(Zainal Abidin)
ABSTRAK. Cangkang kelapa sawit merupakan biomassa yang terbentuk dari hasil
fotosintetis butir-butir hijau daun, bekerja sebagai sel surya yang menyerap energi sinar
matahari, kemudian mengkonversi karbon dioksida dengan air menjadi suatu material yang
mengandung karbon, hidrogen dan oksigen. Material tersebut dalam bentuk padatan dan
apabila dikonversi dapat menjadi arang cangkang kelapa sawit. Pada pelaksanaan
penelitian ini, arang cangkang kelapa sawit dibuat dengan proses torefaksi cangkang kelapa
sawit. Dari proses torefaksi cangkang kelapa sawit diperoleh rendemen pengarangan rata-
rata adalah 38,20% (suhu terakhir proses torefaksi adalah 3480C, pada saat cangkang
kelapa sawit tidak lagi mengeluarkan asap dan waktu tinggal pengarangan adalah 105
menit). Dari hasil pengamatan temperatur dan waktu tinggal pengarangan cangkang kelapa
sawit terhadap kondisi asap proses pengarangan cangkang sawit yang terjadi, sebagai
indikator, diketahui bahwa proses pembentukan arang cangkang kelapa sawit mengikuti
Grafik Tipikal Tahapan Pengarangan Biomassa Dengan Proses Torefaksi yang tertera pada
Gambar 1, yaitu tahapan heating, tahapan drying, tahapan post drying, tahapan torrefaction
dan tahapan cooling.
Kata kunci: cangkang kelapa sawit, torefaksi, arang cangkang kelapa sawit,
ABSTRACT. Palm kernel shells are biomass resulted from photosynthesis of chlorophyls,
working as solar cells that absorb sunlight energy, then converting carbon dioxide with water
into a material containing carbon, hydrogen and oxygen. The material is in solid form and
can be converted into coconut shell charcoal. In the implementation of this research, coconut
shell charcoal is made by coconut shell torrefaction process. From the process of coconut
shell torrefaction, the average auction yield is 38.20% (the last temperature of the
torrefaction process is 3480C, when the oil palm shells no longer smoke and the residence
time is 105 minutes). Observation on the temperature and the residence time of coconut
shell restriction on the smoke condition of the resulted palm oil charcoal shaping that occurs, as
an indicator, it is known that the palm oil charcoal shaping process follows the typical graph
of biomass stages with torrefaction process shown in Figure 1 as followed: heating stage,
drying stage, post-drying stage, torrefaction stage and cooling stage.
Keywords: palm kernel shells, torrefaction, palm kernel shells charcoal
14
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 12 No. 1 Juni 2017: 14-20
15
Pembuatan arang…….. (Zainal Abidin)
dengan 320 0C tanpa adanya oksigen dan dikandung oleh biomassa akan
tekanan atmosfer dan laju pemanasan mulai menguap.
partikel yang rendah (lebih kecil dari 50 b. Pada temperatur biomassa
0
C/menit) . Dengan metode torefaksi ini mendekati pengeringan akhir
maka diharapkan akan memperbaiki (post-drying, yaitu 2000C,
karakteristik bahan bakar padat kandungan air pada bagian dalam
seperti peningkatan nilai kalor, biomassa akan menguap akibat
menurunkan kadar air, grind ability dan perpindahan kalor pada partikel
memperbaiki sifat higroskopik (Bergman biomassa tersebut.
dalam Syamsiro, 2016). 3. Torefaksi, yaitu tahapan yang
merupakan inti dari keseluruhan
Torefaksi digunakan sebagai proses torefaksi. Proses torefaksi
langkah pengkondisian awal untuk akan dimulai pada saat temperatur
metode konservasi biomassa seperti mencapai suhu 2000C, dan
gasifikasi dan co-firing. Nama lain dari didefinisikan sebagai temperatur
pada proses torefaksi adalah roasting, konstan maksimum. Disini material
slow-mild pyrolysis, wood cooking dan biomassa akan mengalami
high temperature drying. Perlakuan pengurangan berat.
panas yang dilakukan tidak hanya 4. Pendinginan,
mengubah struktur serat tetapi juga biomassa yang telah mencapai
keuletan dari biomassa tersebut. Selama temperatur torefaksi, akan didinginkan
proses torefaksi, biomassa akan menuju temperatur akhir, yaitu
mengalami devolatisasi yang temperatur kamar.
menyebabkan berat biomassa menjadi
berkurang. Tetapi kandungan energi Mekanisme dari torefaksi didasarkan
awal dari biomassa yang telah kepada reaksi dari 3 komponen utama
ditorefaksi tersebut tetap terjaga biomassa, yaitu hemiselulosa, selulosa
didalam produk padatannya, sehingga dan lignin. Jika temperatur biomassa
densitas energi dari biomassa menjadi mencapai 200 0C, maka hemiselulosa
lebih tinggi dibandingkan dari biomassa akan mengalami devolatisasi secara
awal. terbatas dan pengarbonan (biomassa
Proses torefaksi dibagi menjadi mulai berwarna kecoklatan). Jika
beberapa tahapan, yaitu : devolatisasi dilanjutkan pada temperatur
1. Pemanasan awal, yaitu biomassa 250 0C sampai dengan 260 0C , maka
dipanaskan sampai tahapan lignin dan selulosa sedikit mengalami
pengeringan tercapai, dimana air dekomposisi yang tidak menyebabkan
yang berada pada bagian luar kehilangan berat biomassa secara
biomassa mengalami penguapan. signifikan.
2. Pengeringan, yaitu : Perbedaan reaksi pada
a. Pada temperature biomassa hemiselulosa, selulosa dan lignin yang
mendekati pengeringan awal (pre- menghasilkan 2 (dua) daerah torefaksi,
drying), yaitu 1000C, air yang yaitu :
16
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 12 No. 1 Juni 2017: 14-20
17
Pembuatan arang…….. (Zainal Abidin)
18
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 12 No. 1 Juni 2017: 14-20
yang terjadi pada proses pengarangan massa dan energi relatif rendah.
sebagai indikator untuk mengamati Peningkatan kalori biomassa berkalori
keadaan cangkang kelapa sawit yang rendah dapat dilakukan dengan cara
sedang disangrai dengan mengukur meningkatkan densitas dari biomassa
temperatur cangkang kelapa sawit yang tersebut dan melakukan proses torefaksi
sedang disangrai dan menetapkan waktu untuk meningkatkan nilai energi dari
tinggal cangkang kelapa sawit yang biomassa tersebut.
sedang disangrai, seperti hasilnya yang
terlihat pada Tabel 3. SIMPULAN
Berdasarkan Grafik Tipikal Tahapan Dari hasil percobaan pembuatan
Pengarangan Biomassa Dengan Proses arang cangkang kelapa sawit dengan
Torefaksi (Gambar 1) dan dari data- proses torefaksi cangkang kelapa
data Tabel 3, dengan asap yang terjadi sawit, dapat disimpulkan seperti berikut :
dari proses torefaksi sebagai indikator Dari hasil percobaan pembuatan arang
untuk menentukan tahapan pengarangan cangkang kelapa sawit dengan
yang terjadi pada proses torefaksi melakukan pengamatan terhadap
adalah seperti berikut : temperatur cangkang kelapa sawit dan
a. Tahapan Heating dari menit ke 0 waktu tinggal cangkang kelapa sawit,
sampai menit ke 3 dengan dimana asap yang terjadi pada proses
temperatur 320C (temperatur kamar) penyangraian adalah sebagai indikator
sampai dengan temperatur 950C, keadaan cangkang kelapa sawit, ternyata
b. Tahapan Drying dari menit ke 3 proses pengerjaannya mengikuti Grafik
sampai menit ke 19 dengan Tipikal Tahapan Pengarangan Biomassa
temperatur 950C sampai dengan Dengan Proses Torefaksi, seperti yang
temperatur 950C, terlihat pada Gambar 1.
c. Tahapan Post Drying dari menit ke Pada proses pengarangan
19 sampai menit ke 37 dengan cangkang kelapa sawit, dimana arang
temperatur 950C sampai dengan cangkang kelapa sawit berhenti
temperatur 3200C, mengeluarkan asap pada suhu 3480C dan
d. Tahapan Torrefaction dari menit ke waktu pengarangan adalah 105 menit,
37 sampai menit ke 45 dengan dinyatakan proses pengarangan telah
temperatur 3200C sampai dengan selesai dan mengikuti proses torefaksi,
temperatur 3480C, dimana rendemen pengarangan rata-rata
e. Tahapan Cooling dimulai dari menit adalah 38,20 %.
ke 45 sampai menit ke 105 dengan
temperatur 3480C sampai dengan DAFTAR PUSTAKA
temperatur 320C (temperatur kamar). 1. Apriyanti, S, Budiyanto dan Meizul
Dari hasil percobaan pembuatan Zuki, 2009, Kajian Pemanfaatan
arang cangkang kelapa sawit dan Fraksi Berat Hasil Pirolisis Cangkang
berdasarkan pengamatan temperatur dan Sawit (Tar) Sebagai Bahan Perekat
waktu tinggal ternyata proses Dalam Proses Pembuatan Briket
pengerjaannya mengikuti Grafik Tipikal Arang Cangkang Sawit (Abstrak),
Tahapan Pengarangan Biomassa Dengan diakses dari Internet tgl. 20
Proses Torefaksi November 2016.
Pada proses torefaksi cangkang 2. Azhar dan H Rustamaji, 2009, Bahan
kelapa sawit, dimana arang cangkang Bakar Padat Dari Biomassa Bambu
kelapa sawit berhenti mengeluarkan asap Dengan Proses Torefaksi Dan
pada suhu 3480C dan waktu proses Densifikasi, Jurnal Rekayasa Proses,
pengarangan adalah 105 menit, Vol.3 No.2, hal. 26 – 29.
dinyatakan pengarangan dengan proses 3. Baserol Hissam,M F
torefaksi telah selesai dimana rendemen Bin,2014,Torrefaction Process :The
pengarangan rata-rata adalah 38,20 %. Effect of Temperature and Residence
Menurut Nasution (2012), arang Time to the Production of Torrified
cangkang kelapa sawit hasil torefaksi Rubber Wood, Thesis, Faculty of
(penyangraian), adalah merupakan bahan Chemical and Natural Resources
bakar padat berkalori rendah. Menurut Engineering, Universiti
Syamsuro et.al (2016), bahan bakar padat Malaysia,Pahang.
biomassa selalu mempunyai densitas
19
Pembuatan arang…….. (Zainal Abidin)
20