Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK 1

PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Aspek Hukum Dalam Ekonomi

Dosen Pengampu: Mujiyana, Dr.

Nama Kelompok:

1. Chika Silvia Anwar (17222258)

2. Febriany V. Thuhumury (17222254)

3. Kiki Muliawati (17222253)

Kelas : 4EA35

Prodi : Manajemen

UNIVERSITAS GUNADARMA

PTA 2022/2023
1. Sebutkan perusahaan BUMN yang Go Public!

1) PT Bukit Asam (Persero) Tbk, PTBA


PT. Bukit Asam Tbk (PTBA) bergerak dalam bidang pertambangan batubara, termasuk survei
umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan,
pemeliharaan fasilitas pelabuhan batubara khusus untuk keperluan internal dan kebutuhan
eksternal, pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap untuk kebutuhan internal dan eksternal
dan memberikan jasa konsultasi terkait industri pertambangan batubara serta produk
turunannya, dan pengembangan perkebunan. Pada tahun 1993, Perusahaan ditunjuk oleh
Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan Unit Usaha Briket Batubara. Pada tanggal 23
Desember 2002, PT. Bukit Asam Tbk terdaftar sebagai perusahaan go public. Saham
penawarannya yaitu sebanyak 346.500.000 lembar saham.

2) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, PGAS


PT. Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) bergerak dalam melaksanakan dan mendukung
program pembangunan ekonomi dan nasional Pemerintah, khususnya pengembangan
penggunaan gas alam untuk kepentingan masyarakat, serta penyediaan volume dan kualitas gas
yang cukup untuk konsumsi masyarakat. Perusahaan mayoritas dimiliki oleh Pemerintah
Republik Indonesia. Tercatat dalam bursa efek pada tanggal 15 Desember 2003. Penawaran
sahamnya yaitu 1.296.296.000 lembar saham.

3) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, BBNI


PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI adalah bank umum milik negara.
BNI didirikan pada tanggal 5 Juli 1946. Ruang lingkup kegiatan BNI adalah melakukan usaha
di bidang perbankan umum. Pada tanggal 25 November 1996, BNI tercatat sebagai perusahaan
go public. Dengan penawaran saham sebanyak 1.085.032.000 lembar saham.

4) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk


PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) beroperasi pada layanan perbankan komersial.
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program
restrukturisasi bank pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik negara -
Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Exim dan Bapindo - digabungkan ke Bank
Mandiri. Tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 14 Juli 2003. Penawaran sahamnya
yaitu 2.900.000.000 lembar saham.

5) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, TLKM


PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) adalah badan usaha milik negara yang bergerak
di sektor jasa telekomunikasi dan jaringan di Indonesia. Perusahaan ini menawarkan berbagai
layanan jaringan dan telekomunikasi, termasuk layanan telekomunikasi dasar domestik dan
internasional, menggunakan layanan kabel, telepon tetap nirkabel ("CDMA") dan Global
System for Mobile Communication ("GSM") serta layanan interkoneksi yang digunakan antara
lain Other License Operators ("OLO"). Selain layanan telekomunikasi, Telkom juga
mengoperasikan bisnis Multimedia seperti konten dan aplikasi, melengkapi portofolio bisnis
mereka yang disebut Telekomunikasi, Informasi, Media, Edutainment and Services ("TIMES").
Pada tanggal 14 November 1995, PT. Telkom Indonesia tercatat sebagai perusahaan go public.
Saham penawarannya yaitu sebanyak 933.333.000 lembar saham.
6) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, BBRI
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI merupakan bank komersial tertua di
Indonesia, didirikan pada tanggal 16 Desember 1895, di Purwokerto, Jawa Tengah. Ruang
lingkup kegiatan BRI adalah melakukan usaha di bidang perbankan. BRI dimiliki oleh
Pemerintah Republik Indonesia selaku pemegang saham mayoritas. BRI tercatat sebagai
perusahaan go public pada tanggal 10 November 2003. Penawaran sahamnya yaitu sebanyak
4.764.705.000 lembar saham.

7) PT Timah (Persero) Tbk, TINS


PT. Timah Tbk (TINS) bergerak di bidang usaha pertambangan, industri, perdagangan,
transportasi dan jasa terkait usaha pertambangan. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial
pada tanggal 2 Agustus 1976. Perusahaan berdomisili di Pangkalpinang, Bangka Belitung.
Perusahaan ini terdaftar pada bursa efek pada tanggal 19 Oktober 1995. Saham penawarannya
yaitu 176.155.000 lembar saham.

8) PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PTPP


PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) bergerak di bidang jasa konstruksi, real
estat (developer), properti dan investasi di bidang infrastruktur dan energi. Tercatat di Bursa
Efek Indonesia pada tanggal 9 Februari 2010. Saham penawarannya yaitu sebanyak
1.038.976.500 lembar saham.

9) PT Jasa Marga (Persero) Tbk, JSMR


PT. Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia
yang bergerak di bidang penyedia layanan jalan tol dan bisnis terkait lainnya. Perusahaan mulai
beroperasi secara komersial pada tahun 1978. Perusahaan ini didukung oleh anak perusahaan.
Pada tanggal 12 November 2007, PT. Jasa Marga terdaftar sebagai perusahaan go public.
Saham penawarannya yaitu sebanyak 2.040.000.000 lembar saham.

10) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, SMGR


PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) bergerak di industri semen. Pabrik semen
Perusahaan dan anak perusahaan berlokasi di Gresik dan Tuban di Jawa Timur, Indarung di
Sumatera Barat, Pangkep di Sulawesi Selatan dan Quang Ninh di Vietnam. Produk Grup
dipasarkan di dalam negeri dan internasional. Pemegang saham pengendali Perusahaan adalah
Pemerintah Republik Indonesia. Tercatat sebagai perusahaan go public pada tanggal 8 Juli
1991. Saham penawarannya sebanyak 40.000.000 lembar saham.

11. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk

Pada 10 November 2010, di tengah kondisi pasar yang masih bergejolak, PT Krakatau Steel
(Persero) berhasil menjadi perusahaan terbuka dengan melaksanakan penawaran umum perdana
(IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011, PT Krakatau Steel
(Persero) Tbk membukukan pendapatan bersih sebesar Rp17,9 triliun dan laba bersih Rp1.02
triliun. Pada tahun 2011, Perseroan dan anak perusahaan dengan aset senilai Rp21,5 triliun
memiliki 8.023 orang karyawan. Pada 26 November 2014, Krakatau Steel meresmikan pabrik
pipa baja kedua milik anak perusahaannya PT KHI Pipe Industry di Cilegon, Banten,[4]. Dengan
beroperasinya pabrik baru ini, PT KHI bakal menjadi produsen pipa baja terbesar di Indonesia,
pabrik ini fokus membuat pipa baja untuk sektor industri minyak dan gas (migas).

12. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk


Pada tanggal 08 Desember 2009, BBTN memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BBTN (IPO) Seri B kepada masyarakat
sebanyak 2.360.057.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran
Rp800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tanggal 17 Desember 2009.

13. PT Adhi Karya (Persero) Tbk


Pada tanggal 8 Maret 2004, ADHI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan penawaran umum kepada masyarakat atas 441.320.000 saham biasa dengan nilai
nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran Rp150,- per saham. Dari jumlah saham yang
ditawarkan dalam penawaran umum kepada masyarakat tersebut sebesar 10% atau sebanyak
44.132.000 saham biasa atas nama baru dijatahkan secara khusus kepada manajemen (Employee
Management Buy Out / EMBO) dan karyawan Perusahaan melalui program penjatahan saham
untuk pegawai Perusahaan (Employee Stock Allocation/ESA). Kemudian pada tanggal 18
Maret 2004 seluruh saham ADHI telah tercatat pada Bursa Efek Jakarta (sekarang menjadi
Bursa Efek Indonesia).

14. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk


Berawal dengan kegiatan usaha yang hanya meliputi pekerjaan instalasi listrik dan pipa air
ketika didirikan, pada tahun 1970-an WIKA beralih menjadi perusahaan kontraktor sipil dan
bangunan. Melalui Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek
Indonesia pada 27 Oktober 2007, WIKA melepas 28,46% saham ke publik; sementara
kepemilikan sisanya masih dipegang oleh Pemerintah Republik Indonesia. Berkat suntikan dana
dari IPO, WIKA semakin leluasa bertumbuh dan berkembang.

15. PT Waskita Karya (Persero) Tbk


Waskita Karya berdiri pada tahun 1961 melalui proses nasionalisasi
perusahaan asing yang awalnya bernama Volker Aannemings
Maatschapiij N.V. Mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (IPO) pada bulan
Desember 2012 dengan menerbitkan saham baru sebesar Rp 1.2 triliun. Pada Juni 2015
menyelesaikan aksi korporasi dengan menerbitkan saham baru (Rights Issue) total nilai
Rp5.298miliar yang terdiri dari: Penyertaan Modal Negara Rp3.499miliar ,Setoran Modal
Publik Rp1.798miliar, Mencatatkan saham anak perusahaan PT Waskita Beton Precast Tbk di
Bursa Efek Indonesia melalui IPO pada tanggal 20 September 2016 sebesar Rp 5,2 T

16. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk


ANTAM adalah perusahaan milik negara yang dihasilkan dari penggabungan
beberapa perusahaan pertambangan dan proyek milik negara yaitu
State General Mining Company, the State Bauxite Mining Company, the Tjikotok State Gold
Mining Company, the State Precious Metals Company, PT Nickel Indonesia, the Diamond
Project dan banyak lagi proyek di bawah Bapetamb. Perusahaan telah melakukan initial public
offering (IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan 35% dijual oleh
pemerintah kepada masyarakat pada tahun 1997 demi mengumpulkan uang untuk ekspansi
feronikel. Pada tahun 1999, Antam mencatatkan sahamnya di Australia sebagai entitas asing
dan kemudian pada tahun 2002, perusahaan meningkatkan statusnya ke ASX Listing yang lebih
ketat. Pada tanggal 14 September 1974, status Perusahaan diubah dari Perusahaan Negara ke
perusahaan Milik Negara (Persero) dan dikenal sebagai "Perusahaan Perseroan (Persero) Aneka
Tambang".

17. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk


Pada bulan Juni 2013, Perseroan telah melaksanakan Initial Public Offering (IPO) sehingga saat
ini Perseroan telah menjadi perusahaan Go Public. Dalam hal ini siapa pun bisa menjadi
pemegang saham Perseroan baik itu masyarakat umum, karyawan maupun pihak Manajemen.
Jumlah saham yang diterbitkan oleh Perseroan yaitu sebanyak 2.337.678.500 lembar pada harga
Rp560/lembar saham.

18. PT Kimia Farma (Persero) Tbk


Pada tahun 1971, berdasarkan Peraturan Pemerintah status Perusahaan
Negara tersebut diubah menjadi Persero dengan nama PT Kimia Farma
(Persero). Pada tanggal 14 Juni 2001, KAEF memperoleh pernyataan efektif
dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham KAEF
(IPO) kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 saham seri B dengan nilai
nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp200,- per saham.
Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tanggal 04 Juli 2001.

19. PT Indofarma (Persero) Tbk


Pada tanggal 30 Maret 2001, INAF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INAF (IPO) kepada masyarakat sebanyak
596.875.000 Saham Seri B dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran
Rp250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tanggal 17 April 2001.

20. PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI)

Dengan pencatatan ini, maka GMF Aero Asia menjadi perusahaan Maintenance, Repair, and
Overhaul (MRO) pertama yang debut di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Sekaligus menjadi
emiten ke 52 di tahun 2017 dan emiten ke 559 di pasar modal. Total saham yang ditawarkan
GMF dalam IPO ini adalah sebanyak 2,82 miliar lembar saham yang keseluruhannya
merupakan saham baru atau sebanyak 10% persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor
GMF setelah IPO.
2. Kumpulkan masing-masing 10 Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, retail
dan properti yang sifatnya PT dan sudah Go Public!
 Pertambangan
1. PT Adaro Energy Tbk, ADRO
Pada bulan Juli 2008, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana sebanyak
11.139.331.000 lembar saham (34,8% dari 31.985.962.000 modal saham yang ditempatkan dan
disetor penuh). Penawaran kepada masyarakat tersebut dicatat di Bursa Efek Indonesia pada
tanggal 16 Juli 2008. PT Adaro Energy Tbk berada pada subsektor batu bara.

2. PT Golden Energy Mines Tbk, GEMS


PT. Golden Energy Mines Tbk (GEMS) bergerak dalam bidang penambangan batubara melalui
anak perusahaannya dan barang lainnya. Perusahaan ini memulai operasi komersialnya pada
tahun 2010. Perusahaan ini beroperasi di bawah kelompok bisnis Sinarmas. Perusahaan ini
tercatat di bursa efek pada tanggal 17 November 2011. Saham penawarannya yaitu 882.353.000
lembar saham.

3. PT Garda Tujuh Buana Tbk, GTBO


PT. Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) bergerak dalam bidang usaha pertambangan batubara,
konstruksi pertambangan, pemasaran dan perdagangan, dan juga kegiatan industri terutama di
bidang pertambangan batubara dan pertambangan lainnya. Kegiatan komersial perusahaan telah
dimulai sejak tahun 2007. Masuk ke dalam bursa efek pada tanggal 9 Juli 2009. Saham
penawaran PT. Garda Tujuh Buana Tbk yaitu 1.834.755.000 lembar saham.

4. PT Vale Indonesia Tbk, INCO


PT. Vale Indonesia Tbk (INCO) sebelumnya PT. International Nickel Indonesia Tbk adalah
perusahaan investasi asing dengan lisensi dari Pemerintah Indonesia untuk mengeksplorasi,
menambang, memproses dan memproduksi nikel. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan
Vale. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1978. Sedangkan untuk
terdaftar di bursa efek yaitu pada tanggal 16 Mei 1990. Saham penawarannya yaitu 49.681.694.

5. PT Bukit Asam Tbk, PTBA


PT. Bukit Asam Tbk (PTBA) bergerak dalam bidang pertambangan batubara, termasuk survei
umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan,
pemeliharaan fasilitas pelabuhan batubara khusus untuk keperluan internal dan kebutuhan
eksternal, pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap untuk kebutuhan internal dan eksternal
dan memberikan jasa konsultasi terkait industri pertambangan batubara serta produk
turunannya, dan pengembangan perkebunan. Pada tahun 1993, Perusahaan ditunjuk oleh
Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan Unit Usaha Briket Batubara. Pada tanggal 23
Desember 2002, PT. Bukit Asam Tbk terdaftar sebagai perusahaan go public. Saham
penawarannya yaitu sebanyak 346.500.000 lembar saham.
6. PT. Super Energy Tbk, SURE
PT. Super Energy Tbk (SURE) bergerak di bidang perdagangan minyak, gas dan jasa
transportasi pertambangan dan perminyakan lainnya. Pada tanggal 5 Oktober 2018, PT. Super
Energy Tbk tercatatat dala Bursa Efek Indonesia. Saham penawaran perusahaan ini yaitu
sebanyak 240.000.000 lembar saham.

7. PT. Radiant Utama Interinsco Tbk, RUIS


PT. Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) bergerak dalam industri minyak dan gas bumi yang
meliputi instalasi jasa teknik dan bidang teknis minyak, gas dan energi; Sertifikasi mutu Jasa;
layanan survei lapangan minyak, gas dan energi. ;Perdagangan (distributor) peralatan dan
material bidang minyak dan gas bumi; jasa penyewaan peralatan untuk pertambangan minyak
dan gas; layanan perbaikan dan pemeliharaan instalasi pertambangan minyak dan gas bumi.
Perusahaan tergabung dalam Grup Radiant Utama. Pada tanggal 12 Juli 2006, PT. Radiant
Utama Interinsco Tbk tercatat sebagai perusahaan go public. Penawaran sahamnya yaitu
170.000.000 lembar saham.

8. PT. Timah Tbk, TINS


PT. Timah Tbk (TINS) bergerak di bidang usaha pertambangan, industri, perdagangan,
transportasi dan jasa terkait usaha pertambangan. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial
pada tanggal 2 Agustus 1976. Perusahaan berdomisili di Pangkalpinang, Bangka Belitung.
Perusahaan ini terdaftar pada bursa efek pada tanggal 19 Oktober 1995. Saham penawarannya
yaitu 176.155.000 lembar saham.

9. PT. Samindo Resources, Tbk


PT. Harum Energy Tbk (HRUM) bergerak dalam bidang operasi dan investasi pada industri
pertambangan, perdagangan dan jasa batubara melalui anak perusahaan. Perusahaan mulai
beroperasi secara komersial pada tahun 2007. Perusahaan induk utama Grup adalah PT. Karunia
Bara Perkasa. Pada tanggal 6 Oktober 2010, PT. Harum Energy Tbk tercatat sebagai perusahaan
go public. Saham penawarannya yaitu sebanyak 500.000.000 lembar saham.

10. PT. Atlas Resources Tbk, ARII


PT. Atlas Resources Tbk (ARII) bergerak dalam bidang perdagangan batubara, pertambangan
batubara dan transportasi, dan kegiatan lainnya yang terkait dengan operasional penambangan
batubara, seperti penyewaan peralatan dan kendaraan. Perusahaan mulai beroperasi secara
komersial pada Maret 2008. Pada tanggal 8 November 2011, perusahaan ini tercatat di Bursa
Efek Indonesia. Saham penawarannya yaitu 650.000.000 lembar saham.

 Retail
11.MAPI PT. Mitra Adiperkasa Tbk.
Tercatat di bursa efek sebagai MAPI, PT. Mitra Adiperkasa Tbk sebagai perusahaan induk
(holding company) melakukan penawaran perdana (IPO) unit usahanya antara lain PT. MAP
Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) pada 21 Juni 2017 dan PT. MAP Aktif Adiperkasa Tbk
(MAPA) pada tanggal 5 Juli 2018.
12.PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk
Perusahaan ritel berformat minimarket, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk atau yang lebih dikenal
dengan Alfamart menawarkan harga saham IPO sebesar Rp 425-475 per saham. Sahamnya akan
dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) 15 Januari 2009. Jumlah saham yang dijual mencapai
343.177.000 saham biasa atau sebesar 10% dengan nilai nominal Rp 100.

13. Matahari Department Store Tbk


Pada tahun 1989, LPPF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham LPPF (IPO) kepada masyarakat sebanyak 2.140.000 dengan
nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.900,- per saham. Saham-
saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 09 Oktober 1989.
14. ACES PT. Ace Hardware Indonesia Tbk
Pada tanggal 30 Oktober 2007, ACES memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) ACES kepada masyarakat sebanyak
515.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp820,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 06
Nopember 2007.
15. PT M Cash Integrasi Tbk.
PT M Cash Integrasi Tbk. (MCAS) telah menyerap 68,6% dana hasil penawaran umum perdana
(initial public offering/IPO) saham atau senilai Rp206,15 miliar. Direktur Utama M Cash
Integrasi Martin Suharlie menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil IPO per 31
Desember 2017 kepada Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan pada Senin (15/1).
Dalam dokumen tersebut, emiten berkode saham MCAS ini meraup dana hasil IPO sebesar
Rp300,52 miliar. IPO tersebut mendapat tanggal efektif dari OJK pada 24 Oktober 2017. Dari
dana tersebut, MCAS membayar Rp9,18 miliar untuk biaya penawaran umum sehinggga hasil
bersih IPO MCAS sebesar Rp291,34 miliar. Dari dana tersebut, perusahaan yang terafiliasi
dengan Grup Kresna Graha Investama ini telah menyerap dana IPO untuk peningkatan modal
kerja sebesar Rp172,6 miliar dan peningkatan teknologi komunikasi informasi Rp33,55 miliar.
Sehingga total dana yang telah diserap hingga akhir 2017 sebesar Rp206,15 miliar dan
menyisakan dana IPO sebesar Rp85,19 miliar. Di lantai bursa, saham MCAS mencetak return
5,05% sejak IPO di BEI. Hingga pukul 10:30 WIB, saham MCAS menguat 2,45% atau 50 poin
ke level Rp2.080 per saham.

16.PT Midi Utama

PT Midi Utama menargetkan perolehan dana Rp 118,89 miliar dari penerbitan saham perdana
atau initial public offering (IPO). Perusahaan ritel ini menjadwalkan proses IPO dimulai sejak
18 November 2010 mendatang. Midi Utama berencana menggunakan seluruh dana hasil IPO
untuk ekspansi perusahan. Midi Utama Indoensia yang merupakan anak usaha PT Sumber
Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), akan melepas 15% saham dari total modal yang ditempatkan dan
disetor penuh atau setara dengan 432.353.000. Kisaran harga saham IPO Midi Utama ditetapkan
Rp 225-Rp 275 per saham. Dari hajatan ini, potensi dana yang bisa diraih Midi berkisar antara
Rp 97,27 miliar-Rp118,89 miliar.
17.MAPA PT. MAP Aktif Adiperkasa Tbk.

Anak usaha PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI), yaitu PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA)
melakukan pelepasan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). MAPA membidik bisa
meraup dana sebesar Rp 897 miliar.. Pada pencatatan perdana, saham MAPA naik 250 poin
atau 11,9% ke level ke Rp 2.350 dari harga awal Rp 2.100. Saham MAPA ditransaksikan
sebanyak 3 kali dengan volume sebanyak 22 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp 5,06 juta.

18.PT NFC Indonesia Tbk

PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) berjanji kian ekspansif menggarap pasar digital pasca sukses
melepas sahamnya ke publik melalui mekanisme penawaran saham perdana (Initial Public
Offering/IPO). NFC Indonesia menawarkan saham perdana 166,67 juta saham atau setara 25%
dari total saham di harga penawaran Rp 1.850 per saham. Selaku penjamin pelaksana emisi,
perusahaan telah menunjuk PT Kresna Sekuritas, PT Sinarmas Sekuritas, dan PT Trimegah
Sekuritas Indonesia Tbk sebagai underwriter. Dari aksi korporasi ini, NFC mengantongi dana
sebesar Rp 308,33 miliar.

19.PT Damai Sejahtera Abadi Tbk

PT Damai Sejahtera Abadi Tbk (UFOE) telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
melepas sebanyak 457,5 juta saham atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor
penuh. Saham tersebut dilepas dengan harga Rp 101 per saham. Dus dari aksi penawaran
umum perdana alias initial public offering (IPO) ini UFOE mendapatkan dana segar senilai Rp
46,2 miliar.

20.PT. Caturkarda Depo Bangunan Tbk [DEPO]

RUPST perseroan juga mengesahkan penggunaan dana IPO yang telah dialokasikan sesuai
dengan prospektus. Pada IPO tahun lalu, perseroan berhasil menghimpun total dana sebesar Rp
487,75 miliar. Jumlah itu telah digunakan sebesar Rp 312,05 miliar. Sehingga dana hasil IPO
masih tersisa Rp 175,7 miliar.

 Properti

21. PT. Adhi Commuter Properti Tbk, ADCP


Emiten properti PT Adhi Commuter Properti Tbk. telah mendapat persetujuan pencatatan efek
oleh PT Bursa Efek Indonesia BEI dan bakal diperdagangkan mulai 23 Februari 2022.
Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan di BEI, jumlah saham yang akan dicatatkan
besok sebesar atas 22.222.222.200 saham atau 22,22 miliar saham, terdiri atas 20 miliar saham
pendiri dan 2,22 miliar saham dari penawaran umum kepada masyarakat. Adapun, ADCP
mematok nilai Rp100 per saham dengan harga penawaran Rp130 per saham. Besok, Adhi
Commuter Properti akan diperdagangkan dengan kode saham ADCP.
22. PT. Makmur Berkah Amanda Tbk, AMAN
Pada tanggal 28 Februari 2020, AMAN memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham AMAN (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 585.000.000 saham baru dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan
harga penawaran Rp110,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 13 Maret 2020.

23. PT. Agung Podomoro Land Tbk, APLN


Tahun 2010, resmi melakukan penawaran saham pertama mereka (IPO) di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Tepat tanggal 11 November 2010, PT Agung Podomoro Land Tbk menawarkan
6.150.000.000 lembar saham dengan harga pembukaan Rp365,- per lembar. Di tahun yang
sama, Agung Podomoro Group juga melakukan restrukturisasi dengan memindahkan 4 anak
perusahaan mereka dan 2 perusahaan asosiasi ke dalam perusahaan inti.

24. PT. Alam Sutera Realty Tbk, ASRI


Pada tanggal 7 Desember 2007, ASRI mengeluarkan pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) atas 3.142.000.000 saham ASRI dengan nilai
nominal Rp100 per saham dan harga penawaran Rp105 per saham. diterima. Pada tanggal 18
Desember 2007, saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.

25. PT. Bekasi Asri Pemula Tbk, BAPA


Pada tanggal 19 Desember 2007, BAPA memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BAPA (IPO) kepada masyarakat sebanyak
150.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham serta harga penawaran Rp150,- per
saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 14 Januari
2008.

26. PT. Sentul City Tbk, BKSL


Pada tanggal 30 Juni 1997, BKSL memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BKSL (IPO) kepada masyarakat sebanyak
400.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp500,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Juli
1997.

27. PT. Bumi Serpong Damai Tbk, BSDE


Pada tanggal 28 Mei 2008, BSDE memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BSDE (IPO) kepada masyarakat sebanyak
1.093.562.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp550,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 06 Juni
2008.

28. PT. Natura City Developments Tbk, CITY


CITY melakukan pencatatan perdana di Bursa Efek Indonesia pada 28 September 2019 dengan
harga penawaran Rp120 per lembar. Saham CITY saat ini memiliki market capsebesar
Rp870,16 miliar dengan harga penutupan pada Rp161 per lembar pada 11 Juni 2021. Dengan
demikian, CITY tergolong saham small cap atau penny stock.

29. PT. Duta Anggada Realty Tbk, DART


Pada tahun 1990, DART memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham DART (IPO) Perusahaan kepada masyarakat sebanyak
10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.500,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 08 Mei
1990.
30. PT. Intiland Development Tbk, DILD
Pada tanggal 02 Agustus 1991, DILD memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DILD (IPO) kepada masyarakat sebanyak
12.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.500,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04
September 1991.

3. Perusahaan macam apa saja yang bisa masuk ke bursa efek?


Perusahaan Perseroan Terbatas yang dapat masuk ke dalam bursa efek. Semua perusahaan
dengan bidang apapun bisa melakukan pengajuan menjadi perusahaan go public, termasuk
perusahaan teknologi. JASICA (Jakarta Industrial Classification) melakukan pembagian saham
(perusahaan Tbk) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kedalam 9 sektor. Masing-masing
sektor dibagi lagi kedalam beberapa sub sektor berdasarkan jenis usahanya. Berikut adalah
daftar ke 9 sektor tersebut:

1. Pertanian

1.1. Tanaman Pangan

1.2. Perkebunan

1.3. Peternakan

1.4. Perikanan

1.5. Kehutanan

1.6. Lainnya

2. Pertambangan

2.1. Batu Bara

2.2. Minyak & Gas Bumi


2.3. Logam & Mineral Lainnya

2.4. Batu-batuan

2.5. Lainnya

3. Industri Dasar & Kimia

3.1. Semen

3.2. Keramik, Porselen & Kaca

3.3. Logam & Sejenisnya

3.4. Kimia

3.5. Plastik & Kemasan

3.6. Pakan Ternak

3.7. Kayu & Pengolahannya

3.8. Pulp & Kertas

3.9. Lainnya

4. Aneka Industri

4.1. Mesin dan Alat Berat

4.2. Otomotif & Komponennya

4.3. Tekstil & Garmen

4.4. Alas Kaki

4.5. Kabel

4.6. Elektronika

4.7. Lainnya

5. Industri Barang Konsumsi

5.1. Makanan & Minuman


5.2. Rokok

5.3. Farmasi

5.4. Kosmetik & Keperluan Rumah Tangga

5.5. Peralatan Rumah Tangga

5.6. Lainnya

6. Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan

6.1. Properti & Real Estate

6.2. Konstruksi Bangunan

6.3. Lainnya

7. Infrastruktur, Utilitas & Transportasi

7.1. Energi

7.2. Jalan Tol, Pelabuhan, Bandara & Sejenisnya

7.3. Telekomunikasi

7.4. Transportasi

7.5. Konstruksi Non Bangunan

7.6. Lainnya

8. Keuangan

8.1. Bank

8.2. Lembaga Pembiayaan

8.3. Perusahaan Efek

8.4. Asuransi

8.5. Lainnya

9. Perdagangan, Jasa & Investasi


9.1. Perdagangan Besar Barang Produksi

9.2. Perdagangan Eceran

9.3. Restoran, Hotel & Pariwisata

9.4. Advertising, Printing & Perangkatnya

9.5. Kesehatan

9.6. Jasa Komputer & Perangkatnya

9.7. Perusahaan Investasi

9.8. Lainnya

Dengan Syarat dan Tata cara untuk bias masuk ke bursa efek :

 Memiliki Struktur Jelas.


 Perusahaan Harus Sudah Laba.
 Memiliki Aset Nyata.

Anda mungkin juga menyukai