Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. SEJARAH PERUSAHAAN


Salah satu program Pembangunan Lima Tahun II (1974-1979) yang diterapkan
pemerintah adalah peningkatan produksi pertanian dalam usaha untuk mencapai
swasembada pangan. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada ketersediaan
pupuk sebagai penyedia unsur-unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang cukup
besar. Pada saat itu, pabrik yang memproduksi pupuk yaitu PT. Pupuk Sriwidjaja I hanya
berkapasitas produksi 100.000 ton/tahun sehingga tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan pupuk nasional sebesar 570.000 ton/tahun. Oleh karena itu, pemerintah
memiliki gagasan untuk mendirikan pabrik urea lain menyusul ditemukannya sumber gas
alam di bagian utara Jawa Barat yaitu di kawasan Jati Barang dan lepas pantai Cilamaya
pada tahun 1969.
Pada tahun 1973, pemerintah menunjuk Departemen Pertambangan dan Energi
untuk melaksanakan proyek pembangunan pabrik urea di daerah Jawa Barat. Departemen
Pertambangan dan Energi lalu melimpahkan wewenang pelaksanaan proyek tersebut
kepada Pertamina dengan konsultan dari Perancis yaitu BEICIP untuk meneliti
kemungkinan pendirian pabrik urea di Jawa Barat.
Pada tanggal 9 Juni 1975, lahirlah PT. Pupuk Kujang dengan akta notaris
Sulaeman Ardjasasmita, S.H. No 19 dengan status Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
di lingkungan Departemen Perindustrian yang mengemban tugas untuk membangun
pabrik urea di Desa Dawuan Cikampek, Jawa Barat. Pembangunan pabrik mulai
dilakukan pada bulan Juni 1976, dengan dana US$ 260 juta. Dana tersebut diperoleh dari
pinjaman Pemerintah Iran sebesar US$200 juta dan Penyertaan Modal Pemerntah (PMP)
Indonesia sebesar US$ 60 juta. Pinjaman kepada Pemerintah Iran telah dilunasi pada
tahun 1989.
Pembangunan Pabrik Pupuk Kujang pertama yang kemudian diberi nama Pabrik
Kujang IA dengan kapasitas produksi 570.000 ton/tahun urea dan 330.000 ton/tahun
ammonia, pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor utama Kellogg Overseas
Corporation (USA) dan Toyo Engineering Corporation (Jepang). Pada tanggal 7
November 1978, pabrik ammonia sudah menghasilkan produk yang pertama.
Pembangunan Pabrik Kujang IA ini berhasil dibangun selama 36 bulan dan diresmikan
oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 12 Desember 1978. Pada tanggal 1 April
1979, PT. Pupuk Kujang mulai melakukan operasi komersial.
Sejalan dengan perkembangannya di usia pabrik yang semakin tua, membawa
konsekuensi kepada pembebanan biaya pemeliharaan yang semakin tinggi dan down time
yang semakin meningkat. Penanggulangan masalah tersebut memerlukan dana yang besar
terutama replacement dan rekondisi beberapa peralatan inti. Untuk mengantisipasi
masalah tersebut, PT. Pupuk Kujang telah menyusun action plan sehingga
kesinambungan usaha dapat terus berjalan. Salah satu rencana yang sudah dilaksanakan
adalah penggantian reaktor urea pada tahun 2001 dan pembangunan Pabrik Kujang 1B.
Pembangunan Pabrik Kujang 1B dengan kapasitas produksi 570.000 ton/tahun
urea dan 330.000 ton/tahun ammonia dilaksanakan oleh kontraktor utama Toyo
Engineering Corporation (TEC) Japan dan didukung oleh dua kontraktor dalam negeri
yaitu PT. Rekayasa Industri dan PT. Inti Karya Persada Teknik. Penandatanganan
kontrak dilaksanakan pada 15 Maret 2001 dan pembangunan Pabrik Kujang 1B
diselesaikan dalam waktu 36 bulan, dimulai tanggal 1 Oktober 2003 sampai dengan 6
September 2005. Selain dari equity yang dimiliki oleh PT. Pupuk Kujang, pendanaan
proyek ini diperoleh dari pinjaman Japan Bank for International Cooperation (JBIC)
sebesar JPY 27.048.700.000. Peresmian Pabrik Kujang 1B dilakukan oleh Presiden
Republik Indonesia pada tanggal 3 April 2006.
Pada tanggal 4 Januari 2011, PT. Pupuk Kujang melakukan Kredit Refinancing
pembangunan pabrik Kujang 1B melalui proses Take Over oleh 4 perbankan nasional.
Hal ini merupakan langkah untuk menghindari fluktuasi utang luar negeri atas mata uang
asing, yen serta merupakan arahan dari para pemegang saham serta implementasi dari
Surat Kementerian BUMN No. S-33/MBU/2008 tentang Pengelolaan Pinjaman & Dana
Dalam Valuta Asing..
Dengan Kredit Refinancing ini, PT. Pupuk Kujang meminjam uang sebesar Rp
1,9 triliun kepada 4 bank nasional yaitu Bank BRI, BNI, Mandiri, dan BCA. Uang
tersebut digunakan untuk membeli yen dan membayar utang kepada JBIC. Rencana
pembayaran PT. Pupuk Kujang kepada 4 perbankan nasional akan dilakukan dalam
jangka waktu 8 tahun mulai 2012 hingga 2019.
Bahan baku utama dalam pembuatan urea adalah gas bumi, air dan udara. Ketiga
bahan baku tersebut diolah sehingga menghasilkan amonia dan akhirnya menjadi urea.
Penyediaan gas bumi berasal dari Pertamina dan Perusahaan Gas Swasta lainnya yang
diambil dari sumber lepas pantai laut Jawa, sedangkan air baku diambil dari Perum Jasa
Tirta II Jatiluhur-Purwakarta.
Untuk memanfaatkan ekses operasional Pabrik Pupuk Kujang maka dibangunlah
beberapa anak Perusahaan yang merupakan Joint Venture dengan pihak swasta dalam
negeri maupun luar negeri. Saat ini PT. Pupuk Kujang mempunyai 5 (lima) anak
perusahaan yang merupakan perusahaan patungan dengan pihak swasta yaitu : PT. Sintas
Kurama Perdana yang memproduksi Asam Formiat, PT. Multi Nitrotama Kimia yang
memproduksi Ammonium Nitrat dan Asam Nitrat, PT. Peroksida Indonesia Pratama
memproduksi Hidrogen Peroksida, PT. Kujang Sud-Chemie Catalysts yang memproduksi
Katalis, dan yang terakhir adalah PT. Kawasan Industri Kujang Cikampek yang
mengelola lahan di Kawasan PT. Pupuk Kujang.
Mengingat biaya produksi pupuk urea masih lebih tinggi dari Harga Eceran
Tertinggi (HET), maka Pemerintah memberikan subsidi melalui Peraturan Menteri
Keuangan No. 122/KMK.02/2006 tanggal 7 Desember 2006, tentang Tata Cara
Perhitungan dan Pembayaran Subsidi Pupuk Tahun Anggaran 2006 merubah pola subsidi
gas menjadi subsidi harga, dalam subsidi harga tersebut besaran subsidi dari Pemerintah
terhadap industri pupuk adalah seluruh biaya produksi termasuk harga bahan baku utama
yaitu gas alam ditambah margin 10 % dan biaya distribusi dikurangi dengan Harga
Eceran Tertinggi.
Sesuai Peraturan Menteri Perdagangan No. 17/MDAG/PER/6/2011, tentang
Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi, dan Surat Direktur Utama PT. Pupuk
Sriwidjaja (Persero) No. U-909/A00000.UM/2011 tanggal 11 Agustus 2011 bahwa
terhitung mulai tanggal 1 September 2011, seluruh Provinsi Jawa Barat menjadi daerah
tanggung jawab PT. Pupuk Kujang.
Posisi strategis perusahaan yang terletak di Provinsi Jawa Barat dan berdekatan
dengan Ibu Kota DKI Jakarta menjadi salah satu tantangan tersendiri, mengingat Jawa
Barat sebagai lumbung padi nasional harus ditunjang dengan pasokan pupuk yang
memadai sehingga Ketahanan Pangan Nasional dapat terjamin.
Mengenai harga jual, Harga Eceran Tertinggi pupuk urea bersubsidi berdasarkan
pada Peraturan Menteri Pertanian No. 87/Permentan/SR.130/12/2011 adalah Rp
1.800/Kg. Sedangkan ammonia, yang merupakan kelebihan dari produksi ammonia yang
diproses menjadi urea, sebagian besar disalurkan ke PT. Multi Nitrotama Kimia serta
sebagian lagi dipasarkan ke wilayah Jawa Barat, Jawa Timur dan diekspor dalam partai
kecil (small cargo).
Sesuai dengan arahan dari Surat Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Kementerian Pertanian No. 712/SR.130/B.5/8/2011 tanggal 23 Agustus 2011 perihal
Pewarnaan pupuk Urea Bersubsidi, PT. Pupuk Kujang per tanggal 1 Januari 2012 warna
pupuk urea bersubsidi menjadi berwarna merah jambu (pink). Tujuannya agar
pengawasan pupuk tersebut bisa lebih mudah. Pewarna pupuk yang digunakan dalam
proses ini menggunakan bahan-bahan food-edible-grade atau aman untuk dikonsumsi,
tidak beracun bagi tanaman, tidak mengubah kandungan zat hara yang ada pada pupuk,
serta sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Kegiatan-kegiatan yang dijalankan PT. Pupuk Kujang adalah:
1. Produksi
Mengolah bahan-bahan mentah tertentu menjadi bahan-bahan pokok yang
diperlukan dalam pembuatan pupuk, terutama pupuk urea dan bahan kimia lainnya,
serta mengolah bahan pokok tersebut menjadi berbagai jenis pupuk dan hasil bahan
kimia lainnya.
2. Perdagangan
Menyelenggarakan kegiatan distribusi dan perdagangan, baik dalam maupun
luar negeri yang berhubungan dengan produk-produk tersebut diatas dan produk-
produk lainnya serta kegiatan impor barang yang antara lain berupa bahan baku dan
penolong/pembantu, peralatan produksi dan bahan kimia lainnya.
3. Pemberian Jasa
Melaksanakan studi penelitian, pengembangan, desain engineering,
pengantongan, konstruksi, manajemen, pengoperasian pabrik, pabrikan/ reparasi,
pemeliharaan, konsultasi (kecuali konsultasi bidang hukum) dan jasa teknis lainnya
dalam sektor industri pupuk dan industri kimia lainnya.
4. Usaha Lainnya
Menjalankan kegiatan-kegiatan usaha dalam bidang angkutan, ekspedisi dan
pergudangan serta kegiatan lainnya yang merupakan sarana dan perlengkapan guna
kelancaran pelaksanaan kegiatan-kegiatan usaha tersebut.

1.2. LOKASI PERUSAHAAN


PT. Pupuk Kujang terletak di Desa Dawuan, Kecamatan Cikampek, Kabupaten
Karawang, Jawa Barat. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi
pabrik adalah:
1. Pemasaran mudah karena berada di tengah-tengah daerah pemasaran pupuk Jawa
Barat.
2. Ketersediaan tenaga kerja karena jumlah tenaga kerja di Pulau Jawa cukup banyak.
3. Ketersediaan utilitas yaitu dekat dengan sumber air tawar di Waduk Curug dan
sumber listrik di Jatiluhur.
4. Ketersediaan bahan baku yaitu dekat dengan sumber bahan baku gas alam Cilamaya.
5. Ketersediaan fasilitas transportasi yaitu jalur angkutan darat seperti jalan raya dan
jalur kereta api, serta dekat dengan dermaga di Pamanukan.
Luas kawasan PT. Pupuk Kujang meliputi kurang lebih 727,5 Ha yang terbagi
menjadi:
1. Kawasan pabrik seluas 60 Ha.
2. Kawasan perumahan seluas 60 Ha.
3. Kawasan Industri Kujang Cikampek (KIKC) seluas 377,5 Ha.
4. Kawasan perkantoran dan sarana penunjang lain seluas 230 Ha.

Tata letak pabrik atau plant lay out dirancang dengan tujuan:
1. Pengolahan produk dapat lebih efisien.
2. Penanggulangan bahaya yang mungkin saja terjadi seperti kebakaran, peledakan,
kebocoran gas, dan lain-lain dapat lebih mudah diantisipasi.
3. Mencegah polusi gas maupun suara sehingga tidak mengganggu masyarakat sekitar.
4. Memudahkan jalur keluar masuk kendaraan di area pabrik.
1.3. MANAJEMEN PERUSAHAAN
1.3.1. Organisasi Perusahaan
PT. Pupuk Kujang merupakan BUMN dibawah Departemen Perindustrian dan
Direktorat Industri Kimia Dasar. Seluruh modal dan keuntungan PT. Pupuk Kujang
adalah milik negara sehingga semua keputusan dan kebijakan yang menyangkut PT.
Pupuk Kujang harus dengan izin pemerintah.
Organisasi di PT. Pupuk Kujang mempunyai tujuan jangka pendek dan jangka
panjang yang menjadi arah pengembangan perusahaan. Tujuan jangka pendek yaitu
menyelesaikan dan menyempurnakan pengembangan pabrik urea, sedangkan tujuan
jangka panjang, yaitu:
1. Mengolah bahan mentah menjadi bahan baku untuk pembuatan urea dan bahan
kimia lainnya.
2. Penyediaan jasa dalam proyek industri pupuk, kimia, penelitian, pemilihan, serta
pembuatan alat-alat produksi.
3. Menyediakan jasa angkutan dan pergudangan untuk melengkapi pelaksanaan
usaha-usaha di atas.
4. Menyalurkan dan menyediakan jasa pergudangan ekspor maupun impor untuk
hasil produksi.

1.3.2. Struktur Organisasi


Struktur organisasi yang berlaku saat ini adalah berdasarkan surat keputusan
direksi No. 034/SK/DU/XII/2012 tanggal 10 Desember 2012. Berdasarkan surat
keputusan tersebut, PT. Pupuk Kujang dipimpin oleh dewan direksi yang terdiri dari:
1. Direktur Utama
2. Direktur Produksi, Teknik, dan Pengembangan
3. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
4. Direktur Komersial

Unsur-unsur organisasi yang ada di PT. Pupuk Kujang adalah sebagai berikut:
1. Unsur Pimpinan
2. Unsur Pembantu Pimpinan
3. Unsur Pelaksana Operasional
4. Unsur Penunjang
5. Unsur Pengawas

1. Unsur Pimpinan
Unsur pimpinan terdiri dari 4 orang dewan direksi yaitu seorang direksi
utama yang dibantu oleh Direktur Produksi, Teknik dan Pengembangan. Direktur
Sumber Daya Manusia dan Umum, serta Direktur Komersial.
Dalam dewan direksi, direktur membawahi ketiga direktur yang lain.
selain itu, Direktur Utama juga membawahi Sekretariat Perusahaan dan Satuan
Pengawasan Intern. Sekretariat Perusahaan membawahi Biro Komunikasi, Biro
Hukum dan Administrasi Perusahaan, Kantor Perwakilan Pupuk Kujang Jakarta,
Biro Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, serta Biro Pengamanan. Satuan
Pengawasan Intern membawahi Biro Pengawasan Operasional, Pengawasan
Keuangan, dan Biro Manajemen Resiko.
PT. Pupuk Kujang memiliki tiga buah departemen yang masing-masing
dikepalai oleh seorang direktur, yaitu:
a. Direktur Produksi, Teknik, dan Pengembangan
Direktur Produksi, Teknik, dan Pengembangan membawahi langsung
Kompartemen Produksi, Kompartemen Pemeliharaan, dan Kompartemen
Teknik dan Pengembangan. Kompartemen Produksi membawahi Divisi
Produksi 1A, Divisi Produksi 1B, Biro Pengawasan Proses, serta Biro
Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup. Kompartemen
Pemeliharaan membawahi Divisi Pemeliharaan Mekanik, Divisi
Perencanaan dan Pemeliharaan Listrik Instrumen, Biro Material, dan Biro
Inspeksi. Kompartemen Teknik dan Pemeliharaan membawahi Biro Penelitian
dan Pengembangan, Biro Rancang Bangun, Biro Pelayanan Industri, dan Biro
Teknologi Informasi.
b. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum membawahi Kompartemen
Sumber Daya Manusia dan Kompartemen Umum. Kompartemen Sumber
Daya Manusia membawahi Biro Perencanaan dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia, Biro Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Biro Kesehatan,
dan Biro Manajemen. Kompartemen Umum membawahi Biro Pengadaan,
Biro Pelayanan Jasa, dan Biro Pelayanan Umum.
c. Direktur Komersial
Direktur Komersial membawahi langsung Kompartemen Pemasaran dan
Kompartemen Administrasi Keuangan, Kompartemen Pemasaran membawahi
Divisi Pemasaran, Divisi Sarana Penjualan, dan Divisi Penjualan.
Kompartemen Administrasi Keuangan membawahi Biro Anggaran, Biro
Keuangan, dan Biro Akuntansi.

2. Unsur Pembantu Pimpinan


Setiap direktur membawahi satu kompartemen yang terdiri dari beberapa
unit kerja sebagai pelaksana. Ada 4 kompartemen yakni Kompartemen Produksi,
Kompartemen Teknik dan Pelayanan Jasa, Kompartemen Administrasi Keuangan,
dan Kompartemen SDM Dan Umum. Unit-unit kerja yang dimaksud adalah divisi
untuk bagian pabrik dan non pabrik.
3. Unsur Operasional, Penunjang, dan Pengawas
Unsur operasional adalah perangkat organisasi yang bertugas menjalankan
operasi produk sehari-hari. Unsur penunjang dalam organisasi perusahaan adalah
perangkat perusahaan yang yang bertugas menunjang operasi pabrik. Unsur ini
diwakili oleh suatu biro yang membawahi beberapa bagian yang terdiri dari
beberapa bidang. Unsur pengawas adalah unsur yang dipimpin langsung oleh
Direktur Utama. Unsur ini bertugas mengawasi jalannya kegiatan perusahaan dan
menjaganya dari gangguan yang bersifat manusiawi baik dari dalam maupun dari
luar perusahaan.

1.3.3. Waktu Kerja


Berdasarkan waktu kerja, karyawan dapat dibedakan menjadi karyawan
shift dan karyawan regular. Jadwal jam kerja adalah sebagai berikut:
1. Jam Kerja Shift
Berlaku bagi karyawan yang terlibat langsung dalam kegiatan produksi
dan pengamanan pabrik. Jam kerja shift diatur sebagai berikut:
Shift Jam Kerja Istirahat
Pagi 07.00 WIB-15.00 WIB 11.30 WIB-12.30 WIB
Sore 15.00 WIB-23.00 WIB 18.00 WIB-19.00 WIB
Malam 23.00 WIB-07.00 WIB 03.00 WIB-04.00 WIB
Terdapat empat grup shift, yaitu A, B, C, D, dimana masing-masing
kelompok bekerja selama enam hari tiap shift kemudian libur dua hari.
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin
A Malam Malam Siang Siang Pagi Pagi Libur Libur
B Siang Siang Pagi Pagi Libur Libur Malam Malam
C Pagi Pagi Libur Libur Malam Malam Siang Siang
D Libur Libur Malam Malam Siang Siang Pagi Pagi
Turn Around (TA) diadakan dua kali dalam setahun. Kegiatan turn around
merupakan kegiatan penghentian produksi dengan tujuan untuk perbaikan dan
pemeriksaan seuruh alat. Kegiatan turn around memakan waktu sekitar dua
minggu, sehingga pada prakteknya pabri bekerja selama 330 hari per tahun.
2. Jam Kerja Reguler
Berlaku bagi karyawan yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan produksi
dan pengamanan pabrik, dan berlaku juga untuk karyawan tingkat staff ke
atas. Adapun jam kerja bagi karyawan reguler adalah sebagai berikut:
a. Hari Senin-Kamis, mulai jam 07.00-16.00 dan waktu istirahat jam 11.30-
12.30.
b. Hari Jumat, mulai jam 07.00-16.30 dan waktu istirahat jam 11.30 – 13.00.
c. Hari Sabtu dan Minggu libur.
1.3.4. Sistem Penggajian
Sistem penggajian di PT. Pupuk Kujang dapat dibedakan menjadi dua
macam gaji:
1. Gaji karyawan tetap, ikatan dinas, dan honorer
Untuk karyawan tetap, karyawan yang bekerja karena ikatan dinas, maupun
karyawan honorer, gaji diberikan setiap akhir bulan. Gaji tersebut meliputi:
tunjangan istri, tunjangan anak, kesehatan, dan perumahan.
2. Gaji tenaga harian lepas
Untuk tenaga harian lepas, gaji diberikan setiap Hari Sabtu yang jumlahnya
disesuaikan dengan jumlah jam kerja.
Di samping gaji rutin, setiap karyawan memperoleh bonus keuntungan
yang biasanya tergantung laju produksinya. Bagi karyawan yang dipanggil untuk
bekerja di pabrik di luar jam kerja akan diberikan tambahan upah. Bagi karyawan
yang bekerja lembur diberikan upah tambahan dengan perhitungan sebagai
berikut:
1. Untuk hari biasa, lembur 1 jam pertama sebesar 1,5 kali upah/jam.
2. Untuk Hari Minggu dan hari libur besarnya 2 kali upah/jam.
1.3.5. Uang Cuti
Uang cuti diberikan jika karyawan sudah menempuh satu tahun kerja. Hak
cuti yang diberikan meliputi cuti tahunan dan cuti besar. Hak cuti tahunan
diberikan setiap tahun sekali dengan lama waktu cuti 12 hari, sementara hak cuti
besar diberikan setiap enam tahun sekali dengan lama waktu cuti 46 hari. Uang
cuti yang diberikan adalah sebesar:
1. Dua setengah kali gaji dasar untuk cuti tahunan
2. Empat kali gaji dasar untuk cuti besar.
1.3.6. Tenaga Kerja
Jumlah karyawan PT. Pupuk Kujang yang tercatat pada biro
ketenagakerjaan hingga akhir Oktober 2013 adalah 1192 orang.
Menurut statusnya, karyawan PT. Pupuk Kujang dapat dibedakan menjadi:
1. Karyawan tetap : 11443 orang
2. Kayawan honorer : 12 orang
3. Karyawan trainee : 37 orang
Jumlah : 1192 orang

Tingkatan dari karyawan disesuaikan berasarkan jabata. Jumlah karyawan


berdasarkan jabatan adalah sebagai berikut:
1. GM dan staff : 12 orang
2. Manager dan staff : 50 orang
3. Superintendent dan staff : 138 orang
4. Supervisor dan staff : 259 orang
5. Pelaksana : 733 orang
Jumlah : 1192 orang

1.4. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


1.4.1. Keselamatan Kerja
Undang-Undang No. 1 tahun 1970 menetapkan bahwa setiap tenaga kerja
berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan kerja dalam melakukan
pekerjaan demi kesejahteraan hidup dan peningkatan produktivitas nasional dan
berdasarkan keputusan Direksi PT. Pupuk Kujang No.67/DIR/X/1978 tentang
pemberian wewenang kepada bagian Keselamatan dan Pemadam Kebakaran,
maka langkah yang diambil pada prinsipnya adalah melakukan pencegahan dan
penanggulangan kemungkinan bahaya keselamatan kerja.
Jenis bahaya keselamatan kerja antara lain:
1. Aliran listrik bertegangan tinggi.
2. Bahaya zat kimia, baik yang berupa gas atau cairan yang beracun dan mudah
terbakar.
3. Jam kerja yang berlebihan dapat menyebabkan kejenuhan dan kelelahan
bekerja.
4. Kebisingan yang melebihi ambang batas.
5. Mesin-mesin yang bekerja tanpa alat pengaman sehingga membahayakan
pada bagian mekanisnya.
6. Penerangan yang kurang sehingga dapat menyebabkan kecelakaan.
7. Peralatan yang bekerja pada temperatur dan tekanan yang tinggi,
kemungkinan terjadi ledakan, kebakaran, atau kebocoran.
Untuk mengatasi akibat yang ditimbulkan, diperlukan kesatuan kelompok
kerja dalam sistem terpadu. Sistem keselamatan kerja di lingkungan PT. Pupuk
Kujang melibatkan 6 kelompok kerja, yaitu:
1. Bagian keselamatan dan pemadam kebakaran (fire and safety)
2. Bagian keamanan
3. Bagian pemeliharaan lapangan
4. Bagian kesehatan
5. Bagian ekologi
6. Bagian perbendaharaan dan asuransi
Selain kelompok kerja di atas, sangat penting juga adanya kesadaran dari
seluruh karyawan untuk mencegah serta menghindari adanya bahaya yang dapat
merugikan diri sendiri, orang lain, maupun perusahaan. Untuk mengingatkan
karyawan, maka setiap pagi dan sore selalu dibacakan pesan-pesan keselamatan
kerja oleh Bagian Keselamatan dan Pemadam Kebakaran.
1. Bagian Keselamatan dan Pemadam Kebakaran (KPK)
Bagian ini berkedudukan di bawah Divisi Inspeksi dan Keselamatan
dengan jumlah anggita 33 orang yang dibagi menjadi dua seksi yaitu seksi
pencegahan dan seksi penanggulangan kecelakaan atau kebakaran. Bagian ini
mempunyai tugas dan wewenang antara lain:
a. Memberi izin kepada karyawan yang akan melakukan penggalian,
pembongkaran, perbaikan alat, dan lain-lain.
b. Mengawasi dan menegur orang-orang yang berada di lingkungan pabrik
jika sekiranya melakukan tindakan yang membahayakan.
c. Mengadakan latihan penanggulangan kecelakaan dan kebakaran secara
periodik bagi seluruh karyawan.
d. Mengumandangkan safety talk atau peringatan kembali tentang peraturan
keselamatan kerja pada waktu-waktu tertentu.
e. Menerbitkan majalah bulanan fire and safety.

Bagian ini dilengkapi dengan sarana penunjang, seperti:


a. Mobil ambulance.
b. Kendaraan pemadam kebakaran, fire truck multi purpose, dan fire jeep
precure.
c. Jaringan air hydrant dari kawasan pabrik sampai perumahan.
d. Unit oengisian udara tekan.
e. Masker gas dan debu, safety goggle, dan ear plug.
f. Racun api, pendeteksi api, dan peralatannya.
g. Kotak PPPK
h. Poster-poster keselamatan.
2. Bagian Keamanan
Bagian keamanan terdiri dari dua pasukan yaitu pasukan penjagaan,
pasukan penyelidikan, dan pasukan penanggulangan. Tugas utama dari bagian
ini adalah menjaga keamanan lingkungan.
3. Bagian Pemeliharaan dan Lapangan
Bagian ini menyediakan sarana bagi karyawan berupa perlengkapan kerja,
misalnya pakaian kerja, dan menyediakan konsultasi bagi karyawan yang
ditangani oleh seorang psikolog.
4. Bagian Kesehatan
Bagian ini dilengkapi dengan dokter umum, perawat, dan dokter gigi.
Bagian ini bertugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh
karyawan dan keluarga.
5. Bagian Ekologi
Bagian ini bertugas untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran udara maupun suara.
6. Bagian Perbendaharaan dan Asuransi
Bagian ini bertugas untuk mengurusi masalah asuransi tenaga kerja dan
pemberian santunan kepada karyawan yang mendapatkan musibah
kecelakaan.
1.4.2. Kesejahteraan Kerja
Untuk menunjang kesejahteraan karyawan beserta keluarganya, maka PT.
Pupuk Kujang menyediakan beberapa sarana dan prasarana, diantaranya:
1. Perumahan
PT. Pupuk Kujang menyediakan perumahan di dalam area pabrik, dengan
empat tipe rumah yang ditempati karyawan beserta keluarganya sesuai dengan
jabatannya. Terdapat pula perumahan karyawan di luar pabrik yang berupa
perumahan BTN seperti di daerah Pegadungan dan Sukaseuri.
2. Sekolah
PT. Pupuk Kujang juga menyediakan sekolah dari tingkat TK, SD, dan
SMP yang terletak di dalam kompleks pabrik.
3. Transportasi
Untuk mempermudah transportasi bagi karyawan dan keluarganya, PT.
Pupuk Kujang juga menyediakan armada bus untuk antar jemput karyawan
dan anak-anak sekolah. Untuk itu dibangun shelter-shelter untuk menunggu
bus di sepanjang jalan dalam area pabrik.
4. Balai Kesehatan
PT. Pupuk Kujang membangun sebuah balai kesehatan yang berada di
area pabrik untuk karyawan dan keluarganya.
5. Masjid
Untuk sarana peribadatan, dibangun Masjid Nahrul Hayat di tengah
kompleks perumahan pabrik.
6. Sarana Olahraga
Sebagai tempat hiburan bagi karyawan dan keluarganya, perumahan
menyediakan fasilitas-fasilitas olahraga seperti: lapangan sepak bola, lapangan
tenis, lapangan golf, lapangan voli, lapangan basket, kolam renang, dan
gedung serba guna yang berisi lapangan bulu tangkis dan tenis meja.
7. Asuransi
Setiap karyawan ditanggung asuransi selama 24 jam kerja. Karyawan
ditanggung oleh Asuransi Tenaga Kerja Jiwa Sraya.
8. Bank dan ATM

1.5. PENGEMBANGAN PERUSAHAAN


Pengembangan perusahaan PT. Pupuk Kujang dilakukan dengan cara memperluas
dan membangun pabrik-pabrik. Usaha ini bertujuan untuk menunjang program
pemerintah untuk menciptakan suatu keterkaitan antara kegiatan industri dengan tingkat
ekspor hasil industri.
Adapun pabrik-pabrik yang dimiliki oleh PT. Pupuk Kujang antara lain:
1. Pabrik Asam Formiat
Pabrik ini didirikan dengan tujuan memanfaatkan gas CO2 yang ada dalam gas
proses pabrik ammonia dan utilitas yang masih idle di PT. Pupuk Kujang. Asam
Formiat digunakan sebagai koagulan pada industri karet, bahan penolong pada
industri tekstil dan penyamakan kulit. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 28
Januari 1986 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 19 November
1988. Pabrik Asam Formiat mulai beroperasi komersial dengan kapasitas 11.000 MT
per tahun sejak bulan Oktober 1988 dan dikelola oleh PT. Sintas Kurama Perdana dan
produksinya dipasarkan sebagian besar di dalam negeri, selebihnya diekspor.
2. Pabrik Gasket
Pabrik ini dikelola oleh PT. Kuniseal Nusantara yang mulai berproduksi pada
bulan April 1989 dengan kapasitas produksi sebesar 2.260 ton/tahun. Adapun jenis
gasket yang dihasilkan adalah jenis joint sheet, steel bestos, dan spiral wound yang
banyak digunakan untuk keperluan industri otomotif, industri kimia, industri
perkapalan, dan lain-lain. Sekitar 70% produk yang dihasilkan diekspor ke beberapa
negara, terutama Jepang.
3. Pabrik Katalis
Pabrik ini didirikan dengan maksud untuk mendukung industri pupuk, refinery
dan metanol, sehingga Indonesia tidak tergantung katalis dari luar negeri. Perusahaan
ini berdiri pada tanggal 24 Juni 1987 dan telah beroperasi sejak bulan September
1989. Produksinya diutamakan untuk mencukupi kebiutuhan dalam negeri dengan
kapasitas 1.100 ton.tahun dan dikelola oleh PT. Kujang Sud-Chemie Catalysts (PT.
KSC). Jenis katalis yang dihasilkan adalah katalis HTS (C-12), katalis LTS (C-18),
ZnO guard chamber (C-7), katalis primary reformer (C-11), dan katalis secondary
reformer (C-14).
4. Pabrik Ammonium Nitrat
Pabrik ini didirikan untuk memanfaatkan bahan baku berupa ammonia dari PT.
Pupuk Kujang dengan menghasilkan Ammonium Nitrat yang digunakan sebagai
bahan baku dalam pembuatan bahan peledak. Konsumen ammonium nitrat adalah
industri-industri pertambangan dan konstruksi. Pabrik ini didirikan pada tanggal 10
April 1987. Pabrik beroperasi sejak 1 Januari 1991 dan dikelola oleh PT. Multi
Nitrotama Kimia (PT. MNK) dengan kapasitas Asam Nitrat 55.000 ton per tahun dan
Ammonium Nitrat 33.000 ton per tahun.
5. Pabrik Hidrogen Peroksida
Pabrik ini didirikan dengan tujuan memanfaatkan gas H2 dari unit Hydrogen
Recovery PT. Pupuk Kujang sebagai bahan baku. Hidrogen Peroksida banyak
digunakan sebagai bahan pemutih pada industri tekstil dan industri kertas. Pabrik ini
merupakan pabrik hidrogen peroksida pertama di Indonesia dan didirikan pada
tanggal 28 Oktober 1987. Operasi komersial sejak tanggal 1 Januari 1991 dengan
kapasitas 16.000 ton per tahun dan dikelola oleh PT. Peroksida Indonesia Pratama
(PT. PIP).
6. Pabrik Nitroselulosa
Pabrik ini dikelola oleh PT. Nicellin Internasional dengan kapasitas produksi
5.300 ton per tahun, dengan bahan baku yang digunakan berupa asam nitrat dan
selulosa. Pabrik ini memproduksi lackuer untuk pelapis berbagai macam barang
seperti furniture, kendaraan bermotor, kulit, kertas, dan lain-lain.
7. Kawasan Industri Kujang Cikampek (KIKC)
Perusahaan ini didirkan pada tanggal 24 Agustus 1990 dan telah beroperasi secara
komersial sejak April 1991. KIKC didirikan sesuai Keppres No. 53/1989 tentang
kawasan industri yang dilengkapi dengan kawasan industri terkait. PT. Kawasan
Industri Kujang Cikampek adalah anak perusahaan PT. Pupuk Kujang yang berlokasi
di Cikampek. KIKC mengelola kawasan industry seluas 140 hektar. Kondisi
lingkungan di kawasan ini sangat ideal untuk bekerja dan tempat tinggal karena udara
yang bersih dan lingkungan sekitar yang masih alamiah dengan pepohonan yang
hijau. Temperatur setempat berkisar 23˚C dan maksimum 35˚C. Kelembaban relative
sekitar 73% sampai 94%, sedangkan arah angin utama dari Utara ke Selatan.
Kawasan ini berada pada zona 3 berdasarkan klasifikasi zona gempa Indonesia.
Adapun fasilitas yang ada di KIKC meliputi air bersih, listrik, transportasi, poliklinik,
plant services, sarana olahraga, dan lain-lain. Fasilitas plant services sendiri meliputi
penyediaan jasa yang diperlukan untuk keperluan perizinan pabrik, impor bahan
baku, dan ekspor produksi.
No. Perusahaan Produk
1. PT. Nichias Rockwool Indonesia Gasket dan bahan insulasi
2, PT. Sintas Kurama Perdana Asam Formiat
3. PT. Kujang Sud-Chemie Catalysts Katalis
4. PT. Peroksida Indonesia Pratama Hidrogen Peroksida
5. PT. Multi Nitrotama Kimia Ammonium Nitrat & Asam Nitrat
6. PT. Graha Cemerlang Paper Utama Kertas Tissue
7. PT. Sari Indo Prima Karung Plastik
8. PT. Humpuss Karbometil Selulosa Karbometil Selulosa
9. PT. Indo Raya Kimia Karbon disulfida
10. PT. Jaya Readymix Beton Readymix
11. PT. Adhimix Precast Indonesia Beton Readymix
12. PT. Kujang Agri Mulia Pupuk NPK
13. PT. Kujang Amanah Tani Pupuk Hayati
14. PT. Kujang Arlita Persada Karung Plastik
15. PT. Telkomsel Telepon Seluler
16. PT. Indosat, Tbk Telepon Seluler
8. Industri Peralatan Pabrik
Industri ini memproduksi beberapa tipe peralatan pabrik seperti pressure vessel,
heat exchanger, reaktor, drum, maupun tangki, yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sendiri dan permintaan peralatan industri dari pabik lain, seperti industri
kertas, industri perminyakan, maupun industri kelapa sawit. Tahap rancangan dan
fabrikasi peralatan telah mengikuti standar internasional seperti API, ASME, TEMA,
ANSI. Industri ini juga mengadakan kerjasama dengan PT. Bukaka Kujang Prima.

1.6. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK YANG DIHASILKAN


1.6.1. Bahan Baku Unit Ammonia
Reaksi pembentukan ammonia adalah sebagai berikut:
𝑁2 + 3𝐻2 ↔ 2𝑁𝐻3
Dengan kata lain, diperlukan gas nitrogen dan gas hidrogen untuk direaksikan
menjadi ammonia sesuai dengan reaksi di atas. Bahan baku ammonia yang
digunakan adalah:
1. Gas Alam
Gas Alam berperan sebagai penyedia gas hidrogen. Kebutuhan gas alam PT.
Pupuk Kujang disuplai oleh Pertamina yang diambil dari 3 sumber yaitu:
a. Sumuran di Cilamaya
b. Sumuran di Mundu
c. Sumuran di Pasir Jadi
Spesifikasi gas alam tersebut antara lain:
a. Wujud : Gas
b. Warna : Tidak berwarna
c. Bau : Berbau khas
Komposisi rata-rata gas alam yang digunakan dapat dilihat pada daftar
berikut:
Komponen Minimal Maksimal Normal
(%mol) (%mol) (%mol)
N2 1,0 1,5 1,25
CO2 1 5 3
CH4 70 90 88,36
C2H6 1 12 5
C3H8 0,75 12 2
i-C4H10 0,1 2 0,24
n-C4H10 0,1 2,2 0,2
i-C5H12 0,02 0,6 0,07
n-C5H12 0,01 0,3 0,04
C6H14 0,01 0,3 0,03
C7H16 0,01 0,1 0,06
S (organik) - 5.10-4 5.10-4
S (sebagai H2S) - 30.10-4 30.10-4
-7
Hg - 2,5.10 2,5.10-7
2. Udara
Udara berperan sebagai penyedia gas nitrogen dalam proses pembuatan
ammonia.
Spesifikasi:
a. Wujud : Gas
b. Warna : Tidak berwarna
c. Bau : Tidak berbau
Komposisi rata-rata:
a. Nitrogen : 78,084% v/v
b. Oksigen : 20,946% v/v
c. Argon : 0,934% v/v
d. CO2 : 0,020% v/v
e. Gas-gas lain : 0,002% v/v
-5
f. Uap air : 242,40.10 % v/v
-5
g. Partikel debu : 32,8510 % v/v

3. Steam
Ada beberapa jenis steam yang digunakan dalam proses pembuatan ammonia
di PT. Pupuk Kujang, yaitu:
a. High Pressure Steam
Steam bertekanan tinggi (High Pressure Steam) diproduksi di
pabrik ammonia dengan memanfaatkan panas dari Secondary Reformer
(A-103-D) yang suhunya sekitar 1.000˚C. Kapasitas produksi steam ini
sekitar 300 ton/jam, dengan tekanan 123 kg/cm2. Steam ini digunakan
sebagai media penggerak turbin di kompresor. Setelah menggerakkan
turbin kompresor, steam keluar dengan tekanan rendah (Low Pressure
Steam) dan tekanan sedang (Medium Pressure Steam).
b. Medium Pressure Steam
Steam bertekanan menengah (sekitar 42 kg/cm2) digunakan
sebagai bahan baku untuk direaksikan dengan senyawa hidrokarbon dari
gas alam untuk menghasilkan gas hidrogen. Reaksi ini terjadi di Primary
Reformer dengan menggunakan katalis Nikel Oksida.
c. Low Pressure Steam
Steam bertekanan rendah (sekitar 5 kg/cm2) digunakan sebagai
media pemanas di boiler.
1.6.2. Produk Unit Ammonia
Produk yang dihasilkan oleh unit ammonia adalah:
1. Ammonia cair
Kapasitas rancang yang tersedia adalah 1000 MT/hari. Ammonia cair yang
digunakan dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu:
a. Ammonia Dingin
Kadar : 99,95%
Air : 0,05%
Temperatur : -33˚C
Tekanan : 4 kg/cm2
b. Ammonia Panas
Kadar : 99,5%
Air : 0,5%
Temperatur : 30˚C
Tekanan : 6 kg/cm2
2. Gas Karbondioksida
Kapasitas rancang yang tersedia adalah 29.508,97 m3/jam dengan komposisi
sebagai berikut:
Kadar CO2 (basis kering) : 99,6%
Kadar Sulfur : 1,0 ppm
Kadar air : Jenuh
Tekanan : 0,6 kg/cm2
Temperatur : 38˚C
Kadar penyerap : 0,01%
3. Gas Karbonmonoksida
Kapasitas rancang yang tersedia adalah 790 Nm3/jam CO murni. CO
dihasilkan dari Secondary Reformer yang dikirim PT. Sintas Kurama Perdana
sebagai bahan baku pembuatan asam formiat.
4. Gas Hidrogen
Gas hidrogen hasil dari pemurnian pada unit ammonia digunakan sebagai
bahan baku pembuatan hidrogen peroksida yang dikelola oleh PT. Peroksida
Indonesia Pratama. Hidrogen Peroksida yang dihasilkan mempunyai kadar
50%, dengan kapasitas 16.000 ton/tahun yang digunakan untuk industri kertas
dan tekstil di Indonesia.
1.6.3. Bahan Baku Unit Urea
Reaksi pembentukan urea adalah sebagai berikut:
Pembentukan carbamate:
2𝑁𝐻3 + 𝐶𝑂2 ↔ 𝑁𝐻2 𝐶𝑂𝑂𝑁𝐻4
Dehidrasi menjadi urea:
𝑁𝐻2 𝐶𝑂𝑂𝑁𝐻4 ↔ 𝑁𝐻2 𝐶𝑂𝑁𝐻2 + 𝐻2 𝑂
Dengan demikian diperlukan gas ammonia dan gas karbondioksida untuk
direaksikan menjadi urea. Bahan baku unit urea yang digunakan adalah:
1. Gas Ammonia
Kebutuhan ammonia unit urea diiambil dari produk unit ammonia. Spesifikasi
dari gas ammonia adalah sebagai berikut:
a. Wujud : Cair (T=25-30˚C; P=18 kg/cm2)
b. Warna : Tidak Berwarna
c. Bau : Berbau khas (menyengat)
Komposisi rata-rata:
a. NH3 : 99,5% w/w (minimum)
b. Air : 0,5% w/w (maksimum)
c. Minyak : 5 ppm w/w (maksimum)
2. Gas Karbondioksida
Kebutuhan gas CO2 juga diambil dari produk unit ammonia. Spesifikasi gas
CO2 adalah sebagai berikut:
a. Wujud : Gas (T=38˚C; P=0,6 kg/cm2)
b. Warna : Tidak berwarna
c. Bau : Tidak berbau
Komposisi rata-rata:
a. CO2 (basis kering) : 99,6% v/v
b. Air, sulfur, dan impuritas : 0,4% v/v
1.6.4. Produk Unit Urea
Kapasitas rancang produksi urea adalah 1.725 MT/hari dengan spesifikasi sebagai
berikut:
1. Kadar nitrogen : 46,6% berat (minimum)
2. Kadar air : 0,3% berat (maksimum)
3. Kadar biuret : 1% berat (maksimum)
4. Kadar besi :1 ppm b/b (maksimum)
5. Ammonia bebas : 150 ppm b/b (maksimum)
6. Kadar abu : 15 ppm b/b (maksimum)
Ukuran butir
1. 6 US mesh : 0,2% berat
2. 18 US mesh : 99,3% berat
3. 25 US mesh : 2,0% berat

Anda mungkin juga menyukai