Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Dan Tujuan Penulisan


1. Dasar
Garam merupakan salah satu komoditas yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat dalam berbagai sektor baik sektor rumah tangga maupun
industri. Pada sektor rumah tangga, garam dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi sehari-hari, sedangkan sektor industri memanfaatkan
garam sebagai bahan baku dalam pembuatan berbagai produk industri,
antara lain produksi pipa PVC, sabun, kosmetik, tekstil manufaktur, aspal
dan hasil industri lainnya. Menurut Kementerian Perindustrian, kebutuhan
garam nasional pada tahun 2015 lalu diperkirakan sekitar 2,6 juta ton dan
sektor industri yang paling banyak menggunakan garam adalah industri
chlor alkali plant (soda kostik), aneka pangan dan farmasi, dan angka
tersebut akan terus naik seiring dengan pertumbuhan industri di Indonesia
(Saleh Husin, 2016)
Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) memperkirakan
kebutuhan garam industri pada 2016 meningkat menjadi 2,3 juta ton
sedangkan untuk garam konsumsi mencapai 1,3 juta ton. Adapun total
kebutuhan garam nasional tahun ini, termasuk garam konsumsi rumah
tangga, mencapai 3,6 juta ton. Sedangkan produksi garam rakyat saat ini
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan industry. Produksi garam lokal
rata-rata hanya 1,7 juta ton per tahun. Tapi tidak seluruhnya memenuhi
spesifikasi garam industri, yaitu kadar NaCl di atas 97%. (Tony Tanduk,
2015)
Demi memenuhi kebutuhan garam di Indonesia, khususnya garam
industri, indonesia terpaksa mengimpor garam dari luar negeri karena
produsen garam di indonesia hanya mampu memproduksi garam dengan
kualitas NaCl sebesar 95% dan hanya bisa digunakan untuk garam
konsumsi, sedangkan untuk garam industri sendiri kualitas NaCl harus di
atas 98 %.
1

Layaknya sebuah negara berkembang, penurunan impor dan


peningkatan ekspor suatu komoditas sangat diharapkan. Sumber daya yang
dimiliki oleh Indonesia sebenarnya sudah memadai untuk melakukan
swasembada garam. Dalam konteks pemenuhan kebutuhan garam
nasional, Indonesia merupakan negara yang memiliki garis pantai
terpanjang kedua di dunia sehingga dimungkinkan untuk mampu
memenuhi kebutuhan garam nasionalnya.
PT. Cheetham Garam Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari
Cheetham Salt Limited Australia, adalah salah satu perusahaan produsen
garam terbesar di Indonesia yang terletak di Cilegon-Jawa Barat.
PT. Cheetham Garam Indonesia selama ini telah memproduksi garam
industri untuk kebutuhan garam industri di Indonesia
Kemajuan teknologi pasca panen di Indonesia menuntut tersedianya
bahan baku yang bermutu tinggi untuk industri pengolahan hasil garam.
Proses pengeringan memegang peranan penting dalam pengawetan suatu
bahan. Proses pengeringan juga membantu mempermudah penyimpanan
produk dalam rangka pendistribusian baik dalam skala domestik maupun
ekspor. Proses

pengeringan butiran bertujuan untuk mengurangi

kandungan airnya sampai batas-batas tertentu, agar tidak terjadi kerusakan


akibat aktivitas metabolisme oleh mikroorganisme (Mohsenin, 1980).
Gencarnya program pemerintah tentang swasembada garam tidak
luput dari perhatian Pemerintah Kabupaten Nagekeo. Pemerintah setempat
menyadari potensi industri garam di Nagekeo, maka pemerintah
membangun kerja sama dengan Dikti untuk mendirikan Program Studi di
Luar Domisili di bawah asuhan Politeknik Negeri Ujung Pandang. Salah
satu program studi yang diajarkan pada PDD ini adalah program studi
Teknologi Kimia Industri yang berkonsentrasi pada Teknologi Produksi
dan Pengolahan Garam
Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh pada saat kuliah ke
dalam dunia kerja, maka dilakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.
Cheetham Garam Indonesia dengan judul Proses Pengeringan Garam
Menggunakan Rotary Dryer pada PT. Cheetham Garam Indonesia

Praktek Kerja Lapangan ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan


agar dapat lulus dari Akademi Komunitas Negeri Nagekeo.
2. Tujuan
a. Mengetahui
proses
pengeringan
garam

dengan

menggunakan alat rotary dryer pada PT. Cheetham Garam


Indonesia di Cilegon - Banten
b. Mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh dalam proses
pengeringan garam dengan menggunakan rotary dryer pada
PT. Cheetham Garam Indonesia
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Adapun ruang lingkup pembahasan laporan PKL ini adalah :
1. Bagaimana proses pengeringan garam dengan menggunakan
alat rotary dryer pada PT. Cheetham Garam Indonesia di
Cilegon Banten ?
2. Variabel-variabel apakah yang berpengaruh dalam proses
pengeringan garam dengan menggunakan rotary dryer pada
PT. Cheetham Garam Indonesia ?
C. Prosedur Dan Metode Kerja
1. Prosedur Kerja
Dalam melakukan penulisan tentang Proses
Pengeringan Garam Menggunakan Rotary Dryer PT.
Cheetham garam Indonesia, Cilegon - Banten, penulis
melakukan pengamatan selama kurang lebih 2 minggu PT.
Cheetham Garam Indonesia di Cilegon Banten
Kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan PT.
Cheetham Garam Indonesia sangat tertib dan teratur.
Ketentuan jam kerja karyawan PT. Cheetham Garam
Indonesia yakni dimulai dengan masuk kerja pada pukul
07.00 12.00 WIB, dan istirahat selama 1 jam lalu
dilanjutkan pukul 13.00 - 17.00 WIB.
2. Metode Kerja
Pengambilan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Pengumpulan data secara langsung atau primer
1. Observasi atau Pengamatan

Pengamatan langsung tentang proses pengeringan garam dengan


menggunakan rotary dryer pada PT. Cheetham Garam Indonesia,
Cilegon - Banten
2. Wawancara
Meliputi kegiatan tatap muka dan tanya jawab langsung dengan
pihak-pihak dari PT. Cheetham Garam Indonesia yang berkaitan
dengan proses pengeringan garam menggunakan alat rotary dryer,
guna mengetahui segala hal yang diperlukan untuk menulis Tugas
Akhir ini
3. Praktek Kerja Lapangan
Meliputi kegiatan berpartisipasi atau terjun langsung ke PT.
Cheetham Garam Indonesia di Cilegon - Banten
b. Pengumpulan data secara tidak langsung atau sekunder
1. Studi Pustaka,
Mencari sumber pustaka yang terdapat pada PT. Cheetham Garam
Indonesia berupa buku-buku, laporan, dan jurnal yang berkaitan
dengan proses pengeringan garam dengan menggunakan rotary dryer
2. Dokumentasi,
Adalah pengambilan data atau hasil-hasil yang berkaitan dengan
rumusan masalah tugas akhir selama proses Praktek Kerja Lapangan.

D. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penulisan Makalah ini, penulis membuat
sistematika dalam 3 Bab yaitu:
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang dasar tujuan penulisan, ruang lingkup pembahasan,
prosedur data dan metode kerja, dan sistematika penulisan
Bab II : Landasan Teori
Bab ini menjelaskan tentang pengertian garam, jenis dan kegunaan garam, dan
proses pengeringan
Bab III: Deskripsi PT. Cheetham Garam Flores Indonesia Indonesia
Bab ini berisi tentang deskripsi PT. Cheetham Garam Indonesia, mencakup:
sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi PT. Cheetham Garam
Indonesia, uraian tugas di PT. Cheetham Garam Indonesia
Bab IV : Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang cara pengoperasian rotary dryer, proses pengeringan
garam dengan menggunakan rotary dryer dan variabel-variabel yang
berpengaruh dalam proses pengeringan garam dengan rotary dryer pada PT.
Cheetham Garam Indonesia, Cilegon - Banten
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil Praktek Kerja Lapangan dengan
masalah yang penulis rumuskan, serta saran-saran yang penulis berikan untuk
lebih memaksimalkan kinerja sistem baru.
Daftar Pustaka
5

Daftar pusataka ini berisi tentang judul dan alamat artikel-artikel yang terkait
dalam laporan ini

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Garam
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion
negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan).
Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Larutan garam dalam air
merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik. Cairan dalam tubuh makhluk hidup mengandung larutan garam,
misalnya sitoplasma dan darah.
Garam natrium klorida adalah salah satu jenis garam yang berguna bagi
kehidupan mahluk hidup dalam jumlah kecil, tetapi bisa berbahaya jika
digunakan dalam skala yang berlebihan. Garam adalah salah satu bumbu
makanan yang paling tua, yang telah digunakan oleh nenek moyang
kita. Penggaraman merupakan metode penting dalam pengawetan makanan.
Garam juga merupakan satu komposisi kimia yang berupaya untuk
dijadikan sebagai bahan dagangan. ini adalah karena garam pada masa kini
merupakan satu bahan yang amat diperlukan sama ada digunakan dalam
bidang perobatan, pertanian maupun dalam bidang pembuatan makanan.

B. Jenis dan Kegunaan Garam


1. Garam Industri
Garam industri yaitu jenis garam dengan kadar
NaCl sebesar 97% dengan kandungan impurities (sulfat,

magnesium dan kalsium serta kotoran lainnya) yang


sangat kecil. Kegunaan garam industri antara lain untuk
industri

perminyakan,

pembuatan

soda

dan

chlor,

penyamakan kulit dan pharmaceutical salt.


2. Garam Konsumsi
Garam konsumsi merupakan jenis garam dengan
kadar NaCl sebesar 97% atas dasar bahan kering (dry
basis), kandungan impuritis (sulfat, magnesium dan
kalsium) sebesar 2%, dan kotoran lainnya (lumpur, pasir)
sebesar 1% serta kadar air maksimal sebesar 7%.
Kelompok kebutuhan garam konsumsi antara lain untuk
konsumsi rumah tangga, industri makanan, industri
minyak goreng, industri pengasinan dan pengawaten ikan
.
3. Garam Pengawetan
Jenis garam ini biasa ditambahkan pada proses
pengolahan pangan

tertentu. Penambahan garam

tersebut bertujuan untuk mendapatkan kondisi

tertentu

yang memungkinkan enzim atau mikroorganisme yang


tahan garam (halotoleran) bereaksi menghasilkan produk
makanan dengan karakteristik tertentu. Kadar garam yang
tinggi menyebabkan mikroorganisme yang tidak tahan
terhadap

garam

akan

mati.

Kondisi

selektif

ini

memungkinkan mikroorganisme yang tahan garam dapat


tumbuh. Pada kondisi tertentu penambahan garam
berfungsi mengawetkan karena kadar garam yang tinggi
menghasilkan tekanan osmotik yang tinggi dan aktivitas
air rendah. Kondisi ekstrim ini menyebabkan kebanyakan
mikroorganisme tidak dapat hidup. Pengolahan dengan
garam biasanya merupakan kombinasi dengan pengolahan
yang lain seperti fermentasi dan enzimatis. Contoh
pengolahan pangan dengan garam adalah pengolahan acar

(pickle), pembuatan kecap ikan, pembuatan daging kering,


dan pembuatan keju.
4. Garam Dapur
Garam dapur/laut dibuat melalui penguapan air laut,
dengan proses

sederhana dan meninggalkan

sejumlah mineral dan elemen lainnya

(tergantung

sumber air). Jumlah mineral yang tidak signifikan


menambah cita rasa dan warna pada garam laut. Sehingga,
tekstur garam laut di pasaran lebih bervariasi. Beberapa
diantaranya lebih kasar, namun ada juga yang lebih halus.
Garam jenis ini mengandung 0,0016% yodium.
Komposisi rata-rata garam dapur (menurut standar SNI) yaitu:
1) NaCl minimal 94,9%
2) Air (H2O) maksimal 5%
3) Iodium maksimal 30-80 mg /kg sebagai KIO3
4) Fe2O3 maksimal 100 mg/kg
5) Ca dan Mg maksimal 1% dihitung sebagai Ca
6) SO4 maksimal 2%
7) Bagian yang tidak larut dalam air maksimal 0,5%
Ciri-ciri garam dapur :
a) Garam dapur dibuat melalui proses sederhana dari penguapan atau
evaporasi air laut, sehingga dianggap sebagai garam yang paling
alamiah dengan tekstur yang lebih kasar.
b) Mengandung yodium dalam jumlah yang sedikit.
5. Garam Meja
Berbeda dengan garam laut, garam meja ditambang
dari cadangan garam di bawah tanah. Proses pembuatan
garam meja lebih berat untuk menghilangkan mineral dan
biasanya

mengandung

aditif

untuk

mencegah

penggumpalan. Kebanyakan dari garam meja di pasaran


telah ditambahkan yodium, nutrisi penting yang terjadi
secara alami dalam jumlah kecil dalam garam laut. Garam
ini bebas yodium, Mg, Ca dan K.
Ciri-ciri garam meja:
Garam meja merupakan hasil tambang dari dalam tanah, dan
diproses secara lebih rumit untuk menghilangkan mineral lain yang ikut
dalam proses penambangan tersebut. Teksturnya lebih halus sehingga lebih
9

mudah larut dalam air, biasanya diberi tambahan zat adiktif untuk
mencegah penggumpalan dan tambahan zat gizi lain agar komposisinya
menyerupai garam air laut.

C. Proses Pengeringan
1. Pengertian pengeringan
Pengeringan adalah proses pengeluaran air atau pemisahan air
dalam jumlah yang relatif kecil dari suatu bahan dengan menggunakan
energi panas. Hasil dari proses pengeringan adalah bahan kering yang
memiliki kadar air yang kecil dan aman dari pertumbuhan mikrobiologis.
Pengertian proses pengeringan berbeda dengan proses penguapan
(evaporasi). Proses penguapan / evaporasi adalah proses pemisahan uap
air dalam bentuk murni atau dari suatu campuran berupa larutan (cairan)
yang mengandung air dalam jumlah relatif banyak. Pengeringan
merupakan salah satu proses pengolahan pangan. Tujuan dari proses
pengeringan adalah untuk menurunkan kadar air bahan sehingga bahan
menjadi lebih awet, mengecilkan volume bahan sehingga memudahkan
dan menghemat biaya pengangkutan, pengemasan dan penyimpanan.
Meski demikian ada kerugian yang ditimbulkan selama pengeringan
yaitu terjadi perubahan sifat fisik dan kimiawi bahan serta terjadinya
penurunan mutu bahan (Dr. Rachmawan Obin. 2001)
2. Prinsip dasar pengeringan
Proses

pengeringan

pada

prinsipnya

menyangkut

proses

perpindahan panas dan perpindahan massa yang terjadi secara


bersamaan. Proses awal dimana panas harus ditransfer dari medium
pemanas ke bahan, setelah terjadinya penguapan air, uap air yang
terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium

10

sekitarnya. Proses ini menyangkut aliran fluida dimana cairan harus


ditransfer melalui struktur bahan selama proses pengeringan berlangsung.
Sehingga panas harus disediakan untuk menguapkan air dan air harus di
difusi melalui berbagai macam tahanan agar dapat lepas dari bahan dan
berbentuk uap air yang bebas. Makin tinggi suhu dan kecepatan aliran
udara pengeringan maka makin cepat pula proses pengeringan
berlangsung. Makin tinggi suhu udara pengeringan, makin besar energi
panas yang dibawa udara sehingga makin banyak masa cairan yang
diuapkan dari permukaan bahan yang dikeringkan. Pada pengeringan
dengan menggunakan alat umumnya terdiri dari tenaga penggerak, kipas,
unit pemanas, dan alat kontrol. Sebagai sumber tenaga untuk
mengalirkan udara dapat digunakan motor bakar atau motor listrik.
Sumber energi yang dapat digunakan pada unit pemanas adalah gas,
minyak bumi, batu bara dan elemen pemanas listrik. Lama proses
pengeringan tergantung pada bahan yang di keringkan dan cara
pemanasan yang digunakan.
Pada dasarnya pengeringan pada skala industri terdiri dari dua
prinsip dasar yaitu pengeringan langsung dan pengeringan tidak
langsung. Pengeringan secara langsung merupakan proses pengeringan
bahan dimana bahan yang akan dikeringkan selama proses pengeringan
langsung dikenai panas tanpa medium tertentu, sedangkan proses
pengeringan secara tidak langsung merupakan proses pengeringan buatan
dimana proses pengeringannya panas yang digunakan dialirkan pada
medium tertentu.
3. Alat Rotary Dryer yang digunakan dalam Pengeringan
Pengering rotary dryer digunakan untuk mengeringkan bahan yang
berbentuk bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran besar.
Rotary dryer bekerja menggunakan aliran panas yang mengalir dimana
tidak terjadi kontak langsung dengan bahan yang akan dikeringkan.

11

Pada pengering rotary dryer pemasukan dan pengeluaran bahan


terjadi secara otomatis dan berkesinambungan akibat gerakan vibrator,
lubang umpan, gerakan berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas yang
digunakan dapat berasal dari uap listrik, batubara, minyak tanah, dan gas.
Proses pengeringan dengan rotary dryer dilakukan 2 sistem, yakni
co current dan counter current

Gambar 1. Rotary Dryer


Untuk memperoleh hasil pengeringan yang baik selain ditentukan
oleh suhu dan putaran mesin juga ditentukan oleh kapasitas mesin
pengering. Kapasitas per batch mesin pengering ditentukan oleh diameter
mesin itu.
Disamping berdasarkan pertimbangan ekonomi, pemilihan alat
pengering ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Kondisi bahan yang dikeringkan

12

2. Jenis cairan yang terkandung dalam bahan yang dikeringkan


3. Kapasitas bahan yang dikeringkan
4. Operasi secara kontinu atau tidak kontinu
(Bernasconi, G, 1995).
Pada proses pengeringan selalu diinginkan kecepatan pengeringan
yang selalu maksimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha-usaha
mempercepat pindah panas dan pindah massa (pindah massa dalam hal ini
perpindahan air dari bahan) yang dikeringkan dalam proses pengeringan
tersebut. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk memperoleh
kecepatan pengeringan maksimum, yaitu:
1. Luas permukaan
Semakin luas permukaan, maka bahan yang dikeringkan akan
semakin cepat menjadi kering.
2. Suhu
Semakin besar perbedaan suhu(antara medium pemanas dengan bahan
yang dikeringkan), maka akan semakin cepat proses pindah panas
berlangsung sehingga mengakibatkan proses penguapan semakin
cepat pula.
3. Kecepatan udara
Umumnya udara yang bergerak akan lebih banyak mengambil uap air
dari permukaan bahan yang dikeringkan.
4. Kelembaban udara

13

Semakin lembab udara di dalam ruang pengering dan sekitarnya,


maka akan semakin lama proses pengeringan berlangsung, begitu juga
sebaliknya.
5. Waktu
Semakin lama waktu (batas tertentu) pengeringan, maka semakin
cepat proses pengeringan selesai. Dalam pengeringan diterapkan
konsep HTST (High Temperature Short Time), short time dapat
menekan biaya pengeringan. (Rohanah, A. , 2006)

14

BAB III
DESKRIPSI PT. CHEETHAM GARAM INDONESIA
A. Subyek, Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktik
1. Subyek, Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktek
a. Subyek Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) Proses Analisa Laboratorium dan
Proses Pengolahan Garam Konsunsi dan Garam Industri pada PT.
Cheetham Garam Indonesia (CGI)
b.

Lokasi Praktek :
Lokasi Cilegon Banten Jawa Barat

c.

Nama Perusahaan :
PT. CHEETHAM GARAM INDONESIA ( CGI )

d. Alamat Perusahaan :
Head Office and Factory
Jalan Australia I Kav. 1.3 No. 01
Kawasan Industri KIEC Kotasari Grogol - Banten 42443
Phone : (0254) 310317 (Hunting), Fax : (0254) 387023 Jakarta
B. Sejarah, Visi dan Misi Perusahaan
1. Sejaran PT. Cheetham Garam Indonesia
Cheetham Salt adalah perusahaan garam di Australia yang didirikan oleh
Richard Cheetham di Geelong Victoria pada tahun 1888. Tujuan didirikannya
perusahaan ini untuk memenuhi kebutuhan pasar di Australia dan Asia. Saat ini
Cheetham salt memiliki 6 ladang dan 4 pabrik pengolahan di seluruh Australia
dengan kapasitas produksi 800.000 ton pertahun. Dengan ladang garam dan
fasilitas yang ada, Cheetham Salt dapat menyediakan garam untuk semua
kebutuhan, mulai dari garam meja sampai dengan garam industri.

15

PT. Cheetham Garam Indonesia merupakan perusahaan milik asing yang


dimiliki oleh Cheetham salt Australia. PT. Cheetham Garam Indonesia
merupakan pengembangan bisnis Cheetham Salt untuk wilayah Asia Tenggara.
PT. Cheetham Garam Indonesia didirikan

pada tahun 1989 dan mulai

beroperasi tahun 2000. Tujuan didirikannya PT. Cheetham Garam Indonesia


untuk memenuhi kebutuhan garam di Indonesia dan wilayah Asia Tenggara
terutama untuk kebutuhan industri. PT. Cheetham Garam Indonesia berlokasi
di Jl. Australia 1 kavling 1.3 No. 1 Krakatau Industrial Estate Cilegon
Banten. Kapasitas produksi saat ini (2014) adalah 80.000 ton per tahun.
Jenis produk yang dihasilkan adalah:
a. Dry product
b. Screen product
c. Wet ( crude dan crush) product
d. Brine
Produk utama garam yang diproduksi oleh PT. Cheetham Garam Indonesia
adalah industri makanan, industri kimia, oil company, tekstil dan lain lain.
Sebagai komitmen dalam mempertahankan kualitas PT. Cheetham Garam
Indonesia sudah menerapkan sistem keamanan pangan ( ISO 22000), Standar
Nasional Indonesia (SNI) garam konsumsi beryodium dan sistem jaminan
halal.

Di

samping

memperhatikan

kualitas

dan

keamanan

produk,

PT.Cheetham Garam Indonesia juga berkomitmen untuk keselamatan dan


kesehatan kerja.

Sebagai bagian dari visi PT. Cheetham Salt untuk

menjadi penyedia utama produk bernilai tambah garam surya. PT. Cheetham
terus berinvestasi dan membentuk kemitraan dengan perusahaan perusahaan di
seluruh Australia dan luar Negeri. Perusahaan Asosiasi PT. Cheetham meliputi
salpak, western salt revinery di Australia Barat, dominon salt dan cerobos
skellerup di Selandia Baru.

PT. Cheetham Salt berkomitmen pada

nilai-nilai perusahaan yang di miliki yaitu kerjasama, akuntabilitasi, integritas,


keamanan dan komitmen pelanggan. Dengan merangkul nilai-nilai tersebut dan
beroperasi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan, pelanggan PT.

16

Cheetham pastikan semua bahan produknya memenuhi standar internasional


untuk jaminan kualitas.
2. Visi dan Misi PT. Cheetham Garam Indonesia
a. Visi : Menjadi penyedia utama garam Indonesia
b. Misi :
1. Fokus Pada Pelanggan
Menciptakan nilai lebih dimata pelanggan untuk meningkatkan
hubungan baik demi kelangsungan bisnis
2. Selalu Terus Meningkatkan Kualitas
Sadar biaya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan di semua
sector usaha
3. Sumber Daya Manusia
Memiliki budaya dan sumber daya manusia yang berkualitas
untuk melaksanakan strategi bisnis
4. Berkelanjutan
Memastikan bahwa bisnis dapat bertahan didalam persaingan
5. Bertumbuh
Mendorong pertumbuhan yang menguntungkan untuk perusahaan
dengan fokus jauh kedepan
3. Pemimpin pada perusahan Cheetam Garam Indonesia
Lembaga pada perusahaan Cheetham Garam Indonesia yaitu dipimpin
oleh Presiden Direktur Arthur Tanudjaja dan pembinaan sumber daya manusia
adalah Susianingsih sebagai Management Representative dan Pande K.
Sutabuana sebagai Plant Manager.
4. Perkembangan lingkup usaha dari sejak berdirinya perusahan tersebut sampai
sekarang meliputi bidang keuangan, pemasaran dan organisasi, tidak ada
masalah pada semua bidang dan berjalan dengan baik.
5. Prestasi-prestasi yang pernah dicapai (penghargaan yang pernah diterima, baik
dari pemerintah maupun dari lembaga swasta) :
PT. Cheetham Garam Indonesia mendapat ISO 22000 Jakarta, Juli 2014
PT.Cheetham Garam Indonesia (CGI), pemimpin industri garam di Jawa Barat,
telah menerima sertifikasi ISO 22000 dari PT. DQS Sertifikasi Indonesia.DQSUL Group adalah salah satu lembaga sertifikasi terkemuka untuk sistem
manajemen di seluruh dunia dan ISO 22000 adalah standarisasi Internasional
yang dirancang untuk memastikan rantai pasokan makanan yang aman.
C. Struktur Organisasi PT. Cheetham Garam Indonesia

17

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antar tiap bagian
serta posisi yang ada pada perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional
untuk mencapai tujuan.
Struktur organisai dalam PT. Cheetham Garam Indonesia sebagai berikut :

18

19

20

Gambar 2 : Struktur Organisasi PT. Cheetham Garam Indonesia

Mtc. Spv

Dodi/Iwan

21

D. Uraian Tugas Personalia


Untuk setiap jabatan dan kedudukan akan mempunyai tugas dan fungsi
yang berbeda-beda, maka disusunlah pembagian kerja sebagai berikut :
Tabel 1. Uraian Tugas dan Fungsi Personalia
No
Jabatan
1
Presiden
2

Tugas dan Fungsi


Memimpin perusahaan dan bertanggung jawab penuh

Direktur
Sistem

terhadap seluruh kegiatan perusahaan.


Merencanakan, mengkoordinasi, mengarahkan, serta

manajemen

mengevaluasi

representative

pengawasan dan penerapan sistem manajemen mutu,

pelaksanaan

kegiatan

pengembangan,

keselamatan, keamanan, kesehatan dan keselamatan


3

Executive
assistant

kerja, dan lindungan lingkungan.


Mengatur jadwal untuk supervisor
Aktif memantau dan mengawasi kegiatan semua fungsi
dalam sebuah departemen di perusahaan sehingga semua
target-target dalam departemen tercapai.
Menyiapkan keperluan meeting baik internal maupun
eksternal (dengan client).
Membuat minutes meeting.
Mengurus akomodasi, transportasi dan tiket untuk
perjalanan superiornya.
Menyelenggarakan kegiatan filling, bagi hard copy

Project

maupun soft copy.


Bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan yang
berua kebutuhan tugas, kebutuhan team dan kebutuhan
individual.
Penghubung antara strategi dan team serta berperan
dalam perkembangan bisnis dan keberlangsungan hidup
perusahaan menjadi lebih strategis.

Lanjutan tabel uraian tugas personalia


No

Jabatan

Tugas dan Fungsi

22

Purchasing

Membuat laporan pembelian dan pengeluaran (inventory,


material dan lain-lain).
Melakukan pengelolaan pengadaan barang melalui
perencanaan secara sistematis dan terkontrol.
Melakukan pemilihan/ seleksi rekanan pengadaan sesuai
kriteria perusahaan.
Bekerjasama dengan

departemen

terkait

untuk

menghasilkan kelancaran operasional perusahaan.


Memastikan kesediaan barang/ material melalui
6

HRD (Human

mekanisme audit atau control stock, dan lain-lain.


Bertanggung jawab di dalam pengelolaan

Resources

pengembangan sumber daya manusia, yaitu dalam hal

Development)

pelaksanaan dan pengawasan kegiatan sumbe daya

dan

manusia, termasuk pengembangan kualitasnya dengan


berpedoman pada kebijaksanaannya dan prosedur yang
berlaku di perusahaan.
Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengawasan
dan melaksanakan evaluasi terhadap jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Melakukan seleksi, promosi, transferring,

demosi

terhadap karyawan yang dianggap perlu.


Melaksanakan kegiatan-kegiatan pembinaan, pelatihan
dan

kegiatan

lain

yang

berhubungan

dengan

pengembangan mental, keterampilan dan pengetahuan


karyawan sesuai dengan standar perusahaan.
Bertanggung jawab terhadap kegiatan yang berhubungan
dengan rekapitulasi absensi karyawan, perhitungan gaji,
tunjangan dan bonus

Lanjutan tabel uraian tugas personalia


No
Jabatan
7
GA (General
Affair)

Tugas dan Fungsi


Mendukung seluruh kegiatan operasional kantor dengan
melakukan

proses

pengadaan

seluruh

peralatan

kebutuhan kerja (seperti : ATK, computer, meja kerja,


23

AC dan seterusnya), maupun sarana atau fasilitas


penunjang lain.
Melakukan analisis kebutuhan anggaran atas pengadaan
dan pemeliharaan seluruh fasilitas dan sarana penunjang
aktivitas kantor untuk kemudian diajukan kepada bagian
keuangan dan manajemen perusahaan untuk dianggarkan
dan disetujui.
Membina hubungan dengan para vendor atau supplier
barang dan jasa, fasilitas/ prasarana kantor serta
membantu dalam menangani complain atas vendor/
supplier termasuk tindak lanjut atas penanganan nota
pembayaran/ invoice,

maupun kontrak kerja dengan

pihak terkait.
Membuat, menjalankan dan mengembangkan sistem
kerja/ prosedur atas pengadaan dan pemeriksaan fasilitas
penunjang kerja.
Melakukan survey tingkat kepuasan atas pelayanan yang
diberikan

kepada

seluruh

karyawan/

unit

dalam

perusahaan untuk tujuan peningkatan kualitas/ mutu,


ketetapan dan kecepatan pelayanan yang diberikan.
Menyiapkan laporan bulanan untuk keperluan rapat
anggaran, laporan keuangan atas aset dan beban biaya
kantor.

Lanjutan tabel tugas personalia


No
Jabatan
8
Finance
Manager

Tugas dan Fungsi


Menetapkan struktur keuangan entitas, yaitu menerapkan
kebutuhan entitias akan dana untuk sekarang (modal
jangka pendek) dan masa depan (keperluan investasi
jangka panjang) dan menetapkan sumber dana yang dapat
menutup kebutuhan-kebutuhan itu secara sehat.

24

Mengalokasikan dana sedemikian rupa agar dapat


memperoleh tingkat efisiensi akan profitabilitas yang
optimal.
Mengendalikan

keuangan

perusahaan

dengan

mengadakan sistem dan prosedur yang dapat mencegah


penyimpangan dan mengambil langkah perbaikan jika
terjadi penyimpangan di dalam pelaksanaan usaha dan
9.

Sales

mempengaruhi struktur keuangan dan alokasi dana.


Merencanakan, mengontrol dan mengkoordinasi proses

Manager

penjualan dan pemasaran bersama sales (S) dan


marketing (M) supervisor (S), untuk mencapai target
penjualan dan mengembangkan pemasaran secara efektif

10.

Bussines

dan efisien.
Bussines Analyst

Analyst

sebuah organisasi atau perusahaan maupun instansi

adalah seorang yang menganalisis

secara (nyata atau hipotesis) dan mendesain proses dan


sistem, menilai model bisnis, mengintegrasikannya
dengan teknologi. Tugas seorang Bussines Analystadalah
memahami struktur, kebijakan dan operasi dari suatu
organisasi, dan untuk menrekomendasikan solusi yang
memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuannya.

Lanjutan tabel tugas personalia


No
Jabatan
11. Plant

12.

Tugas dan Fungsi


Plant Manager bertanggung jawab atas seluruh kegiatan

Manager

pabrik ( produksi, logistik dan distribusi) untuk

(manejer

pencapaian target perusahaan.

pabrik)
Human

Menyiapkan berbagai infrastruktur yang diperlukan

Resources

dalam pelaksanaan program pengembangan dan sumber

25

Specialist

daya manusia, guna mendukung kelancaran kegiatan


bisnis dan mencapai tujuan perusahaan.
Menyiapkan leadership dan development program dalam
kerangka jangka panjang.
Mengumpulkan, menginterpretasikan dan menyiapkan
data untuk keperluan pengembangan laporan dan
rekomendasi.

26

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Cara pengoperasian rotary dryer pada PT. Cheetham Garam
Indonesia Indonesia
Proses awal yang dilakukan untuk pada pengeringan garam dengan rotary
dryer adalah cuci dan bersihkan mesin dryer sebelum dijalankan, tujuannya
agar kerak yang menempel di dinding drier lepas dan tidak ikut tergiling pada
saat di crusher, kemudian panaskan mesin dryer sampai mencapai suhu ruang
400C setelah panas mesin dryer sudah cukup masukkan garam yang akan
dikeringkan kedalam mesin dryer. Putar mesin drier 360C selama lebih
kurang 20 menit, garam yang dimasukkan kedalam rotary dryer akan berputar
kemudian bersamaan dengan itu aliran panas mengalir dan kontak dengan
garam. didalam rotary dryer yang berputar terjadi gerakan pengangkatan bahan
dan menjatuhkannya dari atas kebawah sehingga kumpulan garam basah yang
menempel tersebut tersebut terpisah dan proses pengeringan bisa berjalan
lebih efektif. selain itu garam akan bergerak dari bagian ujung dryer keluar
menuju bagian ujung lainnya akibat kemiringan rotary. ketika garam telah
kering (suhu garam antara 100-110 oC) ditransfer dengan bucket elevator
untuk di giling ke mesin crusher. Sumber panas didapatkan dari gas yang
diubah menjadi uap panas dengan cara pembakaran batu bara

27

B. Proses pengeringan garam dengan menggunakan alat rotary dryer pada


PT. Cheetham Garam Indonesia
Raw Material
Screw

Bucket Elevator
Crusher

Bucket Elevator

Screw Conveyor I
Screening

Silo

Belt Conveyor

Screw Conveyor I

Rotary Dryer

Screw Conveyor II

bagging

Hopper bagging

Fungsi peralatan produksi garam :


1. Screw untuk memasukkan bahan baku
2. Bucket elevactor untuk menaikkan bahan baku ke tempat yang lebih
tinggi
3. Screw conveyor I untuk mentransfer bahan baku
4. Screw conveyor II untuk mentransfer bahan baku sekaligus mencampur
bahan baku dengan bahan tambahan seperti yodium dan atau anti cacking
5. Rotary dryer untuk mengeringkan bahan baku
6. Belt Converyor untuk mentransfer bahan baku yang telah dikeringkan
denga alat rotary dryer
7. Crusher untuk menghancurkan bahan baku
8. Scereening alat pengayakan/penyaringan
9. Silo untuk tempat penyimpanan sampel sementara
10. Hopper penampung bahan baku
11. Baging berfungsi untuk pengemasan.
Pada proses produksinya, raw material dimasukan ke area tipping pit
dengan menggunakan front loader 3,5 ton. Di bawah tipping pit terdapat
screw conveyor yang berfungsi untuk mentransfer garam untuk masuk ke
bucket elevator, dari screw conveyor garam ditarik dengan motor (gear box)
ke atas dengan bucket elevactor yang tingginya 8 Meter. Setelah itu

28

dipindahkan lagi ke screw conveyor dengan panjang 15 meter sampai ke area


rotary dryer dengan kecepatan screw conveyor 10,22 Rpm.
Dalam rotary dryer garam dikeringkan dengan menggunakan media
pengering udara panas dengan temperatur 1220C yang dikontakkan berlawan
arah. Panjang rotary dryer yang di gunakan di PT. Cheetham garam Indonesia
adalah 10 meter, dengan diameter 2 meter, kecepatan putaran sumbu rotary
dryer berkisar 75 Rpm, dengan suhu awal rotary dryer 400C. Media yang
digunakan untuk menurunkan kadar air adalah udara panas dengan suhu 122C
dengan suhu keluar 59C - 70C. Energi udara panas yang masuk ke dalam
rotary dryer adalah 14.000 Rpm.
Garam yang keluar dari rotary dryer pada suhu 59700C dengan
kandungan air garam Australia 0,06-0,1% dan garam lokal 0,2-0,5% setelah
itu, butiran garam diangkut menggunakan belt conveyor

kemudian

dipindahkan ke screw conveyor, lalu dinaikkan ke atas dengan menggunakan


bucket elevator setinggi 30 meter untuk masuk ke dalam crusher. Di mesin
crusher garam kering digiling/dihancurkan lalu turun ke mesin screening
untuk mengayak butiran garam yang telah digiling sesuai dengan partikel size
yang dibutuhkan. Garam hasil ayakan dimasukkan ke silo yang berfungsi
untuk menampung produk pada saat sebelum dikantongi/dibagging, yang
terdiri dari beberapa silo yang mempunyai ukuran (mesh) yang berbeda-beda
sesuai dengan permintaan konsumen. Dari silo garam akan di hantar ke
hopper bagging dengan menggunakan screw conveyor. Bila diperlukan, bahan
penambah seperti anti cacking dan yodium akan di tambahkan dan di
campurkan pada saat garam memasuki screw conveyor di tahap ini.
Kemudian garam di tampung di hopper bagging dan siap di kemas di bagian
bagging

Tabel 2. Perbedaan Kadar Air Garam Australia dan Garan Lokal

29

Perbedaan Kadar Air Garam Australia dan Garam Lokal


Kadar air sebelum di
Kadar air sesudah di
Jenis Garam
panaskan
panaskan
di Rotary Dryer

di Rotary Dryer

Garam
Australia

2 2,5 %

0,006 0,01 %

Garam
Lokal

6 10 %

0,2 0,5 %

C. Variabel-variabel yang berpengaruh dalam proses pengeringan garam


dengan menggunakan rotary dryer

30

Anda mungkin juga menyukai