Dosen Pengampu :
Dosen Dr. Tettet Fitrijanti,S.E., M.Si., Ak.
Disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini tidak akan dapat diselesaikan tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Tettet Fitrijanti,S.E.,
M.Si., Ak. sebagai dosen kami untuk mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan, keluarga dan
teman-teman yang selalu mendukung kami dari awal, dan juga pihak-pihak lain yang tidak dapat
kami sebutkan satu persatu.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, terutama
untuk pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kami
ingin mengucapkan permohonan maaf jika ada kesalahan, baik kesalahan pengetikan maupun
perkataan.
Akhir kata, kami menerima dan mengapresiasi semua kritik dan saran yang ditujukan
untuk kami. Kami menyadari bahwa segala kritik dan saran adalah cara untuk kami menjadi
mahasiswa yang lebih baik.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ada banyak jenis investasi yang tersedia di pasaran saat ini, namun pada umumnya terdiri
atas Obligasi, Saham, Derivatif, Reksadana dan Valuta Asing. Jenis-jenis investasi tersebut
umumnya bersamaan dengan investasi keuangan sebagai mitra dalam mengelola investasi
tersebut. Di antara produk investasi tersebut, obligasi merupakan produk yang memiliki tingkat
resiko paling rendah, dan cenderung lebih stabil. Obligasi adalah surat utang pasar modal yang
memuat perjanjian (kontrak) kesediaan emiten (perusahaan/ institusi penerbit obligasi) untuk
melakukan pembayaran secara tetap kepada investor dan mengembalikan pokok pinjaman/
hutang pada akhir periode perjanjian. Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang
diterbitkan oleh suatu lembaga dengan nilai nominal (nilai pari/par value) dan waktu jatuh tempo
tertentu. Penerbit obligasi bisa perusahaan swasta, BUMN, atau pemerintah baik pemerintah
pusat maupun daerah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Obligasi
Obligasi merupakan jenis investasi jangka panjang. Modal yang harus dikeluarkan untuk
investasi obligasi relatif cukup besar untuk investor individu. Nilai obligasi yang diperjual-
belikan biasanya dalam satuan yang cukup besar, misalnya Rp. 5 Miliar. Masa berlaku obligasi
tergantung kepada lembaga atau badan yang menerbitkannya, umumnya antara 5 sampai 10
tahun. Semakin pendek durasi obligasi berarti semakin kecil pengaruhnya terhadap tingkat suku
bunga. Semakin panjang durasinya maka semakin sensitif terhadap perubahan suku bunga. Anda
dapat menjual obligasi yang Anda miliki pada pihak lain di pasar sekunder sesuai dengan nilai
atau harga pasar sebelum obligasi tersebut jatuh tempo.
Perubahan harga obligasi di pasar sangat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga dan
persepsi terhadap resiko. Harga obligasi di pasar modal dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari
nilai parinya. Berinvestasi pada obligasi tidak hanya memberikan keuntungan dari pembayaran
bunga tetap (kupon), tapi Anda juga memiliki peluang untuk medapatkan keuntungan dari capital
gain (selisih harga beli dan jual). Suatu obligasi dapat diperjualbelikan setiap saat (sebelum jatuh
tempo) dengan harga yang lebih atau kurang dari nilai parinya, tergantung kondisi pasar. Siapa
yang memiliki obligasi pada saat jatuh tempo akan mendapatkan pembayaran kembali sejumlah
nilai pari tersebut. Harga-harga obligasi dapat berfluktuatif oleh karena beberapa hal, seperti :
tingkat bunga yang dibayar obligasi, tingkat kepastian pembayaran kembali atau kondisi
ekonomi secara keseluruhan terutama tingkat inflasi yang mempengaruhi tingkat suku bunga
bank.
Umumnya nilai kupon obligasi akan lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito,
tetapi lebih rendah dari suku bunga pinjaman (kredit) bank. Harga obligasi akan berfluktuasi,
besarnya fluktuasi tergantung kepada permintaan, penawaran dan suku bunga yang terjadi di
pasar. Harga obligasi berkorelasi negative dengan tingkat suku bunga. Faktor lain penurunan
harga dari obligasi dapat berasal dari peningkatan resiko perusahaan yang mengeluarkan
obligasi tersebut. Resiko gagal bayar pada sebuah obligasi tercermin dalam peringkat (rating)
dari obligasi tersebut.
Didalam prospektus yang disampaikan kepada para calon investor, disajikan ringkasan
fakta dan pertimbangan-pertimbangan penting. Misalnya tentang anggaran dasar perusahaan,
bidang usaha perusahaan termasuk mencantumkan jumlah nominal obligasi dan tujuan
penggunaanya. Data-data penting seperti laporan keuangan terbaru dilampirkan secara utuh.
Riwayat singkat emiten dan para pemegang saham, struktur perusahaan, kegiatan dan prospek
usaha. Pada bagian awal prospektus akan dituliskan ringkasan penawaran umum yang akan
menjelaskan identitas obligasi tersebut.
Pada umumnya, semakin panjang waktunya maka akan semakin tinggi tingkat bunga
yang ditawarkan untuk menutupi resiko tambahan yang dikarenakan jangka waktu investasi yang
sangat panjang. Hubungan antara tingkat suku bunga yang dibayarkan suatu obligasi (jangka
pendek maupun jangka panjang) dengan tanggal atau tahun jatuh temponya disebut kurva hasil
(Yield Curve). Yield adalah apa yang sebenarnya investor dapatkan dari hasil menananmkan
uangnya pada obligasi. Kebanyakan kolom obligasi menyatakan yield saat ini (current) dalam
presentase. Para investor menggunakan current yield untuk membandingkan nilai relatif suatu
obligasi.
YTM (Yield To Maturity) adalah cara untuk memprediksi keuntungan dalam suatu
jangka waktu. YTM menghitung tingkat bunga obligasi yang dihubungkan dengan harga, dengan
selisih harga penjualan terhadap nilai pari, dengan tahun-tahun tersisa hingga obligasi tersebut
jatuh tempo. Nilai YTM ditentukan oleh tiga hal yaitu jumlah pembayaran yang diterima secara
periodik, harga perolehan serta jangka waktu jatuh tempo.
Pasar Obligasi
1. Pasar primer merupakan tempat diperdagangkannya obligasi saat mulai diterbitkan,salah satu
persyaratan ketentuan pasar modal,obligasi harus dicatatkan di bursa efek untuk dapat
ditawarkan kepada masyarakat.
2. Pasar sekunder merupakan tempat diperdagangkannya obligasi setelah diterbitkan dan
tercatat dibursa efek,perdagangan obligasi akan dilakukan dipasar sekunder. Perdagangan
yang dilakukan secara over the counter (otc), artinya tidak ada tempat perdagangan secara
fisik. Pemegang obligasi serta pihak yang ingin membelinya akan berinteraksi dengan
bantuan perangkat elektronik, serta email, online trading atau telepon.
Faktor yang menentukan harga jual :
1. Kondisi dari obligasi secara umum
2. Resiko dari obligasi tersebut
3. Keadaan ekonomi di masa yang akan datang
Jenis-Jenis Obligasi :
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:
1. Dilihat dari sisi penerbit:
a. Corporate Bonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk
badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
b. Government Bonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c. Municipal Bonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah
untukmembiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public
utility).
2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:
a. Zero Coupon Bonds adalah obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara
periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
b. Coupon Bonds adalah obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik
sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c. Fixed Coupon Bonds adalahobligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan
sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
d. Floating Coupon Bonds adalah obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan
sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti
average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari
bank pemerintah dan swasta.
3. Dilihat dari hak penukaran/opsi:
a. Convertible Bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi
untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
b. Exchangeable Bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi
untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik
penerbitnya.
c. Callable Bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli
kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d. Putable Bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada investor yang
mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang
umur obligasi tersebut.
4. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:
a. Secured Bonds adalah obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya
atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya
adalah:
Guaranteed Bonds adalah Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin
denan penangguangan dari pihak ketiga.
Mortgage Bonds adalah obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin
dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.
Collateral Trust Bonds adalah obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki
penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang
dimilikinya.
Unsecured Bonds adalah obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan
tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
5. Dilihat dari segi nilai nominal:
a. Konvensional Bonds adalah obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp
1 miliar per satu lot.
b. Retail Bonds adalah obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang
kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.
6. Diihat dari segi perhitungan imbal hasil :
a. Konvensional Bonds adalah obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem
kupon bunga.
b. Syariah Bonds adalah obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan
perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:
Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan
akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas
obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa
sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) Manajemen Keuangan
Internasionalbersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi
diterbitkan.
CONTOH KASUS 1 (didapatkan dari artikel berita liputan6)
PT Bank Bukopin Indonesia Tbk berencana menerbitkan surat utang (obligasi) hingga Rp 2
triliun pada tahun ini. Penerbitan obligasi dinilai tepat mengingat kondisi pasar yang cukup
kondusif di 2019.
"Bayangan kita pasar obligasi harusnya kondusif tapi karena 2019 tahun politik mungkin
investor akan wait and see jadi kita lihat setelah pemilu akan booming. Kisaran obligasi Rp 1-2
triliun kita pertimbangkan," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat
(22/2/2019).
Selain itu, dia menjelaskan perusahaan juga berencana untuk menerbitkan surat berharga
berbasis aset atau efek beragun aset (EBA) senilai Rp 1-2triliun di semester II-2019.
"Untuk penerbitan obligasi kemungkinan akan dilakukan paling lambat pada awal semester II-
2019. Sedangkan penerbitan EBA kemungkinan akan dilakukan pada kuartal III hingga kuartal
IV-2019," ujarnya.
Kendati begitu, Bank Bukopin belum mengungkapkan berapa rencana dana yang akan diperoleh
dari penerbitan obligasi dan EBA di tahun ini.
"Yang pasti penerbitan obligasi dan EBA melihat kondisi The Fed yang cenderung lebih stabil,
peningkatan bunganya lebih dovish. Bank Indonesia (BI) juga," pungkasnya.
Sebelumnya, PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) memperoleh dana segar sebesar Rp 1,46 triliun dari
aksi koporasi Penawaran Umum Terbatas IV (rights issue). Proses penawaran umum terbatas ini
dilakukan sampai dengan 27 Juli 2018.
Dengan penambahan modal tersebut, rasio kecukupan modal Bank Bukopin naik ke kisaran 13,5
persen.
Rencana rights issue Bank Bukopin telah mendapatkan pernyataan efektif dari OJK pada tanggal
29 Juni 2018. Transaksi perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dilakukan
pada 13 Juli sampai dengan 25 Juli 2018.
Setelah proses perdagangan HMETD, KB Kookmin Bank sebagai Pembeli Siaga (standby buyer)
membeli saham Bank Bukopin sebanyak 2,56 miliar lembar pada harga Rp 570 per lembar
saham.
Pembayaran atas transaksi tersebut telah dilakukan pada tanggal 27 Juli. Harga saham Bank
Bukopin di pasar pada saat penutupan transaksi pada tanggal 26 Juli mencapai Rp 404 per
lembar.
Setelah proses rights issue, komposisi pemegang saham Bank Bukopin menjadi Bosowa
Corporindo sebesar 23,4 persen, KB Kookmin Bank tercatat 22 persen, Koperasi Pegawai Bulog
Seluruh Indonesia (Kopelindo) tercatat 12,4 persen, Negara RI tercatat 8,9 persen, dan Publik
mencapai 33,3 persen.