Anda di halaman 1dari 20

TUGAS SUMMARY BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

KOPERASI DAN PEGADAIAN

Disusun Oleh: Nia Ermadani (A1B018176)

JURUSAN S1 MANAJEMEN PAGI

KELAS B KONSENTRASI PEMASARAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2020
KOPERASI DAN PEGADAIAN

A. PENGERTIAN KOPERASI
1. Pengertian Koperasi Secara Umum

Pengertian Koperasi adalah suatu badan usaha (organisasi ekonomi) yang dimiliki dan


dioperasikan oleh para anggotanya untuk memenuhi kepentingan bersama di bidang
ekonomi.

Ada juga yang mengatakan pengertian koperasi adalah suatu badan hukum yang
dibentuk atas asas kekeluargaan dimana tujuannya adalah untuk mensejahterakan
para anggotanya. Dalam hal ini, koperasi dibentuk dimana kegiatannya berdasarkan
prinsip gerakan ekonomi kerakyatan.

Koperasi dapat didirikan secara perorangan atau badan hukum koperasi. Badan usaha
ini mengumpulkan dana dari para anggotanya sebagai modal dalam menjalankan
usaha sesuai aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi.

Secara etimologi istilah “Koperasi” berasal dari kata “co-operation” yang artinya
kerjasama. Jadi, setiap anggota memiliki tugas dan tanggungjawab dalam operasional
koperasi serta memiliki hak suara yang sama dalam pengambilan keputusan.

2. Pengertian Koperasi Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa arti koperasi, maka kita dapat merujuk pada pendapat
beberapa ahli. Berikut ini adalah pengertian koperasi menurut para ahli:

1. Arifinal Chaniago

Menurut Arifinal Chaniago, pengertian koperasi adalah sebuah perkumpulan yang


beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada
anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan
menjalankan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.

2. Hatta

Bapak Koperasi Indonesia ini mengatakan bahwa pengertian Koperasi adalah usaha
bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-
menolong.

3. Munkner
Menurut Munkner, pengertian koperasi adalah organisasi tolong-menolong yang
menjalankan ‘urusniaga’ secara kumpulan, yang berazaskan konsep tolong-menolong.
Aktivitas dalam urusniaga semata-mata bertujuan ekonomi, bukan sosial seperti yang
dikandung gotong-royong.

4. P. J. V. Dooren

Menurut P. J. V. Dooren, serikat koperasi adalah sebuah asosiasi anggota, baik pribadi
atau perusahaan, yang telah secara sukarela datang bersama-sama dalam mengejar
tujuan ekonomi umum.

5. UU No. 25 / 1992

Menurut UU No. 25 / 1992, pengertian Koperasi adalah badan usaha yang


beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan
kegiataannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasar atas azas kekeluargaan.

B. SEJARAH BERDIRINYA KOPERASI

Awalnya koperasi didirikan dengan gagasan Robert Owen (1771-1858), yang


menerapkannya pertama kali pada usaha pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia.
Pada tahun 1786–1865 Gerakan koperasi ini dikembangkan lebih lanjut oleh William
King dengan mendirikan toko koperasi di Brighton, Inggris. Pada 1 Mei 1828, King
menerbitkan publikasi bulanan yang bernama The Cooperator, yang berisi berbagai
gagasan dan saran-saran praktis tentang mengelola toko dengan menggunakan prinsip
koperasi. Melalui gerakan ini akhirnya koperasi berkembang di negara-negara
lainnya,seperti Indonesia.

Di Indonesia sendiri awalnya koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria


Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896 dengan mendirikan koperasi
kredit dengan tujuan membantu rakyatnya yang terjerat hutang dengan rentenir. Dalam
mendirikan koperasi tersebut beliau menggunakan uang pribadinya untuk modal
koperasi. Koperasi tersebut lalu berkembang pesat dan akhirnya ditiru oleh Boedi
Oetomo dan SDI. Namun pada saat itu koperasi sempat mengalami kendala yang
menyebabkan banyak koperasi yang berjatuhan karena tidak mendapat izin koperasi
dari belanda,Akan tetapi pada tahun 1933 koperasi menjamur kembali bersamaan
dengan dikeluarkannya UU yang mirip UU no. 431 sehingga mematikan usaha koperasi
untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia. Jepang lalu
mendirikan koperasi kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan mulus. Namun fungsinya
berubah drastis dan menjadi alat jepang untuk mengeruk keuntungan, dan
menyengsarakan rakyat.

Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di


Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini
kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia.
Sejak dikenalkannya koperasi pada tahun 1896 akhirnya koperasi berkembang dari
waktu ke waktu sampai sekarang. Perkembangan koperasi di Indonesia mengalami
pasang naik dan turun dengan titik berat lingkup kegiatan usaha secara menyeluruh
yang berbeda-beda dari waktu ke waktu sesuai dengan iklim lingkungannya. Jikalau
pertumbuhan koperasi yang pertama di Indonesia menekankan pada kegiatan simpan-
pinjam (Soedjono 1983, h.7) maka selanjutnya tumbuh pula koperasi yang menekankan
pada kegiatan penyediaan barang-barang konsumsi dan dan kemudian koperasi yang
menekankan pada kegiatan penyediaan barang-barang untuk keperluan produksi.
Perkembangan koperasi dari berbagai jenis kegiatan usaha tersebut selanjutnya ada
kecenderungan menuju kepada suatu bentuk koperasi yang memiliki beberapa jenis
kegiatan usaha. Koperasi serba usaha ini mengambil langkah-langkah kegiatan usaha
yang paling mudah mereka kerjakan terlebih dulu, seperti kegiatan penyediaan barang-
barang keperluan produksi bersama-sama dengan kegiatan simpan-pinjam ataupun
kegiatan penyediaan barang-barang keperluan konsumsi bersama-sama dengan
kegiatan simpan-pinjam dansebagainya.

Kemudian pada tahun 1908 Boedi Oetomo menganjurkan berdirinya koperasi untuk
keperluan rumah tangga. Demikian pula Sarikat Islam yang didirikan tahun 1911 juga
mengembangkan koperasi yang bergerak di bidang keperluan sehari-hari dengan cara
membuka took – toko koperasi. Perkembangan yang pesat dibidang perkoperasian di
Indonesia yang menyatu dengan kekuatan social dan politik menimbulkan kecurigaan
Pemerintah Hindia Belanda. Oleh karenanya Pemerintah Hindia Belanda ingin
mengaturnya tetapi dalam kenyataan lebih cenderung menjadi suatu penghalang atau
penghambat perkembangan koperasi. Dalam hubungan ini pada tahun 1915 diterbitkan
Ketetapan Raja no.431yang berisi antara lain:

 Akte pendirian koperasi dibuat secara notariil;


 Akte pendirian harus dibuat dalam Bahasa Belanda;
 Harus mendapat ijin dari Gubernur Jenderal dan memerlukan biaya meterai f 50.

Pada akhir Rajab 1336H atau 1918 K.H. Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang
mendirikan koperasi yang dinamakan “Syirkatul Inan” yang beranggotakan 45 orang.
Yang bertindak sebagai ketua sekaligus sebagai manager adalah K.H. Hasyim Asy ‘ari.
Sekretaris I dan II adalah K.H. Bishri dan Haji Manshur. Sedangkan bendahara Syeikh
Abdul WAhab Tambakberas di mana branndkas dilengkapi dengan 5 macam kunci
yang dipegang oleh 5 anggota. Mereka bertekad, dengan kelahiran koperasi ini unntuk
dijadikan periode “nahdlatuttijar” . Proses permohonan badan hukum direncanakan
akan diajukan setelah antara 2 sampai dengan 3 tahun berdiri. Berbagai ketentuan dan
persyaratan sebagaimana dalam ketetapan Raja no 431/1915 tersebut dirasakan
sangat memberatkan persyaratan berdiriya koperasi. Dengan demikian praktis
peraturan tersebut dapat dipandang sebagai suatu penghalang bagi pertumbuhan
koperasi di Indonesia, yang mengundang berbagai reaksi. Oleh karenanya maka pada
tahun 1920 dibentuk suatu ‘Komisi Koperasi’ yang dipimpin oleh DR. J.H. Boeke yang
diberi tugas neneliti sampai sejauh mana keperluan penduduk Bumi Putera untuk
berkoperasi.

Selanjutnya didirikanlah Bank Rakyat ( Volkscredit Wezen ) berkaitan dengan masalah


Peraturan Perkoperasian, maka pada tahun 1927 di Surabaya didirikan “Indonsische
Studieclub” Oleh dokter Soetomo yang juga pendiri Boedi Oetomo, dan melalui
organisasi tersebut beliau menganjurkan berdirinya koperasi. Kegiatan serupa juga
dilakukan oleh Partai Nasional Indonesia di bawah pimpimnan Ir. Soekarno, di mana
pada tahun 1929 menyelenggarakan kongres koperasi di Betawi. Keputusan kongres
koperasi tersebut menyatakan bahwa untuk meningkatkan kemakmuran penduduk
Bumi Putera harus didirikan berbagai macam koperasi di seluruh Pulau Jawa
khususnya dan di Indonesia pada umumnya.

C. LANDASAN HUKUM KOPERASI

Indonesia adalah negara hukum yang berpedoman kepada Dasar Negara Pancasila,
UUD 1945, dan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai sumber hukum
tertinggi yang telah ditetapkan oleh MPR-RI sebagai suatu sumber azaz demokrasi. Di
Indonesia Koperasi telah mendapatkan tempat yang jelas dan pasti, maka dari itu
koperasi berlandaskan hukum negara yang sangat kuat.

Tinjauan Umum Tentang Koperasi Dasar hukum koperasi adalah Pasal 33 ayat (1)
Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD N RI 1945) dan
UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.

Dasar-dasar Hukum Koperasi Indonesia :


1. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
2. Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
3. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh
Pemerintah
4. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan
Pinjam oleh Koperasi
5. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi.
6. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PPK No. 36/Kep/MII/1998 tentang
Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan Peleburan Koperasi
7. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM No. 19/KEP/Meneg/III/2000
tentang Pedoman kelembagaan dan Usaha Koperasi
8. Peraturan Menteri No. 01 tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan,
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

Landasan-landasan koperasi dapat di bagi menjadi 3 (tiga) hal, antara lain :


1. Landasan Idiil Koperasi Indonesia adalah Pancasila.
2. Landasan Strukturil dan landasan gerak Koperasi Indonesia adalah Pasal 33 ayat (1)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD N RI 1945).
3. Landasan Mental Koperasi adalah setia kawan dan kesadaran berpribadi. Dasar
hukum Koperasi Indonesia adalah UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
UU ini disahkan di Jakarta pada tanggal 21 Oktober 1992, ditandatangani oleh Presiden
RI Soeharto, dan diumumkan pada Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 116.
Koperasi Indonesia berdasarkan UU No. 25 tahun 1992, koperasi suatu badan usaha
yang dipandang oleh undang-undang sebagai suatu perusahaan. Dimana dibentuk oleh
anggota-anggotanya untuk melakukan kegiatan usaha dan menunjang kepentingan
ekonomi anggotanya.
Prinsip koperasi dalam UU No. 25 tahun 1992 mengenai Perkoperasian, sebagai
berikut :
• Pengelolaan koperasi dijalankan secara demokrasi
• Pembagian sisa hasil usaha dilaksanakan secara adil sesuai dengan jasa yang di jual
anggotanya
• Koperasi harus bersifat mandiri
• Balas jasa yang diberikan bersifat terbatas terhadap modal.
Berdasarkan UU No. 12 tahun 1967, koperasi merupakan organisasi kerakyatan
bersifat sosial, anggotanya orang-orang yang termasuk dalam tatanan ekonomi bersifat
usaha bersama dan berazazkan pada kekeluargaan, maka dari itu koperasi di
Indonesia di lindungi oleh badan hukum yang telah ditetapkan.

Dalam undang-undang ini yang dimaksudkan dengan :


• Koperasi adalah suatu organisasi bisnis yang di operasikan secara bersama
berdasarkan prinsip-prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berazazkan kepada
kekeluargaan. Bertujuan untuk mencapai kepentingan ekonomi bersama dan
meningkatkan kesejahteraan bersama anggotanya maupun orang banyak yang
membutuhkan.
• Perkoperasian adalah suatu hal yang sangat berkaitan dengan kehidupan koperasi.
• Koperasi Primer ialah suatu koperasi yang didirikan oleh sekurangnya 20 orang
dimana setiap anggotanya berjumlah perseorangan.
• Koperasi Sekunder adalah gabungan suatu badan koperasi yang memiliki jangkauan
kerjanya sangat merata dan luas.
• Gerakan Koperasi adalah keseluruhan organisasi koperasi dan kegiatan
perkoperasian yang bersifat terpadu dan terarah untuk menuju tercapainya suatu cita-
cita bersama.

D. PRINSIP KOPERASI

Menjalankan koperasi berbeda dengan menjalankan usaha biasa karena ada prinsip-
prinsip yang harus dipenuhi. Prinsip-prinsip itu adalah:

 Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka


Sukarela artinya anggota bergabung tanpa paksaan. Terbuka berarti siapa saja yang
mampu menjalankan kewajiban sebagai anggota berhak bergabung dalam koperasi.

 Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokrasi


Demokrasi artinya setiap anggota diperbolehkan menyampaikan pendapat sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Pengurus maupun Pengawas tidak bisa mencabut
hak-hak seorang anggota kecuali anggota tersebut mengundurkan diri dari posisinya.

 Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi


Setiap anggota memiliki perannya sendiri-sendiri dalam koperasi, baik sebagai
pengurus, pengawas maupun anggota yang berkontribusi dengan melaksanakan
kegiatan usaha koperasi.

 Pemberian balas jasa sesuai modal


Balas jasa berupa SHU diberikan kepada anggotanya secara adil. Bagi anggota yang
menyertakan modal besar, maka SHU yang diterima akan besar juga. Begitu juga
sebaliknya.

 Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan independen


Artinya dalam menjalankan usahanya koperasi tidak dipengaruhi oleh kepentingan
individu anggotanya maupun kepentingan pihak luar.

 Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan


Pendidikan dan pelatihan diberikan baik untuk anggota atau masyarakat umum.
Pendidikan dan pelatihan untuk anggota bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
mereka sehingga koperasi dapat beroperasi lebih baik, sedangkan pelatihan untuk
masyarakat umum bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan peran
koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan.
 Koperasi memperkuat gerakan dengan bekerjasama
Kerjasama dengan koperasi lain maupun dengan organisasi lain dapat dilakukan lewat
jaringan kegiatan pada tingkat lokal, regional, nasional dan internasional. Tujuan dari
kerja sama adalah untuk memperkuat gerakan koperasi sehingga dapat memberikan
manfaat yang lebih besar lagi bagi perekonomian nasional.

E. FUNGSI/TUJUAN KOPERASI
A. Tujuan Koperasi

Seperti yang disebutkan pada pengertian koperasi di atas, tujuan pembentukan


koperasi adalah untuk membantu meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.
Selengkapnya, berikut ini adalah beberapa tujuan koperasi tersebut:

 Untuk meningkatkan taraf hidup anggota koperasi dan masyarakat di


sekitarnya.
 Untuk membantu kehidupan para anggota koperasi dalam hal ekonomi.
 Membantu pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur.
 Koperasi berperan serta dalam membangun tatanan perekonomian nasional.

B. Fungsi Koperasi

Mengacu pada Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal 4, fungsi koperasi di


Indonesia adalah sebagai berikut:

 Membangun dan meningkatkan potensi ekonomi para anggota dan juga


masyarakat secara umum, sehingga kesejahteraan sosial dapat terwujud.
 Koperasi memiliki peran aktif dalam meningkatkan kualitas hidup anggotanya
dan juga masyarakat.
 Memperkuat perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
ekonomi nasional dimana koperasi menjadi pondasinya.
 Mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang lebih baik
melalui usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.

F. JENIS-JENIS KOPERASI

Jenis-jenis koperasi dapat dibedakan berdasarkan fungsinya. Menurut UU RI No. 17


Tahun 2012, berikut ini adalah jenis koperasi di Indonesia:
1. Koperasi Produksi

Apa itu koperasi produksi? Koperasi produksi adalah jenis koperasi dimana para
anggotanya terdiri dari para produsen, baik itu produk barang maupun jasa.

Jenis koperasi ini menyediakan bahan baku dan menjual barang-barang dari
anggotanya dengan harga yang pantas. Contohnya, koperasi peternak lebah dimana
produk yang dijual adalah madu dan makanan olahan dari madu.

2. Koperasi Konsumsi

Pengertian koperasi konsumen adalah koperasi yang dibentuk dan diperuntukkan bagi
konsumen barang dan jasa. Koperasi ini umumnya menjual berbagai produk kebutuhan
sehari-hari seperti di toko kelontong.

Biasanya pembeli di koperasi konsumsi ini adalah dari para anggotanya sendiri
sehingga harga barang yang dijual cenderung lebih murah dibanding toko pada
umumnya. Beberapa contoh koperasi konsumsi adalah koperasi karyawan (KOPKAR),
koperasi pegawai Republik Indonesia (KPRI), koperasi siswa/ mahasiswa, dan lain-lain.

3. Koperasi Jasa

Apa itu koperasi jasa? Koperasi jasa adalah jenis koperasi yang kegiatannya fokus
pada layanan atau jasa kepada para anggota koperasi dan masyarakat.

Beberapa contoh layanan yang disediakan oleh koperasi jasa adalah jasa angkutan,
jasa asuransi.

4. Koperasi Simpan Pinjam

Jenis koperasi ini juga disebut dengan koperasi kredit. Koperasi simpan pinjam
dibentuk untuk mengkomodasi kegiatan simpan-pinjam bagi para anggota.

Anggota koperasi dapat meminjam dana dalam jangka pendek kepada koperasi dengan
syarat yang mudah dan bunganya rendah.

5. Koperasi Serba Usaha (KSU)


Pengertian koperasi serba usaha adalah koperasi yang menyediakan beberapa layanan
sekaligus kepada para anggotanya. Misalnya, selain menyediakan jasa simpan pinjam,
koperasi ini juga dapat menjual berbagai kebutuhan konsumen.

G. SUMBER MODAL KOPERASI

Ada dua sumber modal yang dapat dijadiakn modal usaha koperasi yaitu :
a.       Secara Langsung
Dalam mendapatkan modal secara langsung ini ada tiga cara klasik yang dapat
dilakukan oleh para pengurus koperasi,yaitu :
 Mengaktifkan simpanan wajib anggota sesuai dengan besar kecil penggunaan
volume penggunaan jasa pelayanan koperasi yang dimanfaatkan oleh anggota
tersebut.
 mengaktifkan pengumpulan tabungan para anggota
 mencari pinjaman dari pihak bank atau non-bank dalam menunjang kelancaran
operasional koperasi.
b. secara tidak langsung
Modal yang didapat dari cara ini bukan merupakan modal yang langsung digunakan
oleh koperasi tetapi mengambil manfaat dari kemampuan koperasi itu sendiri dalam
rangka menekan biaya,caranya antara lain :
 Menunda Pembayaran yang seharusnya dikeluarkan
 Memupuk dana cadangan
 Melakukan Kerja Sama-Usaha
 Mendirikan Badan-Badan Bersubsidi

 Sumber modal koperasi menurut UUD 1945

1. Sumber-Sumber Modal Koperasi (UU NO.12/1967)


 Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib disetorkan ke dalam kas
koperasi oleh para pendiri atau anggota koperasi pada saat masuk menjadi
anggota. Simpanan pokok tidak dapat ditarik kembali oleh anggota koperasi
tersebut selama yang bersangkutan masih tercatat menjadi anggota koperasi.
 Simpanan Wajib
Konsekwensi dari simpanan ini adalah harus dilakukan oleh semua anggota
koperasi yang dapat disesuaikan besar kecilnya dengan tujuan usaha koperasi
dan kebutuhan dana yang hendak dikumpulkan, arena itu akumulasi simpanan
wajib para anggota harus diarahkan mencapai jumlah tertentu agar dapat
menunjang kebutuhan dana yang akan digunakan menjalankan usaha koperasi.
 Simpanan SukaRela 
Adalah simpanan yang besarnya tidak di tentukan, tetapi bergantung kepada
kemampuan anggota.Simpanan sukarela dapat di setorkan dan diambil setiap
saat.
 Modal sendiri 
Adalah modal yang berasal dari dana simpanan pokok,simpanan wajib, dan
dana cadangan. Dana cadangan ialah sejumlah uang yang diperoleh dari
sebagian hasil usaha yang tidak dibagikan kepada anggota. tujuannya adalah
untuk memupuk modal sendiri yang dapat digunakan sewaktu-waktu apabila
koperasi membutuhkan dana secara mendadak atau menutup kerugian dalam
usaha. Fungsi cadangan: Menjaga Kemungkinan rugi dan memperkuat
kedudukan finansial koperasi terhadap pihak luar (kreditor).
 
2.Sumber-Sumber Modal Koperasi (UU No.25/1992)
 Modal Sendiri (Equity Capital)
Terdiri dari modal anggota, baik yang bersumber dari simpanan pokok, simpanan
wajib, simpanan-simpanan lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan
simpanan pokok atau simpanan wajib, modal penyertaan, modal sumbangan,
dana cadangan, dan SHU yang belum dibagi.
 Modal Pinjaman (Debt capital)
a. Pinjaman dari Anggota
Pinjaman yang diperoleh dari anggota koperasi dapat disamakan dengan
simpanan sukarela anggota. Kalau dalam simpanan sukarela, maka besar kecil
dari nilai yang disimpan tergantung dari kerelaan anggota. sebaliknya dalam
pinjaman, koperasi meminjam senilai uang atau yang dapat dinilai dengan uang
yang berasal dari anggota.
b. Pinjaman dari Koperasi Lain
Pada dasarnya diawali dengan adanya kerja sama yang dibuat oleh sesama
badan usaha koperasi untuk saling membantu dalam bidang kebutuhan modal.
Bentuk dan lingkup kerja sama yang dibuat bisa dalam lingkup yang luas atau
dalam lingkup yang sempit; tergantung dari kebutuhan modal yang diperlukan.
c. Pinjaman dari Lembaga Keuangan
Pinjaman komersial dari lembaga keuangan untuk badan usaha koperasi
mendapat prioritas dalam persyaratan. Prioritas tersebut diberikan kepada
koperasi sebetulnya merupakan komitmen pemerintah dari negara-negara yang
bersangkutan untuk mengangkat kemampuan ekonomi rakyat khususnya usaha
koperasi.
d. Obligasi dan Surat Utang
Untuk menambah modal koperasi juga dapat menjual obligasi atau surat utang
kepada masyarakat investor untuk mencari dana segar dari masyarakat umum
diluar anggota koperasi. Mengenai persyaratan untuk menjual obligasi dan surat
utang tersebut diatur dalam ketentuan otoritas pasar modal yang ada.
e. Sumber Keuangan Lain
Semua sumber keuangan, kecuali sumber keuangan yang berasal dari dana
yang tidak sah dapat dijadikan tempat untuk meminjam modal.

H. MEKANISME PENDIRIAN KOPERASI

Mekanisme Pendirian Koperasi Terdiri dari beberapa tahap. Pertama, pengumpulan


anggota, karena untuk menjalankan koperasi membutuhkan minimal 20 anggota.
Kedua, para anggota tersebut akan mengadakan rapat anggota, untuk melakukan
pemilihan pengurus koperasi ( ketua, sekertaris, dan bendahara ). Setelah itu, koperasi
tersebut harus merencanakan anggaran dasar dan rumah tangga koperasi itu. Lalu
meminta perizinan dari negara. Barulah bisa menjalankan koperasi dengan baik dan
benar.

 Prosedur Pendirian Koperasi :


1. Pra Koperasi
2. Persiapan Pembentukan Koperasi
o Penyuluhan Perkoperasian
o Persiapan Rapat Pembentukan Koperasi
3. Rapat Pembentukan Koperasi
o Dihadiri para Pendiri ( minimal 20 orang )
o Acara yang dibahas :
 Kesepakatan membentuk koperasi
 Tujuan mendirikan koperasi
 Nama, alamat dan wilayah keanggotaan koperasi
 Kegiatan / usaha yang akan dijalankan koperasi
 Persyaratan menjadi anggota koperasi
 Membahas dan menentukan besarnya modal
 Membahas SHU, membahas jangka waktu pendirian koperasi dan
sanksi anggota
 Memilih nama-nama sebagai Kuasa Pendiri Koperasi
 Memilih nama-nama pengurus dan pengawas koperasi
 Menyusun Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan
peraturan khusus
4. Proses Pembuatan Akta Pendirian
 Kuasa pendiri menghadap notaris untuk mengajukan permohonan pembuatan
Akta Koperasi dengan melampirkan persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku
 Notaris berkoordinasi ke Dinas Koperasi, UKM Perindag setempat, terkait
dengan lampiran persyaratan administrasi
 Notaris / Dinas Koperasi notaris/ Dinas Koperasi, PKM melakukan cek lapangan
untuk mengetahui keberadaan koperasi
 Penerbitan akta pendirian koperasi oleh notaris pembuat akta koperasi
5. Pengajuan Permohonan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi
o Permohonan diajukan kepada Kepala Dinas Koperasi UKM Perindag
setempat, dilampiri dengan persyaratan sesuai ketentuan
6. Penerimaan / Penolakan Permohonan Penelitian Administrasi Lapangan Sesuai
Ketentuan
7. Pengesahan Akta Pendirian Koperasi
o Bila point 5 secara administrasi lengkap, benar, usaha layak sesuai
kondisi lapangan, maka : Pengesahan segera dilakukan oleh Kepala Dinas
Koperasi, UKM Perindag setempat.

I. PENGERTIAN DAN STATUS HUKUM PEGADAIAN

Pegadaian atau rumah gadai adalah sebuah individu atau lembaga yang menawarkan
jasa peminjaman uang kepada masyarakat dengan jaminan benda milik masyarakat
yang ingin melakukan pinjaman uang. Bila suatu barang digadaikan untuk
mendapatkan pinjaman dari pegadaian, maka pada waktu yang telah ditentukan oleh
pegadai boleh membeli kembali atau menebus kembali barang yang telah digadaikan
dengan biaya tambahan atau bunga sebagai keuntungan pihak pegadaian.

Rentang waktu pinjaman dan besar bunga diatur oleh hukum setempat atau sesuai
dengan kebijakan pegadaian tersebut. Jika pinjaman tidak dilunasi dalam rentang waktu
tertentu, barang yang digadai akan dijual oleh pihak pegadaian. Berbeda dengan
lembaga pinjaman lain, pegadaian tidak melaporkan pinjaman yang macet dari para
pegadai. Hal ini dikarenakan pegadaian memiliki barang yang digadaikan secara fisik
dan mampu mengembalikan uang yang dipinjam dengan menjual barang yang digadai
tersebut.

Ada misi pemerintah mengubah status badan hukum Perusahaan Umum (Perum)
Pegadaian  menjadi perusahaan persero. Hal itu tertuang dalam Pasal 2 ayat (1)
Peraturan Pemerintah (PP) No.51 Tahun 2011 tentang Perubahan Bentuk Badan
Hukum Perum Pegadaian Menjadi Perusahaan Persero, dan ditandatangani Presiden
pada 13 Desember 2011.
 
Disebutkan dalam pasal itu, dengan status baru, bidang usaha PT Pegadaian adalah
gadai dan fidusia, baik secara konvensional maupun syariah dan jasa lain di bidang
keuangan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Usaha itu khusus
ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan menengah. Tujuan lain adalah
mengoptimalisasi pemanfaatan sumber daya perseroan dengan menerapkan prinsip
perseroan terbatas.
 
Ada tiga kegiatan usaha utama PT Pegadaian menurut Pasal 2 ayat (2), yaitu
menyalurkan pinjaman berdasarkan hukum gadai termasuk gadai efek. Kedua,
menyalurkan pinjaman berdasarkan jaminan fidusia, dan ketiga adalah melayani jasa
titipan, pelayanan jasa taksiran, sertifikasi dan perdagangan logam mulia serta batu adi.
 
Selain kegiatan usaha utama itu, Pasal 2 ayat (3) menyatakan PT Pegadaian dapat
melakukan usaha jasa uang, jasa transaksi pembayaran, dan jasa administrasi
pinjaman. Diamanatkan pula, agar PT Pegadaian mengoptimalisasi sumber daya
manusia.
 
Mengenai modal PT Pegadaian, dalam PP disebutkan setelah dilakukan audit, maka
neraca penutup Perum Pegadaian akan menjadi neraca pembuka PT Pegadaian.
Neraca pembuka itu ditetapkan oleh menteri negara badan usaha milik negara.
 
Seperti diketahui, Perum Pegadaian didirikan dengan PP No.10 Tahun 1990 tentang
Pengalihan Bentuk Perusahaan Jawatan (Perjan) Pegadaian Menjadi Perusahaan
Umum (Perum) Pegadaian. Peraturan itu diganti dengan PP No.103 Tahun
2000 tentang Perum Pegadaian.

J. SEJARAH BERDIRI DAN BERKEMBANGNYA PEGADAIAN

Kegiatan gadai pada sejarah peradaban manusia sudah terjadi di negara Cina pada
tahun 3000 silam yang lalu. Sedangkan di benua Eropa dan kawasan laut tengah, gadai
sudah dilaksanakan pada zaman Romawi.

Awalnya bentuk gadai yang dilembagakan (pegadaian) secara formal berkembang di


Italia yang kemudian dipraktekan di wilayah Eropa lainnya seperti di Inggris dan
Belanda. Belanda yang datang ke Indonesia membawa konsep gadai
melalui Vareenigde Oos Compagine (VOC).

Sejarah lembaga gadai (pegadaian) di Indonesia dimulai sejak tahun 1746 saat
kedatangan Gubernur Jendral Vareenigde Oos Compagine (VOC) Van Imhoff. VOC
sebagai salah satu maskapai perdagangan dari Belanda yang datang ke Indonesia
didirikan sebagai bentuk usaha untuk memperlancar kegiatan ekonomi Belanda.

Untuk itu Gubernur Jenderal Van Imhoff mendirikan Bank Van Leening di Batavia pada
tanggal 20 Agustus 1746 dengan tujuan sebagai lembaga keuangan yang memberikan
kredit dengan sistem gadai. Melalui surat keputusan tertanggal 28 Agustus 1746
dengan modal awal sebesar f 7.500.000; yang terdiri dari 2/3 modal milik VOC dan
sisanya dari swasta.

Ketika VOC bubar tahun 1800 maka usaha pegadaian diambil alih oleh Pemerintah
Hindia Belanda. Pada masa pemerintahan Daendels, peraturan gadainya dirubah
kembali yaitu tentang peraturan tentang barang yang dapat diterima sebagai jaminan
gadai seperti perhiasan dan lain-lain.

Kedatangan Inggris di Indonesia setelah mengalahkan Belanda, kemudian mengambil


alih kekuasaan jajahan Belanda di Indonesia (1811-1816) termasuk Bank Van Leening
dan menggantinya dengan Licentie Stelsel.
Aturan pun diubah yaitu setiap orang boleh mendirikan usaha unit gadai, namun
dengan syarat harus adanya ijin dari pemerintah daerah setempat. Di bawah
kekuasaan Raffles, ijin dikeluarkan kepada perorangan, khususnya keturunan Cina.

Pembubaran Bank Van Leening sebagai monopoli gadai membuat masyarakat


Indonesia diberi kebebasan untuk mendirikan usaha pegadaian asalkan adanya lisensi
dari pemerintah daerah setempat yang dibentuk oleh Inggris.

Hal ini menimbulkan dampak negatif dengan munculnya lintah darat atau rentenir
(Woeker) yang dapat menyengsarakan masyarakat Indonesia saat itu. Sehingga diganti
dengan sistem penyewaan atau Pachstelsel pada tahun 1814, di mana campur tangan
langsung oleh pejabat lebih terasa.
Pada saat Belanda datang kembali ke Indonesia pada tahun 1816, Bank Van Leening
dengan sistem dan konsep gadai tersebut dilanjutkan dan dipertahankan. Pada tahun
1816 seluruh wilayah Jawa dan Madura telah memiliki pegadaian, kecuali Kesultanan
Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta, di mana sistem penyewaan yang menjadi hak
prerogatif kelompok bangsawan tetap berlaku, monopoli pegadaian tidak dikembangkan
ke pulau lain sampai tahun 1921.

Namun pemegang hak pegadaian ternyata dapat melakukan penyelewengan dalam


menjalankan bisnisnya dengan mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya dari
hasil barang yang digadaikan oleh masyarakat. Dengan menetapkan bunga yang begitu
besar sehingga tidak memungkinkan penggadai mengambil kembali barangnya.
Jika barang jaminan disita, maka bentuk penyitaannya menjadi hak milik kolonial
Belanda, sehingga pada tahun 1870 nama Pegadaian dirubah lagi pada
menjadi Licentie Stelsel, dan pada tahun 1880, diganti namanya menjadi Pachstelsel
kembali.

K. KEPENGURUSAN DAN KEPENGAWASAN PEGADAIAN

Siamat (2005: 744-745) mengatakan bahwa Pegadaian saat ini dipimpin dan dikelola
oleh Dewan Direksi, terdiri atas seorang Direktur Utama dan tiga Direktur serta dibantu
dengan unit-unit pendukung lainnya. Pengangkatan dan pemberhentian anggota direksi
dilakukan oleh Presiden atas usul Menteri Keuangan. Masa jabatan anggota direksi
maksimal lima tahun dan dapat diangkat kembali. Pembinaan dan pengawasan umum
terhadap kegiatan usaha Pegadaian dilakukan oleh Menteri Keuangan yang dibantu
oleh Direktur Jendral bedasarkanketentuan yang ditetapkan Menteri Keuangan.

Dalam pelaksanaan pengawasan intern perusahaan, direktur membentuk satuan


pengawasan Intern. Kemudian, dalam melaksanakan fungsi pengawasan tersebut
Menteri keuangan menunjuk Dewan Pengawas yang anggota-anggotanya diangkat dan
diberhentuikan  oleh Presiden atas usul Menteri keuangan. Jumlah anggota Dewan
Komisaris ini minimal terdiri dari dua orang dan maksimal lima orang yang terdiri atas
ketua dan anggota. Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pelaksanaan
pengawasan terhadap Menteri Keuangan serta mengawasi pengelolaan kuangan
Pegadaian agar badan usaha ini tidak mengalami kerugian yang dapat memberatkan
keuangan Negara. Masa jabatan ketua dan anggota Dewan Pengawas alah tiga tahun
dan dapat diangkat kembali.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No 103 tahun 2000 Tentang Perum Pegadaian,
kepengurusan dan pengawasan Pegadaian adalah sbb.
Bagian ketujuh Dewan Direksi, terdiri dari 14 pasal yaitu:
a.       Pasal 17 mengenai kepengurusan, jumlah anggota, dan perubahan anggota yang
terjadi pada Dewan Direksi
b.      Pasal 18 & Pasal 19 mengenai syarat menjasi anggota direksi dan larangan
adanya hubungan keluarga dalam anggota Direksi
c.       Pasal 20 mengenai larangan pemangkuan jabatan oleh anggota Direksi dalam
rangka tertentu
d.      Pasal 21 mengenai pengangkatan, pemberhatian dan masa jabatan anggota
Direksi
e.       Pasal 22 mengenai pemberhentian, alsan dan penyebab pemberhentian anggota
direksi
f.       Pasal 23 mengenai tugas dan wewenang Direksi
g.      Pasal 24 & Pasal 25 mengenai ketentuan dan hal-hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan tugas
h.      Pasal 26, Pasal 27, & Pasal 28 mengenai pelaksanaan tugas dan rapat Direksi
i.        Pasal 29 & Pasal 30 mengenai rencana kerja dan anggaran peusahaan.

Bagian kedelapan Dewan Pengawas Pengawas, terdiri dari 13 pasal yaitu:


a.       Pasal 31- Pasal 34 mengeanai pembentukan dan keanggotaan Dewan
Pengawas dan ketentuan-ketentuan umum
b.      Pasal 35 &Pasal 36 mengenai pengangkatan aggota dan pemberhentian anggota
Dewan Pengawas
c.       Pasal 37 mengenai tugas Dewan Pengawas
d.      Pasal 38 mengeanai kewajiban Dewan Pengawas
e.       Pasal 39 mengeanai wewenang Dewan pengawas
f.       Pasal 40 & Pasal 41 mengenai pengangkatan sekretaris dan bantuan tenaga ahli
Dewan Pengawas
g.      Pasal 42 mengenai biaya pelaksanaan tugas oleh Dewan Pengawas
h.      Pasal 43 mengenai rapat dan keputusan Dewan Pengawas
Bagian kesembilan Pengawasan Intern, terdiri dari 5 pasal yaitu:
a.       Pasal 44 dan Pasal 45 mengenai pelaksananaan dan tugas Pengawas Intern
Pasal 46, Pasal 47, & Pasal 48 mengenaikewajiban Pengawas Intern

L. TUJUAN PEGADAIAN
 Untuk melaksanakan dan menunjang sebuah kebijaksanaan dan program
pemerintah dibidang ekonomi dan dibidang pembangunan nasional yang melalui
penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai
 Untuk mencegah timbulnya praktik ijon, pegadaian gelap, riba, dan pinjaman tidak
wajar lain sebagainya.
 Agar menyediakan dana dengan cara yang sederhana pada masyarakat luas,
terutama bagi kalangan menengah bawah, untuk konsumsi dan produksi.

M. KEGIATAN USAHA PEGADAIAN

Meski bergerak di bidang jasa keuangan, namun kegiatan usaha perusahaan gadai
jelas berbeda dengan perbankan. Perusahaan gadai tidak menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito seperti produk perbankan
lainnya. Kegiatan usaha perusahaan gadai hanya berorientasi pada penyaluran
pinjaman.

Meski secara garis besar berfokus pada penyaluran pinjaman, namun tak menutup
kemungkinan perusahaan gadai melakukan jenis kegiatan usaha lain seperti jasa
penitipan barang berharga dan lainnya. Dalam POJK No. 31/POJK.05/2016 disebutkan
bahwa kegiatan usaha pergadaian, meliputi:
 Penyaluran uang pinjaman dengan jaminan berdasarkan sistem gadai

Gadai merupakan hak yang dimiliki oleh seseorang atau badan usaha yang berpiutang
(kreditur) atas suatu barang bergerak bernilai jual yang diserahkan kepadanya oleh
seseorang yang berutang (debitur) atas namanya yang sekaligus memberikan kuasa
kepada orang yang berpiutang untuk meminta pelunasan atas barang tersebut dengan
hak prioritas atau didahulukan dari orang-orang berpiutang lainnya. Jadi, perusahaan
pergadaian melayani peminjaman uang dengan barang jaminan, di mana barang
jaminan berada dalam penguasaan perusahaan gadai hingga nasabah menebusnya
dengan melakukan pelunasan pinjaman pokok plus bunganya.

Peminjaman uang dengan barang jaminan pada perusahaan gadai maksimal berjangka
waktu 120 hari atau empat bulan. Jika dalam jangka waktu tersebut, nasabah belum
bisa mengembalikan seluruh utangnya, maka dapat diperbarui dengan perpanjangan
waktu 120 hari lagi. Namun, apabila pinjaman telah jatuh tempo dan nasabah abai,
maka barang jaminan akan dilelang pada waktu yang sudah ditentukan dalam surat
gadai dengan sebelumnya menginformasikannya kepada nasabah terkait melalui
telepon, surat, atau sms (short message system).

 Penyaluran uang pinjaman dengan jaminan berdasarkan fidusia

Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan atas suatu barang berdasarkan


kepercayaan dengan ketentuan bahwa barang yang hak kepemilikannya dialihkan
tersebut tetap dalam penguasaan pemilik barang. Pada kegiatan usaha ini, perusahaan
gadai memberikan pinjaman dengan barang jaminan surat-surat bukti kepemilikan
barang, seperti BPKB motor atau mobil. Di sini, nasabah yang meminjam uang tidak
menyerahkan motor atau mobil sebagai jaminannya, tetapi hanya BPKB-nya saja.
Sementara fisik barang berupa motor atau mobil tetap berada dalam penguasaan
nasabah.

 Pelayanan jasa titipan barang berharga

Perusahaan gadai melayani jasa penitipan barang berharga. Kegiatan usaha ini juga
bisa dilakukan oleh lembaga perbankan yang disebut dengan save deposit box.
Layanan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memiliki kekhawatiran terhadap
keamanan barang-barang berharga miliknya jika disimpan di rumah. Pada layanan ini,
perusahaan pergadaian menjamin keamanan barang-barang berharga milik nasabah
dari kehilangan, pencurian, dan kebakaran.

 Pelayanan jasa taksiran


Kegiatan usaha jasa taksiran ini disediakan bagi masyarakat yang ingin mengetahui
nilai riil dari barang-barang berharga miliknya, baik berupa emas dalam bentuk
batangan maupun perhiasan, berlian, mobil, motor, laptop, televisi, dan barang-barang
elektronik lainnya. Layanan taksir ini bermanfaat bagi masyarakat yang ingin menjual
barang-barang berharganya atau sekadar menghitung aset atau kekayaan yang dimiliki.

Terkait dengan banyaknya perusahaan pergadaian yang belum berizin alias ilegal,
masyarakat harus berhati-hati. Jika memang ingin menggunakan jasa gadai, pilihlah
perusahaan pergadaian yang berizin agar aman dan terlindungi. Perusahaan
pergadaian yang telah terdaftar dan berizin umumnya terdapat stiker atau label
keterangan yang menyatakan sebagai peserta penjaminan LPS.

N. BARANG JAMINAN YANG BISA DIGADAIKAN

1. Sertifikat Rumah
2. Sertifikat Tanah
3. Sertifikat Tanah
4. Perhiasan
5. Alat-Alat Elektronik
6. Perlengkapan Rumah Tangga
7. Barang-Barang Branded

O. SUMBER DANA PEGADAIAN


 Modal sendiri
 Pinjamana modal dari pemerintah
 Pinjaman jangka pendek dari perbankan
 Pinjaman jangka panjang dari KLBI (Kredit Likuiditas Bank Indonesia)

P. PIHAK – PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PEGADAIAN

a. Nasabah
Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank syariah dan atau Unit Usaha
Syariah. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di Bank
Syariah dan atau Unit Usaha Syariah dalam bentuk simpanan berdasarkan akad antara
bank syariah atau Unit Usaha Syariah dan nasabah yang bersangkutan. Nasabah
investor adalah nasabah yang menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit
Usaha Syariah dalam bentuk investasi.

b. Petugas Penaksir

c. Kasir
Pemegang kas (uang); orang yang bertugas menerima dan membayarkan uang

Q. PROSEDUR PEMBERIAN DAN PELUNASAN PINJAMAN

 Prosedur pemberian pinjaman:


a.Calon nasabah datang langsung ke loket penaksir dan menyerahkan barang yang
akan dijaminkan dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau surat kuasa
apabila pemilik barang tidak bisa datang sendiri.
b.Barang jaminan tersebut diteliti kualitasnya untuk menaksir dan menetapkan
harganya. Berdasarkan taksiran yang dibuat penaksir, akan ditetapkan besarnya uang
pinjaman yang dapat diterima oleh nasabah.

c.Selanjutnya, pembayaran uang pinjaman dilakukan oleh kasir.

 prosedur pelunasan uang pinjaman dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a.Uang pinjaman dapat dilunasi setiap saat tanpa harus menunggu selesainya jangka
waktu.

b.Nasabah membayar kembali pinjamannya ditambah ijaroh (jasa titipan) langsung


kepada kasir disertai dengan bukti surat gadai.

c.Barang dikeluarkan oleh petugas penyimpan barang jaminan. d.Barang yang


digadaikan dikembalikan kepada nasabah.

Anda mungkin juga menyukai