ini:
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) didirikan 05 Juli 1946 di
Indonesia sebagai Bank Sentral. Pada tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi
“Bank Negara Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi Bank Umum Milik
Negara. Kantor pusat Bank BNI berlokasi di Jl. Jend. Sudirman Kav. 1, Jakarta
10220 – Indonesia.Bank BNI memiliki 196 kantor cabang, 944 cabang pembantu
domestik serta 829 outlet lainnya. Selain itu, jaringan Bank BNI juga meliputi 5
kantor cabang luar negeri yaitu Singapura, Hong Kong, Tokyo, London dan
Korea Selatan serta 1 kantor perwakilan di New York. Pemegang saham yang
memiliki 5% atau lebih saham Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk adalah
berdasarkan prinsip syariah melalui anak usaha). Selain itu, Bank BNI juga
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 25 November 1996.
1895. Kantor pusat BBRI berlokasi di Gedung BRI I, Jl. Jenderal Sudirman Kav.
44-46, Jakarta 10210. Pada saat ini BBRI memiliki 18 kantor wilayah, 16 kantor
perwakilan di luar negeri, 545 kantor cabang pembantu, 914 kantor kas, 5.000
BRI unit, dan 1.778 teras. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang
lingkup kegiatan BBRI adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan
2003 dan 3 Desember 2003. Setelah IPO BRI dan opsi pemesanan lebih dan
opsi penjatahan lebih dilaksanakan oleh Penjamin Pelaksana Emisi, Negara
dicatatkan atau listing (pencatatan) pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
1950 dengan nama “Bank Tabungan Pos. Pemegang saham yang memiliki 5%
atau lebih saham Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk adalah Negara
sebanyak 2.360.057.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga
didirikan pada tanggal 17 Agustus 1961 dengan nama PT. Bank Pembangunan
Daerah Djawa Timur dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun
sebanyak 2.983.537.000 Saham Seri B dengan nilai nominal Rp250,- per saham
PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) didirikan 03 Maret 1967. Kantor pusat
BNBA berlokasi di Jl. Wahid Hasyim No. 234, Jakarta. Bank memiliki 9 kantor
cabang, 19 kantor cabang pembantu, 16 kantor kas dan payment points yang
perbankan. Pada tanggal 1 Juni 2006 Bank Bumi Arta melaksanakan IPO (Initial
sehingga sejak saat itu Bank Bumi Arta menjadi Perseroan Terbuka.
tahun 1991. Kantor pusat ADMF berdomisili di The Landmark I Lantai 26-31, Jl.
Jend. Sudirman No.1, Jakarta Selatan 12910. Adira Finance memiliki 531
jaringan usaha yang terdiri dari kantor cabang, kantor perwakilan, kios dan
sebesar 92,07% saham yang ditempatkan dan disetor penuh Adira Finance.
Hanover Leasing dan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1982. Kantor
pusat BFIN berlokasi di BFI Tower, Sunburst CBD Lot 1.2, Jl. Kapt. Soebijanto
Djojohadikusumo BSD City, Tangerang Selatan 15322 -Indonesia. Saat ini, BFI
Finance mempunyai 210 kantor cabang dan 100 gerai yang tersebar di wilayah
Indonesia. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham BFI Finance
Indonesia Tbk adalah Trinugraha Capital & CO SCA (42,81%).Pada tahun 1990,
PT Tifa Finance Tbk (TIFA) didirikan tanggal 14 Juni 1989 dengan nama
PT Tifa Mutual Finance Corporation dan memulai kegiatan komersial pada tahun
1989. Kantor pusat TIFA terletak di Gedung Tifa, Lantai 4,Jalan Kuningan Barat
No. 26, Jakarta 12710, Indonesia. TIFA memiliki 1 Cabang di Surabaya, dan 5
Makassar. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham TIFA, antara
lain: PT Dwi Satrya Utama (38,61%) dan Tan Chong Credit Pte. Ltd., Singapura
(35,64%). Pada tanggal 30 Juni 2011, TIFA memperoleh pernyataan efektif dari
Rp100,-per saham dan harga penawaran Rp200,-per saham yang terdiri dari
sebanyak 55.800.000 saham baru yang berasal dari portepel Perusahaan dan
sebanyak 222.200.000 saham atas nama Pemegang Saham yang terdiri dari
sejumlah 115.544.000 saham atas nama PT Dwi Satrya Utama dan 106.656.000
saham atas nama Tan Chong Credit Pte. Ltd. Saham-saham tersebut telah
Menteng Raya No. 24 A-B, Jakarta Pusat dan memiliki 236 jaringan kantor
pelayanan yang beroperasi di 27 propinsi di Indonesia. Pemegang saham yang
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 06 September 2005.
25 Juni 1979 dengan nama PT Maskapai Asuransi Jasa Tania dan memulai
kegiatan komersial pada bulan Juni 1979. Kantor pusat Asuransi Jastan terletak
di Wisma Jasa Tania Jalan Teuku Cik Ditiro No. 14 Jakarta Pusat 10350, dan
memiliki 5% atau lebih saham Asuransi Jasa Tania Tbk, antara lain: Dana
kerugian. Saat ini, ASJT menyediakan berbagai jenis asuransi, antara lain:
dan asuransi surety bond. Pada tanggal 18 Desember 2003, ASJT memperoleh
atau 16,67 % dari 300 juta saham yang ditempatkan dan disetor penuh dengan
nilai nominal Rp200,- per saham, dengan harga penawaran sebesar Rp300,-
per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Capital gain juga
merupakan hasil yang diperoleh dari selisih antara harga pembelian (kurs beli)
dengan harga penjualan (kurs jual). Artinya jika kurs beli lebih kecil daripada
kurs jual maka investor dikatakan memperoleh capital gain, dan sebaliknya jika
kurs beli lebih besar daripada kurs jual maka investor akan memperoleh capital
loss. Capital gain yang dihitung merupakan data yang terdapat pada laporan
Kode Tahun
No
Perusahaan 2015 2016 2017 2018
1 BBNI 0,04722 0,10721 0,59276 0,12500
2 BBRI 0,46970 0,10309 0,36075 0,00549
meningkat. Pada tahun 2015 memiliki nilai rata-rata 0,14380 dengan nilai
Indonesia Tbk dan nilai terendah sebesar 0,04355 pada perusahaan Adira
Dinamika Multi Finance Tbk. Tahun 2016 mengalami peningkatan nilai rata-
rata sebesar 0,42% menjadi 0,14803 dengan nilai capital gain tertinggi
sebesar 0,34363 pada perusahaan Bank Tabungan Negara Tbk dan nilai
perusahaan Asuransi Jasa Tania Tbk dan nilai terendah sebesar 0,05143
gain tertinggi 0,66667 pada perusahaan Asuransi Jasa Tania Tbk dan nilai
kepada para pemegang saham. Dividen tersebut dapat berupa uang, skrip
Pemegang Saham). Dividen yang dihitung merupakan data yang terdapat pada
Tahun
No Kode Perusahaan
2015 2016 2017 2018
1 BBNI 0,25160 0,34887 0,35008 0,25005
2 BBRI 0,30246 2,00248 0,45051 0,53584
meningkat. Pada tahun 2015 memiliki nilai rata-rata 0,32043 dengan nilai
Daerah Jawa Timur Tbk dan nilai terendah sebesar 0,10215 pada
nilai rata-rata sebesar 22,01% menjadi 0,54050 dengan nilai dividen tertinggi
sebesar 2,00248 pada perusahaan Bank Rakyat Indonesia Tbk dan nilai
Adira Dinamika Multi Finance Tbk dan nilai terendah sebesar 0,19990 pada
0,69553 pada perusahaan Adira Dinamika Multi Finance Tbk dan nilai
sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018 dan
Tahun
No Kode Perusahaan
2015 2016 2017 2018
1 BBNI 0,00620 0,00668 0,00781 0,00435
2 BBRI 0,28585 0,26283 0,18818 0,22807
pada perusahaan Bank Rakyat Indonesia Tbk dan nilai volume perdagangan
Daerah Jawa Timur Tbk. Tahun 2016 mengalami penurunan nilai rata-rata
tertinggi sebesar 0,26283 pada perusahaan Bank Rakyat Indonesia Tbk dan
Asuransi Jasa Tania Tbk dan nilai terendah sebesar 0,00007 pada
nilai dividen tertinggi 0,22807 pada perusahaan Bank Rakyat Indonesia Tbk
dari hasil penelitian ini diantaranya nilai tertinggi, nilai terendah, rata-rata dan
banyaknya data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 40 data
diambil dari laporan keuangan tahunan yang dipubikasikan melalui situs resmi
Variabel Capital gain memiliki nilai terendah sebesar 0,00549 terdapat pada
perusahaan Bank Rakyat Indonesia Tbk dan nilai tertinggi sebesar 0,93548 pada
perusahaan Asuransi Jasa Tania Tbk, dengan nilai rata-rata 0,2173022 dan nilai
standar deviasi sebesar 0,20371722. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan
sektor keuangan yang terdaftar di BEI memiliki capital gain sebesar 0,20371722
dari seluruh harga saham periode sekarang dibandingkan dengan harga saham
periode sebelumnya.
perusahaan Bank Rakyat Indonesia Tbk, dengan nilai rata-rata 0,4219755 dan
nilai standar deviasi 0,30858023. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan
sektor keuangan yang terdaftar di BEI memiliki dividen sebesar 0,30858023 dari
terdapat pada perusahaan Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk dan nilai
tertinggi 0,38174 pada perusahaan Asuransi Jasa Tania Tbk, dengan nilai rata-
rata 0,0688750 dan nilai standar deviasi 0,10369128. Hal ini berarti bahwa rata-
rata perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI yang diukur dengan S-
secara normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji
Asymp.Sig sebesar 0,000 atau dikatakan tidak normal. Outlier merupakan data
yang menyimpang terlalu jauh dari data yang lainnya dalam suatu rangkaian data
atau bisa disebut dengan nilai esktrem. Data yang menyimpang atau nilai
eskrem yang terlalu tinggi dan terlalu rendah yaitu data 40, 39, 34, 32, 30, 8, 7, 6,
dan 5, sehingga nilai esktrem tersebut harus dihilangkan agar data bisa normal
kembali dan mendapatkan nilai Asymp.Sig diatas 0,05. Setelah data di outlier
diperoleh nilai Asymp.Sig 0,200 lebih besar dari 0,05 maka hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa nilai residual pada penelitian ini berdistribusi normal. Hasil uji
tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai toleransi dan nilai VIF. Jika nilai
toleransi diatas 0,10 dan VIF dibawah nilai 10 maka dinyatakan bebas
0,997>0,10, dan nilai VIF dari capital gain = 1,003<10, dividen = 1,003<10. Jadi
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas. Hasil uji
yang lain. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas pada model dapat
menyebar rata diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y. Berdasarkan hasil
uji heteroskedastisitas scatterplot terlihat bahwa titik-titik tidak berkumpul, tetapi
menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y.Sehingga dapat
halaman 71.
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah data model regresi linier
Berdasarkan uji autokorelasi, dapat dilihat dari nilai Durbin Watson (DW) sebesar
1,676 yang sesuai dengan syarat diantara -2 sampai +2, maka peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari autokorelasi. Hasil uji autokorelasi
independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari
Sebelum di outlier
Y = α + β1 (X1) + β2 (X2) + e
Setelah di outlier
Y = α + β1 (X1) + β2 (X2) + e
Dimana:
X1 : Capital gain
X2 : Dividen
α : Konstanta
ε : error
saham diperoleh sebesar 0,059, hal ini menunjukkan bahwa apabila ada
kenaikan capital gain satu persen dengan asumsi variabel lain tetap,
saham diperoleh sebesar -0,079, hal ini menunjukkan bahwa apabila ada
kenaikan dividen satu persen dengan asumsi variabel lain tetap, maka
dan sebaliknya.
penelitian ini adalah 5%, jadi variabel yang tingkat signifikansinya kurang dari
tingkat signifikansi lebih dari 0,05 (>5%) maka tidak berpengaruh signifikan.
saham, yaitu:
perdagangan saham adalah 0,037. Dimana nilai tersebut lebih kecil dari
baik apabila nilai koefisien determinasi R2 semakin besar atau mendekati 1 dan
Berdasarkan uji R2 dapat dilihat pada R Square menunjukkan nilai 0,752 artinya
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Hasil Uji R2 (koefisien
mempunyai nilai koefisien sebesar 0,059 dan nilai signifikannya sebesar 0,279.
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel capital gain memiliki pengaruh
capital gain dengan volume perdagangan saham. Hal tersebut berarti semakin
tinggi capital gain maka volume perdagangan saham akan semakin meningkat,
begitu pula sebaliknya semakin rendah capital gain maka volume perdagangan
dividen resikonya lebih kecil dari capital gain, selain itu dividen lebih dapat di
mempunyai prospek tingkat keuntungan yang baik. Hal ini disebabkan karena
gain dan volume perdagangan saham) tidak proposional. Seperti yang terjadi
pada perusahaan Asuransi Jasa Tania Tbk dan perusahaan Bank Rakyat
Indonesia Tbk.
Pada tahun 2018 nilai capital gain perusahaan Asuransi Jasa Tania Tbk
0,66667 dari tahun 2017. Pada tahun yang sama volume perdagangan saham
Pada tahun 2018 nilai capital gain perusahaan Bank Rakyat Indonesia
Tbk mengalami penurunan sebesar 35,53% dengan nilai capital gain sebesar
0,05143 dari tahun 2017. Pada tahun yang sama volume perdagangan saham
yang memiliki nilai capital gain tinggi atau rendah tidak berpengaruh terhadap
oleh Novita Sari N. (2012) yang menunjukkan bahwa capital gain tidak
mempunyai nilai koefisien sebesar -0,079 dan nilai signifikannya sebesar 0,037
lebih kecil dari toleransi kesalahan α = 0,05. Dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa variabel dividen memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap volume
perdagangan saham, maka hipotesis penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan
perdagangan saham.
dana atau kesulitan dana). Perusahaan yang mempunyai fluktuasi laba yang
hal ini tentu saja akan memberikan sinyal yang tidak baik, khususnya bila
deviden turun. Hal ini bisa terjadi karena informasi yang terkandung dalam
perdagangan saham.
Salah satunya pada perusahaan Asuransi Jasa Tania Tbk, pada tahun
2018 nilai dividen perusahaan mengalami kenaikan sebesar 0,58% dengan nilai
dividen sebesar 0,49711 dari tahun 2017. Pada tahun yang sama volume
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Septy Indra