BAB I
PENDAHULUAN
dilaksanakan adalah penggantian reaktor urea pada tahun 2001 dan pembangunan
Pabrik Kujang 1B.
Pembangunan Pabrik Kujang 1B dengan kapasitas produksi 570.000 ton/tahun
urea dan 330.000 ton/tahun ammonia dilaksanakan oleh kontraktor utama Toyo
Engineering Corporation (TEC) Japan dan didukung oleh dua kontraktor dalam
negeri yaitu PT. Rekayasa Industri dan PT. Inti Karya Persada Teknik.
Penandatanganan kontrak dilaksanakan pada 15 Maret 2001 dan pembangunan Pabrik
Kujang 1B diselesaikan dalam waktu 36 bulan, dimulai tanggal 1 Oktober 2003
sampai dengan 6 September 2005. Selain dari equity yang dimiliki oleh PT. Pupuk
Kujang, pendanaan proyek ini diperoleh dari pinjaman Japan Bank for International
Cooperation (JBIC) sebesar JPY 27.048.700.000. Peresmian Pabrik Kujang 1B
dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 3 April 2006.
Pada tanggal 4 Januari 2011, PT. Pupuk Kujang melakukan Kredit
Refinancing pembangunan pabrik Kujang 1B melalui proses Take Over oleh 4
perbankan nasional. Hal ini merupakan langkah untuk menghindari fluktuasi utang
luar negeri atas mata uang asing, yen serta merupakan arahan dari para pemegang
saham serta implementasi dari Surat Kementerian BUMN No. S-33/MBU/2008
tentang Pengelolaan Pinjaman & Dana Dalam Valuta Asing..
Dengan Kredit Refinancing ini, PT. Pupuk Kujang meminjam uang sebesar Rp
1,9 triliun kepada 4 bank nasional yaitu Bank BRI, BNI, Mandiri, dan BCA. Uang
tersebut digunakan untuk membeli yen dan membayar utang kepada JBIC. Rencana
pembayaran PT. Pupuk Kujang kepada 4 perbankan nasional akan dilakukan dalam
jangka waktu 8 tahun mulai 2012 hingga 2019.
Bahan baku utama dalam pembuatan urea adalah gas bumi, air dan udara.
Ketiga bahan baku tersebut diolah sehingga menghasilkan amonia dan akhirnya
menjadi urea. Penyediaan gas bumi berasal dari Pertamina dan Perusahaan Gas
Swasta lainnya yang diambil dari sumber lepas pantai laut Jawa, sedangkan air baku
diambil dari Perum Jasa Tirta II Jatiluhur-Purwakarta.
Untuk memanfaatkan ekses operasional Pabrik Pupuk Kujang maka
dibangunlah beberapa anak Perusahaan yang merupakan Joint Venture dengan pihak
swasta dalam negeri maupun luar negeri. Saat ini PT. Pupuk Kujang mempunyai 5
(lima) anak perusahaan yang merupakan perusahaan patungan dengan pihak swasta
yaitu : PT. Sintas Kurama Perdana yang memproduksi Asam Formiat, PT. Multi
Nitrotama Kimia yang memproduksi Ammonium Nitrat dan Asam Nitrat, PT.
Peroksida Indonesia Pratama memproduksi Hidrogen Peroksida, PT. Kujang Sud-
Chemie Catalysts yang memproduksi Katalis, dan yang terakhir adalah PT. Kawasan
Industri Kujang Cikampek yang mengelola lahan di Kawasan PT. Pupuk Kujang.
Mengingat biaya produksi pupuk urea masih lebih tinggi dari Harga Eceran
Tertinggi (HET), maka Pemerintah memberikan subsidi melalui Peraturan Menteri
Keuangan No. 122/KMK.02/2006 tanggal 7 Desember 2006, tentang Tata Cara
Perhitungan dan Pembayaran Subsidi Pupuk Tahun Anggaran 2006 merubah pola
subsidi gas menjadi subsidi harga, dalam subsidi harga tersebut besaran subsidi dari
Pemerintah terhadap industri pupuk adalah seluruh biaya produksi termasuk harga
bahan baku utama yaitu gas alam ditambah margin 10 % dan biaya distribusi
dikurangi dengan Harga Eceran Tertinggi.
Sesuai Peraturan Menteri Perdagangan No. 17/MDAG/PER/6/2011, tentang
Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi, dan Surat Direktur Utama PT. Pupuk
Sriwidjaja (Persero) No. U-909/A00000.UM/2011 tanggal 11 Agustus 2011 bahwa
terhitung mulai tanggal 1 September 2011, seluruh Provinsi Jawa Barat menjadi
daerah tanggung jawab PT. Pupuk Kujang.
Posisi strategis perusahaan yang terletak di Provinsi Jawa Barat dan
berdekatan dengan Ibu Kota DKI Jakarta menjadi salah satu tantangan tersendiri,
mengingat Jawa Barat sebagai lumbung padi nasional harus ditunjang dengan pasokan
pupuk yang memadai sehingga Ketahanan Pangan Nasional dapat terjamin.
Mengenai harga jual, Harga Eceran Tertinggi pupuk urea bersubsidi
berdasarkan pada Peraturan Menteri Pertanian No. 87/Permentan/SR.130/12/2011
adalah Rp1.800/Kg. Sedangkan ammonia, yang merupakan kelebihan dari produksi
ammonia yang diproses menjadi urea, sebagian besar disalurkan ke PT. Multi
Nitrotama Kimia serta sebagian lagi dipasarkan ke wilayah Jawa Barat, Jawa Timur
dan diekspor dalam partai kecil (small cargo).
Sesuai dengan arahan dari Surat Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian Kementerian Pertanian No. 712/SR.130/B.5/8/2011 tanggal 23 Agustus
2011 perihal Pewarnaan pupuk Urea Bersubsidi, PT. Pupuk Kujang per tanggal 1
Januari 2012 warna pupuk urea bersubsidi menjadi berwarna merah jambu (pink).
Tujuannya agar pengawasan pupuk tersebut bisa lebih mudah. Pewarna pupuk yang
digunakan dalam proses ini menggunakan bahan-bahan food-edible-grade atau aman
untuk dikonsumsi, tidak beracun bagi tanaman, tidak mengubah kandungan zat hara
yang ada pada pupuk, serta sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Kegiatan-kegiatan yang dijalankan PT. Pupuk Kujang adalah:
1. Produksi
Mengolah bahan-bahan mentah tertentu menjadi bahan-bahan pokok yang
diperlukan dalam pembuatan pupuk, terutama pupuk urea dan bahan kimia
lainnya, serta mengolah bahan pokok tersebut menjadi berbagai jenis pupuk dan
hasil bahan kimia lainnya.
2. Perdagangan
Menyelenggarakan kegiatan distribusi dan perdagangan, baik dalam
maupun luar negeri yang berhubungan dengan produk-produk tersebut diatas dan
produk- produk lainnya serta kegiatan impor barang yang antara lain berupa bahan
baku dan penolong/pembantu, peralatan produksi dan bahan kimia lainnya.
3. Pemberian Jasa
Melaksanakan studi penelitian, pengembangan, desain engineering,
pengantongan, konstruksi, manajemen, pengoperasian pabrik, pabrikan/ reparasi,
pemeliharaan, konsultasi (kecuali konsultasi bidang hukum) dan jasa teknis
lainnya dalam sektor industri pupuk dan industri kimia lainnya.
4. Usaha Lainnya
Menjalankan kegiatan-kegiatan usaha dalam bidang angkutan, ekspedisi
dan pergudangan serta kegiatan lainnya yang merupakan sarana dan perlengkapan
guna kelancaran pelaksanaan kegiatan-kegiatan usaha tersebut.
Tata letak pabrik atau plant lay out dirancang dengan tujuan:
1. Pengolahan produk dapat lebih efisien.
2. Penanggulangan bahaya yang mungkin saja terjadi seperti kebakaran, peledakan,
kebocoran gas, dan lain-lain dapat lebih mudah diantisipasi.
3. Mencegah polusi gas maupun suara sehingga tidak mengganggu masyarakat
sekitar.
4. Memudahkan jalur keluar masuk kendaraan di area pabrik.
1. Unsur Pimpinan
Unsur pimpinan terdiri dari 4 orang dewan direksi yaitu seorang direksi
utama yang dibantu oleh Direktur Produksi, Teknik dan Pengembangan.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum, serta Direktur Komersial.
Dalam dewan direksi, direktur membawahi ketiga direktur yang lain.
selain itu, Direktur Utama juga membawahi Sekretariat Perusahaan dan Satuan
Pengawasan Intern. Sekretariat Perusahaan membawahi Biro Komunikasi,
Biro Hukum dan Administrasi Perusahaan, Kantor Perwakilan Pupuk Kujang
Jakarta, Biro Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, serta Biro
Pengamanan. Satuan Pengawasan Intern membawahi Biro Pengawasan
Operasional, Pengawasan Keuangan, dan Biro Manajemen Resiko.
PT. Pupuk Kujang memiliki tiga buah departemen yang masing-masing
dikepalai oleh seorang direktur, yaitu:
a. Direktur Produksi, Teknik, dan Pengembangan
Direktur Produksi, Teknik, dan Pengembangan membawahi langsung
Kompartemen Produksi, Kompartemen Pemeliharaan, dan Kompartemen
Teknik dan Pengembangan. Kompartemen Produksi membawahi Divisi
Produksi 1A, Divisi Produksi 1B, Biro Pengawasan Proses, serta Biro
Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup. Kompartemen
Pemeliharaan membawahi Divisi Pemeliharaan Mekanik, Divisi
Perencanaan dan Pemeliharaan Listrik Instrumen, Biro Material, dan Biro
Inspeksi. Kompartemen Teknik dan Pemeliharaan membawahi Biro
Penelitian dan Pengembangan, Biro Rancang Bangun, Biro Pelayanan
Industri, dan Biro Teknologi Informasi.
b. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum membawahi
Kompartemen Sumber Daya Manusia dan Kompartemen Umum.
Kompartemen Sumber Daya Manusia membawahi Biro Perencanaan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Biro Pengelolaan Sumber Daya
Manusia, Biro Kesehatan, dan Biro Manajemen. Kompartemen Umum
membawahi Biro Pengadaan, Biro Pelayanan Jasa, dan Biro Pelayanan
Umum.
c. Direktur Komersial
Direktur Komersial membawahi langsung Kompartemen Pemasaran
dan Kompartemen Administrasi Keuangan, Kompartemen Pemasaran
membawahi Divisi Pemasaran, Divisi Sarana Penjualan, dan Divisi
Penjualan. Kompartemen Administrasi Keuangan membawahi Biro
Anggaran, Biro Keuangan, dan Biro Akuntansi.
Turn Around (TA) diadakan dua kali dalam setahun. Kegiatan turn
around merupakan kegiatan penghentian produksi dengan tujuan untuk
perbaikan dan pemeriksaan seuruh alat. Kegiatan turn around memakan
waktu sekitar dua minggu, sehingga pada prakteknya pabri bekerja selama
330 hari per tahun.
Selain kelompok kerja di atas, sangat penting juga adanya kesadaran dari
seluruh karyawan untuk mencegah serta menghindari adanya bahaya yang
dapat merugikan diri sendiri, orang lain, maupun perusahaan. Untuk
mengingatkan karyawan, maka setiap pagi dan sore selalu dibacakan pesan-
pesan keselamatan kerja oleh Bagian Keselamatan dan Pemadam Kebakaran.
Adapun pabrik-pabrik yang dimiliki oleh PT. Pupuk Kujang antara lain:
1. Pabrik Asam Formiat
Pabrik ini didirikan dengan tujuan memanfaatkan gas CO2 yang ada dalam gas
proses pabrik ammonia dan utilitas yang masih idle di PT. Pupuk Kujang. Asam
Formiat digunakan sebagai koagulan pada industri karet, bahan penolong pada
industri tekstil dan penyamakan kulit. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 28
Januari 1986 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 19 November
1988. Pabrik Asam Formiat mulai beroperasi komersial dengan kapasitas 11.000
MT per tahun sejak bulan Oktober 1988 dan dikelola oleh PT. Sintas Kurama
Perdana dan produksinya dipasarkan sebagian besar di dalam negeri, selebihnya
diekspor
2. Pabrik Gasket
Pabrik ini dikelola oleh PT. Kuniseal Nusantara yang mulai berproduksi pada
bulan April 1989 dengan kapasitas produksi sebesar 2.260 ton/tahun. Adapun
jenis gasket yang dihasilkan adalah jenis joint sheet, steel bestos, dan spiral
wound yang banyak digunakan untuk keperluan industri otomotif, industri kimia,
industri perkapalan, dan lain-lain. Sekitar 70% produk yang dihasilkan diekspor
ke beberapa negara, terutama Jepang.
3. Pabrik Katalis
Pabrik ini didirikan dengan maksud untuk mendukung industri pupuk, refinery
dan metanol, sehingga Indonesia tidak tergantung katalis dari luar negeri.
Perusahaan ini berdiri pada tanggal 24 Juni 1987 dan telah beroperasi sejak bulan
September 1989. Produksinya diutamakan untuk mencukupi kebiutuhan dalam
negeri dengan kapasitas 1.100 ton.tahun dan dikelola oleh PT. Kujang Sud-
Chemie Catalysts (PT. KSC). Jenis katalis yang dihasilkan adalah katalis HTS (C-
12), katalis LTS (C-18), ZnO guard chamber (C-7), katalis primary reformer (C-
11), dan katalis secondary reformer (C-14).
4. Pabrik Ammonium Nitrat
Pabrik ini didirikan untuk memanfaatkan bahan baku berupa ammonia dari
PT. Pupuk Kujang dengan menghasilkan Ammonium Nitrat yang digunakan
sebagai bahan baku dalam pembuatan bahan peledak. Konsumen ammonium
nitrat adalah industri-industri pertambangan dan konstruksi. Pabrik ini didirikan
pada tanggal 10 April 1987. Pabrik beroperasi sejak 1 Januari 1991 dan dikelola
oleh PT. Multi Nitrotama Kimia (PT. MNK) dengan kapasitas Asam Nitrat 55.000
ton per tahun dan Ammonium Nitrat 33.000 ton per tahun.
5. Pabrik Hidrogen Peroksida
Pabrik ini didirikan dengan tujuan memanfaatkan gas H2 dari unit Hydrogen
Recovery PT. Pupuk Kujang sebagai bahan baku. Hidrogen Peroksida banyak
digunakan sebagai bahan pemutih pada industri tekstil dan industri kertas. Pabrik
ini merupakan pabrik hidrogen peroksida pertama di Indonesia dan didirikan pada
tanggal 28 Oktober 1987. Operasi komersial sejak tanggal 1 Januari 1991 dengan
kapasitas 16.000 ton per tahun dan dikelola oleh PT. Peroksida Indonesia Pratama
(PT. PIP).
6. Pabrik Nitroselulosa
Pabrik ini dikelola oleh PT. Nicellin Internasional dengan kapasitas produksi
5.300 ton per tahun, dengan bahan baku yang digunakan berupa asam nitrat dan
selulosa. Pabrik ini memproduksi lackuer untuk pelapis berbagai macam barang
seperti furniture, kendaraan bermotor, kulit, kertas, dan lain-lain.
7. Kawasan Industri Kujang Cikampek (KIKC)
Perusahaan ini didirkan pada tanggal 24 Agustus 1990 dan telah beroperasi
secara komersial sejak April 1991. KIKC didirikan sesuai Keppres No. 53/1989
tentang kawasan industri yang dilengkapi dengan kawasan industri terkait. PT.
Kawasan Industri Kujang Cikampek adalah anak perusahaan PT. Pupuk Kujang
yang berlokasi di Cikampek. KIKC mengelola kawasan industry seluas 140
hektar. Adapun fasilitas yang ada di KIKC meliputi air bersih, listrik, transportasi,
poliklinik, plant services, sarana olahraga, dan lain-lain. Fasilitas plant services
sendiri meliputi penyediaan jasa yang diperlukan untuk keperluan perizinan
pabrik, impor bahan baku, dan ekspor produksi.
Tabel 1.3. Anak Perusahaan PT. Pupuk Kujang yang berada di KIKC
No. Perusahaan Produk
1. PT. Nichias Rockwool Indonesia Gasket dan bahan insulasi
2. PT. Sintas Kurama Perdana Asam Formiat
3. PT. Kujang Sud-Chemie Catalysts Katalis
4. PT. Peroksida Indonesia Pratama Hidrogen Peroksida
5. PT. Multi Nitrotama Kimia Ammonium Nitrat & Asam Nitrat
6. PT. Graha Cemerlang Paper Utama Kertas Tissue
7. PT. Sari Indo Prima Karung Plastik
8. PT. Humpuss Karbometil Selulosa Karbometil Selulosa
9. PT. Indo Raya Kimia Karbon disulfide
10. PT. Jaya Readymix Beton Readymix
11. PT. Adhimix Precast Indonesia Beton Readymix
12. PT. Kujang Agri Mulia Pupuk NPK
13. PT. Kujang Amanah Tani Pupuk Hayati
14. PT. Kujang Arlita Persada Karung Plastik
15. PT. Telkomsel Telepon Seluler
16. PT. Indosat, Tbk Telepon Seluler
8. Industri Peralatan Pabrik
Industri ini memproduksi beberapa tipe peralatan pabrik seperti pressure
vessel, heat exchanger, reaktor, drum, maupun tangki, yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sendiri dan permintaan peralatan industri dari pabik lain.
Tahap rancangan dan fabrikasi peralatan telah mengikuti standar internasional
seperti API, ASME, TEMA, ANSI.
𝑁2 + 3𝐻2 ↔ 2𝑁𝐻3
Dengan kata lain, diperlukan gas nitrogen dan gas hidrogen untuk
direaksikan menjadi ammonia sesuai dengan reaksi di atas. Bahan baku
ammonia yang digunakan adalah:
1. Gas Alam
Gas Alam berperan sebagai penyedia gas hidrogen. Kebutuhan gas alam
PT. Pupuk Kujang disuplai oleh Pertamina yang diambil dari 3 sumber
yaitu:
a. Sumuran di Cilamaya
b. Sumuran di Mundu
c. Sumuran di Pasir Jadi
Spesifikasi gas alam tersebut antara lain:
a. Wujud : Gas
b. Warna : Tidak berwarna
c. Bau : Berbau khas
Komposisi rata-rata gas alam yang digunakan dapat dilihat pada daftar
berikut:
Tabel 4. Spesifikasi Gas Alam sebagai Bahan Baku Ammonia
Komponen Minimal Maksimal Normal
(%mol) (%mol) (%mol)
N2 1,0 1,5 1,25
CO2 1 5 3
CH4 70 90 88,36
C2H6 1 12 5
C3H8 0,75 12 2
i-C4H10 0,1 2 0,24
n-C4H10 0,1 2,2 0,2
i-C5H12 0,02 0,6 0,07
n-C5H12 0,01 0,3 0,04
C6H14 0,01 0,3 0,03
C7H16 0,01 0,1 0,06
S (organik) - 5.10-4 5.10-4
S (sebagai H2S) - 30.10-4 30.10-4
Hg - 2,5.10-7 2,5.10-7
2. Udara
Udara berperan sebagai penyedia gas nitrogen dalam proses pembuatan
ammonia.
Spesifikasi:
a. Wujud : Gas
b. Warna : Tidak berwarna
c. Bau : Tidak berbau
Komposisi rata-rata:
a. Nitrogen : 78,084 % v/v
b. Oksigen : 20,946 % v/v
c. Argon : 0,934 % v/v
d. CO2 : 0,020 % v/v
e. Gas-gas lain : 0,002 % v/v
-5
f. Uap air : 242,40 x 10 % v/v
-5
g. Partikel debu : 32,85 x 10 % v/v
3. Steam
Ada beberapa jenis steam yang digunakan dalam proses pembuatan
ammonia di PT. Pupuk Kujang, yaitu:
a. High Pressure Steam
Steam bertekanan tinggi (High Pressure Steam) diproduksi di
pabrik ammonia dengan memanfaatkan panas dari Secondary
Reformer (A-103-D) yang bersuhu sekitar 1.000˚C. Kapasitas produksi
steam ini sekitar 300 ton/jam, dengan tekanan 123 kg/cm2. Steam ini
digunakan sebagai media penggerak turbin di kompresor. Setelah
menggerakkan turbin kompresor, steam keluar dengan tekanan rendah
(Low Pressure Steam) dan tekanan sedang (Medium Pressure Steam).
b. Medium Pressure Steam
Steam bertekanan menengah (sekitar 42 kg/cm2) digunakan
sebagai bahan baku untuk direaksikan dengan senyawa hidrokarbon
dari gas alam untuk menghasilkan gas hidrogen. Reaksi ini terjadi di
Primary Reformer dengan menggunakan katalis Nikel Oksida.
c. Low Pressure Steam
Steam bertekanan rendah (sekitar 5 kg/cm2) digunakan sebagai
media pemanas di boiler.
1. Ammonia cair
Kapasitas rancang yang tersedia adalah 1000 MT/hari. Ammonia cair yang
digunakan dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu:
a. Ammonia Dingin
Kadar : 99,95%
Air : 0,05%
Temperatur : -33˚C
Tekanan : 4 kg/cm2
b. Ammonia Panas
Kadar : 99,5%
Air : 0,5%
Temperatur : 30˚C
Tekanan : 6 kg/cm2
2. Gas Karbondioksida
Kapasitas rancang yang tersedia adalah 29.508,97 m3/jam dengan
komposisi sebagai berikut:
Kadar CO2 (basis kering) : 99,6%
Kadar Sulfur : 1,0 ppm
Kadar air : Jenuh
Tekanan : 0,6 kg/cm2
Temperatur : 38˚C
Kadar penyerap : 0,01%
3. Gas Karbonmonoksida
Kapasitas rancang yang tersedia adalah 790 Nm3/jam CO murni. CO
dihasilkan dari Secondary Reformer yang dikirim PT. Sintas Kurama
Perdana sebagai bahan baku pembuatan asam formiat.
4. Gas Hidrogen
Gas hidrogen hasil dari pemurnian pada unit ammonia digunakan sebagai
bahan baku pembuatan hidrogen peroksida yang dikelola oleh PT.
Peroksida Indonesia Pratama. Hidrogen Peroksida yang dihasilkan
mempunyai kadar 50%, dengan kapasitas 16.000 ton/tahun yang
digunakan untuk industri kertas dan tekstil di Indonesia.
1. Gas Ammonia
Kebutuhan ammonia unit urea diiambil dari produk unit ammonia.
Spesifikasi dari gas ammonia adalah sebagai berikut:
a. Wujud : Cair (T=25-30˚C; P=18 kg/cm2)
b. Warna : Tidak Berwarna
c. Bau : Berbau khas (menyengat)
Komposisi rata-rata:
a. NH3 : 99,5 % w/w (minimum)
b. Air : 0,5 % w/w (maksimum)
c. Minyak :5 ppm w/w (maksimum)
2. Gas Karbondioksida
Kebutuhan gas CO2 juga diambil dari produk unit ammonia. Spesifikasi
gas CO2 adalah sebagai berikut:
a. Wujud : Gas (T=38˚C; P=0,6 kg/cm2)
b. Warna : Tidak berwarna
c. Bau : Tidak berbau
Komposisi rata-rata:
a. CO2 (basis kering) : 99,6 % v/v
b. Air, sulfur, dan impuritas : 0,4 % v/v
Ukuran butir:
1. 6 US mesh : 0,2 % berat
2. 18 US mesh : 99,3 % berat
3. 25 US mesh : 2,0 % berat