Anda di halaman 1dari 11

RMK MANAJEMEN INVESTASI

BAB 12
ANALISIS OBLIGASI I : BOND PRICING
DAN YIELD BOND

Disusun oleh :

Kelompok 2 / Kelas E - Akuntansi

1. Irna Amelia Moehardiono (17013010164)

2. Fadel Muhamad (17013010174)

3. Dhafin Faza Irianto (17013010191)

4. Anggraeni Nur Siswiraningtyas (17013010198)

5. Fabiola Dinda Effendi (17013010199)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


2019
BAB XII
ANALISIS OBLIGASI I : BOND PRICING DAN YIELD BOND

A. RISIKO OBLIGASI
Bentuk Risiko :
1) Fluktuasi bunga
2) Nilai rupiah jatuh
3) Penundaan Kupon dan utang pokok
4) Likuidasi emiten
Emiten obligasi ,obligasi dengan kupon tetap mengalami risiko kerugian jika
tingkat bunga umum mengalami penurunan drastic. Demikian juga jika emiten
menerbitkan obligasi valuta asing kemudian pada saat pembayaran kupon atau
utang pokok nilai mata uang rupiah jatuh, maka emiten akan membayar kewajiban
kupon dan utang pokol dalam mata uang asing yang dibeli dengan jumlah dengan
rupiah dalam jumlah besar.
Berinvestasi dalam deposito bank ataupun Sertifikat Bank Indonesia
merupakan investasi yang bebas risiko. Akan tetapi, investasi dalam obligasi
pemerintah masih berisiko yaitu risiko jatuhnya kurs di pasar. Harga (kurs) Surat
Utang Negara dan Obligasi Ritel Indoensia berfluktuasi di Bursa Efek Indonesia
maupun di pasar over the counter (OTC). Pada umumnya penurunan atau kenaikan
bunga yang ekstrem itu bersifat sementara dan akan segera kembali ke posisi
tingkat bunga normal, Namun, para pemegang obligasi terlalu sentimental sehingga
menimbulkan kepanikan yang berakibat terjadinya penjualan obligasi besar-besaran
di pasar dan mendorong panic selling, yang pada gilirannya akan mengakibatkan
kejatuhan kurs obligasi yang tidak dapat dihindari. Hal seperti ini pernah terjadi pada
tahun 1998,2005,dan 2008. Dalam menghitung kurs obligasi teoritis investor harus
memerhatikan sisa jatuh tempo. Jika sisa jatuh tempo suatu obligasi masih 40 bulan
dan kenaikan bunga diestimasi akan berjalan 6 bulan, maka perhitungan kurs
obligasi teoritis didasarkan pada dua tingkat bunga.

MENGURANGI RISIKO
1. Kupon Mengambang
Sering disebut sebagai tingkat imbal hasil dalam presentase rumus :
Floating rate = tingkat deposito + spread
Tingkat deposito = tingkat bunga bebas risiko
Spread merupakan tambahan presnetase yang dihitung berdasarkan
oengaruh tingkat bunga umum di pasar, tingkat kenaikan inflasi atau kenaikan
kurs valuta asing.
2. Obligasi yang dapat dikonversi ke saham

RMK MANAJEMEN INVESTASI : BAB 12 – ANALISIS OBLIGASI I : BOND PRICING DAN YIELD BOND
Hal. 2
3. Opsi Call adalah hal emiten untuk membeli kembali obligasi sebelum jatuh
tempo tiba tetapi sudah melewati protection period pada kurs yang telah
ditentukan awal di IPO
4. Opsi Put adalah hak investor untuk menjual kembali obligasi kepada emiten
sebelum jatuh tempo tetapi sudah lewat protection period.
5. Peringkat Obligasi
Menunjukkan tingkat bonafiditas emiten untuk melunasi kupon dan pokok
pinjaman yang diterbitkan oleh perusahaan pemerinhkat obligasi.
6. Guarantor
pihak yang menjamin investor akan menerima pembayaran kupon atau
pelunasan pokok obligasi jika emten obliigasi mengalami gagal bayar.
7. Audit Manajemen dan Investigasi
Adalah pemeriksaan yang bersifat analisis dan investigative, yang dilakukan
secara insidentil maupun berkala dalam jangka pendek untuk menemukan
penyimpanan pengguanaan dana yang diperoleh dari obligasi.

B. JENIS-JENIS OBLIGASI
1) Obligasi pemerintah
Yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.
2) Obligasi perusahaan milik negara (state owned company)
Contoh penerbit obligasinya adalah BTN, Bapindo, PLN, jasa marga,
Pegadaian, Pelabuhan Indonesia, dan lain-lain.
3) Obligasi perusahaan swasta
Contoh penerbit obligasinya adalah Astra Internasional, Bank Internasional
Indonesia, Citra Marga Nusaphala Persada, Bank Modern, Multiland,
Dharmala Sakti Sejahtera, Ciputra development, Tjiwi Kimia, dan lain-lain.
4) Obligasi Kupon (Coupon Bond)
Obligasi kupon (Coupon Bond) yaitu obligasi yang bunganya dibayarkan
secara periodik, ada yang setiap triwulan, semesteran, atau tahunan. Pada
surat obligasi terdapat bagian yang dapat dirobek untuk mengambil bunga
obligasi tersebut.
5) Obligasi Tanpa Kupon (Zero Coupon Bond)
Lain halnya dengan Coupon bond, Zero Coupon Bond tidak mempunyai
kupon, sehingga investor tidak akan menerima bunga secara periodik,
dimana bunga langsung dibayarkan sekaligus pada saat
pembelian sehingga akan mengurangi harga obligasi.
6) Obligasi dengan bunga tetap (Fixed rate bond)
Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada awal penjualan obligasi dan tidak
berubah sampai dengan jatuh tempo.
7) Obligasi dengan bunga mengambang (Floating rate bond)

RMK MANAJEMEN INVESTASI : BAB 12 – ANALISIS OBLIGASI I : BOND PRICING DAN YIELD BOND
Hal. 3
Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada waktu pertama kali untuk kupon
pertama, sedangkan pada waktu jatuh tempo kupon pertama akan
ditentukan tingkat bunga untuk kupon berikutnya, demikian seterusnya.
8) Obligasi dengan bunga campuran (Mixed rate bond)
Obligasi jenis ini merupakan gabungan dari obligasi bunga tetap dan
bunga mengambang. Bunga tetap ditetapkan untuk periode tertentu
biasanya pada periode awal, dan periode selanjutnya bunganya
mengambang.
9) Obligasi domestik (Domestic Bond)
Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau lembaga dalam negeri dan
dipasarkan di dalam negeri. Misalnya obligasi PLN yang dipasarkan di
dalam negeri (Indonesia).
10) Obligasi asing (Foreign Bond)
Adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau lembaga asing pada
suatu negara tertentu di mana obligasi tersebut dipasarkan. Contoh
: Yankee Bond diterbitkan dan dipasarkan di Amerika Serikat, Samura
Bond diterbitkan dan dipasarkan di Jepang, Dragon Bond diterbitkan dan
dipasarkan di Hongkong dan sebagainya.
11) Obligasi Global (Global Bond)
Obligasi yang diterbitkan untuk dapat diperdagangkan dimanapun tanpa
adanya keterbatasan tempat penerbitan atau tempat perdagangan tertentu.
12) Obligasi Konversi/Tukar (Convertible Bond/Exchangeable Bond)
Obligasi konversi/tukar adalah obligasi yang dapat ditukar dengan saham,
baik saham penerbit obligasi sendiri (convertible bond) maupun saham
perseroan lain yang dimiliki oleh penerbit obligasi (exchangeable bond).
13) Obligasi Non Conversi (Non Convertible Bond)
Obligasi non konversi merupakan obligasi yang tidak dapat dikonversikan
menjadi saham tetapi hanya mencairkan pokok obligasi tersebut pada
waktu jatuh tempo sebagaimana pada obligasi lainnya.
14) Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan
sistem kupon bunga.
15) Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan
menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua
macam obligasi syariah, yaitu:
a. Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan
yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah
mengetahui pendapatan emiten.
b. Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah)

RMK MANAJEMEN INVESTASI : BAB 12 – ANALISIS OBLIGASI I : BOND PRICING DAN YIELD BOND
Hal. 4
bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi
diterbitkan.

C. PUTTABLE BONDS DAN CALLABLE BONDS


Klausul mengenai put option dan call option dalam perjanjian obligasi sangat
penting terutama bagi obligasi yang diterbitkan di suatu negara yang tingkat Bunga
umumnya berfluktuasi. Risiko yang melekat pada obligasi dengan fixed rate coupon
akan terjadi bila bunga umum naik atau turun di luar batas toleransi. Apabila bunga
umum naik di atas tingkat kupon, sementara pemegang obligasi atau investor
menerima kupon tetap maka pihak yang merasa dirugikan adalah boudholder.
Sebaliknya, bunga umum turun jauh di bawah kupon, maka yang dirugikan adalah
pihak yang menerbitkan obliges, karena merasa tinggi membayar kupo.
Boudholder memiliki put option yaitu hak untuk meminta pelunasan sebelum jatuh
tempo tetapi setelah protection period, Bondissuer memiliki call option yaitu hak
untuk membeli kembali sebelum jatuh tempo tetapi setelah protection period.
Jika tingkat bunga berada diatas kupon, maka investor akan melaksanakna
hak opsi put untuk menjual, karena kupon yang idterima lebih rendah daripada
bunga umum dan harga obligasi di pasar jatuh. Apabila tingkt bunga umum naik
secara tajam dan diperkiraka oleh investor, pemegang obligasi bahwa keadaan ini
akan berlangsung lama,maka boudholder akan merasa dirugikan, Oleh Karena tu
boudholder akan melaksanakan put option yang dimilikinya yaitu menjual kembali
obligasi kepada bond issuer dengan harga yang telah disepakati dalam perjanjian
obligasi.

D. Kopur dan Kupon


Pembayaran kupon dapat dilakukan dengan tingkat yang tetap dan mengambang.
Floating rate berarti mengambang sebsar peresntase tertentu diatas bunga deposito
atau Sertifikat Bank Indonesia. Biasanya obligasi yang beresiko adalah obligasi yang
berkupon fixed rate. Melemahnya kurs obligasi juga pernah terjadi pada tahun 1950
akibat pinjaman paksa pemerintah terhadap para deposan

E. Bond Pricing
Faktor-faktor yang memengaruhi kurs obligasi
Kurs obligasi dihitung dihitung dengan menggunakan metode present value.
Minimum yield yang diharapkan adalah tingkat bunga deposito rata-rata bank
pemerintah atau tingkat bunga sertifikat bank Indonesia untuk obligasi negara,
ditambah spread sebagai premium atas risiko yang mungkin timbul.
1. Tingkat Kupon
Tingkat kupon adalah sifat dari kupon itu sendiri. Tingkat kupon yang
mengambang berarti besaran kupon yang dibayar berubah ubah setiap
periode, baik triwulan, atau tengah tahunan, mengikuti gerakan naik turunnya
RMK MANAJEMEN INVESTASI : BAB 12 – ANALISIS OBLIGASI I : BOND PRICING DAN YIELD BOND
Hal. 5
tingkat bunga umum, atau tingkat inflasi sehingga obligasi dengan kupon
mengembang memiliki risiko lebih rendah daripada obligasi dengan tingkat
kupon tetap. Nilai floating rate adalah tingkat bunga deposito.
2. Frekuensi kupon
Frekuensi kupon adalah frekuensi atau berapa kali kupon yang dibayar dalam
satu tahunan. Kupon yang dibayar secara triwulanan berarti dalam satu tahun
dilakukan 4 kali pembayaran kupon. Kupon yang dibayar 6 bulan sekali
berarti dalam satu tahun kupon dibayarkan 2 kali.
3. Tingkat Bunga Bebas Risiko
Tingkat bunga bebas risiko adalah tingkat bunga yang digunakan investor
sebagai pedoman minimum yield atas investasi bebas risiko. Dalam hal ini arti
risiko adalah gagal dalam membayar bunga dan jumlah pokok.Tingkat bunga
bebas risiko berbeda-beda dalam satu periode jatuh tempo dan akan
memengaruhi perhitungan kurs obligasi.
4. Masa Jatuh Tempo
Masa jatuh tempo adalah saat tanggal pelinasan obligasi. Masa pelunasan
callable bonds dan puttable bonds adalah jauh sebelum jatuh tempo.
5. Peringkat Obligasi
Peringkat obligasi adalah tingkat bonafiditas obligasi dalam melunasi
pembayaran kupon berkala dan pelunasan utang obligasi. Obligasi dengan
rating AAA memiliki resiko sangat kecil, sehingga nilai spread yang
ditambahkan dalam bunga bebas risiko juga kecil.

METODE PERHITUNGAN KURS OBLIGASI


 Metode Present Value

𝐶𝐹1 𝐶𝐹2 𝐶𝐹𝑛 𝑇𝑉


Kurs = (1+𝑖)1 + (1+𝑖)2+…+ (1+𝑖)𝑛 + (1+𝑖)𝑛

Ket. CF1 = kupon pertama akan diterima


CF2 = kupon kedua akan diterima
CFn = kupon ke-n akan diterima
TV (terminal value) = jumlah yg akan diterima pada akhir jatuh tempo
i = yield to maturity

Lebih singkatnya :
1
1−
(1+𝑖)𝑛
Kurs = CF [ ] + TV/(1+i)n
𝑖

Ket. CF = cashflow kupon


1
1−
(1+𝑖)𝑛
[ ] = kumulatif faktor nilai tunai
𝑖

TV (terminal value) = jumlah yg akan diterima pada akhir jatuh tempo


Contoh Soal:

RMK MANAJEMEN INVESTASI : BAB 12 – ANALISIS OBLIGASI I : BOND PRICING DAN YIELD BOND
Hal. 6
Obligasi “AA” memiliki nominal Rp1.000.000, kupon 12%, dan maturity dalam 3
tahun, serta memberikan pembayaran kupon setiap triwulan. Minimum yield atau
yield to maturity (YTM) = 8%. Berapa kurs obligasi?

Jawab:
1
CF = 4 𝑥12% = 3%
1
i = 4 𝑥8% = 2%
Maka :
1
1− 1
(1+0,02)12
Kurs = 0,3 [ ] + (1+0,02)12
0,02

Kurs = 0,03 x 10,575348 + 0,788493


Kurs = 1,105753 atau 110,5625%

 Kurs dengan Tingkat YTM lebih dari Satu


1 1 1
1− 1− 𝑇𝑉 1−
(1+𝑖1 )𝑛1 (1+𝑖2 )𝑛2 (1+𝑖2 )𝑛1
Kurs = CF [ ] + CF [ ] + (1+i2 )n2 – CF [ ]
𝑖1 𝑖2 𝑖1

Ket. CF = kupon triwulanan


n1 = frekuensi kupon tahun pertama
n2 = frekuensi kupon tahun kedua
i1 = minimum return (YTM) tahun pertama
i2 = minimum return (YTM) tahun kedua
TV = terminal value, pokok yang diterima pada saat jatuh tempo

Contoh Soal:
Sebuah obligasi memiliki kupon 12% yang dibayar tiap triwulan dan sisa maturity
2 tahun. Tingkat YTM tahun ke-1= 10% dan YTM tahun ke-2= 6%. Berapa kurs
obligasi saat ini?
Pada tahun pertama diterima 4 kali pembayaran kupon sebesar 3% per triwulan
dan tingkat bunga tahun pertama 2,25% per triwulan. Tahun kedua diterima 4 kali
kupon sebesar 3% per triwulan, yaitu kupon ke-5 sampai dengan ke-8, tingkat
bunga tahun kedua 1,5% per triwulan, dan modal diterima kembali pada akhir
triwulan ke-8.
Jawab
1 1 1
1− 1− 𝑇𝑉 1−
(1+0,025)4 (1+0,015)8 (1+0,0152 )4
Kurs = 0,03 [ ] + 0,03 [ ] + (1+0,015)8– - 0,03 [ ]
0,025 0,015 0,015

= 0,03 x 3,76 + 0,03 x 7,4867 + 0,8877 – 0,03 x 3,5


= 0,1128 + 0,2246 + 0,8877 – 0,1155
= 1,1096
Jadi, kurs obligasi adalah 110,96%

 Interest Included dan Interest Excluded


Metode Kurs dengan Interest Included :
RMK MANAJEMEN INVESTASI : BAB 12 – ANALISIS OBLIGASI I : BOND PRICING DAN YIELD BOND
Hal. 7
1
1− 𝑇𝑉
(1+𝑖)𝑛
Kurs = CF x [ ]+
𝑖 (1+i)𝑛

Ket. CF = kupon periodik


n = sisa maturity berjalan periodik
i = minimum yield berjalan periodik
TV = terminal value akhir jatuh rempo: pokok, call price dan put price

Metode Kurs dengan Interest Excluded :

1
1− 1 𝑎𝑐𝑐𝑟𝑢𝑒𝑑 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡
(1+𝑖)𝑛
Kurs = CF x [ ]+ -
𝑖 (1+i)𝑛 (1+i)

KURS OBLIGASI DENGAN OPSI


Pemegang Obligasi dapat menjual kembali obligasi kepada emiten selama
puttable period dengan harga yang telah ditetapkan di muka (opsi put). Jika opsil call
atau opsi put tidak dilaksanakan berarti pelunasan obligasi akan dilaksanakan pada
tanggal matuirity.Perhitungan teoritis berpedoman pada tanggal terdekat pelunasan
dalam menghitung sisa matuirity, yang biasa diberi symbol “n”

HUBUNGAN KURS DAN YTM


Kurs obligasi ditentukan tidak hanya oleh elemen bunga atau YTM, tetapi juga
matuirity dan bonafiditas emiten yang menerbitkan obligasi. Ketika YTM naik, maka
kurs obligasi akan turun tetapi tidak proporsional, demikian pula sebaliknya
Setiap jenis obligasi mempunyai reaksi yang berbeda terhadap perubahan
YTM, karena setiap emiten obligasi memiliki kondisi keuangan perusahaan yang
tidak sama. Sebagian bond issuer mungkin dapat terus membayar kupon tepat
waktu, sementara sebagian lagi tidak. Cara yang paling mudah yaitu melihat
peringkat obligasi.

HUBUNGAN KURS DAN MATURITY


Kurs akan mendekati 100 apabila semakin dekat dengan maturity,dan pada
saat maturity kurs akan sama dengan 100- yang berarti emiten obligasi akan
melunasi sebesar nilai nominalnya. Untuk obligasi yang kursnya at premium,
semakin jauh dengan matuirity akan semakin tinggi kursnya dan sebaliknya semakin
dekat dengan matuirity akan semakin rendah kursnya.

RMK MANAJEMEN INVESTASI : BAB 12 – ANALISIS OBLIGASI I : BOND PRICING DAN YIELD BOND
Hal. 8
HUBUNGAN KURS, YTM, MATURITY
Kurs
110,5 B A

100 ---------------------------------------------

90,5

Matuirity
2 3
Pada peraga diatas dapat kita lihat bahwa kurs obligasi sama dengan 100 apabila
kupon = YTM. Apabila YTM lebih rendah daripada kupon maka kurs obligasi akan
berada diatas 100 atau at premium dan semakin panjang matuirity akan semakin
tinggi kursnya. Apbila YTM lebih tinggi daripada kupon maka kurs obligasi akan
berada di bawah 100 atau at discount, dan semakin panjang matuirity akan semakin
rendah kursnya, Pada obligasi dengan maturity yang lebih panjang, apabila terjadi
kenaikan YTM kursnya akan turun lebih tajam, dan sebaliknya jika terjadi penurunan
YTM kursnya akan naik lebih tajam.

F. Bond Yield
Yield adalah keuntungan investasi obligasi yang dinyatakan dalam presentase.
Keuntungan investasi berupa selisih kurs dapat bersifat merugikan atau
menguntungkan. Apabila kurs beli lebih rendah daripada kurs jual atau kurs terminal,
berarti investor mendapat keuntungan begitu pula sebaliknya
1) Nominal Yield
Nominal Yield adalah yield sebesar tingkat kupon. Nominal Yield diperoleh
dari pembelian obligasi sebesar harga nominalnya dank upon diterima terus-
menerus sampai jatuh tempo dan pada akhir jatuh tempo diterima jumlah
investasi sebesar nilai nominalnya
Nominal Yield = Kupon/100

2) Current Yield
Current yield adalah kupon yang diterima dibandingkan modal yang
diinvestasikan ke dalam obligasi. Apabila modal yang diinvestasikan sebesar
nominal cuurent yield sama dengan kupon. Jika lebih besar maka current
yield berada di bawah tingkat kupon, begitu pula sebaliknya
Current Yield = kupon/kurs

3) Yield To Maturity
Adalah hasil investasi obligasi yang dinyatakan dalam presentase yang
dihitung mulai dari tanggal saat tanggal pembelian sampai dengan tanggal
jatuh tempo.
𝑘𝑢𝑝𝑜𝑛+(𝑡𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒−𝑘𝑢𝑟𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑖)/𝑛
Yield To Matuirity = (𝑡𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒+𝑘𝑢𝑟𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑖)/2

RMK MANAJEMEN INVESTASI : BAB 12 – ANALISIS OBLIGASI I : BOND PRICING DAN YIELD BOND
Hal. 9
Terminal value adalah nilai yang akan diterima pada saat jatuh tempo, dalam hal ini
nominal obligasi, atau call price ataupun put price.
n = masa jatuh tempo

4) Yield to Call(YTC) dan Yield to Put (YTP)


Pada saat bond issuer melaksanakan opsi call, maka call price selalu lebih
rendah daripada market price, karena apabila market price lebih kecil
daripada call price, maka bond issuer akan menarik kembali obligasi dengan
cara membeli dari pasar. Investor akan mendapatkan YTC yang lebih rendah
daripada YTM apabila harga beli obligasi diperoleh diatas call price, dan YTC
yang lebih besar daripada YTM apabila harga beli dibawah call price
𝑐𝑎𝑙𝑙 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒−𝑘𝑢𝑟𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑖
𝑘𝑢𝑝𝑜𝑛+ 𝑡𝑜 𝑐𝑎𝑙𝑙
𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠
YTC =
(𝑐𝑎𝑙𝑙 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒+𝑘𝑢𝑟𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑖)/2
𝑝𝑢𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒−𝑘𝑢𝑟𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑖
𝑘𝑢𝑝𝑜𝑛+ 𝑡𝑜 𝑝𝑢𝑡
𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠
YTM = (𝑝𝑢𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒+𝑘𝑢𝑟𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑖)/2

5) Metode Internal Rate of Return (IRR)


MetodeIRR digunakan untuk menghitng yield suatu obligasi dan
mempertimbangkan nilai waktu dari uang dengan rumus
Kurs = (CF1/(1+i)^1) + (CF2/(1+i)^2) +……. + (CFn/(1+i)^n

6) Holding Period Return


Selama periode penyimpanan tersebut investor obligasi menerima
kupon periodic dan capital gain jika obligasi dijual dengan kurs yang lebih
tinggi daripada kurs pembelian. Jika kurs jual lebih rendah daripada kurs beli
berarti investor menderita capital loss. Masa Penyimpanan obligasi bisa
kurang dari 1 tahun atau lebih atau lebih dari 1 tahun.
𝑘𝑢𝑝𝑜𝑛+(𝑘𝑢𝑟𝑠 𝑗𝑢𝑎𝑙−𝑘𝑢𝑟𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑖)
HRR = 𝑘𝑢𝑟𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑖

G. Zero Coupond Bond


Zero Coupond Bond adalah obligasi yang tidak memberikan kupon secara
periodic, tetapi pada saat dijual diberlakukan harga di bawah nominal. Pada saat
jatuh tempo pelunasan obligasi dibayar sebesar nominal. Kurs obligasi pada saat
dijual merupakan nilai sekarang dari nominal yang akan diterima, dihitung dengan
metode present value berikut :
Kurs saat ini = Nominal/(1+y)^n

H. OBLIGASI KONVERTIBEL
Obligasi konvertibel adalah obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham
perusahaan penerbit obligasi. Obligasi konversi ini sangat menarik jika perusahaan
penerbit obligasi mempunyai prospek untuk menegmbangkan perusahaan. Pada
saat ekonomi sedang berkembang emisi obligasi konversi akan menarik investor
obligasi, karena ada kesempatan melaksanakan hak konversi.
Misalkan nilai nominal selembar obligasi Rp 1 Juta dapat ditukarkan di
kemudian hari pada saat mendekati jatuh tempo dengan 50 unit saham perusahaan

RMK MANAJEMEN INVESTASI : BAB 12 – ANALISIS OBLIGASI I : BOND PRICING DAN YIELD BOND
Hal. 10
ABC. Pada saat tanggal penerbitan obligasi harga saham perusahaan “ABC” di
pasar Rp. 15000 per unit, dan harga pasar obligasi Rp. 1,050,000, hal ini berarti :
1) Convertion rate = 50 kali
2) Convertion value = 50 x Rp. 15,000 = 750,000
3) Convertion premium = Rp. 1,050,000 – 750,000 = 300,000

RMK MANAJEMEN INVESTASI : BAB 12 – ANALISIS OBLIGASI I : BOND PRICING DAN YIELD BOND
Hal. 11

Anda mungkin juga menyukai