Anda di halaman 1dari 9

1.1.

LATAR BELAKANG
Persediaan barang dagang adalah elemen yang sangat penting dalam
penentuan harga pokok penjualan pada perusahaan dagang eceran, maupun
perusahaan dagang besar. Karena itu persediaan berpengaruh terhadap neraca
maupun laporan rugi-laba. Dalam neraca sebuah perusahaan dagang atau
perusahaan manufaktur, persediaan seringkali merupakan bagian yang sangat
besar dari keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Meskipun
demikian, jumlah dan persentasenya berbeda-beda antara perusahaan yang satu
dengan yang lainnya. Pada perusahaan tertentu, kadang-kadang persediaan
menggambarkan 70 % dari keseluruhan aktiva lancar.
Dalam perusahaan dagang, persediaaan terdiri dari berbagai macam dan
jenis. Dalam hal ini penulis mengambil contoh PT Indomarco PrismatamaFranchise yang lebih dikenal masyarakat dengan Indomaret. PT Indomarco
Prismatama-Franchise merupakan salah satu franchise waralaba dalam hal
kebutuhan pokok masyarakat. Indomaret berbentuk seperti toko hanya lebih
lengkap. Dalam Indomaret, barang-barang seperti makanan dalam kaleng, daging,
beras dan kebutuhan pokok lainnya, adalah sebagian kecil dari persediaan yang
dimilikinya. Persediaan memiliki dua karakteristik penting, yakni: (1) persediaaan
tersebut merupakan milik perusahaan, dan (2) persediaaan tersebut siap dijual
kepada konsumen. Karena pengaruh persediaan yang sangat besar maka
Indomaret perlu memperhatikan dengan lebih baik mengenai persediaan.
Dalam penentuan metode persediaan terdapat dua metode akuntansi untuk
persediaan dan harga pokok penjualan, yaitu metode persediaan periodik dan
metode persediaan perfectual. Dari kedua metode ini, persediaan periodik lebih
sederhana dan lebih mudah penyelenggaraannya bila dibandingkan dengan
metode perpectual. Namun ditinjau dari segi ketepatan dan kecepatan informasi
yang dihasilkan, metode perpectual jauh lebih unggul. Apalagi Indomaret menjual
barang dengan aneka ragam jenis dan banyak jumlahnya. Metode persediaan
periodik pada umumnya digunakan pada perusahaan-perusahaan yang menjual

barang yang haraganya relatif muran dan sering. Sedangkan Metode perpectual
digunakan oleh perusahaan yang menjual barang dengan aneka ragam jenis dan
banayak jumlahnya. Sehingga penentuan metode persediaan perpectual yang
memungkinkan untuk digunakan dalam Indomaret. Karena penentuan persediaan
yang digunakan sangat penting maka penulis mengambil judul Analisis
Penetapan Metode Persediaan FIFO dan LIFO terhadap Laporan Laba Rugi PT
Indomarco Prismatama-Franchise Tiga Raksa 3.
1.2.RUMUSAN MASALAH
Dari gambaran di atas, terdapat beberapa permasalahan yang bisa penulis ajukan,
diantaranya:

Pengaruh Metode Persediaan FIFO terhadap laporan laba rugi PT

Indomarco Prismatama-Franchise Tiga Raksa 3?


Pengaruh Metode Persediaan LIFO terhadap laporan laba rugi PT

Indomarco Prismatama-Franchise Tiga Raksa 3?


Metode yang dapat digunakan dalam penentuan persediaaan PT
Indomarco Prismatama-Franchise Tiga Raksa 3

1.3.TUJUAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis mempunyai beberapa tujuan, di antaranya adalah
sebagai berikut :

Untuk mengetahui pengaruh Metode Persediaan FIFO terhadap laporan

laba rugi PT Indomarco Prismatama-Franchise Tiga Raksa 3?


Untuk mengetahui pengaruh Metode Persediaan LIFO terhadap laporan

laba rugi PT Indomarco Prismatama-Franchise Tiga Raksa 3?


Untuk mengetahui Metode yang tepat dalam penentuan metode
persediaaan PT Indomarco Prismatama-Franchise Tiga Raksa 3

1.4.MANFAAT PENELITIAN
a. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengalaman serta dapat mengaplikasikan ilmu


yang telah di dapat saat perkuliahan.
b. Bagi PT. Indomarco Prismatama-Franchise Tiga Raksa 3
Merupakan bahan masukan yang dapat di pertimbangkan untuk
menentukan metode persediaan yang digunakan sehingga dapat menambah
laba perusahaan.
c. Bagi Insitusi yaitu STIE INSAN PEMBANGUNAN
Sebagai

tambahan

informasi

dan

referensi

STIE

INSAN

PEMBANGUNAN khususnya jurusan akuntansi.


d. Bagi Masyarakat Umum
Adanya penelitian ini di harapkan mampu memberikan sumbangan
pengetahuan yang dapat di pergunakan oleh masyarakat.
1.5.SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I. PENDAHULUAN
Persediaaan pada perusahaan dagang disebut persediaaan barang dagangan
atau kadang-kadang disingkat persediaan, yang terdiri atas barang-barang yang
disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan
perusahaan. Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal (hari pertama ) suatu
periode akuntansi, disebut persediaan awal. Persediaan yangdimiliki perusahaan
pada terakhir suatu periode akuntansi disebut persediaan akhir. Persediaan akhir
suatu periode akan menjadi persediaan awal untuk periode akuntansi berikutnya.
Persediaan akhir dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar.
Kita mengenal dua metode akuntansi untuk persediaan dan harga pokok
penjualan, yaitu metode persediaan periodik dan metode persediaan perfectual.

Metode persediaan periodik pada umumnya digunakan pada perusahaanperusahaan yang menjual barang yang harganya relatif murah, tetapi frekuensi
penjualannya sangat sering. Terbagi kedalam 4 metode yaitu, metode penjualan
khusus, FIFO (First In, First Out), LIFO (Last In, First Out) dan Metode Harga
Perolehan Rata-Rata. Sedangkan metode persediaan perfectual, perusahaanperusahaan yang menjual barang dagangan yang mahal harganya.
BAB II.LANDASAN TEORI
A. Metode FIFO(First In,First Out)
Metode FIFO menganggap bahwa barang yang lebih dahulu dibeli, akan
dijual lebih dahulu. Dengan demikian harga perolehan barang yang lebih
dulu dibeli, dianggap akan menjadi harga pokok penjualan lebih dulu juga.
Pada Metode FIFO, persediaan akhir ditentukan dengan mengambil harga
perolehan per unit dari pembelian paling akhir dan bergerak mundur
sampai semua unit dalam persediaan mendapat harga perolehan.
B. Metode LIFO (Last In, First Out)
Metode LIFO didasarkan pada anggapan bahwa barang yang dibeli lebih
akhir akan dijual atau dikeluarkan lebih dahulu. Dengan demikian harga
perolehan barang yang dibeli lebih akhir akan dialokasikan lebih dahulu
sebagai harga pokok penjualan.

Apabila kita menggunakan sistem

persediaan ini. Persediaan akhir ditentukan dengan mengambil harga


perolehan per unit dari barang-barang yang dibeli paling awal dan
kemudian bergerak maju, sampai semua unit yang ada dalam persediaan
mendapatkan harga perolehan.
C. Metode Rata-Rata
Metode Rata-Rata didasarkan pada anggapan bahwa barang tersedia untuk
dijual adalah homogin. Pada metode ini,pengalokasian harga perolehan
barang yang tersedia untuk dijual dilakukan atas dasar harga perolehan
rata-rata tertimbang.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


a. Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan
langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada alat
standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam menggunakan metode observasi cara
yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko
pengamatan sebagai instrument. Format yang di susun berisi item-item tentang
kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.
Dari Penelitian berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat
data observasi bukanlah sekadar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan
kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
b. Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambilbertatap muka antara
pewawancara dengan responden.
c. Angket
Alat lain unutk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering
di sebutkan secara umum dengan nama kuesioner atau angket. Pertanyaanpertanyaan yang terdapat dalam kuisioner cukup terperinci dan lengkap.
d. Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data tentang hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda dan sebagainya.
BAB IV. PEMBAHASAN
A. Metode FIFO (First In, First Out)

Metode FIFO menganggap bahwa barang yang lebih dahulu dibeli, akan
dijual lebih dahulu. Dengan demikian harga perolehan barang yang lebih
dulu dibeli, dianggap akan menjadi harga pokok penjualan lebih dulu juga.
Pada Metode FIFO, persediaan akhir ditentukan dengan mengambil harga
perolehan per unit dari pembelian paling akhir dan bergerak mundur
sampai semua unit dalam persediaan mendapat harga perolehan.
B. Metode LIFO (Last In, First Out)
Metode LIFO didasarkan pada anggapan bahwa barang yang dibeli lebih
akhir akan dijual atau dikeluarkan lebih dahulu. Dengan demikian harga
perolehan barang yang dibeli lebih akhir akan dialokasikan lebih dahulu
sebagai harga pokok penjualan.

Apabila kita menggunakan sistem

persediaan ini. Persediaan akhir ditentukan dengan mengambil harga


perolehan per-unit dari barang-barang yang dibeli paling awal dan
kemudian bergerak maju, sampai semua unit yang ada dalam persediaan
mendapatkan harga perolehan.
C. Metode Rata-Rata
Metode Rata-Rata didasarkan pada anggapan bahwa barang tersedia untuk
dijual adalah homogin. Pada metode ini,pengalokasian harga perolehan
barang yang tersedia untuk dijual dilakukan atas dasar harga perolehan
rata-rata tertimbang.
Semua metode yang telah diuraikan diatas dapat diterima umum, karena
semuanya didasarkan pada harga perolehan. Perusahaan bebas untuk
memilih salah satu diantaranya yang dianggap paling cocok untuk
perusahaan yang bersangkutan.Alasan yang mendasari pemilihan suatu
metode umumnya meliputi 3 faktor.
Pengaruh terhadap neraca
Pengaruh terhadap laporan rugi-laba
Pengaruh pajak
1. Pengaruh terhadap Neraca

Keuntungan pemakaian metode FIFO akan terasa pada masa inflansi, karena
pemakaian FIFO pada masa seperti itu akan menghasilkan nilai persediaan yang
lebih mencerminkan harga yang berlaku pada tanggal neraca. Akibat yang
sebaliknya akan terjadi jika metode LIFO yang digunakan pada masa inflansi.
Dengan LIFO, harga perolehan persediaan pada tanggal neraca akan didasarkan
pada harga perolehan barang yang dibeli awal, atau bahkan harga perolehan
barang yang berasal dari periode sebelumnya. Akibatnya, harga perolehan
persediaan tidak men cerminkan keadaan pada tanggal neraca, dan aktiva lancar
serta total aktiva akan dilaporkan lebih rendah dari harga yang berlaku pada
tanggal neraca.
2. Pengaruh terhadap Laporan Rugi-Laba
Perbedaaan setiap rupiah dalam persediaan akhir akan mengakibatkan
perbedaan yang sama jumlahnyadalam laba bersih sebelum pajak. Pada masa
inflansi, FIFO akan menghasilkanlaba bersih yang lebih tinggi karena yang
ditandingkan dengan pendapatan adalah harga perolehan yang berasal dari
pembelian dengan harga yang lebih rendah.
Walaupun demikian, ada pula yang berpendapat bahwa pemakaian FIFO di
masa inflasi akan menghasilkan laba semu.
3. Pengaruh Pajak
Perhitungan

laba

bersih

dengan

menggunakan

metode

LIFO

akan

menghasilkan pajak penghasilan yang lebih rendah (karena labanya lebih


kecil). Bila dibandingkan dengan metode FIFO maupun metode rata-rata.
BAB V. PENUTUP
Dalam Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari bab sebelumnya.

PROPOSAL PENGAJUAN TUGAS AKHIR


ANALISIS PENETAPAN METODE PERSEDIAAN FIFO
DAN LIFO TERHADAP LAPORAN RUGI-LABA PT
INDOMARCO-FRANCHISE TIGA RAKSA 3

Di Susun Oleh:
Nama: Arum Ningtyas
NPM: 2009 103 027
Jurusan: Akuntansi IV(Enam)

STIE INSAN PEMBANGUNAN


2012

Anda mungkin juga menyukai