Anda di halaman 1dari 5

Faktor X

Pendahuluan Di Italia, ada sebuah desa yang bernama Rocca di Papa. Desa yang sejuk di daerah perbukitan ini terletak pada jarak 1 jam sebelah selatan kota Roma. Di tepi danau yang airnya biru itu, puluhan janis burung berkicauan tiada henti. Angin semilir yang tertiup ke arah perbukitan membuat pemandangan menjadi semakin menesankan. Tak ada yang menyangka pada salah satu bukit itu terdapat sebuah villa yang dioperasikan seorang perempuan Indonesia asal pulai Dewata. Villa itu diberi nama sesuai nama asli pemiliknya: Dewi Francesca. Dewi, pengusaha muda itupun bercerita bagaimana dia membuka usha di Rocca di papa dan menumbuhkan jiwa kewirausahaannya. Ketika media massa di Italia tak henti-hentinya menyuarakan krisis keuangan global pada akhir tahun 2008, Villa Francesca tetap ramai diminati honeymooners. Pesanan kamar sudah full-book hingga 2 tahun ke depan. Nuansa Bali yang dipadu dengan interior Italia terlihat dominan.

I.

Potensi Menemukan Pintu nya Bagaimana kita menjelaskan seorang gadis desa, anak seorang petani yang selepas sekolah bekerja sebagai seorang pelayan restoran disebuah hotel di bali dapat menjadi seorang wirausaha yang terhormat di luar negeri ? bagi kebanyakan orang hal ini adalah sebuah keniscayaan. Namun, kalau itu dijalani dengan tekun, maka akhirnya manusia menemukan juga pintu keluarnya. Awam sering menyebut keniscayaan ini sebagai faktor X yang seakan-akan datang begitu saja dari langit. Untuk memahami hal ini, saya ingin mengajak pikiran Anda berkelana sejenak ke tengah-tengah padang pasir di Mesir. Di situ, Anda pasti akan memandang lama piramid-piramid besar yang dibangun begitu megah pada ribuan tahun silam. Melihat gambarnya saja sudah indah, apalagi bila Anda berada di hadapannya. Pantaslah Tuhan bersuara di tanah berpasir ini dan menyebarkan firman-Nya ke berbagai penjuru dunia. Dari situlah kita mengenal nabi-nabi besar yang menyampaikan firman Tuhan. Apakah tuhan datang begitu saja ? para teolog umumnya memercayai, semua itu berawal dari keseriusan nenek moyang Bangsa Mesir dalam mencari Tuhan. Tuhan pun datang karena manusia mengetuk pintu-Nya berkali-kali. Itulah esensi pencarian sesuatu dalam kehidupan. Manusia menemukan atas apa yang mereka cari, bukan datang begitu saja, ujug-ujug dari langit. Malcom Gladwell (2008) yang meneliti tentang kesuksesan manusia menemukan karya-karya besar yang dilakukan manusia ternyata tidak ditentukan oleh tingginya IQ yang dimiliki manusia, latar belakang keluarga, tanggal lahir, darah biru

atau bukan, melainkan dari dedikasi suci dalam mencari pintu keluar dari berbagai labirin kesulitan. Dia menyebut dedikasi itu sebagai suatu kecerdasan praktis. Di dunia ini ada orang yang bodoh dan ada orang yang pintar. Namun, saya katakan sesungguhnya, juga ada orang yang makin pintar dan ada orang yang makin bodoh. (Rehald Kasali) John C.Maxwell dalam bukunya yang berjudul Talent is Never Enought (2007), mengatakan, talenta atau bakat itu hanyalah sebuah kesempatan, tetapi untuk menjadi sesuatu, bakat itu harus diasah agar ia mengeluarkan aura cahayanya dan menemukan pintunya. Namun lebih dari itu, bakat, kesempatan, atau sebuah potensi harus bergerak menemukan pintunya. II. Memancing Keberuntungan Jawaban itu antara lain ada di Villa Dewi Francesca. Semakin lama Dewi berbicara, semakin tampak keluar aura kehidupannya. Secara akademis, Dewi memang bukan orang yang pintar, tetapi hidupnya berkembang dan dalam kehidupan praktis, dia menjadi semakin pintar. Namun dia memulainya bukan dengan IQ, uang atau gelar sekolah, melainkan dengan sebuah dedikasi suci. Ketulusan itu akhirnya mempertemukan Dewi dengan seorang ibu tua keturunan Sicilia yang jatuh cinta dengan Bali. Ibu itu, Nyonya Francesca, rupanya juga tertarik dengan Dewi. Setalah beberapa kali datang ke Bali, dia menawarkan Dewi berkunjung ke Italia, dan membantunya di sana. Seperti kebanyakan orang Indonesia, Dewipun manampik ajakan itu. Namun entah apa yang meyakininya, suatu ketika dia dan orang tuanya mengatakan permintaan itu dapat diterima. Diapun berangkat dan tinggal di Italia bersama Nyonya Francesca semakin menyayanginya. Selain merawat ibu tua itu, dia juga merawat kebun mawar Nyonya Francesca. Diluar dugaan, di tangan Dewi, bunga-bunga mawar itu tumbuah subur dan berwarna indah. Diam-diam, dia diamati oleh keluarga Italia yang penuh kasih sayang itu. Watak dan budaya orang-orang Italia selatan sangat hangat dan berorientasi pada keluarga. Ibu sangat dominan, dan anak-anak laki-laki selalu taat pada ibunya. Sampai ketika nyonya Francesca mengangkat Dewi sebagai anaknya sendiri. Dewi yang semakin pintar lalu memperbaiki villa itu. Dia ingin agar hari tuanya tidak bergantung pada belas kasihan orang lain. Dibantu olah suaminya, Francesco, seorang arsitek, putra sulung Nyonya Francesca, villa itu dirancang ulang dan dijadikan tempat istirahat para honeymooners, lengkap dengan arena pesta kebunya. Berkat tangan dinginnya, villa itu menjadi ramai dan sangat diminati pelanggan. Suatu kebetulan ?

Memang pasti ada tangan Tuhan disana, tetpi studi-studi tentang kesuksesan dan kebahagiaan yang dilakukan para ahli beberapa tahun belakangan ini menunjukan bahwa hoki atau keberuntungan pun tak akan datang tiba-tiba. Seperti yang banyak dipelajari dari praktik-praktik penerapan ilu keberuntungan cina (fengshui). Keberuntungan harus dipancing agar dia mau datang. Demikianlah dalam kehidupan spiritual kita, Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang pun mendengarkan doa manusia yang tulus, yang terus mengetuk pintu-Nya dan menunjukan keseriusan dalam berusaha. Bakat Menemukan Pintu nya Setiap orang memiliki pribadi yang unik, dan memiliki bakatnya masingmasing. Kita juga belum tentu mengenali bakat kita masing-masing. Atau kalaupaun tampak, kadang kita tidak menyadarinya atau mengakuinya. Bakat-bakat itu ada yang tersembul keluar seperti buah yang menggantung di pohon. Namun, sebagian besar bakat tersimpan jauh di lubuk hati seperti bongkahan emas yang terkubur di perut bumi. Kecuali manusia menggalinya, maka ia tidak dapat di temukan. Demikian pulalah dengan faktor X itu. Ia melekat pada diri anda masing masing dan baru menjadi faktor X kalau ia berhasil menemukan pintunya. Celakanya di dunia ada ribuan atau bahkan jutaan pintu yang pasangannya berbeda. Maka, temukan dan ketuklah pintu-pintu itu. Sikap anda terhadap pintu itu akan tercermin pada apa yang anda dapatkan. Sikap itu adalah sebuah pilihan. Pilihannya bermacam-macam. Ada yang mendiamkan saja. Dia adalah orang yang percaya diri dengan bakat-nya dan membiarkan pintu menemukan dirinnya. Mengirim sinyal posotif. Orang kedua ini sepertinya diam dan menunggu pintu mendatanginya, tetapi sesungguhnya ia tidak diam. Mencari pintu, mengetuk pintu. Orang ketiga ini adalah orang yang kurang beruntung mereka sadar bahwa pintu tidak akan terbuka kecuali mereka mendatangi dan mengetuk-ngetuknya, maka mereke mendatangi sebuah pintu. Pintu itu mungkin Cuma dibuka separuh oleh pemiliknya. Ia tidak welcome. Anda harus pergi mencari pintu lainnya, terus mencari dan mengetuknya. Demikianlah hidup adalah sebuah pilihan. Ada demikian banyak pilihan yang tersedia. Masalahnya, apakah kita mau mendatangi pilihan-pilihan itu, mengetuknya dan mengambil pilihan yang terbaik ?. X Kecil dan X Besar Dengan demikian faktor X tidak lain adalah sesuatu yang harus kita cari dan kita miliki. Ia akan menemani siapa saja yang ingin berubah, menjadi lebih baik. Orang yang tidak ingin berubah juga memiliki faktor X, tetapi itu hanyalah X kecil yang berarti kenyamanan. Dia sudah nyaman dengan konsdisi sekarang dan tentu saja hidupnya tidak akan mengalami kemajuan.

III.

IV.

Enterpreneur adalah orang yang merasa hidupnya kurang nyaman, terancam, miskin, atau kurang bermakna. Maka dari itu, dia berjuang mengejar kenyamanan baru. Dia bergerak, berjalan, berfikir, mengetuk pintu, mengambil resiko, mencari produk, membuat, membangun usaha, mendatangi pelanggan, dan seterusnya. Dia tidak memilih hidup nyaman dengan X kecil warisan, melainkan membentuk X besar. V. Identifikasi Faktor X X besar ada di tangn orang dewasa, yaitu orang yang sudah memiliki kepercayaan pasar. Sedangkan X kecil ada pada diri kita masing -masing. Bentuk X pun macam-macam. Ia berasal dari diri anda sendiri, orang lain, lembaga lain, dan sebagainya. Dimanapun sumbernya ia bisa tumbuh menjadi lebih besar dan sebaliknya. X yang berasal dari siri sendiri itu adalah bakat (talenta), kerja keras, kejujuran, kecerdasan, keterampilan, penampilan fisik anda, kualitas suara, dan pendidikan. Orang-orang yang memiliki potensi dalam dirinya tidak boleh mengeluh karena semua potensi tu adalah modal yang jauh lebih bernilai dari sekedar modal uang. Namun X kecil itu bisa saja tak menjadi besar kalau ia tidak menemukan pintunya. Sebaliknya, orang-orang yang tidak memiliki potensi yang berasal dari dirinya dapat menunggang kuda yang berasal dari orang lain atau lembaga lain. Syarat untuk menjadi kuda adalah kepercayaan dan penerimaan pasar. Mereka adalah orang-orang terpercaya yang sudah memiliki X dari pengalaman, keahlian, dan kepercayaan yang mereka bangun. Dari kepercayaan itu, mereka memiliki sesuatu yang dapat anda pelajari. Mereka juga mempunyai jaringan dan kenalan yang setia. Anda bisa memanfaatkannya. Namun, anda tidak bisa memindahkan X besar itu dalam sekejap. Karakteristik faktor X, yaitu: Merupakan penentu keberhasilan Merekat pada diri manusia Tidak diperolah dalam waktu sekejap namun, ia dapat tumbuh dan berkembang menjadi X besar Dapat berasal dari diri sendiri, tetapi juga dapat berasal dari luar diri Sekali tumbuh, ia dapat dipakai untuk usaha lainnya

VI.

Tidak Dapat Dirampas Karena melakat pada diri anda sendiri , maka ia harus dipelihara. Banyak orang berusaha merampas X itu dengan merampas kuda-kuda tunggangan yang dimiliki seseorang. Padahal X itu merupakan kombinasi dari berbagai hal yang melekat pada seseorang. Banyak orang berfikir dengan memboyong atau membajak tukang masak apda sebuah restoan, maka dia bisa meraih sukses seperti yang diraih restoran yang mempekerjakan juru masak itu. Faktanya setelah orang itu dibujuk, dia hanya bisa

memasak saja, tetapi tidak bisa mendatangkan pembeli. Faktor X itu bukan ada ditangan tukang masak, melainkan pemilik restoran. Namun hal sebaliknya bisa terjadi, ternyata faktor X berhasil anda deteksi dan dapatkan. VII. Tips Praktis Kenalilah diri anda sendiri den mulailah menimbulkan X pada diri anda Carilah pintu yang mampu membuat X anda tumbuh. Pintu yang bagus adalah pintu yang didalamnya terdapat ruang besar bagi anda untuk berkembang Wasapadailah hidup yang nyaman karena hidup yang demikian dapat membuatmu sulit Pintu yang tepat adalah pintu yang membuat anda merasa untuk tumbuh dan memberi ruang untuk berkembang Carilah kuda diluar diri anda, tetapi jangan sekali-kali berpikir anda bisa merampasnya.

VIII.

Anda mungkin juga menyukai