Anda di halaman 1dari 21

Valuasi Obligasi dengan Kupon Berdasarkan Waktu

Kebangkrutan

DI ASIH I MARUDDANI, Prof. Dr. rer. nat. Dedi Rosadi, M.Sc., Dr. Gunardi, M.Si., Dr. Abdurakhman,
S.Si., M.Si.

2016 | Disertasi | S3 Matematika

Search

ABSTRAK

FILE PDF

Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik bagi kalangan investor di pasar
modal dan perusahaan untuk mendapatkan dana demi kepentingan perusahaan. Sekuritas obligasi
merupakan investasi berpendapatan tetap (fixed income securities) karena keuntungan yang diberikan
kepada investor obligasi didasarkan pada tingkat suku bunga yang telah ditentukan sebelumnya. Investasi
obligasi selain menghasilkan pendapatan juga memberikan potensi risiko investasi. Salah satu risiko
investasi obligasi adalah risiko kredit. Risiko kredit (credit risk) adalah risiko kerugian yang disebabkan
suatu perusahaan gagal membayar hutangnya pada saat jatuh tempo sehingga dapat dinyatakan bangkrut
(default). Untuk mengantisipasi risiko kredit tersebut perlu dihitung probabilitas kebangkrutan perusahaan
untuk memperoleh gambaran potensi kebangkrutan perusahaan secara umum dan sinyal awal terjadinya
kebangkrutan. Ukuran risiko kredit yang lain adalah nilai modal atau ekuitas dan nilai hutang atau
liabilitas yang dimiliki perusahaan. Model yang telah berkembang, khususnya yang menggunakan
pendekatan model struktural belum banyak yang membahas mengenai obligasi dengan kupon. Sedangkan
pada kenyataannya, hampir semua obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan adalah obligasi dengan
kupon. Selain itu pola waktu kebangkrutan untuk perlindungan investor juga merupakan hal yang penting
untuk diperhatikan. Berdasarkan beberapa permasalahan di atas, pada penelitian ini dikembangkan
valuasi obligasi dengan kupon berdasarkan waktu kebangkrutannya. Obligasi dengan kupon akan
dikembangkan untuk obligasi satu periode, dua periode, dan multiperiode dengan mengaplikasikan
distribusi normal univariat, bivariat, dan multivariat. Sedangkan waktu kebangkrutannya akan
dikembangkan dengan model waktu kebangkrutan saat jatuh tempo (default at maturity), first passage
time, dan revised first passage time. Penurunan rumusnya menggunakan metode straightforward
integration. Hasil dari penelitian ini adalah perumusan nilai ekuitas, liabilitas, dan probabilitas
kebangkrutan perusahaan di setiap periode pembayaran kupon sampai dengan saat jatuh tempo obligasi.
Pada penelitian ini juga dibuat program komputasi untuk mempermudah end-user dalam memanfaatkan
teori-teori yang dihasilkan. Teori yang dihasilkan diaplikasikan pada data obligasi perusahaan di
Indonesia yang menerbitkan obligasi dengan kupon multi periode, yaitu PT Bank Danamon Tbk yang
menerbitkan Obligasi II Bank Danamon Tbk Seri A dan Seri B Tahun 2010.

DAFTAR ISI
PENILAIAN OBLIGASI .....................................................................................................................1

I. BEBERAPA ISTILAH DALAM VALUASI OBLIGASI ..............................................................1

II. METODE VALUASI OBLIGASI ................................................................................................2

II.1. Yield To Maturity................................................................................. 3

II.2. Zero Coupon Bond .............................................................................. 4

PENILAIAN OBLIGASI
Learning objectives:

Diharapkan peserta dapat memahami istilah-istilah dan metode valuasi obligasi.

I. BEBERAPA ISTILAH DALAM VALUASI OBLIGASI

Pengetahuan mengenai efek bersifat hutang seperti obligasi beserta metode valuasinya

tidak dapat dipisahkan dari beberapa istilah yang sering digunakan di dalamnya, antara

lain:

 Nilai Buku (Book Value): adalah nilai yang ditunjukkan pada laporan neraca

perusahaan. Nilai ini menggambarkan biaya historis dari aset, bukan dari yang

sedang berlangsung.

 Nilai Likuiditas: adalah sejumlah uang yang dapat direalisasikan jika asset dijual

secara individual dan bukan sebagai bagian dari keseluruhan perusahaan.

Contohnya, jika operasional perusahaan dijual, dan asetnya dibagi serta dijual,

maka harga jual tersebut lah yang dimaksud dengan nilai likuiditas asset.

 Harga Pasar: adalah nilai yang teramati atas aset yang ada di pasar. Nilai ini

ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual

yang sepakat.

 Nilai Intrinsik: atau nilai ekonomi adalah nilai sekarang dari arus kas masa depan

yang diharapkan. Mencakup faktor risiko, kewajiban, jangka waktu, dan arus kas

di masa yang akan datang.

 Kupon: prinsipnya sama seperti bunga pada deposito, yang dibayarkan oleh

penerbit obligasi (obligor) kepada investornya dengan jumlah dan pada periode

yang telah ditentukan sebelumnya. Beberapa obligor menerapkan nilai kupon

tetap sampai jatuh tempo, namun ada juga yang menerapkan nilai kupon

mengambang (floating) dengan acuan tertentu.

 Nilai Par: adalah harga dasar pada saat obligasi dijual di pasar perdana, biasanya

100 atau 1000. Namun ada juga beberapa tipe obligasi tertentu yang dijual pada
harga diskon atau premium di pasar perdana.

 Harga Diskon: adalah apabila Harga Pasar < Nilai Par atau Nilai Intrinsik nya.

 Harga Premium: adalah apabila Harga Pasar > Nilai Par atau Nilai Intrinsik nya.

Dalam menghitung nilai intrinsik saham dan obligasi, kita akan menggunakan konsep

nilai waktu dari uang (time value of money). Nilai intrinsik dari saham dan obligasi sama

dengan nilai sekarang dari sejumlah arus kas yang diharapkan akan diterima oleh

investor dari saham dan obligasi tersebut.

II. METODE VALUASI OBLIGASI

Obligasi (bond) adalah surat hutang, atau kesanggupan jangka panjang dengan janji

untuk membayar kepada pemegangnya berupa sejumlah uang yang telah ditetapkan

sebelumnya dalam jumlah yang tetap pada setiap periodenya (bisa tahunan, kuartalan,

semesteran, dll) sampai jatuh tempo. Pada saat jatuh tempo, nilai pokok (principal) dari

obligasi akan dibayarkan kepada pemegang obligasi.

Perjanjian kontrak dari sebuah obligasi secara spesifik menjelaskan tingkat bunga kupon

yang dinyatakan baik dalam persentase dari nilai par atau jumlah bunga yang tetap di

mana perusahaan peminjam berjanji untuk membayarkan kepada pemegang obligasi

setiap tahun. Misalkan obligasi dengan nilai par 1.000, tingkat bunga kupon 9%, artinya

pembayaran bunga tahunan adalah sebesar 90.

Obligasi membayar kupon/bunga yang tetap (fixed coupon/ interest) dalam interval

waktu yang tetap (biasanya tiap enam bulan atau satu tahun) dan membayar par value

(nilai par/nominal) pada saat jatuh tempo.


Secara umum, nilai intrinsik dari sebuah aset sama dengan present value dari sejumlah

arus kas yang diharapkan/perkirakan yaitu coupon dan hutang pokok dengan required

rate of return (tingkat pengembalian yang diinginkan) tertentu. Jadi nilai obligasi

merupakan fungsi dari:

1. Jumlah dan waktu penerimaan dari arus kas.

2. Required rate of return dari investor dalam melakukan investasi.

Nilai dari sebuah aset dapat diperoleh dengan menghitung present value dari seluruh

arus kas yang diharapkan akan diperoleh di masa depan. Penilaian ini dapat dinyatakan

dalam persamaan umum present value.

Untuk penilaian obligasi, diskontokan arus kas yang diperoleh dari obligasi yang

bersangkutan pada required rate of return investor. Arus kas dari obligasi berupa:

1. The coupon payment (tahunan/tengah tahunan/3 bulanan)

2. The par value payment (satu kali pada saat jatuh tempo)

Dimana:

𝑉𝐵 = harga obligasi (nilai intrinsik obligasi)

𝐶𝑡 = coupon (kupon obligasi)

i = tingkat bunga

n = jangka waktu
Contoh:

PT. Kencana memiliki obligasi dengan nominal Rp. 1 juta, coupon rate 12%, dan umur 5

tahun. Apabila tingkat return yang diminta investor sebesar 10%, maka berapakah nilai

intrinsik dari obligasi tersebut?

Jawab:

Nilai intrinsik dari obligasi dapat dihitung sebagai berikut:

Bila investor menginginkan return 10% maka ia harus mendapatkan obligasi tersebut

maksimal seharga Rp 1.075.816,-

II.1. Yield To Maturity

Dapat juga dikatakan sebagai expected rate of return (tingkat pengembalian yang

diharapkan dari obligasi). Kita menghitung expected rate of return dengan mencari

discount rate yang menghasilkan present value dari seluruh pembayaran kupon

dan prinsipal sama dengan harga pasar obligasi saat ini.

Return (YTM) ini akan diperoleh jika obligasi dipegang oleh investor sampai dengan

jatuh tempo dengan cacatan perusahaan yang mengeluarkan tidak mengalami

kegagalan pembayaran (default).

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎𝑂𝑏𝑙𝑖𝑔𝑎𝑠𝑖(𝑉𝐵

)=∑

𝐶𝑡

(1 +YTM)

𝑡
𝑛

𝑡=1

𝑃𝑟𝑖𝑛𝑐𝑖𝑝𝑎𝑙

(1 + YTM)

Dimana:

𝑉𝐵 = harga obligasi (nilai intrinsik obligasi)

𝐶𝑡

= coupon (kupon obligasi)

YTM = tingkat bunga

n = jangka waktu

Contoh:

Sebuah obligasi memiliki nilai par sebesar Rp 1000 dengan kupon sebesar 6% yang

dibayarkan setiap 6 bulan dan jangka waktu tempo adalah 3 tahun. Hitunglah

wajar nilai obligasi ketika YTM nya sebesar 3%, 6%, dan 12%!

Jawab:

Ketika YTM = 3%

Latihan Soal:

1. PT. Jayabaya mengeluarkan obligasi Rp. 1.000.000,-, coupon rate 12%, dan

umur 5 tahun. Apabila tingkat return yang diminta investor 12%, maka

hitunglah nilai intrinsik dari obligasi tersebut!

2. PT. Indah Sentosa mengeluarkan obligasi Rp. 1.000.000, coupon rate 12%, dan

umur 5 tahun. Apabila tingkat return yang diminta investor 14%, maka

hitunglah nilai intrinsik dari obligasi tersebut!

3. PT. Raharja mengeluarkan obligasi Rp. 1.000.000,- coupon rate 12%, dan umur
4 tahun. Apabila tingkat return yang diminta investor 12%, maka hitunglah nilai

intrinsik dari obligasi tersebut

II.1. Yield To Maturity

Dapat juga dikatakan sebagai expected rate of return (tingkat pengembalian yang

diharapkan dari obligasi). Kita menghitung expected rate of return dengan mencari

discount rate yang menghasilkan present value dari seluruh pembayaran kupon

dan prinsipal sama dengan harga pasar obligasi saat ini.

Return (YTM) ini akan diperoleh jika obligasi dipegang oleh investor sampai dengan

jatuh tempo dengan cacatan perusahaan yang mengeluarkan tidak mengalami

kegagalan pembayaran (default).

Dimana:

𝑉𝐵 = harga obligasi (nilai intrinsik obligasi)

𝐶𝑡

= coupon (kupon obligasi)

YTM = tingkat bunga

n = jangka waktu

Contoh:

Sebuah obligasi memiliki nilai par sebesar Rp 1000 dengan kupon sebesar 6% yang
dibayarkan setiap 6 bulan dan jangka waktu tempo adalah 3 tahun. Hitunglah

wajar nilai obligasi ketika YTM nya sebesar 3%, 6%, dan 12%!

Jawab:

Ketika YTM = 3%

Berdasarkan hasil di atas, diketahui bahwa ketika YTM sama dengan kupon, maka

nilai obligasi sama dengan nilai par. Jika YTM lebih besar (kecil) dari kupon, maka

obligasi diperdagangkan pada diskon (premium) terhadap nilai par.

II.2. Zero Coupon Bond

Zero coupon bond adalah tipe obligasi di mana:

1. Tidak ada pembayaran kupon.

2. Return investor ditentukan seluruhnya dari diskon harga obligasi.

Valuasi nilai intrinsik dari obligasi tanpa bunga adalah sebagai berikut:

Dimana:

𝑉𝐵 = harga obligasi (nilai intrinsik obligasi)

i = tingkat bunga
n = jangka waktu

Contoh:

Sebuah obligasi tak berbunga yang bernilai nominal Rp 500.000.000 jatuh tempo

dalam 4 tahun. Tentukan nilai intrinsik dari obligasi tersebut jika investor

mengharapkan yield 12% per tahun!

Jawab:

Bila investor menginginkan return 12% per tahun selama 4 th ke depan, maka ia

harus mendapatkan obligasi tanpa bunga tersebut pada saat ini maksimal seharga

Rp 317.759.039,-

Premium: C > YTM

Par: C = YTM

Discount: C < YTM

C: Coupon

Modul WPPE | AEKPI

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 5

Latihan Soal:

1. PT. Sinar Terang menerbitkan sebuah obligasi tanpa bunga

dengan principal sebesar Rp100.000.000 yang jatuh tempo

dalam 5 tahun. Tentukanlah nilai intrinsik dari obligasi

tersebut jika tingkat bunga pasar adalah sebesar 10%!

2. Latinka ditawarkan sebuah obligasi tanpa bunga PT. Marga

Sarana seharga Rp35.421.260,55. Jika obligasi tersebut


memiliki principal sebesar Rp50.000.000 dan jatuh tempo

dalam jangka waktu 4 tahun, maka berapakah tingkat suku

bunga saat ini

IMBAL HASIL OBLIGASI


Imbal hasil obligasi merupakan pendapatan yang diterima oleh pemegang obligasi dan salah satu tolak
ukur yang digunakan oleh investor untuk memantau perkembangan pasar obligasi pemerintah.

Yield adalah istilah yang kerap disebut ketika membahas mengenai investasi. Arti yield
kerap diasosiasikan sebagai imbal hasil atau keuntungan yang didapatkan seorang
investor setelah melakukan investasi dalam jangka waktu tertentu. Dilansir dari
Investopedia, yield adalah pendapatan yang diterima dan direalisasikan dari hasil
investasi dalam periode waktu tertentu

Pengertian Yield Yield adalah istilah yang kerap digunakan untuk menunjukkan
keuntungan didapat lewat investasi saham. Secara lebih jelasnya, yield adalah ukuran
dari cash flow atau aliran dana yang didapatkan investor setelah menempatkan
investasi di sebuah produk dalam waktu tertentu. Biasanya, yield dihitung secara
tahunan, meski ada pula yang menghitung yield secara kuartalan atau bulanan. Selain
itu, yield juga biasanya bisa dilihat dari kenaikan harga saham secara historis.
Sehingga, yield bisa menjadi pertimbangan Anda untuk memutuskan membeli sebuah
aset investasi, salah satunya yakni saham. Lalu, bagaimana cara menghitung yield?
Seperti dijelaskan sebelumnya, yield merupakan persentase yang didapat dari
membagi imbal hasil yang didapatkan dibagi dengan nilai pokok investasi. Dengan
demikian, rumus menghitung yield secara sederhana adalah sebagai berikut: Yield =
Imbal Hasil/Nilai Pokok x 100 Persen Sebagai contohnya, saat Anda berinvestasi
melalui instrumen saham, imbal hasil yang Anda dapatkan bisa terbentuk dari dua hal.
Yang pertama dari kenaikan harga saham, dan yang kedua didapatkan dari pembagian
dividen oleh emiten atau perusahaan yang sahamnya Anda miliki. Baca juga: Apa Itu
Market Cap? Berikut Pengertian dan Cara Hitungnya Bila imbal hasil yang Anda
dapatkan berasal dari kenaikan harga dari saham, misalnya, dari Rp 1.000 per lembar
saham menjadi Rp 1.200 per lembar saham. Selain itu, di dalam satu tahun, Anda
mendapatkan dividen senilai misalnya, Rp 20 per lembar sahamnya. Yield atau imbal
hasil yang Anda dapatkan terdiri atas kenaikan harg saham ditambah dengan dividen
yang Anda terima, dibagi dengan nilai pokok saham ketika Anda pertama kali membali
saham tersebut. Sebagai contoh dari perhitungan ilustrasi di atas, maka: Yield= (Rp 200
+ Rp 20)/Rp 1.000 = 0,22 Atau bila menggunakan persentase, maka yield yang
didapatkan yakni sebesar 22 persen. Jenis Yield dan Cara Menghitungnya Meski kian
tinggi yield menunjuukan risiko yang kian rendah dan imbal hasil yang kian besar,
namun perlu diketahui beragam indikator yang menyebabkan naik turunnya yield
investasi. Kian besar yield, bisa jadi merupakan dampak dari pasar yang sedang
menurun, sehingga valuasi pasar juga merosot. Bila yield terlalu tinggi, bisa jadi harga
saham yang Anda miliki sedang turun atau perusahaan sedang membagi dividen dalam
jumlah besar. Terdapat beragam jenis yield yang perlu Anda ketahui. Beragam jenis
yield ini bisa menjadi pertimbangan Anda sebelum memutuskan investasi. Current Yield
Current yield adalah jenis imbal hasil yang digunakan untuk instrumen obligasi. Current
yield adalah perbandingan antara kupon bunga dengan harga obligasi saat ini. Yield to
Maturity Yield to maturity adalah tingkat pengembalian investasi obligasi sesuai dengan
waktu jatuh tempo. Bisa dikatakan, yield to maturity adalah nilai investasi awal
dikembalikan secara penuh kepada investor. Rumus menghitungnya adalah
menyamakan harga obligasi saat ini dengan seluruh tingkat pengembalian di masa
depan. Baca juga: Apa Itu Blue Chip, Middle Cap, dan Small Cap Dalam Investasi
Saham? Yield Dividend Yield dividend merupakan persentase dari nilai dividen atau
bagi hasil yang diberikan dan harga saham per lembarnya. Nilai bagi hasil ini
kemungkinan bisa berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu. Perhitungan yield
dividend bisa didapatkan dengan membagi dividen dengan harga saham saat ini.

Ketika Anda menginvestasikan modal ke sebuah instrumen keuangan, tentunya Anda


berharap untuk mendapat keuntungan. Imbal hasil adalah sebutan untuk keuntungan
tersebut. Imbal hasil kerap disebut sebagai yield, tetapi sebenarnya yield memiliki arti
yang lebih luas.

Apa yang Dimaksud dengan Imbal Hasil?

Imbal hasil, atau yield, atau kerap juga disebut sebagai return, adalah keuntungan yang
diperoleh dari penanaman modal dalam waktu tertentu atau setelah melalui proses
tertentu. Imbal hasil dan return adalah istilah yang umumnya mengacu pada nominal
keuntungan. Sementara itu, yield adalah keuntungan yang umumnya ditunjukkan dalam
bentuk persentase.

Baca Juga: 11 Macam Investasi Masa Kini dengan Imbal Hasil Besar

Apa yang Terjadi Jika Yield Semakin Tinggi?

Yield memiliki hubungan terbalik dengan risiko. Semakin tinggi sebuah yield dalam
suatu instrumen investasi, maka risiko instrumen tersebut akan semakin kecil.
Sementara itu, di saat yang sama imbal hasil akan semakin tinggi nilainya.

Selain itu, tingginya yield juga menjadi indikasi bagi beberapa fenomena. Salah satunya
adalah bahwa jika yield meninggi, maka valuasi pasar akan menurun. 

Pada instrumen investasi saham, tingginya yield menandakan bahwa harga saham
tersebut sedang turun. Jika bukan demikian, maka hal itu terbaca sebagai indikasi
bahwa perusahaan sedang yang membagikan dividen kepada pemegang saham dalam
jumlah yang besar.

Bagaimana Rumus Imbal Hasil?

Cara menghitung yield bisa berbeda-beda sesuai jenis dan tujuannya. Pengertian dan
cara menghitung yield akan bergantung pada masing-masing instrumen investasi.
Sementara itu, yield secara umum dapat diketahui menggunakan rumus berikut:

Yield = imbal hasil / nilai pokok x 100%

Sebagai contoh, misalnya Anda membeli saham seharga Rp900 per lembar dan
menjualnya beberapa tahun kemudian dengan harga Rp1.000 per lembar. Artinya,
Anda mendapatkan keuntungan berupa imbal hasil sebesar Rp100. Selain itu, dalam
investasi tersebut Anda memperoleh dividen sebesar Rp10 per lembar saham.

Maka, rumus menghitung yield untuk contoh diatas adalah sebagai berikut:

Yield = (Rp100 + Rp10)/Rp900 x 100% = 12,2%

Rumus tersebut adalah rumus yield umum pada instrumen saham. Secara lebih
spesifik, rumus yield akan bergantung pada jenis-jenis yield itu sendiri.

Jenis-Jenis Yield atau Imbal Hasil


Yield penting untuk diperhatikan agar Anda mendapatkan keuntungan investasi yang
maksimal. Oleh karena itu, Anda harus mengenal beberapa jenis imbal hasil atau yield
dan rumus untuk menghitungnya, di bawah ini:

Current Yield

Yield to Maturity

Dividend Yield

Yield to Call

Yield to Worst

1. Current Yield

Istilah ini mengacu pada imbal hasil dalam instrumen investasi obligasi. Sederhananya,
Current Yield adalah margin antara kupon bunga dan nilai obligasi terbaru saat itu.
Rumus menghitung Current Yield adalah sebagai berikut:

Current yield = (nilai obligasi x persentase pertumbuhan tahunan) / harga saham


terbaru x 100%

2. Yield to Maturity

Yield to Maturity adalah istilah untuk menyebut tingkat yield dari sebuah saham yang
dihitung pada jangka waktu tertentu. Yield to Maturity ini umumnya digunakan untuk
menghitung tingkat yield yang ideal dari sebuah saham pada jangka waktu tertentu.
Untuk menghitung Yield to Maturity, gunakan rumus berikut:

YTM = [imbal hasil + (nilai obligasi terbaru- nilai obligasi saat beli) / tenor obligasi] /
[(nilai obligasi saat beli + nilai obligasi terbaru) / 2] x 100%

3. Dividend Yield

Dividend Yield adalah istilah untuk menyebut harga obligasi dari sebuah instrumen
investasi yang dihitung keuntungannya berdasarkan setiap lembar saham. Dividend
Yield menjadi cara penghitungan yang paling sederhana untuk membandingkan yield
satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

Dividend yield = (harga obligasi / keuntungan per lembar saham) x 100%

4. Yield to Call

Istilah ini digunakan untuk menyebut yield yang didasari dari penarikan saham oleh
perusahaan kepada semua pemilik saham. Hal ini biasanya terjadi pada sebuah
perusahaan yang sahamnya callable atau dapat dibeli kembali dari para investor oleh
perusahaan. Untuk mendapatkan yield ini, Anda dapat menggunakan rumus berikut:

YTC = [imbal hasil + (nilai obligasi terbaru - nilai obligasi saat beli) / tenor sampai calling
saham] / [(nilai obligasi saat beli + nilai obligasi terbaru) / 2] x 100%

5. Yield to Worst

Yield to Worst adalah jenis yield yang dilakukan ketika terjadi pengembalian dana
kepada investor. Hal ini umumnya terjadi karena investor melakukan callback sebelum
masa tenornya tiba atau jatuh tempo. Mendapatkan Yield to Worst dilakukan dengan
mengambil nilai terendah antara Yield to Call dengan Yield to Maturity.

Baca Juga: Surat Utang Negara (SUN): Pengertian dan Manfaatnya

Imbal Hasil dari Berbagai Investasi


Instrumen satu investasi memiliki yield yang bisa saja berbeda dengan yield instrumen
investasi lainnya. Hal itu akan bergantung pada pola perdagangan dari investasi itu
sendiri. Berikut ini adalah beberapa yield dari instrumen investasi pilihan.

Yield Saham

Yield Deposito

Yield SUN

1. Yield Saham

Yield Saham atau dikenal juga dengan nama Dividend Yield merupakan rasio keuangan
yang akan memberi informasi kepada investor mengenai persentase harga saham yang
dibayarkan dalam bentuk dividen per tahun. Ketika Anda menghitung yield saham milik
dua perusahaan, maka akan terlihat mana yang paling potensial untuk berinvestasi.

2. Yield Deposito

Yield Deposito adalah yield yang yang mengukur keuntungan dengan dasar tingkat
suku bunga. Imbal hasil yang diharapkan adalah dari pengelolaan dana oleh bank.
Namun, investor yang melakukan deposito tidak melakukan pengelolaan secara aktif.

3. Yield SUN

Yield SUN atau Surat Utang Negara adalah yield yang mengukur keuntungan
berdasarkan kupon atau tingkat suku bunga, bukan dari capital gain atau selisih
kenaikan harga Surat Utang Negara ketika dibeli dengan ketika dijual. 

Imbal Hasil Besar dari Pendanaan Modal Kecil di Modal Rakyat 


Berbeda dari saham, obligasi, dan deposito, P2P Lending menjadi alternatif
pengelolaan uang yang tidak memerlukan modal besar tetapi tetap memberikan imbal
hasil memuaskan. Salah satu platform P2P Lending yang memberikan batas modal
awal kecil adalah Modal Rakyat. 

Modal Rakyat merupakan fintech yang menjadi mediator kerja sama antara pemilik
bisnis UMKM butuh modal dengan donatur penyumbang modal. Nantinya, donatur akan
mendapatkan bagian untung dari bisnis UMKM yang terbantu modal. 

Uniknya, pendanaan di Modal Rakyat dapat dimulai dengan modal awal Rp25.000.
Selanjutnya, pendana dapat menambahnya secara berkala. Dari total keseluruhan
modal, pendana akan memperoleh imbal hasil sebesar 18% per tahun. Lebih dari itu,
terdapat asuransi modal hingga 95%. Ketahui lebih banyak tentang pendanaan di
Modal Rakyat

Artikel ini telah tayang di Blog Modal Rakyat. Kunjungi


https://www.modalrakyat.id/blog/imbal-hasil

Anda mungkin juga menyukai