Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jl. Raya Telang, Kamal, Bangkalan, 69162.
Tel. 031-3012391,3011146. Fax. 031-3012391.

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Prodi : S1 Manajemen (Kelas A) Batas Waktu : Sabtu, 7 Desember 2019 Pukul 08.00
Mata Kuliah : Bisnis Internasional Ruang Ujian : Ruang 1.2
Semester : VII Dosen PJMK : Dr. A.Yahya Surya Winata,SE., M.Si
Hari/Tanggal : Selasa, 3 Desember 2019 Sifat : Takehome examination

Petunjuk Mengerjakan Soal:

1) Kerjakan seluruh soal;


2) Jawaban boleh dikerjakan secara tidak berurutan;
3) Seluruh jawaban wajib berpatokan pada buku referensi, dan/atau refensi dari sumber lain yang relevan.
Jawaban yang tidak mencantumkan sumber kutipannya hanya diberi bobot 25%;
4) Jawaban diketik dalam halaman di bawah halaman soal ini. Ukuran halaman Folio F4; batas halaman sesuai
default program ms-office; jarak spasi 1,1; dan menggunakan font Times New Roman ukuran 11 pt; simpan
file dengan format nama file: Nama_NIM_UAS Kelas A;
5) Perhatikan waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal UAS, karena tidak diberikan perpanjangan waktu
untuk mengerjakan soal.
6) Hasil pekerjaan yang tidak sesuai format akan mengurangi nilai 50%;
7) Perbuatan mencontek, plagiasi atau meniru hasil pekerjaan orang lain, dan sejenisnya adalah perbuatan yang
melanggar etika akademik. Hindari perbuatan ini dalam mengerjakan seluruh soal UAS.

SOAL

1. Ketika pasar mulai mengglobal dan kegiatan bisnis meningkat melampaui batas-batas wilayah suatu negara,
lembaga-lembaga internasional dibutuhkankan kehadirannya untuk membantu mengelola, mengatur, dan
mengawasi pasar global. Lembaga-lembaga internasional juga dibutuhkan dalam rangka fasilitasi perjanjian
multinasional antar negara untuk mengatur sistem bisnis global. Sebutkan dan Berikan deskripsi secara
komprehensif disertai sumber referensi, tentang lembaga-lembaga internasioanal yang dibutuhkan dalam
bisnis global tersebut? (bobot 20 Point)

2. Sistem politik yang dianut oleh suatu negara biasanya sejalan dengan sistem ekonomi yang berlangsung di
negara tersebut. Pelaku bisnis internasional selayaknya memahami sistem politik suatu negara sebelum
memulai melakukan bisnis atau memasuki pasar di suatu negara. Apakah terdapat perbedaan antara sistem
politik suatu negara dengan sistem ekonominya? Jelaskan secara komprehensif disertai sumber referensi
yang digunakan sebagai acuan Argumentasi Anda. (bobot 20 Point)

3. Melakukan perdagangan internasional disamping memberikan dampak kepada suatu bisnis dalam rangka
meningkatkan daya saing bisnis, juga memiliki manfaat secara nasional bagi peningkatan daya saing suatu
bangsa. Jelaskan secara komprehensif berdasarkan teori “Porter’s diamond” tentang beberapa faktor yang
menentukan keunggulan kompetitif nasional suatu bangsa melalui pergadangan internasional? (bobot 20
Point)

4. Integrasi ekonomi dalam suatu wilayah regional dapat terjadi manakala masing-masing negara pada wilayah
yang berbatasan lansgsung dapat melakukan kerjasama secara baik. Integrasi ekonomi umumnya dilakukan
dalam bentuk Perjanjian. Perjanjian dirancang untuk menciptakan perdagangan bebas di suatu kawasan.
Perdagangan bebas ini diyakini oleh para ekonom untuk menghasilkan keuntungan dari perdagangan bagi
semua negara anggota. Secara teori, terdapat tingkatan (level) integrasi ekonomi ini. Sebutkan disertai
penjelasan secara komprehensif tingkatan integrasi ekonomi ini, disertai beberapa contoh best practice
integrasi ekonomi di setiap kawasan yang ada diseluruh penjuru dunia (bobot 25 Point)

5. Terdapat beragam cara yang dapat dilakukan sebuah bisnis untuk terlibat dalam bisnis internasional.
Sebutkan disertai penjelasan secara komprehensif beragam cara tersebut, termasuk keuntungan dan
kerugiannya melakukan setiap cara untuk terlibat dalam bisnis internasional? (bobot 15 Point)

Selamat Mengerjakan

Lembar Jawaban UAS Bisnis Internasional


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jl. Raya Telang, Kamal, Bangkalan, 69162.
Tel. 031-3012391,3011146. Fax. 031-3012391.

Dikerjakan oleh:
Nama: Ayu Shoibatul Islamiyah
NIM: 160211100037

Jawaban Soal Nomor 1

Globalisasi, sejak Perang Dunia II, sebagian besar adalah hasil dari perencanaan oleh politisi ke
kemogokan berbatasan hampering perdagangan untuk meningkatkan kesejahteraan dan saling tergantung
sehingga mengurangi peluang untuk masa depan perang. Pekerjaan mereka dipimpin ke konferensi Bretton
Woods, sebuah perjanjian dengan dunia politisi untuk meletakkan kerangka kerja untuk perdagangan dan
keuangan internasional dan mendirikan beberapa lembaga-lembaga internasional untuk mengawasi proses
globalisasi.
Lembaga ini termasuk Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (Bank Dunia), dan
Dana Moneter Internasional. Globalisasi telah difasilitasi oleh kemajuan teknologi yang telah mengurangi biaya
perdagangan, dan negosiasi perdagangan putaran, awalnya di bawah naungan Perjanjian Umum mengenai Tarif
dan Perdagangan (GATT), yang menyebabkan sejumlah perjanjian untuk menghapus semua larangan
perdagangan bebas. Sejak Perang Dunia II, hambatan ke perdagangan internasional telah sangat rendah melalui
perjanjian internasional-GATT. Inisiatif tertentu dilakukan sebagai hasil dari GATT dan World Trade
Organization (WTO), yang GATT adalah dasar, termasuk:
1. Promosi perdagangan bebas:
a. Pengurangan atau penghapusan tarif; penciptaan zona perdagangan bebas dengan tarif kecil atau
tidak ada.
b. Dikurangi biaya transportasi, terutama akibat perkembangan containerization untuk pengiriman laut.
c. Pengurangan atau penghapusan kontrol modal.
d. Pengurangan, penghapusan, atau harmonisasi subsidi bagi bisnis lokal.
e. Ciptaan subsidi bagi perusahaan-perusahaan global.
f. Harmonisasi dari kekayaan intelektual hukum di sebagian besar negara, dengan larangan.
g. Batas negara atau pengakuan dari pembatasan hak kekayaan intelektual (misalnya hak paten yang
diberikan oleh Cina akan diakui di Amerika Serikat).
2. Outsourcing dan offshoring
Outsourcing atau alih daya adalah pemindahan pekerjaan (operasi) dari satu perusahaan ke
perusahaan lain. Hal ini biasanya dilakukan untuk memperkecil biaya produksi atau untuk memusatkan
perhatian kepada hal utama dari perusahaan tersebut. Istilah offshoring artinya pemindahan pekerjaan
(operasi) dari satu negara ke negara lain.
Offshoring atau alih keluar adalah perpindahan proses bisnis dari sebuah negara ke negara lain,
biasanya proses operasi seperti manufaktur atau proses penopang seperti akuntansi. Istilah ini umumnya
mengacu pada bisnis perusahaan swasta, tetapi pemerintah kadang-kadang juga melakukan alih keluar.
Alih keluar belakangan ini dikaitkan dengan alih daya jasa teknis dan administratif yang membantu
operasi domestik dan global dari luar negara markas ”alih daya keluar" dengan model pengiriman interal
(penarikan) atau eksternal (alih daya).
3. Batas-batas budaya seluruh dunia
Budaya didefinisikan sebagai pola dari aktivitas manusia dan simbol yang memberikan
kegiatan-kegiatan penting. Budaya orang-orang yang makan, bagaimana mereka berpakaian,
kepercayaan yang mereka pegang, dan kegiatan praktek mereka. Globalisasi telah bergabung dengan
berbagai budaya dan membuatnya menjadi sesuatu yang berbeda. Erla sebagai Zwingle, dari National
Geographic artikel berjudul "Globalisasi" menyatakan, "Ketika budaya menerima pengaruh luar, dan
mereka mengabaikan beberapa mengadopsi lain, dan kemudian segera mulai mentransformasi mereka.
Struktur sosial yang mencerminkan kebudayaan dari kepercayaan tentang peran individu dalam
masyarakat dan pentingnya mobilitas di dalam masyarakat. Masing-masing dari predominately tinggal di
unit-unit keluarga dan bekerja satu sama lain dalam grup. Sosial yang tercermin dalam sikap pentingnya
keluarga ke bisnis. Dalam Cina-usaha milik anggota keluarga mengisi posisi penting manajemen dan
pasokan modal dari tabungan pribadi untuk memastikan pertumbuhan dan keberhasilan bisnis. Terhadap
kewenangan dan tanggung jawab adalah nurtured dalam keluarga dan dipraktikkan dalam kehidupan
orang bekerja. Di Cina dan Jepang anak-anak diajarkan untuk melayani grup. Virtues seperti persatuan,
harmoni dan loyalitas ke grup sangat bernilai di masyarakat.
4. Nilai individu
Mobilitas sosial adalah kemampuan individu untuk berpindah dari satu lapisan masyarakat
lainnya. Mobilitas sosial sering atau tidak mencerminkan sikap dan perilaku individu terhadap mitra
kerja, modal manusia yang membahana, mengambil risiko dan kewirausahaan. Di Australia akan lebih
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jl. Raya Telang, Kamal, Bangkalan, 69162.
Tel. 031-3012391,3011146. Fax. 031-3012391.

individu untuk mencari pendidikan tinggi atau untuk terlibat dalam kegiatan kewirausahaan mengetahui
bahwa jika mereka berhasil, mereka dan keluarga mereka mampu untuk maju di dalam masyarakat
bernilai pribadi.

Referensi:
Budiono, Gatut L. 2009. Bisnis Internasional. Jakarta: FEBSOS.

Jawaban Soal Nomor 2

Terdapat perbedaan yang mendasar antara sistem politik dan sistem ekonomi, akan tetapi meski
demikian kedua istilah tersebut sering kali kita jumpai secara bersamaan atau bergandengan, seperti istilah
“politok ekonomi, ekonomi politik atau politik dan ekonomi” hal itu menunjukkan bahwa antara “Politik” dan
“Ekonomi” memiliki keterkaitan. Keterkaitan yang dimaksud ialah bahwa disatu sisi, sistem politik
membicarakan tentang persoalan tata negara, selalu berusaha untuk mewujudkan sebuah sistem ketatanegaraan
yang baik, untuk mewujudkan kesejahteraan negaranya. Sementara disisi lain sistem ekonomi membicarakan
tentang kebutuhan hidup warga Negara (produksi, komsumsi, dan distribusi) selalu berusaha untuk memberikan
solusi dan mekanisme agar kebutuhan warga Negara bisa terpenuhi.
 Sistem politik
Ada dua cara untuk memahami apa yang disebut dengan sistem politik, yaitu:
1. Menyepakati bahwa yang di maksud dengan sistem politik ialah berbagai macam kegiatan dan
proses dari struktur dan fungsi yang bekerja dalam suatu unit atau kesatuan.
2. Menguraikan sedemikian rupa tiap kata yang menbentuk istilah sistem politik sehingga sejauh
mungkin dapat diterima oleh umum.
Sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang terbentuk dari beberapa unsur dengan
keterikatan fungsional. Masing-masing kohesif satu sama lain sehingga ketotalitasan unit terjaga untuk
eksistensinya. Asal kata politik adalah polis (negara/kota), yang kemudian berkembang menjadi kota dalam
berbagai bahasa. Robert A. Dahl berpendapat bahwa “setiap kali kita berhadapan dengan politik, tak dapat
tidak kita berhadapan dengan sekelompok manusia yang hidup bersama dalam bentuk suatu asosiasi”
begitupun yang dinyatakan oleh Aristoteles, “pengamatan pertama menunjukan kepada kita bahwa setiap
polis/negara ialah asosiasi, dan tiap kita berhadapan dengan politik, kita pasti menemukan adanya hubungan
khusus antara manusia yang hidup bersama; hubungan ini diberi sebutan seperti aturan,
kewenangan/kekuasaan.” Yang membedakan dua rumusan tersebut adalah adanya istilah pesistent pattern
(pola yang langgeng). Setelah di analisa, maka dapat disimpulkan bahwa sistem politik ialah mekanisme
seperangkat fungsi dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukan suatu proses
yang langgeng.
 Sistem ekonomi
Produksi barang kebutuhan adalah basis dari kehidupan sosial kita. Untuk mempertahankan dan
melanjutkan hidupnya, manusia harus dapat mencukupi kebutuhan utamanya yaitu: makanan, pakaian dan
tempat tinggal. Oleh karena itu manusia harus memproduksi semua kebutuhan-kebutuhannya.
Dalam suatu aktivitas proses produksi guna memenuhi kebutuhannya manusia berhubungan dengan manusia
lain. Karena Proses produksi selalu merupakan hasil saling hubungan antar manusia, maka sifat dari
produksi juga selalu bersifat sosial. Saling hubungan antar manusia dalam suatu proses produksi ini disebut
sebagai hubungan sosial produksi. Dari kegiatan produksi ini kemudian muncul kegiatan berikutnya yaitu
distribusi dan pertukaran barang. Hubungan sosial produksi dalam sebauh masyarakat bisa bersifat kerja
sama atau bersifat penghisapan. Hal ini tergantung siapakah yang memiliki atau menguasai seluruh alat-alat
produksi (alat-alat kerja dan obyek kerja).
Posisi dan hubungannya dengan alat-alat produksi inilah masyarakat kemudian terbagi kedalam
kelompok-kelompok yang disebut kelas-kelas. Misalnya Dalam suatu masyarakat berkelas selalu terdapat
dua kelas utama yang berbeda yang saling bertentangan berdasarkan posisi dan hubungan mereka dengan
alat-alat produksi. Tetapi, tidak semua cara produksi masyarakat terdapat pembagian kelas-kelas.
Kapitalisme, adalah sebuah nama yang diberikan terhadap sistem sosial dimana alat-alat produksi, tanah,
pabrik-pabrik dan lain-lain dikuasai oleh segelintir orang yaitu kelas kapitalis (pemilik modal). Jadi kelas ini
hidup dari kepemilikannya atas alat-alat produksi. Sementara kelas lain (buruh) yang tidak menguasai alat
produksi, hidup dengan bekerja (menjual tenaga kerjanya) kepada kelas kapitalis untuk mendapatkan upah.
Ekonomi Politik Nasional Tujuan politik-ekonomi nasional adalah politik ekonomi nasional
diarahkan untuk menciptakan struktur ekonomi nasional agar terwujud pengusaha menengah yang kuat dan
besar jumlahnya, serta terbentuknya keterkaitan dan kemitraan yang saling menguntungkan agar pelaku
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jl. Raya Telang, Kamal, Bangkalan, 69162.
Tel. 031-3012391,3011146. Fax. 031-3012391.

ekonomi yang meliputi usaha kecil, menengah dan koperasi, usaha besar swasta, dan Badan Usaha Milik
Negara yang saling memperkuat untuk mewujudkan Demokrasi Ekonomi dan efisiensi nasional yang
berdaya saing tinggi. Pilar Utama Ekonomi Nasional usaha kecil, menengah dan koperasi sebagai pilar
utama ekonomi nasional harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan
seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa
mengabaikan peranan usaha besar dan Badan Usaha Milik Negara. Peranan Pemerintah Mengoreksi
Ketidaksempurnaan Pasar mengoptimalkan peranan pemerintah dalam mengoreksi ketidaksempurnaan pasar
dengan menghilangkan seluruh hambatan yang mengganggu mekanisme pasar melalui regulasi, layanan
publik, subsidi dan insentif yang dilakukan secara transparan dan diatur dengan undang-undang. Kedua TAP
MPR tersebut satu sama lain saling melengkapi, sehingga Indonesia telah memiliki politik ekonomi
pembangunan era-reformasi yang jelas dan tegas yang pokok-pokoknya.

Referensi :
Ronald H. Chilcote. 2010. Teori Perbandingan Politik, Penelusuran Paradigma. Jakarta: Rajawali Pers.

Jawaban Soal Nomor 3

Teori Porter tentang daya saing nasional berangkat dari keyakinannya bahwa teori ekonomi klasik yang
menjelaskan tentang keunggulan komparative tidak mencukupi, atau bahkan tidak tepat. Menurut Porter, suatu
negara memperoleh keunggulan daya saing / competitive advantage (CA) jika perusahaan (yang ada di negara
tersebut) kompetitif. Daya saing suatu negara ditentukan oleh kemampuan industri melakukan inovasi dan
meningkatkan kemampuannya. Perusahaan memperoleh (CA) karena tekanan dan tantangan. Perusahaan
menerima manfaat dari adanya persaingan di pasar domestik, supplier domestik yang agresif, serta pasar lokal
yang memiliki permintaan tinggi. Perbedaaan dalam nilai-nilai nasional, budaya, struktur ekonomi, institusi, dan
sejarah semuanya memberi kontribusi pada keberhasilan dalam persaingan. Perusahaan menjadi kompetitif
melalui inovasi yang dapat meliputi peningkatan teknis proses produksi atau kualitas produk.
Selanjutnya Porter mengajukan Diamond Model (DM) yang terdiri dari empat determinan (faktor –
faktor yang menentukan) National Competitive Advantage (NCA). Empat atribut ini adalah: factor conditions,
demand conditions, related and supporting industries, dan firm strategy, structure, and rivalry.
1. Factor conditions mengacu pada input yang digunakan sebagai faktor produksi, seperti tenaga kerja,
sumber daya alam, modal dan infrastruktur. Argumen Poter, kunci utama faktor produksi adalah
“diciptakan” bukan diperoleh dari warisan. Lebih jauh, kelangkaan sumber daya (factor disadvantage)
seringkali membantu negara menjadi kompetitif. Terlalu banyak (sumber daya) memiliki kemungkinan
disia-siakan, ketika langka dapat mendorong inovasi.
2. Demand conditions, mengacu pada tersedianya pasar domestik yang siap berperan menjadi elemen
penting dalam menghasilkan daya saing. Pasar seperti ini ditandai dengan kemampuan untuk menjual
produk-produk superior, hal ini didorong oeh adanya permintaan barang-dan jasa berkualitas serta
adanya kedekatana hubungan antara perusahan dan pelanggan.
3. Related and Supporting Industries, mengacu pada tersedianya serangkaian dan adanya keterkaitan kuat
antara industri pendukung dan perusahaan, hubungan dan dukungan ini bersifat positif yang berujung
pada penngkatan daya saing perusahaan. Porter mengembangkan model dari faktor kondisi semacam ini
dengan industrial clusters atau agglomeration, yang memberi manfaat adanya potential technology
knowledge spillover, kedekatan dengan dengan konsumer sehingga semakin meningkatkan market
power.
4. Firm strategy, Structure and Rivalry, mengacu pada strategi dan struktur yang ada pada sebagian besar
perusahaan dan intensitas persaingan pad aindustri tertentu. Faktor Strategy dapat terdiri dari setidaknya
dua aspek: pasar modal dan pilihan karir individu. Pasar modal domestik mempengaruhi strategi
perusahaan, sementara individu seringkali membuat keputusan karir berdasarkan peluan dan prestise.
Suatu negara akan memiliki daya saing pada suatu industri di mana personel kuncinya dianggap
prestisious. Struktur mengikuti strategi. Struktur dibangun guna menjalankan strategi. Intensitas
persaingan (rivalry) yang tinggi mendorong inovasi.
Porter juga menambahkan faktor lain: peran pemerintah dan chance, yang dikatakan memiliki peran
penting dalam menciptakan NCA. Peran dimaksud, bukan sebagai pemain di industri, namun melalui
kewenangan yang dimiliki memberikan fasilitasi, katalis, dan tantanan bagi industri. Pemerintah menganjurkan
dan mendorong industri agar mencapai level daya saing tertentu. Hal – hal tersebut dapat dilakukan pemerintah
melalui kebijakan insentif berupa subsidi, perpajakan, pendidikan, fokus pada penciptaan dan penguatan factor
conditions, serta menegakkan standar industri.
Poin utama dari DM, Porter mengemukakan model pencitpaan daya saing yang self-reinforcing, di mana
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jl. Raya Telang, Kamal, Bangkalan, 69162.
Tel. 031-3012391,3011146. Fax. 031-3012391.

Dengan demikian, kita harus mengetahui bahwa ada lima kekuatan yg menentukan karakteristik suatu industri,
yaitu :
1. Intensitas persaingan antar pemain yg ada saat ini,
2. Ancaman masuk pendatang baru,
3. Kekuatan tawar menawar pemasok,
4. Kekuatan tawar pembeli, dan
5. Ancaman produk pengganti.
Kelima kekuatan bersaing menurut Porter diatas dapat dikategorikan sebagai faktor eksternal. Definisi
dari faktor eksternal perusahaan itu sendiri adalah lingkungan bisnis yang melengkapi operasi perusahaan yang
memunculkan peluang dan ancaman. Faktor ini mencakup lingkungan industri dan lingkungan bisnis makro,
yang membentuk keadaan dalam organisasi dimana organisasi ini hidup. Elemen-elemen dari Faktor eksternal
tersebut adalah pemegang saham, pemerintah, pemasok, komunitas lokal, pesaing, pelanggan, kreditur, serikat
buruh, kelompok kepentingan khusus, dan asosiasi perdagangan. Lingkungan kerja perusahaan umumnya
adalah industri dimana perusahaan dioperasikan.
Lingkungan bisnis makro atau lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum yang tidak berhubungan
langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan-
keputusan jangka panjang. Perusahaan-perusahaan besar membagi membagi lingkungan sosial dalam satu
wilayah geografis menjadi empat kategori, terdiri dari faktor ekonomi, sosiokultural, teknologi dan politik-
hukum dalam hubungannya dengan lingkungan perusahaan secara keseluruhan. Sehingga apabila dilihat dari
penjelasan mengenai definisi Faktor Eksternal perusahaan dikaitkan dengan 5 kekuatan bersaing M. Porter,
maka 5 kekuatan bersaing Porter merupakan Faktor Eksternal. Penjelasan lebih lanjut menganai analisis Faktor
Eksternal adalah faktor ini dibagi menjadi dua, yakni Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats). Ancaman
adalah suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat menghambat usaha-usaha perusahaan untuk mencapai
daya saing strategis. Sedangkan peluang adalah kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu
perusahaan mencapai daya saing strategis.

Referensi:
Porter, Michael E. 2008. Strategi Bersaing (Competitive Strategy). Tanggerang: Karisma publishing group.

Jawaban Soal Nomor 4

Integrasi ekonomi global pun berkembang dengan pesat. Firmanzah (2013) menjelaskan bahwa integrasi
ekonomi global ditandai dengan tiga hal, yaitu pertama, laju dan skala ekonomi bergerak cepat dan tidak dapat
diduga; kedua, pergeseran kekuatan ekonomi dan geopolitik dari negara maju seperti Amerika Serikat dan
sebagian Eropa ke kawasan Asia, yang ditandai dengan munculnya kekuatan ekonomi baru seperti China, India,
Korea Selatan, dan Indonesia; ketiga, fenomena kompleksitas dan dinamika pasar modal.
Dennis dan Alfred (1998) dalam Arifin, et. al. (2007) menjelaskan bahwa negara-negara yang bergerak
dalam perdagangan internasional telah membentuk suatu persekutuan dagang (Integrasi Ekonomi) yang
sebelumnya telah terjadi hubungan antar negara yang istimewa. Integrasi ekonomi dapat dibagi menjadi empat
kategori yaitu:
1. Free Trade Area
Free Trade Agreement (FTA) merupakan tahapan paling awal dari proses integrasi ekonomi. Dalam
FTA, negara peserta bersepakat untuk menurunkan atau menghilangkan hambatan dalam perdagangan,
baik tarif maupun non-tarif, namun tetap dibebaskan menetapkan tarif perdagangannya sendiri terhadap
negara bukan peserta FTA.
2. Customs Union
Customs Union (CU) merupakan penetapan tarif preferential bagi sesama peserta, semua peserta juga
menetapkan tarif impor yang sama terhadap negara non anggota.
3. Common Market
Common Markets (CM) atau pasar bersama. Dalam CM, negara peserta bersepakat mencabut semua
penghalang dalam mobilitas kapital dan tenaga kerja serta melakukan harmonisasi dalam peraturan dan
hukum.
4. Economic Union
Tahapan berikutnya adalah kerjasama regional yang paling komprehensif adalah Economic Union (EU).
dimana negara peserta tidak saja bersepakat dalam menghilangkan semua hambatan perdagangan dan
menjamin kebebasan mobilitas semua faktor produksi, namun juga sampai pada penyatuan kebijakan
moneter dan fiskal. Manfaat yang ingin dicapai dari integrasi suatu kawasan tentu tidak hanya terbatas di
sektor perdagangan saja. Harapan yang muncul adalah bahwa dengan menggalakkan perdagangan intra
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jl. Raya Telang, Kamal, Bangkalan, 69162.
Tel. 031-3012391,3011146. Fax. 031-3012391.

regional dapat membantu meningkatkan kinerja pertumbuhan dari negara-negara anggota. Ekspansi
perdagangan yang mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi dapat membantu negara-negara yang
kurang maju di kawasan untuk mengejar ekonomi-ekonomi yang lebih maju di kawasan.
Setiap negara dapat masuk ke dalam salah satu kategori tersebut. Bentuk kerjasama regional bervariasi
menurut perbedaan tingkat integrasi ekonomi yang dilakukan. Berikut ini contoh best practice integrasi
ekonomi:
1. ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AANZFTA)
Terkait dengan ASEAN-Australia-New Zealand FTA (AANZ FTA), setelah dilakukan
perundingan sejak 3 (tiga) tahun terakhir sudah dapat dikatakan selesai kecuali berkaitan dengan
”market access” untuk sektor otomotif. Dalam kaitan ini, Australia mengharapkan agar jika market
access dimaksud belum dapat disepakati maka AANZ FTA dapat ditandatangani pada bulan Desember
mendatang. Sedangkan isu-isu bilateral yang belum dapat diselesaikan akan diselesaikan setelah AANZ
FTA ditandatangani.
Dalam kaitan ini, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah konsekwensi hukum ditandatanganinya
AANZ FTA apabila belum dapat disepakati/diselesaikannya komitmen bilateral dengan Australia dan
New Zealand, mengingat offer dan request Australia serta New Zealand kepada Indonesia belum
disepakati.
Di samping itu, AANZ FTA menyisakan permasalahan lain, yaitu menyangkut 2 (dua) MOU
mengenai labour dan environment yang diharapkan oleh New Zealand dapat ditandatangani oleh
Indonesia dan New Zealand sebelum ditandatanganinya AANZ FTA. Kedua MOU tersebut masih
dibahas dan dipelajari lebih lanjut oleh pihak Depnaker serta Kementerian Lingkungan Hidup.
Perundingan FTA ASEAN – Australia dan Selandia Baru telah berhasil diselesaikan, dan
kesepakatan FTA dimaksud telah ditandatangani pada KTT ASEAN ke-14 di Thailand pada Februari
2009. Diharapkan negara anggota ASEAN segera meratifikasi perjanjian tersebut sehingga perjanjian
dapat diimplementasikan per 1 Januari 2010.
2. ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA)
Sejak ditandatanganinya Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation
between ASEAN and India pada tanggal 8 Oktober 2003, perundingan ASEAN-India Trade Negotiating
Committee (AITNC) telah memasuki pertemuan ke-21. Draft ASEAN–India Trade in Goods Agreement
telah berhasil disepakati kecuali “market acsess” kepada Viet Nam. Diharapkan hal ini dapat segera
diselesaikan secara bilateral. Di samping itu juga masih terdapat perbedaan pandangan antara ASEAN
dengan India berkaitan dengan penurunan tarif di dalam Exclusion List (EL) dan Normal Track (NT).

Referensi:
Ferdiansyah. 2016. Globalisasi Ekonomi, Integrasi Ekonomi Global, Dinamika Pasar Modal & Kebutuhan
Standar Akuntansi Internasional. Jurnal Akuntansi Vol. 8. No.1.

Jawaban Soal Nomor 5

Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat atau melibatkan diri secara bertahap
dari tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai dengan tahap yang paling kompleks dan
mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi. Adapun tahap tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ekspor Insidentil
Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu perusahaan pada umumnya
dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan ekspor insidentil. Dalam tahap
awal ini pada umumnya terjadi pada saat adanya kedatangan orang asing di negeri kita kemudian dia
membeli barang-barang dan kemudian kita harus mengirimkannya ke negeri asing itu.
Keuntungan ekspor :
 Resiko amat kecil & meningkat penjualan & mengurangi stok perusahaan
 Eksportir tidak terlibat dalam masalah yang berkaitan dengan iklim usaha diluar negeri
 Melakukan ekspor merupakan cara mudah untuk mengidentifikasi potensi pasar &
memperkenalkan merk dagang.
Kerugian ekspor :
 Melakukan ekspor mungkin lebih mahal disbanding metode lain dilihat dari per unit biaya
terutama biaya-biaya, komisi, bea ekspor, pajak & transportasi & juga karena kesalahan yang
sering dilakukan oleh pemula.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jl. Raya Telang, Kamal, Bangkalan, 69162.
Tel. 031-3012391,3011146. Fax. 031-3012391.

 Ekspor kurang dapat digunakan sebagai alat penetrasi pasar yang optimal karena
pengepakan/promosi yang kurang digarap dengan benar.
 Tambahan pangsa pasar dapat hilang bila pesaing local menjiplak barang/jasa yang ditawarkan
eksportir.
2. Ekspor Aktif
Tahap terdahulu itu kemudian dapat berkembang terus dan kemudian terjalinlah hubungan bisnis yang
rutin dan kontinyu dan bahkan transaksi tersebut makin lama akan semakin aktif. Keaktifan hubungan
transaksi bisnis tersebut ditandai pada umumnya dengan semakin berkembangnya jumlah maupun jenis
komoditi perdagangan Internasional tersebut. Dalam tahap aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif
untuk melaksanakan manajemen atas transaksi itu. Tidak seperti tahap awal di mana pengusaha hanya
bertindak pasif. Oleh karena itu dalam tahap ini sering pula disebut sebagai tahap “ekspor aktif”,
sedangkan tahap pertama tadi disebut tahap pembelian atau “Purchasing”.
3. Penjualan Lisensi
Tahap berikutnya adalah tahap penjualan Iisensi. Dalam tahap ini Negara pendatang menjual lisensi atau
merek dari produknya kepada negara penerima. Dalam tahap yang dijual adalah hanya merek atau
lisensinya saja, sehingga negara penerima dapat melakukan manajemen yang cukup luas terhadap
pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan baku serta peralatannya. Untuk keperluan
pemakaian lisensi tersebut maka perusahaan dan negara penerima harus membayar fee atas lisensi itu
kepada perusahaan asing tersebut.
Keuntungan lisensi :
 Pemberi lisensi menerima tambahan keuntungan disbanding hanya terpaku pada suatu
proses/metode didalam negeri
 Dapat memperluaas siklus hidup produk perusahaan
 Perusahaan pemberi lisensi sering mengalami peningkatan penjualan atas penggantian suku
cadang diluar negeri
 Bagi perusahaan penerima lisensi akan mendapat hak memproses & teknologi, yang pada
gilirannya mengurangi biaya riset & pengembangan
Kerugian lisensi :
 Membatasi kesempatan mendapat keuntungan dimasa depan karena hak khusus perusahaan
diperluas sampai periode tertentu
 Dengan memberikan hak kepada perusahaan lain, perusahaan pemberi lisensi kehilangan control
terhadap kualitas produk & proses, penyalah gunaan kekayaan dan bahkan perlindungan
terhadap reputasi perusahaan
4. Franchising
Tahap berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di suatu negara menjual tidak
hanya lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi lengkap dengan segala atributnya termasuk
peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses produksinya, pengendalian mutunya,
pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya, serta bentuk pelayanannya. Cara ini sering
dikenal sebagai bentuk “Franchising”. Dalam hal bentuk Franchise ini maka perusahaan yang menerima
disebut sebagai “Franchisee” sedangkan perusahaan pemberi disebut sebagai “Franchisor”. Bentuk ini
pada umumnya berhasil bagi jenis usaha tertentu misalnya makanan, restoran, supermarket, fitness
centre dan sebagainya.
Keuntungan:
 Manajemen sistem yang sudah teruji
 Memiliki nama yang sudah terkenal dan populer
 Performance record yang sudah mapan untuk alat penilaian
Kerugian:
 Biaya tinggi untuk mendapatkan Franchise
 Keputusan bisnis akan dibatasi oleh Franchise.
 Sangat dipengaruhi oleh kegagalan dari bentuk Franchise lain. Apabila terdapat kegagalan yang
satu akan timbul anggapan bahwa bentuk franchise yang lain pun jelek juga.
5. Pemasaran di luar negeri
Bentuk ini akan memerlukan intensitas manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena
perusahaan pendatang haruslah betul-betul secara aktif dan mandiri untuk melakukan manajemen
pemasaran bagi produknya itu di negeri asing. Lain dengan tahap-tahp sebelumnya maka manajemen
pemasaran masih tetap beradadalam tanggung jawab dari perusahaan di negara penerima. Dalam hal itu
maka perusahaan itu akan mengetahui lebih pasti asing baginya karena mereka adalah juga orang-orang
setempat atau penduduk setempat pula. Lain halnya dalam tahap ini maka pengusaha pendatang harus
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jl. Raya Telang, Kamal, Bangkalan, 69162.
Tel. 031-3012391,3011146. Fax. 031-3012391.

mampu untuk mengetahui perilaku serta kebiasaan yang ada di negeri penerima itu sehingga dapat
dilakukan program- program pemesaran yang efektif.
6. Produksi dan pemasaran di luar negeri
Dalam tahap ini perusahaan asing datang dan mendirikan perusahaan di negeri asing itu lengkap dengan
segala modalnya lalu melakukan proses produksi di negeri itu kemudian menjual hasil produksinya itu di
negeri itu juga dan bahkan mungkin lalu dijualnya ke negara asing lagi sebagai ekspor dari negeri
penerima tersebut. Bentuk ini memiliki unsur positif bagi negara yang sedang berkembang karena dalam
bentuk ini negara penerima tidak perlu menyediakan modal yang sangat banyak untuk mendirikan pabrik
tersebut yang pada umumnya negara berkembang masih miskin dana untuk pembangunan bangsanya.

Referensi:
Sattar. 2017. Buku Ajar Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Deepublish.
Gitosudarmo, Indriyo. 1996. Pengantar Bisnis, Edisi II. Yogyakarta: BPFE.

Anda mungkin juga menyukai