Anda di halaman 1dari 72

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi ini menimbulkan persaingan yang ketat dan
perusahaan harus mampu mengantisipasi dan menghadapi segala situasi
dan kondisi agar mampu bertahan dan dapat harus maju dalam rangka
memenangkan

persaingan

dunia

usaha.

Pemerintah

berusaha

menggerakkan semua sektor rill dan finansial untuk menggerakkan roda


perekonomian bangsa. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan
membuat kebijakan kebijakan untuk menarik minat para pengusaha
untuk mau menanamkan modalnya. Pemerintah mengharapkan para
pengusaha tidak hanya menginventasikan modalnya di sektor financial
tetapi juga diharapkan untuk berinvestasi di sektor riil. Di harapkan
dengan berkembangnya sektor riil maka tingkat kemiskinan dan
pengangguran yang pada saat ini sangat tinggi akan berkurang. Pengusaha
merupakan mitra pemerintah untuk bersama sama meningkatkan
perekonomian bangsa sehingga dapat bangkit dari keterpurukan pasca
krisis ekonomi.
Keputusan investasi bagi investor adalah hal yang sangat penting
untuk di pertimbangkan secara baik dan benar. Selain harus melihat
prospek bidang usaha yang sedang ditekuni. Selain itu keputusan investasi
terhadap aktiva tetap juga harus melihat manfaat dan umur ekonomisnya.

Karena investasi dalam aktiva tetap adalah investasi jangka panjang.


Mengingat banyaknya alternatif untuk menanamkan modal, maka pemilik
usaha tentunya sangat berhati hati dalam aktiva tetap. Investasi
dikelompokan menjadi 2 (dua) yaitu investasi jangka panjang dan
investasi jangka pendek. Dimana investasi jangka pendek adalah investasi
yang batas investasinya berumur kurang dari 1 (satu) tahun sedangkan
investasi jangka panjang berumur lebih dari 1 (satu) tahun. Namun
demikian ada pula yang membagi investasi jangka panjang menjadi 2
(dua) yaitu investasi jangka menengah yaitu antar 1 (satu) tahun sampai
dengan 5 (lima) tahun dan investasi yang berumur lebih dari 5 (lima)
tahun. Investasi jangka panjang sering dikaitkan dengan penganggaran
modal atau capital budgeting.
Pada hakekatnya investasi merupakan penempatan sejumlah dana
pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang
akan datang. Keputusan untuk melakukan investasi jangka panjang
merupakan salah satu keputusan yang paling kritis bagi keberhasilan
perusahaan. Keputusan tersebut tentunya akan berdampak buruk di waktu
yang akan datang dalam hubungannya dengan likuiditas. Karena jika
investasi sudah dilaksanakan, tetapi kemudian terjadi kesalahan atau
kekeliruan perhitungan maka sulit untuk menarik investasi yang sudah di
keluarkan tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu analisa penilaian
kelayakan investasi. Penilaian kelayakan investasi haruslah ditinjau dari
berbagai aspek. Permasalahan yang menjadi pertimbangan ketika akan

memutuskan investasi antara lain aspek pasar, aspek manajemen, aspek


keuangan, aspek hukum, aspek sosial.
Penganggaran modal (capital budgeting) adalah suatu proses
perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana
dimana jangka pengembalian dananya melebihi waktu 1 (satu) tahun.
Dapat pula penganggaran modal merupakan suatu proses mengevaluasi
dan seleksi terhadap investasi jangka panjang agar tetap sejalan dengan
tujuan perusahaan dalam memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.
Agar tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai sesuai dengan
tujuan yang diinginkan, maka apa pun tujuan perusahaan (baik profit,
sosial maupun gabungan dari keduanya profit dan sosial), hendaknya
apabila ingin melakukan investasi sebaiknya didahului dengan suatu studi.
Tujuannya adalahuntuk menilai apakah investasi yang akan ditanamkan
layak atau tidak untuk dijalankan (dalam arti sesuai dengan tujuan
perusahaan) dan dapat memberikan suatu manfaat atau tidak.
Seluruh perubahan tersebut berasal dari hasil operasi perusahaan
maka hal ini di nilai sebagai hal yang amat baik atau menguntungkan di
bandingkan dengan kenaikan modal yang berasal dari pengeluaran hutang
jangka panjang. Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka penulis
memberi

judul

ANALISA METODE

PENILAIAN

INVESTASI

TAMBAHAN MESIN PADA PT INDOLOTEX TAMA JAYA

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah yang
akan dibahas, adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah prosedur pengadaan investasi tambahan mesin pada PT
INDOLOTEX TAMA JAYA?
2. Bagaimana kelayakan investasi

1.3

tambahan

mesin

pada

PT

INDOLOTEX TAMA JAYA?


BATASAN MASALAH
Batasan masalah yang digunakan penulis dalam melakukan
penelitian adalah sebagai berikut :
a. Proyeksi laporan keuangan yang digunakan adalah periode 2010-2014.
b. Metode penilaian investasi yang digunakan adalah Net Present Value
(NPV), Payback Period (PP) dan Internal Rate of Return (IRR).
c. Dalam perhitungan proyeksi arus kas dengan menggunakan metode
penyusutan garis lurus.

1.4

Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis mengadakan
penelitian ini dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prosedur pengadaan investasi tambahan mesin pada
PT INDOLOTEX TAMA JAYA
2. Untuk mengetahui kelayakan investasi tambahan mesin pada PT
INDOLOTEX TAMA JAYA

1.6

Manfaat penelitian

Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat memberikan


manfaat bagi banyak pihak, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis
a. Untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sidang
diploma Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi program (D3) jurusan
akuntansi pada STIE Insan Pembangunan.
b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh
modal kerja pada suatu perusahaan, dan untuk mempraktekkan
ilmu yang didapat dibangku kuliah kedalam kegiatan perusahaaan.
2. Bagi Institusi Pendidikan (STIE Insan Pembangunan )
Sebagai sumbangan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
mengenai analisa kelayakan investasi dilihat dari aspek penganggaran
modal.
3. Bagi perusahaan
Untuk memberikan masukan kepada perusahaan mengenai kelayakan
investasi dilihat dari aspek penganggaran modal yang berguna untuk
meningkatkan keuangan perusahaan dan meminimalkan resiko
investasi.
4. Bagi Umum
Hasil ini dapat digunakan oleh rekan rekan sesama mahasiswa
sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.5

Sistematika Penulisan
Di dalam sistematika penulisan laporan ini, terdiri dari 5 (lima) bab
yang masing masing bab akan di rincikan menjadi beberapa sub bab,
sebagai garis besar penyusunan laporan ini yang akan diuraikan sebagai
berikut :
BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah,


perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB 11

LANDASAN TEORI
Dalam bab ini memuat tinjauan pustaka, kerangka
pemikiran dan perumusan hipotesis.

BAB 111

METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini di uraikan bagaimana permasalahan
penelitian akan diselesaikan, metode penelitian yang perlu
di uraikan secara terinci adalah mengenai desain penelitian,
desain operasional dan pengukuran variabel, sample dan
pengumpulan data, uji hipotesis atau asumsi.

BAB 1V

ANALISA DAN PEMBAHASAN


Dalam bab ini mendeskripsikan mengenai objek
penelitian yaitu kondisi perusahaan saat ini, serta
pendeskripsian mengenai pemecahan masalah penelitian.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan yang


diperoleh sebagai hasil dari praktek kerja, serta mengajukan
saran sebagai masukan yang dapat memberikan manfaat
baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Tinjauan Pustaka

2.1.1

Penganggaran Modal ( Capital Budgeting )

Pada prinsipnya investasi jangka panjang ini sama dengan investasi


jangka pendek dan investasi pada surat berharga atau sekuritas. Konsep
penilaian sekuritas juga dapat di gunakan untuk mengevaluasi investasi
jangka panjang atau capital budgeting. Batas investasi jangka pendek dan
investasi jangka panjang adalah satu tahun. Investasi jangka pendek
berumur kurang dari satu tahun. Namun demikian adapula yang membagi
investasi jangka panjang menjadi dua, investasi jangka menengah yaitu
antara 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun dan investasi jangka
panjang yang berumur lebih dari 5 (lima) tahun. Investasi jangka panjang.
Perusahaan memutuskan untuk melakukan investasi saat ini dengan
harapan akan mendapatkan keuntungan yang cukup di masa datang.
Kebijaksanaan investasi adalah masalah bagaimana manager dapat
mengalokasikan dana dananya di dalam berbagai bentuk investasi untuk
memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Kebijaksanaan itu
merupakan hasil keputusan yang harus di dasarkan pada benefit cash ratio.
Oleh sebab itu sebelum membuat keputusan investasi, manajemen harus
membuat suatu perencanaan yang komprehensif. Kemudian menyusun
prosedur pelaksanaan investasi dan mengadakan pengawasan.
Dalam perencanaan investasi di lakukan analisis manfaat dari dana
dana yang ditanamkan oleh perusahaan serta kemampuan perusahaan
untuk melaksanakan dana dana yang telah di keluarkan dengan sebaik
baiknya. Apabila dan yang telah dikeluarkan itu kurang bermanfaat atau
tidak sebanding dengan biaya, waktu dan usaha yang telah dilakukan,

maka perlu di pertimbangkan mengenai rencana dari investasi tersebut.


Setelah disusun rencana investasi kemudian dilaksanakan. Dana- dana
yang di investasikan harus dikelola, setiap pengeluaran dana harus
mendapatkan benefit (keuntungan). Proses pelaksanaan investasi tersebut
harus di kendalikan (diawasi). Dalam pengawasan investasi perusahaan
harus berusaha menjaga agar aktiva aktiva, tenaga kerja, bahan bahan
dan biaya yang dilakukan untuk melakukan investasi diupayakan
semuanya dikelola secara efisien. Pengawasan investasi dapat dirinci lebih
lanjut ke dalam laporan investasi dan selanjutnya dievakuasi. Hal ini dapat
di uraikan sebagai berikut :
a. Laporan investasi, dalam laporan investasi dana dana yang akan
ditanamkan dalam investasi pada umumnya diuji atau diseleksi dengan
menggunakan tolak ukur yang telah ditetapkan dalam kebijaksanaan
perusahaan sesuai dengan anggaran yang ada seperti mengukur tingkat
pemulihan yang diperkirakan dengan jangka waktu pengembalian
modal nilai neto dari dana yang ditanamkan.
b. Evaluasi atas laporan investasi, pada saat dilakukan lebih cermat, baik
mengenai dana yang perlu dikeluarkan untuk proyek investasi tersebut
maupun arus dana yang diperkirakan akan masuk kedalam kas
perusahaan di masa yang akan datang. Apabila proyek proyek
tersebut berkaitan satu sama lainnya sehingga ada ketergantungan
antara proyek tersebut dikelompokan ke dalam proyek yang lebih
besar, sebaliknya apabila proyek proyek tersebut berdiri sendiri

(mutually exclusive) dari yang lainnya dan kurang menguntungkan


maka perusahaan dapat menolak.
Menurut Darsono dan Purwanti (2010 : 148) Capital Budgeting
adalah proses mengenai pengeluaran dana di mana jangka waktu
kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun.
Proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai
pengeluaran dan di mana jangka pengembalian dananya melebihi waktu 1
(satu ) tahun. Manfaat dari penganggaran modal (capital budgeting) yaitu :
a. Dana yang di keluarkan untuk penganggaran modal akan terikat untuk
jangka waktu lama dan secara berangsur angsur melalui penyusutan
(depresiasi) dapat di cairkan sesuai jangka waktu penyusutan aktiva
tetap tersebut.
b. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap peningkatan
produksi dan penjualan di masa datang.
c. Pengeluaran investasi untuk pembelian : tanah, bangunan, mesin
mesin produksi, alat pembangkit tenaga listrik, alat transport
merupakan pengeluaran yang cukup besar.
d. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran
pembelian barang modal tersebut akan mempunyai akibat yang
panjang dan berat.

10

Menurut Darwanto dan Purwanti (2010 : 149) keputusan dalam


Capital Budgeting dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Keputusan berdasar standar investasi umum, yaitu perusahaan hanya
menerima usulan investasi apabila menerima kriteria standar tertentu,
hasil pengembalian investasi harus diperhitungkan premi risiko pasar
dan risiko bisnis.
b. Keputusan alternatif, artinya perusahaan memutuskan pemilihan
beberapa alternatif investasi. Analisis finansial diputuskan pada faktor
faktor biaya dan penghasilan perusahaan, yakni yang bertanggung
jawab atas proyek yang bersangkutan dan hal ini biasanya
diikutsertakan dalam perhitungan arus pendapatan dan neracanya.
2.1.2

Sumber - Sumber Dana


Untuk mendanai suatu kegiatan investasi, maka biasanya
diperlukan dana yang relatif cukup besar. Perolehan dana dapat dicari dari
berbagai sumber dana yang ada seperti dari modal sendiri dan modal
pinjaman. Pilihan apakah menggunakan modal sendiri atau modal
pinjaman tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dan kabijakan
pemilik perusahaan. Pertimbangannya tidak lain adalah untung ruginya
jika menggunakan salah satu modal atau dengan modal gabungan.
Kebutuhan modal untuk melakukan investasi terdiri dari dua
macam, yaitu modal investasi dan modal

kerja. Modal investasi

digunakan untuk membeli aktiva tetap seperti tanah, bangunan, mesin-

11

mesin, serta inventaris lainnya dan biasanya modal investasi diperoleh dari
pinjaman yang berjangka waktu panjang (diatas satu tahun). Sedangkan
modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membiayai operasional
perusahaan selama perusahaan beroperasi. Jangka waktu penggunaan
modal kerja relatif pendek, yaitu untuk satu tahun atau beberapa siklus
operasi perusahaan. Modal kerja digunakan untuk keperluan membeli
bahan baku, membayar gaji karyawan dan biaya pemeliharaan serta biayabiaya lainnya.
Menurut Kashmir dan Jakfar (2012 : 91) dilihat dari sumber
asalnya modal dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Modal Asing (Modal Pinjaman)
Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang
diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh melalui
pinjaman. Menggunakan modal pinjaman untuk membiayai suatu
usaha akan terkena beban biaya, yaitu biaya administrasi, provisi dan
komisi, serta bunga yang relatif besar. Kemudian adanya kewajiban
untuk mengembalikan pinjaman setelah jangka waktu tertentu sesuai
dengan perjanjian sebelumnya. Perolehan modal asing juga relatif sulit
karena diperlukan syarat-syarat tertentu sesuai dengan kebijakan
pemilik perusahaan.
Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang relatif
tidak terbatas, artinya tersedia dalam jumlah banyak. Disamping itu
dengan modal pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak
manajemen

untuk

sungguh-sungguh

12

mengerjakan

usaha

yang

dijalankan.

Hal

ini

dikarenakan

adanya

kewajiban

untuk

mengembalikan modal tersebut.


b. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh ari pemilik
perusahaan dengan cara mengeluarkan saham baik secara tertutup atau
terbuka. Tertutup artinya hanya dari kalangan internal pemilik saham
sebelumnya, sedangkan terbuka dengan menjual saham kepada
masyarakat luas.
Keuntungan dengan modal sendiri untuk membiayai suatu
usaha adalah tidak adanya biaya beban bunga seperti modal pinjaman.
Perusahaan hanya berkewajiban membayar deviden. Pembayaran
deviden dilakukan jika perusahaan memperoleh keuntungan dan
besarnya deviden tergantung keuntungan perusahaan. Kemudian tidak
adanya kewajiban untuk mengembalikan modal yang telah digunakan.
Kerugian modal sendiri jumlahnya sangat terbatas dan relatif sulit
untuk memperolehnya. Perolehan dana modal sendiri biasanya berasal
dari setoran dari pemegang saham, cadangan laba dan dari laba yang
belum dibagi.
2.1.3

Biaya Kebutuhan Investasi


Investasi dilakukan dalam berbagai bentuk dan digunakan untuk
membeli asset-aset yang dibutuhkan usaha tersebut. Aset-aset tersebut
biasanya berupa asset tetap yang dibutuhkan perusahaan mulai dari

13

pendirian sampai dapat dioperasikan. Oleh karena itu, sebelum melakukan


investasi kita harus membuat terlebih dahulu biaya kebutuhan investasi.
Kebutuhan investasi yang digunakan untuk membeli berbagai kebutuhan
yang berkaitan dengan investasi tersebut.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012 : 92) komponen yang
terkandung dalam biaya kebutuhan investasi biasanya disesuaikan dengan
jenis usaha yang dijalankan. Secara garis besar biaya kebutuhan investasi
meliputi :
a. Biaya prainvestasi
b. Biaya aktiva tetap
c. Biaya operasi
Secara umum komponen biaya kebutuhan investasi adalah sebagai
berikut:
1. Biaya prainvestasi terdiri dari :
a. Biaya pembuatan studi
b. Biaya pengurusan ijin-ijin
2. Biaya pembelian aktiva tetap seperti:
a. Aktiva tetap berwujud, antara lain tanah, mesin, bangunan,
peralatan, inventaris kantor, aktiva berwujud lainnya.
b. Aktiva tetap tidak berwujud, antara lain good will, hak cipta,
lisensi dan merk dagang.
3. Biaya Operasional yang terdiri dari :
a. Upah dan gaji karyawan
b. Biaya listrik
c. Biaya telepon dan air
d. Biaya pemeliharaan
e. Pajak
f. Premi asuransi
g. Biaya pemasaran

14

Sumber pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan investasi dapat


digunakan modal sendiri dan modal pinjaman. Pembiayaan untuk membeli
aktiva tetap biasanya bersumber dari pinjaman jangka panjang. Hal ini
disebabkan aktiva tetap digunakan dalam jangka waktu relatif jangka
panjang pula, sehingga pengembalian pinjamannya pun dapat dilakukan
secara jangka panjang. Adapun untuk biaya operasional biasanya
digunakan jangka pendek.
2.1.4

Arus Kas ( Cash Flow )


Menurut Kasmir dan jakfar (2012 : 95) Cash Flow merupakan
arus kas atau aliran kas atau aliran kas yang ada diperusahaan dalam
suatu periode tertentu. Cash flow menggambarkan berapa uang masuk ke
perusahaan dan jenis jenis pemasukan tersebut. Cash flow juga
menggambarkan berapa uang keluar serta jenis jenis biaya yang
dikeluarkan.
Menurut Sjahrial (2009 : 19) bahwa aliran kas terdiri dari :
a. Aliran kas masuk neto tahunan (Net Annual Inflow of Cash) yaitu hasil
yang diperoleh dari investasi baru atau Proceed .
b. Aliran kas keluar neto tahunan (Net Annual Outflow of Cash) yaitu
dana yang diperlukan untuk investasi baru atau Outlay .
Menurut Darsono dan Purwanti (2010 : 149) Hasil akhir analisis
Capital Budgeting sangat tergantung pada estimasi aliran kas tersebut. Kas

15

adalah merupakan unsur pokok dalam semua keputusan perusahaan, bukan


pendapatan / keuntungan dan oleh karena itu semua hasil yang diharapkan
akan diperoleh dari suatu proyek akan dinyatakan / diekspresikan ke dalam
bentuk arus kas. Penaksiran dilakukan atas aliran kas dan bukan
keuntungan, karena kas merupakan faktor sentral dalam pengambilan
keputusan investasi. Dengan demikian hasil yang diharapkan dari suatu
proyek adalah berupa aliran kas dan bukan laba / pendapatan.
Menurut Umar (2009 : 179) menyatakan bahwa penerimaan dan
pengeluaran kas ada yang bersifat rutin dan ada pula yang bersifat
insidentil. Sumber sumber penerimaan kas berasal dari :
a. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap, atau adanya
penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan
kas.
b. Adanya emisi saham maupun penambahan modal oleh pemilik dalam
bentuk kas.
c. Pengeluaran surat tanda bukti utang serta bertambahnya utang yang
diimbangi dengan penerimaan kas.
d. Berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya
penerimaan kas.
e. Adanya penerimaan kas.

16

Sedangkan pengeluaran kas dapat di sebabkan oleh transaksi


transaksi sebagai berikut :
a. Pembelian saham atau obligasi dan aktiva tetap lainnya.
b. Penarikan kembali saham yang beredar dan pengembalian kas
perusahaan oleh pemilik perusahaan.
c. Pembayaran angsuran atau pelunasan piutang.
d. Pembelian barang dagangan secara tunai.
e. Pengeluaran kas untuk membayar dividen, pajak, denda.
Menurut Kashmir dan Jakfar (2012 : 96) menerangkan bahwa jenis
jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari :
a. Initisial cash flow atau lebih dikenal dengan kas awal yang merupakan
pengeluaran pada awal periode untuk investasi.
b. Operational cash flow merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan
pada saat operasi usaha, seperti penghasilan yang diterima dan
pengeluaran yang dikeluarkan pada suatu periode.
c. Terminal cash flow merupakan uang kas yang diterima pada saat usaha
tersebut berakhir.
2.1.5

Pengertian Investasi

17

Menurut Darsono dan Purwanti (2010 :

145) Investasi adalah

Pengeluaran saat uang saat ini dimana hasil yang di harapkan dari
pengeluaran itu baru diterima lebih dari satu tahun mendatang. Artinya
pengeluaran saat ini adalah sesuatu yang pasti, sedangkan hasil yang akan
diterima di tahun tahun mendatang adalah sesuatu yang belum pasti.
Ketidakpastian hasil yang akan diterima di masa mendatang itu di
sebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor ketidakmampuan
manajemen melaksanakan proyek investasi, faktor perubahan kondisi
ekonomi, sosial, dan politik.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012 : 5) Investasi dapat diartikan
Penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu
relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Penanaman modal yang di
tanamkan dalam arti sempit berupa proyek tertentu baik bersifat fisik
ataupun nonfisik seperti proyek pendirian pabrik, jalan, jembatan,
pembangunan gedung dan proyek penelitian dan pengembangan.
Menurut Gumanti (2011 : 9) Investasi (Investment) adalah
Penggunaan modal keuangan sebagai suatu upaya menciptakan uang
lebih banyak. Jadi investasi adalah upaya investor melepaskan konsumsi
hari ini dalam upaya untuk mendapatkan tingkat konsumsi lebih baik di
masa mendatang.
Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan diatas, maka penulis
menyimpulkan

bahwa

pengertian

18

invetasi

adalah

investasi

yang

dimaksudkan untuk menunda konsumsi hari ini dikonsumsi dimasa yang


mendatang, dengan harapan nilai diwaktu mendatang lebih tinggi dari
daripada nilai yang ditemui hari ini.
2.1.6

Jenis Jenis Investasi


Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bidang usaha, oleh
karena itu investasi pun dibagi dalam berbagai jenis. Menurut Kasmir
(2012 : 5), dalam prakteknya, jenis investasi dibagi 2 macam, yaitu :

a. Investasi nyata (Real Investment)


Investasi nyata atau real investment merupakan investasi yang
dibuat dalam harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan,
peralatan atau mesin mesin.
b. Investasi finansial (Financial Invesment)
Investasi financial atau financial investment merupakan investasi
dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi atau surat
berharga lainnya seperti sertifikat deposito.
Menurut Sjahrial (2009 : 21) Investasi jika di lihat dari segi
keterkaitan, investasi di kelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu

19

a. Investasi yang bersifat saling meniadakan (Mutually exclusive)


Artinya perusahaan tidak mungkin melakukan investasi secara
bersama sama. Misalnya perusahaan tidak dapat menggunakan
conveyor dan forklift dalam proses produksi.
b. Investasi yang berdiri sendiri (Independent)
Artinya

Investasi

dimana

keputusan

penolakan

dan

penerimaannnya tidak berpengaruh apapun terhadap investasi lain.


2.1.7

Metode Penilaian Investasi


Menurut Husein Umar (2009 : 197) metode yang dapat
dipergunakan untuk menganalisis kelayakan investasi diantaranya :

a. Payback Period ( PP )
b. Internal Rate Of Return ( IRR )
c. Net Present Value ( NPV )
d. Profitability Index ( PI )
e. Break Even Point ( BEP )
Menurut Hanafi (2011 : 150) ada beberapa kriteria yang dipakai
untuk mengevaluasi rencana investasi antara lain :
a. Payback Period

20

b. Discounted Payback Period


c. Accounting Rate of Return
d. Net Present Value
e. Internal Rate of Return
f. Profitability Index
Menurut Sjahrial (2009 : 22) terdapat 8 (delapan) metode yang
biasa digunakan untuk mengevaluasi investasi yaitu :
a. Metode periode pengembalian ( Payback Period Method )
b. Metode periode pengembalian dengan diskonto ( Discounted Payback
Period Method )
c. Metode rata rata tingkat pengembalian ( Average Rate of Return
Method )
d. Metode nilai sekarang bersih ( Net Present Value Method )
e. Metode tingkat pengembalian internal ( Internal Rate of Return
Method )
f. Metode Indeks kemampuan menghasilkan laba atau metode

rasio

biaya dan manfaat ( The Profitability Index Method or Benefit Cost


Ratio Method )

21

g. Metode nilai sekarang bersih yang disesuaikan (Adjusted Net Present


Value )
Menurut Darsono dan Purwanti (2010 : 150) Ada beberapa metode
investasi yang sering digunakan untuk menilai apakah suatu investasi
perlu dilanjutkan atau tidak, adalah sebagai berikut :
a. Metode Payback Period
b. Net Present Value
c. Internal Rate of Return
d. Accounting Rate of Return
e. Profitability Index
2.1.8

Perhitungan Penilaian Investasi


Menurut Umar (2009 : 197) penilaian dan pemilihan investasi
adalah sebagai berikut :
a. Payback Period ( PP )
Metode Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan
untuk menutup kembali pengeluaran investasi (Initial cash investment)
dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period
merupakan ratio antara Initial cash investment dengan cash flownya
yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini
dibandingkan dengan maximum payback period yang akan diterima.

22

Rumus :

Payback Period

Nilai Investasi
Kas Masuk Bersih X 1 Tahun

Kriteria penilaian :
Jika payback period lebih pendek waktunya dari maximum
payback periodnya maka usulan investasi dapat diterima.
Metode ini cukup sederhana sehingga mempunyai kelemahan.
Kelemahan utamanya yaitu metode ini tidak memperhatikan konsep
nilai waktu dari uang di samping itu juga tidak memperhatikan aliran
kas masuk setelah payback. Jadi pada umunya metode ini digunakan
sebagai pendukung metode lain yang lebih baik.
b. Internal Rate of Return ( IRR )
Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa
datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal.
Rumus :
n

Dimana :

CFt

1 IRR
t 1

= tahun ke

23

= Jumlah tahun

Io

= Nilai investasi awal

CF

= Arus kas bersih

IRR

= Tingkat bunga yang dicari harganya

c. Net Present Value ( NPV )


Net Present Value yaitu selisih antara Present Value dari investasi
dengan nilai sekarang dari penerimaan penerimaan kas bersih (aliran
kas operasional maupun kas terminal) di masa yang akan datang.
Untuk menghitung nilai sekarang perlu di tentukan tingkat bunga yang
relevan.

Rumus :
n

NPV

Dimana

CFt

1 K
t 1

CFt

= aliran kas pada periode t

Io

= Investasi awal pada tahun 0

= suku bunga

Kriteria penilaian :

24

Jika NPV > 0, maka usulan proyek diterima

Jika NPV < 0, maka usulan proyek ditolak

Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walau usulan proyek


diterima ataupun ditolak

d. Profitability Index ( PI )
Pemakaian metode profitability index ini caranya adalah
dengan menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang
(present value) dari rencana penerimaan penerimaan kas bersih
dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari
investasi yang telah dilaksanakan. Jadi profitability index dapat
dihitung dengan membandingkan antara PV kas masuk dengan PV kas
keluar.
Rumus :
PI =

PV Kas Masuk
PV Kas Keluar

Kriteria Penilaian :
-

Jika PI > 1, maka usulan proyek dikatakan menguntungkan

25

Jika PI < 1, maka usulan proyek tidak menguntungkan


Kriteria ini erat hubungannya dengan kriteria NPV, dimana jika

NPV suatu proyek dikatakan layak ( NPV > 0 ) maka menurut kriteria
PI juga layak ( PI > 1 ) karena keduanya menggunakan variabel yang
sama.
e. Break Even Point ( BEP )
Break even point adalah suatu alat analisis yang digunakan
untuk mengetahui hubungan antar beberapa variabel di dalam
perusahaan, seperti luas produksi atau tingkat produksi yang
dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan, serta pendapatan yang diterima
perusahaan dari kegiatannya. Pendapatan perusahaan merupakan
penerimaan yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan sedangkan biaya
operasinya merupakan pengeluaran yang juga karena kegiatan
perusahaan.
Menurut Hanafi (2011 : 150) kriteria penilaian investasi yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi rencana adalah sebagai berikut :
a. Payback Period
Payback period melihat seberapa lama investasi bisa kembali.
Semakin pendek jangka waktu kembalinya investasi, semakin baik
suatu investasi. Dimana kelemahan dari metode ini adalah tidak
memperhitungkan nilai waktu uang dan tidak memperhitungkan aliran

26

kas sesudah periode kembali, sedangkan kebaikan metode ini adalah


mudah dipahami.
b. Discounted Payback Period
Metode ini berusaha menghilangkan kelemahan payback period
yang tidak memperhitungkan nilai waktu uang. Dengan metode ini,
aliran kas di present value-kan sebelum dihitung payback period-nya.
Metode discounted payback period tidak bisa menghilangkan
kelemahan yang kedua yaitu tidak memperhitungkan aliran kas di luar
payback period.
c. Accounting Rate of Return ( ARR )
Metode ARR menggunakan keuntungan sesudah pajak, dibagi
dengan rata rata nilai buku investasi selama usia investasi.
ARR mempunyai kelemahan yang mencolok, yang sama
dengan payback period. Pertama, ARR menggunakan input yang salah
yaitu laba akuntansi bukanya aliran kas. Input yang salah akan
menghasilkan

output

yang

salah

juga.

Kedua,

ARR

tidak

memperhitungkan nilai waktu uang.


d. Net Present Value ( NPV )
Net Present Value adalah present value aliran kas masuk
dikurangi dengan present value aliran kas keluar. Keputusan investasi
adalah sebagai berikut :

27

NPV > 0 usulan investasi diterima

NPV < 0 usulan investasi ditolak

e. Internal Rate Return ( IRR )


IRR adalah tingkat diskonto yang menyamakan present value
aliran kas masuk dengan present value aliran kas keluar. Keputusan
investasi adalah sebagai berikut :
-

IRR > tingkat keuntungan yang disyaratkan usulan investasi


diterima

IRR < tingkat keuntungan yang disyaratkan usulan investasi


ditolak

f. Profitability Index
Profitability Index adalah present value aliran kas masuk dibagi
dengan present value aliran kas keluar. Keputusan investasi adalah
sebagai berikut :
-

PI > 1 usulan investasi diterima

PI < 1 usulan investasi ditolak


Menurut Sjahrial (2009 : 22) terdapat 8 metode yang digunakan

untuk mengevaluasi investasi antara lain :


a. Metode Periode Pengembalian ( Payback Period Method )

28

Metode periode pengembalian merupakan metode penilaian investasi


yang menunjukan berapa lama investasi dapat tertutup kembali dari
aliran kas bersihnya. Jadi menunjukkan jangka waktu yangdiperlukan
untuk memperoleh kembali investasi yang telah dikeluarkan.
Rumus :
Nilai Investasi
Aliran Kas Bersih

Periode Pengembalian =

X 1 tahun

Metode ini sangat sederhana dan tidak perlu diperhitungkan yang


rumit, namun demikian memiliki kelemahan, diantaranya :
-

Tidak memperhatikan konsep nilai waktu dari uang

Tidak memperhatikan aliran kas bersih setelah periode


pengembalian

Kebaikan dari Metode periode pengembalian :


-

Mudah dimengerti

Menyesuaikan ketidakpastian aliran kas selanjutnya

Bias terhadap likuiditas

Keburukan dari metode periode pengembalian :

29

Mengabaikan nilai waktu dari uang

Membutuhkan suatu titik pemisah antara sebelum tingkat


pengembalian dan sesudah tingkat pengembalian

Mengabaikan aliran kas setelah titik tingkat pengembalian

Bias untuk proyek - proyek berjangka panjang

b. Metode Period Pengembalian Dengan Diskonto ( Discounted Payback


Period Method )
Pada prinsipnya metode periode pengembalian dengan
diskonto ini sama dengan metode periode pengembalian yang
sebelumnya,

hanya

saja

untuk

menentukan

periode

pengembaliannya tidak menggunakan aliran kas bersih tetapi


menggunakan aliran kas

bersih yang telah didiskontokan atau

aliran kas bersih yang telah nilai sekarangkan ( Present value ).


Kebaikan dari metode periode pengembalian yang didiskontokan :
-

Memasukkan perhitungan nilai waktu dari uang

Mudah dimengerti

Tidak menerima perkiraan investasi NPV yang negatif

Bias terhadap likuiditas

30

Sedangkan keburukan dari metode periode pengembalian yang


didiskontokan :
-

Boleh menolak investasi NPV yang positif

Membutuhkan titik pemisah

Mengabaikan aliran kas setelah periode pengembalian

Bias terhadap proyek proyek jangka panjang

c. Metode Rata rata tingkat Pengembalian ( The Average Rate of


Return Method )
Ketentuan metode rata rata pengembalian adalah suatu
proyek dapat diterima jika rata rata keuangan akuntansi-nya
melebihi suatu target rata rata tingkat pengembalian atau rata
rata keuntungan akuntansi.
Rumus

ARR

=
Average investment

31

Average Net Income


Average Investment

Total Investment
2

d. Metode Nilai Sekarang Bersih ( Net Present Value Method )


Nilai sekarang bersih (Net Present Value) adalah selisih
antara niali sekarang (Present Value) aliran kas masuk bersih
dengan nilai sekarang investasi . Metode ini merupakan salah satu
metode pendiskontoan aliran kas.
Untuk menerapkan metode ini diperlukan terlebih dahulu
menetukan tingkat diskonto yang akan digunakan. Pada prinsipnya
tingkat diskonto yang relevan adalah menggunakan biaya modal
rata rata tertimbang dengan catatan tingkat resiko proyek sama
dengan resiko bisnis secara keseluruhan. Jika dengan membiayai
proyek resiko perusahaan meningkat, maka tingkat diskonto harus
disesuaikan dan sebaliknya jika resiko perusahaan secara total
menurun maka tingkat diskonto harus disesuaikan menjadi lebih
rendah.
Nilai sekarang bersih (Net Present Value) yang mngukur
selisih nilai sekarang (Present Value) aliran kas masuk bersih dan
nilai sekarang (Present Value) investasi. Maka Net Present Value
dapat dirumuskan :

32

NPV

NCF

NCFt

1 r
t 0

Ao

= aliran kas masuk bersih yang diharapkan dari proyek


tersebut pada periode t

= tingkat diskonto yang tidak lain adalah biaya modal rata


rata tertimbang

Ao

= investasi yang diasumsikan dikeluarkan pada awal tahun


pertama
Metode

nilai

sekarang

bersih

(Net

present

value)

memberikan kesimpulan bahwa apabila nilai bersihnya positif atau


lebih besar dari nol, berarti nilai intrinsik proyek lebih besar dari
nilai investasinya. Dengan kata lain investasi tersebut memberikan
tambahan keuntungan riil yang positif maka investasi itu layak
dilakukan. Sedangkan apabila nilai sekarang bersihnya negative
berarti nilai intrinsik yang diharapkan lebih kecil dari investasi
maka investasi tersebut tidak layak dilakukan.
Apabila investasi tersebut memberikan nilai sekarang
bersih sama dengan nol bukan berarti bahwa investasi tersebut
tidak

menghasilkan

keuntungan,

33

tetapi

sebenarnya

sudah

menghasilkan. Hanya saja tingkat keuntungan yang dihasilkan


sama dengan tingkat bunga dan modal.
e. Metode Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return
Method)
Internal Rate of Return ( IRR ) tingkat diskonto yang
menyamakan nilai sekarang ( Present Value ) aliran kas masuk
bersih dengan nilai sekarang ( Present Value ) investasi atau nilai
sekarang bersih ( Net Present Value ) sama dengan 0 ( nol ).
Metode

tingkat

pengembalian

internal

(IRR)

mengasumsikan bahwa aliran masuk bersihnya setiap tahunnya


dapat diinvestasikan kembali dengan tingkat investasi kembali
sebesar tingkat pengembalian internal ( IRR ).
PV Investasi =

PV Aliran Kas Bersih

PV Investasi - PV Aliran Kas Bersih = NPV = 0


Ada 2 cara untuk menghitung metode tingkat pengembalian
internal ( IRR ) yaitu
a. Metode Coba coba ( Trial and Error Method )
b. Menggunakan rumus
f. Metode

Tingkat

Pengembalian

Internal

yang

Dimodifikasikan ( Modified Internal Rate of Return )

34

Telah

Untuk mengatasi kelemahan asumsi yang digunakan dalam


metode tingkat pengembalian internal maka dikembangkan metode
tingkat pengembalian internal yang telah dimodifikasikan ( MIRR )
Pada prinsipnya metode ini hanya menggunakan biaya
modal sebagai indikator tingkat investasi kembali untuk aliran kas
masuk bersih masing masing proyek. Dengan demikian hasil
yang diperoleh akan lebih realitis karena didasarkan pada asumsi
yang sama. Seperti halnya dengan metode tingkat pengembalian
internal,

bedanya

metode

tingkat

pengembalian

internal

menggunakan tingkat investasi kembali yang sama untuk proyek


yang berbeda.
MIRR =

n 1

t 0

AKBi 1 r

A0

-1

Metode
dimodifikasikan

tingkat

pengembalian

internal

yang

telah

lebih banyak digunakan dibandingkan dengan

memahami nilai sekarang. Hal ini disebabkan karena secara intuitif


lebih mudah memahami

memahami

tingkat

pengembalian

internal yang telah dimodifikasikan dibanding dengan memahami


nilai sekarang bersih. Dan apabila ternyata tingkat pengembalian

35

internal yang telah dimodifikasikan investasi lebih tinggi daripada


biaya modalnya maka investasi tersebut layak untuk dilaksanakan.
g. Metode Rasio Indeks Kemampuan Menghasilkan Laba atau
Metode Rasio Biaya dan Manfaat
Sebenarnya indeks kemampuan menghasilkan laba ini
merupakan modifikasi dari metode nilai sekarang bersih. Metode
indeks kemampuan menghasilkan laba sering juga disebut metode
analisa biaya dan manfaat. Apabila metode nilai sekarang bersih
mencari selisih antara nilai sekarang kas masuk bersih dengan nilai
sekarang investasi, maka indeks kemampuan menghasilkan laba
merupakan pembagian atau rasio antara nilai sekarang kas masuk
bersih dengan nilai sekarang investasi. Dengan demikian metode
rasio indeks kemampuan menghasilkan laba dapat dirumuskan :
Nilai Sekarang Aliran Kas Masuk Bersih
Nilai Sekarang Investasi
Indeks Kemampuan =

Kriteria dari metode ini jika investasi yang memiliki indeks


kemampuan menghasilkan laba lebih besar dari satu maka nilai
sekarang bersihnya akan positif dan jika indeks kemampuan
menghasilkan labanya lebih kecil dari satu maka nilai sekarang
bersih

akan

negatif.

Sedangkan

jika

indeks

kemampuan

menghasilkan labanya sama dengan satu, maka investasi tersebut


nilai sekarang bersihnya akan sama dengan nol. Apabila NPV

36

investasi positif maka MIRR investasi tersebut akan lebih besar


dari satu berarti investasi itu layak dilakukan. Sebaliknya jika NPV
investasi negatif maka MIRR akan lebih kecil dari biaya modal dan
indeks kemampuan menghasilkan laba akan lebih kecil dari satu
berarti investasi tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.
h. Metode Nilai Sekarang Bersih Yang Disesuaikan
Metode nilai sekarang bersih yang disesuaikan adalah
metode ini memisahkan nilai sekarang bersih proyek menjadi dua
kompenen yaitu nilai sekarang bersih jika proyek yang dibiayai
dengan modal sendiri dan nilai sekarang pembiayaan lain.
Metode nilai sekarang bersih yang disesuaikan hanya dapat
diterapkan apabila :
-

Penggunaan

utang

untuk

pembiayaan

investasi

dapat

diidentifikasi secara jelas.


-

Penggunaan kombinasi utang dan modal sendiri pada satu


proyek tidak mempengaruhi kombinasi utang dan modal
sendiri yang optimal.

Proyek dibiayai dengan kombinasi utang dan modal sendiri


yang berbeda dengan kombinasi utang dan modal sendiri yang
biasa dipergunakan perusahaan.

2.1.9

Pertimbangan Resiko Dalam Investasi

37

Menurut Sjahrial (2009 : 48) ada beberapa faktor yang


mempengaruhi aliran kas bersih yang diproyeksikan antara lain :
a. Ketepatan memproyeksikan aliran kas tersebut dipengaruhi
estimasi penjualan, estimasi biaya produksi dan estimasi biaya
lain-lain. Estimasi penjualan dipengaruhi oleh permintaan, strategi
pemasaran dan persaingan dalam industry tersebut. Semakin tinggi
harga barang maka semakin sensitif perubahan volume penjualan
terhadap perubahan harga. Sementara itu biaya produksi ditentukan
oleh teknologi yang digunakan yang sangat berpengaruh terhadap
produktifitas dan efisien.
b. Didalam mengevaluasi kelayakan investasi perlu juga diperhatikan
perkembangan industrinya.
c. Selain itu juga harus diperhatikan ada tidaknya hambatan untuk
masuk dan keluar dalam indutri tersebut. Semakin tinggi hambatan
untuk masuk dan keluar industri maka potensi labanya semakin
besar.
Untuk mempertimbangkan faktor resiko dalam mengevaluasi
investasi, ada 2 (dua) alternatif yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Dengan melakukan analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas itu
dimaksudkan

untuk

memperlonggar

digunakan dalam mengestimasi aliran kas.

38

asumsi-asumsi

yang

b. Dengan memasukkan unsur resiko kedalam discount rate, artinya


discount rate dinaikkan jika tingkat resikonya dipandang lebih
tinggi dan sebaliknya diturunkan jika resikonya lebih rendah.
2.2

Analisis Kelayakan

2.2.1

Pengertian Analisa Kelayakan


Menurut Kasmir dan Jakfar (2012 : 7) Kelayakan adalah
Penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut dilakukan
menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan
manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan
dikeluarkan. Dengan kata lain kelayakan dapat diartikan bahwa usaha
yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan non finansial
sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan.
Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat
dari berbagai aspek. Setiap aspek untuk dapat dikatakan layak harus
memiliki suatu standar nilai tertentu, namun keputusan penilaian tak hanya
dilakukan pada salah satu aspek saja. Aspek aspek yang dinilai dalam
analisa kelayakan antara lain :
a. Aspek hukum
Aspek

hukum

digunakan

untuk

meneliti

kelengkapan,

kesempurnaan dan keaslian dari dokumen yang dimiliki mulai dari


badan usaha, izin izin dan dokumen lainnya.

39

b. Aspek pasar dan pemasaran


Aspek pasar dan pemasaran meneliti seberapa besar pasar yang
akan dimasuki dan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk
menguasainya pasar serta bagaimana strategi yang akan dijalankan
nantinya.

c. Aspek keuangan
Aspek keuangan adalah untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam memperoleh pendapatan serta besarnya biaya yang dikeluarkan.
d. Aspek manajemen dan organisasi
Aspek manajemen dan organisasi adalah untuk mengukur
kesiapan dan kemampuan sumber daya manusia yang akan
menjalankan usaha tersebut dan mencari bentuk organisasi yang sesuai
dengan usaha yang akan dijalankan.
e. Aspek teknis
Aspek teknis adalah untuk menentukan lokasi, layout gedung
dan ruangan, serta teknologi yang akan dipakai. Lokasi yang menjadi
perhatian adalah lokasi yang akan menjadi kantor pusat, lokasi pabrik
dan lokasi gudang.
f. Aspek ekonomi sosial

40

Penelitian dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa


besar pengaruh yang ditimbulkan jika investasi ini dilakukan.
Pengaruh ini terutama terhadap ekonomi secara luas serta dampak
sosialnya terhadap masyarakat secara keseluruhan.

g. Aspek dampak lingkungan


Merupakan analisis yang paling dibutuhkan karena setiap
investasi yang dijalankan akan sangat besar dampaknya terhadap
lingkungan sangat besar.
2.2.2

Tujuan Analisa Kelayakan


Menurut Kasmir dan Jakfar (2012 : 13) ada 5 (lima) tujuan dan
proyek dijalankan perlu dilakukan analisia kelayakan adalah sebagai
berikut :
a.
b.
c.
d.

2.2.3

Menghindari resiko kerugian


Memudahkan perencanaan
Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
Memudahkan pengendalian

Lembaga - lembaga Yang Memerlukam Analisa Kelayakan


Hasil penilaian melalui studi kelayakan ini sangat diperlukan dan
dibutuhkan oleh berbagai pihak, terutama pihak pihak yang
berkepentingan tehadap usaha yang akan dijalankan. Perusahaan yang

41

melakukan study kelayakan akan bertanggung jawab terhadap hasil yang


mereka katakan layak sehingga pihak yang berkepentingan. Adapun pihak
pihak yang berkepentingan terhadap analisa kelayakan :

a. Pemilik usaha
Para pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap hasil
analisa studi kelayakan yang telah dibuat. Hal ini disebabkan para
pemilik tidak mau jika sumber dana yang ditanamkan akan mengalami
kerugian.
b. Kreditur
Jika uang tersebut dibiayai oleh dana pinjaman dari bank atau
lembaga keuangan lainnya, maka pihak mereka pun sangat
berkepentingan terhadap hasil studi kelayakan yang telah kita buat.
Bank atau lembaga keuangan lainnya tidak mau sampai kreditnya atau
pinjaman yang diberikan akan macet, akibat usaha tersebut sebenarnya
tidak layak untuk dijalankan. Oleh karena itu, untuk usaha usaha
tertentu pihak perbankan akan melakukan studi kelayakan terlebih
dahulu secara mendalam sebelum pinjaman diberikan kepada pihak
peminjam.
c. Pemerintah
Bagi pemerintah pentingnya studi kelayakan adalah untuk
meyakinkan apakah bisnis yang akan dijalankan akan memberikan
manfaat bagi perekonomian secara umum. Kemudian bisnis juga harus
memberikan manfaat kepada masyarakat luas, seperti penyediaan

42

lapangan pekerjaan. Pemerintah juga berharap bahwa bisnis yang akan


dijalankan tidak merusak lingkungan sekitarnya.
d. Masyarakat luas
Bagi masyarakat luas dengan adanya bisnis, terutama bagi
masyarakat sekitarnya akan memberikan manfaat seperti tersedianya
lapangan kerja, baik bagi pekerja di sekitar lokasi maupun bagi
masyarakat lainnya. Kemudian manfaat lain adalah terbukanya
wilayah tersebut dari ketertutupan. Dengan adanya bisnis juga akan
dapat menyediaakan sarana dan prasarana seperti tersedianya fasilitas
umum.
e. Manajemen
Hasil studi kelayakan bisnis merupakan ukuran kinerja bagi
pihak manajemen perusahaan untuk menjalankan apa apa yang sudah
ditugaskan. Kinerja ini dapat dilihat dari hasil yang telah dicapai
sehingga terlihat prestasi kerja pihak manajemen yang menjalankan
usaha.
2.3

Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disajikan harus sesuai dengan pedoman
yang telah ditetapkan. Artinya laporan keuangan dibuat sesuai dengan
standar yang telah ditentukan.

2.3.1

Jenis jenis Laporan keuangan


Menurut Kasmir (2012 : 115) jenis jenis laporan keuangan
dibedakan menjadi 3 (tiga) antara lain :

43

a. Neraca
Neraca merupakan laporan yang menunjukan posisi keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah
posisi aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan equitas) suatu
perusahaan. Penyusunan komponen didalam neraca didasarkan pada
tingkat likuiditas dan jatuh tempo.
b. Laporan Laba/Rugi
Laporan

laba/rugi

merupakan

laporan

keuangan

yang

menggambarkan hasil usaha dalam suatu periode tertentu. Dalam


laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber
pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.
c. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan semua
aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang
berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap arus kas. Laporan
arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan.
d. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi
catatan terjadinya perubahan modal di perusahaan.

44

2.3.2

Proyeksi Laporan Keuangan


Disamping membuat cash flow perusahaan juga diminta untuk
membuat proyeksi laporan keuangannya untuk beberapa periode (biasanya
seumur proyek). Proyeksi laporan keuangan yang dibuat adalah neraca dan
laporan laba/rugi.
Dari proyeksi neraca akan tergambar berapa harta perusahaan, baik
harta lancar, harta tetap, atau harta lainnya. Kemudian juga akan tergambar
kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang serta modal yang
dimiliki dari periode ke periode. Dengan demikian, suatu neraca yang
dibuat untuk beberapa periode akan tergambar apakah ada perubahan dan
kalau ada pos-pos apa saja yang berubah, sehingga dapat dianalisis
mengapa terjadi perusahaan.
Proyeksi laporan laba/rugi menggambarkan besarnya pendapatan
yang diperoleh pada suatu periode ke periode berikutnya. Kemudian juga
akan tergambar jenis-jenis biaya yang dikeluarkan berikut jumlahnya
dalam periode yang sama. Dari laporan ini dapat terlihat kondisi keuangan
perusahaan apakah terdapat keuntungan atau kerugian dalam periode.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012 : 119) komponen-komponen
yang termasuk dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut :

45

a. Neraca
Neraca merupakan laporan keuangan yang menunjukan posisi
harta, utang dan modal perusahaan pada saat tertentu. Artinya, neraca
dapat dibuat untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dalam
waktu tertentu setiap saat dibutuhkan.
Secara garis besar neraca menggambarkan jumlah harta
diposisi aktiva dan jumlah utang serta modal diposisi pasiva.
Komponen harta yang tergambar diposisi aktiva sebagai berikut:
1. Aktiva lancar terdiri dari :
a. Kas
b. Rekening pada bank
c. Deposito berjangka
d. Surat-surat berharga
e. Piutang
f. Persediaan
g. Biaya yang dibayar dimuka
h. Pendapatan yang masih harus diterima
i. Aktiva lancar lainnya
2. Penyertaan
3. Aktiva tetap, terdiri dari:
a. Aktiva tetap berwujud yaitu tanah, mesin, bangunan, peralatan,
akumulasi penyusutan, dan aktiva tetap lainnya.
b. Aktiva tetap tidak berwujud, terdiri dari good will, hak cipta,
lisensi, dan merk dagang.
4. Aktiva lainnya terdiri dari antara lain:
a. Gedung dalam proses
b. Tanah dalam penyelesaian
c. Piutang jangka panjang
d. Uang jaminan
e. Uang muka investasi

46

Komponen utang (kewajiban) serta modal (ekuitas)


tergambar dalam posisi pasiva sebagai berikut :
1. Hutang lancar (kewajiban jangka pendek) terdiri dari hutang
dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang pajak, biaya yang
masih harus dibayar, hutang sewa guna usaha, hutang deviden,
hutang lancar lainnya.
2. Hutang jangka panjang terdiri dari hutang hipotek, hutang
obligasi, hutang bank jangka panjang, hutang jangka panjang
lainnya.
3. Ekuitas terdiri dari modal saham, agio saham, laba ditahan, dan
modal sumbangan.

b. Laporan Laba/Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan jumlah
pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
suatu periode tertentu. Berikut ini komponen-komponen yang terdapat
dalam suatu laporan laba/rugi antara lain:
1. Penjualan
2. Harga pokok penjualan
3. Laba kotor

47

4. Biaya operasi terdiri dari biaya umum, biaya penjualan, biaya


sewa, biaya administrasi.
5. Laba kotor operasional
6. Penyusutan
7. Pendapatan bersih operasi
8. Pendapatan lainnya
9. Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)
10. Biaya bunga, terdiri dari bunga wesel, bunga bank, bunga hipotek,
bunga obligasi
11. Laba sebelum pajak (EBT)
12. Pajak
13. Laba sesudah pajak (EAT)
14. Laba per lembar saham

2.4

Kerangka Kerja Teoritis


Investasi merupakan pengaitan sumber sumber dalam jangka
panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Dalam
penggantian atau penambahan kapasitas pabrik misalnya, dana yang sudah
ditanamkan akan terikat dalam jangka waktu yang panjang, sehingga
perputaran dana tersebut kembali menjadi uang tunai tidak dapat terjadi
dalam waktu atau dua tahun, tetapi dalam jangka waktu yang lama. Sekali
investasi diputuskan maka perusahaan akan terikat pada jalan panjang di
masa yang akan datang yang sudah dipilih, yang tidak mudah untuk
disimpangi.
Dalam

perencanaan

jangka

panjang,

manajemen

puncak

menghadapi masalah penambahan mesin dan peralatan baru untuk


memenuhi bertambahnya permintaan terhadap produk perusahaan, dan

48

masalah penambahan aktiva tetap lainnya serta masalah masalah lainnya


yang berhubungan dengan investasi atau penanaman modal (Capital
expenditur). Karena pada umumnya investasi membutuhkan dana yang
relatif besar, dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang relatif
panjang serta mengandung resiko, maka perlu dipertimbangkan sebelum
investasi tersebut dilaksanakan.
Masalah yang perlu memperoleh perhatian berkaitan dengan
perolehan modal adalah masa pengembalian modal dalam jangka waktu
tertentu. Tingkat pengembalian ini tergantung dari estimasi keuntungan
yang akan diperoleh pada masa masa mendatang. Estimasi keuntungan
diperoleh dari selisih pendapatan dengan biaya dalam suatu periode
tertentu. Besar kecilnya keuntungan sangat berperan dalam pengembalian
dana suatu usaha. Dalam membuat estimasi pendapatan yang akan
diperoleh dimasa yang akan datang perlu dilakukan perhitungan secara
cermat dengan membandingkan data dan informasi yang ada sebelumnya.
Begitu juga dengan estimasi biaya biaya yang akan dikeluarkan selama
periode tertentu, termasuk jenis jenis biaya yang akan dikeluarkan perlu
diperinci. Semua ini tentunya menggunakan asumsi asumsi tertentu pada
akhirnya akan dituangkan dalam aliran kas perusahaan selama periode
usaha.
Dengan dibuatnya aliran kas perusahaan, kemudian dinilai
kelayakan investasi tersebut melalui kriteria kelayakan investasi.
Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi ini layak atau tidak

49

dijalankan. Alat ukur untuk menentukan kelayakan usaha berdasarkan


kriteria investasi dapat dilakukan melalui pendekatan Payback Period,
Average Rate of Return, Net Present Value, Internal Rate of Return,
Profitability Indeks. Namun disini penulis akan melakukan pendekatan
Payback Period, Net present value dan IRR.
Berdasarkan masalah yang dikemukakan diatas maka dapat di buat
suatu kerangka kerja teoritis dari penilaian kelayakan investasi tambahan
mesin.
Pengadaan
Investasi
PP
(X1)
Metode
Penilaian
Investasi

Ditola
k

NPV
(X2)

Ya

IRR
(X3)

Diterim
a

Lanjutka
n

Gambar 2.3. Kerangka Teoritis


2.4

Hipotesis Penelitian
Hipotesis pada dasarnya adalah suatu anggapan yang mungkin
benar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah, apabila :

50

Ho = PP Investasi tambahan mesin lebih dari 3 tahun


Ha = PP Investasi tambahan mesin kurang dari 3 tahun
Ho = NPV Investasi tambahan mesin lebih dari 0
Ha = NPV Investasi tambahan mesin kurang dari 0
Ho = IRR Investasi tambahan mesin lebih dari tingkat keuntungan
Ha = IRR Investasi tambahan mesin kurang dari tingkat keuntungan

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Pengertian Metodologi Penelitian


Metodologi berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepat
untuk melakukan sesuatu dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi
metodologi adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran
secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Penelitian adalah suatu
proses mencari sesuatu secara sistematis dalam waktu yang relatif lama
dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan yang berlaku.
Metodologi penelitian merupakan bab yang menjelaskan metode
metode yang digunakan dalam penelitian, didalam metode ini terkandung
bahwa cara yang digunakan adalah sistematis dengan beberapa prosedur

51

yang harus dilalui untuk mencapai hasil yang akurat, maka harus dipakai
metode yang tepat.
3.2

Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rencana / struktur penyelidikan yang
digunakan untuk memperoleh bukti bukti empiris dalam menjawab
pertanyaan. Definisi lain mengatakan bahwa desain ( design ) penelitian
adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar
ancar. Tanpa adanya desain sesorang peneliti tidak akan dapat melakukan
penelitian dengan baik karena yang bersangkutan mempunyai pedoman
arah yang jelas.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Metode deskriptif

analitis yaitu menggambarkan keadaan yang

sebenarnya dari suatu obyek yang diteliti, biasanya dilakukan dengan cara
mengumpulkan dan menyajikan data yang dipakai, analisis yang dapat
memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai obyek yang diteliti.
3.3

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.3.1

Definisi Operasional
Sebagaimana diketahui, laporan keuangan perusahaan yang
digunakan manajemen merupakan sumber informasi yang penting untuk
mengetahui keuntungan atau laba perusahaan dan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam mengelola usaha yang dijalankannya.

52

Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan


informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel.
Definisi operasional adalah semacam petunjuk kepada kita tentang
bagaiman caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional
merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang
ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama.
Karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya
melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan
konsep yang sama.
1. Investasi
Adalah merupakan pengaitan sumber sumber aktiva jangka
perusahaan untuk mendapatkan laba di masa yang akan datang.
2. Metode penilaian investasi adalah metode yang digunakan untuk
menilai apakah suatu investasi perlu dilanjutkan atau tidak.
3.3.2

Pengukuran Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut / sifat / nilai dari obyek
data kegiatan yang mempunyai variasi tertentu. Dalam penelitian ini
termasuk penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi
variabel dan tidak menetapkan peristiwa yang akan terjadi. Pengukuran
varibel yang dilakukan adalah :
a. Payback Period ( X1)

53

Adalah teknik penilaian terhadap jangka waktu periode pengembalian


investasi.
b. Net Present Value (X2)
Adalah selisih antara PV Kas bersih dan PV kas investasi selama umur
investasi.
c. Internal Rate of Return (X3)
Adalah merupakan alat untur mengukur tingkat pengembalian hasil
intern.
3.4.

Pemilihan Sample dan Pengumpulan Data

3.4.1

Pemilihan Populasi dan Sampel


Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan

oleh

peneliti

untuk

dipelajari

dan

kemudian

ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah PT INDOLOTEX


TAMA JAYA.
Sampel adalah sebagian dari populasi. Pemilihan sampel yang
digunakan oleh penulis adalah proyeksi laporan keuangan perusahaan PT
INDOLOTEX TAMA JAYA selama periode 2010 2014.
3.4.2

Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah

54

1. Studi

keperpustakaan

dilakukan

dengan

cara

membaca

dan

mempelajari buku pustaka dan referensi yang berkaitan dengan yang


diteliti, untuk mengetahui tentang gambaran yang diteliti sehingga
dapat memecahkan permasalahan yang sedang diteliti.
2. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung pada objek penelitian sehingga data yang
diperoleh dapat digunakan untuk meneliti sumber data yang akan
dibahas sebatas perijinan usaha.
3. Metode dokumentasi, dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data
dengan menggunakan dokumen perusahaan. Adapun data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan
khususnya neraca dan laporan laba rugi.
3.5

Metode Analisa
Metode yang digunakan oleh penulis adalah analisa deskriptif
metode penilaian investasi khususnya Payback period (PP), Net Present
Value (NPV) dan Internal Rate Return (IRR)

55

Payback Period

Nilai Investasi
Kas Masuk Bersih

tahun

NPV

CIF
CIF
1
1 r + 1 r 2

CIF
n
+ ..+ 1 r

IRR

P 2 P1
= P1 C1 X C 2 C1

56

BAB 4
ANALISA DATA
4.1

SEJARAH BERDIRINYA PERUSAHAAN


Pada tahun 1995 tepatnya pada bulan Oktober perusahaan ini
berdiri di kota Cengkareng yang bergerak di bidang produksi tekstil.
Perusahaan ini dibawah kepemimpinan Mr. Lo Cheng Chin sekaligus
pemegang saham terbesar di perusahaan ini.
Pada tahun 1999 perusahaan ini mengalami kerugian yang sangat
besar di karenakan terkena dampak krisis ekonomi. Dengan situasi dan
kondisi yang tidak nyaman akhirnya ditutup dan pindah ke Tangerang.
Sejak tanggal 1 Februari 1999 dengan akta pendirian dengan nomor 503 /
17-BP2T / 30 03 /11 / 1999 yang di sahkan oleh notaris perusahaan ini
didirikan dengan nama PT INDOLOTEX TAMA JAYA. Perusahaan ini
terletak di Jln Otonom Colombus no. 68 Ds. Talagasari Rt 07 / Rw 03
Cikupa, Tangerang. Berdasarkan akta pendirian di atas PT INDOLOTEX

57

TAMA JAYA ada 2 ( dua ) pemegang saham yakni Mr Lo Cheng Chin


sebesar 70 % dari total saham yang ditanamkan sedangkan Mr Tommy Lo
sebesar 30 %. Perusahaan ini bergerak di bidang produksi tekstil, yakni
seperti kanvas, jersey dan lain lain.
PT INDOLOTEX TAMA JAYA hanya memiliki beberapa
karyawan kurang lebih hanya 50 orang, namun sistem pemekerjakan
karyawan dibedakan menjadi 2 ( dua ) yaitu karyawan kontrak dan
karyawan tetap. Karyawan kontrak biasanya bekerja di bagian produksi.
Sedangkan karyawan tetap biasanya bekerja di bagian administrasi pabrik.
Meskipun ada karyawan kontrak dan karyawan tetap jam kerjanya sama
yakni 7 ( tujuh ) jam mulai dari 08.00 s/d 16.00 WIB.
4.2

VISI DAN MISI PERUSAHAAN


Visi dan misi penting dimiliki oleh setiap perusahaan karena tanpa
visi dan misi perusahaan tersebut tidak akan pernah bisa berkembang
sesuai dengan yang telah direncanakan. Visi merupakan suatu tujuan /
harapan yang telah di rencanakan oleh manajemen dari suatu perusahaan.
Sedangkan misi adalah suatu cara / langkah yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Visi dari PT INDOLOTEX TAMA JAYA adalah menjadi
perusahaan yang menghasilkan produk tekstil
mampu bersaing di dunia bisnis international.

58

berkualitas tinggi, dan

Sedangkan misi dari PT INDOLOTEX TAMA JAYA untuk


mencapai tujuan di atas adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada customer
2. Menghasilkan produk yang berkualitas tinggi
3. Menjaga hubungan dengan relasi.

4.3

STRUKTUR ORGANISASI
Salah satu cara untuk mencapai kemampuan mengelola perusahaan
yang baik adalah menentukan struktur formal organisasi. Adanya struktur
organisasi yang jelas akan memudahkan para anggota melihat bagaimana
organisasi disusun, sehingga masing masing jelas, serta jika terdapat
persoalan yang ingin dipecahkan penyelesaiannya lebih mudah didapat.
Sebuah struktur harus dibuat dan dipelihara, yaitu struktur tentang
berbagai peran yang harus dimainkan oleh orang-orang yang harus bekerja
sama dalam melaksanakan semua rencana dan mencapai sasaran yang
ditentukan. Dalam struktur formal ditetapkan tingkat-tingkat wewenang
dan tanggung jawab, yang merupakan mekanisme yang mengaitkan tugas,
jabatan, dan cara pengoperasian.
Dalam penyusunan struktur organisasi untuk proyek investasi,
penulis menerapkan pondasi pembentukan struktur organisasi klasik, yaitu

59

departementalisasi menurut fungsi dan pada tingkat organisasi yang paling


rendah menggunakan departementalisasi menurut proses. Secara garis
besar rencana pengelolaan operasional industri dapat diidentifikasikan
dalam 2 (dua) kegiatan utama yaitu :
a. Kegitan Operasinal
Meliputi seluruh kegiatan yang berkaitan dengan keuangan dan
pemasaran. Kegiatan pendanaan operasional, pembukuan, dan
pengendalian arus kas, sedangkan kegiatan pemasaran terdiri dari
kegiatan follow-up order, promosi dan pemasaran hasil produksi, serta
transportasi dan pendistribusiannya.
b. Kegiatan Produksi
Meliputi kegiatan-kegiatan pengelolan produksi, perencanaan
produk dan pengendalian mutu, kegiatan pergudangan bahan baku dan
barang jadi, kegiatan pembelian, serta kegiatan umum dan personalia.
Struktur organisasi yang diusulkan menganut pelimpahan
wewenang, hal ini bertujuan agar kebijakan yang seragam dapat
meminimalkan kompleksitas permasalahan. Selain itu, dalam sebuah
industry

pengolahan,

wewenang

untuk

member

keputusan

dimaksudkan agar operasinya dapat berjalan lancar.


Berikut ini struktur organisasi PT INDOLOTEX TAMA JAYA
adalah sebagai berikut:

60

Gambar 4.3 Struktur Organisasi


4.4

DESKRIPSI JABATAN
Deskripsi jabatan dan pekerjaan sangat diperlukan dalam rangka
bisa mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan kunci, tujuan jabatan yang juga
merupakan tanggung jawab pekerja, dan kegiatan-kegiatan apa yang akan
dilakukan sesuai dengan tujuan jabatanya. Manajemen organisasi proyek
investasi ini akan dipimpin oleh seorang presiden direktur dan dibantu
oleh dua general manager yang masing-masing membawahi beberapa
manajer dalam fungsi dan tugasnya masing-masing.
Sesuai struktur organisasi dibawah ini penjelasan tugas setiap
jabatan adalah sebagai berikut :
a. Presiden direktur
Tugasnya

memimpin

meningkatkan

kekayaan

perusahaan
pemegang

61

dan

bertanggung

saham.

Serta

jawab

melakukan

perencanaan,

pengkoordinasian,

pengarahan

serta

pengawasan

kegiatan keuangan perusahaan dan pemasaran perusahaan.


b. Marketing
Tugasnya merencanakan pemasaran produk, menetapkan strategi
pemasaran, mencari pembeli (tujuan ekspor), memperoleh informasi
mengenai kebutuhan/keinginan pembeli, kondisi pesaing dan berbagai
masalah internal.

c. PPIC (Planning Product Internal Control)


Tugasnya membantu manager produksi dalam perencanaan dan
pengendalian jadwal produksi, kualitas produksi, penyimpanan bahan
baku/barang jadi dan menjaga agar rencana produksi berjalan
sebagaimana yang telah ditetapkan.
d. Manager produksi
Tugasnya mengkoordinasikan, member pengarahan dan pengawasan
atas

pelaksanaan

kegiatan

produksi,

kualitas

produksi

dan

pemeliharaan mesin serta peralatan produksi.


e. Finance dan Accounting Manager
Tugasnya adalah mengkoordinasikan kegiatan keuangan perusahaan
dan pengawasan serta pencatatan atas kegiatan keuangan.

62

f. Personal dan Purchasing


Tugasnya

adalah

melakukan

pengkoordinasian,

pengarahan,

pengawasan atas pelaksanaan kegiatan personalia, pekerjaan umum


perusahaan dan pembelian yang menunjang operasional produksi.
g. Persiapan
Tugasnya bagian produksi yang menyiapkan segala sesuatu material
yang akan digunakan dalam proses produksi ke bagian sizing.

h. Sizing
Tugasnya bagian produksi yang menyiapkan jenis material khususnya
benang yang akan dipakai dalam proses penenunan.
i. Tenun
Tugasnya bagian produksi yang melakukan proses penenunan dari
benang menjadi kain kanvas.
j. Folding
Tugasnya bagian produksi yang melakukan proses pelipatan kain dan
pengukuran kain kanvas atau perrolling kain.
Pola pengelolaan seperti di atas, diharapkan akan memberi ruang
gerak yang lebih fleksibel dalam merealisasikan target operasional pada

63

masa yang akan datang seirama dengan perkembangan usaha. Hal tersebut
dimaksudkan agar pengelolaan organisasi dapat dilakukan secara terpadu,
efektif, dan efisien dengan mendayagunakan sumber daya manusia untuk
mencapai tujuan perusahaan.
4.5

PEMBAHASAN

4.5.1

PROSEDUR PENGADAAN INVESTASI TAMBAHAN MESIN


Adapun prosedur pengadaan investasi tambahan mesin pada PT
INDOLOTEX TAMA JAYA tanpa menggunakan kriteria penilaian
kelayakan investasi sehingga pihak perusahaan tidak mengetahui apakah
investasi yang diterima tersebut dapat menghasilkan laba yang maksimal
atau menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Dari laporan rugi/laba

perlu dihitung berapa besarnya pajak

penghasilan yang dibebankan kepada perusahaan mengacu kepada cara


perhitungan yaitu 10% dikalikan dengan laba bersih sebelum pajak.
Setelah diketahui laba bersih sesudah pajak (EAT) maka dapat diketahui
keuntungan bersih perusahaan setiap tahun.
4.5.2

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI


Analisa kelayakan investasi perlu dilakukan dengan beberapa
metode. Setiap penilaian layak diberikan nilai yang standar untuk usaha
yang sejenis dengan cara membandingkan dengan rata-rata industri atau

64

target yang telah ditentukan. Kriteria ini sangat tergantung dari kebutuhan
masing-masing perusahaan dan metode mana yang digunakan.
Setiap

metode

yang

digunakan

memiliki

kelebihan

dan

kelemahannya masing-masing. Dalam penelitian ini analisa kelayakan


investasi tambahan mesin yang digunakan adalah sebagai berikut :
A. PAYBACK PERIOD (PP)
Suatu investasi yang semakin cepat kembalinya maka dinilai lebih
baik, hanya saja cepat atau lambatnya investasi itu ditentukan/diharapkan
oleh pemilik usaha seberapa lamanya investasi itu harus kembali. Pemilik
usaha PT INDOLOTEX TAMA JAYA mengharapkan investasi yang telah
ditanamkannya dapat kembali dalam waktu 3 (tiga) tahun. Waktu 3 (tiga)
tahun inilah jangka waktu yang ditetapkan oleh pemilik usaha dan
disyaratkan oleh pemilik usaha dan dapat atau tidaknya harapan itu terjadi
dihitung dengan rumusan Payback Period adalah sebagai berikut :
Payback

Period

NilaiInves tasi
KasMasukBersih X 1 Tahun

Karena besaran aliran kas masuk bersih per tahunnya tidak sama
maka jumlah investasi awal harus dikurangkan dengan aliran kas masuk
bersih tahun pertama, lalu dikurangkan dengan aliran kas masuk bersih

65

tahun kedua, demikian seterusnya sehingga nilai investasi awal tersebut


dapat dikembalikan. Dari table yang telah ada pada tabel dibawah maka
lamanya waktu pengembalian investasi pada PT INDOLOTEX TAMA
JAYA adalah :
Payback Period (PP)
Investasi Awal

Rp.

300.000.000

CIF tahun 2010

Rp.

211.723.010 -

Rp.

88.266.990

Rp .88.266.990
Rp .195.145.340 X 12 Bulan =

CIF tahun 2011

5.4278 Bulan
Hari

0.4278 X 30 hari = 12.83 hari

Payback Period = 1 tahun 5 bulan 12 hari


Dengan hasil perhitungan ini berarti jangka waktu pengembalian
lebih baik dari jangka waktu yang telah ditetapkan oleh pemilik usaha
adalah 3 (tiga) tahun tapi kenyataannya lebih baik yaitu 1 tahun 5 bulan 12
hari artinya investasi tersebut layak diterima menurut metode PP.
B. NET PRESENT VALUE (NPV)

66

Setelah aliran kas masuk bersih diperoleh maka selanjutnya


adalah memasukkannya dalam perhitungan NPV, dimana pemilik usaha
menetapkan tingkat bunga yang disyaratkan sebesar 18% dan discount
period sebesar 18% maka perhitungannya didapat seperti dibawah ini :
Tabel 4.1 PERHITUNGAN NILAI NPV (NET PRESENT VALUE)
o

Tahun

CIF

DP

NPV

2010

211,733,010

0.84746

179,435,257

2011

195,145,340

0.71818

140,149,480

2012

262,959,320

0.60863

160,044,931

2013

271,848,420

0.51579

140,216,697

2014

243,466,910

0.43711

106,421,821

Total PV
Investasi
Awal

726,268,185

NPV
=
Jumlah PV Initial Cash Outlay

426,268,185

NPV
NPV

Rp. 726.268.185 Rp. 300.000.000

NPV

Rp. 426.268.185

300,000,000

Secara teori bahwa selama nilai Net Present Value berada dalam
angka yang positif atau NPV > 0, menandakan bahwa suatu investasi
tersebut layak untuk dilakukan ataupun dilanjutkan. Dalam perhitungan
diatas diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 426.268.185 maka investasi di PT
INDOLOTEX TAMA JAYA dapat dilanjutkan.
C. INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)

67

Internal Rate of Return (IRR) merupakan alat ukur untuk


mengukur tingkat pengembalian hasil intern. IRR adalah tingkat diskonto
yang menyamakan nilai sekarang (Present Value) investasi atau nilai
sekarang bersih (Net Present Value) sama dengan 0(nol). Discount rate
yang ditetapkan oleh pemilik usaha adalah sebesar 18%.
Cara menghitung Internal Rate of Return (IRR) dengan cara
TRIAL and ERROR, maka IRR dapat dicari sebagai berikut : mencari
NPV positif dan NPV negatif terlebih dahulu, sampai diperoleh dengan
menggunakan tingkat suku bunga tertentu seperti yang tertera dalam tabel
berikut :

Tabel 4.2 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)


Tahun

Kas
Bersih
211,733,
010

DF
(54%)

Bunga
PV Kas
bersih

0.649
35

68

137,488,
830

DF
(55%)

Bunga
PV Kas
Bersih

0.506
97 107,342,284

195,145,
340

0.421
66 82,284,984

0.327
08 63,828,138

262,959,
320

0.273
80 71,998,262

0.211
02 55,489,676

271,848,
420

0.177
79 48,331,931

0.136
14 37,009,444

243,466,
910

0.115
45 28,108,255

0.087
83 21,383,699

Total PV
Kas
bersih
Total PV
Investas
i
NPV

C1

368,212,
261

285,053,240

300,000,
000

300,000,000

68,212,261

C2

(14,946,760)

P 2 P1
Rumus : IRR = P1 C1 X C 2 C1

IRR = 54 68,212,261 X

55 54
14.946.760 68.212.261

68.212.261
83.159.021

IRR = 54 +

IRR = 54 + 0,82 = 54,82 % dibulatkan menjadi 54,8%

69

Kesimpulan :
Jika IRR lebih besar (>) dari bunga pinjaman, maka diterima
Jika IRR lebih kecil (<) dari bunga pinjaman, maka ditolak
Setelah menganalisa dan menghitung data yang ada menurut
metode kelayakan investasi yaitu dengan metode Payback Period dan Net
Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR). Dengan
menggunakan metode Payback Period (PP) PT INDOLOTEX TAMA
JAYA tidak mengalami permasalahan dimana pemilik usaha menginginkan
pengembalian modal investasinya selama 3 (tiga) tahun tetapi kenyataan
lebih baik yang diinginkan yaitu 1 tahun 5 bulan 12 hari.
Jika menggunakan metode Net Present Value (NPV) juga masih
dapat diterima karena sesuai dengan keuntungan yang diharapkan atau
disyaratkan oleh pemilik usaha dalam arti NPV >0, sehingga tidak akan
bermasalah terhadap aliran kas masuk bersih perusahaan per tahunnya.
Berdasarkan penggunaan metode IRR pada PT Indolotex Tama
Jaya adalah layak karena analisa IRR yang jumlahnya 54,8% > dari
Discount factor yang diharapkan pemilik usaha yaitu sebesar 18%.

70

BAB V
KESIMPULAN
5.1

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan oleh penulis,
dapat ditarik kesimpulannya yaitu
a. Prosedur pengadaan investasi tambahan mesin pada PT INDOLOTEX
TAMA JAYA tidak memperhitungkan apakah investasi yang diterima
itu dapat menghasilkan laba sesuai yang diharapkan oleh perusahaan
atau sebaliknya dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
b. Analisa kelayakan investasi tambahan mesin PT INDOLOTEX
TAMA JAYA dengan menggunakan metode Payback Period (PP)
menunjukkan angka 1 tahun 5 bulan 12 hari lebih cepat yang
disyaratkan oleh pemilik usaha yaitu selama 3 tahun. Jika dengan
menggunakan metode Net Present Value (NPV) menghasilkan nilai
positif pada tingkat discount factor yang diharapkan pemilik usaha
sebesar 18% yaitu Rp. 426.268.185 yang berarti investasi tersebut
layak untuk diterima atau dilanjutkan. Jika dengan menggunakan

71

metode Internal Rate of Return (IRR) layak untuk diterima karena


lebih besar dari bunga pinjaman yaitu 54,8%.

5.2

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan oleh PT
INDOLOTEX TAMA JAYA, dengan ini ada beberapa saran yang perlu
disampaikan oleh penulis diantaranya sebagai berikut :
a. PT INDOLOTEX TAMA JAYA harus memperbaiki prosedur
pengadaan investasi apabila sewaktu-waktu akan membeli aktiva tetap
khususnya peralatan, kendaraan, mesin ataupun investasi jangka
panjang lainnya untuk mengetahui bahwa investasi tersebut tidak
merugikan perusahaan.
b. PT INDOLOTEX TAMA JAYA dalam

melakukan

penilaian

menggunakan beberapa metode sekaligus. Artinya semakin banyak


metode yang digunakan maka semakin memberikan gambaran yang
lengkap sehingga diharapkan memberikan hasil yang diperoleh
menjadi lebih sempurna.

72

Anda mungkin juga menyukai