Anda di halaman 1dari 19

OBLIGASI

Nama Kelompok :
1. Destiya Azizah R
2. Ica Nur Khofifah
3. Maslakhatul Ummah
4. Misbahul Anam
5. Wahyu Mustofa
Pengertian Obligasi
Obligasi (Bond) adalah surat utang jangka menengah-panjang
yang dapat dipindah tangankan yang berisi janji dari pihak yang
menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada
periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang
telah ditentukan kepada pihak pembeli. Bunga dari obligasi
adalah tetap (misalnya 14% setahun) jika ada dan sudah
ditentukan. Karena obligasi membayar bunga yang besarnya
tetap, maka obligasi dikenal juga sebagai sekuritas pendapatan
tetap.
Karakteristik Obligasi
Obligasi memiliki beberapa jenis kaakteristik menurut Bursa
Efek Indonesia, antara lain:
• Nilai Normal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu
obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada
saat obligasi tersebut jatuh tempo.
• Kupon (the interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima
pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran
kupon obligasi adalah setiap 3atau 6 bulanan). Kupon
obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.
• Harga Penerbitan yaitu suatu harga yang ditawarkan kepada
investor pada saat penjulan perdana obligasi.
• Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang
obligasi mendapatkan pembayaran kempali pokok atau Nilai
Nominal obligasi yang dimilkinya. Untuk periode obligasi
sendiri bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5
tahun. Obligasi dengan peroide lebih pendek memiliki resiko
yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi dengan periode
yang panjang. Dan semakn panjang periode suatu obligasi,
maka semakin tinggi kupon / bunga nya.
• Penerbit / Emiten (Issuer) merupakan faktor sangat penting
dalam melakukan Obligasi Ritel. Mengukur resiko /
kemungkinan dari penerbit obligasi tidak dapat melakukan
pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (Defult
Risk) dapat dilihat dari peringkat (ratng) obligasi yang
dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFERIND
(Pemeringkat Efek Indonesia) atau Kasnic Indonesia (Bursa
Efek Indonesia).
Jenis-Jenis Obligasi
• Obligasi Pemerintah, yaitu obligasi dalam bentuk Srat
Utang Nrgara (SUN) yang diterbitkan oleh pemerintah RI.
Pemerintah menerbitkan obligasi dengan kupon tetap,
obligasi dengan kupon varable dan obligasi dengan prinsip
syariah / sukuk negara. Obligasi ini diterbitkan Pemerintah
Pusat.
• Obligasi Korporasi, yaitu obligasi berupa surat utag yang
diterbitkan olrh BUMN maupun korporasi lainnya. Sama
seperti obligasi pemerintah, obligasi korporasi terbagi atas
obligasi dengan kupon tetap, obligasi dengan kupon variable,
obligasi dengan prinsip syariah. Ada obligasi korporasi yang
diperingkat dan ada yang tidak. Obligasi ini diterbitkan oleh
perusahaan baik berbentuk BUMN maupun badan usaha
swasta.
• Obligasi Municipal, obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah
Daerah untuk membiayai infrasturktur dan utilitas di daerah
tersebut.
• Obligasi Ritel, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah
Indonesia dan dijual kepada individu atau perseorangan melalui
agen penjual yang ditunjuk oleh pemerintah.
Harga Obligasi
Harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu
persentase dari nilai nominal, berbeda dengan harga saham
yang dinyatakan dalam bentuk mata uang.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang
ditawarkan, yaitu:
• Par (nilai Pari) : harga Obligasi sama dengan nilai nominal.
Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp. 50 juta dijual pada
harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp.
50 juta = 50 juta.
• At Premium (dengan Premi) : Harga Obligasi lebih besar
dari nilai nominal. Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp.
50 juta dijual dengan harga 102%. Maka nilai obligasi adalah
100% x Rp. 50 juta = 51 juta.
• At Discount (dengan Diskon) : Harga Obligasi lebih kecil
dari nominal. Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp. 50
juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah
98% x Rp. 50 juta = Rp. 49 juta.
Faktor yang Mempengaruhi
Harga dari Obligasi
Harga obligasi yang ada dapat berubah karena ada beberapa faktor
yang mempengaruhinya, antara lain:
1. Adanya perbedaan karakteristik dari obligsi itu sendiri
mempengaruhi harga obligasi. Seperti, obligasi yang
menamakan bunga tetap, floating rate, obligasi zero coupon
bond, obligasi konversi dan income bound.
2. Tingkat Suku Bunga
3. Jangka waktu tempo obligasi
4. Risiko untuk tidak menerima bunga maupun pokok pinjaman.
5. Besarnya coupon rate dari obligasi
6. Faktor pembayaran pajak dari hasil / pendapatan obligasi (pajak
obligasi yang dibayar pemodal).
Resiko Investasi Obligasi
Memahami resiko investasi sama pentingnya seperti memahami
potensi keuntungan yang bisa kita peroleh dengan berinestasi.
Resiko ada apabila kita berinvestasi obligasi antara lain:
• Resiko gagal bayar. Karena obligasi merupakan janji untuk
membayar, maka resiko paling besar adalah sipenerbit tidak
dapat memenuhi kewajibannya membayar dikarenakan
kegagalan usaha atau berbagai hal yang lain.
• Resiko Likuiditas. Karena obligasi dapat diperjual belikan
antara satu investor dengan investor yang lain, maka ada
kemungkinan ketika seorang investor ingin menjual suatu
obligasi, tidak ada yang bersedia membeli atau bersedia namun
harga yang sangat rendah.
• Resiko Perubahan Inflasi Suku Bunga. Harga obligasi amat
ditentukan oleh perubahan inflasi dan suku bunga. Jika inflasi
dan suku bunga naik, maka harga obigasi akan turun dan
sebaliknya jika inflasi dan suku bunga turun, maka harga
obligasi akan naik. Bagi investor yang ingin berinvestasi di
obligasi dengan tujuan diperdagangkan, maka inflasi dan suku
bunga meruakan faktor penting yang harus diperhatikan.
Peringkat Obligasi
• Setiap obligasi yang akan dicatat di Bursa Efek Domestik
wajib diperingkat oleh lembaga pemeringkat yang sudah
memperoleh lisensi dari BAPEPAM-LK. Dalam
pemeringkatan ini sebuah obligasi dikelompokkan
berdasarkan kemampuan membayar kewajibannya
pemeringkatan obligasi dilakukan sebeum obligasi tersebut
ditawarkan kepada pemodal tetapi, karena sebuah obligasi
mungkin belum akan ditebus atau jatuh tempo beberapa
tahun atau bahkan puluhan tahun kedepan, maka
pemeringkatan dilakukan setahun sekali.
Faktor historikal memainkan peran penting dalam menentukan
peringkat obligasi. Peringkat bligasi secara umum dipengaruhi
oleh :
1. Proporsi modal terhadap hutang
2. Tingkat profitabilitas perusahaan
3. Tingkat kepastian dalam menghasilkan pendapatan
4. Besar kecilnya perusahaan
5. Sedikit penggunaan hutang subordinat
Peringkat obligasi juga akan mempengaruhi tingkat
pengembalian obligasi yang diinginkan oleh investor. Semakin
buruk peringkat suatu obligasi, maka akan semakin tinggi tingkat
pengembalian hasil yang dituntut atas suatu obligasi. Peringkat
ini menjadi sangat penting artinya bagi para manajer keuangan
karena merupakan indikator atas resiko sebuah obligasi yang
akhirnya mempengaruhi tingkat pengembalian yang harus
dibayarkan atas dana pinjaman.
Prosedur Penerbitan Obligasi
Dalam penerbitan obligasi, perusahaan penerbit (emiten)
menjelaskan jumlah dana yang diperlukan yang dikenal dengan jumlah
penerbitan obligasi (emisi obligasi). Jika perusahaan memerlukan dana
sebanyak Rp. 500.000.000.000 misalnya, maka obligasi akan
diterbitkan sesuai dengan jumlah dana yang tersedia penepatan banyak
atau sedikitnya jumlah obligasi yang diterbitkan diidasarkan atas cash
flow perusahaan serta bisnis perusahaan.
ketika perusahaan akan menerbitkan obligasi, ia mesti
memperkirakan waktu jatuh tempo obligasi tersebut. Semakin cepat
waktu jatuh tempo, maka obligasi ini akan diminati, karena mempunyai
resiko yang kecil. Ketika waktu jatuh tempo, perusahaan mesti
melunasi hutang pokok beserta bunganya. Kadar bunga yang diberikan
diupayakan lebih banyak dari kadar bunga perbankan, karena
penetapan ukuran bunga (kupon) sangat penting, agar investor berminat
untuk membeli obligasi.
Kemudian perusahaan perusahaan datang kepada perusahaan
efek untuk memberi bantuan terhadap persiapan syarat-syarat
penerbitan, sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh badan pengawas
yaitu Badan Pengawas Pasar Modar (BAPEPAM). Perusahaan efek
bertindak sebagai Wali Amanat yang selanjutnya mempunyai peranan
untuk membeli obligasi. Adapun prosedur penerbit obligasi sebagai
berikut:
Penetapan Pendaftaran yang telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM.
1. Laporan yang diaudit akuntan terdaftar di BAPEPAM,
2. Nilai nominal obligasi yang dicatatkan Rp. 25 milyar.
3. Jarak waktu pemohonan dengan penerbitan sekurang-kurangnya 6
bulan, dan waktu jatuh tempu obligasi minimal 4 tahun.
4. Perusahaan penerbit telah beroperasi minimal 3 tahun.
5. Pada dua tahun terakhir perusahaan telah mendapat keuntungan dan
tidak ada kerugian pada 1 tahun terakhir.
6. Anggota pengawas dan pengurus memiliki nama baik.
Pasar Obligasi
Sebagai suatu efek, obligasi bersifat dapat diperdagangkan.
Ada dua jenis pasar obligasi yaitu:
1. Pasar Primer merupakan tempat diperdagangkannya
obligasi saat mulai diterbitkan. Salah satu persyaratan
ketentuan pasar modal, obligasi harus dicatatkan di bursa
efek untuk dapat ditawarkan kepada masyarakat, dalam hal
ini lazimnya adalah di Bursa Efek Surabaya (BES)
sekarang Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Pasar Sekunder merupakan tempat diperdagangkannya
obligasi setelah diterbitkan dan tercatat di BES,
perdagangan obligasi akan dilakukan di Pasar Sekunder.
Kelebihan Obligasi
• Pemegang obligasi mendapatkan bunga (kupon obligasi) yang
umumnya lebih tinggi dari bunga deposito Bank. Jenis kupon
tersebut adalah kupon tetap (fixed coupon) dan kupon
mengambang (floating coupon).
• Surat berharga berbentuk obligasi mudah untuk diperdagangkan
di pasar sekunder, sesuai mekanisme Bursa Efek Indonesia
(BEI) ataupun di luar BEI.
• Pemegang obligasi mendapatkan keuntungan dari Capital Gain,
yaitu selisih harga obligasi ketika obligasi tersebut di
perdagangkan.
• Obligasi dapat dijadikan agunan kredit di Bank atau untuk
membeli instrumen aktiva lain.
• Investasi obligasi merupakan investasi yang aman karena
pembayaran pokok utang dan kupon dijamin oleh peraturan
perundang-undangan.
Kekurangan Obligasi

• Pada obligasi tertentu, terdapat risiko gagal bayar dari penerbit


obligasi sehingga investor tidak mendapatkan untung atau
bahkan bisa kehilangan investasinya. Risiko ini tidak terdapat
pada obligasi negara yang terlindungi undang-undang.
• Obligasi mudah terpengaruh terhadap perubahan ekonomi, suku
bunga, dan situasi politik yang tidak menentu.
• Pihak investor akan mengalami kerugian ketika menjual
obligasi di pasar sekunder sebelum jatuh tempo karena harga
jualnya lebih rendah ketimbang harga beli.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai