Grazeila Dinda Dwi Puspita, Nihayatul Fadila, Orchidea Rachmaniah*, dan M. Rachimoellah
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111 Indonesia
*E-mail: orchidea@chem-eng.its.ac.id
2017 2.196.539 916.900 2.894.915 exchange membrane yaitu serangkaian dari anion dan
cation-exchange membrane dipasang bergantian diletakkan
2018 2.170.000 1.500.000 3.306.819 diantara dua elektroda dan terpasang dalam aliran arus listrik
secara langsung. Membrane yang digunakan menerapkan
Terlihat bahwa perkembangan impor garam industri prinsip nanofiltrasi. Sehingga pemisahan antara garam-
mengalami kenaikan sejak tahun 2014 (Tabel 1.3.1) garam bervalensi tunggal dengan anion-anion lain dengan
dikarenakan adanya peningkatan permintaan di Indonesia berbagai muatan dapat berlangsung secara efektif.
yang lebih banyak daripada di luar negeri, sehingga Akibatnya, komponen garam yang diinginkan dapat lolos
kebutuhan di dalam negeri dapat terpenuhi dengan secara selektif melalui membran untuk membentuk
peningkatan jumlah impor. Namun sejak tahun 2018, concentrated brine.
perkembangan impor garam industri mengalami penurunan.
Sedangkan untuk data produksi dan konsumsi garam industri 1.3 Sedimentasi
mengalami peningkatan pada tahun 2014 sampai tahun 2018, Proses sedimentasi diawali dengan Air laut terlebih
meskipun pada tahun 2017 perkembangan produksi garam dahulu disaring dan dipanaskan atau diuapkan airnya hingga
industri mengalami penurunan. Namun pada tahun 2018 tingkat kepekatan kurang lebih 20 °Be. Selanjutnya
mengalami kenaikan kembali. direaksikan dengan larutan natrium stearate dalam reaktor
Garam industri dipergunakan dalam industri Chlor berpengaduk pada suhu 81,5 °C dengan konversi 94,5%.
Alkali Plant (CAP), kertas, petrokimia, farmasi, kosmetik, Padatan yang terbentuk selanjutnya disaring menggunakan
pengasinan ikan, penyamakan kulit, pakan ternaik, sabun dan mikrofiltrasi, memisahkan filtrate dengan endapannya, dan
detergen. Permintaan produk garam industri meningkat filtrate yang dihasilkan selanjutnya diuapkan pada
dengan semakin tingginya tingkat konsumsi masyarakat. evaporator hingga diperoleh NaCl. NaCl yang dihasilkan
Pertumbuhan konsumsi masyarakat Indonesia dari tahun ke memiliki kemurnian sebesar 96,19%. Diperlukan
tahun meningkat seiring dengan tingkat pengeluaran per konsentrasi asam stearate berlebih untuk dapat mengubah
kapita masyarakat. Sehingga secara umum dapat semua Mg dan Ca sebagai kalsium stearate dan magnesium
disimpulkan bahwa tingkat konsumsi masyarakat Indonesia stearate. Proses ini akan berjalan optimum apabila rasio
memiliki trend kenaikan setiap tahunnya. Oleh sebab itu, Ca/Mg 2. Apabila rasio Ca/Mg terlalu besar ataupun terlalu
produksi garam industri ini memiliki prospek yang sangat kecil akan mengakibatkan proses pengendapan impuritas
bagus untuk ditingkatkan di Indonesia. tidak berlangsung baik.
2.3 Washing
Proses washing dilakukan dengan kombinasi dari
proses pencucian dan pelarutan cepat pada saat pembuatan
garam. Sedangkan untuk penghilangan impuritis dari produk
garam, dapat dilakukan dengan proses kimia, yaitu dengan
mereaksiakannya dengan Na2CO3 dan NaOH sehingga
terbentuk endapan CaCO3 dan Mg(OH)2. Pencucian garam
dilakukan dengan menggunakan larutan garam jenuh (brine)
yang digunakan berulang kali. Tujuannya adalah
menghilangkan kotoran dari permukaan garam. Kemurnian
garam yang dibuat dengan proses pencucian biasanya lebih Tabel 3.2.2.Tabel perbandingan treatment.
dari 94,7%. Proses
Parameter Vacuum
3. Pemilihan Proses Open Pan Washing
Pan
Keuntungan utama penggunaan proses Aspek Teknis
sedimentasi adalah prosesnya yang relative sederhana 1. Bahan baku Brine/gar Brine/gara Garam
dan kemurnian NaCl tinggi ketika impuritis Ca dan Mg utama am m rakyat rakyat
dalam air laut diendapkan, sedangkan kerugiannya yaitu rakyat
untuk rasio Ca/Mg yang terlalu besar dan terlalu kecil
2. Alat tambahan Kolam Elektrodia
akan mengakibatkan proses pengendapan impuritis tidak
penguapa lisis dan Settling
berlangsung baik. Penggabungan dari metode
n dan settling tank
sedimentasi dengan vacuum pan memiliki beberapa
mixer tank
keuntungan, antara lain:
3. Kemurnian 98,5-
a. Kemurnian NaCl yang diperoleh lebih tinggi 99-99,8% > 94,7%
produk 99,4%
dibandingkan hanya dengan proses sedimentasi
4. Utilitas Steam,
b. Dapat menggunakan bahan yang lebih murah
Steam, generator, Air dan
dan mudah ketersediaannya sebagai pengganti
udara air dan udara
asam stearate, yaitu Na2CO3.
panas udara panas
Sedangkan keuntungan proses vacuum pan antara lain:
panas
a. Kemurnian NaCl sangat tinggi yaitu sekitar 99-
99,8%. Aspek Ekonomi
b. Produk samping yang dihasilkan dapat diolah 1. Biaya perawatan Murah Mahal Murah
lagi untuk keperluan utilitas. 2. Biaya peralatan Mahal Mahal Murah
Kelebihan dan kekurangan dari ketiga proses
pretreatment dapat dilihat pada Tabel 3.2.1. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka
Tabel 3.2.1.Tabel perbandingan pretreatment dari air laut. proses yang dipilih yaitu proses Sedimentasi dan Vacuum
Proses Pan.
Solar Elektrodia Sediment 4. Uraian Proses
Parameter
Evaporas lisis asi Pabrik pembuatan garam industry (Sodium
i Chloride) dari air laut melalui proses sedimentasi-vacum
Aspek Teknis pan ini dibagi menjadi 3 proses utama, yaitu: proses
1. Bahan baku Na2CO3 NaOH, NaOH, pretreatment dan pemurnian bahan baku (area 100), proses
pembantu dan Na2CO3, Na2CO3 pemasakan (area 200) dan proses pengeringan dan
NaOH CaCl2, pengendalian produk (area 300). Proses pretreatment
BaCl2 bertujuan menghilangkan impuritis dari air laut.
2. Alat tambahan Kolam Elektrodia 1. Tahap pretreatment dan pemurnian bahan baku
penguapa lisis dan Settling Air laut dilakukan penyaringan kotoran dalam air
n dan settling tank laut ke dalam Sand Filter, kemudian dibawa menuju
mixer tank Flokulator sebagai tempat pengendapan impuritis/zat
3. Kemurnian pengotor berbentuk solid. Untuk proses pengendapan
90% 99% 99%
produk ditambahkan larutan Na2CO3, Ca(OH)2 dan BaCl2. Reaksi
Aspek Lingkungan 2,3 1,8-2 4,5-6 yang terjadi antara lain :
1. Produk samping Air laut (1) MgCl2 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 (s) + CaCl2
Sludge Sludge
desalinasi (2) MgSO4 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 (s) + CaSO4
2. Pengolahan Filter Filter (3) CaCl2 + Na2CO3 CaCO3 (s) + 2 NaCl
Desalinasi
limbah press press (4) CaSO4 + Na2CO3 CaCO3 (s) + Na2SO4
Aspek Ekonomi (5) Na2SO4 + BaCl2 BaSO4 (s) + 2 NaCl
1. Biaya operasi Murah Mahal Murah Produk hasil reaksi dipisahkan antara larutan dan
pengotor berupa padatan pada Clarifier, yang kemudian
2. Biaya peralatan Murah Mahal Murah hasil larutan overflow ditampung di Feed Brine Tank.
2. Tahap Pemasakan
Sedangkan kelebihan dan kekurangan dari ketiga proses
treatment dapat dilihat pada Tabel 3.2.2.
4
Pada tahap ini terjadi proses penghilangan air agar larutan Proses pengeringan kristal NaCl basah dilakukan
menjadi pekat pada Double Effect Evaporator. Steam dengan mengunakan Fluidized Bed Dryer dengan bantuan
evaporator diperoleh dari boiler dengan suhu 148 oC dan udara panas dan udara dingin. Pada saat proses pengeringan,
tekanan 4,4 atm sementara itu brine keluar dari Evaporator terdapat komponen solid yang terbawa dengan udara panas
Badan I menuju Badan II yang mana dikondisikan vakum yang akan dipisahkan dengan Cyclone. Produk kristal kering
(0,36 atm), agar didapatkan kondisi saturated brine, yang dari Fluidized Bed Dryer didistribusikan menuju Hammer
kemudian dibawa menuju ke Crystallizer dalam kondisi Mill untuk proses size reduction 30 mesh. Digunakan
vakum (0,23 atm). Keluaran Crystallizer berupa campuran bantuan alat berupa Screener untuk memisahkan garam
kristal basah NaCl dan mother liquor dipisahkan pada berdasarkan ukurannya, garam yang tidak sesuai spesifikasi
Centrifuge, untuk mother liquor di recycle menuju Feed akan dikembalikan ke Hammer Mill dan produk Kristal
Brine Tank. NaCl ukuran.30 mesh ditampung pada Tangki Penampung
3. Tahap pengeringan dan pengendalian produk Garam Industri (F-340) dengan kadar NaCl 99,6%.