Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2014-2018

Ahnan Yahya Rahmadi

Program Studi Sarjana Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

yahya.ahn@gmail.com

ABSTRACT

The determination of the leading sector in an area is expected to push the


region to become more advanced and focused. Regional development must be in
accordance with the conditions of the community and the region, it is hoped that
the determination of leading sectors in Sukoharjo Regency can encourage the
government to optimize the sectors that are considered capable of advancing the
Sukoharjo Regency. Through the Location Quotient (LQ) analysis and Klassen
Arikel Typology, this aims to determine the leading sectors of the economy in
Sukoharjo Regency in 2014-2018. The method used is Location Quotient (LQ) and
Klassen Typology. This study uses Sukoharjo regency's GRDP data and Central
Java Province's GRDP data.

Keywords: Sukoharjo Regency, superior sector, LQ, Klassen Typology

ABSTRAK

Penentuan sektor uggulan di suatu wilayah diharapkan akan mendorong


wilayah tersebut menjadi lebih maju dan terarah. Pembangunan daerah haruslah
sesuai dengan kondisi masyarakat dan wilayah tersebut, diharapkan dengan pentuan
sektor unggulan di Kabupaten Sukoharjo dapat mendorong pemerintah untuk
mengoptimalkan sektor sektor yang dianggap mampu untuk memajukan daerah
Kabupaten Sukoharjo. Melalui analisis Location Quotient (LQ) dan Tipologi
Klassen Arikel ini bertujuan untuk mengetahui sektor unggulan perekonomian di
Kabupaten Sukoharjo tahun 2014-2018. Metode yang digunakan yaitu Location
Quotient (LQ) dan Tipologi Klassen. Penelitian ini menggunakan data PDRB
Kabupaten Sukoharjo dan data PDRB Provinsi Jawa Tengah.
Kata kunci : Kabupaten Sukoharjo, sektor unggulan, Location Quotient
(LQ),Tipologi Klassen

Menurut Kusumantoro (2009:104), kebijakan pembangunan sektoral yang


strategis adalah kebijakan pembangunan di sektor industri. Sektor tersebut
dipandang sebagai sektor yang memiliki tingkat produktivitas tinggi, sehingga
keunggulannya akan didapat nilai tambah yang tinggi. Oleh karena itu, tujuan
memajukan kesejahahteraan umum masyarakat dapat lebih cepat dengan
menggembangkan sektor tersebut.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu perangkat


data ekonomi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja pembangunan
ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu, atau
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomi pada suatu wilayah. Nilai PDRB dapat merepresentasikan pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah. Penentuan sektor unggulan merupakan langkah awal agar
dapat dicapainya kemakmuran di suatu wilayah.

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator dari sebuah proses


pembangunan ekonomi yang dilakukan baik di tingkat nasional maupun regional
(daerah). Salah satu tujuan pembangunan adalah meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi tentu akan dapat dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat luas. Indikator penting untuk mengetahui kondisi
ekonomi suatu wilayah atau daerah dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh
data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) wilayah atau daerah tersebut.
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator penting dalam melakukan
analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara.

Salah satu upaya untuk meningkatkan pembangunan ekonomi wilayah,


perlu adanya suatu wilayah andalan yang berorientasi untuk mengembangkan
potensi daerah masing- masing. Dalam Pujiati (2009) wilayah andalan merupakan
suatu wilayah yang ditetapkan sebagai penggerak utama perekonomian wilayah ,
yang memiliki kriteria sebagai wilayah yang cepat tumbuh dibandingkan lokasi
lainnya dalam suatu provinsi atau kota/kabupaten, memiliki sektor basisi dan
memiliki keterkaitan ekonomi dengan daerah sekitar.

Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu Daerah Kabupaten di Provinsi


Jawa Tengah. Kabupaten Sukoharjo mempunyai wilayah cukup luas dan
mempunyai sumber daya manusia yang cukup dan sumber yang potensial untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dalam menciptakan peningkatan
pertumbuhan ekonomi ini, peran pemerintah sangat besar dalam memberikan
kontribusi dengan suatu kebijakan untuk mengalokasikan pengeluaran pemerintah
dengan memprioritaskan sektor unggulan yang ada di daerah tersebut.

Penelitian ini bertujuan membahas penerapan analisis Location Quotient


(LQ) dan Tipologi Klassen untuk menentukan sektor unggulan di wilayah
Kabupaen Sukoharjo. Diawali dengan mengemukakan pendahuluan, metodologi
termasuk di dalamnya mengenai tahapan penerapan analisis LQ dan Klassen.
Dilanjutkan dengan hasil dan pembahasan dari penggunaan kedua alat analisis
tersebut dan berikutnya diakhiri dengan kesimpulan dari hasil penelitian.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan


metode deskriptif. Kajian Penelitian ini membahas mengenai masalah yang
berhubungan dengan sektor ekonomi unggulan kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini
menitik beratkan studi pada analisis mengenai sektor ekonomi unggulan yang ada
di Kabupaten Sukoharjo. Data yang digumakan yaitu data sektor yang ada di dalam
PDRB Kabupaten Sukoharjo dan PDRB Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu
2014 sampai 2018. Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis untuk
menengetahui sektor unggulan yang ada di daerah Kabupaten Sukoharjo. Adapun
teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut :
Analisis Location Quotient (LQ)

Analisis Location Quotient (LQ) merupakan salah satu pendekatan untuk


menentukan sektor kegiatan basis dan non basis guna memahami sektor kegiatan
yang berada di Kabupaten Sukoharjo. Metode ini merupakan perbandingan antara
pendapatan domestik Regional Bruto (PDRB) sektor ke-i terhadap Total
pendapatan domestil regional bruto dan Pendapatan Domestik Regional Bruto
sektor ekonom ke-i Provinsi terhadap Total Pendapatan Domestik Regional Bruto
Provinsi (Tarigan,2004:32)

Rumus untuk menghitung LQ yaitu :

Keterangan :

LQ = besarnya indeks suatu sektor ekonomi

vi = nilai PDRB sektor i di Kabupaten Sukoharjo

vt = nilai total PDRB di Kabupaten Sukoharjo

yi = nilai PDRB sektor i di Provinsi Jawa Tengah

yt = nilai total PDRB di Provinsi Jawa Tengah

Jika hasil perhitungan di formulasi di atas menghasilkan:

• LQ > 1 artinya, sektor ini menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan.
sektor memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak saja dapat
memenuhi kebutuhan di wialyah bersangkutan akan tetapi juga dapat
diekspor ke luar wilayah.
• LQ = 1 sektor ini tergolong non-basis, tidak memiliki keunggulan
komparatif. Produksinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayah
sendiri dan tidak mampu untuk diekspor.
• LQ < 1 sektor ini juga termasuk non-basis. Produksi sektor ini di suatu
wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan
atau impor dari luar.

Analisis klasifikasi Tipologi Klassen

Menurut Sjafrizal (1997) Klassen Typology digunakan untuk mengetahui


gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah.
Analisis ini mendasarkan pengelompokkan suatu sektor dengan melihat
pertumbuhan dan kontribusi sektor tertentu terhadap total PDRB (Pendapatan
Domestik Regional Bruto) suatu daerah. Dengan menggunakan analisis Tipologi
Klassen, suatu sektor dapat dikelompokkan ke dalam 4 kategori, yaitu: sektor
prima, sektor potensial, sektor berkembang, dan sektor terbelakang.

Penentuan kategori suatu sektor ke dalam empat kategori di atas didasarkan


pada laju pertumbuhan kontribusi sektoral dan rerata besar kontribusi sektoralnya
terhadap PDRB, dapat ditunjukkan pada tabel 1

Tabel 1 Kategori Tipologi Klassen

Sumber : Widodo, 2006

Keterangan :

Y sektor = nilai kontribusi sektor ke i

Y PDRB = rata-rata PDRB

r sektor = laju pertumbuhan sektor ke i

r PDRB = laju pertumbuhan PDR


Persentase kontribusi dapat dinyatakan dalam rumus :

Kontribusi =

Keterangan Ei : PDRB sektor i Wilayah j

Ej : Total PDRB wilayah j

Analisis Tipologi Klassen menghasilkan empat tipologi dengan


karakteristik sebagai berikut:

• Sektor prima (kuadran 1)


Kuadran ini menunjukkan kategori lapangan usaha apa saja di Kabupaten
Sukoharjo yang memiliki laju pertumbuhan dan nilai kontribusi lebih besar
dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah pada kategori yang sama.
• Sektor potensial (kuadran 2)
Kuadran ini menunjukkan kategori lapangan usaha apa saja di Kabupaten
Sukoharjo yang memiliki laju pertumbuhan lebih kecil tetapi nilai
kontribusi sektornya lebih besar dibandingkan Provinsi Jawa Tengah pada
kategori yang sama
• Sektor berkembang (kuadran 3)
Kuadran ini menunjukkan kategori lapangan usaha apa saja di Kabupaten
Sukoharjo yang memiliki laju pertumbuhan lebih besar tetapi nilai
kontribusi sektornya lebih kecil dibandingkan Provinsi Jawa Tengah pada
kategori yang sama.
• Sektor terbelakang (kuadran 4)
Kuadran ini menunjukkan kategori lapangan usaha apa saja di Kabupaten
Sukoharjo yang memiliki laju pertumbuhan dan nilai kontribusi lebih kecil
dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah pada kategori yang sama.

Melalui teknik overlay dapat ditentukan sektor apa saja yang termasuk
sektor unggulan yang ada di Kabupaten Sukoharjo dengan ketentuan, dinyatakan
sebagai sektor unggulan apabila sektor tersebut merupakan sektor yang dianggap
unggulan di dalam analisis LQ dan analisis Tipologi klassen
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Location Quotient(LQ)

Teori Location Question, seperti dikemukakan Bendavid (1991), digunakan


untuk menganalisis keragaman basis ekonomi. Berdasarkan analisis tersebut dapat
diidentifikasi sektor-sektor apa saja yang dapat dikembangkan untuk tujuan sektor
dan tujuan menyupplay kebutuhan lokal, sehingga sektor yang dikatakan potensial
dapat dijadikan sektor prioritas utama dalam perencanaan pembangunan ekonomi.

Tabel 2 Analisis Location Question (LQ)

rata rata rata rata jawa LQ (x>1 atau Keterangan


LAPANGAN USAHA
sukoharjo tengah x<1) (%) LQ
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2009623,864 115591501,9 0,65 NON BASIS
Pertambangan dan Penggalian 92037,14 18484975,19 0,18 NON BASIS
Industri Pengolahan 8831677,67 296553058,1 1,11 BASIS
Pengadaan Listrik dan Gas 30663,532 937529,776 1,21 BASIS
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 8729,56 604427,012
0,54 NON BASIS
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 1463655,05 87142550,28 0,62 NON BASIS
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 4254602,602 122804352,8
1,29 BASIS
Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 820455,036 28346923,09 1,07 BASIS
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 858569,722 26837348,12 1,19 BASIS
Informasi dan Komunikasi 1249754,564 36972081,24 1,25 BASIS
Jasa Keuangan dan Asuransi 805656,572 23132470,52 1,29 BASIS
Real Estate 564813,69 15817020,26 1,33 BASIS
Jasa Perusahaan 86586,688 3041208,41 1,06 BASIS
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 502907,616 22686636,04
0,82 NON BASIS
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 813278,862 31606137,05 0,96 NON BASIS
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 207308,296 6973480,492 1,10 BASIS
Jasa lainnya 328454,62 13615902,26 0,90 NON BASIS
Jumlah 22928775,08 851147602,5

Sumber : data yang diolah

Berdasarkan Tabel 2 , dari 17 sektor perekonomian yang ada di Kabupaten


Sukoharjo, dapat diketahui ada 7 sektor yang termasuk kedalam sektor non basis
dan ada 10 sektor yang termasuk kedalam sektor basis. Menurut Sjafrizal (2008)
Sektor basis adalah sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah
karena mempunyai keunggulan kompetitif (Competitive Advantage) yang cukup
tinggi. Sedangkan sektor non basis adalah sektor-sektor lainnya yang kurang
potensial tetapi berfungsi sebagai penunjang sektor basis atau service industries.
Pada tahun 2014-2018 sektor real estate memiliki nilai LQ yang paling tinggi yaitu
1,33. Dari tabel 2 dapat dipahami bahwa sektor yang memiliki nilai LQ lebih dari
1 atau dapat dikatakan sebagai sektor basis yaitu sektor industri pengolahan (1,11),
pengadaan listrik dan gas (1,21), Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor (1,29), Transportasi dan Pergudangan (1,07), penyediaan
akomodasi dan makan minum (1,19), informasi dan komunikasi (1,25), jasa
keuangan (1,29), jasa perusahaan (1,06), dan jasa kesehatan dan sosial (1,10).

Analisis Tipologi Klassen

Menurut Sjafrizal (1997) Klassen Typology digunakan untuk mengetahui


gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah.

Tabel 3 Analisis Tipologi Klassen

Pertumbuhan Pertumbuhan Kontribusi Kontribusi


LAPANGAN USAHA Kuadran Sektor
Kab. Sukoharjo Jawa Tengah Sukoharjo Jawa Tengah
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,65 3,06 8,76 13,58 3 Unggulan
Pertambangan dan Penggalian 0,91 7,78 0,40 2,17 4 Bukan Unggulan
Industri Pengolahan 5,15 4,37 38,52 34,84 1 Unggulan
Pengadaan Listrik dan Gas 2,73 4,40 0,13 0,11 2 Unggulan
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Unggulan
4,54 3,80 0,04 0,07 3
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 6,88 6,43 6,38 10,24 3 Unggulan
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Unggulan
5,03 5,35 18,56 14,43 2
Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 8,02 6,61 3,58 3,33 1 Unggulan
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,79 6,92 3,74 3,15 2 Unggulan
Informasi dan Komunikasi 10,93 10,87 5,45 4,34 1 Unggulan
Jasa Keuangan dan Asuransi 6,21 6,28 3,51 2,72 2 Unggulan
Real Estate 7,39 6,61 2,46 1,86 1 Unggulan
Jasa Perusahaan 8,63 9,33 0,38 0,36 2 Unggulan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Unggulan
4,05 3,46 2,19 2,67 3
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 7,55 7,41 3,55 3,71 3 Unggulan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,45 8,47 0,90 0,82 2 Unggulan
Jasa lainnya 6,23 7,57 1,43 1,60 4 Bukan Unggulan
sumber : data yang diolah

Berdasarkan tabel 3 klasifikasi sektor perekonomian di Kabupaten


Sukoharjo selama periode 2014-2018 menunjukkan bahwa terdapat empat sektor
yang masuk dalam klasifikasi sektor prima yaitu sektor industri pengolahan, sektor
transportasi dan pergudangan, sektor informasi da komunikasi, dan sektor estate.
Dan terdapat enam sektor yang termasuk ke dalam sektor potensial yaitu sektor
pengadaan listrik dan gas, sektor perdagangan besar dan eceran ; respirasi mobil
dan sepeda motor, sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor jasa perusahaan, dan
sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial.sementara itu terdapat juga lima sektor
yang memiliki pertumbuhan tinggi, tetapi memiliki nilai kontribusi yang rendah
atau dapat disebut juga dengan sektor berkembang, yaitu sektor
pertanian,kehutanan dan perikanan, sektor pengadaan air, perngelolaan sampah,
limbah dan daur ulang, sektor kontruksi, sektor administrasi pemerintah,
pertahanan dan jaminan sosial wajib, dan sektor jasa pendidikan. Selanjutnya ada
dua sektor yang termasuk kedalam sektor terbelakang, yaitu sektor pertambangan
dan penggalian, dan sektor jasa lainnya. Kategori sektor perekonomian yang
termasuk dalam kuadran 1,2, dan 3 merupakan kategori sektor unggulan
berdasarkan analisis tipologi klassen dikarenakan masih ada potensi untuk
berkembang dengan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Sukohajo.

Teknik Overlay

Melalui teknik Overlay antara analisis LQ dan Tipologi Klassen, dapat


diidentifikasi sektor unggulan yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo, baik dari sisi
kontribusi maupun sisi pertumbuhan perekonomiannya. Berikut hasil teknik
Overlay dari kedua alat analisis.
Tabel 4 Teknik overlay

Tipologi
LAPANGAN USAHA LQ Overlay
Klassen
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan NON BASIS Unggulan -
Pertambangan dan Penggalian NON BASIS Bukan Unggulan -
Industri Pengolahan BASIS Unggulan UNGGULAN
Pengadaan Listrik dan Gas BASIS Unggulan UNGGULAN
Pengadaan Air, Pengelolaan
NON BASIS -
Sampah, Limbah dan Daur Ulang Unggulan
Konstruksi NON BASIS Unggulan -
Perdagangan Besar dan Eceran;
BASIS UNGGULAN
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Unggulan
Transportasi dan Pergudangan BASIS Unggulan UNGGULAN
Penyediaan Akomodasi dan Makan BASIS Unggulan UNGGULAN
Informasi dan Komunikasi BASIS Unggulan UNGGULAN
Jasa Keuangan dan Asuransi BASIS Unggulan UNGGULAN
Real Estate BASIS Unggulan UNGGULAN
Jasa Perusahaan BASIS Unggulan UNGGULAN
Administrasi Pemerintahan,
NON BASIS -
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Unggulan
Jasa Pendidikan NON BASIS Unggulan -
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial BASIS Unggulan UNGGULAN
Jasa lainnya NON BASIS Bukan Unggulan -

Sumber : data yang sudah diolah

Hasil analisis Overlay menunjukkan bahwa ada sepuluh (10) dari tujuh
belas(17) sektor yang termasuk dalam sektor unggulan di daerah Kabpaten
Sukoharjo, sektor tersebut adalah sektor industri pengolahan, sektor pengadaan
listrik dan gas, sektor perdagangan besar dan eceran; resparasi mobil dan motor,
sektor transportasi dan sektor pergudangan, sektor penyedia akomodasi dan makan,
sektor informasi dan komunikasi, sektor real estate, sektor jasa keuangan dan
asuransi, dan sektor jasa perusahaan. Selain sektor tersebut berarti terdapat tujuh
(7) sektor yang tidak menjadi unggulan di Kabupaten Sukoharjo.
KESIMPULAN

Hasil penelitian Kabupaten Sukoharjo memiliki berbagai potensi untuk


berkembang menjadi kabupaten yang lebih maju dan dapat mensejahterakan
penduduknya. Dari analisis menggunakan teknik overlay dari Location Quotient
(LQ) dan Tipologi klassen diketahui bahwa Kabupaten Sukoharjo memiliki sepuluh
sektor unggulan dari tujuh belas sektor yang ada. Sektor tersebut melipiti : sektor
industri pengolahan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor perdagangan besar dan
eceran; resparasi mobil dan motor, sektor transportasi dan sektor pergudangan,
sektor penyedia akomodasi dan makan, sektor informasi dan komunikasi, sektor
real estate, sektor jasa keuangan dan asuransi, dan sektor jasa perusahaan.
Infrastruktur, sumber daya manusia dan kestabilan perekonomian Kabupaten
Sukoharjo merupakan modal yang dapat dioptimalkan untuk mewujudkan visi
pembangunan daerah Kabupaten Sukoharjo sebagai “Terus Membangun Sukoharjo
yang Lebih Sejahtera,Maju, dan Bermartabat Didukung Pemerintahan yang
Profesional” sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Sukoharjo 2016-
2021.

DAFTAR RUJUKAN

Anisah, Lilis. 2018.Analisis LQ, MRP dan Klassen Dalam Penentuan Sektor
Unggulan dan Potensi di Kota Semarang.
https://www.researchgate.net/publication/328927564_ANALISIS_LQ_MR
P_DAN_KLASSEN_DALAM_PENENTUAN_SEKTOR_UNGGULAN_DA
N_POTENSI_DI_KOTA_SEMARANG

Hajeri, Yurisinthae Elinda, Eva Dolorosa. 2105. Analisis Penentuan Sektor


Unggulan Perekonomian di Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Ekonomi Bisnis
dan Kewirausahaan 2015, Vol. 4, No. 2, 253-269.

Rahayu, Endang Siti. 2010. Aplikasi Tipologi Klassen Pada Strategi


Pengembangan Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan Di Kabupaten
Boyolali. Journal of Rural and Development Volume I No. 2 Agustus 2010

Yuliana, Anita. 2010. Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Di Kabupaten Muara


Emin. JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN, Desember 2010.
PDRB Jawa Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha
(Juta Rupiah), 2010 – 2019 (online),
(https://jateng.bps.go.id/statictable/2017/11/06/1683/-seri-2010-pdrb-jawa-
tengah-atas-dasar-harga-konstan-2010-menurut-lapangan-usaha-juta-rupiah-
2010---2019.html) diakses pada 21 Februari 2020

PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2015 –
2019 (online) (https://sukoharjokab.bps.go.id/dynamictable/2016/12/09/21/-seri-
2010-pdrb-atas-dasar-harga-konstan-menurut-lapangan-usaha-juta-rupiah-2015---
2019.html) diakses pada 21 Februari 2020

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sukoharjo Menurut Lapangan Usaha


2014-2018(online)
(https://sukoharjokab.bps.go.id/publication/2019/08/16/07215aa76922b13e83114
3f0/produk-domestik-regional-bruto-kabupaten-sukoharjo-menurut-lapangan-
usaha-2014-2018.html) diakses pada 21 Februari 2020

Anda mungkin juga menyukai