UNIVERSITAS MATARAM
2020
KOPERASI DAN PEGADAIAN
A. PENGERTIAN KOPERASI
1. Pengertian Koperasi Secara Umum
Ada juga yang mengatakan pengertian koperasi adalah suatu badan hukum yang
dibentuk atas asas kekeluargaan dimana tujuannya adalah untuk mensejahterakan
para anggotanya. Dalam hal ini, koperasi dibentuk dimana kegiatannya berdasarkan
prinsip gerakan ekonomi kerakyatan.
Koperasi dapat didirikan secara perorangan atau badan hukum koperasi. Badan usaha
ini mengumpulkan dana dari para anggotanya sebagai modal dalam menjalankan
usaha sesuai aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi.
Secara etimologi istilah “Koperasi” berasal dari kata “co-operation” yang artinya
kerjasama. Jadi, setiap anggota memiliki tugas dan tanggungjawab dalam operasional
koperasi serta memiliki hak suara yang sama dalam pengambilan keputusan.
Agar lebih memahami apa arti koperasi, maka kita dapat merujuk pada pendapat
beberapa ahli. Berikut ini adalah pengertian koperasi menurut para ahli:
1. Arifinal Chaniago
2. Hatta
Bapak Koperasi Indonesia ini mengatakan bahwa pengertian Koperasi adalah usaha
bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-
menolong.
3. Munkner
Menurut Munkner, pengertian koperasi adalah organisasi tolong-menolong yang
menjalankan ‘urusniaga’ secara kumpulan, yang berazaskan konsep tolong-menolong.
Aktivitas dalam urusniaga semata-mata bertujuan ekonomi, bukan sosial seperti yang
dikandung gotong-royong.
4. P. J. V. Dooren
Menurut P. J. V. Dooren, serikat koperasi adalah sebuah asosiasi anggota, baik pribadi
atau perusahaan, yang telah secara sukarela datang bersama-sama dalam mengejar
tujuan ekonomi umum.
Kemudian pada tahun 1908 Boedi Oetomo menganjurkan berdirinya koperasi untuk
keperluan rumah tangga. Demikian pula Sarikat Islam yang didirikan tahun 1911 juga
mengembangkan koperasi yang bergerak di bidang keperluan sehari-hari dengan cara
membuka took – toko koperasi. Perkembangan yang pesat dibidang perkoperasian di
Indonesia yang menyatu dengan kekuatan social dan politik menimbulkan kecurigaan
Pemerintah Hindia Belanda. Oleh karenanya Pemerintah Hindia Belanda ingin
mengaturnya tetapi dalam kenyataan lebih cenderung menjadi suatu penghalang atau
penghambat perkembangan koperasi. Dalam hubungan ini pada tahun 1915 diterbitkan
Ketetapan Raja no.431yang berisi antara lain:
Pada akhir Rajab 1336H atau 1918 K.H. Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang
mendirikan koperasi yang dinamakan “Syirkatul Inan” yang beranggotakan 45 orang.
Yang bertindak sebagai ketua sekaligus sebagai manager adalah K.H. Hasyim Asy ‘ari.
Sekretaris I dan II adalah K.H. Bishri dan Haji Manshur. Sedangkan bendahara Syeikh
Abdul WAhab Tambakberas di mana branndkas dilengkapi dengan 5 macam kunci
yang dipegang oleh 5 anggota. Mereka bertekad, dengan kelahiran koperasi ini unntuk
dijadikan periode “nahdlatuttijar” . Proses permohonan badan hukum direncanakan
akan diajukan setelah antara 2 sampai dengan 3 tahun berdiri. Berbagai ketentuan dan
persyaratan sebagaimana dalam ketetapan Raja no 431/1915 tersebut dirasakan
sangat memberatkan persyaratan berdiriya koperasi. Dengan demikian praktis
peraturan tersebut dapat dipandang sebagai suatu penghalang bagi pertumbuhan
koperasi di Indonesia, yang mengundang berbagai reaksi. Oleh karenanya maka pada
tahun 1920 dibentuk suatu ‘Komisi Koperasi’ yang dipimpin oleh DR. J.H. Boeke yang
diberi tugas neneliti sampai sejauh mana keperluan penduduk Bumi Putera untuk
berkoperasi.
Indonesia adalah negara hukum yang berpedoman kepada Dasar Negara Pancasila,
UUD 1945, dan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai sumber hukum
tertinggi yang telah ditetapkan oleh MPR-RI sebagai suatu sumber azaz demokrasi. Di
Indonesia Koperasi telah mendapatkan tempat yang jelas dan pasti, maka dari itu
koperasi berlandaskan hukum negara yang sangat kuat.
Tinjauan Umum Tentang Koperasi Dasar hukum koperasi adalah Pasal 33 ayat (1)
Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD N RI 1945) dan
UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.
D. PRINSIP KOPERASI
Menjalankan koperasi berbeda dengan menjalankan usaha biasa karena ada prinsip-
prinsip yang harus dipenuhi. Prinsip-prinsip itu adalah:
E. FUNGSI/TUJUAN KOPERASI
A. Tujuan Koperasi
B. Fungsi Koperasi
F. JENIS-JENIS KOPERASI
Apa itu koperasi produksi? Koperasi produksi adalah jenis koperasi dimana para
anggotanya terdiri dari para produsen, baik itu produk barang maupun jasa.
Jenis koperasi ini menyediakan bahan baku dan menjual barang-barang dari
anggotanya dengan harga yang pantas. Contohnya, koperasi peternak lebah dimana
produk yang dijual adalah madu dan makanan olahan dari madu.
2. Koperasi Konsumsi
Pengertian koperasi konsumen adalah koperasi yang dibentuk dan diperuntukkan bagi
konsumen barang dan jasa. Koperasi ini umumnya menjual berbagai produk kebutuhan
sehari-hari seperti di toko kelontong.
Biasanya pembeli di koperasi konsumsi ini adalah dari para anggotanya sendiri
sehingga harga barang yang dijual cenderung lebih murah dibanding toko pada
umumnya. Beberapa contoh koperasi konsumsi adalah koperasi karyawan (KOPKAR),
koperasi pegawai Republik Indonesia (KPRI), koperasi siswa/ mahasiswa, dan lain-lain.
3. Koperasi Jasa
Apa itu koperasi jasa? Koperasi jasa adalah jenis koperasi yang kegiatannya fokus
pada layanan atau jasa kepada para anggota koperasi dan masyarakat.
Beberapa contoh layanan yang disediakan oleh koperasi jasa adalah jasa angkutan,
jasa asuransi.
Jenis koperasi ini juga disebut dengan koperasi kredit. Koperasi simpan pinjam
dibentuk untuk mengkomodasi kegiatan simpan-pinjam bagi para anggota.
Anggota koperasi dapat meminjam dana dalam jangka pendek kepada koperasi dengan
syarat yang mudah dan bunganya rendah.
Ada dua sumber modal yang dapat dijadiakn modal usaha koperasi yaitu :
a. Secara Langsung
Dalam mendapatkan modal secara langsung ini ada tiga cara klasik yang dapat
dilakukan oleh para pengurus koperasi,yaitu :
Mengaktifkan simpanan wajib anggota sesuai dengan besar kecil penggunaan
volume penggunaan jasa pelayanan koperasi yang dimanfaatkan oleh anggota
tersebut.
mengaktifkan pengumpulan tabungan para anggota
mencari pinjaman dari pihak bank atau non-bank dalam menunjang kelancaran
operasional koperasi.
b. secara tidak langsung
Modal yang didapat dari cara ini bukan merupakan modal yang langsung digunakan
oleh koperasi tetapi mengambil manfaat dari kemampuan koperasi itu sendiri dalam
rangka menekan biaya,caranya antara lain :
Menunda Pembayaran yang seharusnya dikeluarkan
Memupuk dana cadangan
Melakukan Kerja Sama-Usaha
Mendirikan Badan-Badan Bersubsidi
Pegadaian atau rumah gadai adalah sebuah individu atau lembaga yang menawarkan
jasa peminjaman uang kepada masyarakat dengan jaminan benda milik masyarakat
yang ingin melakukan pinjaman uang. Bila suatu barang digadaikan untuk
mendapatkan pinjaman dari pegadaian, maka pada waktu yang telah ditentukan oleh
pegadai boleh membeli kembali atau menebus kembali barang yang telah digadaikan
dengan biaya tambahan atau bunga sebagai keuntungan pihak pegadaian.
Rentang waktu pinjaman dan besar bunga diatur oleh hukum setempat atau sesuai
dengan kebijakan pegadaian tersebut. Jika pinjaman tidak dilunasi dalam rentang waktu
tertentu, barang yang digadai akan dijual oleh pihak pegadaian. Berbeda dengan
lembaga pinjaman lain, pegadaian tidak melaporkan pinjaman yang macet dari para
pegadai. Hal ini dikarenakan pegadaian memiliki barang yang digadaikan secara fisik
dan mampu mengembalikan uang yang dipinjam dengan menjual barang yang digadai
tersebut.
Ada misi pemerintah mengubah status badan hukum Perusahaan Umum (Perum)
Pegadaian menjadi perusahaan persero. Hal itu tertuang dalam Pasal 2 ayat (1)
Peraturan Pemerintah (PP) No.51 Tahun 2011 tentang Perubahan Bentuk Badan
Hukum Perum Pegadaian Menjadi Perusahaan Persero, dan ditandatangani Presiden
pada 13 Desember 2011.
Disebutkan dalam pasal itu, dengan status baru, bidang usaha PT Pegadaian adalah
gadai dan fidusia, baik secara konvensional maupun syariah dan jasa lain di bidang
keuangan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Usaha itu khusus
ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan menengah. Tujuan lain adalah
mengoptimalisasi pemanfaatan sumber daya perseroan dengan menerapkan prinsip
perseroan terbatas.
Ada tiga kegiatan usaha utama PT Pegadaian menurut Pasal 2 ayat (2), yaitu
menyalurkan pinjaman berdasarkan hukum gadai termasuk gadai efek. Kedua,
menyalurkan pinjaman berdasarkan jaminan fidusia, dan ketiga adalah melayani jasa
titipan, pelayanan jasa taksiran, sertifikasi dan perdagangan logam mulia serta batu adi.
Selain kegiatan usaha utama itu, Pasal 2 ayat (3) menyatakan PT Pegadaian dapat
melakukan usaha jasa uang, jasa transaksi pembayaran, dan jasa administrasi
pinjaman. Diamanatkan pula, agar PT Pegadaian mengoptimalisasi sumber daya
manusia.
Mengenai modal PT Pegadaian, dalam PP disebutkan setelah dilakukan audit, maka
neraca penutup Perum Pegadaian akan menjadi neraca pembuka PT Pegadaian.
Neraca pembuka itu ditetapkan oleh menteri negara badan usaha milik negara.
Seperti diketahui, Perum Pegadaian didirikan dengan PP No.10 Tahun 1990 tentang
Pengalihan Bentuk Perusahaan Jawatan (Perjan) Pegadaian Menjadi Perusahaan
Umum (Perum) Pegadaian. Peraturan itu diganti dengan PP No.103 Tahun
2000 tentang Perum Pegadaian.
Kegiatan gadai pada sejarah peradaban manusia sudah terjadi di negara Cina pada
tahun 3000 silam yang lalu. Sedangkan di benua Eropa dan kawasan laut tengah, gadai
sudah dilaksanakan pada zaman Romawi.
Sejarah lembaga gadai (pegadaian) di Indonesia dimulai sejak tahun 1746 saat
kedatangan Gubernur Jendral Vareenigde Oos Compagine (VOC) Van Imhoff. VOC
sebagai salah satu maskapai perdagangan dari Belanda yang datang ke Indonesia
didirikan sebagai bentuk usaha untuk memperlancar kegiatan ekonomi Belanda.
Untuk itu Gubernur Jenderal Van Imhoff mendirikan Bank Van Leening di Batavia pada
tanggal 20 Agustus 1746 dengan tujuan sebagai lembaga keuangan yang memberikan
kredit dengan sistem gadai. Melalui surat keputusan tertanggal 28 Agustus 1746
dengan modal awal sebesar f 7.500.000; yang terdiri dari 2/3 modal milik VOC dan
sisanya dari swasta.
Ketika VOC bubar tahun 1800 maka usaha pegadaian diambil alih oleh Pemerintah
Hindia Belanda. Pada masa pemerintahan Daendels, peraturan gadainya dirubah
kembali yaitu tentang peraturan tentang barang yang dapat diterima sebagai jaminan
gadai seperti perhiasan dan lain-lain.
Hal ini menimbulkan dampak negatif dengan munculnya lintah darat atau rentenir
(Woeker) yang dapat menyengsarakan masyarakat Indonesia saat itu. Sehingga diganti
dengan sistem penyewaan atau Pachstelsel pada tahun 1814, di mana campur tangan
langsung oleh pejabat lebih terasa.
Pada saat Belanda datang kembali ke Indonesia pada tahun 1816, Bank Van Leening
dengan sistem dan konsep gadai tersebut dilanjutkan dan dipertahankan. Pada tahun
1816 seluruh wilayah Jawa dan Madura telah memiliki pegadaian, kecuali Kesultanan
Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta, di mana sistem penyewaan yang menjadi hak
prerogatif kelompok bangsawan tetap berlaku, monopoli pegadaian tidak dikembangkan
ke pulau lain sampai tahun 1921.
Siamat (2005: 744-745) mengatakan bahwa Pegadaian saat ini dipimpin dan dikelola
oleh Dewan Direksi, terdiri atas seorang Direktur Utama dan tiga Direktur serta dibantu
dengan unit-unit pendukung lainnya. Pengangkatan dan pemberhentian anggota direksi
dilakukan oleh Presiden atas usul Menteri Keuangan. Masa jabatan anggota direksi
maksimal lima tahun dan dapat diangkat kembali. Pembinaan dan pengawasan umum
terhadap kegiatan usaha Pegadaian dilakukan oleh Menteri Keuangan yang dibantu
oleh Direktur Jendral bedasarkanketentuan yang ditetapkan Menteri Keuangan.
L. TUJUAN PEGADAIAN
Untuk melaksanakan dan menunjang sebuah kebijaksanaan dan program
pemerintah dibidang ekonomi dan dibidang pembangunan nasional yang melalui
penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai
Untuk mencegah timbulnya praktik ijon, pegadaian gelap, riba, dan pinjaman tidak
wajar lain sebagainya.
Agar menyediakan dana dengan cara yang sederhana pada masyarakat luas,
terutama bagi kalangan menengah bawah, untuk konsumsi dan produksi.
Meski bergerak di bidang jasa keuangan, namun kegiatan usaha perusahaan gadai
jelas berbeda dengan perbankan. Perusahaan gadai tidak menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito seperti produk perbankan
lainnya. Kegiatan usaha perusahaan gadai hanya berorientasi pada penyaluran
pinjaman.
Meski secara garis besar berfokus pada penyaluran pinjaman, namun tak menutup
kemungkinan perusahaan gadai melakukan jenis kegiatan usaha lain seperti jasa
penitipan barang berharga dan lainnya. Dalam POJK No. 31/POJK.05/2016 disebutkan
bahwa kegiatan usaha pergadaian, meliputi:
Penyaluran uang pinjaman dengan jaminan berdasarkan sistem gadai
Gadai merupakan hak yang dimiliki oleh seseorang atau badan usaha yang berpiutang
(kreditur) atas suatu barang bergerak bernilai jual yang diserahkan kepadanya oleh
seseorang yang berutang (debitur) atas namanya yang sekaligus memberikan kuasa
kepada orang yang berpiutang untuk meminta pelunasan atas barang tersebut dengan
hak prioritas atau didahulukan dari orang-orang berpiutang lainnya. Jadi, perusahaan
pergadaian melayani peminjaman uang dengan barang jaminan, di mana barang
jaminan berada dalam penguasaan perusahaan gadai hingga nasabah menebusnya
dengan melakukan pelunasan pinjaman pokok plus bunganya.
Peminjaman uang dengan barang jaminan pada perusahaan gadai maksimal berjangka
waktu 120 hari atau empat bulan. Jika dalam jangka waktu tersebut, nasabah belum
bisa mengembalikan seluruh utangnya, maka dapat diperbarui dengan perpanjangan
waktu 120 hari lagi. Namun, apabila pinjaman telah jatuh tempo dan nasabah abai,
maka barang jaminan akan dilelang pada waktu yang sudah ditentukan dalam surat
gadai dengan sebelumnya menginformasikannya kepada nasabah terkait melalui
telepon, surat, atau sms (short message system).
Perusahaan gadai melayani jasa penitipan barang berharga. Kegiatan usaha ini juga
bisa dilakukan oleh lembaga perbankan yang disebut dengan save deposit box.
Layanan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memiliki kekhawatiran terhadap
keamanan barang-barang berharga miliknya jika disimpan di rumah. Pada layanan ini,
perusahaan pergadaian menjamin keamanan barang-barang berharga milik nasabah
dari kehilangan, pencurian, dan kebakaran.
Terkait dengan banyaknya perusahaan pergadaian yang belum berizin alias ilegal,
masyarakat harus berhati-hati. Jika memang ingin menggunakan jasa gadai, pilihlah
perusahaan pergadaian yang berizin agar aman dan terlindungi. Perusahaan
pergadaian yang telah terdaftar dan berizin umumnya terdapat stiker atau label
keterangan yang menyatakan sebagai peserta penjaminan LPS.
1. Sertifikat Rumah
2. Sertifikat Tanah
3. Sertifikat Tanah
4. Perhiasan
5. Alat-Alat Elektronik
6. Perlengkapan Rumah Tangga
7. Barang-Barang Branded
a. Nasabah
Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank syariah dan atau Unit Usaha
Syariah. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di Bank
Syariah dan atau Unit Usaha Syariah dalam bentuk simpanan berdasarkan akad antara
bank syariah atau Unit Usaha Syariah dan nasabah yang bersangkutan. Nasabah
investor adalah nasabah yang menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit
Usaha Syariah dalam bentuk investasi.
b. Petugas Penaksir
c. Kasir
Pemegang kas (uang); orang yang bertugas menerima dan membayarkan uang
a.Uang pinjaman dapat dilunasi setiap saat tanpa harus menunggu selesainya jangka
waktu.