat pada APM Perguruan Tinggi, pada tahun 2016 dari 100 penduduk
perempuan berumur 19-24 tahun, sebanyak ±29orang diantaranya masih kuliah,
sedangkan dari 100 penduduk laki-laki berumur 19-24 tahun, sebanyak ±20orang
diantaranya masih kuliah. Di perkotaan, APM Perguruan Tinggi bagi laki-laki lebih
rendah dibanding perempuan, hal yang sama juga terjadi di daerah perdesaan.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-126. Rasio APM perempuan/laki-laki di Perguruan Tinggi di Provinsi
Maluku Utara, 2016

Rasio APM Perguruan Tinggi


Provinsi
laki-laki perempuan L+P
Maluku Utara
Perkotaan 28.72 36.11 32.30
Perdesaan 16.50 24.90 20.22
Perkotaan+Perdesaan 20.76 29.24 24.64
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Maluku Utara 2016. BPS Maluku Utara. 2016.

 Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok


usia 15-24 tahun
Perbandingan AMH15-24 perempuan terhadap AMH15-24 laki-laki

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-185│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

AMH merefleksikan out come pendidikan dasar sejak 10 tahun terakhir


sebagai ukuran efektifnya sistem pendidikan dasar. Indikator ini kerap dilihat sebagai
proksi untuk mengukur kemajuan pembangunan sosial dan ekonomi.
Cakupan rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada tahun 2016 ke
tahun 2017 menunjukkan trend yang lebih baik, yakni dari 99,50 ke 99,71. Namun
demikian, pada tahun 2017 laki-laki masih mendominasi perempuan, berbeda dengan
tahun sebelumya di tahun 2016. Data juga menunjukkan bahwa pada tahun 2017,
semua perempuan di Halmahera Selatan, Halmahera Utara, Pulau Taliabu dan Tidore
Kepulauan sudah melek huruf. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.

Tabel 2.3-127. Rasio melek huruf perempuan/laki-laki pada kelompok usia 15-24tahun
menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara, Tahun 2016-2017

Rasio melek huruf


Provinsi
laki-laki perempuan L+P
Halmahera Barat 100.00 99.83 99.92
Halmahera Tengah 98.63 97.59 98.14
Kepulauan Sula 100.00 99.17 99.59
Halmahera Selatan 100.00 100.00 100.00
Halmahera Utara 100.00 100.00 100.00
Halmahera Timur 99.33 98.61 99.03
Pulau Morotai 99.12 99.31 99.21
Pulau Taliabu 100.00 100.00 100.00
Ternate 100.00 99.38 99.68
Tidore Kepulauan 100.00 100.00 100.00
2017 99.84 99.57 99.71
Maluku Utara
2016 99.32 99.70 99.50
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Maluku Utara 2016&2017. BPS Maluku Utara. 2016&2017

 Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor


nonpertanian
Perbandingan banyaknya pekerja upahan perempuan di sektor non pertanian terhadap
banyaknya pekerja upahan di sektor non pertanian, dinyatakan dalam persen
Sektor non pertanian adalah semua sektor kegiatan ekonomi di luar pertanian
sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Sektor non
pertanian yaitu pertambangan & penggalian, industri pengolahan, listrik & gas,
konstruksi/bangunan, perdagangan, hotel & rumah makan, transportasi &
pergudangan, informasi & komunikasi, keuangan & asuransi, jasa pendidikan, jasa
kesehatan, jasa kemasyarakatan, pemerintahan & perorangan, dan lainnya (real estat,
penyedia air, dll). Indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat keterbukaan
pasar kerja bagi perempuan di sektor non pertanian, yang tidak hanya mengetahui
pengaruh kesempatan kerja yang adil tetapi juga untuk mengetahui efisiensi ekonomi

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-186│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

melalui fleksibelitas pasar kerja serta mengatur kemampuan ekonomi untuk


menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Indikator ini merupakan salah satu
aspek partisipasi perempuan dalam kehidupan publik.
Cakupan kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor
nonpertanian Provinsi Maluku Utara sejak tahun 2015 hingga 2017 memiliki arah
perkembangan yang cenderung menurun, yakni dari 10,8persen menjadi 5,6persen.
Trend penurunan ini juga diikuti oleh hampir semua kabupaten/kota, kecuali
Halmahera Utara dan Pulau Taliabu. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-128. kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian
menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara, Tahun 2015-2017

2015 2017
Kabupaten/Kota ∑pekerja ∑pekerja ∑pekerja ∑pekerja
upahan perempuan
%*
upahan perempuan %*
Halmahera Barat 79 32 40.5 1,458 - -
Halmahera Tengah 730 70 9.6 1,070 - -
Kepulauan Sula 139 - - 33 - -
Halmahera Selatan 2,154 282 13.1 2,415 289 12.0
Halmahera Utara 1,656 115 6.9 2,098 390 18.6
Halmahera Timur 1,762 212 12.0 2,050 135 6.6
Pulau Morotai 815 25 3.1 456 - -
Pulau Taliabu - - - 242 103 42.6
Ternate 5,790 985 17.0 4,624 - -
Tidore Kepulauan 2,813 - - 1,985 - -
Maluku Utara 15,938 1,721 10.8 16,431 917 5.6
Sumber: Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara Agustus 2016&2017. BPS Maluku Utara. 2016&2017 dan *) data olahan

2.2.2.2.3. Pangan

Isu pangan akan menjadi isu strategis yang terus mewarnai dinamika
perkembangan ekonomi dan politik setiap daerah, tidak terkecuali Maluku Utara, hal
ini tidaklah berlebihan, mengingat pangan menjadi salah satu kebutuhan dasar
manusia guna mempertahankan hidup dan pemenuhannya merupakan hak asasi
setiap rakyat Indonesia. Komitmen besar pembangunan pangan hadir untuk
memperjelas dan memperkuat tentang pentingnya pencapaian ketahanan pangan
dengan mewujudkan kedaulatan pangan (food soveregnity), kemandirian pangan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-187│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

(food resilience) serta keamanan pangan (food safety). Bahwa capaian ketahanan
pangan secara sederhana dapat dicermati dari tersedianya pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau sehingga
masyarakat dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
Pembangunan sektor ini berharap tentunya, aspek pengawalan dan pengendalian
akan efektifitas penggunaan anggaran dapat mengedepankan transparasi dan
akuntabilitas sehingga mampu menggerakkan sektor produktif yang mendukung
langsung pencapaian swasembada pangan, yang memiliki efek berantai dalam
meningkatkan produksi dan produktivitas, meningkatkan indeks pertanaman,
memberikan konstribusi terhadap pemantapan ketahanan pangan dan mengurangi
ketergantungan importasi pangan. Beberapa capian kinerja pangan di Provinsi
Maluku Utara yang menjadi indikator pembangunan, seperti terurai berikut ini.

 Ketersediaan pangan utama

Tabel 2.3-129. Ketersediaan pangan utama di Provinsi Maluku Utara, Tahun 2015-
2017

Produksi per Tahun (Ton) Rata-Rata


Komoditas Pertumbuhan
2011 2012 2013 2014 2015 2016 (%)
I. Pangan Nabati
1 Padi 55.401 61.43 66.668 71.001 72.074 72.074 27
2 Jagung 20.546 26.149 2.711 26.227 19.555 19.555 780
3 Kedelai 944 1.1 1.31 1.261 761 761 -8
4 Kacang Tanah 4235 5.085 5.745 6.24 3.136 0.136 -8
5 Kacang Hijau 299 272 272 323 546 546 79
109.03 116.51 116.51 147.91
6 Ubi Kayu 122.06 147.916 33
3 5 5 6
7 Ubi Jalar 27.666 34.528 34.526 35.003 3.649 3.649 -65
8 Gula
II. Pangan Hewani
156.96
9 Daging 26.559 5.26 1.07 1.109 1.109 -10
7
10 Telur 544 14.232 14.26 3.395 975 975 2.42
11 Susu
Sumber : Dinas Pangan Provinsi Maluku Utara, 2018.

 Ketersediaan energi dan protein perkapita

Tabel 2.3-130. Ketersediaan energi dan protein perkapita di Provinsi Maluku Utara,
Tahun 2015-2017

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-188│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Ketersediaan energi
Tahun Ketersediaan protein (Gr/Kap/hr)
(Kkal/Kap/hr)
2013 2,804 87,96
2014 3,366 96,3
2015 2,717 81,68
2016 3,510 88,76
2017 3,089 86,81
Sumber : Dinas Pangan Provinsi Maluku Utara, 2018.

 Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan

Keamanan Pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk


mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang
menganggu, merugikan dan membahayakan manusia. Pengawasan pangan dilakukan
pada pangan segar asal tumbuhan yang beredar dipasaran dilakukan pengujian
sampel pada laboratorium.
Tabel 2.3-131. Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan di Provinsi Maluku
Utara, Tahun 2015-2017

Komoditi 2013 2014 2015 2016 2017


Sayuran (%) 70 65 72,5 75 80
Buah-buahan (%) 75 70 82,5 80 80
Sumber : Dinas Pangan Provinsi Maluku Utara, 2018.

2.2.2.2.4. Pertanahan

Permasalahan maupun sengketa di bidang pertanahan pada saat ini tidak


hanya berdimensi pada aspek hukumnya saja, akan tetapi sudah berdimensi luas
meliputi aspek hukum, ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Cakupan permasalahannya tidak saja terkait dengan penyelenggaraan pendaftaran

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-189│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

tanah, namun juga, pengadaan tanah, penguasaan pemilikan tanah yang melampaui
batas maksimal baik untuk kepentingan pertanian maupun non pertanian, hingga
pada tumpang tindihnya dalam penggunaan tanah antara kepentingan pertanian,
industri dan perumahan. Sementara dari aspek sengketa, bisa saja terjadi antar
individu, dengan pemerintah, dengan dunia usaha, ataupun dunia usaha dengan
pemerintah. Semakin kompleks persoalan pertanahan, menjadikan kehadiran
pembangunan pertanahan menjadi urgen, yang dalam tataran implementasinya,
mampu mengatur hubungan antara tanah dengan orang agar tercipta keamanan dan
ketentraman dalam mengelola tanah tersebut sehingga tidak melampaui batas. Oleh
karena itu, menjadi tugas pemerintah untuk melaksanakan wewenang hak menguasai
dari negara dalam mengatur dan menyelenggarakan persediaan, peruntukan,
penggunaan, dan pemeliharaan tanah dan harus memberikan perlindungan hukum
serta kepastian hukum kepada pemegang hak atas tanah. Beberapa capian kinerja
pertanahan di Provinsi Maluku Utara yang menjadi indikator pembangunan, seperti
terurai pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-132. Cakupan indikator pertanahan di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-
2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pertanahan
1 Persentase luas lahan bersertifikat (%) 8.33 8.69 9.23 9.89 12.65
2 Penyelesaian kasus tanah negara (kasus) 12 1 18 15 7
3 Penyelesaian pertimbangan teknis dalam
- - 2 10 3
rangka izin lokasi
Sumber : BPN Provinsi Maluku Utara, 2018.

2.2.2.2.5. Lingkungan Hidup

Masalah pembangunan dan pengembangan lingkungan hidup adalah rutin dan


kompleks. Karena itu sulit ditanggulangi dan harus ditangani oleh pemerintah dan
masyarakat. Untuk itu perlu adanya kesadaran pelaksanaan program dan pemahanan
tentang apa yang mau dicapai dan harus mendorong masyarakat untuk membangun
pengembangan lingkungan. Pembangunan yang dilaksanakan harus dengan
pendekatan ekologis, dimana pembangunan yang memperhatikan kelestarian dan
menghindari kerusakan lingkungan yang sangat diperlukan dalam menjalankan roda
pembangunan, dengan pembangunan berwawasan lingkungan hidup. Pembangunan
berwawasan lingkungan hidup diterapkan dengan tujuan untuk mengolah sumber
daya alam secara bijaksana. Hal ini agar pembangunan yang dilaksanakan dapat
menopang pembangunan yang berkelanjutan bagi peningkatan kualitas hidup dari
generasi ke generasi. Beberapa capian kinerja lingkungan hidup di Provinsi Maluku
Utara yang menjadi indikator pembangunan, seperti terurai pada Tabel berikut ini.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-190│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.3-133. Cakupan indikator lingkungan hidup di Provinsi Maluku Utara. Tahun
2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Lingkungan Hidup
1 Tersedianya dokumen KLHS Provinsi ada
2 Terselenggaranya KLHS untuk K/R/P tingkat ada
daerah provinsi
3 Peningkatan Indeks Kualitas Air 1 51.67 50.83 52.96 50.95 50.62
4 Peningkatan Indeks Kualitas Udara 1 96.94 96.94 96.94 86.20 96.00
5 Peningkatan Indeks Kualitas Tutupan Lahan 1 82.22 82.22 83.22 82.87
Sumber : 1Stastistik Lingkungan Hidup Indonesia 2018. BPS

2.2.2.2.6. Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil

Kependudukan sebenarnya merupakan basis utama dan fokus dari segala


persoalan pembangunan. Kemudahan bagi Penduduk untuk memperoleh akses
pelayanan bidang kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan salah satu indikator
keberhasilan pemerintah Provinsi Maluku Utara dalam memberikan perlindungan
hukum kepada warganya. Untuk itu, setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa
Penting memerlukan bukti yang sah untuk dilakukan pengadministrasian dan
pencatatan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang. Pemerintah provinsi Maluku
Utara terus memfokuskan pembangunan di sektor ini melalui rangkaian kegiatan
Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi Administrasi
Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan
pembangunan sektor lain. Beberapa capian kinerja administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil di Provinsi Maluku Utara yang menjadi indikator pembangunan,
seperti terurai pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-134. Cakupan indikator administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di
Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
1 Rasio Penduduk ber-KTP persatuan
0.30 0.35 0.42 0.56 0.82
penduduk
2 Rasio bayi berakte kelahiran (anak
0.36 0.40 0.48 0.61 0.63
usia 0-4tahun)
3 Rasio pasangan berakte nikah 0.02 0.02 0.02 0.06 0.10
4 ketersediaan database kependudukan
ada
skala provinsi

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-191│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

5 penerapan KTP Nasional berbasis


sudah diterapkan
NIK
6 cakupan penerbitan KTP 0.30 0.35 0.42 0.56 0.82
7 cakupan penerbitan akta kelahiran 0.43 0.55 0.68 0.69 0.82
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Maluku Utara 2018.

2.2.2.2.7. Pemberdayaan masyarakat dan desa

Pemberdayaan masyarakat dilakukan agar masyarakat lebih mandiri dari segi


ekonomi sehingga akan cukup kuat dalam persaingan. Pembangunan yang berbasis
pemberdayaan masyarakat dan desa memandang inisiatif kreatif masyarakat sebagai
sumber daya pembangunan yang utama dan memandang kesejahteraan material dan
spiritual mereka sebagai tujuan pembangunan. Visi ini menjadikan pembangunan
dianggap sebagai gerakan rakyat daripada hanya sekedar sebagai proyek pemerintah.
Visi pembangunan yang mengutamakan manusia sangat relevan karena adanya
pergeseran peranan pemerintah dalam konteks pembangunan, yang pada hakekatnya
dilaksanakan oleh masyarakat. Sejak perencanaan hingga implementasi dan
pemanfaatannya, peranan masyarakat yang menonjol. Peran itu lebih efektif apabila
masyarakat juga berperan dalam penggunaan alokasi anggaran. Adapun wujud
pembangunan desa adalah adanya berbagai program dan proyek pembangunan yang
bertujuan menciptakan kemajuan desa. Dengan demikian, makna pembangunan
pemberdayaan masyarakat dan desa, tidak semata-mata mengadakan sesuatu yang
baru dalam arti fisik, akan tetapi lebih luas, meliputi perbaikan dan peningkatan taraf
hidup masyarakat desa, pengerahan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa
serta penumbuhan kemampuan untuk berkembang secara mandiri yang mengandung
makna kemampuan masyarakat (empowerment) untuk dapat mengidentifikasi
berbagai kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi serta dapat menyusun
perencanaan untuk memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah, sehingga dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien. Beberapa capian kinerja pemberdayaan
masyarakat dan desa di Provinsi Maluku Utara yang menjadi indikator
pembangunan, seperti terurai pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-135. Cakupan indikator Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Provinsi
Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1 Cakupan sarana prasarana perkantoran 66
pemerintahan desa yang baik (%)

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-192│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

3 Jumlah kelompok binaan PKK 3,44


17,801 17,285 23,367
1
4 Cakupan BUMDes (%) 0.5 0.6 2.1 23.9 36.2
6 Persentase PKK aktif (%) 80 85 90 95 98
7 Persentase posyandu aktif (%) 70 75 80 85 90
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Maluku Utara. 2018

2.2.2.2.8. Pengendalian penduduk dan keluarga berencana

Upaya pengendalian penduduk dilaksanakan secara terus menerus untuk lebih


mempercepat pencapaian tujuan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Disadari bahwa pembangunan pengendalian penduduk dan keluarga
berencana telah mencapai berbagai keberhasilan, akan tetapi masih menyisakan
beragam masalah diantaranya : tingginya laju pertumbuhan penduduk, struktur umur
penduduk yang kurang menguntungkan, tingkat kematian bayi tinggi dan persebaran
yang belum merata. Oleh karena itu kehadiran sektor ini diharapkan mampu secara
bersinergi untukmengatasi beragam persoalan tersebut. Dengan demikian usaha
yang dapat menaikkan tingkat kesehatan, pengetahuan dan sikap serta perilaku
masyarakat untuk hidup sehat akan terus ditingkatkan. Upaya langsung menurunkan
tingkat kelahiran dilaksanakan melalui program keluarga berencana, yaitu dengan
mengajak Pasangan Usia Subur (PUS) agar memakai alat kontrasepsi. Jumlah PUS
yang memakai alat kontrasepsi akan terus ditingkatkan, disamping upaya penundaan
usia perkawinan. Pelaksanaan program KB merupakan usaha yang mempunyai
dampak langsung terhadap hasil pencapaian tersebut. Keikutsertaan masyarakat
dalam pemecahan masalah kependudukan mempunyai dampak yang berarti dalam
menunjang pembangunan di bidang kependudukan. Kolaborasi ini akan semakin
menumbuhkan sikap dan perilaku masyarakat yang kondusif untuk mengatasi
persoalan kependudukan. Beberapa capian kinerja pengendalian penduduk dan
keluarga berencana di Provinsi Maluku Utara yang menjadi indikator pembangunan,
seperti terurai berikut ini.

 Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)

adalah laju perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu
tertentu dibandingkan waktu sebelumnya.
Merupakan angka yang menunjukkan persentase pertambahan penduduk
dalam jangka waktu tertentu. Indikator ini sangat berguna untuk memprediksi
jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa datang. Laju pertumbuhan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-193│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

penduduk di Provinsi Maluku Utara sejak tahun 2013-2017 telah menunjukkan


penurunan, dari 2,2 pada tahun 2013 menjadi 2 pada tahun 2017.
Tabel 2.3-136. Laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-
2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) 2.2 2.1 2.1 2 2
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

Laju pertumbuhan penduduk pada dua tahun terakhir 2016-2017 menurut


kabupaten/kota menunjukkan bahwa Halmahera Tengah memiliki cakupan tertinggi
(2,92), sedangkan Tidore Kepulauan yang terendah (1,15). Disamping itu, terdapat 5
(lima) kabupaten/kota dengan laju pertumbuhan diatas capaian Provinsi yakni
Halmahera Tengah, Halmahera Timur, Pulau Morotai, Ternate dan Kepulauan Sula.
Sedangkan Tidore Kepulauan, Pulau Taliabu, Halmahera Barat, Halmahera Selatan
dan Halmahera Utara berada dibawah capaian Provinsi. Informasi selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.3-137. jumlah dan laju pertumbuhan penduduk menurut kabupaten/kota di


Provinsi Maluku Utara dan Indonesia, Tahun 2010-2017

jumlah penduduk laju pertumbuhan


Kabupaten/Kota 2010-
2010 2015 2016 2017 2016-2017
2017
Halmahera Barat 100,887 110,717 112,722 114,502 1.82 1.58
Halmahera Tengah 42,980 49,807 51,315 52,813 2.99 2.92
Kepulauan Sula 85,586 95,285 97,177 99,196 2.13 2.08
Halmahera Selatan 199,629 219,836 223,460 227,280 1.87 1.71
Halmahera Utara 162,585 180,100 183,596 187,104 2.03 1.91
Halmahera Timur 73,411 85,188 87,680 90,070 2.96 2.73
Pulau Morotai 52,915 60,727 62,412 64,001 2.75 2.55
Pulau Taliabu 47,491 50,709 51,316 51,928 1.28 1.19
Ternate 187,322 212,997 218,028 223,111 2.53 2.33
Tidore Kepulauan 90,530 96,979 98,206 99,337 1.34 1.15
1,138,667 1,162,345 1,185,91 1,209,342 2.13 1.98
Maluku Utara
2
Sumber: Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2017. BPS Maluku Utara 2017 .

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-194│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

 Total fertility rate (TFR)

rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang wanita selama masa usia suburnya.
Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah
penduduk disamping migrasi masuk. Indikator untuk mengukur angka kelahiran
adalah angka kelahiran total dan angka kelahiran menurut kelompok umur. Angka
TFR terus mengalami penurunan. Selama periode tahun 2013–2017, TFR menurun
dari 3,1 menjadi 2,9. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.3-138. Total fertility rate (TFR) di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Total Fertility Rate (TFR) 3.1 3.1 3.1 3.1 2.9
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

 Persentase perangkat daerah (Dinas/Badan) yang menyusun dan


memanfaatkan rancangan induk pengendalian penduduk
Tabel 2.3-139. Persentase PD yang menyusun dan memanfaatkan rancangan induk
pengendalian penduduk di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM 201 201 201
2013 2015
Layanan Urusan Wajib Non Dasar 4 6 7
Pengendalian Penduduk dan KB
Persentase Perangkat Daerah (Dinas/Badan) yang
menyusun dan memanfaatkan Pengendalian Penduduk - - 1 2 2
(%)
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-195│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

 Jumlah sektor yang menyepakati dan memanfaatkan data profil


(parameter dan proyeksi penduduk) untuk perencanaan dan
pelaksanaan program pembangunan
Tabel 2.3-140. Jumlah sektor yang menyelakati dan memanfaatkan data profil
(parameter dan profil penduduk) untuk perencanaan dan pelaksanan program
pembangunan di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 201
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Jumlah sektor yang menyepakati dan
memanfaatkan data profil (parameter dan
- - 30
proyeksi) untuk perencanaan dan pelaksanaan
program pembangunan
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

 Jumlah kerjasama penyelenggaraan pendidikan formal, non


formal dan informal yang melakukan pendidikan kependudukan
Tabel 2.3-141. Jumlah kerjasama penyelenggaraan pendidikan formal, non formal dan
informal yang melakukan pendidikan kependudukan di Provinsi Maluku Utara.
Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 201
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Jumlah kerjasama penyelenggaraan pendidikan
formal, non formal dan informal yang melakukan - 3 8
pendidikan kependudukan.
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

 Rata-rata jumlah anak per keluarga


Perbandingan jumlah anak terhadap jumlah keluarga

Tabel 2.3-142. Rata-rata jumlah anak per keluarga di Provinsi Maluku Utara. Tahun
2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 201
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Rata-rata jumlah anak per keluarga 3-4 3-4 3-4
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-196│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

 Rasio akseptor KB

Perbandingan jumlah Akseptor KB terhadap jumlah pasangan usia subur,


dinyatakan dalam persen
Rasio akseptor KB per 100 pasangan usia subur ( KB-PUS) merupakan salah
satu indikator untuk mengukur keberhasilan keluarga Berencana (KB), karena
peningkatan KB-PUS adalah salah satu indikator keberhasilan keluarga berencana.
Sampai dengan tahun 2017 menunjukkan bahwa rasio akseptor KB Provinsi Maluku
Utara sebesar 52,40persen. Artinya, lebih dari setengah pasangan usia subur adalah
akseptor KB.
Tabel 2.3-143. Rasio akseptor KB di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Rasio akseptor KB - - 68.65 51.92 52.40
Sumber: Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2016-2018. BPS Maluku Utara. dan data olahan

Cakupan ini di kabupaten/kota sampai dengan tahun 2017 menunjukkan


bahwa Halmahera Barat memiliki rasio tertinggi (61,04), sedangkan Tidore
Kepulauan yang terendah (38,25). Adapun kabupaten/kota yang rasio akseptor KB
diatas capaian Provinsi adalah Halmahera Barat, Ternate, Halmahera Selatan dan
Halmahera Utara, sedangkan yang dibawah capaian Provinsi adalah Tidore
Kepulauan, Halmahera Tengah, Pulau Taliabu, Kepulauan Sula, Halmahera Timur,
dan Pulau Morotai. Informasi selengkapnya dapar dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.1-144. Rasio Akseptor KB menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku


Utara, Tahun 2017

2017
Kabupaten/Kota ∑Peserta KB Aktif Rasio
∑PUS Akseptor
IUD MOW MOP kondom Implan MO Pil tradisional total
KB*
Halmahera Barat 141 49 12 3 1,849 8,054 1,094 15 11,217 18,376 61.04
Halmahera Tengah 10 2 1 3 715 2,130 193 10 3,064 7,011 43.70
Kepulauan Sula 25 8 3 1 264 4,232 605 26 5,164 11,196 46.12
Halmahera Selatan 286 39 22 11 3,324 13,692 1,673 49 19,096 33,372 57.22
Halmahera Utara 170 48 26 16 2,719 10,533 1,074 111 14,697 29,266 50.22
Halmahera Timur 55 17 2 5 1,599 4,504 652 36 6,870 13,952 49.24
Pulau Morotai 29 35 8 1 876 4,107 356 16 5,428 10,049 54.02
Pulau Taliabu 11 14 1 1 160 2,741 1,148 20 4,096 9,032 45.35
Ternate 836 246 74 53 3,744 9,797 1,629 148 16,527 28,400 58.19
Tidore Kepulauan 28 14 7 3 842 3,561 271 3 4,729 12,362 38.25
Maluku 2017 1,591 472 156 97 16,092 63,351 8,695 434 90,888 173,457 52,40
Utara 2016 457 151 1,264 14,963 62,716 8,791 95 457 88,894 171,213 51.92

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-197│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sumber: Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2018. BPS Maluku Utara. 2019 dan *) data olahan

 Angka pemakaian kontrasepsi/CPR bagi perempuan menikah


usia 15-49 tahun
perbandingan jumlah peserta KB aktif terhadap jumlah pasangan usia subur,
dinyatakan dalam persen
Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan diantaranya dalam rangka
mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program KB
adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang lebih dititikberatkan pada kelompok Wanita
Usia Subur (WUS) yang berada pada kisaran usia 15-49 tahun.
Tabel 2.3-145. Angka pemakaian kontrasepsi/CPR bagi perempuan menikah usia 15-
49tahun di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 201
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Angka pemakaian kontrasepsi/CPR bagi
51.1 51.1 51.1
perempuan menikah usia 15-49
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

 Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15-19 tahun) per 1.000


perempuan usia 15-19 tahun (ASFR 15-19)
perbandingan jumlah kelahiran dari perempuan pada kelompok umur 15-19 terhadap
jumlah penduduk perempuan kelompok umur 15-19 pada pertengahan tahun yang sama,
dinyatakan dalam persen
ASFR adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran per 1.000
perempuan pada kelompok umur tertentu antara 15-19tahun. Cakupan ASFR 15-
19tahun menunjukkan bahwa jumlah kelahiran pada tahun 2014 sebesar 44per
1.00perempuan usia 15-19tahun, meningkat pada tahun 2017 menjadi 66.14per
1.000perempuan usia 15-19tahun. Artinya, dari 1.000perempuan usia 15-19tahun,
terdapat ±66orang diantaranya yang melahirkan pada tahun 2017. Kondisi ini
mengindikasikan bahwa telah terjadi peningkatan perkawinan usia dini. ASFR
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.3-146. Angka kelahiran remaja per 1.000perempuan usia 15-19tahun di
Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 201
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15-19) - 44 38.2

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-198│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

per 1000 perempuan usia 15-19 tahun (ASFR 15-


19)
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

 Cakupan pasangan usia subur (PUS) yang istrinya dibawah


20tahun
Perbandingan jumlah pasangan usia subur dengan istri di umur kurang 20tahun
terhadap jumlah pasangan usia subur, dinyatakan dalam persen
Cakupan PUS yang istrinya dibawah 20tahun menunjukkan pada tahun 2014
sebesar 9,50persen, menurun menjadi 9,20persen pada tahun 2017. Artinya, dari 100
pasangan usia subur, terdapat diantaranya ±9pasangan usia subur dengan istri umur
kurang 20tahun pada tahun 2017. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Tabel 2.3-147. Cakupan PUS yang istrinya dibawah 20tahun di Provinsi Maluku
Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 201
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
cakupan pasangan usia subur (PUS) yang istrinya
- 9.50 9.15
di bawah 20 tahun
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

 Cakupan pasangan usia subur (PUS) yang ingin ber-KB tidak


terpenuhi (unmet need)
perbandingan jumlah PUS yang ingin ber-KB tetapi tidak terlayani terhadap jumlah
pasangan usia subur, dinyatakan dalam persen
Dari seluruh pasangan usia subur yang menjadi sasaran program KB, terdapat
sebagian yang memutuskan untuk tidak memanfaatkan program tersebut dengan
berbagai alasan di antaranya ingin menunda memiliki anak atau tidak ingin memiliki
anak lagi. Kelompok PUS ini disebut sebagai unmet need. Cakupan angka unmet
need Provinsi Maluku Utara sejak tahun 2013-2017 senantiasa menunjukkan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-199│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

penurunan, dari 17,6persen menjadi 10,26persen. Artinya dari 100 pasangan usia
subur di Provinsi Maluku Utara, terdapat ±17orang pada tahun 2013, yang kemudian
pada tahun 2017 menurun menjadi hanya ±10orang yang tidak memanfaatkan
program KB. Hal ini mengindikasikan terkait kecenderungan keberhasilan
penyelengaraan program KB di Maluku Utara.
Tabel 2.3-148. Cakupan unmet need di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 201
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Cakupan PUS yang ingin ber KB tidak terpenuhi
17.6 11.4 10.6
(unmet need)
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

 Persentase pengguna kontrasepsi jangka panjang (MKJP)


perbandingan jumlah akseptor KB yang menggunakan MKJP terhadap jumlah akseptor KB,
dinyatakan dalam persen
MKJP atau Metode Kontrasepsi Jangka Panjang meliputi Tubektomi/MOW,
Vasektomi/MOP, IUD dan Susuk KB/Implan. Cakupan persentase pengguna
kontrasepsi jangka panjang di Provinsi Maluku Utara cenderung meningkat sejak
tahun 2013-2017. Dimana pada tahun 2013 sebesar 10,19persen menjadi
21,70persen pada tahun 2017. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.
Tabel 2.3-149. Persentase pengguna kontrasepsi jangka panjang di Provinsi Maluku
Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 201
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Presentase penggunaan kontrasepsi jangka
10.19 15.3 20.5
panjang (MKJP)
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

 Persentase tingkat keberlangsungan pemakaian kontrasepsi


perbandingan jumlah pasangan usia subur yang tidak lagi menggunakan kontrasepsi
terhadap jumlah akseptor KB, dinyatakan dalam persen
Cakupan persentase tingkat keberlangsungan pemakaian kontrasepsi di
Provinsi Maluku Utara cenderung menurun sejak tahun 2014-2017. Dimana pada

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-200│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

tahun 2014 sebesar 30persen menjadi 25,3persen pada tahun 2017. Informasi
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-150. Persentase tingkat keberlangsungan pemakaian kontrasepsi di Provinsi
Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 201
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Presentase tingkat keberlangsungan pemakaian
- 30 26
kontrasepsi
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

 Cakupan anggota bina keluarga balita (BKB) ber-KB


perbandingan jumlah anggota kelompok BKB yang ber-KB terhadap jumlah anggota
kelompok BKB, dinyatakan dalam persen
Cakupan anggota BKB ber-KB di Provinsi Maluku Utara cenderung
berfluktuatif sejak tahun 2013-2017. Namun demikian, cakupannya menunjukkan
sedikit penurunan. Dimana pada tahun 2013 sebesar 79.94persen menjadi
79,91persen pada tahun 2017. Hal ini mengindikasikan perlunya pembinaan yang
lebih intensif lagi terkait kecenderungan keberhasilan penyelengaraan program KB
kepada anggota BKB di Maluku Utara. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-151. Cakupan anggota bina keluarga balita (BKB) ber-KB di Provinsi
Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 201
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB)
79.94 82.15 78.16
ber-KB
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

 Cakupan anggota bina keluarga remaja (BKR) ber-KB


perbandingan jumlah anggota kelompok BKR yang ber-KB terhadap jumlah anggota
kelompok BKR, dinyatakan dalam persen

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-201│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Cakupan anggota BKR ber-KB di Provinsi Maluku Utara cenderung


berfluktuatif sejak tahun 2013-2017. Namun demikian, cakupannya menunjukkan
penurunan. Dimana pada tahun 2013 sebesar 75.18persen menjadi 72,11persen pada
tahun 2017. Hal ini mengindikasikan perlunya pembinaan yang lebih intensif lagi
terkait kecenderungan keberhasilan penyelengaraan program KB kepada anggota
BKR di Maluku Utara. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-152. Cakupan anggota bina keluarga remaja (BKR) ber-KB di Provinsi
Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 201
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Cakupan anggota Bina Keluarga Remaja (BKR)
75.18 75.92 54.17
ber-KB
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

 Cakupan anggota bina keluarga lansia (BKL) ber-KB


perbandingan jumlah anggota kelompok BKL yang ber-KB terhadap jumlah anggota
kelompok BKL, dinyatakan dalam persen
Cakupan anggota BKL ber-KB di Provinsi Maluku Utara cenderung
berfluktuatif sejak tahun 2013-2017. Namun demikian, cakupannya menunjukkan
penurunan. Dimana pada tahun 2013 sebesar 64.14persen menjadi 60,84persen pada
tahun 2017. Hal ini mengindikasikan perlunya pembinaan yang lebih intensif lagi
terkait kecenderungan keberhasilan penyelengaraan program KB kepada anggota
BKL di Maluku Utara. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-153. Cakupan anggota bina keluarga lansia (BKL) ber-KB di Provinsi
Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 20
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Cakupan anggota Bina Keluarga Lansia (BKL)
64.14 65.81 29.14
ber-KB
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

 Pusat pelayanan keluarga sejahtera (PPKS) di setiap kecamatan


perbandingan jumlah PPKS terhadap jumlah kecamatan, dinyatakan dalam
persen

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-202│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Cakupan PPKS sejak tahun 2013-2017 sudah tersebar di setiap kecamatan di


Provinsi Maluku Utara. Hal ini tentunya mengindikasikan komitmen pemerintah
untuk lebih serius mendekatkan layanan PPKS kepada masyarakat. Informasi
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-154. Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera di Provinsi Maluku Utara. Tahun
2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 20
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Pusat Pelayanan Keluarga sejahtera (PPKS) di
1 1 1
setiap kecamatan
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

 Cakupan PKB/PLKB yang didayagunakan perangkat daerah KB


untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah di
bidang pengendalian penduduk
Bahwa jumlah PKB/PLKB berjumlah 159petugas, yang kesemuanya
dilibatkan dan turut secara partisipatif dalam berbagai program/kegiatan perangkat
daerah KB, baik ditingkat Provinsi maupun kabupaten/kota, terutama terkait
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dibidang pengendalian penduduk.
Dengan demikian, secara fungsional PKB/PLKB telah memberikan peran strategis
serta khasanah intelektualnya bagi kemajuan dan capaian kinerja bidang
pengendalian penduduk. Kedepan, kolaborasi ini hendaknya diberikan penguatan,
sehingga kehadiran PKB/PLKB tidak saja sekadar sebagai ujung tombak, akan tetapi
justru mampu memberikan percepatan bagi pencapaian target-target pembangunan
pengendalian penduduk.
Tabel 2.3-155. Cakupan PKB/PLKB yang didayagunakan PD KB untuk perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan daerah dibidang pengendalian penduduk di Provinsi
Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 20
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
cakupan PKB/PLKB yang didayagunakan
perangkat daerah KB untuk perencanaan dan
100 100 100
pelaksanaan pembangunan daerah di bidang
pengendalian penduduk (%)
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

 Cakupan PUS peserta KB anggota usaha peningkatan


pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS) yang ber-KB mandiri
perbandingan jumlah anggota kelompok UPPKS yang ber-KB mandiri terhadap jumlah
anggota kelompok UPPKS, dinyatakan dalam persen

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-203│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Cakupan PUS peserta KB anggota UPPKS yang ber-KB mandiri di Provinsi


Maluku Utara cenderung berfluktuatif sejak tahun 2013-2017. Namun demikian,
cakupannya menunjukkan penurunan. Dimana pada tahun 2013 sebesar 87.36persen
menjadi 81,49persen pada tahun 2017. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-156. Cakupan PUS peserta KB anggota usaha peningkatan pendapatan
keluarga sejahtera (UPPKS) yang ber-KB mandiri di Provinsi Maluku Utara. Tahun
2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 20
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Cakupan PUS peserta KB anggota usaha
peningkatan pendapatan keluarga sejahtera 87.36 88.15 61.73
(UPPKS) yang ber-KB mandiri (%)
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

 Rasio petugas pembantu Pembina KB desa (PPKBD) setiap


kecamatan
Tabel 2.3-157. Rasio petugas PPKBD setiap kecamatan di Provinsi Maluku Utara.
Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 20
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Rasio petugas pembantu pembina KB desa
1 1 1
(PPKBD) setiap Desa/Kelurahan
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

 Cakupan penyediaan informasi data mikro keluarga di setiap


desa
Tabel 2.3-158. Cakupan penyediaan informasi data mikro keluarga disetiap desa di
Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 20
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Cakupan penyediaan informasi data mikro
100 100 100
keluarga di setuiap Desa
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-204│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

 Cakupan kelompok kegiatan yang melakukan pembinaan


keluarga melalui 8 fungsi keluarga
Tabel 2.3-159. Cakupan kelompok kegiatan yang melakukan pembinaan kelaurga
melalui 8 fungsi keluarga di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 20
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Cakupan kelompok kegiatan yang melakukan
10 10 10
pembinaan keluarga melalui 8 fungsi keluarga
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

 Cakupan keluarga yang mempunyai balita dan anak yang


memenuhi dan melaksanakan pengasuhan dan pembinaan
tumbuh kembang anak
Tabel 2.3-160. Cakupan keluarga yang mempunyai balita dan anak yang memenuhi
dan melaksanakan pengasuhan danpembinaan tumbuh kembang anak di Provinsi
Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 20
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Cakupan keluarga yang mempunyai balita dan
anak yang memahami dan melaksanakan
10 10 10
pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang
anak
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

 Rata-rata usia kawin pertama wanita


Tabel 2.3-161. Rata-rata usia kawin pertama wanita di Provinsi Maluku Utara. Tahun
2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 20
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pengendalian Penduduk dan KB
Rata-rata usia kawin pertama wanita 19.8 19.8 19.8
Sumber: BKKBN Provinsi Maluku Utara. 2018

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-205│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2.2.2.2.9. Perhubungan

Pemerintah provinsi Maluku Utara masih memiliki banyak pekerjaan rumah


terkait infrastruktur perhubungan. Padahal, perekonomian daerah bisa diwujudkan
secara merata dengan menyediakan sarana infrastruktur perhubungan yang memadai
dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh karenanya, pemerintah
gencar melaksanakan pembangunan berbagai infrastruktur perhubungan di daerah.
Mengingat urgensi pembangunan sektor ini yang bukan hanya untuk melancarkan
arus barang dan mobilitas sumber-sumber ekonomi secara baik, akan tetapi memberi
pelayanan yang baik untuk kegiatan manusia. Beberapa capaian kinerja
perhubungan di Provinsi Maluku Utara yang menjadi indikator pembangunan, seperti
terurai pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-162. Cakupan indikator Perhubungan di Provinsi Maluku Utara. Tahun
2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Perhubungan
Jumlah arus penumpang angkutan 825,017 826,036 827,339 828,442 836,072
1 umum
2 Rasio ijin trayek 386 112 37
3 Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis :
.1 Pelabuhan Laut 107 107 118 127 132
.2 Pelabuhan Penyeberangan 16 16 20 21 21
.3 Pelabuhan Udara 11 11 11 11 11
.4 Terminal Bis Prov - - - - -
.4 Terminal Kab/kota 18 18 18 18 18
4 Persentase layanan angkutan darat 86 85 95 90 85
5 Pemasangan Rambu-rambu 1,680 1,720 1,890 2,060 2,249
Rasio panjang jalan per jumlah 1,009 1,095 1,108 1,128 1,145
6 kendaraan
7 Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum
Jumlah orang yang terangkut 201,766 202,055 202,676 203,332 204,488
.1 angkutan umum
jumlah barang yang terangkut 627,011 628,122 629,269 632,695 634,596
.2 angkutan umum
Jumlah orang/barang melalui 825,017 826,036 827,339 828,442 836,072
8 dermaga/bandara/ terminal per tahun
Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Maluku Utara. 2018

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-206│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2.2.2.2.10. Komunikasi dan Informatika

Komunikasi dan informatika merupakan salah satu sumberdaya paling


penting sehingga harus dikelola dengan baik untuk pencapaian penyelanggaraan
pembangunan daerah. Perpaduan khas keduanya dengan sejumlah teknologi, telah
memungkinkan terjadinya internetworking yang dapat dimanfaatkan untuk
konsolidasi, koordinasi, dan kolaborasi yang mampu menghasilkan tindakan-
tindakan yang lebih efektif dan sangat mungkin difungsikan sebagai suatu senjata
strategis dalam memenangkan persaingan global. Dengan demikian, komunikasi dan
informatika berada pada garda depan, mendahului aset-aset yang lain, dalam merebut
simpati tata kelola pemerintahan yang lebih baik. Beberapa capaian kinerja
komunikasi dan informatika di Provinsi Maluku Utara yang menjadi indikator
pembangunan, seperti terurai pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-163. Cakupan indikator komunikasi dan informatika di Provinsi Maluku
Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Komunikasi dan Informatika
Persentase penduduk yang menggunakan
1 39.26 40.93 45.08 47.08 49.53
HP/telepon1
Proporsi rumahtangga dengan akses
2 20.26 25.34 30.18 39.23
internet1
Proporsi rumahtangga yang memiliki
3 17.01 17.16 17.27 19.19
komputer pribadi1
1
Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Maluku Utara. 2018 dan Statistik Telekomunikasi Indonesia 2017. BPS

2.2.2.2.11. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

Koperasi merupakan soko guru perekonomian Indonesia. Kehadirannya


mampu menjawab dan memberi solusi terhadap usaha pemberdayaan ekonomi
rakyat, memperluas lapangan pekerjaan, hingga menurunkan kemiskinan. Sementar
itu, mengingat besarnya kontribusi UMKM sebagai sumber ekonomi, khususnya
membuka lapangan kerja, maka pembangunan sektor ini akan terus melakukan upaya
yang dapat mendorong keberlanjutan UMKM,terutama dalam memastikan
terwujudnya kemudahan dalam mengakses pembiayaan atau permodalan,
meningkatkan kapasitas inovasi dan teknologi, serta keterbatasan kapasitas
manajemen dan teknis. Selain itu, meningkatkan daya saing melalui regulasi dan
kebijakan yang efektif memberikan kepastian dan perlindungan bagi UMKM
maupun meningkatkan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran. Beberapa
capaian kinerja koperasi dan UMKM di Provinsi Maluku Utara yang menjadi

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-207│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

indikator pembangunan, seperti terurai pada Tabel berikut ini.


Tabel 2.3-164. Cakupan indikator koperasi dan UMKM di Provinsi Maluku Utara.
Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
1 Presentase koperasi aktif (%) 55,98 55,98 55,98 55,98 55,98
2 Presentase UKM non BPR/LKM aktif (%)
3 Presentase BPR/LKM aktif (%)
4 jumlah usaha mikro dan kecil (unit) - 21.675 21.675 21.675 21.675
Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Maluku Utara. 2018

2.2.2.2.12. Penanaman Modal

Setiap daerah akan mengupayakan kehadiran investor untuk mendukung


harapan pembangunan melalui kegiatan investasi ataupun penanaman modal. Hal ini
disebabkan oleh ketidakmampuan daerah untuk menopang seluruh pembangunan
yang diharapkan bisa terwujud. Dengan demikian, penanaman modal merupakan
salah satu faktor penting untuk menciptakan pertumbuhan, pemerataan dan stabilitas
melalui penyediaan sarana dan prasarana dalam pembangunan ekonomi suatu daerah.
Karena penanaman modal pada hakekatnya adalah rangkaian kegiatan untuk
mentransformasikan sumber daya potensial menjadi ekonomi yang nyata. Aktivitas
ekonomi melalui penanaman modal ini tentunya, akan beriringan pula dengan
transfer tekhnologi dan keahlian manjemen yang akan sangat dirasakan manfaatnya
bagi daerah. Dengan begitu, aktivitas penanaman modal ini, disamping akan
mengatasi masalah ketebelakangan teknologi dan kelangkaan modal, lebih jauh dari
itu akan membawa serta keterampilan teknik, tenaga kerja ahli, pengalaman
organisai, informasi pasar, teknik produksi yang maju serta pembaharuan dan
diversifikasi produk. Beberapa capaian kinerja penanaman modal di Provinsi
Maluku Utara yang menjadi indikator pembangunan, seperti terurai pada Tabel
berikut ini.

Tabel 2.3-165. Cakupan indikator penanaman modal di Provinsi Maluku Utara. Tahun
2013-2017

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-208│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2
0
ASPEK PELAYANAN UMUM 2014 2015 2016 2017
1
3
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Penanaman Modal
Jumlah investor berskala nasional
1 (PMDN/PMA) (jumlah proyek)
- - - 75 35
- PMA - - - 59 59
- PMDN - - - 43 43
Jumlah nilai investasi berskala
2 nasional (PMDN/PMA) (triliun Rp.)
- - - 447.7 1.378.6
3 Rasio daya serap tenaga kerja (%) - - 31.40 35.97 38.05
Kenaikan / penurunan Nilai 1.1
4 Realisasi PMDN (milyar rupiah) 14. 156.3 48.2 8.8 1.150.6
9
Sumber: Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Maluku Utara. 2018

2.2.2.2.13. Kepemudaan dan olahraga

Pemuda dan Olahraga menjadi segmen strategis dalam rangka mewujudkan


peningkatan kualitas sumberdaya manusia Maluku Utara, dengan harapan dapat
diraihnya tujuan pembangunan kepemudaan yaitu pembentukan karakter,
pembentukan kapasitas, dan daya saing pemuda serta mewujudkan masyarakat
Maluku Utara yang bugar, sehat, dan berprestasi di bidang olahraga. Untuk itu
diperlukan kerjasama serta komitmen berbagai pihak, baik dari unsur pemerintah,
swasta maupun pemuda itu sendiri dalam berupaya agar pembangunan kepemudaan
dan keolahragaan dapat tercapai secara maksimal. Oleh karena itu untuk memastikan
agar potensi pemuda dapat tersalurkan untuk menghasilkan manfaat semaksimal
mungkin, pemuda perlu dilibatkan dalam proses-proses pembangunan. Keterlibatan
ini menjadi penting, mengingat pemuda merupakan segmen yang memiliki energi
besar serta inovasi yang tinggi, sehingga menjadikan dirinya modal dasar
pembangunan daerah. Beberapa capaian kinerja pemuda dan olahraga di Provinsi
Maluku Utara yang menjadi indikator pembangunan, seperti terurai pada Tabel
berikut ini.

Tabel 2.3-166. Cakupan indikator Pemuda dan Olahraga di Provinsi Maluku Utara.
Tahun 2013-2017

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-209│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Pemuda dan Olahraga
1 persentase organisasi pemuda yang aktif (%) 60 70 85 85 90
2 persentase wirausaha muda 40 45 60 75 85
3 cakupan pembinaan olahraga (cabor?) 9 9 9 9 9
4 cakupan pelatih yang bersertifikasi (orang?) 60 86 125 180 220
5 cakupan pembinaan atlet muda (orang) 600 750 750 800 800
6 jumlah atlet berprestasi 16 20 20 25 28
7 jumlah prestasi olahraga (medali) 4 4 15 8 6
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Maluku Utara. 2018

2.2.2.2.14. Statistik

Statistik sebagai data atau informasi yang berupa angka, sebagai sistem yang
memadukan penyelenggaraan statistik, maupun sebagai ilmu yang mempelajari cara
pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis data. Pembangunan statistik akan
menghasilkan informasi yang lengkap secara angka dan deskriptif mengenai berbagai
hal terkait kegiatan perekonomian, sosial dan kesejahteraan rakyat, sarana dan
prasarana serta informasi terkait pemerintahan. Analisis komprehensif yang
mengaitkan antara potensi pemilikan sumber daya, proses pembangunan ekonomi
serta dampaknya terhadap tatanan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat menjadi
suatu kebutuhan bagi perencanaan maupun evaluasi pembangunan. Dengan
demikian, statistik akan dijadikan sebagai rujukan bagi perencanaan pembangunan
diberbagai segi dan sebagai pedoman arah penentuan kebijakan daerah. Beberapa
capaian kinerja statistik di Provinsi Maluku Utara yang menjadi indikator
pembangunan, seperti terurai pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-167. Cakupan statistik di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Statistik
tersedianya sistem data dan statistik yang
1 terintegrasi
ada
2 buku kabupaten dalam angka ada
3 buku PDRB ada
Sumber: Bappeda Provinsi Maluku Utara. 2018

2.2.2.2.15. Persandian

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-210│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Pengelolaan persandian yang baik tentunya akan meningkatkan pengamanan


data dan membantu fungsi pemda dalam melaksanakan fungsi pelayanan publik,
terhadap ancaman berupa interupsi, intersepsi, modifikasi, serta fabrikasi data dan
informasi. Pengaturan persandian di pemda di antaranya mengatur masalah tata
kelola persandian daerah, koordinasi persandian, penetapan informasi berklasifikasi,
standar pengamanan sistem dan jaringan sandi, serta kualifikasi SDM sandi. Dengan
demikian pembangunan persandian menjadi urgen dalam penyelenggaraan tata
kelola pemerintahan. Cakupan capaian kinerja persandian dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.
Tabel 2.3-168. Cakupan indikator persandian di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-
2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Persandian
persentase perangkat daerah yang telah
menggunakan sandi dalam komunikasi perangkat 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3
daerah (%)
Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Maluku Utara. 2018

2.2.2.2.16. Kebudayaan

Maluku Utara dikenal karena memiliki tradisi budaya dan sumber


pengetahuan lokal yang kaya dan hidup. Manifestasi ini menjadi dasar yang kuat
sekaligus sebagai aset penting yang berkontribusi terhadap pembangunan. Oleh
karenanya, melestarikan dan mendayagunakan kebudayaan menjadi hal yang efektif
dalam mendorong percepatan pencapaian tujuan pembangunan. Dengan demikian,
pemerintah Maluku Utara harus berperan aktif dalam melindungi, mengelola, dan
memberikan arahan dan strategi untuk memanfaatkan kebudayaan sebagai aset
pembangunan, serta menentukan sasaran dari pembangunan berbasis kebudayaan.
Menggabungkan kebudayaan ke dalam pembangunan merupakan cara untuk
membentuk dan melestarikan identitas Maluku Utara sebagai daerah yang
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur serta bermartabat. Beberapa capaian kinerja
kebudayaan di Provinsi Maluku Utara yang menjadi indikator pembangunan, seperti
terurai pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.3-169. Cakupan indikator kebudayaan di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-
2017

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-211│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Kebudayaan
1 penyelenggaraan festival seni dan budaya 1 2 3
benda, situs dan kawasan cagar budaya yang
2
dilestarikan2
7 15 73
jumlah karya budaya yang direvitalisasi dan
3
inventarisasi
1 1 3 1
jumlah cagar budaya yang dikelola secara
4
terpadu
21
2
Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Maluku Utara. 2018 dan PPKD Provinsi Maluku Utara 2018.

2.2.2.2.17. Perpustakaan

Pembangunan perpustakaan dimaksudkan untuk menunjang proses


peningkatan kecerdasan masyarakat. Perpustakaan merupakan gerbang menuju
pengetahuan, menyediakan kondisi awal bagi perorangan maupun kelompok sosial
untuk melakukan kegiatan belajar seumur hidup, pengambilan keputusan mandiri,
dan pembangunan budaya. Oleh karena itu, pemerintah perlu untuk mendukung
pembangunan dan pengembangan perpustakaan. Partisipasi konstruktif dan upaya
pembangunan demokrasi sangat tergantung pada cukupnya pendidikan dan juga pada
kemerdekaan akses yang tak terbatas pada pengetahuan, pemikiran, budaya dan
informasi. Selanjutnya, dalam pelaksanaan dan pengelolaan harus ada kebijakan
yang jelas tentang tujuan, prioritas, serta jenis layanan yang memenuhi kebutuhan
masyarakat. Beberapa capaian kinerja perpustakaan yang menjadi indikator
pembangunan di Provinsi Maluku Utara, terurai pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-170. Cakupan indikator perpustakaan di Provinsi Maluku Utara. Tahun
2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Perpustakaan
1 jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 1,057 769 967 1,357 1,250
koleksi buku yang tersedia di perpustakaan 12,47 22,79
2
daerah
15,689 19,578 24,493
3 3
3 rasio perpustakaan persatuan penduduk
jumlah rata-rata pengunjung
4
perpustakaan/tahun
1,057 769 967 1,357 1,250
5 jumlah koleksi judul buku perpustakaan 2,494 3,137 3,915 5,090 5,593
jumlah pustakawan, tenaga teknis dan penilai
6
yang memiliki sertifikat
1 1 1 1 1
Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Maluku Utara. 2018

2.2.2.2.18. Kearsipan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-212│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Pembangunan kearsipan memiliki fungsi yang sangat vital sebagai memori


kolektif bangsa dan aset bagi pemerintah yang sangat bernilai tinggi. Melalui arsip
dapat tergambar perjalanan sejarah bangsa, penyelenggaraan pembangunan dan
pemerintahan, dari masa ke masa. Oleh karena arsip merupakan rekaman kegiatan
atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima pemerintah daerah,
maka diperlukan kesadaran akan pentingnya pengelolaan arsip yang baik. Beberapa
capaian kinerja kearsipan yang menjadi indikator pembangunan di Provinsi Maluku
Utara, seperti terurai pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-171. Cakupan indikator kearsipan di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-
2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Wajib Non Dasar
Kearsipan
persentase perangkat daerah yang mengelola
1
arsip secara baku
100 100 100 100 100
2 peningkatan SDM pengelola kearsipan 1 1 5 4 4
Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Maluku Utara. 2018

 Fokus Layanan Urusan Pemerintah Pilihan


Analisis kinerja atas layanan urusan pilihan dilakukan terhadap indikator-indikator
kinerja penyelenggaraan urusan pilihan pemerintahan daerah, yaitu bidang urusan:
2.2.2.3. Layanan Urusan Pilihan

2.2.2.3.1. Pariwisata

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan


sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Pembangunan sektor pariwisata
menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik. Bahkan dari segi linkage,
sektor ini menjadi penghubung banyak sektor. Keberadaanya membuat sektor-sektor
lain pun secara tidak langsung akan hidup, memiliki nilai tambah yang besar,
menguntungkan dan saling simbiosis mutualisme dengan sektor lain. Pembangunan
sektor ini akan melakukan percepatan pembangunan destinasi wisata prioritas yang
dilaksanakan melalui kerja sama dengan mitra pembangunan, terutama dalam
pengembangan integrated tourism masterplan untuk setiap destinasi prioritas dan
percepatan pembangunan infrastruktur. Oleh karenanya pengembangan destinasi
wisata ini perlu didukung oleh kesiapan masyarakat secara sosial, budaya, dan
ekonomi untuk dapat menerima kunjungan wisatawan dan berpartisipasi dalam

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-213│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

penyediaan layanan wisata, serta pelestarian lingkungan melalui penerapan praktik


wisata yang berkelanjutan. Sektor pariwisata dapat menciptakan ekonomi
kerakyatan dengan meningkatkan kembali industri-industri kreatif. Beberapa
capaian kinerja pariwisata yang menjadi indikator pembangunan di Provinsi Maluku
Utara, seperti terurai pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-172. Cakupan indikator pariwisata di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-
2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Pilihan
Pariwisata
1 kunjungan wisata 322,670 275,534 172,689 419,948 453,103
.1 kunjungan wisata domestik (orang) 321,036 275,087 172,303 418,840 452,308
.2 kunjungan wisata mancanegara (orang) 1,634 447 386 1,108 795
lama kunjungan wisata (rata-rata hari
2
menginap)
4.04 4.4 4.47 3.54 3.37
Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Maluku Utara. 2018

2.2.2.3.2. Pertanian

Peranan dan kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan produk domestik


regional bruto (PDRB) masih dominan. Di samping kontribusi langsung terhadap
PDRB yang cukup signifikan, sektor pertanian juga telah menunjukkan ketangguhan
dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah serta berikut sistem agribisnisnya sangat
besar perannya dalam penyerapan tenaga kerja dan bahkan tetap menjaga ekosistem
lestari melalui pertanian ramah lingkungan. Dengan demikian, merupakan suatu
bukti empiris pembangunan ekonomi dengan menggunakan sektor pertanian sebagai
penggerak utama akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
kesempatan kerja dan berusaha serta peningkatan pendapatan daerah. Beberapa
capaian kinerja pertanian yang menjadi indikator pembangunan di Provinsi Maluku
Utara, terurai pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.3-173. Cakupan pertanian di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-2017


ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Pilihan
Pertanian
1 Kontribusi sektor pertanian/perkebunan 6.46 -1.69 -3.05 4.37 2.10

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-214│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

terhadap PDRB (Sektor Pertanian


Tanaman Pangan)
Kontribusi sektor pertanian (palawija)
2 terhadap PDRB (Sektor Pertanian 1.92 2.64 2.17 8.09 3.77
Hortikultura)
Kontribusi sektor perkebunan (tanaman
3 keras) terhadap PDRB (Sektor 4.06 4.80 4.73 3.69 2.72
Pertanian Perkebunan)
Kontribusi produksi kelompok petani
4 terhadap PDRB (Total Sektor 3.54 3.02 1.72 4.25 3.16
Pertanian)
Produktivitas padi atau bahan pangan
5 3.25 3.14
utama lokal per hektar
6 Cakupan bina kelompok tani
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara. 2018

2.2.2.3.3. Kehutanan

Hutan merupakan penghasil kayu dan penghasil produk/jasa lingkungan


sebagai kompetisinya. Dengan demikian, pembangunan kehutanan harus menyadari
bahwa sumber daya hutan mempunyai daya dukung dan pemanfaatan yang terbatas,
meskipun merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources).
Kesalahan dalam pengelolaan hutan akan mengakibatkan kehancuran hutan. Oleh
karenanya, pengawasan ketat dan perbaikan pengaturan dengan menerapkan standar
pengelolaan hutan yang lestari dan ramah lingkungan. Untuk dapat melakukan
pengawasan ini maka sistem data base pengelolaan hutan dan perkembangan
kondisinya sangat diperlukan. Beberapa capaian kinerja kehutanan yang menjadi
indikator pembangunan di Provinsi Maluku Utara, seperti terurai pada Tabel berikut
ini.

Tabel 2.3-174. Cakupan indikator kehutanan di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-
2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Pilihan
Pertanian

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-215│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis 460 329 750 200 1.500
2 Kerusakan Kawasan Hutan
Kerusakan Kawasan Hutan (Deforestasi)
2.1 3.410 168 10.322 9.105 43.700
(Ha)
Kerusakan di Luar Kawasan Hutan
2.2 2.273 1.401 1.630 2.654 6.197
(Deforestasi) (Ha)
Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga
3 kelestarian keanekaragaman hayati terhadap 25,47 25,27 25,27 25,30 25,30
total luas kawasan hutan
Sumber: Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara. 2018

2.2.2.3.4. Energi dan Sumberdaya Mineral

Sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) memiliki peran penting
dalam pembangunan nasional khususnya pembangunan daerah. Dalam rangka
mendukung perekonomian daerah baik melalui sisi fiskal, moneter maupun sektor
rill, terdapat peran penting sektor ESDM, antara lain sebagai sumber penerimaan
daerah, penggerak pembangunan daerah, neraca perdagangan, investasi, subsidi,
penyediaan energi dan bahan baku domestik, dan kegiatan ESDM yang
menimbulkan efek berantai serta menciptakan tenaga kerja. Beberapa capaian
kinerja ESDM yang menjadi indikator pembangunan di Provinsi Maluku Utara,
terurai pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-175. Cakupan indikator ESDM di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Pilihan
ESDM
1 Persentase rumah tangga pengguna listrik 72.71 87.35
2 Rasio ketersediaan daya listrik 87.00
3 Persentase pertambangan tanpa ijin
Sumber: Dinas ESDM Provinsi Maluku Utara. 2018

2.2.2.3.5. Perdagangan

Dunia global telah membentuk sistem pasaran yang meningkatkan saling


kebergantungan ekonomi antardaerah, antarnegara maupun antarkawasan. Bahkan
adanya spesialisasi dan keuanggulan komparatif menuntut terjadinya perpindahan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-216│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

barang/jasa melalui aktivitas ekonomi. Pembangunan perdagangan, dengan


demikian, mengambil peran strategis ditengah dinamika aktivitas ekonomi ini.
Keberadaannya menjadi kebutuhan bagi daerah yang ingin maju, khususnya dibidang
ekonomi. Beberapa capaian kinerja perdagangan yang menjadi indikator
pembangunan di Provinsi Maluku Utara, seperti terurai pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-176. Cakupan indikator perdagangan di Provinsi Maluku Utara. Tahun
2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Pilihan
Perdagangan
1 Ekspor Bersih Perdagangan (US$) 730,632,279 29,802,510 11,173,311 34,864,695 272,089,765
Cakupan Bina Kelompok pedagang /
2 usaha informal (pedagang/usaha 50 150 100 30 40
informal/eksportir)
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku Utara. 2018

2.2.2.3.6. Perindustrian

Sektor perindustrian merupakan salah satu sektor utama dalam perekonomian


daerah mengingat pentingnya kontribusi sektor ini terhadap pembentukan PDRB dan
penciptaan lapangan kerja. Persaingan pesat sektor ini menuntut strategi mumpuni
pembangunan perindustrian yang tetap menjaga daya saing, keterkaitan antara
industri, baik industri hulu-hilir maupun antara industri besar dengan industri kecil,
serta terbangunnya struktur kluster (industrial cluster) yang saling menyokong,
sehingga tetap eksis di pasar global maupun domestik. Cakupan capaian kinerja
perindustrian yang menjadi indikator pembangunan di Provinsi Maluku Utara, terurai
pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-177. Cakupan indikator perindustrian di Provinsi Maluku Utara. Tahun
2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Pilihan
Perindustian
1 Cakupan Bina Kelompok Pengrajin (IKM kumulatif) 116 136 156 190 238
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku Utara. 2018

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-217│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2.2.2.3.7. Transmigrasi

Pembangunan transmigrasi dilaksanakan berbasis kawasan yang memiliki


keterkaitan dengan kawasan sekitarnya membentuk suatu kesatuan sistem
pengembangan ekonomi wilayah. Dengan demikian, fokus strateginya saat ini, tidak
hanya pada perpindahan penduduknya, akan tetapi lebih jauh lagi terkait menuju ke
pendekatan pengembangan wilayah atau kawasan. Sehingga, kebijakan transmigrasi
yang tadinya pada upaya mengatasi komposisi penduduk di satu sisi (top down-
bottom up), haruslah diletakkan pada kepentingan daerah yang berorientasi
pengembangan wilayah atau kawasan. Cakupan capaian kinerja transmigrasi yang
menjadi indikator pembangunan di Provinsi Maluku Utara, terurai pada Tabel
berikut ini.
Tabel 2.3-178. Cakupan indikator transmigrasi di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-
2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Pilihan
Transmigrasi
presentase transmigran swakarsa
1 94 - 100 68 50
(%)
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan PDT Provinsi Maluku Utara. 2018

2.2.2.3.8. Kelautan dan Perikanan

Bahwa pengelolaan ruang laut menjadi kewenangan pemerintah provinsi,


yang mencakup sampai 12 mil dari garis pantai. Pemerintah secara konsisten
melakukan pemutakhiran angka pendugaan kelimpahan ikan (stock assessment) di
laut, untuk menduga nilai Potensi Maksimum Lestari (Maximum Sustainable
Yield/MSY) dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (Total Allowable
Catch/TAC). Jumlah tangkapan yang diperbolehkan adalah sebesar 80persen dari
potensi maksimum lestarinya. Pemberantasan IUU fishing merupakan masalah yang
memerlukan komitmen tinggi dan kerjasama lintas institusi pada tingkat operasional.
Untuk memerangi IUU fishing pemerintah provinsi Maluku Utara akan terus
melakukan sistem pemantauan, pengendalian, dan pengawasan, peningkatan
kerjasama lintas-lembaga terkait dengan melakukan patroli laut, patroli udara dan
kerja sama regional dalam memerangi IUU fishing, peningkatan pengawasan
berbasis partisipasi masyarakat, serta penataan perijinan. Disamping itu, efektivitas
pengelolaan kawasan konservasi laut (KKL) masih perlu ditingkatkan. Pembangunan
kelautan dan perikanan juga akan terus melakukan perlindungan terhadap nelayan
kecil sebagaimana tertuang dalam UU No. 7/2016 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam, serta

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-218│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

memperluas akses pendanaan untuk nelayan skala kecil. Beberapa capaian kinerja
kelautan dan perikanan yang menjadi indikator pembangunan di Provinsi Maluku
Utara, terurai pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-179. Cakupan indikator kelautan dan perikanan di Provinsi Maluku Utara.
Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Pilihan
Kelautan dan Perikanan
1 Produksi perikanan (ton)1 218,097 251,110 254,856 254,876.72
2 Konsumsi ikan (kg/kapita/thn) 47.72 50.00 52.76
Rasio kawasan lindung perairan terhadap
3
total luas perairan territorial
13.82 13.82 15.29
.1 luas kawasan lindung perairan (ha) 15,731 15.731 17.401
luas total perairan(km2) 113.796,5 113.796,5 113.796,5 113.796,5
.2 113.796,53
3 3 3 3
4 Nilai tukar nelayan 100.57 102.24 102.33
2
Sumber: 1Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2018. BPS dan Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2014-2018. BPS

 Fokus Layanan Penunjang Urusan Pemerintah


Analisis kinerja atas layanan urusan penunjang dilakukan terhadap indikator-
indikator kinerja penyelenggaraan urusan penunjang pemerintahan daerah, yaitu
bidang urusan:
2.2.2.4. Layanan Penunjang Urusan

2.2.2.4.1. Perencanaan pembangunan

Bahwa keberhasilan sebuah pembangunan terletak pada kualitas perencanaan


pembangunan yang baik. Perencanaan harus mampu untuk merumuskan
pembangunan di berbagai sektor. Dengan demikian perencanaan pembangunan
dituntut untuk memiliki pengetahuan komprehensif terkait segala
potensi/sumberdaya dan dimensi pembangunan untuk kemudian mampu melakukan
analisa wilayah, manajemen prospek pembangunan, merencanakan serta membuat
program yang layak untuk dijalankan dan melaksanakan rencana, mengawasi serta
mengevaluasi pelaksanaan rencana tersebut. Disamping itu, melakukan koordinasi
dan sinkronisasi perencanaan pembangunan lintas wilayah/sektor untuk mencapai
keserasian pembangunan daerah yang dalam grand designnya dituangkan dalam
rencana tata ruang wilayah, rencana pembangunan jangka panjang, menengah dan
tahunan. Beberapa capaian kinerja Bappeda yang menjadi indikator pembangunan di
Provinsi Maluku Utara, terurai pada Tabel berikut ini.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-219│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.3-180. Cakupan indikator bappeda di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-
2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Penunjang
Perencanaan Pembangunan
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah
1
ditetapkan dengan Perda
ada
Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah
2
ditetapkan dengan Perda
ada
Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang telah
3
ditetapkan dengan Perkada
ada
Tersedianya dokumen RTRW yang telah ditetapkan
4
dengan Perda
ada
Penjabaran konsistensi program RPJMD kedalam
5
RKPD
100 100 100 100 100
6 Penjabaran konsistensi program RKPD kedalam APBD 100 100 100 100 100
7 Kesesuaian rencana pembangunan dengan RTRW 100 100 100 100 100
Sumber: Bappeda Provinsi Maluku Utara. 2018

2.2.2.4.2. Keuangan

Keuangan daerah merupakan suatu pengelolaan ekonomi pemerintahan dalam


menyediakan, mendistribusikan serta mengalokasikan barang dan jasa. Keuangan
dengan demikian, memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun
daerah/bangsa. Peranan tersebut memiliki keterkaitan dengan pengeluaran publik
yang diperlukan untuk membangun masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera,
serta dalam jangka panjang meningkatkan pendapatan daerah. Keuangan daerah
mencerminkan kegiatan pemerintah yang berada didalam sektor publik. Dalam
tataran implementasinya, apabila sistem keuangan tidak stabil dan tidak berfungsi
secara efisien, pengalokasian dana tidak akan berjalan dengan baik sehingga dapat
menghambat pembangunan. Pengalaman menunjukkan, sistem keuangan yang tidak
stabil, terlebih lagi mispengelolaan, cenderung rentan terhadap berbagai
gejolak sehingga mengganggu perputaran roda perekonomian daerah. Oleh
karenanya pembangunan keuangan harus mampu untuk menghindari atau
mengurangi risiko kemungkinan terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan.
Beberapa capaian kinerja keuangan yang menjadi indikator pembangunan di Provinsi
Maluku Utara, terurai pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.3-181. Cakupan indikator keuangan di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-
2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Penunjang
Keuangan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-220│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Opini BPK terhadap laporan


1 disclaimer disclaimer WDP WTP WDP
keuangan
2 Jumlah SILPA 125.225.151.219,93 23.934.664.633,77 51.152.310.050,27 38.870.415.513,00 36.056.295.3
Persentase SILPA terhadap
3
APBD
9.52 1.59 2.84 1.92 1.58
Persentase belanja pendidikan
4 <20 <20 <20 <20 <20
(20%)
Persentase belanja kesehatan
5 <10 <10 <10 <10 <10
(10%)
Perbandingan antara belanja
6 langsung dengan belanja tidak
langsung
.1 Belanja Tidak Langsung 591.900.919.401 560.913.095.700 754.110.830.776 874.289.948.911 1.194.104.56
.2 Belanja Langsung 795.692.215.905 920.652.098.918 1.054.649.284.689 1.149.743.853.553,79 1.064.702.91
Bagi hasil kabupaten/kota dan
7 33.534.852.442,00 83.272.108.294,00 129.990.935.385,00 103.330.676.442,00 120.156.447.9
desa
8 Penetapan APBD tepat waktu
Sumber: BPKPAD Provinsi Maluku Utara. 2018

2.2.2.4.3. Kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan

Kualitas pelayanan publik akan menjadi tolak ukur bagi kinerja pemerintah.
Fungsi pemerintah beserta aparaturnya merupakan salah satu tuntutan dari reformasi
birokrasi. Peningkatan kualitas sumberdaya pegawai menjadi sangat urgen dan perlu
dilakukan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan dalam rangka
meningkatkan kemampuan dan profesionalisme, yang akan bermuara pada lahirnya
komitmen yang kuat dalam penyelesaian tugas-tugas rutin sesuai tanggung jawab
dan fungsinya masing-masing secara lebih efisien, efektif, dan produktif.
Pembangunan kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan berupaya untuk
meningkatkan pengelolaan Pegawai Negeri melalui suatu sistem yang diarahkan
untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara
berdayaguna dan berhasilguna, melalui kebijakan-kebijakan yang mencakup
penetapan norma, standar, prosedur, formasi, pengangkatan, pengembangan kualitas
sumber daya Pegawai Negeri Sipil, pemindahan, gaji, tunjangan, kesejahteraan,
pemberhentian, hak, kewajiban dan kedudukan hukum. Beberapa capaian kinerja
kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan yang menjadi indikator pembangunan di
Provinsi Maluku Utara, terurai pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.3-182. Cakupan indikator kepagawaian serta pendidikan dan pelatihan di


Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Penunjang
Kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan
Rata-rata lama pegawai mendapatkan pendidikan
1
dan pelatihan*
23 50 65 45 50
Persentase ASN yang mengikuti pendidikan dan
2
pendidikan formal*
12.5 20.83 44.08 25 13

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-221│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Persentase pejabat ASN yang telah mengikuti


3
pendidikan dan pelatihan struktural*
7.85 9.31 9.06 20.6 26
Jumlah jabatan pimpinan tinggi pada instansi
4
pemerintah
51 51 51 51 48
Jumlah jabatan administrasi pada instansi
5
pemerintah
796 796 796 796 844
Jumlah pemangku jabatan fungsional tertentu pada
6
instansi pemerintah
585 572 635 618 3,748
)
Sumber: Badan Kepegawaian Daerah dan * BPSDM Provinsi Maluku Utara. 2018

2.2.2.4.4. Penelitian dan pengembangan

Penelitian dan pengembangan atau litbang memegang peranan penting, dan


menjadi indikator kemajuan dari suatu daerah/negara. Hasil litbang yang akurat
dalam bentuk konsep, model, skenario, maupun pilihan kebijakan yang tepat dapat
menjadi rekomendasi dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul hingga solusi
dalam rangka meningkatkan produktivitas di berbagai sektor pembangunan. Tidak
mengherankan jika pengambil kebijakan umumnya terlebih dulu melakukan kegiatan
penelitian dan kajian sebelum merumuskan, membuat, dan menetapkan suatu
kebijakan pemerintah (policy). Maluku Utara kedepan, hendaknya mampu
menjadikan pembangunan sektor ini garda terdepan sebagai lembaga think thank
dalam merumuskan kebijakan pemerintah. Tentunya dengan mengakomodasi peran
litbang untuk turut menentukan arah dan strategi pembangunan melalui kajian dan
litbang (research based policy). Peran litbang dalam melakukan skanning
lingkungan internal dan eksternal sebagai dasar perencanaan (planning by research),
fungsi formulasi kebijakan (formulating policy), dan fungsi kontrol (controlling),
sekaligus berperan menghasilkan berbagai proxy, model, dan pilihan kebijakan yang
dapat digunakan oleh pengambil kebijakan, baik itu untuk perencanaan, perumusan
kebijakan, serta pembinaan dan pengawasan pembangunan. Oleh karena itu, perlu
perkuatan pembangunan sektor ini melalui peningkatan kapasitas sumberdaya
peneliti, publikasi hasil litbangnya, serta dukungan anggaran untuk aktivitas litbang.
Beberapa capaian kinerja penelitian dan pengembangan yang menjadi indikator
pembangunan di Provinsi Maluku Utara, terurai pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-183. Cakupan indikator penelitian dan pengembangan di Provinsi Maluku
Utara. Tahun 2013-2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Penunjang
Penelitian dan Pengembangan
1 persentase implementasi rencana kelitbangan 20 20 30 40 50

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-222│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2 persentase pemanfaatan hasil kelitbangan 10 10 10 15 20


penerapan SIDa:
persentase perangkat daerah yang difasilitasi dalam
3
penerapan inovasi daerah
10 25 40
persentase kebijakan inovasi yang diterapkan di
4
daerah
10 20
Sumber: Badan Pengembangan SDM Provinsi Maluku Utara. 2018

2.2.2.4.5. Pengawasan

Dalam rangka mengamankan pelaksanaan pembangunan agar tercapai secara


efisien dan efektif maka diperlukan sistem pengawasan yang baik. Pengawasan
bukan merupakan suatu tujuan, melainkan sarana untuk meningkatkan efisiensi
dalam melaksanakan kegiatan. Didalamnya termasuk unsur pencegahan terhadap
penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, kegiatan
pengawasan tidak hanya dilakukan dalam tahap pelaksanaan, melainkan masih dalam
tahap perencanaan. Pengawasan lebih menekankan pada akuntabilitas dan
transparansi sektor publik, dan lebih ditekankan pada penanganan sumber dana
(financial resources), serta terjadi pada saat proyek/program dilaksanakan untuk
deteksi dini penyimpangan. Pengawasan dengan hal demikian mengandung makna
penegakan hukum dan disiplin. Suatu pengawasan yang efektif membutuhkan tidak
saja norma-norma etika tetapi juga sistem informasi yang memadai. Beberapa
capaian kinerja pengawasan yang menjadi indikator pembangunan di Provinsi
Maluku Utara, terurai pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.3-184. Cakupan indikator pengawasan di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013-
2017

ASPEK PELAYANAN UMUM


2013 2014 2015 2016 2017
Layanan Urusan Penunjang
Pengawasan
1 persentase tindak lanjut temuan - 27.97 40.17 51.32 33.97
2 persentase pelanggaran pegawai
3 jumlah temuan BPK - 575 617 632 664
Sumber: Inspektorat Provinsi Maluku Utara. 2018

2.2.2.4.6. Sekretariat dewan

Keberadaan Sekretariat DPRD diantaranya untuk menyelenggarakan


adminitrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas
dan fungsi DPRD, menyediakan serta mengkoordinasi tenaga ahli yang diperlukan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-223│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan Daerah. Keberadaan Sekretariat


DPRD yang sangat penting serta pengaruhnya yang signifikan terhadap fasilitasi
pelaksanaan fungsi DPRD menjadikannya perlu untuk senantiasa diberi penguatan
kapasitas. Sehingga kehadirannya haruslah mempunyai sistem pendukung kerja yang
lengkap yang mengarah kepada manajemen modern, memiliki perangkat yang
memadai guna merealisasikan pelaksanaan tugas-tugas tersebut, serta memiliki
mekanisme kendali dan evaluasi yang efektif dan efesien yang dapat
dipertanggungjawabkan dari aspek kinerja dan aspek keuangan. Selain itu sekretariat
DPRD juga harus memiliki kemampuan mengelola seluruh sumber daya yang
dimiliki dalam rangka menunjang fungsi DPRD di bidang legislasi, anggaran dan
pengawasan secara efektif, efisien dan ekonomis. Beberapa capaian kinerja
sekretariat dewan yang menjadi indikator pembangunan di Provinsi Maluku Utara,
terurai pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.3-185. Cakupan indikator sekretariat dewan di Provinsi Maluku Utara. Tahun
2013-2017
ASPEK PELAYANAN UMUM 201 201
2014 2015 2017
Layanan Urusan Penunjang 3 6
Sekretariat Dewan
tersedianya rencana kerja tahunan pada setiap alat-alat
1
kelengkapan DPRD provinsi/kab/kota
ada
tersusun dan terintegrasinya program-program kerja DPRD
untuk melaksanakan fungsi pengawasan, fungsi
2 pembentukan perda dan fungsi anggaran dalam dokumen ada
rencana lima tahunan (RPJM) maupun dokumen rencana
tahunan (RKPD)
terintegrasinya program-program DPRD untuk
melaksanakan fungsi pengawasan, fungsi pembentukan
3
perda dan fungsi anggaran dalam dokumen perencanaan dan
ada
dokumen anggaran Setwan DPRD
Sumber: Sekretariat Dewan Provinsi Maluku Utara. 2018

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-224│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH

Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas
wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia. Indikator
variabel aspek daya saing daerah terdiri dari:
2.2.3.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Analisis kinerja atas aspek kemampuan ekonomi daerah dilakukan terhadap
indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita, pengeluaran konsumsi non
pangan per kapita, produktivitas total daerah, dan nilai tukar petani, serta indikator
kinerja lainnya pada fokus kemampuan ekonomi daerah sesuai dengan kewenangan
provinsi.

 Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita


Perbandingan total pengeluaran rumahtangga terhadap jumlah rumahtangga
Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan pengeluaran rumah tangga
atas barang dan jasa untuk tujuan konsumsi. Rumah tangga dalam hal ini berfungsi
sebagai konsumen akhir (final demand) dari berbagai jenis barang dan jasa yang
tersedia.
Pengeluaran konsumsi rumhatangga per kapita Provinsi Maluku Utara
memperlihatkan arah perkembangan yang terus meningkat, sejak tahun 2013 sebesar
619,835jutaRp per rumahtangga hingga menjadi 926,795jutaRp per rumahtangga
pada tahun 2017. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.41. Pengeluaran konsumsi rumahtangga perkapita Provinsi Maluku Utara
Tahun 2013 – 2017

ASPEK DAYA SAING DAERAH


Fokus Kemampuan Ekonomi 2013 2014 2015 2016 2017
Daerah
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per
kapita
619,835 669,770 789,896 809,371 926,795
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara. 2018

 Persentase pengeluaran konsumsi nonpangan perkapita


Perbandingan total pengeluaran rumahtangga non pangan terhadap total pengeluaran,
dinyatakan dalam persen
Pengeluaran konsumsi non pangan per kapita (Pengeluaran Konsumsi Non
Makanan) merupakan indikator yang menggambarkan besarnya tingkat pengeluaran
rata-rata penduduk suatu wilayah untuk keperluan konsumsi non makanan. Proporsi
Pengeluaran Konsumsi Non Makanan adalah jumlah pengeluaran penduduk untuk
keperluan konsumsi non makanan terhadap jumlah penduduk.
Cakupan pengeluaran konsumsi non makanan penduduk Provinsi Maluku
Utara berfluktuatif selama tahun 2013-2017. Dimana pada tahun 2013 mencapai

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-225│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

46,24persen sedangkan pada tahun 2017 sebesar 47,48persen. Dengan demikian, dari
total pengeluaran konsumsi rumahtangga, 47,48persen diantaranya digunakan untuk
keperluan konsumsi non makanan, pada tahun 2017. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.42. Persentase Pengeluaran konsumsi nonpangan perkapita Provinsi Maluku
Utara Tahun 2013 – 2017

ASPEK DAYA SAING DAERAH


2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Persentasi pengeluaran konsumsi
46.24 48.66 46.67 56.73 47.48
non pangan perkapita
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara. 2018

 Produktivitas total daerah


Perbandingan nilai tambah Sektor ke-I terhadap jumlah angkatan kerja
Produktivitas total daerah (PTD) merupakan indikator yang menggambarkan
besarnya tingkat produktivitas pekerja di suatu wilayah. Semakin tinggi PTD,
semakin tinggi pula produktivitas pekerjanya. PTD adalah perbandingan PDRB
adhb terhadap jumlah penduduk yang bekerja. PTD berkaitan erat dengan teknologi
produksi perusahan/industri yang ada di suatu wilayah. Semakin tinggi PTD,
mengindikasikan bahwa teknologi produksi dari perusahan/industri yang ada di
wilayah tersebut secara umum adalah teknologi padat modal.
Produktivitas Total Daerah (PTD) Provinsi Maluku Utara pada tahun 2013
mencapai 47,12juta rupiah per pekerja dan cenderung meningkat terus hingga pada
Tahun 2017 menjadi 66,04juta rupiah per pekerja. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.4-3. Produktivitas Total Daerah (PTD) di Provinsi Maluku Utara, Tahun 2013-
2017
ASPEK DAYA SAING DAERAH
2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Produktivitas Total Daerah
Produktivitas Total Daerah (Rp./orang)* 47,122,03 52,721,89 55,203,99 57,911,59 66,035,56
7 4 2 1 3
. PDRB (Milyar rupiah) 21,439.49 24,042.08 26,638.30 29,157.27 32,272.57
1
.
jumlah penduduk yang bekerja
2 454,978 456,017 482,543 503,479 488,715
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara. 2014-2018 dan *) data olahan

 Nilai Tukar Petani


Perbandingan indeks yang diterima petani (lt) terhadap indeks yang dibayar petani (lb),
dinyatakan dalam persen
NTP merupakan salah satu indikator yang berguna untuk mengukur tingkat
kesejahteraan petani di suatu wilayah, karena mengukur kemampuan tukar produk

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-226│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

(komoditas) yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang


dibutuhkan petani baik untuk usaha maupun untuk konsumsi rumahtangga petani.
Semakin tinggi NTP atau peningkatan NTP suatu periode, maka makin tinggi pula
kenaikan kesejahteraan petani pada wilayah tersebut. NTP adalah perbandingan
indeks harga diterima oleh petani terhadap indeks harga yang dibayar oleh petani.
Istilah yang berkaitan dengan NTP adalah sebagai berikut : (1). Bila NTP lebih besar
dari 100, maka dapat diartikan bahwa perubahan harga yang dibayar petani secara
rata-rata lebih kecil dibandingkan yang diterima petani dari usaha pertaniannya, (2).
Bila NTP suatu periode lebih besar dibandingkan periode sebelumnya maka dapat
diartikan bahwa kemampuan daya beli atau tingkat kesejahteraan petani periode
tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya, (3). NTP
dihitung menurut subsektor tanaman pangan, subsektor tanaman perkebunan rakyat,
subsektor peternakan dan subsektor perikanan, (4). Bila NTP diperbandingkan antar
subsektor atau antar wilayah, NTP dapat diartikan sebagai insentif untuk berusaha.
Subsektor atau wilayah dengan NTP yang lebih besar, berarti berusaha di bidang
pertanian pada subsektor atau wilayah tersebut lebih menguntungkan dibandingkan
pada subsektor atau wilayah lain, karena memberikan insentif yang lebih besar.
Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Utara pada periode tahun 2014-2017,
terlihat berfluktuatif. Pada tahun 2015 NTP mengalami penurunan, tetapi
menunjukan kenaikan pada tahun 2016, lalu kemudian menurun lagi pada tahun
2017. Kenaikan NTP pada tahun 2014 disebabkan kenaikan indeks harga hasil
produksi pertanian lebih besar jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga
barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan
produksi pertanian, sebagaimana Tabel berikut ini.
Tabel 2.44. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Utara Tahun 2014 – 2017

ASPEK DAYA SAING DAERAH


2014 2015 2016 2017
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Indeks harga yang diterima petani (It) 113.41 118.39 125.41 127.78
Indeks harga yang dibayar petani (Ib) 109.83 115.97 120.66 126.20
Nilai Tukar Petani (NTP) 103.26 102.09 103.95 101.25
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, 2018

NTP Provinsi Maluku Utara tahun 2016 dan 2017 masing-masing mencapai
103,95 dan 101,25. Karena nilai NTP 2017 lebih kecil dari tahun 2016, berarti
kenaikan pendapatan petani Provinsi Maluku Utara pada tahun 2017 dari usaha
pertanian secara umum tidak mencukupi untuk menutupi kenaikan biaya produksi
dan penambahan barang modal (BPPBM) serta kenaikan biaya hidup.

 Rasio ekspor+impor terhadap PDB (indikator keterbukaan


ekonomi)
Perbandingan jumlah ekspor dan impor barang dan jasa terhadap PDB
Rasio perdagangan-PDB adalah indikator pengaruh relatif perdagangan
internasional dalam ekonomi suatu negara. Rasio ini dihitung dengan membagi nilai

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-227│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

agregat impor dan ekspor dalam kurun waktu tertentu dengan produk domestik bruto
pada kurun waktu yang sama. Meski disebut rasio, hasil akhirnya biasanya
ditampilkan dalam bentuk persentase. Rasio ini dijadikan patokan keterbukaan suatu
negara terhadap perdagangan internasional. Karena itu, rasio ini juga bisa disebut
rasio keterbukaan perdagangan. Rasio ini dapat dipandang sebagai indikator
globalisasi ekonomi sebuah negara. Semakin besar derajat keterbukaan
menunjukkan semakin terbukanya perekonomian suatu wilayah.
Tabel 2.4-5. Rasio Ekspor+Impor terhadap PDB Provinsi Maluku Utara, Tahun 2013-
2017

ASPEK DAYA SAING DAERAH


2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Rasio ekspor impor terhadap PDB (indikator keterbukaan ekonomi)
PDRB Pengeluaran untuk Ekspor 37.13 1.63 0.76 1.76 12.67
PDRB Pengeluaran untuk Impor 0.44 0.78 3.37 10.26 7.17
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara. 2018

 Rasio pinjaman terhadap simpanan di Bank Umum


Perbandingan jumlah pinjaman di bank umum terhadap dana pihak ketiga di bank umum
Rasio pinjaman terhadap simpanan di Bank Umum Provinsi Maluku Utara
pada tahun 2015 mencapai 0.68persen dan cenderung meningkat terus hingga pada
Tahun 2017 menjadi 0.95persen. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.

Tabel 2.46. Rasio pinjaman terhadap simpanan di Bank Umum Provinsi Maluku
Utara Tahun 2015 – 2017

ASPEK DAYA SAING DAERAH


2015 2016 2017
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Rasio pinjaman terhadap simpanan di Bank Umum
4,215,109.9 4,866,726.2 6,516,533.0
jumlah pinjaman di bank umum 2 8 7
3,617,456.7 4,286,980.2 5,672,691.6
.1 Bank Pemerintah (juta Rp) 2 6 9
1. pertanian 22,757.81 38,029.10 51,272.83
2.pertambangan 2,955.09 3,511.78 3,082.81
3.perindustrian 24,075.19 26,495.80 30,407.28
1,058,194.3 1,205,313.9 1,502,865.9
4.perdagangan 8 9 8
5.jasa-jasa :
listrik, gas dan air bersih 1,058.29 1,890.84 11,155.70
konstruksi 129,766.64 131,274.26 207,575.44

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-228│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

jasa dunia usaha 78,144.83 99,053.50 119,305.14


pengangkutan 41,484.03 47,168.06 51,315.42
jasa sosial masyarakat 69,915.22 64,740.67 67,595.30
2,189,105.2 2,669,502.2 3,628,115.7
6.Lain- lain 4 6 9
.2 Bank Swasta Nasional (jutaRp) 597,653.20 579,746.02 843,841.38
1. pertanian 7,294.25 6,709.16 13,050.77
2.pertambangan 1,088.21 706.74 488.27
3.perindustrian 16,143.51 12,871.08 12,396.98
4.perdagangan 256,467.20 272,042.30 341,197.79
5.jasa-jasa :
listrik, gas dan air bersih - - -
konstruksi 33,611.68 62,032.84 53,372.00
jasa dunia usaha 76,604.17 34,923.57 44,579.50
pengangkutan 17,203.08 12,833.12 15,568.53
jasa sosial masyarakat 39,411.13 36,299.78 30,331.99
6.Lain- lain 149,829.97 141,327.43 332,855.55
6,229,510.4 6,306,787.2 6,826,718.2
jumlah dana pihak ketiga 4 0 3
Rupiah
4,421,578.7 4,446,181.9 4,916,651.8
.1 Bank Pemerintah 1 5 9
.2 Bank Pembangunan Daerah 657,828.76 757,465.94 764,738.22
1,069,086.5 1,069,119.9 1,070,506.2
.3 Bank Swasta 2 7 2
Valuta Asing
.1 Bank Pemerintah 65,236.90 23,941.17 64,569.51
.2 Bank Pembangunan Daerah - - -
.3 Bank Swasta 15,779.55 10,078.17 10,252.39
Rasio pinjaman terhadap simpanan di Bank
0.68 0.77 0.95
Umum*)
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2018. BPS. Dan *) data olahan

 Rasio Pinjaman terhadap Simpanan di BPR


Perbandingan jumlah pinjaman di BPR terhadap dana pihak ketiga di BPR
Rasio pinjaman terhadap simpanan di BPR Provinsi Maluku Utara pada tahun
2015 mencapai 2.38persen dan cenderung menurun hingga pada Tahun 2017 menjadi
2.20persen. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.47. Rasio pinjaman terhadap simpanan di BPR Provinsi Maluku Utara Tahun
2015 – 2017

ASPEK DAYA SAING DAERAH


2015 2016 2017
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-229│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Rasio pinjaman terhadap simpanan di BPR


jumlah pinjaman di BPR 72,785.66 15,754.88 129,125.21
.1 BPR (juta Rp) 72,785.66 15,754.88 129,125.21
1. pertanian 11.83 23.66 68.12
2.pertambangan 133.04 19.83 15.00
3.perindustrian 335.28 - 13.36
4.perdagangan 11,917.24 13,321.92 13,597.69
5.jasa-jasa :
listrik, gas dan air bersih - - 27.16
konstruksi 784.46 1,011.56 450.00
jasa dunia usaha 957.45 841.48 2,622.18
pengangkutan 522.36 461.49 211.81
jasa sosial masyarakat 44.14 74.94 2,338.98
6.Lain- lain 58,079.86 78,625,66 109,780.91
jumlah dana pihak ketiga 30,577.52 30,864.09 58,727.03
Rupiah
.1 BPR 30,577.52 30,864.09 58,727.03
Valuta Asing
.1 BPR - - -
Rasio pinjaman terhadap simpanan di BPR*) 2.38 0.51 2.20
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2018. BPS. Dan *) data olahan

2.2.3.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur


Fasilitas wilayah dan infrastruktur menunjang daya saing daerah dalam
mendukung aktivitas ekonomi daerah di berbagai sektor di suatu daerah dan antar-
wilayah. Semakin lengkap ketersediaan wilayah dan infrastruktur, semakin kuat
dalam menghadapi daya saing daerah. Analisis kinerja atas fasilitas
wilayah/infrastruktur dilakukan terhadap indikator-indikator antara lain:

 luas wilayah kebanjiran

A. Banjir
Pengkajian bahaya banjir dilakukan untuk menentukan besaran luas wilayah
terpapar bencana banjir. Pemetaan bahaya banjir dilakukan berdasarkan Perka BNPB
No. 2 tahun 2012 dan referensi pedoman lainnya yang ada di kementrian/ lembaga di
tingkat Nasional. Berdasarkan aturan tersebut maka penentuan kajian bahaya banjir
dilakukan berdasarkan parameter daerah rawan banjir, kekeringan lereng, jarak dari
sungai serta curah hujan.
Berdasarkan parameter bahaya banjir tersebut, maka di ketahui potensi luas
wilayah terpapar dan kelas bahaya banjir. Adapun rekapitulasi potensi luas wilayah
terpapar bencana banjir di provinsi maluku utara dapat di lihat pada tabel di bawah
ini :

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-230│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 2.48. Potensi luas wilayah terpapar bencana banjir di Provinsi Maluku Utara

Bahaya
No. Kabupaten/ Kota
Luas (Ha) Kelas
1 Halmahera Barat 28.130 Sedang
2 Halmahera Tengah 23.285 Sedang
3 Kepulauan Sula 22.579 Sedang
4 Halmahera Selatan 100.968 Sedang
5 Halmahera Utara 98.036 Tinggi
6 Halmahera Timur 77.813 Sedang
7 Pulau Morotai 23.507 Sedang
8 Pulau Taliabu 43.259 Sedang
9 Ternate 832 Sedang
10 Tidore Kepulauan 18.957 Sedang
Maluku Utara 437.366 Tinggi
Sumber: BPBD Provinsi Maluku Utara. 2018

Bahaya banjir di Provinsi Maluku Utara berada pada kelas tinggi, dengan
total luas wilayah terdampak yaitu 437.366 Ha. Penentuan kelas bahaya di peroleh
dari kelas bahaya maksimal/paling tinggi di seluruh kabupaten/kota terdampak
bencana banjir.

B. Banjir Bandang
Pengkajian bahaya banjir bandang dilakukan untuk menentukan besaran luas
wilayah terpapar bencana banjir bandang. Pemetaan bahaya banjir bandang di
lakukan berdasarkan Perka BNPB No. 2 tahun 2012 dan referensi pedoman lainnya
yang ada di kementrian/ lembaga di tingkat nasional. Berdasarkan aturan tersebut,
maka penentuan kajian bahaya banjir bandang dilakukan berdasarkan parameter
sungai utama, topografi dan potensi longsor di hulu sungai (longsoran yang memiliki
kelas tinggi).
Berdasarkan parameter bahaya banjir bandang tersebut, maka di ketahui
potensi luas wilayah terpapar bencana banjir bandang di Provinsi Maluku Utara
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.49. Potensi luas wilayah terpapar bencana banjir bandang di Provinsi Maluku
Utara

Bahaya
No. Kabupaten/ Kota
Luas (Ha) Kelas
1 Halmahera Barat 10.863 Tinggi
2 Halmahera Tengah 5.895 Tinggi
3 Kepulauan Sula 927 Tinggi
4 Halmahera Selatan 16.732 Tinggi
5 Halmahera Utara 13.615 Tinggi
6 Halmahera Timur 41.356 Tinggi
7 Pulau Morotai 8.674 Tinggi
8 Pulau Taliabu 2.640 Tinggi
9 Ternate 1.005 Tinggi
10 Tidore Kepulauan 6.754 Tinggi
Maluku Utara 108.461 Tinggi

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-231│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sumber: BPBD Provinsi Maluku Utara. 2018

Bahwa bahaya banjir bandang di Provinsi Maluku Utara berada pada kelas
tinggi, dengan total luas wilayah terdampak yaitu 108.461 Ha. Penentuan kelas
bahaya di peroleh dari kelas bahaya maksimal/ paling tinggi di seluruh
kabupaten/kota terdampak bencana banjir bandang.

 luas wilayah kekeringan

Pengkajian bahaya kekeringan dilakukan untuk menentukan besaran luas


wilayah terpapar bencana kekeringan. Pemetaan bahaya kekeringan dilakukan
berdasarkan Perka BNPB No. 2 tahun 2012 dan referensi pedoman lainnya yang ada
di kementrian/ lembaga di tingkat Nasional. Berdasarkan aturan tersebut, maka
penentuan kajian bahaya kekeringan dilakukan berdasarkan paramater kekeringan
meteorologi (indeks presipitasi terstandarisasi).
Adapun rekapitulasi potensi luas wilayah terpapar bencana kekeringan di
Provinsi Maluku Utara adalah sebagai berikut :

Tabel 2.410. Potensi luas wilayah terpapar bencana kekeringan di Provinsi Maluku
Utara

Bahaya
No. Kabupaten/ Kota
Luas (Ha) Kelas
1 Halmahera Barat 170.420 Tinggi
2 Halmahera Tengah 226.073 Tinggi
3 Kepulauan Sula 178.395 Tinggi
4 Halmahera Selatan 808.843 Tinggi
5 Halmahera Utara 347.607 Tinggi
6 Halmahera Timur 646.400 Tinggi
7 Pulau Morotai 234.221 Tinggi
8 Pulau Taliabu 146.993 Tinggi
9 Ternate 11.139 Tinggi
10 Tidore Kepulauan 164.573 Tinggi
Provinsi Maluku Utara 2.934.664 Tinggi
Sumber: BPBD Provinsi Maluku Utara. 2018

Bahwa bahaya kekeringan di Provinsi Maluku Utara berada pada kelas tinggi,
dengan total luas wilayah terdampak yaitu 2.934.664 Ha. Penentuan kelas bahaya di
peroleh dari kelas bahaya maksimal/ paling tinggi di seluruh kabupaten/kota
terdampak bencana kekeringan.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-232│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

 jenis dan jumlah bank dan cabang


Tabel 2.411. Jenis dan jumlah bank dan cabang di Provinsi Maluku Utara, 2013 –
2017

ASPEK DAYA SAING DAERAH


2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Jenis dan jumlah bank dan cabang
.1 Bank Pemerintah 6 6 5 8 8
.2 Bank Swasta 8 8 9 10 10
.3 Bank Pembangunan Daerah (BPD) 6 6 6 6 6
.4 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 2 2 3 4 4
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara. 2018

 jenis, kelas, dan jumlah penginapan/hotel


Tabel 2.412. Jenis, kelas dan jumlah penginapan/hotel di Provinsi Maluku Utara,
Tahun 2013 – 2017
ASPEK DAYA SAING DAERAH
2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Jenis, kelas dan Jumlah penginapan/hotel
.1 Jumlah hotel - 46 204 189 202
.2 Jumlah homestay - 20 - 41 107
Sumber: Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2018. BPS.

 jenis, kelas, dan jumlah restoran


Tabel 2.413. Jenis, Kelas dan jumlah restoran di Provinsi Maluku Utara, Tahun 2013
– 2017
ASPEK DAYA SAING DAERAH
2015 2016 2017
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Jenis, Kelas dan jumlah restoran/rumah makan
1 Halmahera Barat - - 31
2 Halmahera Tengah - 25 -
3 Kepulauan Sula - - -
4 Halmahera Selatan 38 - 75
5 Halmahera Utara 36 36 -
6 Halmahera Timur 20 - -
7 Pulau Morotai 15 - 26
8 Pulau Taliabu - - -
9 Ternate 72 70 103
10 Tidore Kepulauan 10 10 -
Jenis, Kelas dan jumlah restoran/rumah
191 141 235
makan Provinsi Maluku Utara

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-233│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sumber: Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2018. BPS

 persentase rumah tangga yang menggunakan listrik

Persentase rumah tangga di Provinsi Maluku Utara dan sumber penerangan


listrik PLN, sejak tahun 2013-2017 cenderung meningkat. Dimana pada tahun 2013
cakupan ini sebesar 73.17persen bertambah hingga menjadi 84.33persen pada tahun
2017. Namun demikian, besaran cakupan ini pada periode 2013-2017 tersebut,
masih berada dibawah capaian Indonesia yang telah berada di angka 93.28persen
pada tahun 2013 dan 95.99persen pada tahun 2017. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.414. Persentase Rumah Tangga di Provinsi Maluku Utara dan Sumber
Penerangan Listrik PLN, 2013-2017
ASPEK DAYA SAING DAERAH
2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Persentase Rumah Tangga dan Sumber Penerangan Listrik PLN
.1 Maluku Utara 73.17 74.36 76.60 79.02 84.33
.2 Indonesia 93.28 93.97 94.44 94.93 95.99
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS

 persentase penduduk yang menggunakan HP/telepon.

Persentase penduduk di Provinsi Maluku Utara yang memiliki/menguasai


Telepon seluler sejak tahun 2013-2015 cenderung meningkat. Dimana pada tahun
2013 cakupan ini sebesar 39.26persen bertambah hingga menjadi 61.88persen pada
tahun 2017. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.415. Persentase Penduduk yang Memiliki/menguasai Telepon Seluler di
Provinsi Maluku Utara, 2013-2017
Persentase Penduduk yang Memiliki/Menguasai Telepon Seluler menurut Perkotaan+Perdesaan
Provinsi
2013 2014 2015 2016 2017

Maluku Utara 39.26 40.93 45.08 47.08 61.88


Sumber: http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/985

2.2.3.3. Fokus Iklim Berinvestasi


Analisis kinerja atas iklim berinvestasi dilakukan terhadap beberapa capaian

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-234│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

indikator pembangunan, diantaranya :

 angka kriminalitas yang ditangani


Perbandingan jumlah tindak kriminal tertangani dalam 1 tahun terhadap persepuluhribu
jumlah penduduk
Upaya untuk memenuhi dan menciptakan rasa aman pada masyarakat
merupakan langkah strategis yang turut mempengaruhi keberhasilan pembangunan
nasional. Terciptanya dan terpenuhinya keamanan pada masyarakat akan
membangun suasana yang kondusif bagi masyarakat untuk melakukan berbagai
aktivitas termasuk aktivitas ekonomi. Kondisi ini pada skala makro akan
menciptakan stabilitas nasional yang merupakan salah satu prasyarat bagi
tercapainya pembangunan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur.
Di Provinsi Maluku Utara, sampai dengan tahun 2016, persentase
penyelesaian kejahatan cenderung mengalami fluktuatif, berkisar antara 52.08persen
di tahun 2014 hingga 60.89persen di tahun 2016. Cakupan ini berada diatas capaian
Indonesia, dalam kurun waktu tersebut. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel berikut.

Tabel 2.4-16. Angka kriminalitas yang ditangani di Provinsi Maluku Utara dan
Indonesia Tahun 2014-2016

Tahun
Uraian
2014 2015 2016
Maluku Utara
∑Kejahatan 843 636 767
∑Kejahatan yang diselesaikan 439 331 467
Persentase penyelesaian kejahatan 52.08 52.04 60.89
Selang waktu terjadinya tindak kejahatan 10.23’29” 13.46’24” 11.25’16”
Resiko penduduk terkena tindak kejahatan per
75 55 65
100,000penduduk
Indonesia*)
∑Kejahatan 325,317 352,936 357,197
∑Kejahatan yang diselesaikan 176,530 205,170 209,821
Persentase penyelesaian kejahatan 54.26 58.13 58.74
Selang waktu terjadinya tindak kejahatan 00.01’36” 00.01’29” 00.01’28”
Resiko penduduk terkena tindak kejahatan per 131 140 140
100,000penduduk
Sumber : Sumber : Statistik Politik dan Keamanan Provinsi Maluku Utara 2016. BPS.2017 dan *) Statistik Kriminal 2017. BPS.2017

Selama kurun 2014 – 2016, jumlah kejadian kejahatan atau tindak

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-235│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

kriminalitas di Provinsi Maluku Utara berfluktuasi. Laporan yang dihimpun dari


Kepolisian Resort (Polres) masing-masing kabupaten/kota memperlihatkan jumlah
kejadian kejahatan (crime total) pada tahun 2014 sebanyak 843 kasus, berkurang
menjadi 636kasus pada tahun 2015, dan kembali meningkat menjadi 767kasus pada
tahun 2016. Sejalan dengan jumlah kejadian kejahatan, indikator crime clock dan
crime rate juga menunjukkan fluktuasi yang serupa. Pada tahun 2016, di Maluku
Utara terjadi satu kejadian kejahatan setiap 11 jam 25 menit 16 detik. Sementara itu,
jumlah orang yang beresiko terkena tindak kejahatan (crime rate) setiap 100.000
penduduk diperkirakan sebanyak 65 orang.
Pola perkembangan jumlah kejahatan yang dilaporkan selama periode tahun
2014-2016 menurut Polres dapat dilihat pada Tabel berikut. Terdapat 3 Polres
dengan pola perkembangan crime total yang sama dengan pola Maluku Utara, yaitu
Polres Halmahera Tengah, dan Ternate. Sementara itu, jumlah kejahatan yang
dilaporkan oleh Polres Kepulauan Sula memperlihatkan pola yang terus menurun.
Sebaliknya, pola perkembangan crime total yang dilaporkan Polres Halmahera Barat
terus meningkat. Sedangkan pada wilayah lain cenderung fluktuatif. Kondisi yang
sama juga terlihat dari indikator crime clock.

Tabel 2.4-17. Jumlah kejahatan yang dilaporkan menurut Kepolisian Resort


Tahun 2014-2016

Jumlah kejahatan yang


Kepolisian Resort dilaporkan
2014 2015 2016
Halmahera Barat 72 59 76
Halmahera Tengah 16 40 32
Kepulauan Sula 81 73 75
Halmahera Selatan 121 74 112
Halmahera Utara 94 52 74
Halmahera Timur 44 51 52
Pulau Taliabu - - 31
Ternate 369 237 228
Tidore Kepulauan 105 70 67
Sumber : Statistik Politik dan Keamanan Provinsi Maluku Utara 2016. BPS.2017

Dari segi jumlah kejahatan, selama tahun 2016 Polres Ternate mencatat
jumlah kejahatan terbanyak (228kasus), disusul oleh Polres Halmahera Selatan
(112kasus) dan Halmahera Barat (76kasus). Sedangkan Polres Pulau Taliabu,
Halmahera Tengah, dan Halmahera Timur dengan jumlah kejadian kejahatan
berturut-turut sebanyak 31, 32, dan 52kasus merupakan tiga Polres dengan jumlah
kejahatan paling sedikit.

2.2.3.4. Fokus Sumber Daya Manusia


Analisis kinerja atas sumber daya manusia dilakukan terhadap indikator rasio

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-236│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

ketergantungan dan rasio lulusan S1/S2/S3, serta indikator kinerja lainnya pada fokus
sumber daya manusia sesuai dengan kewenangan provinsi, dengan merujuk pada
Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri.

 Rasio lulusan S1/S2/S3

Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka
pembangunan ekonomi daerah adalah menyangkut produktivitas tenaga kerja.
Produktivitas tenaga kerja ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja yang
tersedia. Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat
pendidikan. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh
penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Dengan
demikian, kualitas tenaga kerja yang tersedia pada suatu wilayah dapat dilihat dari
tingkat pendidikan penduduk yang telah menyelesaikan S1, S2 dan S3. Persentase
Penduduk Lulusan S1, S2 dan S3 (PL-PT) adalah proporsi penduduk usia 15 ke atas
yang tamat sekolah S1, S2 dan S3 terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas.
Cakupan rasio lulusan S1/S2/S3 di Provinsi Maluku Utara selama tahun
2013-2017 terus meningkat. Setelah berada dikisaran rasio 3,20 pada tahun 2013,
besaran ini kemudian terus meningkat hingga pada tahun 2017 besaran rasio ini
berada dilevel 5,08. Artinya, secara rata-rata dari 100penduduk usia 15tahun ke atas
pada tahun 2017, terdapat 5 orang diantaranya merupakan lulusan S1/S2/S3.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.4-18. Rasio lulusan S1/S2/S3 di Provinsi Maluku Utara, Tahun 2013-2017

ASPEK DAYA SAING DAERAH 2


0
2013 2014 2015 2016
1
Fokus Sumberdaya Manusia 7
Rasio Lulusan S1/S2/S3
Rasio lulusan S1/S2/S3* 3.20 3.66 3.83 4.32 5.08
Penduduk yang bekerja menurut
.1 35,687 41,664 51,210
Pendidikan (SI/S2/S3) 44,520 61,409
1,162,34 1,209,34
.2 Jumlah penduduk (jiwa) 1,114,897 1,138,667 1,185,912
5 2
Sumber: Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2015-2017. BPS Maluku Utara, 2014-2017 dan *) data olahan.

 Rasio Ketergantungan

adalah perbandingan antara jumlah penduduk umur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah
penduduk 65 tahun ke atas (keduanya disebut dengan usia nonproduktif) dibandingkan
dengan jumlah pendduk usia 15-64 tahun (usia produktif, dinyatakan dalam persen.
Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator
yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah
tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-237│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya


persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus
ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum
produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang
semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk
yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif
lagi.
Pengelompokan jumlah atau persentase penduduk di tiap kelompok umur,
akan dapat diketahui berapa besar penduduk yang berpotensi sebagai beban yaitu
penduduk yang belum produktif (usia 0-14 tahun) termasuk bayi dan anak (usia 0-4
tahun) dan penduduk yang dianggap kurang produktif (65 tahun ke atas). Di samping
itu, juga dapat diketahui berapa persentase penduduk yang berpotensi sebagai modal
dalam pembangunan yaitu penduduk usia produktif atau yang berusia 15-64 tahun.
Jumlah penduduk usia produktif di Provinsi Maluku Utara, yaitu usia 15-64
tahun cenderung bertambah, dari 416.647jiwa pada tahun 2013 menjadi 451.944jiwa
pada tahun 2017. Demikian pula halnya dengan jumlah penduduk usia nonproduktif
yang juga bertambah dari 698.250jiwa pada tahun 2013 menjadi 757.398jiwa pada
tahun 2017 (usia 0-14 tahun dan usia +65 tahun). Komposisi ini ternyata
menghasilkan angka rasio ketergantungan di provinsi Maluku Utara sejak 2013-2017
cenderung konstan diangka 59,67persen. Artinya setiap 100orang yang berusia kerja
(dianggap produktif) masih mempunyai tanggungan sebanyak 59-60orang yang
belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Besaran rasio ketergantungan
menunjukkan beban ekonomi bagi penduduk umur produktif (usia kerja) yang
menanggung penduduk pada umur tidak produktif. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.4-19. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio), Jumlah Penduduk Usia
Produktif dan Non Produktif Provinsi Maluku Utara

ASPEK DAYA SAING


DAERAH 2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Sumberdaya Manusia
Rasio Ketergantungan
kelompok umur produktif 416,647 425,531 434,379 443,186 451,944
.1 15-19 105,907 108,164 110,413 112,652 114,877
.2 20-24 96,694 98,755 100,809 102,853 104,885
.3 25-29 96,234 98,287 100,330 102,365 104,388
.4 30-34 93,369 95,360 97,344 99,318 101,282
.5 35-39 82,242 83,995 85,742 87,481 89,209
.6 40-44 68,015 69,465 70,910 72,347 73,775
.7 45-49 54,137 55,291 56,441 57,584 58,722
.8 50-54 43,765 44,698 45,628 46,553 47,472
.9 55-59 34,243 34,973 35,700 36,423 37,142
.10 60-64 23,644 24,148 24,649 25,150 25,646

kelompok umur non produktif 698,250 713,136 727,966 742,726 757,398


.1 0-4 135579 138470 141350 144215 147064

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-238│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

.2 5-9 129258 132014 134759 137491 140209


.3 10-14 117825 120337 122839 125329 127806
.4 65-69 14961 15280 15597 15914 16228
.5 70-74 9403 9603 9803 10002 10200
.6 75+ 9621 9827 10031 10235 10437
Rasio ketergantungan (%) 59.67 59.67 59.67 59.67 59.67
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, 2018

2.4.1. Aspek Daya Saing Daerah


Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas
wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia. Indikator
variabel aspek daya saing daerah terdiri dari:
2.2.3.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Analisis kinerja atas aspek kemampuan ekonomi daerah dilakukan terhadap
indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita, pengeluaran konsumsi non
pangan per kapita, produktivitas total daerah, dan nilai tukar petani, serta indikator
kinerja lainnya pada fokus kemampuan ekonomi daerah sesuai dengan kewenangan
provinsi.

 Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita


Perbandingan total pengeluaran rumahtangga terhadap jumlah rumahtangga
Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan pengeluaran rumah tangga
atas barang dan jasa untuk tujuan konsumsi. Rumah tangga dalam hal ini berfungsi
sebagai konsumen akhir (final demand) dari berbagai jenis barang dan jasa yang
tersedia.
Pengeluaran konsumsi rumhatangga per kapita Provinsi Maluku Utara
memperlihatkan arah perkembangan yang terus meningkat, sejak tahun 2013 sebesar
619,835jutaRp per rumahtangga hingga menjadi 926,795jutaRp per rumahtangga
pada tahun 2017. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.41. Pengeluaran konsumsi rumahtangga perkapita Provinsi Maluku Utara
Tahun 2013 – 2017

ASPEK DAYA SAING DAERAH


Fokus Kemampuan Ekonomi 2013 2014 2015 2016 2017
Daerah
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per
kapita
619,835 669,770 789,896 809,371 926,795
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara. 2018

 Persentase pengeluaran konsumsi nonpangan perkapita


Perbandingan total pengeluaran rumahtangga non pangan terhadap total pengeluaran,

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-239│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

dinyatakan dalam persen


Pengeluaran konsumsi non pangan per kapita (Pengeluaran Konsumsi Non
Makanan) merupakan indikator yang menggambarkan besarnya tingkat pengeluaran
rata-rata penduduk suatu wilayah untuk keperluan konsumsi non makanan. Proporsi
Pengeluaran Konsumsi Non Makanan adalah jumlah pengeluaran penduduk untuk
keperluan konsumsi non makanan terhadap jumlah penduduk.
Cakupan pengeluaran konsumsi non makanan penduduk Provinsi Maluku
Utara berfluktuatif selama tahun 2013-2017. Dimana pada tahun 2013 mencapai
46,24persen sedangkan pada tahun 2017 sebesar 47,48persen. Dengan demikian, dari
total pengeluaran konsumsi rumahtangga, 47,48persen diantaranya digunakan untuk
keperluan konsumsi non makanan, pada tahun 2017. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.42. Persentase Pengeluaran konsumsi nonpangan perkapita Provinsi Maluku
Utara Tahun 2013 – 2017

ASPEK DAYA SAING DAERAH


2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Persentasi pengeluaran konsumsi
46.24 48.66 46.67 56.73 47.48
non pangan perkapita
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara. 2018

 Produktivitas total daerah


Perbandingan nilai tambah Sektor ke-I terhadap jumlah angkatan kerja
Produktivitas total daerah (PTD) merupakan indikator yang menggambarkan
besarnya tingkat produktivitas pekerja di suatu wilayah. Semakin tinggi PTD,
semakin tinggi pula produktivitas pekerjanya. PTD adalah perbandingan PDRB
adhb terhadap jumlah penduduk yang bekerja. PTD berkaitan erat dengan teknologi
produksi perusahan/industri yang ada di suatu wilayah. Semakin tinggi PTD,
mengindikasikan bahwa teknologi produksi dari perusahan/industri yang ada di
wilayah tersebut secara umum adalah teknologi padat modal.
Produktivitas Total Daerah (PTD) Provinsi Maluku Utara pada tahun 2013
mencapai 47,12juta rupiah per pekerja dan cenderung meningkat terus hingga pada
Tahun 2017 menjadi 66,04juta rupiah per pekerja. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.4-3. Produktivitas Total Daerah (PTD) di Provinsi Maluku Utara, Tahun 2013-
2017
ASPEK DAYA SAING
DAERAH
2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Kemampuan Ekonomi
Daerah
Produktivitas Total Daerah
Produktivitas Total Daerah
(Rp./orang)* 47,122,037 52,721,894 55,203,992 57,911,591 66,035,563
.1 PDRB (Milyar rupiah) 21,439.49 24,042.08 26,638.30 29,157.27 32,272.57
jumlah penduduk yang
.2
bekerja 454,978 456,017 482,543 503,479 488,715
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara. 2014-2018 dan *) data olahan

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-240│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

 Nilai Tukar Petani


Perbandingan indeks yang diterima petani (lt) terhadap indeks yang dibayar petani (lb),
dinyatakan dalam persen
NTP merupakan salah satu indikator yang berguna untuk mengukur tingkat
kesejahteraan petani di suatu wilayah, karena mengukur kemampuan tukar produk
(komoditas) yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang
dibutuhkan petani baik untuk usaha maupun untuk konsumsi rumahtangga petani.
Semakin tinggi NTP atau peningkatan NTP suatu periode, maka makin tinggi pula
kenaikan kesejahteraan petani pada wilayah tersebut. NTP adalah perbandingan
indeks harga diterima oleh petani terhadap indeks harga yang dibayar oleh petani.
Istilah yang berkaitan dengan NTP adalah sebagai berikut : (1). Bila NTP lebih besar
dari 100, maka dapat diartikan bahwa perubahan harga yang dibayar petani secara
rata-rata lebih kecil dibandingkan yang diterima petani dari usaha pertaniannya, (2).
Bila NTP suatu periode lebih besar dibandingkan periode sebelumnya maka dapat
diartikan bahwa kemampuan daya beli atau tingkat kesejahteraan petani periode
tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya, (3). NTP
dihitung menurut subsektor tanaman pangan, subsektor tanaman perkebunan rakyat,
subsektor peternakan dan subsektor perikanan, (4). Bila NTP diperbandingkan antar
subsektor atau antar wilayah, NTP dapat diartikan sebagai insentif untuk berusaha.
Subsektor atau wilayah dengan NTP yang lebih besar, berarti berusaha di bidang
pertanian pada subsektor atau wilayah tersebut lebih menguntungkan dibandingkan
pada subsektor atau wilayah lain, karena memberikan insentif yang lebih besar.
Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Utara pada periode tahun 2014-2017,
terlihat berfluktuatif. Pada tahun 2015 NTP mengalami penurunan, tetapi
menunjukan kenaikan pada tahun 2016, lalu kemudian menurun lagi pada tahun
2017. Kenaikan NTP pada tahun 2014 disebabkan kenaikan indeks harga hasil
produksi pertanian lebih besar jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga
barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan
produksi pertanian, sebagaimana Tabel berikut ini.
Tabel 2.44. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Utara Tahun 2014 – 2017

ASPEK DAYA SAING DAERAH


2014 2015 2016 2017
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Indeks harga yang diterima petani (It) 113.41 118.39 125.41 127.78
Indeks harga yang dibayar petani (Ib) 109.83 115.97 120.66 126.20
Nilai Tukar Petani (NTP) 103.26 102.09 103.95 101.25
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, 2018

NTP Provinsi Maluku Utara tahun 2016 dan 2017 masing-masing mencapai
103,95 dan 101,25. Karena nilai NTP 2017 lebih kecil dari tahun 2016, berarti
kenaikan pendapatan petani Provinsi Maluku Utara pada tahun 2017 dari usaha
pertanian secara umum tidak mencukupi untuk menutupi kenaikan biaya produksi
dan penambahan barang modal (BPPBM) serta kenaikan biaya hidup.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-241│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

 Rasio ekspor+impor terhadap PDB (indikator keterbukaan ekonomi)


Perbandingan jumlah ekspor dan impor barang dan jasa terhadap PDB
Rasio perdagangan-PDB adalah indikator pengaruh relatif perdagangan
internasional dalam ekonomi suatu negara. Rasio ini dihitung dengan membagi nilai
agregat impor dan ekspor dalam kurun waktu tertentu dengan produk domestik bruto
pada kurun waktu yang sama. Meski disebut rasio, hasil akhirnya biasanya
ditampilkan dalam bentuk persentase. Rasio ini dijadikan patokan keterbukaan suatu
negara terhadap perdagangan internasional. Karena itu, rasio ini juga bisa disebut
rasio keterbukaan perdagangan. Rasio ini dapat dipandang sebagai indikator
globalisasi ekonomi sebuah negara. Semakin besar derajat keterbukaan
menunjukkan semakin terbukanya perekonomian suatu wilayah.
Tabel 2.4-5. Rasio Ekspor+Impor terhadap PDB Provinsi Maluku Utara, Tahun 2013-
2017

ASPEK DAYA SAING DAERAH


2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Rasio ekspor impor terhadap PDB (indikator keterbukaan ekonomi)
PDRB Pengeluaran untuk Ekspor 37.13 1.63 0.76 1.76 12.67
PDRB Pengeluaran untuk Impor 0.44 0.78 3.37 10.26 7.17
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara. 2018

 Rasio pinjaman terhadap simpanan di Bank Umum


Perbandingan jumlah pinjaman di bank umum terhadap dana pihak ketiga di bank umum
Rasio pinjaman terhadap simpanan di Bank Umum Provinsi Maluku Utara
pada tahun 2015 mencapai 0.68persen dan cenderung meningkat terus hingga pada
Tahun 2017 menjadi 0.95persen. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.

Tabel 2.46. Rasio pinjaman terhadap simpanan di Bank Umum Provinsi Maluku
Utara Tahun 2015 – 2017

ASPEK DAYA SAING DAERAH


2015 2016 2017
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Rasio pinjaman terhadap simpanan di Bank Umum
jumlah pinjaman di bank umum 4,215,109.92 4,866,726.28 6,516,533.07
.1 Bank Pemerintah (juta Rp) 3,617,456.72 4,286,980.26 5,672,691.69
1. pertanian 22,757.81 38,029.10 51,272.83
2.pertambangan 2,955.09 3,511.78 3,082.81
3.perindustrian 24,075.19 26,495.80 30,407.28
4.perdagangan 1,058,194.38 1,205,313.99 1,502,865.98
5.jasa-jasa :
listrik, gas dan air bersih 1,058.29 1,890.84 11,155.70

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-242│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

konstruksi 129,766.64 131,274.26 207,575.44


jasa dunia usaha 78,144.83 99,053.50 119,305.14
pengangkutan 41,484.03 47,168.06 51,315.42
jasa sosial masyarakat 69,915.22 64,740.67 67,595.30
6.Lain- lain 2,189,105.24 2,669,502.26 3,628,115.79
.2 Bank Swasta Nasional (jutaRp) 597,653.20 579,746.02 843,841.38
1. pertanian 7,294.25 6,709.16 13,050.77
2.pertambangan 1,088.21 706.74 488.27
3.perindustrian 16,143.51 12,871.08 12,396.98
4.perdagangan 256,467.20 272,042.30 341,197.79
5.jasa-jasa :
listrik, gas dan air bersih - - -
konstruksi 33,611.68 62,032.84 53,372.00
jasa dunia usaha 76,604.17 34,923.57 44,579.50
pengangkutan 17,203.08 12,833.12 15,568.53
jasa sosial masyarakat 39,411.13 36,299.78 30,331.99
6.Lain- lain 149,829.97 141,327.43 332,855.55
jumlah dana pihak ketiga 6,229,510.44 6,306,787.20 6,826,718.23
Rupiah
.1 Bank Pemerintah 4,421,578.71 4,446,181.95 4,916,651.89
.2 Bank Pembangunan Daerah 657,828.76 757,465.94 764,738.22
.3 Bank Swasta 1,069,086.52 1,069,119.97 1,070,506.22
Valuta Asing
.1 Bank Pemerintah 65,236.90 23,941.17 64,569.51
.2 Bank Pembangunan Daerah - - -
.3 Bank Swasta 15,779.55 10,078.17 10,252.39
Rasio pinjaman terhadap simpanan di Bank
0.68 0.77 0.95
Umum*)
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2018. BPS. Dan *) data olahan

 Rasio Pinjaman terhadap Simpanan di BPR


Perbandingan jumlah pinjaman di BPR terhadap dana pihak ketiga di BPR
Rasio pinjaman terhadap simpanan di BPR Provinsi Maluku Utara pada tahun
2015 mencapai 2.38persen dan cenderung menurun hingga pada Tahun 2017 menjadi
2.20persen. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.47. Rasio pinjaman terhadap simpanan di BPR Provinsi Maluku Utara Tahun
2015 – 2017

ASPEK DAYA SAING DAERAH


2015 2016 2017
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Rasio pinjaman terhadap simpanan di BPR
jumlah pinjaman di BPR 72,785.66 15,754.88 129,125.21

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-243│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

.1 BPR (juta Rp) 72,785.66 15,754.88 129,125.21


1. pertanian 11.83 23.66 68.12
2.pertambangan 133.04 19.83 15.00
3.perindustrian 335.28 - 13.36
4.perdagangan 11,917.24 13,321.92 13,597.69
5.jasa-jasa :
listrik, gas dan air bersih - - 27.16
konstruksi 784.46 1,011.56 450.00
jasa dunia usaha 957.45 841.48 2,622.18
pengangkutan 522.36 461.49 211.81
jasa sosial masyarakat 44.14 74.94 2,338.98
6.Lain- lain 58,079.86 78,625,66 109,780.91
jumlah dana pihak ketiga 30,577.52 30,864.09 58,727.03
Rupiah
.1 BPR 30,577.52 30,864.09 58,727.03
Valuta Asing
.1 BPR - - -
Rasio pinjaman terhadap simpanan di BPR*) 2.38 0.51 2.20
Sumber : Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2018. BPS. Dan *) data olahan

2.2.3.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur


Fasilitas wilayah dan infrastruktur menunjang daya saing daerah dalam
mendukung aktivitas ekonomi daerah di berbagai sektor di suatu daerah dan antar-
wilayah. Semakin lengkap ketersediaan wilayah dan infrastruktur, semakin kuat
dalam menghadapi daya saing daerah. Analisis kinerja atas fasilitas
wilayah/infrastruktur dilakukan terhadap indikator-indikator antara lain:

 luas wilayah kebanjiran

A. Banjir
Pengkajian bahaya banjir dilakukan untuk menentukan besaran luas wilayah
terpapar bencana banjir. Pemetaan bahaya banjir dilakukan berdasarkan Perka BNPB
No. 2 tahun 2012 dan referensi pedoman lainnya yang ada di kementrian/ lembaga di
tingkat Nasional. Berdasarkan aturan tersebut maka penentuan kajian bahaya banjir
dilakukan berdasarkan parameter daerah rawan banjir, kekeringan lereng, jarak dari
sungai serta curah hujan.
Berdasarkan parameter bahaya banjir tersebut, maka di ketahui potensi luas
wilayah terpapar dan kelas bahaya banjir. Adapun rekapitulasi potensi luas wilayah
terpapar bencana banjir di provinsi maluku utara dapat di lihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 2.48. Potensi luas wilayah terpapar bencana banjir di Provinsi Maluku Utara

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-244│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bahaya
No. Kabupaten/ Kota
Luas (Ha) Kelas
1 Halmahera Barat 28.130 Sedang
2 Halmahera Tengah 23.285 Sedang
3 Kepulauan Sula 22.579 Sedang
4 Halmahera Selatan 100.968 Sedang
5 Halmahera Utara 98.036 Tinggi
6 Halmahera Timur 77.813 Sedang
7 Pulau Morotai 23.507 Sedang
8 Pulau Taliabu 43.259 Sedang
9 Ternate 832 Sedang
10 Tidore Kepulauan 18.957 Sedang
Maluku Utara 437.366 Tinggi
Sumber: BPBD Provinsi Maluku Utara. 2018

Bahaya banjir di Provinsi Maluku Utara berada pada kelas tinggi, dengan
total luas wilayah terdampak yaitu 437.366 Ha. Penentuan kelas bahaya di peroleh
dari kelas bahaya maksimal/paling tinggi di seluruh kabupaten/kota terdampak
bencana banjir.

B. Banjir Bandang
Pengkajian bahaya banjir bandang dilakukan untuk menentukan besaran luas
wilayah terpapar bencana banjir bandang. Pemetaan bahaya banjir bandang di
lakukan berdasarkan Perka BNPB No. 2 tahun 2012 dan referensi pedoman lainnya
yang ada di kementrian/ lembaga di tingkat nasional. Berdasarkan aturan tersebut,
maka penentuan kajian bahaya banjir bandang dilakukan berdasarkan parameter
sungai utama, topografi dan potensi longsor di hulu sungai (longsoran yang memiliki
kelas tinggi).
Berdasarkan parameter bahaya banjir bandang tersebut, maka di ketahui
potensi luas wilayah terpapar bencana banjir bandang di Provinsi Maluku Utara
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.49. Potensi luas wilayah terpapar bencana banjir bandang di Provinsi Maluku
Utara

Bahaya
No. Kabupaten/ Kota
Luas (Ha) Kelas
1 Halmahera Barat 10.863 Tinggi
2 Halmahera Tengah 5.895 Tinggi
3 Kepulauan Sula 927 Tinggi
4 Halmahera Selatan 16.732 Tinggi
5 Halmahera Utara 13.615 Tinggi
6 Halmahera Timur 41.356 Tinggi
7 Pulau Morotai 8.674 Tinggi
8 Pulau Taliabu 2.640 Tinggi
9 Ternate 1.005 Tinggi
10 Tidore Kepulauan 6.754 Tinggi
Maluku Utara 108.461 Tinggi
Sumber: BPBD Provinsi Maluku Utara. 2018

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-245│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bahwa bahaya banjir bandang di Provinsi Maluku Utara berada pada kelas
tinggi, dengan total luas wilayah terdampak yaitu 108.461 Ha. Penentuan kelas
bahaya di peroleh dari kelas bahaya maksimal/ paling tinggi di seluruh
kabupaten/kota terdampak bencana banjir bandang.

 luas wilayah kekeringan

Pengkajian bahaya kekeringan dilakukan untuk menentukan besaran luas


wilayah terpapar bencana kekeringan. Pemetaan bahaya kekeringan dilakukan
berdasarkan Perka BNPB No. 2 tahun 2012 dan referensi pedoman lainnya yang ada
di kementrian/ lembaga di tingkat Nasional. Berdasarkan aturan tersebut, maka
penentuan kajian bahaya kekeringan dilakukan berdasarkan paramater kekeringan
meteorologi (indeks presipitasi terstandarisasi).
Adapun rekapitulasi potensi luas wilayah terpapar bencana kekeringan di
Provinsi Maluku Utara adalah sebagai berikut :

Tabel 2.410. Potensi luas wilayah terpapar bencana kekeringan di Provinsi Maluku
Utara

Bahaya
No. Kabupaten/ Kota
Luas (Ha) Kelas
1 Halmahera Barat 170.420 Tinggi
2 Halmahera Tengah 226.073 Tinggi
3 Kepulauan Sula 178.395 Tinggi
4 Halmahera Selatan 808.843 Tinggi
5 Halmahera Utara 347.607 Tinggi
6 Halmahera Timur 646.400 Tinggi
7 Pulau Morotai 234.221 Tinggi
8 Pulau Taliabu 146.993 Tinggi
9 Ternate 11.139 Tinggi
10 Tidore Kepulauan 164.573 Tinggi
Provinsi Maluku Utara 2.934.664 Tinggi
Sumber: BPBD Provinsi Maluku Utara. 2018

Bahwa bahaya kekeringan di Provinsi Maluku Utara berada pada kelas tinggi,
dengan total luas wilayah terdampak yaitu 2.934.664 Ha. Penentuan kelas bahaya di
peroleh dari kelas bahaya maksimal/ paling tinggi di seluruh kabupaten/kota
terdampak bencana kekeringan.

 jenis dan jumlah bank dan cabang


Tabel 2.411. Jenis dan jumlah bank dan cabang di Provinsi Maluku Utara, 2013 –
2017

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-246│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

ASPEK DAYA SAING DAERAH


2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Jenis dan jumlah bank dan cabang
.1 Bank Pemerintah 6 6 5 8 8
.2 Bank Swasta 8 8 9 10 10
.3 Bank Pembangunan Daerah (BPD) 6 6 6 6 6
.4 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 2 2 3 4 4
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara. 2018

 jenis, kelas, dan jumlah penginapan/hotel


Tabel 2.412. Jenis, kelas dan jumlah penginapan/hotel di Provinsi Maluku Utara, Tahun 2013 –
2017

ASPEK DAYA SAING DAERAH


2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Jenis, kelas dan Jumlah penginapan/hotel
.1 Jumlah hotel - 46 204 189 202
.2 Jumlah homestay - 20 - 41 107
Sumber: Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2018. BPS.

 jenis, kelas, dan jumlah restoran


Tabel 2.413. Jenis, Kelas dan jumlah restoran di Provinsi Maluku Utara, Tahun 2013
– 2017
ASPEK DAYA SAING DAERAH
2015 2016 2017
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Jenis, Kelas dan jumlah restoran/rumah makan
1 Halmahera Barat - - 31
2 Halmahera Tengah - 25 -
3 Kepulauan Sula - - -
4 Halmahera Selatan 38 - 75
5 Halmahera Utara 36 36 -
6 Halmahera Timur 20 - -
7 Pulau Morotai 15 - 26
8 Pulau Taliabu - - -
9 Ternate 72 70 103
10 Tidore Kepulauan 10 10 -
Jenis, Kelas dan jumlah restoran/rumah
191 141 235
makan Provinsi Maluku Utara
Sumber: Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2018. BPS

 persentase rumah tangga yang menggunakan listrik

Persentase rumah tangga di Provinsi Maluku Utara dan sumber penerangan


listrik PLN, sejak tahun 2013-2017 cenderung meningkat. Dimana pada tahun 2013
cakupan ini sebesar 73.17persen bertambah hingga menjadi 84.33persen pada tahun
2017. Namun demikian, besaran cakupan ini pada periode 2013-2017 tersebut,
masih berada dibawah capaian Indonesia yang telah berada di angka 93.28persen

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-247│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

pada tahun 2013 dan 95.99persen pada tahun 2017. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.414. Persentase Rumah Tangga di Provinsi Maluku Utara dan Sumber
Penerangan Listrik PLN, 2013-2017
ASPEK DAYA SAING DAERAH
2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Persentase Rumah Tangga dan Sumber Penerangan Listrik PLN
.1 Maluku Utara 73.17 74.36 76.60 79.02 84.33
.2 Indonesia 93.28 93.97 94.44 94.93 95.99
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS

 persentase penduduk yang menggunakan HP/telepon.

Persentase penduduk di Provinsi Maluku Utara yang memiliki/menguasai


Telepon seluler sejak tahun 2013-2015 cenderung meningkat. Dimana pada tahun
2013 cakupan ini sebesar 39.26persen bertambah hingga menjadi 61.88persen pada
tahun 2017. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.415. Persentase Penduduk yang Memiliki/menguasai Telepon Seluler di
Provinsi Maluku Utara, 2013-2017
Persentase Penduduk yang Memiliki/Menguasai Telepon Seluler menurut
Provinsi Perkotaan+Perdesaan
2013 2014 2015 2016 2017

Maluku Utara 39.26 40.93 45.08 47.08 61.88


Sumber: http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/985

2.2.3.3. Fokus Iklim Berinvestasi


Analisis kinerja atas iklim berinvestasi dilakukan terhadap beberapa capaian
indikator pembangunan, diantaranya :

 angka kriminalitas yang ditangani


Perbandingan jumlah tindak kriminal tertangani dalam 1 tahun terhadap persepuluhribu
jumlah penduduk
Upaya untuk memenuhi dan menciptakan rasa aman pada masyarakat
merupakan langkah strategis yang turut mempengaruhi keberhasilan pembangunan
nasional. Terciptanya dan terpenuhinya keamanan pada masyarakat akan
membangun suasana yang kondusif bagi masyarakat untuk melakukan berbagai
aktivitas termasuk aktivitas ekonomi. Kondisi ini pada skala makro akan
menciptakan stabilitas nasional yang merupakan salah satu prasyarat bagi
tercapainya pembangunan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur.
Di Provinsi Maluku Utara, sampai dengan tahun 2016, persentase
penyelesaian kejahatan cenderung mengalami fluktuatif, berkisar antara 52.08persen
di tahun 2014 hingga 60.89persen di tahun 2016. Cakupan ini berada diatas capaian

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-248│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Indonesia, dalam kurun waktu tersebut. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel berikut.

Tabel 2.4-16. Angka kriminalitas yang ditangani di Provinsi Maluku Utara dan
Indonesia Tahun 2014-2016

Tahun
Uraian
2014 2015 2016
Maluku Utara
∑Kejahatan 843 636 767
∑Kejahatan yang diselesaikan 439 331 467
Persentase penyelesaian kejahatan 52.08 52.04 60.89
Selang waktu terjadinya tindak kejahatan 10.23’29” 13.46’24” 11.25’16”
Resiko penduduk terkena tindak kejahatan per
75 55 65
100,000penduduk
Indonesia*)
∑Kejahatan 325,317 352,936 357,197
∑Kejahatan yang diselesaikan 176,530 205,170 209,821
Persentase penyelesaian kejahatan 54.26 58.13 58.74
Selang waktu terjadinya tindak kejahatan 00.01’36” 00.01’29” 00.01’28”
Resiko penduduk terkena tindak kejahatan per 131 140 140
100,000penduduk
Sumber : Sumber : Statistik Politik dan Keamanan Provinsi Maluku Utara 2016. BPS.2017 dan *) Statistik Kriminal 2017. BPS.2017

Selama kurun 2014 – 2016, jumlah kejadian kejahatan atau tindak


kriminalitas di Provinsi Maluku Utara berfluktuasi. Laporan yang dihimpun dari
Kepolisian Resort (Polres) masing-masing kabupaten/kota memperlihatkan jumlah
kejadian kejahatan (crime total) pada tahun 2014 sebanyak 843 kasus, berkurang
menjadi 636kasus pada tahun 2015, dan kembali meningkat menjadi 767kasus pada
tahun 2016. Sejalan dengan jumlah kejadian kejahatan, indikator crime clock dan
crime rate juga menunjukkan fluktuasi yang serupa. Pada tahun 2016, di Maluku
Utara terjadi satu kejadian kejahatan setiap 11 jam 25 menit 16 detik. Sementara itu,
jumlah orang yang beresiko terkena tindak kejahatan (crime rate) setiap 100.000
penduduk diperkirakan sebanyak 65 orang.
Pola perkembangan jumlah kejahatan yang dilaporkan selama periode tahun
2014-2016 menurut Polres dapat dilihat pada Tabel berikut. Terdapat 3 Polres
dengan pola perkembangan crime total yang sama dengan pola Maluku Utara, yaitu
Polres Halmahera Tengah, dan Ternate. Sementara itu, jumlah kejahatan yang
dilaporkan oleh Polres Kepulauan Sula memperlihatkan pola yang terus menurun.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-249│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sebaliknya, pola perkembangan crime total yang dilaporkan Polres Halmahera Barat
terus meningkat. Sedangkan pada wilayah lain cenderung fluktuatif. Kondisi yang
sama juga terlihat dari indikator crime clock.

Tabel 2.4-17. Jumlah kejahatan yang dilaporkan menurut Kepolisian Resort


Tahun 2014-2016

Jumlah kejahatan yang


Kepolisian Resort dilaporkan
2014 2015 2016
Halmahera Barat 72 59 76
Halmahera Tengah 16 40 32
Kepulauan Sula 81 73 75
Halmahera Selatan 121 74 112
Halmahera Utara 94 52 74
Halmahera Timur 44 51 52
Pulau Taliabu - - 31
Ternate 369 237 228
Tidore Kepulauan 105 70 67
Sumber : Statistik Politik dan Keamanan Provinsi Maluku Utara 2016. BPS.2017

Dari segi jumlah kejahatan, selama tahun 2016 Polres Ternate mencatat
jumlah kejahatan terbanyak (228kasus), disusul oleh Polres Halmahera Selatan
(112kasus) dan Halmahera Barat (76kasus). Sedangkan Polres Pulau Taliabu,
Halmahera Tengah, dan Halmahera Timur dengan jumlah kejadian kejahatan
berturut-turut sebanyak 31, 32, dan 52kasus merupakan tiga Polres dengan jumlah
kejahatan paling sedikit.

2.2.3.4. Fokus Sumber Daya Manusia


Analisis kinerja atas sumber daya manusia dilakukan terhadap indikator rasio
ketergantungan dan rasio lulusan S1/S2/S3, serta indikator kinerja lainnya pada fokus
sumber daya manusia sesuai dengan kewenangan provinsi, dengan merujuk pada
Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri.

 Rasio lulusan S1/S2/S3

Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka
pembangunan ekonomi daerah adalah menyangkut produktivitas tenaga kerja.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-250│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Produktivitas tenaga kerja ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja yang
tersedia. Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat
pendidikan. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh
penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Dengan
demikian, kualitas tenaga kerja yang tersedia pada suatu wilayah dapat dilihat dari
tingkat pendidikan penduduk yang telah menyelesaikan S1, S2 dan S3. Persentase
Penduduk Lulusan S1, S2 dan S3 (PL-PT) adalah proporsi penduduk usia 15 ke atas
yang tamat sekolah S1, S2 dan S3 terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas.
Cakupan rasio lulusan S1/S2/S3 di Provinsi Maluku Utara selama tahun
2013-2017 terus meningkat. Setelah berada dikisaran rasio 3,20 pada tahun 2013,
besaran ini kemudian terus meningkat hingga pada tahun 2017 besaran rasio ini
berada dilevel 5,08. Artinya, secara rata-rata dari 100penduduk usia 15tahun ke atas
pada tahun 2017, terdapat 5 orang diantaranya merupakan lulusan S1/S2/S3.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.4-18. Rasio lulusan S1/S2/S3 di Provinsi Maluku Utara, Tahun 2013-2017

ASPEK DAYA SAING


DAERAH
2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Sumberdaya
Manusia
Rasio Lulusan S1/S2/S3
Rasio lulusan S1/S2/S3* 3.20 3.66 3.83 4.32 5.08
Penduduk yang
bekerja menurut
.1 41,664 44,520 51,210 61,409
Pendidikan 35,687
(SI/S2/S3)
1,114,8
.2 Jumlah penduduk (jiwa) 1,138,667 1,162,345 1,185,912 1,209,342
97
Sumber: Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2015-2017. BPS Maluku Utara, 2014-2017 dan *) data olahan.

 Rasio Ketergantungan

adalah perbandingan antara jumlah penduduk umur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah
penduduk 65 tahun ke atas (keduanya disebut dengan usia nonproduktif) dibandingkan
dengan jumlah pendduk usia 15-64 tahun (usia produktif, dinyatakan dalam persen.
Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator
yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah
tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio
merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya
persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus
ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum
produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang
semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk
yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif
lagi.
Pengelompokan jumlah atau persentase penduduk di tiap kelompok umur,
akan dapat diketahui berapa besar penduduk yang berpotensi sebagai beban yaitu

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-251│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

penduduk yang belum produktif (usia 0-14 tahun) termasuk bayi dan anak (usia 0-4
tahun) dan penduduk yang dianggap kurang produktif (65 tahun ke atas). Di samping
itu, juga dapat diketahui berapa persentase penduduk yang berpotensi sebagai modal
dalam pembangunan yaitu penduduk usia produktif atau yang berusia 15-64 tahun.
Jumlah penduduk usia produktif di Provinsi Maluku Utara, yaitu usia 15-64
tahun cenderung bertambah, dari 416.647jiwa pada tahun 2013 menjadi 451.944jiwa
pada tahun 2017. Demikian pula halnya dengan jumlah penduduk usia nonproduktif
yang juga bertambah dari 698.250jiwa pada tahun 2013 menjadi 757.398jiwa pada
tahun 2017 (usia 0-14 tahun dan usia +65 tahun). Komposisi ini ternyata
menghasilkan angka rasio ketergantungan di provinsi Maluku Utara sejak 2013-2017
cenderung konstan diangka 59,67persen. Artinya setiap 100orang yang berusia kerja
(dianggap produktif) masih mempunyai tanggungan sebanyak 59-60orang yang
belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Besaran rasio ketergantungan
menunjukkan beban ekonomi bagi penduduk umur produktif (usia kerja) yang
menanggung penduduk pada umur tidak produktif. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.4-19. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio), Jumlah Penduduk Usia
Produktif dan Non Produktif Provinsi Maluku Utara

ASPEK DAYA SAING


DAERAH 2013 2014 2015 2016 2017
Fokus Sumberdaya Manusia
Rasio Ketergantungan
kelompok umur produktif 416,647 425,531 434,379 443,186 451,944
.1 15-19 105,907 108,164 110,413 112,652 114,877
.2 20-24 96,694 98,755 100,809 102,853 104,885
.3 25-29 96,234 98,287 100,330 102,365 104,388
.4 30-34 93,369 95,360 97,344 99,318 101,282
.5 35-39 82,242 83,995 85,742 87,481 89,209
.6 40-44 68,015 69,465 70,910 72,347 73,775
.7 45-49 54,137 55,291 56,441 57,584 58,722
.8 50-54 43,765 44,698 45,628 46,553 47,472
.9 55-59 34,243 34,973 35,700 36,423 37,142
.10 60-64 23,644 24,148 24,649 25,150 25,646

kelompok umur non produktif 698,250 713,136 727,966 742,726 757,398


.1 0-4 135579 138470 141350 144215 147064
.2 5-9 129258 132014 134759 137491 140209
.3 10-14 117825 120337 122839 125329 127806
.4 65-69 14961 15280 15597 15914 16228
.5 70-74 9403 9603 9803 10002 10200
.6 75+ 9621 9827 10031 10235 10437
Rasio ketergantungan (%) 59.67 59.67 59.67 59.67 59.67
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, 2018

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2-252│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

BAB 3
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk


menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam
mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. Mengingat pengelolaan keuangan
daerah diwujudkan dalam suatu APBD, maka analisis pengelolaan keuangan daerah
dilakukan terhadap APBD dan laporan keuangan daerah pada umumnya.

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu


Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.
Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk
menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam
mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. Mengingat bahwa pengelolaan
keuangan daerah diwujudkan dalam APBD maka analisis pengelolaan keuangan
daerah dilakukan terhadap APBD dan laporan keuangan daerah pada umumnya.
Dibutuhkan pemahaman yang baik tentang realisasi kinerja keuangan daerah
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebelumnya. Postur APBD terdiri dari komponen
Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah. Dengan demikian
dalam menganalisis pengelolaan keuangan daerah, terlebih dahulu perlu memahami
jenis objek Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah sesuai
dengan kewenangan Pemerintah Daerah. Analisis tersebut diperlukan sebagai dasar
untuk menentukan kerangka pendanaan di masa yang akan datang, dengan
mempertimbangkan peluang dan hambatan yang dihadapi.

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD


Bagian ini menguraikan perkembangan pendapatan dan belanja tidak langsung,
proporsi sumber pendapatan, pencapaian kinerja pendapatan, dan gambaran realisasi
belanja daerah dari tahun 2013-2017. Secara umum komponen APBD Provinsi
Maluku Utara terdiri atas: (1) Komponen Pendapatan Daerah, yang di dalamnya
terdapat Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah; (2) Komponen Belanja Daerah, yang di dalamnya terdapat Belanja
Langsung dan Belanja Tidak Langsung; dan (3) Komponen Pembiayaan Daerah,
yang di dalamnya terdapat Penerimaan Pembiayaan Daerah, dan Pengeluaran
Pembiayaan Daerah, sebagaimana terdapat pada Tabel berikut ini.

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3-1│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 3.1. Rata-Rata Pertumbuhan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)


Tahun 2013 s.d 2017 Provinsi Maluku Utara

No. Uraian REALISASI


2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017 (Rp) r (%)
1 PENDAPATAN 1.315.899.115.080,84 1.508.784.594.063,92 1.801.248.262.928,32 2.022.296.143.264,76 2.275.580.346.077,14 14,67

1.1 Pendapatan Asli Daerah 165.886.907.831,52 203.266.619.376,92 236.054.304.107,32 280.150.113.342,76 327.469.790.428,14 18,53

1.1.1 Pajak Daerah 137.782.857.045,00 145.451.711.781,00 172.771.593.613,00 206.325.469.902,00 241.190.367.674,00 15,02

1.1.2 Retribusi Daerah 16.604.420.730,00 41.872.807.132,00 50.092.678.769,00 58.976.478.438,00 65.809.358.203,00 41,10


Hasil Pengelolaan
1.1.3 Kekayaan Daerah yang 170.360.570,00 634.493.705,00 - 871.595.237,00 - -100,00
dipisahkan
1.1.4 Lain-lain PAD yang Sah 11.329.269.486,52 15.307.606.758,92 13.190.031.725,32 13.976.569.765,76 20.470.064.551,14 15,94

1.2 Dana Perimbangan 940.667.168.467,00 1.089.674.338.801,00 1.303.829.596.014,00 1.453.204.504.116,00 1.542.871.048.946,00 13,17


Dana bagi hasil pajak/
1.2.1 98.387.626.467,00 108.427.698.801,00 95.965.198.014,00 86.764.142.468,00 61.350.045.946,00 -11,14
bagi hasil bukan pajak
1.2.2 Dana alokasi Umum 772.591.162.000,00 906.623.550.000,00 1.061.177.950.000,00 1.132.578.857.000,00 1.265.846.334.000,00 13,14

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 69.688.380.000,00 74.623.090.000,00 146.686.448.000,00 233.861.504.648,00 215.674.669.000,00 32,64
Lain-lain Pendapatan
1.3 209.345.038.782,32 215.843.635.886,00 261.364.362.807,00 288.941.525.806,00 405.239.506.703,00 17,95
daerah yang sah
1.3.1 Hibah 60.489.901.859,00 51.504.614.886,00 65.253.460.677,00 19.216.014.313,00 67.391.666.667,00 2,74

1.3.2 Dana Darurat


Dana bagi hasil pajak dari
1.3.3 prov. dan Pemda
lainnya***)
Dana penyesuaian dan
1.3.4 148.355.230.000,00 50.438.000,00 195.737.101.000,00 269.655.298.500,00 337.540.535.610,00 22,82
otonomi khusus****)
Bantuan keuangan dari
1.3.5
Prov. atau Pemda lainnya
1.3.6 Pendapatan Lainnya 499.906.923,32 164.288.583.000,00 373.801.130,00 70.212.993,00 307.304.426,00 -11,45

2 BELANJA 1.387.593.135.306,00 1.481.565.194.618,00 1.808.760.115.465,00 2.024.033.802.464,79 2.258.807.481.032,00 12,95

2.1 Belanja Tidak Langsung 591.900.919.401,00 560.913.095.700,00 754.110.830.776,00 874.289.948.911,00 1.194.104.569.294,00 19,18

2.1.1 Belanja Pegawai 215.957.878.022,00 265.437.989.521,00 334.290.451.391,00 353.911.605.098,00 558.388.547.464,00 26,81

2.1.2 Belanja Bunga

2.1.3 Belanja Subsidi 3.408.850.000,00 4.933.276.568,00 4.999.999.560,00

2.1.4 Belanja Hibah 315.975.829.500,00 196.660.632.885,00 262.402.128.100,00 403.244.281.940,00 505.484.939.797,00 12,46

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 25.763.210.000,00 15.042.365.000,00 11.856.100.000,00 5.059.185.000,00 3.529.500.000,00 -39,16

2.1.6 Belanja Bagi Hasil 33.534.852.442,00 83.272.108.294,00 129.990.935.385,00 103.330.676.442,00 120.156.447.973,00 37,58
Belanja Bantuan
2.1.7 643.049.437,00 11.220.595.900,00 3.610.875.000,00 1.090.934.500,00 14,13
Keuangan
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 26.100.000,00 500.000.000,00 941.770.000,00 200.048.863,00 454.200.000,00 104,25

2.2 Belanja Langsung 795.692.215.905,00 920.652.098.918,00 1.054.649.284.689,00 1.149.743.853.553,79 1.064.702.911.738,00 7,55

2.2.1 Belanja Pegawai 69.715.759.723,00 77.207.846.838,00 107.589.458.472,00 6.878.443.000,00 100.270.869.795,00 9,51

2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 336.245.301.229,00 415.479.549.496,00 523.567.485.012,00 550.174.339.332,79 402.818.301.711,00 4,62

2.2.3 Belanja Modal 389.731.154.953,00 427.964.702.584,00 423.492.341.205,00 592.691.071.221,00 561.613.740.232,00 9,56

3 PEMBIAYAAN 125.225.151.219,93 23.934.664.633,77 59.652.310.050,27 38.870.415.513,00 38.056.295.386,00 -25,75

3.1 Penerimaan Pembiayaan 125.225.151.219,93 23.934.664.633,77 51.152.310.050,27 38.870.415.513,00 36.056.295.386,00 -26,75

3.2 Pengeluaran Pembiayaan - 8.500.000.000,00 2.000.000.000,00

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3-2│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

A. Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor
58 Tahun 2005 adalah meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas
Umum Daerah, yang menambah ekuitas dana lancar, yang merupakan hak daerah
dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah.
Pendapatan Daerah diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah (PAD); Dana
Perimbangan; dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Pelaksanaan Kebijakan
Pendapatan Daerah selama tahun 2013-2017 tergambar dalam realisasi Pendapatan
Daerah pada Tabel berikut.

Tabel 3.2. Rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan daerah Tahun 2013-2017


Provinsi Maluku Utara

No. Uraian REALISASI


2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017 (Rp) r (%)
1 PENDAPATAN 1.315.899.115.080,84 1.508.784.594.063,92 1.801.248.262.928,32 2.022.296.143.264,76 2.275.580.346.077,14 14,67

1.1 Pendapatan Asli Daerah 165.886.907.831,52 203.266.619.376,92 236.054.304.107,32 280.150.113.342,76 327.469.790.428,14 18,53

1.1.1 Pajak Daerah 137.782.857.045,00 145.451.711.781,00 172.771.593.613,00 206.325.469.902,00 241.190.367.674,00 15,02

1.1.2 Retribusi Daerah 16.604.420.730,00 41.872.807.132,00 50.092.678.769,00 58.976.478.438,00 65.809.358.203,00 41,10


Hasil Pengelolaan
1.1.3 Kekayaan Daerah yang 170.360.570,00 634.493.705,00 - 871.595.237,00 - -100,00
dipisahkan
1.1.4 Lain-lain PAD yang Sah 11.329.269.486,52 15.307.606.758,92 13.190.031.725,32 13.976.569.765,76 20.470.064.551,14 15,94

1.2 Dana Perimbangan 940.667.168.467,00 1.089.674.338.801,00 1.303.829.596.014,00 1.453.204.504.116,00 1.542.871.048.946,00 13,17


Dana bagi hasil pajak/ bagi
1.2.1 98.387.626.467,00 108.427.698.801,00 95.965.198.014,00 86.764.142.468,00 61.350.045.946,00 -11,14
hasil bukan pajak
1.2.2 Dana alokasi Umum 772.591.162.000,00 906.623.550.000,00 1.061.177.950.000,00 1.132.578.857.000,00 1.265.846.334.000,00 13,14

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 69.688.380.000,00 74.623.090.000,00 146.686.448.000,00 233.861.504.648,00 215.674.669.000,00 32,64
Lain-lain Pendapatan
1.3 209.345.038.782,32 215.843.635.886,00 261.364.362.807,00 288.941.525.806,00 405.239.506.703,00 17,95
daerah yang sah
1.3.1 Hibah 60.489.901.859,00 51.504.614.886,00 65.253.460.677,00 19.216.014.313,00 67.391.666.667,00 2,74

1.3.2 Dana Darurat


Dana bagi hasil pajak dari
1.3.3 prov. dan Pemda
lainnya***)
Dana penyesuaian dan
1.3.4 148.355.230.000,00 50.438.000,00 195.737.101.000,00 269.655.298.500,00 337.540.535.610,00 22,82
otonomi khusus****)
Bantuan keuangan dari
1.3.5
Prov. atau Pemda lainnya
1.3.6 Pendapatan Lainnya 499.906.923,32 164.288.583.000,00 373.801.130,00 70.212.993,00 307.304.426,00 -11,45

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018.

Realisasi pendapatan Provinsi Maluku Utara dari tahun 2013-2017


menunjukkan presentase rata-rata pertumbuhan sebesar 14,67 persen.
kecenderungan realisasi pendapatan daerah ini menunjukkan peningkatan, dengan
sumber pendapatan paling besar disumbang oleh dana perimbangan. Hal ini
menunjukkan bahwa ketergantungan Provinsi terhadap pemerintah pusat dari segi
pendapatan masih sangat besar, meskipun demikian, sumber pendapatan dari PAD
dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah juga terus mengalami peningkatan tren.

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3-3│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan Provinsi Maluku Utara sangat
baik dan mengarah pada kemandirian pendapatan daerah. Rata-rata Pertumbuhan
pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Maluku Utara terbesar bersumber dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 18,53 persen, diikuti kemudian oleh Lain-
lain Pendapatan Yang Sah sebesar 17,95 persen dan dana perimbangan sebesar 13,17
persen per tahun.

B. Pendapatan Asli Daerah


Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri atas : (a) Pajak daerah; (b) Retribusi
Daerah (c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan (d) Lain-Lain
Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Selama periode Tahun Anggaran 2013-2017,
PAD terrealisasi sebesar Rp 1.212.827.735.086,66. Sementara itu, Pajak Daerah
selama tahun 2013-2017 memiliki rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 15,02
persen dengan pertumbuhan per tahun sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3.1. Perkembangan Pajak Daerah di Provinsi Maluku Utara, Tahun 2013-2017

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018.

Gambar 3.2. Pertumbuhan Realisasi Pajak Daerah Provinsi Berbanding Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018.

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3-4│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Adapun pembentuk Pajak Daerah antara lain : Pajak Kendaraan Bermotor,


Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan bermotor,
Pajak Air Permukaan dan Pajak Rokok. Pertumbuhan Pajak Daerah cenderung
meningkat.
Pembentuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) berikut adalah Retribusi Daerah
yang terdiri dari 1) Retribusi Jasa Umum berupa Retribusi Pelayanan Kesehatan,
Retribusi Pelayanan Tera Ulang; 2) Retribusi Jasa Usaha berupa Retribusi
Pemakaian Kekayaan Daerah, Retribusi Penyebrangan Air; serta 3) Retribusi
Perizinan Tertentu berupa Retribusi Izin Trayek dan Retribusi Izin Usaha Perikanan.

Gambar 3.3. Pertumbuhan Realisasi Retribusi Daerah terhadap PAD Provinsi Maluku
Utara Tahun 2013-2017

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

Pembentuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) lainnya adalah Hasil Pengelolaan


Kekayaan Daerah Yang dipisahkan. Pertumbuhan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang dipisahkan tidak terealisasi pada tahun 2015 dan tahun 2017.

Tabel 3.3. Pertumbuhan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah


Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017

REALISASI (Rp.) r
No. Uraian
2013 2014 2015 2016 (%)
2017
1 PENDAPATAN
1.1 Pendapatan Asli Daerah
Hasil Pengelolaan
170.360.570,0 871.595.237,0
1.1.3 Kekayaan Daerah yang 634.493.705,00 - - 100,00
0 0
dipisahkan
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

Lain-Lain Pendapatan Yang Sah dari tahun ke tahun mengalami kenaikan,


rata-rata 15,94persen. Dimana rata-rata realisasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah
selama periode 2013-2017 sebesar Rp.74,273,542,287.66.

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3-5│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Gambar 3.4. Pertumbuhan Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Provinsi
Maluku Utara Tahun 2013-2017

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

Perkembangan PAD yang signifikan ini menunjukkan bahwa perekonomian


daerah telah berkembang dengan cukup baik dan dapat memberikan kontribusi
terhadap peningkatan pendapatan pemerintah daerah (provinsi). Secara keseluruhan,
presentase Komponen Pembentuk Pendapatan Daerah dapat dilihat di bawah:

Tabel 3.4. Presentase Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan TerhadapTotal Pendapatan


Daerah Maluku Utara Tahun Anggaran 2013 – 2017

Proporosi terhadap Total Pendapatan Daerah


Jenis Penerimaan (%)
2013 2014 2015 2016 2017
PAD 12,61 13,47 13,11 13,85 14,39
Dana Perimbangan 71,48 72,22 72,38 71,86 67,80

Penerimaan Lainnya Yang Sah 15,91 14,31 14,51 14,29 17,81


Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

C. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan, terdiri dari atas (a) Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi
Hasil Bukan Pajak; (b) Dana Alokasi Umum; dan (c) Dana Alokasi Khusus. Data
Dana Perimbangan menunjukkan bahwa pemerintah memberikan transfer dana yang
begitu besar untuk Provinsi Maluku Utara, maka dengan peningkatan ini,
perekonomian Maluku Utara dapat tumbuh dengan baik, dan dapat mengindikasikan

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3-6│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

bahwa pengelolaan keuangan oleh pejabat pemerintah di provinsi telah berjalan


cukup baik. Selama Tahun 2013-2017 rata-rata pertumbuhan Dana Perimbangan
adalah13,17persen. Adapun untuk Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak mengalami
penurunan setiap tahun dari 2013-2017 dengan rata-rata penurunan 11,14 persen
sedangkan DAU meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan
13,14persen dan 32,64persen untuk DAK, sebagaimana terlihat pada gambar berikut
ini.

Gambar 3.5. Pertumbuhan Realisasi Komponen Dana Perimbangan Provinsi Maluku


Utara Tahun 2013-2017

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

Lain – Lain Pendapatan Daerah Yang Sah


Lain-lain pendapatan daerah yang sah, terdiri atas : (a) Pendapatan Hibah; (b)
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus; dan (c) Lain-lain penerimaan. Target lain-
lain pendapatan daerah yang sah secara akumulasi tidak terlampaui. Selama periode
tahun 2013–2017, Pertumbuhan rata-rata Lain-lain pendapatan daerah yang sah
sebesar 17,95persen dengan rincian Pendapatan hibah sebesar 2,74persen, Dana
Penyesuaian dan Otonomi Khusus sebesar 22,82persen dan Pendapatan lainya
mengalami tren fluktuatif dengan rata-rata penurunan 11,45persen.

D. Belanja Daerah
Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa belanja daerah dipergunakan dalam rangka
mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi atau
kabupeten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang
penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan
bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah
yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Belanja daerah dikelompokkan ke dalam belanja tidak langsung dan
belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja Tidak

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3-7│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Langsung terdiri atas : (a) Belanja Pegawai; (b) Belanja Hibah; (c) Belanja Bantuan
Sosial; (d) Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota; (e) Belanja Bantuan
Keuangan kepada Kabupaten/Kota dan (f) Belanja Tidak Terduga. Sementara
belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan yang terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja Langsung terdiri atas (a) Belanja
Pegawai; (b) Belanja Barang dan Jasa; serta (c) Belanja Modal.
Belanja daerah Pemerintah Provinsi Maluku Utara diprioritaskan untuk
melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya
memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan
dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak, serta
pengembangan sistem jaminan sosial. Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip
penganggaran, belanja daerah Tahun Anggaran 2013– 2017, disusun dengan
pendekatan anggaran berbasis kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari
input yang direncanakan, dengan memperhatikan prestasi kerja Perangkatan Daerah
(PD) dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan akuntabilitas perencanaan dan kinerja serta menjamin efektivitas dan
efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program dan kegiatan.
Selama periode Tahun Anggaran 2013-2017, dari akumulasi target belanja
daerah sebesar Rp.2,201,197,870,964.60, terrealisasi sebesar
Rp.1,792,151,945,777.16 atau 81.84persen. Realisasi Belanja Daerah pada Tahun
Anggaran 2013-2017 dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 3.5. Target dan Realisasi Belanja Daerah Provinsi Maluku Utara
Tahun Anggaran 2013 – 2017
Target Setelah Bertambah /
Tahun Anggaran Realisasi %
Perubahan APBD Berkurang
2013 1.621.925.000.000,00 1.387.593.135.306,00 85,55
234.331.864.694,00
2014 1.759.308.000.000,00 1.481.565.194.618,00 84,21
277.742.805.382,00
2015 2.327.784.856.080,00 1.808.760.115.465,00 77,70
519.024.740.615,00
2016 2.647.805.544.851,00 2.024.033.802.464,79 76,44
623.771.742.386,21
2017 2.649.165.953.892,00 2.258.807.481.032,00 85,26
390.358.472.860,00
Jumlah Rata-rata 2.201.197.870.964,60 1.792.151.945.777,16 81,84
409.045.925.187,44
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3-8│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 3.6. Realisasi Belanja Daerah Provinsi Maluku Utara Tahun Anggaran 2013 – 2017

No. Uraian REALISASI r


2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017 (Rp) (%)
2 BELANJA 1.387.593.135.306,00 1.481.565.194.618,00 1.808.760.115.465,00 2.024.033.802.464,79 2.258.807.481.032,00 12,95

2.1 Belanja Tidak Langsung 591.900.919.401,00 560.913.095.700,00 754.110.830.776,00 874.289.948.911,00 1.194.104.569.294,00 19,18

2.1.1 Belanja Pegawai 215.957.878.022,00 265.437.989.521,00 334.290.451.391,00 353.911.605.098,00 558.388.547.464,00 26,81

2.1.2 Belanja Bunga

2.1.3 Belanja Subsidi 3.408.850.000,00 4.933.276.568,00 4.999.999.560,00

2.1.4 Belanja Hibah 315.975.829.500,00 196.660.632.885,00 262.402.128.100,00 403.244.281.940,00 505.484.939.797,00 12,46

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 25.763.210.000,00 15.042.365.000,00 11.856.100.000,00 5.059.185.000,00 3.529.500.000,00 -39,16

2.1.6 Belanja Bagi Hasil 33.534.852.442,00 83.272.108.294,00 129.990.935.385,00 103.330.676.442,00 120.156.447.973,00 37,58

2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 643.049.437,00 11.220.595.900,00 3.610.875.000,00 1.090.934.500,00 14,13

2.1.8 Belanja Tidak Terduga 26.100.000,00 500.000.000,00 941.770.000,00 200.048.863,00 454.200.000,00 104,25

2.2 Belanja Langsung 795.692.215.905,00 920.652.098.918,00 1.054.649.284.689,00 1.149.743.853.553,79 1.064.702.911.738,00 7,55

2.2.1 Belanja Pegawai 69.715.759.723,00 77.207.846.838,00 107.589.458.472,00 6.878.443.000,00 100.270.869.795,00 9,51

2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 336.245.301.229,00 415.479.549.496,00 523.567.485.012,00 550.174.339.332,79 402.818.301.711,00 4,62

2.2.3 Belanja Modal 389.731.154.953,00 427.964.702.584,00 423.492.341.205,00 592.691.071.221,00 561.613.740.232,00 9,56

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

Pertumbuhan Belanja baik Langsung maupun Tidak Langsung dapat dilihat


pada grafik berikut.
Gambar 3.6. Pertumbuhan Pertumbuhan Belanja Langsung dan Tidak Langsung Provinsi
Maluku Utara Tahun 2013-2017

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

E. Pembiayaan Daerah dan Penerimaan Pembiayaan


Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
yang bersangkutan maupun pada tahun tahun anggaran berikutnya. Penerimaan
Pembiayaan antara lain berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu
(SiLPA) dan Pinjaman Daerah. Target Penerimaan Pembiayaan selama periode
Tahun 2013–2017 sebesar Rp 837.927.220.593,00 terrealisasi sebesar Rp
275.238.836.802,97 atau 32,85 persen, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel berikut
ini.

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3-9│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 3.7. Target dan Realisasi Penerimaan Pembiayaan Provinsi Maluku Utara Tahun
Anggaran 2013 – 2017

Tahun Target Setelah Bertambah /


Realisasi %
Anggaran Perubahan APBD Berkurang

2013 124.242.088.000,00 125.225.151.219,93 100,79 (983.063.219,93)


2014 24.049.224.000,00 23.934.664.633,77 99,52 114.559.366,23
2015 80.765.493.080,00 51.152.310.050,27 63,33 29.613.183.029,73
2016 488.870.415.513,00 38.870.415.513,00 7,95 450.000.000.000,00
2017 120.000.000.000,00 36.056.295.386,00 30,05 83.943.704.614,00
Jumlah 837.927.220.593,00 275.238.836.802,97 32,85

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

F. Pembiayaan Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan


Pengeluaran Pembiayaan terdiri atas : (a) Penyertaan Modal (Investasi)
Pemerintah Daerah; (b) Pembayaran Hutang Pokok; dan (c) Pembayaran Hutang
Pajak, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 3.8. Target dan Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Provinsi Maluku Utara Tahun
Anggaran 2013– 2017

Tahun Target Setelah Bertambah /


Realisasi %
Anggaran Perubahan APBD Berkurang

2013 2.500.000.000,00 - 0,00 2.500.000.000,00


2014 2.500.000.000,00 0,00 2.500.000.000,00
2015 11.000.000.000,00 8.500.000.000,00 77,27 2.500.000.000,00
2016 3.000.000.000,00 0,00 3.000.000.000,00
2017 37.900.000.000,00 2.000.000.000,00 5,28 35.900.000.000,00
Jumlah 56.900.000.000,00 10.500.000.000,00 18,45

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

Terwujudnya Penggalangan sumber-sumber pendanaan di luar APBD, dan


sumber-sumber pendanaan lainnya yang sah, ditandai dengan diterimanya
penerimaan alokasi dana dekonsentrasi, tugas pembantuan dan urusan bersama
selama Tahun Anggaran 2013-2017, yang dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3-10│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 3.9. Pagu dan Realisasi Dana Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, dan Urusan Bersama
Tahun Anggaran 2013-2017

Jenis Pagu (Rp.)


Penerimaan di
2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah
Luar APBD
Dana
167,704,212,000 172,371,879,000 204,632,457,000 236,762,202,000 129,952,156,000
Dekonsentrasi 911,422,906,000
Dana Tugas
320,883,787,000 401,520,051,000 568,672,603,000 545,779,755,000 474,323,049,000 2,311,179,245,000
Pembantuan
Urusan Bersama 114,057,844,000 - - - - 114,057,844,000
Jumlah 602,645,843,000 573,891,930,000 773,305,060,000 782,541,957,000 604,275,205,000 3,336,659,995,000
Jenis
Penerimaan di Realisasi (Rp.)
Luar APBD
Dana
Dekonsentrasi 157,627,363,241 159,777,431,762 181,701,560,559 163,820,170,080 126,622,240,631 789,548,766,273
Dana Tugas
291,256,585,541 361,287,466,652 501,536,543,200 383,945,212,001 453,702,795,353 1,991,728,602,747
Pembantuan
Urusan Bersama 109,930,668,000 - - - - 109,930,668,000
Jumlah 558,814,616,782 521,064,898,414 683,238,103,759 550,765,382,081 580,325,035,984 2,894,208,037,020

Sumber : Kanwil DJPB Provinsi Maluku Utara 2018

Perolehan dana pembangunan di luar APBD tersebut merupakan hasil


koordinasi terhadap kondisi obyektif pembangunan yang diapresiasi secara teknis
oleh berbagai kementerian.

3.1.2. Neraca Daerah


Berikut posisi neraca Pemerintah Daerah Provinsi Maluku Utara per 31
Desember 2013 -2017.

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3-11│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 3.10. Neraca Pemerintah Provinsi Maluku Utara per 31 Desember 2013-2017

NILAI RATA-RATA r
No Uraian 2017 2016 2015 2014 2013
PERTAHUN (%)

1 ASET

2 ASET LANCAR

3 Kas di Kas Daerah 20,379,153,045.85 33,161,628,673.35 36,806,002,188.19 50,046,118,735.27 23,519,574,337.77 32,782,495,396.09 -3.52
4 Kas di Bendahara Pengeluaran 166,354,049.09 1,009,680,604.28 2,319,032,068.40 1,349,748,742.56 31,559,373.00 975,274,967.47 51.52
5 Kas di Bendahara Penerimaan 30,405,183,863.80 3,323,427,647.34 418,831,305.87 3,676,816,086.31 30,285,900,384.35 13,622,031,857.53 0.10
6 Kas di Bendahara FKTP - -
7 Kas di Bendahara Dana BOS - -
8 Kas lainnya 255,313,260.00 - 51,062,652.00
9 Investasi Jangka Pendek - - -
10 Piutang Pendapatan 249,866,600.00 11,353,717,000.00 7,969,242,356.00 488,113,771.00 4,012,187,945.40 -15.41
11 Piutang Lainnya 43,417,785,880.06 43,969,497,035.06 668,571,936.00 17,611,170,970.22 183.88
12 Penyisihan Piutang (348,582,249.40) (1,162,418,162.18) -302,200,082.32
13 Penyisihan Piutang Dana Bergulir - -
14 Belanja Dibayar Dimuka - -
Bagian Lancar Pinjaman kepada
15 - -
Perusahaan Negara
Bagian Lancar Pinjaman kepada
16 - -
Perusahaan Daerah
Bagian Lancar Pinjaman kepada
17 - -
Perusahaan Pemerintah Pusat
Bagian Lancar Pinjaman kepada
18 Perusahaan Pemerintah Daerah - -
Lainnya
Bagian Lancar Tagihan Penjualan
19 - -
Angsuran
20 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi - 30,051,323,760.61 6,010,264,752.12
21 Piutang Lainnya - 23,170,351,322.00 4,634,070,264.40
12 Penyisihan Piutang Lainnya - -
13 Beban Dibayar Dimuka 192,475,000.00 64,166,666.67 88,333,333.32 68,995,000.00
22 Persediaan 5,629,977,920.00 4,782,247,969.00 5,350,126,126.00 8,267,672,102.00 2,195,511,977.00 5,245,107,218.80 26.54

23 Jumlah Aset Lancar (3 s.d 22) 100,347,527,369.40 96,501,947,433.52 106,173,242,460.39 63,340,355,666.14 57,189,231,779.12 84,710,460,941.71 15.09

24 INVESTASI JANGKA PANJANG


Investasi Jangka Panjang Non
25
Permanen

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 12│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Investasi Jangka Panjang Kepada


26 - - -
Entitas Lainnya
27 Investasi dalam obligasi - - -

28 Investasi dalam Proyek Pembangunan - - -

29 Dana Bergulir 1,000,000,000.00 1,000,000,000.00 995,449,894.75 713,671,975.00 954,772,050.00 932,778,783.95 1.16

30 Deposito Jangka Panjang -

Investasi Non Permanen Lainnya - -


Penyisihan Dana Bergulir Tidak
30 (447,010,525.00) (89,402,105.00) -107,282,526.00
Tertagih
Jumlah Investasi Non Permanen
31 552,989,475.00 910,597,895.00 995,449,894.75 713,671,975.00 954,772,050.00 825,496,257.95 -12.76
(25 s.d 30)
32 Investasi Permanen

33 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 7,488,605,162.00 6,667,854,442.00 10,629,793,785.00 2,500,000,000.00 2,500,000,000.00 5,957,250,677.80 31.56

34 Investasi Permanen Lainnya - -


Jumlah Investasi Permanen (34 s.d
34 7,488,605,162.00 6,667,854,442.00 10,629,793,785.00 2,500,000,000.00 2,500,000,000.00 5,957,250,677.80 31.56
35)
Jumlah Investasi Jangka Panjang
35 8,041,594,637.00 7,578,452,337.00 11,625,243,679.75 3,213,671,975.00 3,454,772,050.00 6,782,746,935.75 23.52
(31 + 34)

36 ASET TETAP

37 Tanah 892,396,044,691.39 155,755,813,031.39 150,280,279,552.00 120,979,460,535.00 105,250,941,242.00 284,932,507,810.36 70.64

38 Peralatan dan Mesin 435,330,625,107.52 372,081,989,185.52 272,623,977,888.87 198,223,353,011.00 367,687,542,361.00 329,189,497,510.78 4.31

39 Gedung dan Bangunan 769,311,564,238.70 679,470,815,825.46 465,510,882,429.00 366,044,702,968.00 394,113,897,027.00 534,890,372,497.63 18.20

40 Jalan, Irigasi, dan Jaringan 2,127,039,979,811.07 1,791,897,176,883.85 1,204,130,295,840.00 899,554,422,289.00 921,553,946,509.00 1,388,835,164,266.58 23.26

41 Aset Tetap Lainnya 34,224,627,595.00 28,278,336,595.00 24,691,634,595.00 22,550,060,645.00 58,913,219,160.00 33,731,575,718.00 -12.70

42 Konstruksi dalam Pengerjaan 244,129,504,868.28 166,643,558,513.56 298,751,129,923.00 142,550,880,919.00 473,341,838,635.00 265,083,382,571.77 -15.26

43 Akumulasi Penyusutan (725,688,136,519.12) (549,400,189,405.00) (418,388,718,296.00) -338,695,408,844.02

44 Jumlah Aset Tetap (37 s.d 43) 3,776,744,209,792.84 2,644,727,500,629.77 1,997,599,481,931.87 1,749,902,880,367.00 2,320,861,384,934.00 2,497,967,091,531.10 12.95

45 DANA CADANGAN

46 Dana Cadangan - -

47 Jumlah Dana Cadangan - -

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 13│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

48 ASET LAINNYA

Tagihan Penjualan Angsuran - -

Tuntutan Ganti Rugi - -

Tagihan Jangka Panjang - -

Kemitraan Dengan Pihak Ketiga - -

49 Aset Tak Berwujud 3,250,000,000.00 3,250,000,000.00 3,250,000,000.00 1,950,000,000.00

50 Aset Lain-Lain 133,866,296,713.00 121,825,332,663.00 140,085,591,547.01 151,807,289,166.00 11,884,776,263.00 111,893,857,270.40 83.20

51 Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya - - -

52 Jumlah Aset Lainnya (49 s.d 51) 137,116,296,713.00 125,075,332,663.00 143,335,591,547.01 151,807,289,166.00 11,884,776,263.00 113,843,857,270.40 84.30

53 JUMLAH ASET (23 + 35 + 44 + 47 + 52) 4,022,249,628,512.24 2,873,883,233,063.29 2,258,733,559,619.02 1,968,264,197,174.14 2,393,390,165,026.12 2,703,304,156,678.96 13.86

54 KEWAJIBAN

55 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK


Utang Perhitungan Pihak Ketiga
56 376,843,787.00 361,980,612.00 673,450,049.00 188,907,014.00 109,412,234.00 342,118,739.20 36.23
(PFK)
60 Utang Bunga - - -

61 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang - - 22,091,246,840.00 4,418,249,368.00

62 Pendapatan Diterima Dimuka 86,666,666.66 18,414,716,497.00 18,770,833.00 3,704,030,799.33

63 Utang Beban 177,600,010,237.12 131,265,920,426.74 107,311,497,217.00 83,235,485,576.17

64 Utang Jangka Pendek Lainnya 240,814,095,986.40 263,320,038,314.69 213,005,681,861.00 133,250,076,701.00 108,209,141,837.00 191,719,806,940.02 22.14
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
65 418,877,616,677.18 413,362,655,850.43 343,100,646,800.00 133,438,983,715.00 108,318,554,071.00 283,419,691,422.72 40.23
(56 s.d 64)

KEWAJIBAN JANGKA
66
PANJANG
Utang Dalam Negeri - Sektor
67 - - -
Perbankan
68 Utang Dalam Negeri - Obligasi - - -

69 Premium (Diskonto) Obligasi - - -

70 Pendapatan Diterima Dimuka - - -

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 14│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

71 Utang Jangka Panjang Lainnya - - 10,000,000,000.00 2,000,000,000.00 -100.00


Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
72 - - - - 10,000,000,000.00 2,000,000,000.00 -100.00
( 67 s.d 71)
73 Jumlah Kewajiban (65 + 72) 418,877,616,677.18 413,362,655,850.43 343,100,646,800.00 133,438,983,715.00 118,318,554,071.00 285,419,691,422.72 37.17

74 EKUITAS

75 Ekuitas 3,603,372,011,835.06 2,460,520,577,212.86 1,915,632,912,819.02 1,834,825,213,459.14 2,275,071,610,955.12 2,417,884,465,256.24 12.18

76 Jumlah Ekuitas 3,603,372,011,835.06 2,460,520,577,212.86 1,915,632,912,819.02 1,834,825,213,459.14 2,275,071,610,955.12 2,417,884,465,256.24 12.18

JUMLAH KEWAJIBAN DAN


77 4,022,249,628,512.24 2,873,883,233,063.29 2,258,733,559,619.02 1,968,264,197,174.14 2,393,390,165,026.12 2,703,304,156,678.96 13.86
EKUITAS (73 + 76)

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 15│


Selanjutnya, tingkat kualitas pengelolaan keuangan daerah dapat diketahui
berdasarkan analisis rasio atau perbandingan antara kelompok/elemen laporan
keuangan yang satu dengan kelompok yang lain. Beberapa rasio yang dapat
diterapkan di sektor publik adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio
utang. Rasio likuiditas terdiri rasio lancar (current ratio), rasio kas (cash ratio)
dan rasio cepat (quick ratio). Sedangkan rasio lancar (current ratio) adalah rasio
standar untuk menilai kesehatan organisasi. Rasio ini menunjukkan apakah
pemerintah daerah memiliki aset yang cukup untuk melunasi kewajiban yang jatuh
tempo. Kualitas pengelolaan keuangan daerah dikategorikan baik apabila nilai rasio
lebih dari satu. Rata-rata pertumbuhan rasio keuangan Provinsi Maluku Utara Tahun
Anggaran 2013-2017 dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 3.11. Analisa Rasio Keuangan Provinsi Maluku Utara Tahun 2015-2017

NO URAIAN 2015 2016 2017


1 Current Ratio 0,31 0,23 0,24
2 Quick Ratio 0,29 0,22 0,23
3 Rasio total hutang terhadap total asset 0,15 0,14 0,10
4 Total hutang terhadap modal 0,10 0,17 0,22
5 Rata-rata Umur Piutang > 12 bulan > 12 bulan > 12 bulan
6 Umur Persediaan

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu


Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan melalui suatu sistem yang
terintegrasi dalam rangkaian siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) yang pelaksanaannya mulai tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan/pemeriksaan sampai pada pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD
yang ditetapkan. Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, APBD mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi dasar
untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan;
2. Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi
pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan;
3. Fungsi pengawasan, mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi
pedoman untuk menilai kesesuaian kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
daerah dengan ketentuan yang telah ditetapkan;
4. Fungsi alokasi, mengandung arti bahwa anggaran daerah harus diarahkan
untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan
pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas
perekonomian;

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 16│


5. Fungsi distribusi, mengandung arti bahwa kebijakan anggaran daerah harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan;
6. Fungsi stabilisasi, mengandung arti bahwa anggaran pemerintah daerah
menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan
fundamental perekonomian daerah.
Selain itu, APBD juga merupakan instrumen yang menjamin terciptanya
disiplin dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan pendapatan
maupun belanja daerah. Landasan administratif dalam pengelolaan anggaran daerah
yang mengatur antara lain prosedur dan teknis penganggaran harus diikuti secara
tertib dan taat asas supaya APBD dapat disusun dan dilaksanakan dengan baik dan
benar sesuai prosedur.

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran


Proporsi penggunaan anggaran guna pemenuhan kebutuhan Aparatur selama
3 (tiga) tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 3.12. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Provinsi Maluku Utara
Tahun 2015 -2017

Total Belanja untuk Total Pengeluaran


pemenuhan kebutuhan (Belanja+Pembiayaan Presentase
No Uraian aparatur (RP) Pengeluatran) (Rp)
(a) (b) (a)/(b) x 100%
1 Tahun Anggaran 2015 752.856.801.125,00 1.817.260.115.465,00 41,43

2 Tahun Anggaran 2016 791.016.479.617,00 2.024.033.802.464,79 39,08

3 Tahun Anggaran 2017 1.012.040.240.410,00 2.260.807.481.032,00 44,76

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018


Presentase belanja pemenuhan kebutuhan aparatur terhadap total pengeluaran
memperlihatkan bahwa proporsi belanja untuk pembangunan lebih besar proporsinya
terhadap APBD dibandingkan dengan belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur.
Walaupun jumlahnya terus meningkat namun cakupan presentasenya menunjukkan
masih lebih kecil dari separuh APBD. Dengan kecilnya penggunaan belanja untuk
pemenuhan kebutuhan aparatur, diharapkan proporsi penggunaan belanja untuk
pembangunan cukup besar, sehingga dapat memberikan dampak terhadap
peningkatan pelayanan publik.

3.2.2. Analisis Pembiayaan


Untuk menyalurkan surplus atau menutup defisit, dalam penganggaran
dikenal Pembiayaan Daerah. Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang
perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 17│


A. Analisis Sumber Penutup Defisit Riil
Analisis ini digunakan untuk memberi gambaran masa lalu terkait kebijakan
anggaran untuk menutup defisit riil anggaran. Analisis Pembiayaan Daerah
dilakukan dengan terlebih dahulu mencari besarnya defisit riil anggaran, sekaligus
mencari penutup defisit riil anggaran tersebut. Surplus/defisit riil anggaran Provinsi
Maluku Utara menunjukkan bahwa Maluku Utara memiliki defisit anggaran pada
tahun 2013, 2015 dan 2016. Sementara itu pada tahun 2014 dan 2017 anggaran
Maluku Utara mengalami surplus. Tabel berikut menggambarkan perkembangan
defisit riil anggaran.
Tabel 3.13. Defisit Riil Anggaran Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017

Tahun
No. Uraian
2013 2014 2015 2016 2017

1 Realisasi Pendapatan Daerah 1.315.899.115.080,84 1.508.784.594.063,92 1.801.248.262.928,32 2.022.296.143.264,76 2.275.580.346.077,14

Dikurangi Realisasi

2 Belanja Daerah 1.387.593.135.306,00 1.481.565.194.618,00 1.808.760.115.465,00 2.024.033.802.464,79 2.258.807.481.032,00

3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah - 8.500.000.000,00 2.000.000.000,00

Surplus/Defisit riil (Rp.) (71.694.020.225,16) 27.219.399.445,92 (16.011.852.536,68) (1.737.659.200,03) 14.772.865.045,14

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

Kemampuan Provinsi Maluku Utara untuk menutup defisit riil dapat dilihat
dari hasil analisis sumber penutup defisit riil berikut ini.

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 18│


Tabel 3.14. Analisis Sumber Penutup Defisit Riil Anggaran
Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2017

Tahun
No. Uraian
2013 2014 2015 2016 2017

1 Realisasi Pendapatan Daerah 1.315.899.115.080,84 1.508.784.594.063,92 1.801.248.262.928,32 2.022.296.143.264,76 2.275.580.346.077,14

Dikurangi Realisasi

2 Belanja Daerah 1.387.593.135.306,00 1.481.565.194.618,00 1.808.760.115.465,00 2.024.033.802.464,79 2.258.807.481.032,00

3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah - 8.500.000.000,00 2.000.000.000,00

A Surplus/Defisit riil (71.694.020.225,16) 27.219.399.445,92 (16.011.852.536,68) (1.737.659.200,03) 14.772.865.045,14

ditutup oleh realisasi penerimaan


pembiayaan:

4 SiLPA tahun anggaran sebelumnya 125.225.151.219,93 23.934.664.633,77 51.152.310.050,27 38.870.415.513,00 36.056.295.386,00

5 Pencairan Dana Cadangan

Hasil penjualan kekayaan Daerah yang


6
di pisahkan

7 Penerimaan pinjaman daerah

penerimaan kembali pemberian


8
pinjaman daerah

9 penerimaan piutang daerah

Total Realisasi penerimaan


B 125.225.151.219,93 23.934.664.633,77 51.152.310.050,27 38.870.415.513,00 36.056.295.386,00
pembiayaan daerah

Sisa lebih pembiayaan anggaran


A-B 53.531.130.994,77 51.154.064.079,69 35.140.457.513,59 37.132.756.312,97 50.829.160.431,14
tahun berkenaan

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

Terlihat bahwa pada tahun 2013 hingga tahun 2017 Pemerintah Provinsi
Maluku Utara mempunyai SILPA yang cukup besar sebagai akumulasi dari
surplus/defisit, ditambah penerimaan pembiayaan yang relatif besar. Kondisi
demikian menggambarkan kemampuan keuangan Pemerintah Provinsi Maluku Utara
cukup kuat untuk membiayai Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
Berdasarkan analisis ini, kemudian disusun tabel analisis untuk mengetahui
gambaran komposisi penutup defisit riil berikut ini.

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 19│


Tabel 3.15. Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Provinsi Maluku Utara

Proporsi dari total defisit riil


NO URAIAN
2015 2016 2017
(16.011.852.536,68) (1.737.659.200,03) 14.772.865.045,14
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
1 51.152.310.050,27 38.870.415.513,00 36.056.295.386,00
(SiLPA) Tahun Anggaran Sebelumnya
319.47% 2236.94% 244.07%
2 Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang
3
Dipisahkan
4 Penerimaan Pinjaman Daerah

5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

6 Penerimaan Piutang Daerah


(16.011.852.536,68) (1.737.659.200,03) 14.772.865.045,14
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun
7 35.140.457.513,59 37.132.756.312,97 50.829.160.431,14
berkenan
219.47% 2136.94% 344.07%
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

Analisis Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)


Analisis SiLPA diperlukan untuk melihat dari mana sumber perolehan
SiLPA, dan seberapa besar kontribusi yang diberikan. Berikut adalah gambaran
perolehan SiLPA selama tahun 2015 hingga 2017.

Tabel 3.16. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

2015 2016 2017


% dari % dari % dari
NO URAIAN
SiLPA SiLPA SiLPA
Rp Rp Rp

1 Jumlah SiLPA 51.152.310.050,27 38.870.415.513,00 36.056.295.386,00


2 Pelampauan penerimaan PAD (181.772.189.892,68) -355,35 35.779.234.819,76 92,05 (159.239.355.740,86) -441,64
Pelampauan Penerimaan Dana
3 (150.626.171.986,00) -294,47 (9.509.346.884,00) -24,46 (27.380.824.444,00) -75,94
Perimbangan
Pelampauan Penerimaan Lain-lain -
4 (124.372.738.193,00) -243,14 (155.080.052.509,00) -398,97 (401.975.448.440,00)
Pendaptan Daerah Yang Sah 1114,86

Sisa Penghematan Belanja Atau


5
Akibat Lainnya
Kewajiban kepada Pihak Ketiga
6 sampai dengan akhir tahun belum 320.990.629.127,00 627,52 394.947.939.353,43 1016,06 418.790.950.010,52 1161,49
terselesaikan

7 Kegiatan lanjutan 65,971,146,522.00 128.97 270,069,121,774.00 694.79 350,334,538,688.82 971.63

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 20│


Analisis Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
Analisis Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan bertujuan untuk
memperoleh gambaran secara riil Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran yang dapat
digunakan dalam penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah.

Tabel 3.17. Sisa Lebih Riil Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan

2015 2016 2017


No Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
Saldo kas neraca
1 39,543,865,562.46 37,494,736,924.97 51,206,004,218.74
daerah
Dikurangi:
Kewajiban kepada
pihak ketiga sampai
2
dengan akhir tahun 343,081,875,967.00 394,947,939,353.43 418,790,950,010.52
belum terselesaikan
3 Kegiatan lanjutan 65,971,146,522.00 270,069,121,774.00 350,334,538,688.82
Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan
(303,538,010,404.54) (357,453,202,428.46) (367,584,945,791.78)
Anggaran
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

3.3. Kerangka Pendanaan


Kebijakan Anggaran merupakan acuan umum dari Rencana Kerja
Pembagunan dan merupakan bagian dari perencanaan operasional anggaran dan
alokasi sumber daya, sementara arah kebijakan keuangan daerah adalah kebijakan
penyusunan program dan indikasi kegiatannya pada pengelolaan pendapatan dan
belanja daerah secara efektif dan efisien.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 disebutkan bahwa
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di danai
dari dan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pelaksanaan
keuangan daerah senantiasa diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan
menopang kegiatan ekonomi masyarakat, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas
palayanan.
Pengertian keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk didalamnya segala bentuk kakayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah.

3.3.1. Analisis pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama
Analisis terhadap terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat
ditujukan untuk menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran
pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam satu tahun
anggaran. Belanja periodik wajib dan mengikat adalah pengeluaran yang wajib

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 21│


dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh
Pemerintah Provinsi Maluku Utara.
Penyelenggaraan fungsi pemerintah akan terlaksana secara optimal apabila
penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber
penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mengacu pada peraturan perundang-
undangan (money follow function).

Tabel 3.18. Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Provinsi Maluku Utara

2013 2014 2015 2016 2017 r


No Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)
Belanja Tidak
A 622,031,149,000.00 616,036,795,000.00 791,939,539,651.00 869,380,924,557.00 1,133,696,268,962.00 16,94
Langsung
1 Belanja Pegawai 224,853,839,000.00 298,250,974,000.00 346,337,161,000.00 419,640,462,557.00 655,881,105,170.00 31,56

2 Belanja Bunga 4,200,000,000.00

3 Belanja Subsidi 5,000,000,000.00 5,000,000,000.00 5,000,000,000.00 0.00

4 Belanja Hibah' 332,638,355,000.00 212,315,726,000.00 278,195,133,000.00 323,788,400,000.00 335,071,600,000.00 3,68


Belanja Bantuan
5 27,463,930,000.00 17,060,000,000.00 19,500,000,000.00 5,527,000,000.00 5,480,000,000.00 -24,02
Sosial
6 Belanja Bagi Hasil 34,075,025,000.00 85,010,095,000.00 130,007,245,651.00 104,739,785,051.00 117,163,563,792.00 48,71
Belanja Bantuan
7 900,000,000.00 900,000,000.00 11,400,000,000.00 8,685,276,949.00 8,400,000,000.00 284,89
Keuangan
Belanja Tidak
8 2,100,000,000.00 2,500,000,000.00 1,500,000,000.00 2,000,000,000.00 2,500,000,000.00 -0,70
Terduga
Pembiayaan
B 2,500,000,000.00 2,500,000,000.00 11,000,000,000.00 3,000,000,000.00 37,900,000,000.00 357,65
Pengeluaran

Pembentukan Dana
1
Cadangan
Pembayaran Pokok
2 33,400,000,000.00
Hutang
Penyertaan Modal
3 2,500,000,000.00 2,500,000,000.00 11,000,000,000.00 3,000,000,000.00 4,500,000,000.00 79,32
Pemerintah Daerah

TOTAL 624,531,149,000.00 618,536,795,000.00 802,939,539,651.00 872,380,924,557.00 1,171,596,268,962.00 18,43

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

3.3.2. Proyeksi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah Tahun 2020-2024


3.3.2.1 Kebijakan dan Proyeksi Pendapatan dan Pembiayaan Daerah Tahun
2020-2024
Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 6 ayat (1) dan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 pasal 22 ayat (1), ada 4 (empat) sumber
Pendapatan Asli Daerah yang memegang peranan penting dalam pengelolaan
keuangan daerah, yaitu: (1) Pajak Daerah; (2) Retribusi Daerah; (3) Hasil
pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan (4) Lain-lain PAD yang sah.
Sejalan dengan perbaikan ekonomi global dan nasional, pertumbuhan
ekonomi Maluku Utara diperkirakan tumbuh membaik. Pertumbuhan didorong oleh
perbaikan struktur ekonomi, perbaikan iklim investasi, pembiayaan dan
pembangunan infrastruktur, implementasi paket kebijakan, peningkatan konsumsi
Pemerintah dan rumah tangga, didukung oleh inflasi yang terjaga.

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 22│


Inflasi terjaga dalam level yang rendah didukung perbaikan efisiensi baik
dalam distribusi barang dan jasa, perbaikan manajemen stok, dan proses bisnis yang
lebih tertata baik. Pengendalian inflasi Maluku Utara difokuskan pada 4K yaitu
ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi
untuk pengendalian ekspektasi. Dalam kaitan tersebut, pengendalian inflasi
diarahkan baik untuk mengurangi dampak maupun frekuensi dari inflasi komoditas
strategis. Inflasi tahun 2024 diperkirakan lebih rendah dari inflasi saat ini, dengan
asumsi permasalahan struktural terkait infrastruktur telah diselesaikan dan proses
tataniaga yang semakin efisien.
Berdasarkan pantauan terhadap berbagai faktor baik kondisi ekonomi global
maupun nasional, serta berbagai kebijakan yang akan ditempuh Pemerintah,
pertumbuhan perekonomian Maluku Utara dan tingkat inflasi pada tahun 2020
hingga tahun 2024 diproyeksikan dengan rata-rata pertumbuhan sebagai berikut.
Tabel 3.19. Proyeksi Asumsi Makroekonomi Maluku Utara Tahun 2018-2024
Tahun
No Uraian 2013 2014 2015 20161 20172 r3

1 Pertumbuhan ekonomi (persen) 6.36 5.49 6.10 5.77 7.67 0.06


2 Inflasi (yoy persen ± 1 persen) 9.78 9.34 4.52 1.91 1.97 (0.28)
Sumber : 1Provinsi Maluku Utara Dalam Angka 2018 dan 2Statistik Provinsi Maluku Utara Edisi April 2018.
BPS Maluku Utara. 2018 dan 3data olahan

Dengan melihat proyeksi asumsi makroekonomi Provinsi Maluku Utara


tahun 2020 hingga tahun 2024 serta melihat performa Pendapatan Daerah tahun 2013
hingga tahun 2017, pada masa yang akan datang Pendapatan Daerah diharapkan
dapat lebih meningkat, dengan diikuti beberapa upaya dan kebijakan untuk dapat
mencapainya. Untuk tahun 2020 sampai dengan tahun 2024, dirumuskan beberapa
arah kebijakan Pendapatan Daerah yaitu sebagai berikut.

A. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah


Kebijakan keuangan daerah yang merupakan potensi daerah dan sebagai
Penerimaan Provinsi Maluku Utara sesuai urusannya diarahkan melalui upaya
peningkatan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah dan dana
perimbangan. Adapun komposisi penerimaan pendapatan daerah dalam perencanaan
jangka menengah, yaitu :
 15 persen berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).
 75 persen berasal dari Dana Perimbangan (DBHP/DBHBP , DAU dan DAK).
 10 persen berasal dari Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk meningkatkan
pendapatan daerah adalah melalui pola intensifikasi dan ekstensifikasi dengan cara :
a) Menerapkan secara penuh penyesuaian tarif terhadap pajak daerah;
b) Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah dengan
Pemerintah Pusat, OPD Penghasil, Kabupaten/Kota dan POLRI;

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 23│


c) Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah/Perusda Kie Raha Mandiri
dalam upaya peningkatkan kontribusi secara signifikan terhadap Pendapatan
Daerah;
d) Meningkatkan peran dan fungsi UPT, Cabang Pelayanan, dan Balai Penghasil
dalam peningkatan pelayanan dan pendapatan;
e) Meningkatkan pendayagunaan dan pengelolaan aset dan keuangan daerah;
f) Meningkatkan kinerja pendapatan daerah melalui penyempurnaan sistem
administrasi dan efisiensi pengunaan anggaran daerah.
Adapun kebijakan pendapatan untuk meningkatkan Dana Perimbangan
sebagai upaya peningkatan kapasitas fiskal daerah adalah sebagai berikut:
a) Mengoptimalkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan PBB, Pajak
Orang Pribadi Dalam Negeri (PPhOPDN) dan PPh Pasal 21;
b) Meningkatkan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar perhitungan
pembagian dalam Dana Perimbangan khususnya Dana Bagi Hasil Daerah;
c) Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah dan Pemerintah Kabupaten/Kota
dalam pelaksanaan upaya peningkatan Dana Perimbangan.
Adapun kebijakan pendapatan untuk meningkatkan Dana Hibah dilakukan
melalui upaya :
a) Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah ;
b) Memperluas jaringan kerjasama dengan pihak swasta maupun pihak lainnya.
Berdasarkan kebijakan perencanaan pendapatan daerah tersebut di atas, maka
untuk dapat merealisasikan perkiraan rencana penerimaan Pendapatan Daerah
(target) diuraikan strategi pencapaiannya sebagai berikut:
Strategi pencapaian target Pendapatan Asli Daerah, ditempuh melalui:
1. Penataan kelembagaan, penyempurnaan dasar hukum pemungutan dan regulasi
penyesuaian tarif pungutan;
2. Pelaksanaan pemungutan atas obyek pajak/retribusi baru dan pengembangan
sistem operasi penagihan atas potensi pajak dan retribusi yang tidak memenuhi
kewajibannya;
3. Pemenuhan fasilitas dan sarana pelayanan secara bertahap sesuai dengan
kemampuan anggaran;
4. Melaksanakan pelayanan secara khusus untuk lebih memperhatikan masyarakat
pembayar pajak, serta memberikan kemudahan masyarakat dalam membayar
pajak melalui Gerai Samsat dan Samsat Mobile, layanan SMS, dan
pengembangan Samsat Outlet;
5. Mengembangkan penerapan standar pelayanan kepuasan publik di beberapa
Kantor Bersama/Samsat lainnya dengan menggunakan parameter ISO 9001-
2000;
6. Penyebarluasan informasi dan program sosialisasi di bidang Pendapatan Daerah
dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat;

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 24│


7. Revitalisasi BUMD/Perusda melalui berbagai upaya agar dapat memberikan
kontribusi terhadap Pendapatan Daerah, antara lain melalui peningkatan sarana,
prasarana, kemudahan prosedur pelayanan terhadap konsumen/nasabah dalam
meningkatkan persaingan usaha, serta mengoptimalkan peran Badan Pengawas
agar BUMD/Perusda berjalan sesuai dengan peraturan;
8. Optimalisasi pemberdayaan dan pendayagunaan aset yang diarahkan pada
peningkatan Pendapatan Asli Daerah;
9. Melakukan pembinaan secara teknis fungsional dalam upaya peningkatan fungsi
dan peran OPD sebagai unit kerja penghasil di bidang Pendapatan Daerah;
10. Melakukan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian
Keuangan pada tataran kebijakan, dengan POLRI dan Kabupaten/Kota, dalam
operasional pemungutan dan pelayanan pendapatan daerah serta pengembangan
sinergitas pelaksanaan tugas dengan OPD penghasil/penyumbang pendapatan.
Strategi Pencapaian Target Dana Perimbangan, melalui :
1) Melakukan sosialisasi secara terus menerus mengenai pungutan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) serta pajak penghasilan dalam upaya peningkatan kesadaran
masyarakat dalam pembayaran pajak;
2) Peningkatan akurasi data potensi baik potensi pajak maupun potensi sumber
daya alam bekerja sama dengan Kementerian Keuangan Cq. Direktorat Jenderal
Pajak sebagai dasar perhitungan pembagian dana perimbangan keuangan;
3) Melakukan pembinaan dengan mengoptimalkan Tim intensifikasi PBB dan
memberikan intensif kepada kabupaten/kota yang menunjukkan kinerja baik;
4) Meningkatkan keterlibatan pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam
perhitungan lifting Migas dan perhitungan sumber daya alam lainnya agar
memperoleh proporsi pembagian yang sesuai dengan potensi;
5) Meningkatkan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Keuangan dan Badan Anggaran DPR RI untuk mengupayakan peningkatan
besaran DAU.
Bila memperhatikan kecenderungan realisasi Pendapatan Daerah sejak Tahun
2013-2017 terlihat bahwa terdapat konsistensi peningkatan. Capaian pendapatan
selama ini didukung oleh kondisi ekonomi regional yang stabil dan keberhasilan
dalam melakukan upaya-upaya intensifikasi dalam meningkatkan pendapatan daerah.
Untuk lebih meningkatkan pendapatan daerah, perlu ada upaya-upaya yang lebih
intens lagi, disertai dengan peningkatan pelayanan publik serta upaya
intensifikasi/ekstensifikasi yang lebih giat, sehingga diharapkan ada peningkatan
Pendapatan Daerah yang sangat signifikan.
Dengan mempertimbangkan kecenderungan pencapaian pendapatan daerah,
kondisi ekonomi makro secara nasional dan regional, serta kapasitas Perangkat
Daerah penghasil Provinsi Maluku Utara, maka diperkirakan penerimaan pendapatan
daerah Provinsi Maluku Utara rata-rata secara keseluruhan mengalami pertumbuhan
≤ 15 persen. Seluruh kebijakan Pendapatan Daerah yang telah dijabarkan akan
diformulasikan sedemikian rupa, sehingga diperoleh proyeksi Pendapatan Daerah
sebagaimana tabel berikut ini.

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 25│


Tabel 3.20. Proyeksi Pendapatan Daerah dan Penerimaan Pembiayaan

NO URAIAN Proyeksi (Rp.)


2020 2021 2022 2023 2024
1.1 Pendapatan Asli Daerah 498,040,617,517.40 572,746,710,145.01 658,658,716,666.76 757,457,524,166.77 871,076,152,791.79
1.1.1 Pajak Daerah 366,820,400,436.20 421,843,460,501.62 485,119,979,576.87 557,887,976,513.40 641,571,172,990.41

1.1.2 Retribusi Daerah 100,087,807,656.99 115,100,978,805.54 132,366,125,626.37 152,221,044,470.32 175,054,201,140.87


Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan

1.1.3 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang


sah 31,132,409,424.22 35,802,270,837.85 41,172,611,463.52 47,348,503,183.05 54,450,778,660.51

2,346,514,006,565.7
1.2 Dana Perimbangan 2,698,491,107,550.61 3,103,264,773,683.20 3,568,754,489,735.68 4,104,067,663,196.03
5
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil
Bukan Pajak 93,305,751,128.12 107,301,613,797.34 123,396,855,866.94 141,906,384,246.98 163,192,341,884.03

1,925,194,043,222.2
1.2.2 Dana Alokasi Umum 2,213,973,149,705.59 2,546,069,122,161.43 2,927,979,490,485.64 3,367,176,414,058.48
5
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 328,014,212,215.38 377,216,344,047.68 433,798,795,654.83 498,868,615,003.06 573,698,907,253.52
1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang
616,318,634,756.93 708,766,429,970.46 815,081,394,466.03 937,343,603,635.94 1,077,945,144,181.33
Sah
1.3.1 Pendapatan Hibah 102,494,301,042.17 117,868,446,198.50 135,548,713,128.28 155,881,020,097.52 179,263,173,112.14
Dana Penyesuaian dan Otonomi
1.3.1.1 513,356,962,095.86 590,360,506,410.24 678,914,582,371.77 780,751,769,727.54 897,864,535,186.67
Khusus
3,460,873,258,840.0
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 3,980,004,247,666.08 4,577,004,884,815.99 5,263,555,617,538.39 6,053,088,960,169.15
7
Penerimaan Pembiayaan 54,837,118,245.18 63,062,685,981.96 72,522,088,879.25 83,400,402,211.14 95,910,462,542.81
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) 54,837,118,245.18 63,062,685,981.96 72,522,088,879.25 83,400,402,211.14 95,910,462,542.81

Pengeluaran Pembiayaan 3,041,750,000.00 3,498,012,500.00 4,022,714,375.00 4,626,121,531.25 5,320,039,760.94


Penyertaan Modal (Investasi)
Pemerintah Daerah 3,041,750,000.00 3,498,012,500.00 4,022,714,375.00 4,626,121,531.25 5,320,039,760.94

Jumlah Penerimaan Pembiayaan Daerah 57,878,868,245.18 66,560,698,481.96 76,544,803,254.25 88,026,523,742.39 101,230,502,303.75


3,518,752,127,085.2
Jumlah Pendapatan Daerah + Silpa 4,046,564,946,148.04 4,653,549,688,070.24 5,351,582,141,280.78 6,154,319,462,472.90
6

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

3.3.2.2. Kebijakan dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2020-2024


Arah Kebijakan Belanja Daerah Provinsi Maluku Utara Tahun 2020-2024,
yaitu sebagai berikut:
1. Menitikberatkan pada pencapaian visi misi dan janji kerja Gubernur dan
Wakil Gubernur periode tahun 2019-2024 serta pemenuhan Urusan Wajib
Pelayanan Dasar dan Urusan Wajib Pelayanan Non Dasar serta Urusan
Pilihan dan Penunjang;
2. Mendorong implementasi strategi pembangunan dan arah kebijakan
pembangunan;
3. Memenuhi kewajiban penyediaan anggaran pendidikan dan kesehatan sesuai
perundang-undangan;
4. Mengedepankan belanja yang menunjang pertumbuhan ekonomi,
peningkatan penyediaan lapangan kerja dan upaya pengentasan kemiskinan,
maupun menjaga kelestarian lingkungan hidup, serta mendukung kebijakan
nasional;

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 26│


5. Memberikan bantuan-bantuan dalam bentuk: (a). Subsidi dalam mendukung
pelayanan publik; (b). Hibah untuk menyentuh kegiatan/usaha
penduduk/komunitas termasuk pengamanan pemilihan umum; (c). Bantuan
sosial untuk menyentuh komunitas sosial tertentu dalam rangka
pembangunan modal sosial; (d). Bantuan keuangan untuk memberikan
insentif/disinsentif kepada pemerintah daerah Kabupaten/kota dalam rangka
kerjasama/komitmen antar pemerintah daerah serta kepada partai politik
sesuai dengan Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009
tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik.
6. Adapun ruang lingkup kerjasama daerah , antara lain penataan ruang,
perumahan dan permukiman, pengendalian banjir, pengelolaan sumber daya
air, kebersihan, lingkungan hidup, transportasi dan perhubungan, pariwisata,
ketahanan pangan dan agribisinis, kependudukan, kesehatan, pendidikan dan
sosial.
7. Memberikan alokasi anggaran pada sektor-sektor yang langsung menyentuh
kepentingan masyarakat termasuk urusan wajib terkait pelayanan dasar
dengan berpedoman kepada Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Dengan mempertimbangkan kecenderungan pencapaian realisasi belanja
daerah, kondisi ekonomi makro secara nasional dan regional, serta kapasitas
Perangkat Daerah Provinsi Maluku Utara, maka diperkirakan belanbja daerah
Provinsi Maluku Utara rata-rata secara keseluruhan mengalami pertumbuhan ≤ 15
persen. Seluruh kebijakan Belanja Daerah yang telah dijabarkan akan
diformulasikan sedemikian rupa, sehingga diperoleh proyeksi Belanja Daerah
sebagaimana tabel berikut ini.

Tabel 3.21. Proyeksi Belanja Daerah Provinsi Maluku Utara 2020-2024

Data Tahun Dasar Proyeksi


r
No Uraian 2017 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024
(%)
(Rp) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp )
Belanja Tidak 1,816,083,786,825.0 2,401,770,808,076.0
1,194,104,569,294.00 15 2,088,496,354,848.76 2,762,036,429,287.49 3,176,341,893,680.61
A Langsung 1 8
1,123,118,818,359.4
1 Belanja Pegawai 558,388,547,464.00 15 849,239,182,124.31 976,625,059,442.96 1,291,586,641,113.31 1,485,324,637,280.31
0
2 Belanja Bunga 15 - - - - -

3 Belanja Subsidi 4,999,999,560.00 15 7,604,374,330.82 8,745,030,480.44 10,056,785,052.50 11,565,302,810.38 13,300,098,231.94


1,016,710,766,833.7
4 Belanja Hibah' 505,484,939,797.00 15 768,779,407,813.76 884,096,318,985.83 1,169,217,381,858.76 1,344,599,989,137.57
0
Belanja Bantuan
5 3,529,500,000.00 15 5,367,928,312.50 6,173,117,559.38 7,099,085,193.28 8,163,947,972.27 9,388,540,168.11
Sosial
Belanja Bagi
6 120,156,447,973.00 15 182,742,937,810.94 210,154,378,482.58 241,677,535,254.96 277,929,165,543.21 319,618,540,374.69
Hasil
Belanja Bantuan
7 1,090,934,500.00 15 1,659,175,007.69 1,908,051,258.84 2,194,258,947.67 2,523,397,789.82 2,901,907,458.29
Keuangan
Belanja Tidak
8 454,200,000.00 15 690,781,425.00 794,398,638.75 913,558,434.56 1,050,592,199.75 1,208,181,029.71
Terduga
Belanja 1,619,280,040,889.5 2,141,497,854,076.4
B 1,064,702,911,738.00 15 1,862,172,047,022.96 2,462,722,532,187.86 2,832,130,912,016.04
Langsung 3 0
1 Belanja Pegawai 100,270,869,795.00 15 152,499,459,099.47 175,374,377,964.39 201,680,534,659.05 231,932,614,857.91 266,722,507,086.59
Belanja Barang
2 402,818,301,711.00 15 612,636,284,614.72 704,531,727,306.93 810,211,486,402.96 931,743,209,363.41 1,071,504,690,767.92
dan Jasa
1,129,605,833,014.3
3 Belanja Modal 561,613,740,232.00 15 854,144,297,175.34 982,265,941,751.65 1,299,046,707,966.55 1,493,903,714,161.53
9
3,435,363,827,714.5 4,543,268,662,152.4
TOTAL 2,258,807,481,032.00 15 3,950,668,401,871.72 5,224,758,961,475.35 6,008,472,805,696.65
4 8

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 27│


3.3.2.3. Perhitungan Kerangka Pendanaan
Kapasitas Riil Kemampuan Daerah terlihat pada table di bawah ini, yang
mana pada tahun 2020 diperkirakan pendapatan mencapai Rp.3,460,873,258,840.07,
tahun 2021 mencapai Rp.3,980,004,247,666.08, tahun 2022 mencapai
Rp.4,577,004,884,815.99, tahun 2023 mencapai Rp.5,263,555,617,538.39 dan
hingga Tahun 2024 sebesar Rp.6,053,088,960,169.15.

Tabel 3.22. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk Mendanai Pembangunan
Daerah Provinsi Maluku Utara 2020-2024

Data Tahun Dasar PROYEKSI


r
NO URAIAN 2017
(%) 2020 2021 2022 2023 2024
(Rp)
1 Pendapatan 2,275,580,346,077.14 15
3,460,873,258,840.07 3,980,004,247,666.08 4,577,004,884,815.99 5,263,555,617,538.39 6,053,088,960,169.15
Pencairan Dana
2 Cadangan (sesuai -
PERDA) - - - - -
Sisa lebih Riil
3 Perhitungan 50,829,160,431.14 15
Anggaran 77,304,799,370.71 88,900,519,276.32 102,235,597,167.76 117,570,936,742.93 135,206,577,254.37
4 Total Penerimaan 2,326,409,506,508.28 15
3,538,178,058,210.78 4,068,904,766,942.40 4,679,240,481,983.76 5,381,126,554,281.32 6,188,295,537,423.52
5 Dikurangi:
Belanja dan
Pengeluaran
Pembiayaan Yang
6 1,232,004,569,294.00 15 1,873,724,949,325.01 2,154,783,691,723.76 2,478,001,245,482.33 2,849,701,432,304.68 3,277,156,647,150.38
Wajib dan
Mengikat serta
Prioritas Utama
Belanja Tidak
.1 1,194,104,569,294.00 15 1,816,083,786,825.01 2,088,496,354,848.76 2,401,770,808,076.08 2,762,036,429,287.49 3,176,341,893,680.61
Langsung
Pengeluaran
.2 37,900,000,000.00 15 57,641,162,500.00 66,287,336,875.00 76,230,437,406.25 87,665,003,017.19 100,814,753,469.77
Pembiayaan
Kapasitas Riil
Kemampuan
7 1,094,404,937,214.28 15 1,664,453,108,885.77 1,914,121,075,218.63 2,201,239,236,501.43 2,531,425,121,976.64 2,911,138,890,273.14
Daerah Keuangan
Daerah

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2018

3.4. Kebijakan Non Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2020 –
2024
Rencana Kerja Pembangunan Non APBD adalah Perencanaan Pembangunan
yang dan hanya bersumber dari APBN, Pinjaman, dan Hibah Luar Negeri (PHLN),
dan sumber dana lainnya yang sah (skema KPBU dan PINA), adapun ruang lingkup
rencana kerja pembangunan Non APBD meliputi :
1) Menginventarisasi dan menganalisis berbagai kebijakan dan informasi yang
berkaitan dengan penyiapan rencana alokasi pendapatan dan belanja daerah
yang bersumber dari APBN, PHLN dan sumber dana lainnya;
2) Menyusun bahan kebijakan teknis dan koordinasi, sinergitas alokasi
pendapatan dan belanja daerah yang bersumber dari dana APBN dan PHLN
dan sumber dana lainnya;
3) Melaksanakan koordinasi pendanaan daerah yang berasal dari non APBD
Provinsi Maluku Utara.

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 28│


Rencana program dan kegiatan fasilitasi CSR Provinsi Maluku Utara tetap
akan melanjutkan pencapaian misi CSR Maluku Utara : Untuk kemanusiaan dan
lingkungan, dengan program prioritas yang akan ditawarkan kepada dunia usaha :
pendidikan, kesehatan ekonomi, infrastruktur, lingkungan dan budaya. Adapun
sasaran pelibatan dunia usaha yang menjadi mitra.

BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 29│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

BAB 4
PERMASALAHAN DAN
ISU-ISU STRATEGIS DAERAH

4.1. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH


Permasalahan pembangunan daerah adalah “gap expectation” antara kinerja
pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang
ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat.
Permasalahan pembangunan merupakan permasalahan pada urusan pemerintahan
daerah yang relevan berdasarkan analisis yang merujuk pada identifikasi
permasalahan pembangunan daerah.
Permasalahan pembangunan di Provinsi Maluku Utara dapat diuraikan
berdasarkan data dan informasi setiap urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah
dan permasalahan pembangunan yang dinilai berpengaruh terhadap perkembangan
pembangunan daerah, seperti aspek-aspek lingkungan strategis skala internasional
(global) dan nasional serta permasalahan-permasalahan yang berpengaruh langsung
dalam pembangunan Provinsi Maluku Utara.

4.1.1. Permasalahan Urusan Penyelenggaraan Pemerintahan


1. URUSAN WAJIB
1.1. Urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar;
Bidang Pendidikan, terdapat beberapa masalah mendasar atau pokok pendidikan
di Maluku Utara: (1) dari aspek kesejahteraan rakyat diantaranya : IPM masih
berkategori sedang dan dibawah capaian Nasional, disparitas angka melek huruf
(kemampuan membaca dan menulis hurif latin) antara laki-laki dan perempuan,
angka rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah yang masih rendah, (2) dari
aspek pelayanan umum dintaranya : angka putus sekolah pada jenjang pendidikan
SMA dan SMK masih tinggi, angka kelulusan pada jenjang pendidikan SD/MI dan
SMP/MTs masih rendah dibanding Nasional, angka melanjutkan dari jenjang
pendidikan SD/MI ke SMP/MTs masih lebih rendah dibanding SMP/MTs ke
SMA/SMK/MA, ruang kelas pada semua jenjang pendidikan sebagian besar berada
dalam kondisi rusak (ringan, sedang, berat dan total), serta masih terdapat guru
dengan tingkat kualifikasi pendidikan <S1.
Bidang Kesehatan, terdapat beberapa masalah mendasar kesehatan di Maluku
Utara: (1) dari aspek kesejahteraan rakyat diantaranya : Angka harapan hidup serta
persentase balita pendek dan sangat pendek masih belum mencapai target Nasional,

BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 4-1│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

kurangnya SDM (tenaga gizi) yang ada di kabupaten/kota dan puskesmas, masih ada
gizi buruk yang belum mendapat perawatan yang maksimal, (2) dari aspek
pelayanan umum dintaranya : kurangnya sarana-prasarana (alat antropometri) di
kab/kota, biaya distribusi obat program dari kab/kota ke puskesmas, kurangnya kerja
sama antara lp/ls di kab/kota, Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana
kesehatan dasar, alat kesehatan, distribusi dan pemerataan tenaga kesehatan,
keperawatan dan Bidan, jaminan pembiayaan kesehatan; Angka Kematian Bayi,
Neonatal dan Balita, Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan yang masih relatif
tinggi, layanan dasar bagi ibu hamil, rendahnya cakupan komplikasi maternal yang
ditangani, rendahnya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan, minimnya tenaga dokter, baik dokter umum
maupun dokter spesialis di kabupaten/kota; minimnya sarana prasarana dan obat-
obatan; masih tingginya prevalensi dan kematian akibat penyakit menular; Universal
Child Imunisation (UCI) belum mencapai target, kelengkapan fasilitas RSU Sofifi
dan Rumah Sakit Jiwa, kurangnya rumahsakit/puskesmas terapung dalam rangka
pelayanan kesehatan antar pulau, angka kecukupan gizi yang rendah, cakupan anak
usia 1 tahun yang diimunisasi campak belum mencapai target, lemahnya koordinasi
lintas sektor dalam penanganan penyakit menular dan kesehatan lingkungan,
terdapatnya gizi buruk dan gizi kurang pada balita, rendahnya cakupan penanganan
penyakit malaria, HIV/AIDS, TBC, DBD dan diare, rendahnya cakupan kunjungan
ibu hamil K4, rendahnya cakupan pelayanan nifas, rendahnya cakupan pelayanan
anak balita, maupun rendahnya cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat
miskin.
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,
Bidang Pekerjaan Umum, Permasalahan yang dihadapi, antara lain : Masih
banyak desa/kelurahan/SPT/UPT yang belum dapat dilalui kendaraan roda empat
sepanjang tahun, masih banyak jaringan jalan dalam kondisi belum mantap untuk di
lalui kendaraan, belum tersedia sistem informasi jasa konstruksi baik di tingkat
Provinsi maupun kabupaten/kota, kualitas SDM jasa kontruksi, masih terdapat rumah
tangga yang tidak memiliki akses air minum layak dan aman, masih terdapat rumah
tangga yang tidak memiliki akses pada air bersih, ketersediaan jaringan irigasi belum
mencapai kebutuhan, rendahnya rasio jalan berbanding penduduk, masih terdapat
jalan yang belum memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air,
Infrastruktur sumber daya air belum memadai, hal ini disebabkan karena kondisi
saluran irigasi dan tampungan air yang kurang memadai, tingginya kerusakan
jaringan Irigasi Kawasan Provinsi, kurangnya Pembangunan dan pemeliharaan
Infrastruktur Irigasi, tingginya daya rusak pantai, sungai dan DAS, minimnya
penanganan operasional dan pemeliharaan Daerah Irigasi, rendahnya cakupan
pembangunan Turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor,
kurangnya kesadaran terhadap perawatan saluran irigasi, belum optimalnya

BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 4-2│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

pengembangan sumber air baku dan konservasi SDA maupun pengendalian daya
rusak air, serta kurangnya pelayanan kebutuhan air minum dan sanitasi di
masyarakat.
Bidang Penataan Ruang, Permasalahan antara lain: Belum tersedia dokumen
rinci penataan ruang baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota, kurangnya
pemahaman masyarakat terhadap pentingnya penataan ruang, minimnya ketersediaan
data dan informasi penataan ruang (RTRW, RDTR dan peraturan yang lebih rinci);
Belum optimalnya pelaksanaan perencanaan, pengendalian dan pemanfaatan Ruang
serta kurangnya dokumen pendukung tentang Penataan Ruang, Tindak lanjut sistem
pengendalian dan evaluasi, belum sepenuhnya dijadikan sebagai input bagi
kebutuhan perencanaan, Sinergitas RTRW kabupaten/kota dengan RTRW Provinsi
Maluku Utara perlu terus ditingkatkan, Implementasi pengembangan PKN secara
fungsi dan peran belum optimal dilaksanakan sesuai RTRW terutama terkait dengaan
kegiatan ekonomi, pengembangan infrastruktur, serta daya dukung dan daya
tampung ruang, demikian juga terkait kondisi PKW, KSP dan PKL secara umum
masih diperlukan perbaikan dan dukungan untuk peningkatan kinerjanya; belum
optimalnya fungsi BKPRD, Belum adanya rencana rinci Sembilan Kawasan Strategi
Provinsi (KSP) dan tataruang wilayah laut.
Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, permasalahan
antara lain: Masih terdapat rumah tidak layak huni, lingkungan permukiman kumuh
dan kawasan permukiman kumuh di wilayah perkotaan, masih banyak rumah tangga
yang belum terlayani jaringan air bersih perpipaan, masih terdapat kawasan
permukiman yang belum tertata, masih banyak rumah tangga yang belum
menggunakan fasilitas sanitasi yang layak dan aman, minimnya data dan informasi
terkait cakupan lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan PSU, serta
luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan maupun proporsi rumahtangga
kumuh perkotaan.
Bidang Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat,
Permasalahan yang dihadapi antara lain : Perlunya rencana terkait dengan
pengurangan resiko bencana; Cakupan pelayanan bencana kebakaran
kabupaten/kota, lambatnya tingkat waktu tanggap (respon time rate) daerah layanan
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK); pelanggaran perda yang disebabkan oleh
banyaknya bangunan dan penambangan liar serta PMKS dan PKL yang tidak teratur;
minimnya partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak politiknya; rendahnya
pemahaman masyarakat terhadap program pemerintah dan menurunnya pemahamaan
empat pilar kebangsaan; gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat
masih berpotensi untuk muncul, dan berkembanganya modus-modus kejahatan baru,
rendahnya peran partai politik dalam pendidikan politik masyarakat, masih tingginya
rasio jumlah penduduk dengan aparat keamanan, masih tinggi potensi konflik
sumberdaya alam, batas wilayah dan penyelenggaraan pemilu kada.

BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 4-3│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Sosial, Permasalahan yang dihadapi, antara lain : cakupan PMKS dan
penanganannya yang belum memadai, meliputi pemasalahan Anak, anak
berkebutuhan khusus, Eks. Narapidana, gelandangan dan pengemis, Wanita Rawan
Sosial Ekonomi, keluarga bermasalah Psikososial, Lanjut usia, eks pengidap
penyakit kusta, tuna susila, korban napza, keluarga berumah tidak layak huni,
keluarga Fakir Miskin, penyandang masalah sosial (Rumah tangga sangat miskin)
dan lain sebagainya; adanya kecenderungan peningkatan jumlah dan jenis
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), kurangnya pemberdayaan
terhadap komunitas adat terpencil; masih kurangnya pembinaan dan pemberdayaan
terhadap penyandang cacat (disabilitas), penghuni panti jompo, panti asuhan anak,
panti kusta; kurangnya pemberdayaan terhadap kelompok usaha kreatif, karang
taruna dan tagana (taruna siaga bencana); minimnya bantuan sosial kebencanaan;
minimnya penanganan anak terlantar dan anak yang bermasalah hukum (ABH).

1.2. Urusan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar;


Bidang Tenaga Kerja, Problematika ketenagakerjaan di Provinsi Maluku
Utara, antara lain : Rendahnya Mutu dan Kompetensi Sumber Daya Manusia;
Rendahnya daya saing tenaga kerja disebabkan rendahnya mutu SDM, dimana mutu
SDM dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan dan tidak dimilikinya
kompetensi kerja dimana Belum link and match (masih output oriented belum job
oriented) antara dunia kerja dan dunia pendidikan; Minimnya
pendidikan/keterampilan kewirausahaan sehingga kurang mampu membuka
lapangan kerja; Masih tingginya angka pengangguran, setengah penganggur dan
pekerja paruh waktu; bertambahnya angkatan kerja dari desa ke daerah perkotaan;
Belum optimalnya pelayanan Informasi Pasar kerja di Daerah; Belum ada pegawai
pengantar kerja; Belum optimal dalam melakukan pendampingan kepada kelompok
binaan usaha; Lemahnya data ketenagakerjaan dan informasi pasar kerja; Tingkat
pengetahuan dan ketrampilan tenaga kerja masih relatif rendah; Terbatasnya
lapangan kerja dan kesempatan kerja bagi pencari kerja; Rasio sumber daya manusia
dalam penanganan masalah ketenagakerjaan belum sebanding dengan jumlah
permasalahan tenaga kerja yang ada; Hubungan industrial masih memiliki kendala,
di antaranya kondisi hubungan kerja yang harmonis di tempat kerja yang belum
sepenuhnya tercapai dan belum optimalnya peran, fungsi serta jumlah sarana-sarana
hubungan industrial yang sesungguhnya dapat dijadikan sebagai jembatan untuk
mencapai tujuan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan,
seperti: Peraturan Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja Bersama (PKB), Lembaga Kerja
Sama (LKS) Bipartit, Lembaga Kerja Sama (LKS) Tripartit, Peran SP dan SB
maupun asosiasi Pengusaha; Rendahnya peningkatan perlindungan kesejahteraan
pekerja. Hal ini terlihat dari : masih adanya pelanggaran dalam hubungan kerja, jam

BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 4-4│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

kerja/kerja lembur, upah lembur, cuti, pembayaran upah di bawah upah minimum,
penempatan tenaga kerja dalam negeri, kurangnya kepesertaan jaminan sosial tenaga
kerja, penggunaan tenaga kerja asing tanpa izin, jabatan tidak sesuai dan wilayah
kerja, kebebasan berserikat, masih ditemukannya pekerja anak pada Bentuk
Pekerjaan Terburuk untuk Anak (BPTA), dan perlakuan diskriminasi bagi pekerja
perempuan; Penerapan norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat
kerja masih belum optimal, sehingga budaya K3 belum menjadi budaya kerja di
perusahaan. Hal ini tercermin dari masih adanya kecelakaan kerja/penyakit akibat
kerja, peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan kerja di tempat kerja, belum
semua perusahaan yang pekerjanya lebih dari 100 orang atau risiko bahaya besar
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), dan
belum optimalnya lembaga pengujian K3.
Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Permasalahan
yang masih dijumpai terkait dengan pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak adalah : masih terdapat kekerasan terhadap perempuan dan anak baik terkait
fisik, seksual maupun emosional; minimnya upaya perlindungan bagi perempuan dan
dari berbagai tindak kekerasan, termasuk Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO),
belum terbangunnya sistem data dan informasi terkait kekerasan terhadap perempuan
dan anak (KtP/A); kurangnya komitmen pemangku kepentingan terkait serta
koordinasi antar K/L/SKPD dan antara pusat dengan daerah dalam pencegahan dan
penanganan KtP/A; belum optimalnya kerjasama antara pemerintah dengan
masyarakat dalam pencegahan dan penanganan KtP/A; tingginya angka perkawinan
anak (perkawinan dini) dan juga angka kelahiran pada usia 15-19 tahun; masih
terdapat kurangnya kesempatan pada anak perempuan untuk mendapatkan
pendidikan menengah dan tinggi; kurangnya keterwakilan perempuan di legislatif
maupun sebagai pengambil keputusan di Pemerintah; belum tercapainya akses
universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi dan hak reproduksi, yang
ditunjukkan melalui masih adanya Unmet Need pelayanan KB; masih minimnya
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi serta pemanfaatannya untuk
kegiatan-kegiatan pemberdayaan perempuan.
Bidang Pangan, Permasalahan ketahanan pangan di Provinsi Maluku Utara
adalah : ketersediaan pangan utama terutama kedelai, kacang tanah dan ubi jalar pada
kelompok pangan nabati serta daging pada pangan hewani; belum optimalnya
pengawasan dan pembinaan pangan, distribusi pangan, keamanan pangan serta
penganekaragaman konsumsi pangan; skor PPH yang belum ideal; fluktuasi harga
pangan; tingginya persentase daerah rawan pangan, daya beli masyarakat yang masih
rendah; masih dijumpai sistem pertanian pangan dengan biaya produksi yang tinggi
serta tidak diimbangi dengan kepastian produksi dan harga jual; Dinamika Penduduk
yang cukup tinggi mengakibatkan kebutuhan pangan terus meningkat, sementara
disisi lain, ketersediaan lahan garapan cenderung terus menurun karena degradasi,

BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 4-5│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

perluasan industri, perumahan, dan sektor-sektor lainnya (konversi lahan); faktor


kebiasaan penduduk yang hanya mengonsumsi jenis pangan tertentu, kurangnya
kesadaran penduduk dalam mengonsumsi pangan beragam, bergizi seimbang, dan
aman (B2SA) yang berbasis sumber pangan lokal; konversi lahan sawah belum dapat
diimbangi dengan laju pencetakan sawah baru; Degradasi air; Kurangnya investasi
bagi pengembangan infrastruktur terutama di perdesaan seperti jalan usahatani, jalan
produksi, pelabuhan yang dilengkapi dengan pergudangan, fasilitas pemasaran serta
terbatasnya prasarana usahatani yang sangat dibutuhkan masyarakat yang berdampak
pada penurunan kemampuan penyediaan pangan; Permasalan Gizi dan perubahan
gaya hidup terutama pola makan; hingga pada masih lemahnya manajemen
Organisasi Ketahanan Pangan.
Bidang Lingkungan Hidup, permasalahan antara lain: indeks kualitas air
meningkat dari tahun ke tahun dan berada diatas rata-rata nasional, tetapi memiliki
potensi mengalami penurunan, demikian pula halnya dengan indeks kualitas udara
yang meningkat dua tahun terakhir dan berada diatas rata-rata nasional, tetapi
memiliki potensi mengalami penurunan, serta indeks kualitas tutupan lahan
cenderung mengalami penurunan; belum optimalnya pemantauan kualitas
lingkungan.
Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Permasalahan yang dihadapi
dalam bidang pemerintahan dan pembangunan desa antara lain : Belum optimalnya
penyelenggaraan pemerintahan desa dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat sehingga memerlukan percepatan upaya penetaan kewenangan,
dukungan sarana prasarana guna peningkatan kapasitas perangkat pemerintahan desa
(kapasitas Badan Perwakilan Desa); Masih rendahnya peran lembaga
kemasyarakatan/LPM di desa dalam mendorong peran aktif masyarakat dalam
mengelolah program-program pembangunan. Hal ini juga disebabkan masih
rendahnya kemampuan SDM di pedesaan; belum optimalnya peran dan fungsi
lembaga adat sebagai sistem nilai sosial budaya kearifan lokal dalam kehidupan
bermasyarakat; Kurang berkembangnya Usaha Ekonomi Masyarakat di pedesaan
yang mengakibatkan rendahnya kondisi kehidupan ekonomi masyarakat sehingga
diperlukan upaya penguatan Usaha Ekonomi keluarga dan masyarakat; Belum
terbiasanya masyarakat mendayagunakan Teknologi Tepat Guna dalam mengelolah
usaha Ekonomi produktif; Belum optimalnya koordinasi lintas sektor pada
pelaksanaan program dan kegiatan dalam bidang pemberdayaan baik di tingkat
Provinsi maupun Kabupaten/Kota yakni dari sisi perencanaan, pelaksanaan,
monitoring, dan evaluasi program; masih rendahnya keterlibatan masyarakat
perdesaan dalam kegiatan ekonomi produktif; rendahnya kemampuan mengakses
kesempatan berusaha; kurangnya kesempatan ekonomi dan kesempatan berusaha,
disebabkan oleh terbatasnya kepemilikan produktif; lemahnya sumber daya modal
usaha, terbasatnya pasar dan informasi pasar, serta rendahnya tingkat kewirausahaan.

BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 4-6│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Perhubungan, Permasalahan yang dihadapi antara lain Jumlah arus


penumpang perhubungan laut berfluktuasi dalam lima tahun terakhir dan mengalami
penurunan dalam dua tahun terakhir; ketersediaan jaringan jalan belum didukung
dengan penyediaan layanan angkutan umum yang memadai; masih sering terjadi
kecelakaan lalulintas di jalan raya meskipun menunjukan tren penurunan; bongkar
muat di Pelabuhan dalam 5 (lima) tahun terakhir di dominasi ekspor sektor
pertambangan, sehingga tekanan pada sektor ini akan mempengaruhi kinerja
kepelabuhanan, dengan kata lain produksi di sektor lain belum di kelola secara
optimal; belum tersedianya Sistem aplikasi Online dalam upaya peningkatan kualitas
pelayanan transportasi publik yang terintegrasi dalam website pemerintah Provinsi
Maluku Utara; Keterbatasan sarana prasarana transportasi wilayah; Rendahnya
kesadaran pemilik kendaraan ADPB dalam membayar retribusi; Rendahnya tingkat
kelayakan armada; Terbatasanya rambu dan fasilitas keselamatan di jalan serta
banyaknya angkutan illegal; Belum terintegrasinya sistem transportasi wilayah;
angkutan umum yang melayani kepulauan provinsi masih terbatas; belum adanya
terminal yang memadai di Kota Sofifi sebagai tempat pertukaran moda transportasi;
Masih kurangnya rute lintas penyeberangan serta sarana prasarana; sarana prasarana
bandara perintis yang belum memadai; belum adanya bandara perintis di Pulau
Taliabu dan Pulau Obi, belum adanya bandara bertaraf internasional di Maluku
Utara; pengelolaan Bandara Babullah dan fungsi komersial Bandara Leo Wattimena
di Pulau Morotai Bandara Emalamo di Kao belum optimal; Kondisi fisik pelabuhan
dan fasilitas kepelabuhanan kurang memadai; Sebagai daerah kepulauan maka
sejumlah pelabuhan harus dibangun dan dikembangkan secara optimal di beberapa
titik di setiap kabupaten/kota untuk memudahkan akses dan konektivitas antar
wilayah dan antar pulau.
Bidang Komunikasi dan Informatika, Permasalahannya sebagai berikut :
Masih banyak penduduk yang belum terakses atau menggunakan komputer/
laptop/notebook; masih terdapat Desa/Kelurahan/SPT/UPT yang belum terlayani
jaringan telepon seluler; masih banyak penduduk yang belum terakses/menggunakan
teknologi komunikasi seluler; masih banyak penduduk yang belum terakses internet;
masih banyak Perangkat Daerah (PD) belum memanfaatkan teknologi informasi
untuk penyelenggaraan pemerintah daerah; belum ada perangkat daerah yang
menerapkan sertifakat elektronik, untuk menunjang percepatan pelayanan publik.
Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Permasalahan disebabkan
antara lain: Jumlah Koperasi Baru dan UMKM (wirausaha) setiap tahun masih relatif
kecil, belum maksimalnya manajemen usaha koperasi dan UMKM; Kontribusi
Koperasi dan UKM terhadap pertumbuhan ekonomi yang masih rendah; Terbatasnya
akses permodalan; Minimnya kapasitas SDM Koperasi dan UMKM yang handal;
Iklim usaha yang sepenuhnya belum mendukung pemberdayaan Koperasi dan
UMKM.

BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 4-7│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Penanaman Modal, Permasalahan yang dihadapi di Provinsi Maluku Utara


terkait dengan pengembangan investasi adalah : Kontibusi Pembentukan Modal
Tetap Bruto (PMTB) terhadap PDRB cenderung tidak stabil; Jumlah Investor PMA
dan PMDN setiap tahun masih relatif kurang; Belum optimal realisasi investasi PMA
dan PMDN; Penyerapan Tenaga Kerja masih terbatas; perlu penataan proses
perizinan; kurangnya kepastian hukum dan kepastian berusaha, serta jaminan
keamanan dalam bidang penanaman modal; Kurangnya promosi potensi daerah;
masih rendahnya daya saing.
Bidang Kepemudaan dan Olahraga, (1) Pembinaan olahraga yang belum
tertata secara baik, terintergrasi dan sistimatis, antara pendidikan olah raga di
lingkungan sekolah, masyarakat dengan olah raga prestasi; (2) masih minimnya
sarana, prasarana olahraga; (3) kurang intensifnya upaya pembinaan atlit; (4)
kurangnya insentif kepada para atlit yang berprestasi. (4) rendahnya pemberdayaan
pemuda.
Bidang Kebudayaan, Permasalahan kebudayaan adalah : sebagian besar
budaya Maluku Utara belum mendapat hak paten atau belum mendapat pengakuan
HAKI sebagai budaya Maluku Utara; potensi budaya lokal Maluku Utara masih
kurang mendapat perhatian dan masih kurang dipromosikan sebagai salah satu obyek
pariwisata yang diandalkan; masih kurangnya perhatian terhadap aneka kuliner khas
daerah, bahasa daerah, musik lokal dan kearifan lokal lainnya yang tumbuh di
masyarakat; rendahnya sarana dan parasaran serta media promosi seni dan budaya.
Bidang Perpustakaan dan Kearsipan, Permasalahan dibidang perpustakaan
dan kearsipan adalah : Sarana prasarana perpustakaan dan kearsipan yang belum
memadai; minimnya sumberdaya pengelola perpustakaan dan kearsipan yang handal;
rendahnya kualitas tata-kearsipan daerah; rendahnya minat baca masyarakat.

2. URUSAN PILIHAN
Bidang Kelautan dan Perikanan, Permasalahan pembangunan kelautan dan
perikanan yang harus tertangani secara baik dan komprehensif, antara lain :
Kontribusi Sub Sektor Perikanan terhadap PDRB 5 (lima) tahun terakhir relatif
masih kecil; Produksi Perikanan tangkap dan budidaya masih terbatas; Nilai Tukar
Nelayan masih Fluktuatif; Penyerapan Tenaga Kerja di sektor Kelautan-Perikanan
masih terbatas; Penyediaan Pasar Ikan yang belum merata; Belum optimalnya
pengelolaan ekosistem laut dan pesisir (terumbu karang, padang lamun dan lain-
lain); Akses permodalan bagi usaha bidang kelautan dan perikanan terbatas; Kondisi
sarana dan prasarana kelautan dan perikanan kurang optimal; masih adanya illegal
fishing dan unreported; kurangnya kelembagaan pengelola kawasan konservasi
perairan di daerah; rendahnya kesadaran masyarakat/publik tentang arti penting dan
nilai strategis sumber daya perikanan dan kelautan.

BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 4-8│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Pariwisata, Potensi Priwisata di Provinsi Maluku Utara terbilang


beraneka ragam, unik dan khas tetapi belum digarap dan dikembangkan secara
optimal. Permasalahan yang dihadapi antara lain : rata-rata lama menginap
wisatawan cenderung mengalami penurunan setiap tahun, namun masih berada di
atas rata-rata nasional; masih banyak potensi ODTW yang belum dikelola menuju
skala Nasional/Internasional; tingkat penghunian kamar cenderung tidak menentu,
secara keseluruhan berada dibawah 50%; Kunjungan wisatawan nusantara cenderung
fluktuatif dengan tingkat pertumbuhan tahun 2017 sebesar 7,99% dari tahun 2016
atau masih dibawah standar daerah sebesar 10% per tahun; Kunjungan wisatawan
mancanegara mengalami peningkatan setiap tahun namun masih dibawah target;
jumlah event pariwisata berskala nasional belum signifikan dibanding jumlah event
yang terdapat dalam kalender pariwisata daerah (34 event pada tahun 2018); Jumlah
biro perjalanan belum signifikan untuk menunjang pertumbuhan pariwisata;
Keberadaan kelompok komunitas kreatif di daerah cukup signifikan namun belum
dapat dukungan fasilitas yang memadai oleh pemerintah.
Bidang Pertanian, Permasalahan bidang pertanian mencakup antara lain :
Kontribusi Sub Sektor Tanaman Pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan
terhadap PDRB tidak stabil; Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB tidak
stabil; Minimnya tenaga kerja di sektor pertanian; Infrastruktur Irigasi belum
memadai; Selama 5 (lima) tahun terakhir Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami
fluktuasi; Akses dan ketersediaan input produksi masih terbatas; Infrastruktur jalan
ke sentra produksi belum memadai; tataniaga produk pertanain belum terkendali
dengan baik; tinginya alih fungsi lahan pertanian; rendahnya tingkat pendidikan
petani; Minat generasi mudah terhadap usaha pertanian yang semakin minim.
Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, Permasalahan bidang energi dan
sumber daya mineral adalah antara lain : masih terdapat kegiatan usaha
pertambangan tanpa izin; masih terdapat pemegang IUP yang belum patuh
melaporkan kegiatan usaha pertambangannya sesuai ketentuan; pemanfaatan energi
baru terbarukan untuk pembangkit listrik baik skala menengah maupun kecil masih
rendah; masih terdapat rumah tangga yang belum terlayani listrik; ketersediaan daya
listrik belum mencukupi kebutuhan; masih terdapat pemanfaatan air tanah tanpa izin;
belum ada usaha energi panas bumi yang beroperasi.
Bidang Perdagangan, Permasalahan bidang perdagangan antara laian :
Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB 5 (lima) tahun terakhir cenderung
fluktuatif; Ekspor masih didominasi sektor pertambangan (nikel dan feronikel); Ada
produk yang masih harus diimpor; Pembinaan terhadap Kelompok pedagang / usaha
informal (pedagang/usaha informal/eksportir) masih terbatas; masih minimnya
Penyerapan tenaga kerja; Keterbatasan tenaga fungsional dibidang perdagangan
dalam mengoptimalkan fungsi pelayanan penyuluhan kepada masyarakat maupun
kepada pelaku usaha; masih terbatasnya sarana prasarana perdagangan; Belum

BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 4-9│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

adanya pusat distribusi lokal; Masih adanya pungutan yang mengakibatkan ekonomi
biaya tinggi; belum terbangunnya sistem informasi pasar dan market intellejen yang
efektif; Lemahnya pengawasan ekspor-impor; Infrastruktur pendukung aktifitas
perdagangan belum memadai.
Bidang Perindustrian, permasalahan bidang perindustrian antara lain:
Kontribusi Industri Pengolahan terhadap PDRB masih terbatas; Laju pertumbuhan
Industri pengioahan masih fluktuatif; kontribusi sektor Industri terhadap PDRB
masih minim; pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang belum
stabil; pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil belum stabil;
minimnya penyerapan tenaga kerja lokal disektor industri; keterbatasan tenaga
fungsional dibidang industri dalam mengoptimalkan fungsi pelayanan penyuluhan
kepada masyarakat maupun kepada pelaku industri; daya saing mutu desain dan
produk industri yang belum maksimal; rendahnya kemampuan SDM pelaku industri;
Belum memadainya sarana penunjang industri; penerapan sistem dan mekanisme
kerja belum sepenuhnya diatur di dalam SPO yang baku.
Bidang Transmigrasi, Permasalahan bidang ketransmigrasian, antara lain:
minimnya sarana prasarana dasar di permukiman transmigrasi; Sertifikasi lahan yang
belum terselesaikan; Aksesibilitas ke kawasan permukiman yang belum memadai;
Lemahnya koordinasi lintas sektor terkait pembinaan sektor ketransmigrasian; Masih
terdapat luasan areal pencadangan yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk
pembangunan permukiman transmigrasi; adanya lahan transmigrasi yang telah
diokupasi oleh penduduk daerah sekitar kawasan transmigrasi; SDM yang masih
lemah dalam hal ketransmigrasian serta kurangnya data yang akurat dalam hal
pembangunan transmigrasi. Sementar itu terkait, permasalahan pembangunan daerah
tertinggal meliputi : Pendekatan pembangunan daerah tertinggal saat ini masih fokus
pada pendekatan sektoral hal ini ditunjukan dengan adanya distribusi kegiatan-
kegiatan oleh SKPD yang sering kali tumpang tindih (over lepping); Tersebar dan
terisolirnya wilayah-wilayah tertinggal akibat keterpencilan dan kelangkaan sarana
dan prasarana wilayah; Rendahnya kepemilikan, aksesibilitas, penguasaan dan
kemampuan pengelolaan terhadap sumberdaya produktif termasuk di dalamnya
kurang tersedianya lapangan pekerjaan, tingkat keterampilan masyarakat rendah,
sistem dan pola pertanian, perikanan dan perkebunan saat ini masih mengandalkan
cara-cara tradisional dengan produktivitas yang rendah; Rendahnya dukungan
infrastruktur ekonomi, sistem fiscal fasilitas dan insentif, termasuk didalamnya sulit
memperoleh modal usaha, akses pasar sulit, tingginya biaya transportasi, masih
timpangnya sarana prasarana dan aktivitas ekonomi di desa dan kawasan tertinggal;
serta masih banyaknya masyarakat miskin maupun desa-desa tertinggal.

3. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAN FUNGSI PENUNJANG URUSAN


PEMERINTAHAN

BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 4-10│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sekretariat Daerah, Permasalahan antara lain : Pelaksanaan reformasi


birokrasi belum dilakukan secara efektif; perlunya perubahan sikap dan tingkah laku
seluruh aparat pemerintah secara berkesinambungan; perlunya penataan
kelembagaan yang efisien dan tepat fungsi; (4) aspek ketatalaksanaan (SOP, SPM,
standar belanja umum, SPI) belum terinci secara jelas; rendahnya kapasitas sumber
daya aparatur yang profesional dan berkinerja tinggi; belum terlaksananya pelayanan
publik yang prima; belum optimalnya sinergintas dan koordinasi antar Perangkat
Daerah (PD), dunia usaha dan masyarakat dalam mewujudkan pemerintahan yang
baik dan pemerintahan yang bersih; Permasalahan tapal batas antar wilayah
administratif.
Bidang Perencanaan Pembangunan, permasalahan antara lain:
Permasalahan di bidang perencanaan pembangunan, antara lain: Minimnya Sumber
Daya Aparatur Perencana yang handal, serta belum terisinya formasi jabatan
fungsional perencana; belum optimalnya sinkronisasi antara rencana kerja
pembangunan dengan dokumen rencana tata ruang; belum otpimalnya koordinasi dan
sinkronisasi antara RPJMD, RKPD, dan dokumen perencanaan lainnya dengan
APBD; belum optimalnya koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan
antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota; belum terlaksananya pengendalian dan
evaluasi dokumen penganggaran kabupaten/kota; belum optimalnya pengendalian
dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah.
Keuangan dan Inspektorat, pengelolaan keuangan dan aset masih perlu
dioptimalkan dalam upaya mempertahankan WTP menurut opini BPK;
Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan, permasalahan antara lain:
Belum tersedianya sarana dan prasarana pendidikan dan latihan aparatur yang
representatif; terbatasnya tenaga widyaswara.
Penelitian dan Pengembangan, permasalahan antara lain : belum optimalnya
pemanfaatan hasil kelitbangan; belum optimalnya kapasitas kelembagaan penelitian
dan pengembangan Daerah; data dan informasi hasil kelitbangan belum dijadikan
sebagai rujukan kebijakan; belum optimalnya penyediaan dukungan dan alih
teknologi yang spesifik lokal; rendahnya jumlah hasil Inovasi dan belum
berkembangnya produk hasil olahan komoditas unggulan yang belum terpadu
terintegritas darihulu ke hilir; minimnya perengkat daerah (PD) yang difasilitasi
dalam penerapan inovasi daerah; minimnya fasilitasi penelitian pengembangan
wilayah; terbatasnya SDM Peneliti.

4.1.2 Penelaahan RPJPD Provinsi Maluku Utara Tahun 2005-2025

BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 4-11│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Dalam upaya menentukan isu-isu strategis daerah, maka arahan dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) menjadi sangat krusial, guna
menjaga kesinambungan dari suatu periode 5 (lima) tahun pemerintahan ke periode 5
(lima) tahun berikutnya. RPJPD Provinsi Maluku Utara Tahun 2005-2025
dilaksanakan dalam empat tahapan rencana pembangunan jangka menengah daerah
(RPJMD), yang masing-masing tahapan telah pula memuat rumusan indikatif arahan
prioritas kebijakan. Secara ringkas, tahapan pembangunan dan arahan dapat dilihat
pada Gambar berikut.

Mewujudkan Masyarakat Maluku Utara Yang Damai, Maju Mandiri, Adil


Dan Sejahtera Yang Berorientasi Sumberdaya Laut Dan Kepulauan

Misi
Pembangunan

2005 - 2009 2010 - 2014 2015 - 2019 2020-2024

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV


Penciptaan Pemantapan Pengembangan Penciptaan Daya
Iklim Saing Yang
Yang Kondusif Berkelanjutan

Gambar 4.1. Tahapan Pembangunan dan Arahan Kebijakan RPJPD 2005-2025


Sumber: RPJPD Provinsi Maluku Utara 2005-2025

RPJMD Provinsi Maluku Utara Tahun 2019-2024 masuk pada tahapan terakhir
periode RPJPD 2005-2025, atau Tahap IV: Penciptaan daya saing yang
berkelanjutan. Dimana arah kebijakan pembangunan tahapan ini adalah untuk
melanjutkan pembangunan pada periode sebelumnya dengan meletakkan dasar-dasar
pembangunan untuk membangun daya saing daerah melalui “pemerataan
pengembangan investasi sesuai keunggulan kompetitif masing-masing wilayah,
pemerataan pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana wilayah, serta
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya di tiap wilayah Kabupaten/Kota”.
4.1.3 Permasalahan Pembangunan dari Lingkungan Strategis Eksternal.

BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 4-12│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Permasalahan pembangunan dari lingkungan strategis eksternal yang dinilai


berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan Provinsi Maluku Utara, antara
lain:
1. Lingkungan Strategis Internasional (global)
1) Perubahan iklim global (global warning/climate change);
2) Pembangunan yang berorientasi SDGs (pasca MDGs);
3) Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST);
4) Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA);
5) Demokratisasi dan penguatan tuntutan hak asasi manusia;
6) Pengembangan energi baru dan terbarukan sebagai antisipasi krisis energi;
7) Tuntutan kualitas produksi yang ramah lingkungan pada pasar global;
8) Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang
mendororong interaksi jejaring ekonomi, sosial, politik dan IPTEK sangat
terbuka;
9) Adanya penyakit endemic HIV AIDS dengan fenomena gunung es;
10) Adanya praktek perdagangan narkoba dan obat-obatan psikotropika;
11) Wilayah perbatasan Negara di Laut Pasifik sebagai daerah rawan
perdagangan illegal, penyelundupan dan imigran gelap;
12) Tiga pusat perumbuhan dunia (Sidney, Tokyo, Los Angeles) serta peluang
Blok Perdagangan Internasional seperti AFTA, APEC, NAFTA, ACFTA,
dan WTO serta MEA 2015 (Asean Connectivity dan Asean Open SKY).
2. Lingkungan Strategis Nasional
1) Tuntutan pelaksanaan reformasi birokrasi;
2) Kerjasama antara pemerintah dan swasta yang di wujudkan dalam skema
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dan melalui skema
Pembiayaan Investasi Non Anggaran pemerintah (PINA);
3) Dominasi tenaga kerja asing pada pasar tenaga kerja domestik dan masih
rendahnya mutu tenaga kerja lokal;
4) Stabilitas harga pangan murah;
5) Dinamika pelaksanaan otonomi daerah dengan tuntutan pemekaran wilayah
sejumlah daerah;
6) Gerakan anti korupsi dan penegakan supremasi hukum;
7) Rendahnya daya saing, produktivitas dan nilai tambah produksi nasional;
8) Meningkatnya kekerasan terhadap perempuan dan anak;
9) Belum optimalnya pelaksanaan kawasan ekonomi khusus (KEK);
10) Ketimpangan pembangunan antara kawasan Indonesia bagian barat dan
timur;
11) Menurunnya daya dukung lingkungan.

BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 4-13│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

4.2. ISU-ISU STRATEGIS


Isu strategis pembangunan Provinsi Maluku Utara tahun 2019-2023 merupakan
aspek global dalam penentuan kebijakan umum pembangunan jangka menengah
berdasarkan permasalahan pembangunan. Berdasarkan analisa dan gambaran
permasalahan pada urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah serta
memperhatikan permasalahan lingkungan strategis internasional (global) maupun
nasional, selanjutnya dilakukan tahapan analisis guna mengidentifikasi isu-isu
strategis. Identifikasi dilakukan berkaitan dengan permasalahan yang memiliki
pengaruh terhadap pencapaian sasaran pembangunan global maupun nasional,
signifikan terhadap pembangunan daerah dan masyarakat, serta mempertimbangkan
janji politik yang hendak diwujudkan. Maka hasil dari analisis tersebut, terumuskan 5
(lima) isu strategis, yakni sebagai berikut :
Isu Strategis 1 : Kualitas pendidikan dan Kesehatan
Bahwa kualitas pendidikan dan kesehatan di Provinsi Maluku Utara yang
tercermin melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ternyata masih dalam
kategori sedang dan bahkan berada dibawah capaian Nasional. Dalam menghadapi
tantangan ke depan perlu memperhatikan akses pendidikan berkualitas yang
menjangkau semua penduduk, serta mengoptimalkan manajemen Guru, Pendidikan
Keguruan, dan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Cakupan akses
pendidikan memperlihatkan bahwa telah terjadi peningkatan partisipasi pendidikan
di Provinsi Maluku Utara yang ditunjukan melalui Harapan dan rata-rata Lama
Sekolah, Cakupan terbaik dapat dilihat pada Angka Partisipasi Pendidikan (APT)
yang terus meningkat, terutama pada jenjang pendidikan S1/DIV, Angka Partisipasi
Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada semua jenjang pendidikan,
yang cukup signifikan terutama pada jenjang pendidikan menengah yaitu
SMA/SMK/MA/sederajat. Namun demikian, masih terdapat siswa putus sekolah
pada semua jenjang pendidikan meskipun dengan cakupan yang rendah. Akses
masyarakat terhadap pelayanan pendidikan belum merata, yang ditunjukkan dengan
rasio Angka Partisipasi Murni (RAPM) antara perempuan dan laki-laki pada
berbagai jenjang pendidikan dan antarwilayah perkotaan/perdesaan. Sarana
prasarana pendidikan yang belum memadai, serta peningkatan kualitas guru, dosen,
dan tenaga kependidikan yang terus mengalami perbaikan yang ditandai dengan
meningkatnya persentase guru yang sudah tersertifikasi maupun kualifikasi
pendidikan. Upaya penting lainnya yakni terkait pendidikan vokasi yang berbasis
kharakteristik dan sumberdaya lokal dalam upaya melakukan perencanaan
penawaran tenaga kerja lokal, perluasan kesejahteraan tenaga pendidik baik negeri
maupun swasta dan bantuan operasional pendidikan perlu dikaji lebih lanjut dalam
rangka peningkatan kualitas mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan juga
perlu didorong khusus untuk wilayah-wilayah perbatasan, terluar, tertinggal dan
terisolir (3T).

BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 4-14│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sementara itu, pada sektor pembangunan kesehatan upaya untuk terus


melakukan yang terbaik terhadap pelayanan kesehatan guna mengakomodasi
kebutuhan jumlah penduduk yang kian bertambah. Terkendalanya akses masyarakat
terhadap fasilitas kesehatan akan berimplikasi pada berbagai masalah kesehatan.
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Balita (AKBa) masih
tinggi, sehingga harus dipastikan setiap persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan.
Kasus HIV/AIDS menunjukkan kecenderungan meningkat, meski prevalensi masih
dapat dipertahankan di bawah 0,1persen dari total populasi. Prevalensi tuberculosis
(TB) meningkat. Masih terdapat balita gizi buruk, gizi kurang, pendek dan sangat
pendek meskipun dengan cakupan yang terus menurun. Angka kelahiran total (Total
Fertility Rate/TFR) masih tinggi. Tenaga kesehatan yang didayagunakan di fasilitas
pelayanan kesehatan belum optimal, distribusi dan kualitas tenaga kesehatan belum
merata. Sarana prasarana kesehatan yang minim dan terbatas, belum semua desa
UCI, serta rendahnya akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi,
cakupan imunisasi hingga penjaminan kesehatan. Penanganan penyakit menular dan
tidak menular, meskipun dengan kemajuan yang signifikan dicapai dalam upaya
mengakhiri epidemi malaria dan DBD, yang terus menurun hingga 2017, serta upaya
yang tidak kalah penting terkait perubahan perilaku menuju Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS).
Perhatian lainnya terhadap isu ini di Provinsi Maluku Utara adalah penguatan
kebijakan dan Perundang-Undangan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Kaum
Perempuan, menghapus segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak,
tingginya ASFR/meningkatnya median usia kawin dan angka kelahiran pertama
perempuan, rendahnya partisipasi penuh dan efektif serta kesempatan yang sama
bagi perempuan untuk memimpin, tergambar dari cakupan keterwakilan perempuan
di DPR/DPRD/DPD serta perempuan yang menduduki jabatan penting di
Pemerintahan, masih terdapat Unmet Need pelayanan KB, rendahnya Pasangan Usia
Subur (PUS) yang ber-KB, serta rendahnya tingkat keterbukaan pasar kerja bagi
perempuan di sektor non pertanian, terlihat dari cakupan kontribusi perempuan
dalam pekerjaan upahan di sektor nonpertanian, maupun menurunnya tingkat
partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan. Serta upaya peningkatan prestasi
pemuda dan olahraga serta seni budaya.
Isu Strategis 2 : Pembangunan infrastruktur kewilayahan
Pembangunan infrastruktur kewilayahan dibutuhkan untuk mendukung
peningkatan akses dan kualitas infrastuktur jalan dan sumber daya air, peningkatan
kapabilitas jasa konstruksi daerah, serta optimalisasi dan sinkronisasi kebijakan
penataan ruang daerah maupun manajemen pelayanan angkutan laut, sarana dan
prasarana lalulintas serta angkutan jalan dan kepelabuhanan. Disamping itu, untuk
memenuhi penyediaan air minum, air bersih dan sanitasi serta optimalisasi
penyediaan rumah layak huni dan sarana prasarana dan utilitas perumahan dan

BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 4-15│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

kawasan permukiman, percepatan peningkatan layanan kelistrikan, penguatan riset


dan pengembangan, serta dukungan insentif dalam pemanfaatan energi baru
terbarukan.
Pembangunan infrastruktur kewilayahan juga dilakukan untuk mencegah
kerusakan dan peningkatan kualitas lingkungan hidup, baik kualitas air, udara,
kualitas tutupan lahan, maupun antisipasi, mitigasi, rehabilitasi kebencanaan dan
perubahan iklim, serta optimalisasi pengawasan dan penegakan hukum dalam
pengembangan sektor pertambangan, melakukan pembangunan dan rehabilitasi
jaringan irigasi/waduk/embung/situ/ bangunan penampung air lainnya, serta
konservasi terhadap kawasan sumber air, DAS, infrastruktur energi dalam upaya
mendukung ketahanan pangan, air dan energi. Disamping itu, dalam upaya
memadukan sarana dan prasarana (akses) ke daerah tujuan wisata, meningkatkan
partisipasi, kreatifitas, dan inovasi masyarakat dan dunia usaha dalam
mengembangkan ODTW, meningkatkan kerjasama dan sinergi antar pemangku
kepentingan, serta promosi pariwisata pada segmen pasar nasional maupun pasar
Internasional.
Pembangunan infrastruktur kewilayahan dilakukan untuk membangun sarana
dan prasarana Pemerintahan yang belum memadai, melakukan optimalisasi
pemanfaatan teknologi informasi dan penerapan persandian dalam penyelenggaraan
pemerintah daerah, sehingga dapat meningkatkan pelayanan publik.
Isu Strategis 3 : Pembangunan Ekonomi dan Pengelolaan Sumberdaya Alam
Kinerja perekonomian Provinsi Maluku Utara masih terus menunjukkan
kecenderungan meningkat dalam lima tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi
meningkat dari 6,36persen pada tahun 2013 menjadi 7,67persen pada 2017.
Pencapaian tersebut didorong oleh semakin membaiknya kondisi perekonomian
daerah dengan tingkat inflasi yang relatif rendah, serta PDRB per kapita yang
menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Namun demikian, pada beberapa
indikator pembangunan ekonomi lainnya, justru memperlihatkan tantangan besar
kedepan, diantaranya : terjadi penurunan pada tingkat partisipasi angkatan kerja
(TPAK); peningkatan tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada tahun 2017 maupun
persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, serta
kesenjangan/angka Koefisien Gini yang mengindikasikan kesenjangan
antarkelompok pendapatan, kesenjangan antarwilayah, dan kesenjangan kepemilikan
aset tanah. Demikian pula halnya dengan Ketahanan pangan daerah yang masih
bermasalah, terindikasi melalui masih adanya penduduk dengan angka kecukupan
energi (AKE) di bawah 1.400 kkal/kapita/hari (penduduk sangat rawan pangan),
serta kualitas konsumsi pangan masyarakat yang diukur dengan skor Pola Pangan
Harapan/PPH (Desirable Dietary Pattern) masih belum ideal. Produktivitas
pertanian juga perlu terus ditingkatkan, pengendalian konversi lahan produktif,
stabilitas harga pangan murah, belum optimalnya pengembangan dan penerapan

BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 4-16│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

produksi bersih, ekolabel, pengembangan dan penerapan efisiensi energi, industri


serta pariwisata ramah lingkungan. Selain itu, belum tertata dengan baiknya regulasi
dan pelayanan investasi yang memberi gairah pada tumbuhnya iklim usaha, stabilitas
keamanan wilayah, dan tata kelola pemerintahan yang belum memudahkan investasi
dan iklim usaha, serta lebih mengedepankan pemerataan aset dan akses
pembangunan, dengan memastikan bahwa semua kelompok masyarakat bisa terlibat
sepenuhnya dalam proses pembangunan.
Sementara itu, pengembangan kawasan industri serta sentra industri kecil dan
menengah diharapkan dapat mendukung upaya hilirisasi sumber daya alam untuk
mendorong pertumbuhan dan kontribusi PDRB industri pengolahan yang lebih
tinggi. Tentunya, dengan memperhatikan peran dari industri skala kecil dan
menengah (IKM), koperasi dan UMKM, serta industri kreatif inovatif berbasis
sumberdaya lokal dan teknologi (Iptek). Disamping itu, upaya terus dilakukan untuk
memerangi Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) fishing oleh karena
mempengaruhi jumlah produksi ikan, serta pengendalian dan penanganan illegal
activities (logging, hunting, encroaching), pencurian plasma nutfah, serta kebakaran
hutan dan lahan, meluasnya kerusakan kawasan hutan (deforestasi) maupun kawasan
konservasi.
Isu Strategis 4: Wilayah Perbatasan, Daerah Tertinggal dan Kawasan Khusus.
Bahwa penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(RZWP3K) dan Strategi Daerah (Strada) Pembangunan Daerah Perbatasan,
Tertinggal, Terpencil, dan Kawasan Khusus harus dioptimalkan dalam upaya
mempersiapkan kawasan tersebut untuk tumbuh dan berkembang. Pembangunan di
kawasan ini terisolasi dikarenakan belum terbangunnya infrastruktur ekonomi, sosial
dan budaya yang memadai, oleh karenanya memerlukan perhatian dan keberpihakan
yang besar dari pemerintah.
Isu Strategis 5 : Kehidupan sosial dan tatakelola pemerintahan.
Pelaksanaan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan belum optimal
yang berdampak pada masih rendahnya kualitas pelayanan publik. Kondisi ini
tergambar melalui rendahya skor Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) pada instansi pemerintah, pencapaian dalam bidang pencegahan dan
pemberantasan korupsi, Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan
Keuangan yang menjadi dasar penilaian akuntabilitas lembaga pemerintahan,
transparansi lembaga pemerintah diukur melalui kepatuhan terhadap pelaksanaan
undang-undang pelayanan publik. Reformasi dan tatakelola ini juga hendaknya
mampu menata kembali sistem pengelolaan keuangan pada Dinas PKAD Provinsi
Maluku Utara, maupun dengan mengakomodasi peran ke-litbangan untuk turut
menentukan arah dan strategi pembangunan melalui kajian dan litbang (research
based policy) serta penguatan lembaga sertifikasi pemerintah (LSP).

BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 4-17│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Reformasi dan tatakelola ini juga dilakukan guna mewujudkan kerjasama


pembangunan melalui revitalisasi kemitraan, mencakup kemitraan global, kemitraan
antara pemerintah dengan swasta, serta kemitraan antara pemerintah dengan
organisasi masyarakat sipil, terutama dalam mengatasi keterbatasan anggaran
pemerintah sebagai salah satu alternatif pembiayaan dalam pencapaian pelaksanaan
pembangunan di provinsi Maluku Utara. Disamping itu, penggunaan teknologi dan
informasi menjadi salah satu sarana pelaksanaan yang sangat penting untuk
pencapaian pelaksanaan pembangunan. Optimalisasi pemanfaatan teknologi
informasi dan penerapan persandian dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.
Kehidupan beragama dan lingkungan yang kondusif dan terjamin menjadi salah
satu penunjang keberhasilan pembangunan sosial. Kondisi ini tergambar melalui
penurunan bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak maupun kemanusiaan,
angka kematian dan angka kejahatan pembunuhan, serta peningkatan penanganan
pengaduan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Selain itu kebudayaan lokal,
khasanah warisan budaya, perlu dipatenkan untuk pemartabatan masyarakat Maluku
Utara yang majemuk.

BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 4-18│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

BAB 5
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Visi dan Misi RPJMD Provinsi Maluku Utara Tahun 2019-2024 dirumuskan
dan ditetapkan dengan mengacu dan memperhatikan dokumen-dokumen
perencanaan pembangunan terkait, seperti Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Provinsi Maluku Utara 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Maluku Utara, serta Agenda Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan – TPB
(Sustainable Development Goals – SDG’s). Dengan mempertimbangkan visi, misi,
sasaran pokok dan tahapan pembangunan jangka panjang daerah, potensi,
permasalahan, isu-isu strategis, peluang dan tantangan pembangunan, serta visi, misi
dan arah pembangunan jangka menengah nasional, maka dirumuskan visi, misi,
tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah daerah Provinsi Maluku Utara
tahun 2019- 2024 sebagaimana diuraikan berikut ini.

5.1. VISI
Visi pembangunan jangka menengah daerah pada dasarnya merupakan visi
Kepala daerah dan Wakil Kepala daerah terpilih yang menggambarkan arah
pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai (desired future)
dalam masa jabatan selama 5 (lima) tahun. Dengan mempertimbangkan berbagai
potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada di Provinsi Maluku
Utara, maka visi pembangunan jangka menengah daerah yang ingin dicapai dalam
periode 2019–2024 adalah:

“MALUKU UTARA SEJAHTERA”

Kata SEJAHTERA yang terkandung dalam visi tersebut adalah akronim dari
kata SEHAT dan CERDAS berbudaya (sumber daya manusianya), MAJU (infrastruktur
dan wilayahnya), AGAMIS DAN HARMONIS (masyarakatnya), TUMBUH EKONOMINYA
(secara inklusif dan berkelanjutan), serta REFORMIS DAN ADIL (pemerintahan dan
pelayanan publiknya) – sebagai tujuan akhir yang ingin dicapai. Adapun makna
SEJAHTERA, yaitu adanya peningkatan taraf hidup masyarakat yang lebih baik,
terwujudnya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang berkualitas untuk semua
melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan, yang bertumpu pada
sumber daya maritim (sektor kelautan perikanan dan pariwisata), sektor pertanian
dan perkebunan, dan industri pertambangan.

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5-1│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Penjabaran makna dari Visi pembangunan jangka menengah Provinsi Maluku


Utara Tahun 2019-2024 diuraikan sebagai berikut:
Maluku Utara Sehat dan Cerdas Berbudaya, mengandung arti mewujudkan
masyarakat yang sejahtera secara jasmani dan rohani maupun
sosial; berkualitas, unggul, amanah dan berdaya saing yang
menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, sehingga
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi, serta senantiasa mengapresiasi dan berupaya memperkaya
khasanah budaya, tradisi daerah dan kearifan lokal.
Maluku Utara Maju, mengandung arti menciptakan kemajuan pembangunan di
segala bidang dengan memperhatikan kondisi spasial
(kewilayahan); terwujudnya akselerasi pembangunan daerah
dengan memacu pembangunan infrastruktur, pertumbuhan/
perkembangan wilayah dan integrasi wilayah kepulauan, dalam
rangka mendukung tumbuh dan berkembangnya sektor-sektor
strategis dan potensial daerah;
Maluku Utara Agamis dan Harmonis, mengandung arti mewujudkan masyarakat
yang agamis dan sejahtera lahir dan bathin, yang penuh kedamaian
dan kasih sayang menurut tuntunan ajaran agama yang dianut dan
tata nilai lokal (local value); memiliki kesadaran akan
keberagamaan dan menempatkan nilai-nilai spiritualitas dalam
menangkal berbagai dampak pengaruh globalisasi dan modernitas;
mewujudkan keseimbangan yang elok antarelemen, antarsektor dan
antarwilayah serta antarlevel pemerintahan dengan memperkuat
koordinasi dan mengutamakan asas saling menghormati dan saling
menghargai dalam menyelesaikan setiap permasalahan dan kendala
pembangunan daerah, sehingga mendorong terciptanya Maluku
Utara yang aman dan damai.
Maluku Utara Tumbuh Ekonominya, mengandung arti mewujudkan pertumbuhan
ekonomi berkualitas dan inklusif yang menciptakan kesempatan
kerja lebih luas dan peningkatan pendapatan, pemerataan
pembangunan dan mengurangi kesenjangan, dengan tetap
mempertahankan daya dukung dan kualitas lingkungan hidup.
Maluku Utara Reformis dan Adil, mengandung arti mewujudkan keterbukaan akses
secara merata dan kesempatan yang sama dalam pelayanan publik,
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa; serta
mendorong prinsip persamaan hak dihadapan hukum dan
pemerintahan yang diarahkan pada penegakan supremasi hukum
dan perlindungan HAM.

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5-2│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

5.2. MISI
Rumusan misi merupakan penggambaran visi yang ingin dicapai dan
menguraikan upayaupaya apa yang harus dilakukan. Rumusan misi disusun untuk
memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin
dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi.
Rumusan misi disusun dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis,
baik eksternal dan internal yang mempengaruhi serta kekuatan, kelemahan, peluang
dan tantangan yang ada dalam pembangunan daerah.
Misi pembangunan jangka menengah disusun untuk memperjelas jalan atau
langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi. Dalam rangka
mewujudkan “Maluku Utara Sejahtera” sebagai visi pembangunan jangka menengah
Provinsi Maluku Utara Tahun 2019-2024, maka ditetapkan misi pembangunan
Maluku Utara Tahun 2019-2024, yaitu: 1) Membangun Sumber Daya Manusia yang
sehat, cerdas dan berbudaya; 2) Mengakselerasi pembangunan infrastruktur,
konektifitas dan pengembangan wilayah; 3) Membangun tatanan kehidupan
masyarakat yang agamis, aman, damai dan harmonis; 4) Membangun perekonomian
daerah yang inklusif dan berkualitas dengan orientasi pada nilai tambah dan
pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan; dan 5) Memantapkan tata kelola
pemerintahan yang lebih baik dan berkeadilan. Secara ilustratif, Gambar 5.1
menyajikan kerangka keselarasan antara Visi dan Misi RPJMD Provinsi Maluku
Utara Tahun 2019-2014.

Gambar 5.1. Kerangka Keselarasan Visi dan Misi RPJMD


Provinsi Maluku Utara 2019-2024

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5-3│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Penjabaran makna dari Misi pembangunan jangka menengah Provinsi Maluku


Utara Tahun 2019-2024 diuraikan sebagai berikut:
1) Membangun Sumber Daya Manusia yang Sehat, Cerdas dan Berbudaya
Kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat dan terdidik agar
mampu berkarya sangat menentukan keberhasilan pembangunan. Oleh
karena itu misi pertama ini merupakan salah satu pondasi utama dalam
mewujudkan keempat misi lainnya, yakni menyiapkan SDM Maluku Utara
yang sehat, cerdas, terdidik dan terampil dan berdaya saing tinggi agar
mampu berkarya dan berpartisipasi dalam proses dan percepatan
pembangunan di berbagai bidang.
2) Mengakselerasi Pembangunan Infrastruktur, Konektifitas dan
Pengembangan Wilayah
Misi ini merupakan penopang bagi perwujudan keempat misi lainnya. Misi
ini berupaya mewujudkan Maluku Utara sebagai daerah yang berdaya saing
melalui peningkatan kualitas dan kuantitas serta nilai manfaat infrastruktur
secara adil dan merata untuk mendukung kelancaran berbagai aktivitas
sosial ekonomi masyarakat, serta meningkatkan aksesibilitas ke daerah-
daerah perbatasan, daerah terluar, kepulauan dan terisolir.
3) Membangun Tatanan Kehidupan Masyarakat yang Agamis, Aman,
Damai dan Harmonis
Selain kesejahteraan lahir bathin masyarakat, misi ini merupakan payung
pelaksanaan keempat misi lainnya. Melalui tatanan kehidupan masyarakat
yang agamis, aman, damai dan harmonis diharapkan mampu mendorong
penciptaan iklim daerah yang kondusif untuk kelancaran pembangunan di
berbagai bidang.
4) Membangun Perekonomian Daerah yang Inklusif dan Berkualitas
dengan Orientasi pada Nilai Tambah dan Pengelolaan Sumber Daya
Alam Berkelanjutan
Misi ini merupakan kerangka acuan bagaimana keempat misi lainnya
dimanifestasikan, yakni melakukan berbagai kegiatan pembangunan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip inklusif yang
melibatkan seluruh pemangku peran dan masyarakat dengan manfaat yang
dapat diakses oleh semua, dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan.
5) Memantapkan Tatakelola Pemerintahan yang Lebih Baik dan
Berkeadilan
Rancangan keberhasilan seluruh misi pembangunan jangka menengah
Provinsi Maluku Utara Tahun 2019-2024 sangat ditentukan oleh misi ini.
Misi ini mengusung peningkatan reformasi birokrasi dan penyelenggaraan
pemerintahan yang efektif, bersih, jujur, transparan dan akuntabel yang
didukung oleh sumber daya aparatur yang profesional dan sistem
kelembagaan yang efektif dan efisien, serta menjamin kesetaraan dan
keadilan bagi semua pihak.

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5-4│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

5.2.1. Keselarasan Misi RPJMD dengan RPJPD


Dalam rangka kebersinambungan perencanaan pembangunan daerah, maka
keselarasan antara Misi RPJMD Provinsi Maluku Utara Tahun 2019-2024 dengan
RPJPD Provinsi Maluku Utara 2005-2025 dapat dijelaskan sebagaimana ilustrasi
tersaji pada Gambar 5.2.

Gambar 5.2. Kerangka Keselarasan Misi RPJMD Provinsi Maluku Utara


2019-2024 dengan Tahapan Pembangunan RPJPD Provinsi Maluku Utara 2005-2025

RPJMD Provinsi Maluku Utara 2019-2024 merupakan bagian RPJPD Provinsi


Maluku Utara 2005–2025, khususnya dalam mengisi ruang perencanaan
pembangunan Tahap Keempat atau Tahap Penciptaan Daya Saing Berkelanjutan
(2019-2024). Namun permasalahan dan isu-isu strategis pasca berakhirnya RPJMD
Provinsi Maluku Utara 2014-2019 tentunya patut menjadi perhatian. Dalam konteks
ini RPJMD Provinsi Maluku Utara juga diharapkan dapat menjawab tantangan dan
permasalahan-permasalahan pada tahapan-tahapaan sebelumnya yang belum dapat
dicapai dan/atau terus mempertahankan dan meningkatkan pencapaian-pencapaian
yang telah diraih, seperti pada Tahap Pertama (Penciptaan Iklim yang Kondusif),
Tahap Kedua (Pemantapan). RPJPD Tahap Ketiga atau Tahap Pengembangan yang
telah berlalu, diarahkan pada pengembangan investasi dan pemasaran komoditas
unggulan, pengembangan infrastruktur dan sarana prasarana, pengembangan tata
kehidupan sosial budaya masyarakat yang mendukung pelaksanaan pembangunan,
pengembangan SDM yang semakin berkualitas serta peningkatan penguasaan dan
pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Capaian-capaian pada
tahapan ketiga akan terus dipertahankan dan ditingkatkan. Adapun kendala-kendala
dan tantangan pada Tahap Ketiga perlu diselesaikan pada Tahap Keempat. Dengan
demikian maka RPJMD Provinsi Maluku Utara 2019-2024 diharapkan mampu
mewujudkan upaya penciptaan daya saing secara berkelanjutan melalui upaya
menciptakan SDM yang berdaya saing dengan penguasaan iptek, penyediaan
infrastruktur sosial dan ekonomi guna mendukung peningkatan daya saing daerah,
serta pembangunan perekonomian daerah dengan orientasi pada nilai tambah dan
pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5-5│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

5.2.2. Keselarasan Misi RPJMD dengan RPJMN


Sebagai satu kesatuan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka
Misi RPJMD Provinsi Maluku Utara Tahun 2019-2014 tidak terlepas dari Misi
RPJMN. Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan RPJMN periode
2015-2019. Kementerian PPN/Bappenas telah menyusun Rancangan Teknokratik
RPJMN 2020-2024 dengan berpedoman pada Tahap Keempat Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025. Dalam hal ini
sasaran pokok RPJPN Tahap Keempat (2020-2024), adalah “Mewujudkan
masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan
pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur
perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah
yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing”.
Melalui kata-kata kunci yang terdapat dalam pernyataan tersebut maka
keterkaitan antara Visi Misi RPJMD Provinsi Maluku Utara Tahun 2019-2024
dengan Visi dan Misi RPJMN 2019-2024 dapat dideskripsikan sebagaimana ilustrasi
pada Gambar 5.3.

Sehat dan Cerdas MISI-1 Mewujudkan masyarakat


Berbudaya Indonesia yang mandiri, maju,
adil, dan makmur
Maju MISI-2

Agamis dan Terbangunnya struktur


MISI-3
MALUKU UTARA Harmonis perekonomian yang kokoh
SEJAHTERA berlandaskan keunggulan
kompetitif di berbagai wilayah
Tumbuh
MISI-4
Ekonominya

Reformis dan Adil MISI-5 SDM berkualitas dan berdaya


saing

Gambar 5.3. Keselarasan antara Misi RPJMD Provinsi Maluku Utara


2019-2024 dengan RPJMN 2019-2024

5.2.3. Keselarasan Misi RPJMD SDGs


Penerapan SDGs atau TPB (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) di Indonesia
telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017. Dalam Perpres
menguraikan 17 tujuan dari implementasi SDGs yang mana termasuk dalam sasaran
nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-
2019 di Indonesia. Sehubungan dengan itu maka penerapan SDGs dalam RPJMD
Provinsi Maluku Utara 2019-2024 diselaraskan dengan lima misi pembangunan
sebagaimana tersaji dalam Tabel 5.1.

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5-6│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 5.1. Keselarasan antara Misi RPJMD Provinsi Maluku Utara 2019-2024 dengan SDGs
Misi RPJMD
Tujuan SDGs
Misi 1 Misi 2 Misi 3 Misi 4 Misi 5
Tanpa Kemiskinan : Mengakhiri Kemiskinan dalam
X segala bentuk dimanapun
Tanpa Kelaparan: Menghilangkan kelaparan, mencapai
ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan
X X pertanian perkelanjutan
Kehidupan Sehat dan Sejahtera: Menjamin kehidupan
yang sehat dan meningkatkan Kesejahteraan seluruh
X penduduk semua usia
Pendidikan Berkualitas: Menjamin Kualitas Pendidikan
yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan
X Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua
Kesetaraan Gender: Mencapai Kesetaraan Gender dan
X Memberdayakan Kaum Perempuan
Air Bersih dan Sanitasi Layak: Menjamin Ketersediaan
serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi yang
X Berkelanjutan untuk Semua
Energi Bersih dan Terjangkau: Menjamin Akses Energi
yg Terjangkau, Andal, Berkelanjutan dan Modern utk
X Semua
Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi:
Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja yang Produktif dan
X Menyeluruh, serta Pekerjaan yang Layak untuk Semua
Industri, Inovasi, dan Infrastruktur: Membangun
Infrastruktur yang Tangguh, Meningkatkan Industri
X Inklusif dan Berkelanjutan, serta Mendorong Inovasi
Berkurangnya Kesenjangan: Mengurangi Kesenjangan
X X Intra- dan Antar Negara
Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan:
Menjadikan Kota dan Permukiman Inklusif, Aman,
X Tangguh, dan Berkelanjutan
Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab:
X Menjamin Pola Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjutan
Penanganan Perubahan Iklim: Mengambil Tindakan
X Cepat untuk Mengatasi Perubahan Iklim dan Dampaknya
Ekosistem Laut: Melestarikan dan Memanfaatkan Secara
Berkelanjutan Sumber Daya Kelautan dan Samudera untuk
X Pembangunan Berkelanjutan
Ekosistem Daratan: Melindungi, Merestorasi, dan
Meningkatkan Pemanfaatan Berkelanjutan Ekosistem
Daratan, Mengelola Hutan Secara Lestari, Menghentikan
Penggurunan, Memulihkan Degradasi Lahan, serta
X Menghentikan Kehilangan Keanekaragaman Hayati
Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang
Tangguh: Menguatkan Masyarakat yang Inklusif dan
Damai untuk Pembangunan Berkelanjutan, Menyediakan
Akses Keadilan untuk Semua, Kelembagaan yang Efektif,
X Akuntabel, dan Inklusif di Semua Tingkatan
Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan: Menguatkan
Sarana Pelaksanaan dan Merevitalisasi Kemitraan Global
X untuk Pembangunan Berkelanjutan

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5-7│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

5.3. TUJUAN DAN SASARAN


Tujuan adalah suatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun, sedangkan sasaran pembangunan disusun untuk mencapai
tujuan strategis masing-masing misi yang menunjukkan kinerja pembangunan
daerah secara keseluruhan dan selanjutnya menjadi dasar penetapan program dan
kegiatan prioritas pembangunan Provinsi Maluku Utara 2019-2024. Pernyataan
tujuan yang telah dirumuskan, selanjutnya dijabarkan ke dalam sasaran- sasaran
strategis. Sasaran merupakan rumusan kondisi yang menggambarkan tercapainya
tujuan, yaitu berupa hasil pembangunan daerah yang diperoleh dari pencapaian hasil
(outcome) dari pelaksanaan program-program perangkat daerah. Sasaran RPJMD
selain menerjemahkan tujuan dari visi dan misi kepala daerah/wakil kepala daerah
terpilih, juga berisi sasaran pokok RPJPD periode berkenaan, dalam hal ini tahapan
keempat RPJPD Provinsi Maluku Utara 2005-2025. Dari perspektif tersebut maka
pelaksanaan visi dan misi pembangunan RPJMD Provinsi Maluku Utara 2019-2024
diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran, meliputi:
TUJUAN 1 – Mewujudkan manusia yang sehat, cerdas, produktif dan berbudaya,
dengan indikator:
 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (naik)
Sasaran:
1) Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, dengan indikator:
 Angka Harapan Hidup (naik)
 Angka Kematian Ibu (turun)
 Angka Kematian Bayi (turun)
2) Meningkatnya taraf pendidikan dan kesempatan belajar masyarakat,
dengan indikator:
 Rerata Lama Sekolah (naik)
 Harapan Lama Sekolah (naik)
3) Meningkatnya peran pemuda dalam pembangunan, dengan indikator:
 Tingkat partisipasi dan peran pemuda dalam pembangunan (naik)
4) Meningkatnya apresiasi kebudayaan daerah, dengan indikator:
 Tingkat apresiasi warisan budaya daerah (naik)
TUJUAN 2 – Menghadirkan infrastruktur untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat dan kemajuan wilayah, dengan indikator:
 Indeks Ketimpangan Wilayah (turun)
Sasaran:
1) Meningkatnya akses infrastruktur dasar dan lingkungan hunian layak,
dengan indikator:
 Tingkat keterjangkauan infrastruktur dasar dan lingkungan hunian
layak (naik)

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5-8│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2) Meningkatnya konektifitas yang mendorong integrasi dan daya saing


wilayah, dengan indikator:
 Tingkat pemerataan prasarana dan sarana penunjang konektifitas
wilayah (naik)
TUJUAN 3 – Memajukan peran agama sebagai landasan spiritual, moral dan etik
masyarakat yang mendorong suasana kehidupan yang aman, damai dan
harmonis, dengan indikator:
 Indeks Kerukunan Umat Beragama (naik)
Sasaran:
1) Meningkatnya kesalehan yang mendorong hadirnya empati, toleransi
dan solidaritas sosial serta sikap demokratis dalam menghadapi
perbedaan, dengan indikator:
 Indeks Demokrasi Maluku Utara (naik)
2) Terpeliharanya ketenteraman dan ketertiban di lingkungan masyarakat,
dengan indikator:
 Persentase Desa/Kelurahan rawan konflik sosial (turun)
TUJUAN 4 – Mewujudkan perekonomian berdaya saing yang memberikan
kesejahteraan bagi semua secara berkelanjutan, dengan indikator:
 Laju pertumbuhan ekonomi (naik)
 Tingkat inflasi (terkendali)
 Indeks Rasio Gini (turun)
Sasaran:
1) Meningkatnya daya saing petani/nelayan dan menguatnya ketahanan
pangan masyarakat, dengan indikator:
 Nilai Tukar Petani (NTP) (naik)
 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi (naik)
2) Meningkatnya investasi dan daya saing pengelolaan sumber daya
strategis potensi unggulan yang memperluas kesempatan kerja, dengan
indikator:
 Perkembangan realisasi investasi berskalan nasional (PMDN/PMA)
(naik)
 Perkembangan ekspor (naik)
 Kenaikan/penurunan kunjungan wisatawan mancanegara (naik)
 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (turun)
3) Meningkatnya pembangunan ekonomi inklusif yang memandirikan
mayarakat, dengan indikator:
 Pengeluaran per kapita/Tahun (naik)
 Tingkat kemiskinan (turun)

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5-9│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

4) Meningkatkan daya dukung dan fungsi lingkungan hidup serta


perlindungan ekosistem, dengan indikator:
 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (terkendali)
TUJUAN 5 – Mewujudkan pemerintah yang efisien, efektif, transparan,
akuntabel, inovatif dan menjamin kesetaraan, dengan indikator:
 Tingkat Kemantapan Tata Kelola Pemerintahan (naik)
 Indeks Pembangunan Gender (IPG) (naik)
Sasaran:
1) Meningkatnya kapasitas dan kualitas perencanaan, kerjasama, dan
sinergi penyelenggaraan pembangunan daerah, dengan indikator:
 Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(EKPPD) (naik)
 Level Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) (naik)
2) Meningkatnya transparansi, akuntabilitas kinerja serta kualitas
pengelolaan keuangan dan pelayanan publik pemerintah daerah, dengan
indikator:
 Predikat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
(naik)
 Predikat Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) (tetap
dipertahankan)
 Tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan publik pemerintah
daerah (naik)
3) Meningkatnya peran dan keberdayaan perempuan dalam pembangunan
daerah, dengan indikator:
 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) (naik).

Dari uraian di atas maka RPJMD Provinsi Maluku Utara 2019-2024 dalam
rangka mewujudkan Visi dan Misinya, mengusung 5 (lima) tujuan dan 15 sasaran
serta 33 indikator sebagai “proxy” untuk mengukur keberhasilannya. Indikator-
indikator tersebut selenjutnya akan menjadi indikator-indikator kinerja utama yang
merepresentasikan keberhasilan visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur. Visi,
misi, tujuan dan sasaran yang disertai indikator dan target capaiannnya dalam 5
(lima) tahun disajikan dalam Tabel 5.1.

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5-10│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 5.2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Provinsi Maluku Utara Tahun 2019-2024

Visi : Maluku Utara Sejahtera


Misi/Tujuan/Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
(Tujuan/Impact) Awal RPJMD Kinerja pada
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Akhir Periode
RPJMD
Misi 1 – Membangun Sumber Daya Manusia yang Sehat,
Cerdas dan Berbudaya
Tujuan 1 : Mewujudkan Indeks Pembangunan Indeks 67,20 67,76 68,00 68,65 69,30 69,95 70,60 71,25 71,25
manusia yang sehat, Manusia (IPM)
cerdas, produktif dan
berbudaya
Sasaran 1: Angka Usia Harapan Tahun 67,54 67,8 68,06 68,32 68,58 68,84 69,10 69,36 69,36
Meningkatnya derajat Hidup
kesehatan masyarakat Angka Kematian Ibu Per 100.000 382 357 329 301 273 245 217 189 189
KH
Angka Kematian Per 1.000 16 15 15 15 14 14 13 13 13
Bayi KH
Sasaran 2: Angka Rerata Lama Tahun 9,39 8,72 9,27 9,81 10,36 10,91 11,45 12,0 12,0
Meningkatnya taraf Sekolah
pendidikan dan Angka Harapan Lama Tahun 13,56 13,62 13,85 14,08 14,31 14,54 14,77 15,0 15,0
kesempatan belajar Sekolah
masyarakat
Sasaran 3: Tingkat partisipasi % 70,55 72,79 73,81 74,81 75,80 76,79 77,77 78,74 78,7
Meningkatnya peran dan peran pemuda
pemuda dalam dalam pembangunan
pembangunan
Sasaran 4: Tingkat apresiasi Mata Budaya 8 10 11 12 13 14 15 16 16
Meningkatnya apresiasi warisan budaya
kebudayaan daerah daerah

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5-11│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
(Tujuan/Impact) Awal RPJMD Kinerja pada
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Akhir Periode
RPJMD
Misi 2 – Mengakselerasi Pembangunan Infrastruktur,
Konektifitas dan Pengembangan Wilayah
Tujuan 2: Indeks Ketimpangan Indeks 0,266 0,266* 0,263 0,261 0,258 0,255 0,253 0,250 0,250
Menghadirkan Wilayah
infrastruktur untuk
meningkatkan kualitas
hidup masyarakat dan
kemajuan wilayah
Sasaran 1: Tingkat % 77,07 78,24 79,96 81,66 83,34 85,00 86,64 88,27 88,27
Meningkatnya akses keterjangkauan
infrastruktur dasar dan infrastruktur dasar
lingkungan hunian layak dan lingkungan
hunian layak
Sasaran 2: Tingkat pemerataan % 25,92 30,11 33,42 36,74 40,05 43,37 46,68 50,00 50,00
Meningkatnya prasarana dan sarana
konektifitas yang penunjang
mendorong integrasi dan konektifitas wilayah
daya saing wilayah
Misi 3 – Membangun Tatanan Kehidupan Masyarakat yang
Agamis, Aman, Damai dan Harmonis
Tujuan 3: Memajukan Indeks Kerukunan Indeks 66,8 66,8* >67,5 >67,5 >67,5 >67,5 >67,5 >67,5 >67,5
peran agama sebagai Umat Beragama
landasan spiritual, moral
dan etik masyarakat
yang mendorong
suasana kehidupan yang
aman, damai dan
harmonis

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5-12│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
(Tujuan/Impact) Awal RPJMD Kinerja pada
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Akhir Periode
RPJMD
Sasaran 1: Indeks Demokrasi Indeks 70,73 70,73* >72,5 >72,5 >72,5 >72,5 >72,5 >72,5 >72,5
Meningkatnya kesalehan
yang mendorong
hadirnya empati,
toleransi dan solidaritas
sosial serta sikap
demokratis dalam
menghadapi perbedaan
Sasaran 2: Persentase % 13,7 13,7* <13 <10 <10 <10 <10 <10 <10
Terpeliharanya Desa/Kelurahan
ketenteraman dan rawan konflik sosial
ketertiban di lingkungan
masyarakat
Misi 4 – Membangun Perekonomian Daerah yang Inklusif
dan Berkualitas dengan Orientasi pada Nilai Tambah dan
Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan
Tujuan 4: Mewujudkan Laju pertumbuhan % 7,67 7,92 7,6-8,1 7,6-8,1 7,6-8,1 7,6-8,1 7,6-8,1 7,6-8,1 7,6-8,1
perekonomian berdaya ekonomi
saing yang memberikan Tingkat inflasi % 1,97 4,12 1,9-3,4 1,9-3,4 1,9-3,4 1,9-3,4 1,9-3,4 1,9-3,4 1,9-3,4
kesejahteraan bagi
semua secara Indeks Rasio Gini Indeks 0,317 0,328 0,319 0,310 0,302 0,293 0,284 0,275 0,275
berkelanjutan
Sasaran 1: Nilai Tukar Petani Nilai 101,20 96,13 >100 >100 >100 >100 >100 >100 >100
Meningkatnya daya Skor Pola Pangan Skor 79,2 79,2* >80 >80 >80 >80 >80 >80 >80
saing petani/nelayan dan Harapan (PPH)
menguatnya ketahanan
pangan masyarakat

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5-13│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
(Tujuan/Impact) Awal RPJMD Kinerja pada
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Akhir Periode
RPJMD
Sasaran 2: Perkembangan
Meningkatnya investasi realisasi investasi
dan daya saing berskala nasional
pengelolaan sumber (PMA/PMDN)
daya strategis dan a. PMA Juta US$ 228,10 362,79 >100 >100 >100 >100 >100 >100 >100
potensi unggulan yang
memperluas kesempatan b. PMDN Rp. Trilyun 1,151 2,276 >1,000 >1,000 >1,000 >1,000 >1,000 >1,000 >1,000
kerja Perkembangan
ekspor
a. Ekspor Juta US$ 272,09 676,20 743,818 818,2 900,0 990,0 1.089 1.198 1.198
Pertambangan
b. Ekspor Non Juta US$ 0,37 4,08 4,49 6,73 10,77 18,30 32,94 62,59 62,59
pertambangan
c. Net eskpor antar Rp. Trilyun -5,758 -8,977 - - + + + + +
daerah
Kenaikan/penurunan % -28,25 3,65 25,0 50,0 50,0 50,0 50,0 50,0 50,0
kunjungan wisatawan
mancanegara
Tingkat % 5,33 4,77 <5,0 <5,0 <5,0 <5,0 <5,0 <5,0 <5,0
pengangguran
terbuka
Sasaran 3: Pengeluaran per Rp. 7.792 7.980 8.180 8.384 8.594 8.808 9.029 9.254 9.254
Meningkatnya Kapita/Tahun
pembangunan ekonomi Tingkat kemiskinan % 6,35 6,62 <6,0 <6,0 <6,0 <6,0 <6,0 <6,0 <6,0
inklusif yang
memandirikan
mayarakat

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5-14│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
(Tujuan/Impact) Awal RPJMD Kinerja pada
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Akhir Periode
RPJMD
Sasaran 4: Indeks Kualitas Indeks 74,55 74,55* 70-75 70-75 70-75 70-75 70-75 70-75 70-75
Meningkatkan daya Lingkungan Hidup
dukung dan fungsi
lingkungan hidup serta
perlindungan ekosistem
Misi 5 – Memantapkan Tatakelola Pemerintahan yang Lebih
Baik dan Berkeadilan
Tujuan: Mewujudkan Tingkat Kemantapan % 68,14 68,14* >70 >75 >75 >75 >80 >80 >80
pemerintah yang efisien, Tata Kelola
efektif, transparan, Pemerintahan
akuntabel, inovatif dan Indeks Pembangunan Indeks 89,15 89,15* >89 >89 >89 >89 >89 >89 >89
menjamin kesetaraan Gender (IPG)
Sasaran 1: Nilai Evaluasi Skor 2,412 2,412* 2,552 2,691 2,831 2,971 3,110 3,250 3,25
Meningkatnya kapasitas Kinerja
dan kualitas Penyelenggaraan
perencanaan, kerjasama, Pemerintahan Daerah
dan sinergi (EKPPD)
penyelenggaraan
pembangunan daerah
Sasaran 2: Predikat Sistem Nilai B B B B A A A AA AA
Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja
akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah
serta kualitas (SAKIP)
pengelolaan keuangan Predikat Laporan Opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
dan pelayanan publik Keuangan
pemerintah daerah Pemerintah Daerah
(LKPD)

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5-15│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
(Tujuan/Impact) Awal RPJMD Kinerja pada
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Akhir Periode
RPJMD
Tingkat kepuasan % n/a n/a >70 >75 >80 >80 >80 >80 >80
masyarakat atas
pelayanan publik
pemerintah daerah
Sasaran 3: Indeks Pemberdayaan Indeks 70,31 70,31* >70 >70 >70 >70 >70 >70 >70
Meningkatnya peran dan Gender (IDG)
keberdayaan perempuan
dalam pembangunan
daerah

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5-16│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

BAB 6
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan kebijakan pembangunan yang


komprehensif untuk mencapai tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Maluku Utara
2019-2024 secara efektif dan efisien. Strategi pembangunan merupakan pernyataan
yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya
diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan. Oleh karena itu, strategi diturunkan
dalam sejumlah arah kebijakan dan program pembangunan operasional dari upaya-
upaya nyata dalam mewujudkan visi pembangunan daerah. Strategi pembangunan
dilaksanakan melalui analisis lingkungan strategis internal dan analisis lingkungan
strategis eksternal dengan mengidentifikasikan kekuatan (strength), kelemahan
(weaknesses), kesempatan (opportunity), dan ancaman (threat). Strategi akan
memaksimalkan kekuatan dan peluang, dan sekaligus dapat meminimalkan
kelemahan dan ancaman yang ada. Arah Kebijakan adalah rumusan kerangka kerja
untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan dan mengantisipasi isu strategis
daerah yang dilaksanakan secara bertahap sebagai penjabaran strategi. Arah
kebijakan merupakan pengejawantahan dari strategi pembangunan daerah yang
difokuskan pada prioritas-prioritas pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan.
Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi sehingga memiliki fokus
serta sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya.
Strategi dan arah kebijakan dalam RPJMD ini digunakan sebagai sarana bagi
seluruh Perangkat Daerah dalam melakukan transformasi, reformasi, dan perbaikan
kinerja daerah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, melalui program-
program pembangunan. Perencanaan komprehensif disusun dengan menyelaraskan
antara antara apa yang akan dicapai dengan berbagai identifikasi permasalahan dan
isu strategis pembangunan daerah dengan mengagendakan berbagai kebijakan
pembangunan yang mendukung dan menciptakan perbaikan layanan kepada
masyarakat. Salah satu poin penting dalam aktivitas tersebut adalah peningkatan
kinerja dan kapasitas birokrasi, sistem manajemen, dan pemanfaatan teknologi
informasi sehingga pembangunan daerah secara merata dan berkeadilan ke seluruh
masyarakat dapat terwujud. Melalui pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan
dan hasil-hasil pembangunan secara berkala terhadap RPJMD, maka strategi, arah
kebijakan dan program dapat diperbaiki untuk meningkatkan efektivitasnya dalam
mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran jangka menengah.

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-1│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

6.1. STRATEGI
Strategi diturunkan dari tujuan dan sasaran-sasaran strategis pembangunan
jangka menengah Provinsi Maluku Utara 2019-2024, yang dimanifestasikan dari Visi
dan Misi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah terpilih. Tabel 6.1 menyajikan
strategi-strategi dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan jangka
menengah yang ditetapkan.

Tabel 6.1. Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Provinsi Maluku Utara Tahun 2019-2024

Tujuan Sasaran Strategi Lead Urusan


Misi 1 – Membangun Sumber Daya Manusia yang Sehat, Cerdas dan Berbudaya
Mewujudkan Meningkatnya derajat Meningkatkan upaya promotif dan Kesehatan;
manusia yang kesehatan masyarakat preventif kesehatan, pemenuhan Pengendalian
sehat, cerdas, akses pelayanan kesehatan Ibu, Penduduk &
produktif dan Anak, Remaja, dan Lanjut Usia KB
berbudaya yang berkualitas, perbaikan gizi
masyarakat
Meningkatkan efektifitas
pencegahan dan pengendalian
penyakit menular/tidak menular
Meningkatkan akses pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan yang
responif & bermutu, serta
kepesertaan jaminan kesehatan
masyarakat
Meningkatkan ketersediaan,
penyebaran, dan mutu SDM
Kesehatan termasuk obat- obatan
dan vaksin dasar yang aman,
efektif, berkualitas, dan
terjangkau
Meningkatkan akses terhadap
informasi kesehatan seksual dan
reproduksi termasuk keluarga
berencana untuk pertumbuhan
penduduk dan keluarga
berkualitas
Meningkatnya taraf Meningkatkan budaya baca dan Pendidikan;
pendidikan dan kemampuan literasi masyarakat Perpustakaan
kesempatan belajar Meningkatkan akses pendidikan
masyarakat menengah yang berkualitas
untuk menciptakan lulusan
berdaya saing yang siap
memasuki jenjang pendidikan
tinggi atau pasar kerja

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-2│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tujuan Sasaran Strategi Lead Urusan


Meningkatkan ketersediaan
SDM terdidik dan terampil untuk
memenuhi kebutuhan pasar kerja
dan pembangunan daerah
berbasis sumber daya maritim
Meningkatkan ketersediaan
layanan pendidikan khusus,
termasuk memberikan ruang
lebih besar bagi masyarakat
dalam menjalankan model
pembelajaran mandiri (informal
dan khusus)
Meningkatkan pemerataan dalam
penempatan dan kualitas
pendidik dan tenaga
kependidikan, terutama dalam
bidang sains serta guru produktif
pendidikan vokasional
Meningkatkan jaminan kualitas
(quality assurance) layanan
pendidikan serta relevansi dan
daya saing pendidikan di daerah
Memfasilitasi pengembangan
pendidikan tinggi di daerah
untuk menciptakan lulusan yang
berdaya saing dan peningkatan
kapasitas pengembangan iptek
daerah
Meningkatnya peran Meningkatkan potensi pemuda Kepemudaan &
pemuda dalam dalam kewirausahaan, Olahraga
pembangunan kepeloporan, dan kepemimpinan
dalam pembangunan
Memfasilitasi aktifitas-aktifitas
positif yang mendorong
ketangguhan dan semangat
kompetisi berprestasi melalui
partisipasi secara luas pemuda
dan masyarakat dalam
pembudayaan dan peningkatan
prestasi olahraga
Meningkatnya Meningkatkan dan Kebudayaan
apresiasi kebudayaan mengembangkan insentif khusus
daerah daerah untuk memperkenalkan,
mengangkat dan melestarikan
kebudayaan lokal termasuk
memfasilitasi wadah interaksi
kebudayaan sebagai basis
pembangunan kebudayaan
daerah

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-3│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tujuan Sasaran Strategi Lead Urusan


Misi 2 – Mengakselerasi Pembangunan Infrastruktur, Konektifitas dan Pengembangan
Wilayah
Menghadirkan Meningkatnya akses Meningkatkan ketersediaan air Pekerjaan
infrastruktur infrastruktur dasar dan baku untuk kebutuhan air minum Umum &
untuk lingkungan hunian dan irigasi, serta meningkatkan Penataan
meningkatkan layak Ruang;
kualitas hidup pemerataan akses pada layanan Perumahan &
masyarakat dan air minum dan sanitasi yang Kawasan
kemajuan memadai dan terjangkau Permukiman;
wilayah Lingkungan
Meningkatkan pengelolaan
Hidup;
persampahan dan limbah Komunikasi &
regional melalui penerapan Informatika;
prinsip 3R ESDM
Mengupayakan peningkatan
ketersediaan energi listrik baik
untuk kebutuhan dasar
masyarakat maupun untuk
mendukung sektor-sektor
industri pengolahan
Meningkatkan pemerataan dan
ketersedian hunian dan
penataaan lingkungan hunian
yang layak dan terjangkau
Meningkatnya Mempercepat pembangunan Pekerjaan
konektifitas yang infrastruktur jalan yang Umum &
mendorong integrasi berkualitas dan mendorong Penataan
dan daya saing Ruang;
wilayah peningkatan aksesibilitas antar-
Perhubungan
wilayah untuk daya saing dan
perkembangan wilayah secara
lebih merata
Meningkatnya kapasitas
perencanaan dan pembangunan
infrastruktur serta pemanfaatan
dan pengendalian pemanfataan
ruang wilayah
Meningkatkan daya dukung dan
kualitas infrastruktur dan
layanan transportasi darat, laut
dan udara terutama untuk
aksesibilitas ke/dari daerah-
daerah perbatasan, pinggiran dan
terisolir, termasuk ketersediaan
dan kondisi moda serta
keselamatan transportasi

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-4│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tujuan Sasaran Strategi Lead Urusan


Misi 3 – Membangun Tatanan Kehidupan Masyarakat yang Agamis, Aman, Damai dan
Harmonis
Memajukan Meningkatnya Meningkatkan konsultasi, Fungsi
peran agama kesalehan yang koordinasi serta fasilitasi Penunjang
sebagai mendorong hadirnya pembinaan dan pengembangan (Kesatuan
landasan empati, toleransi dan Bangsa dan
kualitas kehidupan beragama
spiritual, moral solidaritas sosial serta Politik); Fungsi
dan etik sikap demokratis Meningkatkan pemahaman Penunjang
masyarakat dalam menghadapi masyarakat mengenai pluralitas (Pemerintahan
yang perbedaan sosial dan keberagaman budaya Umum - Setda)
mendorong untuk membangun harmoni
suasana sosial dengan menumbuhkan
kehidupan
sikap toleransi, saling
yang aman,
damai dan menghargai dan menjaga
harmonis persatuan dan kesatuan
Meningkatkan pemahaman nilai-
nilai demokrasi di tengah
masyarakat
Terpeliharanya Ketenteraman
Meningkatkan upaya preventif
ketenteraman dan & Ketertiban
dan penegakan hukum untuk
ketertiban di Umum serta
memberikan rasa aman dan
lingkunganmasyarakat Linmas; Fungsi
damai, tertib dan tenteram di
Penunjang
lingkungan masyarakat (Kesatuan
Bangsa dan
Politik)
Misi 4 – Membangun Perekonomian Daerah yang Inklusif dan Berkualitas dengan
Orientasi pada Nilai Tambah dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan
Mewujudkan Meningkatnya daya Meningkatkan produktivitas dan Pertanian;
perekonomian saing petani/nelayan perluasan areal pertanian, daya Kelautan &
berdaya saing dan menguatnya saing, nilai tambah dan Perikanan;
yang ketahanan pangan jangkauan pemasaran komoditi Kehutanan;
memberikan masyarakat pertanian Pangan
kesejahteraan Meningkatkan produktivitas,
bagi semua daya saing dan nilai tambah
secara komoditi perikanan serta
berkelanjutan
memperkuat pengawasan dan
pengembangan ekonomi
kelautan yang terintegrasi
antarsektor dan antarwilayah
Meningkatkan produktivitas
sumber daya hutan &
pengawasan pemanfaatan hasil
hutan
Meningkatkan ketersediaan dan
cadangan pangan, pengamanan
distribusi dan aksesibilitas
pangan, serta kualitas konsumsi
pangan masyarakat

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-5│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tujuan Sasaran Strategi Lead Urusan


Meningkatnya Mendorong dan meningkatkan Penanaman
investasi dan daya upaya-upaya untuk menarik Modal;
saing pengelolaan investasi baik melalui Perdagangan;
sumber daya strategis penanaman modal asing maupun Tenaga Kerja;
dan potensi unggulan modal dalam negeri, terutama Perindustrian;
yang memperluas ESDM;
pada industri pengolah sumber
kesempatan kerja Pariwisata
daya alam seperti industri
pengolah hasil-hasil
pertanian/perkebunan, perikanan,
dan mineral, termasuk pariwisata
Meningkatkan daya saing dan
produktivitas (nilai ekspor dan
nilai tambah per tenaga kerja)
Mendorong iklim
ketenagakerjaan yang baik
dengan mempertimbangkan
kepentingan pekerja dan pemberi
kerja agar turut meningkatkan
investasi dan produktvitas
Mengakselerasi ekspor untuk
komoditas-komoditas unggulan
serta komoditas prospektif, serta
meningkatkan efisiensi jalur
distribusi bahan pokok dan
strategis, serta ketersediaan dan
kelayakan sarana perdagangan
Meningkatkan daya tarik daerah
tujuan wisata sehingga
berdayasaing melalui kerjasama
nasional/ internasional
kepariwisataan, serta
mendatangkan sebanyak
mungkin investasi serta
kunjungan wisatawan
mancanegara
Memfasilitasi proses kreasi,
pasar produk, usaha kreatif
sepanjang rantai produksi, serta
penumbuhan usaha kreatif
terutama bagi usaha pemula
Meningkatnya Meningkatkan partisipasi usaha Pariwisata;
pembangunan lokal dalam industri pariwisata Koperasi
ekonomi inklusif yang daerah serta meningkatkan UKM;
memandirikan keragaman dan daya saing Pemberdayaan
mayarakat produk/jasa pariwisata di setiap Masyarakat &
destinasi pariwisata yang Desa;
Transmigrasi;
menjadi fokus pemasaran

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-6│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tujuan Sasaran Strategi Lead Urusan


Meningkatkan fasilitasi dan Sosial
pembinaan Industri Kecil dan
Menengah (IKM) agar dapat
terintegrasi dengan rantai nilai
industri nasional/global
Meningkatkan kinerja
kelembagaan dan usaha koperasi,
fasilitasi usaha baru yang
berpotensi tumbuh dan inovatif,
serta daya saing UMKM
Mengembangkan ekonomi
kawasan perdesaan termasuk
kawasan transmigrasi untuk
mendorong keterkaitan desa-
kota, khususnya dalam
mengembangkan sentra produksi
dan sentra industri pengolahan
hasil pertanian dan perikanan,
serta destinasi pariwisata
Meningkatkan dan memperluas
upaya penanggulangan
kemiskinan baik di perkotaan
dan pedesaaan, melalui skema-
skema pemberdayaan ekonomi
khususnya pemberdayaan
terhadap potensi sumber
kesejahteraan sosial
Meningkatkan daya Memperkuat kapasitas Lingkungan
dukung dan fungsi pengelolaan lingkungan untuk Hidup;
lingkungan hidup Kelautan &
serta perlindungan meningkatkan kualitas Perikanan;
ekosistem lingkungan hidup yang Kehutanan
menyeluruh di setiap sektor
pembangunan daerah, yang
tercermin pada meningkatnya
kualitas air, udara dan
lahan/hutan, termasuk
kelestarian fungsi lingkungan
hidup

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-7│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tujuan Sasaran Strategi Lead Urusan


Misi 5 – Memantapkan Tatakelola Pemerintahan yang Lebih Baik dan Berkeadilan
Mewujudkan Meningkatnya Meningkatkan kapasitas dan Fungsi
pemerintah kapasitas dan kualitas kualitas koordinasi serta sinergi Penunjang
yang efisien, perencanaan, (Perencanaan);
kebijakan, perencanaan dan
efektif, kerjasama, dan sinergi Fungsi
penganggaran, pengendalian dan Penunjang
transparan, penyelenggaraan
akuntabel, pembangunan daerah pengawasan pembangunan, (Litbang);
inovatif dan penelitian dan pengembangan Fungsi
menjamin daerah serta kerjasama daerah Penunjang
(Pengawasan);
kesetaraan
Fungsi
Penunjang
(Sekretariat
DPRD);
Fungsi
Penunjang
(Penghubung);
Fungsi
Penunjang
(Pemerintahan
Umum -
Setda);
Administrasi
Kependudukan
& Pencatatan
Sipil; Statistik
Meningkatnya Meningkatkan kemampuan fiskal Komunikasi &
transparansi, daerah serta kualitas belanja dan Informatika;
akuntabilitas kinerja akuntabilitas pengelolaan Persandian;
serta kualitas Kearsipan;
keuangan pemerintah daerah
pengelolaan keuangan Fungsi
dan pelayanan publik Meningkatkan kualitas Penunjang
pemerintah daerah manajemen aparatur guna (Kepegawaian);
meningkatkan keterpaduan dan Fungsi
efektivitas pengelolaannya Penunjang
sehingga menghasilkan aparatur (Pendidikan
yang profesional, berintegritas, dan Pelatihan);
dan berkinerja Fungsi
Penunjang
Meningkatkan transparansi dan (Pemerintahan
akuntabilitas dalam setiap proses Umum -
penyelenggaraan pemerintahan Setda); Fungsi
dan pembangunan; Penunjang
meningkatnya akses publik (Keuangan)
terhadap informasi kinerja
instansi pemerintah; efektifnya
penerapan e-government untuk
mendukung manajemen birokrasi
secara modern; dan
meningkatnya implementasi
open government pada seluruh
perangkat daerah

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-8│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tujuan Sasaran Strategi Lead Urusan


Menjamin keberlanjutan Sosial
pelayanan perlindungan sosial,
produktivitas dan pemenuhan
hak dasar bagi penduduk rentan
dan kurang mampu
Meningkatnya peran Meningkatkan peran perempuan Pemberdayaan
dan keberdayaan dan anak dalam berbagai bidang Perempuan &
perempuan dalam pembangunan melalui Perlindungan
pembangunan daerah peningkatan kualitas hidup Anak
perempuan, kelembagaan PUG
serta pemenuhan hak anak

Dari tabel, tersedianya informasi mengenai “lead” urusan pemerintahan daerah,


memberi pengertian bahwa strategi-strategi untuk mencapai sasaran akan
diterjemahkan melalui program-program pembangunan pada Perangkat Daerah
dimana urusan tersebut melekat. Pada dasarnya pencapaian sasaran-sasaran
merupakan tanggungjawab seluruh Perangkat Daerah, dengan masing-masing tugas
pokok dan fungsinya. Skema tersebut dapat menjadi sebuah acuan untuk
mengidentifikasi perangkat-perangkat daerah yang menjadi penghela dan/atau
pendorong agar-agar sasaran-sasaran dapat dicapai. Dengan demikian koordinasi dan
sinergi akan selalu terjadi di antara perangkat daerah. RPJMD Provinsi Maluku Utara
2019-2014 mengusung strategi membangun dengan berjejaring (networking). Hal ini
untuk menjawab tantangan agenda ambisius tahapan keempat RPJPD untuk
menciptakan daya saing berkelanjutan. Agenda ini memerlukan kapasitas tinggi
dalam hal perencanaan, kerjasama, dan sinergi penyelenggaraan pembangunan
daerah, baik di antara para perangkat daerah, antar level pemerintahan, maupun
partisipasi masyarakat dan dunia usaha.

6.2. ARAH KEBIJAKAN


Arah kebijakan pembangunan akan mempertajam kembali sasaran-sasaran
strategis, yang memberikan acuan bagi pelaksanaan strategi-strategi pada setiap
tahunnya. Arah kebijakan pembangunan disusun dengan memperhatikan agenda
RPJPD Provinsi Maluku Utara 2005-2025 tahap keempat, yaitu “Penciptaan Daya
Saing Berkelanjutan. Dengan memperhatikan tujuan, sasaran dan strategi-strategi
pembangunan serta janji Gubernur/Wakil Gubernur, maka kebijakan pembangunan
jangka menengah Provinsi Maluku Utara 2019-2024 diarahkan pada:
1) Peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan;
2) Peningkatan akses dan kualitas layanan pendidikan;
3) Peningkatan peran dan prestasi pemuda dan keolahragaan;
4) Peningkatan apresiasi kebudayaan daerah;
5) Peningkatan akses infrastruktur dasar dan lingkungan hunian layak;
6) Peningkatan konektifitas dan daya saing wilayah;
7) Peningkatan kualitas kehidupan beragama;

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-9│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

8) Peningkatan kualitas demokrasi;


9) Pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban;
10) Peningkatan daya saing petani/nelayan;
11) Penguatan ketahanan pangan;
12) Peningkatan daya saing investasi dan perluasan kesempatan kerja;
13) Peningkatan kemandirian ekonomi mayarakat;
14) Pemeliharaan daya dukung dan kualitas lingkungan hidup;
15) Peningkatan kapasitas dan kualitas perencanaan, koordinasi dan sinergi
pembangunan;
16) Peningkatan kemandirian fiskal dan kinerja keuangan daerah;
17) Peningkatan profesionalisme aparatur, akuntabilitas kinerja, dan kualitas
pelayanan publik;
18) Pengarusutamaan gender dan pengakhiran kekerasan terhadap perempuan dan
anak.

Sebagai rujukan dalam pelaksanaan setiap tahunnya, Tabel 6.2 menyajikan arah
kebijakan untuk menjalankan strategi-strategi dalam rangka pencapaian tujuan dan
sasaran pembangunan jangka menengah.

Tabel 6.2. Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Maluku Utara Tahun 2019-2024
Arah Kebijakan
2020 2021 2022 2023 2024
Memantapkan Mengakselerasi Memacu Memantapkan Mewujudkan
SDM dan Pembangunan Investasi dan Stabilitas Daya Saing dan
Dukungan Infrastruktur Produksi melalui Pertumbuhan
Infrastruktur dan Bernilai Pemerataan Inklusif yang
untuk Landasan Konektifitas Tambah untuk Kesempatan Berkeadilan
Pembangunan untuk Kualitas Kesempatan untuk untuk
Berkualitas dan Hidup dan Kerja dan Pembangunan Kesejahteraan
Pengembangan Memacu Kemandirian Berkualitas dan Berkualitas
Daya Saing Produktifitas Ekonomi Berkelanjutan bagi Semua

Secara tematik, prioritas-prioritas pembangunan setiap tahun akan mengikuti


tahapan-tahapan yang telah disusun dalam tabel, agar target-target kinerja makro
pembangunan dapat dicapai secara bertahap menuju penciptaan daya saing, sehingga
pada gilirannya berbagai narasi dan indikator yang mewakili Visi “Maluku Utara
Sejahtera” dapat diwujudkan. RPJMD Provinsi Maluku Utara 2019-2024 juga
mengusung agenda lintas sektor untuk memastikan arahan-arahan dalam prioritas
global, nasional maupun tata ruang wilayah dapat dilaksanakan secara terintegrasi
dengan strategi-strategi pembangunan yang disusun. Arah-arah kebijakan lintas
sektor dimaksud diuraikan sebagai berikut.

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-10│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

6.3. PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH


Perumusan program pembangunan daerah bertujuan untuk menggambarkan
keterkaitan antara visi, misi, tujuan dan sasaran dengan strategi-strategi serta arah
kebijakan pembangunan yang dirumuskan. Perumusan program pembangunan
daerah ini juga untuk memastikan keselerasan antara rumusan indikator kinerja
program dengan rumusan indikator kinerja pada 5 (lima) tujuan, 20 sasaran sasaran
yang menjadi acuan pembangunan jangka menengah daerah berdasarkan Visi dan
Misi Gubernur dan Wakil Gubernur.
1. Peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan
a. Program Peningkatan dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat
b. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
c. Program Standarisasi dan Inovasi Pelayanan Kesehatan
d. Program Peningkatan dan Pengembangan Sumber Daya Kesehatan
e. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat
f. Program Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
2. Peningkatan akses dan kualitas layanan pendidikan
a. Program Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan SMA
b. Program Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan SMK
c. Program Pembinaan Pendidikan Khusus
d. Program Pembinaan dan Pengembangan Pendidik & Tenaga Kependidikan
e. Program Optimalisasi Manajemen Layanan Pendidikan
f. Program Peningkatan dan Pengembangan Literasi Masyarakat
a. Program Fasilitasi Pengembangan Pendidikan Tinggi
3. Peningkatan peran dan prestasi kepemudaan dan keolahragaan
a. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
b. Program Pembudayaan Olahraga
c. Program Peningkatan Prestasi Olahraga
4. Peningkatan apresiasi kebudayaan daerah
a. Program Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan
5. Peningkatan akses infrastruktur dasar dan lingkungan hunian layak
a. Program Pengembangan Sumber Daya Air
b. Program PLP, Pengembangan Air Minum dan Penataan Bangunan Gedung
c. Program Penyelenggaraan Energi Baru Terbarukan
d. Program Penyelenggaraan Ketenagalistrikan
a. Program Penyediaan Perumahan
b. Program Peningkatan Kualitas Perumahan
c. Program Program Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman
d. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dan Limbah

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-11│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

e. Program Fasilitasi Pengembangan Infrastruktur Teknologi Informasi dan


Komunikasi
6. Peningkatan konektifitas dan daya saing wilayah
a. Program Peningkatan/ Pembangunan Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan
b. Program Pembinaan Jasa Konstruksi
c. Program Penyelenggaraan Penataan Ruang
d. Program Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
e. Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Perhubungan
f. Program Penyelenggaraan Pelayaran
7. Peningkatan kualitas kehidupan beragama
a. Program Fasilitasi Pembinaan dan Pengembangan Keagamaan
8. Peningkatan kualitas demokrasi
a. Program Pembinaan Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa
b. Program Pendidikan Politik Masyarakat
9. Pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban
a. Program Pemeliharaan Keamanan, Ketertiban Umum dan Ketenteraman
Masyarakat
b. Program Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur
c. Program Penyelenggaraan Pelayanan Kebakaran
d. Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana
e. Program Kedaruratan dan Logistik Bencana
f. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
g. Program Pencegahan dan Penanggulangan Konflik
10. Peningkatan daya saing petani/nelayan
a. Program Peningkatan Produksi Pertanian
b. Program Peningkatan Produksi Peternakan
c. Program Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
d. Program Penyuluhan Pertanian
e. Program Pengelolaan Perikanan Tangkap
f. Program Pengelolaan Perikanan Budidaya
g. Program Peningkatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan
h. Program Pemanfaatan dan Pengolahan Hasil Hutan
11. Penguatan ketahanan pangan
a. Program Penanganan Daerah Rawan Pangan
b. Program Pendistribusian dan Pencadangan Pangan
c. Program Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan
12. Peningkatan daya saing investasi dan perluasan kesempatan kerja
a. Program Pengembangan, Promosi dan Kerjasama Investasi
b. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Terpadu Satu Pintu

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-12│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

c. Program Pengawasan dan Layanan Pengaduan Perizinan


d. Program Pengembangan Perdagangan
e. Program Perlindungan Konsumen
f. Program Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja
g. Program Hubungan Industrial dan Pengawasan
h. Program Pengembangan dan Perwilayahan Industri
i. Program Pengembangan Layanan Laboratorium dan Sertifikasi Pengujian
Mutu Barang
j. Program Pengelolaan Geologi dan Air Tanah
k. Program Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara
l. Program Pengembangan Destinasi Wisata
m. Program Pemasaran Pariwisata
13. Peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat
a. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
b. Program Pengembangan Ekonomi Kreatif
c. Program Perizinan, Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi dan UKM
d. Program Pemberdayaan Koperasi
e. Program Pemberdayaan Usaha Kecil
f. Program Pembinaan Pemerintahan dan Kelembagaan Desa
g. Program Pemberdayaan Masyarakat Desa
h. Program Penyelenggaraan Transmigrasi
i. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
j. Program Pemberdayaan Sosial
k. Program Penanganan Fakir Miskin
14. Pemeliharaan daya dukung dan fungsi lingkungan hidup
a. Program Penataan dan Penaatan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
b. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
c. Program Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
d. Program Pengelolaan Ruang Laut
e. Program Perencanaan dan Penataan Kawasan Hutan
f. Program Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan
g. Program Pengembangan Perbenihan
h. Program Penyuluhan
i. Program Pemberdayaan Masyarakat Setempat dalam Kegiatan Rehabilitasi
Hutan dan Lahan
j. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang meliputi Perencanaan,
Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi
k. Program Perlindungan Pengamanan Hutan
15. Peningkatan kapasitas dan kualitas perencanaan, koordinasi dan sinergi
pembangunan
a. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
b. Program Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-13│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

c. Program Penelitian dan Pengembangan Kebijakan


d. Program Penelitian dan Pengembangan Terapan Industri
e. Program Peningkatan dan Pengembangan Kapasitas Lembaga DPRD
f. Program Legislasi Daerah
g. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah
h. Program Fasilitasi Promosi dan Pengembangaan Kerjasama
i. Program Koordinasi Kebijakan dan Kerjasama Bidang Kesejahteraan
Rakyat
j. Program Koordinasi Kebijakan dan Kerjasama Bidang Perekonomian
k. Program Pengendalian Kerjasama
l. Program Penyelenggaraan Pertanahan
m. Program Fasilitasi Peningkatan Layanan Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
16. Peningkatan kemandirian fiskal dan kinerja keuangan daerah
a. Program Pengelolaan Keuangan Daerah
b. Program Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
c. Program Penataan dan Pengamanan Aset Daerah
17. Peningkatan profesionalisme aparatur, akuntabilitas kinerja, dan kualitas
pelayanan publik
a. Program Pengelolaan Informasi, Komunikasi Publik dan Aplikasi
Informasi
b. Program Penyelenggaraan Persandian dan Statistik
c. Program Pembinaan, Pengelolaan dan Pengawasan Kearsipan
d. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian
pelaksanaan kebijakan KDH
e. Program Penataan dan Pembinaan Aparatur
f. Program Pembinaan dan Pelayanan Aparatur
g. Program Peningkatan dan Pengembangan Kompetensi Aparatur
h. Program Pembinaan Penyelengggaraan Pemerintahan dan Otonomi Daerah
i. Program Penataan dan Penyusunan Peraturan Perundang-undangan
j. Program Peningkatan Bantuan dan Penyuluhan Hukum dan Hak Asasi
Manusia
k. Program Pengadaan Barang dan Jasa
l. Program Penataan Kelembagaan dan Akuntabilitas Kinerja Perangkat
Daerah
m. Program Administrasi Umum dan Penatalaksanaaan Sarana dan Prasarana
Kerumahtanggaan Daerah
n. Program Layanan Keprotokolan
o. Program Peningkatan Komunikasi dan Informasi serta Penggunaan Media
Massa

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-14│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

p. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dan Penyelenggaran


Pemerintahan Berbasis Elektronik
q. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
r. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
s. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
t. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
u. Program Rehabilitasi Sosial
18. Pengarusutamam gender dan pengakhiran kekerasan terhadap perempuan dan
anak
a. Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Keluarga
b. Program Perlindungan Perempuan dan Khusus Anak

Program pembangunan daerah, indikator kinerja (outcome) yang disertai pagu


indikatif berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang disertai indikator dan target
capaiannnya dalam 5 (lima) tahun disajikan dalam Tabel 6.3.

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-15│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 6.3. Program Pembangunan yang Disertai Pagu Indikatif Provinsi Maluku Utara Tahun 2019-2024

Visi : Maluku Utara Sejahtera


Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Misi 1 – Membangun Sumber Daya
Manusia yang Sehat, Cerdas dan
Berbudaya
Tujuan 1 : Indeks Indeks 67,20 67,76 68,00 68,65 69,30 69,95 70,60 71,25 71,25
Mewujudkan Pembangunan
manusia yang sehat, Manusia (IPM)
cerdas, produktif
dan berbudaya
Sasaran 1: Angka Usia Tahun 67,54 67,8 68,06 68,32 68,58 68,84 69,10 69,36 69,36
Meningkatnya Harapan Hidup
derajat kesehatan Angka Kematian Per 382 357 329 301 273 245 217 189 189
masyarakat Ibu 100.000
KH

Angka Kematian Per 1.000 16 15 15 15 14 14 13 13 13


Bayi KH

Program Persentase % - 45,33 > > 7.842 > 8.783 > 9.837 > 11.017 > 12.340 > Dinas
Peningkatan dan Posyandu Aktif Kesehatan/
Pengembangan Prevalensi Balita % 0,41 0,39 < < < < < < < RSUD/RSJ
Upaya Kesehatan Stunting
Masyarakat
Persentase Balita % 0,41 0,39 < < < < < < <
Gizi Buruk
Persentase % 21,19 28,14 > > > > > > >
Desa/Kelurahan
menyelenggarakan
STBM
Program Persentase % 20 30 > > 8.870 > 9.757 > 10.733 > 11.806 > 12.987 >
Pencegahan dan Kabupaten/Kota
Pengendalian mencapai 80%
Penyakit imunisasi dasar

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-16│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
lengkap

Angka kesakitan % 11,27 12,21 < < < < < < <
penduduk
Program Persentase % n/a 41,04 > > 182.951 > 32.951 > 36.905 > 40.596 > 44.655 >
Standarisasi dan Puskesmas
Inovasi Pelayanan memberikan
Kesehatan pelayanan sesuai
standar
Status Akreditasi Tipe n/a B B B B B B B B
Rumah Sakit
Rujukan Provinsi
(RSUD Chasan
Boesoeiri)
Status Akreditasi Tipe n/a n/a n/a D C C C B B
Rumah Sakit
Rujukan Provinsi
(RSUD Sofifi)
Status Akreditasi Tipe n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a C C
Rumah Sakit Jiwa
Provinsi (Sofifi)
Program Rasio dokter per Rasio 1:4463 1:4002 < < 8.509 < 9.360 < 10.296 < 11.325 < 12.458 <
Peningkatan dan satuan penduduk
Pengembangan Rasio tenaga Rasio 1:359 1:224 < < < < < < <
Sumber Daya kesehatan per
Kesehatan satuan penduduk
Cakupan % 100 100 100 100 < 100 100 100 100
pemenuhan
ketersediaan obat
dan perbekalan
kesehatan

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-17│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Jaminan Cakupan jaminan % n/a 70,3 > > 20.132 > 22.145 > 25.467 > 50.000 > 57.500 >
Kesehatan kesehatan
Masyarakat universal/universa
l health coverage
(UHC)
Cakupan % 100 100 100 100 100 100 100 100 100
pelayanan
kesehatan bagi
penduduk
terdampak krisis
kesehatan akibat
bencana dan/atau
berpotensi
bencana provinsi
Cakupan % 100 100 100 100 100 100 100 100 100
pelayanan
kesehatan bagi
penduduk pada
kondisi kejadian
luar biasa provinsi
Program Laju pertumbuhan % 1,98 1,93 1,9-2,1 1,9-2,1 850 1,9-2,1 978 1,9-2,1 1.075 1,9-2,1 1.183 1,9-2,1 1.301 1,9-2,1 Dinas PP & PA
Pengendalian penduduk
Penduduk dan Total Fertility Angka 2,9 2,7 2,7-3 2,7-3 2,7-3 2,7-3 2,7-3 2,7-3 2,7-3
Keluarga Rate
Berencana
Sasaran 2: Angka Rerata Tahun 9,39 8,72 9,10 9,48 9,86 10,24 10,62 11,0 11,0
Meningkatnya taraf Lama Sekolah
pendidikan dan Angka Harapan Tahun 13,56 13,62 13,85 14,08 14,31 14,54 14,77 15,0 15,0
kesempatan belajar Lama Sekolah
masyarakat
Program Angka Melek % 98,78 99,73 > > 3.150 > 3.623 > 3.985 > 8.000 > 8.800 > Dinas Kearsipan
Peningkatan dan Huruf dan
Pengembangan Jumlah Unit n/a 30 > > > > > > > Perpustakaan
Literasi Masyarakat Perpustakaan
Terakreditasi

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-18│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Persentase SMA % n/a n/a > > 103.658 > 114.024 > 125.426 > 144.240 > 158.664 > Dinas
Pembinaan dan Terakreditasi A di Pendidikan dan
Pengembangan Wilayah Ibukota Kebudayaan
Pendidikan SMA Provinsi
Angka Putus % 1,60 1,24 < < < < < < <
Sekolah SMA
Angka Kelulusan % 97,78 98,37 > > > > > > >
SMA
Rerata nilai Nilai 46,55 42,74 > > > > > > >
UNBK bidang
Sains
SMA/sederajat
Program Tersedianya SMK Ya/Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak 77.060 Tidak 84.766 Ya 93.243 Ya 107.229 Ya 117.952 Ya
Pembinaan dan Unggulan di
Pengembangan Wilayah Ibukota
Pendidikan SMK Provinsi
Angka Putus % 3,47 2,86 < < < < < < <
Sekolah SMK
Angka Kelulusan % 87,43 95,29 > > > > > > >
SMK
Persentase SMK % n/a n/a > > > > > > >
yang bekerjasama
dengan industri
Program Perkembangan Unit 16 19 >19 >19 4.354 >19 7.000 >19 7.700 >19 8.855 >19 9.741 >19
Pembinaan Layanan
Pendidikan Khusus Pendidikan Luar
Biasa
Program Persentase Guru % n/a 28,7 > > 2.725 > 2.998 > 3.297 > 3.627 > 3.990 >
Pembinaan dan SMA
Pengembangan Tersertifikasi
Pendidik dan Persentase Guru % n/a 21,7 > > > > > > >
Tenaga SMK
Kependidikan Tersertifikasi
Program APS % 76,06 76,36 > > 10.470 > 12.041 > 13.847 > 15.924 > 18.312 >
Optimalisasi SMA/sederajat

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-19│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Manajemen APK % n/a 88,04 > > > > > > >
Layanan SMA/sederajat
Pendidikan APM % 60,37 63,88 > > > > > > >
SMA/sederajat
Persentase SMA % 14,02 15,58 > > > > > > >
Terakreditasi A
Persentase SMK % 4,83 7,50 > > > > > > >
Terakreditasi A
Perolehan medali Keping - - - 1 1 1 1 1 5
pada Olimpiade
Sains Nasional
(semua jenjang
pendidikan)
Program Fasilitasi Angka Partisipasi % 31,10 31,36 > > 100.000 > 100.000 > 100.000 > 100.000 > 100.000 >
Pengembangan Perguruan Tinggi
Pendidikan Tinggi Persentase % 6,81 11,08 > > > > > > >
penduduk
berkualifikasi
pendidikan
minimal S1
Sasaran 3: Tingkat partisipasi % 70,55 72,79 73,81 74,81 75,80 76,79 77,77 78,74 78,7
Meningkatnya dan peran pemuda
peran pemuda dalam
dalam pembangunan
pembangunan
Program Persentase pemuda % 7,22 6,18 5,92 5,66 2.550 5,40 4.000 5,14 4.400 4,88 4.840 4,62 5.324 4,62 Dinas Pemuda
Peningkatan Peran tanpa aktifitas & Olahraga
Serta Kepemudaan produktif
(pengangguran)
Tingkat Partisipasi % 53,64 56,48 57,90 59,32 60,74 62,16 63,58 65,0 65,0
Angkatan Kerja
(TPAK) Pemuda

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-20│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Tingkat Kegiatan n/a n/a > > 1.250 > 7.500 > 8.250 > 9.075 > 9.983 >
Pembudayaan perkembangan
Olahraga kegiatan
keolahragaan yang
diinisiasi
masyarakat
Program Perolehan medali Keping 5 n/a 6 n/a 8.733 7 9.606 n/a 10.567 9 14.794 n/a 16.273 22
Peningkatan pada kompetisi
Prestasi Olahraga olahraga multi
event pelajar
tingkat nasional
(POPNAS)
Perolehan medali Keping n/a n/a n/a 5 n/a n/a n/a 10 15
dalam kompetisi
olahraga multi
event tingkat
nasional (PON)
Sasaran 4: Tingkat apresiasi Mata 8 10 11 12 13 14 15 16 16
Meningkatnya warisan budaya Budaya
apresiasi daerah
kebudayaan daerah
Program Pelestarian Perkembangan Mata 8 10 11 12 2.875 13 13.163 14 30.000 15 33.000 16 36.300 16 Dinas
dan Pengembangan penetapan warisan Budaya Pendidikan dan
Kebudayaan budaya tak benda Kebudayaan
(kumulatif)
Persentase % n/a n/a > > > > > > >
SMA/SMK
menerapkan
muatan lokal ke
dalam kurikulum
Pembangunan Unit n/a n/a - - - - 1 - 1
museum
berstandar
nasional (Ibukota
Provinsi)

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-21│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Misi 2 – Mengakselerasi Pembangunan
Infrastruktur, Konektifitas dan
Pengembangan Wilayah
Tujuan 2: Indeks Indeks 0,266 0,266* 0,263 0,261 0,258 0,255 0,253 0,250 0,250
Menghadirkan Ketimpangan
infrastruktur untuk Wilayah
meningkatkan
kualitas hidup
masyarakat dan
kemajuan wilayah
Sasaran 1: Tingkat % 77,07 78,24 79,96 81,66 83,34 85,00 86,64 88,27 88,27
Meningkatnya keterjangkauan
akses infrastruktur infrastruktur dasar
dasar dan dan lingkungan
lingkungan hunian hunian layak
layak
Program Proporsi areal % 43 43* 45 46 56.257 47 61.883 48 68.071 49 74.878 50 82.366 50 Dinas Pekerjaan
Pengembangan irigasi fungsional Umum dan
Sumber Daya Air Penataan Ruang
Program PLP, Persentase Rumah % n/a 96,50 97,0867 97,6693 73.950 98,25 85.043 98,8346 97.799 99,42 112.469 100,00 129.339 100
Pengembangan Air Tangga terakses 0319 626 813
Minum dan air minum layak
Penataan Bangunan (kawasan ibukota
Gedung provinsi)
Persentase Rumah % 65,73 69,17 71,46 73,76 76,05 78,34 80,64 82,93 82,93
Tangga terakses
air minum layak
Cakupan Rumah % n/a 97,63 98,0215 98,4172 98,81 99,2086 99,60 100,00 100
Tangga terakses 6709 537 268
sanitasi layak
(kawasan ibukota
provinsi)
Persentase Rumah % 66,18 66,96 69,19 71,42 73,65 75,87 78,10 80,33 80,33
Tangga terakses
sanitasi layak

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-22│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Persentase bauran % 0,96 0,96* 0,96 0,96 1.300 >1 2.000 >1 2.200 >1 2.420 >1 2.662 >1 Dinas ESDM
Penyelenggaraan energi baru
Energi Baru terbarukan
Terbarukan
Program Kapasitas MW 124,38 124,38* > > 8.650 > 9.515 > 10.467 > 11.513 > 12.664 >
Penyelenggaraan terpasang
Ketenagalistrikan pembangkit listrik
Persentase Rumah % 98,14 98,51 98,70 98,88 99,07 99,25 99,44 99,62 99,62
Tangga
menggunakan
listrik
Program Fasilitasi Persentase % 61,88 65,02 68,16 71,30 4.900 74,44 5.390 77,58 5.929 80,72 6.522 83,86 7.174 83,86 Dinas
Pengembangan penduduk Komunikasi,
Infrastruktur menggunakan Informatika dan
Teknologi telepon Persandian
Informasi dan seluler/nirkabel
Komunikasi Persentase % 18,8 25,8 30,6 35,7 41,5 48,0 55,3 63,5 63,51
penduduk
mengakses
internet
Program Persentase Rumah Unit 86,83 83,87 84,86 85,84 21.500 86,83 24.725 87,82 28.434 88,80 32.699 89,79 37.604 89,79 Dinas
Penyediaan Tangga dengan Perumahan &
Perumahan kepemilikan Kawasan
rumah Milik Permukiman
Sendiri
Program Persentase Rumah % 91,36 92,18 92,59 93,00 14.700 93,41 16.170 93,82 17.787 94,23 19.566 94,64 21.522 94,64
Peningkatan Tinggal Layak
Kualitas Perumahan Huni
Program Persentase % n/a n/a < < 73.850 < 81.235 < 100.000 < 110.000 < 121.000 <
Peningkatan lingkungan
Kualitas Kawasan permukiman
Permukiman kumuh (kawasan
ibukota provinsi)
Luas Ha 558,61 558,61* < < < < < < <
kawasan/lingkung
an pemukiman

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-23│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
kumuh

Program Tersedianya Ya/Tidak Tidak Tidak Tidak Ya 3.900 Ya 5.000 Ya 6.000 Ya 7.200 Ya 8.640 Ya Dinas
Pengembangan Fasilitas Lingkungan
Kinerja Pengolahan Hidup
Pengelolaan Sampah Terpadu
Persampahan dan Regional (wilayah
Limbah ibukota Provinsi)
Sasaran 2: Tingkat % 25,92 30,11 33,42 36,74 40,05 43,37 46,68 50,00 50,00
Meningkatnya pemerataan
konektifitas yang prasarana dan
mendorong sarana penunjang
integrasi dan daya konektifitas
saing wilayah wilayah
Program Proporsi panjang % 22 27 > > 554.352 > 250.000 > 275.000 > 316.250 > 347.875 > Dinas Pekerjaan
Peningkatan/ jaringan jalan Umum dan
Pembangunan provinsi dalam Penataan Ruang
Rehabilitasi/ kondisi mantap
Pemeliharaan Jalan Pembangunan Km n/a n/a > > > > > > >
dan Jembatan jalan pendukung
dari/ke sentra
produksi
Program Persentase tenaga % 31,8 41,6 > > 3.000 > 3.300 > 3.630 > 3.993 > 4.392 >
Pembinaan Jasa ahli konstruksi
Konstruksi bersertifikat
Persentase % n/a 9,1 > > > > > > >
kabupaten/kota
menerapkan
SIPJAKI (aktif)
termasuk tingkat
provinsi
Program Rasio ketaatan % 68 69 > > 10.000 > 3.000 > 3.300 > 3.630 > 3.993 >
Penyelenggaraan terhadap RTRW

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-24│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Penataan Ruang Persentase % - - - 20 40 60 80 100 100
kabupaten/kota
telah menyusun
RDTR
Program Tersedianya Ya/Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak 1.000 Tidak 10.000 Ya 11.000 Ya 12.100 Ya 13.310 Ya Dinas
Penyelenggaraan Terminal angkutan Perhubungan
Lalu Lintas dan darat tipe B
Angkutan Jalan (wilayah ibukota
Provinsi)
Perkembangan % 2,36 2,36* 2,43 2,49 2,56 2,63 2,69 2,76 2,76
kontribusi PDRB
sub sektor
angkutan darat
Program Perkembangan % 1,80 1,80* 1,87 1,93 11.756 2,00 12.932 2,07 14.225 2,13 15.647 2,20 17.212 2,20
Pengembangan kontribusi PDRB
Sarana dan sub sektor
Prasarana angkutan laut
Perhubungan Perkembangan % 0,40 0,40* 0,47 0,53 0,60 0,67 0,73 0,80 0,80
kontribusi PDRB
sub sektor
angkutan sungai
dan
penyeberangan
Perkembangan % 1,88 1,88* 1,95 2,01 2,08 2,15 2,21 2,28 2,28
kontribusi PDRB
sub sektor
angkutan udara
Program Perkembangan Orang 1.260.12 1.260.12 > > 1.250 > 8.000 > 8.800 > 9.680 > 10.648 >
Penyelenggaraan arus penumpang 2 2*
Pelayaran melalui dermaga
Perkembangan Ton 7.462.93 7.462.93 > > > > > > >
arus barang 0 0*
melalui dermaga
Program Percepatan Persentase Desa % 55,0 55,0* 60 65 2.300 70 10.000 75 11.000 85 12.100 100 13.310 100 Dinas Tenaga
Pembangunan Berkembang dan Kerja dan
Maju di wilayah

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-25│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Daerah Tertinggal ibukota provinsi Transmigrasi

Persentase Desa % n/a 37,9 < < < < < < <
Tertinggal
(seluruh Maluku
Utara)
Misi 3 – Membangun Tatanan
Kehidupan Masyarakat yang Agamis,
Aman, Damai dan Harmonis
Tujuan 3: Indeks Kerukunan Indeks 66,8 66,8* >67,5 >67,5 >67,5 >67,5 >67,5 >67,5 >67,5
Memajukan peran Umat Beragama
agama sebagai
landasan spiritual,
moral dan etik
masyarakat yang
mendorong suasana
kehidupan yang
aman, damai dan
harmonis
Sasaran 1: Indeks Demokrasi Indeks 70,73 70,73* >72,5 >72,5 >72,5 >72,5 >72,5 >72,5 >72,5
Meningkatnya
kesalehan yang
mendorong
hadirnya empati,
toleransi dan
solidaritas sosial
serta sikap
demokratis dalam
menghadapi
perbedaan
Program Fasilitasi Cakupan fasilitasi % 85 90 100 100 8.000 100 15.000 100 10.000 100 15.000 100 11.000 100 Setda (Biro
Pembinaan dan pembinaan dan Kesejahteraan
Peningkatan peningkatan Rakyat)
Kualitas Kehidupan kualitas kehidupan
Keagamaan keagamaan

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-26│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Indeks Aspek Indeks 90,19 90,19* > > 2.070 > 2.277 > 2.505 > 2.755 > 3.031 > Badan Kesatuan
Pembinaan Kebebasan Sipil Bangsa dan
Wawasan (komponen IDI) Politik
Kebangsaan dan
Karakter Bangsa
Program Indeks Aspek Indeks 74,07 74,07* > > 2.270 > 2.497 > 2.747 > 3.021 > 3.324 >
Pendidikan Politik Hak-hak Politik
Masyarakat (komponen IDI)
Sasaran 2: Persentase % 13,7 13,7* <13 <10 <10 <10 <10 <10 <10
Terpeliharanya Desa/Kelurahan
ketenteraman dan rawan konflik
ketertiban di sosial
lingkungan
masyarakat
Program Indeks Indeks 15,22 15,22* < < 5.844 < 6.428 < 7.071 < 7.778 < 8.556 < Satpol PP
Pemeliharaan demonstrasi/mogo
Keamanan, k yang bersifat
Ketertiban Umum kekerasan (sub
dan Ketenteraman Komponen IDI)
Masyarakat
Program Penegakan Jumlah kasus Kasus n/a n/a < < 500 < 550 < 605 < 666 < 732 <
Peraturan Daerah pelanggaran
dan Peraturan Perda/Pergub yang
Gubernur ditindaklanjuti
Program Tersedianya peta Ya/Tidak Tidak Tidak Tidak Ya 6.000 Ya 6.600 Ya 7.260 Ya 10.000 Ya 11.000 Ya
Penyelenggaraan pecegahan dan
Pelayanan penanganan rawan
Kebakaran kebakaran
Tersedianya Ya/Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya
sarana dan
prasarana
penanggulangan
kebakaran (di
Ibukota Provinsi)

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-27│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Persentase konflik % 43 33 > > 1.410 > 1.551 > 1.706 > 1.877 > 2.064 > Badan Kesatuan
Pencegahan dan sosial skala Bangsa dan
Penanggulangan provinsi yang Politik
Konflik diselesaikan
Program Cakupan % 9,41 9,41* > > 1.450 > 4.000 > 4.400 > 4.840 > 5.324 > BPBD
Pencegahan dan desa/kelurahan
Kesiapsiagaan dengan
Bencana antisipasi/mitigasi
bencana
Program Cakupan % n/a n/a > > 1.500 > 2.650 > 2.915 > 3.207 > 3.527 >
Kedaruratan dan pemenuhan
Logistik Bencana kedaruratan dan
logistik bencana
Program Cakupan wilayah % n/a n/a > > 2.950 > 3.245 > 10.000 > 11.000 > 12.100 >
Rehabilitasi dan bencana yang
Rekonstruksi Pasca direhabilitasi dan
Bencana direkonstruksi
Misi 4 – Membangun Perekonomian
Daerah yang Inklusif dan Berkualitas
dengan Orientasi pada Nilai Tambah
dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
Berkelanjutan
Tujuan 4: Laju pertumbuhan % 7,67 7,92 7,6-8,1 7,6-8,1 7,6-8,1 7,6-8,1 7,6-8,1 7,6-8,1 7,6-8,1
Mewujudkan ekonomi
perekonomian Tingkat inflasi % 1,97 4,12 1,9-3,4 1,9-3,4 1,9-3,4 1,9-3,4 1,9-3,4 1,9-3,4 1,9-3,4
berdaya saing yang
memberikan Indeks Rasio Gini Indeks 0,317 0,328 0,319 0,310 0,302 0,293 0,284 0,275 0,275
kesejahteraan bagi
semua secara
berkelanjutan
Sasaran 1: Nilai Tukar Nilai 101,20 96,13 >100 >100 >100 >100 >100 >100 >100
Meningkatnya daya Petani/Nelayan
saing Skor Pola Pangan Skor 79,2 79,2* >80 >80 >80 >80 >80 >80 >80
petani/nelayan dan Harapan (PPH)
menguatnya
ketahanan pangan

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-28│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
masyarakat

Program Produksi Tanaman Ton 277.699 356.848 > 374.690 10.075 393.425 11.083 413.096 12.191 433.751 13.410 455.439 14.751 455.439 Dinas Pertanian
Peningkatan Pangan
Produksi Pertanian NTP Tanaman Nilai 101,21 98,62 > 98,72 98,77 98,82 98,87 98,92 98,92
Pangan
Produksi Tanaman Ton 5.392 11.798 > 12.388 13.007 13.658 14.341 15.058 15.058
Hortikultura
NTP Tanaman NIlai 109,01 103,85 > 103,95 104,00 104,05 104,10 104,15 104,15
Hortikultura
Produksi Tanaman Ton 250.529 259.964 > 272.962 286.610 300.941 315.988 331.787 331.787
Perkebunan
NTP Tanaman NIlai 94,56 84,15 > 84,25 88,46 92,89 97,53 102,41 102,41
Perkebunan
Program Produksi Ton 3.982 3.531 > 3.708 8.866 3.893 9.309 4.088 10.240 4.292 11.264 4.507 12.391 4.507
Peningkatan Peternakan
Produksi NTP Peternakan NIlai 107,41 110,40 > 110,50 110,55 110,60 110,65 110,70 110,70
Peternakan
Populasi Ternak Ekor 117.328 133.237 > 142.564 152.543 163.221 174.647 186.872 186.872
Sapi
Program Nilai ekspor US$ 1.600 1.892.93 > 1.987.57 2.350 2.086.95 2.585 2.191.30 10.000 2.300.87 11.000 2.415.91 12.100 >
Pengolahan dan pertanian 2 9 8 5 1 4
Pemasaran Hasil
Pertanian
Program Kelompok Tani Kelompo 2.738 4.282 > 4.496 1.500 4.721 1.650 4.957 3.000 5.205 3.300 5.465 3.630 >
Penyuluhan yang meningkat k
Pertanian kapasitasnya
(kumulatif)
Program Jumlah Produksi Ton 254.877 286.629 > 356.270 26.200 356.375 28.820 356.400 31.702 356.520 34.872 356.570 38.359 Dinas Kelautan
Pengelolaan Perikanan 356.570 & Perikanan
Perikanan Tangkap Tangkap
Nilai Tukar Nilai 104,10 107,77 > 104,50 104,60 104,70 104,80 104,90 104,90
Nelayan (NTN)

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-29│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Produksi Ton 207.040 105.856 > 207.040 5.400 > 5.940 207.240 6.534 207.340 7.187 207.440 7.906
Pengelolaan Perikanan 207.440
Perikanan Budidaya Budidaya
Nilai Tukar Nilai 104,47 105,11 > 104,50 207.140 104,70 104,80 104,90 104,90
Pembudidaya Ikan
(NTPi)
Program Nilai ekspor US$ 313.170 1.688.30 > 1.000.00 5.235 104,60 8.000 3.000.00 8.800 4.000.00 9.680 5.000.00 10.648
Peningkatan Daya perikanan 6 0 0 0 0 5.000.000
Saing Produk Nilai Konsumsi Kg/kapita 57,46 64,95 > 52,20 2.000.00 52,40 52,50 52,60 52,60
Kelautan dan Ikan /th 0
Perikanan
Volume produk Ton 25.292 21.260 > 20.100 52,30 20.300 20.400 20.500
olahan perikanan 20.500
Program Nilai PNBP sektor Rp. 45,166 44,182 44,726 44,953 21.829 20.200 22.920 45,360 25.212 45,628 27.734 45,909 30.507 45,909 Dinas
Pemanfaatan dan kehutanan Milyar Kehutanan
Pengolahan Hasil
Hutan
Program Persentase % n/a 62,61 59,13 55,65 1.450 52,17 1.595 48,70 1.755 45,22 50 49,74 Dinas Pangan
Penanganan Daerah Kecamatan Rawan
Rawan Pangan Pangan
Program Pembangunan Unit n/a n/a - - 2.250 - 20.000 - 22.000 1 24.200 - 10.000 1
Pendistribusian dan Pusat Cadangan
Pencadangan Pangan Provinsi
Pangan (di Ibukota
Provinsi)
Persentase % 50 50 50 60 70 80 90 100 100
kabupaten/kota
mempunyai pusat
cadangan pangan
Tingkat kestabilan % 100 100 100 100 100 100 100 100 100
pasokan pangan
(5-40% penurunan
pasokan)
Tingkat kestabilan % <25 <25 <25 <25 <25 <25 <25 <25 <25
harga pangan

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-30│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
(<25% harga
normal)

Program Ketersediaan Kkal/Kap/ 2.000 2.100 2200 2200 1.814 2200 5.000 2200 5.500 2200 6.050 2200 6.655 2200
Penganekaragaman energi perkapita hr
Konsumsi dan
Keamanan Pangan Ketersediaan Kkal/Kap/ 52,0 55,0 57,0 57,0 57,0 57,0 57,0 57,0 57,0
protein perkapita hr

Sasaran 2: Perkembangan
Meningkatnya realisasi investasi
investasi dan daya berskala nasional
saing pengelolaan (PMA/PMDN)
sumber daya a. PMA Juta US$ 228,10 362,79 >100 >100 >100 >100 >100 >100 >100
strategis dan
potensi unggulan b. PMDN Rp. 1,151 2,276 >1,000 >1,000 >1,000 >1,000 >1,000 >1,000 >1,000
yang memperluas Trilyun
kesempatan kerja
Perkembangan
ekspor
a. Ekspor Juta US$ 272,09 676,20 743,817 818,199 900,0 990,0 1.089 1.198 1.198
Pertambangan 9771 775
b. Ekspor Non Juta US$ 0,37 4,08 4,49 6,73 10,77 18,30 32,94 62,59 62,59
pertambangan
c. Net eskpor antar Rp. -5,758 -8,977 - - + + + + +
daerah Trilyun

Kenaikan/penurun % -28,25 3,65 25,0 50,0 50,0 50,0 50,0 50,0 50,0
an kunjungan
wisatawan
mancanegara
Tingkat % 5,33 4,77 <5,0 <5,0 <5,0 <5,0 <5,0 <5,0 <5,0
pengangguran
terbuka
Program Perkembangan Juta US$ 228,10 362,79 >20 >100 1.055 >100 2.500 >100 2.750 >100 3.025 >100 3.328 >100 Dinas PMPTSP
Pengembangan, realisasi investasi
Promosi dan PMA

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-31│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Kerjasama Investasi Perkembangan Rp. 1,151 2,276 >5 >1,000 >1,000 >1,000 >1,000 >1,000 >1,000
realisasi investasi Trilyun
PMDN
Program Persentase Jenis % >95 >95 >95 >95 2.175 >95 3.000 >95 3.300 >95 3.630 >95 3.993 >95
Peningkatan Layanan Perizinan
Kualitas Pelayanan dan Non Perizinan
Terpadu Satu Pintu yang telah
diterapkan secara
online
Program Persentase pelaku % 40 60 >60 >60 765 >60 842 >60 926 >60 1.018 >60 1.120 >60
Pengawasan dan usaha yang taat
Layanan Pengaduan Pelaporan
Perizinan Persentase % 55 75 >75 >75 >75 >75 >75 >75 >75
pengaduan
perizinan yang
ditindaklanjuti dan
diselesaikan
Program Perkembangan % 17,42 17,31 > > 5.721 > 50.000 > 50.000 > 10.000 > 11.000 > Dinas
Pengembangan kontribusi PDRB Perindustrian dan
Perdagangan sektor Perdagangan
Perdagangan
Pembangunan Unit n/a n/a - - - - 1 - 1
pusat perdagangan
regional/provinsi
(di Ibukota
Provinsi)
Net ekspor antar Rp. -5,758 -8,977
daerah (Hapus) Trilyun

Program Rasio % 100 100 100 100 500 100 550 100 605 100 666 100 732 100
Perlindungan penyelesaian
Konsumen temuan terkait
tertib
niaga/perdagangan

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-32│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Pelatihan Tingkat Partisipasi % 63,65 65,31 > > 3.684 > 10.000 > 11.000 > 12.100 > 13.310 > Dinas Tenaga
dan Penempatan Angkatan Kerja Kerja dan
Tenaga Kerja (TPAK) Transmigrasi
Program Hubungan Persentase kasus % 83,08 83,08* > > 1.241 > 1.427 > 1.641 > 1.887 > 2.171 >
Industrial dan sengketa pekerja-
Pengawasan pengusaha yang
diselesaikan
dengan Perjanjian
Bersama (PB)
Program Perkembangan Perusahaa 6.053 6.320 6.495 > 4.920 > 5.412 > 5.953 > 6.549 > 7.203 > Dinas
Pengembangan dan perusahaan n Perindustrian dan
Perwilayahan industri (masuk Perdagangan
Industri renstra)
Perkembangan % 6,43 7,45 > > > > > > >
kontribusi PDRB
sektor industri
pengolahan
Program Cakupan layanan % 40,0 100,0 > 100,0 500 100,0 550 100,0 605 100,0 666 100,0 732 100,0
Pengembangan kemampuan uji
Layanan
Laboratorium dan
Sertifikasi
Pengujian Mutu
Barang
Program Cakupan % <30 <30 30-50 30-50 1.000 30-50 1.100 30-50 1.210 30-50 1.331 30-50 1.464 30-50 Dinas ESDM
Pengelolaan pendataan potensi
Geologi dan Air sumber daya
Tanah mineral
Program Perkembangan % 9,18 10,72 > > 1.000 > 4.000 > 4.400 > 4.840 > 5.324 >
Pengelolaan kontribusi PDRB
Pertambangan sektor
Mineral dan pertambangan dan
Batubara penggalian

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-33│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Jumlah destinasi Obyek n/a n/a > > 18.611 > 20.472 > 22.519 > 24.771 > 27.248 > Dinas Pariwisata
Pengembangan wisata yang
Destinasi Wisata dikelola/dioperasi
kan oleh
masyarakat/swasta
(kumulatif)
Perkembangan % 0,46 0,44 0,88 1,31 1,73 2,15 2,57 3,00 3,0
kontribusi PDRB
sektor pariwisata
Program Pemasaran Kunjungan Orang 795 824 1.030 1.545 2.140 2.318 5.000 3.476 5.500 5.214 6.050 7.822 6.655 7.822
Pariwisata wisatawan
mancanegara
Rata-rata lama Hari 3,38 3,49 >3,5 >3,5 >3,5 >3,5 >3,5 >3,5 >3,5
kunjungan
wisatawan
Sasaran 3: Pengeluaran per Rp. 7.792 7.980 8.180 8.384 8.594 8.808 9.029 9.254 9.254
Meningkatnya Kapita/Tahun
pembangunan Tingkat % 6,35 6,62 <6,0 <6,0 <6,0 <6,0 <6,0 <6,0 <6,0
ekonomi inklusif kemiskinan
yang memandirikan
mayarakat
Program Jumlah IKM aktif Unit 6.038 6.326 6.371 6.425 > - > > > > Dinas
Pengembangan Perindustrian dan
Jumlah Satu Kecamata n/a n/a 7 5 2.310 5 15.000 5 18.000 5 21.600 5 25.920 56.942
Industri Kecil dan Perdagangan
Kecamatan Satu n
Menengah
Sentra Industri
(SAKSSI)
Program Jumlah Usaha 18.516* 18.516* > > 2.850 > 20.000 > 22.000 > 24.200 > 26.620 > Dinas Pariwisata
Pengembangan usaha/perusahaan
Ekonomi Kreatif ekonomi kreatif
Program Perizinan, Persentase % 12,00 15,00 > > 1.200 > 1.320 > 1.452 > 1.597 > 1.757 > Dinas Koperasi
Kelembagaan dan Koperasi Sehat UKM
Pengawasan Persentase % 47,26 51,00 > > > > > > >
Koperasi dan UKM Koperasi Aktif

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-34│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Volume usaha Rp. 191,13 190,57 190,57 210,24 5.122 > 5.634 > 6.198 > 6.817 > 7.499 >
Pemberdayaan Koperasi Milyar
Koperasi
Program Jumlah usaha Unit 75 85 85 95 3.850 > 4.235 > 4.659 > 5.124 > 5.637 >
Pemberdayaan skala mikro
Usaha Kecil menjadi usaha
kecil
Program Persentase Desa % 58,5 58,5* > > 1.700 > 1.870 > 2.057 > 2.263 > 2.489 > Dinas
Pembinaan menyusun Profil Pemberdayaan
Pemerintahan dan Desa Masyarakat dan
Kelembagaan Desa Desa
Program Persentase Desa % 12,6 25,8 > > 5.170 > 5.687 > 6.256 > 6.881 > 7.569 >
Pemberdayaan memiliki
Masyarakat Desa BUMDes
Program Persentase % 50 50* > > 4.025 > 4.428 > 4.870 > 5.357 > 5.893 > Dinas Tenaga
Penyelenggaraan transmigran Kerja dan
Transmigrasi swakarsa Transmigrasi
Program Cakupan Orang 1.677 1.677 1.707 > 1.250 > 4.000 > 4.400 > 4.840 > 5.324 >
Pemberdayaan pemberdayaan
Sosial PSKS
Lembaga 9 10 10 > > > > >

Program Cakupan fakir % 400 1.150 1.650 > 1.652 > 1.817 > 1.999 > 2.199 > 2.419 >
Penanganan Fakir miskin perkotaan
Miskin dan perdesaan
memperoleh
fasilitasi untuk
berusaha
Sasaran 4: Indeks Kualitas Indeks 74,55 74,55* 70-75 70-75 70-75 70-75 70-75 70-75 70-75
Meningkatkan daya Lingkungan Hidup
dukung dan fungsi
lingkungan hidup
serta perlindungan
ekosistem
Program Penataan Tersedianya Ya/Tidak Ya Ya Ya Ya 2.650 Ya 2.915 Ya 3.207 Ya 3.527 Ya 3.880 Ya Dinas

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-35│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
dan Penaatan dokumen KLHS Lingkungan
Perlindungan dan Provinsi Hidup
Pengelolaan Terselenggaranya Ya/Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Lingkungan Hidup KLHS untuk
K/R/P tingkat
daerah provinsi
Program Indeks Kualitas Indeks 63,64 63,64* 60-65 60-65 1.450 60-65 1.595 60-65 1.755 60-65 1.930 60-65 2.123 60-65
Pengendalian Air
Pencemaran dan Indeks Kualitas Indeks 96,00 96,00* 95-97 95-97 95-97 95-97 95-97 95-97 95-97
Perusakan Udara
Lingkungan Hidup
Indeks Kualitas Indeks 66,65 66,65* 62-67 62-67 62-67 62-67 62-67 62-67 62-67
Tutupan Lahan
Program Volume pencurian M3 31,27 729,73 400 300 1.000 250 1.100 200 1.210 150 1.331 50 1.464 50
Perlindungan hasil hutan kayu
Pengamanan Hutan
Program Jumlah titik api Titik 11 60 30 25 1.000 20 1.100 19 1.210 17 1.331 10 1.464 10 Dinas
Pencegahan dan terdeteksi Kehutanan
Penanggulangan
Kebakaran Hutan
dan Lahan
Program Persentase KPH % 25,0 37,5 62,5 75,0 675 87,5 743 100,0 817 100,0 898 100,0 988 100,0
Perencanaan dan memiliki dokumen
Penataan Kawasan perencanaan
Hutan (RPHJP)
Program Jumlah bibit Bibit - - - 100.000 1.000 100.000 1.100 100.000 1.210 100.000 1.331 100.000 1.464 504.641
Pengembangan tanaman hutan
Perbenihan yang tersedia
Program Jumlah fasilitasi Kelompo 4 7 24 24 390 30 429 35 472 35 519 35 571 159
Penyuluhan penyuluhan k
kepada Kelompok
Tani Hutan (KTH)

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-36│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Jumlah Kelompok Kelompo 19 42 68 70 310 75 2.500 75 2.875 80 3.306 80 3.802 80
Pemberdayaan Tani Hutan (KTH) k
Masyarakat yang dibina
Setempat dalam
Kegiatan
Rehabilitasi Hutan
dan Lahan
Program Luasan lahan kritis Ha 1.500 400 280 280 4.000 400 4.400 400 4.840 400 5.324 400 5.856 20.724
Rehabilitasi Hutan yang direhabilitasi
dan Lahan yang
meliputi
Perencanaan,
Pelaksanaan,
Monitoring dan
Evaluasi
Program Cakupan % 20 35 > 45 3.000 50 3.300 55 3.630 60 3.993 65 4.392 65 Dinas Kelautan
Pengawasan pengawasan & Perikanan
Sumber Daya wilayah laut
Kelautan dan sampai 12 mil dari
Perikanan IUU fishing dan
kegiatan yang
merusak
sumberdaya
kelautan
Program Luas kawasan Ha 17.408 225.950 > 40000 2.000 60000 2.200 70000 2.420 80000 2.662 90000 2.928 90000
Pengelolaan Ruang konservasi
Laut
Misi 5 – Memantapkan Tatakelola
Pemerintahan yang Lebih Baik dan
Berkeadilan
Tujuan 5: Tingkat % 68,14 68,14* >70 >75 >75 >75 >80 >80 >80
Mewujudkan Kemantapan Tata
pemerintah yang Kelola
efisien, efektif, Pemerintahan
transparan, Indeks Indeks 89,15 89,15* >89 >89 >89 >89 >89 >89 >89
akuntabel, inovatif Pembangunan

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-37│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
dan menjamin Gender (IPG)
kesetaraan
Sasaran 1: Nilai Evaluasi Skor 2,412 2,412* 2,552 2,691 2,831 2,971 3,110 3,250 3,25
Meningkatnya Kinerja
kapasitas dan Penyelenggaraan
kualitas Pemerintahan
perencanaan, Daerah (EKPPD)
kerjasama, dan Level Sistem Level 2 2 >2 >2 >2 >2 >2 >2 >2
sinergi Pengendalian
penyelenggaraan Internal
pembangunan Pemerintah (SPIP)
daerah
Program Nominasi Ya/Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak 11.100 Ya 12.210 Ya 13.431 Ya 14.774 Ya 16.252 Ya Bappeda
Perencanaan Penghargaan
Pembangunan Pembangunan
Daerah Daerah (PPD)
Program Evaluasi Tingkat % 85 85 85 90 2.078 90 2.286 90 2.514 90 2.766 90 3.042 90
dan Pengendalian konsistensi
Pembangunan pelaksanaaan
Daerah rencana
pembangunan
daerah
Program Penelitian Jumlah hasil Judul - - > > 1.750 > 1.925 > 2.118 > 2.329 > 2.562 > Balitbangda
dan Pengembangan litbang yang
Kebijakan rekomendasi
kebijakannya
ditindaklanjuti
(kumulatif)
Program Penelitian Jumlah hasil Judul 1 1 > > 1.800 > 1.980 > 2.178 > 2.396 > 2.635 >
dan Pengembangan litbang daerah
Terapan Industri yang menjadi
produk terapan
industri
(kumulatif)

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-38│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Cakupan % 100 100 100 100 17.533 100 18.286 100 20.115 100 22.126 100 24.339 100 Sekretariat
Peningkatan dan pemenuhan DPRD
Pengembangan layanan
Kapasitas Lembaga peningkatan dan
DPRD pengembangan
kapasitas Lembaga
DPRD
Program Legislasi Persentase % 25% 15% > > 22.438 > 23.560 > 25.916 > 28.507 > 31.358 >
Daerah Ranperda dalam
Prolegda yang
ditetapkan menjadi
Perda
Program Cakupan fasilitasi % 100 100 100 100 30.586 100 31.645 100 34.810 100 38.290 100 42.119 100 Badan
Peningkatan pelayanan KDH Penghubung
Pelayanan dan Wakil KDH
Kedinasan Kepala dalam dukungan
Daerah/Wakil kedinasan luar
Kepala Daerah daerah dan dalam
daerah
Program Fasilitasi Cakupan fasilitasi % 100 100 100 100 640 100 704 100 774 100 852 100 937 100
Promosi dan promosi dan
Pengembangaan pengembangan
Kerjasama kerjasama
Program Cakupan % 100 100 100 100 3.254 100 3.579 100 3.937 100 4.331 100 4.764 100 Biro
Koordinasi koordinasi Kesejahteraan
Kebijakan dan kebijakan dan Rakyat
Kerjasama Bidang kerjasama bidang
Kesejahteraan kesejahteraan
Rakyat rakyat yang
berhasil
ditindaklanjuti
Program Cakupan % 100 100 100 100 4.521 100 4.973 100 5.470 100 6.017 100 6.619 100 Biro
Koordinasi koordinasi Perekonomian
Kebijakan dan kebijakan dan
Kerjasama Bidang kerjasama bidang
Perekonomian perekonomian

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-39│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
yang berhasil
ditindaklanjuti

Program Persentase % n/a n/a > > 280 > 308 > 339 > 373 > 410 > Biro Protokol,
Pengendalian kerjasama daerah Kerjasama dan
Kerjasama yang Komunikasi
ditindaklanjuti Publik
(kumulatif)
Program Luas lahan yang Ha 230,77 230,77 > > 29.350 > 30.000 > 33.000 > 36.300 > 39.930 > Dinas
Penyelenggaraan tersedia bagi Perumahan &
Pertanahan pembangunan Kawasan
untuk kepentingan Permukiman
umum (kumulatif)
Program Fasilitasi Persentase % 82,0 82,0* > > 2.880 > 3.168 > 3.485 > 3.833 > 4.217 > Administrasi
Peningkatan penduduk Kependudukan dan
Layanan memiliki dokumen Catatan Sipil
Administrasi legal
Kependudukan dan kependudukan
Pencatatan Sipil sesuai peraturan
per-UU-an
Tersedianya Ya/Tidak Tidak Tidak Tidak Ya
layanan data
kependudukan
secara online
Sasaran 2: Predikat Sistem Nilai B B B B A A A AA AA
Meningkatnya Akuntabilitas
transparasi, Kinerja Instansi
akuntabilitas Pemerintah
kinerja serta (SAKIP)
kualitas Predikat Laporan Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
pengelolaan Keuangan BPK
keuangan dan Pemerintah
pelayanan publik Daerah (LKPD)

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-40│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
pemerintah daerah Tingkat kepuasan % n/a n/a >70 >75 >80 >80 >80 >80 >80
masyarakat atas
pelayanan publik
pemerintah daerah
Program Persentase OPD % 40 45 70 90 14.998 100 16.498 100 18.148 100 19.962 100 21.959 100 Badan
Pengelolaan mengelola Pengelolaan
Keuangan Daerah keuangan secara Keuangan
mandiri sesuai Pendapatan dan
SAP dan tepat Aset Daerah
waktu
Ketepatan waktu Ya/Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
penyampaian
LKPD
Persentase % 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Pemenuhan
Dokumen
Anggaran
Pemerintah
Daerah
Rata-rata waktu Hari 2 2 2 2 2 2 2 2 2
pelayanan untuk
penerbitan SPD
dan SP2D
Ketepatan waktu Ya/Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya
transfer dana
perimbangan
Program Rasio Pendapatan % 11,50 11,76 12,30 12,84 12.318 13,38 13.550 13,92 14.905 14,46 16.395 15,00 18.035 15,0
Intensifikasi dan Asli Daerah
Ekstensifikasi (PAD) terhadap
Pendapatan Daerah pendapatan daerah
Program Penataan Persentase % 11,6 20,9 34,9 > 2.789 > 3.068 > 3.375 > 3.712 > 4.083 >
dan Pengamanan OPD/UPTD tertib
Aset Daerah pengelolaan aset
daerah

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-41│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Persentase OPD % - 4,65 4,65 16,28 3.260 32,56 3.586 48,84 3.945 65,12 4.339 81,40 4.773 81,40 Dinas
Pengelolaan menyebarluaskan Komunikasi,
Informasi, informasi publik Informatika dan
Komunikasi Publik melalui website Persandian
dan Aplikasi Pemerintah
Informasi Daerah
Persentase % n/a n/a n/a 10 20 40 70 100 100
Kabupaten/Kota
terhubung dengan
Pusat TIK
Terpadu Provinsi
Program Jumlah OPD OPD n/a n/a > > 1.000 > 1.100 > 1.210 > 1.331 > 1.464 > Dinas
Penyelenggaraan terhubung Komunikasi,
Persandian dan Jaringan Informatika dan
Statistik Komunikasi Sandi Persandian
(JKS)
Tersedianya Ya/Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
sistem data dan
statistik
terintegrasi
Program Persentase OPD % 100 100 100 100 2.158 100 2.374 100 2.611 100 2.872 100 3.160 100 Dinas Kearsipan
Pembinaan, mengelola arsip dan
Pengelolaan dan secara baku Perpustakaan
Pengawasan Status Akreditasi Akreditasi n/a n/a > Cukup > > > > >
Kearsipan Penyelenggaraan
Kearsipan
Program Persentasi OPD % n/a 6,98 > > 8.241 > 9.065 > 9.972 > 10.969 > 12.066 > Inspektorat
peningkatan sistem memperoleh
pengawasan maturitas SPIP
internal dan Level 3
pengendalian Level Kapabilitas Nilai 3DC 2+ 3
pelaksanaan APIP
kebijakan KDH
Persentase tindak % - -
lanjut pengaduan
masyarakat

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-42│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Persentase % n/a 42,37 > > > > > > >
penyelesaian
tindak lanjut hasil
pemeriksaan BPK
Program Penataan Rasio struktur % 89,93 89,93* > > 3.960 > 4.356 > 4.792 > 5.271 > 5.798 > Badan
dan Pengembangan jabatan dan Kepegawaian
Aparatur eselonering yang Daerah
terisi
Jumlah jabatan % 2,13 2,13 > > > > > > >
fungsional tertentu
yang terisi
Program Tingkat kinerja % n/a n/a > > 2.996 > 3.296 > 3.625 > 3.988 > 4.386 >
Pembinaan dan aparatur
Pelayanan Aparatur Tingkat kepuasan % n/a n/a >70 >75 >80 >80 >80 >80 >80
aparatur atas
pelayanan
kepegawaian
Program Persentase ASN % n/a 50,0 > > 5.000 > 5.500 > 6.050 > 6.655 > 7.321 > Badan
Peningkatan dan Lulus DiklatPIM Pengembangan
Pengembangan IV SDM
Kompetensi Persentase ASN % 30 91,0 > > > > > > >
Aparatur Lulus DiklatPIM
III
Persentase ASN % 5 35,0 > > > > > > >
Lulus DiklatPIM
II
Persentase ASN % n/a 2,5 > > > > > > >
(non Guru) yang
mengikuti Diklat
Teknis dan
Fungsional
Status Akreditasi Akreditasi B B > > > > > > >
Badan
Pengembangan
SDM (di Ibukota

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-43│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Provinsi)

Program Tersedianya Ya/Tidak Ya Ya Ya Ya 5.330 Ya 5.863 Ya 6.449 Ya 7.094 Ya 7.804 Ya Biro


Pembinaan Laporan Pemerintahan
Penyelengggaraan Penyelenggaraan dan Otonomi
Pemerintahan dan Pemerintah Daerah
Otonomi Daerah Daerah (LPPD)
sesuai ketentuan
dan tepat waktu
Persentasi batas % n/a 55,56 > > > > > > >
daerah
kabupaten/kota
yang telah
ditetapkan
Program Penataan Tersedianya Ya/Tidak Tidak Ya Ya Ya 2.550 Ya 2.805 Ya 3.086 Ya 3.394 Ya 3.733 Ya Biro Hukum
dan Penyusunan mekanisme
Peraturan penyusunan
Perundang- produk hukum
undangan sesuai ketentuan
Program Cakupan fasilitasi % n/a n/a 100 100 3.063 100 3.369 100 3.706 100 4.077 100 4.485 100
Peningkatan bantuan hukum
Bantuan dan dan penanganan
Penyuluhan Hukum perkara
dan Hak Asasi
Manusia
Program Pengadaan Persentasi % 80 90 90 95 4.200 95 4.620 95 5.082 95 5.590 95 6.149 95 Biro Pengadaan
Barang dan Jasa pemilihan Barang dan Jasa
penyedia barang
dan jasa yang
terselenggara
(tender/non
tender)

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-44│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Persentase tender % 1,3 1,6 1,5 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
pengadaan barang
dan jasa yang
disanggah
Persentase % 100 100 100 100 100 100 100 100 100
aparatur
bersertifikat
pengadaan barang
dan jasa
Program Penataan Persentase % 77 77 77 100 5.650 100 6.215 100 6.837 100 7.520 100 8.272 100 Biro Organisasi
Kelembagaan dan kelembagaan
Akuntabilitas Pemerintah
Kinerja Perangkat Daerah yang tepat
Daerah fungsi dan tepat
struktur
Tersedianya Ya/Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Laporan Kinerja
Instansi
Pemerintah
(LKjIP) sesuai
ketentuan dan
tepat waktu
Program Layanan Cakupan layanan % 100 100 100 100 2.254 100 2.479 100 2.727 100 3.000 100 3.300 100 Biro Protokol,
Keprotokolan keprotokolan yang Kerjasama dan
terfasilitasi Komunikasi
Program Cakupan publikasi % 100 100 100 100 3.590 100 3.949 100 4.344 100 4.778 100 5.256 100 Publik
Peningkatan media massa
Komunikasi dan kegiatan Pimpinan
Informasi serta Daerah
Penggunaan Media
Massa
Program Pelayanan Cakupan % 100 100 100 100 107.500 100 118.250 100 130.075 100 143.083 100 157.391 100 Semua OPD
Administrasi ketersediaan
Perkantoran dan layanan
Penyelenggaran administrasi
Pemerintahan perkantoran

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-45│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Berbasis Elektronik Cakupan % 4,65 16,28 32,55 38,04 43,53 - 49,02 - 54,51 - 60 - 60
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan
berbasis elektronik
Program Cakupan % 100 100 100 100 81.000 100 82.100 100 94.415 100 108.577 100 124.864 100
Peningkatan Sarana ketersediaan dan
dan Prasarana kelayakan sarana
Aparatur dan prasarana
aparatur
Program Cakupan % 100 100 100 100 12.900 100 12.900 100 14.190 100 15.609 100 17.170 100
Peningkatan pemenuhan
Kapasitas Sumber dukungan
Daya Aparatur peningkatan
kapasitas sumber
daya aparatur
Program Cakupan % 100 100 100 100 4.300 100 4.730 100 5.203 100 5.723 100 6.296 100
Peningkatan pemenuhan
Pengembangan dukungan
Sistem Pelaporan peningkatan
Capaian Kinerja pengembangan
dan Keuangan sistem pelaporan
capaian kinerja
dan keuangan
Program Cakupan % n/a n/a 40,0 > 1.300 > 2.500 > 2.750 > 3.025 > 3.328 > Dinas Sosial
Perlindungan dan perlindungan dan
Jaminan Sosial jaminan sosial
korban bencana
Program Cakupan % 69,7 66,1 70,7 > 6.000 > 6.600 > 7.260 > 7.986 > 8.785 >
Rehabilitasi Sosial pemenuhan
pelayanan
rehabilitasi sosial
(dalam Panti)

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-46│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Misi/Tujuan/ Indikator Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Sasaran/Program Kinerja Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Kode Pembangunan (Tujuan/Impact/ 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Daerah Outcome) Akhir Penanggung
2017 2018 2019 RP RP RP RP RP Periode -jawab
Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Sasaran 3: Indeks Indeks 70,31 70,31* >70 >70 >70 >70 >70 >70 >70
Meningkatnya Pemberdayaan
peran dan Gender (IDG)
pemberdayaan
perempuan serta
perlindungan anak
dalam
pembangunan
daerah
Program Tingkat partisipasi % 12,2 12,2* > > 2.000 > 2.200 > 2.420 > 2.662 > 2.928 > Dinas
Peningkatan perempuan di Pemberdayaan
Kualitas Hidup lembaga Perempuan &
Perempuan dan pemerintahan Perlindungan
Keluarga Tingkat Partisipasi % 46,36 49,79 > > > - > - > - > - > Anak
Angkatan Kerja
(TPAK)
Perempuan
Program Tingkat % 100 100 > > 2.080 > 2.288 > 2.517 > 2.768 > 3.045 >
Perlindungan penanganan kasus
Perempuan dan kekerasan
Khusus Anak perempuan dan
anak yang
dilaporkan
Persentase % 10 10 10 30 30 40 50 60 60
Kab/Kota layak
anak
Jumlah (Pendanaan) 2.026.170 1.840.695 2.058.533 2.281.859 2.497.269

BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6-47│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

BAB 7
KERANGKA PENDANAAAN PEMBANGUNAN
DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH

Bab ini memuat program prioritas dalam pencapaian visi dan misi serta seluruh
program yang dirumuskan dalam renstra Perangkat Daerah beserta indikator kinerja,
pagu indikatif target, Perangkat Daerah penanggung jawab berdasarkan bidang
urusan.

7.1. PROGRAM PRIORITAS


Program-program prioritas dijabarkan dalam Rencana Strategis (Renstra)
perangkat daerah. Perincian program program dikelompokkan berdasarkan urusan
pemerintahan sebagai berikut.

A. Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar


1) Pendidikan
a. Program Peningkatan dan Pengembangan Literasi Masyarakat
b. Program Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan SMA
c. Program Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan SMK
d. Program Pembinaan Pendidikan Khusus
e. Program Pembinaan dan Pengembangan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
f. Program Optimalisasi Manajemen Layanan Pendidikan
g. Program Fasilitasi Pengembangan Pendidikan Tinggi
2) Kesehatan
a. Program Peningkatan dan Pengembangan Upaya Kesehatan
Masyarakat
b. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
c. Program Standarisasi dan Inovasi Pelayanan Kesehatan
d. Program Peningkatan dan Pengembangan Sumber Daya Kesehatan
e. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Cek! pindah ke Setda)
3) Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
a. Program Pengembangan Sumber Daya Air
b. Program PLP, Pengembangan Air Minum dan Penataan Bangunan
Gedung
c. Program Peningkatan/ Pembangunan Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan
dan Jembatan

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-1│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

d. Program Pembinaan Jasa Konstruksi


e. Program Penyelenggaraan Penataan Ruang
4) Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
a. Program Penyediaan Perumahan
b. Program Peningkatan Kualitas Perumahan
c. Program Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman
5) Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat
a. Program Pemeliharaan Keamanan, Ketertiban Umum dan
Ketenteraman Masyarakat
b. Program Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur
c. Program Penyelenggaraan Pelayanan Kebakaran
d. Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana
e. Program Kedaruratan dan Logistik Bencana
f. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
6) Sosial
a. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
b. Program Rehabilitasi Sosial
c. Program Pemberdayaan Sosial
d. Program Penanganan Fakir Miskin

B. Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar


1) Tenaga Kerja
a. Program Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja
b. Program Hubungan Industrial dan Pengawasan
2) Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak
a. Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Keluarga
b. Program Perlindungan Perempuan dan Khusus Anak
3) Pangan
a. Program Penanganan Daerah Rawan Pangan
b. Program Pendistribusian dan Pencadangan Pangan
c. Program Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan
4) Pertanahan
a. Program Penyelenggaraan Pertanahan
5) Lingkungan Hidup
a. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dan
Limbah
b. Program Penataan dan Penaatan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
c. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
6) Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
a. Program Fasilitasi Peningkatan Layanan Administrasi Kependudukan
dan Pencatatan Sipil

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-2│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

7) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


a. Program Pembinaan Pemerintahan dan Kelembagaan Desa
b. Program Pemberdayaan Masyarakat Desa
8) Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
a. Program Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
9) Perhubungan
a. Program Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
b. Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Perhubungan
c. Program Penyelenggaraan Pelayaran
10) Komunikasi dan Informatika
a. Program Fasilitasi Pengembangan Infrastruktur Teknologi Informasi
dan Komunikasi
b. Program Pengelolaan Informasi, Komunikasi Publik dan Aplikasi
Informasi
11) Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah
a. Program Perizinan, Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi dan
UKM
b. Program Pemberdayaan Koperasi
c. Program Pemberdayaan Usaha Kecil
12) Penanaman Modal
a. Program Pengembangan, Promosi dan Kerjasama Investasi
b. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Terpadu Satu Pintu
c. Program Pengawasan dan Layanan Pengaduan Perizinan
13) Kepemudaan dan Olah Raga
a. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
b. Program Pembudayaan Olahraga
c. Program Peningkatan Prestasi Olahraga
14) Statistik
a. Program Penyelenggaraan Persandian dan Statistik
15) Persandian
a. Program Penyelenggaraan Persandian dan Statistik
16) Kebudayaan
a. Program Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan
17) Perpustakaan
a. Program Peningkatan dan Pengembangan Literasi Masyarakat
18) Kearsipan
a. Program Pembinaan, Pengelolaan dan Pengawasan Kearsipan

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-3│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

C. Urusan Pemerintahan Pilihan


1) Kelautan dan Perikanan
a. Program Pengelolaan Perikanan Tangkap
b. Program Pengelolaan Perikanan Budidaya
c. Program Peningkatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan
d. Program Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
e. Program Pengelolaan Ruang Laut
2) Pariwisata
a. Program Pengembangan Destinasi Wisata
b. Program Pemasaran Pariwisata
c. Program Pengembangan Ekonomi Kreatif
3) Pertanian
a. Program Peningkatan Produksi Pertanian
b. Program Peningkatan Produksi Peternakan
c. Program Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
d. Program Penyuluhan Pertanian
4) Kehutanan
a. Program Pemanfaatan dan Pengolahan Hasil Hutan
b. Program Perlindungan Pengamanan Hutan
c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan
Lahan
d. Program Perencanaan dan Penataan Kawasan Hutan
e. Program Pengembangan Perbenihan
f. Program Penyuluhan
g. Program Pemberdayaan Masyarakat Setempat dalam Kegiatan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan
h. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang meliputi Perencanaan,
Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi
5) Energi dan Sumberdaya Mineral
a. Program Pengelolaan Geologi dan Air Tanah
b. Program Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara
c. Program Penyelenggaraan Energi Baru Terbarukan
d. Program Penyelenggaraan Ketenagalistrikan
6) Perdagangan
a. Program Pengembangan Perdagangan
b. Program Perlindungan Konsumen
7) Perindustrian
a. Program Pengembangan dan Perwilayahan Industri

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-4│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

b. Program Pengembangan Layanan Laboratorium dan Sertifikasi


Pengujian Mutu Barang
c. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
8) Transmigrasi
a. Program Penyelenggaraan Transmigrasi
b. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal

D. Fungsi Penunjang Urusan


1) Perencanaan
a. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
b. Program Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah
2) Penelitian dan Pengembangan
a. Program Penelitian dan Pengembangan Kebijakan
b. Program Penelitian dan Pengembangan Terapan Industri
3) Pengawasan
a. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian
pelaksanaan kebijakan KDH
4) Keuangan dan Aset
a. Program Pengelolaan Keuangan Daerah
b. Program Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
c. Program Penataan dan Pengamanan Aset Daerah
5) Kepegawaian
a. Program Penataan dan Pembinaan Aparatur
b. Program Pembinaan dan Pelayanan Aparatur
6) Pendidikan dan Pelatihan
a. Program Peningkatan dan Pengembangan Kompetensi Aparatur
7) Sekretariat DPRD
a. Program Peningkatan dan Pengembangan Kapasitas Lembaga DPRD
b. Program Legislasi Daerah
8) Sekretariat Daerah
a. Program Koordinasi Kebijakan dan Kerjasama Bidang Kesejahteraan
Rakyat
b. Program Koordinasi Kebijakan dan Kerjasama Bidang Perekonomian
c. Program Pengendalian Kerjasama
d. Program Pembinaan Penyelengggaraan Pemerintahan dan Otonomi
Daerah
e. Program Penataan dan Penyusunan Peraturan Perundang-undangan

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-5│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

f. Program Peningkatan Bantuan dan Penyuluhan Hukum dan Hak Asasi


Manusia
g. Program Pengadaan Barang dan Jasa
h. Program Penataan Kelembagaan dan Akuntabilitas Kinerja Perangkat
Daerah
i. Program Administrasi Umum dan Penatalaksanaaan Sarana dan
Prasarana Kerumahtanggaan Daerah
j. Program Layanan Keprotokolan
k. Program Peningkatan Komunikasi dan Informasi serta Penggunaan
Media Massa
l. Program Fasilitasi Pembinaan dan Peningkatan Kualitas Kehidupan
Keagamaan
9) Badan Penghubung
a. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah
b. Program Fasilitasi Promosi dan Pengembangaan Kerjasama
10) Kesatuan Bangsa dan Politik
a. Program Pencegahan dan Penanggulangan Konflik
b. Program Pembinaan Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa
c. Program Pendidikan Politik Masyarakat
11) Program di setiap Perangkat Daerah
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dan Penyelenggaran
Pemerintahan Berbasis Elektronik
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
c. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
d. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan

7.2. KERANGKA PENDANAAN (PAGU INDIKATIF)


Program prioritas pembangunan berdasarkan bidang urusan, indikator kinerja
dan pagu indikatif target, serta Perangkat Daerah penanggung jawab disajikan pada
Tabel 7.1.

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-6│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 7.1. Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan Provinsi Maluku Utara Tahun 2019-2024

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
URUSAN WAJIB
Terkait Pelayanan
Dasar
Pendidikan
Program Pembinaan dan Persentase SMA % n/a n/a > > 103.658 > 114.024 > 125.426 > 144.240 > 158.664 > Dinas
Pengembangan Terakreditasi A di Pendidikan
Pendidikan SMA Wilayah Ibukota dan
Provinsi Kebudayaan
Angka Putus % 1,60 1,24 < < < < < < <
Sekolah SMA
Angka Kelulusan % 97,78 98,37 > > > > > > >
SMA
Rerata nilai UNBK Nilai 46,55 42,74 > > > > > > >
bidang Sains
SMA/sederajat
Program Pembinaan dan Tersedianya SMK Ya/Tida Tidak Tidak Tidak Tidak 77.060 Tidak 84.766 Ya 93.243 Ya 107.229 Ya 117.952 Ya
Pengembangan Unggulan di k
Pendidikan SMK Wilayah Ibukota
Provinsi
Angka Putus % 3,47 2,86 < < < < < < <
Sekolah SMK
Angka Kelulusan % 87,43 95,29 > > > > > > >
SMK
Persentase SMK % n/a n/a > > > > > > >
yang bekerjasama
dengan industri
Program Pembinaan Perkembangan Unit 16 19 >19 >19 4.354 >19 7.000 >19 7.700 >19 8.855 >19 9.741 >19
Pendidikan Khusus Layanan Pendidikan
Luar Biasa
Program Pembinaan dan Persentase Guru % n/a 28,7 > > 2.725 > 2.998 > 3.297 > 3.627 > 3.990 >
Pengembangan Pendidik SMA Tersertifikasi

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-7│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
dan Tenaga Persentase Guru % n/a 21,7 > > > > > > >
Kependidikan SMK Tersertifikasi
Program Optimalisasi APS SMA/sederajat % 76,06 76,36 > > 10.470 > 12.041 > 13.847 > 15.924 > 18.312 >
Manajemen Layanan
APK SMA/sederajat % n/a 88,04 > > > > > > >
Pendidikan
APM % 60,37 63,88 > > > > > > >
SMA/sederajat
Persentase SMA % 14,02 15,58 > > > > > > >
Terakreditasi A
Persentase SMK % 4,83 7,50 > > > > > > >
Terakreditasi A
Perolehan medali Keping - - - 1 1 1 1 1 5
pada Olimpiade
Sains Nasional
(semua jenjang
pendidikan)
Program Fasilitasi Angka Partisipasi % 31,10 31,36 > > 100.000 > 100.000 > 100.000 > 100.000 > 100.000 >
Pengembangan Perguruan Tinggi
Pendidikan Tinggi Persentase % 6,81 11,08 > > > > > > >
penduduk
berkualifikasi
pendidikan minimal
S1
Kesehatan
Program Peningkatan Persentase Posyandu % - 45,33 > > 7.842 > 8.783 > 9.837 > 11.017 > 12.340 > Dinas
dan Pengembangan Aktif Kesehatan/
Upaya Kesehatan Prevalensi Balita % 0,41 0,39 < < < < < < < RSUD/RSJ
Masyarakat Stunting
Persentase Balita % 0,41 0,39 < < < < < < <
Gizi Buruk
Persentase % 21,19 28,14 > > > > > > >
Desa/Kelurahan
menyelenggarakan
STBM

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-8│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Pencegahan Persentase % 20 30 > > 8.870 > 9.757 > 10.733 > 11.806 > 12.987 >
dan Pengendalian Kabupaten/Kota
Penyakit mencapai 80%
imunisasi dasar
lengkap
Angka kesakitan % 11,27 12,21 < < < < < < <
penduduk
Program Standarisasi Persentase % n/a 41,04 > > 182.951 > 32.951 > 36.905 > 40.596 > 44.655 >
dan Inovasi Pelayanan Puskesmas
Kesehatan memberikan
pelayanan sesuai
standar
Status Akreditasi Tipe n/a B B B B B B B B
Rumah Sakit
Rujukan Provinsi
(RSUD Chasan
Boesoeiri)
Status Akreditasi Tipe n/a n/a n/a D C C C B B
Rumah Sakit
Rujukan Provinsi
(RSUD Sofifi)
Status Akreditasi Tipe n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a C C
Rumah Sakit Jiwa
Provinsi (Sofifi)
Program Peningkatan Rasio dokter per Rasio 1:4463 1:4002 < < 8.509 < 9.360 < 10.296 < 11.325 < 12.458 <
dan Pengembangan satuan penduduk
Sumber Daya Kesehatan Rasio tenaga Rasio 1:359 1:224 < < < < < < <
kesehatan per satuan
penduduk
Cakupan % 100 100 100 100 < 100 100 100 100
pemenuhan
ketersediaan obat
dan perbekalan
kesehatan

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-9│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Jaminan Cakupan jaminan % n/a 70,3 > > 20.132 > 22.145 > 25.467 > 50.000 > 57.500 >
Kesehatan Masyarakat kesehatan
universal/universal
health coverage
(UHC)
Cakupan pelayanan % 100 100 100 100 100 100 100 100 100
kesehatan bagi
penduduk
terdampak krisis
kesehatan akibat
bencana dan/atau
berpotensi bencana
provinsi
Cakupan pelayanan % 100 100 100 100 100 100 100 100 100
kesehatan bagi
penduduk pada
kondisi kejadian luar
biasa provinsi
Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang

Program Peningkatan/ Proporsi panjang % 22 27 > > 554.352 > 250.000 > 275.000 > 316.250 > 347.875 >
Pembangunan jaringan jalan
Rehabilitasi/ provinsi dalam
Pemeliharaan Jalan dan kondisi mantap
Jembatan Pembangunan jalan Km n/a n/a > > > > > > >
pendukung dari/ke
sentra produksi
Program Pengembangan Proporsi areal irigasi % 43 43* 45 46 56.257 47 61.883 48 68.071 49 74.878 50 82.366 50 Dinas
Sumber Daya Air fungsional Pekerjaan
Umum dan
Program PLP, Persentase Rumah % n/a 96,50 97,0867 97,6693 73.950 98,25 85.043 98,8346 97.799 99,42 112.469 100,00 129.339 100 Penataan
Pengembangan Air Tangga terakses air 0319 626 813 Ruang
Minum dan Penataan minum layak
Bangunan Gedung (kawasan ibukota
provinsi)

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-10│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Persentase Rumah % 65,73 69,17 71,46 73,76 76,05 78,34 80,64 82,93 82,93
Tangga terakses air
minum layak
Cakupan Rumah % n/a 97,63 98,02 98,41 98,81 99,20 99,60 100,00 100
Tangga terakses
sanitasi layak
(kawasan ibukota
provinsi)
Persentase Rumah % 66,18 66,96 69,19 71,42 73,65 75,87 78,10 80,33 80,33
Tangga terakses
sanitasi layak
Program Pembinaan Jasa Persentase tenaga % 31,8 41,6 > > 3.000 > 3.300 > 3.630 > 3.993 > 4.392 >
Konstruksi ahli konstruksi
bersertifikat
Persentase % n/a 9,1 > > > > > > >
kabupaten/kota
menerapkan
SIPJAKI (aktif)
termasuk tingkat
provinsi
Program Rasio ketaatan % 68 69 > > 10.000 > 3.000 > 3.300 > 3.630 > 3.993 >
Penyelenggaraan terhadap RTRW
Penataan Ruang Persentase % - - - 20 40 60 80 100 100
kabupaten/kota telah
menyusun RDTR
Perumahan dan
Kawasan Permukiman

Program Penyediaan Persentase Rumah Unit 86,83 83,87 84,86 85,84 21.500 86,83 24.725 87,82 28.434 88,80 32.699 89,79 37.604 89,79 Dinas
Perumahan Tangga dengan Perumahan &
kepemilikan rumah Kawasan
Milik Sendiri Permukiman
Program Peningkatan Persentase Rumah % 91,36 92,18 92,59 93,00 14.700 93,41 16.170 93,82 17.787 94,23 19.566 94,64 21.522 94,64
Kualitas Perumahan Tinggal Layak Huni

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-11│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Peningkatan Persentase % n/a n/a < < 73.850 < 81.235 < 100.000 < 110.000 < 121.000 <
Kualitas Kawasan lingkungan
Permukiman permukiman kumuh
(kawasan ibukota
provinsi)
Luas Ha 558,61 558,61* < < < < < < <
kawasan/lingkungan
pemukiman kumuh
Ketenteraman,
Ketertiban &
Perlindungan
Masyarakat
Program Pemeliharaan Indeks Indeks 15,22 15,22* < < 5.844 < 6.428 < 7.071 < 7.778 < 8.556 < Satpol PP
Keamanan, Ketertiban demonstrasi/mogok
Umum dan yang bersifat
Ketenteraman kekerasan (sub
Masyarakat Komponen IDI)
Program Penegakan Jumlah kasus Kasus n/a n/a < < 500 < 550 < 605 < 666 < 732 <
Peraturan Daerah dan pelanggaran
Peraturan Gubernur Perda/Pergub yang
ditindaklanjuti
Program Tersedianya peta Ya/Tida Tidak Tidak Tidak Ya 6.000 Ya 6.600 Ya 7.260 Ya 10.000 Ya 11.000 Ya
Penyelenggaraan pecegahan dan k
Pelayanan Kebakaran penanganan rawan
kebakaran
Tersedianya sarana Ya/Tida Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya
dan prasarana k
penanggulangan
kebakaran (di
Ibukota Provinsi)
Program Pencegahan Cakupan % 9,41 9,41* > > 1.450 > 4.000 > 4.400 > 4.840 > 5.324 > BPBD
dan Kesiapsiagaan desa/kelurahan
Bencana dengan
antisipasi/mitigasi
bencana

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-12│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Kedaruratan Cakupan % n/a n/a > > 1.500 > 2.650 > 2.915 > 3.207 > 3.527 >
dan Logistik Bencana pemenuhan
kedaruratan dan
logistik bencana
Program Rehabilitasi Cakupan wilayah % n/a n/a > > 2.950 > 3.245 > 10.000 > 11.000 > 12.100 >
dan Rekonstruksi Pasca bencana yang
Bencana direhabilitasi dan
direkonstruksi
Sosial
Program Perlindungan Cakupan % n/a n/a 40,0 > 1.300 > 2.500 > 2.750 > 3.025 > 3.328 > Dinas Sosial
dan Jaminan Sosial perlindungan dan
jaminan sosial
korban bencana
Program Rehabilitasi Cakupan % 69,7 66,1 70,7 > 6.000 > 6.600 > 7.260 > 7.986 > 8.785 >
Sosial pemenuhan
pelayanan
rehabilitasi sosial
(dalam Panti)
Program Pemberdayaan Cakupan Orang 1.677 1.677 1.707 > 1.250 > 4.000 > 4.400 > 4.840 > 5.324 >
Sosial pemberdayaan
PSKS
Lembag 9 10 10 > > > > >
a

Program Penanganan Cakupan fakir % 400 1.150 1.650 > 1.652 > 1.817 > 1.999 > 2.199 > 2.419 >
Fakir Miskin miskin perkotaan
dan perdesaan
memperoleh
fasilitasi untuk
berusaha
Tidak Terkait
Pelayanan Dasar
Tenaga Kerja
Program Pelatihan dan Tingkat Partisipasi % 63,65 65,31 > > 3.684 > 10.000 > 11.000 > 12.100 > 13.310 > Dinas Tenaga
Penempatan Tenaga Angkatan Kerja Kerja dan

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-13│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Kerja (TPAK) Transmigrasi

Program Hubungan Persentase kasus % 83,08 83,08* > > 1.241 > 1.427 > 1.641 > 1.887 > 2.171 >
Industrial dan sengketa pekerja-
Pengawasan pengusaha yang
diselesaikan dengan
Perjanjian Bersama
(PB)
Pemberdayaan
Perempuan &
Perlindungan Anak
Program Peningkatan Tingkat partisipasi % 12,2 12,2* > > 2.000 > 2.200 > 2.420 > 2.662 > 2.928 > Dinas
Kualitas Hidup perempuan di Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga lembaga Perempuan &
pemerintahan Perlindungan
Tingkat Partisipasi % 46,36 49,79 > > > - > - > - > - > Anak
Angkatan Kerja
(TPAK) Perempuan
Program Perlindungan Tingkat penanganan % 100 100 > > 2.080 > 2.288 > 2.517 > 2.768 > 3.045 >
Perempuan dan Khusus kasus kekerasan
Anak perempuan dan anak
yang dilaporkan
Persentase Kab/Kota % 10 10 10 30 30 40 50 60 60
layak anak
Pangan

Program Penanganan Persentase % n/a 62,61 59,13 55,65 1.450 52,17 1.595 48,70 1.755 45,22 50 49,74 Dinas Pangan
Daerah Rawan Pangan Kecamatan Rawan
Pangan
Program Pendistribusian Pembangunan Pusat Unit n/a n/a - - 2.250 - 20.000 - 22.000 1 24.200 - 10.000 1
dan Pencadangan Cadangan Pangan
Pangan Provinsi (di Ibukota
Provinsi)

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-14│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Persentase % 50 50 50 60 70 80 90 100 100
kabupaten/kota
mempunyai pusat
cadangan pangan
Tingkat kestabilan % 100 100 100 100 100 100 100 100 100
pasokan pangan (5-
40% penurunan
pasokan)
Tingkat kestabilan % <25 <25 <25 <25 <25 <25 <25 <25 <25
harga pangan
(<25% harga
normal)
Program Ketersediaan energi Kkal/Ka 2.000 2.100 2200 2200 1.814 2200 5.000 2200 5.500 2200 6.050 2200 6.655 2200
Penganekaragaman perkapita p/hr
Konsumsi dan
Keamanan Pangan Ketersediaan protein Kkal/Ka 52,0 55,0 57,0 57,0 57,0 57,0 57,0 57,0 57,0
perkapita p/hr

Pertanahan
Program Luas lahan yang Ha 230,77 230,77 > > 29.350 > 30.000 > 33.000 > 36.300 > 39.930 > Dinas
Penyelenggaraan tersedia bagi Perumahan &
Pertanahan pembangunan untuk Kawasan
kepentingan umum Permukiman
(kumulatif)
Lingkungan Hidup
Program Pengembangan Tersedianya Ya/Tida Tidak Tidak Tidak Ya 3.900 Ya 5.000 Ya 6.000 Ya 7.200 Ya 8.640 Ya Dinas
Kinerja Pengelolaan Fasilitas Pengolahan k Lingkungan
Persampahan dan Sampah Terpadu Hidup
Limbah Regional (wilayah
ibukota Provinsi)
Program Penataan dan Tersedianya Ya/Tida Ya Ya Ya Ya 2.650 Ya 2.915 Ya 3.207 Ya 3.527 Ya 3.880 Ya
Penaatan Perlindungan dokumen KLHS k
dan Pengelolaan Provinsi
Lingkungan Hidup Terselenggaranya Ya/Tida Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
KLHS untuk K/R/P k

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-15│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
tingkat daerah
provinsi

Program Pengendalian Indeks Kualitas Air Indeks 63,64 63,64* 60-65 60-65 1.450 60-65 1.595 60-65 1.755 60-65 1.930 60-65 2.123 60-65
Pencemaran dan
Indeks Kualitas Indeks 96,00 96,00* 95-97 95-97 95-97 95-97 95-97 95-97 95-97
Perusakan Lingkungan
Udara
Hidup
Indeks Kualitas Indeks 66,65 66,65* 62-67 62-67 62-67 62-67 62-67 62-67 62-67
Tutupan Lahan
Program Perlindungan Volume pencurian M3 31,27 729,73 400 300 1.000 250 1.100 200 1.210 150 1.331 50 1.464 50
Pengamanan Hutan hasil hutan kayu

Administrasi
Kependudukan &
Catatan Sipil
Program Fasilitasi Persentase % 82,0 82,0* > > 2.880 > 3.168 > 3.485 > 3.833 > 4.217 > Administrasi
Peningkatan Layanan penduduk memiliki Kependuduka
Administrasi dokumen legal n dan Catatan
Kependudukan dan kependudukan Sipil
Pencatatan Sipil sesuai peraturan per-
UU-an
Tersedianya layanan Ya/Tida Tidak Tidak Tidak Ya
data kependudukan k
secara online
Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa

Program Pembinaan Persentase Desa % 58,5 58,5* > > 1.700 > 1.870 > 2.057 > 2.263 > 2.489 > Dinas
Pemerintahan dan menyusun Profil Pemberdayaan
Kelembagaan Desa Desa Masyarakat
Program Pemberdayaan Persentase Desa % 12,6 25,8 > > 5.170 > 5.687 > 6.256 > 6.881 > 7.569 > dan Desa
Masyarakat Desa memiliki BUMDes

Pengendalian
Penduduk dan
Keluarga Berencana

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-16│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Pengendalian Laju pertumbuhan % 1,98 1,93 1,9-2,1 1,9-2,1 850 1,9-2,1 978 1,9-2,1 1.075 1,9-2,1 1.183 1,9-2,1 1.301 1,9-2,1 Dinas PP &
Penduduk dan Keluarga penduduk PA
Berencana Total Fertility Rate Angka 2,9 2,7 2,7-3 2,7-3 2,7-3 2,7-3 2,7-3 2,7-3 2,7-3
Perhubungan
Program Tersedianya Ya/Tida Tidak Tidak Tidak Tidak 1.000 Tidak 10.000 Ya 11.000 Ya 12.100 Ya 13.310 Ya Dinas
Penyelenggaraan Lalu Terminal angkutan k Perhubungan
Lintas dan Angkutan darat tipe B
Jalan (wilayah ibukota
Provinsi)
Perkembangan % 2,36 2,36* 2,43 2,49 2,56 2,63 2,69 2,76 2,76
kontribusi PDRB
sub sektor angkutan
darat
Program Pengembangan Perkembangan % 1,80 1,80* 1,87 1,93 11.756 2,00 12.932 2,07 14.225 2,13 15.647 2,20 17.212 2,20
Sarana dan Prasarana kontribusi PDRB
Perhubungan sub sektor angkutan
laut
Perkembangan % 0,40 0,40* 0,47 0,53 0,60 0,67 0,73 0,80 0,80
kontribusi PDRB
sub sektor angkutan
sungai dan
penyeberangan
Perkembangan % 1,88 1,88* 1,95 2,01 2,08 2,15 2,21 2,28 2,28
kontribusi PDRB
sub sektor angkutan
udara
Program Perkembangan arus Orang 1.260.1 1.260.1 > > 1.250 > 8.000 > 8.800 > 9.680 > 10.648 >
Penyelenggaraan penumpang melalui 22 22*
Pelayaran dermaga
Perkembangan arus Ton 7.462.9 7.462.9 > > > > > > >
barang melalui 30 30*
dermaga
Komunikasi dan
Informatika

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-17│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Fasilitasi Persentase % 61,88 65,02 68,16 71,30 4.900 74,44 5.390 77,58 5.929 80,72 6.522 83,86 7.174 83,86 Dinas
Pengembangan penduduk Komunikasi,
Infrastruktur Teknologi menggunakan Informatika
Informasi dan telepon dan Persandian
Komunikasi seluler/nirkabel
Persentase % 18,8 25,8 30,6 35,7 41,5 48,0 55,3 63,5 63,51
penduduk
mengakses internet
Program Pengelolaan Persentase OPD % - 4,65 4,65 16,28 3.260 32,56 3.586 48,84 3.945 65,12 4.339 81,40 4.773 81,40
Informasi, Komunikasi menyebarluaskan
Publik dan Aplikasi informasi publik
Informasi melalui website
Pemerintah Daerah
Persentase % n/a n/a n/a 10 20 40 70 100 100
Kabupaten/Kota
terhubung dengan
Pusat TIK Terpadu
Provinsi
Koperasi, Usaha Kecil,
dan Menengah

Program Perizinan, Persentase Koperasi % 12,00 15,00 > > 1.200 > 1.320 > 1.452 > 1.597 > 1.757 > Dinas
Kelembagaan dan Sehat Koperasi
Pengawasan Koperasi Persentase Koperasi % 47,26 51,00 > > > > > > > UKM
dan UKM Aktif
Program Pemberdayaan Volume usaha Rp. 191,13 190,57 190,57 210,24 5.122 > 5.634 > 6.198 > 6.817 > 7.499 >
Koperasi Koperasi Milyar

Program Pemberdayaan Jumlah usaha skala Unit 75 85 85 95 3.850 > 4.235 > 4.659 > 5.124 > 5.637 >
Usaha Kecil mikro menjadi usaha
kecil
Penanaman Modal
Program Pengembangan, Perkembangan Juta US$ 228,10 362,79 >20 >100 1.055 >100 2.500 >100 2.750 >100 3.025 >100 3.328 >100 Dinas
Promosi dan Kerjasama realisasi investasi PMPTSP
Investasi PMA

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-18│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Perkembangan Rp. 1,151 2,276 >5 >1,000 >1,000 >1,000 >1,000 >1,000 >1,000
realisasi investasi Trilyun
PMDN
Program Peningkatan Persentase Jenis % >95 >95 >95 >95 2.175 >95 3.000 >95 3.300 >95 3.630 >95 3.993 >95
Kualitas Pelayanan Layanan Perizinan
Terpadu Satu Pintu dan Non Perizinan
yang telah
diterapkan secara
online
Program Pengawasan Persentase pelaku % 40 60 >60 >60 765 >60 842 >60 926 >60 1.018 >60 1.120 >60
dan Layanan Pengaduan usaha yang taat
Perizinan Pelaporan
Persentase % 55 75 >75 >75 >75 >75 >75 >75 >75
pengaduan perizinan
yang ditindaklanjuti
dan diselesaikan
Kepemudaan dan
Olahraga
Program Peningkatan Persentase pemuda % 7,22 6,18 5,92 5,66 2.550 5,40 4.000 5,14 4.400 4,88 4.840 4,62 5.324 4,62 Dinas Pemuda
Peran Serta Kepemudaan tanpa aktifitas & Olahraga
produktif
(pengangguran)
Tingkat Partisipasi % 53,64 56,48 57,90 59,32 60,74 62,16 63,58 65,0 65,0
Angkatan Kerja
(TPAK) Pemuda
Program Pembudayaan Tingkat Kegiatan n/a n/a > > 1.250 > 7.500 > 8.250 > 9.075 > 9.983 >
Olahraga perkembangan
kegiatan
keolahragaan yang
diinisiasi
masyarakat
Program Peningkatan Perolehan medali Keping 5 n/a 6 n/a 8.733 7 9.606 n/a 10.567 9 14.794 n/a 16.273 22
Prestasi Olahraga pada kompetisi
olahraga multi event
pelajar tingkat

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-19│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
nasional (POPNAS)

Perolehan medali Keping n/a n/a n/a 5 n/a n/a n/a 10 15


dalam kompetisi
olahraga multi event
tingkat nasional
(PON)
Statistik & Persandian
Program Jumlah OPD OPD n/a n/a > > 1.000 > 1.100 > 1.210 > 1.331 > 1.464 > Dinas
Penyelenggaraan terhubung Jaringan Komunikasi,
Persandian dan Statistik Komunikasi Sandi Informatika
(JKS) dan Persandian
Tersedianya sistem Ya/Tida Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
data dan statistik k
terintegrasi
Kebudayaan
Program Pelestarian dan Perkembangan Mata 8 10 11 12 2.875 13 13.163 14 30.000 15 33.000 16 36.300 16 Dinas
Pengembangan penetapan warisan Budaya Pendidikan
Kebudayaan budaya tak benda dan
(kumulatif) Kebudayaan
Persentase % n/a n/a > > > > > > >
SMA/SMK
menerapkan muatan
lokal ke dalam
kurikulum
Pembangunan Unit n/a n/a - - - - 1 - 1
museum berstandar
nasional (Ibukota
Provinsi)
Perpustakaan
Program Peningkatan Angka Melek Huruf % 98,78 99,73 > > 3.150 > 3.623 > 3.985 > 8.000 > 8.800 > Dinas
dan Pengembangan Kearsipan dan
Jumlah Unit n/a 30 > > > > > > >

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-20│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Literasi Masyarakat Perpustakaan Perpustakaan
Terakreditasi
Kearsipan
Program Pembinaan, Persentase OPD % 100 100 100 100 2.158 100 2.374 100 2.611 100 2.872 100 3.160 100 Dinas
Pengelolaan dan mengelola arsip Kearsipan dan
Pengawasan Kearsipan secara baku Perpustakaan
Status Akreditasi Akredita n/a n/a > Cukup > > > > >
Penyelenggaraan si
Kearsipan
URUSAN PILIHAN
Kelautan dan
Perikanan
Program Pengelolaan Jumlah Produksi Ton 254.877 286.629 > 356.270 26.200 356.375 28.820 356.400 31.702 356.520 34.872 356.570 38.359 356.570 Dinas
Perikanan Tangkap Perikanan Tangkap Kelautan &
Perikanan
Nilai Tukar Nelayan Nilai 104,10 107,77 > 104,50 104,60 104,70 104,80 104,90 104,90
(NTN)
Program Pengelolaan Produksi Perikanan Ton 207.040 105.856 > 207.040 5.400 > 5.940 207.240 6.534 207.340 7.187 207.440 7.906 207.440
Perikanan Budidaya Budidaya
Nilai Tukar Nilai 104,47 105,11 > 104,50 207.140 104,70 104,80 104,90 104,90
Pembudidaya Ikan
(NTPi)
Program Peningkatan Nilai ekspor US$ 313.170 1.688.3 > 1.000.0 5.235 104,60 8.000 3.000.0 8.800 4.000.0 9.680 5.000.0 10.648 5.000.000
Daya Saing Produk perikanan 06 00 00 00 00
Kelautan dan Perikanan Nilai Konsumsi Ikan Kg/kapit 57,46 64,95 > 52,20 2.000.0 52,40 52,50 52,60 52,60
a/th 00

Volume produk Ton 25.292 21.260 > 20.100 52,30 20.300 20.400 20.500 20.500
olahan perikanan
Program Pengawasan Cakupan % 20 35 > 45 3.000 50 3.300 55 3.630 60 3.993 65 4.392 65
Sumber Daya Kelautan pengawasan wilayah
dan Perikanan laut sampai 12 mil
dari IUU fishing dan
kegiatan yang
merusak

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-21│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
sumberdaya
kelautan

Program Pengelolaan Luas kawasan Ha 17.408 225.950 > 40000 2.000 60000 2.200 70000 2.420 80000 2.662 90000 2.928 90000
Ruang Laut konservasi

Pariwisata
Program Pengembangan Jumlah destinasi Obyek n/a n/a > > 18.611 > 20.472 > 22.519 > 24.771 > 27.248 > Dinas
Destinasi Wisata wisata yang Pariwisata
dikelola/dioperasika
n oleh
masyarakat/swasta
(kumulatif)
Perkembangan % 0,46 0,44 0,88 1,31 1,73 2,15 2,57 3,00 3,0
kontribusi PDRB
sektor pariwisata
Program Pemasaran Kunjungan Orang 795 824 1.030 1.545 2.140 2.318 5.000 3.476 5.500 5.214 6.050 7.822 6.655 7.822
Pariwisata wisatawan
mancanegara
Rata-rata lama Hari 3,38 3,49 >3,5 >3,5 >3,5 >3,5 >3,5 >3,5 >3,5
kunjungan
wisatawan
Program Pengembangan Jumlah Usaha 18.516* 18.516* > > 2.850 > 20.000 > 22.000 > 24.200 > 26.620 >
Ekonomi Kreatif usaha/perusahaan
ekonomi kreatif
Pertanian
Program Peningkatan Produksi Tanaman Ton 277.699 356.848 > 374.690 10.075 393.425 11.083 413.096 12.191 433.751 13.410 455.439 14.751 455.439 Dinas
Produksi Pertanian Pangan Pertanian
NTP Tanaman Nilai 101,21 98,62 > 98,72 98,77 98,82 98,87 98,92 98,92
Pangan
Produksi Tanaman Ton 5.392 11.798 > 12.388 13.007 13.658 14.341 15.058 15.058
Hortikultura

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-22│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
NTP Tanaman NIlai 109,01 103,85 > 103,95 104,00 104,05 104,10 104,15 104,15
Hortikultura
Produksi Tanaman Ton 250.529 259.964 > 272.962 286.610 300.941 315.988 331.787 331.787
Perkebunan
NTP Tanaman NIlai 94,56 84,15 > 84,25 88,46 92,89 97,53 102,41 102,41
Perkebunan
Program Peningkatan Produksi Peternakan Ton 3.982 3.531 > 3.708 8.866 3.893 9.309 4.088 10.240 4.292 11.264 4.507 12.391 4.507
Produksi Peternakan
NTP Peternakan NIlai 107,41 110,40 > 110,50 110,55 110,60 110,65 110,70 110,70
Populasi Ternak Ekor 117.328 133.237 > 142.564 152.543 163.221 174.647 186.872 186.872
Sapi
Program Pengolahan dan Nilai ekspor US$ 1.600 1.892.9 > 1.987.5 2.350 2.086.9 2.585 2.191.3 10.000 2.300.8 11.000 2.415.9 12.100 >
Pemasaran Hasil pertanian 32 79 58 05 71 14
Pertanian
Program Penyuluhan Kelompok Tani Kelomp 2.738 4.282 > 4.496 1.500 4.721 1.650 4.957 3.000 5.205 3.300 5.465 3.630 >
Pertanian yang meningkat ok
kapasitasnya
(kumulatif)
Kehutanan
Program Pemanfaatan Nilai PNBP sektor Rp. 45,166 44,182 44,726 44,953 21.829 20.200 22.920 45,360 25.212 45,628 27.734 45,909 30.507 45,909 Dinas
dan Pengolahan Hasil kehutanan Milyar Kehutanan
Hutan
Program Pencegahan Jumlah titik api Titik 11 60 30 25 1.000 20 1.100 19 1.210 17 1.331 10 1.464 10 Dinas
dan Penanggulangan terdeteksi Kehutanan
Kebakaran Hutan dan
Lahan
Program Perencanaan Persentase KPH % 25,0 37,5 62,5 75,0 675 87,5 743 100,0 817 100,0 898 100,0 988 100,0
dan Penataan Kawasan memiliki dokumen
Hutan perencanaan
(RPHJP)
Program Pengembangan Jumlah bibit Bibit - - - 100.000 1.000 100.000 1.100 100.000 1.210 100.000 1.331 100.000 1.464 504.641
Perbenihan tanaman hutan yang
tersedia

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-23│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Penyuluhan Jumlah fasilitasi Kelomp 4 7 24 24 390 30 429 35 472 35 519 35 571 159
penyuluhan kepada ok
Kelompok Tani
Hutan (KTH)
Program Pemberdayaan Jumlah Kelompok Kelomp 19 42 68 70 310 75 2.500 75 2.875 80 3.306 80 3.802 80
Masyarakat Setempat Tani Hutan (KTH) ok
dalam Kegiatan yang dibina
Rehabilitasi Hutan dan
Lahan
Program Rehabilitasi Luasan lahan kritis Ha 1.500 400 280 280 4.000 400 4.400 400 4.840 400 5.324 400 5.856 20.724
Hutan dan Lahan yang yang direhabilitasi
meliputi Perencanaan,
Pelaksanaan, Monitoring
dan Evaluasi
Energi dan Sumber
Daya Mineral
Program Persentase bauran % 0,96 0,96* 0,96 0,96 1.300 >1 2.000 >1 2.200 >1 2.420 >1 2.662 >1 Dinas ESDM
Penyelenggaraan Energi energi baru
Baru Terbarukan terbarukan
Program Kapasitas terpasang MW 124,38 124,38* > > 8.650 > 9.515 > 10.467 > 11.513 > 12.664 >
Penyelenggaraan pembangkit listrik
Ketenagalistrikan
Persentase Rumah % 98,14 98,51 98,70 98,88 99,07 99,25 99,44 99,62 99,62
Tangga
menggunakan listrik
Program Pengelolaan Cakupan pendataan % <30 <30 30-50 30-50 1.000 30-50 1.100 30-50 1.210 30-50 1.331 30-50 1.464 30-50
Geologi dan Air Tanah potensi sumber daya
mineral
Program Pengelolaan Perkembangan % 9,18 10,72 > > 1.000 > 4.000 > 4.400 > 4.840 > 5.324 >
Pertambangan Mineral kontribusi PDRB
dan Batubara sektor pertambangan
dan penggalian
Perdagangan

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-24│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Pengembangan Perkembangan % 17,42 17,31 > > 5.721 > 50.000 > 50.000 > 10.000 > 11.000 > Dinas
Perdagangan kontribusi PDRB Perindustrian
sektor Perdagangan dan
Pembangunan pusat Unit n/a n/a - - - - 1 - 1 Perdagangan
perdagangan
regional/provinsi (di
Ibukota Provinsi)
Net ekspor antar Rp. -5,758 -8,977
daerah (Hapus) Trilyun

Program Perlindungan Rasio penyelesaian % 100 100 100 100 500 100 550 100 605 100 666 100 732 100
Konsumen temuan terkait tertib
niaga/perdagangan
Perindustrian
Program Pengembangan Perkembangan Perusaha 6.053 6.320 6.495 > 4.920 > 5.412 > 5.953 > 6.549 > 7.203 > Dinas
dan Perwilayahan perusahaan industri an Perindustrian
Industri (masuk renstra) dan
Perkembangan % 6,43 7,45 > > > > > > > Perdagangan
kontribusi PDRB
sektor industri
pengolahan
Program Pengembangan Cakupan layanan % 40,0 100,0 > 100,0 500 100,0 550 100,0 605 100,0 666 100,0 732 100,0
Layanan Laboratorium kemampuan uji
dan Sertifikasi Pengujian
Mutu Barang

Program Pengembangan Jumlah IKM aktif Unit 6.038 6.326 6.371 6.425 > - > > > >
Industri Kecil dan
Jumlah Satu Kecamat n/a n/a 7 5 2.310 5 15.000 5 18.000 5 21.600 5 25.920 56.942
Menengah
Kecamatan Satu an
Sentra Industri
(SAKSSI)
Transmigrasi

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-25│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Persentase % 50 50* > > 4.025 > 4.428 > 4.870 > 5.357 > 5.893 > Dinas Tenaga
Penyelenggaraan transmigran Kerja dan
Transmigrasi swakarsa Transmigrasi
Program Percepatan Persentase Desa % 55,0 55,0* 60 65 2.300 70 10.000 75 11.000 85 12.100 100 13.310 100
Pembangunan Daerah Berkembang dan
Tertinggal Maju di wilayah
ibukota provinsi
Persentase Desa % n/a 37,9 < < < < < < <
Tertinggal (seluruh
Maluku Utara)
FUNGSI
PENUNJANG
Perencanaan
Pembangunan
Program Perencanaan Nominasi Ya/Tida Tidak Tidak Tidak Tidak 11.100 Ya 12.210 Ya 13.431 Ya 14.774 Ya 16.252 Ya Bappeda
Pembangunan Daerah Penghargaan k
Pembangunan
Daerah (PPD)
Program Evaluasi dan Tingkat konsistensi % 85 85 85 90 2.078 90 2.286 90 2.514 90 2.766 90 3.042 90
Pengendalian pelaksanaaan
Pembangunan Daerah rencana
pembangunan
daerah
Penelitian dan
Pengembangan
Program Penelitian dan Jumlah hasil litbang Judul - - > > 1.750 > 1.925 > 2.118 > 2.329 > 2.562 > Balitbangda
Pengembangan yang rekomendasi
Kebijakan kebijakannya
ditindaklanjuti
(kumulatif)
Program Penelitian dan Jumlah hasil litbang Judul 1 1 > > 1.800 > 1.980 > 2.178 > 2.396 > 2.635 >
Pengembangan Terapan daerah yang menjadi
Industri produk terapan
industri (kumulatif)
Pengawasan

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-26│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program peningkatan Persentasi OPD % n/a 6,98 > > 8.241 > 9.065 > 9.972 > 10.969 > 12.066 > Inspektorat
sistem pengawasan memperoleh
internal dan maturitas SPIP
pengendalian Level 3
pelaksanaan kebijakan Level Kapabilitas Nilai 3DC 2+ 3
KDH APIP
Persentase tindak % - -
lanjut pengaduan
masyarakat
Persentase % n/a 42,37 > > > > > > >
penyelesaian tindak
lanjut hasil
pemeriksaan BPK
Keuangan dan Aset
Program Pengelolaan Persentase OPD % 40 45 70 90 14.998 100 16.498 100 18.148 100 19.962 100 21.959 100 Badan
Keuangan Daerah mengelola keuangan Pengelolaan
secara mandiri Keuangan
sesuai SAP dan Pendapatan
tepat waktu dan Aset
Ketepatan waktu Ya/Tida Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Daerah
penyampaian LKPD k

Persentase % 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Pemenuhan
Dokumen Anggaran
Pemerintah Daerah
Rata-rata waktu Hari 2 2 2 2 2 2 2 2 2
pelayanan untuk
penerbitan SPD dan
SP2D
Ketepatan waktu Ya/Tida Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya
transfer dana k
perimbangan

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-27│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Intensifikasi Rasio Pendapatan % 11,50 11,76 12,30 12,84 12.318 13,38 13.550 13,92 14.905 14,46 16.395 15,00 18.035 15,0
dan Ekstensifikasi Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Daerah terhadap pendapatan
daerah
Program Penataan dan Persentase % 11,6 20,9 34,9 > 2.789 > 3.068 > 3.375 > 3.712 > 4.083 >
Pengamanan Aset OPD/UPTD tertib
Daerah pengelolaan aset
daerah
Kepegawaian
Program Penataan dan Rasio struktur % 89,93 89,93* > > 3.960 > 4.356 > 4.792 > 5.271 > 5.798 > Badan
Pengembangan Aparatur jabatan dan Kepegawaian
eselonering yang Daerah
terisi
Jumlah jabatan % 2,13 2,13 > > > > > > >
fungsional tertentu
yang terisi
Program Pembinaan dan Tingkat kinerja % n/a n/a > > 2.996 > 3.296 > 3.625 > 3.988 > 4.386 >
Pelayanan Aparatur aparatur
Tingkat kepuasan % n/a n/a >70 >75 >80 >80 >80 >80 >80
aparatur atas
pelayanan
kepegawaian
Pendidikan dan
Pelatihan
Program Peningkatan Persentase ASN % n/a 50,0 > > 5.000 > 5.500 > 6.050 > 6.655 > 7.321 > Badan
dan Pengembangan Lulus DiklatPIM IV Pengembanga
Kompetensi Aparatur Persentase ASN % 30 91,0 > > > > > > > n SDM
Lulus DiklatPIM III
Persentase ASN % 5 35,0 > > > > > > >
Lulus DiklatPIM II
Persentase ASN % n/a 2,5 > > > > > > >
(non Guru) yang
mengikuti Diklat
Teknis dan

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-28│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Fungsional

Status Akreditasi Akredita B B > > > > > > >
Badan si
Pengembangan
SDM (di Ibukota
Provinsi)
Kesatuan Bangsa dan
Politik
Program Pembinaan Indeks Aspek Indeks 90,19 90,19* > > 2.070 > 2.277 > 2.505 > 2.755 > 3.031 > Badan
Wawasan Kebangsaan Kebebasan Sipil Kesatuan
dan Karakter Bangsa (komponen IDI) Bangsa dan
Politik
Program Pendidikan Indeks Aspek Hak- Indeks 74,07 74,07* > > 2.270 > 2.497 > 2.747 > 3.021 > 3.324 >
Politik Masyarakat hak Politik
(komponen IDI)
Program Pencegahan Persentase konflik % 43 33 > > 1.410 > 1.551 > 1.706 > 1.877 > 2.064 >
dan Penanggulangan sosial skala provinsi
Konflik yang diselesaikan
Sekretariat DPRD
Program Peningkatan Cakupan % 100 100 100 100 17.533 100 18.286 100 20.115 100 22.126 100 24.339 100 Sekretariat
dan Pengembangan pemenuhan layanan DPRD
Kapasitas Lembaga peningkatan dan
DPRD pengembangan
kapasitas Lembaga
DPRD
Program Legislasi Persentase Ranperda % 25% 15% > > 22.438 > 23.560 > 25.916 > 28.507 > 31.358 >
Daerah dalam Prolegda
yang ditetapkan
menjadi Perda
Sekretariat Daerah

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-29│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Koordinasi Cakupan koordinasi % 100 100 100 100 3.254 100 3.579 100 3.937 100 4.331 100 4.764 100 Biro
Kebijakan dan kebijakan dan Kesejahteraan
Kerjasama Bidang kerjasama bidang Rakyat
Kesejahteraan Rakyat kesejahteraan rakyat
yang berhasil
ditindaklanjuti
Program Fasilitasi Cakupan fasilitasi % 85 90 100 100 8.000 100 15.000 100 10.000 100 15.000 100 11.000 100
Pembinaan dan pembinaan dan
Peningkatan Kualitas peningkatan kualitas
Kehidupan Keagamaan kehidupan
keagamaan
Program Koordinasi Cakupan koordinasi % 100 100 100 100 4.521 100 4.973 100 5.470 100 6.017 100 6.619 100 Biro
Kebijakan dan kebijakan dan Perekonomian
Kerjasama Bidang kerjasama bidang
Perekonomian perekonomian yang
berhasil
ditindaklanjuti
Program Pengendalian Persentase % n/a n/a > > 280 > 308 > 339 > 373 > 410 > Biro Protokol,
Kerjasama kerjasama daerah Kerjasama dan
yang ditindaklanjuti Komunikasi
(kumulatif) Publik
Program Pembinaan Tersedianya Ya/Tida Ya Ya Ya Ya 5.330 Ya 5.863 Ya 6.449 Ya 7.094 Ya 7.804 Ya Biro
Penyelengggaraan Laporan k Pemerintahan
Pemerintahan dan Penyelenggaraan dan Otonomi
Otonomi Daerah Pemerintah Daerah Daerah
(LPPD) sesuai
ketentuan dan tepat
waktu
Persentasi batas % n/a 55,56 > > > > > > >
daerah
kabupaten/kota yang
telah ditetapkan
Program Penataan dan Tersedianya Ya/Tida Tidak Ya Ya Ya 2.550 Ya 2.805 Ya 3.086 Ya 3.394 Ya 3.733 Ya Biro Hukum
Penyusunan Peraturan mekanisme k
Perundang-undangan penyusunan produk
hukum sesuai

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-30│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
ketentuan

Program Peningkatan Cakupan fasilitasi % n/a n/a 100 100 3.063 100 3.369 100 3.706 100 4.077 100 4.485 100
Bantuan dan Penyuluhan bantuan hukum dan
Hukum dan Hak Asasi penanganan perkara
Manusia

Program Pengadaan Persentasi pemilihan % 80 90 90 95 4.200 95 4.620 95 5.082 95 5.590 95 6.149 95 Biro
Barang dan Jasa penyedia barang dan Pengadaan
jasa yang Barang dan
terselenggara Jasa
(tender/non tender)
Persentase tender % 1,3 1,6 1,5 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
pengadaan barang
dan jasa yang
disanggah
Persentase aparatur % 100 100 100 100 100 100 100 100 100
bersertifikat
pengadaan barang
dan jasa
Program Penataan Persentase % 77 77 77 100 5.650 100 6.215 100 6.837 100 7.520 100 8.272 100 Biro
Kelembagaan dan kelembagaan Organisasi
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
Perangkat Daerah yang tepat fungsi
dan tepat struktur
Tersedianya Ya/Tida Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Laporan Kinerja k
Instansi Pemerintah
(LKjIP) sesuai
ketentuan dan tepat
waktu
Program Layanan Cakupan layanan % 100 100 100 100 2.254 100 2.479 100 2.727 100 3.000 100 3.300 100 Biro Protokol,
Keprotokolan keprotokolan yang Kerjasama dan

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-31│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
terfasilitasi Komunikasi
Publik

Program Peningkatan Cakupan publikasi % 100 100 100 100 3.590 100 3.949 100 4.344 100 4.778 100 5.256 100
Komunikasi dan media massa
Informasi serta kegiatan Pimpinan
Penggunaan Media Daerah
Massa
Badan Penghubung
Program Peningkatan Cakupan fasilitasi % 100 100 100 100 30.586 100 31.645 100 34.810 100 38.290 100 42.119 100 Badan
Pelayanan Kedinasan pelayanan KDH dan Penghubung
Kepala Daerah/Wakil Wakil KDH dalam
Kepala Daerah dukungan kedinasan
luar daerah dan
dalam daerah
Program Fasilitasi Cakupan fasilitasi % 100 100 100 100 640 100 704 100 774 100 852 100 937 100
Promosi dan promosi dan
Pengembangaan pengembangan
Kerjasama kerjasama
Program pada Semua
Perangkat Daerah
Program Pelayanan Cakupan % 100 100 100 100 107.500 100 118.250 100 130.075 100 143.083 100 157.391 100 Semua OPD
Administrasi ketersediaan layanan
Perkantoran dan administrasi
Penyelenggaran perkantoran
Pemerintahan Berbasis Cakupan % 4,65 16,28 32,55 38,04 43,53 - 49,02 - 54,51 - 60 - 60
Elektronik penyelenggaraan
urusan pemerintahan
berbasis elektronik
Program Peningkatan Cakupan % 100 100 100 100 81.000 100 82.100 100 94.415 100 108.577 100 124.864 100
Sarana dan Prasarana ketersediaan dan
Aparatur kelayakan sarana
dan prasarana
aparatur

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-32│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Bidang Indikator Kinerja Satuan Kondisi Kinerja Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kode Urusan/Program (Outcome) Awal RPJMD Kinerja Perangkat
Pembangunan Daerah 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada Daerah
Akhir Penanggung-
2017 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Periode jawab
2019 Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) RPJMD
Program Peningkatan Cakupan % 100 100 100 100 12.900 100 12.900 100 14.190 100 15.609 100 17.170 100
Kapasitas Sumber Daya pemenuhan
Aparatur dukungan
peningkatan
kapasitas sumber
daya aparatur
Program Peningkatan Cakupan % 100 100 100 100 4.300 100 4.730 100 5.203 100 5.723 100 6.296 100
Pengembangan Sistem pemenuhan
Pelaporan Capaian dukungan
Kinerja dan Keuangan peningkatan
pengembangan
sistem pelaporan
capaian kinerja dan
keuangan
Jumlah (Pendanaan) 2.026.170 1.840.695 2.058.533 2.281.859 2.497.269

BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7-33│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

BAB 8
KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH

8.1. INDIKATOR KINERJA DAERAH


Indikator kinerja daerah secara teknis pada dasarnya dirumuskan dengan
mengambil indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan (outcome) maupun
indikator sasaran (impact). Suatu indikator kinerja daerah dapat dirumuskan
berdasarkan hasil analisis pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja
program (outcome) terhadap tingkat capaian indikator kinerja daerah berkenaan
setelah program prioritas ditetapkan. Indikator Kinerja Daerah adalah alat ukur
kuantitatif untuk mengetahui dampak dari pembangunan daerah yang telah
dilaksanakan selama periode RPJMD Provinsi Maluku Utara 2019-2014.

8.2. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH


Tujuan penetapan Indikator Kinerja Daerah adalah memberikan gambaran
tentang pencapaian visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur. Indikator Kinerja
Daerah juga dapat dikatakan sebagai Indikator Kinerja Utama bagi Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah karena dapat menunjukkan kondisi yang diharapkan
tercapai pada akhir periode RPJMD Provinsi Maluku Utara tahun 2019-2024.
Keberhasilan pencapaian visi dan misi tersebut dapat diukur dari pencapaian kinerja
pada aspek kesejahteraan, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Keberhasilan
kinerja pada aspek tersebut ditunjukkan dari akumulasi pencapaian indikator
outcome dari sasaran pembangunan daerah atau ditunjukkan dari pencapaian
indikator yang bersifat mandiri setingkat impact yang diukur setiap tahunnya.
Indikator kinerja daerah mencakup aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan
umum, serta aspek daya saing daerah. Indikator pada aspek kesejahteraan masyarakat
menggambarkan suatu kondisi indikator makro ekonomi dan sosial. Indikator pada
aspek Pelayanan Umum memberikan tolok ukur atas pelayanan yang dilakukan oleh
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan urusan baik wajib maupun pilihan
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sementara indikator kinerja
pada aspek daya saing daerah memberikan gambaran daya dukung mencapai
pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.
Target capaian indikator kinerja yang menggambarkan kinerja pemerintah
daerah secara umum dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah disajikan
pada Tabel 8.1 dan 8.2.

BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8-1│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 8.1. Penetapan Indikator Kinerja Utama RPJMD Provinsi Maluku Utara Tahun 2019-2024

Target Tahunan
No Indikator Kinerja (Tujuan/Impact) Satuan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks 68,00 68,65 69,30 69,95 70,60 71,25
2 Angka Usia Harapan Hidup Tahun 68,06 68,32 68,58 68,84 69,10 69,36
3 Angka Kematian Ibu Per 100.000 KH 329 301 273 245 217 189
4 Angka Kematian Bayi Per 1.000 KH 15 15 14 14 13 13
5 Angka Rerata Lama Sekolah Tahun 9,10 9,48 9,86 10,24 10,62 11,0
6 Angka Harapan Lama Sekolah Tahun 13,85 14,08 14,31 14,54 14,77 15,0
7 Tingkat partisipasi dan peran pemuda dalam % 73,81 74,81 75,80 76,79 77,77 78,74
pembangunan
8 Tingkat apresiasi warisan budaya daerah Mata Budaya 11 12 13 14 15 16
9 Indeks Ketimpangan Wilayah Indeks 0,263 0,261 0,258 0,255 0,253 0,250
10 Tingkat keterjangkauan infrastruktur dasar dan % 79,96 81,66 83,34 85,00 86,64 88,27
lingkungan hunian layak
11 Tingkat pemerataan prasarana dan sarana % 33,42 36,74 40,05 43,37 46,68 50,00
penunjang konektifitas wilayah
12 Indeks Kerukunan Umat Beragama Indeks >67,5 >67,5 >67,5 >67,5 >67,5 >67,5
13 Indeks Demokrasi Indeks >72,5 >72,5 >72,5 >72,5 >72,5 >72,5
14 Persentase Desa/Kelurahan rawan konflik sosial % <13 <10 <10 <10 <10 <10
15 Laju pertumbuhan ekonomi % 7,6-8,1 7,6-8,1 7,6-8,1 7,6-8,1 7,6-8,1 7,6-8,1
16 Tingkat inflasi % 1,9-3,4 1,9-3,4 1,9-3,4 1,9-3,4 1,9-3,4 1,9-3,4

BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8-2│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Target Tahunan
No Indikator Kinerja (Tujuan/Impact) Satuan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
17 Indeks Rasio Gini Indeks 0,319 0,310 0,302 0,293 0,284 0,275
18 Nilai Tukar Petani Nilai >100 >100 >100 >100 >100 >100
19 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Skor >80 >80 >80 >80 >80 >80
20 Perkembangan realisasi investasi berskala
nasional (PMA/PMDN)
a. PMA Juta US$ >100 >100 >100 >100 >100 >100
b. PMDN Rp. Trilyun >1,000 >1,000 >1,000 >1,000 >1,000 >1,000
21 Perkembangan ekspor
a. Ekspor Pertambangan Juta US$ 743,818 818,2 900,0 990,0 1.089 1.198
b. Ekspor Non pertambangan Juta US$ 4,49 6,73 10,77 18,30 32,94 62,59
c. Net eskpor antar daerah Rp. Trilyun – – + + + +
22 Kenaikan/penurunan kunjungan wisatawan % 25,0 50,0 50,0 50,0 50,0 50,0
mancanegara
23 Tingkat Pengangguran Terbuka % <5,0 <5,0 <5,0 <5,0 <5,0 <5,0
24 Pengeluaran per Kapita/Tahun Rp. 8.180 8.384 8.594 8.808 9.029 9.254
25 Tingkat kemiskinan % <6,0 <6,0 <6,0 <6,0 <6,0 <6,0
26 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indeks 70-75 70-75 70-75 70-75 70-75 70-75
27 Tingkat Kemantapan Tata Kelola Pemerintahan % >70 >75 >75 >75 >80 >80
28 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks >89 >89 >89 >89 >89 >89
29 Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Skor 2,552 2,691 2,831 2,971 3,110 3,250
Pemerintahan Daerah (EKPPD)

BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8-3│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Target Tahunan
No Indikator Kinerja (Tujuan/Impact) Satuan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
30 Predikat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Nilai B B A A A AA
Pemerintah (SAKIP)
31 Predikat Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP WTP
(LKPD)
32 Tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan % >70 >75 >80 >80 >80 >80
publik pemerintah daerah
33 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Indeks >70 >70 >70 >70 >70 >70

BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8-4│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Tabel 8.2. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Provinsi Maluku Utara Tahun 2019-2024

No Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Satuan Kondisi Kinerja Awal Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Indikator Kinerja RPJMD Kinerja pada
Pembangunan Akhir Periode
Daerah 2017 2018 2020 2021 2022 2023 2024 RPJMD
ASPEK KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
1 Kesejahteraan dan Pemerataan
Ekonomi
1.1 Laju pertumbuhan ekonomi % 7,67 7,92 7,6-8,1 7,6-8,1 7,6-8,1 7,6-8,1 7,6-8,1 7,6-8,1
1.2 Tingkat inflasi % 1,97 4,12 1,9-3,4 1,9-3,4 1,9-3,4 1,9-3,4 1,9-3,4 1,9-3,4
1.3 Indeks Rasio Gini Indeks 0,317 0,328 0,310 0,302 0,293 0,284 0,275 0,275
1.4 Tingkat kemiskinan % 6,35 6,62 <6,0 <6,0 <6,0 <6,0 <6,0 <6,0
1.5 Tingkat Pengangguran Terbuka % 5,33 4,77 <5,0 <5,0 <5,0 <5,0 <5,0 <5,0
1.6 Indeks Ketimpangan Wilayah Indeks 0,266 0,266* 0,261 0,258 0,255 0,253 0,250 0,250
2 Kesejahteraan Sosial
2.1 Indeks Pembangunan Manusia Indeks 67,20 67,76 68,65 69,30 69,95 70,60 71,25 71,25
(IPM)
2.2 Angka Usia Harapan Hidup Tahun 67,54 67,8 68,32 68,58 68,84 69,10 69,36 69,36
2.3 Angka Kematian Ibu Per 100.000 382 357 301 273 245 217 189 189
KH
2.4 Angka Kematian Bayi Per 1.000 16 15 15 14 14 13 13 13
KH
2.5 Angka Melek Huruf % 98,78 99,73 > > > > > >
2.6 Angka Rerata Lama Sekolah Tahun 9,39 8,72 9,48 9,86 10,24 10,62 11,0 11,0
2.7 Angka Harapan Lama Sekolah Tahun 13,56 13,62 14,08 14,31 14,54 14,77 15,0 15,0

BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8-5│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2.8 Tingkat keterjangkauan % 77,07 78,24 81,66 83,34 85,00 86,64 88,27 88,27
infrastruktur dasar dan
lingkungan hunian layak
ASPEK PELAYANAN UMUM
Pelayanan Urusan Wajib
Terkait Pelayanan Dasar
1 Pendidikan
1.1 Persentase SMA Terakreditasi A % n/a n/a > > > > > >
di Wilayah Ibukota Provinsi
1.2 Angka Putus Sekolah SMA % 1,60 1,24 < < < < < <
1.3 Angka Kelulusan SMA % 97,78 98,37 > > > > > >
1.4 Rerata nilai UNBK bidang Sains Nilai 46,55 42,74 > > > > > >
SMA/sederajat
1.5 Tersedianya SMK Unggulan di Ya/Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya
Wilayah Ibukota Provinsi
1.6 Angka Putus Sekolah SMK % 3,47 2,86 < < < < < <
1.7 Angka Kelulusan SMK % 87,43 95,29 > > > > > >
1.8 Persentase SMK yang % n/a n/a > > > > > >
bekerjasama dengan industri
1.9 Perkembangan Layanan Unit 16 19 >19 >19 >19 >19 >19 >19
Pendidikan Luar Biasa
1.10 Persentase Guru SMA % n/a 28,7 > > > > > >
Tersertifikasi
1.11 Persentase Guru SMK % n/a 21,7 > > > > > >
Tersertifikasi
1.12 APS SMA/sederajat % 76,06 76,36 > > > > > >
1.13 APK SMA/sederajat % n/a 88,04 > > > > > >
1.14 APM SMA/sederajat % 60,37 63,88 > > > > > >

BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8-6│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

1.15 Persentase SMA Terakreditasi A % 14,02 15,58 > > > > > >
1.16 Persentase SMK Terakreditasi A % 4,83 7,50 > > > > > >
1.17 Perolehan medali pada Olimpiade Keping - - 1 1 1 1 1 5
Sains Nasional (semua jenjang
pendidikan)
1.18 Angka Partisipasi Perguruan % 31,10 31,36 > > > > > >
Tinggi
2 Kesehatan
2.1 Persentase Posyandu Aktif % - 45,33 > > > > > >
2.2 Prevalensi Balita Stunting % 0,41 0,39 < < < < < <
2.3 Persentase Balita Gizi Buruk % 0,41 0,39 < < < < < <
2.4 Persentase Desa/Kelurahan % 21,19 28,14 > > > > > >
menyelenggarakan STBM
2.5 Persentase Kabupaten/Kota % 20 30 > > > > > >
mencapai 80% imunisasi dasar
lengkap
2.6 Angka kesakitan penduduk % 11,27 12,21 < < < < < <
2.7 Persentase Puskesmas % n/a 41,04 > > > > > >
memberikan pelayanan sesuai
standar
2.8 Status Akreditasi Rumah Sakit Tipe n/a B B B B B B B
Rujukan Provinsi (RSUD Chasan
Boesoeiri)
2.9 Status Akreditasi Rumah Sakit Tipe n/a n/a D C C C B B
Rujukan Provinsi (RSUD Sofifi)
2.10 Status Akreditasi Rumah Sakit Tipe n/a n/a n/a n/a n/a n/a C C
Jiwa Provinsi (Sofifi)
2.11 Rasio dokter per satuan penduduk Rasio 1:4463 1:4002 < < < < < <
2.12 Rasio tenaga kesehatan per Rasio 1:359 1:224 < < < < < <

BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8-7│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

satuan penduduk
2.13 Cakupan pemenuhan % 100 100 100 100 100 100 100 100
ketersediaan obat dan perbekalan
kesehatan
2.14 Cakupan jaminan kesehatan % n/a 70,3 > > > > > >
universal/universal health
coverage (UHC)
Pekerjaan Umum dan
3
Penataan Ruang
3.1 Proporsi areal irigasi fungsional % 43 43* 46 47 48 49 50 50
3.2 Persentase Rumah Tangga % n/a 96,50 97,66936 98,25202 98,83468 99,41734 100 100
terakses air minum layak
(kawasan ibukota provinsi)
3.3 Persentase Rumah Tangga % 65,73 69,17 73,76 76,05 78,34 80,64 82,93 82,93
terakses air minum layak
3.4 Cakupan Rumah Tangga terakses % n/a 97,63 98,42 98,81 99,21 99,60 100,00 100,00
sanitasi layak (kawasan ibukota
provinsi)
3.5 Persentase Rumah Tangga % 66,18 66,96 71,42 73,65 75,87 78,10 80,33 80,33
terakses sanitasi layak
3.6 Proporsi panjang jaringan jalan % 22 27 > > > > > >
provinsi dalam kondisi mantap
3.7 Pembangunan jalan pendukung Km n/a n/a > > > > > >
dari/ke sentra produksi
3.8 Persentase tenaga ahli konstruksi % 31,8 41,6 > > > > > >
bersertifikat
3.9 Persentase kabupaten/kota % n/a 9,1 > > > > > >
menerapkan SIPJAKI (aktif)
termasuk tingkat provinsi
3.10 Rasio ketaatan terhadap RTRW % 68 69 > > > > > >

BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8-8│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

3.11 Persentase kabupaten/kota telah % - - 20 40 60 80 100 100


menyusun RDTR
Perumahan Rakyat & Kawasan
4
Permukiman
4.1 Persentase Rumah Tangga Unit 86,83 83,87 85,84 86,83 87,82 88,80 89,79 89,79
dengan kepemilikan rumah Milik
Sendiri
4.2 Persentase Rumah Tinggal Layak % 91,36 92,18 93,00 93,41 93,82 94,23 94,64 94,64
Huni
4.3 Persentase lingkungan % n/a n/a < < < < < <
permukiman kumuh (kawasan
ibukota provinsi)
4.4 Luas kawasan/lingkungan Ha 558,61 558,61* < < < < < <
pemukiman kumuh
Ketenteraman, Ketertiban &
5
Perlindungan Masyarakat
5.1 Indeks Kerukunan Umat Indeks 66,8 66,8* >67,5 >67,5 >67,5 >67,5 >67,5 >67,5
Beragama
5.2 Indeks Demokrasi Indeks 70,73 70,73* >72,5 >72,5 >72,5 >72,5 >72,5 >72,5
5.3 Persentase Desa/Kelurahan rawan % 13,7 13,7* <10 <10 <10 <10 <10 <10
konflik sosial
5.4 Indeks demonstrasi/mogok yang Indeks 15,22 15,22* < < < < < <
bersifat kekerasan (sub
Komponen IDI)
5.5 Jumlah kasus pelanggaran Kasus n/a n/a < < < < < <
Perda/Pergub
5.6 Tersedianya peta pecegahan dan Ya/Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya
penanganan rawan kebakaran
5.7 Tersedianya sarana dan prasarana Ya/Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya
penanggulangan kebakaran (di

BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8-9│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Ibukota Provinsi)

5.8 Cakupan desa/kelurahan dengan % 9,41 9,41* > > > > > >
antisipasi/mitigasi bencana
5.9 Cakupan pemenuhan kedaruratan % n/a n/a > > > > > >
dan logistik bencana
5.10 Cakupan wilayah bencana yang % n/a n/a > > > > > >
direhabilitasi dan direkonstruksi
6 Sosial
6.1 Cakupan perlindungan dan % n/a n/a > > > > > >
jaminan sosial korban bencana
6.2 Cakupan pemenuhan pelayanan % 100 100 > > > > > >
rehabilitasi sosial (dalam Panti)
6.3 Cakupan pembinaan Komunitas KK n/a n/a > > > > > >
Adat Terpencil (kumulatif)
6.4 Cakupan penanganan fakir KK n/a n/a > > > > > >
miskin perkotaan dan perdesaan
Tidak Terkait Pelayanan Dasar
1 Tenaga Kerja
1.1 Tingkat Partisipasi Angkatan % 63,65 65,31 > > > > > >
Kerja (TPAK)
1.2 Persentase kasus sengketa % 83,08 83,08* > > > > > >
pekerja-pengusaha yang
diselesaikan dengan Perjanjian
Bersama (PB)
Pemberdayaan Perempuan &
2
Perlindungan Anak
2.1 Indeks Pemberdayaan Gender Indeks 70,31 70,31* >70 >70 >70 >70 >70 >70
(IDG)

BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8-10│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2.2 Tingkat partisipasi perempuan di % 12,2 12,2* > > > > > >
lembaga pemerintahan
2.3 Tingkat Partisipasi Angkatan % 46,36 49,79 > > > > > >
Kerja (TPAK) Perempuan
2.4 Rasio KDRT % 0,016 0,016* > > > > > >
2.5 Persentase Kabupaten/Kota % 10 10 20 30 40 50 60 60
Layak Anak
3 Pangan
3.1 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Skor 79,2 79,2* >80 >80 >80 >80 >80 >80
3.2 Persentase Kecamatan Rawan % n/a 62,61 55,65 52,17 48,70 45,22 41,74 41,74
Pangan
3.3 Tingkat kestabilan pasokan % 100 100 100 100 100 100 100 100
pangan (5-40% penurunan
pasokan)
3.4 Tingkat kestabilan harga pangan % <25 <25 <25 <25 <25 <25 <25 <25
(<25% harga normal)
3.5 Ketersediaan energi perkapita Kkal/Kap/hr 2.000 2.100 2200 2200 2200 2200 2200 2200
3.6 Ketersediaan protein perkapita Kkal/Kap/hr 52,0 55,0 57,0 57,0 57,0 57,0 57,0 57,0

4 Pertanahan
4.1 Luas lahan yang tersedia bagi Ha 230,77 230,77 > > > > > >
pembangunan untuk kepentingan
umum (kumulatif)
5 Lingkungan Hidup
5.1 Indeks Kualitas Lingkungan Indeks 74,55 74,55* 70-75 70-75 70-75 70-75 70-75 70-75
Hidup
Administrasi Kependudukan &
6
Catatan Sipil

BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8-11│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

6.1 Persentase penduduk memiliki % 82,0 82,0* > > > > > >
dokumen legal kependudukan
sesuai peraturan per-UU-an
Pemberdayaan Masyarakat
7
dan Desa
7.1 Persentase Desa menyusun Profil % 58,5 58,5* > > > > > >
Desa
7.2 Persentase Desa memiliki % 12,6 25,8 > > > > > >
BUMDes
Pengendalian Penduduk dan
8
Keluarga Berencana
8.1 Laju pertumbuhan penduduk % 1,98 1,93 1,9-2,1 1,9-2,1 1,9-2,1 1,9-2,1 1,9-2,1 1,9-2,1
8.2 Total Fertility Rate Angka 2,9 2,7 2,7-3 2,7-3 2,7-3 2,7-3 2,7-3 2,7-3
9 Perhubungan
9.1 Perkembangan kontribusi PDRB % 2,36 2,36* 2,49 2,56 2,63 2,69 2,76 2,76
sub sektor angkutan darat
9.2 Perkembangan kontribusi PDRB % 1,80 1,80* 1,93 2,00 2,07 2,13 2,20 2,10
sub sektor angkutan laut
9.3 Perkembangan kontribusi PDRB % 0,40 0,40* 0,53 0,60 0,67 0,73 0,80 0,55
sub sektor angkutan sungai dan
penyeberangan
9.4 Perkembangan kontribusi PDRB % 1,88 1,88* 2,01 2,08 2,15 2,21 2,28 1,98
sub sektor angkutan udara
10 Komunikasi dan Informatika
10.2 Persentase OPD % - 4,65 16,28 32,56 48,84 65,12 81,40 81,40
menyebarluaskan informasi
publik melalui website
Pemerintah Daerah

BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8-12│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

10.3 Persentase Kabupaten/Kota % n/a n/a 10 20 40 70 100 100


terhubung dengan Pusat TIK
Terpadu Provinsi
Koperasi, Usaha Kecil, dan
11
Menengah
11.1 Persentase Koperasi Sehat % 12,00 15,00 > > > > > >
11.2 Persentase Koperasi Aktif % 47,26 51,00 > > > > > >
11.3 Volume usaha Koperasi Rp. Milyar 191,13 190,57 210,24 > > > > >
11.4 Jumlah usaha skala mikro Unit 75 85 95 > > > > >
menjadi usaha kecil
12 Penanaman Modal
12.1 Perkembangan realisasi investasi Juta US$ 228,10 362,79 >100 >100 >100 >100 >100 >100
berskala nasional PMA
12.2 Perkembangan realisasi investasi Rp. Trilyun 1,151 2,276 >1,000 >1,000 >1,000 >1,000 >1,000 >1,000
berskala nasional PMDN
12.3 Jumlah Proyek Investasi berskala Proyek 28 47 >20 >20 >20 >20 >20 >20
nasional PMA
12.4 Jumlah Proyek Investasi berskala Proyek 7 23 >5 >5 >5 >5 >5 >5
nasional PMDN
12.5 Persentase Jenis Layanan % >95 >95 >95 >95 >95 >95 >95 >95
Perizinan dan Non Perizinan
yang telah diterapkan secara
online
12.6 Persentase pelaku usaha yang taat % 40 60 >60 >60 >60 >60 >60 >60
Pelaporan
12.7 Persentase pengaduan perizinan % 55 75 >75 >75 >75 >75 >75 >75
yang ditindaklanjuti dan
diselesaikan
13 Kepemudaan dan Olah Raga

BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8-13│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

13.1 Tingkat partisipasi dan peran % 70,55 72,79 74,81 75,80 76,79 77,77 78,74 78,7
pemuda dalam pembangunan
13.2 Tingkat perkembangan kegiatan Kegiatan n/a n/a > > > > > >
keolahragaan yang diinisiasi
masyarakat
13.3 Perolehan medali pada kompetisi Keping 5 n/a n/a 7 n/a 9 n/a 22
olahraga multi event pelajar
tingkat nasional (POPNAS)
13.4 Perolehan medali dalam Keping n/a n/a 5 n/a n/a n/a 10 15
kompetisi olahraga multi event
tingkat nasional (PON)
14 Statistik & Persandian
14.1 Jumlah OPD terhubung Jaringan OPD n/a n/a > > > > > >
Komunikasi Sandi (JKS)
14.2 Tersedianya sistem data dan Ya/Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
statistik terintegrasi
15 Kebudayaan
15.1 Tingkat apresiasi warisan budaya Mata 8 10 12 13 14 15 16 16
daerah Budaya
16 Perpustakaan
16.1 Jumlah Perpustakaan Unit n/a 30 > > > > > >
Terakreditasi
17 Kearsipan
17.1 Persentase OPD mengelola arsip % 100 100 100 100 100 100 100 100
secara baku
17.2 Status Akreditasi Akreditasi n/a n/a > > > > > >
Penyelenggaraan Kearsipan
Pelayanan Urusan Pilihan
1 Kelautan dan Perikanan

BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8-14│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

1.1 Jumlah Produksi Perikanan Ton 254.877 286.629 > > > > > >
Tangkap
1.2 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Nilai 104,10 107,77 > > > > > >
1.3 Produksi Perikanan Budidaya 207.040 105.856 > > > > > >
1.4 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Nilai 104,47 105,11 > > > > > >
(NTPi)
1.5 Nilai ekspor perikanan US$ 313.170 1.688.306 > > > > > >
1.6 Nilai Konsumsi Ikan Kg/kapita/t 57,46 64,95 > > > > > >
h
1.7 Volume produk olahan perikanan Ton 25.292 21.260 > > > > > >
1.8 Cakupan pengawasan wilayah % n/a 35 > > > > > >
laut sampai 12 mil dari IUU
fishing dan kegiatan yang
merusak sumberdaya kelautan
1.9 Luas kawasan konservasi Ha 17.408 225.950 > > > > > >
2 Pariwisata
2.1 Jumlah destinasi wisata yang Obyek n/a n/a > > > > > >
dikelola/dioperasikan oleh
masyarakat/swasta (kumulatif)
2.2 Perkembangan kontribusi PDRB % 0,46 0,44 1,31 1,73 2,15 2,57 3,00 3,0
sektor pariwisata
2.3 Kenaikan/penurunan kunjungan % -28,25 3,65 50,0 50,0 50,0 50,0 50,0 50,0
wisatawan mancanegara
2.4 Kunjungan wisatawan Orang 795 824 1.545 2.318 3.476 5.214 7.822 21.405
mancanegara
2.5 Rata-rata lama kunjungan Hari 3,38 3,49 >3,5 >3,5 >3,5 >3,5 >3,5 >3,5
wisatawan
2.6 Jumlah usaha/perusahaan Usaha 18.516* 18.516* > > > > > >
ekonomi kreatif

BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8-15│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

3 Pertanian
3.1 Produksi Tanaman Pangan Ton 277.699 356.848 > > > > > >
3.2 NTP Tanaman Pangan Nilai 101,21 98,62 > > > > > >
3.3 Produksi Tanaman Hortikultura Ton 5.392 11.798 > > > > > >
3.4 NTP Tanaman Hortikultura NIlai 109,01 103,85 > > > > > >
3.5 Produksi Tanaman Perkebunan Ton 250.529 259.964 > > > > > >
3.6 NTP Tanaman Perkebunan NIlai 94,56 84,15 > > > > > >
3.7 Produksi Peternakan Ton 3.982 3.531 > > > > > >
3.8 NTP Peternakan NIlai 107,41 110,40 > > > > > >
3.9 Populasi Ternak Sapi Ekor 117.328 133.237 > > > > > >
3.10 Nilai ekspor pertanian US$ 1.600 1.892.932 > > > > > >
4 Kehutanan
4.1 Nilai PNBP sektor kehutanan Rp. Milyar 45,17 44,18 44,95 45,20 45,36 45,63 45,91 45,91
4.2 Volume pencurian hasil hutan M3 31,27 729,73 300 250 200 150 50 50
kayu
4.3 Jumlah titik api terdeteksi Titik 11 60 25 20 19 17 10 10
4.4 Persentase KPH memiliki % 25,0 37,5 75,0 87,5 100,0 100,0 100,0 100,0
dokumen perencanaan (RPHJP)
4.5 Jumlah bibit tanaman hutan yang Bibit - - 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 500.000
tersedia
4.6 Jumlah fasilitasi penyuluhan Kelompok 4 7 24 30 35 35 35 183
kepada Kelompok Tani Hutan
(KTH)
4.7 Jumlah Kelompok Tani Hutan Kelompok 19 42 70 75 75 80 80 448
(KTH) yang dibina
4.8 Luasan lahan kritis yang Ha 1.500 400 280 400 400 400 400 2.160
direhabilitasi

BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8-16│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Energi dan Sumberdaya


5
Mineral
5.1 Cakupan pendataan potensi % <30 <30 30-50 30-50 30-50 30-50 30-50 30-50
sumber daya mineral
5.2 Perkembangan kontribusi PDRB % 9,18 10,72 > > > > > >
sektor pertambangan dan
penggalian
5.3 Persentase bauran energi baru % 0,96 0,96* 0,96 >1 >1 >1 >1 >1
terbarukan
5.4 Persentase Rumah Tangga % 98,14 98,51 98,88 99,07 99,25 99,44 99,62 99,62
menggunakan listrik
6 Perdagangan
6.1 Perkembangan kontribusi PDRB % 17,42 17,31 > > > > > >
sektor Perdagangan
6.2 Perkembangan Ekspor Juta US$ 272,09 676,20 818,1998 900,0 990,0 1.089 1.198 1.198
Pertambangan
6.3 Perkembangan Ekspor Non Juta US$ 0,37 4,08 6,73 10,77 18,30 32,94 62,59 62,59
pertambangan
6.4 Net ekspor antar daerah Rp. Trilyun -5,758 -8,977
6.5 Rasio penyelesaian temuan % 100 100 100 100 100 100 100 100
terkait tertib niaga/perdagangan
7 Perindustrian
7.1 Perkembangan perusahaan Perusahaan 6.053 6.320 > > > > > >
industri
7.2 Perkembangan kontribusi PDRB % 6,43 7,45 > > > > > >
sektor industri pengolahan
7.3 Cakupan layanan kemampuan uji % 40,0 40,0 > > > > > >
7.4 Jumlah IKM aktif Unit 6.038 6.326 6.425 > > > > >
7.5 Jumlah Satu Kecamatan Satu Kecamatan n/a n/a 5 5 5 5 5 32

BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8-17│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

Sentra Industri (SAKSSI)


8 Transmigrasi
8.1 Persentase transmigran swakarsa % 50 50* > > > > > >
8.2 Persentase Desa Berkembang dan % 55,0 55,0* 65 70 75 85 100 100
Maju di wilayah ibukota provinsi
8.3 Persentase Desa Tertinggal % n/a 37,9 < < < < < <
(seluruh Maluku Utara)
Pelayanan Fungsi Penunjang
1 Tingkat Kemantapan Tata Kelola % 68,14 68,14* >75 >75 >75 >80 >80 >80
Pemerintahan
2 Indeks Pembangunan Gender Indeks 89,15 89,15* >89 >89 >89 >89 >89 >89
(IPG)
3 Nilai Evaluasi Kinerja Skor 2,412 2,412* 2,691 2,831 2,971 3,110 3,250 3,25
Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (EKPPD)
4 Predikat Sistem Akuntabilitas Nilai B B B A A A AA AA
Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP)
5 Predikat Laporan Keuangan Opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Pemerintah Daerah (LKPD)
6 Tingkat kepuasan masyarakat % n/a n/a >75 >80 >80 >80 >80 >80
atas pelayanan publik pemerintah
daerah
ASPEK DAYA SAING
1 Kemampuan Ekonomi
1.1 Nilai Tukar Petani Nilai 101,20 96,13 >100 >100 >100 >100 >100 >100
1.2 Pengeluaran per Kapita/Tahun Rp. 7.792 7.980 8.384 8.594 8.808 9.029 9.254 9.254
2 Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8-18│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

2.1 Tingkat pemerataan prasarana % 25,92 30,11 36,74 40,05 43,37 46,68 50,00 50,00
dan sarana penunjang konektifitas
wilayah
2.2 Perkembangan arus penumpang Orang 1.260.12 1.260.122* > > > > > >
melalui dermaga 2
2.3 Perkembangan arus barang Ton 7.462.93 7.462.930* > > > > > >
melalui dermaga 0
2.4 Persentase penduduk % 61,88 65,02 71,30 74,44 77,58 80,72 83,86 83,86
menggunakan telepon
seluler/nirkabel
2.5 Persentase penduduk mengakses % 18,8 25,8 35,7 41,5 48,0 55,3 63,5 63,51
internet
2.6 Kapasitas terpasang pembangkit MW 124,38 124,38* > > > > > >
listrik
3 Sumber Daya Manusia
3.1 Persentase penduduk % 6,81 11,08 > > > > > >
berkualifikasi pendidikan
minimal S1

BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8-19│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

BAB 9
PENUTUP
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Maluku
Utara tahun 2019-2024 merupakan penjabaran dari visi-misi Gubernur dan Wakil
Gubernur Maluku Utara periode 2019-2024. RPJMD memiliki kedudukan yang
strategis dalam perencanaan daerah Provinsi Maluku Utara, sehingga perlu diatur
pedoman transisi dan kaidah pelaksanaannya.

9.1. KAIDAH PELAKSANAAN


RPJMD Provinsi Maluku Utara tahun 2019-2024 merupakan acuan bagi
Pemerintah Provinsi Maluku Utara serta pemangku kepentingan lainnya dalam
melaksanakan pembangunan hingga tahun 2024. Agar pelaksanaan RPJMD dapat
berjalan dengan baik, perlu diatur beberapa kaidah pelaksanaan sebagai berikut:
a. Gubernur berkewajiban menyebarluaskan peraturan daerah tentang RPJMD
kepada masyarakat;
b. RPJMD ini dilaksanakan dengan prinsip kolaborasi dan sinergi secara
berjejaring. Oleh karena itu seluruh perangkat daerah di lingkungan
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota se-Maluku Utara dan
pemangku kepentingan agar melaksanakan program-program RPJMD
dengan sebaik-baiknya mengarah pada pencapaian target-target yang telah
ditetapkan dalam RPJMD;
c. Seluruh perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi berkewajiban
untuk menyusun rencana strategis yang merujuk pada visi, misi, tujuan,
strategi, kebijakan, program dalam RPJMD ini, dan menyusun kegiatan
sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing SKPD dan menjadi pedoman
dalam menyusun Renja SKPD setiap tahun;
d. Seluruh perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi berkewajiban
menjamin konsistensi antara RPJMD dengan Renstra perangkat daerah;
e. Seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota se-Maluku Utara dalam menyusun
RPJMD Kabupaten/Kota harus memperhatikan RPJMD Provinsi;
f. Apabila setelah ditetapkan terjadi perubahan struktur organisasi dan tata
kerja di lingkungan pemerintah Provinsi Maluku Utara, maka program,
indikator dan target kinerja dialihkan kepada perangkat daerah yang baru
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana diatur dengan
Peraturan Daerah;

BAB 9 PENUTUP 9-1│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

g. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD, Badan


Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Maluku Utara berkewajiban
melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD, dan
mengkoordinasikan hasil evaluasi Renstra Perangkat Daerah di lingkup
Provinsi Maluku Utara.

9.2. PEDOMAN TRANSISI


Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan, diperlukan adanya
pedoman untuk dijadikan acuan dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Tahun 2025 yang dilaksanakan pada Tahun 2024. Sebagaimana diketahui,
tahun 2024 adalah tahun terakhir periode RPJMD Provinsi Maluku Utara 2019-2024.
Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan, maka penyusunan RKPD
Tahun 2025 pada saat belum ada RPJMD baru, berpedoman pada sasaran pokok dan
arah kebijakan RPJPD Provinsi Maluku Utara 2005-2025, Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) Tahun 2025, dan program-program strategis nasional yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat. RKPD tersebut selanjutnya dijadikan sebagai dasar dalam
penyusunan RAPBD Provinsi Maluku Utara Tahun 2024. Pemerintah Provinsi
Maluku Utara berkomitmen untuk melaksanakan penyusunan RKPD Tahun 2025
sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan dengan
menerapkan berbagai pendekatan perencanaan agar terwujud perencanaan yang
berkualitas. Salah satu agenda penyusunan RKPD yaitu menyelesaikan permasalahan
pembangunan yang belum seluruhnya tertangani/ terselesaikan sampai dengan Tahun
2024, selain untuk menjawab isu-isu strategis tahun berikutnya, prioritas
pembangunan nasional dan Provinsi, dan lain-lain.

9.3. ALTERNATIF PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN


Dalam hal Pemerintah Daerah tidak mampu mendanai program/kegiatan dalam
prioritas, seperti penyediaan infrastruktur strategis yang dapat meningkatkan daya
saing daerah dan penyediaan pelayanan dasar masyarakat, maka kebijakan
pendanaan pembangunan diarahkan pada:
a. Kerjasama Pemerintah Daerah dengan pemerintah daerah lainnya (public to
public partnership) serta kerjasama pemerintah daerah dan Badan Usaha
Swasta (public private partnership), khususnya untuk pembiayaan
program/kegiatan penyediaan infrastruktur dan pelayanan publik yang
berpotensi menghasilkan pendapatan dan dalam jangka panjang dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat, meningkatkan daya saing daerah dan
menurunkan disparitas wilayah serta meningkatkan perekonomian daerah;
b. Kemitraan pembangunan dengan dunia usaha melalui pelaksanaan tanggung
jawab sosial dan Lingkungan Perusahaaan diarahkan untuk pembiayaan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial, pemulihan dan/atau peningkatan
fungsi lingkungan hidup dan memacu pertumbuhan ekonomi;

BAB 9 PENUTUP 9-2│


RANCANGAN AKHIR ⌠RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2019-2024⌡

c. Kemitraan dengan Lembaga non Pemerintah baik Lembaga Dalam Negeri


maupun Lembaga Internasional, diarahkan pada pelaksanaan program,
kegiatan yang sesuai dengan budaya lokal dan mendukung Program
Prioritas Daerah serta dapat menstimulasi adanya transfer teknologi dan
perubahan perilaku yang lebih baik di masyarakat;
d. Kemitraan dengan Kementrian/Lembaga pemerintah Kabupaten/Kota,
BUMN/BUMD, Swasta, Lembaga Agama, Perguruan Tinggi, TNI, Polri,
Lembaga Internasional dan pemerintah desa dalam rangka percepatan
pencapaian target tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan seperti
mengakhiri kelaparan, penurunan jumlah penduduk miskin, peningkatan
kualitas dan daya saing SDM, perluasan kesempatan kerja, peningkatan
pendapatan masyarakat, pengarusutamaan gender serta pengakhiran
kekerasan terhadap perempuan dan anak.

BAB 9 PENUTUP 9-3│

Anda mungkin juga menyukai