Anda di halaman 1dari 18

ANALISA KEUANGAN DAN LAB

(FEB515)

MODUL SESI IV
ANALISA RASIO KEUANGAN

DISUSUN OLEH
DR. EKA BERTUAH, SE, MM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 18
A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Memahami arti penting perbandingan rasio keuangan bagi perusahaan sebagai
pengukuran kinerja perusahaan.
2. Memahami penilaian rasio keuangan atas kondisi perusahaan pada saat ini
dibandingkan masa lalu untuk mengestimasi kondisi keuangan dimasa yang akan datang
3. Memahami penilaian rasio keuangan untuk mengetahui posisi keuangan suatu
perusahaan dibandingkan perusahaan lainnya atau dibandingkan dengan rata-rata
industri.
4. Memahami keterkaitan rasio keuangan sehingga mengetahui kelemahan dan kekuatan
yang dimiliki perusahaan.

Metode Pembandingan Rasio Keuangan Perusahaan


Ada dua cara dalam membandingkan rasio keuangan perusahaan:
1. Cross-Sectional Analysis:
Membandingkan rasio keuangan perusahaan satu dengan lainnya yang sejenis (yang
dianggap pesaing atau benchmark dalam industrinya) pada saat yang sama. Atau dapat
juga dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan rata-rata industri.
2. Time Series Analysis:
Membandingkan rasio keuangan dari satu periode ke periode lainnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan rasio keuangan:


1. Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi perusahaan
yang telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan suatu perusahaan secara keseluruhan,
sejumlah rasio harus dinilai secara bersama-sama. Jika hanya satu aspek yang dinilai,
maka dapat digunakan satu atau beberapa rasio.
2. Pembandingan yang dilakukan adalah dari perusahaan sejenis dan pada saat yang sama.
3. Sebaiknya perhitungan rasio keuangan didasarkan laporan keuangan yang sudah di audit.
4. Sangat penting diperhatikan bahwa pelaporan yang digunakan haruslah sama.

Rasio Keuangan Perusahaan


Rasio keuangan dapat dikelompokkan atas:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 18
1. Rasio likuiditas (Liquidity Ratio) mengutamakan pengukuran
2. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) atas resiko usaha dan memberi
3. Rasio Hutang (Leverage Ratio) informasi laju perusahaan
Dalam Jangka pendek
4. Rasio Profitablilitas mengukur tingkat
(Profitability Ratio) pengembalian (return)

Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)


Rasio Likuiditas merupakan indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar
semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan
aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan
keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya untuk mengubah
aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.

Rasio Aktivitas (Activity Ratio)


Rasio Aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya
(resources) yang ada pada pengendaliannya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan
perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-
rasio aktivitas ini menganggap bahwa sebaiknya terdapat suatu keseimbangan yang layak
antara penjualan dengan berbagai unsur aktiva.

Rasio Leverage (Leverage Ratio)


Rasio Leverage mengukur perbandingan antara dana yang disediakan oleh pemilik
perusahaan dengan dana yang berasal dati kreditor perusahaan mengandung berbagai
implikasi. Pertama, para kreditor akan melihat modal sendiri perusahaan, atau dana yang
disediakan pemilik untuk menentukan besarnya margin pengaman (margin of safety). Jika
pemilik hanya menyediakan sebagian kecil dari keseluruhan pembiayaan, maka resiko
perusahaan ditanggung terutama oleh kreditor. Kedua, dengan mencari dana yang berasal
dari hutang, pemilik memperoleh laba yang lebih besar dari dana yang dipinjam daripada
yang harus dibayar sebagai bunga, maka hasil pengembalian (return) kepada pemilik akan
meningkat. Sebagai contoh, jika hasil pengembalian atas aktiva adalah 10 persen dan
hutang hanya menelan biaya 8 persen, maka terdapat selisih 2 persen yang menjadi hak
para pemegang saham. Akan tetapi leverage bisa bergeser ke dua arah. Misalnya jika hasil
pengembalian atas aktiva jatuh menjadi 3 persen, maka selisih antara angka tersebut

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 18
dengan biaya hutang harus ditutup dari bagian laba yang diperoleh dari modal sendiri.
Pada kasus pertama dimana aktiva memberikan pengembalian hasil lebih daripada biaya
hutang, maka leverage lebih menguntungkan, sedang pada kasus kedua leverage akan
merugikan. Perusahaan dengan leverage yang rendah memiliki resiko rugi yang lebih
kecil jika kondisi ekonomi sedang menurun, tetapi juga memiliki hasil pengembalian yang
lebih rendah jika kondisi ekonomi membaik. Sebaliknya, perusahaan dengan rasio
leverage yang tinggi mengemban resiko rugi yang besar, tetapi juga memiliki kesempatan
untuk memperoleh laba yang tinggi. Prospek hasil pengembalian yang tinggi memang
diinginkan, tetapi para investor umumnya menolak untuk menerima resiko. Keputusan
untuk menggunakan leverage oleh karenanya harus menyeimbangkan hasil pengembalian
yang lebih tinggi terhadap peningkatan resiko. Dalam prakteknya ada dua cara pendekatan
leverage. Pendekatan pertama, memeriksa rasio-rasio neraca dan menentukan sejauh mana
dana yang dipinjam digunakan untuk membiayai perusahaan. Pendekatan kedua,
mengukur resiko-resiko hutang dengan menggunakan rasio perhitungan laba-rugi yang
dirancang untuk menentukan berapa kali beban tetap perusahaan bisa tertutup oleh laba
operasi perusahaan. Kedua pendekatan tersebut sebenarnya saling melengkapi dan para
analis biasanya menilai kedua-duanya.

Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)


Rasio ini merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Rasio
profitabilitas akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 18
RASIO RUMUS PERHITUNGAN INTERPRETASI

LIQUIDITY RATIO
a. Net Working Current assets – Current Menghitung berapa
Capital Liabilities kelebihan aktiva lancar
diatas hutang lancar.
b. Current Ratio Current Assets Menghitung berapa besar
Current Liabilities kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang
lancar dengan aktiva lancar
yang dimilikinya
c. Quick Ratio/ Current assets – Inventory Menghitung kemampuan
Acid Test Current Liabilities perusahaan dalam
ratio membayar hutang lancara
dengan aktiva lancar yang
lebih likuid
ACTIVITY RATIO
a. Inventory Cost of Goods Sold Menghitung berapa kali
Turnover Inventory perputaran dana yang
tertanam dalam inventory
pada suatu periode.
b. Average Age 360 : Inventory Turnover Menghitung berapa lama
of rata-rata persediaan berada
Inventory digudang.
c. Average 360 : Annual Sales Menghitung berapa lama
Collection Account Receivable rata-rata dana terikat dalam
Period piutang
d. Average Age 360 : Annual Purchase Menghitung berapa lama
of Account Account Payable rata-rata perusahaan
Payable mampu membayar hutang
dagangnya
e. Fixed Assets Sales : Net Fixed Assets Mengukur efisiensi
Turnover perusahaan dalam

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 18
menggunakan aktiva
tetapnya.
f. Total Assets Sales : Total Assets Mengukur efisiensi
Turnover perusahaan dalam
menggunakan total
aktivanya.
LEVERAGE RATIO
a. Debt Ratio Total Liabilities : Total Assets Mengukur total aktiva yang
dibiayai oleh hutang.
b. Times Interest EBIT : Interest Mengukur kemampuan
Earned ratio laba operasi yang dapat
dicapai perusahaan dalam
membayar beban bunga.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 18
RASIO RUMUS PERHITUNGAN INTERPRETASI

c. Fixed Payment EBIT + Lease Mengukur kemampuan


Coverage Payment laba operasi yang dapat
Ratio Interest + Lease Payment + dicapai perusahaan dalam
[(principle payment + pref. membayar semua
Stock div.)] kewajiban tetapnya.
(1–t)
PROFITABILITTY RATIO
Gross Profit Sales – Cost of Goods Sold Mengukur tingkat laba
Margin Sales kotor yang diperoleh
terhadap volume penjualan.
Net Profit Margin Net Profit After Tax Mengukur tingkat laba
Sales bersih sesudah pajak yang
diperoleh dari hasil
penjualan.
Return On Assets Net Profit After Tax Mengukur efektivitas
(ROA) Total Assets manajemen dalam
menggunakan aktivanya.
Return On Equity Net Profit After tax Mengukur tingkat
(ROE) Total Equity pengembalian atas dana
pemilik.
Earnings Per Earnings Available for Common Mengukur tingkat
Share (EPS) Stockholders : Number Shares pendapatan per lembar
of Common Stock Outstanding saham biasa
Price Earnings Market Price per Share of Gambaran atas jumlah
Ratio Common Stock : Earnings Per yang bersedia dibayarkan
PER) Share oleh investor untuk setiap
rupiah pendapatan yang
diperoleh perusahaan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 18
Pendekatan Terpadu terhadap Analisis Rasio: Analisis DuPont
Pendekatan lain yang sering digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas dan tingkat
pengembalian ekuitas disebut dengan Analisis DuPont

Return On Assets = Net Profit After Tax


Total Assets
= Net Profit Margin x Total Assets Turnover

= Net Profit After Tax x Sales


Sales Total Assets

Return On Equity = Net Profit After Tax


Total Equity
= Return On Assets x Equity Multiplier

Return On Equity = Net Profit After Tax x Total Aktiva


Total Aktiva Equity

Penggunaan Analisi DuPont memungkinkan manajemen melihat dengan jelas faktor pemicu
tingkat pengembalian ekuitas serta hubungan antara Net Profit Margin, Total Assets Turnover
dan Debt Ratio. Manajemen dipandu dalam menentukan efektivitas pengelolaan sumber daya
perusahaan untuk memaksimumkan tingkat pengembalian investasi pemilik perusahaan.
Dengan demikian maka peningkatan tingkat penggembalian dapat diperoleh dengan 4 cara :
1. Meningkatkan penjualan tanpa peningkatan beban dan biaya secara proporsional.
2. Mengurangi harga pokok penjualan atau beban operasi perusahaan.
3. Meningkatkan penjualan secara relatif atas dasar nilai aktiva, baik dengan
meningkatkan penjualan atau mengurangi jumlah investasi pada aktiva perusahaan.
4. Meningkatkan penggunaan hutang relatif terhadap ekuitas, sampai titik yang tidak
membahayakan kesejahteraan keuangan perusahaan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 18
Analisis Du Pont
Analisis Du Pont adalah analisis keuangan yang menunjukkan keterkaitan rentabilitas modal
sendiri (ROE), ROI, dan rasio hutang, yaitu hutang aktiva.Sistem ini dikembangkan dalam
perusahaan Du Pont, sehingga diberi nama Sistem Du Pont. Bila perusahaan memperoleh ROI
yang sama, maka perusahaan yang menggunakan rasio hutang yang lebih tinggi akan
menghasilkan ROE yang lebih tinggi. Bagi pemilik modal sendiri, ROE ini yang akan
menjadi perhatian. contoh rasio keuangan analisis Du Pont lengkap dengan perhitungan dan
penjelasannya berikut ini:

PT Bening Jaya mempunyai ROI = 18,5% dan rasio hutang = 0,411.


ROI konstan. ROE juga bisa dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:
ROE = ROI : (1-rasio hutang)
Dengan melihat pada persamaan tersebut, maka bisa dimengerti bahwa bila ROI konstan,
maka ROE akan meningkat bila rasio hutangnya meningkat.

Dalam contoh ini berarti bahwa,


ROE = 18,5% (1 – 0,47) = 34,8%
Perhatikan bahwa dalam perhitungan tersebut dengan menggunakan angka rata-rata, baik
untuk modal sendiri ataupun aktiva.
Bila dihitung rata-rata aktiva adalah Rp 897 juta, rata-rata modal sendiri adalah Rp 477 juta.
Dengan demikian maka rata-rata rasio hutang adalah 0,47.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 18
Analisis Rentabilitas Ekonomi
Analisis rentabilitas ekonomi menekankan pada kemungkinan penggunaan hutang.
Analisis rentabilitas ekonomi menyatakan bahwa hutang bisa digunakan kalau tingkat bunga
hutang tersebut lebih kecil dari rentabilitas ekonomi yang diperoleh karena penggunaan
hutang tersebut.

Sebagai contoh:
Misalnya perusahaan memerlukan tambahan dana Rp 100 juta, dan diperkirakan memberikan
rentabilitas ekonomi sebesar 20%.Bila keperluan dana tersebut dibiayai dari pinjaman, dan
bunga pinjaman sebesar lebih dari 20%.Maka penggunaan hutang tersebut tidak akan mampu
dibayar dari hasil operasi penggunaan dana tersebut.

Analisis rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri juga dapat digunakan untuk
menunjukkan peningkatan risiko karena penggunaan hutang yang makin besar. Perhatikan
contoh analisis rasio keuangan perusahaan berikut ini:
Terdapat dua perusahaan, yaitu PT A dan PT B. PT A menggunakan modal sendiri seluruhnya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 18
Sedangkan PT B menggunakan hutang 50% dari kekayaan yang digunakan.
Total kekayaan yang digunakan sama besarnya yaitu Rp 1.000 juta.
Tingkat bunga yang dibayar oleh PT B adalah sebesar 17% per tahun.
Misalkan kedua perusahaan tersebut memperoleh laba operasi sebesar Rp 220 juta, dan tarif
pajak penghasilan sebesar 25%.
Perhitungan rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri kedua perusahaan adalah
sebagai berikut:

Analisis Rentabilitas Ekonomi dan Rentabilitas Modal Sendiri (dalam jutaan rupiah)

PT B mempunyai rentabilitas modal sendiri yang lebih tinggi.


Tapi rentabilitas modal sendirinya lebih peka terhadap perubahan rentabilitas ekonomi.

Misalkan rentabilitas ekonomi turun menjadi hanya 20%.


Analisis Rentabilitas Ekonomi dan Rentabilitas Modal Sendiri, pada saat rentabilitas ekonomi
turun menjadi 20%

Rentabilitas modal sendiri PT A turun dari 16,5% menjadi 15% (atau turun sebesar 0,09).
Sedangkan PT B turun dari 20,2% menjadi 17,2% (atau turun 0,148).
Intensitas penurunan lebih besar untuk untuk PT B dibandingkan PT A.
Karena PT B menggunakan hutang yang lebih besar. Karena itulah perusahaan yang
menggunakan hutang yang lebih besar akan lebih peka terhadap perubahan rentabilitas

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 /
18
ekonomi.Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa risiko investasi tersebut bergerak ke dua
arah. Yaitu, kita dapat memperoleh rentabilitas ekonomi yang lebih besar maupun yang lebih
kecil. Bila rentabilitas ekonomi meningkat. Maka, perusahaan yang menggunakan hutang
yang lebih banyak juga akan memperoleh peningkatan rentabilitas modal sendiri yang lebih
besar.

Analisis Common Size


Analisis common size adalah analisis yang dilakukan dengan merubah angka-angka yang ada
dalam Neraca/Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi menjadi persentase
berdasarkan dasar tertentu.
Analisis common size balance sheet/laporan posisi keuangan, angka-angka yang ada di
Neraca, common base-nya adalah TOTAL AKTIVA.
Jadi total aktiva digunakan sebagai 100%.
Analisis common size pada Laporan Laba Rugi, PENJUALAN NETTO digunakan sebagai
100%.

Perhatikan contoh analisis common size dalam laporan keuangan dan cara membaca analisis
common size berikut ini:
Berikut ini disajikan contoh laporan posisi keuangan/neraca PT Bening Xidev Jaya pada akhir
tahun 2018 dan 2019.

Neraca PT Bening Jaya pada 31 Desember 2018 dan 2019 (dalam jutaan rupiah)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 /
18
Laporan Laba Rugi PT Bening Jaya 31 Desember 2019 (dalam jutaan rupiah)

Fungsi dan manfaat rasio keuangan analisis common size adalah mempermudah pembaca
laporan keuangan memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam neraca.
Hasil analisis common size menunjukkan pada sisi aktiva nampaknya tidak banyak perubahan
komposisi.
Hanya aktiva lancar sedikit meningkat pada tahun 2019 dibandingkan 2018.
Pada sisi pasiva nampak bahwa komponen modal sendiri meningkat cukup berarti yaitu dari
47,6% menjadi 58,9%. Di pandang dari sisi permodalan, keadaan ini menunjukkan
peningkatan permodalan perusahaan.
Perhatikan tabel neraca keuangan berikut ini:
Analisis common size balance sheet PT Bening Jaya pada 31 Desember 2018 dan 2019

Laporan laba rugi yang disajikan dalam bentuk common size ditunjukkan sebagai berikut:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 /
18
Laporan Laba Rugi common size PT Bening Jaya 31/12/2019

Interpretasi analisis common size menunjukkan bahwa perusahaan mampu memperoleh laba
operasi sebesar 13,6% dari penjualan.
Sedangkan laba setelah pajak yang diperoleh adalah sebesar 7,6% dari penjualan.
Analisis perbandingan common size dan trend dari waktu ke waktu, akan memudahkan
perusahaan memperoleh kesimpulan.

Analisis Indeks
Pengertian analisis indeks adalah analisis keuangan yang dilakukan dengan merubah angka
dalam suatu laporan keuangan pada tahun dasar menjadi 100.
Pemilihan tahun dasar bukanlah selalu tahun yang paling awal, tapi tahun yang dianggap
normal.Dengan demikian manfaat melakukan analisis indeks dalam manajemen keuangan
adalah untuk membandingkan perkembangan dari waktu ke waktu.

Berdasarkan prinsip dasar analisis indeks tersebut maka analisis indeks pada laporan
keuangan hanya pada neraca yang bisa disajikan dalam bentuk indeks. Karena untuk laporan
laba rugi hanya tersedia satu tahun pelaporan.
Perhatikan contoh analisis indeks laporan keuangan berikut ini:

Bila kita menggunakan contoh laporan keuangan PT Bening Jaya di atas, maka tahun 2018
digunakan sebagai tahun dasar (=100).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 /
18
Maka cara analisis indeks adalah dengan menyajikan neraca dalam bentuk indeks berikut ini:
Indeks neraca PT Bening Jaya pada 31 Desember 2018 dan 2019 (2018 = 100)
Penyajian dengan metode indeks menunjukkan bahwa hampir semua komponen aktiva lancar
meningkat. Sebaliknya aktiva tetap netto menurun. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti
bahwa perusahaan menjual aktiva tetapnya. Melainkan hanya karena penerapan prinsip
akuntansi, yaitu pembebanan penyusutan.
Di sisi pasiva, yang mencolok adalah: peningkatan laba ditahan, penurunan hutang bank,
hutang jangka panjang

Keterbatasan Analisis Rasio


Beberapa kelemahan penting yang dapat ditemukan dalam menghitung dan
menginterpretasikan rasio keuangan:
1. Sulit untuk mengidentifikasi kategori industri dimana perusahaan berada jika
perusahaan beroperasi dengan beberapa bidang usaha.
2. Kebanyakan perusahaan ingin lebih baik dibandingkan rata-rata industri sehingga bila
hanya mencapai kinerja rata-rata tidaklah terlalu baik.
3. Inflasi dapat memberikan distorsi yang buruk pada neraca perusahaan, nilai yang
dicatat seringkali berbeda dengan nilai sebenarnya.
4. Sulit menyamaratakan apakah suatu rasio baik atau buruk.
5. Rata-rata industri mungkin tidak memberikan target rasio yang diinginkan.
6. Banyak perusahaan mengalami situasi musiman dalam kegiatan operasionalnya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 /
18
Penggunaan Prinsip Akuntansi
Analisis keuangan menggunakan data dari laporan keuangan yang disusun menurut prinsip-
prinsip akuntansi.
Karena itu kita perlu memahami prinsip-prinsip tersebut.
Seperti bahwa perusahaan bisa saja menggunakan metode costing yang berbeda dan tidak
melanggar prinsip akuntansi.
Perusahaan bisa mencatat, misalnya persediaan berdasarkan atas metode first in first
out (FIFO), dan bisa juga last in first out (LIFO).
Perusahaan bisa juga mengkapitalisir suatu pengeluaran riset dan pengembangan.
Sehingga dicatat di neraca dan dihitung nilai penyusutannya tiap tahun.
Tap bisa juga membebankan semua biaya riset dan pengembangan pada tahun tertentu.
Keduanya tidak melanggar prinsip akuntansi.
Karena itulah analis keuangan perlu memahami kemungkinan-kemungkinan ini saat
melakukan perbandingan.

Pengaruh Inflasi
Masalah yang tidak kalah pentingnya adalah pengaruh inflasi pada laporan keuangan.
Dalam keadaan tingkat inflasi mencapai hanya 4-5% per tahun, penggunaan historical
costs tidak terlalu menimbulkan distorsi pada laporan keuangan.
Tetapi bila tingkat inflasi cukup tinggi, misalnya sudah mencapai double digits, inflasi akan
menimbulkan distorsi pada laporan keuangan.
Ada akun-akun yang cenderung overstated, understated, tapi ada juga yang tidak terpengaruh.
Yang menjadi masalah adalah jika kita menghitung rasio keuangan dan salah satu
akun/rekening yang terpengaruh oleh oleh inflasi.
Sebagai contoh:
Aktiva lancar akan understated, sedangkan kewajiban lancar tidak terpengaruh oleh inflasi.
Dengan demikian perhitungan current ratio akan menjadi understated.
Sebaliknya, saat kita menghitung profit margin maka laba operasi akan overstated.,
sedangkan penjualan tidak terpengaruh.
Oleh karena itu rasio profit margin akan overstated.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 /
18
Latihan
1. Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban
finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar
yang tersedia disebut rasio:
a. Likuiditas
b. Leverage
c. Profitabilitas

2. Rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya
(resources) yang ada pada pengendaliannya disebut rasio:
a. Likuiditas
b. Aktivitas
c. Profitabilitas

3. Rasio yang mengukur tingkat laba kotor yang diperoleh terhadap volume penjualan
disebut:
a. Current Ratio
b. ROA
c. Gross Profit Margin

4. Rasio yang mengukur total aktiva yang dibiayai oleh hutang.


a. Debt Ratio
b. ROA
c. Gross Profit Margin

5. Rasio yang menghitung berapa kali perputaran dana yang tertanam dalam inventory
pada suatu periode:.
a. Average Collection Period
b. Inventory Turnover
c. Gross Profit Margin

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 16 /
18
Kunci Jawaban
1. A
2. B
3. C
4. A
5. B

Daftar Pustaka:
1. K.R. Subramanyam, John J. Wild, Robert F. Halsey. Analisis Laporan Keuangan.
Edisi 10. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. 2014.
2. Krishna G. Palepu, Paul M. Healy and Erik Peek. Business Analysis and Valuation
IFRS Edition. Second Edition. Cancage Learning. 2010
3. Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kelima.
UPP STIM YKPN. 2016
4. Sofyan Syafri Harahap. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi 13. Raja
Grafindo Persada.Jakarta. 2016.
5. Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10. Raja Grafindo Persada.Jakarta. 2017.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 17 /
18

Anda mungkin juga menyukai