PENGANGGARAN MODAL
Dosen Pembimbing :
Drs. Sudarman, MM.
Drs. R. Hendri Gusaptono, MM
Kelompok 5
Tiara Dewi Anggieta T (141170252)
Atika Dewi A (141170260)
Miftakhur Rohmah (141170268)
A. Latar Belakang
Penganggaran modal adalah istilah yang sering kita dengar pada
saat berhubungan dengan uang. Tapi seringkali istilah penganggaran
modal disalah tafsirkan sebagai alat untuk menghitung keuntungan saja,
padahal penganggaran modal (capital budgeting) bukan hanya sekedar itu
saja. Maka dari itu kita harus memahami betul pengertian dari
penganggaran modal (capital budgeting) agar penafsiran tidak hanya
terbatas pada mencari keuntungan saja tetapi melakukan keputusan
investasi yang akan berdampak bagus pada jangka panjang maupun jangka
pendek bagi perusahaan. Di suatu perusahaan, seorang manajer keuangan
harus paham betul dengan capital budgeting ini sebab seorang manajerlah
yang akan memutuskan investasi atau penanam modal ini dapat
diinvestasikan agar berdampak baik pada perusahaan.
Di sebagian besar perusahaan, capital budgeting adalah salah satu
sumber utama keuntungan perusahaan tersebut. Karena dengan adanya
capital budgeting mereka dapat menghitung tingkat keuntungan yang akan
mereka dapatkan pada jangka panjangnya
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menciptakan ide untuk proyek-proyek modal?
2. Bagaimana proyek diklasifikasikan?
3. Apa yang dimaksud dengan tingkat pengembalian internal?
4. Bagaimana perbandingan metode NPV dengan IRR?
5. Apa yang dimaksud dengan IRR berganda?
6. Apa yang dimaksud dengan periode pelunasan?
7. Apa saja kesimpulan tentang metode-metode penganggaran modal?
C. Tujuan
1. Mengetahui cara menciptakan ide untuk proyek-proyek modal.
2. Mengetahui bagaimana proyek dapat diklasifikasikan.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan tingkat pengembalian internal.
4. Mengetahui perbandingan metode NPV dengan IRR.
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan IRR berganda.
6. Mengetahui apa yang dimaksud dengan periode pelunasan.
7. Mengetahui apa saja kesimpulan tentang metode-metode penganggaran
modal.
BAB II
PEMBAHASAN
(11-1)
Di sini CFt adalah perkiraan arus kas bersih pada waktu ke-t, r adalah
biaya modal proyek (atau WACC), dan N adalah umurnya. arus kas keluar
(misalnya, pengembangan produk, pembelian peralatan produksi,
membangun sebuah pabrik, dan menyimpan persediaan) merupakan arus
kas negatif. bagi proyek S dan L hanya CF 0 yang negatif, tetapi untuk
proyek-proyek besar seperti pesawat Boeing 7E7, arus kas keluar terjadi
selama beberapa tahun sebelum ada arus kas yang masuk.
Pada biaya modal 10%, NPV proyek S adalah $78,82 :
Dengan proses yang sama, kita menghitung NPV sebesar 100,40 dollar.
Jika proyek proyek tersebut mutually eksklusif, proyek dengan
NPV yang lebih tinggi sebaiknya diterima dan yang lain ditolak. L akan
mendapat peringkat lebih tinggi dibandingkan S dan akan diterima karena
L memiliki NPWP yang lebih tinggi. Mutually Eksclusive berarti bahwa
jika suatu proyek diterima, maka proyek yang lain harus ditolak. Sebagai
contoh suatu sistem ban berjalan untuk memindahkan barang di dalam
gudang dan 1 Armada forklift yang memiliki tujuan sama adalah ilustrasi
dari proyek proyek mutually eksklusif— menerima satu proyek berarti
akan menolak proyek yang lain. Proyek independen (independent project)
adalah proyek-proyek yang arus kas nya saling independen satu sama lain.
jika wal-mart sedang mempertimbangkan untuk membuka satu toko baru
di boys dan satu tokoh lagi di Atlanta, maka kedua proyek tersebut akan
independen satu sama lain. Jika proyek S dan L independen, maka
sebaiknya keduanya diterima karena masing-masing memiliki NPV positif
dan akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Jika keduanya
mutually eksklusif, maka sebaiknya l yang dipilih karena memiliki NPV
yang lebih tinggi.
Tidak sulit bagi kita untuk menghitung NPV seperti yang disajikan dalam
garis waktu dengan menggunakan persamaan 11-1 dan sebuah kalkulator
biasa. Namun tentunya akan lebih efisien jika kita menggunakan
kalkulator finansial. Masing-masing kalkulator akan memiliki pengaturan
yang sedikit berbeda tetapi seperti yang telah kita bahas dalam Bab 2,
semua kalkulator memiliki "register arus kas" yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi arus kas yang tidak sama seperti yang terjadi pada proyek s
dan l. persamaan 11-1 telah diprogram ke dalam kalkulator dan anda hanya
perlu memasukkan arus kas (perhatikan tanda yang benar), berikut dengan
r = 1 per 2 (biaya modal). setelah seluruh entri telah dilakukan
menggunakan data untuk proyek s, maka berikut adalah persamaan di
dalam kalkulator:
Ada satu variabel yang tidak diketahui, NPV, dan ketika anda
menekan tombol NPV, jawabannya yaitu 78,802 akan tersaji di layar
kalkulator.
Alasan dibalik metode NPV cukup sederhana titik 2 jika NPV lebih
besar dari nol maka proyek tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan,
dan nilainya negatif maka proyek akan mengurangi kekayaan pemegang
saham. Dalam contoh kita, proyek akan meningkatkan kekayaan
pemegang saham sebesar 100,40 dolar dan s akan meningkatkan nya
sebesar 78,82 dolar.
NPVL = $100,40
NPVS = $78,82
Dengan melihat dari sudut pandang seperti ini, akan mudah bagi
kita untuk melihat logika dibalik pendekatan NPV, dan mudah pula untuk
melihat mengapa kedua proyek sebaiknya diterima jika keduanya saling
independen dan mengapa L sebaiknya dipilih jika keduanya mutually
exclusive.
D. Tingkat Pengembalian Internal
Ketika memutuskan suatu investasi potensial, akan berguna jika
kita mengetahui tingkat pengembalian investasi yang paling mungkin
terjadi titik dalam bab 7 kita telah membahas imbal hasil sampai jatuh
tempo (Yield To Maturity-YTM) dari suatu obligasi – jika anda
berinvestasi pada obligasi dan memilikinya sampai jatuh tempo, anda akan
mendapatkan YTM atas uang yanf anda investasikan. YTM didefinisikan
sebagai tingkat diskonto yang menyebabkan PV arus kas masuk sama
dengan harga yang dibayarkan untuk obligasi. Prosedur yang sama akan
digunakan dalam penganggaran modal ketika kita menghitung tingkat
pengembalian internal (Internal Rate Of Return atau IRR). IRR
didefinisikan sebagai tingkat diskonto yang memaksa NPV proyek
menjadi sama dengan nol. Kita hanya perlu mengambil persamaan 11-1
untuk NPV dan mengubahnya menjadi persamaan 11-2 untuk server
dengan menggantikan R sebagai penyebut dengan IRR dan memastikan
NPV sama dengan nol. Selanjutnya kita menghitung tingkat yang
memaksa NPV sama dengan nol, di mana tingkat itu yang menjadi IRR
proyek:
CF 1 CF 2 CF N
NPV = CF0 + 2
+ 2
+ …+
(1+r ) (1+r ) (1+r )N
Dampak dari kenaikan biaya modal akan lebih dirasakan oleh arus
kas yang berada jauh didepan jika dibandingkan dengan yang akan terjadi.
Hal ini ditunjjukkan dalam contoh berikut ini:
PV dari $100 yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun @ r = 10%:
$ 1000
r
=$ 90,91
(1,10)
Penurunan persentase karena nilai r yang lebih tinggi =
$ 95,24−$ 90,91
$ 95,24
PV dari $100 yang akan jatuh tempo dalam waktu 20 tahun @ r= 5%:
$ 100
20
=$ 37,69
(1,05)
PV dari $100 yang akan jatuh tempnilai r yang lebih tinggi =
$ 37,69−$ 14,86
=60,6 %
$ 37,69
F. IRR Berganda
Suatu proyek dikatakan memiliki arus kas normal jika memiliki
satu atau lebih arus kas keluar (biaya) diikuti dengan serangkaian arus kas
masuk. Akan tetapi, jika ada satu arus kas keluar terjadi setelah arus kas
masuk diterima, yang artinya tanda arus kas berubah lebih dari sekali,
maka proyek tersebut dikatakan memiliki arus kas yang tidak normal.
Contoh:
Normal: -+++++ atau ---+++++
Tidak normal: - + + + + - atau -+++-+++
Jika suatu proyek memiliki arusa kas tidak normal, proyek itu
dapat memiliki dua atau lebih IRR atau IRR berganda. Hal ini terjadi
karena, ketika kita menghitung persamaan 11-2 untuk mencari IRR untuk
proyek tersebut, dikemungkinkan untuk mendapatkan lebih dari satu solusi
nilai untuk IRR.
Untuk mengilustrasikan masalah ini, kita andaikan suatu
perusahaan sedang mempertimbangkan pengembangan suatu
pertambangan (proyek M). tambang tersebut membutuhkan biaya sebesar
$1,6 juta, lalu ia akan menghasilkan arus kas sebesar $10 juta pada akhir
tahun ke-1 dan kemudian pada akhir ke-2 perusahaan mengeluarkan uang
sebesar $10 juta untuk memulihkan tanah kembali kekondisi awalnya.
Jadi, arus kas bersih proyek yang diharapkan adalah sebagai berikut:
H. Periode Pelunasan
NPV dan IRR merupakan metode yang paling banyak digunakan
saat ini, tetapi kriteria pemilhan yang pertama adalah periode pelunasan
(payback period), yang didefinisikan sebagai jumlah tahun yang
dibutuhkan untuk menutupi biaya suatu proyek dari arus kas operasinya.
Persamaan 11-3 digunakan sebagai perhitungan, dan prosesnya akan
digambarkan dalam Figur 11-5. Kita mengawali dengan biaya proyek, dan
menambahkan arus kas masuk untuk masing-masing tahun sampai arus
kas kumulatif berubah positif. Tahun pelunasan adalah tahun sebelum
pelunasan penuh ditambah pecahan yang sama dengan kekurangan pada
akhir tahun dibagi dengan arus kas sepanjang tahun pemulihan penuh.
L. Post-Audit
Salah satu aspek penting dalam proses penganggaran modal adalah
post-audit, yang melibatkan (1) membandingkan hasil actual dengan hasil
yang diramalkan oleh sponsor proyek, dan (2) menjelaskan mengapa
perbedaan itu terjadi. Misalnya, banyak perusahaan meminta divisi operasi
mengirimkan laporan bulanan selama enam bulan pertama setelah suatu
proyek beroperasi, dan selanjutnya laporan kuartalan, sampai hasil proyek
sesuai dengan yang diharapkan. Setelah itu, laporan tentang operasi akan
ditnjau secara berkala sepertii operasi-operasi yang lain.
Post-audit memiliki 2 tujuan utama:
1. Peramalan yang lebih baik. Ketika pengambiln keputusan dipaksa
untuk membandingkan proyeksinya dengan hasil actual, akan timbul
kecenderungan estimasi-estimasi menjadi lebih baik. Bias yang
disadari maupun tidak disadari akan diamati dan dihilangkan;
perusahaan akan mencar metode-metode peramalan baru setelah
terlihat adanya kebutuhan akan hal itu; jika orang-orang tahu segala
tindakan mereka diawasi, mereka cenderung akan mengerjakan segala
sesuatu dengan lebih baik, termasuk di antaranya melakukan
peramalan.
2. Operasi yang lebih baik. Usaha yang dijalankan oleh orang, dan orang
dapat bekerja pada tingkat efisiensi yang lebih tinggi atau rendah.
Ketika suatu tim divisional telah membuat peramalan tentang suatu
investasi, maka secara tidak langsung para anggota tim telah
mempertaruhkan reputasi mereka. Oleh sebab itu, jika biaya ternyata
lebih tinggi dibandingkan tingkat yang diramalkan, penjualan dibawah
ekspektasi, dan seterusnya, maka para eksekutif di bagian produksi,
pemasaran, dan bagian-bagian lain akan berusaha untuk memperbaiki
operasi dan membawa hasil yang sejalan dengan ramalan.
Post-audit bukan suatu proses yang sederhana, dan ada beberapa
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi. Pertama, kita harus
mengakui bahwa setiap unsur dalam ramalan arus kas merupakan subjek
dari ketidakpastian, sehingga sebagian di antara seluruh proyek yang
dilaksanakan oleh perusahaan yang cukup agresif mau tidak mau akan
mengalami penyimpangan. Adanya fakta seperti ini harus dipertimbangkan
ketika kita menilai kinerja eksekutif operasi yang menyampaikan
perminntaan pengeluaran modal. kedua, proyek terkadang gagal untuk
memenuhi ekspektasi karena alasan-alasan di luar kendali eksekutif
operasi dan karena alasan-alasan yang tidak dapat diharapkan untuk
diantisipasi oleh semua orang secara realistis. Misalnya, kenaikan harga
minyak yang tidak diantisipasi pada tahun 2005 telah memberikan dampak
yang buruk kepada banyak proyek. Ketiga, sering kali kita mengalami
kesulitan untuk memisahkan hasil operasi dari satu investasi dengan hasil
operasi suatu sistem yang lebih besar. Meskipun beberapa proyek memang
berdiri sendiri dan memungkinkan dilakukannya identifikasi biaya dan
pendapatan secara langsung, penghematan biaya yang dihasilkan dari aset-
aset seperti computer baru mungkin akan sangat sulit untuk diukur.
Keempat, sering kali sulit bagi kita untuk menyalahkan atau memberikan
pujian karena para eksekutif yang bertanggung jawab untuk meluncurkan
suatu investasi tertentu tidak lagi berada di tempat yang sama ketika
hasilnya dketahui.
Dengan adanya kesulitan-kesulitan tersebut, beberapa perusahaan
cenderung mengurangi arti penting dari post-audit. Akan tetapi,
pengamatan yang dilakukan oleh unit-unit usaha maupun pemerintahan
menunjukkan bahwa organisasi yang pengelolaannya paling baik dan
paling berhasil adalah organisasi yang memberikan penekanan terbesar
pada post-audit. Oleh karena itu post-audit adalah salah satu unsur penting
dalam suatu sistem penganggaran modal yang baik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
B. Permasalahan
1. Hitunglah periode pengembalian (payback period) masing-masing
proyek. Berikan penjelasan, argument yang yang harus dibuat Tim untuk
menunjukkan bahwa payback period tidak sesuai dalam kasus ini.
2. Hitunglah Discounted Payback Period (DPP) menggunakan tingkat
diskonto 10%. Apakah Tim seharusnya meminta dewan direksi untuk
menggunakan DPP sebagai factor dalam pengambilan keputusan?
Jelaskan.
3. Jika manajemen ingin memiliki ARR (Accounting Rate of Return) sebesar
40% proyek mana yang harus diterima ? adakah yang salah dengan
keputusn ini?
4. Hitunglah IRR untuk kedua proyek. Bagaimana seharusnya Tim
meyakinkan dewan direksi bahwa ukuran IRR dapat menyesatkan?
5. Hitunglah NPV untuk kedu proyek dan jelaskan relevansinya. Bagaimana
seharusnya Tim meyakinkan dewan direksi bahwa metode NPV
merupakan jlan keluar?
6. Jelaskan bagaimana Tim menunjukkan bahwa Modified Internal Rate of
Return (MIRR) merupakan ukuran yang lebih realistis digunakan dengan
kasus proyek yang berdiri sendiri (mutually exclusive projects).
7. Hitunglah profitability Index untuk masing-msing proposal. Apakah
ukuran ini dapat membantu menyelesaikan dilemma tersebut? Jelaskan.
8. Setelah mempelajari dokumen yang disiapkan oleh tim kedu proyek, anda
melihat bahwa tim synthetic resin, lebih konservatif dalam proyeki
pendapatannya daripda tim epoxy resin. Apa pengaruhnya terhadap
analisis anda?
9. Setelah mempelajari dokumen yang disiapkan oleh tim kedua proyek,
anda melihat bahwa teknologi synthetic resin memerlukan pengembangan
lebih lanjut sebelum diterapkan, sedangkan teknologi epoxy resin sudah
tersedia. Apa pengaruhnya terhadap analisis anda?
C. Data
TABEL 1
$ $ $ $ $
Laba Bersih 150.000 200.000 300.000 450.000 500.000
$ $ $ $ $
Depresiasi (gris lurus) 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000
$ $ $ $ $
Arus Kas Bersih (-$1.000.000) 350.000 400.000 500.000 650.000 700.000
TABEL 2
$ $ $ $ $
Laba Bersih 440.000 240.000 140.000 40.000 40.000
$ $ $ $ $
Depresiasi (gris lurus) 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000
$ $ $ $ $
Arus Kas Bersih (-$800.000) 600.000 400.000 300.000 200.000 200.000
D. Pemechan Masalah
Sintetis Resin
Tahun 0 1 2 3 4 5
Arus Kas Bersih -1000000 350,000 400,000 500,000 650,000 700,000
Arus Kas Kumulatif -1000000 -650,000 -250,000 250,000 900,000 1,600,000
Epoxy Resin
Year 0 1 2 3 4 5
$200,00
Arus Kas Bersih -$800,000 $600,000 $400,000 $300,000 $200,000
0
$700,00
Arus Kas Kumulatif -$800,000 -$200,000 $200,000 $500,000 $900,000
0
($1,000,00
Net Cash Flow $350,000 $400,000 $500,000 $650,000 $700,000
0)
Discounted Cash Flow @ ($1,000,00 $318,181.8 $330,578.5 $375,657. $443,958. $434,644.
10% 0) 2 1 40 75 93
Cumulative Disc. Cash ($1,000,00 ($681,818. ($351,239. $24,417.7 $468,376. $903,021.
Flow 0) 18) 67) 3 48 40
Synthetic Resin
Epoxy Resin
($800,00
Net Cash Flow 0) $600,000 $400,000 $300,000 $200,000 $200,000
Discounted Cash Flow $545,454.5 $330,578. $225,394. $136,602. $124,184.2
@ 10% 5 51 44 69 6
Cumulative Disc. Cash ($800,00 ($254,545.4 $76,033.0 $301,427. $438,030. $562,214.4
Flow 0) 5) 6 50 19 5
Synthetic Resin
= $320,000/$500,000 = 64%
Epoxy Resin
Berdasarkan metode ARR, tingkat disukai sebesar 40%, kedua proyek akan
diterima, dengan proyek Resin sintetis sebagai satu unggulan. Namun, metode
ARR berdasarkan rata-rata laba akuntansi dan bukan pada arus kas. Laba bersih
sering tidak mencerminkan nilai ekonomis yang sesungguhnya dari proyek,
khususnya dalam akuntansi akrual. Hal ini juga mengabaikan nilai waktu dari
uang. Oleh karena itu akan rusak. Selain itu, tingkat pemotongan 40% bisa
mengakibatkan kesewenang-wenangan
Penjelasan :
- Apa itu Epoxy ? Epoxy adalah cat dasar yang bersifat pencegah karat dan
tahan dari pengaruh bahan-bahan kimia yang bersifat asam maupun basa.
Tim harus menyajikan berbagai kelemahan yang terkait dengan metode IRR.
Asumsi tingkat reinvestasi yang tersirat (yaitu 37% dan 43% untuk dua proyek)
sangat tidak realistis. Meskipun tidak relevan, Tim juga bisa menyajikan
problem IRR ganda, problem waktu dan problem skala masalah yang membuat
pendekatan IRR menjadi salah, karena itu dapat menyebabkan keputusan yang
ambigu dalam proyek mutually eksklusif. Pemilihan proyek dengan IRR
tertinggi tidak selalu menambahkan nilai keseluruhan perusahaan. Nilai IRR
yang lebih besar dari tingkat bunga umum memberikan petunjuk bahwa
investasi tersebut cukup menguntungkan. Dalam hal ini, karena biaya proyek
epoxy resin tidak kurang dari $ 200.000, arus kas itu menghasilkan tingkat
pengembalian internal yang lebih tinggi. Seseorang harus menghitung
Incremental (tambahan) IRR untuk tambahan untuk melihat apakah itu
memberikan pengembalian yang lebih tinggi dari tingkat pengembalian
minimum yang dapat diterima (dengan tingkat diskonto) sebesar 10%. Jika itu
terjadi, dan perusahaan itu tidak sulit sekali bagi mereka tambahan $ 200.000
atau memiliki sebuah proyek alternatif yang dapat menghasilkan tingkat lebih
tinggi dari IRR tambahan, itu akan mengharuskan perusahaan untuk
menghabiskan tambahan $ 200.000 dan pergi dengan proyek Resin Sintetis,
walaupun memiliki IRR yang lebih rendah.
Incremental Cash Flows ($200,000) ($250,000) $0 $200,000 $450,000 $500,000
(Synthetic -Epoxy)
Incremental IRR = 29.17%
JAWAB :
Penerimaan proyek resin sintetis karena itu akan menambahkan nilai lebih
keseluruhan perusahaan. Pada tingkat diskonto yang lebih tinggi dari 29,17%
proyek epoxy resin menjadi alternatif yang lebih disukai. Titik crossover
sebesar 29,17% adalah tingkat diskonto di mana kedua proyek akan memiliki
NPV yang sama (dan sama-sama diterima).
JAWAB :
Tim perlu untuk menjelaskan kepada Dewan bahwa dengan IRR setinggi 37%
dan 43%, sangat tidak realistis untuk mengharapkan arus kas dari proyek yang
diinvestasikan ulang dengan rate tersebut. Oleh karena itu, dengan
menggunakan teknik Modifikasi IRR akan lebih konservatif dan realistis.
Teknik MIRR mengasumsikan bahwa aliran kas diinvestasikan pada biaya
modal dan semua arus kas didiskontokan ke waktu 0 pada biaya modal.
Synthetic Resin Project-MIRR
JAWAB :
Indeks daya laba ( Synthetic Resin) = nilai sekarang dari arus kas dalam 1-5
tahun
harga awal
= $1,903,021.4
$1,000,000
= 1.90
=1.70
Indeks daya laba (PI) tersebut menunjukkan nilai yang dihasilkan oleh
proyek investasi setiap dolar. Indeks tersebut sangat berguna sekali ketika
perusahaan menghadapi kendala anggaran belanja. Pada kasus ini,
memperkuat keputusan NPV untuk menerima proyek Synthetic Resin.
Seperti IRR, namun metode PI mengarahkan pada keputusan yang rancu
ketika digunakan dengan proyek eksklusif satu sama lain yang memiliki
skala perbedaan yang signifikan.
8. Setelah mempelajari dokumen yang telah dipersiapkan oleh tim kedua proyek,
Anda melihat bahwa tim syntetic resin lebih konservatif dalam proyeksi
pendapatannya daripada tim Epoxy Resin. Apa pengaruhnya terhadap analisis
anda?
JAWAB :
Jika tim Synthetic resin agak lebih konservatif dalam proyek pendapatannya,
arus kasnya dan hasil NPV dan IRR akan menyimpang mengarah ke bawah.
Saya akan menyelesaikan arus kas dari proyek Epoxy Resin menggunakan
perkiraan konservatif yang sama dari penjualan ( Contohnya: potongan 10%)
dan kemudian dihitung kembali IRR nya. Hal ini akan mungkin membuat IRR
dari proyek Synthetic Resin lebih tinggi daripada proyek Epoxy Resin dan
demikian cara untuk mengatasi dilema.
E. REKOMENDASI
Setelah membaca keseluruhan kasus, maka rekomendari dari kelompok
kami dalam menyelesaikan dan menganalisis kasus ini adalah bahwa tim bisa
menggunakan metode nilai sekarang bersih (NPV) yaitu metode yang pling
sedikit kekurangannya dan jika digunakan dengan tepat dapat member nilai
tambah bagi kesejahteraan perusahan. Tim juga bisa menggunakan pendekatn
periode pembayaran kembali (payback period) untuk mengambil keputusan
proyek yang akan diambil.