Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam dunia perekonomian dibutuhkan investasi guna menghadapi masa

depan yang semakin berkembang. Investasi sebagai salah satu jaminan serta usaha

manusia untuk memperoleh keuntungan, karena investasi akan menghasilkan

passive income secara berkala. Salah satu jenis investasi yang saat ini sedang

berkembang yaitu bursa efek. Bursa efek lebih dianggap lebih modern dalam

dunia perekonomian saat ini, selain itu dapat menggerakan roda perekonomian

negara secara tidak langsung. Produk dari bursa efek salah satunya adalah

obligasi.

Obligasi adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam dunia keuangan yang

merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi beserta janji untuk

membayar kembali pokok utang bersama kupon bunganya kelak pada saat jatuh

tempo pembayaran (Raharjo,2003). Selain itu obligasi dapat dipahami sebagai

utang yang harus dibayarkan oleh debitur kepada kreditur. Beberapa badan

lembaga dapat menerbitkan obligasi, seperti bank, perusahaan dan pemerintah.

Obligasi pemerintah yang lebih dikenal dengan obligasi bebas resiko, cenderung

diminati oleh para investor. Selain faktor keamanan, faktor kepastian bahwa pihak

debitur akan melunasi utangnya dapat terjamin. Penerbit obligasi akan

memberikan kupon sebagai bunga hingga jangka waktu yang ditentukan. Hasil

1
2

yang diperoleh investor disebut yield (imbal hasil). Akan tetapi tidak semua

investor dapat menyelesaikan hingga batas waktu yield yang akan diperoleh.

Apabila pihak kreditur tidak dapat menunggu hingga sampai waktu jatuh tempo,

maka kepemilikan obligasi dapat berpindah tangan.

Agar memperoleh hasil maksimal dibutuhkan analisis dalam

memperkirakan nilai obligasi antara yield dengan jangka waktu jatuh tempo (time

to maturity). Suatu analisis yang menjelaskan hubungan antara yield to maturity

dengan waktu jatuh tempo obligasi disebut struktur jangka waktu suku bunga

(term structure of interest rates). Dengan analisis struktur jangka waktu suku

bunga dapat diketahui hubungan antara yield dengan time to maturity, sehingga

apabila digambarkan dalam bentuk kurva dinamakan kurva imbal hasil (yield

curve).

Kurva yield dapat memperlihatkan nilai imbal hasil melalui proses waktu

jatuh tempo. Beberapa metode yang sering digunakan untuk memodelkan kurva

yield antara lain menggunakan pendekatan parametrik (Nelson-Siegel, Nelson-

Siegel Svensson) dan pendekatan nonparametrik (Spline, Smoothing Spline).

Menurut James and Webber (2000) penggunaan spline pada pemodelan yield

memiliki kelebihan pada fleksibilitas kurva, karena spline merupakan interpolasi

polynomial yang tersegmen pada tiap knot yang ditentukan. Pengembangan spline

pada pemodelan kurva yield dilakukan oleh Fisher, Nychka, dan Zervos (1994)

dengan menambahkan penalty pada model regresi spline yang dikenal dengan

smoothing spline.
3

Penggunaan metode spline pada term structure adalah dengan mengestimasi

nilai yield, kemudian menggunakan interpolasi spline pada nilai yang telah

dihitung dan digambarkan bentuk kurva yield. Supaya kurva yang dibentuk

optimum maka penggunaan smoothing spline bergantung koefisien pemulus λ

pada roughness penalty. Berdasarkan penelitian Fisher, Nychka, dan Zerkov

(1994), perhitungan kurva yield dengan metode smoothing spline menghasilkan

nilai obligasi yang akurat dan fungsi penalty yang menghasilkan residual

minimum dibandingkan dengan spline biasa. Penelitian ini menggunakan metode

smoothing spline dalam memodelkan kurva yield dari obligasi pemerintah dengan

kode FR (Fixed Rate).

1.2 PERMASALAHAN

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka permasalahan dalam

penelitian ini, sebagai berikut:

a. Apakah ciri-ciri utama obligasi tersebut?


b. Apakah provisi penarikan dan provisi pelunasan? Apakah kedua provisi ini
membuat obligasi ini kurang berisiko atau lebih berisiko?
c. Bagaimana nilai setiap aktiva yang didasarkan atas arus kas yang diharapkan di
masa depan ditentukan?
d. Bagaimana nilai obligasi ditentukan? Berapa nilai obligasi 10 tahun, bernilai
nominal $1.000 dengan kupon tahunan 10% jika tingkat pengembalian yang
diperlukan adalah 10%?
e. (1) Berapakah nilai obligasi yang diuraikan pada bagian d, jika setelah
diterbitkan tingkat inflasi yang diharapkan naik sebesar 3%, sehingga investor
meminta pengembalian 13%? Apakah kita sekarang akan memiliki obligasi
diskonto atau obligasi remi? (JIka Anda tidak memiliki kalkulator keuangan,
PVIF 13%,10 =0,2946 dan PVIFA13%, 10 = 5,4262)
(2) Apakah yang akan terjadi dengan nilai obligasi jika inflasi menurun, dan kd
turun menjadi 7%? Apakah kita sekarang memiliki obligasi diskonto atau
premi?
(3) Apakah yang akan terjadi dengan nilai obligasi berjangka 10 tahun
sepanjang waktu, jika tingkat pengembalian yang diperlukan tetap 13% atau jika
tetap 7%?
f. (1) Berapakah hasil hingga jatuh tempo (YTM) atas obligasi berjangka 10
tahun, 9 %, kupon tahunan, nilai nominal $1.000 yang dijual seharga $ 887?
Yang dijual $1.134,20? Apakah yang ditunjukkan oleh obligasi yang dijual pada
4

diskonto atau pada premi mengenai hubungan antara kd,dan suku bunga kupon
obligasi?
(2) Berapakah total pengembalian hasil saat ini? Dan hasil keuntungan modal
untuk obligasi diskonto? (asumsikan bahwa obligasi disimpan hingga jatuh
tempo dan perusahaan tidak mengalami kegagalan atas obligasi tersebut)
g. Apakah risiko suku bunga (atau harga) itu?Obligasi mana yang lebih memiliki
risiko suku bunga, obligasi berjangka 1 tahun dengan pembayaran tahunan atau
obligasi berjangka 30 tahun? Mengapa?
h. Apakah risiko tingkat reinvestasi itu? Obligasi manakah yang lebih memiliki
risiko tingkat reinvestasi, obligasi berjangka 1 tahun atau 10 tahun?
i. Bagaimana persamaan penilaian obligasi berubah jika pembayaran setengah
tahunan dilakukan? Cari nilai obligasi berjangka 10 tahun, pembayaran setengah
tahunan, suku bunga kupon 10%, jika nominak kd=13% (Petunjuk:
PVIF,6,5%,20 = 0,2838 dan PVIFA6,5%,20 =11,0185)
j. Anggaplah Anda dapat membeli dengan harga $1.000, baik obligasi 10%,
berjangka 10 tahun, pembayaran tahunan maupun obligasi 10%, berjangka 10
tahun, pembayaran setengah tahunan. Keduanya memiliki risiko yang sama.
Mana yang akan Anda sukai? Jika $1.000 adalah harga yang tepat untuk
obligasi setengah tahunan, berapakah harga ekuilibrium untuk obligasi dengan
pembayaran tahunan?
k. Misalkan obligasi berjangka 10 tahun, 10 %, kupon setengah tahunan dengan
nilai nominal $1.000 saat ini dijual $1.135,90, yang memberikan hasil hingga
jatuh tempo (YTM) nominal sebesar 8%. Namun obligasi inidapat ditarik
setelah 5 tahun dengan harga $1.050
(1) Berapakah hasil hingga penarikan (YTC)?
(2) Jika Anda membeli obligasi ini, apakah Anda akan memperoleh YTM atau
YTC? Mengapa?
l. Obligasi Disney diterbitkan dengan hasil hingga jatuh tempo (YTM) sebesar
7,5%. Apakah hasil hingga jatuh tempo menunjukkan pengembalian yang
dijanjikan atau diharapkan atas obligasi tersebut?
m. Obligasi Disney memiliki peringkat AA dari S&P. Apakah Anda akan
mempertimbangkan obligasi ini sebagai kualitas investasi? Atau Junk bond?
n. Apakah faktor-2 yang menentukan peringkat obligasi perusahaan?
o. Jika Disney mengalami kegagalan atas obligasi ini, apakah perusahaan akan
segera dilikuidasi? Apakah pemegang obligasi akan menerima semua
pembayaran yang dijanjikan?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan jawaban dari bebagai

permasalahan diatas.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Bagi Perusahaan
1. Sebagai sarana untuk mengetahui kualitas perusahaan terhadap obligasi sebuah
perusahaan
2. Sebagai sarana untuk memanfaatkan Sumber Daya Manusia agar potensial
3. Sebagai sarana untuk meningkatkan nilai perusahaan
5

Bagi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya


1. Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana kurikulum yang
telah diterapkan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang terampil dalam
bidangnya
2. Sebagai sarana pengenalan instansi pendidikan Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya khususnya Jurusan Manajemen, kepada badan-badan usaha/institusi atau
perusahaan yang membutuhkan lulusan atau tenaga kerja yang dihasilkan oleh
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dengan tujuan menjalin kerja sama.
3. Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang dimiliki pada suatu kegiatan nyata
dengan harapan dapat membandingkan pengetahuan yang telah diterima di
perkuliahan dengan kondisi dunia kerja yang ada.
6

BAB II
PENDAHULUAN

2.1 Landasan Teori

a) Obligasi

Obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang dapat
diperjualbelikan. Obligasi berisi janji dari pihak yang menerbitkan Efek untuk membayar
imbalan berupa bunga (kupon) pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada akhir
waktu yang telah ditentukan, kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Obligasi merupakan
salah satu investasi Efek berpendapatan tetap yang bertujuan untuk memberikan tingkat
pertumbuhan nilai investasi yang relatif stabil dengan risiko yang relatif lebih stabil juga,
dibandingkan dengan saham.

Ciri-ciri obligasi

1. Nilai Obligasi
Nilai obligasi atau per value obligasi merupakan jumlah uang yang dipinjam oleh perusahaan
dan dilunasi sebelum jatuh tempo. Obligasi yang dikeluarkan oleh suatu pihak harus
memberikan informasi jelas seputar jumlah uang yang dibutuhkan atau jumlah emisi obligasi
yang ditentukan berdasarkan performa perusahaan, arus kas yang dimiliki, serta seberapa
besar kebutuhan perusahaan itu sendiri.

2. Tanggal Jatuh Tempo


Tanggal jatuh tempo ditentukan berdasarkan kapan obligasi diterbitkan, dan biasanya
memiliki jangka waktu bisa dari 1 - 10 tahun. Namun, para investor umumnya memilih waktu
jatuh tempo 5 tahun atau jangka waktu yang lebih pendek karena dinilai memiliki risiko yang
lebih rendah.

3. Principal dan Coupon Rate


Principal rate adalah jumlah uang yang berkaitan dengan par value, redemption value, dan
maturity value. Nominal tersebut dikeluarkan oleh pihak penerbit obligasi dan diberikan
kepada pihak yang menerima obligasi saat waktu jatuh tempo. Sementara, coupon rate atau
tingkat kupon adalah bunga yang wajib dibayarkan oleh penerbit obligasi setiap tahunnya
kepada pemegang obligasi.

4. Waktu Pembayaran
Kupon atau tingkatan bunga obligasi harus dibayarkan oleh penerbit secara berkala sesuai
dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya, yakni bisa per semester, per tiga semester,
per triwulan, dan lain sebagainya.
7

b) Provisi
Provisi penarikan merupakan perusahaan sebagai penerbit untuk menebus obligasinya
sebelum waktu jatuh temponya. Ketentuan penarikan tersebut biasanya menetapkan bahwa
penerbit harus membayar kepada investor/pemegang obligasi suatu jumlah yang lebih besar
dari pada nilai pari (nominal) obligasi jika obligasi tersebut ditarik. Jumlah tambahan tersebut
disebut sebagai premi penarikan/call premium. Oleh karena adanya penarikan kembali
inilah, biasanya obligasi yang mengandung ketentuan call provision ini diterbitkan
dengan tingkat bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi tanpa call
provision. Investor lebih memilih obligasi dengan situasi dimana perusahaan tidak
membeli kembali obligasinya sebelum jatuh tempo, sebab investor cenderung ingin
memiliki obligasi dengan bunga tinggi dibanding obligasi dengan bunga rendah.
Provisi pelunasan obligasi adalah dana yang dicadangkan untuk melunasi obligasi yang
diterbitkan Perusahaan, dapat berbentuk dana di bank atau deposito berjangka. Provisi
pelunasan obligasi diakui saat terjadinya, yaitu pada saat bukti pengeluaran bank
disetujui. Dana akan dihapuskan saat digunakan sesuai dengan peruntukannya, atau saat
diputuskan bahwa pencadangan tidak lagi dilakukan. Dana pelunasan obligasi diukur
sebesar nilai nominalnya. Dana pelunasan obligasi disajikan dalam Neraca sebagai bagian
dari Aktiva Tidak Lancar.
c) Aktiva arus kas dalam menentukan masa depan
n
i M
P0=∑ +
t =1 ( 1+ x ) ( 1+r )n
t

P0=i ( PVIFA r , n ) + M ( PVIF r , n )


Jika dalam perusahaan seorang manajer telah memprediksi bahwa tingkat suku bunga di
pasar modal (market rate) obligasi sejenis di masa mendatang akan turun, maka
perusahaan akan mempertimbangkan untuk membeli kembali obligasi (buy back) yang
tingkat bunganya tinggi, dan menerbitkan obligasi dengan tingkat suku bunga yang lebih
rendah. Dalam hal ini disebut bahwa obligasi didanai ulang (refunded). Jadi, kapan
perusahaan perlu melakukan pendanaan ulang obligasinya tergantung dari ekspektasi
tingkat suku bunga di masa mendatang.

d) Pertumbuhan obligasi kurang ngitung


Pergerakan harga obligasi sangat ditentukan pergerakan tingkat suku bunga. Pergerakan
harga obligasi berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga. Artinya jika suku bunga
naik maka harga obligasi akan turun. Sebaliknya, jika suku bunga turun maka harga
obligasi akan naik. Investor obligasi harus jeli memperkirakan tingkat suku bunga
sedemikian rupa sehingga dapat memperkirakan apakah terus memegang suatu obligasi,
membeli obligasi baru, atau menjual obligasi yang dimiliki saat ini.
e) a.
8

b.
f) a.
b.

g) risiko suku bunga


Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang
dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar.
Eksposur Perusahaan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan utang
bank. Untuk meminimalkan risiko suku bunga. Semakin lama jatuh tempo sebuah obligasi
tersebut maka akan semakin tinggi pula risikonya. Begitu pula sebaliknya. Mengapa?
Semakin lama maturity tersebut maka semakin besar pula peluang obligasi terdampak
terhadap perubahan suku bunga. Perubahan suku bunga berpotensi mempengaruhi harga
obligasi di pasar. Seperti diketahui, perubahan suku bunga di masa depan tidak selalu bisa
diprediksi pada masa kini. Pada saat suku bunga meningkat, harga obligasi akan turun,
demikian sebaliknya. Hubungan itu disebut sebagai interest rate risk atau risiko suku bunga.
Oleh karena itu, penerbit obligasi biasanya akan mengkompensasi lamanya jatuh tempo
tersebut dengan imbal hasil yang lebih tinggi. Semakin lama jatuh temponya, obligasi
biasanya memiliki imbal hasil yang lebih tinggi karena risikonya lebih tinggi.

h) Risiko reinvestasi kurang risiko

risiko yang terjadi sebagai akibat dari fluktuasi harga dan suku bunga pasar yang berlawanan.
Sehingga investor tidak akan dapat menginvestasikan kembali arus kas yang diterima dari
investasi, seperti pembayaran kupon atau bunga, pada tingkat yang sebanding dengan tingkat
pengembalian mereka saat ini. Risiko reinvestasi adalah kemungkinan bahwa arus kas
investasi akan menghasilkan lebih sedikit dalam keamanan baru. Ini menjadi potensi bahwa
investor tidak akan dapat menginvestasikan kembali arus kas pada tingkat yang sebanding
dengan tingkat pengembalian mereka saat ini.
i)
j)
9

https://hot.liputan6.com/read/4950014/obligasi-adalah-surat-utang-pahami-definisi-dan-jenis-
jenisnya
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/364
https://www.dbs.id/digibank/id/id/articles/wealth-101-mau-investasi-obligasi-yuk-kenali-
risikonya
https://www.pancabudi.com/Sistem-Manajemen-Resiko-Panca-Budi-ID.aspx#:~:text=Risiko
%20suku%20bunga%20adalah%20risiko,Untuk%20meminimalkan%20risiko%20suku
%20bunga.
https://www.infovesta.com/index/learning/
learning/;jsessionid=7F44F12D76F6661FF8EE10C503CFAA92.NGXA/40

Anda mungkin juga menyukai