Anda di halaman 1dari 7

Pembuatan arang……..

(Zainal Abidin)

PEMBUATAN ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN PROSES


TOREFAKSI

Preparation of Palm Kernel Shell Charcoal Using Torrefaction Method

Zainal Abidin Nasution dan Harry P. Limbong


Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan
Jln Sisingamangaraja no.24 Medan 20217, Provinsi Sumatera Utara
E – mail: zainal_an7@yahoo.com

ABSTRAK. Cangkang kelapa sawit merupakan biomassa yang terbentuk dari hasil
fotosintetis butir-butir hijau daun, bekerja sebagai sel surya yang menyerap energi sinar
matahari, kemudian mengkonversi karbon dioksida dengan air menjadi suatu material yang
mengandung karbon, hidrogen dan oksigen. Material tersebut dalam bentuk padatan dan
apabila dikonversi dapat menjadi arang cangkang kelapa sawit. Pada pelaksanaan
penelitian ini, arang cangkang kelapa sawit dibuat dengan proses torefaksi cangkang kelapa
sawit. Dari proses torefaksi cangkang kelapa sawit diperoleh rendemen pengarangan rata-
rata adalah 38,20% (suhu terakhir proses torefaksi adalah 3480C, pada saat cangkang
kelapa sawit tidak lagi mengeluarkan asap dan waktu tinggal pengarangan adalah 105
menit). Dari hasil pengamatan temperatur dan waktu tinggal pengarangan cangkang kelapa
sawit terhadap kondisi asap proses pengarangan cangkang sawit yang terjadi, sebagai
indikator, diketahui bahwa proses pembentukan arang cangkang kelapa sawit mengikuti
Grafik Tipikal Tahapan Pengarangan Biomassa Dengan Proses Torefaksi yang tertera pada
Gambar 1, yaitu tahapan heating, tahapan drying, tahapan post drying, tahapan torrefaction
dan tahapan cooling.
Kata kunci: cangkang kelapa sawit, torefaksi, arang cangkang kelapa sawit,

ABSTRACT. Palm kernel shells are biomass resulted from photosynthesis of chlorophyls,
working as solar cells that absorb sunlight energy, then converting carbon dioxide with water
into a material containing carbon, hydrogen and oxygen. The material is in solid form and
can be converted into coconut shell charcoal. In the implementation of this research, coconut
shell charcoal is made by coconut shell torrefaction process. From the process of coconut
shell torrefaction, the average auction yield is 38.20% (the last temperature of the
torrefaction process is 3480C, when the oil palm shells no longer smoke and the residence
time is 105 minutes). Observation on the temperature and the residence time of coconut
shell restriction on the smoke condition of the resulted palm oil charcoal shaping that occurs, as
an indicator, it is known that the palm oil charcoal shaping process follows the typical graph
of biomass stages with torrefaction process shown in Figure 1 as followed: heating stage,
drying stage, post-drying stage, torrefaction stage and cooling stage.
Keywords: palm kernel shells, torrefaction, palm kernel shells charcoal

PENDAHULUAN (Statistik Perkebunan Indonesia, Kelapa


Pada tahun 2015, luas lahan Sawit 2013 – 2015, Ditjend Perkebunan,
perkebunan kelapa sawit di Indonesia 2014).
sudah mencapai 10.701.436 Ha, dengan Menurut Perdamaian (2008), basis
rincian perkebunan kelapa sawit rakyat satu ton tandan buah segar kelapa sawit
4.810.271 Ha, perkebunan kelapa sawit akan menghasilkan 20% - 23 % Crude
milik BUMN 704.094 Ha dan perkebunan Palm Oil (CPO), dan 5 % - 7 % Palm
kelapa sawit swasta 5.207.071 Ha Kernel Oil (PKO) dan sisanya berupa

14
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 12 No. 1 Juni 2017: 14-20

limbah padat yaitu 20 % - 23 % tandan padatan dapat dikonversi menjadi arang


kosong kelapa sawit, 10 % - 12 % serat cangkang kelapa sawit.
buah kelapa sawit dan 7 % - 9 %
cangkang kelapa sawit. Tabel 1. Karakteristik Kimia Cangkang
Menurut Naibaho (1996), setiap Kelapa Sawit
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) harus Sifat-sifat Parameter Nilai (%)
dilengkapi boiler sebagai pembangkit uap. C (%) 49,79
Uap yang dihasilkan dari boiler tersebut H (%) 5,58
digunakan untuk keperluan proses
produksi, juga digunakan untuk memutar Unsur Kimia O (%) 34,06
turbin uap sebagai pembangkit energi N (%) 0,72
tenaga listrik, juga untuk menggerakkan S (%) < 0,08
mesin-mesin pengolahan CPO, Cl (ppm) 89
penerangan di lingkungan PKS dan Karbohidrat 26,16
lainnya. Hemiselulose
Selulose (%) (%) 6,92
Struktur
Sumber: Ndoke in Okroigwe, 2014
Bahan bakar yang digunakan untuk
boiler tersebut adalah limbah padat buah Cangkang kelapa sawit baik
kelapa sawit seperti yang tersebut diatas, digunakan sebagai bahan bakar ataupun
yaitu serat buah kelapa sawit dan arang karena memiliki bahan
cangkang kelapa sawit. Konsumsi bahan lignoselulosa yang tinggi. Kemudian
bakar untuk boiler dari PKS dengan mempunyai berat jenis yang lebih tinggi
kapasitas olah adalah 30 ton tandan buah dari kayu, yaitu 1,4 gr/cm3.
segar per jam, adalah 3,8 ton/jam serat Menurut Nur (2014), proses torefaksi
buah kelapa sawit dan 1,5 ton/jam merupakan proses pemanggangan/
cangkang kelapa sawit. Dari hasil proses penyangraian bahan baku bioenergi
produksi PKS dengan kapasitas 30 ton (biomassa) dengan suhu yang
tandan buah segar per jam akan terkendali dan tetap dikisaran suhu 2200C
diperoleh limbah padat 3,0 ton/jam - 3,6
sampai dengan 3500C. Proses torefaksi
ton/jam serat buah sawit dan 2,1ton/jam -
ini membawa perubahan karakteristik
2,7 ton/jam cangkang kelapa sawit. Kalau
struktur biomassa tersebut, menjadi arang
dirata-ratakan sekitar 3,3 ton/jam serat
yang keras dan ulet. Menurut Hardianto
buah kelapa sawit dan 2,4 ton/jam
(2011), pada proses pirolosis produk
cangkang kelapa sawit. Pemakaian serat
yang dihasilkan dapat berupa gas, cairan
buah kelapa sawit sebagai bahan bakar
dan padatan (arang). Proses pirolisis
boiler adalah maksimal, artinya semua pada temperatur relatif rendah yang
serat buah kelapa sawit terpakai untuk menghasilkan produk utama berupa
bahan bakar boiler. Sedangkan konsumsi padatan, dikenal dengan nama proses
cangkang kelapa sawit sebagai bahan torefaksi. Menurut (Felfi dalam Azhar,
bakar boiler adalah 1,5 ton/jam, yang 2009), menjelaskan bahwa torefaksi
mana sewaktu diumpankan ke dapur (torrefaction) adalah pengolahan secara
pembakaran boiler dilakukan bersamaan termal terhadap biomassa pada suhu
dengan serat buah kelapa sawit. Artinya
2300C sampai dengan 2800C pada
masih lagi tersisa sekitar 0,9 ton/jam
keadaan tanpa udara dan dalam waktu
cangkang kelapa sawit. Apabila PKS yang singkat. Menurut Azhar (2009),
dioperasikan selama 24 jam, maka akan biomassa yang telah mengalami proses
diperoleh sekitar 21,6 ton/jam cangkang torefaksi akan memberikan beberapa
kelapa sawit yang dapat dimanfaatkan keuntungan antara lain adalah kandungan
untuk berbagai keperluan. airnya rendah, sedikit mengeluarkan
Cangkang kelapa sawit adalah asap dan nilai panasnya meningkat.
merupakan biomassa yang terbentuk dari Usaha untuk meningkatkan nilai
hasil foto sintesis butir-butir hijau daun kalor biomassa agar bisa setara dengan
yang bekerja sebagai sel surya yang batu bara salah satunya adalah dengan
menyerap energi sinar matahari dan proses karbonisasi temperatur rendah
mengkonversi karbon dioksida dengan atau disebut proses torefaksi. Karbonisasi
air menjadi suatu senyawa kimia yang atau pengarangan sudah dikenal cukup
terdiri atas karbon, hidrogen dan oksigen. luas untuk proses pembuatan arang .
Senyawa kimia tersebut dalam bentuk Sementara torefaksi adalah suatu proses
termokimia pada suhu 2000C sampai

15
Pembuatan arang…….. (Zainal Abidin)

Tabel 2. Kisaran Suhu Untuk Puncak Degradasi Termal Dari Hemiselulosa,


Selulosa dan Lignin

No. Kisaran Suhu Degradasi (oC)


Hemiselulosa Selulosa Lignin Sumber
1. 225-325 305-375 250-500 Shafizadeh (1985)
2. 250-350 300-430 250-550 Kaveendura et al (1998)
3. 200-400 275-400 250-400 Sorum et al (2001)
4. 220-315 315-400 160-500 Yay et al (2007)
5. 200-260 240-340 280-500 Yokoyama (2008)
6. 227-327 327-407 127-447 Giudicianni et al (2013)
Sumber: Luo (2011)

dengan 320 0C tanpa adanya oksigen dan dikandung oleh biomassa akan
tekanan atmosfer dan laju pemanasan mulai menguap.
partikel yang rendah (lebih kecil dari 50 b. Pada temperatur biomassa
0
C/menit) . Dengan metode torefaksi ini mendekati pengeringan akhir
maka diharapkan akan memperbaiki (post-drying, yaitu 2000C,
karakteristik bahan bakar padat kandungan air pada bagian dalam
seperti peningkatan nilai kalor, biomassa akan menguap akibat
menurunkan kadar air, grind ability dan perpindahan kalor pada partikel
memperbaiki sifat higroskopik (Bergman biomassa tersebut.
dalam Syamsiro, 2016). 3. Torefaksi, yaitu tahapan yang
merupakan inti dari keseluruhan
Torefaksi digunakan sebagai proses torefaksi. Proses torefaksi
langkah pengkondisian awal untuk akan dimulai pada saat temperatur
metode konservasi biomassa seperti mencapai suhu 2000C, dan
gasifikasi dan co-firing. Nama lain dari didefinisikan sebagai temperatur
pada proses torefaksi adalah roasting, konstan maksimum. Disini material
slow-mild pyrolysis, wood cooking dan biomassa akan mengalami
high temperature drying. Perlakuan pengurangan berat.
panas yang dilakukan tidak hanya 4. Pendinginan,
mengubah struktur serat tetapi juga biomassa yang telah mencapai
keuletan dari biomassa tersebut. Selama temperatur torefaksi, akan didinginkan
proses torefaksi, biomassa akan menuju temperatur akhir, yaitu
mengalami devolatisasi yang temperatur kamar.
menyebabkan berat biomassa menjadi
berkurang. Tetapi kandungan energi Mekanisme dari torefaksi didasarkan
awal dari biomassa yang telah kepada reaksi dari 3 komponen utama
ditorefaksi tersebut tetap terjaga biomassa, yaitu hemiselulosa, selulosa
didalam produk padatannya, sehingga dan lignin. Jika temperatur biomassa
densitas energi dari biomassa menjadi mencapai 200 0C, maka hemiselulosa
lebih tinggi dibandingkan dari biomassa akan mengalami devolatisasi secara
awal. terbatas dan pengarbonan (biomassa
Proses torefaksi dibagi menjadi mulai berwarna kecoklatan). Jika
beberapa tahapan, yaitu : devolatisasi dilanjutkan pada temperatur
1. Pemanasan awal, yaitu biomassa 250 0C sampai dengan 260 0C , maka
dipanaskan sampai tahapan lignin dan selulosa sedikit mengalami
pengeringan tercapai, dimana air dekomposisi yang tidak menyebabkan
yang berada pada bagian luar kehilangan berat biomassa secara
biomassa mengalami penguapan. signifikan.
2. Pengeringan, yaitu : Perbedaan reaksi pada
a. Pada temperature biomassa hemiselulosa, selulosa dan lignin yang
mendekati pengeringan awal (pre- menghasilkan 2 (dua) daerah torefaksi,
drying), yaitu 1000C, air yang yaitu :

16
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 12 No. 1 Juni 2017: 14-20

Gambar 1. Grafik Tipikal Tahapan Pengarangan Biomassa Dengan Proses Torefaksi


Sumber: Nhuchhen,(2014) dan Luo, (2011).

a. Torefaksi ringan dengan campuran dengan nilai kalori yang


temperatur dibawah 240 0C dan sesuai dengan spesisifikasi nilai kalori
ditandai oleh dekomposisi yang dari bahan bakar padat rancangan yang
signifikan dari hemiselulosaa. diinginkan. Sedangkan metode
b. Torefaksi berat yang terjadi diatas pembakaran dari bahan bakar padat
temperatur 2700C yang ditandai terbagi atas 2 (dua) tipe bahan bakar
dengan dekomposisi dari selulosa padat yang berbeda (co-firing system),
dan lignin. yaitu 1. Hasil campuran dari beberapa
(Sumber: Jupar, 2013) jenis bahan bakar padat, yang dibakar
secara bersamaan melalui satu saluran
Arang cangkang kelapa sawit (burner) pada suatu tungku pembakaran
sebagai bahan bakar padat (furnace); 2. Bahan bakar padat yang
didefinisikan sebagai bahan organik dibakar, terpisah melalui masing-masing
yang dapat digunakan untuk saluran (burner) pada suatu tungku
menghasilkan panas melalui proses pembakaran (furnace) (Munir, 2008).
pembakaran,maka tinggi – rendahnya
temperatur hasil pembakarannya
tergantung pada nilai kalori suatu tipe METODOLOGI PENELITIAN
bahan bakar padat yang digunakan.
Bahwa bahan bakar padat dengan nilai a. Bahan Penelitian
kalor lebih kecil dari nilai kalori kayu bakar Bahan penelitian yang digunakan
(wood fuels) dapat dianggap sebagai adalah cangkang kelapa sawit yang
bahan bakar padat berkalori rendah diperoleh dari limbah PKS PTPN-2
(low-calorific value solid fuel) dan Padang Brahrang, Kabupaten Langkat,
sebaliknya untuk bahan bakar padat Provinsi Sumatera Utara.
lebih besar dari nilai kalori kayu bakar
dapat dianggap sebagai bahan bakar b. Peralatan Penelitian
padat berkalori tinggi (high-calorific value Peralatan yang digunakan untuk
solid fuel). Oleh karena itu untuk bahan pembuatan arang cangkang kelapa
bakar berkalori rendah perlu dilakukan sawit terdiri atas kuali besi, kompor,
suatu teknik pencampuran bahan bakar wadah-wadah penampung, sudip,
padat (solid fuel blending technique), thermometer dan timbangan,
yang dapat dilakukan untuk
memperoleh bahan bakar padat

17
Pembuatan arang…….. (Zainal Abidin)

c. Pembuatan Arang Cangkang menjadi bara. Oleh karena itu harus


Kelapa Sawit dilakukan pembakaran tertutup agar tidak
Percobaan pembuatan arang cangkang terjadi oksidasi dengan O2 dari udara,
kelapa sawit, dilakukan seperti yang yang menyebabkan arang cangkang
tertera pada gambar dibawah ini, yaitu kelapa sawit dapat berubah menjadi abu.

Tabel 3. Temperatur dan Waktu Tinggal


Cangkang Kelapa Sawit
Arang Cangkang Kelapa Sawit Sawit
Pada Proses Torefaksi Cangkang
Kelapa Sawit
Dijemur dibawah Sinar
Matahari Sampai Kering
Waktu Keadaan
Suhu
No. Pengamatan Cangkang
(oC)
(menit ke-) Kelapa Sawit
Penimbangan
1. 0 32 Normal
2. 5 44 Normal
3. 10 95 Mulai berasap
Torefaksi Diudara Terbuka 4. 15 95 Asap tipis
Sampai Asapnya Habis 5. 16 95 Asap bertambah
6. 17 95 Asap bertamba h
banyak
7. 18 95 Mulai mengepul
Didinginkan 8. 19 95 Asap Mengepul
9. 21 114 Asap Mengepul
10. 24 125 Asap Mengepul
Arang Cangkang Kelapa Sawit 11. 27 156 Asap Mengepul
12. 30 179 Asap Mengepul
13. 32 202 Asap Mengepul
Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Asap
Arang Cangkang Kelapa Sawit 14. 34 262
mula
Dengan Proses Torefaksi i menipis
15. 37 320 Asap menipis
HASIL DAN PEMBAHASAN 16. 45 348 Asap habis
Arang Cangkang
17 105 32 Kelapa Sawit
Dari percobaan pembersihan kotoran Sudah Dingin
yang melekat pada cangkang kelapa
sawit (tanah, pasir) diperoleh rendemen
rata-rata adalah 95%. Dari torefaksi Pada proses torefaksi cangkang
cangkang kelapa sawit diperoleh kelapa sawit, sebagai biomassa yang
rendemen rata-rata adalah 38,20% (suhu mengandung lignoselulosa akan
terdekomposisi berdasarkan senyawa
terakhir torefaksi adalah 3480C, pada saat
cangkang kelapa sawit, tidak lagi penyusunnya. Menurut Jupar et.al (2013),
mengeluarkan asap). proses torefaksi adalah proses termo
Hasil pengamatan temperatur dan kimia pada suhu 2000C sampai dengan
waktu pengamatan terhadap kondisi 3200C tanpa adanya oksigen dan laju
asap yang keluar sebagai indikator pemanasan partikel lebih kecil dari
proses pengarangan cangkang kelapa 500C/menit. Dari penelusuran literatur
sawit dengan proses torefaksi diberikan dapat diketahui bahwa setiap biomassa,
di Tabel 3. mempunyai kandungan lignoselulosa
Berbeda caranya pengarangan yang berbeda satu dengan lainnya.
cangkang kelapa sawit antara proses Dari Tabel 2, diketahui kisaran
torefaksi dan pembakaran tertutup. temperatur puncak degradasi termal dari
Pengarangan cangkang kelapa sawit hemiselulosa, selulosa dan lignin,
dengan proses torefaksi dilaksanakan di berbeda satu dengan lainnya. Proses
udara terbuka dan selama proses torefaksi adalah roasting (penyangraian)
torefaksi tidak terjadi/ muncul api ataupun ataupun slow-mild pyrolysis (pirolisis
bara, ini dapat saja terjadi karena lambat-ringan), Kalau dipilih pengertian
proses torefaksi adalah penyangraian,
suhunya masih rendah (348OC).
maka untuk memudahkan pengamatan
Sedangkan pembakaran tertutup,
cangkang kelapa sawit dibakar sehingga proses torefaksi, maka digunakan asap

18
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 12 No. 1 Juni 2017: 14-20

yang terjadi pada proses pengarangan massa dan energi relatif rendah.
sebagai indikator untuk mengamati Peningkatan kalori biomassa berkalori
keadaan cangkang kelapa sawit yang rendah dapat dilakukan dengan cara
sedang disangrai dengan mengukur meningkatkan densitas dari biomassa
temperatur cangkang kelapa sawit yang tersebut dan melakukan proses torefaksi
sedang disangrai dan menetapkan waktu untuk meningkatkan nilai energi dari
tinggal cangkang kelapa sawit yang biomassa tersebut.
sedang disangrai, seperti hasilnya yang
terlihat pada Tabel 3. SIMPULAN
Berdasarkan Grafik Tipikal Tahapan Dari hasil percobaan pembuatan
Pengarangan Biomassa Dengan Proses arang cangkang kelapa sawit dengan
Torefaksi (Gambar 1) dan dari data- proses torefaksi cangkang kelapa
data Tabel 3, dengan asap yang terjadi sawit, dapat disimpulkan seperti berikut :
dari proses torefaksi sebagai indikator Dari hasil percobaan pembuatan arang
untuk menentukan tahapan pengarangan cangkang kelapa sawit dengan
yang terjadi pada proses torefaksi melakukan pengamatan terhadap
adalah seperti berikut : temperatur cangkang kelapa sawit dan
a. Tahapan Heating dari menit ke 0 waktu tinggal cangkang kelapa sawit,
sampai menit ke 3 dengan dimana asap yang terjadi pada proses
temperatur 320C (temperatur kamar) penyangraian adalah sebagai indikator
sampai dengan temperatur 950C, keadaan cangkang kelapa sawit, ternyata
b. Tahapan Drying dari menit ke 3 proses pengerjaannya mengikuti Grafik
sampai menit ke 19 dengan Tipikal Tahapan Pengarangan Biomassa
temperatur 950C sampai dengan Dengan Proses Torefaksi, seperti yang
temperatur 950C, terlihat pada Gambar 1.
c. Tahapan Post Drying dari menit ke Pada proses pengarangan
19 sampai menit ke 37 dengan cangkang kelapa sawit, dimana arang
temperatur 950C sampai dengan cangkang kelapa sawit berhenti
temperatur 3200C, mengeluarkan asap pada suhu 3480C dan
d. Tahapan Torrefaction dari menit ke waktu pengarangan adalah 105 menit,
37 sampai menit ke 45 dengan dinyatakan proses pengarangan telah
temperatur 3200C sampai dengan selesai dan mengikuti proses torefaksi,
temperatur 3480C, dimana rendemen pengarangan rata-rata
e. Tahapan Cooling dimulai dari menit adalah 38,20 %.
ke 45 sampai menit ke 105 dengan
temperatur 3480C sampai dengan DAFTAR PUSTAKA
temperatur 320C (temperatur kamar). 1. Apriyanti, S, Budiyanto dan Meizul
Dari hasil percobaan pembuatan Zuki, 2009, Kajian Pemanfaatan
arang cangkang kelapa sawit dan Fraksi Berat Hasil Pirolisis Cangkang
berdasarkan pengamatan temperatur dan Sawit (Tar) Sebagai Bahan Perekat
waktu tinggal ternyata proses Dalam Proses Pembuatan Briket
pengerjaannya mengikuti Grafik Tipikal Arang Cangkang Sawit (Abstrak),
Tahapan Pengarangan Biomassa Dengan diakses dari Internet tgl. 20
Proses Torefaksi November 2016.
Pada proses torefaksi cangkang 2. Azhar dan H Rustamaji, 2009, Bahan
kelapa sawit, dimana arang cangkang Bakar Padat Dari Biomassa Bambu
kelapa sawit berhenti mengeluarkan asap Dengan Proses Torefaksi Dan
pada suhu 3480C dan waktu proses Densifikasi, Jurnal Rekayasa Proses,
pengarangan adalah 105 menit, Vol.3 No.2, hal. 26 – 29.
dinyatakan pengarangan dengan proses 3. Baserol Hissam,M F
torefaksi telah selesai dimana rendemen Bin,2014,Torrefaction Process :The
pengarangan rata-rata adalah 38,20 %. Effect of Temperature and Residence
Menurut Nasution (2012), arang Time to the Production of Torrified
cangkang kelapa sawit hasil torefaksi Rubber Wood, Thesis, Faculty of
(penyangraian), adalah merupakan bahan Chemical and Natural Resources
bakar padat berkalori rendah. Menurut Engineering, Universiti
Syamsuro et.al (2016), bahan bakar padat Malaysia,Pahang.
biomassa selalu mempunyai densitas

19
Pembuatan arang…….. (Zainal Abidin)

4. Diputra, IPA, 2010, Studi Metode Penyangraian Sebagai


Karakteristik Pembakaran Cangkang Bahan Pembuatan Biomasa, Jurnal
Kelapa Sawit Menggunakan Industri Hasil Perkebunan,Vol.7
Fluidized Bed Combustion , Skripsi, No.1, hal, 1 – 7.
Prodi Teknik Mesin, Fakultas 14. Nhuchhen, D R, P Peau and B
Teknik,Universitas Indonesia Acharya, 2014, A Comprehensive
5. Erikson, A-M, 2012, Torrefaction and Review on Biomass Torrefaction,
Gasification of International Journal of Renewable,
Biomass,Thesis,Department of International Journal of Renewable
Chemical Engineering and Energy and Biofuels,
Technology, Division of Chemical 15. Nur, M Syukri, 2014, Karakteristik
Tecnnology, KTH Royal Institute of Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku
Technology, Stockholm, Sweden. Bioenergi, PT. Insan Fajar Mandiri
6. Girard, JP, 1992, Smoking in Nusantara, Bogor.
Technology of Meat and Med 16. Okroigwe, EC, CM Saffran and PD
Product, Ellis New York: Horword Kamdem, 2014, Characterization of
Limited. Palm Kernel Shells For Materials
7. Halim, MP, Darmadji, R Indrati, 2009, Reinforcement and Water Treatment,
Fraksinasi dan Identifikasi Senyawa Journal of Chemical Engineering and
Volatil Asap Cair Cangkang Sawit, Material Science.
Agritech, Vol/23 No.3, hal. 117 – 123. 17. Pardamean, M, 2008, Panduan
8. Haerdiantio, T A Suwono, A P Pasek Lengkap Pengelolaan Kebun dan
dan Amrin, 2011, Balance Energi Pabrik Kelapa Sawit, Cetakan
Pada Proses Torefaksi Sampah Kota Pertama, Pustaka Agromedia,
Menjadi Bahan Bakar Padat Ramah Jakarta.
Lingkungan Setara Batubara Untuk 18. Schorr, C, M Muinnonen and F
Memperhitungkan Kelayakannya, Nurnimen, 2012, Torrefaction of
Prosiding Seminar Nasional Teknik Biomass, OSKE, Centre of Exprtise
Mesin – X ISBN 978-602-19028-0-6, Programme.
Jurusan Teknik Mesin, Universitas 19. Syamsiro, M, 2016, Peningkatan
Brawijaya, Malang. Kualitas Bahan Bakar Padat
9. Jupar P T, A, 2013, Analisa Biomassa Dengan Proses
Pengaruh Metode Torefaksi Densifikasi Dan Proses Torefaksi,
Terhadap Kenaikan Nilai Kalor Jurnal Mekanik dan Sistem Termal,
Biobriket Campuran 75 % Kulit Mete Vol.1 No.1, hal. 7 – 13.
Dan Sekam Padi 25 % Dengan 20. Vincent, S S, 2013, Investigation of
Persentase Berat, Tugas Akhir, Torrefaction Process Parameters on
Jurusan Teknik Mesin, Universitas Biomass Feed-Stock and CO2
Diponegoro, Semarang. Gasification of Torrefied and
10. Luo, Xun, 2011, Torrefaction of Pyrolysed Bio-Char, Thesis,
Biomass (A Comparative and Kinetic Department of Chemical and
Study of Thermal Decomposition of Petroleum Engineering, University of
Norway Spruce Stump,Poplala and Calgary, Alberta.
Fuel Tree Chips), SLU, Swedish 21. Yokoyama, S, 2008, The Asian
University of Agricultural Science, Biomass Handbook : A Guide for
Departement of Energy and Biomass Production and
Technology, Uppasala. Uttilization, The Japan Institute
11. Munir, S, 2008, Peran Sistim Energy.
Klasifikasi Bahan Bakar Padat
Konvensional Hubungannya Dengan
Diversifikasi Energi, Jurnal MIMBAR,
Vol.24 N9.1, hal. 69 - 78
12. Naibaho, PM, 1996, Teknologi
Pengolahan Kelapa Sawit, Pusat
Penelitian Kelapa Sawit, Medan.
13. Nasution, Z A, 2012, Karakteristik
Kimia Arang Cangkang Kelapa
Sawit Yang Dihasilkan Dengan

20

Anda mungkin juga menyukai