Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN PERBANKAN

“MANAJEMEN MERGER PERBANKAN”

Dosen Pengampu: Yenny


Verawati,SE.,M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 10

Rifki Nana Suryana 1802612010111/40


I Kadek Eki Setia Pramona 1802612010117/41
Ni Kadek Rismayani 1802612010094/42

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah banyak

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen

Perbankan yang berjudul “Manajemen Merger Perbankan” dengan tepat waktu.

Pembuatan makalah ini di buat dengan sesimple mungkin, dengan bahasa yang mudah di

mengerti. Makalah ini membahas tentang Daya Tarik Merger, Pelajaran Merger Di Negara Lain,

Perkembangan Merger Bank Di Indonesia, Kasus Merger Bank Mandiri.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Yenny Verawati,SE.,M.Si selaku

dosen mata kuliah Manajemen Perbankan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh

anggota kelompok yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah ini

Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun bukan

mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami

mengharapkan saran dan komentar yang relevan yang dapat dijadikan masukan dalam

menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Denpasar, September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................... 3

2.1 Daya Tarik Merger………….......................................................................... 3


2.2 Pelajaran Merger di Negara lain. .................................................................... 6
2.3 Perkembangan Merger Bank di Indonesia ...……………………………......... 9
2.4 Kasus Merger Bank Mandiri………………. .………………………………… 12

BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………………. 14

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………... 14
3.2 Saran………………………………………………………………………. 15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Dalam pengertian yang paling dasar, Merger bank merupakan istilah yang merujuk

kepada kegiatan penggabungan dua bank atau lebih. Penggabungan ini tetap

mempertahankan berdirinya salah satu bank dan membubarkan bank-bank lainnya

dengan atau tanpa likuidasi. Kekayaan salah satu bank-yang tidak dihilangkan-menjadi

aset milik perusahaan yang melakukan merger.

Lebih jauh, merger merupakan salah satu bentuk ekspansi eksternal perusahaan

dengan cara menggabungkan dua perusahaan atau lebih. Selanjutnya, hanya satu nama

perusahaan yang tetap berdiri, sementara perusahaan yang lain bubar atas dasar

hukum. Proses merger dapat disederhanakan sebagai perusahaan A merger

dengan Perusahaan B akan menjadi Perusahaan A berdasarkan keputusan sah secara

hukum.

Mengenai apa itu merger bank, kita dapat merujuk ke pengertian merger bank

yang dipaparkan beberapa ahli. Misalnya pengertian merger bank dari Abdul

Moin. Merger Bank menurut Abdul Moin ialah penggabungan dua perusahaan atau

lebih yang kemudian menjadi hanya satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan

hukum. Sementara perusahaan lain yang menerima merger harus menghentikan

aktivitasnya. Kemudian kewajiban perusahaan dan aset perusahaan diambil atau

menjadi hak milik perusahaan yang mengambil alih.

1
Demikian pengertian apa itu merger bank. Pada intinya, merger bank adalah

penggabungan dua perusahaan bank menjadi satu merek. Tujuan utama dari merger

bank disebutkan untuk memaksimalkan potensi dan melayani proyek-proyek besar atau

kegiatan ekonomi yang lebih besar di suatu daerah atau negara. Bila merger bank

terjadi antar bank daerah, tentunya perluasan kegiatan ekonomi difokuskan ke daerah

tersebut. Akan tetapi, bila terjadi merger bank yang berskala nasional, tentunya target

utama dari merger ini ialah pengembangan proyek ekonomi dalam skala nasional.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa saja daya tarik merger?

1. Bagaimana pelajaran merger di Negara lain?

2. Bagaimana perkembangan merger bank di indonesia?

3. Apa kasus merger bank mandiri?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui daya tarik merger.

1. Untuk mengetahui pelajaran merger di negara lain.

2. Untuk mengetahui perkembangan merger bank di Indonesia.

3. Untuk mengetahui kasus yang terjadi pada merger bank mandiri.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Daya Tarik Merger

Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan melalui sebuah kesepakatan.

Dari penggabungan ini terbentuk bisnis baru dari hasil merger. Penggabungan perusahaan

tersebut dilakukan dengan transfer kepemilikan. Bisa dilakukan dengan serah-terima saham

atau dibayar tunai. Sederhananya, pemilik perusahaan menyerahkan saham dan mengeluarkan

saham baru atas nama bisnis yang baru. Setelah perusahaan saling merger, umumnya

diperlukan branding terhadap perusahaan yang baru. Perusahaan baru mempunyai aset

gabungan, kompetensi lebih mumpuni, dan lebih menguasai pangsa pasar.

Daya tarik merger, ada tiga :

1. Merger berarti meningkatkan skala ekonomi (economies of scala). Artinya penggunaan

sumber daya yang ada menjadi semakin ekonomis, yang pada gilirannya profitabilitas

perbankkan meningkat.

2. Meningkatkan efisiensi dengan memungkinkan menutup cabang bank yang saling

berdekatan dan menghilangkan duplikasi lainnya.

3. Mengurangi persaingan. Singkatnya, konsekuensi terbaik dari merger adalah sinergi

kekuatan antara dua bank yang bergabung.

3
2.1.1 Jenis-Jenis Merger

Secara umum, proses merger dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis. Adapun jenis-

jenis merger adalah sebagai berikut:

1. MergerHorizontal

Ini adalah proses merger yang menggabungkan dua perusahaan atau lebih dimana jenis

usahanya masih sama. Misalnya, merger perusahaan antara perusahaan roti, merger

antara perusahaan jasa keuangan, dan lain-lain.

2. MergerVertikal

Ini adalah proses merger yang meleburkan beberapa perusahaan yang saling

berhubungan, misalnya dalam alur produksi yang berurutan. Contoh, perusahaan ban

merger dengan perusahaan mobil.

3. Konglomerat

Ini adalah proses merger yang menggabungkan beberapa perusahaan yang

menghasilkan produk yang tidak ada kaitanya satu sama lainnya. Misalnya perusahaan

perusahaan makanan merger dengan perusahaan mobil. Tujuan dari konglomerat adalah

untuk meningkatkan pertumbuhan badan usaha dengan cara saling bertukar saham

antara perusahaan yang dileburkan.

4. Merger Kon Generik Ini adalah proses merger yang menggabungkan dua perusahaan

atau lebih dimana bentuk usahanya masih berhubungan namun berbeda produk.

Misalnya, merger antara Bank dengan perusahaan pembiayaan.

4
2.1.2 Tujuan Merger

Adapun beberapa tujuan merger adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan atau Diversifikasi Suatu perusahaan dapat melakukan merger atau akuisisi

bila ingin bertumbuh lebih cepat, baik ukuran, pasar saham, maupun diversifikasi usaha.

2. Meningkatkan Dana Perusahaan yang ingin melakukan ekspansi internal pasti akan

membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut dapat diperoleh dengan melakukan

ekspansi eksternal, yaitu menggabungkan diri dengan perusahaan yang mempunyai

likuiditas tinggi.

3. Menciptakan Sinergi Salah satu tujuan melakukan merger adalah untuk mencapai suatu

sinergi, yaitu menghasilkan tingkat skala ekonomi. Sinergi akan terlihat jelas saat

perusahaan melakukan peleburan dengan bisnis yang bentuk usahanya sama karena

dapat melakukan efisiensi terhadap tenaga kerja dan fungsinya.

4. Pertimbangan Pajak Pengeluaran untuk pajak bisa saja mengakibatkan kerugian bagi

suatu perusahaan. Perusahaan yang mengalami kerugian pajak dapat meleburkan diri

dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak.

Dalam hal ini perusahaan yang melakukan akuisisi akan menaikkan kombinasi

pendapatan sesudah pajak dengan mengurangi pendapatan sebelum pajak dari

perusahaan yang telah diakuisisi.

5. Meningkatkan Keterampilan Perusahaan Suatu perusahaan dapat mengalami kesulitan

untuk berkembang karena kurangnya keterampilan dalam hal manajemen dan teknologi.

Agar dapat mengatasi masalah tersebut, suatu perusahaan dapat bergabung dengan

perusahaan lainnya yang memiliki manajemen dan teknologi yang mumpuni.

5
6. Melindungi Diri Dari Pengambilalihan Setiap perusahaan berpotensi menjadi target

pengambilalihan yang tidak bersahabat. Pelaku merger mengakuisisi perusahaan lain,

dan membiayai pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini maka

kewajiban perusahaan menjadi terlalu besar untuk ditanggung oleh bidding firm yang

berminat.

7. Meningkatkan Likuiditas Pemilik Setiap perusahaan yang melakukan merger

berpeluang untuk memiliki likuiditas yang lebih besar. Ketika perusahaan lebih besar,

maka pasar saham akan lebih luas dan lebih mudah didapatkan sehingga lebih likuid

ketimbang perusahaan kecil.

2.2 Pelajaran Merger Di Negara Lain

2.2.1 Mengapa Skala Perbankkan Menjadi Penting?

Menurut (Koch & Mac Donald, 2000: 902) Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah

keuntungan penghematan skala dan ruang (economies of scala & scope) yang diharapkan

diperoleh berupa:

 Skala, keanekaragaman produk (product diversity), identifikasi merek yang dapat

menghasilkan manfaat melalui penjualan produk dalam jumlah dan variasi yang lebih

banyak kepada pelanggan.

 Pengurangan biaya tetap yang diperlukan untuk identifikasi merek, distribusi aneka

macam produk dan jasa, dan kebutuhan pengeluaran yang besar untuk membiayai

teknologi yang diperlukan.

6
 Meningkatkan levearge operasional yang dihasilkan dengan cara berbagai biaya

overhead dari sumber operasional dan pendapatan yang lebih besar.

 Mengurangi risiko penghasilan, yang bisa memperbesar nilai suatu waralaba dengan

cara menciptakan produk-produk dan sumber pendapatan yang lebih variatif.

2.2.2 Bagaimana Merger Meningkatkan “Nilai”?

Caranya adalah dengan membandingkan nilai pasar perusahaan sebelum merger. Jika

nilai pasar perusahaan setelah merger lebih besar daripada nilai pasar sebelum dilakukan

merger, maka dapat dikatakan bahwa merger meningkat nilai, dan sebaliknya. Nilai sebuah

bank dapat tercipta melalui dua cara. Pertama, setelah melakukan merger, bank dapat lebih

mampu menciptakan pendapatan (atau aliran kas) yang lebih besar daripada sebelum merger.

Sumber-sumber pendapatan potensial, dalam praktek, sangat bervariasi dan meliputi:

1. Skala Ekonomis (Penghematan Biaya)

 Konsolidasi dalam pemrosesan data dan operasi

 Konsolidasi, diversifikasi, dan perampingan bagian investasi dan sekuritas portofolio.

 Konsolidasi bagian kredit, termasuk dokumentasi dan persiapan kredit

 Konsolidasi penilaian kredit dan audit operasi

 Konsolidasi sistem antarcabang, termasuk penggunaan internet

 Skala ekonomis yang lain

7
2. Meningkatkan Pangsa Pasar

 Identifikasi merek

 Peningkatan pengaruh politis dan kekuatan pasar (market power)

 Pengurangan pesaing

3. Perbaikan Lini Produk

 Memperkuat dan meningkatkan diversifikasi lini produk

 Peningkatan pemasaran dan atau distribusi produk

4. Masuk ke dalam Pasar Baru yang Menarik

 Memasuki pasar baru yang berkembang/tumbuh

 Akses yang lebih mudah pada pasar dengan pertumbuhan yang lebih cepat

5. Peningkatan Kemampuan Manajerial dan Peningkatan Leverage Keuangan

 Meningkatkan keuntungan melalui kredit dan perbaikan kualitas kredit

 Menjadikan alternatif dalam pembayaran deviden

 Peningkatan financial coverage, pembeli jarang membayar premium untuk kelibihan

modal
8
6. Leverage Keuangan dan Operasional

 Ekspansi ke usaha bisnis lain dan mencapai tambahan leverage operasional

 Biaya tetap teknologi didistribusikan ke customer base yang lebih besar

2.3 Perkembangan Merger bank Di Indonesia

Pada tahun 1997 perbankan mengalami gejolak yang disebabkan oleh krisis moneter,

sehingga banyak bank harus dilikuidasi. Kondisi demikian menjadikan banyak bank yang

harus melakukan merger atau konsolidasi. Merger beberapa bank BUMN, misalnya (1) Bank

Ekspor-Impor (Bak Eksim), (2) Bank Pembangunan Indonesia (Bappindo), (3) Bank Bumi

Daya (BBD), (4) Bank Dagang Negara (BDN), yang bergabung resmi 2 Oktober 1998

menjadi Bank Mandiri menunjukkan bahwa Pemerintah Indonesia sebagai pemilik bermaksud

(motivasi) memperkuat Bank dan untuk dikelola secara profesional.

Pada tahun 2000an, Pemerintah mendorong Bank Umum untuk merger daripada harus

dilikuidasi. Sementara bank kecil dan bank lokal (BPR) secara umum mampu bertahan,

meskipun banyak diantaranya yang melakukan merger sebagai salah satu solusi untuk

memperkuat bank.

2.3.1 Deretan Mega Merger dari tahun 2015 - 2019

1. PT Bank Woori Saudara dengan PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk

Pada 23 Januari 2015, PT Bank Woori Indonesia melakukan merger dengan PT Bank

Himpunan Saudara 1906 Tbk, dan mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp 100,87 miliar

atau tumbuh 63% (year on year) per Maret 2015. Penggabungan entitas juga menyebabkan
9
struktur pemilikan berubah. Sebelumnya, Bank Woori Indonesia dan induknya, Woori Bank

Korea telah mengakuisisi 33% saham Bank Saudara. Alhasil, setelah merger komposisi saham

mayoritas dipegang oleh Woori Bank Korea sebesar 74,02%. Sementara itu, Arifin

Panigoro memiliki saham sebesar 12,40%.

2. PT Sejahtera Anugrahjaya Tbk (SRAJ) dengan PT Bogor Medical Center

Pada 29 Juni 2018, PT Sejahtera Anugrahjaya Tbk (SRAJ) atau Mayapada Hospital

melakukan merger dengan PT Bogor Medical Center. Proses merger ini membuat Harga

saham SRAJ pada perdagangan Selasa (13/03/2018) melonjak 28,72% menjadi Rp 242 per

saham.

3. PT Bank Agris Tbk (AGRS), PT Bank Mitra Niaga Tbk (NAGA)

Pada 15 Januari 2019, dan Industrial Bank of Korea (IBK) resmi menjadi pemegang

saham pengendali AGRS dengan membeli 95,79% atau setara 5,03 miliar dengan harga

pembelian Rp 288/saham, sehingga total transaksi akuisisi mencapai Rp 1,14 triliun. Lalu,

pada akhir Januari 2019, IBK juga merampungkan transaksi pembelian atas 1,17 miliar saham

NAGA dengan harga pembelian 409/saham. Ini berarti total transaksi senilai Rp 478,53

miliar. NAGA kemudian dilebur ke dalam AGRS dengan nama barunya yakni PT Bank IBK

Indonesia Tbk dan rampung pada 31 Juli 2019.

4. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT Bank Sumitomo Mistui

Indonesia (SMBCI).

10
Bank terbesar kedua di Jepang, SMBC, resmi memegang kepemilikan atas 97,34%

saham BTPN atau setara 7,93 miliar unit saham pada akhir Januari 2019. Pengambil alihan

tersebut tercatat seiring dengan transaksi penambahan saham sebanyak 3,33 miliar unit atau

sekitar 56,98% pada harga Rp 4.282/saham yang dilaksanakan pada 31 Januari 2019. Ini

berarti total dana yang dikeluarkan SMBC membeli BTPN mencapai Rp 14,26 triliun.

Kemudian, BTPN dilebur bersama PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI). Bank baru

hasil merger ini akan menghapus nama Bank Tabungan Pensiunan Nasional menjadi PT Bank

BTPN Tbk. Setelah penggabungan, total aset BTPN mencapai Rp 189,92 triliun saat itu. 

5. PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP) dan PT

Mitsubishi UFJ Financial Group Bank (MUFG)

Bank terbesar asal Jepang, MUFG, resmi menguasai 94,1% atau setara 9,2 miliar unit

saham BDMN pada 29 April 2019. Total transaksi yang tercatat mencapai Rp 52,58 triliun, di

mana ini termasuk nilai transaksi penggabungan BDMN dengan PT Bank Nasional

Parahyangan Tbk (BBNP). Sebelumnya, pada 1 Mei 2019, BDMN dan BBNP telah resmi

melakukan penggabungan usaha, BDMN menjadi surviving entity atau entitas yang

dipertahankan.

6. PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR), PT Bank Oke Indonesia (BOI)

DNAR resmi mencatatkan penggabungan usaha dengan BOI pada 15 Juli 2019 setelah

akhirnya mendapat persetujuan dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Kedua bank ini sama-sama

dipegang oleh investor Korea, APRO Financial Co. Ltd (APRO) Sama halnya dengan

BDMN, DNAR adalah entitas yang dipertahankan setelah penggabungan usaha. Namun akan

11
dilakukan rebranding nama bank menjadi PT Bank Oke Indonesia Tbk, mengingat "OK

Bank" sudah menjadi brand image dari APRO. DNAR sebelumnya sudah diakuisisi oleh

investor APRO

2.4 Kasus Merger Bank Mandiri

Untuk mengatasi krisis ekonomi regional yang sampai saat ini masih melanda Indonesia

diperlukan pembenahan sektor moneter yang antara lain dengan melalui rekapitalisasi

perbankan. Pendirian PT Bank Mandiri (Persero) yang dilanjutkan merger dengan PT Bank

Bumi Daya (Persero), PT Bank Dagang Negara (Persero), PT Bank Ekspor Impor Indonesia

(Persero) dan PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) merupakan salah satu implementasi

rekapitalisasi perbankan yang diharapkan akan menjadi pilar perbankan Indonesia.

Pendekatan merger seperti ini akan digunakan Pemerintah untuk memperbaiki kinerja bank-

bank lain yang mengalami kesulitan keuangan. Proses untuk melakukan merger dimulai

dengan tahapan persiapan merger yang meliputi inisiasi merger, penetapan tujuan

melaksanakan merger, jenis merger yang akan dipilih dan inventarisasi isu-isu yang timbul.

Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting karena akan menentukan berhasil

tidaknya rencana merger. Tahapan selanjutnya adalah legal merger yang meliputi

pembentukan tim merger, pemenuhan persyaratan merger, penunjukan konsultan untuk

membantu merger, pemilihan partner merger, penetapan kebijakan selama proses merger, dan

penyusunan rencana kerja. Kegagalan suatu merger dapat terjadi karena kesulitan bank

12
peserta merger untuk memenuhi persyaratan merger khususnya dalam menambah modal dan

mengurangi aktiva yang tidak produktif. Tahapan terakhir proses merger adalah operasional

merger dimana tahapan ini dapat menggambarkan keberhasilan suatu proses merger. Tahapan

ini meliputi komunikasi kepada semua pihak tentang merger dan integrasi bank-bank peserta

merger (SDM, operasional, IT dan lain-lain).

Peranan pemegang saham sangat menentukan keberhasilan merger terutama dalam

melaksanakan persiapan dan legal merger. Dalam kasus merger PT Bank Mandiri (Persero)

inisiatif merger datang dari pemerintah dalam hal ini Departemen Keuangan dan Menteri

Negara BUMN sebagai pemegang saham. Tujuan dan jenis merger ditetapkan oleh

pemerintah yang kemudian ditindaklanjuti oleh managemen masing-masing bank peserta

merger.

Demikian juga halnya tentang pemenuhan modal. Tambahan modal yang biasanya

merupakan kendala utama dalam proses merger disediakan oleh pemerintah dengan

menerbitkan rekap bond. Dalam pelaksanaan operasional merger PT Bank Mandiri (Persero)

memberikan pilihan kepada pegawai apakah akan ikut bergabung PT Bank Mandiri (Persero)

atau mengambil Program Pensiunan Sukarela (PPS). Pegawai yang ikut bergabung dites ulang

untuk mengetahui kompetensi yang bersangkutan untuk menduduki jabatan yang tersedia.

Sistem IT yang digunakan dipilih IT dari salah satu bank yang akan merger yaitu IT PT Bank

Ekspor Impor Indonesia karena dinilai paling sesuai dengan kebutuhan PT Bank Mandiri

(Persero) saat ini dan antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Penggantian sistem dan

prosedur dilakukan secara bertahap dari satu cabang ke cabang lain (roll out) sampai dengan

semua kantor cabang menggunakan sistem dan prosedur yang sama. Perkembangan kinerja

13
PT Bank Mandiri (Persero) setelah semua proses merger diselesaikan semakin baik dengan

melihat perkembangan keuangan dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2001.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen merger bank merupakan istilah yang merujuk kepada kegiatan

penggabungan dua bank atau lebih. Dimana penggabungan ini tetap mempertahankan

berdirinya salah satu bank dan membubarkan bank-bank lainnya dengan atau tanpa

likuidasi. Kekayaan salah satu bank-yang tidak dihilangkan-menjadi aset milik

perusahaan yang melakukan merger.

Adapun tujuan perbankan melakukan merger yaitu:

1. agar bank yang melakukan merger dapat bertumbuh lebih cepat

2. lalu dana yang dimiliki bank tersebut juga meningkat dikarenakan

penggabungan dari dana bank lainnya yang di merger

3. selanjutnya yaitu untuk mencapai suatu sinergi, yaitu menghasilkan tingkat


14
skala ekonomi

4. kemudian pengeluaran untuk pajak bisa dikombinasikan sesudah pajak dengan

mengurangi pendapatan sebelum pajak dari bank yang diakuisisi

5. Dengan melakukan merger suatu bank bisa meningkatkan keterampilannya

karena dengan penggabungan tersebut bisa memiliki manajemen dan teknologi

yang mumpuni

6. Melindungi diri dari pengambil alihan oleh perusahaan yang tidak bersahabat

karena dengan melakukan merger maka kewajiban perusahaan menjadi terlalu

besar untuk diatanggung oleh bidding firm yang berminat

7. Meningkatkan Likuiditas Pemilik Setiap perusahaan yang melakukan merger

berpeluang untuk memiliki likuiditas yang lebih besar. Ketika perusahaan lebih besar,

maka pasar saham akan lebih luas dan lebih mudah didapatkan sehingga lebih likuid

ketimbang perusahaan kecil.

3.2 Saran

Demikianlah Makalah yang dapat kami sajikan. Kami sadar makalah ini masih sangat

jauh dari kesempurnaan, mimiliki banyak kekeliruan dan kesalahan. Oleh karena itu kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat dijadikan bahan

perbaikan dikemudian hari.

15
Daftar Pustaka

https://www.modalrakyat.id/blog/apa-itu-merger

https://www.cnbcindonesia.com/market/20201016151957-17-194937/wow-ini-dia-deretan-

mega-merger-5-tahun-terakhir-di-ri

https://blog.ub.ac.id/fridaysilvana069/2013/05/28/merger-bank-di-indonesia-studi-kasus-

merger-pt-bank-mandiri-persero/

16
Pertanyaan

1. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan merger !

2. Coba jelaskan alasan suatu bank melakukan merger !

Jawaban :

1. Tiga hal yang memengaruhi tingkat keberhasilan M&A, yaitu:


- Kemampuan keuangan untuk membiayai transaksi dan dukungan integrasi sinergi.
- Integrasi budaya dua perusahaan yang berbeda, tanpa merugikan kemampuan bisnis.
- Resistensi karyawan dan masalah SDM, dan minimalisir kehilangan personel kunci.

2. Ada beberapa alasan bagi suatu bank untuk melakukan merger, konsolidasi dan akuisisi,
antara lain :

- Masalah kesehatan bank, maksudnya apabila bank sudah dinyatakan tidak sehat oleh
Bank Indonesia untuk beberapa periode, maka sebaiknya bank tersebut melakukan
merger dengan bank yang sehat atau dengan melakukan konsolidasi dengan bank yang
sama-sama tidak sehat serta dapat pula diakuisisi oleh bank lain.
17
- Modal yang dimiliki relatif kecil sehingga untuk melakukan ekspansi terlalu sulit.
Dengan adanya penggabungan atau usaha peleburan otomatis lebih mudah untuk
mengembalikan usahanya. Yang jelas setelah melakukan penggabungan modal dari
beberapa bank yang ikut bergabung modal bank baru bertambah besar.

- Manajemen bank yang semerawut atau kurang profesional sehingga perusahaan terus
merugi dan sulit berkembang. Jenis bank ini pun sebaiknya melakukan penggabungan
atau peleburan usaha dengan bank yang lebih profesional.

- Administrasi yang kurang teratur dan masih tradisional, sebaiknya bank melakukan
penggabungan atau peleburan sehingga diharapkan administrasinya menjadi lebih baik.

- Ingin menguasai pasar. Tujuannya tidak diumumkan secara jelas kepada pihak luar
biasanya hanya diketahui oleh mereka yang hendak ikut merger. Dengan adanya
penggabungan dari beberapa bank, maka jumlah cabang dan jumlah nasabah yang
dimiliki bertambah. Tujuan ini juga untuk menghilangkan atau melawan pesaing yang
ada.

18
19

Anda mungkin juga menyukai