Anda di halaman 1dari 28

MODUL AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

(EBA 511)

MODUL SESI KE 11
Reporting for Segments and for Interim Financial Periods

DISUSUN OLEH
Dr. Rilla Gantino, S.E., Ak., MM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


AGUSTUS 2020
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 0 / 28
Reporting for Segments and for Interim Financial Periods

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


Menjelaskan dan menganalisis:

B. Concept
Diversifikasi ke produk baru dan pasar multinasional selama tahun 1990-an
menciptakan kebutuhan untuk informasi yang terdisagregasi (terpisah – pisah) dari
masing-masing segmen atau komponen perusahaan.
Perusahaan besar yang terdiversifikasi dapat dipandang sebagai sebuah portofolio aset
yang beroperasi sebagai divisi atau anak perusahaan, yang sering memiliki cakupan
multinasional. Komponen perusahaan besar dapat mempunyai tingkat keuntungan yang
berbeda, tingkatan, jenis risiko dan kesempatan pertumbuhan yang berbeda.
Permasalahan utama untuk akuntan adalah bagaimana mengembangkan dan
mengungkapkan informasi yang diperlukan untuk mencerminkan perbedaan-perbedaan
mendasar tersebut.
Banyak perusahaan menawarkan berbagai kelompok produk atau jasa atau beroperasi di
berbagai wilayah geografis dengan tingkat keuntungan, peluang pertumbuhan, prospek,
dan risiko berbada. Informasi tentang jenis-jenis produk atau jasa perusahaan dan
operasinya di wilayah geografis berbeda disebut informasi segmen. Informasi ini
dibutuhkan untuk menilai risiko dan imbalan dari suatu perusahaan yang memiliki
diversifikasi usaha atau suatu perusahaan multinasional, namun informasi ini tidak
mungkin diperoleh dari data agregat. Oleh karena itu, informasi segmen merupakan
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 1 / 28
suatu hal yang dipandang perlu untuk memenuhi kebutuhan para pengguna laporan
keuangan.
Terdapat beberapa alternatif untuk menetapkan segmen-segmen suatu perusahaan guna
menghasilkan informasi yang signifikan kepada investor. Tiga alternatif yang penting
adalah :
a. Divisi geografis (segmentasi yang didasarkan pada letak geografis mungkin
sangat informatif bagi perusahaan, terutama dalam membedakan opersi domestik
dan luar negeri).
b. Divisi Lini produk atau industrial (memberikan gambaran yang lebih jelas
mengenai perbedaan profitabilitas, tingkay risiko, dan peluang pertumbuhan)
c. Divisi berdasarkan struktur intern pengendalian manajemen (mengumpulkan
data akurat yang diperlukan dengan biaya tambahan terkecil)

Penyajian laporan keuangan harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia, mencakup dimuatnya pengungkapan informatif yang memadai atas hal-hal
material. Hal-hal tersebut mencakup bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan, serta
catatan atas laporan keuangan, yang meliputi, sebagai contoh, istilah yang digunakan,
rincian yang dibuat, penggolongan unsur dalam laporan keuangan, dan dasar-dasar yang
digunakan untuk menghasilkan jumlah yang dicantumkan dalam laporan keuangan.
Auditor harus mempertimbangkan apakah masih terdapat hal-hal tertentu yang harus
diungkapkan sehubungan dengan keadaan dan fakta yang diketahuinya pada saat audit.

Bila manajemen menghilangkan dari laporan keuangan, informasi yang seharusnya


diungkapkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
termasuk catatan atas laporan keuangan, auditor harus memberikan pendapat wajar
dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar karena alasan tersebut dan harus
memberikan informasi yang cukup dalam laporannya, jika memungkinkan atau praktis;
kecuali tidak disajikannya informasi tersebut adalah sesuai dengan Pernyataan Standar
Auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam hubungan ini, istilah
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 2 / 28
"memungkinkan atau praktis" diartikan bahwa informasi dapat diperoleh secara wajar
dari akun dan catatan manajemen dan bahwa penyajian informasi demikian dalam
laporannya tidak menempatkan auditor sebagai pihak yang menyusun laporan keuangan.
Sebagai contoh, auditor tidak diharapkan untuk menyusun laporan keuangan pokok atau
informasi lain mengenai perusahaan dan memasukkan informasi tersebut ke dalam
laporan auditnya, jika manajemen tidak menyajikan informasi tersebut.

Di dalam mempertimbangkan cukup atau tidaknya pengungkapan dan dalam segala


aspek lain auditnya, auditor menggunakan informasi yang diterima dari kliennya atas
dasar kepercayaan yang diberikan oleh kliennya, bahwa auditor akan merahasiakan
informasi tersebut. Tanpa kepercayaan demikian, auditor akan sulit untuk memperoleh
informasi yang diperlukan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Oleh
karena itu, tanpa izin kliennya, auditor tidak boleh mengungkapkan informasi yang tidak
diharupkan untuk diungkapkan dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.

DSAK menerbitkan PSAK No.5 tahun 1994 tentang Pelaporan Informasi Keuangan
Segmen, yang merekomendasikan pengungkapan informasi segmen. Tahun 2000 DSAK
Mengadopsi IAS 14 revisi 1997 dan kemudian merevisi PSAK 5 serta mengubahnya
menjadi pelaporan segmen.peraturan ini mewajibkan pengungkapan informasi
berdasarkan segmen usaha dan geografis suatu entitas. PSAK 5 menjelaskan definisi
beberapa istilah sebagai berikut :
1. Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam
menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok
produk atau jasa terkait) dan komponen ini memiliki risiko dan imbalan yang berbeda
dengan risiko dan imbalan segmen lain. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
menentukan tarkait atau tidaknya produk atau jasa, meliputi :
a. Karakteristik produk atau jasa
b. Karakteristik proses produksi
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 3 / 28
c. Jenis atau golongan pelanggan (produk dan jasa)
d. Metode pendistribusian produk atau penyediaan jasa
e. Jika praktis, karakteristik iklim regulasi, misalnya dalam perbankan, asuransi, atau
public utilities.

2. Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam


menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan
komponen itu memiliki resiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan
pada komponen yang beropersai pada lingkungan (wilayah) ekonmi lain. Faktor-faktor
yang harus dipertimbangkan dalam mengidentifikasi segmen geografis meliputi :
a. Kesamaan kondisi ekonomi dan politik
b. Hubungan antar operasi dalam wilayah geografis berbeda
c. Kedekatan geografis operasi
d. Risiko khusus yang terdapat dalam operasi di wilayah tertentu
e. Regulasi pengendalian mata uang
f. Risiko mata uang

Secara umum, kantor pusat perusahaan bukanlah segmen terpisah. Selain itu,
perusahaan dapat memilih untuk mengagregasikan segmen operasi individu terpisah
yang mempunyai karakteristik ekonomi yang mirip . Manajemen juga dapat meyakini
bahwa agregasi akan memberikan informasi yang lebih berarti untuk pengguna laporan
keuangan .
Setiap kali muncul isu pendefinisian pendapatan dari segmen suatu perusahaan, maka
salah satu masalahnya adalah alokasi biaya untuk masing-masing segmen. Dalam PSAK
5, DSAK menyatakan bahwa alokasi dari pendapatan dan beban akan dimasukkan untuk
segmen yang dilaporkan hanya jika pendapatan dan beban tersebut dimasukkan ke
dalam laba atau rugi segmen yang digunakan oleh pengambil keputusan keuangan
utama perusahaan . Selain itu, hanya aset yang dimasukkan dipengukuran asset segmen
yang digunakan oleh pengambilkeputusan keuangan utama perusahaan yang dilaporkan
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 4 / 28
untuk segmen tersebut. Oleh karena itu, DSAK sekali lagi berusaha menyelaraskan
pengungkapan keuangan eksternal dari segmen dengan pelaporan internal yang
digunakan oleh manajemen untuk membuat alokasi sumber daya dan keputusan lain
terkait dengan segmen operasi.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengidentifikasi segmen geografis


meliputi :
 Kesamaan kondisi ekonomi dan politik
 Hubungan antar operasi dalam wilayah geografis berbeda
 Kedekatan geografis operasi
 Risiko khusus yang terdapat dalam operasi di wilayah tertentu
 Regulasi pengendalian mata uang
 Risiko mata uang

Ada dua bentuk atau format primer pelaporan segmen, yaitu segmen usaha dan segmen
geografis. Bentuk atau format yang digunakan akan ditentukan oleh karakteristik dan
sumber utama risiko dan imbalan perusahaan.
 Jika risiko dan tingkat imbalan perusahaan terutama dipengaruhi oleh perbedaan
produk atau jasa yang dihasilkan, bentuk primer pelaporan segmen ialah segmen usaha,
dan informasi sekundernya dilaporkan secara geografis diantaranya adalah :
a. Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal menurut wilayah geografis yang
ditentukan berdasarkan lokasi geografis pelanggan, jumlah tersebut dilaporkan
untuk tiap segmen geografis yang pendapatan penjualan kepada pelanggan
eksternalnya berjumlah 10 persen atau lebih dari total pendapatan perusahaan
yang diperoleh dari penjualan kepada pelanggan eksternal.
b. Jumlah nilai tercatat aset segmen menurut lokasi geografis aset , jumlah tersebut
dilaporkan untuk tiap segmengeografis yang aset segmennya berjumlah 10
persen atau lebih dari total aset semua segmen geografis yang ada

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 28
c. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk memperoleh aset
segmen yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset
tetap dan aset tidak berwujud), menurut lokasi geografis aset, jumlah tersebut
dilaporkan untuk tiap segmen geografi yang aset segmennya berjumlah 10
persen atau lebih dari total aset emua segmen geografis.
 Jika risiko dan tingkat imbalan perusahaan terutama dipengaruhi oleh kondisi operasi
yang berbeda di berbagai negara atau wilayah geografis, bentuk primer pelaporan
segmen ialah segmen geografis dan informasi sekundernya dilaporkan berdasarkan
kelompok produk dan jasa diantaranya adalah :
a. Perusahaan harus melaporkan informasi segmen berikut untuk setiap segmen
usaha yang pendapatan penjualan kepada pelanggan eksternalnya berjumlah
10 persen atau lebih dari total pendapatan penjualan perusahaan kepada
seluruh pelanggan eksternal atau untuk tiap segmen usaha yang aset
segmennya berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset semua segmen usaha,
yaitu :
1) Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal
2) Jumlah nilai tercatat aset segmen
3) Jumlah biaya yang terjadi selama suatu periode untuk memperoleh aset
segen yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode
(aset tetap dan aset tidak berwujud)
4) Jumlah nilai tercatat aset segmen menurut lokasi geografis aset
5) Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk memperoleh
aset segmen yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu
periode (aset tetap dan aset tak berwujud) menurut lokasi aset.

Pendapatan Segmen adalah pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi perusahaan
secara langsung dapat dikaitkan dengan suatu segmen dan porsi yang relevan dari pendapatan
perusahaan yang dapat dialokasikan secara rasinal kepada suatau segmen, bak berasal dari

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 28
penjualan kepada pelanggan eksternal maupun dari transaksi dengan segmen lainnya dalam
perusahaan yang sama.
Pendapatan segman mencakup bagian perusahaan atas laba atau rugi perusahaan asosiasi,
usaha patungan (joint venture) atau investasi lainnya yang dilaporkan berdaarkan metode
ekuitas, hanya jika pos-pos tersebut dalam pendapatan konsolidasi atau pendapatan
perusahaan keseluruhan.

Beban Segmen adalah beban aktivitas operasi suatu segmen yang secara langsung dapat
dikaitkan dengan segmen tersebut dan porsi relevan beban yang dapat di alokasikan secara
rasiona kepada segmen tersebut, termasuk beban yang berkaitan dengan penjualan kepada
pelanggan eksternal dan beban yang berkaitan dengan transaksi kepada segmen lainnya dalam
perusahaan yang sama.
Beban segmen mencakup bagian peserta usaha patungan (joint venture) dalam beban pada
entitas yang dikendalikan bersama yang dilaporkan berdasarkan metode konsolidasi secara
proporsional sesuai dengan PSAK No.12 tentang pelaporan keuangan mengenai bagian
partisipasi dalam pengendalian bersama operasi dan asset.

Hasil segmen adalah selisih antara pendapatan segmen dan beban segmen dan umumnya
mencerminkan laba usaha, meskipun dasar yang lain sering lebih cocok.
Penghasilan bunga dan beban bunga biasanya tidak termasuk dalam hasil segmen kecuali
kalau operasi segmen terutama bersifat finansial. Juga pajak penghasilan, hak minoritas
(minority interest) dan pos luar biasa (extraordinary item) lazimnya tidak dimasukkan sebagai
hasil segmen.Kalau pendapatan dan beban tidak dapat langsung ditriibusikan pada suatu
segmen tetapi terdapat dasar alokasi yang layak, maka pendapatan dan beban tersebut dapat
dialokasikan dengan menggunakan dasar yang layak tersebut.Beban bersama pada banyak
perusahaan seperti beban kantor pusat tidak dialokasikan pada masing- masing segmenkarena
beban tersebut dimanfaatkan bersama sedemikian rupa sehingga alokasi di antara segmen
dipandang tidak bermanfaat.
Aktiva dan Kewajiban Segmen
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 7 / 28
Pengungkapan aktiva segmen memberikan indikasi penggunaan sumber daya untuk mencapai
hasil operasi segmen.Aktiva semacam itu termasuk semua aktiva berwujud dan tak berwujud
yang dapat diidentifikasi pada segmen tertentu. Aktiva yang dimanfaatkan oleh dua atau lebih
segmen harus dialokasikan di antara segmen-segmen tersebut dengan dasar alokasi yang
layak.Kewajiban biasanya tidak dialokasikan karena dianggap berkaitan dengan perusahaan
secara keseluruhan atau karena dipandang meningkatkan hasil pembelanjaan dan bukan hasil
operasi.
Informasi yang DisajikanUraian kegiatan setiap segmen industri yang dilaporkan dan indikasi
mengenai komposisi setiap wilayah geografis yang dilaporkan, penjualan atau pendapatan
operasi lainnya, dengan pemisahan antara pendapatan dari pelanggan di luar perusahaan dan
pendapatan dari segmen lain, hasil segmen, dan aktiva segmen yang digunakan, dinyatakan
baik dalam jumlah uang atau sebagai persentase dari jumlah yang dikonsolidasikan.
Hubungan antara jumlah dari informasi pada segmen-segmen individual dan informasi
agregat dalam laporan keuangan diperjelas dengan menyajikan rekonsiliasi.

Aset Segmen adalah asset operasi yang digunakan segmen dalam aktivitas operasinya dan
dapat dikaitkan secara langsung dengan segmen tersebut atau dialokasikan ke segmen tersebut
secara rasional.

Tujuan Pelaporan Segmen


Tujuan dari pelaporan segmen adalah untuk menetapkan prinsip-prinsip pelaporan informasi
keuangan berdasarkan segmen, yaitu informasi tentang berbagai jenis produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan dan berbagai jenis produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan
berbagai wilayah geografis operasi perusahaan dalam rangka membantu pengguna laporan
keuangan dalam :
 Memahami kinerja masa lalu perusahaan secara lebih baik
 Menilai risiko dan imbalan perusahaan secara lebih baik
 Menilai perusahaan secara keseluruhan secara lebih memadai

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 28
Kebijakan Akuntansi Segmen
Kebijakan akuntansi segmen, Informasi segmen harus disusun dengan kebijakan akuntansi
yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi atau perusahaan.
Kebijakan akuntansi yang dipilih manajemen untuk menyusun laporan keuangan konsoldasi
atau perusahaan dianggap sebagai kebijakan akuntansi yang diyakini manajemen paling
sesuai untuk pelaporan keuangan eksternal. Karena tujuan informasi segmen ialah untuk
membantu pengguna lporan keuangan dalam memahami dan membuat penilaian yang lebih
memadai mengenai perusahaan secara keseluruhan, pernyataan ini mensyaratka bahwa
kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam pelaporan informasi segmen sama dengan
kebijakan akuntansi yang telah dipilih manajemen. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti
bahwa kebijakan akuntansi konsolidasi atau perusahaan diterapkan kepada segmen dilaporkan
seolah-olah segmen tersebut ialah entitas pelaporan terpisah yang berdiri sendiridalam
menerapkan suatu kebijakan akuntansi pada tingkat perusahaan, perusahaan mungkin
melakukan perhitungan secara terperinci yang kemudian dialokasikan kepada berbagai
segmen jika terdapat dasar rasional untuk melakukan alokasi tersebut. Sebagai contoh, biaya
manfaat pensiun sering kali dihitung unuk perusahaan secara keseluruhan, tetapi angka yang
dihitung untuk tingkat perusahaan itu mungkin dialokasikan ke berbagai segmen berdasarkan
data gaji dan demografis segmen tersebut.

Pernyataan ini tidak melarang pengungkapan informasi tambahan atas segmen yang disusun
berdasarkan kebijakan akuntansi selain yang diterapkan untuk laporan keuangan
konsolidasian atau perusahaan sepanjang :
 Informasi tersebut dilaporka secara internal kepada rgan perusahaan yang berwenang
dalam rangka pegambilan putusan alokasi sumber daya kepada segmen tersebut dan
penilaian kinerja segmen tersebut
 Dasar pengukuran yang digunakan bagi informasi tambahan tersebut dijelaskan secara
memadai

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 28
Aset yang digunakan bersama oleh dua segmen atau lebih harus dialokasikan kepada setiap
segmen dan hanya jika pendapatan dan beban terkait juga dialokasikan kepada segmen-
segmen tersebut.
Cara pengalokasian unsur-unsur aset, kewajiban, pendapatan dan beban kepada berbagai
segmen bergantung pada beberapa faktor, seperti karakteristik unsur tersebut, aktivitas yang
dilakukan oleh segmen, dan otonomi segmen tersebut. Satu dasar alokasi tertentu tidak
mungkin atau tidak tepat apabila ditetapkan bagi semua perusahaan. Demikian juga, tidak
tepat apabila unsur-unsur aset, kewajiban, pendapatan, dan beban yang secara bersama
berkaitan dengan dua segmen atau lebih dipaksakan aokasinya, jika dasar alokasi tersebut
ditetapkan secara arbiter atau sulit dipahami. Disampng itu, definisi pendapatan segmen,
beban segmen, aset segmen, dan kewajiban segmen saling berkaitan dan alokasi dari unsur-
unsur tersebut harus dilakukan secara konsisten. Dengan demikian, aset yang digunakan
bersama dialokasikan kepada setiap segmen, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang
terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut. Sebagai
contoh, suatu aset dimasukkan sebagai aset segmen jika penyusutan atau amortisasi aset
terkait dikurangkan dalam menghitung hasil segmen.

Informasi Segmen Sekunder


PSAK 5 menyatakan jika perusahaan mengunakan segmen usaha sebagai pelaporan segmen
primer maka perusahaan harus melaporkan informsi berikut :
1. Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal menurut wilayah geografis yang ditentukan
berdasarkan lokasi geografis pelanggan, jumlah tersebut dilaporkan untuk tiap segmen
geografis yang pendapatan penjualan kepada pelanggan eksternalnya berjumlah 10 persen
atau lebih dari total pendapatan perusahaan yang diperoleh dari penjualan kepada
pelanggan eksternal.
2. Jumlah nilai tercatat aset segmen menurut lokasi geografis aset , jumlah tersebut
dilaporkan untuk tiap segmengeografis yang aset segmennya berjumlah 10 persen atau
lebih dari total aset semua segmen geografis yang ada.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 28
3. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk memperoleh aset segmen yang
diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset tetap dan aset tidak
berwujud), menurut lokasi geografis aset, jumlah tersebut dilaporkan untuk tiap segmen
geografi yang aset segmennya berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset emua segmen
geografis.

Jika perushaan menggunakan segmen wilayah sebagai pelaporan segmen primer maka
perusahaan harus melaporkan informasi berikut :
a. Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal
b. Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal
c. Jumlah nilai tercatat aset segmen
d. Jumlah biaya yang terjadi selama suatu periode untuk memperoleh aset segen yang
diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset tetap dan aset tidak
berwujud)
e. Jumlah nilai tercatat aset segmen menurut lokasi geografis aset
f. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk memperoleh aset segmen
yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset tetap dan aset tak
berwujud) menurut lokasi aset.

Penyajian dalam Pelaporan Segmen


 Perusahaan harus menggambarkan aktivitas masing-masing segmen industri dan
menunjukkan komposisi masing- masing wilayah geografis yang dilaporkan.
 Untuk setiap segmen industri dan geografis yang dilaporkan, informasi keuangan
berikut ini harus diungkapkan: penjualan atau pendapatan operasi lainnya, dibedakan
antara pendapatan yang dihasilkan dari pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan
dari segmen lain, hasil segmen, aktiva segmen yang digunakan, dinyatakan dalam
jumlah uang atau sebagai persentase dari jumlah yang dikonsolidasikan, dan dasar
penetapan harga antar segmen.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 28
Proses penentuan segmen operasi dilaporkan secara terpisah yaitu segmen-segmen dimana
pengungkapan tambahan terpisah harus dibuat berdasarkan spesifikasi manajemen atas
segmen operasi yang digunkaan secara internal untuk mengevaluasi posisi keuangan dan
kinerja operasi perusahaan.

Ambang Batas Kuantitatif Sepuluh Persen


DSAK menetapkan 3 aturan signifikasinsi 10 persen untuk menentukan segmen operasi mana
yang harus mempunyai informasi terlapor yang terpisah. Pengungkapan terpisah tersebut
diharuskan untuk segmen yang memenuhi paling tidak satu dari pengujian berikut :
1) Pendapatan segmen yang dilaporkan, termasuk penjualan eksternal antar segmen,
lebih besar atau sama dengan 10 persen dari pendapatan keseluruhan dari penjualan
eksternal ditambah transaksi antar segmen dari keseluruhan segmen operasi.
2) Nilai absolut dari laba/kerugian adalah lebih besar atau samadengan 10 persen.
3) Aset segmen sama dengan / lebih besar dari 10 persen aset gabungan seluruh segmen
operasi.

2 Uji Pengungkapan Komprehensif


Setelah menentukan segmen dengan uji 10 persen, kemudian perusahaan harus menerapkan
uji komprehensif adalah uji pendapatan konsolidasi 75 persen.

Uji Pendapatan Konsolidasi Tujuh Puluh Lima Persen


Total pendapatan dari sumber eksternal dari keseluruhan segmen operasi dilaporkan secara
terpisah harus paling tidak sama dengan 75 persen total pendapatan konsolidai. Perusahaan
pelaporan harus mengidentifikasi segmen operasi tambahan sebagai segmen yang dilaporkan
sampai uji ini terpenuhi. PT induk dan PT anak dengan tiga segmen dilaporkan, menghitung
pengujian 75 persen sbb :

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 28
penjualan ke konsumen nonafiliasi oleh segmen dilaporkan :
produk makanan Rp 317.000.000
plastik dan pengepakan Rp 95.000.000
kesehatan dan keilmuan Rp 86.000.000
Total segmen dilaporkan Rp 498.000.000
Pendapatan konsolidasi Rp 572.000.000
Persentase segmen dilaporkan dari pendapatan Konsolidasi
(Rp 498.000.000 : Rp 572.000.000) 87,1%

Oleh karena persentase tersebut sama dengan atau lebih besar dari 75 persen, maka tidak ada
lagi segmen operasi yang harus dilaporkan terpisah. Jika persentase tersebut kurang dari 75
persen, maka diperlukan segmen operasi tambahan untuk diperlakukan sebagai segmen
dilaporkan sampai uji 75 persen tersebut terpenuhi.

Pertimbangan lainnya
Pelaporan segmen dibatasi hanya sampai 10 segmen, karena jika lebih dari itu maka infromasi
tambahan akan menjadi terlalu terperinci dan berlebihan. PT induk dan PT Anak hanya
mempunyai tiga segmen dilaporkan.
Selain itu perusahaan harus menerapkan pertimbangan untuk memutuskan apakah masing-
masing segmen harus dilaporkan. Sebagai contoh, suatu segmen dapat memenuhi atau tidak
memenuhi suatu uji tertentu karena beberapa situasi tidak umum, seperti laba atau rugi tinggi
yang abnormal atau kontrak satu waktu. Perusahaan tidak perlu melaporkan terpisah suatu
segmen yang memenuhi uji 10 persen dalam satu waktu hanya karena adanya kondisi
abnormal. Akan tetapi perusahaan diharuskan mengindikasikan mengapa suatu segmen
dilaporkan tidak diungkapkan.

Terakhir, jika suatu segmen menjadi dilaporkan dalam periode berjalan tetapi tidak dilaporkan
terpisah diperiode-periode sebelumnya maka pengungkapan komparatif segmen tahun
sebelumnya harus dinyatakan kembali agar data keuangan dapat dibandingkan.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 13 / 28
Perusahaan harus menyajikan rekonsiliasi antara informasi segmen-segmen individual dan
informasi keseluruhan dalam laporan keuangan.

Melaporkan Informasi segmen


Hal – hal berikut harus diungkapkan untuk setiap segmen yang ditentukan akan
dilaporkan terpisah yaitu :
1) Infomasi umum.
Informasi yang mengungkapkan tentang :
(a) bagaimana perusahaan mnegidentifikasi setiap segmen yang dilaporkan secara
terpisah, termasuk informasi tentang struktur organisasi perusahaan (misalnya, jika
perusahaan diorganisasikan berdasarkan lini produk , wilayah geografis atau faktor
organisasi lain) dan
(b) jenis produk/jasa darimana setiap segmen dilaporkan memperoleh pendapatannya.

2) Jumlah untuk setiap segmen yang dilaporkan secara terpisah.


Pengungkapan segmen harus memasukkan jumlah sbb :
(a) laba/rugi dan prosedur untuk menentuka laba /rugi
(b) setiap aset dan kewajiban segmen

3) Ukuran laba atau rugi segmen.


Adalah sebagai berikut :
(a) Pendapatan dari penjualan eksternal
(b) pendapatan dari transaksi segmen operasi lain
(c) pendapatan bunga
(d) beban bunga
(e) beban depresiasi
(f) ekuitas dalam pendapatan investee
(g) beban dan keuntungan Pph
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 14 / 28
(h) pos luar biasa
(i) pos-pos nonkas signifikansi lainnya

4) Aset dan kewajiban segmen adalah sbb :


a) Jumlah investasi pada investee b) jumlah kewajiban

5) Rekonsiliasi total konsolidasi


Rekonsiliasi antara pendapatan total segmen yang dilaporkan, laba / rugi total, aset total,
kewajiban total, total konsolidasi yang berhubungan dengan pos-pos tersebut.

Suatu segmen industri pelaporan adalah suatu segmen industri atau group segmen industri
yang sangat terkait dimana informasi yang demikian perlu dilaporkan. Segmen industri
ditetapkan sebagai segmen yang perlu pelaporan jika memenuhi uji pendapatan 10 % (10
percent revenue test), atau uji aktiva 10 % (10 % asset test), atau uji laba usaha 10 % (10
percent operating profit test) untuk setiap tahun-nya

PELAPORAN KEUANGAN INTERIM

Pengertian Laporan Interim


Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan
keuangan tahunan. Laporan keuangan interim harus dipandang sebagai bagian yang integral
dari periode tahunan. Dapat disusun secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang
dari setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi
keuangan.Laporan Interim diberlakukan untuk perusahaan yang diwajibkan untuk menyajikan
laporan keuangan interim oleh peraturan perundangan, misalnya Pasar modal, dan lain-lain.
Dan juga untuk industri yang telah diatur dalam standar akuntansi keuangan industri yang
bersangkutan, misalnya perbankan, maka harus mengikuti standar khusus tersebut.
Ada dua pandangan tentang Laporan Interim yaitu :

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 / 28
 Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar periode akuntansi dan
menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan dengan cara yang
sama seperti pada periode tahunan.
 Pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral
dengan periode tahunan.Pernyataan ini dikembangkan berdasarkan pandangan
kedua yang menganggap laporan keuangan interim sebagai bagian integral dengan
periode tahunan.

1. Pengakuan dan Pengukuran


Pengakuan dan pengukuran unsur yang sama antara pelaporan keuangan interim dengan
pelaporan keuangantahunan adalah:Dasar pengakuan pendapatan.Kebijakan akuntansi dasar
pelaporan pada periode interim, kecuali jika ada perubahan dalam standar akuntansi.Penyajian
penggolongan aktiva sebagai lancar dan tidak lancar, dan kewajiban sebagai jangka pendek
dan jangka panjang.
2. Beban dan Biaya
Beban yang dapat dihubungkan dengan pendapatan ditentukan atas dasar yang sama dengan
dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahunan kecuali untuk persediaan:
 Perusahaan yang dalam periode interim menggunakan estimasi laba kotor
mengungkapkan hal tersebut dalam laporan keuangan interim.
 Perusahaan yang melakukan penilaian persediaan berdasarkan biaya standar
tidak perlu melaporkan penyimpangan atau selisih dengan biaya aktual yang
terjadi, jika selisih biaya tersebut tidak material atau diharapkan bisa
diselesaikan pada akhir tahun. Pengaruh dari penyimpangan yang tidak
direncanakan dan tidak diperkirakan harus dilaporkan pada akhir periode interim
dengan prosedur yang sama seperti yang digunakan pada akhir tahun.
 Kerugian yang disebabkan penurunan harga pasar dan pemulihan harga tidak
boleh ditangguhkan untuk dibebankan ke periode di luar periode penurunan
harga tersebut.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 16 / 28
Biaya dan beban lain-lain untuk periode pelaporan interim, biaya dan beban lain-lain
termasuk biaya produksi dibebankan atas dasar yang sama seperti periode tahunan.
Pendapatan dan beban musimanLaporan keuangan interim memberi gambaran pendapatan
dan beban periode interim tersebut. Laporan keuangan interim tertentu diperbandingkan
dengan periode sebelumnya memberi manfaat yang lebih besar bagi para pemakai laporan
dalam contoh kondisi-kondisi sebagai berikut:
 Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan interim periode
sebelumnya, untuk mengetahui kecenderungan (trend) posisi keuangan dan kinerja.
 Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan interim yang sama dalam periode
akuntansi yang lalu, untuk mengetahui kecenderungan berulang (cyclical) musiman
dari kegiatan usaha.
 Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan kumulatif dari
awal tahun buku sampai dengan tanggal laporan keuangan interim untuk mengetahui
kontribusi atau pengaruh periode interim yang dilaporkan pada periode berjalan.
 Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan tahun buku
yang lalu, untuk mendapat gambaran pengaruh dan kinerja interim tersebut terhadap
posisi keuangan, kinerja dan arus kas periode akuntansi yang lalu.

Penyisihan Pajak PenghasilanPada akhir tiap periode interim, perusahaan harus membuat
taksiran pajak penghasilan untuk dibebankan pada periode interim. Perhitungan pajak
penghasilan periode interim harus sesuai dengan kebijakan akuntansi tentang pajak
penghasilan yang dianut pada akhir tahun.

Pos dan Transaksi Luar Biasa


 Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa, dan kejadian yang
tidak biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode interim saat
terjadinya dan tidak boleh dibebankan pada periode lain.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 17 / 28
 Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan laba
rugi periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan materialitas, pos
luar biasa harus dihubungkan langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.
 Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh
material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar biasa
juga harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi
periode interim.
 Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi
kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca harus diungkapkan dalam
laporan keuangan interim dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan
tahunan. Pengungkapan tersebut harus diulang dalam laporan keuangan interim
berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunan sampai kewajiban kontinjen itu
terselesaikan.

Perubahan Akuntansi
 Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa, dan kejadian
yang tidak biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode interim
saat terjadinya dan tidak boleh dibebankan pada periode lain.
 Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan
laba rugi periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan
materialitas, pos luar biasa harus dihubungkan langsung dengan estimasi
pendapatan tahunan.
 Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh
material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar
biasa juga harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba
rugi periode interim.
 Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat
mempengaruhi kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca harus
diungkapkan dalam laporan keuangan interim dengan cara yang sama seperti
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 18 / 28
dalam laporan keuangan tahunan. Pengungkapan tersebut harus diulang dalam
laporan keuangan interim berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunan
sampai kewajiban kontinjen itu terselesaikan.

Penyajian Laporan Keuangan Interim


Laporan keuangan interim meliputi neraca, laporan laba rugi dan saldo laba interim, laporan
arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan interim harus disajikan secara
komparatif dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Perhitungan laba-rugi interim harus
mencakup periode sejak awal tahun buku sampai dengan periode interim terakhir yang
dilaporkan (year-to-date).Laporan keuangan interim harus menggolongkan aktiva sebagai
kelompok lancar dan tidak lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka pendek dan jangka
panjang sesuai laporan keuangan tahunan. Khusus untuk perusahaan tertentu seperti bank dan
asuransi yang mempunyai metode khusus dalam penggolongan aktiva, maka penggolongan
aktiva harus dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

FORMAT LAPORAN KEUANGAN INTERIM


Laporan keuangan interim secara umum terdiri dari pos-pos berikut ini :
a. Laporan laba rugi untuk periode waktu kumulatif sampai dan untuk periode yang sama
tahun fiskal sebelumnya
b. Neraca pada akhir tengah tahun berjalan dan untuk periode ynag sama pada akhir
tahun fiskal sebelumnya
c. Laporan arus kas pada akhir periode waktu kumulatif berjalan dan periode yang sama
untuk tahun sebelumnya

Permasalahan Akuntansi
Pelaporan interim menimbulkan beberapa persoalan pengakuan teknis dan konseptual untuk
seorang akuntan. Sebagaian besar persoalan tersebut berpusan pada konsep akuntansi
periodisasi dan pembagian periode tahanan ke dalam interim.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 19 / 28
Penggunaan laporan kuartal untuk menyediakan informasi tepat waktu adalah perkembangan
yang relatif baru. Banyak perusahaan yang memulai mempblikasikan laporan keuangan
kuartal setelah Bapepam-LK mewajibkan perusahaan perusahaan yang dimiliki publik
menyerahkan laporan interim.
DSAK telah menerbitkan PSK 3 tentang “ Laporan keuangan Interim “ pada tahun 1994.
Standar ini memecahkan permasalahn akuntansi yang terkait dengan interim.

Pandangan Diskrit Vs Pandangan Intergal dalam Pelaporan Interim


Teori diksrit pelaporan interim (discrate theory of interim sporting) memandang tiap periode
interim sebagai dasar periode akuntansi untuk dievaluasi seakan-akan periode tersebut
mrupaan periode akuntansi tahunan. Aetiap penyesuaian akhir tahun dan penangguhan akan
ditentukan menggunakan dasar prinsip akuntansi yang sama dengan digunakan laporan
tahunan.
Teori intergal pelaporan interim (intergal theory of interim reporting) memandang periode
interim sebagai periode tahunan. Berdasarkan pandangan ini pengakuan dan penyesuaian dari
pos pendapatan atau beban tertentu dapat dipengaruhi oleh pertimbangan mengenai hasil yang
diharapkan dari operasi selama 1 tahun.

Peraturan Akuntansi dan Pelaporan Interim


PPSAK 3 menstandari penyusunan dan pelaporan laporan laba rugi interim. Standar tersebut
mendefinisikan elemen laba rugi dan pengukuran biaya berdasarkan sebuah basis interim.
Perubahan dalam kebijakan akuntansi juga didiskusikan pada standar ini. Secara khusus,
perubahan prinsip akuntansi untuk laporan interim diberlakukan sama dengan perubahan
prinsip dan metode akuntansi PSAK 25 tentang “Laba Rugi untuk Periode Berjalan,
Kesalahan Mendasar, dan Perubahan dalam Kebijakan Akuntansi.”

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 20 / 28
Standar Pelaporan Untuk Laporan Laba Rugi Interim
Bentuk laporan keuangan interim sama dengan bentuk laporan laba rugi tahunan. Terdapat
beberapa perbedaan dalam pengukuran komponen laba tertentu karena periode waktu yang
lebih pendek.

a. Pedapatan
Salah saru elemen paling signifikan dari laporan laba rugi interim adalah pendapatan dari
penjualan. Investor ingin menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan pendapatan,
sehingga mereka membandingkan pendapatan dari periode interim tahun berjalan dengan
interim tahu berjalan tahun sebelumnya.
PSAK menganggaop permasalahan musiman menjadi masalah yang sangat penting. Untuk
memberikan manfaat yang lebih besar pada penggunaan laporan keuangan maka laporan
interim harus disajikan secara komperatif dengan periode sebelumnya dengan kondisi sebagai
berikut :
1) Laporan keuangan interim dibandingkan dengan laporan keuangan interim
periode sebelumnya untuk mengetahui kecendrungan posisi keuangan.
2) Laporan keuangan interim dibandingkan dengan laporan keuangan interim
yang sama dalam periode akuntansi untuk mengetahui kecendrunganberulang
musiman dari kegiatan usaha.
3) Laporan keuangan interim dibandingkan dengan laporan komulatuf dari awal
tahun buku samapai dengan tanggal laporan keuangan interim untuk
mengetahui kontribusi atau pengaruh periode interim yang pada periode
berjalan.
4) Laporan keuangan interim dibandingkan dengan laporan keuangan tahun buku
yang lalu untuk mendapat gambaran pengaruh dari kinerja interim.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 21 / 28
b. Harga Pokok Penjualan dan Persediaan
Harga pokok penjualan pada umumnya merupakan salah satu beban paling besar dalam
laporan laba rugi interim. Aturan umumnya adalah harga pokok penjualan interim harus
dihitung dengan biaya dan beban teralokasi yang terkait langsung perhitungan HPP tahunan.
PSAK 3 mengeluarkan modifikasi aturan umum sbb :
1. Menggunakan estimasi persentase laba kotor.
2. Penilaian harga pokok atau harga pasar terendah.
3. Sistem biaya standar.
c. Biaya dan Beban Lain

Pandangan intergal yang diadopsi disepakati oleh PSAK 3 terlihat lebih jelas jika terkait
dengan biaya periode. Prinsip umumnya adalah bahwa biaya dan beban itu harus dibebankan
pada laba rugi interim dalam periode interim dimana keduanya terjadi. Contoh
mengilustrasikan kapan pengeluaran dapat ditangguhkan dialokasikan di beberapa periode
yaitu sebagai berikut :
a. Beberapa perusahaan memfokuskan perbaikan peralatan yang bsar dalam satu waktu pada
satu periode interim.
b. Perusahaan yang dalam periode interim menggunakan estimasi laba kotor
mengungkapkan hal tersebut dalam laporan keuangan interim.
c. Biaya iklan yang besar dapat dialokasikan pada periode-periode interim yang menerima
manfaatnya daripada mengakuinya semata-mata pada dalam periode interim yang saat
biaya itu dikeluarkan.

Akuntansi untuk Pajak Penghasilan dalam Periode Interim


Pada akhir tiap periode interim, perusahaan harus membuat taksiran pajak penghasilan untuk
dibebankan pada periode interim. Perhitungan pajak penghasilan periode interim harus sesuai
dengan kebijakan akuntansi tentang pajak penghasilan yang dianut pada akhir tahun.
Perbedaan antara akuntansi dan pajak penghasilan. Perbedaan antara jumlah perhitungan laba
menurut akuntansi dan pajak adalah merupakan hal yang normal. Kedua hal tersebut telah
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 22 / 28
dijelaskan pada PSAK 45 tentang “Akuntansi untuk Pajak Penghasilan” dan telah sering
dibahas dalam kelas akuntansi keuangan 2. Kategori pertama sering disebut “Permanen”.
Perbedaan permanen merupakan hal-hal yang tidak dapat dimasukkan sebagai pengahasilan
kenak pajak untuk suatu periode fiskal. Contoh dari perbedaan permanen adalah sbb :
a. Premi asuransi jiwa yang dibayar oleh perusahaan (bukan beban yang dapat mengurangi
penghasilan kena pajak).
b. Dana yang diterima dari perusaahan asuransi.
c. Jenis tertentu denda yang dianggap bukan beban yang dapat mengurangi pajak.
d. Pendapatan lain yang telah dikenakan contohnya pendapatan dividen.

Kategori kedua disebut sebagai “Perbedaan Temporer”. Beda temporer terjadi karena adanya
perbedaan cara mengakui beban dan pendapatan menurut akuntansi maupun menurut
peraturan perpajakan, yang menyebabkan adanya pajak tangguhan. Berikut ini adalah contoh
dari perbedaan temporer :
a. Sewa diterima di muka
b. Beban dan rugi yang di estimasikan.
c. Depresiasi yang dipercepat berdasarkan metode menurun ganda menurut pajak dan
berdasarkan garis lurus pada laporan keuangan.
d. Penilaian persediaan menurut biaya terendah menurut harga perolehan dan pasar pada
laporan keuangan.

Pelepasan Segmen atau Pos Luar Biasa, Tidak Biasa, jarang Terjadi dan Besyarat
PSAK 3 mengharuskan pengukuran dan pelaporan pos non operasi utama mengguganakan
dasar yang utama saat mempersiapkan laporan tahunan. Selain itu, pos tidak biasa, operasi
yang dihentikan dan transaksi yang jarang terjadi harus dilaporkan pada periode interim
dimana hal tersebut terjadi dan tidak dialokasikan pada periode lain pada tahun tersebut. Tes
material untuk pos luar biasa harus di dasarkan estimasi atas pendapatan untuk seluruh
periode tersebut. Tes material untuk kegiatan yang dihentikan dan transaksi yang jarang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 23 / 28
terjadi harus didasarkan atas pendapatan operasi untuk periode laporan interim dimana
kegiatan tersebut dihentikan untuk pertama kali dilakukan.

Perubahan Akuntansi Di Periode Interim


PSAK 25 tentang “Keuntungan dan Kerugian periode berjalan, kesalahan dan perubahan
kebijakan akuntansi” , secara terperinci membagi perubahan akuntansi dalam 3 bentuk yaitu
sbb:
1. Perubahan Prinsip Akuntansi (Penerapan Retrospektif)
Perubahan dalam prinsip akuntansi dilakukan oleh sebuah entitas biasanya hanya jika karena
ada standar akuntansi baru yang di terapkan. Atau perusahaan melihat adanya suatu prinsip
akuntansi baru yang lebih baik untuk diterapkan untuk dibandingkan prinsip akuntansi yang
digunakan selama ini. Perubahan dari suatu metode akuntansi yang di perbolehkan kemetode
lain yang juga diperbolehkan membutuhkan proses penerapan retrospektif. Pendekatan ini di
terapkan pada seluruh laporan keuangan sebelumnya termasuk laporan keuangan interim. Jika
perubahan jenis pengaruh komulatif dilakukan selama periode interim setelah periode interim
pertama, maka laporan interim sebelumnya pada tahun fiskal berjalan harus dinyatakan
kembali seakan-akan perubahan telah efektif sejak awal tahun fiskal. Seluruh dampak
langsung dari perubahan ini termasuk masalah pajaknya akan diterapkan pada pendekatan
retrospektif.

Penerapan Retrospektif
Perubahan prinsip akuntansi akan langsung berpengaruh pada aset atau utang. Sedangkan
pengaruh tidak langsungnya adalah pada kas atau aset lancar pada masa yang akan datang
akibat dari perubahan prinsip akuntansi. Pengaruh tidak langsung di laporkan pada periode
dimana perubahan terjadi. Neraca yang telah disesuaikan akibat penerapan prinsip akuntansi
yang baru harus disajikan pada periode yang paling cepat setelah penerapan prinsip baru.
Seluruh laporan keuangan baik interim maupun tahunan akan ikut disesuaikan akibat
perubahan prinsip tersebut..

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 24 / 28
2. Perubahan Estimasi Akuntansi ( Penerapan Saat ini & Prospektif)
Perubahan estimasi akuntansi merupakan informasi baru yang harus disiapkan oleh entitas.
Perubahan ini akan disajikan pada periode berjalan damn prospektif saja, sehingga efek
perubahan hanya akan terlihat pada periode dimana peubahan tersebut terjadi dan periode
setelah dilakukan perubahan.

Perubahan pada depresiasi, amortisasi, deplesi


PSAK 25 mewajibkan perubahan dalam metode depresiasi, amortisasi, deplesi atas aset
jangka panjang dan aset non keuangan yang disebabkan oleh informasi baru. Seperti pola
penggunaan saat ini yang berbeda dengan yang diperkirakan akan dianggap sebagai
perubahan dalam estimasi. Penerapan atas periode berjalan dan periode yang akan datang
perlu dilakukan tetapi laporan keuangan yang telah di keluarkan tersebut tidak perlu disajikan
kembali.
3. Kesalahan Mendasar
Standar yang berlaku menyatakan bahwa koreksi atas kesalahan yang terjadi pada periode
sebelumnya bukanlah perubahan prinsip dan entias itu harus menyajikan kembali laporan
keungan yang telah disajikan untuk menunjukkan koreksi atas kesalahan tersebut.
Kesalahan biasanya merujuk pada angka atau nilai tertentu pada periode yang telah
dilaporkan. PSAK 25 mewaibkan kesalahan yang telah dikoreksi pada periode yang lalu
dinyantakan pada periode dimana terjadi kesalahan. Jika tidak dapat langsung menentukan
pengaruhnya pada periode dimana terjadi kesalahan, maka penyesuaian harus dibuat pada
saldo awal periode yang paling cepat dimana paling mungkin untuk menyajikan koreksi
tersebut.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 25 / 28
Latihan
1. Manakah pernyataan yang tepat terkait laporan segmen menurut PSAK 5?
A. Laporan segmen merupakan laporan wajib yang disajikan tersendiri
B. Laporan segmen merupakan informasi tambahan yang wajib disajikan secara terpisah
dari laporan keuangan
C. Laporan segmen merupakan informasi tambahan yang disajikan secara sukarela oleh
perusahaan
D. Laporan segmen disajikan sebagai bagian dari catatan atas laporan keuangan

2. Entitas membuat laporan keuangan interim ketiga tahun 2018. Pernyataan berikut yang
tepat adalah:
A. Entitas menyajikan laporan posisi keuangan untuk tanggal 30 September 2018
dan 31 Desember 2017
B. Entitas menyajikan laporan arus kas untuk periode yang berakhir tanggal 30
September 2018 dan 31 Desember 2017
C. Entitas menyajikan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk periode
yang berakhir 30 Sepember 2018 dan 31 Desember 2017
D. Entitas menyajikan laporan posisi keuangan untuk tanggal 30 September 2018 dan 30
September 2017

3. PT. ABC memiliki satu segmen usaha “G” yang telah diputuskan dalam RUPS akan dijual.
Bagaimana aset tetap dan persediaan dari segmen “G” tersebut disajikan dalam laporan
keuangan?
A. Disajikan sebagai persediaan dan aset tetap sebesar harga perolehan
B. Disajikan sebagai aset tidak lancar dikuasai untuk dijual sebesar harga perolehan
C. Disajikan sebagai persediaan dan aset tetap sebesar nilai yang lebih rendah antara
harga perolehan dan nilai wajar dikurangi biaya pelepasan
D. Disajikan sebagai aset tidak lancar dikuasai untuk dijual sebesar nilai yang lebih
rendah antara harga perolehan dan nilai wajar dikurangi biaya pelepasan
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 26 / 28
4. Berdasarkan kerangka konseptual yang saat ini dikembangkan oleh IFRS, karakteristik
kualitatif fundamental laporan keuangan adalah:
A. Relevance and Reliable
B. Relevance and Comparable
C. Relevance and Faitful Representation
D. Relevance and Unsderstandable

5. Manakah yang merupakan kualitas fundamental dari informasi akuntansi?


A. Dapat dibandingkan
B. Konsisten
C. Materiality
D. Relevan

Daftar Pustaka

1. Debra C. Jeter, Paul K. Chaney, Advanced Accounting, international student version,


5th ed., John Wiley and Sons, 2012 (Jet)
2. Baker, Lembke, Advanced Accounting, Advanced Financial Accounting An
Indonesian Perpective, 7th ed., Salemba Empat dan Mc GrawHill, 2009. (Bak)
3. Hamizar, Suhajar Wiyoto, Advanced Accounting, Suatu Aplikasi Perusahaan
Indonesia berbasis PSAK & IFRS, Lentera Ilmu, 2011. (Suh)
4. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba, PSAK revisi 2017

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 27 / 28

Anda mungkin juga menyukai