Anda di halaman 1dari 22

OBLIGASI

Eka Kartika Sari

Imelda Asri Lestari

Sarah Fauziah

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI

Jl. Pahlawan No. 69 BANDUNG


OBLIGASI
1.1 PENGERTIAN OBLIGASI
Selain saham, instrument pasar modal yang relative cukup familiar di masyarakat
adalah obligasi (bond). Obligasi telah menjadi investasi alternatif oleh para investor, serta
diminati karena disamping memberikan pendapatan tetap (bunga tetap) juga memberika
capital gain. Buktinya, dalam kurun terakhir obligasi menjadi berkembang, bahkan
pemerintah dalam rangka memenuhi sumber pendanaan juga menerbitkan obligasi.
Obligasi termasuk salah satu jenis efek pendanaan tetap (Fixed Income Securitas).
Fixed Income Securitas (FIS) adalah semua jenis sekuritas/efek atau surat berharga yang
dapat memberikan pendapatan tetap/pasti kepada pemegangnya (Robert Ang, 1995).
Obligasi merupakan kontrak antara pemberi pinjaman dengan yang diberi pinjaman. Jadi
surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut
memberikan pinjaman kepada yang diberi pinjaman melalui sebuah kontrak, dan akibat
adanya kontrak tersebut pemberi pinjaman memiliki hak untuk di bayar kembali pada
waktu dan dengan jumlah tertentu (Widoatmodjo, Sawidji, 2005).
Sebagai bentuk efek yang berpendapatan tetap, obligasi memiliki ciri-ciri umum, antara
lain :
1. Merupakan surat berharga yang mempunyai kekuatan hukum
2. Memiliki batas periode atau jangka waktu tertentu
3. Adanya pendapatan tetap
4. Memiliki nilai nominal
Memiliki kekuatan hukum, maksudnya terdapat nilai yang terkandung didalamnya serta
mengikat kedua belah pihak secara hukum. Obligasi memiliki batas periode atau jangka
waktu berlakunya yang biasa disebut masa hidup pasar. Obligasi termasuk jenis Efek
Pendapatan Tetap yang berjangka waktu panjang, dengan definisi sebagai berikut (Robert
Ang, 2005) :
Obligasi adalah efek utang berpendapatan tetap yang diperdagangkan di masyarakat
dimana penerbitnya setuju untuk membayar sejumlah bunga tetap untuk jangka waktu
tertentu dan akan membayar kembali jumlah pokoknya pada jatuh tempo
Ketika dilakukan penerbitan obligasi, terdapat perlakuan yang sedikit berbeda dengan
ketika menerbitkan saham yaitu sebelum obligasi ditawarkan kepada masyarakat
(pemodal) harus di peringkat (rating) oleh lembaga pemeringkat (rating agency) terlebih
dahulu. Pemeringkatan ini berguna untuk menilai perusahaan dari berbagai faktor yang
secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan keuangan perushaan.
Peringkat (rating) diberikan oleh rating agency (Robert Ang, 2005).
Hasil pemeringkatan oleh rating agency dikategorikan menjadi dua yaitu non investment
grade, dan investment grade. Obligasi yang semula tergolong investment grade tetapi
setelah ditinjau kembali ternyata mengalami penurunan rating menjadi non investment
grade, obligasi yang demikian disebut falling engels.
Untuk meberikan gambaran tentang proses pemeringkatan obligasi dan perdagangan
obligasi, dibawah ini diberikan ilustrasi diagram sebagai berikut :
GAMBAR PIHAK PIHAK YANG TERKAIT PROSES PEMERINGKATAN DAN
PERDAGANGAN OBLIGASI

Lembaga pemeringkat (rating agency) di dunia yang terbesar adalah :


1. Moodys
2. Standard & Poors
Maksud dan tujuan dilakukan pemeringkatan efek (obligasi) disamping sebagai bentuk
aktivitas dan keterbukaan perusahaan tentang posisi kinerja (kualifikasi) lembaga, juga
untuk menunjukkan kualifikasi efek (obligasi) yang dikeluarkan. Pemeringkat tersebut
dapat diberlakukan terhadap sekuritas juga terhadap entitas penerbit sekuritas.
Pemeringkatan dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu :

- Corporate Rating
Dimaksudkan untuk memperingkat atau menilai suatu perusahaan secara menyeluruh.
- Securities Rating
Dimaksudkan untuk memperingat atau menilai suatu produk efek yang di keluarkan
oleh suatu perusahaan, misalnya bond rating.
Sama halnya ketika pengeluaran saham, ketika pengeluaran obligasi pertama kali harus
melibatkan penjamin (underwriter). Underwriter biasanya merupakan suatu kelompok
(sindikasi) yang terdiri dari penjamin emisi utama (lead underwriter) dan penjamin emisi
pelaksana (underwriters). Penjamin emisi pelaksana ini biasanya bertindak juga sebagai
agen penjualan (selling agent), yang berhubungan langsung dengan masyarakat pemodal.
Penjamin utama dan pelaksana hanya melaksanakan tugasnya sampai proses emisi utama.
Selain underwriter dan rating agency, saat penawaran umum obligasi, juga harus
melibatkan Waliamanat (Trustee). Waliamanat merupakan lembaga yang berfungsi untuk
mengurusi keperluan dan kepentingan dari obligasi sesudah penawaran umum sampai
masa hidup pasar obligasi tersebut terakhir (Robert Ang, 2005). Waliamanat adalah bank
yang telah mendapat izin operasi sebagai waliamanat dari bapepam, dan tata kerjanya
didasarkan kontark perwaliamanatan yang ditandatangani antara waliamanat dengan
perusahaan yang menerbitkan obligasi (issuer).
Kontrak perwaliamanatan (trustee agreement), kadang-kadang melibatkan pihak yang
disebut Guarantor. Guarantor merupakan pihak yang memberikan jaminan akan melunasi
surat hutang beserta kewajiban yang berhubungan obligasi yang diterbitkan oleh issuer
jika terjadi wanprestasi dari issuer. Waliamanat berfungsi melakukan
pencatatan/administrasi mengenai obligasi yang masih beredar, pembayaran Bunga yang
sering terlambat, dan pengawasan terhadap issuer, dan membuat laporan baik tengah
tahunan maupun kepada Otoritas Jasa Keuangan (Robert Ang, 2005). Didalam
melaksanakan pembayaran bunga maupun pokok, biasanya waliamanata menunjuk pihak
yang disebut paying agent (agen pembayaran), sehingga investor yang ingin mengambil
bunga atau pokoknya, langsung berhubungan dengan paying agent. Kadang-kadang
waliamanat sendiri sebagai paying agent.

1.2 JENIS OBLIGASI


1. Dilihat dari Penerbitnya (Issuer)
Dilihat dari pihak yang menerbitkan obligasi (Issuer), obligasi dapat dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu :

a. Obligasi Pemerintah
Merupakan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah (pemerintah sebagai Issuer-
nya). Disini, merupakan upaya pemerintah untuk mencari sumber dana dalam
memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintah (Negara). Jika pemerintah
menerbitkan obligasi berarti pemerintah memiliki hutang jangka panjang kepada
siapa saja yang memegang obligasi. Obligasi yang diterbitkan pemerintah
tergolong risk free rate, karena kecil kemungkinan terjadi wanprestasi. Pemerintan
Indonesia juga mengeluarkan obligasi yaitu Surat Utang Pemerintah (SUN), dan
Surat Utang Pemerintah Syariah yaitu ORI 1-5. Di Amerika Serikat, Pemerintah
Daerah (Negara Bagian) juga mengeluarkan obligasi untuk memenuhi kebutuhan
pembiayaannya.
b. Obligasi perusahaan milik Negara (state owned company)
Merupakan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan milik pemerintah (ber plat
merah) atau perusahaan BUMNObligasi perusahaan swasta
Merupakan obligasi yang diterbitkan perusahaan swasta murni. Sebagian besar
obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek adalah tipe jenis obligasi ini, Tjiwi
Kimia, dan lain-lain.
2. Dilihat dari Pendapatan yang Diberikan
a. Coupon Bond
Merupakan obligasi yang memberikan pendapatan tetap berupa tingkat bunga
tertentu yang dibayarkan pada periode tertentu. Obligasi jenis ini, membayar
bunga secara periodik, misalnya setiap triwulan, semesteran atau tahunan. Pada
surat berharga obligasi yang diterima oleh investor terdapat bagian-bagian yang
dapat dirobek untuk mengambil bunga dari obligasi. Bagian tersebut adalah
kupon obligasi.
b. Zero Coupon Bond
Disamping obligasi yang memberikan pendapatan tetap berupa tingkat Bungan
tertentu, terdapat pula obligasi yang tidak memberikan tingkat bunga tertentu
secara periodik. Obligasi tipe ini disebut obligasi zero Coupon Bond. Zero
Coupon Bond tidak mempunyai kupon, sehingga investor tidak akan menerima
bunga secara periodik. Pendapatan obligasi tipe ini, bunga dibayarkan sekaligus
pada saat pembelian.
3. Dilihat dari Bentuk Pendapatan Bunga yang Diberikan
a. Obligasi dengan bunga tetap (fixed rate bond)
Bunga pada obligasi ditetapkan pada awal penjualan obligasi dan tidak berubah
sampai jatuh tempo
b. Obligasi dengan bunga mengambang (floating rate bond)
Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada waktu pertama kali kupon pertama
sedangkan pada waktu jatuh tempo kupon pertama maka ditentukan tingkat bunga
untuk kupon berikutnya, demikian seterusnya. Biasanya obligasi dengan bunga
mengembang ini ditentukan relative terhadap patokan suku bunga misalnya 1%
diatas JIBOR (Jakarta Interbank Offering Rate). 1,5% diatas LIBOR (London
Interbank Offering Rate)
c. Obligasi dengan bunga campuran (mixed rate bond)
Obligasi jenis ini merupakan obligasi yang memberikan bunga tipe gabungan
antara bunga tetap dan dengan bunga mengambang. Bunga tetap ini ditetapkan
untuk periode tertentu biasanya pada periode awal dan selanjutnya bunganya
bersifat mengambang
4. Dilihat dari Jaminan yang Menyertai
a. Secured Bond (obligasi dengan jaminan)
Merupakan obligasi yang ada jaminannya, yang mana jaminannya berupa
hadirnya Guarantor atau jaminan berupa aktiva tetap
b. Unsecured Bond (obligasi tanpa jaminan)
Merupakan obligasi yang tidak ada Guarantornya serta tidak ada jaminan aset
lainnya. Unsecured bond ini disebut juga debentures
5. Dilihat dari Tempat Penerbitannya
a. Domestic Bond (obligasi domestik)
Merupakan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau lembaga dalan negeri
dan dipasarkan dipasar modal dimana obligasi tersebut diterbitkan.
b. Foreign Bond (obligasi asing)
Merupakan obligasi yan diterbitkan oleh perusahaan atau lembaga asing dan
dipasarkan diman obligasi tersebut diterbitkan.
c. Global Bond
Obligasi yang diterbitkan untuk dapat diperdagangkan dimanapun tanpa adanya
keterbatasan tempat penerbitan atau tempat perdagangan tertentu.
6. Dilihat dari Rating Obligasi
a. Investment Grade Bond
Merupakan obligasi yang telah diperingkat dan termasuk dalam peringkat yang
layak untuk investasi (Investment Grade). Beberapa peringkat yang dapat
dikategorikan investment grade adalah peringkat AAA, AA, dan A menurut
Standard & Poors atau peringkat AAA, AA dan A menurut Moodys
b. Non investment Grade Bond
Merupakan obligasi yang telah diperingkat, tetapi tidak termasuk peringkat yang
layak untuk investasi (non investmen grade). Umumnya perangkat obligasi ini
adalah BBB, B dan B menurut S&P atau BBB dan B menurut Moodys. obligasi
ini sering disebut Junk Bond, karena memberikan tingkat bunganya yang lebih
tinggi.
7. Dilihat dari Call Feature
a. Freely Callable Bond
Merupakan obligasi yang dapat dibeli kembali oleh penerbitnya sebelum obligasi
tersebut jatuh tempo. Issuer dapat membeli kembali obligasi untuk menghindari
cost of capital yang tinggi berupa pembayaran bunga obligasi yang telah tinggi
dari bunga pasar (pinjaman). Jika penerbitnya meminta untuk membeli kembali,
maka pemegang obligasi tidak dapat menolak.
b. Non Callable Bond
Merupakan obligasi yang mana penerbitnya tidak dapat membeli kembali dari
pemegangnya sebelum obligasi tersebut jatuh tempo, kecuali penerbitnya
membelinya melalui mekanisme pasar.
c. Deferred Callable Bond
Merupakan obligasi kombinasi antara Freely Callable Bond dengan non Callable
Bond. Biasanya ditentukan suatu batas waktu tertentu dimana obligasi tersebut
tidak adapt dibelikan kembali (non callable).

1.3 KEUNTUNGAN INVESTASI PADA OBLIGASI


Obligasi yang merupakan bentuk instrument investasi memberikan keuntungan kepada
para pihak yang memegang obligasi untuk memperoleh keuntungan yang bersifat tetap
dan tidak tetap. Paling tidak investasi dalam obligasi akan memberi keuntungan tiga
komponen kepada pemegangnya, antara lain :
a. Pendapatan Bunga
Bunga merupakan komponen utama dalam obligasi. Umumnya, bunga obligasi
berada diatsa bunga deposito, agar dapat menarik para investor untuk berinvestasi.
Bunga obligasi dibayarkan sepanjang masa hidup pasar obligasi tersebut, biasanya
dibayarkan setiap triwulan sekali, setiap semester sekali atau setahun sekali. Ini hanya
diberikan jika jenis oblogasi adalah coupon bond. Apabila obligasi coupo bond,
sehingga penarik obligasi akan memberikan dan membayarkan Bungan pada tingkat
bunga tertentu secara periodic, maka mekanisme pembayaran Bungan dilakukan
dengan menyertakan cupon pada sertifikat obligasi. Setiap coupon melambangkan
satu kali Bunga yang dapat diambil (Robert Ang, 1995). Perlu diingat bahwa bunga
obligasi dihitung atas dasar nilai nominal, bukan harga pasar obligasi.
b. Capital Gain
Obligasi diterbitkan dengan nilai nominal tertentu. Artinya, nilai nominal obligasi
berarti harga obligasi pada waktu ditawarkan, yang berarti juga jumlah hutang yang
harus dikembalikan/dibayar oleh penerbit pada waktu obligasi tersebut jatuh tempo
(Robert Ang, 1995). Nilai obligasi saat diterbitkan umumnya bernilai besar dengan
berbagai macam pecahan nilai nominal yang berbeda. Pecahan nilai nominal yang
berbeda-beda ini disebut dengan istilah denominasi. Denominasi obligasi umumnya
di atas Rp 10 juta rupiah, misalnya Rp 16 juta, Rp 25 juta, Rp 50 juta, Rp 100 juta
dan 1 miliar masing-masing satu surat obligasi (Robert Ang, 1995).

Contoh Denominasi Obligasi

Denominasi (Rp) Jumlah Sertifikat Obligasi


10.000.000 550
50.000.000 350
100.000.000 270
500.000.000 80
1.000.000.000 60
Jumlah 1.310

Saat penawaran umum untuk pertama kali obligasi ditawarkan seharga nilai
nominalnya. Untuk itu,bagi siapa yang membeli obligasi pada saat penawaran umum
pertama maka harus sebesar nilai dengan nominal tersebut. Obligasi yang
diperdagangkan pada harga pari (nilai nominal) disebut obligasi dengan harga pari (at
par bond). Jika harga pasar obligasi berada diatas nilai nominalnya maka yang terjadi
adalah premium (at premium bond), namun jika harga pasar obligasi dibawah nilai
nominalnya yang terjadi adalah obligasi dengan diskon (at discount bond). Premium
obligasi atau discount obligasi tergantung pada harga pasar.
Disamping adanya premium maupun at discount, obligasi juga menawarkan capital
gain. Capital gain terjadi akibat adanya selisih antara harga jual dan harga beli suatu
obligasi (Robert Ang, 1995).
a. Special Feature Gain
Bentuk elemen keuntungan investasi lain dalam obligasi adalah keuntungan
khusus terletak (special feature gain) pada obligasi. Ini adalah cara emiten untuk
merangsanga agar investor mau tertarik membeli obligasi. Salah satu hak yang
diberikan sebagai pemanis tersebut adalah Waran yang dapat digunakan untuk
menebus saham perseroan dengan harga tertentu (exercise price).

1.4 RISIKO INVESTASI OBLIGASI


Investasi di obligasi juga memiliki risiko, beberapa risiko investasi obligasi antara lain :
a. Risiko Tingkat Bunga Pasar (Market Interest Rate Risk)
Risiko yang dihadapi pemegang obligasi karena naiknya tingkat bunga pasar.
Peningkatan bunga pasar dapat memicu ketidak-stabilanharga pasar obligasi.
Hubungan tingkat bunga dan harga pasar obligasi selalu berlawanan arah. Jika tingkat
bunga naik, maka harga obligasi turun,demikian pula sebaliknya, jika tingkat bunga
turun maka harga obligasi akan naik. Jika tingkat bunga sangat labil, maka akan
menyebabkan harga pasar obligasi menjadi labil pula.
b. Risiko Daya Beli (Purchasing Power Risk)
Risiko karena naiknya tingkat inflasi yang menyebabkan harga barang-barang naik,
sehingga daya beli turun. Pada tingkat inflasi rendah, return atas obligasi akan naik.
Namun, jika tingkat inflasi cukup tinggi, kemungkinan besar return obligasi dapat
menjadi habis atau bahkan negatif karena harus menyerap tingkat inflasi yang tinggi
tersebut.
c. Risiko Wanprestasi (Deflault Risk)
Risiko yang dihadapi karena ketidak-mampuan issuer dalam membayar kewajibannya
baik bunga maupun pokok nya. Bagi investor harus, harus cukup cermat dalam
menganalisis kinerja perusahaan penerbit obligasi ketika hendak menjatuhkan pilihan
investasi, baik terkait kinerja keuangan perseroan, likuiditas keuangan, jaminan dari
pihak tertentu untuk mengantisipasi potensi terjadinya risiko wanprestasi.

d. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)


Risiko yang dihadapi karena kesulitan untuk menjual pada saat butuh uang (belum
ada pasar reguler). Analisis risiko sangat penting, sebab jika suatu obligasi tidak
likuid, maka proses pencairan menjadi terhambat, yang pada akhitnya akan
memengaruhi struktur keuangan.
e. Risiko Jangka Waktu Jatuh Tempo (Maturity Risk)
Risiko yang dihadapi karena makin panjang jangka waktu jatuh tempo, obligasi akan
makin labil harga pasarnya.
f. Risiko Mata Uang (Currency Risk)
Risiko ini dihadapi oleh investor yang membeli obligasi dalam denominasi mata uang
asing. Risiko ini bersumber dari perbedaan antara nilai tukar uang asing dengan mata
uang local, yaitu kaerugian atas perbedaan nilai tikar mata uang asing dengan mata
uang local.
g. Risiko Call (Call Risk)
Risiko Call adalah risiko yang hadapi oleh investor obligasi karena penerbit obligasi
dapat melaksanakan haknya untuk menebus obligasi tersebut sesuai dengan aturan
yang digariskan dalam kontrak. Call Risk ini terdapat pada obligasi yang bersifat
callable. Sifat call ini dilakukan oleh issuer biasanya pada waktu suku bunga pasar
lebih kecil dari tingkat bunga obligasi. Tentunya bagi investor, pelunasan lebih awal
dari waktu jatuh tempo ini akan mengganggu chas-flow investor serta akan
mengurangi return yang akan diterima investor. Uang hasil pelunasan yang diterima
oleh investor ini perlu dipikirkan untuk diinvestasikan kembali dengan tingkat return
yang setara, disini juga dapat memunculkan risiko.
h. Risiko Politik (Political Risk)
Risiko ini dihadapi oleh investor karena kondisi stabilitas politik dan keamanan suatu
Negara. Situasi politik suatu Negara diman issuer berdomisili merupakan faktor yang
sangat menentukan kelancaran usaha issuer yang akhirnya memengaruhi kinerja
issuer. Kinerja perusahaan yang tidak bisa menjurus kepada deflault risk.
i. Risiko Sektor Industri (Industry Sector Risk)
Risiko ini dihadapi oleh investor karena pertumbuhan sector industry mengalami
kelesuan atau penurunan. Pertumbuhan sector industry dari issuer secara makro akan
memberikan gambaran yang lebih jelas tentang proyeksi kedepan pertumbuhan usaha
issuer. Jika pertumbuhan sector industry mengalami kelesuan atau penurunan, maka
secara langsung juga akan memengaruhi kinerja perusahaan serta tingkat harga pasar
obligasi.

1.5 JADWAL PENAWARAN UMUM OBLIGASI


Jadwal penawaran umum obligasi terbagi atas lima tanggal, antara lain :
1. Tanggal Efektif
Merupakan tanggal dimana pernyataan pendaftaran untuk melakukan penawaran
umum obligasi telah memperoleh persetujuan Bapepam-LK (sekarang OJK). Dengan
demikian, penerbit obligasi dapat menawarkan obligasinya.
2. Masa penawaran
Merupakan kisaran waktu yang disediakan kepada investor untuk melakukan
pemesanan obligasi yang ditawarkan dalam pemesanan umum. Diluar masa
penawaran ini tidak diperkenankan untuk melakukan pemesanan obligasi (pemesanan
tidak diterima).
3. Tanggal Penjatahan
Proses pemesanan dilakukan dengan investor yang memesan menyerahkan formulir
pemesanan pembelian obligasi (FPPO) tanpa membayar terlebih dahulu. Pada tanggal
berikut dilakukan penjatahan jika terjadi undersubscribe maka seluruh pemesanan
dipenuhi, namun jika terjadi oversubscribe maka penjatahan dilakukan dengan
metode tertentu yang digunakan oleh underwriter.
4. Tanggal Penyelesaian Surat Obligasi
Setelah penjatahan dilakukan oleh underwriter, selajutnya diumumkan. Investor
(pemesan) apabila mengetahui dirinya masuk dalam penjatahan sebagaimana dalam
pengumuman penjatahan maka segera menyetorkan dana sesuai dengan jatah yang
didapat. Biasanya, tanggal pembayaran (penyerahan dana)para pemesan diberi waktu
3 hari sesudah tanggal penjatahan. Jika batas waktu penyerahan (pembayaran)
dilewati berarti secara otomatis dibatalkan. Setelah pembayaran dilakukan pada
tanggal yang telah ditentukan baik secara tunai maupun transfer ke rekening penjamin
emisi/agen (in good fun), selanjutnya dilakukan penyerahan surat obligasi. Terdapat
dua bentuk surat/sertifikat obligasi yang akan diserahkan, yaitu :
a. Sertifikat obligasi atas nama (registered bonds)
Merupakan sertifikat obligasi yang diterbitkan atas nama, yaitu nama para
pemegang obligasi tertera dalam sertifikat obligasi yang diterbitkan. Pihak yang
namanya tertera dalam obligasi tersebut berarti yang memiliki obligasi, sehingga
jika mau memindahkan terdapat prosedur tertentu yang harus ditempuh dan harus
mencatatkan namanya atau diregistrasikan ke Biro Administrasi Efek yang
ditunjuk. Pihak yang menerima pokok dan bunga obligasi adalah namanya yang
teregistrasi di Biro Administrasi Efek.
b. Sertifikat obligasi atas unjuk (barrier bonds)
Merupakan obligasi yang diterbitkan atas unjuk. Hak milik berada pada siapa saja
yang memegang obligasi asli.
5. Tanggal Pernyataan Pada Bursa Efek
Merupakan tanggal pencatatan pada Burs Efek, sehingga surat obligasi tersebut mulai
aktif diperdagangkan di pasar bursa.

1.6 INVESTASI PADA OBLIGASI


Meskipun sama-sama efek (instrument investasi) antara saham dan obligasi memiliki
perbedaan mendasar. Perbedaan tersebut terlihat baik dalam return yang ditawarkan
maupun dalam risiko yang dihadapi. Untuk saham, tidak terdapat return yang harus
dibayarkan, sementara obligasi merupakan instrument yang memberikan return tetap.
Investor dalam investasi obligasi tersebut. Berbagai faktor yang harus diketahui
(diperhatikan) oleh investor ketika berinvestasi pada obligasi, antara lain :
a. Masa hidup pasar obligasi
Investor perlu memperhatikan masa hidup suatu obligasi karena terkait dengan
pembayaran bunga, dan date to maturity. Hal itu karena, untuk menjaga kadaluarsa
tanggal,sehingga dapat menghindari beberapa kemungkinan yang tidak diinginkan.
Sebagaimana peraturan yang berlaku terkait Pasar Modal, masa hidup pasar suatu
obligasi bervariasi, tergantung dari kebutuhan dana penerbit obligasi. Suatu obligasi
dapat memiliki masa hidup 3 tahun, 5 tahun, 7 tahun atau bahkan lebih.
Bersinggungan dengan masa hidup obligasi yang berjangka panjang, maka obligasi
memberikan bunga yang dijadwal secara periodic (tanggal pembayaran bunga) serta
tanggal jatuh tempo (maturity date). Hal itu karena, tanggal-tanggal tersebut
pembayaran akan dilakukan. Disamping itu, ha katas pelunasan pada jatuh tempo
suatu obligasi harus diperhatikan, karena berlaku masa kadaluarsanya. Biasanya 5
bulan sesudah maturity date, hal ini berlaku untuk obligasi atas unjuk. Ada yang
memiliki kadaluarsa 6 bulan dan setelah itu akan langsung dibayarkan kepada
pemegang obligasi secara langsung sesuai dengan yang terdaftar pada daftar
pemegang obligasi (untuk obligasi atas nama).
b. Jenis bunga
Penerbitan obligasi dapat menggunakan berbagai pola jenis bunga. Terdapat jenis
bunga yang bersifat tetap, mengambang atau kombinasi. Itu semua dapat
dipergunakan sebagai dasar untuk memberikan perhitungan bunga obligasi. Setelah
menjatuhkan investasi, sebaiknya investor hendaknya memperhatikan bentuk bunga
yang dijadikan acuan. Perlu diingat bahwa setiap kupon bunga dibayarkan pada
waktu jatuh tempo. Tanggal jatuh tempo, kupon bunga juga harus diperhatikan karena
mempunyai masa kadaluarda seperti pelunasan obligasi.
c. Jenis obligasi
Setiap jenis obligasi memiliki karakter tersendiri, dengan return dan risiko yang
berbeda. Untuk itu, investor sebelum menjatuhkan pilihan investasi, hendaknya
memperhatikan jenis obligasi yang ditawarkan.
d. Sifat-sifat khusus obligasi
Dalam rangka memengaruhi investor untuk membeli obligasi, emiten ketika
menerbitkan obligasi disertai dengan penerbitan Waran sebagai produk derivatifnya.
Obligasi yang disertai penerbitan Waran memberikan hak pada investor untuk
membeli saham biasa pada harga tertentu dan pada waktu tertentu sebagaiman dalam
perjanjian. Hal itu, memberikan keuntungan tambahan kepada investor.
e. Credit rating
Ini penting diperhatikan karena terkait kualifikasi lembaga penerbit obligasi maupun
kualifikasi instrument obligasi itu sendiri. Pemberian rating (pemeringkat) bukan
hanya dilihat dari aspek keuangan lembaga penerbit obligasi, namun juga aspek non
keuangan. Rating (pemeringkat) efek ini membantu investor untuk menganalisis
kontek instrument, sehingga tidak harus melakukan sendiri secara mendalam yang
membutuhkan waktu lama dan keahlian khusus. Credit rating yang diberikan oleh
suatu lembaga pemerintah (rating agency) terhadap suatu obligasi sudah menganalisis
tingkat risiko serta kemungkinan adanya wanprestasi. Credit rating ini akan
memasukkan obligasi dalam instrument grade atau non instrument grade.
f. Redemption & Retirement
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh investor saat berinvestasi di obligasi adalah
adanya proses pelunasan obligasi, baik karena permintaan sendiri oleh pemegang
obligasi maupun atas permintaan penerbit obligasi (redemption). Terkait dengan
redemption ini tercantum dalam kontrak perwaliamanatan suatu obligasi. Terdapat
kemungkinan bahwa satu obligasi dilakukan pelunasan sebelum maturity date. Di
samping itu, yang harus diperhatikan pula oleh investor adalah kemungkinan suatu
obligasi dipensiunkan (diberhentikan dari peredaran) sehingga suatu obligasi tidak
beredar lagi. Retirement ini dapat terjadi karena proses redemption ataupun karena
obligasi tersebut sudah jatuh tempo.
g. Risiko Investasi
Ini merupakan kondisi yang tidak diinginkan oleh investor. Untuk itu, investor harus
benar-benar memperhatikan kemungkinan terjadinya risiko. Beberapa risiko tersebut
antara lain : risiko tingkat bunga pasar, risiko daya beli, risiko wanprestasi, risiko
likuiditas, risiko jangka waktu jatuh tempo, risiko mata uang. Risiko call, political
risk, dan risiko sector industri.

1.7 TINGKAT PENGEMBALIAN INVESTOR OBLIGASI


Pengembalian investor berarti tingkat tertentu yang diharapkan jika investor berinvestasi
dalam obligasi. Mengingat, obligasi merupakan instrument yang memberikan keuntungan
tetap dengan parameter perhitungannya adalah bunga tertentu (coupon rate), maka
pengenaan suku bunga tertentu dalam obligasi menjadi penting. Biasanya tingkat bunga
ini akan diperbandingkan dengan bunga berjalan khususnya tingkat suku bunga deposito.
Berangkat dari argumen tersebut, investor akan melakukan kalkulasi trade of antara
investasi di obligasi dengan investasi pada instrumen lain, termasuk jika ditanamkan
dalam sertifikat deposito yang tergolong risk free rate. Untuk kepentingan itu, investor
perlu menghitung rate of return obligasi, baik yang dicerminkan dalam Cupon Yield
(KY), Current Yield (CY) maupun Yield To Maturity (YTM). Untuk memberikan
gambaran tentang rate of return investasi dalam obligasi tersebut, dijelaskan dalam
ilustrasi berikut :
Contoh kasus 11.1
Obligasi Berlian II tahun 2003 memberikan bunga tetap sebesar 14,50% per tahun. Jika
anda membeli denominasi obligasi sebesar Rp.500 juta, berapa besarnya kupon yield dan
current yield? Harga pasar obligasi adalah 102% (at premium), dan umur obligasi 4
tahun.
Penyelesaian :
a. Kupon Yield (KY) = ia / PN
KY = hasil dari kupon
PN = harga nominal / denominasi
ia = bunga 1 tahun
PS = harga pasar
ia = 14,50% x Rp. 500.000.000 = Rp. 72.500.000
PN = Rp. 500.000.000
(KY) = Rp. 72.500.000 / Rp. 500.000.000 = 14,50%
b. Current Yield (CY) = ia / Ps
CY = hasil berjalan
Ps = 102% x Rp. 500.000.000 = Rp. 510.000.000
CY = Rp. 72.500.000 / Rp. 510.000.000 = 14,21%
c. Yield To Maturity (YTM)
Menghitung return dengan mengikut sertakan unsur lain selain bunga, yaitu capital
gain/loss dan umur obligasi.
PN PS
ia +
LR
YTM =
PN PS
2
LR= Umur Obligasi

500.000.000510.000 .000
72.500 .000+
4
YTM =
500.000.000+510.000 .000
2

72.500 .000+(2.500 .000) 70.000 .000


YTM = = =13,86
505.000 .000 505.000 .000
Kesimpulan :
Bila harga pasar = nilai nominal YTM = CY = KY
Bila harga pasar nilai nominal YTM CY KY
Bila harga pasar nilai nominal YTM CY KY
Contoh kasus tersebut diatas menunjukan terdapat dua bentuk return yang
diberikan obligasi kepada pihak yang memegang obligasi, yaitu current yield dan
yield to maturity. Current yield digunakan untuk mengukur pendapatan bunga
terhadap harga pasar obligasi yang sedang berlaku. Current yield ini merupakan salah
satu alat ukur yang paling sederhana, tetapi penerapannya sangat terbatas, karena
current yield hanya memperhatikan komposisi pendapatan bunga, dan tidak
memperhatikan komponen pendapatan lainnya, seperti capital gain.
Sementara, yield to maturity merupakan alat pengukur pengembalian investasi
yang cukup komplek karena telah menyertakan komponen pendapatan obligasi. Yield
to maturity paling umum digunakan dalam menilai pengembalian obligasi. Yield to
maturity telah memperhitungkan tingkat bunga, capital gain, juga cash flow yang
diterima sepanjang hidup obligasi sampai date to maturity.
1.8 HARGA OBLIGASI
Menentukan harga obligasi dianggap penting karena untuk mengetahui apakah satu
pembelian atau penjualan obligasi memperoleh keuntungan atau justru sebaliknya. Harga
suatu obligasi tidak ditentukan dalam nilai mata uang, tetapi dinyatakan dalam presentase
(%). Harga suatu obligasi akan menentukan kondisi :
1. Pada pasar perdana harga obligasi dijual sesuai dengan nilai nomnalnya atau = 100%
dan disebut at par.
2. Jika harga obligasi > 100% disebut at premium.
3. Jika harga obligasi < 100% misal 98% disebut at discount.
1.8.1 Menentukan Harga Obligasi dengan Zero Coupon
Obligasi Zero Coupon artinya obligasi tersebut tidak memberikan tingkat keuntungan
tetap yang diberikan secara periodik. Jenis obligasi ini memberikan keuntungan kepada
pemegang (pembeli) pada saat pertama (saat pembelian) obligasi, yang mana harga yang
dibayarkan oleh pembeli (pemegang) obligasi telah diperhitungkan sehingga yang
dibayarkan di bawah at par-nya ( harga obligasi tanpa bunga dijual dengan harga discount
atau setelah diperhitungkan dengan bunga ).
Contoh kasus 11.2
PT. Abadi menerbitkan zero coupon bond dengan jangka waktu 4 tahun dan nilai nominal
Rp. 500.000.000. jika suku bunga yang diberikan adalah sebesar 12% per tahun, berapa
harga jual obligasi tersebut ?
1
P=R n
(1+1)

Penyelesaian :
1
Dalam presentase. P=100 4
=63,55
(1+ 0,12)
Dalam rupiah.
1
P=Rp .500.000 .000 =Rp .317.750 .000
(1+0,12)4
1.8.2 Harga Obligasi Berbunga (Coupon Bond)
Obligasi berbunga (coupon bond) adalah obligasi yang memberikan pendapatan tetap
yang diberikan secara periodeik. Tentang jenis bunga, emiten dapat menentukan jenis
bunga tertentu, baik bunga tetap, bunga mengambang ataupun bunga campuran. Untuk
menentukan harga obligasi berbunga, dapat digunakan formulasi :
Harga obligasi berbunga = PV dari bunga + PV dari pokok
Contoh kasus 11.3
Berlian II tahun 2013 menerbitkan obligasi dengan per value Rp.500.000.000. tingkat
bunga tetap sebesar 14,50% per tahun dan dibayarkan setiap semester (6 bulan). Jatuh
tepo obligasi adalah 4 tahun.
a. Berapa harga obligasi, jika tingkat bunga pasar 12%?
b. Berapa harga obligasi, jika tingkat bunga pasar 16%?
Penyelesaian :
a. Bila tingkat bunga pasar 12%
1
1
1. PV (bunga)= (1+i)
n2
Cx
i
1
2. PV (pokok)= Rx
(1+i)n 2

Dimana :
i = tingkat bunga pasar
n = jumlah periode kupon sampai dengan jatuh tempo
C = kuppon bunga setiap periode
R = nilai redemption (penebusan) saat jatuh tempo
Bunga per periode = 500.000.000 x 14,5% x 6/12 = 36.250.000
Periode bunga (n) = 4 tahun x 2 = 8
1
1 8
1. PV (bunga) = (1+ 0,06)
36.250 .000 x
0.06
PV (bunga) = 36.250.000 x 6,2098 = 225.105.250
1
2. PV (pokok) = 500.000.000 x
(1+ 0,06)8
PV (pokok) = 500.000.000 x 0.6274 = 313.700.000
(bunga 12% per tahun sehingga 6% per semester)
b. Bila tingkat bunga pasar 16%
1
1
1. PV (bunga) = (1+ 0,08)8
36.250 .000 x
0.08
PV (bunga) = 36.250.000 x 5,766 = 208.314.250
1
2. PV (pokok) = 500.000.000 x
(1+ 0,08)8
Harga obligasi = 208.314.250 + 270.150.000 = 478.464.250 atau sebesar
95,69% (at discount)
1.9 NILAI INTRINSIK OBLIGASI
Nilai instrinsik efek merupakan cerminan dari efek bersangkutan. Karena obligasi
merupakan efek yang memberi pendapatan tetap, maka sesungguhnya nilai intrinsik
harga suatu obligasi merupakan present value dari cash flow yang akan diterima pada
masa mendatang. Untuk menentukan nilai instrinsik obligasi dijelaskan dalam sub bab
berikut ini.
1.9.1. Obligasi dengan Zero Coupon
Zero Coupon bond merupakan obligasi yang tidak memberikan pendapatan bunga tetap
dalam secara periodik atau tidak memiliki kupon, karena seluruh bunga dari obligasi
tersebut dibayar dimuka. Zero Coupon bond,harga obligasi dijual pada Pasar Perdana
dengan harga diskon (at discount). Dengan demikian, nilai sekarang dari suatu obligasi
merupakan present value dari nilai nominal pada waktu jatuh tempo, jadi rumusnya
adalah:
1
P=R
(1+i) n
R = Redemption rate (penebusan obligasi), nilai yang akan dibayarkan pada saat jatuh
tempo.
i = suku bunga obligasi untuk satu periode
n = banyaknya periode obligasi
contoh kasus 11.4
suatu perusahaan menerbitkan zero coupon bond dengan jangka waktu 5 tahun dan nilai
nominalnya Rp.600 juta. Jika suku bunga adalah 15% per tahun, maka berapa harga jual
obligasi tersebut?
Penyelesaian :
Dalam presentase
1
P=100 =20,13
(1+15 )5
Dalam rupiah
1
P=Rp .600.000 .000 =Rp .600.000 .000 x 0,2013=Rp. 120.678 .000
(1+15 )5
1.9.2. Obligasi Berbunga (Coupon Bond)
Merupakan obligasi yang memberikan pendapatan bunga tertentu secara periodik. Pada
saat maturity kupon bunga terakhir dan nilai nominalnya (100%) akan dibayarkan.
P = C(PVIFAn . i%) + R(PVIFn . i%)
P = Harga pasar obligasi
i = Yield to Maturity
R = nilai Redemption pada saat jatuh tempo
n = jumlah periode kupon sampai jatuh tempo
C = kupon bunga untuk setiap periode
Rumus diatas diterapkan dengan asumsi proses jual beli obligasi dilakukan pada
saat bertepatan dengan pembayaran kupon bunga. Jika transaksi terjadi diantara dua
kupon bunga, maka bunga sampai tanggal penyelesaian transaksi masih menjadi hak
penjual, sedangkan setelah tanggal penyelesaian transaksi, kupon menjadi hak pembeli.
Untuk menghitung bunga akrual yang menjadi hak penjual menggunakan rumus sebagai
berikut:
Nominal x Coupon x Tenoral Al
Al=
360 hari
Coupon = kupon bunga yang disetahunkan
Nominal = nilai nominal obligasi yaitu 100%
Tenor Al = Tenor Acrual Interest ( jumlah hari antara kupon terakhir dengan tanggal
penyelesaian transaksi).

1.10 YIELD CURVE


Dalam rangka analisis, investor membutuhkan berbagai informasi dan materi terkait,
sehingga dapat memperbandingkan antar sekuritas yang menjadi target. Tak terkecuali
untuk obligasi, juga membutuhkan analisis yang sama. Bagi investor, mengetahui
keterkaitan antara waktu investasi dengan tingkat bunga merupakan keharusan. Investasi
berarti bermain diatas ekspektasi dalam kisaran masa depan yang panjang, dengan
perhitungan time value of money. Untuk itu, memahami keterkaitan antara umur obligasi
dengan tingkat bunga di sepanjang umur obligasi penting dilakukan.
Untuk mengetahui keterkaitan antara umur obligasi dengan tingkat bunga dijelaskan
dalam yield curve. Yield curve adalah suatu grafik yang menggambarkan hubungan
antara term to maturity dan yied to maturity suatu obligasi. Sementara term to
maturitymerupakan masa sisa hidup suatu obligasi. Sedangkan yield to maturity seperti
yang kita ketahui, merupakan tingkat yield (hasil) yang berlaku di pasar. Untuk
memberikan gambaran lebih rinci, dijelaskan dalam gambar grafik berikut ini :
GAMBAR YIELD CURVE
Gambar diatas menunjukan bahwa terjadi empat kondisi keterkaitan antara sisa umur
obligasi dengan tingkat suku bunga yang terjadi, yaitu inverted curve, normal curve, flat
yield curve dan humped yield curve.
Yield curve yang normal biasanya membentuk kurva yang disebut upward sloping. Ini
terjadi jika bunga jangka panjang lebih tinggi dari bunga jangka pendek. Bentuk lain dari
kurva yield adalah inverted curve. Inverted curve ini terjadi karena suku bunga jangka
pendek lebih tinggi dari suku bunga jangka panjang.
Flat curve terjadi, jika suku bunga jangka pendek sama dengan suku bunga jangka
panjang maupun menengah. Sedangkan, humped curve terjadi jika suku bunga jangka
menengah lebih tinggi dari suku bunga jangka pendek maupun jangka panjang.
Hubungan antara yield to maturity dan time to maturity ini biasanya disebut Term
Structure of Interest Rate.
Hubungan suku bunga dan harga obligasi :

- Suku bunga naik, harga obligasi turun


- Suku bunga turun, harga obligasi naik

Hubungan yield to maturity dan harga obligasi :

- Harga obligasi turun, yield naik


- Harga obligasi naik, yield turun

Convexcity adalah suatu keadaan dimana harga obligasi naik lebih cepat dari pada waktu
turun karena perubahan yield dari pada waktu naik.
1.11 DURATION (DURASI)
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan oleh investor dalam mengelola portofolio
obligasi adalah dampak dari tingkat bunga pasar terhadap harga pasar obligasi. Dampak
bunga tersebut sangat berbeda-beda antara obligasi satu dengan obligasi lain. Perbedaan
tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat kupon dan maturitas dari masing-masing
obligasi. Artinya, meskipun obligasi memiliki tenggang maturitas yang sama namun jika
berbeda dalam memberikan kupon obligasi maka sesungguhnya maturitas obligasi
tersebut berbeda. Hal itu karena, nilai obligasi tidak lain adalah aliran kas masuk dari
investasi obligasi atau nilai sekarang (present value). Untuk itu, meskipun jika terdapat
dua obligasi atau lebih yang memiliki tenor maturity sama tetapi kupon yang diberikan
berbeda maka maturity obligasi bersangkutan adalah berbeda. Untuk memberikan
gambaran dijelaskan dalam logika sebagai berikut :
Misalnya, terdapat dua obligasi A dan B yang sama-sama memiliki maturity date 10
tahun. Obligasi A memberikan kupon sebesar 10% sedang obligasi B memberikan kupon
12%. Dalam kondisi seperti itu, obligasi B akan memberikan aliran kas masuk lebih
cepat dibandingkan dengan obligasi A. Untuk itu, karena nilai obligasi merupakan aliran
masuk dari present value, maka maturity obligasi B lebih pendek dibandingkan dengan
obligasi A.
Untuk mengetahui elastisitas harga obligasi akibat pengaruh berbagai faktor terutama
tingkat suku bunga, dalam logika analisis obligasi dijelaskan dalam teknik durasi
obligasi. Durasi adalah suatu pengukuran ketidak-stabilan harga obligasi yang
memasukkan faktor harga dan risiko investasi kembali dan digunakan untuk menunjukan
bagaimana suatu obligasi akan bereaksi terhadap tingkat suku bunga yang berubah-ubah.
Durasi mengukur rata-rata tertimbang maturitas aliran kas obligasi berdasarkan konsep
nilai sekarang. Dengan demikian, durasi suatu obligasi adalah sama dengan jumlah tahun
yang diperlukan untuk bisa mengembalikan harga pembelian obligasi (tandelilin,
Eduardus, 2000). Ukuran tersebut hendaknya memperhitungkan keseluruhan pola (baik
waktu ataupun besarnya) aliran kas selama umur obligasi.
Frederick Macauly menemukan formula yang terkenal dengan rumus Macauly
Duration, untuk menentukan durasi obligasi sebagai berikut :

[ ]
T
[ PV ( Ct )]
Duration= xt
t=1 P bond

T = sisa masa hidup obligasi


Pbond = harga pasar obligasi
PV = present value
t = periode cash inflow (periode arus kas masuk)
G = cash inflow (arus kas masuk)
Robert Ang (1995) menyatakan bahwa sifat-sifat duration dalam obligasi, meliputi:
- Semakin tinggi kupon maka menyebabkan durasi semakin pendek.
- Semakin panjang masa hidup maka menyebabkan durasi semakin panjang.
- Semakin tinggi yield to maturity maka menyebabkan durasi semakin pendek.

1.12 MODIFIELD DURATION


Tandelilin, Eduardus (2000) menyatakan bahwa konsep durasi merupakan konsep yang
sangat penting dalam analisis investasi obligasi. Terdapat beberapa alasan yang
mendasari pentingnya konsep durasi, antara lain :
1. Menjelaskan tentang perbedaan antara umur efektif berbagai alternatif pilihan
obligasi. Obligasi A dan B dengan durasi yang sama, tetapi mempunyai YTM berbeda
akan relatif memiliki kesamaan jika dibanding dengan obligasi C dan D yang
memiliki perbedaan durasi meskipun memiliki maturitas sama.
2. Konsep durasi dapat digunakan untuk strategi investasi pada obligasi, terutama
strategi imunisasi.
3. Durasi dapat digunakan sebagai ukuran yang lebih akurat untuk mengukur sensitivitas
harga obligasi terhadap pergerakan tingkat bunga, karena durasi sudah
mengkombinasikan kupon dan maturitas obligasi.
Untuk menentukan tingkat sensitivitas perubahan harga obligasi sebagai akibat perubahan
tingkat bunga tertentu dapat ditentukan dengan durasi yang termodifikasi. Rumus
modifield duration sesungguhnya merupakan rumusan yang diturunkan (derivatif) dari
rumus Macaulay Duration. Rumus modifield duration ini sangat penting didalam
melakukan prediksi terhadap pergerakan harga obligasi karena pengaruh perubahan yield
to maturity (YTM).
D
Modifield Duration=
1+YTM
Rumus tersebut diterapkan untuk memprediksikan perubahan harga pasar obligasi yang
disebabkan oleh perubahan YTM maupun bunga pasar. Berikut ini merupakan rumus
untuk memprediksi perubahan obligasi akibat perubahan bunga pasar maupun YTM yang
D
dikemukakan oleh Macaulay. Presentase Perubahan Harga= x
(1+r )

-D = Durasi yang dimodifikasi ditambah tanda


r = YTM Obligasi
Atau
P
=Dr
P

P = perubahan harga
P = harga obligasi sebelumnya
-D = durasi yang dimodifikasi ditambah dengan tanda negatif
r = perubahan pada tingkat bunga pasar

1.13 STRATEGI PENGELOLAAN OBLIGASI


Investasi dalam obligasi di samping menawarkan return tertentu juga terdapat kandungan
risiko. Untuk itu, dalam rangka optimalisasi investasi obligasi, membutuhkan strategi
tertentu. Terdapat 3 pendekatan dalam investasi obligasi, yaitu :
1. Strategi Pasif
Strategi pasif dalam investasi obligasi tergolong kurang reaktif. Strategi pasif
didasarkan asumsi bahwa kondisi Pasar Modal adalah berbentuk efisien, yaitu harga
sekuritas (obligasi) merupakan cerminan informasi historis, informasi dipublikasikan
dan informasi private. Dalam kondisi pasar modal yang efisien, harga sekuritas di
Pasar Modal sudah ditentukan secara tepat sesuai dengan nilai instrinsiknya
(Tandelilin, Eduardus (2000). Investor yang menganut strategi pasif tidak aktif
mencari kemungkinan-kemungkinan strategi perdagangan tertentu yang bisa
menghasilkan return abnormal. Hal itu karena, strategi pasif didasarkan oleh asumsi
bahwa harga obligasi sudah ditentukan secara fair dengan menggunakan informasi-
informasi sekarang dan informasi estimasi.
Dalam strategi pasif, dikenal dua jenis strategi yaitu :
a. Strategi beli dan simpan, berarti investor tidak berniat melakukan secara aktif
perdagangan. Disini, investor sangat berhati-hati untuk memilih obligasi yang
akan dimasukkan portofolionya, investor tidak berusaha untuk memperdagangkan
obligasi tersebut guna memperoleh return yang lebih tinggi. Pada strategi ini,
pertimbangan penting adalah pemilihan obligasi sesuai dengan kebutuhan
investor.
b. Strategi mengikuti indek pasar, merupakan strategi mereplikasi inerja pasar. Pada
pasar yang efisien investor akan kesulitan keuntungan abnormal, karena harga
obligasi sudah mencerminkan pasar yang ada.
2. Strategi Imunisasi
Merupakan keniscayaan bahwa bunga merupakan bagian dari dinamika
perekonomian. Pada sisi lain, terdapat kepentingan untuk menstabilkan atau
menetralisirharga obligasi dengan efek investasi kembali. Upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan imunisasi obligasi.
Imunisasi obligasi adalah suatu proses menetralisir perubahan suku bunga dengan
mengoffset perubahan harga obligasi dengan efek investasi kembali sehingga
memberikan hasil yang tidak berubah. Untuk melakukan imunisasi obligasi ini, maka
portofolio obligasi harus mempunyai duration yang sama dengan invesment horizon
(masa investasi) yang diinginkan (Robert Ang, 1995).
Strategi imunisasi berusaha untuk melindungi portofolio terhadap risiko tingkat
bunga dengan cara saling meniadakan pengaruh dua komponen risiko tingkat bunga,
yaitu risiko harga dan risiko terbalik antara harga dan risiko reinvestasi (Tandelilin,
Eduardus (2000).
Jadi, portofolio obligasi harus dilakukan pemantauan terus menerus supaya tetap
menjaga duration portofolio sama dengan desired investment horizon. Jika duration
portofolio mengalami perubahan, maka harus dilakukan perubahan portofolio
obligasi, baik melalui penukaran obligasi lain meupun perubahan bobot investasi.
Misalnya duration portofolio lebih lama dari pada desired investment horizon, maka
portofolio obligasi harus ditukar dengan obligasi yang mempunyai duration yang
lebih pendek. Imunisasi obligasi disebut juga strategi pasif (Robert Ang, 1995).
3. Strategi Aktif
Strategi ini dilakukan oleh investor yang ingin memperoleh keuntungan yang lebih
besar dengan pengelolaan aktif obligasi, baik dengan cara mengestimasi perubahan
tingkat bunga maupun dengan mengidentifikasi berbagai obligasi yang harganya tidak
sesuai dengan nilai intrinsik yang sebenarnya (undervalued atau overvalued).

Anda mungkin juga menyukai