(FEB515)
MODUL SESI IV
ANALISA RASIO KEUANGAN
DISUSUN OLEH
DR. EKA BERTUAH, SE, MM
LIQUIDITY RATIO
a. Net Working Current assets – Current Menghitung berapa
Capital Liabilities kelebihan aktiva lancar
diatas hutang lancar.
b. Current Ratio Current Assets Menghitung berapa besar
Current Liabilities kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang
lancar dengan aktiva lancar
yang dimilikinya
c. Quick Ratio/ Current assets – Inventory Menghitung kemampuan
Acid Test Current Liabilities perusahaan dalam
ratio membayar hutang lancara
dengan aktiva lancar yang
lebih likuid
ACTIVITY RATIO
a. Inventory Cost of Goods Sold Menghitung berapa kali
Turnover Inventory perputaran dana yang
tertanam dalam inventory
pada suatu periode.
b. Average Age 360 : Inventory Turnover Menghitung berapa lama
of rata-rata persediaan berada
Inventory digudang.
c. Average 360 : Annual Sales Menghitung berapa lama
Collection Account Receivable rata-rata dana terikat dalam
Period piutang
d. Average Age 360 : Annual Purchase Menghitung berapa lama
of Account Account Payable rata-rata perusahaan
Payable mampu membayar hutang
dagangnya
e. Fixed Assets Sales : Net Fixed Assets Mengukur efisiensi
Turnover perusahaan dalam
Penggunaan Analisi DuPont memungkinkan manajemen melihat dengan jelas faktor pemicu
tingkat pengembalian ekuitas serta hubungan antara Net Profit Margin, Total Assets Turnover
dan Debt Ratio. Manajemen dipandu dalam menentukan efektivitas pengelolaan sumber daya
perusahaan untuk memaksimumkan tingkat pengembalian investasi pemilik perusahaan.
Dengan demikian maka peningkatan tingkat penggembalian dapat diperoleh dengan 4 cara :
1. Meningkatkan penjualan tanpa peningkatan beban dan biaya secara proporsional.
2. Mengurangi harga pokok penjualan atau beban operasi perusahaan.
3. Meningkatkan penjualan secara relatif atas dasar nilai aktiva, baik dengan
meningkatkan penjualan atau mengurangi jumlah investasi pada aktiva perusahaan.
4. Meningkatkan penggunaan hutang relatif terhadap ekuitas, sampai titik yang tidak
membahayakan kesejahteraan keuangan perusahaan.
Sebagai contoh:
Misalnya perusahaan memerlukan tambahan dana Rp 100 juta, dan diperkirakan memberikan
rentabilitas ekonomi sebesar 20%.Bila keperluan dana tersebut dibiayai dari pinjaman, dan
bunga pinjaman sebesar lebih dari 20%.Maka penggunaan hutang tersebut tidak akan mampu
dibayar dari hasil operasi penggunaan dana tersebut.
Analisis rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri juga dapat digunakan untuk
menunjukkan peningkatan risiko karena penggunaan hutang yang makin besar. Perhatikan
contoh analisis rasio keuangan perusahaan berikut ini:
Terdapat dua perusahaan, yaitu PT A dan PT B. PT A menggunakan modal sendiri seluruhnya.
Analisis Rentabilitas Ekonomi dan Rentabilitas Modal Sendiri (dalam jutaan rupiah)
Rentabilitas modal sendiri PT A turun dari 16,5% menjadi 15% (atau turun sebesar 0,09).
Sedangkan PT B turun dari 20,2% menjadi 17,2% (atau turun 0,148).
Intensitas penurunan lebih besar untuk untuk PT B dibandingkan PT A.
Karena PT B menggunakan hutang yang lebih besar. Karena itulah perusahaan yang
menggunakan hutang yang lebih besar akan lebih peka terhadap perubahan rentabilitas
Perhatikan contoh analisis common size dalam laporan keuangan dan cara membaca analisis
common size berikut ini:
Berikut ini disajikan contoh laporan posisi keuangan/neraca PT Bening Xidev Jaya pada akhir
tahun 2018 dan 2019.
Neraca PT Bening Jaya pada 31 Desember 2018 dan 2019 (dalam jutaan rupiah)
Fungsi dan manfaat rasio keuangan analisis common size adalah mempermudah pembaca
laporan keuangan memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam neraca.
Hasil analisis common size menunjukkan pada sisi aktiva nampaknya tidak banyak perubahan
komposisi.
Hanya aktiva lancar sedikit meningkat pada tahun 2019 dibandingkan 2018.
Pada sisi pasiva nampak bahwa komponen modal sendiri meningkat cukup berarti yaitu dari
47,6% menjadi 58,9%. Di pandang dari sisi permodalan, keadaan ini menunjukkan
peningkatan permodalan perusahaan.
Perhatikan tabel neraca keuangan berikut ini:
Analisis common size balance sheet PT Bening Jaya pada 31 Desember 2018 dan 2019
Laporan laba rugi yang disajikan dalam bentuk common size ditunjukkan sebagai berikut:
Interpretasi analisis common size menunjukkan bahwa perusahaan mampu memperoleh laba
operasi sebesar 13,6% dari penjualan.
Sedangkan laba setelah pajak yang diperoleh adalah sebesar 7,6% dari penjualan.
Analisis perbandingan common size dan trend dari waktu ke waktu, akan memudahkan
perusahaan memperoleh kesimpulan.
Analisis Indeks
Pengertian analisis indeks adalah analisis keuangan yang dilakukan dengan merubah angka
dalam suatu laporan keuangan pada tahun dasar menjadi 100.
Pemilihan tahun dasar bukanlah selalu tahun yang paling awal, tapi tahun yang dianggap
normal.Dengan demikian manfaat melakukan analisis indeks dalam manajemen keuangan
adalah untuk membandingkan perkembangan dari waktu ke waktu.
Berdasarkan prinsip dasar analisis indeks tersebut maka analisis indeks pada laporan
keuangan hanya pada neraca yang bisa disajikan dalam bentuk indeks. Karena untuk laporan
laba rugi hanya tersedia satu tahun pelaporan.
Perhatikan contoh analisis indeks laporan keuangan berikut ini:
Bila kita menggunakan contoh laporan keuangan PT Bening Jaya di atas, maka tahun 2018
digunakan sebagai tahun dasar (=100).
Pengaruh Inflasi
Masalah yang tidak kalah pentingnya adalah pengaruh inflasi pada laporan keuangan.
Dalam keadaan tingkat inflasi mencapai hanya 4-5% per tahun, penggunaan historical
costs tidak terlalu menimbulkan distorsi pada laporan keuangan.
Tetapi bila tingkat inflasi cukup tinggi, misalnya sudah mencapai double digits, inflasi akan
menimbulkan distorsi pada laporan keuangan.
Ada akun-akun yang cenderung overstated, understated, tapi ada juga yang tidak terpengaruh.
Yang menjadi masalah adalah jika kita menghitung rasio keuangan dan salah satu
akun/rekening yang terpengaruh oleh oleh inflasi.
Sebagai contoh:
Aktiva lancar akan understated, sedangkan kewajiban lancar tidak terpengaruh oleh inflasi.
Dengan demikian perhitungan current ratio akan menjadi understated.
Sebaliknya, saat kita menghitung profit margin maka laba operasi akan overstated.,
sedangkan penjualan tidak terpengaruh.
Oleh karena itu rasio profit margin akan overstated.
2. Rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya
(resources) yang ada pada pengendaliannya disebut rasio:
a. Likuiditas
b. Aktivitas
c. Profitabilitas
3. Rasio yang mengukur tingkat laba kotor yang diperoleh terhadap volume penjualan
disebut:
a. Current Ratio
b. ROA
c. Gross Profit Margin
5. Rasio yang menghitung berapa kali perputaran dana yang tertanam dalam inventory
pada suatu periode:.
a. Average Collection Period
b. Inventory Turnover
c. Gross Profit Margin
Daftar Pustaka:
1. K.R. Subramanyam, John J. Wild, Robert F. Halsey. Analisis Laporan Keuangan.
Edisi 10. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. 2014.
2. Krishna G. Palepu, Paul M. Healy and Erik Peek. Business Analysis and Valuation
IFRS Edition. Second Edition. Cancage Learning. 2010
3. Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kelima.
UPP STIM YKPN. 2016
4. Sofyan Syafri Harahap. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi 13. Raja
Grafindo Persada.Jakarta. 2016.
5. Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10. Raja Grafindo Persada.Jakarta. 2017.