(keduanya adalah anak perusahaan Exxon Mobil Corp.) dan Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) untuk melakukan percepatan produksi migas melalui
pendekatan Early Production Facility (EPF), sekaligus meningkatkan produksi
melalui aplikasi teknologi terkini. Dan kini PEPC telah ditunjuk sebagai
Operator Lapangan Unitisasi Jambaran dan Tiung Biru atas kesepakatan
KKKS WK (Kontraktor Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja) Blok PT
Pertamina EP (PEP) dan KKKS WK (Kontraktor Kontrak Kerja Sama Wilayah
Kerja) Blok Cepu telah melakukan Perjanjian Unitisasi/Unitization
Agreement (UA) yang ditanda tangani pada tanggal 14 September 2012.
Yang kedua adalah penghargaan dari Islamic Finance News Award 2019
untuk ketegori “Best Country Deal of the Year” yang didapat dari Dubai.
Proyek pendanaan yang diperoleh PEPC ini menjadi proyek pertama yang
mengabungkan dua jenis pendanaan, yaitu pendanaan yang bersifat
konvensional dan syariah.
terdepan dengan nilai pasar US$100 Miliar dan sebagai bagian dari Pertamina,
transformasi model operasi dan organisasi dilakukan juga di Anak Perusahaan
khususnya pada sektor Hulu yang tergabung dalam Subholding Upstream.
dengan perincian 4,48 persen Bojonegoro, 2,18 persen Blora, 2,24 persen
Jawa Timur dan 1,09 persen Jawa Tengah.
ExxonMobil memproduksi 4 - 4,5 juta barel minyak dan gas per hari,
yang dihasilkan ladang minyak di 24 negara. Untuk eksplorasi
ExxonMobil telah melakukan di 48 negara dan menjual minyak dan gas
di 25 negara. Pada divisi pengembangan ExxonMobil memiliki 32 proyek
di 15 negara yang memerlukan dana 33 miliar dollar AS untuk
pembangunan seluruh proyek tersebut.
Di sisi lain, Exxon juga dituduh sebuah grup riset Council on Economic
Priorities sebagai perusahaan nomor atas penyebab polusi sepanjang
tahun 1994. Begitu juga kasus tumpahnya minyak dari tangker raksasa
Exxon Valdez di Prince William Sound, pantai barat AS, pada Maret
1989 lalu yang menyebabkan lebih dari 11 juta gallon (41 juta liter)
minyak mencemari perairan dan lingkungan di teluk Alaska.