Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HUTANG JANGKA PANJANG, SAHAM PREFEREN DAN


SAHAM BIASA

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN

Dosen Pembimbing :
Dr. Mukhzarudfa, S.E, M.Si, Ak

Disusun oleh :
Alan Pratama Putra ( C1C016008 )
Dian Arnita Siregar ( C1C016022 )
Tesy Afria Putri ( C1C016031 )

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas berkat dan
rahmat nya sehingga penulis dapat menyelesai kan makalah yang berjudul
penganggaran sektor publik dengan tepat pada waktu nya.

Adapun tujuan dari penulisan ini untuk memenuhu salah satu tugas mata
kuliah MANAJEMEN KEUANGAN Pada kesempatan ini penulis,
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan makalah ini sebaik mungkin, penulis


menyadari bahwa makalah ini masih mengharap kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca guna untuk menyempurnakan segala
kekurangan dalam penyusuna makalah ini. Penulis berharap semoga makalah
ini berguna bagi para pembaca dan pihak yang berkepentingan.

Jambi, 10 November 2017

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................iii
BAB I ........................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH .................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 1
1.3 TUJUAN PENULISAN ....................................................................... 2

BAB II ......................................................................................................... 3
2.1 PENGERTIAN HUTANG JANGKA PANJANG ............................ 3
2.2 JENIS HUTANG JANGKA PANJANG ............................................ 3
2.3 SAHAM BIASA.................................................................................... 7
2.4 SAHAM PREFEREN ........................................................................ 10
2.5 SAHAM BIASA DAN SAHAM PREFEREN.................................. 11

BAB III ...................................................................................................... 13


3.1 KESIMPULAN ................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Hutang jangka panjang merupakan kewajiban yang dapat dibayar
lebih dari 1 tahun atau 12 bualan. Kewajiban jangka panjang juga sering
disebut sebagai debt-financing, artinya kegiatan pendanaan yang dilakukan
dengan cara meminjam atau berhutang. Dan akan dilunasi dari sumber-
sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar, seperti peralatan, gedung,
tanah, investasi saham atau investasi obligasi jangka panjang, dan
sebagainya.Hutang jangka panjang ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu hutang
hipotik dan obligasi. Dari jenis-jenis tersebut memiliki pengertian,pemahan
dan cara mengerjakan yang berbeda satu sama lain.
Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk
saham (stock). Jika perusahaan hanya satu kelas saham saja, saham ini
disebut dengan saham biasa (cammon stock). Untuk menarik infestor
potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain
dari saham yang biasa disebut dengn saham preferen (preferren stock).
Saham preferen mempunyai hak-hak prioritas dari saham preferen
yaitu hak atas deviden yang tetap dan hak terhadap aktiva jika terjadi
likuiditas.
Saham biasa merupakan surat bukti kepemilikan atau surat bukti
penyertaan atas suatu perusahaan yang mengeluarkannya. Perusahaan yang
mengeluarkannya berbentuk perseroan terbatas. Sebagaimana saham
istimewa, saham biasa juga memberikan dividen kepada pemilik saham.
Dividen dibayarkan kepada pemilik saham biasa pada akhir tahun dari
profit yang diperoleh perusahaan. Dari penjelasan singkat ini, penyusun akan
mendeskripsikan gambaran mengenai saham biasa dan cara untuk
menilainya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian hutang jangka panjang ?
2. Apa saja jenis hutang jangka panjang ?
3. Apa yang dimaksud dengan saham biasa ?
4. Apa yang dimaksud saham preferen ?
5. Apa saja perbdaan saham biasa dan saham preferen ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengtahui apa yang duamsud hutang jangka panjang

1
2. Untuk mengetahui apa saja jenis hutang jangka panjang
3. Untuk mengetahui apa yang di maksud saham biasa
4. Untuk mengetahui apa yang di maksud saham preferen
5. Untuk mengetahui perbedaan antara saham biasa dan saham preferen

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian hutang jangka panjang
Hutang merupakan instrumen yang sangat sensitif terhadap nilai
perusahaan. Nilai perusahaan ditentukan oleh struktur modal. Semakin tinggi
proporsi hutang, maka semakin tinggi harga saham. Namun pada titik tertentu
peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang
diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil dari pada biaya yang
ditimbulkan. Para pemilik perusahaan lebih suka menciptakan hutang pada
tingkat tertentu yang menaikkan nilai perusahaan.
Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang
harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th)
dihitung dari tanggal pembuatan neraca per 31 Desember. Perusahaan untuk
memperoleh sumber ekonomi yang akan digunakan membelanjai kegitan
khususnya yang bersifat jangka panjang, perusahaan dapat mengeluarkan
sertifikat berarti membuat perjanjian hutang, menyatakan pembuat bersedia
membayar bunga atas pinjaman tersebut secara periodik selama jangka
waktunya.
Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat diganti dengan asset
tertentu. Dalam operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka
panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi pengeluaran kas. Pada akhir
perioda akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka panjang berubah
menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian untuk
memindahkan bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi
hutang jangka pendek.
2.2 Jenis jenis utang jangka panjang
1. Utang Hipotik
Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman
yang dijaminkan dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta
peminjam yang dijadikan jaminan berupa tanah atau gedung. Jika peminjam
tidak melunasi pada waktunya, pemberi pinjaman dapat menjual jaminan
tersebut yang kemudian diperhitungkan dengan hutang. Adalah penyerahan
tertulis mengenai hak atas harta benda tak bergerak untuk mejamin
pembayaran hutang dengan ketentuan bahwa penyerahan itu akan dibatalkan
setelah waktu pembayaran. Bahwasannya hutang jangka panjang boleh
membuat hipotek, dia juga bisa diansur, dan lain-lain. Yang menjadi contoh
dari kewajiban jangka panjang ini adalah sewa/rental.
Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam
dari satu sumber, misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu bank

3
tertentu. Kredit-kredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh
hipotik yang banyak dijumpai dalam praktik.
2. Utang obligasi
Hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh melalui
pengeluaran surat-surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi.
Apabila perusaahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat
melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari utang
jangka panjang. Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari satu
sumber perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan
dapat di jual bila reputasi perusahaan cukup baik dan dipandang akan tetap
berdiri selama jangka waktu beredarnya obligasi tersebut.
Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin
besar bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan
sebaliknya semakin rendah tingkat bunga obligasi harga jualnya akan
semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat dilakukan
dengan cara penjualan langsung atau melalui lembaga-lembaga
keuangan.Dalam surat obligasi dicantumkan nilai nominal obligasi, bunga
pertahun, tanggal pelunasan obligasi dan ketentuan lain sesuai jenis obligasi
tersebut biasanya meliputi bond, wesel jangka panjang, dan obligasi sewa.
Bond biasanya berasal dari bunga hutang wesel ditahan yang pada umumnya
dikeluarkan oleh sebuah perusahaan, lembaga tinggi, maupun agen
pemerintahan sehingga banyak menarik investor seperti halnya saham biasa
yang dijual dengan jumlah kecil (biasanya dalam ribuan dollar). Bond dalam
perusahaan menadatangkan keuntungan datau tidak. Di antara keuntungan
bond adalah tidak adanya pengaruh dari kontrol pemegang saham,
penyimpanan pajak, dan pendapatan/keuntungan yang diperoleh akan lebih
besar sedangkan kerugiannya adalah bunga harus dibayar sesuai periode yang
dipakai dan prinsip nilai akan dibayar ulang waktu jatuh tempo.
a. Bentuk bentuk obligasi :
1. Government Bond
Seperti T-Bills, US Treasury Notes dan US Teasury Bond adalah
sekuritas pemerintah yang digunakan untuk pendanaan dalam utang
pemerintah. Pembayaran kuponnya bersifat semi-annual. Ketika diterbitkan,
US Treasury Notes memiliki masa jatuh tempo 2 (dua) sampai 10 (sepuluh)
tahun dan US Treasury-Bond memiliki masa jatuh temponya lebih dari 10
(sepuluh) tahun. Jenis-jenis obligasi pemerintah yaitu pertama, Callable Bond
yang biasanya dibeli kembali oleh penerbitnya pada harga tertentu di masa
yang akan datang. Kedua, Federal Agency Bond. Ketiga, Municipal Bond,
yang diterbitkan oleh pemerintah lokal untuk mendanai highways, sistem
perairan pendidikan dan capital project lainya. Ada 2 (dua) tipe Multicipal
Bond yaitu General Obligation Bond dan Revenue Bond.

4
2. CorporateBond
Corporate Bond adalah sekuritas yang mencerminkan janji dari
perusahaan yang menerbitkan untuk memberikan sejumlah pembayaran
berupa pembayaran kupon dan pokok pinjaman kepada pemlik obligasi,
selama jangka waktu tertentu. Perusahaan yang menerbitkan obligasi disebut
debitur, sedangkan investor yang membeli obligasi disebut kreditur.
3. Registered Bond
Registered Bonds adalah obligasi yang nama pemiliknya tercantum
dalam sertifikat.
4. Coupon Bonds atau Bearer Bonds
Coupon Bonds/Bearer Bonds adalah obligasi yang nama pemiliknya
tidak dicantumkan dalam sertifikatnya.
5. Term Bonds
Term Bonds adalah obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu
tanggal tertentu.
6. Serial Bonds
Serial Bonds adalah obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap
(pada beberapa tanggal tertentu).
b. Penilaian obligasi saat diterbitkan
Pada saat penerbitan, obligasi dinilai sebesar kas yang diterima
(proceeds), yang dapat dihitung berdasarkan nilai sekarang (present velue)
dari pengeluaran-pengeluaran debitur obligasi di masa yang akan datang yang
terdiri dari nilai jatuh tempo obligasi dan beban bunga ini dipengaruhi oleh
stated rate (SR) dan market rate (MR)
Jika MR = SR, berarti obligasi tersebut dinilai sebesar nilai parinya.
Jika MR > SR, berarti obligasi tersebut dinilai kurang dari nilai parinya atau
kas yang di bawah nilai pari
Jika MR < SR, berarti obligasi tersebut dinilai diatas nilai pari.
Metode amortisasi diskonto atau premium obligasi Salah satu
karateristik obligasi adalah bahwa pada saat tanggal jatuh tempo, obligasi
akan dinilai sebesar nilai premium. Oleh karena itu diskonto atau premium
yang muncul pada saat penerbitan obligasi akibat selisih antara kas yang
diterima dengan nilai nominalnya harus dihapuskan, yaitu dengan cara
diamortisasi setiap akhir periode setiap akhir periode atau setiap tanggal
pembayaran bunga. Pada saat tanggl jatuh tempo, diskonto atau premium
sudah harus habis diamortisasi sehingga nilai buku obligasi sama dengan nilai
nominalnya.

5
Ada 2 metode amortisasi yang bisa diterapkan dalam akuntansi, yaitu :
1. Metode Garis Lurus – besarnya amortisasi setiap periode sama
2. Metode bunga efektif – nilai amortisasi diskonto atau premium setiap
periode berbeda-beda.
c. Harga obligasi
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata
uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari
nilai nominal.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
1. Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal:
Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai
obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
2. at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai
nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga
102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.
3. at discount (dengan Diskon): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai
nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga
98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.

d. pencatatan hutang obligasi


Apabila obligasi dijual tidak tepat pada tanggal pembayaran bunga,
pembeli obligasi di samping membayar harga obligasi juga harus membayar
bunga berjalan sejak tanggal bunga terakhir sampai dengan tanggal penjualan
obligasi tersebut. Bunga berjalan yang dibayar oleh pembeli dicatat
perusahaan dengan mengkredit rekening biaya bunga atau rekening utang
bunga obligasi. Sedangkan bila bunga berjalan dikreditkan ke rekening utang
bunga obligasi maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan
mendebit utang bunga obligasi sebesar bunga berjalan dan sisanya didebitkan
ke rekening biaya bunga. Jika bunga berjalan dikreditkan ke rekening biaya
bunga maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit
rekening biaya bunga obligasi sebesar bunga yang dibayar.
Amortisasi agio atau disagio dapat dicatat setiap bulan, setiap tanggal
pembayaran bunga atau setiap akhir periode bersama dengan jurnal
penyesuaian yang lain. Berikut disajikan contoh pencatatan utang obligasi,
PT Millenia Megah pada tanggal 31 Desember 2005 memutuskan untuk
mengeluarkan obligasi pada tanggal 1 Mei 2006 sebesar Rpl.000.000,-, bunga
10% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 1 Mei 2011. Bunga obligasi
dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1 November. Seluruh obligasi dapat

6
dijual pada tanggal 1 Juli 2006 dengan harga Rpl.029.000,- (yaitu harga jual
Rpl.030.000,- dikurangi biaya penjualan Rpl .000,-) ditambah bunga berjalan
untuk jangka waktu 1 Mei 2006 sampai dengan 1 Juli 2006. Tahun buku PT
Millenia Megah adalah tahun kalender, amortisasi agio dicatat setiap akhir
periode. Umur obligasi dihitung sebagai berikut:
2006 = 6 bulan (1 Juli sampai dengan 31 Desember)
2007 = 12 bulan
2008 = 12 bulan
2009 = 12 bulan
2010 = 12 bulan
2011 = 4 bulan
Jumlah = 58 bulan
Dalam perhitungan umur obligasi, yang diperhitungkan adalah
lamanya obligasi itu beredar, yaitu sejak tanggal dijual sampai saat jatuh
tempo. Agio obligasi sebesar Rp29.000,- (Rpl.029.000,- dikurangi
Rpl.000.000,-) akan diamortisasikan selama umur obligasi yaitu 58 bulan,
sehingga amortisasi agio setiap bulannya sebesar Rp29.000,- : 58 = Rp500,-.
2.3 Saham Biasa
Saham biasa adalah salah satu dari jenis saham yang ada selain saham
preferen. Umumnya saham biasa tidak berbeda jauh dengan saham preferen,
karena saham preferen bisa juga disebut dengan saham campuran. Meskipun
kelihatan sama antara saham biasa dengan saham preferen tetapi karakteristik
antara keduanya masih berbeda. Saham bisa juga menjadikan sebagai modal
dari suatu perusahaan, modal yang dibutuhkan untuk perusahaan biasanya
adalah modal untuk jangka panjang. Modal yang didapat dari penjualan
saham adalah uang tunai. Tentunya hal ini bisa didapatkan dengan
menerbitkan saham biasa selain dengan menerbitkan obligasi.
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini
biasanya dalam bentuk saham biasa (cammon stock). Pemegang saham
adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk
menjalankan operasi perusahaan.
1. Hak pemegan saham biasa
Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham bisa melakukan
berbagai hak. Beberapa hak yang dimiliki oleh pemegang sahan biasa adalah
sebagai berikut:

7
a) Hak kontrol.
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi.
Ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mmengontrol siapa
yang akan memimpin perusahaannya.
b) Hak menerima pembagia keuntungan.
Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak
mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua saham
dibagikan, sebagian laba akan ditanamkan kembali kedalam perusahaan.
Laba yang ditahan ini (retained earnings)merupakan sumber dana internal
perusahaan.
c) Hak preempetif
Hak preempeti (preempetif right) merupakan hak untuk
mendapatkan persentasi pemilik yang sama jikaperusahaan mengeluarkan
tambahan lembar saham, maka jumlah saham yang beredar akan lebih banyak
dan akibatnya presentase kepemilikan pemegang saham yang lama akan
turun. Hak ini memberika prioritas kepada pemegang saham lam untu
membeli tambahan saham yang baru, sehingga presentase pemiliknya tidak
berubah.
2. Pembagian Jenis Pasar Saham Biasa
Dengan peningkatan modal bisnis dari hasil penjualan saham, maka
perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasionalnya dari modal yang
didapat tersebut. Saham biasa memiliki tempat penjualan yang sama seperti
saham preferen yaitu di:
a) Primary market (pasar primer).
b) Secondary market (pasar sekunder)
3. Karakteristik Saham Biasa
Saham biasa adalah saham yang tidak terlalu banyak memiliki
kelebihan dibandingkan saham preferen atau saham campuran. Berikut
adalah karakteristik dari saham biasa.
a) Pemegang saham mendapat prioritas dalam pemilihan ketua komisaris.
b) Hak penerbit saham akan diutamakan bila mereka menerbitkan saham
baru.
c) Tanggung jawab yang terbatas bisa diberikan terhadap saham yang ada.
Saham biasa (common stock) adalah surat berharga dalam bentuk
piagam atau sertifikat yang memberikan pemegangnya bukti atas hak-hak dan
kewajiban menyangkut andil kepemilikan dalam suatu perusahaan. Saham
biasa mempunyai sifat kebalikan dari saham preferen (prefered stock) dalam

8
hal pengambilan suara, pembagian dividen dan hak-hak yang lain. Saham
biasa disebut juga sekuritas tidak berpenghasilan tetap.
Pemegang saham biasa dapat memengaruhi kebijakan korporasi
melalui proses pengambilan suara (voting) dalam pembuatan tujuan dan
kebijakan, stock split dan memilih dewan direksi perusahaan. Pemegang
saham biasa mempunyai keuntungan dalam bentuk dividen dan capital gain.
Pemegang saham (shareholder atau stockholder), adalah seseorang
atau badan hukum yang secara sah memiliki satu atau lebih saham pada
perusahaan. Para pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan tersebut.
Perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek berusaha untuk meningkatkan
harga sahamnya. Konsep pemegang saham adalah sebuah teori bahwa
perusahaan hanya memiliki tanggung jawab kepada para pemegang
sahamnya dan pemiliknya, dan seharusnya bekerja demi keuntungan mereka.
Pemegang saham diberikan hak khusus tergantung dari jenis
saham, termasuk hak untuk memberikan suara (biasanya satu suara per
saham yang dimiliki) dalam hal seperti pemilihan papan direktur, hak untuk
pembagian dari pendapatan perusahaan, hak untuk membeli saham baru yang
dikeluarkan oleh perusahaan, dan hak terhadap aset perusahaan pada saat
likuidasi perusahaan.
Namun, hak pemegang saham terhadap aset perusahaan berada di
bawah hak kreditor perusahaan. Ini berarti bahwa pemegang saham biasanya
tidak menerima apa pun bila suatu perusahaan yang dilikuidasi setelah
kebangkrutan (bila perusahaan tersebut memiliki lebih untuk membayar
kreditornya, maka perusahaan tersebut tidak akan bangkrut), meskipun
sebuah saham dapat memiliki harga setelah kebangkrutan bila ada
kemungkinan bahwa hutang perusahaan akan direstrukturisasi. Masyarakat
dapat membeli saham biasa di bursa efek via broker. Di Indonesia, pembelian
saham harus dilakukan atas kelipatan 500 lembar atau disebut juga dengan 1
lot. Saham pecahan (tidak bulat 500 lembar) bisa diperjualbelikan secara over
the counter. Salah satu tujuan masyarakat untuk membeli saham adalah untuk
mendapatkan keuntungan dengan cara sebagai berikut.
a) Meningkatkan nilai kapital capital gain.
b) Mendapatkan dividen.
Beberapa perusahaan Indonesia melakukan dual listing saham di
Bursa Efek Jakarta dan New York Stock Exchange. Saham yang
diperjualbelikan di NYSE tersebut biasa dikenal dengan American
Depositary Receipt (ADR). Harga saham, bisa naik atau pun turun, seiring
dengan situasi dan kondisi yang ada. Pada saat krisis moneter pada tahun
1998, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merupakan barometer
saham di Indonesia terpuruk hingga mencapai nilai di bawah 400. Hal ini
menyebabkan saham-saham di dalam negeri menjadi under value.

9
Dalam periode 2002-2006, nilai IHSG telah pulih bahkan sudah
beberapa kali memecahkan rekor. Untuk bisa menilai apakah sebuah saham
bernilai mahal atau murah, biasanya digunakan rasio perhitungan
seperti Earning-per-Share (EPS), Price-to-Earning Ratio (PER), Price-to-
Book Value (PBV) dan lain-lain. Untuk berinvestasi di saham, disarankan
untuk melakukan teknik valuasi terlebih dahulu dan uang yang hendak
diinvestasikan disebar di dalam beberapa saham, agar resiko bisa dibagi.
Selain itu, banyak ahli (Jeremy J. Siegel, James P. O'Shaughnessy)
menyarankan agar berinvestasi di dalam saham dilakukan dalam jangka
panjang. Mereka menyarankan rentang waktu antara 10-20 tahun untuk bisa
mendapatkan hasil yang signifikan dalam berinvestadi di dalam saham.
2.4 Saham Preferen
Saham preferen mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi
(bond) dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas
pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tepet berupa deviden
preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuiditas, klaim pemegangsaham
preferen dibawah klaim pemegang obligasi (bond) dibandingkan dengan
saham biasa, saham preferen mempunyai bebrapa hak yaitu, hak atas deviden
tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuiditas. Oleh karena
itu, saham preferen dianggap mempunyai karakteristik ditengah-tengah
antara bond dan saham biasa.
1. Katrakteristik Saham Preferen
a) Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik
yang berbeda.
b) Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih
tinggi dari saham biasa dalam hal pembagian dividen.
c) Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya
maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari
saham biasa.
d) Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan
antara pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk.

2. Hak Kepemilikan Yang Dilepas Oleh Pemegang Saham Preferen


Hak kepemilikan yang dilepas oleh pemegang saham preferen adalah sebagai
berikut:
a) Hak suara dalam banyak kasus, pemegang saham tidak memiliki hak
untuk memilih direksi, tetapi hak suara dapat diberikan untuk situasi
tertentu. Misalnya, beberapa pemegang saham preferen diberikan hak
suara dalam perusahaan jika perusahaan tidak dapat membayar
dividen.
b) Pembagian keuntungan (dividen). Dividen yang diterima oleh
pemegang saham preferen biasanya tetap jumlahnya. Oleh karena

10
itu, jika kinerja perusahaan baik, mereka tidak bisa ikut menikmati
hasil yang baik itu.
c) Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham preferen didahulukan
dalam hal pengembalian investasinya.

3. Macam Saham Preferen


Untuk menarik minat investor terhadap saham preferen dan untuk
memberikan beberapa alternatif yang menguntungkan baik bagi investor atau
bagi perusahaan yang mengeluarkan saham preferen, beberapa macam saham
preferen telah di bentuk.
a) Convertible preferred stock
Untuk menarik minat investor yang menyukai saham biasa beberapa
saham preferren menambah bentuk didalamnya yang memungkinkan
pemegangnya untuk menukar saham ini dengan saham biasa dengan rasio
pemnukaran yang sudah di tentukan.

b) Callabel peferren stock


Saham preferen ini memberikan hak kepada perusahaan yang
mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dari pemegang saham pada
tanggal tertentu dimasa mendatang dengan nilai yang tertentu. Harga ini bisa
lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya.
c) Floating atau adjustable-rate preferred stock (ARP)
Saham ini merupakan saham inovasi baru di Amerika Serikat yang
dikenalkan pada tahun 1982. Saham ini tidak membayar deviden yang
dibayar tergantung dari tingkat return dari sekuritas t-bill (treasury bill).
Treasury bill dianggap sebagai aktiva yang tidak mengandung resiko jarna
dikeluarkan dengan sukubunga yang relatif setabil dari waktu kewaktu,
sehingga banyak dgunakan sebagai proksi aktiva bebas resiko.
2.5 Saham Biasa Dan Saham Preferen
Istilah saham preferen sering kali disalah artikan karena memberi
kesan saham preferen lebih baik daripada saham biasa. Saham preferen
tidaklah lebih baik, tetapi hanya berbeda dari saham biasa. Dalam
kenyataanya, cara terbaik untuk memandang saham preferen adalah bahwa
pemegang saham preferen melepaskan berbagai hak kepemilikan guna
mendapatkan beberapa perlindungan yang biasanya dinikmati oleh kreditur.

11
Perbedaan antara saham preferen dengan saham biasa adalah sebagai berikut:
a. Pada saham biasa mendapatkan hak untuk memilih direksi dan
kebijakan tertentu, sedangkan preferen tidak (kecuali dalam situasi
tertentu).
b. Dividen pada saham biasa tergantung kinerja perusahaan, kalau baik
mereka akan medapatkan keuntungan setimpal, bigitupun sebaliknya.
Tapi untuk saham preferen sudah ditetapkan dividennya.
c. Jika perusahaan gulung tikar atau dilikuidasi, dalam hal pengembalian
investasi, pemegang saham preferenlah yang diutamakan
dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
d. Pada pemegang saham biasa diberi hak untuk memesan kembali,
sehingga dapat memelihara proporsi kepemilikan perusahaan,
sedangkan pemegang saham preferen tidak demikian.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Utang jangka panjang digunakan untuk menunjukan utang-utang yang
pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan
dilunasi dari sumber-sunber yang bukan dari kelompok aktiva lancar.
Apabila perusaahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi
tidak dapat melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari
utang jangka panjang. Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar
dari satu sumber perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat
obligasi ini akan dapat di jual bila reputasi perusahaan cukup baik dan
dipandang akan tetap berdiri selama jangka waktu beredarnya obligasi
tersebut. Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin
besar bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan
sebaliknya semakin rendah tingkat bunga obligasi harga jualnya akan
semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat dilakukan
dengan cara penjualan langsung atau melalui lembaga-lembaga keuangan
Saham biasa pada dasarnya tidak terlalu berbeda dengan saham
istimewa. Pemilik saham biasa memiliki hak untuk memberikan suara
sedangkan pemilik saham istimewa tidak demikian kecuali dalam keadaan
tertentu. Namun, pemilik saham istimewa akan diprioritaskan apabila
perusahaan bangkrut.Saham biasa dapat dinilai pada kondisi yang berbeda,
yaitu pada saat pertumbuhan dividen tidak ada, pertumbuhan dividen tetap,
dan pertumbuhan dividen tidak tetap.
Saham biasa merupakan surat bukti kepemilikan atau surat bukti
penyertaan atas suatu perusahaan yang mengeluarkannya. Perusahaan yang
mengeluarkannya berbentuk perseroan terbatas. Sebagaimana saham
istimewa, saham biasa juga memberikan dividen kepada pemilik saham.
Saham preferen mempunyai hak-hak prioritas dari saham preferen
yaitu hak atas deviden yang tetap dan hak terhadap aktiva jika terjadi
likuiditas.
Dividen dibayarkan kepada pemilik saham biasa pada akhir tahun dari
profit yang diperoleh perusahaan. Dari penjelasan singkat ini, penyusun akan
mendeskripsikan gambaran mengenai saham biasa dan cara untuk
menilainya.

13
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, Jogiyono. Teori Portofolio dan Analisis Invstasi, edisi 7.,BPFE
Yogyakarta. 2013.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 2006.
Martono dan D. Agus Harjito. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.
2005.

14

Anda mungkin juga menyukai