Anda di halaman 1dari 15

Bab 15

Pembelanjaan Dengan Sewa Guna


Setelah mempelajari Bab ini, mahasiswa
diharapkan mampu:
Menjelaskan pengertian dan macam leasing
Alasan perusahaan melakukan leasing
Perlakuan akuntasi leasing
Menghitung arus kas leasing
Melakukan evaluasi keputusan leasing
versus
membeli aktiva dengan utang.

Pembelanjaan Sewa Guna (Leasing)


Leasing adalah suatu kontrak yang mengatur

tentang, pemilik suatu aktiva (lessor) memberikan


kepada pihak lain (lessee) hak istimewa untuk
menggunakan aktiva tersebut selama suatu periode
tertentu dengan membayar sewa sesuai
kesepakatan.
Terdapat beberapa jenis leassing:
- Operating lease
- Financial lease
- Tax-oriented lese
- Leveraged lease
- Sale and leaseback

perusahaan
menjual aktivanya kepada lembaga
keuangan
tertentu, lalu mengikat perjanjian untuk
me-lease
kembali aktiva tersebut selama periode
tertentu
dengan persyaratan yang disepakati.
Direct lease atau financial lease

Pada direct lease, perusahaan yang


membutuhkan aktiva tertentu, memilih
aktiva tersebut dan melakukan negosiasi
harga langsung dengan produsen atau
distributor aktiva tersebut. Perusahaan
kemudian menghubungi lembaga keuangan
tertentu untuk membeli aktiva tersebut dari
produsen atau distributor dan sekaligus
membuat perjanjian untuk me-lease aktiva
tersebut.

yaitu perusahaan yang membutuhkan aktiva,


(lessee),perusahaan yang memiliki aktiva
(lessor)
dan pemberi pinjaman (lender). Dalam
leveraged
lease pihak lessor hanya membelanjai
sebagian saja
aktiva yang di-lease-kan, sedangkan sisanya
dibelanjai dengan pinjaman.
Operating lease

Pada operating lease, pihak perusahaan


lessee diberikan hak untuk menggunakan
aktiva yang dibutuhkan selama jangka
waktu tertentu, tetapi tidak semua manfaat
dan risko yang terkait dengan aktiva
tersebut diberikan kepada perusahaan
lessee.

Alasan melakukan leasing


Para pendukung leasing mengemukakan berbagai
alasan
mengapa perusahaan sebaiknya melakukan leasing
daripada mebeli aktiva, di antaranya adalah:
1. Biaya leasing dapat mengurangi pajak.
2. Perjanjian leasing dapat mengurangi jenis
ketidakpastian tertentu
3. Biaya transaksi untuk leasing lebih murah
dibandingkan dengan membeli aktiva dan
mendanainya dengan utang atau modal sendiri.
4. Dapat meningkatkan return on asset (ROA).

Akuntansi dan Leasing

Sebelum November 1976, leasing sering disebut off-balance sheet financing.

Imlpikasinya perusahaan yang melakukan kontrak leasing atas aktiva yang


digunakan tidak mencantumkan kontrak tersebut dalam neraca. Pihak lesee
hanya melaporkan kontrak leasing sebagai catatan kaki pada laporan
keuangan.
Pada November 1976, Financial Accounting Standards Board (FASB)
mengeluarkan pernyataan FASB No.13, tentang akuntasi untuk leasing, yang
menyatakan bahwa financial leases tertentu harus dikapitalisasi.
Operaing lease tidak dicantumkan di neraca, tapi cukup pada catatan kaki.
Untuk kepentingan akuntansi, suatu kontrak leasing dinyatakan sebagai
capital lease, dan dicatat pada neraca, jika memenuhi salah satu dari
kriteria berikut:
1. Kontrak leasing mengalihkan kepemilakan aktiva kepada lesee ketika
kontrak
berakhir.
2. Pihak lesee dapat membeli aktiva pada harga di bawah harga pasar,
ketika kontrak
berakhir.
3. Syarat leasing mencakup 75% atau lebih dari umur ekonomis aktiva.
4. Nilai sekarang pembayaran leasing paling sedikit mencakup 90% dari
nilai pasar
aktiva pada saat kontrak leasing dimulai.
Jika salah satu kriteria tersebut dipenuhi, maka kontrak leasing termasuk

Arus kas dari leasing


Untuk melakukan analisis keputusan leasing, perlu diidentifikasi arus kas yang relevan.
Contoh :
Perusahaan ALFA membutuhkan mesin baru, yang diimport dari USA. Harga mesin tersebut $10.000.

Perusahaan leasing BETA, telah menawarkan mesin tersebut kepada perusahaan ALFA dengan cara
leasing. Mesin dengan umur ekonomis lima tahun, biaya leasing sebesar $2,500 tiap tahun dibayar
pada akhir tahun selama lima tahun. Alternatif lain yang dapat dilakukan perusahaan ALFA adalah
membeli mesin yang didanai dengan utang. Jika mesin dibeli, maka mesin disusut dengan metode
garis lurus tanpa nilai sisa. Tarif pajak perusahaan adalah 34%.
Beradasarkan informasi tersebut, terdapat tiga arus kas penting yang membedakan antara leasing
dengan membeli, yaitu:
1. Jika mesin diperoleh dengan leasing, perusahaan ALFA membayar $2,500 setiap tahun.
Pembayaran
tersebut dapat dikurangkan atas laba kena pajak (tax deductible), dengan demikian pembayaran
setelah pajak menjadi: $2,500 (1 0,34) =$1,650. Ini merupakan biaya leasing.
2. Jika mesin diperoleh dengan leasing perusahaan ALFA tidak mempunyai hak untuk memiliki
mesin tersebut, dan oleh karena itu perusahaan ALFA tidak dapat menyusut mesin tersebut
untuk
kepentingan pajak. Besarnya penyusutan adalah $10,000 / 5 = $2,000 per tahun. Penyusutan
sebesar
$2,000 akan menghasilkan penghematan pajak (tax shield) sebesar : $2,000 x 0,34 = $680 per
tahun.
Hal ini merupakan kerugian bagi perusahaan ALFA jika melakukan kontrak leasing, dengan
demikian dianggap sebagai biaya leasing.
3. Jika perusahaan ALFA melakukan kontrak leasing, perusahaan tidak perlu mengeluarkan dana
$10,000 hari ini untuk membeli. Hal ini dianggap sebagai manfaat dari leasing.

Arus kas kontrak leasing perusahaan ALFA (USD)


Keterangan

Tahu
n ke
0

Tahun
ke 1

Tahun
ke 2

Tahu
n ke
3

Tahu
n ke
4

Tahu
n ke
5

1.650

-1.650

1.650

1.650

1.650

-680

-680

-680

-680

-680

Harga mesin

10.00
0

Jumlah arus kas

10.00 -2.330
0

-2.330

2.330

2.330

2.330

Pembayaran leasing
setelah pajak
Kerugian tax shield
penyusutan

Evaluasi Alternatif Pembelanjaan


Dengan Leasing Versus Utang
Untuk menentukan alternatif pembelanjaan mana

yang lebih efisien antara leasing dengan utang,


didasarkan pada nilai sekarang arus kas keluar
masing-masing alternati pembelanjaan.
Contoh, sebuah perusahaan membutuhkan mesin
baru dengan harga Rp 200.000 dan mempunyai umur
10 tahun. Terdapat dua alternatif untuk
pembelanjaan, yaitu leasing atau utang. Pihak lessor
menghendaki seluruh nilai mesin disusut selama 10
tahun dam keuntungan sebesar 8%. Biaya leasing
dibayar dimuka. Jika mesin dibeli dengan utang,
mesin disusut habis dengan metode garis lurus, dan
perusahaan memperoleh investment tax credit Rp
20.000 pada saat investasi. Bunga utang 10% per
tahun dan pajak pendapatan perusahaan 50%. Biaya
operasi baik dibelanjai dengan leasing maupun utang
dianggap sama. Alternatif mana yang lebih baik ?

Alternatif leasing:
Besarnya pembayaran biaya leasing tiap tahun

(X):
X
Rp 200.000 = -----------------9

t=0

( 1 + 0,08 )t

Rp 200.000 = X + 6,2469 X
Rp 200.000 = 1,2469 X
X = Rp 27.598
Dengan demikian biaya leasing tiap tahun adalah
sebesar Rp 27.589

Arus kas alternatif leasing


1

Akhir tahun
ke

Pembayaran
lease

Tax shield

Arus kas
setelah
pajak (1)
(2)

PV arus kas
keluar (5%)

Rp27.598

Rp27.598

Rp27.598

27.598

Rp13.799

13.799

98.081

13.799

(13.799)

(8.471)

19
10

Rp117.20
8
NB:

- discount rate = 5% berasal dari suku bunga pinjaman


setelah pajak
- Tax shield Rp 13.799 berasal dari 50% (Rp 27.598)
- Tingkat diskonto 5%, sama dengan suku bunga setelah
pajak = (1 - 0,50)10%

Perhitungan Present Value Cash Outflow


Tahun
0

Cash out
flow

PVIF(5%)

PV

Rp27.598

1,0000

Rp27.598

1-9

13.799

7,1078

98.081

10

13.799

0,6139

8.471
Rp117.208

NB: PVIFA (5%;9th) = 7,107


PVIF (5%;10th) = 0,6139

Alternatif Utang
Besarnya jumlah investasi :

- Harga mesin
Rp 200.000
- Investment tax credit
(Rp 20.000)
---------------Rp 180.000
Jumlah angsuran dan bunga setiap tahun (X) :
X
Rp 180.000 = ----------------9

t=0

( 1 + 0,10 )t

Rp 180.000 = X + 5,7590 X
Rp 180.000 = 6,7590 X
X = Rp 26.631
Jumlah angsuran dan bunga setiap tahun adalah
Rp26.631

Jadwal pembayaran utang


Akhir tahun ke

P9embayaran
pokok dan
bunga

Pokok pinjaman
pada akhir
tahun

Bunga tiap
tahun

Rp26.631

Rp153.369

Rp0,000

26.631

142.075

15.337

26.631

129.652

14.208

26.631

115.652

12.965

26.631

100.954

11.599

26.631

84.418

10.095

26.631

66.229

4.442

26.631

46.221

6.623

26.631

24.212

4.622

26.631

2.421

- Sisa pinjaman pada akhir tahun = Pinjaman awal tahun Angsuran


pokok pinjaman
- Angsuran pokok pinjaman = Total angsuran tiap tahun - Bunga

Perhitungan nilai sekarang arus kas keluar alternatif pinjaman (Rp)


Akhir
tahun ke

Pembayara
n pinjaman

Bunga

Penyusuta
n

Tax shield
(2+3) 0,5

Arus kas
setelah
pajak (1-4)

PV arus
kas keluar
(5%)

26.631

26.631

26.631

26.631

15.337

20.000

17.669

8.962

8.535

26.631

14.208

20.000

17.104

9.527

8.641

26.631

12.965

20.000

16.483

10.148

8.766

26.631

11.599

20.000

15.800

10.831

8.911

26.631

10.095

20.000

15.048

11.583

9.076

26.631

8.442

20.000

14.221

12.410

9.261

26.631

6.623

20.000

13.312

13.319

9.466

26.631

4.622

20.000

12.311

14.320

9.692

26.631

2.421

20.000

11.209

15.422

9.941

20.000

10.000

(10.000)

(6.139)

10
Total

Rp102.781

Anda mungkin juga menyukai