Anda di halaman 1dari 18

KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Akuntansi

Dosen Pengampu :

TIKA SEPTIANI., SE., M.Ak

Disusun Oleh :

Wanda Melenia Pratiwi (118020049)

Nyi Raden Melisa (118020056)

Aji Prayogo (118020058)

Ivalda Pramasela (118020070)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

TINGKAT III KELAS B

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI (UGJ )

FAKULTAS EKONOMI
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen Akuntansi yang
berkaitan tentang “Keputusan Investasi Modal” ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Yang akan digunakan untuk memenuhi tugas Manajemen Akuntansi.

Makalah ini membahas tentang Keputusan Investasi Modal yang merupakan alat
yang berguna untuk perencanaan dan pembuatan keputusan.

Kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan atau
kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran selalu kami harapkan agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata dari kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa meridhai semua usaha kita, Aamiin.

Cirebon, 16 Desember 2020


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi sering kali dihadapkan dengan peluang (kebutuhan) untuk melakukan


investasi dalam aktivitas suatu proyek yang mencerminkan komitmen jangka panjang sistem
produksi baru, pabrik baru, peralatan baru, serta pengembangan produk baru adalah contoh dari
aktiva dan proyek untuk kategori ini peluang investasi inilah yang sering dihadapi oleh seorang
manajemen Karena manajemen sebagai puncak kepemimpinan dan merupakan otak dari suatu
perusahaan atau organisasi harus mengambil suatu keputusan baik itu keputusan jangka panjang
maupunkeputusan jangka pendek untuk mencapi tujuan dari manajemen yaitu berorientasi pada
keuntungan. Khususnya pada investasi modal dalam aktiva untuk jangka panjang seperti
keputusan untuk melakukan investasi dalam pabrik baru atau keputusan akan melakukan
investasi dalam sistem manufaktur yang fleksibel atau tetap dengan sistem manufaktur
tradisional yang lama, hal hal seperti inilah yang harus diperhitungkan dan diputuskan
olchscorang manajer.

Berkaitan dengan keputusan investasi modal, manajer dihadapkan pada masalah utama
yaitu ketidakpastian. Bagaimana manajemen bisa mengambil keputusan yang tepat sehingga visi
dan misi perusahaan khususnya orientasi pada keuntungan dapat tercapai. Hal inilah yang
mendorong penulis untuk membahas tentang bagaimana manajemen harus mengambil keputusan
untuk mencapai tujuan tersebut

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian keputusan investasi modal ?

2. Apa saja jenis-jenis keputusan investasi modal ?

3. Bagaimana model-model non diskonto ?

4. Bagaimana model-model diskonto ?

5. Bagaimana pasca audit proyek modal ?


6. Bagaimana proyek - proyek saling meniadakan ?

7. Bagaimana Perhitungan dan penyesuaian arus kas ?

1.3 Tujuan Pembelaparan

1. Untuk mengetahui pengertian keputusan investasi modal

2. Untuk mengetahui jenis-jenis keputusan investasi modal

3. Untuk mengetahui model-model non diskonto

4. Untuk mengetahui model-model diskonto

5. Untuk mengetahui pasca audit proyek modal

6. Untuk mengetahui proyek - proyek yang saling meniadakan

7. Untuk mengetahui perhitungan dan penyesuaian arus kas


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keputusan Investasi Modal

Organisasi bisnis sering kali dihadapkan dengan peluang atau kebutuhan untuk
melakukan investasi dalam suatu aset atau proyek yang meneerminkan komitmen jangka
panjang. Sebagai contoh, suatu organisasi mungkin dihadapkan dengan keputusan apakah akan
melakukan investasi atau tidak dalam pabrik baru.Keputusan untuk memiliki komitmen jangka
panjang diatas merupakan contoh keputusan investasi modal (capital investment decision).
Untuk membantu memudahkan pembuatan keputusan investasi modal. Dibahas tentang empat
model atau metode keuangan yang sangat berguna untuk menganalisis investasi modsl, yaitu:

1. Metode Periode Pengembalian (payback period)

2. Metode Tingkat Pengembalian akuntansi (accounting rate of return)

3. Metode Nilai Sckarang Bersih (net present value), dan

4. Metode Tingkat Pengembalian Intermal (internal rate of return)

2.2 Jenis-Jenis Keputusan Investasi Modal

Keputusan investasi berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tuituan dan


prioritas, pengaturan pendanaan. Serta penggunaan kriteria tertentu untuk pemilihan aset jangka
panjang Keputusan investasi modal menempatkan sejumlah besar sumber daya pada risiko
jangka panjang dan secara simultan memengaruhi perkembangan perusahaan dimasa depan,
maka hal tersebut merupakan salah satu di antara berbagai keputusan penting yang harus dibuat
olch manajer.

keputusan investasi modal yang buruk akan dapat menimbulkan terjadinya bencana.
Proses pembuatan keputusan investasi modal sering kali disebut sebagai penganggaran modal
(capital budgeting). Terdapat dua jenis proyek penganggaran modal yang dapat dipertimbangkan.
a. Proyek Independen (independent project) adalah proyek yang apabila diterima
atau tidak akan berpengaruh terhadap arus kas proyek lainnya

b. Proyek penganggaran modal yang mensyaratkan perusahaan untuk memilih salah


satu diantara altematif yang saling meniadakan yang menyediakan jasa dasur yang
serupa. Proyek yang bersifat saling meniadakan (mutually exclusive project)
adalah proyek yang apabila diterima akan menghalangi penerimaan proyek
lainnya.

Keputusan investasi modal berkaitan dengan masalah investasi dalam aset modal jangka
panjang. Keputusan membuat penilaian ini, seorang manajer akan dapat memutuskan
akseptabilitas proyek-proyek yang independen dan membandingkan proyek yang saling
meniadakan (mutuslly exclusive projects) berdasarkan keunggulan ekonamisnya.

2.3 Model- Model NonDiskonto

Model dasar keputusan investasi modal dapat diklasifikasikan ke dalam dua katerogi
utama. Yaitu :

a. Model NonDiskonto

b. Model Diskonto

Model nondiskonto (non-discounting model) mempertimbangkan nilai waktu uang (time


value of money), sementara model diskonto (discounting model) mempertimbangkan nilai waktu
uang secara ckslisit. Model nondiskonto memiliki kelemahan dibandingkan model diskonto
karena mengabaikan nilai waktu uang. Tetapi banyak perusahaan yang masih menggunakan
model tersebut dalam pembuatan keputusan investasi modal.

1. Metode Periode Pengambilan

Salah satu jenis model nondiskonto adalah metode periode pengembalian


(payback period). Metode ini mempertimbangkan waktu yang diperlukan olch suatu
perusahaan untuk memperolch kembali investasi awalnya. Maka rumus berikut ini
dapat digunakan untuk menghitung periode pengembalian.
Pertode Pengembalian = Investasi awal Arus kas tahunan

Apabila arus kas tidak sama jumlahnya, maka periode pengembalian


dihitung dengan cara menambahkan arus kas tahunan sampai pada waktu ketika
investasi awal dapat diperolch kembali. Apabila pembagian untuk setiap tahun
diperlukan, maka diadumsikan bahwa jumlah arus kas yang terjadi adalah merata
setiap tahun. Periode pengembalian juga dapat digunakan untuk memilih alternatif-
altenatif proyek yang saling meniadakan. Penggunaan model periode pengembalian
kurang baik digunakan karena mengandung dua kelemahan utama yaitu:

a. Mengabaikan kinerja investasi setelah melewati periode


pengembalian, dan

b. Mengabaikan nilai waktu uang.

Metode periode pengembalian memberi informasi kepada manajer yang dapat


digunakan sebagai berikut :

a. Membantu mengembalikan risiko yang berhubungan dengan


ketidakpastian arus kas di masa depan

b. Membantu meminimalkan dampak investasi terhadap masalah


likuiditas perusahaan

c. Membantu mengendalikan risiko keuangan

d. Membantu mengendalikan pengaruh investasi terhadap ukuran


kinerja

Metode periode pemgembalian juga memiliki kelebihan, yaitu sederhana


perhitungannya dengan mudah untuk di aplikasikan. Metode periode pengembalian
mengandung kelemahan signifikan, yaitu mengabaikan kineria investasi setelah
melewati periode pengembalian dan nilai waktu uang.
2. Metode Tingkat Pengembalian Akuntansi

Tingkat pengembalian akuntansi (accounting rate of retum) merupakan


model nondiskonto kedua vang lazim digunakan. Tingkat pengembalian akuntansi
mengukur kelayakan suatu proyek dengan menggunakan laba, bukan arus kas proyek.
Tingkat pengembalian akuntansi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Tingkat Pengembalian Akuntansi = Laba rata-rata Investasi awal atau investasi rata-rata

Laba tidak dickuivalen dengan arus kas karena adanya faktor akrual dan
pehangguhan (deferral) yang digunakan dalam perhitungan. Laba rata-rata dari suatu
proyek diperolch dengan cara menjumlahkan laba bersih setiap tahun sclama umur
proyck, dan kemudian membagi laba bersih total terscbut dengan jumlah tahun. Laba
bersih rata-rata suatu proyek dapat ditaksir dengan cara mengurangkan depresiasi rata-
rata dari arus kas rata-rata. Cara perhitungan laba bersih dan arus kas dapat dirumuskan
dalam suatu formula sederhana sebagai berikut.

AK = LB + D atau LB = AK - D

Keterangan :

AK = Arus Kas

LB = Laba Bersih

D = Depresiasi

Investasi dapat didefinisikan sebagai investasi awal atau sebagai investasi rata-
rata. Maka investasi rata-rata dapat di definisikan sebagai berikut

Investasi rata-rata = 1 + S / 2

Tidak seperti metode periode pengembalian, metode tingkat pengembalian


akuntansi benar-benar mempertimbangkan profitabilitas proyek. Metode tingkat
pengembalian akuntansi memiliki kesamaan dengan metode penode
pengembalian,yaitu keduanya mengabaikan nilai waktu uang.
2.4 Model-Model Diskoto

Model diskonto secara eksplisit mempertimbangkan nilai waktu uang dan memasukkan
konsep diskonto arus kas masuk dan arus kas keluar. Dua model diskonto akan dibahas, yaitu
metode NPV (net present value- nilai sekarang bersih) dan metode IRR (Intermal rate of returm-
tingkat pengembalian internal).

1. Metode NPV (Net Present Value)

NPV (net present value nilai sekarang bersih) merupaka selisih antara nilai
sekarang arus kas masuk dan nilai sekarang arus kas keluar yang berhubungan dengan
suatu proyek. Persaman I berikut ini dapat menjelaskan tentang definisi NPV.

NPV digunakan untuk mengukur kineria atau kelayakan suatu investasi. NPV
suatu proyek adalah positif, bahwa besarnya nilai positif NPV mengukur terjadinya
peningkatn nilai perusahaan yang dihasilkan. Dari suatu investasi. Dalam menggunakan
metode NPV, tingkat pengembalian yang disyaratkan (required rate of return) harus
didefinisikan. Tingkat pengembalian minimum yang diterima juga disebut sebagai
tingkat diskonto (discount rate), hurdle rate, dan biaya model (cost of capital)

2. Metode IRR (Internal Rate of Return)

Model diskonto lainnya adalah metode IRR (internal rate of return-tingkat


pengembalian internal), IRR didefinisikan sebagai tingkat bunga yang menentukan nilai
sekarang dari arus kas masuk proyek sama dengan nilai sekarang dari biaya proyek
tersebut. Persamaan 2 berikut ini dapat digunakan untuk menentukan IRR proyek

Sisi kanan persamaan merupakan nilai sckarang dari arus kas masa depan
dan sisi kirinya merupakan investasi. Apabila data I.CF, dan t diketahui, maka IRR
(tingkat bunga i dalam persamaan) akan dapat diketahui dengan menggunakan cara
coba-coba (trial and error). Setelah IRR suatu proyek dihitung. IRR tersebut kemudian
dibandingkan dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan perusahaan (fims required
rate of returm).
a. Arus Kas Seragam, untuk mengilustrasikan perhitungan IRR dalam situasi
multiperiode. Dengan df sebagai diskonto dan CF scbagai arus kas tahunan,maka
dapat dibuat persamaan sebagai berikut.

I = CF ( df )

Dengan menghitung df. Maka akan didanatkan:

df = I / CF

= Investasi / Arus kas tahunan

b. Arus Kas Tidak Seragam, Apabila arus kas setiap tahun jumlahnya tidak sama
(seragam)

2.5 Pasca-Audit Provek Modal

Salah satu elemen kunci dalam proses investasi modal adalah analisis lebih lanjut
terhadap proyek modal segera setelah proyek dimplementasikan. Analisis ini disebut sebagai
pasca-audit (post-audit). Pasca-audit membandingkan antara manfaat sesungguhnya dengan
manfaat vang diestimasi dan biaya operasi sesungguhnya dengan biaya operasi yang diestimasi.

1. Keputusan Awal Proyek

2. Evaluasi Setelah Proyek Berialan

3. Manfaat Pasca-Audit

2.6 Provek-Provek Saling Meniadakan

Pembahasan sebelumnya terfokus pada proyek-proyek yang bersifat independen.


Kebanyakan keputusan investasi modal berkaitan dengan proyekproyck yang bersifat saling
meniadakan (mutual ckslusif). Bagaimuna analisis NPV dan IRR digunakan untuk memilih
antara proyek-proyek yang saling meniadakan merupakan pertanyaan yang menarik. Sebelumnya
telah ditunjukkan bahwa model nondiskonto dapat menyebabkan pilihan yang salah karena
model ini mengabaikan nilai waktu uang. Oleh karena adanya kelemahan tersebut, naka model
diskonto dianggap lebih unggul.
1. Perbandingan NPV dan IRR

Sebagimana dikemukakan sebelumnya bahwa penggunaan metedo NPV


maupun IRR akan menghasilkan keputusan yang sama untuk provek vang bersifat
independen. Jika NPV lebih besar daripada nol dan ika IRR juga lebih besar
daripada tingkat pengembalian yang disyaratkan, maka kedua model tersebut
mengisyaratkan keputusan yang tepat. Namun, untuk proyek yang saling
meniadakan, kedua metode dapat mengahasilkan hasil yang berbeda.

NPV berbeda dengan IRR dalam dua hal. Pertama, NPV mengasumsikan
bahwa setiap arus kas masuk diinvestasikan kembali pada tingkat pengembalian
yang disyaratkan, sementara metode IRR mengasumsikan bahwa arus kas masuk
diinvestasikan kembali pada IRR yang dihitung. Penginvestasian kembali pada
tingkat pengembalian vang disyaratkan lebih realistis dan memberikan hasil yang
lebih dapat dipercaya ketika membandingkan proyek-proyek yang saling
meniadakan. Kedua, metode NPV mengukur probitabilitas dalam nilai absolut,
sementara metode IRR mengukur profitabilitas dalam nili relatif. Ada 3 tahap
dalam memilih proyek terbaik diantara beberapa proyek-proyek yang saling
meniadakan, yaitu :

1. Menilai pola arus kas untuk setiap proyek.

2. Menghitung NPV setiap proyek

3. Mengidentifikasi proyek dengan NPV terbesar.

2. Investasi Modal dan Masalah Etika

Keputusan investasi modal sering kali menawarkan godaan besar yang


dapat menimbulkan terjadinya interpretasi secara salah. Antarmanajer divisi
sering kali juga harus bersaing untuk memperoleh sumber daya modal yang
langka. Terjadinya persaingan tersebut, timbul godaan untuk melakukan perilaku
yang tidak adil. Manaier secara sengaja membuat perkiraan yang berlebihan atas
arus kas masuk dan perkiruan yang terlalu rendah atas arus kas keluar, sehingga
suatu proyek mungkin memiliki NPV atau IRR yang meragukan dan perlu
dibuktikan. Hal tersebut sangat menggoda terutama ketika arus kas awal
diperkirakan baik. tetappi selanjutnya menghasilkan arus kas yang buruk

Para manajer harus menyadari bahwa bagaimana tujuan dicapai


merupakan hal yang penting (bahkan mungkin lebih penting) dibandingkan
pencapaian tujuan itu sendiri. Selanjutnya, sistem evaluasi kinerja perusahaan
harus terstruktur sehingga sistem pemberian imbalan tidak menvediakan intensif
bagi perilaku yang tidak etis.

2.7 Perhitungan dan Penyesuaian Arus Kas

Salah langkah penting dalam analisis investasi modal adalah menentukan pola arus
kas untuk setiap proyek yang dipertimbangkan. Perhitungan arus kas merupakan langkah
kritis dalam suatu proses investasi modal. Ada dua langkah yang diperlukan untuk
menghitung arus kas, yaitu:

a. Peralaman pendapatan, biaya, dan pen geluaran modal.

b. Penyesuaian arus kas bruto terhadap pengaruh inflasi dan pajak.

1. Penyesuaian Peramalan Terhadap Inflasi

Bagi perusahaan yang beroperasi pada lingkungan internasional, inflasi dapat


menjadi sangat tinggi dibeberapa negara tertentu dan pengaruhnya terhadap keputusan
investasi modal dapat menjadi sangat penting. Dalam suatu lingkungan yang mengalami
inflasi, pasar keuangan akan bereaksi terhadap kenaikan biaya modal untuk mencerminkan
terjadinya inflasi. Oleh karena itu, biaya modal terdiri atas dua unsur berikut ini:

a. Tingkat ril.

b. Undur inflasi (investor meminta bayaran lebih sebagai kompensasi atas


hilangnya daya beli rupiah atau mata uang lokal.

Apabila tingkat pengembalian yang disyaratkan (biaya modal) yang digunakan


dalam analisis investasi modal mencerminkan adanya komponen inflasi ketika dilakukan
analisis NPV, maka inlasi juga barus dipertimbangkan dalam memprediksi arus kas operasi.
2. Konversi Arus Kas Bruto Menjadi Arus Kas Setelah Pajak

Apabila diasumsikan bahwa arus kas bruto sudah disesuaikan dengan inflasi yang
diprediksi dengan tingkat akurasi tertentu, maka selanjutnya analisis harus menyesuaikan
arus kas tersebut untuk tujuan pajak. Untuk menganalisis pengaruh pajak, arus kas biasanya
dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:

a. Arus kas keluar awal yang diperlukan untuk mendapatkan aset proyek

b. Arus kas masuk yang dihasilkan selama umur proyek.

Arus Kas Setclah Pajak: Tahun 0. Arus kas keluar bersih pada tahun 0 (pengeluaran
kas awal) adalah selisih antara biaya awal proyck dengan setiap arus kas masuk yang secara
langsung berhubungan dengan biaya awal proyek. Biaya bruto proyek terdiri atas beberapa
hal, seperti biaya tanah, biaya peralatan (termasuk transportasi dan instalasi), pajak atas
keuntungan penjualan asct, dan kenaikan modal kerja. Arus kas masuk yang terjadi pada
waktu awal proyck, meliputi penghematan pajak dari penjualan asct, kas dari penjualan aset,
dan keuntungan pajak lainnya

Keuntungan penjualan aset menghasilkan pajak tambahan sehingga mengurangi kas


yang diterima dari penjualan aset lama. Dipihak lain. kerugian merupakan biaya honkas yang
mengurangi laba kena pajak sehingga menghasilkan penghematan pajak, akibatnya
penerimaan kas dari penjualan aset lama meningkat sebesar penghematan pajak.

Arus Kas Setelah Pajak: Umur Proyck. Disamping menentukan pengeluaran tunai
awal, manajer juga harus mengestimasi arus kas sctelah pajak tahunan yang diharapkan
sclama umur proyek. Jika proyck menghasilkan pendapatan, maka sumber utama arus kas
adalah dari aktivitas operasional. Arus kas masuk operasional dapat diperkirakan dari laporan
laba rugi proyek. Arus kas setelah pajak tahunan merupakan jumlah dari laba proyek setelah
pajak dan biaya nonkas. Jika dinyatakan dalam rumus sederhana, maka perhitungan tersebut
dapat dinyatakan sebagai berikut:
Arus kas setelah pajak -Laba bersih setelah pajak + Biaya nonkas

AK-LB +NK

Ket:

AK = arus kas setelah pajak

LB = laba bersih setelah pajak

NK = biaya nonkas

Pendekatan laba untuk menentukan arus kas operasi dapat dipecah kembali untuk
menilai pengaruh arus kas setelah pajak dari setiap kategori pada laporan laba rugi.
Pendekatan dekompesisi (decomposition) menghitung arus kas operasi dengan menghitung
arus kas setelah pajak untuk masing-masing item dalam laporan laba rugi.

AK = ( 1 - Tarif Pajak ) x Pendapatan Kas - ( 1 - Tarif Pajak ) x Biaya Kas + (Tarif Pajak)

x Biaya Nonkas

Salah satu karakteristik dari dekomposisi adalah kemampuannya untuk menghitung


arus kas setelah pajak dalam suatu format spreadsheet. Format tersebut menekankan pada
dampak arus kas dari masing-masing item dan memudahkan penggunaan paket sofrware
spreadsheet.

Karakteristik kedua dekomposisi adalah kemampuannya untuk menghitung dampak


kas setelah pajak atas dasar item per item.
BABII

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Organisasi bisnis sering kali dihadapkan dengan peluang atau kebutuhan untuk
melakukan investasi dalam suatu aset atau proyek yang mencerminkan komitmen jangka
panjang Dibahas tentang empat model atau metode keuangan yang sangat berguna untuk
menganalisis investasi modal, yaitu:

a. Metode Periode Pengembalian (payback period)

b. Metode Tingkat Pengembalian akuntansi (accounting rate of return)

c. Metode Nilai Sekarang Bersih (net present value). Dan

d. Metode Tingkat Pengembalian Intemal (internal rate of return)

Keputusan investasi berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tujuan dan


prioritas, pengaturan pendanaan. Serta penggunaan kriteria tertentu untuk pemilihan aset
jangka panjang. Terdapat dua jenis proyek penganggaran modal yang dapat
dipertimbangkan:

a. Proyck Independen (independent project)

b. Proyek penganggaran modal

Model dasar keputusan investasi modal dapat diklasifikasikan ke dalam dua


katerogi utama. yaitu :

a. Model NonDiskonto

b. Model Diskonto

Model diskonto secara eksplisit mempertimbangkan nilai waktu uang dan


memasukkan konsep diskonto arus kas masuk dan arus kas keluar. Dua model diskonto
akan dibahas, yaitu:
a. Metode NPV (net present value- nilai sekarang bersih)

b. Metode IRR (Internal rate of return - tingkat pengembalian internal).

Salah satu elemen kunci dalam proses investasi modal adalah analisis lebih lanjut
terhadap proyek modal segera setelah proyek diimplementasikan. Analisis ini disebut
sebagai pasca-audit (post-audit). Pasca-audit membandingkan antara manfaat
sesungguhnya dengan manfaat yang diestimasi dan biaya operasi sesungguhnya dengan
biaya operasi yang diestimasi.

Analisis NPV dan IRR digunakan untuk memilih antara proyekproyek yang saling
meniadakan merupakan pertanyaan yang menarik. Sebelumnya telah ditunjukkan bahwa
model nondiskonto dapat menyebabkan pilihan yang salah karena model ini mengabaikan
nilai waktu uang. Oleh karena adanya kelemahan tersebut, maka model diskonto dianggap
lebih unggul.

a. Perbandingan NPV dan IR.I

b. nvestasi Modal dan Masalah Etika

Salah langkah penting dalam analisis investasi modal adalah menentukan pola arus
kas untuk setiap proyek yang dipertimbangkan. Perhitungan arus kas merupakan langkah
kritis dalam suatu proses investasi modal. Ada dua langkah yang diperlukan untuk
menghitung arus kas, yaitu:

a. Peralaman pendapatan, biaya, dan pengeluaran modal

b. Penyesuaian arus kas bruto terbadap pengaruh inflasi dan pajak.


DAFTAR PUSTAKA

Siregar, Baldric, dkk. 2017. Akuntansi Manajemen. Indonesia : Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai