Anda di halaman 1dari 21

TUGAS TERSTRUKTUR

MATA KULIAH AKUNTANSI AGRIBISNIS

Oleh :

Nama : Fathmi Aqinna Rifqia


NIM : P2D019002
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Dyah Ethika N, MP

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER AGRIBISNIS
PURWOKERTO
2020
1. Obligasi
1.1 Pengertian obligasi
Obligasi merupakan surat hutang jangka menengah atau panjang yang
diterbitkan oleh penerbit (perusahaan atau pemerintah) dengan member imbalan
berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok hutang pada waktu yang
telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut (Rahardjo, 2003).
1.2 Jenis Obligasi
Menurut Indonesia Stock Exchange atau Bursa Efek Indonesia, obligasi
memiliki beberapa jenis yang berbeda antara lain:
Dilihat dari sisi penerbit obligasi dibedakan menjadi:
a. Corporate Bonds : Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan baik yang
berbentuk BUMN maupun badan usaha swasta.
b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.
c. Municipal Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah untuk
membiayai proyek infrastruktur dan utilitas di daerah tersebut.
Dilihat dari segi nilai nominal obligasi dibedakan menjadi:
a. Retail Bonds: obligasi yang diperdagangkan di lantai bursa dengan nilai
nominal yang lebih kecil.
b. Conventional Bonds: Obligasi yang diperjualbelikan dalam satu nominal,
Rp50.000.000.
Dilihat dari perhitungan imbal hasil:
a. Conventional Bonds: obligasi yang diperhitungkan dengan menggunakan
sistem kupon bunga.
b. Sharia Bonds: obligasi yang nilai kuponnya ditentukan berdasarkan prinsip
bagi hasil.
1.3 Karakteristik Obligasi:
Obligasi memiliki beberapa jenis karakteristik menurut Bursa Efek Indonesia
antara lain:
1. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan
diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.
2. Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang
obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap
3 atau 6 bulanan). Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.
3. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang
dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari
sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1
15 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki risiko yang
lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo
dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu
obligasi, semakin tinggi Kupon / bunga nya.
4. Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi
merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel.
Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan
pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk)
dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga
pemeringkat seperti PEFINDO (Pemeringakat Efek Indonesia) atau Kasnic
Indonesia (Bursa Efek Indonesia).
1.4 Harga Obligasi
Harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai
nominal, berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
1. Par (nilai Pari) : Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi
dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi
tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
2. at premium (dengan Premi) : Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal
Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%,
maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.
3. at discount (dengan Discount) : Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal
Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, 16
maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta (Bursa Efek
Indonesia).
1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga obligasi
Harga obligasi yang ada dapat berubah karena ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya, antara lain:
1. Adanya perbedaan karakteristik dari obligasi itu sendiri mempengarui harga
obligasi seperti, obligasi yang menamakan bunga tetap, floating rate, obligasi
zero coupon bond,obligasi konversi dan income bond.
2. Tingkat suku bunga
3. Jangka waktu tempo obligasi
4. Risiko untuk tidak menerima bunga maupun pokok pinjaman
5. Besarnya coupon rate dari obligasi
6. Faktor pembayaran pajak dari hasil/pendapatan obligasi (pajak obligasi yang
dibayar pemodal).
1.6 Macam-macam Risiko Obligasi
Selain keuntungan, risiko merupakan hal yang diperhatikan dalam
berinvestasi. Beberapa risiko yang ada jika berinvestasi pada obligasi antara lain:
1. Interest Rate Risk, yaitu risiko yang berkaitan dengan tingkat suku bunga.
Jika suku bunga meningkat maka harga obligasi akan turun begitu pula
sebaliknya apabila tingkat suku bunga turun maka harga obligasi akan
meningkat naik.17
2. Reinvestment Rate, yaitu resiko yang berkaitan dengan perubahan strategi dari
tingkat penanaman kembali investasi dimana hal tersebut sangat dipengaruhi
suku bunga pasar.
3. Call Risk, risiko yang berkaitan dengan penarikan atau seluruh obligasi yang
telah diterbitkan sebelum obligasi tersebut jatuh tempo.
4. Credit Risk, risiko apabila penerbit gagal memenuhi kewajiban keuangan
meliputi pembayaran bunga dan pembayaran kembali jumlah uang yang
dipinjam (pokok utang atau utang nominal). Credit risk biasa disebut juga
Default risk. Default risk atau risiko gagal bayar dapat dilihat dari credit
rating atau default rating yang dikeluarkan oleh perusahaan pemeringkat,
seperti: Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), Standard and Poor’s,
Moody’s, atau Fitch. Peringkat tertinggi adalah AAA dan terendah adalah D.
Obligasi dengan peringkat AAA sampai dengan BBB adalah yang
dikategorikan sebagai aman dari risiko gagal bayar.
5. Inflation Risk atau purchasing power risk, yaitu risiko yang dapat meningkat
karena variasi dalam nilai arus kas sekuritas yang dipengaruhi oleh inflasi.
Risiko ini diukur dengan kekuatan pembelian.
6. Exchange Rate Risk, yaitu risiko yang dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar.
7. Liquidity Risk, ukuran utama dari likuiditas adalah selisih antara harga jual
dan harga beli yang ditetapkan oleh penjual. Semakkin besar selisih antara
harga jual dengan harga beli maka risiko likuiditasnya juga akan semakin
besar.
8. Volatility Risk, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah ekspektasi
tingkat bunga yang berubah-ubah. Secara spesifik, nilai opsi meningkat
apabila 18 ekpektasi perubahan tingkat bunga juga meningkat. Risiko yang
mempengaruhi perubahandalam volatilitas akan mempengaruhi harga suatu
obligasi. (Fabozzi, 2004:6).
1.7. Contoh Perusahaan Yang Menerbitkan Obligasi
Salah satu cara sebuah perusahaan terbuka dalam mencari tambahan modal
berupa dana segar dengan menerbitkan obligasi. Dana yang dikumpulkan dari
obligasi dapat digunakan sebagi modal dalam mengembangkan perusahaan.
Berikut contoh perusahaan yang bergerak dibidang pertanian yang menerbitkan
obligasi:
1. PT Sinarmas Agro Resources and Technology Tbk (PT SMART)
Pada tahun 2012, Perseroan melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan
(PUB) Obligasi Berkelanjutan I SMART dengan jumlah pokok obligasi
berkelanjutan sebesar Rp 3 triliun. Dalam rangka PUB Obligasi Berkelanjutan
tersebut, pada tanggal 4 Juli 2012, Perseroan menerbitkan Obligasi
Berkelanjutan I SMART Tahap I Tahun 2012 dengan jumlah pokok sebesar Rp
1 triliun. Seluruh obligasi ini telah dilunasi pada tanggal 22 Juni 2017 dan 2 Juli
2019.
Pada tahun 2020, Perseroan kembali melakukan PUB Obligasi
Berkelanjutan II SMART dengan jumlah pokok obligasi berkelanjutan sebesar
Rp 3 triliun. Pada tanggal 3 April 2020, Perseroan menerbitkan Obligasi
Berkelanjutan II SMART Tahap I Tahun 2020 dengan jumlah pokok sebesar
Rp 775 miliar.
Berikut adalah seri obligasi yang diterbitkan:
a. Seri A: nilai nominal Rp 608,5 miliar; suku bunga 8,5%; jangka waktu 3
tahun; jatuh tempo tanggal 3 April 2023
b. Seri B: nilai nominal Rp 166,5 miliar; suku bunga 9,0%; jangka waktu 5
tahun; jatuh tempo tanggal 3 April 2025
Hasil pemeringkatan atas obligasi tersebut yang diterbitkan oleh PT
Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) pada tanggal 16 Januari 2020 adalah
idA+ (Single A+) dengan prospek Stabil.
Seluruh dana hasil penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk
belanja modal dengan alokasi sebesar 67% untuk meningkatkan kemampuan
pabrik rafinasi Perseroan menghasilkan produk berkualitas tinggi dan sisanya
33% untuk penambahan kapasitas pabrik biodiesel Perseroan di Kalimantan
Selatan.
2. PT Sawit Sumber Mas Sarana Tbk (SSMS)
Emiten perkebunan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk., (SSMS)
menerbitkan obligasi global sebesar US$300 juta di bursa Singapura.
Dalam keterbukaan informasi, Kamis (25/1/2018), manajemen
SSMS menyampaikan entitas anak perseroan yakni SSMS Plantation
Holding Pte. Ltd., menerbitkan obligasi senilai US$300 juta. Surat
utang itu telah dicatatkan dan diperdagangkan di SGX-ST pada 24
Januari 2018.Jatuh tempo pembayaran surat utang ialah pada 2023.
Adapun, pembayaran bunga dilakukan setiap 6 bulan mulai 23 Juli
2018 dan berakhir pada 23 Januari 2023. Persentase bunga ditetapkan
7,75% per tahun.
Dana bersih hasil penerbitan surat utang setelah dikurangi biaya
dan komisi underwriting dan pengeluaran lainnya, akan digunakan
untuk keperluan pembiayaan kembali utang bank jangka
panjang.Perseroan juga akan berinvestasi dalam konservasi hutan di
Indonesia, serta menggunakan dana hasil obligasi untuk keperluan
perusahaan secara umum.
Investor Relation SSMS Arie Pardosi menuturkan, selain untuk
memperbaiki struktur permodalan, emisi global bond mendukung
langkah perseroan semakin dikenal di mancanegara.Visi SSMS
menjadi salah satu perusahaan perkebunan kelas dunia. Penerbitan
Obligasi global ini menjadi salah satu jalan supaya lebih dikenal
dunia.
Direktur Keuangan Sawit Sumbermas Sarana Nicholas J.Whittle
pada akhir Desember 2017 mengatakan, rencana penerbitan obligasi
global memang sangat bergantung kepada kondisi pasar obligasi
dunia dan perekonomian dunia.
3. PT Samporna Agro Tbk
PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) akan menawarkan surat utang dengan
nilai pokok mencapai Rp 600 miliar. Rencananya, penerbitan surat utang ini
akan terdiri dari obligasi konvensional yakni Obligasi Berkelanjutan I
Sampoerna Agro Tahap I Tahun 2020 dengan nilai pokok sebesar Rp 300 miliar
dan sukuk bertajuk Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Sampoerna Agro Tahap I
Tahun 2020 dengan sisa imbalan ijarah sebesar Rp 300 miliar.
Berdasarkan prospektus yang dirilis perusahaan, obligasi ini bakal terdiri
dari dua seri. Pertama, Seri A ditawarkan dengan jumlah pokok Rp 208,5 miliar
dengan tenor tiga tahun dan tingkat suku bunga tetap 9,35% per tahun. Kedua,
Seri B yang memiliki nilai pokok Rp 91,5 miliar dengan tenor lima tahun dan
tingkat suku bunga tetap 9,75% per tahun. Setelah dikurangi biaya emisi,
sekitar 65% dana tersebut akan digunakan untuk melakukan pelunasan lebih
awal sebagian pokok utang bank anak usahanya, yakni PT Telaga Hikmah.
Sementara itu, sekitar 35% akan digunakan untuk modal kerja Sampoerna
Agro. 
Sementara itu, untuk penerbitan Sukuk, perusahaan kelapa sawit ini akan
menggunakan seluruh hasil penerbitan untuk melunasi sisa pokok pinjaman
bank miliki PT Telaga Hikmah. Sukuk tersebut juga akan memiliki dua seri.
Pertama, Seri A dengan nilai pokok Rp 175 miliar dan jangka waktu tiga tahun
tersebut punya cicilan imbalan ijarah senilai Rp 16,36 miliar per tahun. Kedua,
Seri B yang memiliki tenor lima tahun dengan nilai pokok sebesar Rp 125
miliar. Untuk seri ini, cicilan imbalan ijarah sebesar Rp 12,19 miliar per tahun. 
Bunga obligasi dan cicilan imbalan ijarah ini akan dibayarkan tiap tiga
bulan sekali terhitung sejak tanggal emisi, yakni 3 Maret 2020. Dengan begitu,
pembayaran bunga dan cicilan imbalan ijarah pertama akan jatuh pada 3 Juni
2020. Obligasi dan Sukuk ijarah ini dijamin dengan hak tanggungan berupa
Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) No. 01/Ogan Komering Ilir atas sebidang
tanah 3.873,5 hektare (ha), SHGU No. 04/Balian atas sebidang tanah seluas
1.268,5 ha, SHGU No. 13/Balian atas sebidang tanah seluas 102 ha, dan SHGU
No. 19/Sungai Menang atas sebidang tanah seluas 2.790,3 ha. Seluruh jaminan
tersebut terletak di provinsi Sumatra Selatan. 
Masa penawaran umum Obligasi dan Sukuk ijarah ini akan berlangsung
27 Februari 2020. Kemudian, tanggal penjatahan jatuh pada 28 Februari 2020
dan distribusi secara elektronik pada 3 Maret 2020. Kemudian, pencatatan di
Bursa Efek Indonesia dilaksanakan pada 4 Maret 2020. 
Sampoerna Agro menunjuk Indopremier Sekuritas sebagai penjamin
pelaksana emisi dan Mandiri Sekuritas sebagai penjamin emisi. Sementara itu,
PT Bank Pertama Tbk berperan sebagai wali amanat. 
Penerbitan obligasi dan Sukuk ijarah ini adalah bagian dari Obligasi
Berkelanjutan I Sampoerna Agro dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Sampoerna
Agro dengan target dana masing-masing Rp 1 triliun. Obligasi ini mendapatkan
peringkat Single A Minus dari PT Pemeiringkat Efek Indonesia (Pefindo),
sedangkan Sukuk memperoleh peringkat Single A Minus Syariah.
4. PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA)
PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) menawarkan obligasi
Berkelanjutan I Tunas Baru Lampung Tahap II tahun 2020 dengan jumlah
pokok Rp500 miliar.Rencana itu tersaji dalam keterbukaan informasi emiten
pertanian itu pada laman Bursa Efek Indonesia, Kamis (20/2/2020).
Jelasnya, surat utang yang menjadi bagian dari Penawaran Umum
Berkelanjutan (PUB) I Tunas Baru Lampung dengan target dana sebesar Rp1,5
triliun itu, ditawarkan dalam dalam dua seri. Rincinya, seri A senilai Rp300
miliar berbunga 8,9% pertahun dan dengan jangka waktu tiga tahun. Sedangkan
seri B, ditawarkan sebesar Rp200 miliar dengan bunga 9,75% pertahun dan
jangka waktu lima tahun, sejak diterbitkan efek bersifat utang ini.
Dijanjikan, pemegang surat utang dengan peringkat A dari Ficth Rating
itu, akan menerima pembayaran bunga setiap triwulan. Sedangkan pembayaran
bunga terakhir sekaligus jatuh tempo pada tanggal 10 Maret 2023 untuk seri A
dan 10 Maret 2025 untuk seri B.
Adapun jadwal penawaran umum ditetapkan pada tanggal 3-5 Maret
2020, penjatahan pada tanggal 6 Maret 2020 dan 11 Maret 2020.Selanjutnya,
dana hasil aksi korporasi itu, akan digunakan untuk menurunkan saldo pinjman
kepada Bank CIMB Niaga, Bank OCBC NISP dan Bank Permata. Untuk itu,
perseroan telah menunjuk BNI Sekuritas, CIMB Niaga Sekuritas dan Maybank
Kim Eng Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi obligasi.
5. PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT)
PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) memiliki surat utang atau
obligasi yang jatuh tempo pada 16 November 2015 senilai Rp 700 miliar. Akan
tetapi, berdasarkan laporan keuangan Juni 2015, perseroan hanya mengantongi
Rp 161,92 miliar. Perseroan menerbitkan obligasi I saat masih bernama BW
Plantation pada 16 November 2010. Obligasi ini memiliki tingkat bunga tetap
sebesar 10,675 persen per tahun yang jatuh tempo pada 16 November 2015.
Eagle High Plantation membayar bunga obligasi secara triwulanan dengan
pembayaran bunga pertama pada 16 Februari 2011. Obligasi ini pun dijamin
dengan seluruh harta kekayaan perusahaan yang telah dimiliki dan yang akan
dimiliki di kemudian hari, baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak.
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), perseroan
aktif membayar bunga obligasi. Tercatat pembayaran bunga obligasi terbaru
pada 11 Agustus 2015, yang didistribusikan pada 18 Agustus 2015.
Pembayaran bunga obligasi itu telah dilakukan sebanyak 19 kali. Meski
pendapatan usaha Eagle High Plantation naik 20,57 persen (year on year/yoy)
menjadi Rp 1,49 triliun hingga Juni 2015, namun laba bersih turun 92,08 persen
menjadi Rp 12,99 miliar pada semester I 2015. Untung perseroan tergerus
beban usaha yang naik 48 persen menjadi Rp 216,7 miliar (yoy)pada semester I
2015 dan beban bunga yang meningkat menjadi Rp 238,11 miliar.
Tak hanya itu, kas perseroan juga tergerus Rp 16,6 miliar menjadi Rp
161,92 miliar sepanjang semester I 2015. Sedangkan total kewajiban utang
perseroan saat ini sudah menembus Rp 9,67 triliun pada 30 Juni 2015, terus
naik dari posisi 31 Desember 2015 sebesar Rp 9,43 triliun. Sedangkan ekuitas
(modal) tercatat Rp 6,87 triliun pada 30 Juni 2015.
Berdasarkan data RTI, posisi debt to equity ratio (DER) atau rasio utang
berbanding ekuitas cukup tinggi pada 30 Juni 2015. Tercatat DER perseroan
mencapai 140,66 persen. Bahkan Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
juga pernah menanyakan perihal modal negatif sebesar Rp 1,84 triliun melalui
surat kepada perseroan pada 12 Agustus 2015.
Sekretaris Perusahaan PT Eagle High Plantation Tbk, Rudy Suhendra
menuturkan salah satu hal menyebabkan modal kerja perseroan terhitung
negatif karena ada utang obligasi Rp 703 miliar yang akan jatuh tempo pada
November 2015, dan utang jangka panjang akan jatuh tempo dalam waktu satu
tahun sebesar Rp 620 miliar. Rudy mengatakan, pihaknya telah siap
melaksanakan rencana refinancing utang bank yang saat ini telah mendapatkan
persetujuan direksi bank terkait dengan jumlah sebesar lebih dari Rp 2,5 triliun.
Diharapkan modal kerja dapat meningkat dengan terlaksananya
rencana refinancing.
Saat diminta penjelasan perkembangan rencana pelunasan utang obligasi
Rp 700 miliar yang jatuh tempo pada 16 November 2015, Rudy menuturkan,
perseroan akan mengkombinasikan pelunasan obligasi dari kas internal dan
pinjaman yang didapatkan dari Bank Negara Indonesia (BNI) sekitar Rp 2,7
triliun. Emiten berkode BWPT juga akan mengandalkan operasional mengingat
dolar Amerika Serikat (AS) cenderung menguat dan harga komoditas ada
sedikit penguatan.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) juga memutuskan menetapkan
kembali peringkat idBBB+ untuk perseroan dengan penempatan creditwatch
implikasi negatif untuk periode 10 Agustus-10 November 2015.
Pefindo menyatakan peringkat itu diberikan berdasarkan data dan
informasi perusahaan serta laporan keuangan tidak diaudit per 30 Juni 2015 dan
laporan keuangan audit per 31 Desember 2014.Obligor dengan peringkat
idBBB memiliki kemampuan yang memadai dibanding obligor Indonesia
lainnya untuk memenuhi komitmen keuangannya. Walau demikian,
kemampuan obligor lebih mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk
keadaan dan kondisi ekonomi.
Sedangkan tanda plus menunjukkan kalau peringkat yang diberikan
relatif kuat dan di atas rata-rata kategori yang bersangkutan. Untuk
penempatan creditwatch dengan implikasi negatif sehubungan dengan ada
risiko pembiayaan kembali utang yang akan jatuh tempo dan untuk
mengantisipasi pelemahan proteksi arus kas dikarenakan potensi penurunan
harga CPO dan tingginya posisi utang perseroan.
Kalau melihat pergerakan harga saham PT Eagle High Plantation Tbk
(BWPT) sepanjang 2015 cenderung tertekan. Saham PT Eagle High Plantation
Tbk turun 49,50 persen. Harga saham BWPT pernah sentuh level tertinggi Rp
494 dan terendah Rp 198 pada 2015.
6. PT Salim Ivomas Pratama
PT Salim Ivomas Pratama akan menerbitkan obligasi senilai total Rp 1,25
triliun. Surat permohonan penerbitan obligasi ini sudah diterima beberapa hari
Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa, Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), pada tahun 2009.
Rencananya, anak usaha Indofood Agri Resources Ltd (Indo Agri) itu akan
menerbitkan Rp 1 triliun dalam bentuk obligasi konvensional, dan Rp 250
miliar berbentuk obligasi syariah atau sukuk ijarah.
Saat ini Salim Ivomas telah menunjuk empat penjamin pelaksana emisi,
yakni Kim Eng Securities, OSK Nusadana Securities Indonesia, Danareksa
Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas. Produsen minyak goreng dan margarin ini
juga telah menunjuk Bank Mega sebagai wali amanat. Sebagian dana hasil
penerbitan obligasi untuk membayar utang yang akan jatuh tempo, sebagian
lagi untuk investasi kebun Ivomas.
Kepala Sub Bagian Penelaahan Keterbukaan Perusahaan Jasa Non
Keuangan Bapepam-LK Paulus Suwarno memperkirakan, obligasi itu baru bisa
terbit sekitar Oktober 2009. Jika merujuk aturan, Bapepam-LK memerlukan
waktu 10 hari sebelum memberikan izin publikasi rencana penerbitan obligasi.
Setelah itu Bapepam-LK memberikan waktu hingga 21 hari bagi Salim
Ivomas untuk menentukan imbal hasil. "Setelah ada imbal hasil dan harga, kami
akan memberikan izin efektif," kata Paulus.
Salim Ivomas adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit sekaligus
produsen minyak goreng milik Indo Agri, anak usaha INDF yang melantai di
bursa saham Singapura. Indofood memiliki 69,4% saham Indo Agri.
Sariaatmadja memiliki 6,8% dan publik memiliki 23,8% saham Indo Agri.
2. Piutang Wesel
2.1 Pengertian Piutang Wesel
Wesel adalah janji yang tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak
kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu
dimasa yang akan datang. Piutang Wesel / Wesel Tagih yaitu jumlah yang
terhutang bagi pelanggan jika perusahaan telah menerbitkan surat hutang formal.
Wesel biasanya digunakan untuk jangka waktu pembayaran lebih dari 60 hari.
Jika wesel diperkirakan akan tertagih dalam jangka waktu satu tahun, maka dalam
neraca wesel diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.
Pengertian yang lain, piutang wesel atau wesel tagih atau surat perjanjian
piutang (promissory note) adalah janji tertulis dalam bentuk yang lebih formal
dari satu pihak kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang tertentu pada
tanggal tertentu di masa yang akan datang atau tanggal jatuh tempo (maturity
date). Surat tersebut dapat dibayarkan ke perorangan atau perusahaan, atau
penanggung atau pemegang piutang wesel.
Surat tersebut ditandatangani oleh orang atau perusahaan yang membuat
janji. Pihak yang berhak menerima piutang wesel disebut penerima pembayaran
(payee), dan pihak yang membuat janji disebut pembuat janji (maker) . Piutang
wesel ada yang dapat dipindahtangankan dan ada yang tidak dipindahtangankan.
Jika wesel yang dipindahtangankan berarti yang membuat wesel akan membayar
pada orang (badan) yang memegang wesel tersebut pada saat jatuh tempo. Wesel
ini dapat didiskontokan ke bank sebelum jatuh temponya.
Pencatatan piutang wesel harus dipisahkan oleh wesel-wesel lainnya,
seperti wesel dagang, wesel dari pegawai dan lain-lain. Wesel yang sudah jatuh
tempo tetapi belum dilunasi harus dicatat terpisah dari wesel yang belum jatuh
tempo, biasanya dicatat dalam rekening piutang wesel menunggak. Piutang wesel
yang jatuh tempo dalam satu tahun dimasukkan ke dalam aktiva lancar. Piutang
wesel yang jatuh temponya lebih dari satu tahun dikategorikan sebagai
piutang jangka panjang.
Beberapa definisi yang dipergunakan dalam pembahasan mengenai
piutang wesel tagih ini :
a. Surat promes, merupakan suatu janji tertulis dari debitur yang menyatakan
bahwa ia akan membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal tertentu.
b. Pembuat merupakan orang yang menandatangani wesel atau perjanjian untuk
membayar sejumlah uang yang tertera pada perjanjian tersebut. Pembuat adalah
sang debitur.
c. Penerima pembayaran adalah orang, kepada siapa pembuat akan melakukan
pembayaran di masa yang akan datang. Penerima pembayaran adalah seorang
kreditur.
d. Pimjaman pokok adalah jumlah yang dipinjamkan oleh penerima pembayaran
kepada pembuat.
e. Bunga merupakan pendapatan yang diterima penerima pembayaran karena ia
meminjamkan uang, dan merupakan beban bagi pembuat karena ia
meminjamkan uang tersebut.
f. Periode bunga merupakan periode dimana bunga diperhitungkan. Periode ini
dimulai pada tanggal pembuatan surat promes sampai pada tanggal jatuh tempo
wesel tagih.
g. Tingkat bunga berupa suatu persentase yang akan dikalikan dengan pinjaman
pokok untuk menghitung jumlah bunga dari wesel tagih tersebut.
h. Tanggal jatuh tempo merupakan tanggal dimana pembayaran terakhir akan
dilakukan.
i. Nilai jatuh tempo merupakan jumlah dari pinjaman pokok dan bunga pada saat
tanggal jatuh tempo dari wesel tagih.
2.2. Menentukan Tanggal Jatuh Tempo
Beberapa wesel tagih biasanya mencantumkan tanggal wesel tersebut jatuh
tempo, seperti yang terlihat pada gambar. Bila periode jatuh tempo tersebut
ditentukan dengan bulan, maka tanggal jatuh tempo dari wesel tersebut akan jatuh
pada tanggal yang sama dengan wesel tagih tersebut dikeluarkan. Misalkan wesel
tagih dengan periode 6 bulan yang dikeluarkan pada tanggal 16 februari akan
jatuh tempo pada tanggal 16 agustus.
Bila periode tersebut ditetapkan dengan hari, maka tanggal jatuh tempo
akan ditentukan dengan mehitung hari sejak tanggal wesel tersebut dikeluarkan.
Wesel tagih yang berumur 120 hari yang dikeluarkan pada tanggal 14 september
2008 akan jatuh tempo pada tanggal 12 januari 2009, seperti yang terlihat pada
perhitungan dibawah ini:
Bulan                                       jumlah hari                              jumlah total
September 2008                      30-14= 16                                16
Oktober 2008                          31                                            47
November 2008                      30                                            77
Desember 2008                       31                                            108
Januari 2009                            12                                            120
2.3. Pencatatan Akuntansi
Pada saat serah-terima wesel
Wesel di catat di rekening sebesar nilai nominalnya tanpa memandang
berbunga atau tidak.
Contoh : wesel dengan nilai nominal Rp.3.000, jangka waktu 6 bulan dan
bunga 24%, tertanggal 1 September 2005.
Jurnal oleh penjual (pemegang saham)
sept   1  piutang wesel                                           3.000
penjualan                                                                    3.000                              
         Apabila wesel tersebut berasal dari pelunasan piutang dagang ( penggantian
status), maka kreditnya adalah piutang dagang.
Jurnal oleh pembeli ( pembuat wesel )
sept   1  pembalian                                    3.000
utang wesel                                                     3.000
Apabila wesel tersebut berasal dari pelunasan utang dagang ( penggantian
status), maka debitnya adalahutang dagang.
PADA TANGGAL JATUH TEMPO
Jika pembuat wesel membayar
   Jatuh tempo wesel pada contoh diatas adalah tanggal 1 maret 2006 karena
jangka waktunya 6 bulan. Jurnal yang dibuat oleh masing-masing pihak adalah
sebagai berikut :
Jurnal oleh pemegang wesel
mar   1  kas                                    3.360
                        putang wesel                                                   3.000
                        pendapatan bunga                                              360
apabila wesel diatas tidak berbunga, maka jurnalnya cukup debit kas dan
kredit piutang wesel masingmasing Rp 3.000
jurnal oleh pembuat wesel
mar   1  utang wesel                      3.000
                   biaya bunga                         360
                        kas                                                                   3.360
apabila wesel diatas tidak berbunga, maka jurnalnya cukup debit utang
wesel dan kredit kas masing-masing Rp 3.000
Jika pembuat wesel tidak membayar
Jurnal oleh pemegang wesel
mar   1  piutang wesel yang menunggak               3.360
                        putang wesel                                                   3.000
                        pendapaatan bunga                                            360
apabila contoh ini, weselnya tidak berbunga, maka jurnalnya debit piutang
wesel yang menunggak dan kredit piutang wesel, masing-masing sebesar Rp
3.000.
jurnal oleh pembuat wesel
mar   1  utang wesel                                              3.000
             biaya bunga                                              360
                        utang wesel yang menunggak                                     3.000
apabila weselnya tidak berbunga, maka debitnya utang wesel dan kreditnya
utang wesel yang menunggak, masing-masing Rp 3.000.
PADA AKHIR PERIODA
Pada contoh diatas, dianggap bahwa masing-masing perusahaan tidak
menyusun laporan keuangan dalam perioda waktu antara tanggal wesel (1 sept
2005) dan tanggal jatuh tempo (1 maret 2006). Apabila perioda akuntansi sama
dengan tahun kalender, maka tanggal 31 des 2005 masing-masing perusahaan
membuat jurnal penyesuaian untuk mencatat bunga berjalan.
Bunga berjalan dalam contoh ini adalah 4 bulan byaitu dari 1sept sampai 31
des. Besarnya adalah Rp.3.000 x 24% x 4/12 = Rp 240. bunga berjalan ini dicatat
oleh masing-masing pihak sebagai berikut :
Jurnal oleh pemegang saham
sept   1  piutang bunga                              240
                        pendapatan bunga                                           240
jurnal penyesuaian ini perlu dibalik pada hari pertama tahun berikutnya
yaitu
2 jan 2006.
Jurnal oleh pembuat wesel
des  1  biaya bunga                                   240
                        utang bunga                                                    240
2.4. Mendiskontokan Wesel Tagih
Penerima pembayaran wesel tagih mungkin saja memerlukan uang kas
sebelum wesel tagih tersebut jatuh tempo. Apabila hal ini terjadi, maka penerima
pembayaran tersebut dapat menjual wesel tagihnya. Wesel tagih merupakan suatu
alat yang dapat dipindahkan hak kepemilikannya dari satu orang ke orang lain,
dan bahkan bisa dijual secara kas. Misalkan untuk memperoleh kas dengan lebih
cepat, kreditur terkadang menjual wesel tagih tersebut kepada pihak lain sebelum
wesel tagih tersebut jatuh tempo. Kreditur tersebut akan mengendorse wesel
tersebut dan nenberikannya kepada pembeli wesel biasanya berupa bank yang
nantinya akan menangih wesel tersebut pada saat jatuh tempo.
Menjual wesel tagih sebelum saat jatuh tempo dinamakan pendiskontoan
wesel tagih. Karena orang yang menjual wesel tagih tersebut akan menerima uang
lebih kecil dari yang akan diterimanya pada saat jatuh tempo nanti.
Contoh pada tanggal 9 desember 2010 PT Murah Hati mendiskontokan wesel
pada Bank Amanda. Periode diskonto yaitu jumlah hari antara saat wesel tersebut
didiskontokan dengan saat wesel tersebut jatuh tempo (dimana wesel tersebut
dipegang oleh bank) adalah 40 hari, 22 hari di bulan desember dan 18 hari bulan
januari. Misalkan bank Amanda menggunakan tingkat bunga 12% untuk
mendiskontokan wesel tersebut. Bank akan menggunakan tingakat diskonto yang
lebih tinggi dari tingkat bunga pada wesel tagih, karena bank ingin memperoleh
pendapatan yang setinggi mungkin. Sebaliknya PT Murah Hati mau menerima
tingkat bunga yang lebih tinggi tersebut, karena perusahaan ingin memperoleh
kas yang secepatnya. Nilai wesel tagih setelah didiskontokan disebut dengan nilai
tunai yang merupakan nilai yang diterima oleh PT Murah Hati dari bank. Cara
mencari nilai tunai tersebut adalah sebagai berikut :
pinjaman pokok…………………………. Rp 15.000.000
+ bunga (15.000.000x0,10x90/360)……..            375.000

Nilai pada saat jatuh tempo……………..        15.375.000                    Rp 170.000


-diskonto (15.375.000x0,12x40/360)…...          (205.000)

Nilai tunai………………………………. Rp 15.170.000               Rp 170.000


Pada saat jatuh tempo, bank akan mendapatkan uang sebesar Rp 15.375.000 dari
si pembuat wesel tagih dan memperoleh pendapatan bunga sebesar Rp 205.000.
    Cobalah anda perhatikan dua hal dalam perhitungan di atas (1) tingkat diskonto
dihitung berdasarkan nilai wesel tagih pada saat jatuh tempo (nilai pokok +
bunga), bukannya nilai wesel tagih (2) periode diskonto dihitung mundur dari
tanggal jatuh tempo (18 januari 2011) sampai saat diskonto (9 desember 2010).
Lihat lah gambar ini

20 okt 2010                             90 hari                         18 jan 2011  

Pokok                          +          bunga               =          jatuh tempo
Rp 15.000.000                         Rp 375.000                  Rp 15.375.000
                                                9 des 2010   40 hari     18 jan 2011

                                    Diterima           =          diskonto          jatuh tempo
                                    Rp 15.170.000             Rp 205.000     Rp 15.375.000
20 okt 2010                             90 hari                         18 jan 2011

 
Pokok                          +          bunga               =          jatuh tempo
 
Rp 15.000.000                         Rp 375.000                  Rp 15.375.000
 
                                                9 des 2010   40 hari     18 jan 2011
 

                                    Diterima           =          diskonto          jatuh tempo  

                                    Rp 15.170.000             Rp 205.000     Rp 15.375.000  


 
 
 
        Jurnal yang akan dibuat oleh PT Murah Hati pada saat pendiskontoan wesel
tagih tersebut adala Jh:
9 des 2010
            Kas…………………………….………….. 15.170.000
                        Wesel tagih PT Lestari Griya……..                15.000.000
                        Pendapatan bunga
                        (Rp 15.170.000-Rp 15.000.000)….                170.000
                        Untuk mencatat pendiskontoan wesel tagih.
Bila hasil yang diperoleh dari pendiskontoan itu lebih kecil dari nilai pokok
pinjaman yang ada pada wesel tagih, maka penerima pembayaran akan mencatat
selisih tersebut sebagai beban bunga. Misalkan PT Murah Hati hanya
mendapatkan uang Rp 14.980.000 dari pendiskontoan wesel tagih, maka jurnal
yang dilakukan untuk mencatat transaksi ini adalah:
9 des 2010
Kas……………………………….……… 14.980.000
Beban bunga…………………..…………        20.000
        Wesel tagih PT Lestari Griya……                              15.000.000
Istilah tingkat diskonto dipergunakan untuk membedakan pendapatan
bunga yang diperoleh penerima pembayaran dengan pendapatan bunga yang
diperoleh pembeli wesel tagih. Pada dasarnya diskonto adalah tingkat bunga.
Kewajiban bersyarat pada pendiskontoan wesel tagih
Pendiskontoan wesel tagih akan menimbulkan kewajiban bersyarat. Bila
pembuat dari wesel tagih tersebut (dalam contoh kita: PT Lestari Griya) tidak
dapat membayar utangnya pada penerima pembayaran yang baru pada saat jatuh
tempo, maka penerims pembayaran yang sebenarnya harus membayar pada bank
sejumlah uang yang seharusnya dibayar oleh pembuat tersebut. Bila PT Lestari
Griya membayar utangnya, maka PT Murah Hati dapat melakukan wesel tagih
yang didiskontokan tersebut, tetapi bila PT Lestari Griya tidak membayar, maka
PT Murah Hati kini benar-benar mempunyai kewajiban untuk membayar pada
bank.
Kewajiban bersyarat ini muncul pada saat pendiskontoan wesel tagih
sampai dengan saat wesel tagih tersebut jatuh tempo. Dalam contoh kita,
kewajiban bersyarat akan terjadi mulai tanggal 9 desember 2010 saat PT Murah
Hati mendiskontokan wesel tagih tersebut sampai dengan tanggal 18 januari 2011
saat wesel tagih tersebut jatuh tempo.
Kewajiban bersyarat tidak dilaporkan bersama-sama dengan kewajiban
actual dalam neraca. Bagaimanapun juga kewajiban bersyarat belum merupakan
benar-benar merupakan utang. Walaupun demikian, setiap pembaca laporan
keuangan harus diingatkan bahwa perusahaan tersebut memiliki utang potensial.
Kebanyakan perusahaan melaporkan kewajiban bersyarat ini sebagai catatan kaki
pada laporan keuangan. Karena itu, pada neraca akhir dari PT Murah Hati akan
terdapat catatan kaki seperti dibawah ini.
Tertanggal 31 desember 2010, perusahaan mempunyai kewajiban bersyarat
atas pendiskontoan wesel tagih sebesar Rp 15.000.000.
Wesel tagih yang tidak dibayar
Bila pembuat tidak dapat membayar wesel tagih pada saat jatuh tempo,
penerima pembayaran masih mempunyai klaim atas wesel tersebut. Biasanya
penerima pembayaran memindahkan klasifikasi wesel tagih tersebut menjadi
piutang dagang. Penerima pembayaran mencatat pendapatan bunga  atas wesel
tersebut dan mendebit akun piutang dagang sebesar nilai wesel tagih tersebut
pada saat jatuh tempo.
Misalkan took permata indah memiliki wesel tagih yang berjangka waktu 6
bulan dengan tingkat bunga 10% yang bernilai sebesar Rp 1.200.000 dari tuan
Habenkato. Pada tanggal 3 februari, pada saat jatuh tempo, ternyata tuan
habenkato tidak dapat membayar hutangnya, jurnal yang akan dibuat oleh took
permata indah adalah:
3        Februari
Piutang dagang – Tuan Habenkato
(Rp 1.200.000 + (Rp 1.200.000x0,10x6/12))……. 1.260.000
Wesel tagih – Tuan Habenkanto…………………..                     1.200.000
Pendapatan bunga (Rp 1.200.000x0,10x6/12)……                         60.000
Untuk wesel tagih yang tidak dapat dibayar.
Walaupun demikian, took Permata Indah akan tetap mengejar tuan
Habenkato agar membayar hutangnya.
Pembuat bisa saja tidak membayar hutangnya setelah wesel tersebut
didiskontokan oleh penerima pembayaran. Misalkan dalam contoh kita terdahulu
PT Lestari Griya ternyata tidak dapat membayar wesel tagihnya yang berjumlah
Rp 15.375.000 padahal wesel tagih tersebut telah didiskontokan oleh PT Murah
Hati ke bank. Bila hal demikian terjadi, maka bank akan membebani PT Murah
Hati dengan biaya protes dan meminta PT Murah Hati untuk membayar wesel
tagih tersebut. Misalkan PT Murah Hati selain membayar wesel tagih juga
membayar biaya protes senilai Rp 25.000 ke bank.
2.5. Penyajian Dalam Neraca

Piutang wesel jangka pendek dilaporkan di neraca dalam kelompok aktiva


lancar. Piutang wesel disajikan di atas piutang dagang karena dapat direalisasi
dengan cepat menjadi kas melalui pendiskontoan. Kewajiban kontinjen dari wesel
yang didiskontokan harus diungkapkan. Contoh penyajiannya sebagai berikut :

 Piutang wesel………………………………………. Rp 15.000.000


Wesel yang didiskontokan…………………………         (205.000)
                                                                                       Rp 14.795.000

Meskipun merupakan kewajiban kontinjen, wesel yang didiskontokan tidak


disajikan di neraca dalam kelompok kewajiban lancar. Melaporkan wesel yang
didiskontokan dalam kelompok kewajiban lancar mengakibatkan penyajian
terlalu besar (overstatement) terhadap aktiva lancar dan kewajiban lancar.
 Kewajiban jangka pendekdilaporkan di neraca dengan jumlah kewajiban
yang paling besar menduduki urutan pertama. Tetapi, praktik yang umum adalah
melaporkan utang wesel lebih dahulu dari utang dagang tanpa memandang besar-
kecilnya jumlah utang. Barulah setelah utang dagang, jenis-jenis utang lainnya
dilaporkan secara urut besarnya utang.

DAFTAR PUSTAKA

Junior, Walter T. Harrison dkk. 2012. Akuntansi Keuangan. Jakarta : Erlangga

Pulungan, Andrey Hasiholan dkk. 2013. Akuntansi Keuangan Dasar. Jakarta : Mitra


Wacana Media

Horngren, T. Charles dkk. 1997. Akuntansi di Indonesia. Jakarta : PT Salemba Empat

Hery. 2016. Akuntansi Aktiva, Utang dan Modal. Yogyakarta : Gava Media

Rahardjo, Sapto. 2003. Panduan Investasi Obligasi. Jakarta : PT Gramedia

https://www.smart-tbk.com/investor/informasi-keuangan/obligasi/ diakses 2 Mei 2020

https://www.beritasatu.com/nasional/242962-gunung-sewu-ambil-alih-sierad diakses
2 Mei 2020

https://ssms.co.id/en/media/detail/sawit-sumbermas-ssms-emisi-global-bond-us300-
juta-1 diakses 2 Mei 2020

https://investasi.kontan.co.id/news/sampoerna-agro-sgro-tawarkan-surat-utang-
senilai-rp-600-miliar diakses 2 Mei 2020

https://market.bisnis.com/read/20200304/192/1209014/obligasi-sampoerna-agro-sgro-
oversubscribed-15-kali diakses 2 Mei 2020

https://pasardana.id/news/2020/2/20/tbla-tawarkan-obligasi-rp500-berbunga-hingga-
9-75/ diakses 2 Mei 2020

https://www.liputan6.com/bisnis/read/2330595/kisah-eagle-high-plantation-dan-
obligasi-rp-700-miliar# diakses 2 Mei 2020

https://investasi.kontan.co.id/news/salim-ivomas-pratama-akan-menerbitkan-obligasi-
rp-125-triliun diakses 2 Mei 2020

https://market.bisnis.com/read/20140903/190/254865/salim-ivomas-lunasi-obligasi-
jatuh-tempo-pakai-kas-internal diakses 2 Mei 2020

Anda mungkin juga menyukai