Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

AKUNTANSI MANAJEMEN

“MENGENAL AKUNTANSI MANAJEMEN"

DOSEN PEMBIMBING

DISUSUN OLEH

Alfina Damayanti (061830500992)

Mutia Audina (061830501002)

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PRODI D3 AKUNTANSI

PALEMBANG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Akuntansi Manajemen (Mengenal Akuntansi
Manajemen)” dapat selesai tepat pada waktunya.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak mendapat hambatan dan tantangan
namun dengan dukungan dari berbagai pihak, tantangan tersebut dapat teratasi. Oleh karena
itu, kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut
membantu dalam penyelesaian makalah ini, utamanya kepada yang terhormat Dosen
Pengampu, TEK TOLONG INI NAMO PAKNYO.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Maka dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap makalah “Akuntansi Manajemen (Mengenal Akuntansi Manajemen)”
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Palembang, Desember 2019

Tim Penulis
a
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………….....i
DAFTAR ISI……………………………………………………...ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………..1
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Akuntansi Manajemen
2.2. Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan
2.3. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
2.4. Sejarah Akuntansi Manajemen
2.5. Trend yang Mempengaruhi Akuntansi Manajemen
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Akuntansi manajemen dalam suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai akuntansi


internal karena menghasilkan informasi untuk pengguna internal seperti manajer,
eksekutif, dan pekerja (Hansen dan Mowen, 2009). Informasi yang dihasilkan tersebut
merupakan salah satu bentuk pentingnya praktik akuntansi manajemen dalam suatu
perusahaan karena akan digunakan sebagai alat pengambilan keputusan. Selain dalam
proses akhir seperti pengambilan keputusan, informasi yang dihasilkan oleh akuntansi
manajemen juga berguna dalam proses perhitungan biaya produk atau jasa dan juga
untuk proses perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan
berkelanjutan.
Hansen dan Mowen (2009) menyebutkan beberapa karakteristik khusus dari
akuntansi manajemen yang membedakannya dengan akuntansi keuangan antara lain,
tidak ada aturan yang mengikat, penekanan pada masa yang akan datang, sangat luas
dan multidisiplin, evaluasi dan keputusan internal didasarkan atas informasi yang
sangat terperinci, dan informasi yang bersifat subjektif. Akuntansi manajemen bersifat
lebih fleksibel dibandingkan akuntansi keuangan karena tidak ada aturan tertentu dari
pihak eksternal dan lebih bersifat stratejik dibandingkan dengan akuntansi keuangan.
Sesuai dengan karakteristik diatas, penerapan akuntansi manajemen tidak dapat
disamakan antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Akuntansi manajemen
yang digunakan pada tiap organisasi bergantung pada situasi dan keadaan yang
dihadapi oleh masing-masing organisasi tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
 Apa itu Akuntansi Manajemen?

 Apa perbedaan dan persamaan Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan?

 Bagaimanakah Sistem Informasi Akuntansi Manajemen?

 Bagaimana Sejarah Akuntansi Manajemen?

 Apa Saja Trend yang Mempengaruhi Akuntansi?

1.3. Tujuan

 Menjelaskan apa itu Akuntansi Manajemen.

 Menjelaskan apa perbedaan dan persamaan Akuntansi Manajemen dan


Akuntansi Keuangan.

 Menjelaskan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen.

 Mengetahui Sejarah Akuntansi Manajemen.

 Mengetahui Trend yang Mempengaruhi Akuntansi.

1.4. Manfaat

 Bagi Penulis.

Untuk menambah pengetahuan di bidang akuntansi manajemen.

 Bagi Pembaca.

Makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi mengenai akuntansi


manajemen dan dapat menambah pengetahuan pembaca.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Akuntansi Manajemen

“Akuntansi adalah aktivitas-aktivitas yang berkaitan menyediakan informasi


kepada pemegang saham, kreditur dan pihak berwenang biasanya bersifat kuantitatif
dan sering kali disajikan dalam satuan moneter, untuk pengambilan keputusan,
perencanaan, pengendalian sumber daya dan operasi, mengevaluasi prestasi dan
pelaporan keuangan kepada para investor, kreditur, instansi yang berwenang serta
masyarakat”.(Ralph Estes : 1986)

Akuntansi Manajemen (management accounting) adalah proses


mengidentifikasi, mengukur, mangakumulasi, menyiapkan, menganalisis,
menginterprestasikan dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi yang digunakan oleh
manajemen untuk melakukan perencanaan, pengendalian, pengambilan keputusan, dan
penilaian kinerja dalam organisasi. Ada dua esensi utama dalam pengertian akuntansi
manajemen yang diuraikan diatas, yaitu penyediaan informasi dan penggunaan
informasi tersebut. Penyediaan informasi dilakukan oleh akuntan menajemen.
Penggunaan informasi dilakukan oleh manajer tingkat bawah sampai tingkat atas.
Akuntansi manajemen sebagaimana didefinisikan oleh Asosiasi Akuntan Nasional
atau National Associatan of Accountants (NAA) adalah:

“Akuntansi manajemen adalah proses identifikasi, pengukuran, pengumpulan, analisis,


penyiapan, dan komunikasi informasi finansial yang digunakan oleh manajemen untuk
perencanaan, evaluasi, pengendalian dalam suatu organisasi, serta untuk menjamin
ketepatan penggunaan sumber-sumber dan pertanggungjawaban atas sumber-sumber
tersebut. Akuntansi manajemen juga meliputi penyiapan laporan finansial untuk
kelompok-kelompok non manajemen seperti misalnya para pemegang saham, para
kreditur, lembaga-lembaga pengaturan, dan penguasa perpajakan” (Arfan Ikhsan,
2009:12).

”Akuntansi manajemen adalah suatu system informasi berdasarkan mana pihak


manajemen membuat keputusan-keputusan untuk memimpin dan mengendalikan
perusahaannya.” (D.Hartanto,Op.Cit, halaman 3)

“Akuntansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan


utamanya untuk menyajikan laporan-laporan suatu satuan usaha atau organisasi
tertentu untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses
manajemen yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan, pengorganisasian dan
pengarahan serta pengendalian. (Supriyono,1987)”

Selanjutnya jika melihat hasil pelaporan yang diperlukan manajemen yang tidak
hanya laporan masa lalu tetapi juga meliputi proyeksi masa depan,, maka akuntansi
manajemen didefinisikan sebagai berikut.

“Akuntansi Manajemen adalah penerapan teknik-teknik dan konsep yang tepat


dalam pengolahan data ekonomi historikal dan yang diproyeksikan dari suatu
satuan usaha untuk membantu manajemen dalam penyusunan rencana untuk
tujuan-tujuan ekonomi yang rasional dan dalam membuat keputusan-keputusan
rasional dengan suatu pandangan ke arah pencapaian tujuan tersebut”(Ronald
M..Copeland dan Paul E.Dascher:1978)
Definisi umum yang boleh dikatakan rangkuman dari pembahasan pengertian
akuntansi manajemen di atas, adalah :

“Managerial Accounting adalah bagian dari Akuntannsi yang berhubungan


dengan identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi akuntansi kepada
internal manajemen yang bertujuan guna perencanaan, proses informasi,
pengendalian operasi dan pengambilan keputusan”.

Beberapa hal yang perlu dicatat ialah sebagai berikut.

 Perlu pemahaman teknik-teknik, katakanlah model-model seperti konsep


perilaku biiaya, hubungan cost-volume dan profit, atau model-model matematis
yang relevan.

 Pemahaman yang cukup terhadap metode akuntansi atau financial accounting


maupun cost accounting, paling tidak bagaimana metode pencatatan data
akuntansi atau metode harga pokok yang dilakukan terhadap historical keuangan
perusahaan.

 Proyeksi-proyeksi yang dilakukan berkaitan erat dengan teori statistik.

 Keputusan-keputusan yang diambil harus rasional yang berkaitan dengan


pencapaian tujuan suatu organisasi, seperti diketahui organisasi yang sama
dapat saja hasilnya berbeda, pencatatan biaya yang berbeda dan tujuan yang
berbeda pula.

Disamping itu akuntansi manajemen yang dianggap suatu sidang akuntansi yang
luas yang berkaitan dengan pengembangan dan penggunaan informasi akuntansi (Ralph
Estes :1986) jelas pula keterkaitan disiplin akuntansi ini.

Informasi disiapkan oleh akuntan manajemen dengan cara memproses data yang
dipasok berbagai pihak yang terlibat dalam organisasi. Aktivitas mengidentifikasi,
mungukur, mengakumulasi dan menyiapkan data menggambarkan proses yang
dilakukan akuntan manajemen untuk menyediakan informasi. Analisi dan interpretasi
menggambarkan proses memaknai informasi yang sudah disediakan. Aktivitas dalam
mengkomunikasikan informasi menggambarkan penyampaian informasi berupa laporan
kepada manajemen. Informasi yang disediakan akuntan manajemen digunakan oleh
manajer tingkat bawah, misalnya supervisor, sampai manajemen tingkat atas, misalnya
direktur utama. Informasi digunakan oleh manajer untuk melakukan proses manajemen
seperti merencanakan, mengendalikan, mengambil keputusan, dan menilai kinerja.

Istilah akuntansi manajemen dan akuntansi biaya (cost accounting) lazim


ditemukan dalam bidang pendidikan. Kedua istilah tersebut relatif dapat dibedakan
dengan mudah berdasarkan topic yang di bahas. Akuntansi biaya berfokus pada
penyediaan informasi biaya produk. Contohnya, akumulasi biaya bahan, tenaga kerja,
dan overhead pabrik yang dibebankan pada produk. Sementara, akumulasi biaya diluar
biaya produk dibicarakan dalam akuntansi manajemen. Misalnya, akumulasi biaya dari
aktivitas dan bagian dalam perusahaan. Akuntansi manajemen menyediakan informasi
yang lebih luas dan di luar biaya produk. Informasi tersebut diperlukan manajer untuk
menjalankan fungsi manajerial. Topik lain diluar akumulasi biaya juga dibicarakan dalam
akuntansi manajemen, misalnya, biaya kualitas, produktivitas, harga transfer ,
perencanaan laba, keputusan taktis, keputusanmodal, dan penilaian kinerja.

2.2. Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan

System informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem utama:
system akuntansi manajemen dan system akuntansi keuangan. (Sistem informasi
akuntansi adalah suatu subsistem dari system informasi manajemen perusahaan secara
keseluruhan). Kedua subsistem akuntansi tersebut berbeda tujuannya, sifat masukannya
dan jenis proses yang dipergunakan untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran
(output).
Akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen menyediakan informasi
keuangan dan tujuan yang sama. Persamaan keduanya terdapat dalam 2(dua) hal yaitu:

Pertama, keduanya bersandar pada sistem informasi akuntansi. Mempunyai dua


sistem pengumpulan data berbeda yang berdampingan akan merupakan pemborosan
uang. Karena alas an ini akuntansi manajemen memanfaatkan seluas-luasnya data
akuntansi keuangan yang dihasilkan secara rutin, meskipun akuntansi manajemen
memperluas dan menambah data tersebut.

Kedua, baik Akuntansi Keuangan maupun Akuntansi Manajemen sangat


bersandar pada konsep pertanggungjawaban atau kepengurusan. Akuntansi keuangan
berkaitan dengan kepengurusan perusahaan sebagai suatu keseluruhan, sedangkan
akuntansi manajemen ini meluas sampai personalia terakhir dalam organisasi yang
mempunyai tanggung jawab apa pun atas biaya.

Sistem informasi akuntansi keuangan berhubungan terutama dengan penyediaan


keluaran bagi pengguna eksternal. Sistem tersebut menggunakan kegiatan ekonomi
sebagai masukan dan memprosesnya sampai memenuhi aturan dan ketentuan tertentu.
Dalam akuntansi keuangan, sifat masukan dan aturan, serta ketentuan yang mengatur
berbagai proses, didefinisikan oleh securities Exchange Commision (SEC) dan Financial
Accounting Standards Board (FASB). Tujuannya adalah untuk menyusun laporan
eksternal (laporan keuangan) bagi investor, kreditor, lembaga pemerintah, dan
pengguna eksternal lainnya. Informasi ini digunakan untuk keperluan seperti keputusan
investasi, evaluasi, pemonitoran aktivitas, dan ketentuan peraturan.

Akuntansi Manajemen Akuntansi Keuangan


 Fokus Internal

 Tidak mengikuti aturan  Fokus eksternal

 Informasi keuangan dan nonkeuangan;  Mengikuti aturan tertentu dari


informasi dapat bersifat subjektif pihak eksternal

 Penekanan pada masa yang akan  Informasi keuangan bersifat


datang objektif

 Evaluasi dan keputusan internal  Berorientasi historis


didasarkan atas informasi yang sangat
 Informasi mengenai perusahaan
terinci
secara keseluruhan
 Sangat luas dan multidisiplin
 Lebih indipinden

Tampilan. Perbedaan antara Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen

Sistem akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pengguna internal,


seperti manajer, eksekutif, dan pekerja. Jadi, akuntansi manajemen dapat disebut
sebagai akuntansi internal, dan akuntansi keuangan dapat disebut akuntansi eksternal.
Secara spesifik, akuntansi manajemen mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur dan
mengkalsifikasim, dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna internal
dalam merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan. (Hansen dan
Mowen,2006:8-9)

Akuntansi manajemen merupakan tipe akuntansi yang mengolah data untuk


menghasilkan informasi yang ditujukan kepada pihak internal perusahaan. Informasi
tersebut dimanfaatkan oleh pihak internal perusahaan untuk menjalankan aktivitas
pokok manajerial. Sedangkan akuntansi keuangan merupakan tipe akuntansi yang
mengolah data untuk menghasilkan informasi keuangan yang ditujukan kepada pihak
luar perusahaan. Di sisi lain, kedua jenis akuntansi ini memiliki persamaan sebagai
berikut.

 Menyediakan informasi

Baik akuntansi manajemen maupun akuntansi keuangan merupakan fungsi


akuntansi yang menyediakan informasi bagi seseorang yang bermanfaat dalam
pengambilan keputusan. Contohnya, akuntansi manajemen menghasilkan
informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan dalam membeli mesin
baru. Akuntansi keuangan menghasilkan informasi laba rugi yang digunakan
untuk pengambilan keputusan dalam membeli saham.

 Menggunakan

Metode akuntansi yang lazim digunakan dalam akuntansi keuangan juga relevan
digunakan dalam akuntansi manajemen. Contohnya, metode depresiasi asset
tetap ddan metode penilaian persediaan. Keduanya dapat digunakan baik dalam
akuntansi manajemen maupun akuntansi keuangan.

 Mengolah data akuntansi.

Baik akuntansi manajemen maupun akuntansi keuangan menggunakan system


informasi operasi yang sama sebagai bahan baku dalam menghasilkan informasi
yang disajikan kepada pemakainya. Contohnya, baik akuntansi manajemen
maupun akuntansi keuangan menggunakan data transaksi pembelian, penjualan,
dan penggajian.

Selain memiliki persamaan, akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan

juga memiliki perbedaan. Perbedaan pokok antara akuntansi manajemen dan akuntansi
keuangan terletak pada enam aspek, yaitu pemakai utama informasi, retriksi, jenis
informasi, orientasi waktu, lingkup informasi, dan bidang pengetahuan.
Pemakai Utama. Pemakai utama informasi yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen
adalah pihak internal perusahaan. Pihak internal perusahaan adalah manajemen, mulai
dari manajamen tingkat bawah sampai manajemen tingkat puncak. Informasi akuntansi
manajemen digunakan oleh manajer untuk menjalankan aktivitas pokoknya, yaitu
aktivitas perenanaan, pelaksanaan, pengendalian, penilaian kerja dan pengambilan
keputusan.

pemakai utama informasi yang dihasilkan akuntansi keuangan adalah pihak luar
perusahaan. Pihak luar perusahaan meliputi pemilik perusahaan, investor, kreditur dan
pemerintah. Informasi akuntansi keuangan disajikan dalam bentuk laporan keuangan
pokok, seperti laporan laba rugi, laporan posisi keuangan (neraca), laporan arus kas dan
catatan atas laporan keuangan. Pada dasarnya informasi akuntansi keuangan digunakan
untuk mengambil keputusan, misalnyamenentukan investasi dan pemberian pinjaman.

Retriksi. Pada dasarnya tidak ada retriksi dalam mengolah input dan memproses data
untuk menghasilkan informasi akuntansi manajemen. Namun, pedoman yang lazim
digunakan untuk menghasilkan informasi akuntansi adalah perbandingan antara biaya-
manfaat (cost-benefit). Apabila biaya penyajian lebih kecil daripada manfaat yang
diperoleh, maka informasi tersebut dapat disajikan. Sebaliknya, apabila biaya penyajian
lebih besar daripada manfaat yang diperoleh, maka informasi tersebut tidak perlu
disajikan.

Retriksi dalam akuntans keuangan adalah PABU ( Prinsip Akuntansi yang Berlaku
Umum). Salah satu elem PABU yang menjadi dasar utama pencatatan transaksi
keuangan adalah PSAK ( Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). PSAK dikeluarkan
oleh DSAK. IAI (Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia). Semua
perusahaan yang terdaftar di bursa efek wajib mengikuti standar ini. Data yang direkam
harus dicatat sesuai dengan ketentuan PABU. Data yang di-input dan diproses tidak
selalu diperlakukan sama karena transaksi yang berbeda kemungkinan juga memiliki
standar akuntansi yang berbeda. Contohnya, perlakuan terhadap penilaian persediaan
berbeda dengan transaksi depresiasi asset tetap.
Jenis Informasi. Jenis informasi yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen meliputi
informasi keuangan dan nonkeuangan. Contoh informasi keuangan yang dihasilkan oleh
akuntansi manajemen adalah informasi biaya produk, penjualan, dan biaya. Sedangkan
contoh informasi nonkeuangannya adalah informasi jenis bahan, jumlah produksi, mesin
rusak, jumlah pegawai dan jam lemburnya, serta prosuk cacat.

Jenis informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan adalah informasi


keuangan. Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi, laporan posisi keuangan,
dan laporan arus kas merupakan informasi keuangan. Sementara, informasi penjualan
yang ada dalam laporan laba rugi hanya mencakup informasi nilai jual. Laporan ini tidak
menyajikan nama dan jumlah unit produk yang dijual. Informasi aset tetap dalam
laporan posisi keuangan sekaligus merupakan informasi nilai aset tetap, tetapi tidak
menyajikan jenis dan jumlah setiap unsur aset tetap yang dimiliki perusahaan.

Orientasi Waktu. Orientasi waktu informasi akuntansi manajemen adalah masa depan.
Hal ini terkait dengan relevansi. Salah satu criteria relevansi tersebut adalah dapat
digunakan untuk memprediksi. Informasi rencana penjualan, rencana produksi, dan
target laba adalah contoh informasi yang belum terealisasi dan diharapkan terjadi di
masa depan. Penekanan informasi akuntansi manajemen adalah pengambilan
keputusan yang memengaruhi masa depan.

Orientasi waktu informasi akuntansi keuangan adalah masa lalu. Semua data
yang diatat adalah data yang sudah terjadi atau data historis. Data akuntansi yang
belum terjadi tidak boleh dicatat. Informasi yang disajikan, baik dalam laporan laba rugi,
laporan posisi keuangan, maupun laporan arus kas, merupakan informasi yang sudah
terjadi. Penekanan informasi akuntansi keuangan adalah ikhtisar dan hasil aktivitas di
masa lalu.

Lingkup Informasi. Akuntansi manajemen menyajikan lingkup informasi secara


terperinci. Perenancanaan, pelaksanaan, pengendalian, penilaian kerja, dan
pengambilan keputusan dilakukan terhadap semua aktivitas secara terperinci. Informasi
mengenai produk cacat dan jenis mesin yang harus dibeli adalah contoh informasi yang
terperinci.

Informasi akuntansi yang disajikan akuntansi keuangan adalah informasi yang


ringkas. Cakupan informasinya adalah aspek perusahaan secara menyeluruh sehingga
penyajiannya tidak detail terhadap suatu aktivitas tertentu. Informasi penjualan, laba,
dan aset tetap merupakan contoh informasi yang ringkas dan tidak diperinci secara
detail. Meskipun demikian, akuntan yang menyiapkan laporan keuangan perlu
mempertimbangkan kecukupan informasi. Informasi yang terlalu sedikit dapat
merugikan pemakai laporan keuangan. Sebaliknya, informasi yang terlalu banyak dapat
merugikan perusahaan. Isu ini dibahas lebih lanjut dalam akuntansi keuangan dan
pengauditan.

Bidang Pengetahuan. Proses manajerial membutuhkan berbagai jenis pengetahuan.


Ilmu ekonomi dan manajemen dibutuhkan untuk menjalankan bisnis secara umum. Ilmu
psikologi diperlukan untuk mengembangkan dan memotivasi karyawan. Ilmu teknik
dibutuhkan untuk pengembangan produksi. Ilmu hokum digunakan untuk penanganan
perkara.

Akuntansi keuangan hanya membutuhkan ilmu ekonomi, khususnya akuntansi.


Perlakuan terhadap suatu transaksi didasarkan pada standar akuntansi. Standar
akuntansi tersebut hanya terkait dengan pengetahuan akuntansi. Penyusunan laporan
keuangan hanya membutuhkan pengetahuan akuntansi saja. Oleh karena itu, perlakuan
dan pelaporan transaksi keuangan hanya membutuhkan pengetahuan akuntansi.

2.3. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Informasi (information) adalah data yang mengandung arti. Data adalah fakta
yang berupa angka, karakter, simbol, gambar, tanda, isyarat, suara atau bunyi yang
mempresentasikan suatu keadaan yang kemudian digunakan sebagai masukan dalam
sistem informasi. Informasi dibutuhkan oleh manajer untuk melaksanakan proses
manajemen seperti perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Informasi
tersebut dihasilkanoleh sistem informasi akuntansi manajemen.

Pemrosesan Informasi.

Sistem informasi akuntansi manajemen (management accounting information system)


adalah sistem informasi yang mentransformasi input dengan menggunakan proses
untuk menghasilkan output yang dibutuhkan untuk mendukung pengambilan
keputusan.

System informasi akuntansi manajemen adalah system informasi yang


menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai
proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen. Proses adalah inti
dari suatu system informasi akuntansi manajemen dan dipergunakan untuk mengubah
masukan menjadi keluaran yang memenuhi tujuan suatu system. Proses dapat
dideskripsikan melalui berbagai kegiatan seperti pengumpulan, pengukuran,
penyimpanan, analisis, pelaporan, dan pengelolaan informasi. Keluaran mencakup
laporan khusus, harga pokok produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja, dan
bahkan komunikasi personal. (Hansen dan Mowen,2006:4)

Suatu proses dapat dijelaskan oleh aktivitas seperti pengumpulan (collecting),


pengukuran (measuring), penyimpanan (storing), analisis (analysis), pelaporan
(reporting), dan pengelolaan (managing) informasi. Keluarannya dapat berupa laporan
khus, biaya produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja, dan bahkan komunikasi
personal.

System informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu criteria formal
yang menjelaskan sifat dari masukan atau proses-bahkan keluarannya. Criteria terseut
fleksibel dan berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai manajemen. System
akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan umum, yaitu:

 Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perhitungan harga pokok jasa,


produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
 Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.

 Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Ketiga tujuan ini menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki
akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara
menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka
mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja
(informasi akuntansi dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua tahap manajemen,
termasuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan). Selain itu,
kebutuhan atas informasi tidak terbatas hanya pada organisasi manufaktur. Informasi
akuntansi manajemen dipergunakan di semua organisasi aik manufaktur, dagang dan
jasa.

Laporan khusus Harga Pokok Produk Biaya Pelanggan


Anggaran Laporan Kinerja Komunikasi Personal

Pengumpulan pengukuran penyimpanan Analisis Pelaporan


Pengelolaan

Economic Events

Masukan
Keluaran

Proses

Pengguna

Tampilan. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

 Input.

Input adalah data yang direkam dari peristiwa ekonomi yang terjadi di
perusahaan. Contoh data yang di-input ke dalam system informasi akuntansi
manajemen adalah jenis bahan, harga bahan, tarif upah, jam kerja, jam lembur,
jam mesin, pemakaian listrik, unit produksi, dan harga jual.

 Proses.

Proses adalah pengubahan data menjadi informasi. Contoh proses adalah


mengidentifikasi, mengukur, mengakumulasi, menganalisi dan melaporkan.
Proses dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan menggunakan
komputer. Proses manual adala proses mengidentifikasi, mengukur,
mengakumulasi, menganalisis, dan melaporkan data dengan tanpa
menggunakan alat bantu komputer. Sedangkan proses komputer adalah proses
mengidentifikasi, mengukur, mengakumulasi, menganalisis, dan melaporkan
data dengan menggunakan alat bantu komputer.

 Output.

Output adalah informasi. Informasi dituangkan dalam laporan yang dihasilkan


oleh sistem informasi akuntansi manajemen. Contoh laporan adalah laporan
biaya produk, laporan biaya aktivitas, laporan biayan departemen, laporan
pembelian, laporan pemakaian bahan, laporan jam kerja karyawan, laporan
produksi, laporan gaji dan upah, dan laporan kinerja.

Sistem informasi akuntansi manajemen berjalan melalui proses yang


berkelanjutan tanpa henti. Tahap awal dimulai dari input data, memproses data, dan
akhirnya menghasilkan laporan. Manajer mengambil keputusan berdasarkan informasi
yang disajikan dalam laporan. Setelah informasi digunakan untuk pengambilan
keputusan, manajer mendapatkan umpan balik (feedback). Umpan balik adalah
informasi mengenai seberapa baik keputusan yang dijalankan dan apa tindakan korektif
yang dibutuhkan. Umpan balik merupakan informasi yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi atau mengoreksi pelaksanaan. Umpan balik tersebut digunakan untuk
perbaikan tahapan proses pengambilan keputusan selanjutnya.

Sesuatu dilaksanakan dengan tujuan. System informasi akuntansi manajemen


juga memiliki tujuan yang hendak dicapai. Berikut tujuan system informasi akuntansi
manajemen.

 Menyediakan informasi objek biaya dan biaya yang dibebanka ke objek biaya.
Contoh informasi jenis ini adalah laporan biaya produksi, laporan biaya aktivitas
dan laporan biaya departemen.

 Menyediakan informasi untuk melaksanakan aktivitas perencanaan,


pengendalian dan evaluasi. Contoh informasi untuk perencanaan adalah
informasi pesanan dari pemasok. Informasi ini digunakan untuk merencanakan
pembelian bahan. Contoh informasi untuk aktivitas pengendalian adalah laporan
perbandingan antara anggaran dan realisasinya. Laporan kinerja produk,
aktivitas dan bagian menunjukkan informasi untuk penilaian kerja.

 Menyediakan informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan.


Contoh informasi yang mendukung pengambilan keputusan adalah informasi
pendapatan dan biaya relevan. Informasi ini digunakan untuk memutuskan
perlunya membuat sendiri atau membeli produk dari pemasok luar,
menghentikan atau melanjutkan suatu lini produk, dan menerima atau menolak
pesanan.

Proses Manajemen

Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi manajemen digunakan


untuk mendukung aktivitas manajemen. Aktivitas manajemen adalah proses pokok yang
dilakukan oleh manajemen untuk menjalankan perusahaan. Berikut tiga aktivitas utama
manajemen.

1. Perencanaan

2. Pengendalian

3. Pengambilan keputusan

Perencanaan (planning) adalah aktivitas yang dilakukan untuk menentukan


tujuan dan metode yang digunakan dalam mencapai tujuan tersebut. Proses
perencanaan menghasilkan rencana jangka panjang, jangka menengah, dan jangka
pendek. Dalam dokumen perencanaan dituangkan program dan rincian aktivitas yang
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Dokumen perencanaan tahunan dinamai
anggaran. Tercapai atau tidaknya anggaran akan berdampak langsung pada pencapaian
tujuan perusahaan. Sebagai contoh, apabila tujuan perusahaan adalah mendapatkan
ROI (return on invesment) sebesar 20%, maka angka penjualan, baiaya dan investasi
memengaruhi ROI yang dihasilkan. Angka penjualan, biaya, dan investasi ini tertuang
dalam anggaran yang dihasilkan proses perencanaan. Informasi akuntansi manajemen
memiliki peran penting dalam merencanakan berbagai komponen yang terkait dengan
tujuan tersebut. Misalnya, informasi volume penjualan, informasi harga, informasi
bahan, informasi produksi dan informasi aset tetap yang digunakan. Berbagai informasi
tersebut memiliki efek terhadap pencapaian tujuan. Oleh karena itu, perencanaan
dituntut akurat, memotivasi dan dapat dilaksanakan.

Pengendalian (controlling) adalah aktivitas yang dilakukan untuk memonitor


pelaksanaan suatu rencana dan mengambil tindakan yang diperlukan jika terjadi
penyimpangan. Proses pengendalian diharapkan mampu mengidentifikasi pelaksanaan
aktivitas yang berjalan dengan baik maupun yang tidak. Pengendalian biasanya
menggunakan umpan balik berupa informasi yang diperoleh untuk mengevaluasi atau
mengoreksi pelaksanaan aktivitas. Umpan balik sebaiknya disajikan dengan terperinci
agar koreksi terhadap suatu tindakan menjadi tepat. Umpan balik digunakan sebgai
dasar untuk mempertahankan dan meningkatkan pelaksanaan aktivitas yang
menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. Umpan balik juga dapat dijadikan dasar
untuk mengurangi atau bahkan mengeliminasi aktivitas yang tidak menghasilkan nilai
tambah. Contoh informasi yang dapat menghasilkan umpan balik adalah informasi
anggaran dan relisasinya, informasi biaya bernilai tambah dan biaya tidak bernilai
tambah, informasi lembur, informasi produk cacat, dan informasi produktivitas.

Pengambilan keputusan (decision making) adalah proses pemilihan suatu


alternatif terbaik dari berbagai alternatif yang tersedia. Proses pengambilan keputusan
dimulai dari berbagai alternatif yang tersedia, penentuan manfaat dan biaya setiap
alternatif, dan penentuan alternatif yang terbaik. (Baldric Siregar, 2013, hlm. 14)
Pengambilan keputusan dilakukan dalam berbagai tahapan aktivitas manajemen.
Aktivitas diformulasikan pada tahap perencanaan dan pelaksanaan aktivitas. Proses
selanjutnya adalah menilai kinerja, yaitu sebaik apa aktivitas dilakukan. Hasil penilaian
kinerja digunakan untuk memformulasikan rencana selanjutnya. Proses perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian kinerja membutuhkan aspek pengambilan keputusan.

2.4.Sejarah Akuntansi Manajemen

awalnya hanya dikenal dengan istilah akuntansi tanpa membedakan akuntansi


manajemen dan akuntansi keuangan. Walaupun akuntansi manajemen dan akuntansi
keuangan merupakan pengetahuan yang berbeda, tetapi sejarah dan perkembangannya
tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.

Periode Kejadian Utama

Industri Kecil
Bank
Mesopotamia Code of Hammurabi
3500 SM-2000 SM Daftar Harga
Juru Tulis
Pajak kepada raja
Sebelum Efisiensi program
Double Entry Zaman Mesir, Cina Uang koin
System Yunani, dan Romawi Bank
3500 SM-1490 M Kuno Buku kas
3000 SM-1100M Anggaran tahunan
Penggunaan kertas
Medieval England Domesday Book
1130M-1490 SM Great Role of the
Exchequer
Pengenalan Renaisssance
Double Entry System 1490 M-1700 M Double Entry
System
1490 M-1700 M

Perkembangan Awal Catatan produksi


Akuntansi Manajemen Seven Factors
1700 M-1950 M
Setelah Revolusi Pertama Pendidikan Formal
Double Entry Akuntansi Manajemen Buku Akuntansi
System 1950 M-1980 M Manajemen
1700 M-1990 M Berbagai jenis costing
Matematika Akuntansi
Revolusi Kedua Pengukuran
Akuntansi Manajemen Pengendalian
1980 M-1990 M Perubahan kurikulum

Periodesasi Sejarah Perkembangan Akuntansi

Seorang ahli sejarah akuntansi mengkaji perkembangan sejarah akuntansi


melalui dua pendekatan, yaitu menginvestigasi data arsip dari waktu ke waktu dan
mengkaji perkembaganbisnis yang mempengaruhi akuntansi. Pengkajian terhadap data
arsip tidak selalu sempurna karena akses arsip yang terbatas atau tidak adanya
dokumentasi yang tersedia. Pengkajian terhadap perkembangan bisnis tidak serta merta
mencerminkan perkembangan akuntansi sepenuhnya. Umumnya, kedua pendekatan ini
saling melengkapi dalam penulisan sejarah akuntansi.

Ada tiga klasifikasi periode waktu perkembangan akuntansi yaitu sebelum sistem
pencatatan ganda (double entry system), periode pengenalan sistem pencatatan ganda,
dan setelah sistem pencatatan ganda. System pencatatan ganda adalah serangkaian
aturan pencatatan transaksi akuntansi yang menuntut agar setiap transaksi dicatat
minimal dua akun yang berbeda.
Periode sebelum system pencatatan ganda meliputi Zaman Mesopotamia, Mesir,
Cina, Yunani, Romawi Kuno dan Medievel England. Periode pengenalan system
pencatatan ganda merupakan periode Renaissance Italia. Sedangkan periode setelah
sistem pencatatan ganda meliputi perkembangan awal, revolusi pertama, dan revolusi
kedua akuntansi manajemen.

Akuntansi Sebelum Double Entry System

Mesopotamia. Lima ribu tahun sebelum double entry system, pencatatan


aktivitas komersial sudah dilakukan di Mesopotamia. Berbagai catatan komersial
ditemukan di sebuah lembah di Mesopotamia (Mesopotamia sekarang adalah Irak dan
Iran). Catatan komersial tersebut menggambarkan bahwa petani kaya
menjalankanindustry kecil dan sudah ada bank. Bank menggunakan emas dan perak
sebagai standar ukuran nilai. Pada masa ini, bank juga telah memberikan kredit dalam
bisnis.

Pada zaman ini ,ada ketentuan undang-undang yang diberi nama Code of
Hammurabi. Undang-undang ini mengatur aktivitas bisnis pada masa itu. Berdasarkan
undang-undang ini ,agen penjual barang dituntut untuk membuat daftar harga (price
quote) tertutup dan tersegel yang digunakan oleh penjual dan pembeli dalam aktivitas
transaksi. Undang-undang ini juga menuntut agar akuntan, pada zaman ini dinamai juru
tulis atau scribe, menulis semua kesepakatan transaksi. . Catatan biasanya dibuat pada
tanah liat. Bukti ini menunjukkan bahwa padazaman Mesopotamia sudah ada
pencatatan suatu transaksi.

Zaman Mesir , Cina, Yunani ,dan Romawi Kuno.

Mesotopomia bukan merupakan satu-satunya tempat perkembangan awal


akuntansi. Tablet tanah liat yang berisi catatan tentang pajak kepada raja juga
ditemukan di makam raja Scorpion I di Mesir. Catatan ini diperkirakan dibuat tahun
3000 SM. Catatan tersebut berisi informasi pajak berupa kain dan minyak yang dibayar
rakyat kepada raja. Bukti awal perkembangan akuntansi juga ditemukan di Cina. Pada
zaman kerajaan cina khususnya zaman Dinasti Chao (1122-256 SM), pemerintah sudah
memformulasikan metode evaluasi efisiensi pelaksanaan program pemerintah.

Sekitar tahun 600 SM ,pemerintah Yunani sudah membuat laporan pertanggung


jawaban keuangan kepada rakyat. Pada masa itu ,uang koin sudah digunakan sebagai
ukuran unit moneter. Bank juga sudah ada dan berfungsi melakukan simpan pinjam
uang dan transfer uang. Penggunaan kertas (papyrus) sebagai pengganti tanah liat
sudah marak digunakan sehingga pencatatan transaksi menjadi lebih terperinci.

Medieval England.

Medieval berarti abad pertengahan atau sering dikenal middle age. Setelah
kerajaan Romawi runtuh, perkembangan akuntansi stagnan. Perkembangan berikutnya
muncul pada masa feodalisme Inggris. Pada zaman itu mulai dikenal catatan pajak yang
harus dibayar. Manuskrip akuntansi yang ditemukan pada masa itu adalah Domesday
Book (1130 M-1485 M). Buku ini berisi catatan tanah dan bangunan milik masyarakat
dan pajak yang harus dibayar. Selain Domesday Book, juga ditemukan catatan akuntansi
Great Role of the Exchequer (1130 SM-1830 M).

Buku ini berisi catatan sewa , denda, dan pajak yang harus dibayar rakyat kepada Raja
Inggris.

Pengenalan Double Entry System

Manuskrip yang menunjukkan perkembangan akuntansi paling signifikan


ditemukan pada periode Renaissance di Italia. Temuan penting pada periode ini yang
memengaruhi perkembangan sejarah akuntansi adalah system pencatatan ganda
(double entry system) oleh Luca Bartolomes Pacioli.

Luca Bartolomes Pacioli lahir tahun 1445. Ia merupakan orang terpelajar pada
masa itu. Ia menulis buku berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica, proportioni et
De Computes et Scriptus. Bab ini menjelaskan sistem dasar pembukuan yang kemudian
dikenal sebagai sistem pencatatan ganda. Pembahasan akuntansi tidak hanya
ditemukan untuk pedagang dan penyusun neraca saldo pada akhir periode.

Ada penulis buku lain yang juga mewarnai perkembangan sistem pencatatan
ganda. Penulis tersebut bernama Benedetto Cotrulgi. Ia menulis buku berjudul The Book
on the Art of Trading tahun 1458. Oleh karena itu buku ini diterbitkan seaad setelah
ditulis, maka buku karya Luca Bartolomes Pacioli lebih dulu dikenal. Samapai saat ini
Luca Bartolomes Pacioli dipercaya sebagai bapak akuntansi. Sistem pencatatan ganda
yang dikenalkan oleh Luca Bartolomes Pacioli sering dinamai metode venice (method of
venice). Metode ini berkembang dan digunakan luas dalam dunia bisnis.

Akuntansi Setelah Double Entry System

Perkembangan Awal Akuntansi Manajemen. Perkembangan awal akuntansi


manajemen terjadi sekitar tahun 1700-1950. Pada periode ini, fugsi akuntansi
manajemen sudah mulai dikenal dan digunakan dalam dunia usaha, tetapi nama
akuntansi manajemen belum menjadi bagian dari pendidikan formal. Publikasi luas
mengenai pengetahuan akuntansi manajemen juga belum ada. Pada masa ini,
perkembangan akuntansi manajemen relatif sederhana dan tidak ada yang bersifat
revolusioner. Istilah akuntans biaya sudah mulai dikenal, tetapi istilah akuntansi
manajemen sendiri belum ada fungsinya masih “melekat” dalam akuntansi biaya.

Ada buktinya bahwa catatan tentang akuntansi manajemen digunakan dalam


industri tekstil, baja dan hasil pertanian di Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat pada
tahun 1800-an. Sebagai contoh, pada tahun1815, Boston Manufacturing Company
memiliki catatan buku besar dan buku pembantu produksi, persediaan, penggajian, dan
overhead pabrik. Overhead pabrik seperti minyak dan pemeliharaan dialokasikan pada
produk berdasarkan luas lantai atau jumlah unit produksi. Catatan ini digunakan oleh
perusahaan untuk pengambilan keputusan.

Sejarawan akuntansi percaya bahwa perkembangan akuntansi dipengaruhi oleh


tuntutan dunia usaha agar akuntansi menemukan cara yang lebih baik dalam
menentukan besaran laba. Tulisan sejarawan akuntansi A.C. Littleton(1940) tentang
tujuh factor (seven factors) memengaruhi perkembangan akuntansi. Tujuh factor yang
dimaksud A.C. Littleton adalah tujuh factor yang memengaruhi perbaikan perhitungan
laba. Berikut ketujuh faktor tersebut.

 Hak kepemilikan property

 Modal

 Peningkatan perdagangan

 Pemberian kredit

 Kemampuan menulis

 Uang

 Kemampuan aritmatik

Revolusi Pertama Akuntansi Manajemen.

Revolusi pertama akuntansi manajemen terjadi sekitar 1950-1980. Revolusi


pertama akuntansi manajemen ditandai oleh inisiatif Ford Foundation untuk
merestrukturisasi pendidikan akuntansi manajemen di Amerika Serikat. Revolusi ini
bertujuan agar akuntansi manajemen diajarkan secara formal di perguruan tinggi. Mata
kuliah akuntansi manajemen mulai diajarkan pertama kali di perguruan tinggi pada
Program Master of Business Administration di Universitas Harvard dan MIT
(Massachusetts Institute of Technology) segera setelah Perang Dunia II. Perang Dunia II
menghabiskan sumber daya ekonomi cukup besar. Setelah Perang Dunia II selesai,
muncul tuntutan untuk menemukan teknik baru yang diperlukan sebagai alat
pengamilan keputusan dalam rangka mengatasi masalah peningkatan efisiensi dan laba.
Buku teks pertama akuntansi manajemen ditulis oleh Robert Anthony tahun
1956. Focus pembahasan dalam buku tersebut adalah ketepatan pengukuran biaya
serta formulasi masalah dan pengambilan keputusan. Buku teks kedua dalam akuntansi
manajemen adalah buku tulisan Horngren tahun 1962. Focus pembahasan dalam buku
ini bukan lagi perhitungan biaya melainkan peran manajemen biaya dalam pengambilan
keputusan. Kedua buku ini memberika pegaruh signifikan dalam perkembangan
pendidikan akuntansi manajemen.

Pada 1950-an muncul istilah penentuan biaya langsung (direct costing).


Sementara istilah matematika akuntansi manajemen muncul pada 1960-an. Perbedaan
utama antara direct costing dan absorption costing terletak pada perlakuan terhadap
biaya overhead tetap. Berdasarkan direct costing biaya overhead tetap dialokasikan
pada produk yang di jual. Sementara dalam absorption costing, biaya overhead tetap
dialokasikan pada semua produk yang diproduksi. Muncul kontroversi karena ada pihak
yang beranggapan bahwa laba berdasarkan direct costing tidak logis. Solusi yang muncul
untuk mengatasi kontroversi pada waktu itu adalah pengenalan differential cost.
Pengambilan keputusan membutuhkan biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda
(different costs for different purpose). Sejak itu, biaya diklasifikasi menjadi differential
cost, full cost, dan responsibility cost.

Matematika mulai berperan penting dalam akuntansi manajemen. Pada waktu


itu muncul tuntutan agar akunntan manajemen meningkatkan kemampuannya di
bidang matematika. Konsep seperti discounted cash flow, present value, perhitungan
bunga, dan estimasi biaya menjadi bagian integral dari akuntansi manajemen.
Kemampuan matematis akuntan manajemen diharapkan dapat meningkatkan kualitas
informasi yang dihasilkan agar pengambilan keputusan yang diambil lebih baik.

Revolusi Kedua Akuntansi Manajemen.

Revolusi kedua akuntansi manajemen terjadi sekitar tahun 1980-1990. Seperti


revolusi pertama, revolusi kedua akuntansi manajemen menghasilkan perkembangan
yang signifikan. Isu pertama terkait dengan pengukuran. Perhitungan biaya yang tepat
harus sejalan dengan perkembangan praktik bisnis. Pada periode ini muncul ABC (ativity
based costing) dan ABM (Activity based management).

Isu kedua terkait dengan pengendalian dan penilaian kinerja. Akuntansi


manajemen dituntut tidak hanya mengukur aspek financial melainkan juga aspek
nonfinansial. Teknik BSC (balance scorecard) sebagai alat untuk memformulasikan
perencanaan strategis, jangka menengah dan jangka pendek.

Isu ketiga terkait dengan perubahan kurikulum. Praktik bisnis dan teknologi
berkembang pesat sehingga akuntansi manajemen tradisional tidak lagi menghasilkan
informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan. Ada tuntutan agar system
akuntansi manajemen yang ketinggalan zaman tidak lagi digunakan. Tuntutan baru
dalam akuntansi manajemen adalah praktik yang dapat meningkatkan akurasi
penentuan biaya produk dan penyediaan informasi yang berguna bagi perbaikan
kualitas, produktivitas, dan pengurangan biaya. Untuk mengakomodasi hal tersebut
,perlu dilakukan perubahan kurikulum. Ada jenis mata kuliah yang ditambah ,misalnya
cost management dan strategic cost management. Isi mata kuliah akuntansi manajemen
tersebut juga disesuaikan dengan perkembangan terbaru ,misalnya dengan
memasukkan ABC ,ABM ,dan BSC.

2.5.Trend Yang Mempengaruhi Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen berkembang sejalan dengan perkembangan berbagai


praktik dalam bisnis. Pada awalnya, akuntansi manajemen berfokus pada penentuan
biaya dan profitabilitas produk. Namun belakangan ini, dalam akuntansi manajemen
dituntut penyesuaian terhadap praktik bisnis yang berkembang akhir-akhir ini. Berikut
berbagai praktik bisnis baru yang menuntut perubahan dalam akuntansi manajemen :

 Orientasi pelanggan

 Perspektif lintas fungsi

 Kompetisi global
 Manajemen kualitas total

 Waktu sebagai elemen kompetitif


 Kemajuan teknologi informasi

 Kemanjuan lingkungan pemanukfakturan


 Pertumbuhan dan deregulasi industri jasa
 Manajemen berbasis aktivitas

TREND YANG MEMPENGARUHI AKUNTANSI MANAJEMEN

1914 : Berorientasi pada penentuan product cost dengan penelusuran profitabilitas


produk secara individual dan penggunaan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan
strategik.

1925 : Penentuan inventory costing (merupakan pembebanan biaya produksi kepada


produk sedemikian rupa sehingga cost persediaan dapat dilaporkan kepada pemakai luar
(investor) dalam laporan keuangan. Kebutuhan untuk memperoleh informasi biaya yang lebih
teliti pada saat itu selalu diimbangi dengan tingginya biaya pengolahan informasi.

1950–60an : Memperbaiki manfaat sistem akuntansi biaya konvensional untuk kepentingan


manajemen. Diperkenalkannya variable costing untuk penyempurnaan penentuan product
cost pada dasarnya ditujukan untuk memperbaiki penentuan kos persediaan yang disajikan
dalam neraca dan laba rugi.

Akuntansi manajemen berkembang sejalan dengan perkembangan berbagai praktik dalam


bisnis. Pada awalnya, akuntansi manajemen berfokus pada penentuan biaya dan profitavilitas
terhadap praktik bisnis yang berkembang akhir-akhir ini. Berikut berbagai praktik bisnis abru
yang menuntut perubahan dalam akuntansi manajemen.
 Orientasi Pelanggan

Perusahaan dituntut focus pada keunggulan kompetitif dengan memberikn nilai yang
lebih baik kepada pelanggan untuk biaya yang sama atau lebih rendah. Perusahaan harus
mampu menghasilkan produk yang bernilai sama atau lebih besar dengan biaya yang sama atau
lebih rendah dari apa yang dilakukan pesaing. Nilai pelanggan (customer value) adalah
perbedaan antara yang diterima pelanggan (realisasi pelanggan) dan yang diserahkan
(dikorbankan) oleh pelanggan. Segala sesuatu yang diperoleh pelaggan disebut produk total
(total product). Produk total adalah semua manfaat berwujud dan tidak berwujud yang diterima
pelanggan akibat membeli produk. Meningkatkan nilai pelanggan berarti meningkatkan
realisasi pelanggan atau mengurangi pengorbanan pelanggan atau keduanya.
Unsur yang diperoleh pelanggan dari suatu produk meliputi hal-hal yang berwujud dan
tidak berwujud. Contoh hal berwujud adalah fitur produk, sedangkan yang tidak berwujud
adalah layanan. Unsur yang diperoleh pelanggan dari suatu produk juga dapat berbentuk
moneter, seperti garansi, atau nonmoneter, seperti citra. Berikut ini adalah contoh unsur-unsur
yang bias diperoleh pelanggan dari suatu produk.
 Fitur produk

 Fungsi produk

 Garansi

 Citra

 Layanan

 Kualitas

 Instruksi penggunaan

 Merek

Unsur yang dikorbankan pelanggan terhadap suatu produk meliputi hal-hal yang
berwujud, seperti sumber daya yang dikorbankan, dan tidak berwujud, seperti kekecewaan.
Unsur yang dikorbankan pelanggan terhadap suatu produk juga dapat berbentuk
moneter,seperti biaya pemeliharaan, atau nonmoneter, seperti usaha untuk belajar. Berikut ini
adalah contoh unsur-unsur yang dikorbankan pelanggan terhadap suatu produk.
 Harga beli

 Kekecewaan

 Biaya pemeliharaan

 Usaha untuk belajar

 Biaya purnajual

 Biaya penggunaan

 Biaya pembuangan

Agar manajer mampu meningkatkan nilai pelanggan, mereka harus memperoleh


informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu tentang realisasi dan pegorbanan pelanggan.
Sistem informasi akuntansi manajemen dirancang agar memperoleh input yang memadai untuk
diproses agar laporan yang dibutuhkan manajer tentang realisasi dan pengorbanan pelanggan
dapat disajikan. Data tentang realisasi dan pengorbanan pelanggan dapat diperoleh pelanggan
baik dari pihak dalam perusahaan maupun dari pihak luar perusahaan. Data ini juga dapat
diperoleh baik melalui data arsip yang sudah ada maupun melalui survei.
Implikasi lebih jauh dari pemberian nilai bagi pelanggan adalah pentingnya informasi
tentang rantai nilai (value chain). Rantai nilai merupakan satu rangkaian aktivitas yang
diperlukan untuk merancang, mengembangkan, memproduksi, memasarkan, dan menyerahkan
produk kepada pelanggan. Manajemen rantai nilai yang efektif diperlukan untuk dapat
menghasilkan realisasi pelanggan yang lebih besar daripada pengorbanan untuk menghasilkan
nilai pelanggan yang lebih besar. Manajer perlu mengidentifikasi aktivitas mana dalam rantai
nilai yang menghasilkan nilai yang lebih besar dari pelanggan. Agar dapat mengidnetifikasi lebih
baik, manajer perlu didukung oleh sistem akuntansi manajemen yang mampu melacak
informasi dari berbagai aktivitas yang membentuk rantai nilai tersebut.

 Perspektif Lintas Fungsi

Perspektif Lintas Fungsi (cross fuctional perspective) adalah cara pandang manajemen
yang tidak lagi melihat proses penambahan nilai yang terjadi di suatu fungsi terpisah dari proses
penambahan nilai yang terjadi di fungsi lain. Apabila manajemen memiliki perspektif yang
sempit dan terpisah antarfungsi, maka proses penciptaan nilai pelanggan yang optimum tidak
akan tercapai. Hal ini terjadi karena setiap fungsi memiliki ego da kepentingan sendiri yang
seringkali mengorbankan kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Sebagai contoh, fungsi
pengadaan disuatu perusahaan ritel berusaha membeli persediaan dalam jumlah besar untuk
memanfaatkan diskon. Mereka membeli lebih besar dari kemampuan fungsi pemasaran dalam
menjual. Keputusan yang dilakukan fungsi pengadaan barang berdampak pada fungsi
pemasaran, padahal hal ini juga masalah dari fungsi pengadaan. Aktivitas yang tidak menambah
nilai yang terjadi pada fungsi pengadaan berpengaruh terhadap aktivitas yang tidak menambah
nilai yang terjadi pada fungsi pemasaran.
Penekanan pada rantai nilai berarti bahwa akuntan manajemen harus memahami
berbagai fungsi dalam perusahaan,mulai dari pengadaan bahan sampai distribusi produk
kepada pelanggan. Akuntan manajemen tidak lagi hanya melihat aktivitas dan biaya yang
terjadi disetiap fungsi secara terpisah satu per satu. Setiap fungsi tidak lagi dibatasi oelh
tembok pemisah yang membuat fungsi seolah-olah tidak terkait satu sama lain. Dalam konsep
rantai nilai, setiap aktivitas dan fungsi saling terkait satu dengan yang lain. Keputusan yang
dibuat pada suatu fungsi berpengaruh pada fungsi lain. Sistem akuntansi juga dituntut mampu
menghasilkan informasi tentang sejauh mana tindakan di satu fungsi berpengaruh terhadap
fungsi lainnya.
 Kompetisi Global

Perkembangan dalam transportasi dan komunikasi mendorong distribusi produk


semakin global. Beberapa dekade lalu, perusahaan jepang yang ada di Jerman atau Amerika
Serikat. Perusahaan asing ini bukanlah pesaing karena pasar mereka sangat terpisah, jauh, dan
tidak saling terkait. Sekarang ini, mobil yang baru diproduksi di Jepang dapat jadi sudah ada di
Amerika Serikat dalam dua minggu. Persaingan juga semakin tinggi dari perbaikan produktivitas
dan kualitas yang muncul dari pesaing luar negeri. Persaingan global tidak hanya terhadap
produk yang dihasilkan teknologi semakin tinggi. Bisnis ayam gorengpun sudah bersaing secara
global.
Dua kunci utama persaingan global adalah produktivitas dan kualitas. Produk yang
dihasilkan dan produktivitas tinggi, serta memiliki kualitas tinggi yang mampu bersaing di pasar
global. Praktik bisnis yang baik terkait denga produktivitas dan kualitas perusahaan dari negara
lain dapat menjadi pemicu untuk peningkatan produktivitas dan kualitas produk di suatu
negara. Perusahaan di suatu negara dapat secara terus – menerus melakukan benchmarking
terhadap perusahaan lain. Benchmarking adalah penggunaan praktik terbaik yang diperoleh
dari pesaing untuk diterapkan di perusahaab sendiri.
Sistem informasi akuntansi manajemen dituntut mampu menyediakan informasi
tentang produktivitas dan kualitas agar dapat bersaing secara global. Sistem informasi akutansi
manajemen juga dituntut untuk memberikan informasi untuk melakukan benchmarking. Sistem
informasi akuntansi manajemen mengolah informasi dari internal dan eksternal perusahaa
tentang produktivitas sumber daya, kualitas produk, dan jenis praktik bisnis terbaik yang dapat
ditiru.
 Manajemen Kualitas Total

Manajemen kualitas total (total quality management), atau disingkat TQM adalah
pendekatan yang menuntut perusahaan menciptakan lingkungan yang memungkinkan produk
yang sempurna tanpa cacat dapat dihasilkan. Ada empat prinsip dasar TQM, yaitu fokus pada
pelanggan, keterlibatan penuh pegawai, perbaikan berkelanjutan, dan sistem terintegrasi.
Pelanggan merupakan alasan keberadaan perusahaan. Oleh karena itu, pemenuhan
ekspektasi pelanggan merupakan salah satu fokus pekerjaan perushaan. Fokus kepada
pelanggan berarti perusahaa dituntut menghasilkan produk yang memenuhi, atau bahkan
melebihi ekspektasi pelanggan. Kemampuan menciptakan nilai pelanggan yang positif
menunjukkan pemenuhan ekspektasi pelanggan.
Kualitas produk bukanlah tanggung jawab bagian produksi saja. Dalam TQM, kualitas
produk dan proses merupakan tanggung jawab setiap orang yang terlibat dalam proses
penciptaan nilai pelanggan. Oleh karena itu, semua tingkat manajemen dan karyawan dituntut
berperan aktif dalam proses penciptaan nilai pelanggan dengan menghasilkan produk yang
berkualitas.
Perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) adalah dasar untuk membentuk
lingkungan pemanufakturan yang sempurna. Perusahaan tidak boleh berhenti setiap kali
penigkatan kualitas tercapai. Apabila perusahaan berpuas diri dan tidak melakukan perbaikan
terus-menerus maka perusahaan dapat tertinggal dari pesaing. Selalu berusaha mendahului
pesaing dengan memiliki proses pemanufakturan yang superior merupakan suatu tuntutan agar
berhasil menerapkan TQM.
Perusahaan membutuhkan berbagai informasi agar TQM dapat diwujudkan. Informasi
sejek proses awal, misalnya bahan yang dibutuhkan dan pemasok yang andal harus tersedia
bagi manajemen. Aktivitas dan proses penciptaan nilai sejak perkembangan produk, proses
produksi, sampai dengan penyampaian produk ke pasar dibutuhkan untuk memastikan nilai
pelanggan dapat dihasilkan. Aktivitas kualitas program dan biaya untuk sistem informasi
akuntansi manajemen dituntut mampu menyediakan berbagai informasi diatas bagi
manajemen.
 Waktu sebagai Elemen Kompetitif

Waktu adalah elemen krusial dalam setiap tahapan rantai nilai. Perusahaan bertaraf
dunia mengurangi waktu ke pasar dengan menekan waktu yang dibutuhka dalam tahap desain,
implementasi, dan siklus produksi. Perusahaan dituntut meyerahkan produk kepasar secara
cepat dengan mengeliminasi waktu yang tidak bernilai tambah. Menariknya, mengurangi waktu
yang tidak bernilai tambah sejalan dengan peningkatan kualitas. Oleh karena pentingnya,
seringkali kecepatan lebih penting daripada biaya. Misalnya, ada perusahaan yang memilih
lebih baik mengeluarka biaya produksi sesungguhnya lebih besar dari biaya produksi yang
dianggarkan, asalkan produk sampai ditangan pelanggan lebih cepat.
Waktu yang dikonsumsi untuk memproduksi produk dapat meliputi waktu bernilai
tambah (value added time) dan waktu tidak bernilai tambah (non value added time). Waktu
tidak bernilai tambah sebaiknya dikurangi, atau bahkan apabila dimungkinkan dihilangkan.
Sistem informasi akuntansi manajemen dituntut melaporkan aktivitas dan konsumsi
waktu aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah. Laporan ini diperlukan untuk
dijadikan umpan balik terhadap perbaikan aktivitas di periode selanjutnya. Pilihan tindakan
manajemen untuk mengurangi atau menghilangkan waktu tidak bernilai tambah tergantung
pada informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi manajemen.
 Kemajuan Teknologi Informasi

Kemajuan teknologi informasi mendukung pemanufakturan terintegrasi dengan


komputer. Dalam pemanufakturan automasi, komputer digunakan untuk memonitor dan
mengendalikan operasi. Oleh karena penggunaan komputer, maka banyak informasi yang
berguna dikumpulka dan dilaporkan kepada manajer tentang apa yang terjadi dalam proses
produksi. Dalam pemanufakturan automasi, akuntan manajemen dimungkinkan untuk melacak
produk selagi sedang proses produksi dalam pabrik dan melaporkannya.
Secara real time, seperti unit yang diproduksi, bahan yang digunakan, produk rusak, dan
biaya produk. Kemajuan teknologi meningkatkan kemampuan manajemen untuk melakukan
berbagai kemampuan seperti pengolahan dan penyampaian data secara grafis. Bahkan
kemajuan teknologi informasi memungkinkan keputusan dapat dilakukan manajemen tanpa
dibatasi oleh waktu dan tempat, misalnya dengan menggunakan ERP (enterprise resource
planning) yang terkoneksi melalui internet. Dengan bantuan internet, keputusan manajerial
dapat dilakukan sangat cepat dan efisien.
 Kemajuan Lingkungan Pemanufakturan
Kemajuan teknologi berdampak penting pada lingkungan pemanufakturan. Pemajuan
teknologi berdampak pada sistem penentuan biaya produk, sistem pengendalian, perilaku
biaya, penganggaran modal, dan praktek akuntansi manajemen lainnya. Kemajuan teknologi
juga memugkinkan pelaksanaan proses produksi JIT (just in time manufacturing) dan CIM
(computer integrated manufacturing)
JIT manufacturing meupakan filosofi pemanufakturan yang menuntut berproduksi
hanya apabila ada permintaan dan sebesar kuantitas yang diminta (demand pull system).
Prinsip dasar JIT adalah peningkatan kemampuan perusahaan secara terus-menerus untuk
merespons perubahan dengan minimalisasi pemborosan. Aspek pokok JIT adalah penghilangan
aktivitas yang tidak bernilai tambah, pemberian komitmen terhadap kualitas, mendorong
pebaikan berkelanjutan, dan peningkatan aktivitas yang bernilai tambah. JIT dapat diterapkan
dalam berbagai bidang diperusahaan seperti pembelian, produksi, distribusi, dan administrasi.
JIT dalam aktivitas pembelian diterapkan melalui penjadwalan pengadaan barang
dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi
permintaan atau penggunaan. JIT dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan
dengan aktivitas pembelian melalui pengurangann jumlah pemasok, pengurangan waktu dan
biaya negosiasi, eliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah, dan pengurangan waktu dan
biaya pemeriksaan mutu. JIT dalam produksi diterapkan dengan penjadwalan produksi
komponen atau produk dengan tepat waktu,mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang
diperlukan pada tahap produksi berikutnya atau sesuai permintaan pelanggan. Dalam hal ini, JIT
dapat mengurangi waktu dan biaya pengesetan mesin, dan pengurangan aktivitas produksi
yang tidak bernilai tambah.
CIM adalah pemanufakturan automasi yang menggunakan komputer untuk
mengendalikan semua aktivitas produksi. Pengintegrasian computer dalam pemanufakturan
automasi memungkinkan dicapainya pengurangan persediaan, peningkatan produktivitas,
peningkatan kualitas, pengurangan waktu pemrosesan, dan peningkatan output. Dengan kata
lain, automasi dapat menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
 Pertumbuhan dan Deregulasi Industri Jasa

Peran industri jasa semakin besar. Bagi negara tertentu, seperti Amerika Serikat dan
Singapura, industri jasa ini akan terus berjalan. Selain pertumbuhan, deregulasi juga membuat
industri jasa semakin berkembang. Deregulasi di bidang perusahaan penerbangan, sektor
keuangan, dan telekomunikasi meningkatkan persaingan dalam industri jasa, seperti kualitas,
produktivitas, efisiensi, kepuasan pelanggan, dan kecepatan. Sistem informasi akuntansi
manajemen perlu dikembangkan untuk mengakomodasi konsep akuntansi manajemen untuk
lingkungan perusahaan jasa. Perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan terkait
dengan kualitas, produktivitas, efisiensi, kepuasan pelanggan, dan kecepatan waktu
penyerahan jasa juga membutuhkan dukungan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi
akuntansi manajemen.
 Manajemen Berbasis Aktivitas
Manajemen Berbasis Aktivitas (activity based management – ABM) adalah sistem yang
memfokuskan perhatian manajemen terhadap aktivitas untuk meningkatkan nilai bagi
pelanggan dalam rangka meningkatka laba perusahaan. ABM menekankan pada dua hal, yaitu
perhitungan biaya berbasis aktivitas (activity based costing – ABC) dan analisis nilai proses
(process value analysis – PVA). ABC adalah metode untuk menentukan biaya produk
berdasarkan aktivitas. Melalui ABC diharapkan menghasilkan dua angka akurat yang
menggambarkan biaya produk sehingga proses pengambilan keputusan yang terkait
dengannya, misalnya penjualanan, dilakukan tepat waktu. PVA adalah analisis terhadap
aktivitas untuk mencari jawaban apa aktivitas yang dilakukan, mengapa aktivitas dilakukan, dan
seberapa baik aktivitas dilakukan.

Ada dua dimensi dalam ABM. Dimensi pertama adalah dimensi biaya. Pada dimensi ini
dianalisis apa aktivitas yang dilakukan, seberapa besar sumber daya yang dikonsumsi oleh
aktivitas, dan apa objek biayanya. ABC berada pada dimensi ini merupakan praktik penentuan
biaya produk berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi produk yang bersangkutan. Dimensi kedua
adalah dimensi proses. PVA adalah gambaran dari dimensi proses ini. Pada dimensi proses
dianalisis apa aktivitas yang dilakukan, apa pemicu besar kecilnya aktivitas, dan sejauh mana
aktivitas berhasil dilakukan.

PERAN AKUNTAN MANAJEMEN


Struktur organisasi adalah gambaran tentang aliran kewenangan dan tanggung jawab
dalam organisasi. Kewenangan mengalir dari manajemen lapisan yang lebih tinggi ke
manajemen lapisan yang lebih rendah. Sebaliknya, tanggung jawab mengalir dari manajemen
lapisan yang lebih rendah ke manajemen lapisan yang lebih tinggi.

Fungsi Lini fungsi Staf


Peran akuntan manajemen dalam suatu organisasi merupakan salah satu peran
pendukung. Mereka membantu orang-orang yang bertanggung jawab melaksanakan tujuan
dasar organisasi. Posisi yang bertanggung jawab langsung pada tujuan dasar organisasi disebut
sebagai fungsi lini. Posisi yang mendukung dan tidak bertanggung jawab langsung pada tujuan
dasar organisasi disebut sebagai fungsi staf.

Pengontrol (controller) dan bendahara (treasurer) merupakan bagian dari fungsi staf.
Peran controller adalah menyiapkan laporan keuangan, laporan kinerja, perencanaan pajak,
pemeriksaan intern, anggaran, dan laporan lain untuk kepentingan internal dan eksternal
perusahaan. Bagian yang ada dibawah controller dapat meliputi bagian akuntansi keuangan,
bagian akuntansi biaya, bagian audit internal, dan bagia sistem informasi.

Peran treasurer adalah mengumpulkan kas, memonitor pengeluaran kas, memonitor


ketersediaan kas, investasi jangka pendek, pendanaa utang, dan penerbitan modal saham.
Bagian yang berada di bawah treasurer dapat meliputi bagian pajak, bagian penerimaan kas,
bagian pengeluaran kas, bagian investasi, dan bagian pendanaan.

Adapun beberapa peran akuntan manajemen lainnya yaitu :


 Pencatat Skor (Score Keeper)
Pihak manajemen melakukan perencanaan aktivitas dan pengendalian aktivitas
perusahaan. Akuntansi manajemen menyediakan informasi keuangan bagi penyusun rencana
aktivitas yang memberikan informasi sebagai dasar alokasi sumber daya kepada berbagai
aktivitas yang direncanakan. Akuntansi manajemen juga menyediakan informasi umpan balik
(feed back) kepada manajemen tentang pelaksanaan rencana aktivitas yang telah disusun.

Akuntansi manajemen mencatat skor dan mengomunikasikan skor kepada para manajer
di setiap bagian untuk mengevaluasi pelaksanaan aktivitas perusahaan. Akuntan yang
mengerjakan harus memiliki kode etik akuntan manajemen dan memenuhi persyaratan seperti
teliti, relevan, dan andal (reliable).

 Peraih Perhatian Manajemen (Attention Director)


Akuntansi manajemen harus meraih perhatian manajemen dengan menyajikan
informasi tentang penyimpangan-penyimpangan yang terjadi agar manajemen segera
memutuskan tindakan untuk mencegah penyimpangan berlangsung lama. Tahap
perkembangan hanya bisa dicapai jika akuntansi manajemen telah mencatat skor dengan baik
sesuai prinsip prinsip akuntansi.
 Penyedia Informasi Bagi Pemecah Masalah (Problem Solver)

Perkembangan perusahaan harus terus berlanjut sehingga tahapan sebagai pencatat


skor dan penarik perhatian akan berlanjut menjadi pemecah masalah. Akuntan yang baik akan
selalu diandalkan oleh pihak manajemen agar bisa dihasilkan tindakan yang tepat untuk
memecahkan masalah yang akan dilakukan.

 Penyedia Informasi untuk Pengambilan Keputusan

Informasi berupa fakta, data, pengamatan, persepsi, atau sesuatu yang menambah
pengetahuan. Informasi diperlukan oleh manusia untuk mengurangi ketidakpastian karena
keputusan biasanya menyangkut masa depan dan pemilihan alternatif tindakan yang
tersedia. Hakikat akuntansi manajemen sangat mendukung pihak manajemen dalam
pelaksanaan tujuan dasar organisasi. Akuntan manajemen berfungsi sebagai anggota staf yang
bertugas menyediakan informasi keuangan. (https://dosenakuntansi.com/peran-akuntansi-
manajemen)

PROFESI AKUNTAN MANAJEMEN


Profesi akuntansi berkembang sejalan denga perkembangan dunia usaha. Profesi
akuntan manajemen merupakan salah satu jenis profesi di bidang akuntansi. Di indonesia
organisasi yang menaungi profesi akuntan manajemen adalah Institut Akuntan Manajemen
Indonesia (IAMI). IAMI adalah salah satu bagian dari IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia). IAMI
beranggotakan akuntan manajemen. Akuntan manajemen adalah salah satu jenis akuntan.

Jenis Akuntan
PPA adalah pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi setelah program sarjana ilmu
ekonomi pada program studi akuntansi. PPA diselenggarakan di perguruan tinggi yang sudah
memenuhi syarat. Penyelenggaraan PPA di perguruan tinggi dilakukan setelah mendapatkan
izin dari direktur jenderal perguruan tinggi. Izin tersebut diberikan oleh Ditjen Dikti (Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi) atas dasar rekomendasi dari PAPPIA (Panitia Ahli Pertimbangan
Persamaan Ijazah Akuntan).

Seseorang yang mengikuti PPA wajib menyelesaikan minimal 21 SKS (Satuan Kredit
Semester) dan maksimum 40 SKS agar dinyatakan lulus. Umumnya lamaa studi di PPA adalah 1
tahun. Ada 7 mata kuliah wajib, masing-masing memiliki 3 SKS dan total 21 SKS, yang wajib
diadakan oleh penyelenggara PPA. Ketujuh mata kuliah wajib tersebut adalah etika bisnis dann
profesi, perpajakan, auditing dan atestasi, lingkungan bisnis dan hukum komersial, pasar modal
dan manajemen keuangan, pelaporan dan akuntansi keuangan, serta akuntansi manajemen
dan biaya.

Setelah lulus dari PPA, seseorang berhak diberi sebutan akuntan dan diberi sebutan
akuntan dan dibelakang namanya disingkat Ak. Akuntan yang lulus dari PPA masih bersifat
umum dan dapat dinyatakan sebagai “akuntan umum”. Namun, setelah seseorang memasuki
dunia profesi akan ada pengklasifikasian jenis akuntan. Berikut golongan akuntan berdasarkan
lingkup pekerjaanya.

 Akuntan publik

 Akuntan manajemen

 Akuntan pemerintah

 Akuntan pendidik

Akuntan Publik (public accountant) adalah akuntan yang telah memperoleh izin untuk
memberikan jasa sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang akuntan publik. Syarat
utama untuk menjadi akuntan publik adalah telah memiliki register negara, memiliki sertifikat
BAP (Bersertifikat Akuntan Publik), dan memiliki pengalama praktik dibidang audit umum. Jasa
yang diberikan oleh akuntan publik meliputi jasa atestasi dan jasa nonatestasi. Jasa atestasi
meliputi jasa audit umum, jasa pemeriksaan, dan jasa review. Akuntan publik harus bersifat
independen dalam pemberian jasa atestasi.

Tugas akuntan publik antara lain :

 Pemeriksaan laporan keuangan

 Penyusunan sistem akuntansi

 Penyusunan laporan keuangan untuk kepentingan perpajakan

 Konsultasi manajemen

Akuntan manajemen (management accountant) adalah akuntan yang bekerja di


perusahaan. Berbeda dari akuntan publik, akuntan manajemen tidak memiliki posisi
yang independen terhadap perusahaan. Informasi dan laporan yang dibutuhkan oleh
manajemen sangat beragam. Oleh karena itu, tidak ada identifikasi jenis laporan yang
diperlukan oleh manajemen untuk menjalankan aktivitas manajerial harus dipasok oleh
akuntan manajemen.

Tugas akuntan manajemen antara lain:

 Menyusun sistem akuntansi

 Menyusun laporan akuntansi untuk pihak luar perusahaan

 Menyusun anggaran

 Menangani masalah pajak


Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di pemerintahan, misalnya BPK
(Badan Pemeriksa Keuangan). Istilah keuangan juga sering saling dipertukarkan dega istilah
auditor. Auditor independen sering dinamai akuntan publik. Auditor pemerintah juga sering
dinamai akuntan pemerintah. Auditor yang ada di BPK merupakan auditor independen
terhadap pemerintah. Auditee (pihak teraudit) BPK adalah intstansi pemerintahan baik di pusat
maupun di daerah. Instansi pusat yang diaudit BPK meliputi semua KL (Kementerian dan
Lembaga Negara). Sedagkan Instasi daerah yang diaudit BPK berupa provinsi, kabupaten, dan
kota. SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) pemerintah daerah juga merupakan auditee BPK.

Tugas akuntan pemerintah antara lain:

 Pemeriksaan dann pengawasan terhadap aliran keuangan negara

 Melakukan perancangan sistem akuntansi untuk pemerintah

Akuntan pendidik adalah tenaga pendidik (dosen atau guru) yang memiliki latar
belakang pendidikan akuntansi. Sama dengan akuntan lain, akuntan pendidik juga memberikan
jasa kepada masyarakat. Akuntan pendidik memberi jasa berupa pelayanan pendidikan
akuntansi kepada masyarakat. Jenis pelayanan yang diberikan akuntan pendidik dapat berupa
pendidikan formal kepada mahasiswa serta pelatihan dan konsultasi kepada dunia usaha.

Tugas akuntan pendidik anntara lain:

 Menyusun kurikulum pendidikan akuntansi

 Mengajar akuntansi di berbagai lembaga pendidikan

 Melakukan penelitian untuk pengembangan ilmu akuntansi

 Melakukan penelitian untuk pengembangan ilmu akuntansi.

Sertifikasi di Bidang Akuntansi

Ada tiga jenis sertifikasi utama yang tersedia bagi akunta di Amerika Serikat, yaitu CMA
(Certified of Management Accountant), CPA (Certified of Public Accountant), dan CIA (Certified
Internal Auditor). Setiap sertifikasi memiliki bukti bahwa ia sudah mempunyai kompetensi
minimal yang dituntut oleh profesi. Setiap sertifikasi memiliki keunggulan tersendiri bagi
akuntan manajemen. Dikarenakan sertifikasi sudah menunjukkan komitmen terhadap
kompetensi, semakin besar tuntutan agar akuntan menjadi akuntan bersertifikat. Namun
setelah bersertifikat, akuntan dituntut oleh profesi untuk selalu mengikuti pendidikan
berkelanjutan agar dapat mempertahankan kompetensi terkini.

Berikut berbagai bentuk sertifikasi yang dapat ditempuh seorang akuntansi yang tersedia di
indonesia
 CPMA

 BAP

 CPSAK

 SAS

CPMA ( Certified Professional Management Accountant). untuk meningkatkan


penguasaan akuntan manajemen terhadap pengetahuan dan kompetensi teknis dibidangnya,
IAMI (Institut Akuntan Manajemen Indonesia), bagian dari Ikatan Akuntan Indonesia,
menyelenggarakan ujian CPMA. Melalui ujian CPMA ini diharapkan akuntan memiliki bukti
bahwa ia meguasai dan kompeten di bidang akuntansi manajemen dan aspek yang terkait serta
patut diakui oleh pemangku kepentingan sebagai akuntan manajemen yang berkualifikasi.
Setelah lulus ujiam CPMA, seseorang diberi sebutan CPMA. Sebutan CPMA Ini diberikan oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia.

Ada suatu keunikan dalam persyaratan mengikuti ujia CPMA. Peserta yang memiliki latar
belakang pendidikan akuntansi dan nonakuntansi dapat mengikuti ujian ini. Namun, peserta
yang memiliki latar belakang pendidikan nonakuntansi dituntut memiliki pengalaman kerja
terlebih dahulu dibidang akuntansi atau keuangan agar dapat mengikuti ujian ini. Berikut mata
ujian yang diujikan dalam ujian CPMA.

 Analisis Lingkungan Usaha. Mata ujian ini terdiri atas empat bidang yaitu, ekonomi
bisnis, manajemen informasi dan ERP, metode kuantitatif bisnis, dan analisis dan
pelaporan keuangan. Mata ujian ini bertujua untuk menguji kemampuan peserta
tentang teori, konsep, praktik, dan metode, serta analisi ke empat bidang tersebut
untuk mendukung praktik akuntan manajemen.

 Konsep dan Keahlian Akuntansi Manajemen. Mata ujian ini bertujuan untuk menguji
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan evaluasi tentang teori, konsep,
praktik, dan metode penganggaran perusahaan, manajemen biaya strategis,
pengukuran kinerja manajemen, balanced scorecard, dan manajemen mutu terpadu.

 Manajemen Strategis. Mata ujian ini bertujuan untuk menguji teori, konsep, praktik,
dan metode yang berhubungan dengan manajemen strategis. Mata ujian ini
mencakup pengetahuan dan pemahaman tentang manajemen operasi,
pengetahuan, pemahaman, penerapan, evaluasi, analisis, mengenai perencanaan
strategis, pemasaran strategis, keuangan perusahaan, dan penganggaran modal
untuk mendukung praktik akuntan manajemen.

 Good Corporate Governance dan etika bisnis. Mata ujian ini bertujuan untuk meguji
pengetahuan peserta tentang teori, konsep, praktik, dan metode yang berhubungan
dengan tata kelola perusahaan dan etika bisnis. Mata ujian ini dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu corporate governance, sistem pengendalian intern,
manajemen risiko, etika bisnis, tanggung jawab sosial, dan pelaporan lingkungan.

BAP (Bersertifikat Akuntan Publik). Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), Bagian dari Ikatan
Akuntan Indonesia, menyelenggarakan USAP (Ujian Sertifikasi Akuntan Publik) yang sering
dinamai Indonesia CPA Exam. Akuntan yang berhak mengikuti USAP adalah akuntan yang telah
memiliki register negara sebagai akuntan. Register negara diperoleh dari Kementerian
Keuangan Republik Indonesia setelah lulus dari PPA. Akuntan yang lulus USAP diberi sebutan
BAP (Bersertifikat Akuntan Publik). Sebutan ini setara dengan sebutan CPA (Certified Public
Accountant) yang ada di Amerika Serikat. Mata kuliah yang diujikan USAP adalah pelaporan dan
akuntansi keuangan, Auditing dan jasa etestasi lain, akuntansi manajemen dan manajemen
keuangannn, sistem informasi akuntansi, serta perpajakan dan hukum komersial.

Certified PSAK. Kualifikasi akuntan yang menyusun laporan keuangan dapat dinilai dari
kemampuannya untuk menguasai PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). Ikatan
Akuntansi Indonesia memberikan bukti berupa sertifikasi bernama certified PSAK (CPSAK) bagi
akuntan yang dianggap menguasai PSAK. Sebutan CPSAK tersebut diberikan apabila seseorang
telah lulus Ujian Sertifikasi PSAK (USPSAK). USPSAK dilakukan dengan tujuan untuk peningkata
penguasaan terhadap PSAK dan menyiapkan akuntan untuk mengikuti Interntional Financial
Reporting Standards (IFRS). Semua PSAK yang masih berlaku adalah bahan ujian dalam USPSAK.
Oleh karena PSAK selalu berkembang, maka penyandangsebutan CPSAK diwajibkan mengikuti
pendidikan berkelanjutan. Kemampuan mengikuti perkembangan PSAK terbaru merupakan
syarat mutlak yang harus dimiliki. Apabila penyandang CPSAK gagal memenuhi ketentuan
pendidikan berkelanjutan, maka sertifikasi CPSAK tersebut akan dicabut oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia.

BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, Baldric, dkk. 2019. AKUNTANSI MANAJEMEN. Jakarta : Salemba Empat


Hansen, Don R, dan Mowen, Maryanne, M. 2006. Management Accounting. Jakarta :
Salemba Empat
Ahmad, Komaruddin. 2009. AKUNTANSI MANAJEMEN. Jakarta : PT RAJAGRAFINDO
PERSADA.
Hansen, Don R, dan Mowen, Maryanne, M. 1999. Management Accounting. Jakarta :
Erlangga.
Muljono, Teguh, Pudjo. 1999. AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM PRAKTIK PERBANKAN.
Yogyakarta : BPFE YOGYAKARTA.

Anda mungkin juga menyukai