Anda di halaman 1dari 9

Materi Manajemen Keuangan

Penilaian Obligasi

Obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang
dapat diperjualbelikan. Obligasi berisi janji dari pihak yang menerbitkan efek
untuk membayar imbalan berupa bunga (kupon) pada periode tertentu dan
melunasi pokok utang pada akhir waktu yang telah ditentukan, kepada pihak
pembeli obligasi tersebut. Obligasi merupakan salah satu investasi efek
berpendatan tetap yang bertujuan untuk memberikan tingkat pertumbuhan nilai
investasi yang relatif stabil dengan resiko yang relatif stabil juga dibanding
dengan saham. Obligasi merupakan surat pengakuan hutang yang dikeluarkan
oleh pemerintah atau perusahaan atau lembaga lain sebagai pihak yang berhutang,
yang mempunyai nilai nominal tertentu dan kesanggupan untuk membayar bunga
secara periodik atas dasar persentase tertentu yang tetap. Obligasi memiliki
beberapa manfaat, diantaranya:

 Tingkat bunga obligasi bersifat konsisten, dalam arti tidak dipengaruhi


harga pasar obligasi.
 Pemegang obligasi dapat memperkirakan pendapatan yang akan diterima,
sebab dalam kontrak perjanjian sudah ditentukan secara pasti hak-hak
yang akan diterima pemegang obligasi.
 Investasi obligasi dapat pula melindungi resiko pemegang obligasi dari
kemungkinan terjadinya inflasi.
 Obligasi dapat digunakan sebagai agunan kredit bank dan untuk membeli
instrumen aktiva lain.
1. Jenis – jenis Obligasi
Sebelum transaksi jual beli obligasi terjadi, ada suatu kontrak perjanjian
obligasi (bond indenture) antara pembeli dan penjual obligasi. Perjanjian
tersebut menentukan adanya macam-macam obligasi yang terdiri dari
beberapa bagian diantaranya adalah:
a) Berdasarkan penerbit obligasi (Issuer)
Berdasarkan penerbit obligasi dapat dibagi atas tiga jenis yaitu:
1) Obligasi pemerintah
yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.
2) Obligasi perusahaan milik Negara (state owned company)
Contoh penerbit obligasinya adalah BTN, Bapindo, PLN, jasa
marga, Pegadaian, Pelabuhan Indonesia, dan lain-lain
3) Obligasi perusahaan swasta
Contoh penerbit obligasinya adalah Astra Internasional, Bank
Internasional Indonesia, Citra Marga Nusaphala Persada, Bank
Modern, Multiland, Dharmala Sakti Sejahtera, Ciputra
development, Tjiwi Kimia, dan lain-lain.
b) Berdasarkan sistem pembayaran bunga
Berdasarkan sistem pembayaran bunga maka obligasi dapat dibagi
atas dua jenis yaitu:
1) Obligasi Kupon (Coupon Bond)
Obligasi kupon (coupon bond) yaitu obligasi yang bunganya
dibayarkan secara periodik, ada yang setiap triwulan, semesteran,
atau tahunan. Pada surat obligasi terdapat bagian yang dapat
dirobek untuk mengambil bunga obligasi tersebut. Bagian inilah
yang disebut kupon obligasi. Jadi kupon obligasi adalah bagian
yang istimewa dari suatu obligasi yang mendefinisikan jumlah
bunga tahunan. Setiap 1 kupon melambangkan 1 kali bunga yang
dapat diambil.
2) Obligasi tanpa Kupon (Zero Coupon Bond)
Lain halnya dengan coupon bond, zero coupon bond tidak
mempunyai kupon, sehingga investor tidak akan menerima bunga
secara periodik, tetapi bunga langsung dibayarkan sekaligus pada
saat pembelian.
c) Berdasarkan tingkat bunganya
Berdasarkan tingkat bunga ada 3 jenis obligasi, yaitu:
1) Obligasi dengan Bunga Tetap (Fixed Rate Bond)
Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada awal penjualan obligasi
dan tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.
2) Obligasi dengan Bunga Mengambang (Floating Rate Bond)
Bunga pada obligasi ini dietapkan pada waktu pertama kali untuk
kupon pertama, sedangkan pada waktu jatuh tempo kupon pertama
akan ditentukan tingkat bunga untuk kupon berikutnya, demikian
seterusnya. Biasanya obligasi dengan bunga mengambang ini
ditentukan relatif terhadap suatu patokan suku bunga misalnya 1%
diatas JIBOR (Jakarta Inter Bank Offering Rate), 1,5% diatas
LIBOR (London Bank Offering Rate).
3) Obligasi dengan Bunga Campuran (Mixed Rate Bond)
Obligasi jenis ini merupakan gabungan dari obligasi bunga tetap
dan bunga mengambang. Bunga tetap ditetapkan untuk periode
tertentu biasanya pada periode awal, dan periode selanjutnya
bunganya mengambang.
d) Berdasarkan jaminannya
Berdasarkan jaminannya ada 5 jenis obligasi yaitu:
1) Collateral
Perusahaan penerbit membuat suatu janji, apabila pada saat jatuh
tempo obligasi perusahaan penerbit tidak dapat membayar nilai
nominal obligasi maka perusahaan penerbit menyediakan sejumlah
asset milik perusahaan sebagai jaminan. Hal tersebut akan
memperkuat tingkat kepercayaan pemodal, yang menjamin bahwa
pemodal tidak akan mengalami kerugian.
2) Debenture
Dalam tipe obligasi ini, perusahaan penerbit obligasi tidak
menjamin dengan aktiva tertentu, tetapi dijamin oleh tingkat
likuiditas perusahaan. Pemodal berharap bahwa perusahaan dapat
mencapai laba untuk membayar bunga dan nilai nominal obligasi.
3) Subording Debenture
Dalam perjanjian kontrak obligasi, pemegang obligasi
diklasifikasikan berdasarkan siapa yang akan dibayar terlebih
dahulu. Jika perusahaan bangkrut, siapa yang paling mendapat
prioritas untuk dibayar terlebih dahulu. Tipe Subording Debenture
dibayar setelah debenture. Oleh karena itu, Subording Debenture
merupakan obligasi yang mempunyai risiko tinggi.
4) Obligasi pendapatan (Income Bonds)
Obligasi tipe ini, tidak dijamin dengan asset tertentu. Disamping
itu, perusahaan penerbit tidak mempunyai kewajiban membayar
bunga secara periodik kepada pemegang obligasi. Dalam obligasi,
perusahaan akan membayar bunga apabila laba yang dicapai cukup
untuk membayar bunga. Perusahaan penerbit tidak mempunyai
utang bunga apabila periode yang berlalu tidak mampu membayar
bunga.
5) Obligasi Hipotek (Mortgage)
Obligasi tipe ini dijamin dengan aset tertentu dan aset yang
dijadikan agunan disebutkan secara jelas. Aset tersebut merupakan
aset yang tidak bergerak misalnya, tanah dan gedung. Apabila
perusahaan menepati janjinya, agunan tersebut dapat dijual untuk
menutupi kewajiban perusahaan tersebut. Dalam obligasi tipe ini,
asset perusahaan yang baru secara langsung menjadi agunan.
e) Berdasarkan Nominalnya
Obligasi terbagi menjadi:
1) Conventional Bonds yaitu obligasi yang lazim diperjuangkan
dalam satu nominal, contohnya Rp 1 milyar per lot.
2) Retail Bonds yaitu obligasi yang diperjualbelikan dalam satuan
nilai nominal yang lebih kecil.
2. Karakteristik obligasi
Menurut Wijayanto (2015:5) terdapat beberapa karakteristik obligasi,
yaitu:
A. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi
yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi
tersebut jatuh tempo.
B. Kupon (Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang
obligasi secara berkala dimana pembayaran kupon obligasi
korporasi adalah setiap 3 bulan. Kupon obligasi dinyatakan dalam
annual persentase.
C. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi
akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal
obligasi yang dimilikinya. Pada periode jatuh tempo obligasi
memiliki dua variasi, mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5
tahun. Pada obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun
akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga resiko yang
didapatkan lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang
memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum,
semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi maka semakin tinggi
kupon/bunganya.
D. Penerbit/Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit
obligasi merupakan faktor sangat penting dalam melakukan
investasi obligasi korporasi. Mengukur resiko/kemungkinan dari
penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan
atau pokok obligasi tepat waktu (default risk) dapat dilihat dari
peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga
pemeringkat seperti PEFINDO, Fitch Indonesia, dan ICRA
Indonesia.
3. Penilaian obligasi
Penilaian obligasi berarti penentuan harga obligasi. Pada penilaian
sekuritas (termasuk obligasi), pada umumnya, digunakan konsep nilai
sekarang (present value). Dengan prinsip ini, nilai obligasi akan ditentukan
oleh nilai intrinsiknya Nilai (intrinsik) obligasi bisa diestimasi dengan
'mendiskonto' semua aliran kas yang berasal dari pembayaran kupon,
ditambah pelunasan obligasi sebesar nilai par, pada saat jatuh tempo.
Persamaan matematika untuk menentukan nilai intrinsik obligasi:
Dalam hal ini:

P = nilai sekarang obligasi pada saat ini (t-0)

N = jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi

Ci = pembayaran kupon untuk obligasi i setiap tahunnya

r = tingkat diskonto yang tepat atau tingkat bunga pasar

Pp = nilai par dari obligasi

4. Tingkat pengembalian saat jatuh tempo


Yield to Maturnity (YTM) adalah tingkat pengembalian ketika seseorang
berinvestasi obligasi hingga jatuh tempo tiba. Yield to Maturity (YTM)
adalah penghitungan yang menunjukan imbal hasil atau tingkat
pendapatan yang investor peroleh dari hasil investasi surat berharga
hingga periode jatuh tempo. Tingkat pengembalian dana atau pendapatan
investor ini tersaji dalam berupa persentase. Perlu ingat bahwa yield
berbanding terbalik dengan pergerakan harga. Jika harga obligasi naik,
maka persentase profit investor turun. Hal ini juga berlaku sebaliknya
Rumus YTM = (C + (( P– R) / N)) / (P+R) / 2
Keterangan:
C = Kupon
R = Redemption Value
N = Periode waktu yang tersisa (tahun)
P = Harga Pembelian
Misalnya, kamu membayar Rp800 ribu untuk obligasi Rp1 juta. Besaran
suku bunga 12% dan jatuh tempoh dalam 8 tahun. Pembayaran bunga
obligasi setiap bulannya sebesar Rp120 ribu ( Rp1 juta x 12% = Rp120
ribu). Berapakah nilai YTM?
C = Rp120 ribu
N= 8 tahun
R = Rp1 juta
P = Rp800 ribu
= (Rp120 ribu + ((Rp1 juta – Rp800 ribu))/8 )) / (Rp1 juta + Rp800 ribu) /
2
=145 / 900 = 16,11 %
Hasil ini menunjukkan tingkat pengembalian, jika kamu berinvestasi di
obligasi dan memilih hold hingga penerbit obligasi melunasi utangnya.
1.1 Latar Belakang
Investasi merupakan sebuah kegiatan dalam mengupayakan penanaman
modal yang dapat menghasilkan keuntungan dimasa depan. Investasi memiliiki
banyak manfaat yang dapat dirasakan dalam jangka waktu pendek maupun di
masa depan diantaranya dapat meningkatkan aset seseorang, dapat memenuhi
kebutuhan dimasa depan serta menambah sumber pemasukan. Pada dasarnya,
investasi dibagi menjadi dua yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka
panjang. Adapun jenis – jenis investasi yaitu saham, reksa dana, deposito
berjangka, properti, emas dan logam mulia, asuransi dan obligasi atau surat utang.

Obligasi adalah instrumen investasi yang dapat dipilih oleh investor di pasar
modal selain efek saham yang diperdagangkan. Obligasi merupakan surat
pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan atau
lembaga lain sebagai pihak yang berhutang, yang mempunyai nilai nominal
tertentu dan kesanggupan untuk membayar bunga secara periodik atas dasar
persentase tertentu yang tetap. Obligasi diterbitkan oleh pihak berhutang kepada
pihak yang berpiutang. Penerbitan obligasi disertai perjanjian untuk membayar
kembali pokok utang beserta kupon bunganya pada waktu yang telah ditentukan.
Penerbit obligasi bisa disebut debitur dan pembeli obligasi adalah kreditur atau
investor. Tujuan dari penjualan obligasi kepada investor salah satunya agar
pemerintah dan perseroan memperoleh pinjaman uang. Uang yang mereka
dapatkan ketika menerbitkan obligasi, atau dijual kepada publik merupakan
jumlah dari uang yang dipinjam. Imbalan yang akan didapatkan oleh pemerintah
atau perseroan berupa persetujuan untuk memberikan bayaran dengan jumlah
tertentu kepada pemegang obligasi atau pemberi pinjaman (kreditur).
Investasi obligasi ini sendiri memberikan beberapa keuntungan bagi
pemerintah, bagi perusahaan dan bagi investor. Bagi pemerintah keuntungan
investasi obligasi ini antara lain mendorong pembangunan negara, memenuhi
defisit APBD, serta mengusahakan portofolio surat utang. Bagi perusahaan
kentungan investasi obligasi adalah biaya penerbitan terjangkau, serta bunga lebih
rendah dari pada pinjaman bank. Dan bagi investor, keuntungan yang yang
didapat adalah imbal hasil atau kupon optimal, mendapatkan capital gain,
investasi berisiko rendah serta aman dari fluktuasi.

Obligasi dinilai sesuai dengan penilaian obligasi pada umumnya, dengan


memperhatikan masa jatuh tempo (maturity) dan tingkat bunganya. Dalam
penilaian hutang obligasi terdapat berbagai hal yang perlu diperhatikan yaitu
pertama, penerbitan obligasi ke publik Emiten harus menetapkan penjamin emisi
mendapatkan persetujuan regulasi atas penerbitan obligasi, menjalani proses audit,
dan menerbitkan prospectus serta memiliki sertifikat obligasi tercetak. Kedua,
Harga jual atas penerbitan obligasi ditetapkan oleh: mekanisme permintaan dan
penawaran, resiko relatif, kondisi pasar, keadaan ekonomi. Dan ketiga, Nilai
obligasi pada present value diri arus kas masa depan yang diharapkan, yang terdiri
atas bunga dan nilai nominal. Penilaian obligasi ini dibutuhkan untuk membantu
investor menentukan tingkat pengembalian atau keuntungan agar investasi
obligasi bernilai. Mengingat pentingnya penilaian obligasi membuat penulis
terdorong untuk membuat karya tulis dengan judul "Penilaian Obligasi".

Sebelum penulis menguraikan lebih lanjut mengenai karya tulis ini, maka
perlu kiranya dikemukan beberapa alasan-alasan dalam memilih judul
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut yaitu :

a) Pertama, karena materi yang dipelajari pada semester ini adalah mengenai
manajemen keuangan khususnya mengenai obligasi.
b) Kedua, untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen bidang studi.
c) Ketiga, penulis ingin mengetahui lebih lanjut mengenai jenis – jenis obligasi,
karakteristik, penilaian obligasi, dan tingkat pengembalian saat jatuh tempo.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
DAFTAR PUSTAKA

Listianingrum, Aning. 2015. https://repository.ump.ac.id/2356/3/BAB


%20II_ANING%20LISTIANINGRUM_AKUNTANSI%2715.pdf

https://www.google.com/url?
sa=i&source=web&cd=&ved=0CAMQw7AJahcKEwj4z4fS1_P9AhUAAA
AAHQAAAAAQAg&url=http%3A%2F%2Frepository.stei.ac.id
%2F6353%2F3%2FBAB
%2520II.pdf&psig=AOvVaw29B1h6ZzijDYDmTHb-
fZvX&ust=1679717011475106

Ojk.go.id. Definisi dan Jenis Obligasi.


https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/364. Diakses pada
tanggal 24 Maret 2023 pukul 10.07

Ajaib.go.id. 2019. Pengertian Current Yield dan Cara Menghitungnya.


https://ajaib.co.id/pengertian-current-yield-dan-cara-menghitungnya/
#:~:text=Yield%20to%20Maturnity%20(YTM)%20adalah,obligasi
%20hingga%20jatuh%20tempo%20tiba.&text=Misalnya%2C%20kamu
%20membayar%20Rp800%20ribu%20untuk%20obligasi%20Rp1%20juta.
Diakses pada tanggal 24 Maret 2023 pukul 11.09

Nastiti, Hani. 2022. Apa itu Yield to Maturity? Ini Penggertian, Cara Menghitung
dan Contohnya. https://www.tanamduit.com/belajar/investasi/yield-to-
maturity. Diakses pada tanggal 24 Maret 2023 pukul 11.57

Anda mungkin juga menyukai