Anda di halaman 1dari 5

Pra-Desain Pabrik Garam Industri (Sodium Chloride) dari Air Laut

Grazeila Dinda Dwi Puspita, Nihayatul Fadila, Orchidea Rachmaniah*, dan M. Rachimoellah
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111 Indonesia
*E-mail: orchidea@chem-eng.its.ac.id

Abstrak—Indonesia memiliki garis pantai intensifikasi industri garam untuk meningkatkan


produktivitas lahan garam dan kualitas produk garam.
terpanjang kedua di dunia serta tiga perempat wilayah
Kebutuhan garam industri nasional tahun 2018 sekitar 3,7
Indonesia adalah air laut, Potensi ini dapat
juta ton. Sementara itu, produksi garam di Indonesia hanya
dimanfaatkan salah satunya sebagai bahan dasar
1,9 juta ton. Untuk itu penggunaan garam industri impor saat
produksi komoditi garam. Menurut fungsinya, salah ini sekitar 1,8 juta ton per tahun. Rendahnya produksi ini
satu jenis garam yaitu garam industri, yang memiliki disebabkan oleh produksi garam hanya mengandalkan dari
kadar NaCl paling sedikit 97% (dry basis). Kegunaan hasil petani tambak local serta belum adanya industri garam
garam industri diperuntukkan sebagai bahan baku yang digarap secara berkelanjutan untuk mengantisipasi
maupun bahan tambahan bagi keperluan industri lain, kebutuhan masyarakat. [1].
seperti industri tekstil, farmasi, dan sebagainya. Ketersediaan bahan baku berupa air laut di Madura
Tingginya kebutuhan garam industri setiap tahunnya melimpah, hal ini menurut Dinas Pekerjaan Umum
yang masih didatangkan dari luar negeri merupakan Pengairan Jawa Timur (2005), sebagian besar provinsi Jawa
latar belakang pendirian pabrik garam industri. Proses Timur dilewati oleh dua aliran sungai yaitu Bengawan Solo
pembuatan garam industri dibagi menjadi 3 tahapan dan Kali Brantas, untuk Kali Brantas aliran airnya akan
proses, yaitu pretreatment dan pemurnian bahan baku, bermuara di Selat Madura. Provinsi Jawa Timur memiliki
pemasakan, dan pengeringan dan pengendalian produk luas perairan mencapai 110.000 km 2 dimana selat Madura
garam industri. Tahap pretreatment bertujuan untuk merupakan salah satu wilayah perairan provinsi Jawa Timur
menghilangkan impuritis dalam air laut yang dapat yang memiliki lokasi diapit oleh dua pulau yaitu Pulau Jawa
mengganggu proses selanjutnya menggunakan proses dan Pulau Madura. Salah satu luas perairan di Pulau Madura
yaitu di Kabupaten Sumenep ± 50.000 km 2. Dan kadar
sedimentasi. Tahap pemasakan bertujuan untuk
logam berat yang terdapat di perairan Madura tidak melebihi
menghilangkan air dan diharapkan produk keluar
Nilai Ambang Batas (NAB) kandungan logam berat yang
berupa wet crystal. Proses pengeringan dilakukan untuk mana sesuai dengan ketentuan SNI. Air laut di Madura
mendapatkan produk kristal garam industri dengan memiliki potensi yang besar dan belum banyak
kadar NaCl 99,6%. Pabrik direncanakan beroperasi dimanfaatkan. Komposisi air laut di Sumenep Madura antara
pada tahun 2023. Berdasarkan data impor, konsumsi, lain terdiri dari CaSO4 0,1 g/L, MgSO4 0,060 g/L, MgCl2
produksi yang terus meningkat didapat estimasi 0,190 g/L, dan NaCl 34,390 g/L. [3].
kapasitas pabrik sebesar 75.000 ton/tahun. Untuk itu
dibutuhkan bahan baku air laut yang digunakan sebesar Tabel 1.2.1 Komposisi Air Laut di Sumenep Madura
329.615,202 kg/jam. Lokasi pendirian pabrik Komponen Kadar (%)
direncanakan di Kecamatan Kalianget, Kabupaten CaSO4 0,008
Sumenep, Madura. Pabrik garam industri merupakan MgSO4 0,005
perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas MgCl2 0,016
dengan sistem organisasi garis dan staff. Untuk dapat NaCl 2,862
mendirikan pabrik garam industri dengan kapasitas Impuritis 0,000006
75.000 ton/tahun diperlukan total modal investasi H2O 97,109
sebesar Rp 289.134.495.235,- dan total biaya produksi
sebesar Rp 128.420.085.269,- dengan estimasi hasil Provinsi dengan produksi garam terbesar adalah
penjualan sebesar Rp. 318.330.000.000,- per tahun. Provinsi Jawa Timur dengan produksi sebesar 745.457,432
Dengan estimasi umur pabrik 10 tahun, dapat diketahui Ton. Untuk pemasaran produksi garam industri
internal rate of return (IRR) sebesar 39,3%, pay out didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia dengan data
time (POT) 5 tahun dan break even point (BEP) sebesar perkembangan impor, produksi dan konsumsi garam industri
23,24%. sebagai berikut.
Kata kunci : Air Laut, Garam Industri
Tabel 1.3.1. Perkembangan Impor, Produksi dan Konsumsi
Garam Industri di Indonesia Tahun 2014-2018 [2].
LATAR BELAKANG
Produksi Konsumsi
Indonesia saat ini telah mampu memenuhi kebutuhan Tahun Impor (ton)
(ton) (ton)
garam konsumsi dalam negeri, namun kebutuhan garam
industri masih belum dapat dipenuhi melalui produksi dalam 2014 1.778.444 315.000 2.128.875
negeri sehingga pemenuhan kebutuhan garam industri dalam 2015 1.861.849 345.000 2.447.189
negeri masih mengandalkan impor. Maka dari itu salah satu
sasaran pemerintah jangka panjang (2010-2025) adalah 2016 2.036.556 138.645 2.674.427
2

2017 2.196.539 916.900 2.894.915 exchange membrane yaitu serangkaian dari anion dan
cation-exchange membrane dipasang bergantian diletakkan
2018 2.170.000 1.500.000 3.306.819 diantara dua elektroda dan terpasang dalam aliran arus listrik
secara langsung. Membrane yang digunakan menerapkan
Terlihat bahwa perkembangan impor garam industri prinsip nanofiltrasi. Sehingga pemisahan antara garam-
mengalami kenaikan sejak tahun 2014 (Tabel 1.3.1) garam bervalensi tunggal dengan anion-anion lain dengan
dikarenakan adanya peningkatan permintaan di Indonesia berbagai muatan dapat berlangsung secara efektif.
yang lebih banyak daripada di luar negeri, sehingga Akibatnya, komponen garam yang diinginkan dapat lolos
kebutuhan di dalam negeri dapat terpenuhi dengan secara selektif melalui membran untuk membentuk
peningkatan jumlah impor. Namun sejak tahun 2018, concentrated brine.
perkembangan impor garam industri mengalami penurunan.
Sedangkan untuk data produksi dan konsumsi garam industri 1.3 Sedimentasi
mengalami peningkatan pada tahun 2014 sampai tahun 2018, Proses sedimentasi diawali dengan Air laut terlebih
meskipun pada tahun 2017 perkembangan produksi garam dahulu disaring dan dipanaskan atau diuapkan airnya hingga
industri mengalami penurunan. Namun pada tahun 2018 tingkat kepekatan kurang lebih 20 °Be. Selanjutnya
mengalami kenaikan kembali. direaksikan dengan larutan natrium stearate dalam reaktor
Garam industri dipergunakan dalam industri Chlor berpengaduk pada suhu 81,5 °C dengan konversi 94,5%.
Alkali Plant (CAP), kertas, petrokimia, farmasi, kosmetik, Padatan yang terbentuk selanjutnya disaring menggunakan
pengasinan ikan, penyamakan kulit, pakan ternaik, sabun dan mikrofiltrasi, memisahkan filtrate dengan endapannya, dan
detergen. Permintaan produk garam industri meningkat filtrate yang dihasilkan selanjutnya diuapkan pada
dengan semakin tingginya tingkat konsumsi masyarakat. evaporator hingga diperoleh NaCl. NaCl yang dihasilkan
Pertumbuhan konsumsi masyarakat Indonesia dari tahun ke memiliki kemurnian sebesar 96,19%. Diperlukan
tahun meningkat seiring dengan tingkat pengeluaran per konsentrasi asam stearate berlebih untuk dapat mengubah
kapita masyarakat. Sehingga secara umum dapat semua Mg dan Ca sebagai kalsium stearate dan magnesium
disimpulkan bahwa tingkat konsumsi masyarakat Indonesia stearate. Proses ini akan berjalan optimum apabila rasio
memiliki trend kenaikan setiap tahunnya. Oleh sebab itu, Ca/Mg 2. Apabila rasio Ca/Mg terlalu besar ataupun terlalu
produksi garam industri ini memiliki prospek yang sangat kecil akan mengakibatkan proses pengendapan impuritas
bagus untuk ditingkatkan di Indonesia. tidak berlangsung baik.

SELEKSI DAN URAIAN PROSES 2. Proses Treatment


2.1 Vacuum Pan
Secara umum ada 3 proses pretreatment air laut
Proses pembuatan garam menggunakan metode
pada pembuatan garam industri. Selain itu juga ada 3 proses
vacuum pan sebelum proses evaporasi, brine di proses
treatment garam pada pembuatan garam industri. Proses
secara kimia untuk menghilangkan mineral hardness yang
pretreatment tersebut antara lain terdiri dari: solar evaporasi,
dapat mempengaruhi kemurnian garam dan juga
elektrodialisis dan sedimentasi. Sedangkan proses treatment
menyebabkan scalling pada evaporator. Proses ini
tersebut antara lain terdiri dari: vacuum pan, open pan, dan
mengurangi tingkat kalsium terlarut, magnesium, dan juga
washing.
sulfat, tergantung dari jenis prosesnya. Suspensi kristal
dikeluarkan dari bagian bawah evaporator yang berbentuk
1. Proses Pretreatment
kerucut. Untuk menghilangkan larutan induk dapat
1.1 Solar Evaporasi
menggunakan centrifuge pusher. Pengeringan lebih lanjut
Pada proses solar evaporasi ini, dilakukan dengan
dapat dilakukan dengan fluidized bed dryer. Dalam waktu
pembagian cekungan penguapan menjadi dua. Cekungan
kurang dari satu putaran, kristal garam yang mengandung
pertama disebut kolam pengendapan, digunakan untuk
larutan induk berubah menjadi garam kering. Kadar air
produksi air garam jenuh NaCl, selanjutnya dimasukkan ke
setelah dilakukan proses pengerigan yaitu 0,05% atau
dalam kolam kedua, biasanya disebut crystallizer. Produksi
kurang.
garam dilanjutkan kristalisasi untuk meningkatkan kadar
NaCl dan menghilangkan impurities berupa CaCO3 dan
2.2 Open Pan
CaSO4. Langkah selanjutnya adalah tahap penentuan; ketika
Proses grainer merupakan metode yang
air laut masuk pada kolam pengendapan pertama dan
menggunakan lebih sedikit utilitas untuk memproduksi
mengalir pada kolam berikutnya. Kolam di desain dengan
garam. Garam yang dihasilkan dari proses grainer berbentuk
beberapa cekungan yang saling berhubungan, dan air laut
serpihan bukan kristal. Serpihan terbentuk di permukaan
akan menguap di bawah sinar matahari dengan konsentrasi
brine dan didukung oleh tegangan permukaan. Serpihan
yang meningkat. Sehingga saat mencapai lembah terakhir,
garam baru yang terbentuk saling melekat untuk
kepekatan menjadi 25,7°Be, sesuai dengan air garam jenuh
memperbesar ukurannya, serpihan-serpihan itu tenggelam ke
NaCl.
dasar panci. Produk ini dikumpulkan menggunakan
penggaruk mekanis, dan dikeringkan dengan cara yang sama
1.2 Elektrodialisis
seperti garam pada proes vacuum pan. Proses ini
Proses pembuatan garam industri menggunakan
dipengaruhi oleh banyak variabel yang dapat mempengaruhi
elektrodialisis diawali dengan air laut yang hanya memiliki
kualitas produksi, seperti suhu lingkungan, kelembaban, dan
kadar garam sekitar 3 % akan dipekatkan pada
kemurnian feed brine. Garam dari proses grainer biasanya
elektrodialisis dengan hasil keluaran brine dengan
diaplikasikan untuk makanan.
konsentrasi 20 %. Prinsip dasar elektrodialisis dengan ion
3

2.3 Washing
Proses washing dilakukan dengan kombinasi dari
proses pencucian dan pelarutan cepat pada saat pembuatan
garam. Sedangkan untuk penghilangan impuritis dari produk
garam, dapat dilakukan dengan proses kimia, yaitu dengan
mereaksiakannya dengan Na2CO3 dan NaOH sehingga
terbentuk endapan CaCO3 dan Mg(OH)2. Pencucian garam
dilakukan dengan menggunakan larutan garam jenuh (brine)
yang digunakan berulang kali. Tujuannya adalah
menghilangkan kotoran dari permukaan garam. Kemurnian
garam yang dibuat dengan proses pencucian biasanya lebih Tabel 3.2.2.Tabel perbandingan treatment.
dari 94,7%. Proses
Parameter Vacuum
3. Pemilihan Proses Open Pan Washing
Pan
Keuntungan utama penggunaan proses Aspek Teknis
sedimentasi adalah prosesnya yang relative sederhana 1. Bahan baku Brine/gar Brine/gara Garam
dan kemurnian NaCl tinggi ketika impuritis Ca dan Mg utama am m rakyat rakyat
dalam air laut diendapkan, sedangkan kerugiannya yaitu rakyat
untuk rasio Ca/Mg yang terlalu besar dan terlalu kecil
2. Alat tambahan Kolam Elektrodia
akan mengakibatkan proses pengendapan impuritis tidak
penguapa lisis dan Settling
berlangsung baik. Penggabungan dari metode
n dan settling tank
sedimentasi dengan vacuum pan memiliki beberapa
mixer tank
keuntungan, antara lain:
3. Kemurnian 98,5-
a. Kemurnian NaCl yang diperoleh lebih tinggi 99-99,8% > 94,7%
produk 99,4%
dibandingkan hanya dengan proses sedimentasi
4. Utilitas Steam,
b. Dapat menggunakan bahan yang lebih murah
Steam, generator, Air dan
dan mudah ketersediaannya sebagai pengganti
udara air dan udara
asam stearate, yaitu Na2CO3.
panas udara panas
Sedangkan keuntungan proses vacuum pan antara lain:
panas
a. Kemurnian NaCl sangat tinggi yaitu sekitar 99-
99,8%. Aspek Ekonomi
b. Produk samping yang dihasilkan dapat diolah 1. Biaya perawatan Murah Mahal Murah
lagi untuk keperluan utilitas. 2. Biaya peralatan Mahal Mahal Murah
Kelebihan dan kekurangan dari ketiga proses
pretreatment dapat dilihat pada Tabel 3.2.1. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka
Tabel 3.2.1.Tabel perbandingan pretreatment dari air laut. proses yang dipilih yaitu proses Sedimentasi dan Vacuum
Proses Pan.
Solar Elektrodia Sediment 4. Uraian Proses
Parameter
Evaporas lisis asi Pabrik pembuatan garam industry (Sodium
i Chloride) dari air laut melalui proses sedimentasi-vacum
Aspek Teknis pan ini dibagi menjadi 3 proses utama, yaitu: proses
1. Bahan baku Na2CO3 NaOH, NaOH, pretreatment dan pemurnian bahan baku (area 100), proses
pembantu dan Na2CO3, Na2CO3 pemasakan (area 200) dan proses pengeringan dan
NaOH CaCl2, pengendalian produk (area 300). Proses pretreatment
BaCl2 bertujuan menghilangkan impuritis dari air laut.
2. Alat tambahan Kolam Elektrodia 1. Tahap pretreatment dan pemurnian bahan baku
penguapa lisis dan Settling Air laut dilakukan penyaringan kotoran dalam air
n dan settling tank laut ke dalam Sand Filter, kemudian dibawa menuju
mixer tank Flokulator sebagai tempat pengendapan impuritis/zat
3. Kemurnian pengotor berbentuk solid. Untuk proses pengendapan
90% 99% 99%
produk ditambahkan larutan Na2CO3, Ca(OH)2 dan BaCl2. Reaksi
Aspek Lingkungan 2,3 1,8-2 4,5-6 yang terjadi antara lain :
1. Produk samping Air laut (1) MgCl2 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 (s) + CaCl2
Sludge Sludge
desalinasi (2) MgSO4 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 (s) + CaSO4
2. Pengolahan Filter Filter (3) CaCl2 + Na2CO3 CaCO3 (s) + 2 NaCl
Desalinasi
limbah press press (4) CaSO4 + Na2CO3 CaCO3 (s) + Na2SO4
Aspek Ekonomi (5) Na2SO4 + BaCl2 BaSO4 (s) + 2 NaCl
1. Biaya operasi Murah Mahal Murah Produk hasil reaksi dipisahkan antara larutan dan
pengotor berupa padatan pada Clarifier, yang kemudian
2. Biaya peralatan Murah Mahal Murah hasil larutan overflow ditampung di Feed Brine Tank.
2. Tahap Pemasakan
Sedangkan kelebihan dan kekurangan dari ketiga proses
treatment dapat dilihat pada Tabel 3.2.2.
4

Pada tahap ini terjadi proses penghilangan air agar larutan Proses pengeringan kristal NaCl basah dilakukan
menjadi pekat pada Double Effect Evaporator. Steam dengan mengunakan Fluidized Bed Dryer dengan bantuan
evaporator diperoleh dari boiler dengan suhu 148 oC dan udara panas dan udara dingin. Pada saat proses pengeringan,
tekanan 4,4 atm sementara itu brine keluar dari Evaporator terdapat komponen solid yang terbawa dengan udara panas
Badan I menuju Badan II yang mana dikondisikan vakum yang akan dipisahkan dengan Cyclone. Produk kristal kering
(0,36 atm), agar didapatkan kondisi saturated brine, yang dari Fluidized Bed Dryer didistribusikan menuju Hammer
kemudian dibawa menuju ke Crystallizer dalam kondisi Mill untuk proses size reduction 30 mesh. Digunakan
vakum (0,23 atm). Keluaran Crystallizer berupa campuran bantuan alat berupa Screener untuk memisahkan garam
kristal basah NaCl dan mother liquor dipisahkan pada berdasarkan ukurannya, garam yang tidak sesuai spesifikasi
Centrifuge, untuk mother liquor di recycle menuju Feed akan dikembalikan ke Hammer Mill dan produk Kristal
Brine Tank. NaCl ukuran.30 mesh ditampung pada Tangki Penampung
3. Tahap pengeringan dan pengendalian produk Garam Industri (F-340) dengan kadar NaCl 99,6%.

Gambar 4. Flowsheet Pra Desain Pabrik Garam Industri


Masa konstruksi : 2 tahun
NERACA MASSA DAN ENERGI Secara singkat evaluasi perencanaan pendirian pabrik
tersebut dapat disajikan sebagai berikut:
Untuk membuat pabrik garam industri - Segi Proses
diperlukan bahan baku air laut sebanyak 329.615,202 a. Pra Desain Pabrik : Garam industri dari air laut
kg/hari, dengan kapasitas produksi sebesar 75.000 b. Proses : Sedimentasi dan Vacuum Pan
ton/tahun. c. Operasi : Semi kontinyu, 330 hari/tahun,
24 jam/hari
d. Lokasi pabrik : Kecamatan Kalianget,
ANALISA EKONOMI Kabupaten Sumenep, Madura
Berdasarkan analisis ekonomi untuk memproduksi garam
industri dari air laut dengan kapasitas 75.000 ton/tahun, Berdasarkan hasil uraian diatas, ditinjau dari segi
diperlukan biaya produksi sebesar Rp 128.420.085.269 ekonomis maupun teknis, pabrik garam industri dari air
dengan investasi (Total Cost Investment) sebesar Rp laut ini layak didirikan.
289.134.495.235 dengan estimasi penjualan per tahun Rp
318.330.000.000. Estimasi umur pabrik 10 tahun dan UCAPAN TERIMA KASIH
waktu pengembalian pinjaman selama 10 tahun. Dapat
diketahui IRR sebesar 39,3%, POT selama 5 tahun, BEP Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak
sebesar 23,24%. Prof. Dr. Ir. H.M. Rachimoellah, Dipl, EST serta Ibu
Orchidea Rachmaniah, ST, MT selaku pembimbing yang
KESIMPULAN senantiasa sabar membimbing dan memberikan masukan
serta orang tua, keluarga dan sahabat kami terutama
Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa pabrik
mahasiswa Lintas Jalur Periode Genap 2017 dan teman-
garam industri ini didesain akan beroperasi secara semi
teman Laboratorium Biomassa dan Konversi Energi yang
kontinyu selama 24 jam, 330 hari/tahun operasi dengan
telah memberikan dukungan moril dan materiil. Serta
perencanaan sebagai berikut:
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan tugas akhir
Kapasitas produksi : 75.000 ton/tahun
Jumlah tenaga kerja : 146 orang ini.
Kebutuhan air laut : 108.773,02 ton/tahun
Umur pabrik : 10 tahun DAFTAR PUSTAKA
5

[1] Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.


(2018). Industri Komitmen Serap Garam Petani 1,43 Juta
Ton Tahun
Ini.https://kemenperin.go.id/artikel/19049/Industri-
Komitmen-Serap-Garam-Petani-1,43-Juta-Ton-Tahun-
Ini, diakses 3 Maret 2019 pukul 19.15
[2] Badan Pusat Statistika. 2018. Menuju Satu Data
Garam Nasional.[Online].https://www.bps.go.id, diakses
20 Maret 2019 pukul 18.15
[3] PT. Garam. (2019). Analisa Garam Penggaraman
2018

Anda mungkin juga menyukai